PEDOMAN PENGELOLAAN KEGIATAN HIBAH...
Transcript of PEDOMAN PENGELOLAAN KEGIATAN HIBAH...
BAPPENAS
Transparansi, Keselarasan, Kepemilikan,Harmonisasi dan Akuntabilitas
PMIG
2009
PEDOMAN PENGELOLAAN KEGIATAN HIBAH UNDP
PROJECT MANAGEMENT IMPLEMENTATION GUIDELINE
PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN KEGIATAN HIBAH UNDP
(Project Management Implementation Guideline - PMIG)
Versi 1
2009
Disusun bersama oleh
Kementerian Negara PPN/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(BAPPENAS)
dan
United Nations Development Programme
Indonesia
Direktorat Pendanaan Luar Negeri Multilateral
Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional / Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (BAPPENAS)
“Transparansi, Keselarasan, Kepemilikan,
Harmonisasi dan Akuntabilitas”
PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN KEGIATAN HIBAH UNDP
(Project Management Implementation Guideline – PMIG)
Diterbitkan oleh Direktorat Pendanaan Luar Negeri Multilateral Bappenas
ISBN: 978-602-95100-0-3
Cetakan pertama September 2009
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Penanggung Jawab : Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan
Koordinator : Direktur Pendanaan Luar Negeri Multilateral
Tim Penyusun :
Ade Kuswoyo, Justin Shone,AgustinArry Yanna, Indra Maizir, LukasAdhyakso, Saito Nainggolan, Miranda
Tahalele, Gi-Soon Song, Handoko,Angger Wibowo, Bakhtiyor Kamraev.
Kontributor :
Bappenas: Syafril Basir, Yan P. Pangaribuan, Zaenal Arifin, Kuswiyanto,Samsul Widodo, Tati Lies Aryati,
Sugeng Wahyu Hendarto. Departemen Keuangan: Rinardi Rusman, Zandy Akbar, Naseer, Adrian Coto,
Dodi Rahdiana, Yusdhani Siregar, Muhamad Yusuf, Sudarmanto, Hageng Suryo Nugroho, Sumaryanti,
Masyar Resmawan, Ferry Irawan, Sofyan Helmi. Sekretariat Negara: Widi Prasetyo, Netty
Trenggonowati. Departemen Luar Negeri: Sutadi. Departemen Hukum dan HAM: Bambang S,
Prabowo, Iwan Rustiawan. LKPP: Ikak Patriastomo. UNDP: Kristanto Sinandang, David Smith, Teuku
Rahmatsyah, Imelda, Aris Harnanto, Florentina Madar,Ali Sani Uyara, May Hendarmini.
Editor dan Layout :
Egi B. Suarga
Direktorat Pendanaan Luar Negeri Multilateral
Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional / Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (BAPPENAS)
Jl. Taman Suropati no. 2
Jakarta Pusat 10310
Telp : (021) 3160159
Fax : (021) 31934203
http://www.bappenas.go.id
KATA PENGANTAR
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Kegiatan Hibah UNDP (Project
Management Implementation Guideline-PMIG) disusun dibawah koordinasi
Kementerian Negara PPN/ Bappenas bekerjasama dengan UNDP. PMIG
berisi penjelasan mengenai mekanisme dan kebutuhan minimal yang
diperlukan dalam rangka pelaksanaan kegiatan hibah UNDP. PMIG
merupakan adaptasi peraturan yang berlaku di Indonesia dengan prosedur
dan kebijakan yang berlaku di UNDP (UNDP Programme and Operations
Policies and Procedures-POPP).
Penyusunan PMIG merupakan salah satu langkah Pemerintah dalam
melaksanakan agenda Komitmen Jakarta yang telah ditandatangani pada
tanggal 12 Januari 2009 dengan mengikuti prinsip-prinsip dan semangat
Deklarasi Paris, yaitu: Kepemilikan, Harmonisasi, Efisiensi, Efektivitas,
Keterbukaan, Kompetisi, Transparansi, Kesetaraan dan Akuntabilitas. PMIG
akan menjadi sarana bagi Pemerintah Indonesia dan UNDP untuk
mengoptimalkan pelaksanaan kerjasama dalam rangka pengurangan
kemiskinan, pembangunan kapasitas sumber daya manusia dan
kelembagaan, penguatan tata pemerintahan, serta percepatan pencapaian
target MDGs.
PMIG diharapkan dapat menjadi pedoman bagi pelaksanan program
dan kegiatan serta memastikan seluruh aktivitas dapat dilaksanakan secara
efisien dan efektif. Ruang lingkup PMIG melingkupi mekanisme
perencanaan dan pengusulan kegiatan, organisasi dan kelembagaan,
pengadministrasian dana hibah, pelaporan, pemantauan dan evaluasi serta
audit, dan penutupan kegiatan.
Bappenas dan UNDP akan membentuk tim review yang bertugas
melakukan review terhadap PMIG secara berkala, untuk mengakomodasi
perubahan kebijakan dan prosedur baik dari Pemerintah Indonesia maupun
UNDP. Proses review akan melibatkan seluruh pihak yang terkait melalui
suatu proses partisipatif. Dengan demikian, diharapkan PMIG dapat
menjadi living document yang akan mengakomodasi perubahan kondisi dan
kebijakan terkait pengelolaan hibah luar negeri Pemerintah.
Pedoman Pelaksanaan Manajemen Proyek (PMIG)
i
Bappenas dan UNDP mengharapkan agar PMIG ini dapat
memberikan manfaat terutama dalam mendukung pelaksanaan kegiatan
dan meningkatkan kerjasama antara Pemerintah Indonesia dan UNDP. Kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam proses penyusunan PMIG, terutama perwakilan dari Departemen
Keuangan, Departemen Luar Negeri, Sekretariat Negara, Departemen
Hukum dan HAM, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah (LKPP) serta pihak-pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan
satu persatu. Kami menanti proses review selanjutnya yang akan
dilaksanakan oleh tim review PMIG setiap tahun untuk memperbaharui
dokumen ini.
Lukita Dinarsyah Tuwo
Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan
Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)
Håkan Björkman
Country Director
United Nations Development Programme (UNDP)
Indonesia
Pedoman Pelaksanaan Manajemen Proyek (PMIG)
ii
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH
APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
ATLAS Piranti lunak (software) yang digunakan oleh UNDP,
memuat data-data resmi UNDP
AWP Annual Work Plan
BAPPENAS Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
BPKP Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
BUMN Badan Usaha Milik Negara
BUN Bendaharan Umum Negara – dalam hal ini Menteri
Keuangan
CCF Country Cooperation Framework
CDR Combined Delivery Report
CPAP Country Programme Action Plan
CPD Country Programme Document
DIM Direct Implementation Modality
DIPA Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
DIPK Daftar Isian Pengusulan Kegiatan
DRPHLN-JM Daftar Rencana Pinjaman dan/atau Hibah Luar
Negeri–Jangka Menengah
DRPPHLN Daftar Rencana Prioritas Pinjaman dan/atau Hibah
Luar Negeri
DSA UN Daily Subsistence Allowance
FACE Funding Authorization and Certificate of Expenditure
FS Feasibility Study / Dokumen Studi Kelayakan Proyek
HACT UN Harmonized Approach for Cash Transfer
IMTA Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing
IP Implementing Partner (sebelumnya dinamakan
Executing Agency)
Keppres Keputusan Presiden
KPPN Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
LoA Letter of Agreement – Nota kesepahaman mengenai
daftar dukungan yang akan diberikan UNDP
MDGs Millennium Development Goals – Tujuan Pembangunan
Milenium
MOSS UN Minimum Operating Security Standards
MYFF Multi Year Funding Framework
Pedoman Pelaksanaan Manajemen Proyek (PMIG)
iii
NIM National Implementation Modality
NoD Notice of Disbursement
NPD National Project Director
NPPHLN Naskah Perjanjian Pinjaman dan/atau Hibah Luar
Negeri
OAI UNDP Office of Audit and Investigation (sebelumnya
dinamakan OAPR)
PA/KPA Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran
PAC Project Appraisal Committee
PB Project Board (sebelumnya dinamakan Steering
Committee atau Biro Kerjasama UNDP)
PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa
Permenneg Peraturan Menteri Negara
PHLN Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri
PIP Project Initiation Plan
Pipeline Daftar indikatif kegiatan yang akan mendapat
pembiayaan berupa pinjaman dan/atau hibah
PM Project Manager
PMIG Project Management Implementation Guideline
PMU Project Management Unit
POPP Project and Operations Policies and Procedures
PP Peraturan Pemerintah
PPK Pejabat Pembuat Komitmen
PPN Pajak Pertambahan Nilai
PSC Project Steering Committee
QWP Quarterly Work Plan
RKA-KL Rencana Kerja Anggaran – Kementerian Lembaga
RPJMD Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
RPJMN Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
RRF Project Result and Resource Framework
SHD Sustainable Human Development
SKPD Satuan Kerja Pemerintah Daerah
SMART Specific, Measurable, Achievable, Relevant and Time-
Bound
SNPK Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan
SOP Standard Operating Procedure
SP3 Surat Perintah Pembukuan / Pengesahan
ToR Terms of Reference
UNBOA United Nations Board of Auditors
Pedoman Pelaksanaan Manajemen Proyek (PMIG)
iv
UNDAF United Nations Development Framework
UNDG United Nations Development Group
UNDP United Nations Development Programme
WA Withdrawal Application
Pedoman Pelaksanaan Manajemen Proyek (PMIG)
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................. iDAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH ........................................................ iiiDAFTAR ISI ............................................................................................ viDAFTAR GAMBAR ..................................................................................viii
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................... 1
BAB 2 TAHAP PERENCANAAN KEGIATAN ............................................. 9
BAB 3 PELAKSANAAN KEGIATAN HIBAH UNDP ....................................23
1.1. Sekilas mengenai UNDP .............................................................. 21.2. Permasalahan ............................................................................. 41.3. Tujuan ........................................................................................ 51.4. Ruang Lingkup ............................................................................ 51.5. Mekanisme Review PMIG ............................................................. 61.6. Sekilas Gambaran Dokumen Pendukung .................................... 7
2.1. Pendahuluan ............................................................................... 92.2. Penyusunan Concept Note dan PIP Berdasarkan Country
Programme (CPD dan CPAP) ........................................................ 102.3. Tahap Pengusulan dan Penilaian Kegiatan ..................................112.4. Tahap Persiapan ......................................................................... 12
2.4.1. Struktur Organisasi Kegiatan ............................................132.4.2. Rencana Keuangan Kegiatan .............................................17
2.5. Harmonized Approach for Cash Transfer (HACT) ...........................182.5.1. Pelaporan untuk Kegiatan, Monitoring dan Evaluasi HACT.19
2.6. Standar Minimum Operasi Keamanan (MOSS) ............................ 202.7. UNDP Country Office Cost Recovery ............................................. 20
3.1. Start up Workshop .......................................................................233.2. Mekanisme Penarikan Dana Hibah UNDP ................................... 23
3.2.1. Ruang Lingkup dan Landasan Peraturan ...........................233.2.2. Prinsip-Prinsip Umum .......................................................243.2.3. Mekanisme Pencantuman Dana Hibah UNDP dalam DIPA..253.2.4. Pengelolaan Rekening Kegiatan ......................................... 263.2.5. Mekanisme Penarikan Dana Hibah UNDP ..........................293.2.6. Pengeluaran Kegiatan yang Tidak Dapat Dibiayai Hibah UNDP ................................................................................323.2.7. Mekanisme Pengesahan atas Realisasi Dana Hibah ...........323.2.8. UNDP Country Office Support Services ................................35
3.3. Pengadaan Barang dan Jasa ....................................................... 363.3.1. Prinsip Dasar .................................................................... 363.3.2. Pemilihan Mekanisme Pengadaan ......................................36
3.4. Mekanisme Perubahan/ Revisi Dokumen Kegiatan ......................373.5. Lain-Lain .................................................................................... 39
3.5.1. Perjalanan Dinas ...............................................................393.5.2. Permohonan Visa dan Perizinan Bagi Tenaga Ahli Asing.....393.5.3. Perpajakan ........................................................................40
Pedoman Pelaksanaan Manajemen Proyek (PMIG)
vi
BAB 4 MONITORING, PELAPORAN, EVALUASI, DAN AUDIT
BAB 5 ASET DAN PENUTUPAN PROYEK
LAMPIRAN-LAMPIRAN
................... 43
................................................ 53
4.1. Gambaran Umum ........................................................................ 434.2. Monitoring ................................................................................... 43
4.2.1. Pelaporan Triwulanan ........................................................ 454.2.2. Laporan Tahunan .............................................................. 474.2.3. Laporan Akhir .................................................................... 47
4.3. Evaluasi Kegiatan ........................................................................ 484.4. Audit ........................................................................................... 50
4.4.1. Audit Terhadap Pelaksanaan Proyek .................................. 504.4.2. Audit Internal (Internal Audit) ............................................. 514.4.3. Audit Eksternal (External Audit) ......................................... 514.4.4. HACT Assessment .............................................................. 52
5.1. Aset Kegiatan ............................................................................... 535.2. Penutupan Kegiatan .................................................................... 53
Lampiran A1. Jakarta Commitment .......................................................... 55Lampiran A2. Dokumen-Dokumen Pendukung dalam Peraturan
Pemerintah ....................................................................... 63Lampiran A3. Check List on POPP Project Management ............................ 73Lampiran A4. Example of UNDP Country Office Support Services .............. 83Lampiran A5. Daftar Lampiran B Dalam Bentuk Soft Copy (CD) .............. 87
Pedoman Pelaksanaan Manajemen Proyek (PMIG)
vii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 2.1.GAMBAR 2.2.GAMBAR 3.1.
GAMBAR 3.2.GAMBAR 3.3.GAMBAR 3.4.
GAMBAR 3.5. GAMBAR 3.6.
GAMBAR 3.7.GAMBAR 3.8.
Tahapan Perencanaan Kegiatan Hibah UNDP ..................... 10Struktur Organisasi Kegiatan .............................................. 17Mekanisme Pencantuman Kegiatan Hibah UNDP dalamDIPA ................................................................................... 25Pengelolaan Rekening Kegiatan ........................................... 26Mekanisme Setoran Tunai (Direct Cash Transfer) ................. 30Mekanisme Penggantian Pembiayaan Pendahuluan (Reimbursement) ................................................................. 30Mekanisme Pembayaran Langsung (Direct Payment) ............ 31Mekanisme Pelaksanaan Langsung (Direct Agency Implementation) .................................................................. 32Mekanisme Penarikan Dana Hibah UNDP ........................... 33Mekanisme Pengesahan Realisasi Hibah UNDP ................... 35
Pedoman Pelaksanaan Manajemen Proyek (PMIG)
viii
Pemerintah Indonesia dan mitra kerja pembangunan telah
menandatangani dokumen Komitmen Jakarta pada tanggal 12
Januari 2009 (Jakarta Commitment- Lampiran A1). Komitmen
Jakarta berisi kesepakatan untuk melaksanakan langkah-langkah bersama
bagi peningkatan efektifitas dalam pemanfaatan pinjaman/hibah luar negeri
menuju tercapainya efektifitas pembangunan nasional di Indonesia.
Penandatanganan ini menunjukkan bahwa pengelolaan pinjaman dan hibah
luar negeri (PHLN) di Indonesia semakin diperkuat sejalan dengan
kepentingan nasional. Dokumen Komitmen Jakarta ditandatangani oleh 26
mitra kerja sama pembangunan baik multilateral maupun bilateral, salah
satunya adalah UNDP yang merupakan bagian dari PBB di Indonesia.
UNDP adalah salah satu mitra Pemerintah yang menyalurkan pendanaan
dalam bentuk hibah. Sesuai dengan Country Programme Document (CPD)
periode 2006-2010, UNDP mempunyai fokus kerjasama dalam bidang tata
pemerintahan dan demokratisasi, pembangunan sumber daya manusia dan
upaya pencapaian Millennium Development Goals (MDGs), pengurangan
kerentanan terhadap krisis, rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh dan Nias
pasca tsunami, serta pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan dan
pemanfaatan energi yang lebih efisien dan efektif.
Sebagai tindak lanjut dari penandatangan Komitmen Jakarta, Pemerintah
dan UNDP akan terus melakukan upaya bersama untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kerjasama dalam pembangunan. Salah
satunya adalah melalui penyusunan Project Management Implementation
Guideline (PMIG). Penyusunan PMIG bertujuan untuk meningkatkan
transparansi dan akuntabilitas dengan mengutamakan harmonisasi,
kepemilikan nasional, dan penggunaan sistem pemerintah dalam
pelaksanaan kegiatan hibah UNDP di Indonesia.
BAB
PENDAHULUAN1
Bab 1 - Pendahuluan
1
1.1. Sekilas Mengenai UNDP
UNDP adalah salah satu lembaga pembangunan dan pendanaan dibawah
PBB. Tujuan utama UNDP adalah pengembangan sumberdaya manusia
berkelanjutan (Sustainable Human Development/SHD). Melalui SHD, UNDP
mendukung kesempatan masyarakat dalam memanfaatkan potensi yang
dimilikinya. Penekanan konsep ini adalah kesetaraan dan persamaan
distribusi pembangunan, integritas sosial, dan perlindungan lingkungan
hidup bagi generasi yang akan datang. Deklarasi Milenium (Lampiran B52)
adalah landasan yang menjadi fokus UNDP dan pengembangan rencana
strategisnya (Lampiran B47).
Kantor perwakilan UNDP di Indonesia dikepalai oleh Resident
Resepresentative yang pada saat ini juga menjabat sebagai UN Resident
Coordinator. Resident Representative dibantu oleh seorang Country Director
yang bertanggungjawab terhadap urusan kerjasama program
pembangunan, seorang Deputy Resident Representative yang bertanggung
jawab dalam operasional dan seorang Deputy Country Director yang
bertanggung jawab dalam program.
Sebagai mitra pembangunan dan lembaga pemberi hibah, UNDP
melaksanakan kerjasama kegiatan dengan Pemerintah Indonesia tidak saja
melalui pendanaan proyek hibah, namun juga melalui beberapa bentuk
kerjasama antara lain:
a. Technical Advisory Services/Development Services;
b. Advokasi Kebijakan;
c. Memfasilitasi Kerjasama Multi-stakeholders (UN-Donor Coordination);
d. Funding for Catalytic Intervention ;
e. Producing and Sharing of Knowledge.
UNDP adalah salah satu inisiator dan pengemban (caretaker) dari MDGs.
MDGs merupakan basis dan landasan kerjasama antara UNDP dengan
pemerintah di seluruh dunia. Berdasarkan dokumen ini, UNDP
mengembangkan rencana strategis dan rencana kerja untuk masing-masing
negara.
Pedoman Pelaksanaan Manajemen Proyek (PMIG)
2
Dalam lingkup nasional di Indonesia, kerjasama UNDP fokus pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009 dan
dokumen lainnya yang merefleksikan strategi sektoral dan kondisi nasional,
seperti Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan (SNPK) dan hasil
laporan pencapaian MDGs di Indonesia. Rencana jangka menengah UNDP di
Indonesia tercermin dalam UNDP Country Programme Document (CPD)
(Lampiran B54) yang sebelumnya disebut UNDP Country Cooperation
Framework (CCF). CPD terdiri dari rencana prioritas kerja yang akan
dilaksanakan dalam jangka menengah selama 5 tahun. CPD dalam bentuk
yang lebih operasional tercermin dalam UNDP Country Programme Action
Plan (CPAP) (Lampiran B28). CPAP mengakomodasikan program-program
UNDP, output dan indikator serta rencana pendanaan untuk jangka
menengah. Dokumen CPD dan CPAP yang berlaku saat ini adalah untuk
periode 2006-2010. Pengembangan dan finalisasi dokumen CPD dan CPAP
dilaksanakan secara bersama oleh UNDP dan Pemerintah Indonesia.
Fokus utama UNDP di Indonesia periode 2006-2010 didetailkan dalam UNDP
Country Programme Document (CPD). Untuk periode saat ini, fokus utama
UNDP tersebut mengikuti prinsip-prinsip dalam Deklarasi Paris dan
Komitmen Jakarta, yakni Pengembangan Kapasitas dan Kepemilikan.
UNDP-Country Programme Document (CPD) periode 2006-2010 difokuskan
pada:
a. Pengembangan sumberdaya manusia dan upaya pencapaian MDGs;
b. Pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan dan penggunaan
energi yang efektif;
c. Mendukung pelaksanaan pemerintahaan yang demokratis;
d. Pengurangan potensi krisis;
e. Rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh dan Nias.
Detail kerja dan fokus UNDP termasuk pelaksanaan proyek dan inisiatif
kegiatan dapat dilihat di situs resmi UNDP : http://www.undp.org,
sedangkan untuk spesifik Indonesia dapat dilihat di situs
http://www.undp.or.id.
Daftar Istilah yang digunakan UNDP baik dalam dokumen ini maupun
dokumen terkait lainnya dapat dilihat pada Lampiran B24.
Bab 1 - Pendahuluan
3
1.2. Permasalahan
Pelaksanaan kerjasama antara Pemerintah Indonesia dan UNDP masih
menghadapi beberapa permasalahan, antara lain:
�Hibah yang diberikan melalui kegiatan yang dilaksanakan belum
seluruhnya tercatat secara resmi dalam APBN sebagai pendapatan
negara. Hal ini disebabkan sistem keuangan dan penyaluran dana
hibah UNDP belum sepenuhnya sesuai dengan sistem keuangan dan
anggaran Pemerintah;
�Permasalahan dalam teknis pelaksanaan kerjasama disebabkan
adanya kendala teknis maupun administrasi.
Salah satu penyebab kedua permasalahan di atas adalah adanya perbedaan
dan kekurang-pahaman pengelola proyek terhadap peraturan dan
mekanisme Pemerintah dan UNDP. Contoh permasalahan tersebut misalnya
dalam hal perencanaan dan pengusulan proyek hibah luar negeri,
mekanisme penyaluran dana hibah, prosedur pengadaan barang dan jasa,
serta monitoring dan evaluasi.
Permasalahan-permasalahan tersebut di atas perlu segera diatasi agar
pelaksanaan kerjasama semakin memberikan manfaat yang lebih optimal di
masa yang akan datang. Pada saat ini Pemerintah Indonesia sedang
berupaya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan hibah
luar negeri. Pada tahun 2006, Pemerintah telah mengesahkan beberapa
ketentuan yang berkaitan dengan teknis pengelolaan hibah luar negeri
antara lain:
a. Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2006 Tentang Tata Cara
Pengadaan Pinjaman dan/atau Penerimaan Hibah serta Penerusan
Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri; dan
b. Peraturan Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Nomor:
PER.005/M.PPN/06/2006 Tentang Tata Cara Perencanaan dan
Pengajuan Usulan Serta Penilaian Kegiatan yang Dibiayai dari
Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri.
Adanya ketentuan-ketentuan di atas perlu diikuti dengan upaya
sinkronisasi dengan sistem yang berlaku di UNDP untuk pelaksanaan
program dan kegiatan secara efektif. Berkaitan dengan hal ini, Pemerintah
Pedoman Pelaksanaan Manajemen Proyek (PMIG)
4
dan UNDP bekerjasama untuk menyusun Pedoman Pelaksanaan
Pengelolaan Kegiatan atau Project Management Implementation Guideline
(PMIG).
Tujuan penyusunan Pedoman ini adalah:
1. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan hibah
UNDP;
2. Menjadi acuan bagi staf pemerintah yang mempunyai tugas mengelola
hibah luar negeri dan staf pemerintah yang menjadi pelaksana
kegiatan hibah UNDP; dan
3. Menjadi acuan bagi staf dan konsultan UNDP yang bertugas di
Indonesia agar lebih memahami kondisi dan ketentuan pemerintah
mengenai pengelolaan hibah luar negeri yang berlaku.
Pedoman ini disusun berdasarkan ketentuan yang berlaku di internal
Pemerintah Indonesia dan UNDP yang berkaitan dengan hibah luar negeri
Pemerintah. Pedoman ini mengatur kegiatan yang dibiayai oleh hibah dari
UNDP yang pelaksanaannya menggunakan Modalitas Implementasi
Nasional (National Implementation Modality/NIM). Adapun untuk
program/kegiatan yang menggunakan Modalitas Implementasi Langsung
(Direct Implementation Modality/DIM), pelaksanaannya mengacu pada
Project and Operations Policies and Procedures (POPP).
Pedoman ini menjabarkan tahap pelaksanaan proyek sebagai berikut:
a. Perencanaan, persiapan kegiatan dan penandatanganan Dokumen
Kegiatan (Project Document); terdiri dari proses pengusulan,
penilaian dan pencatuman dalam dokumen perencanaan
pinjaman/hibah luar negeri, penyiapan kegiatan, sampai dengan
tahap penandatanganan dokumen kegiatan.
b. Pelaksanaan; terdiri dari penjabaran mengenai mekanisme
penyaluran/pencairan dan pengadministrasian dana hibah, prinsip-
prinsip umum dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa,
perubahan/revisi dokumen kegiatan, dan mekanisme lain yang
mencakup perihal perjalanan dinas, izin tinggal dan visa untuk tenaga
ahli asing, bea masuk untuk barang import, dan perpajakan;
1.3. Tujuan
1.4. Ruang Lingkup
Bab 1 - Pendahuluan
5
c. Pelaporan, pemantauan dan evaluasi, serta audit; terdiri dari
penjabaran tentang mekanise pelaporan, pemantauan, evaluasi, serta
mekanisme audit yang dilaksanakan terhadap kegiatan yang dibiayai
hibah UNDP; dan
d. Mekanisme penutupan kegiatan; berupa penjabaran mengenai tata
cara penutupan kegiatan secara ringkas baik secara substansi
maupun administrasi keuangan termasuk pemindahan aset kegiatan.
Pengaturan untuk hal-hal yang bersifat lebih teknis sesuai dengan kondisi
dan karakteristik proyek dituangkan dalam Project Document dan Standard
Operating Procedures (SOP).
Penting untuk diketahui, bahwa dalam kondisi khusus seperti bencana alam
dan krisis, mekanisme pelaksanaan kegiatan yang dibiayai hibah UNDP
tidak perlu mengikuti prosedur reguler yang dijabarkan dalam dokumen
PMIG ini. UNDP memberikan fleksibilitas berdasarkan kondisi dan1
kebutuhan darurat . UNDP akan menginformasikan kepada Bappenas
perihal mekanisme yang diterapkan.
PMIG merupakan living document yang akan dimutakhirkan secara rutin
sesuai dengan situasi dan kondisi nasional. Berkaitan dengan hal tersebut,
Pemerintah Indonesia dan UNDP akan membentuk Tim Review yang akan
melaksanakan proses review terhadap PMIG. Proses ini akan dilakukan
setidaknya satu kali dalam satu tahun atau lebih jika diperlukan.
Tim review PMIG setidaknya akan beranggotakan perwakilan dari Bappenas,
Departemen Keuangan, dan UNDP.
1.5. Mekanisme Review PMIG
1Kebijakan mengenai kondisi khusus ini secara internal UNDP dapat di kategorikan berdasarkan
waktu dan mekanisme pengambilan keputusan sebagai berikut:
Country Office Self Designation : Mekanisme penanganan krisis ini tidak dapat dilaksanakan lebih
dari kurun waktu 3 bulan di tingkat Country Office UNDP Indonesia.
Biro Regional untuk Asia Pasifik (RBAP) : Mekanisme penanganan krisis ini tidak dapat
dilaksanakan melebihi batas kurun waktu 6 bulan di tingkat regional Asia Pasifik.
UNDP Associate Administrator : Mekanisme penanganan krisis ini membutuhkan review tengah
tahunan oleh Associate Administrator, yang akan menghasilkan keputusan apakah memperpanjang
atau membatalkan penentuan jenis krisis berdasarkan status terakhir, rekomendasi dan justifikasi
dari UNDP Resident Representative Indonesia.
Pedoman Pelaksanaan Manajemen Proyek (PMIG)
6
1.6. Sekilas Gambaran Dokumen Pendukung
Lampiran-lampiran pada PMIG adalah dokumen-dokumen rujukan yang
sangat penting bagi pelaksanaan kegiatan. Lampiran PMIG dibagi menjadi
dua bagian; Lampiran A memuat dokumen-dokumen yang menjadi kunci
pelaksanaan kegiatan bagi NPD, Executive Boards dan Project Manager.
Lampiran A tersebut memuat : Komitmen jakarta, kutipan Peraturan-
Peraturan utama Pemerintah, Checklist POPP, dan deskripsi mengenai
Country Office Support Service UNDP.
Sedangkan lampiran B disertakan dalam bentuk soft copy (CD) dalam
dokumen ini dan menyediakan dokumen-dokumen tambahan (silakan
merujuk kepada lampiran A5 untuk seluruh isi lampiran B). Lampiran B
akan sangat bermanfaat bagi Project Manager, karena memuat contoh-
contoh template detail yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan.
Bab 1 - Pendahuluan
7
Halaman ini sengaja dikosongkan
Pedoman Pelaksanaan Manajemen Proyek (PMIG)
8
2.1. Pendahuluan
Bagian ini disusun untuk meningkatkan efektivitas proses
perencanaan untuk kegiatan-kegiatan yang akan didanai hibah
UNDP. Kegiatan yang dibiayai dari hibah luar negeri merupakan
bagian dari upaya untuk mencapai sasaran RPJMN. Sumber daya yang
bersumber dari luar negeri, termasuk hibah UNDP diarahkan untuk
mencapai sasaran prioritas yang telah ditetapkan dalam RPJMN.
Tahap perencanaan kegiatan yang akan didanai hibah UNDP secara umum
adalah sebagai berikut:
1. Penyusunan Concept Note dan PIP berdasarkan Country Programme
(CPD dan CPAP);
2. Pengusulan kegiatan secara resmi kepada Bappenas oleh calon
implementing partner;
3. Persiapan substansi, kelembagaan dan administrasi;
4. Finalisasi dokumen kegiatan (project document) dan pertemuan Project
Appraisal Committee (PAC); dan
5. Penandatanganan Project Document.
Gambar berikut ini mengilustrasikan tahapan perencanaan kegiatan:
TAHAP
PERENCANAAN
KEGIATAN
BAB
2
Bab 2 - Tahap Perencanaan Kegiatan
9
UNDP Indonesia telah menyusun daftar checklist detail untuk manajemen
kegiatan berdasarkan POPP. Daftar ini melingkupi siklus proyek secara
lengkap untuk menjustifikasi proses mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
sampai dengan penutupan kegiatan. Diharapkan daftar checklist ini dapat
digunakan oleh pelaksana kegiatan dan staf UNDP di Country Office. Daftar
checklist dapat dilihat pada lampiran A3 pada dokumen ini.
Untuk menerjemahkan CPD dan CPAP kedalam bentuk usulan kegiatan,
UNDP menyusun concept note yang akan menjadi dasar komunikasi dengan
pemerintah mengenai kegiatan yang akan dikerjasamakan kedepan. Usulan
kegiatan dalam bentuk concept note kemudian dibahas secara internal UNDP
untuk mendapatkan persetujuan dari pihak Senior Manager. Apabila
disetujui, concept note akan menjadi masukan dalam penyusunan pipeline
proyek dan akan dibahas lebih lanjut dengan Bappenas, calon Implementing
Partner dan para pihak terkait lainnya dalam rangka penyusunan project
result framework, dan draft dokumen kegiatan secara keseluruhan.
2.2. Penyusunan Concept Note dan PIP Berdasarkan Country
Programme (CPD dan CPAP)
Kementerian /
PemdaBAPPENAS DEPKEU UNDPTAHAPAN
Penyusunan Country
Programme dan
Identifikasi
Pengusulan Kegiatan
Persiapan
Finalisasi
Penandatanganan
Renstra/ RPJMD RPJMN
Usulan Kegiatan Penilaian
DRPHLN-JM/ Blue
Book
CPDRencana
Strategis
CPAP
Pipeline Kegiatan
Penyiapan Readiness Criteria melalui PIP secara substansi, keuangan, organisasi,
kelembagaan, dll
DRPPHLN/ Green
Book
Finalisasi Dokumen Kegiatan dan PAC Meeting
Penandatanganan
Dokumen Kegiatan
dengan UNDP
Penandatanganan
Dokumen Kegiatan
IPAC
ya
Sinkronisasi
Gambar 2.1. Tahapan Perencanaan Kegiatan Hibah UNDP
Pedoman Pelaksanaan Manajemen Proyek (PMIG)
10
Dalam mendukung proses persiapan dan penyusunan dokumen kegiatan,
UNDP dapat melaksanakan Project Initiation Plan (PIP). Hasil dari proses ini
adalah konsep Dokumen Kegiatan yang sudah memenuhi semua aspek
kesiapan proyek.
Sesuai dengan PP No. 2/2006 dan Permenneg PPN No.5/2006, Kementerian
Negara/Lembaga/ Pemerintah Daerah/BUMN dapat menyampaikan usulan
kegiatan untuk dibiayai dari hibah luar negeri kepada Kementerian Negara
Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Bappenas).
Berkaitan dengan ketentuan diatas, dalam hal kerjasama dengan UNDP,
konsep Dokumen Kegiatan yang sudah disusun oleh instansi calon
pelaksana kegiatan dan UNDP harus diusulkan secara resmi kepada
Bappenas. Usulan disampaikan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala
Pemerintah Daerah kepada Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas c.q.
Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan. Kegiatan yang diusulkan harus
sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian Negara/Lembaga, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), dan pagu indikatif untuk
Kementerian Negara/Lembaga tersebut yang ditetapkan bersama oleh
Bappenas dan Departemen Keuangan.
Dalam mengajukan usulan kegiatan, terdapat beberapa kriteria dan
persyaratan yang harus dipenuhi. Kriteria umum pengajuan hibah luar
negeri adalah:
a. Kegiatan sesuai dengan arahan dan sasaran RPJMN;
b. Kegiatan dalam rangka pencapaian sasaran program yang merupakan
prioritas pembangunan nasional;
c. Harus mempertimbangkan kemampuan pelaksana proyek dalam
melaksanakan kegiatan;
d. Secara teknis dan pembiayaan kegiatan tersebut lebih efisien untuk
dibiayai dari pinjaman dan/atau hibah luar negeri; dan
e. Hasil kegiatan dapat dioperasikan oleh sumberdaya dalam negeri dan
dapat diperluas untuk kegiatan lainnya.
Persyaratan umum pengajuan usulan kegiatan untuk dibiayai dari hibah
luar negeri adalah:
2.3. Tahap Pengusulan dan Penilaian Kegiatan
Bab 2 - Tahap Perencanaan Kegiatan
11
a. Pengisian Daftar Isian Pengusulan Kegiatan (DIPK) dan Ringkasan
Kegiatan (Project Digest);
b. Dokumen Studi Kelayakan Kegiatan (Feasibility Study Report/FS), dan
c. Kerangka Acuan Kegiatan (Terms of Reference/ToR).
Untuk UNDP, Dokumen Kegiatan mencakup hasil studi kelayakan dan
kerangka acuan kegiatan. Dengan demikian, persyaratan pengusulan
kegiatan adalah dengan menyertakan Dokumen Kegiatan, DIPK dan project
digest. Format DIPK dan project digest telah disediakan oleh Bappenas
sebagaimana dapat dilihat pada Lampiran A2 pada pedoman ini. DIPK dan
project digest disusun oleh implementing partner sebagai bagian dokumen
yang menjadi lampiran surat pengusulan kegiatan ke Bappenas.
Bappenas akan menilai usulan kegiatan tersebut. Usulan kegiatan yang
dinilai layak akan dimasukkan dalam Daftar Rencana Pinjaman dan/atau
Hibah Luar Negeri-Jangka Menengah (DRPHLN-JM) atau Blue Book.
DRPHLN-JM berlaku dalam jangka menengah sesuai dengan masa berlaku
RPJMN serta dapat diperbaharui dan disempurnakan setiap tahun sesuai
dengan kondisi nasional.
DRPHLN-JM selanjutnya akan diinformasikan kepada semua
lembaga/negara donor. Kegiatan yang telah diidentifikasi dan persiapannya
sudah dilaksanakan dapat dituangkan dalam UNDP Pipeline Projects.
Pipeline projects ini masih merupakan daftar indikatif yang akan
mendapatkan pembiayaan hibah dari UNDP dalam jangka menengah.
Untuk kegiatan yang sudah mendapatkan indikasi pendanaan berdasarkan
pipeline projects, dilaksanakan proses persiapan. Apabila dinilai sudah
cukup layak, maka kegiatan tersebut akan dicantumkan dalam Daftar
Rencana Prioritas Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri (DRPPHLN) atau
Green Book. DRPPHLN adalah daftar kegiatan indikatif yang telah mendapat
indikasi komitmen pendanaan dari donor. Menteri Negara PPN/Kepala
Bappenas menetapkan DRPPHLN paling lambat pada bulan Oktober
setiap tahun.
Setelah kegiatan masuk dalam DRPHLN-JM dan UNDP Pipeline Projects,
selanjutnya dilakukan upaya untuk mempersiapkan kegiatan yang
2.4. Tahap Persiapan
Pedoman Pelaksanaan Manajemen Proyek (PMIG)
12
bersangkutan melalui PIP. PIP dilaksanakan dengan melibatkan berbagai
pihak terkait utamanya Bappenas, Departemen Keuangan, UNDP dan calon
implementing partner.
Hal-hal yang harus dicantumkan dalam Dokumen Kegiatan secara jelas
antara lain adalah sebagai berikut:
1. Latar belakang (background) mengenai permasalahan yang dihadapi;
2. Analisis mengenai situasi (situation analysis) dan justifikasi mengenai
pentingnya pelaksanaan kegiatan;
3. Tujuan dan ruang lingkup kegiatan;
4. Strategi yang akan dilaksanakan melalui kegiatan ini untuk mencapai
tujuan yang diharapkan;
5. Struktur organisasi dan kelembagaan kegiatan yang akan dibentuk
beserta tugas, fungsi dan tanggung jawabnya masing-masing;
6. Matriks Project Results and Resource Framework (RRF);
7. Rencana kerja tahunan (Annual Work Plan/AWP), yaitu rencana
pelaksanaan komponen kegiatan yang akan dilakukan pada tahun
yang bersangkutan;
8. Tabel rencana keuangan (financial plan atau cost table) baik yang
berasal dari pendanaan hibah maupun rupiah pendamping, beserta
sistem penarikan (cash transfer) yang akan digunakan;
9. Matriks rencana penggunaan sistem pengadaan untuk berbagai
komponen yang menjadi tanggung jawab NPD dan UNDP;
10. Draft Terms of Reference (ToR) untuk komponen konsultan yang akan
direkrut untuk membantu pelaksanaan kegiatan;
11. Nota Kesepahaman mengenai Daftar Dukungan yang akan diberikan
oleh UNDP melalui kegiatan yang bersangkutan (Letter of Agreement
mengenai UNDP Country Support Services). Letter of Agreement (LoA) ini
berisi matriks mengenai komponen kegiatan;
12. Signature page dan Lembar Ringkasan (Project Summary) pada bagian
depan dokumen proyek tersebut;
13. Cost Recovery dan MOSS Compliance untuk pembentukan proyek;
14. Rencana penyerahan aset; dan
15. Parameter harmonisasi biaya.
Dalam rangka menjamin agar kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik,
struktur organisasi minimal yang harus ada dalam setiap kegiatan yang
akan dibiayai hibah UNDP adalah sebagai berikut:
2.4.1. Struktur Organisasi Kegiatan
Bab 2 - Tahap Perencanaan Kegiatan
13
a. Project Board
Project Board (PB) adalah forum pengambilan keputusan tertinggi dalam
pelaksanaan kegiatan yang dibiayai UNDP. Keanggotaan PB minimum terdiri
dari pihak/lembaga yang menjadi pelaksana dan/atau penanggung jawab
kegiatan, penerima manfaat (senior beneficiary), dan UNDP atau donor yang
lain (jika ada) yang berperan sebagai senior supplier. Komposisi PB akan
menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi proyek. Untuk kegiatan di
daerah, keanggotaan PB juga akan melibatkan pimpinan daerah setempat.
Tugas dan tanggung jawab dari PB adalah memberikan arahan kebijakan
terkait pelaksanaan proyek, melakukan review dan memberikan
persetujuan atas usulan AWP dan laporan pelaksanaan kegiatan. Jika
diperlukan, dalam rangka memperkuat koordinasi kelembagaan dan
sinkronisasi kebijakan dengan pelaksanaan kegiatan, dapat dibentuk Project
Steering Committee (PSC) yang mempunyai tugas memberi arahan kebijakan
dengan keanggotaan stakeholder yang lebih luas.
b. Implementing Partner
Implementing Partner (IP) adalah instansi yang menjadi pelaksana dan
penanggung jawab kegiatan yang akan dibiayai UNDP. Dengan demikian,
sesuai dengan mekanisme UNDP, IP menjadi salah satu pihak yang
menandatangani Dokumen Kegiatan bersama-sama dengan UNDP setelah
mendapatkan persetujuan dari Pemerintah. IP mempunyai tugas untuk
menunjuk pihak pelaksana proyek baik ditingkat pusat maupun daerah
(untuk kegiatan yang sebagian kegiatannya dilaksanakan di daerah).
c. Project Executive
Project Executive dalam kegiatan yang dibiayai hibah UNDP disebut National
Project Director (NPD). NPD adalah pelaksana kegiatan dan bertanggung
jawab atas pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan. NPD ditunjuk oleh IP
dan menjadi anggota dari Project Board atau Steering Committee. NPD harus
mempertanggung jawabkan pelaksanaan kegiatan dan menandatangani
Combined Delivery Report (CDR), Annual Work Plan (AWP) dan formulir FACE.
Untuk kegiatan yang sebagian kegiatannya dilaksanakan di daerah, IP dapat
menunjuk pelaksana kegiatan didaerah setelah berkoordinasi dan atas
dasar penetapan dari pimpinan daerah yang bersangkutan. Tata
kelembagaan dan hubungan kerja antara pelaksana proyek di pusat dan
daerah di jelaskan secara lebih detail dalam SOP proyek.
Pedoman Pelaksanaan Manajemen Proyek (PMIG)
14
Penunjukan NPD dilaksanakan secara resmi melalui Surat Keputusan
Sekretaris Jenderal/Sekretaris Utama kementerian/lembaga yang menjadi
Implementing Agency kegiatan bersangkutan. Dalam rangka sinkronisasi
dengan sistem nasional, NPD diharapkan menetapkan pengaturan dan
hubungan kerja dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). NPD dapat
sekaligus menjabat sebagai PPK, atau Kementerian/Lembaga dapat
menunjuk pihak lain sebagai PPK sebagai bagian dari organisasi proyek. PPK
untuk kegiatan yang dibiayai UNDP dapat dipisahkan dengan PPK untuk
kegiatan lainnya sesuai dengan mekanisme yang berlaku. Hal ini dilakukan
agar proses administrasi dan pertanggungjawaban proyek lebih fokus dan
akuntabel.
Pejabat yang menjadi NPD tidak harus merupakan pejabat setingkat
Eselon II, melainkan dapat dari pejabat Eselon III atau pejabat fungsional.
Untuk membantu pelaksanaan kegiatan, NPD dapat menunjuk Deputi NPD
(DNPD) sesuai dengan kebutuhan. Tugas pokok dan tanggung jawab NPD,
DNPD, dan hubungan kerja dengan PPK dituangkan secara ringkas dalam
ToR. Struktur organisasi secara detail dapat ditetapkan sesuai dengan
karakteristik kegiatan yang bersangkutan.
d. Project Management Unit (PMU)
Project Management Unit (PMU) atau Project Support Unit dapat dibentuk jika
diperlukan dalam membantu pelaksanaan kegiatan dalam hal administrasi
dan dokumentasi. Daftar checklist untuk melihat kapasitas pelaksana
kegiatan yang akan menentukan bentuk dukungan yang diperlukan dalam
PMU termasuk outline program dan tugas manajemen proyek terdapat dalam
Lampiran B15 dan B14. Jika diperlukan, PMU akan dibentuk tidak sebagai
struktur yang paralel dari kelembagaan pemerintah yang sudah ada, namun
hanya memperkuat organisasi tersebut dalam rangka pelaksanaan kegiatan
yang dibiayai UNDP. PMU tersebut dijalankan dengan mengedepankan
kepemimpinan dan mendukung peningkatan staf pemerintah.
PMU dapat terdiri dari personil kegiatan yang mempunyai tugas dan
tanggung jawab dalam hal keuangan, administrasi, dan sekretaris. PMU juga
dapat terdiri dari konsultan yang dikontrak dalam komponen manajerial
maupun output manager.Untuk menjaga agar tugas kesekretariatan dan
manajerial lainnya dapat dilaksanakan secara lebih baik diupayakan agar
PMU dapat menempati ruang tertentu sehingga memudahkan koordinasi
dan administrasi. Biaya untuk pengadaan tempat/kantor sebagai
sekretariat proyek dibahas bersama dengan UNDP.
Bab 2 - Tahap Perencanaan Kegiatan
15
PMU minimal terdiri dari Project Manager. Project Manager adalah konsultan
perorangan yang direkrut untuk membantu NPD dalam melaksanakan tugas
harian dalam hal perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, dan monitoring dan
evaluasi kegiatan. Project Manager membantu NPD dalam menyusun laporan
yang akan disampaikan kepada Project Board dan UNDP.
Pembagian tugas dan fungsi yang jelas antara NPD dan Project Manager
sangat penting sehingga masing-masing dapat menjalankan fungsinya
secara optimal. Tugas pokok, fungsi dan tanggung jawab Project Manager
dijelaskan secara rinci dalam ToR dan SOP kegiatan.
f. ProjectAssurance
Project Assurance adalah fungsi yang dilaksanakan oleh UNDP agar Project
Board dapat melaksanakan fungsinya sesuai dengan yang seharusnya.
Konsultan atau staf UNDP yang menjalankan fungsi Project Assurance akan
memberikan masukan kepada anggota Project Board mengenai kinerja
pelaksanaan kegiatan secara umum untuk menjadi bahan bagi anggota
Project Board untuk memberikan masukan dan arahan kepada Project
Executive atau NPD dan Programme/Project Manager.
Tugas dan Fungsi Project Assurance adalah:
i. Memastikan rencana kerja kegiatan disusun dan dikembangkan
menurut standar dan kualitas prosedur manajemen yang berlaku;
ii. Memastikan output kegiatan didefinisikan dan definisi aktivitas
termasuk deskripsi dan kualitas kriteria telah tercatat dalam modul
manajemen proyek ATLAS untuk memfasilitasi monitoring dan
pelaporan;
iii. Memastikan bahwa dokumen kegiatan final memenuhi standar
berdasarkan status model operasi dari proyek bersangkutan; dan
iv. Memastikan rekomendasi Project Board dilaksanakan dan revisi dalam
dijalankan sesuai dengan prosedur yang diharapkan.
Pedoman Pelaksanaan Manajemen Proyek (PMIG)
16
Gambar 2.2. Struktur Organisasi Kegiatan
Pada saat persiapan kegiatan, calon pelaksana kegiatan dan UNDP sudah
harus menyepakati mekanisme penarikan dan penyaluran dana. Beberapa
mekanisme yang dapat dilaksanakan adalah :
a. Pembayaran langsung (direct payment);
b. Rekening khusus;
c. Reimbursement; dan
d. Direct agency implementation untuk kegiatan yang dilaksanakan oleh
UNDP.
Pembahasan mengenai mekanisme ini melibatkan perwakilan dari
Departemen Keuangan yaitu Ditjen Anggaran, Ditjen Perbendaharaan dan
Ditjen Pengelolaan Utang, pelaksana kegiatan dan UNDP. Mekanisme yang
disetujui akan dijabarkan secara lebih detail dalam dokumen kegiatan.
Dokumen Kegiatan mencantumkan dana total (komitmen) untuk membiayai
kegiatan secara keseluruhan. Sedangkan rencana penyerapan tahunan
dituangkan dalam Annual Work Plan (AWP) dengan mengacu kepada
lampiran B43. Rencana keuangan kegiatan yang menjadi landasan dalam
pemrosesan dokumen anggaran adalah rencana keuangan yang tertuang
dalam AWP.
Rencana anggaran kegiatan termasuk kontribusi pemerintah (jika ada)
sudah harus dimasukan kedalam Rancangan RKA-KL sehingga menjadi
bagian dalam anggaran Kementerian/Lembaga sesuai dengan mekanisme
yang berlaku.
2.4.2. Rencana Keuangan Kegiatan
Project Board / Project Steering Committee
Pemberi ManfaatImplementing Partner
Penerima Manfaat
Project Management
Unit (PMU)
Project Assurance
National Project Director (NPD)
Bab 2 - Tahap Perencanaan Kegiatan
17
Untuk dokumen kegiatan yang sudah ditandatangani namun proses
pengadministrasiannya dananya belum selesai sehingga rekening belum
dapat dibuka, implementing partner dapat melaksanakan kegiatan melalui
UNDP Direct Payment modality dan Country Office Support Services (COSS).
COSS dilaksanakan atas permintaan resmi NPD kepada UNDP.
Pengusulan dan penarikan dana dari UNDP menggunakan sistem Result
Oriented Budgeting dimana rencana penarikan dibuat dalam kurun waktu
triwulanan (quarterly basis) sesuai dengan FACE form (Lampiran B13).
Transfer dana hanya akan dilaksanakan setelah laporan pelaksanaan
kegiatan pada kuartal sebelumnya dianggap memadai.
Dana hibah UNDP tidak dapat dipergunakan untuk membiayai honor staf
pemerintah yang menjadi pelaksana kegiatan, maupun staf pemerintah yang
menjadi anggota dalam satu satu organ kegiatan termasuk panitia
pengadaan. Dana hibah juga tidak diperkenankan untuk membiayai
kegiatan diluar rencana sebelumnya, serta tidak dapat digunakan untuk
membayar pajak.
Pembayaran kepada pejabat Pemerintah akan mengikuti standar
harmonisasi biaya yang disusun oleh UN (Lampiran B27), yakni harga satuan
untuk per diem staf pemerintah dan biaya transportasi. Untuk honor
kegiatan tertentu seperti narasumber, moderator, dan notulen dapat
diberikan kepada staf pemerintah diluar pelaksana kegiatan terkait.
Pemerintah dan UN akan melakukan review harmonisasi biaya secara
berkala setidaknya satu kali dalam setahun.
Instansi pemerintah yang menjadi pelaksana kegiatan diarahkan untuk
berkontribusi baik melalui dana pendukung atau paralel funding melalui
kegiatan lain yang dibiayai oleh rupiah murni atau sumber pembiayaan
lainnya yang secara substansi saling memperkuat dengan kegiatan yang
dibiayai hibah UNDP.
Dalam rangka meningkatkan efesiensi dan efektivitas penyaluran hibah
UNDP melaksanakan Macro dan Micro Assesment dalam kerangka HACT
(Lampiran B11). HACT dilakukan dalam rangka menentukan kapasitas
2.5. Harmonized Approach for Cash Transfer (HACT)
Pedoman Pelaksanaan Manajemen Proyek (PMIG)
18
manajemen proyek yang dilaksanakan dan model transfer pendanaan ke
proyek. Model transfer pendanaan terdiri dari empat metode yang
didasarkan pada persetujuan operasional serta dijelaskan dalam dokumen
kegiatan, antara lain:
· Direct cash transfer kepada pelaksana kegiatan, untuk kewajiban dan
pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan kegiatan;
· Direct payment kepada vendor atau pihak ketiga, dilakukan atas
persetujuan pelaksana kegiatan;
· Reimbursement kepada pelaksana kegiatan untuk kegiatan yang
dilaksanakan dengan pembayaran pendahuluan dari pihak
pelaksana kegiatan;
· Direct agency implementation melalui lembaga UNDP atau lembaga
terkait lainnya untuk kewajiban dan pengeluaran dalam rangka
pelaksanaan kegiatan.
HACT dilakukan sekali untuk setiap implementing parter dalam kurun waktu
siklus program dan akan dilakukan ulang pada siklus program berikutnya.
Biaya HACT assessment akan ditanggung proyek.
Oleh sebab itu penting untuk melihat perkembangan kebutuhan kapasitas
dan mengidentifikasin isu selama pelaksanaan HACT micro assessment atau
bentuk review setingkat ini dari national implementing partner atau calon
penanggung jawab dari kegiatan UNDP. Hasil laporan review ini harus juga
mengidentifikasikan langkah-langkah terprogram yang harus diambil oleh
UNDP sehingga kapasitas dari pengelola proyek dapat diperkuat.
NPD dengan dukungan dari staf proyek (PMU) mempersiapkan quarterly and
annual work plan dan laporan perkembangan pencapaiannya untuk
selanjutnya disampaikan kepada UNDP. Dalam rangka menjaga agar
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, UNDP
melaksanakan serangkaian kegiatan dalam konteks HACT sebagai berikut:
· Review/Spot check secara periodik terhadap laporan keuangan
mengenai transfer dana (hal ini perlu dilaksanakan dan
didokumentasikan secara rutin, atau dikaji berdasarkan kontrol
internal);
2.5.1. Pelaporan untuk Kegiatan, Monitoring dan Evaluasi HACT
Bab 2 - Tahap Perencanaan Kegiatan
19
· Monitoring program dari kegiatan yang didukung oleh transfer dana
UNDP dengan mengikuti standar UNDP serta melakukan kunjungan
dan monitoring lapangan.
Konsep standar minimum operasi keamanan dikembangkan untuk
merespon risiko-risiko bagi staf UNDP yang bekerja di lapangan. MOSS di
desain untuk memenuhi standar minimum untuk sistem keamanan di
lapangan, dengan menyiapkan mekanisme peningkatkan keamanan dari
masing-masing staf. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi risiko,
membentuk standar kriteria lapangan untuk meningkatkan tanggung jawab
dan akuntabilitas. MOSS dibagi menjadi empat bagian yaitu: perencanaan
keamanan, latihan bagi staf, telekomunikasi dan keamanan kantor.
Dalam pendanaan UNDP, seluruh proyek harus memasukkan komponen
kemanan agar memenuhi standar MOSS dan seluruh pendanaan UNDP
harus memenuhi standar MOSS tersebut. Informasi detail mengenai standar
harga perbaikan untuk MOSS dapat dilihat pada lampiran B53. Biaya cost
recovery harus diintegrasikan dalam semua pendanaan kegiatan.
Berdasarkan Keputusan UNDP Executive Board 98/2, kebijakan dan proses
pembiayaan Cost Recovery harus diletakkan dalam setiap proyek untuk
mempersiapkan dukungan operasional oleh kantor UNDP dan implementasi
proyek. Biaya cost recovery adalah panduan harga untuk mengawal proyek
dalam membuat perencanaan anggaran tahunan untuk proyek yang
berhubungan dengan biaya operasional.
Project budgetary provision akan melengkapi anggaran dari kantor UNDP
yang dimungkinkan untuk mendukung, termasuk biaya sewa ruangan di
kantor UNDP Jakarta dan biaya lainnya untuk mendapatkan dukungan dari
kantor pusat UNDP.
Cost recovery memiliki ketentuan hingga 5% dari total biaya barang dan jasa
yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan oleh rekanan yang dikontrak
secara langsung oleh UNDP, seperti kendaraan, jasa individu yang
diperlukan bagi pelaksanaan kegiatan, konsultan, sewa ruangan,
2.6. Standar Minimum Operasi Keamanan (MOSS)
2.7. UNDP Country Office Cost Recovery
Pedoman Pelaksanaan Manajemen Proyek (PMIG)
20
sambungan internet, jasa keamanan (security guard), penggunaan listrik,
biaya kebersihan, telekomunikasi, lembaga konsultan nasional dan
internasional atau NGO (Non Government Organization), peralatan untuk
keamanan dan sebagainya. Ketentuan mengenai cost recovery hingga 5%
tersebut harus dicantumkan dalam AWP.
Bab 2 - Tahap Perencanaan Kegiatan
21
Halaman ini sengaja dikosongkan
Pedoman Pelaksanaan Manajemen Proyek (PMIG)
22
Pelaksanaan kegiatan hibah UNDP meliputi: (i) Start up workshop; (ii)
mekanisme penarikan dana hibah; (iii) mekanisme pengadaan
barang/jasa; (iv) revisi dokumen kegiatan; dan (v) bagian lain-lain
yang mencakup perjalanan dinas, mekanisme pemrosesan visa dan izin
tinggal bagi tenaga ahli asing, serta pembebasan bea masuk dan perpajakan.
Dalam rangka mempersiapkan pelaksanaan kegiatan, setelah unit
pelaksana proyek dibentuk, perlu diselenggarakan start-up workshop yang
bertujuan untuk memberikan informasi pokok kepada para pelaksana
proyek mengenai pelaksanaan kegiatan, seperti proses registrasi,
pembukaan rekening dan pencatuman dalam DIPA, proses penyusunan
AWP dan pelaporan, mekanisme penarikan dan penyaluran dana hibah,
prosedur pengadaan barang dan jasa, monitoring dan evaluasi, pelaporan,
audit, serta HACT. Narasumber yang dilibatkan dalam proses ini berasal
dari Bappenas, Departemen Keuangan, BPKP dan UNDP.
Pada saat ini seluruh kegiatan yang dibiayai hibah UNDP adalah kegiatan
capacity building yang merupakan kewenangan dan tanggung jawab
pemerintah pusat. Dengan demikian, implementing partner proyek UNDP
adalah pemerintah pusat. Untuk itu, mekanisme penarikan dan penyaluran
dana yang akan dijabarkan dalam pedoman ini mengikuti sistem hibah
pemerintah pusat.
3.1. Start-up Workshop
3.2. Mekanisme Penarikan Dana Hibah UNDP
3.2.1. Ruang Lingkup dan Landasan Peraturan
PELAKSANAAN
KEGIATAN HIBAH UNDP
BAB
3
Bab 3 - Pelaksanaan Kegiatan Hibah UNDP
23
3.2.2. Prinsip-Prinsip Umum
Berdasarkan ketentuan dalam pengelolaan hibah luar negeri yang berlaku,
prinsip-prinsip umum yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:
� Semua penerimaan negara yang menjadi hak dan pengeluaran yang
menjadi kewajiban negara dalam tahun anggaran yang bersangkutan
harus dimasukkan dalam APBN;
�Jumlah atau bagian dari jumlah pinjaman dan/atau hibah luar negeri
yang dimuat dalam naskah perjanjian pinjaman dan/atau hibah luar
negeri (NPPHLN) dicantumkan dalam DIPA;
�Dalam hal APBN telah ditetapkan, jumlah atau bagian dari jumlah
pinjaman dan/atau hibah luar negeri dituangkan dalam APBN-
Perubahan;
�Dalam hal kerjasama UNDP langsung dengan organisasi non
pemerintah maka dana hibah yang diberikan tidak melalui mekanisme
anggaran dan belanja negara melainkan secara langsung antara UNDP
dengan organisasi yang bersangkutan. Dengan demikian penyaluran
hibah kepada organisasi pemerintah tidak tercatat sebagai penerimaan
negara;
�Dalam hal kerjasama langsung antara UNDP dengan lembaga UN
lainnya (bukan dalam bentuk sub-kontrak), hibah harus dilaporkan
dalam APBN. Namun demikian, hibah tersebut dapat disalurkan
melalui mekanisme Pemerintah atau mekanisme lain berdasarkan
kebijakan dan prosedur lembaga UN yang bersangkutan.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan
pinjaman dan/atau hibah luar negeri pemerintah harus tercatat dalam
mekanisme APBN yang berlaku di Indonesia.
Keuntungan pencatatan tersebut antara lain:
�Fasilitas pembebasan pajak untuk pelaksanaan kegiatan pemerintah
yang seluruh atau sebagian dananya dibiayai hibah luar negeri;
�Hibah yang diberikan dapat tercatat dalam laporan penerimaan PHLN
Pemerintah Indonesia. Hal ini memberikan keuntungan tersendiri bagi
UNDP.
Pedoman Pelaksanaan Manajemen Proyek (PMIG)
24
3.2.3. Mekanisme Pencatuman Dana Hibah UNDP dalam DIPA
Kegiatan yang dilaksanakan dengan menggunakan hibah UNDP harus
tercatat dalam dokumen penganggaran (DIPA) di instansi yang akan
melaksanakan kegiatan tersebut. Pencatatan hibah UNDP dapat dilakukan
di dua instansi atau lebih tergantung dari kebutuhan dan karakteristik
kegiatan. Mekanisme pencantuman kegiatan dalam dokumen DIPA dapat
dilihat pada gambar 3.1.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 006/PMK.02/2009 mengenai
Mekanisme Perubahan APBN dan Perubahan DIPA 2009, revisi dapat
dilakukan setiap saat dan dilaporkan kepada DPR kemudian.
Departemen KeuanganImplementing
PartnerTAHAPAN UNDP
Dokumen Kegiatan
Penandatanganan
Prodoc/ AWP dan
Grant Agreement
Dokumen kegiatan disampaikan kepada Departemen Keuangan
Registrasi HibahPermohonan
Registrasi
Proses
Registrasi
Nomor
Registrasi
Permohonan
Pencatatan di
DIPA
Proses
Pencatatan
Hibah di DIPA
Koordinasi
Surat Tanda
Pencatatan Nomor
di DIPA
Pemasukan dalam
RKA
Proses Penerbitan
DIPAKoordinasi
DIPA
Pencatatan di DIPA
Permohonan
Pembukaan
Rekening
Evaluasi
Permohonan
Persetujuan
Pembukaan
Rekening
Pembukaan
Rekening
Pengelolaan Utang Anggaran Perbendaharaan
Gambar 3.1. Mekanisme Pencantuman Kegiatan Hibah UNDP dalam DIPA
Bab 3 - Pelaksanaan Kegiatan Hibah UNDP
25
3.2.4. Pengelolaan Rekening Kegiatan
Gambar dibawah menunjukkan skema proses persetujuan pembukaan
rekening, pengajuan pembukaan rekening dan pelaporan.
Gambar 3.2. Pengelolaan Rekening Kegiatan
TahapK/L/Kantor/Satker
(PA/ KPA)
Bendahara Umum
Negara / Kuasa BUN
Bank Sentral/ Bank
Umum/ Kantor Pos
Persetujuan
Pembukaan
Rekening
Permohonan
Pembukaan
Rekening
Terlampir :
1. Copy dokumen
anggaran
2. Surat Pernyataan
penggunaan
rekening
Evaluasi
Permohonan
Persetujuan
Pembukaan
Rekening
Pengajuan
Pembukaan
Rekening
Pengajuan
Pembukaan
Rekening
Terlampir :
Persetujuan
pembukaan
rekening
Evaluasi
Pengajuan
Rekening
Kegiatan
Pelaporan
Pembukaan
Rekening
Pelaporan
Pembukaan
Rekening
Laporan
Rekening
Pelaporan
Keuangan
Laporan
Keuangan
Terlampir:
Daftar Rekening
Laporan
Keuangan
Pedoman Pelaksanaan Manajemen Proyek (PMIG)
26
3.2.4.1. Pembukaan Rekening
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan, UNDP dapat melakukan transfer dana
ke rekening yang dibuka khusus untuk kegiatan sebagaimana tertuang
dalam dokumen kegiatan. Untuk keperluan ini Implementing Partner
(National Program/Project Director) dapat membuka rekening dengan
persetujuan Bendahara Umum Negara, dalam hal ini adalah Menteri
Keuangan. Persetujuan tersebut dapat dikuasakan kepada Kuasa
Bendahara Umum Negara Pusat dan Kuasa Bendahara Umum Negara di
Daerah. Kuasa Bendahara Umum Negara Pusat adalah Direktur Jenderal
Perbendaharaan dan Kuasa Bendahara Umum Negara di Daerah adalah
Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).
Permohonan persetujuan pembukaan rekening dalam rangka pelaksanaan
penerimaan dan pengeluaran anggaran di lingkungan kementerian
negara/lembaga disampaikan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala
Kantor/Satuan Kerja selaku Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran (PA/KPA) kepada Bendahara Umum Negara/Kuasa Bendahara
Umum Negara, dengan menggunakan formulir yang tertuang dalam
Lampiran I Peraturan Menteri Keuangan Nomor 57 tahun 2007, dengan
dilampiri:
a. Fotokopi dokumen pelaksanaan anggaran; dan
b. Surat Pernyataan tentang Penggunaan Rekening, dengan
menggunakan formulir dalam Lampiran II Peraturan Menteri
Keuangan tersebut.
Dalam hal dana hibah belum tercantum dalam DIPA, implementing partner
dapat mengusulkan pembukaan rekening dengan melampirkan nomor
registrasi dan Letter of Agreement bahwa kegiatan akan didaftarkan pada
DIPA kementerian terkait.
Permohonan persetujuan pembukaan rekening lainnya di lingkungan
Kementerian Negara/Lembaga disampaikan oleh Menteri/Pimpinan
Lembaga kepada Bendahara Umum Negara/Kuasa Bendahara Umum
Negara, dengan menggunakan formulir dan Surat Pernyataan tentang
Penggunaan Rekening dalam Lampiran Peraturan Menteri Keuangan
tersebut.
Bendahara Umum Negara/Kuasa Bendahara Umum Negara Pusat
berwenang menolak permohonan persetujuan pembukaan rekening yang
diajukan apabila permohonan tersebut tidak memenuhi ketentuan yang
Bab 3 - Pelaksanaan Kegiatan Hibah UNDP
27
telah disebutkan diatas. Surat persetujuan atau penolakan Bendahara
Umum Negara/Kuasa Bendahara Umum Negara Pusat menggunakan
formulir dalam Lampiran III Peraturan Menteri Keuangan tersebut.
Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Kantor/Satuan Kerja selaku Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran wajib melampirkan persetujuan
tertulis dari Bendahara Umum Negara/Kuasa Bendahara Umum Negara
sebagai persyaratan dalam pembukaan rekening pada Bank Sentral/Bank
Umum/Kantor Pos.
3.2.4.2. Penutupan Rekening
Setelah kegiatan selesai dilaksanakan secara substansi dan administrasi,
rekening kegiatan ditutup. Sisa dana dalam rekening tersebut, baik yang
berasal dari dana hibah yang ditrasfer dari UNDP atau akumulasi bunga di
transfer kembali kepada UNDP. Penutupan rekening kegiatan dilaporkan
kepada Departemen Keuangan sesuai dengan mekanisme yang berlaku.
3.2.4.3. Pelaporan Rekening dan Laporan Keuangan
Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Kantor/Satuan Kerja selaku Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran wajib melaporkan rekening
penerimaan dan/atau rekening pengeluaran serta rekening lainnya kepada
Bendahara Umum Negara/Kuasa Bendahara Umum Negara, dengan
menggunakan formulir dalam Lampiran IV Peraturan Menteri Keuangan
tersebut, paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak tanggal pembukaan
rekening.
Rekening penerimaan dan/atau rekening pengeluaran serta rekening
lainnya harus dilaporkan dan disajikan dalam daftar lampiran pada Laporan
Keuangan Kementerian Negara/ Lembaga/ Kantor/ Satuan Kerja yang
bersangkutan dengan menggunakan formulir dalam Lampiran V Peraturan
Menteri Keuangan tersebut. Daftar rekening penerimaan dan/atau rekening
pengeluaran wajib disampaikan kepada Bendahara Umum Negara/Kuasa
Bendahara Umum Negara setiap akhir semester.
Berdasarkan Daftar Rekening tersebut, KPPN menggabungkan daftar
rekening seluruh Kantor/Satuan Kerja dengan menggunakan formulir
dalam lampiran V Peraturan Menteri Keuangan tersebut, dan dilampirkan
pada Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tingkat Kuasa Bendahara Umum
Negara KPPN setiap akhir semester.
Pedoman Pelaksanaan Manajemen Proyek (PMIG)
28
3.2.5. Mekanisme Penarikan Dana Hibah UNDP
Penarikan atau pencairan dana hibah UNDP dapat dilakukan melalui
beberapa mekanisme sebagai berikut:
a. Penarikan melalui mekanisme Setoran Tunai (Direct Cash Transfer)
o NPD mengajukan rencana kerja kegiatan triwulan pertama
(QWP ) beserta rencana dana yang diperlukan dengan formatn
FACE (Funding Authorization and Certificate of Expenditure).
FACE Form ditandatangani oleh NPD.
o UNDP melakukan evaluasi atas QWP tersebut. Setelah QWPn n
disetujui, UNDP mentransfer dana yang diperlukan ke Rekening
Kegiatan.
o NPD beserta pihak terkait lainnya melaksanakan kegiatan yang
telah direncanakan dalam QWP yang telah disetujui UNDPn
tersebut. Pada akhir waktu pelaksanaan QWP , NPD melaporkann
hasil pelaksanaan QWP dan mengajukan rencana kerja triwulann
berikutnya (QWP ) beserta rencana dana yang diperlukan. NPDn+1
baru dapat mengusulkan penarikan dana berikutnya bila
realisasi dari rencana penarikan sebelumnya sudah mencapai 90
persen atau lebih.
o UNDP selanjutnya melakukan evaluasi terhadap laporan
pelaksanaan QWP dan rencana QWP . Apabila UNDPn n+1
menyetujui laporan pelaksanaan QWP dan rencana kerja QWP ,n n+1
UNDP mentransfer dana yang diperlukan ke Rekening Kegiatan.
o Setiap FACE Form yang diajukan dilampiri dengan copy bank
statement yang memperlihatkan closing cash balance untuk
kuartal yang bersangkutan, rekonsiliasi pengeluaran keuangan
terhadap balance cash yang formatnya sesuai dengan FACE Form.
o NPD berkewajiban melakukan rekonsiliasi bank setiap bulannya
dan mengelola semua dokumen yang berkaitan dengan rekening
bank.
o Bunga bank merupakan bagian dari dana hibah yang
dicantumkan dalam FACE Form dan masuk dalam akun biaya
lain-lain (miscellaneous).
o Pada akhir kegiatan, NPD wajib mengembalikan sisa dana yang
tersisa sesuai dengan laporan FACE Form terakhir kepada UNDP.
Bab 3 - Pelaksanaan Kegiatan Hibah UNDP
29
Gambar 3.3. Mekanisme Setoran Tunai (Direct Cash Transfer)
b. Penarikan dengan Cara Penggantian Pembiayaan Pendahuluan
(Reimbursement).
NPD melaksanakan kegiatan berdasarkan Annual Work Plan (AWP)
yang telah disetujui dengan sumber pembiayaan dari pihak NPD
sendiri atau dana lainnya yang bukan merupakan dana hibah UNDP
yang telah dialokasikan untuk membiayai kegiatan yang telah
disepakati. Segala tagihan yang timbul akibat pelaksanaan kegiatan
tersebut dilaporkan kepada UNDP untuk mendapatkan penggantian.
UNDP melakukan evaluasi atas laporan tagihan NPD tersebut. Apabila
disetujui, UNDP melakukan transfer dana penggantian ke Rekening
Kegiatan.
Gambar 3.4. Mekanisme Penggantian Pembiayaan Pendahuluan (Reimbursement)
Jenis Penarikan
HibahUNDP
Indonesia
Implementing
Partner (NPD)
Responsible
PartiesVendor
Direct Cash
Transfer
(rekening)
Evaluasi
usulan QWPn
Transfer dana
Quarter
Working Plan
(QWPn)
Rekening
Kegiatan
Pelaksanaan QWPn
Laporan QWPn
dan Pengajuan
QWPn+1
Evaluasi
pelaksanaan
QWPn dan
Pengajuan
QWPn+1
Jenis Penarikan
HibahUNDP
Indonesia
Implementing
Partner (NPD)
Responsible
PartiesVendor
Reimbursement
Pembayaran
Pelaksanaan
Kegiatan
Tagihan
Rekening
Kegiatan
Evaluasi
Tagihan
Transfer Dana
Pedoman Pelaksanaan Manajemen Proyek (PMIG)
30
c. Penarikan dengan Cara Pembayaran Langsung (Direct Payment).
NPD melaksanakan pelelangan untuk memilih pihak ketiga (vendor)
untuk melaksanakan kegiatan dalam hal pengadaan barang/jasa.
Pemilihan pihak ketiga berdasarkan mekanisme pengadaan yang telah
disetujui oleh NPD dan UNDP. Setelah terpilih, NPD melakukan
kontrak pelaksanaan dengan pihak ketiga. Pihak ketiga bertanggung
jawab melaksanakan kegiatan dan/atau menyediakan barang/jasa.
Tagihan yang timbul akibat pelaksanaan kegiatan tersebut diajukan
kepada UNDP. UNDP melakukan evaluasi atas tagihan yang
disampaikan pihak ketiga. Apabila disetujui, UNDP melakukan
transfer dana ke Rekening Pihak Ketiga atas permintaan resmi dari
NPD.
Gambar 3.5. Mekanisme Pembayaran Langsung (Direct Payment)
d. Penarikan dengan Cara Pelaksanaan Langsung (Direct Agency
Implementation)
UNDP melaksanakan sendiri kegiatan yang telah disepakati. Seluruh
dana yang telah dikeluarkan untuk pelaksanaan kegiatan tersebut
disampaikan kepada NPD dalam bentuk Notice of Disbursement (NoD).
Jenis Penarikan
HibahUNDP
Indonesia
Implementing
Partner (NPD)
Responsible
PartiesVendor
Direct
Payment
PelelanganDokumen
Lelang
Kontrak Kontrak
Pelaksanaan
Kegiatan/
Pengadaan
TagihanTagihanEvaluasi
Tagihan
Transfer DanaRekening
Vandor
Bab 3 - Pelaksanaan Kegiatan Hibah UNDP
31
Gambar 3.6. Mekanisme Pelaksanaan Langsung (Direct Agency Implementation)
Dalam pelaksanaan kegiatan, terdapat beberapa komponen pengeluaran
yang tidak dapat dibiayai dengan dana hibah UNDP. Komponen-komponen
tersebut antara lain adalah:
�Pengeluaran yang tidak berhubungan secara langsung dengan
kegiatan yang dibiayai hibah UNDP;
�Biaya honor untuk staf pemerintah yang melaksanakan kegiatan yang
dibiayai hibah UNDP termasuk dalam hal pembiayaan panitia
pengadaan dan keanggotaan dalam lembaga pengawas, pengarah dan
pelaksana kegiatan.
Dengan mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Departemen Keuangan No. Per-67/PB/2006 tentang Tata Cara Pembukuan
dan Pengesahan atas Realisasi Hibah Luar Negeri Pemerintah yang
Dilaksanakan Secara Langsung, tata cara pengesahan atas realisasi dana
hibah adalah sebagai berikut:
a. Umum
· Kegiatan yang dilaksakan secara langsung oleh UNDP tercatat
sebagai penerimaan negara apabila kegiatan yang bersangkutan
tercatat dalam DIPA Kementerian Negara/Lembaga yang
bersangkutan;
· Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran (PA/Kuasa PA)
mencantumkan dana hibah yang diterima kedalam DIPA
Kementerian Negara/Lembaga sesuai dengan ketentuan yang
berlaku;
3.2.6. Pengeluaran Kegiatan yang Tidak Dapat Dibiayai Hibah UNDP
3.2.7. Mekanisme Pengesahan atas Realisasi Dana Hibah
Jenis Penarikan
HibahUNDP
Indonesia
Implementing
Partner (NPD)
Responsible
PartiesVendor
Direct Agency
Implementation
NoD
Pelaksanaan
kegiatan
Jumlah Biaya
Pelaksanaan
Pedoman Pelaksanaan Manajemen Proyek (PMIG)
32
· Hibah yang sudah diterima namun belum masuk kedalam
DIPA/dokumen pelaksanaan anggaran dapat diproses untuk masuk
ke dalamnya melalui mekanisme revisi/perubahan.
b. Mekanisme Pengesahan
· UNDP menyampaikan laporan pencairan dana hibah kepada NPD;
· PA/Kuasa PA pada instansi NPD menyampaikan Surat Permintaan
Pengesahan atas realisasi hibah yang telah dicairkan sesuai dengan
Form 2 (terlampir pada Perdirjen Perbendaharaan No. 67/2006)
kepada KPPN Khusus;
· Permintaan pengesahan tersebut sekurang-kurangnya dilampiri
dengan: (i) bukti transfer dana (Notice of Disbursement/NoD) dari
UNDP, dan (ii) rekening koran hibah dari Bank yang disahkan oleh
PA/Kuasa PA;
· KPPN Khusus meneliti kesesuaian Surat Permintaan Pengesahan
tersebut dengan dana hibah yang tertuang dalam DIPA dan
mencocokan jumlah pada sisa rekening koran ditambah realisasi
harus sama dengan jumlah hibah pada bukti transfer;
· Atas dasar Surat Permintaan Pengesahan, KPPN Khusus
menerbitkan Surat Pengganti Withdrawal Aplication (WA) sebagai
dokumen pencatatan realisasi DIPA;
· Atas dasar Surat Pengganti WA, bukti transfer, dan rekening koran,
KPPN Khusus menerbitkan Surat Perintah Pembukuan/Pengesahan
(SP3) sebagai dasar pengeluaran dan penerimaan APBN sebesar nilai
equivalen rupiah.
Gambar 3.7. Mekanisme Penarikan Dana Hibah UNDP
2 NoD
UNDPImplementing
Partner
KPPN Khusus
Jakarta VI
3
RequestProject
Account
Supplier /
Consultant
SP3
4
WA1
Transfer
WA : Withdrawal Application
NoD : Notice of Disbursement
SP3 : Surat Perintah Pembukuan Pengesahan (Endorsement Letter)
Bab 3 - Pelaksanaan Kegiatan Hibah UNDP
33
Dalam pelaksanaan hibah luar negeri, Menteri/Pimpinan Lembaga atau
kuasanya yang bertanggung jawab atas pengelolaan anggaran (PA/Kuasa
PA) pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan wajib
mencantumkan dana hibah yang diterima ke dalam Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kementerian Negara/Lembaga sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Hibah yang sudah diterima namun belum masuk ke
dalam DIPA/dokumen pelaksanaan anggaran harus segera diproses untuk
masuk kedalamnya melalui mekanisme revisi.
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Khusus merupakan
instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada dibawah
dan bertanggung jawab langsung kepada Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Perbendaharaan. Tugas pokok KPPN Khusus adalah melakukan
proses pembayaran yang menggunakan dana pinjaman dan/atau hibah luar
negeri, khususnya dalam bentuk valuta asing. KPPN Khusus menerima
Surat Permintaan Pengesahan atas realisasi hibah yang diterima PA/Kuasa
PA. Surat Permintaan Pengesahan tersebut sekurang-kurangnya dilampiri
dengan:
a. Bukti transfer dana (Notice of Disbursement/Debet Advice) dari pemberi
hibah luar negeri; dan
b. Rekening koran hibah dari Bank yang disahkan oleh PA/Kuasa PA.
KPPN Khusus meneliti kesesuaian antara Surat Permintaan Pengesahan
tersebut dengan dana hibah yang tertuang pada DIPA dan mencocokkan
dana pada sisa rekening koran ditambah realisasi harus sama dengan
jumlah hibah pada bukti transfer (NoD).
Atas dasar Surat Permintaan Pengesahan, KPPN Khusus menerbitkan Surat
Pengganti Withdrawal Application (WA) sebagai dokumen pencatatan
realisasi DIPA. Atas dasar Surat Pengganti WA, bukti transfer, dan rekening
koran, KPPN Khusus menerbitkan Surat Perintah Pembukuan/Pengesahan
(SP3) sebagai dasar pengeluaran dan penerimaan APBN sebesar ekuivalen
rupiah. Proses ini akan mengikuti Peraturan Menteri Keuangan Nomor
40/2009.
Pedoman Pelaksanaan Manajemen Proyek (PMIG)
34
Gambar 3.8. Mekanisme Pengesahan Realisasi Hibah UNDP
Mekanisme administrasi dan/atau akuntansi hibah selanjutnya mengikuti
Peraturan Menteri Keuangan No. 40/PMK.05/2009 tentang Sistem
Akuntansi Hibah.
UNDP dapat menyediakan dukungan untuk melaksanakan kegiatan yang
menjadi bagian dari tanggung jawab Implementing Partner atau NPD seperti:
�Identifikasi dan rekrutmen personel kegiatan;
�Identifikasi dan pelaksanaan kegiatan training;
�Pengadaan barang dan jasa;
�Penyaluran dana hibah kepada organisasi non pemerintah sebagai
bagian proyek atas persetujuan NPD;
�Kesepakatan dengan lembaga UN yang lain atau pihak lainnya untuk
melaksanakan kegiatan yang sudah tertuang dalam Dokumen
Kegiatan.
Country support services tersebut di atas dilaksanakan sesuai dengan Direct
Agency Implementation (kegiatan yang dilaksanakan secara langsung oleh
UNDP), untuk sebagian kegiatan yang telah dituangkan dalam dokumen
kegiatan. Hal ini dapat dilaksanakan setelah adanya permintaan resmi dari
3.2.8. UNDP Country Office Support Services
UNDPImplementing
Partner (NPD+PPK)KPPN Khusus
NoD/ DA NoD/ DA
Rek. Koran
Surat
Permintaan
Pengesahan
�Dana hibah pada
DIPA
�Sisa Rekening Koran
+ realisasi
Evaluasi
Kesesuaian
Surat
Pengganti WA
Surat Perintah
Pembukuan/
Pengesahan (SP3)SP3SP3
Bab 3 - Pelaksanaan Kegiatan Hibah UNDP
35
NPD. Rencana ruang lingkup kegiatan yang akan dilaksanakan melalui
country support services dituangkan secara detail dalam lampiran project
document/annual work plan. Standard Letter of Agreement antara UNDP dan
Pemerintah yang akan mendasari pelaksanaan country support services
dapat dilihat pada lampiran A4. Bagian kegiatan yang dilaksanakan melalui
country support service berada di bawah tanggung jawab UNDP Resident
Representative dan dilaksanakan dengan mengedepankan pengalaman,
keahlian dari lembaga PBB lainnya jika diperlukan. Kantor perwakilan
menyediakan dana untuk mendukung pelaksanaan country support services
hanya jika services tersebut membutuhkan dana tambahan pada biaya
operasional dari kantor perwakilan tersebut. Tambahan dana untuk
pelaksanaan country support services dibebankan pada proyek dan harus
mendapatkan persetujuan dari NPD. Biaya dan jadual pembayarannya
harus dijabarkan dalam dokumen kegiatan. Aspek adminsitratif, keuangan
dan teknis pelaksanaan dari country support services terintegrasi dalam
manajemen proyek secara keseluruhan.
Pelaksanaan pengadaan barang/jasa untuk kegiatan yang dibiayai UNDP
harus mengedepankan prinsip-prinsip pengadaan yang efisien, efektif,
terbuka dan bersaing, transparan, adil/tidak diskriminatif dan akuntabel.
1. Mekanisme pengadaan barang dan jasa yang dapat digunakan dalam
pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut:
a. Mengikuti ketentuan pengadaan nasional sebagaimana tertuang
dalam Keppres no 80 Tahun 2003, atau
b. Mengikuti ketentuan pengadaan UNDP sebagaimana tertuang
dalam POPP.
2. Jika mekanisme yang digunakan adalah Keppres no 80/2003,
berdasarkan pasal 7 ayat 1b yang menyebutkan bahwa: “pengadaan
barang/jasa yang sebagian atau seluruhnya dibiayai dari pinjaman
dan/atau hibah luar negeri (PHLN) yang sesuai atau tidak
bertentangan dengan pedoman dan ketentuan pengadaan barang/jasa
dari pemberi pinjaman/hibah bersangkutan”. Dengan demikian,
ketentuan-ketentuan dalam Keppres No 80 Tahun 2003 berlaku
3.3. Pengadaan Barang dan Jasa
3.3.1. Prinsip Dasar
3.3.2. Pemilihan Mekanisme Pengadaan
Pedoman Pelaksanaan Manajemen Proyek (PMIG)
36
sepanjang sesuai dan tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan
dari UNDP dan/atau ketentuan lain yang disepakati oleh Pemerintah
Indonesia dan UNDP yang tercantum dalam Dokumen Kegiatan.
Pemilihan mekanisme pengadaan dilakukan pada saat persiapan kegiatan
dengan mempertimbangkan beberapa hal, antara lain:
a. Kapasitas instansi calon pelaksana atau calon NPD, baik dalam hal
kapasitas sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi dalam
bidang pengadaan, serta sumber daya keuangan (dari pembiayaan
APBN) untuk mendukung pelaksanaan pengadaan;
b. Urgensi kegiatan, waktu pelaksanaan pengadaan yang dibutuhkan
untuk masing-masing komponen kegiatan harus menjadi
pertimbangan dalam menentukan mekanisme yang akan digunakan.
c. Kesepakatan mengenai pemilihan mekanisme pengadaan yang akan
dilaksanakan dituangkan dalam Dokumen Kegiatan. Jika diperlukan,
mekanisme pengadaan yang telah disepakati, dituangkan dalam SOP
proyek, terutama untuk bagian yang sifatnya khusus terkait dengan
ketentuan UNDP.
d. Jika dengan alasan tertentu NPD tidak dapat melaksanakan
pengadaan barang untuk komponen kegiatan yang menjadi bagian dari
tanggungjawabnya, NPD dapat meminta UNDP untuk melaksanakan
pengadaan (dengan mengikuti ketentuan UNDP). Untuk kasus
tersebut, diperlukan adanya surat permintaan resmi dari NPD kepada
UNDP.
Dalam pelaksanaan kegiatan yang dibiayai hibah UNDP seringkali
dibutuhkan adanya perubahan rencana pelaksanaan. Perubahan rencana
kegiatan tersebut merupakan penyesuaian terhadap keadaan yang tidak
bisa sepenuhnya sesuai dengan yang direncanakan. Seringkali terjadi
perubahan yang disebabkan oleh beberapa hal antara lain:
a. Perubahan kebijakan, baik internal pemerintah maupun UNDP;
b. Perubahan kondisi sosial di sekitar lokasi kegiatan;
c. Adanya bencana alam dan bencana sosial dilokasi pelaksanaan
kegiatan;
d. Adanya gejolak ekonomi yang berakibat pada perubahan anggaran
biaya kegiatan; dan adanya kejadian tidak terduga lainnya.
3.4. Mekanisme Perubahan / Revisi Dokumen Kegiatan
Bab 3 - Pelaksanaan Kegiatan Hibah UNDP
37
Pedoman mengenai tata cara perubahan kegiatan adalah sebagai berikut:
a. Perubahan antar komponen yang akan dilaksanakan pada tahun yang
sama tanpa merubah jumlah hibah secara keseluruhan. Perubahan ini
tidak mengubah substansi kegiatan secara umum sehingga tidak
menimbulkan perubahan pada project document. Perubahan ini
cukup diputuskan dalam Project Board atau Project Steering Committee.
Usulan perubahan bisa berasal dari National Project Director (NPD) atau
Kepala Unit di UNDP yang membawahi kegiatan yang bersangkutan.
b. Perubahan substansi kegiatan, jumlah hibah dan kelembagaan
pelaksana untuk mendanai kegiatan yang bersangkutan; Mekanisme
perubahan yang menyangkut substansi, jumlah hibah dan
kelembagaan tersebut adalah sebagai berikut:
· National Project Director (NPD) menyampaikan usulan perubahan
kepada UNDP. Jika usulan perubahan tersebut disetujui, UNDP
mengirimkan surat usulan perubahan kepada Deputi Bidang
Pendanaan Pembangunan Bappenas dengan tembusan kepada
Direktur Pendanaan Luar Negeri Multilateral Bappenas, Direktur
Pinjaman dan Hibah Departemen Keuangan, Unit Kerja Eselon I NPD
yang bersangkutan;
· Surat usulan perubahan disampaikan dengan menyertakan
justifikasi perubahan, dokumen kegiatan yang sudah mengalami
perubahan dan lembar ringkasan (summary) perubahannya;
· Berdasarkan usulan perubahan tersebut, Direktur Pendanaan Luar
Negeri Multilateral Bappenas menyampaikan memorandum kepada
Direktorat Sektor terkait di Bappenas. Memorandum ini berupa
permohonan tanggapan dan klarifikasi mengenai perubahan yang
diusulkan. Apabila dianggap perlu maka Direktorat Pendanaan Luar
Negeri Multilateral dapat melaksanakan pertemuan koordinasi untuk
membahas usulan perubahan dimaksud.
· Apabila usulan perubahan sudah dapat disetujui selanjutnya Deputi
Bidang Pendanan Pembangunan menyampaikan surat persetujuan
atas perubahan dokumen kegiatan yang ditujukan kepada UNDP
dengan tembusan kepada Direktur Pinjaman dan Hibah Departemen
Keuangan, Unit Kerja Eselon I NPD yang bersangkutan dan Kepala
Pedoman Pelaksanaan Manajemen Proyek (PMIG)
38
SKPD yang menjadi koordinator proyek di daerah (untuk kegiatan
yang dilaksanakan di daerah).
Sub bagian ini menjabarkan secara ringkas mengenai mekanisme perjalanan
dinas, pemrosesan/permohonan visa dan izin tinggal bagi tenaga ahli asing
yang diperkerjakan baik di kantor perwakilan UNDP maupun dalam kegiatan
yang dibiayai hibah UNDP, serta pembebasan bea masuk untuk barang
impor dan perpajakan.
a. Biaya perjalanan dalam rangka pelaksanaan proyek sebagaimana
tertuang dalam dokumen kegiatan dapat dibiayai oleh UNDP.
b. Biaya yang ditanggung oleh UNDP adalah biaya tiket, uang harian
(daily subsistence allowance/DSA), biaya perjalanan dari- dan ke-
airport, dan biaya pajak perjalanan (misalnya airport tax). Besaran
satuan harga yang berkaitan untuk DSA untuk setiap daerah
ditentukan oleh UNDP berdasarkan assessment yang dilaksanakan
bersama dengan UN Agencies yang lain, sehingga harga satuan yang
ditetapkan sudah merupakan harga satuan hasil harmonisasi
(harmonized rate). Besaran DSA harmonized dapat dilihat pada
lampiran B27 .
c. UNDP bekerjasama dengan UN Agencies yang lain dan pemerintah
bersama-sama melaksanakan kaji ulang secara berkala setiap tahun
mengenai besaran DSA Harmonized.
d. Dalam kondisi tertentu, apabila pelaksana proyek menemui hambatan
dan kendala dalam penerapan DSA Harmonized, NPD dapat
berkonsultasi dengan UNDP untuk menentukan langkah operasional
yang dibutuhkan agar kegiatan dapat dilaksanakan sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi di lapangan tanpa melanggar ketentuan yang
berlaku di UNDP.
Landasan permohonan visa dan perijinan bagi tenaga kerja asing mengacu
pada beberapa peraturan terkait diantaranya Peraturan Pemerintah No.
3.5. Lain-Lain
3.5.1. Perjalanan Dinas
3.5.2. Permohonan Visa dan Perizinan bagi TenagaAhliAsing
Bab 3 - Pelaksanaan Kegiatan Hibah UNDP
39
32/1994 tentang Visa dan Ijin Masuk bagi Tenaga Kerja Diplomatik, Biasa
dan Konsuler, dan Peraturan Pemerintah No.19/2007 tentang Pembiayaan
untuk Ijin Tinggal, serta Buku Panduan mengenai Tenaga Ahli dan
Perjalanan Keluar Negeri yang disusun oleh Sekretariat Negara. Dalam
cakupan proyek yang diimplementasikan secara nasional (Proyek NIM), staf
internasional yang dikontrak untuk melaksanakan kegiatan proyek perlu
mendapatkan visa valid yang terdiri dari ijin tinggal, serta ijin masuk dan
keluar sebelum datang ke Indonesia. Bagi tenaga asing yang dikontrak
untuk mendukung pelaksanaan proyek, inisiasi untuk mengeluarkan surat
permintaan visa dan ijin tinggal tenaga asing tersebut atau Government
Administrative Formality (GAF) dilakukan oleh National Project Director (NPD)
langsung kepada Sekretaris Negara dan Departemen Luar Negeri dengan
melampirkan CV, TOR/Kerangka Acuan dan paspor/UNLP dalam
permintaan yang diajukan. Selain itu, UNDP akan meng-endorse
permintaan untuk GAF ini yang kemudian menjadi basis bagi Deplu untuk
mengeluarkan visa serta ijin tinggal bagi tenaga asing tersebut. Untuk
proses perpanjangan visa akan dilaksanakan dengan proses yang sama,
dengan diperlukan tambahan persetujuan dari Departemen
Ketenagakerjaan (surat IMTA).
Bagi tenaga asing yang dikontrak dan ditempatkan di kantor UNDP, proses
yang dilakukan adalah melalui mekanisme yang telah dilakukan yakni
dengan surat permohonan UNDP kepada Sekretaris Negara dan Departemen
Luar Negeri dengan melampirkan dokumen terkait yakni CV, TOR/Kerangka
Acuan, dan Paspor/UNLP.
Perlakuan perpajakan untuk UNDP dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. PMK-215/PMK-
01/2008 tentang Penetapan Organisasi-Organisasi Internasional dan
Pejabat-Pejabat Perwakilan Organisasi Internasional yang Tidak
Termasuk Subjek Pajak Penghasilan; Perlakuannya adalah sebagai
berikut:
i. Untuk Pajak Penghasilan; penghasilan yang diterima oleh UNDP
bukan merupakan Objek Pajak Penghasilan sepanjang
memenuhi ketentuan dalam PMK tersebut di atas.
3.5.3. Perpajakan
Pedoman Pelaksanaan Manajemen Proyek (PMIG)
40
ii. Untuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN); pihak UNDP dapat
mengajukan permohonan pembebasan atau restitusi atas pajak-
pajak tersebut (apabila telah terlanjur dipungut) kepada Ditjen
Pajak c.q. Kantor Pelayanan Pajak Badan dan Orang Asing
dengan terlebih dahulu mengajukan surat rekomendasi ke
Sekretariat Negara.
b. Berdasarkan PP No. 42 Tahun 1995 tentang Bea Masuk, Bea Masuk
Tambahan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah dan Pajak Penghasilan dalam Rangka Pelaksanaan Kegiatan
Pemerintah yang Dibiayai dengan Hibah atau Dana Pinjaman Luar
Negeri sebagaima telah diubah terakhir dengan PP No. 25 Tahun 2001,
perlakuan perpajakan bagi pelaksana pekerjaan proyek dari UNDP
dalam skema sebagai kontraktor/konsultan/pemasok utama dari
kegiatan pemerintah yang telah tercatat dalam DIPA atau yang
dipersamakan dengan DIPA adalah sebagai berikut:
i. Untuk pelaksanaan kegiatan pemerintah yang dibiayai hibah
luar negeri, Pajak Penghasilan yang terutang atas penghasilan
yang diterima atau diperoleh kontraktor, konsultan, dan
pemasok (supplier) utama dari pekerjaan yang dilakukan dalam
rangka pelaksana kegiatan pemerintah yang dibiayai dengan
hibah atau dana pinjaman luar negeri ditanggung oleh
pemerintah.
ii. Atas penghasilan yang diterima orang pribadi termasuk tenaga
ahli apabila merupakan kontraktor/konsultan/pemasok utama
dari kegiatan pemerintah yang dibiayai dengan hibah luar negeri
yang telah tercatat dalam DIPA atau yang dipersamakan dengan
DIPA, Pajak Penghasilan-nya ditanggung oleh pemerintah.
iii. Apabila UNDP meminta suatu badan dan/atau orang pribadi
untuk melakukan pekerjaan yang berasal dari dana hibah luar
negeri namun tidak tercatat dalam DIPA, maka Pajak
Penghasilan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh
badan dan/atau orang pribadi tersebut tidak termasuk yang
ditanggung oleh pemerintah.
Bab 3 - Pelaksanaan Kegiatan Hibah UNDP
41
Pedoman Pelaksanaan Manajemen Proyek (PMIG)
42
Halaman ini sengaja dikosongkan
4.1 Gambaran Umum
4.2. Monitoring
Mekanisme pelaporan untuk kegiatan yang dibiayai hibah yang
disalurkan melalui UNDP terdiri dari pelaporan secara triwulanan
(quarterly), laporan tahunan, dan laporan akhir (project completion
report).
Tujuan dari monitoring dan evaluasi adalah untuk mengukur dan menilai
performa kegiatan agar output dan outcome dapat dikelola secara efektif.
Berdasarkan Komitmen Jakarta, Pemerintah dan UNDP akan
mengembangkan mekanisme untuk melaksakan kegiatan monitoring dan
evaluasi secara bersama-sama.
Dalam kerangka pencapaian program, Bappenas dan UNDP melaksanakan
kegiatan monitoring sebagai berikut:
- Country Programme Review, dilaksanakan pada pertengahan (Mid
Term Review) dan akhir pelaksanaan kegiatan (Final Review). Review
ini dilakukan secara terprogram dan berkala untuk membahas
mengenai hal-hal strategis dalam pelaksanaan kerjasama sesuai
dengan ruang lingkup dan indikator yang disepakati.
MONITORING,
PELAPORAN,
EVALUASI DAN AUDIT
BAB
4
Bab 4 - Monitoring, Pelaporan, Evaluasi dan Audit
43
- Review pelaksanaan Country Programme Action Plan (CPAP Review)
yang dilaksanakan paling sedikit sekali setiap tahun. Pelaksanaan
CPAP review disinkronkan dengan pelaksanaan Country Programme
Review. Review ini bersifat lebih teknis dengan membahas progres
pencapaian dan permasalahan yang terjadi pada pelaksanaan
kegiatan.
Pada tingkat pelaksanaan kegiatan, indikator pencapaian output harus
digambarkan secara detail dalam dokumen kegiatan agar dapat dimonitor
pencapaiannya dengan baik. NPD dan UNDP harus sudah menyepakati
mekanisme monitoring kegiatan secara internal sebelum dokumen kegiatan
ditandatangani. Koordinasi pelaksanaan monitoring di tingkat pengelolaan
kegiatan menjadi tanggung jawab dari Programme/Project Manager. Jika
diperlukan dan disetujui oleh NPD dan UNDP, untuk penanganan
pelaksanaan monitoring dan evaluasi dapat mengangkat konsultan khusus
yang memiliki kemampuan di bidang monitoring dan evaluasi. Pelaksanaan
monitoring dan evaluasi dilakukan secara partisipatif dan berkala paling
tidak satu kali dalam tiga bulan.
Berdasarkan kalender monitoring & evaluasi CPAP (Lampiran B30), alat dan
mekanisme monitoring adalah termasuk kunjungan lapangan, laporan
kemajuan, serta laporan dan review berkala. Format dan pendekatan
monitoring yang digunakan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan
kondisi lokal dengan tetap mempertimbangkan standar minimum
monitoring sesuai ketentuan UNDP.
NPD dan UNDP harus menyepakati data baseline yang akan menjadi acuan
da lam pe laksanaan mon i t o r ing p royek/prog ram. Untuk
mengimplementasikan kegiatan secara efisien, baik secara substansi
maupun manajemen, acuan yang dapat dipakai adalah SMART (Specific –
spesifik, Measurable – terukur, Achievable – dapat dicapai, Relevant –
relevan, dan Time bound – Waktu pelaksanaan).
Pedoman Pelaksanaan Manajemen Proyek (PMIG)
44
MATRIKS SMART
pecific (spesifik) : Hasil harus dapat melihat perubahan yang terjadi –
perlu menjelaskan kondisi di masa yang akan datang secara khusus
dari perspektif pengguna dan penerima manfaat kegiatan.
easurable (terukur) : Hasil, baik secara kualitatif maupun
kuantitatif, harus mempunyai indikator yang terukur, dan harus
mampu diakses untuk mengetahui apakah hasil dapat tercapai atau
tidak.
chievable (dapat dicapai) : Hasil yang ingin dicapai harus dibuat
sesuai kapasitas pelaksana kegiatan untuk diraih
elevant (berkesesuaian) : Hasil harus dapat berkontribusi terhadap
upaya pencapaian prioritas pembangunan nasional.
imebound (waktu) : Pencapaian hasil harus memiliki tenggang
waktu yang jelas untuk mencapai tujuan kegiatan.
S
M
A
R
T
4.2.1 Pelaporan Triwulanan
Kunjungan Lapangan
Jika kegiatan dilaksanakan di daerah, pihak NPD dan UNDP harus
mempunyai mekanisme kunjungan ke lapangan minimum satu kali dalam
satu tahun. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka mencari masukan dan
validasi laporan kemajuan kegiatan yang telah disusun oleh project/program
manager. Kunjungan lapangan didokumentasikan dan menjadi salah satu
masukan dalam perencanaan kegiatan ke depan. Jika diperlukan, Bappenas
dan UNDP dapat melakukan joint field visit dalam rangka bagian dari
pelaksanaan CPAP dan/atau CPD Review atau sesuai dengan kesepakatan-
kesepakatan tertentu.
Pelaporan triwulanan terdiri dari beberapa isu antara lain:
· Pelaporan dalam rangka penilaian kualitas pelaksanaan kegiatan.
Pelaksana kegiatan diharapkan untuk mencatat dan melaporkan
progres atau kemajuan dari pencapaian output yang tertuang dalam
dokumen kegiatan. Laporan ini mencakup kerangka waktu dan
pemanfaatan sumber daya. Konsep laporan disusun oleh
Project/program manager, dan disetujui/disahkan oleh NPD.
Bab 4 - Evaluasi dan AuditMonitoring, Pelaporan,
45
· Informasi yang tertuang dalam laporan triwulanan, menjadi dasar bagi
program manager untuk melaksanakan:
o Update Issues Log. Pelaporan triwulanan yang disampaikan oleh
NPD akan menjadi input dalam sistem ATLAS dalam rangka
memutakhirkan Issues Log. Hal ini bertujuan untuk memantau
penyelesaian permasalahan (jika ada) yang terjadi dalam
pelaksanaan kegiatan.
o Update Risks Log. Pelaporan triwulanan juga harus disertai
dengan pemutakhiran terhadap Risks Log yang sudah tertuang
dalam Dokumen Kegiatan. Jika ada potensi risiko yang baru
ditemukenali dan mendapatkan kesepakatan dari Project Board
untuk dilaporkan ke UNDP karena akan sangat mempengaruhi
pelaksanaan kegiatan, perlu segera dicantumkan dalam sistem
ATLAS supaya bisa termonitor dengan baik.
o Lessons-learned Log. Hal ini dimaksudkan agar proses
pembelajaran yang didapat pada pelaksanaan kegiatan dapat
tercatat dengan baik sebagai bahan perbaikan dalam
pelaksanaan kegiatan selanjutnya serta penyiapan proyek di
masa yang akan datang.
Penyusunan laporan triwulanan dilaksanakan oleh Project/Programme
Manager berdasarkan arahan dari NPD untuk kemudian disampaikan
kepada Project/Programme Board melalui Project Assurance. Jika diperlukan
Project Board dapat melaksanakan pertemuan untuk membahas/me-review
laporan dimaksud. Format laporan triwulanan menggunakan struktur
seperti terlihat pada lampiran B17. Laporan ini harus diserahkan kepada
UNDP paling lambat 7 (tujuh) hari setelah berakhirnya triwulan yang
bersangkutan. Laporan triwulanan juga disampaikan kepada instansi yang
bersangkutan sebagai bahan penyusunan laporan kinerja. Format
pelaporan yang disampaikan kepada instansi harus disesuaikan dengan
format yang berlaku untuk kegiatan yang dibiayai APBN. Teknis
penyesuaian format dibahas antara pihak NPD, UNDP dan Biro Perencanaan
pada instansi yang bersangkutan.
Laporan triwulanan juga dapat disampaikan kepada semua pihak yang
terkait dengan pelaksanaan kegiatan. Pada saat tahap perencanaan, para
pihak yang akan terlibat dalam pelaksanaan kegiatan harus sudah
Pedoman Pelaksanaan Manajemen Proyek (PMIG)
46
menyepakati mengenai mekanisme komunikasi, dan teknis penyusunan
laporan termasuk jenis, jadual, ruang lingkup dan pihak-pihak yang harus
dilibatkan dalam penyusunan laporan.
Laporan tahunan disusun oleh project/programme manager atas dasar
arahan dari NPD dan disampaikan kepada project board untuk mendapatkan
pengesahan. Format laporan tahunan menggunakan format yang digunakan
dalam penyusunan laporan triwulanan. Hal ini dimaksudkan agar setiap
progres pencapaian kegiatan untuk setiap komponen pada setiap triwulan
dapat tercatat secara berlanjut dan dilaporkan, termasuk permasalahan dan
pembelajarannya.
Berdasarkan laporan tahunan, Project Board melakukan review atas
pelaksanaan kegiatan pada tahun yang bersangkutan. Hasil review dapat
menjadi bagian dari laporan akhir kegiatan. Laporan tahunan dan hasil
review-nya menjadi salah satu masukan dalam penyusunan rencana kerja
tahun berikutnya. Laporan tahunan tersebut selanjutnya disampaikan
kepada Bappenas, instansi yang bersangkutan dan UNDP.
Dalam hal keuangan kegiatan, seluruh pengeluaran kegiatan selama tahun
yang bersangkutan baik dari komponen yang menjadi tanggung jawab NPD
maupun UNDP harus dituangkan ke dalam Combined Delivery Report (CDR).
CDR bersumber dari sistem manajemen ATLAS dan mendapatkan
pengesahan dari NPD. Pembagian pencatatan bagian pendanaan yang
menjadi tanggung jawab NPD harus dipisahkan secara jelas dengan bagian
yang menjadi tanggung jawab UNDP. Demikian halnya jika dalam
pelaksanaan kegiatan terdapat komponen pembiayaan yang dilaksanakan
oleh instansi lain (sebagai responsible party), harus digambarkan secara
jelas dalam CDR. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan ketika
pelaksanaan audit.
Setelah kegiatan berakhir, Programme/Project Manager atas supervisi dari
NPD menyusun laporan akhir kegiatan. Ruang lingkup laporan ini
mencakup substansi pencapaian output kegiatan, permasalahan dan upaya
penyelesaian permasalahan tersebut, dan rekomendasi upaya yang harus
terus dilaksanakan untuk menjamin keberlangsungan program/proyek.
Laporan akhir kegiatan disampaikan kepada semua pihak yang terkait
4.2.2. Laporan Tahunan
4.2.3. LaporanAkhir
Bab 4 - Evaluasi dan AuditMonitoring, Pelaporan,
47
seperti Bappenas, UNDP, instansi yang bersangkutan dan Departemen
Keuangan.
Laporan Khusus kepada Negara/Lembaga pemberi hibah
Beberapa Negara/lembaga donor mensyaratkan beberapa hal spesifik dalam
laporan kemajuan proyek. Hal ini harus dijelaskan dalam perjanjian
kerjasama baik mengenai periode maupun format dan cakupan laporan.
Evaluasi proyek adalah upaya untuk mengukur dan menilai secara obyektif
keberhasilan pelaksanaan kegiatan yang sebelumnya telah dilaksanakan.
Tujuan dari evaluasi proyek adalah untuk mengetahui keberhasilan,
kemajuan serta hambatan yang dihadapi dalam teknis pelaksanaan kegiatan
tersebut, serta untuk menilai dan menyusun upaya perbaikan dalam rangka
peningkatan pelaksanaan di masa yang akan datang.
Evaluasi proyek difokuskan pada penilaian terhadap efisiensi dan efektivitas,
relevansi dan kontribusi substansi terhadap pencapaian prioritas
pembangunan nasional, serta posisi strategis dan kemitraan kelembagaan
dalam pelaksanaan kegiatan. Evaluasi sangat penting untuk dilaksanakan
terutama untuk menjamin keberlangsungan dan penyusunan program
selanjutnya. Evaluasi harus dilaksanakan sebelum kegiatan tersebut
direplikasi dan/atau dikembangkan dengan cakupan yang lebih luas.
Mekanisme evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan yang dibiayai UNDP
terdiri dari dua jenis yaitu mekanisme eksternal dan internal. Evaluasi
eksternal hanya dilaksanakan untuk kegiatan yang memiliki durasi lima
tahun atau lebih. Evaluasi eksternal dilaksanakan paling tidak dua kali,
yaitu pada pertengahan dan akhir waktu pelaksanaan kegiatan. Sedangkan
evaluasi internal harus dilaksanakan oleh seluruh kegiatan. Mekanisme
evaluasi eksternal dan internal harus disepakati oleh NPD dan UNDP dan
tertuang dalam dokumen kegiatan.
Mekanisme evaluasi untuk kegiatan yang didanai oleh UNDP mengikuti
prinsip-prinsip sebagai berikut:
�Mengelola hasil (Managing for results). Mekanisme evaluasi yang
dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kinerja pencapaian hasil
4.3. Evaluasi Kegiatan
Pedoman Pelaksanaan Manajemen Proyek (PMIG)
48
kegiatan sesuai dengan yang direncanakan sehingga memberikan
dampak optimal bagi masyarakat. Dengan demikian, evaluasi dapat
dilaksanakan terhadap proses, produk atau hasil, pelayanan dan
dukungan yang dilaksanakan oleh UNDP. Evaluasi juga difokuskan
untuk memperbaiki desain program serta perencanaan strategis ke
depan.
�Meningkatkan pembangunan dan hak asasi manusia. Evaluasi yang
dilakukan diarahkan untuk meningkatkan efektivitas dalam rangka
pembangunan sumber daya manusia yang berupa pengembangan
kapasitas, peningkatkan alternatif pilihan dan persamaan hak antara
laki-laki dan perempuan. Evaluasi didasarkan pada nilai-nilai universal
seperti kesamaan hak, keadilan, persamaan gender, dan menghormati
perbedaan.
�Kepemilikan (ownership) nasional. Evaluasi harus diarahkan sejalan
dengan prioritas nasional, dan prosesnya dilakukan secara partisipatif
dan inklusif. Mekanisme dan proses evaluasi diharapkan
berkonstribusi pada peningkatan kapasitas nasional dan memperkuat
jalinan kerjasama kelembagaan antara instansi yang terlibat dalam
pelaksanaan kegiatan yang bersangkutan.
�Sistem koordinasi PBB dan kemitraan global. Evaluasi yang
dilaksanakan diharapkan dapat mendukung sistem koordinasi dan
kerjasama UN Development Group (UNDG), dimana peran UNDP
diharapkan semakin meningkat dalam rangka memperkuat kemitraan
global.
Evaluasi harus menghasilkan rekomendasi mengenai langkah-langkah yang
harus dilaksanakan agar hasil evaluasi dapat dilaksanakan. Beberapa
langkah yang dapat dilaksanakan untuk menindaklanjuti hasil evaluasi
adalah perubahan/revisi dokumen kegiatan yang dikarenakan adanya
perubahan target dan rencana anggaran biaya kegiatan. Dalam kondisi
tertentu, dapat diusulkan adanya pembatalan atau penutupan sebagian
atau seluruh komponen kegiatan jika dianggap sudah tidak relevan dengan
kondisi dan kebutuhan saat ini.
Bab 4 - Evaluasi dan AuditMonitoring, Pelaporan,
49
4.4. Audit
4.4.1. Audit Terhadap Pelaksanaan Proyek
Audit adalah bagian integral dari manajemen administrasi dan keuangan,
serta bagian dari akuntabilitas UNDP. Program/proyek yang dibiayai oleh
UNDP akan diaudit secara berkala dan hasilnya akan dilaporkan kepada
UNDP Executive Board. Pada umumnya kegiatan yang didanai UNDP
mengenal empat bentuk audit dan assessment sebagai berikut:
�Audit terhadap pelaksanaan proyek yang umum dilaksanakan;
�Internal Audit;
�External Audit; dan
�HACT Assessment.
Untuk kegiatan yang dilaksanakan dengan modalitas nasional (National
Implementation Modality/NIM) baik yang dilaksanakan oleh instansi
pemerintah atau non-pemerintah, audit dilaksanakan untuk menjamin
bahwa kegiatan tersebut dilaksanakan sebagaimana mestinya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Ruang lingkup audit mencakup pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan,
meliputi:
i. Waktu pelaksanaan kegiatan yang akan diaudit adalah untuk periode
satu tahun yaitu 1 Januari sampai dengan 31 Desember.
ii. Komponen yang akan di audit adalah bagian pengeluaran yang
menjadi tanggung jawab NPD.
iii. Hal-hal yang akan diaudit adalah sebagai berikut:
�Rencana kerja
�Laporan kemajuan kegiatan
�Manajemen keuangan termasuk pengalokasian dana dan
anggaran kegiatan
�Pengadaan barang/jasa
�Pengeluaran dan/atau penyerapan dana kegiatan
�Manajemen pengelolaan aset
�Organisasi proyek dan proses penerimaan/rekrutmen sumber
daya manusia (SDM)
�Biaya-biaya lain yang berhubungan dengan kegiatan misalnya
berkaitan dengan berakhirnya kegiatan dan proses pelepasan
serta transfer aset.
Pedoman Pelaksanaan Manajemen Proyek (PMIG)
50
Standar TOR untuk audit dapat dilihat pada lampiran B32. Selanjutnya
auditor akan menyusun komentar dan rekomendasi berdasarkan audit yang
telah dilaksanakan. Hasil audit akan disampaikan kepada NPD dan UNDP.
Untuk kegiatan yang dilaksanakan secara langsung oleh UNDP (Direct
Implementation Modality/DIM), audit dilaksanakan oleh Kantor Audit dan
Investigasi (Office of Audit and Investigation/OAI) UNDP. Resident
Representative UNDP akan menyampaikan usulan kepada OAI mengenai
kegiatan mana yang akan di audit. Audit ini akan mencakup antara lain
sebagai berikut:
�Pengeluaran proyek yang tercantum dalam CDR;
�Sistem akuntansi proyek;
�Mekanisme kontrol dan dan pembagian tanggung jawab dalam
pelaksanaan proyek;
�Prosedur pembayaran dan monitoring pencapaian kinerja penyedia
barang/jasa (kontraktor);
�Pemenuhan ketentuan;
�Persetujuan dan prosedur penganggaran proyek.
Auditor internal UNDP dapat memilih proyek tertentu untuk di audit. Proses
audit akan mencakup beberapa aspek antara lain kesesuaian dengan
standar UNDP dan kebijakan UN lainnya termasuk UNDAF dan pengaturan
Program Bersama dimana UNDP menjadi salah satu komponennya.
Pedoman audit internal UNDP 2003 dapat dilihat pada website internal OAI.
Pelaksanaan audit eksternal dilaksanakan oleh UN Boards of Auditors
(UNBOA) yang telah berdiri pada tahun 1946 melalui Resolusi Sidang Umum
PBB No.74 (1). Anggota dari UNBOA adalah auditor eksternal dari negara
anggota yang secara bergilir dipilih pada Sidang Umum dan memiliki periode
jabatan selama enam tahun. Pada saat ini yang menjadi anggota UNBOA
adalah Filipina, Perancis dan Afrika Selatan. Untuk UNDP, penanganan
audit eksternal akan dilakukan oleh Afrika Selatan.
Tujuan audit eksternal adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
dari UNDP baik secara kebijakan maupun teknis dan praksis. Lingkup audit
antara lain sebagai berikut:
4.4.2. Audit Internal (InternalAudit)
4.4.3. Audit Eksternal (ExternalAudit)
Bab 4 - Evaluasi dan AuditMonitoring, Pelaporan,
51
- Rekrutmen sumber daya manusia;
- Manajemen pengadaan dan kontrak;
- Manajemen pelaksanaan proyek;
- Result based management dan penganggaran;
- Biaya perjalanan;
- Manajemen Aset;
- Manajemen keuangan;
- Manajemen teknologi informasi dan komunikasi;
- Kerjasama kelembagaan dan koordinasi.
Audit eksternal dilaksanakan secara regular dengan cara mengunjungi
beberapa proyek yang menjadi sampel audit yang hasilnya akan
dilaporkan pada Sidang Umum PBB. Tidak ada jadwal tetap pelaksanaan
audit eksternal untuk setiap Negara, tetapi diharapkan audit ini dapat
dilaksanakan paling tidak satu kali dalam setiap 8-10 tahun.
Kebijakan dan prosedur untuk HACT Assessment didasarkan pada
dokumen yang dipublikasikan oleh UN Development Group (UNDG) pada
September 2005. Dokumen ini tersedia untuk publik di situs UNDG yaitu
http://www.undg.org dan dalam lampiran B11 dan lampiran B12.
Kerangka Acuan untuk HACT Assessment akan disetujui dan
dikonfirmasi oleh UNDP New York.
HACT bertujuan untuk menurunkan biaya transaksi (transaction cost)
dan meningkatkan harmonisasi dan efektivitas, serta peningkatan
kapasitas dalam pengelolaan keuangan agar dapat member manfaat yang
optimal. Hasil penilaian atau assessment akan menjadi dasar dalam
penentuan tingkat risiko dan frekuensi pelaksanaan cek ke lapangan (spot
check). Hasil HACT Assessment dan hasil audit akan saling melengkapi
dalam rangka penguatan dan peningkatan efektivitas pengelolaan proyek
ke depan.
Dalam rangka pelaksanaan dan/atau tindak lanjut dari HACT
Assessment, UNDP dapat melakukan spot check untuk memonitor
pelaksanaan administrasi proyek. Frekuensi pelaksanaan spot check
disesuaikan dengan hasil HACT Assessment terhadap instansi yang
bersangkutan.
4.4.4. HACT Assessment
Pedoman Pelaksanaan Manajemen Proyek (PMIG)
52
5.1. Aset Kegiatan
5.2. Penutupan Kegiatan
Mekanisme pengalihan kepemilikan aset harus dibahas dan
disetujui pada saat persiapan kegiatan (sebelum dokumen
kegiatan ditandatangani). Proses pengalihan aset dapat dilakukan
pada saat pelaksanaan kegiatan atau diakhir pelaksanaan kegiatan. Untuk
aset yang kepemilikannya dialihkan kepada pemerintah pada saat kegiatan
masih berjalan, pemerintah harus menyediakan dana pemeliharaan aset
tersebut sampai dengan kegiatan selesai. Proses pengalihan dan pencatatan
dilakukan melalui mekanisme yang berlaku.
Suatu kegiatan dinyatakan selesai/ditutup secara operasional pada saat
seluruh aktivitas kegiatan telah selesai dilaksanakan dan output telah
tercapai. Sedangkan kegiatan dinyatakan selesai/ditutup secara finansial
pada saat seluruh transaksi keuangan telah dilaporkan dan seluruh
rekening telah ditutup. Suatu kegiatan harus ditutup secara finansial
sesegera mungkin, paling lama 12 bulan setelah kegiatan ditutup secara
operasional.
Dokumen Kegiatan akan memuat periode kegiatan dan jika ada kebutuhan
untuk memperpanjang kegiatan, harus dilakukan revisi Dokumen Kegiatan
atau persetujuan revisi rencana kerja untuk periode kegiatan selanjutnya.
Jika tidak ada perubahan besar terhadap substansi output dan
perpanjangan kegiatan. Proses penutupan kegiatan dimulai pada saat
kegiatan telah selesai mencapai output yang direncanakan, atau ketika
terdapat keputusan untuk membatalkan/menutup kegiatan.
ASET DAN PENUTUPAN
KEGIATAN
BAB
5
Bab 5 - Aset dan Penutupan Kegiatan
53
Proses penutupan kegiatan mencakup review tahap akhir kegiatan,
penutupan, dan rekomendasi untuk keberlanjutan di masa mendatang.
Proses ini dimulai ketika kegiatan telah berhasil mencapai output yang
direncanakan atau ketika Project Board memutuskan untuk menghentikan
kegiatan. Fokus dari proses ini adalah penyusunan bukti-bukti
penyelesaian kegiatan, proses pembelajaran, manfaat, dan teknis pengambil
alihan yang diperlukan.
Aset-aset proyek selama tahap penutupan kegiatan harus dialihkan secara
formal, dihapus atau ditransfer dari UNDP. Detail tahapan penutupan
kegiatan, dapat merujuk lampiran A 3.
Laporan CDR final disahkan oleh implementing partner dan auditor,
kemudian diterima oleh UNDP yang otomatis akan segera menutup
keuangan kegiatan.
Berikut ini adalah beberapa rekomendasi beberapa hal terkait dengan
penutupan kegiatan sebagai berikut:
a) Memastikan fungsi Project Manager berjalan dengan baik pada saat
proses penutupan kegiatan sehingga dapat melaksanakan proses
pelaporan dan penutupan kegiatan sebagaimana mestinya.
b) Memastikan bahwa semua laporan kegiatan yang dipersyaratkan
telah selesai disusun dan disampaikan kepada para pihak terkait.
c) Menyimpan dokumen dan arsip-arsip kegiatan untuk keperluan
audit dan evaluasi
d) Menyimpan dan menjaga agar output dan produk yang dihasilkan
kegiatan dapat disampaikan dan diketahui oleh seluruh pihak yang
membutuhkan.
e) Memastikan bahwa upaya peningkatan kapasitas telah selesai
dilaksanakan untuk mendukung upaya transfer pengetahuan dan
teknologi kepada para penerima manfaat. Proses transfer
pengetahuan dan teknologi harus menjadi bagian dalam laporan
akhir pelaksanaan kegiatan.
Pedoman Pelaksanaan Manajemen Proyek (PMIG)
54
LAMPIRAN
Halaman ini sengaja dikosongkan
LAMPIRAN A-1JAKARTA COMMITMENT:
AID FOR DEVELOPMENT EFFECTIVENESS
INDONESIA’S ROAD MAP TO 2014
Government of Indonesiaand its
Development Partners
Indonesia and the international aid architecture
Indonesia's development challenge
As a middle-income country with a population of around 230 million, Indonesia facesa distinctive set of challenges relating to aid, and more broadly to development effectiveness.The Government of Indonesia’s relationship with international aid agencies is changing; thefinancing mechanisms at its disposal are taking new forms; and its development cooperationwith other low and middle income countries is being further articulated. Given the country’sdevelopment successes and its position as a large Middle Income Country, Indonesia has astrong contribution to make efforts at improving the international aid architecture forall recipients including both Low Income Countries (LICs) and Middle Income Countries(MICs).
Indonesia is a signatory to the Paris Declaration onAid Effectiveness, and has committed to theaid effectiveness principles and commitments contained in the Declaration. Indonesia has beenan active participant in the regional preparations for the Third High Level Forum on AidEffectiveness, including through engaging with global mechanisms and through dialogue withother countries in the Asia region. The Government is committed to take forward the AccraAgenda for Action as well as the Monterrey Consensus, and the 2008 Doha Declaration onFinancing for Development.
Notwithstanding the progress made so far, Indonesia continues to face significantdevelopment challenges, especially in the areas of poverty reduction, service delivery anddecentralisation. Poverty rates have fallen to 15.4% in 2008, yet large numbers of Indonesiansremain poor (around 35 million). Regional disparities is a key feature of poverty in the country,given the vast size and varying conditions in different parts of the country, and pockets ofendemic poverty still remain. Further effort is still needed for Indonesia to meet all the MDGstargets. The implementation of decentralisation remains complex and continues to posechallenges. Improving public financial management and strengthening the accountability oflocal governments will be essential in order to increase the impact of public spending.
The main constraint facing Indonesia in addressing the challenges and achieving its planned development outcomes is not merely the lack of financial resources but rather the utilization ofthe resources. Further by taking into account of the global financial crises, Indonesia anddevelopment partners have no choice but need to utilize all resources more effectively. Hence,there is a need as well as a challenge to translate the existing resources into better developmentoutcomes. Indonesia’s overarching concern is to maximise the effectiveness of all itsresources committed to development, including external assistance. It is in this context
55
that the aid effectiveness agenda becomes particularly relevant. External assistance is notsimply a financial supplement to domestic resources, but complementary to these resources —playing a catalytic role in allowing Indonesia to access international knowledge and bestpractices, to enhance institutional capacity, and bring about strategic systems improvements.
We have therefore prepared a roadmap to strengthen our aid effectiveness agenda – moving towards improved development effectiveness. The roadmap will respond to the abovechallenges, and support Indonesia's efforts to maximise the effectiveness of its aid insupporting development.
This roadmap defines the policy direction towards development effectiveness up to 2014 and beyond, which includes priority actions that will be taken in the short term, by 2010, to moveforward on the implementation of the Paris Declaration based on the results of the ParisDeclaration Monitoring Survey, 2008. The principle of ownership implies that the policydirection will be in line with the national development strategies. We also recognize theimportance of addressing gender issues in our development activities and aid effectivenessprocess.
This roadmap sets out the strategic vision that we, along with our development partners, wishto commit, to based on the key pillars of our development effectiveness agenda. The agendais based on the Paris Declaration principles and the Accra Agenda for Action commitmentsand develops a model for delivering development effectiveness in a Middle Income context.
The need to develop effective capacity is at the heart of Indonesia's developmentchallenges, whether it be at the institutional, organizational or at the individual levels. TheGovernment and development partners are all deeply engaged with this agenda, butresults have so far been uneven. Indonesia looks to its development partners forcontinued capacity development support. Development partners share the view that alltheir interventions have some elements of capacity development embedded within them.In order to enhance capacity, the Government will articulate, and developmentpartners will support the achievement of, capacity development objectives andtargets within sector plans and thematic strategies, including skills and humanresources development, organisational level capacity development as well as the creationof an enabling environment. We also propose to make capacity development a resultsarea within different sectors to ensure adequate attention and follow-up.
Development partners will align themselves more fully with the Governmentprogrammes and systems. Development partners will align their programming cycleswith those of government, use the government format for reporting their assistance, andincreasingly use the Government's financial management and procurement systems.Where they do not make use of systems, development partners will transparentlystate their rationale for not using government systems and indicate how they willwork with the Government (including through capacity development) to align in thefuture. In the spirit of partnership, we will also encourage development partners to fully,sincerely and transparently untie their aid.
The Indonesia Roadmap to strengthen aid for development effectiveness
I. Strengthening Country Ownership over Developmenta) Strengthening capacities and using stronger government systems
56
The Government will establish a mechanism at country level to determine, and toreview, how effectively the Government and development partners can and docontribute to capacity development. This mechanism will be transparent and evidence-based, involving country level stakeholders, and covering the range of capacitydevelopment partners. The Government and development partners will make use of thismechanism to monitor, measure and potentially correct the effectiveness of their supportto capacity development.
Using its experience and its active participation in the governance of international aidorganizations, global foundations and funds, as well as its strong network of relationshipswith other countries in the region and globally, the Government commits to work tostrengthen the international aid architecture in ways that enhance its responsiveness to Indonesia’s needs as well as to those of other developing countries. Developmentpartners will support the Government in this endeavour.
As an emerging middle-income country with considerable development success,Indonesia has much to share with other countries in the region, and beyond, as well asopportunities to learn. Already involved in numerous elements of South-South cooperationfor capacity development, the Government of Indonesia and development partnerscommit to further strengthening regional processes and institutions facilitatingSouth-South cooperation. Efforts at South-South Cooperation will through time expandto include possibilities for financial assistance as well technical support from theGovernment of Indonesia.
Indonesia places a high value on the development resources that its partners contribute tothe development of the country. Today, the importance of external assistance forIndonesia is not only a function of its volume, but rather of its quality and effectiveness – development partners will continue to seek to find creative solutions to Indonesia’sdevelopment challenges, making new knowledge and international best practicesaccessible. Development partners will align their strategies for providing developmentassistance to Indonesia within this new paradigm. Development partners commit toproviding all their development assistance to Indonesia based on countrydemands. Development partners will review their implementation modalities and the mixof skills that they can make available at the country level in relation to these objectives ofknowledge transfer as well as financial transfer.
Multi-donor trust funds have emerged as an important vehicle for development partners tosupport Indonesia's development—ranging from large multi-donor trust funds establishedto implement reconstruction programmes, capacity building activities and targeteddevelopment interventions such as the Multi-Donor Fund for Aceh and Nias, theDecentralization Support Facility and the Indonesian Partnership Fund for HIV/AIDS, toquite small and ad hoc trust funds to support very specific activities. These trust fundshave enabled development partners to respond flexibly and rapidly to Indonesia’s priority needs including providing assistance at the sub national level, supporting policy andinstitutional reforms, effectively responding to unanticipated needs such as post-disaster
b) Improving the international governance of aid and strengthening south-south cooperation
II. Building More Effective and Inclusive Partnerships for Developmenta) Developing a new partnership paradigm
b) Strengthening existing aid instruments and shaping new ones
57
reconstruction and recovery efforts, and research and analysis. They have in somerespects supported a programme based approach to aid delivery.
While the Government supports the multi-donor support modality in principle, it recognizesthat in some cases it may not necessarily contribute to convergence of ideas on criticaldevelopment issues, nor even support the alignment and harmonisation agenda and thegovernment's own interventions. This is especially so if the activities are executed by the development partners and the funding is not incorporated in the government's budget. In using the multi-donor support modality, the Government and development partners willput higher priority on programme based approach, supporting government programs and linking the priorities of Bappenas, Ministry of Finance, and concerned line ministries.
Within existing multi-donor support such MDTFs, the Government anddevelopment partners will work together to strengthen alignment with governmentsystems, including as an immediate first step aligning with the Government reportingsystems. The Government and development partners commit to reducing thenumber of ad hoc freestanding trust funds. The Government will also issue clear -cut guidelines for the mobilisation and management of multi-donor funds, and forthe mainstreaming of multi-donor support program into government programmingprocesses.
Given the scale of Indonesia's development challenge its requirements for externalassistance, and particularly technical assistance, are likely to continue over the mediumterm. The government will also seek to supplement the resources available fordevelopment and Government will diversify its development resources to includealternative sources of financing for development—including public-privatepartnerships, corporate social responsibility, global and domestic foundations, and tradeand foreign investment.
As Indonesia continues to progress and consolidate its position as a Middle IncomeCountry it will be working closely with its development partners, including private sectorand civil society, to support its development efforts and to sustain and further consolidateits position. Partners such as those involved in public private partnerships, corporatesocial responsibility programming and Global Funds and Foundations, as well astraditional development partners, are expected to participate in a regular dialogue led bythe Government to discuss progress.
To this end, the Government will propose a regular dialogue mechanism to provide aplatform for discussing the development agenda in line with the JakartaCommitment. A spirit of genuine partnership, engagement and joint responsibility willguide the Government when inviting participants from civil society, private sector andtraditional development partners to participate in this dialogue. The proposed dialoguemechanism will be an opportunity to meet and discuss progress towards the achievementof the Paris Declaration indicators by 2010 and further to discuss the full implementationof the Jakarta Commitments by 2014. It is expected that regular meetings will take placeto take stock of the overall progress and challenges faced, but also that ad-hoc meetingscan be organized as necessary if particular challenges are faced requiring joint high-leveldiscussion.
c) Expanding dialogue to include new actors
58
Indonesia's need for external assistance will continue to decline through sustained andinclusive growth, the development of robust institutions, and the achievement of theMillennium Development Goals and other indicators of social and economic progress. Inthis context Indonesia will continue to have a strong relationship with its developmentpartners. The need for dialogue and partnership will continue in order to effectively andjointly address the challenges relating to global public goods, climate change, theenvironment, and strategic global security issues.
As Indonesia moves forward with the preparation of its new Medium Term DevelopmentPlan (RPJM), a focus on outcomes and results will be further strengthened. TheGovernment will further develop, and development partners will further support,strong frameworks for measuring and monitoring results within the RPJM andlinked sector plans, as well establishing social accountability mechanisms that solicit,monitor and ensure implementation of feedback on the government's performance.Results will be linked to performance measurement and organizational effectiveness.Effective monitoring and evaluation are key elements of managing for results. We willstrengthen our efforts to improve monitoring and evaluation (M and E), including basicdata collection. The Government will further clarify the institutional framework for Mand E and development partners will reduce parallel efforts at monitoring nationaldevelopment targets. A higher internal demand for M and E will be generated byinvolving national stakeholders in the review of implementation of the RPJM from a resultsperspective. Results-based M and E will be a powerful tool for ensuring the effectivenessof Indonesia’s development policies and the delivery of tangible results by thegovernment.
The Government and development partners will jointly carry out regular reviews onprogress in implementing the commitments on aid for development effectivenessand improved development outcomes through an objective country level mechanism. Tosupport the review of progress in the Jakarta Commitment and progress towardsassociated targets, the Government will establish an integrated Aid Information andManagement System.
III. Delivering and Accounting Development Resultsa) Strengthening a focus on, and capacity to manage by, development results
b) Working together to review progress across development partnershipsThe Government will seek supports from development partners based on theircomparative advantages in providing needed support, in the specific areas where theGovernment sees a critical need for that support, and establishing a clear correlation ofthe inputs with the expected results. To this end, development partners will also integrate results frameworks into their cooperation strategies and programs, shifting their internalincentives to focus on sustainable results (going beyond the project level) and developingresults based reporting systems.
59
The Jakarta CommitmentThe Government invites development partners to join this commitment towards developmenteffectiveness, to adopt the principles of aid effectiveness as articulated in the Paris Declarationas adapted to Indonesia's country context, and to adopt the Jakarta Commitment movingforward with the implementation of this roadmap. We will establish an Aid for DevelopmentEffectiveness Secretariat in BAPPENAS using our own resources and those of ourdevelopment partners—particularly tapping their technical support to help us move forwardtogether on this important agenda of enhancing development effectiveness in Indonesia.
The Jakarta Commitment is to be based on the spirit of mutual respect, support andaccountability. It represents a shared recognition between the Government and developmentpartners to enhance the effectiveness of external financing in Indonesia. It enjoins upon theGovernment and development partners to make available appropriate resources, knowledgeand capacity to implement the Jakarta Commitment. Whilst not legally binding, by adopting theJakarta Commitment, all below development partners aspire to achieve the strong aspirationsherein.
Jakarta, 12 January 2009
for the Government of Indonesia
60
List of Development Partners Adopting The Jakarta Commitment
1. Asian Development Bank (adopted on 12 January 2009)2. Government of Australia (adopted on 12 January 2009)3. Government of Japan (adopted on 12 January 2009)4. The Netherlands Government (adopted on 12 January 2009)5. Government of The Republic of Poland (adopted on 12 January 2009)6. World Bank (adopted on 12 January 2009)7. Austrian Embassy (adopted on 12 January 2009)8. Agence FranÇaise de Dévelopment (adopted on 12 January 2009)9. Canadian International Development Agency (adopted on 12 January 2009)10. Department for International Development of the United Kingdom (adopted on 12
January 2009)11. Delegation of the European Commission (adopted on 12 January 2009)12. Embassy of Finland (adopted on 12 January 2009)13. French Embassy (adopted on 12 January 2009)14. Embassy of the Federal Republic of Germany (adopted on 12 January 2009)15. Embassy of Italy (adopted on 12 January 2009)16. Japan International Cooperation Agency (adopted on 12 January 2009)17. Korea International Cooperation Agency (adopted on 12 January 2009)18. Royal Norwegian Embassy (adopted on 12 January 2009)19. New Zealand Agency for International Development (adopted on 12 January 2009)20. Embassy of Sweden (adopted on 12 January 2009)21. United States Agency for International Development/ Indonesia (adopted on 12
January 2009)22. United Nations System in Indonesia (adopted on 12 January 2009)
61
Halaman ini sengaja dikosongkan
62
LAMPIRAN A-2DAFTAR ISIAN PENGUSULAN KEGIATAN
I. Umum
1. Judul Kegiatan
2. Bentuk KegiatanBantuan ProyekBantuan Teknik
3. Prioritas Bidang
4. Sasaran Prioritas Bidang
5. Instansi Penanggung JawabKementerian Negara / LembagaEselon IUsulan Kementerian Negara / Lembaga yang :
Seluruhnya digunakan untuk kegiatan dalam rangka pelaksanaan tugas pokok danfungsi Kementerian Negara / Lembaga tersebut.Seluruhnya / sebagian diterushibahkan kepada :
Instansi Penerima Penerushibahana.
b.c.
Pemerintah Daerah :Sebagai Pinjaman Daerah
Inisiatif SendiriDiinisiasi oleh Kementerian Negara / Lembaga
Sebagai Hibah (hanya untuk usulan sumber dana hibah luar negeri)
BUMN
6. Instansi Pelaksanaa.b.c.d.
7. Durasi Pelaksanaan bulan
8. Latar Belakang dan Alasan Pelaksanaan Kegiatan (justification)Dalam Bahasa Indonesia :
Dalam Bahasa Inggris :
9. Tujuan Kegiatan
Dalam Bahasa Indonesia :
Dalam Bahasa Inggris :
63
10. Keterkaitan dengan Kegiatan Lain
Judul Kegiatan Instansi Pelaksana LokasiSumber
DanaTahun
Pelaksanaan
II. Kegiatan11. Lingkup KegiatanDalam Bahasa Indonesia :
Dalam Bahasa Inggris :
12. Rencana Alokasi Dana untuk Komponen Kegiatan
Komponen KegiatanKategori
Kegiatan*)Penggunaan Biaya (US$’000)
Lokal Luar Negeri
Nilai Tukar : US$ 1 - Rp ______*)Kategori Kegiatan :A. Jasa KonsultanB. Pekerjaan KonstruksiC. Pengadaan Barang dan PeralatanD. Pelatihan dan PendidikanE. Selain yang diatas (sebutkan)
13. Sebaran Kegiatan
Instansi Pelaksana LokasiProp Kota/Kab
Keterangan*)Pembiayaan
(US$’000)
*)Keterangan :A. Dikelola oleh Kementerian Negara / LembagaB. PenerushibahanC. Penerusan Pinjaman
III. Pembiayaan14. Bentuk Pinjaman dan / atau Hibah Luar Negeri
Bentuk Nilai (US$’000)�Pinjaman Lunak� Fasilitas Kredit Ekspor / Pinjaman Komersial� Hibah
Total
15. Nilai Pembiayaan
Instansi PelaksanaBiaya (US$’000)
Pinjaman Hibah
Dana Pendamping
Sumber*)Nilai
(US$’000)
Total Biaya(US$’000)
*)Sumber 1. APBN2. APBD3. Anggaran BUMN4. Lain-lain (sebutkan)
64
16. Rencana Pengeluaran Pembiayaan
Instansi PelaksanaTotal Biaya(US$’000)
Tahun Rencana Pengeluaran Pembiayaan
1 2 3 4 5
IV. Dokumen Persyaratan Pengusulan Kegiatan
17. Persyaratan Umum
�Kerangka Acuan Kerja�Dokumen Studi Kelayakan Kegiatan
Ada Tidak Ya TidakDilampirkanDilampirkan
18. Studi Terkait yang Pernah DilakukanJudul Studi Yang Pernah Dilakukan Pelaksana Studi Tahun Pelaksanaan
19. Persyaratan Khusus
Usulan dari Kementerian Negara / Lembaga untuk :
Penerushibahan kepada Pemerintah Daeraha. Daerah Penerima Penerushibahan terdiri dari : Prop Kab / Kota
Lengkap Tidak Ya TidakDilampirkanb. Surat Persetujuan Pemerintah Daerah
Penerushibahan atau penyertaan modal negara kepada BUMN
a. Surat Persetujuan Direksi BUMN
b. Surat Persetujuan Menteri yang bertanggung jawab di bidang pembinaan BUMN
Ada Tidak Ya TidakDilampirkan
Ada Tidak Ya TidakDilampirkan
Usulan dari Pemerintah Daerah yang diteruspinjamkan (baik atas inisiasi KementerianNegara / Lembaga maupun inisiatif Pemda sendiri)
Surat Persetujuan DPRDAda Tidak Ya Tidak
Dilampirkan
Ada Tidak Ya TidakDilampirkan
Usulan dari BUMN untuk penerusan pinjaman melalui Pemerintah
Surat Persetujuan Menteri yang bertanggungjawab di bidang pembinaan BUMN
20. Persiapan Kegiatan yang Telah Dilakukan
Sudah Belum
�Telah disusun rencana kegiatan rinci�Telah disusun indikator kinerja pelaksanaan kegiatan bersama dokumen ini�Telah ada pernyataan kesediaan dari Pemda / BUMN untuk menyiapkan dana pelaksanaan yang menjadi kewajiban Pemda / BUMN� Telah dialokasikan dana pendamping untuk tahun pertama pelaksanaan kegiatan� Telah ada rencana pengadaan tanah dan/atau pemukiman kembali, termasuk ketersediaan dana yang diperlukan� Telah disusun rancangan pembentukan Unit Manajemen Proyek dan Unit pelaksana proyek� Telah disusun rencana pengelolaan kegiatan
KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/PEMERINTAH DAERAH/BUMN
Cap(Tanda tangan)
Nama dan Jabatan)
65
SURAT PERMINTAAN PENGESAHAN
Pemberi Hibah : ..................................................................................
Tanggal dan No. Financing Agreement : ..................................................................................
No. Registrasi : ..................................................................................
Tanggal dan No. DIPA : ..................................................................................
Tahun Anggaran : ..................................................................................
Departemen / Lembaga : ..................................... Kode : .................................
Satuan Kerja : ..................................... Kode : .................................
Lokasi : ..................................... Kode : .................................
Fungsi : ..................................... Kode : .................................
Sub Fungsi : ..................................... Kode : .................................
Program : ..................................... Kode : .................................
Kegiatan : ..................................... Kode : .................................
Sub Kegiatan : ..................................... Kode : .................................
MAK : .....................................
Jumlah Pembayaran : .....................................
Uraian Pembayaran : .....................................
Terlampir bersama ini kami sampaikan dokumen-dokumen pendukung yang dibutuhkan.
Demikian permintaan kami, atas kerjasama Saudara kami ucapkan terima kasih.
Jakarta, ..................................Pengguna Anggaran/ Kuasa PA
................................................NIP .........................................
LAMPIRAN IPERATURAN DIREKTUR JENDERALPERBENDAHARAANNOMOR PER- /PB/2006 TENTANG TATA CARAPEMBUKUAN DAN PENGESAHAN ATAS REALISASIH I B A H L U A R N E G E R I P E M E R I N TA H YA N GDILAKSANAKAN SECARA LANGSUNG
66
LAMPIRAN IPERATURAN DIREKTUR JENDERALPERBENDAHARAANNOMOR PER- /PB/2006 TENTANG TATA CARAPEMBUKUAN DAN PENGESAHAN ATAS REALISASIH I B A H L U A R N E G E R I P E M E R I N TA H YA N GDILAKSANAKAN SECARA LANGSUNG
SURAT PENGGANTI WITHDRAWAL APLICATION (WA)(Sehubungan pemberi hibah membayar langsung kepada penyedia jasa/memberikan dalam bentuk tunai)
Nomor : ........................................./ Tanggal : .......................................
1. Grant / Hibah : ...................................................................................
2. Nilai Aplikasi : ...................................................................................
3. Nomor dan Tanggal NoD : ...................................................................................
4. Nilai dalam SP3 : ...................................................................................
5. Cara Pembayaran : ...................................................................................
6. Kontraktor / Penyedia Jasa : ...................................................................................
7. Nomor Kontrak & Tanggal : ...................................................................................
8. Nilai Kontrak : ...................................................................................
9. Satker dan Kode Satker : ...................................................................................
10. Nomor dan Tanggal DIPA : ...................................................................................
11. Fungsi, Sub Fungsi, Program : ...................................................................................
12. Kode Kegiatan / Sub Kegiatan / MAK : ...................................................................................
13. MAP : ...................................................................................
Kepala KPPN Khusus
...................................NIP ............................
67
LAMPIRAN VIPERATURAN MENTERI KEUANGANNOMOR 57 / PMK 05 / 2007 TENTANGPENGELOLAAN REKENING MILIKKEMENTERIAN NEGARA/ LEMBAGA/KANTOR / SATUAN KERJA
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
KOP SURAT
Nomor : S - ........................ / 2007 ...................., 2007Sifat : ......................................Lampiran : ......................................Hal : Permohonan Persetujuan atas
Rekening yang sudah dibuka
Yth. ............................................................. 1)
di
...................................... 2)
Menunjuk Peraturan Menteri Keuangan Nomor : ................../ PMK.05 / 2007 tentang
Pengelolaan Rekening Milik Kementerian Negara / Lembaga / Kantor / Satuan Kerja, dengan
ini dilaporkan bahwa sebelum berlakunya Peraturan Menteri Keuangan itu, kami telah
melakukan pembukaan rekening .................................... 3) pada ................................. 4) dengan
nomor rekening ................................. 5) untuk keperluan ..................................... 6).
Sehubungan dengan hal tersebut, dimohon agar pembukaan rekening dimaksud dapat
diterbitkan surat persetujuannya.
Demikian disampaikan untuk dapat ditindak lanjuti sebagaimana mestinya. Atas
kerjasamanya yang baik diucapkan terima kasih.
Kepala Kantor,
......................................... 7)NIP ......................................
68
LAMPIRAN IIPERATURAN MENTERI KEUANGANNOMOR 57 / PMK 05 / 2007 TENTANGPENGELOLAAN REKENING MILIKKEMENTERIAN NEGARA/ LEMBAGA/KANTOR / SATUAN KERJA
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
KOP SURAT
Nomor : S - ........................ / 2007 ...................., 2007Sifat : ......................................Lampiran : ......................................Hal : Pernyataan Penggunaan Rekening
Yth. ............................................................. 1)
di
...................................... 2)
Menunjuk Peraturan Menteri Keuangan Nomor : ................../ PMK.05 / 2007 tentang
Pengelolaan Rekening Milik Kementerian Negara / Lembaga / Kantor / Satuan Kerja, dengan
ini kami menyatakan dengan sungguh - sungguh, sesuai dengan surat kami tanggal
............................... 3) Nomor ....................................... 4) hal permintaan persetujuan pembukaan rekening,
u n t u k m e n g g u n a k a n r e k e n i n g y a n g d i b u k a a t a s n a m a j a b a t a n y a i t u r e k e n i n g
............................................. 5) pada ............................................ 6) hanya untuk keperluan
............................................................................... 7)
Demikian disampaikan untuk dapat dimaklumi.
Kepala Kantor,
......................................... 8)NIP ......................................
69
LAMPIRAN IIIPERATURAN MENTERI KEUANGANNOMOR 57 / PMK 05 / 2007 TENTANGPENGELOLAAN REKENING MILIKKEMENTERIAN NEGARA/ LEMBAGA/KANTOR / SATUAN KERJA
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
KOP SURAT
Nomor : S - ........................ / 2007 ...................., 2007Sifat : ......................................Lampiran : ......................................Hal : ....................... 1) Pembukaan Rekening
Yth. ............................................................. 2)
di
...................................... 3)
Menunjuk Peraturan Menteri Keuangan Nomor : ................../ PMK.05 / 2007 tentang
Pengelolaan Rekening Milik Kementerian Negara / Lembaga / Kantor / Satuan Kerja dan surat
Saudara tanggal ............................... 4) Nomor .................................. 5) hal Permohonan Pembukaan Rekening,
dengan ini kami .................................... 6) pembukaan rekening : ...................................... 7) pada
.......................................... 8) untuk keperluan ................................................................... 9) karena
............................................................................ 10)
Demikian disampaikan untuk dapat dimaklumi.
...................................... 11)
....................................... 12)NIP .....................................
70
LAMPIRAN IVPERATURAN MENTERI KEUANGANNOMOR 57 / PMK 05 / 2007 TENTANGPENGELOLAAN REKENING MILIKKEMENTERIAN NEGARA/ LEMBAGA/KANTOR / SATUAN KERJA
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
KOP SURAT
Nomor : S - ........................ / 2007 ...................., 2007Sifat : ......................................Lampiran : ......................................Hal : Laporan Pembukaan Rekening
Yth. ............................................................. 1)
di
...................................... 2)
Menunjuk Peraturan Menteri Keuangan Nomor : ................../ PMK.05 / 2007 tentang
Pengelolaan Rekening Milik Kementerian Negara / Lembaga / Kantor / Satuan Kerja, dengan
ini dilaporkan bahwa berdasarkan surat persetujuan Menteri Keuangan tanggal ............................ 3)
Nomor ................................... 4), kami telah melakukan pembukaan rekening ........................................ 5) pada
............................................... 6) dengan nomor rekening ............................................ 7) untuk keperluan
................................................................ 8)
Demikian disampaikan untuk dapat dimaklumi.
Kepala Kantor,
......................................... 9)NIP ......................................
71
DA
FT
AR
RE
KE
NIN
GK
EM
EN
TE
RIA
NN
EG
AR
A/
LE
MB
AG
A/
KA
NT
OR
/S
AT
UA
NK
ER
JA
NO
Kan
tor
/S
atu
an
Ker
ja
Kem
ente
rian
Neg
ara
/L
bg
BA
–E
s.I
Jen
isR
eken
ing
(gir
o/d
eposi
to)
Nom
or
Rek
enin
gN
am
aR
eken
ing
Rek
.
Ata
sN
am
a
Ban
k/
Kan
tor
Pos
Ju
mla
hU
an
g
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10
)
LA
MP
IRA
NV
PE
RA
TU
RA
NM
EN
TE
RI
KE
UA
NG
AN
NO
MO
R5
7/P
MK
05
/2
00
7T
EN
TA
NG
PE
NG
EL
OL
AA
NR
EK
EN
ING
MIL
IKK
EM
EN
TE
RIA
NN
EG
AR
A/L
EM
BA
GA
/K
AN
TO
R/S
AT
UA
NK
ER
JA
ME
NT
ER
IK
EU
AN
GA
N
RE
PU
BL
IK
IN
DO
NE
SIA
.....................................................................
.....................................................................
.....................................................................
NIP
..............................................................
72
LAMPIRAN A-3CHECK LIST ON POPP PROJECT MANAGEMENT
Project Name :
Award ID :
Project Time Frame (yyyy – yyyy) :
Current Project Status (select one) : Justifying / Defining / Initiating / Running / Closing
Project Registered in DIPA : YES / NO, date if YES: ___/___/______
Project Account approved by MoF : YES / NO, date if YES: ___/___/______
Programme Staff :
Unit :
This checklist solicits information on UNDP Indonesia’s requirement to implement the
Project Management Section as regulated in the Programme and Operations Policies and
Procedures (POPP), previously known as the User Guide1 and relevant Government
regulations.
This checklist is a tool for (1) self-assessment by programme officer/manager; (2) monitoring
and selective checks by Programme Unit Head across projects; and (3) quality assurance and
strategic monitoring by the business leaders (HR, Procurement, Finance, Planning and M&E)
for identifying further improvement. Ultimately, it is to help all people involved in the project
management and assurance in understanding the requirements for good project
implementation.
For all on-going projects and projects in hard pipeline (a draft project document is ready),
responsible Programme Officers should fill the relevant parts of this checklist (Justifying,
Defining, Initiating, Running, Closing Stages) and update it every 6 months.
A copy of filled checklist per project will be kept in project file (M&E section) and another
copy will be sent to M&E focal point in each unit for unit level filing.
Operations Units (Resource Management, Procurement, Admin and HR) and PMEU will
review the filled checklists for monitoring and planning for briefing / training necessary for
further internalizing the POPP.
1http://content.undp.org/go/userguide/ for POPP.
http://content.undp.org/go/userguide/results/project/?lang=en#top for project cycle.
Annotated version of March 2009
73
CHECK LIST ON POPP PROJECT MANAGEMENT
KEY PROCESSES
COMPLIANCE REMARKS
(Please provide explanation if the
key processes are NOT
implemented/compliance or N.A.)YES NO N.A.
1. JUSTIFYING STAGE
1.1. Develop a Project Proposal / Concept Paper
Is the proposed concept for a new project in line with
UNDAF, Strategic Plan (2007 – 2011) CPD, and
CPAP?
Is the proposed concept is in line with the
government priority and addressing policy
/regulatory as well as implementation gap in the
current government policy and was there any request
/ expressed demand from government?
Has there been any assessment or research done to
substantiate the proposed proposal or concept?
Has there been any consultation with relevant
government agency and potential donors for the
development of this proposal?
Any potential synergy with other programme unit
within UNDP and any possibility of developing UN
Joint Programme?
How the capacity development theme is
incorporated in the proposal?
Any cross cutting issues that have significant
implication to strengthen the proposal were
addressed? (gender, aid effectiveness, south-south
cooperation, disaster risk reduction, rights based
approach, etc. – please specify in the remark how any
of these issues were addressed)
1.2. Submit an ATLAS Proposal to receive a Proposal IDi
1.3. Acquire approval from Country Director to proceed
with the Project Proposal / Concept Paper
1.4. Secure capacity enough to develop (and implement
project) at Unit level and identify resources that can
be tapped from HQs, Regional Centers, CO and
externally.
1.5. Project Status in the Atlas Project Management
Module (PMM) updated from Justifying Stage to
Defining Stageii
74
KEY PROCESSES
COMPLIANCE REMARKS
(Please provide explanation if the
key processes are NOT
implemented/compliance or N.A.)YES NO N.A.
2. DEFINING STAGE
2.1. Define the project Results and Resources Framework
(RRF) including outputs, activity results/deliverables,
and resources.
2.2. Undertake the “HACT Financial Management
Capacity (Micro) Assessment” on potential
Implementing Partner that will receive at least an
annual amount of USD 100,000.iii
2.3. Undertake the “Capacity Assessment for Project
Implementation”, using the latest template available
in the POPP.iv
2.4. Determine implementation modality
(NIM/DIM/NGO):
Options of implementation modality are discussed with
implementing partner and arrangement for internal
capacity is devised accordingly (e.g. country office
support service agreement requires more capacity at
CO side)
2.5. Prepare Initiation Plan (optional / if budget required) v
2.6. Convene IPAC/PAC on the Initiation Plan.
2.7. Entering project annual work plan into Atlas in line
with RRF and generate award in Atlas by manager
level 1 or above
2.8. Activate the Atlas PMM by entering output
definition, risks, budget and product description for
initiation to Atlasvi and linking to relevant outcome in
the project tree
2.9. Review and approval of Initiation Plan by Country
Director and budget sent to KK
2.10. Project Status in the Atlas updated from Defining
Stage to Initiating Stagevii
3. INITIATING STAGE
3.1. Refine output indicators, baseline and targets in the
draft Project Document.
3.2. Develop deliverable descriptions for each activities,
as well as quality criteria, in the draft Project
Document.
Please refer to the Quality Management for Project
Activity Results provided in the Project Document
Template.viii
75
76
KEY PROCESSES
COMPLIANCE REMARKS
(Please provide explanation if the
key processes are NOT
implemented/compliance or N.A.)YES NO N.A.
3.3. Finalize implementation arrangements with
Implementing Partner, i.e. cash transfer modality,
based on the outcome of the HACT / capacity
assessment.
3.4. Sign Letter of Agreement between UNDP and the
Implementing Partner for the Provision of Country
Office Support Services (including Description of
Support Services), if required.
3.5. Finalize project management organization structures
and project roles and responsibilities:ix
- Composition of Project Board is confirmed and
functional for the IPAC and PAC.
- Each role has been clearly understood by all
parties (implementing agency, potential NPD,
other project board members).
3.6. Negotiation on cost recovery with Donors:
- GMS (minimum 7%)
- ISS (following existing policy at CO)
3.7. Finalize project funding (signed contribution
agreements, fund allocations from regular resources,
CS/TF, etc.) and create budget (considering GMS, ISS
and other costs as well as project / activity cost)
3.8. Prepare and monitoring the contribution schedule
3.9. Prepare Recruitment Plan in line with SOP.
3.10. Prepare Procurement Plan including
- Identification of capitalized and non-capitalized
assets to be procured, and security (MOSS)
related equipment.
- Specify assets disposal strategy including the
timeline for the implementation of the strategy,
as part of a Project Document.
3.11. Create Project Monitoring Plan in the draft Project
Document (example: launching, project board
meetings for regular review, publications and public
events, reporting, HACT assurance activities including
scheduled audit).
3.12. Open Initial Project Issues Log and Lessons Learned
Log in the draft Project Document.x
3.13. Open and update Project Risk Log in the draft Project
Document.
3.14. Convene IPAC on the draft Project Document and
AWP.
77
KEY PROCESSES
COMPLIANCE REMARKS
(Please provide explanation if the
key processes are NOT
implemented/compliance or N.A.)YES NO N.A.
3.15. Convene PAC on the revised draft Project Document
and AWP and approve Project Document during the
PAC meeting (in principle, conditional to some
proposed revisions). PAC minutes should be signed
by the chairperson
3.16. Bappenas provides technical clearance on the
approved Project Document and AWP and the
Ministry of Finance is informed.
3.17. Project Document with AWP for first year approved
and signed by UNDP and Implementing Partner.
3.18. (PP2/2006) Implementing Partner to register the
project at Ministry of Finance
3.19. (PP2/2006) Implementing Partner to include the
project to their DIPA.
3.20. (PP2/2006) Implementing Partner request and obtain
the approval of Ministry of Finance for opening a
project bank account
3.21. Atlas PMM is populated on:
- Output indicators, baseline and targets
- Deliverable description & quality description
- Plan Budget, as indicated in the AWP
- Project Communication and Monitoring Schedule
Plan
- Project Issues Log and Lessons Learned Log
- Project Risk Log
3.22. Project Status in the Atlas updated from Initiating
Stage to Running Stage
4. RUNNING STAGE
4.1. Project Board meets on quarterly basis to discuss /
approve workplan, progress against workplan and
challenges/lessons learned and to provide guidance
to the project manager. (Project Board can convene
for important decision as necessary)xi
4.2. Funds made available by ensuring the Authorized
Spending Limit (ASL) availability through monitoring
on the contribution schedule upon the receipt of
funds: resources made available through direct cash
transfer, direct payment, and/or reimbursement.
4.3. Ensure cost recovery against cost sharing agreement
(GMS) and services provided (ISS and other support
service at cost such as IT) reflected in the project
budget and implemented in timely manner
78
KEY PROCESSES
COMPLIANCE REMARKS
(Please provide explanation if the
key processes are NOT
implemented/compliance or N.A.)YES NO N.A.
4.4. Mobilise inputs to initiate activities, according to the
TORs and specifications of goods and services
Monitoring and Evaluation
4.5. Monitor progress of project deliverables as defined
by the Deliverable Descriptions as scheduled in the
Monitoring Plan.
4.6. Monitoring the foreign exchange gain/loss on
contribution receipt against project budget, perform
project budget revision due to any differences.
4.7. Update the Monitoring Plan in Atlas PMM.
4.8. Update Issues Log on a quarterly basis in Atlas PMM.
4.9. Monitor Risks and update Risk Log on a quarterly
basis in Atlas PMM.
4.10. Update Lessons Learned log in Atlas PMM.
4.11. Prepare Project Quarterly Progress Report from Atlas
PMM and review it.
4.12. Update output status
4.13. Prepare Annual Review Report
4.14. Conducted regular Project Review (annually), when
necessary
4.15. Plan and sign next year’s AWP
4.16. Commission project evaluation in accordance with
evaluation plan
Harmonized Approach to Cash Transfer (HACT)
4.17. Prepare FACE Form and signed by UNDP & IP.
4.18. All cash transfer comply with FACE form
4.19. Schedule and implement Spot Checks.
4.20. Schedule and implement Programmatic Monitoring
(Field Visit).
4.21. Schedule and implement regular / scheduled audits.
4.22. Schedule and implement Special Audit, if needed.
Human Resources
4.23. Quarterly update Recruitment Plan
4.24. Create Request for Personnel Action / RPA when
submitting request for recruitment/contract issuance
/ extension
79
KEY PROCESSES
COMPLIANCE REMARKS
(Please provide explanation if the
key processes are NOT
implemented/compliance or N.A.)YES NO N.A.
4.25. Provide clear TOR, updated organization chart and
get confirmation on job specification from HR
4.26. Ensure budget availability at least on medium range
or step 5 for particular level based on job
classification from HR
4.27. Conduct short listing process based on long listed
candidate from HR
4.28. Proper documentation on following documents:
- Advertisement
- interview report
- CAPC minutes for recruitment of NOC post under
SC modality, approval of APP/ Ad hoc for FT / ALD
post
- CV , P11, birth certificate , last certificate of
education for staff
- Reference check process
- Medical clearance
- Medical insurance & pension for SC
- Copy of contract
- Other documentation in line check list
4.29. Ensure proper induction for new recruit (HR staff in
respective duty station will have a schedule of
induction programme ) & ensure entrance procedure
implemented
4.30. Ensure proper implementation of service evaluation
for SC holder and RCA for FT / ALD holder
- for SC holders, personal workplan for service
evaluation form to be completed in consultation
with supervisor within 30 days from contract
starting date
- for SC holders, service evaluation to be done 2
months before contract expires
- for FT/ALD holders to follow the RCA cycle
4.31. Ensure prior notification to HR for extension or any
needs to bring to CAPC / ACP for SC holder with
amount of contract up to USD 30,000 / USD 100,000.
Submission should follow procurement manual.
NEX Finances & NGO Execution Finances (POPP)
4.32. Cash Transfer Modalities discussed or reviewed and
agreed (for revision) between IP and UNDP, based on
inputs and findings from the HACT Micro
Assessment. (see item 3.3)
KEY PROCESSES
COMPLIANCE REMARKS
(Please provide explanation if the
key processes are NOT
implemented/compliance or N.A.)YES NO N.A.
4.33. Bank account opened by the Implementing Partner
(not UNDP) under the name of the project, only for
receiving UNDP funds and making payments related
to the project.
4.34. NEX advance aging monitoring for advance
management compliance
4.35. Settlement of 90% previous advance for new
advance request.
4.36. Bank account managed with double signature. UNDP
contract holder is not in any case a signatory of these
accounts.
4.37. Prepare and certify FACE Form, at least on a
quarterly basis.
4.38. Any interest earned on the project bank account
from the advances is included by the IP in the
FR/FACE and credited to the project, recording it as
miscellaneous income.
4.39. Prepare CDR quarterly basis for review and take
necessary action to correct any irregularities.
4.40. Prepare CDR for NPD to certify at the end of the
year.
Internal Control Framework (POPP)
4.41. Segregation of duties of the following post:
i) Authorization to execute transactions,
ii) Transactions recording,
iii) Asset Custody, and
iv) Reconciliation
The first-three duties performed by different
persons.
4.42. Segregation of duties of the following post:
i) Ordering goods or services,
ii) Receiving goods or services,
iii) Transaction recording, and
iv) Payment of goods and services
The all four duties performed by different persons.
Procurement
4.43. Consistently implement and regularly update
Procurement Plan (PP)
4.44. Create on time e-requisition in line with PP
4.45. Provide clear TOR/Spec/SOWs
80
KEY PROCESSES
COMPLIANCE REMARKS
(Please provide explanation if the
key processes are NOT
implemented/compliance or N.A.)YES NO N.A.
4.46. Contribute to the shortlisting/evaluation stage
4.47. Submission of good quality CAP case
4.48. Submission of good quality SSA case
4.49. Follow up on CAP recommendation
4.50. Follow up on ACP recommendation
4.51. Contract management – monitoring deliverables and
making payments against pre-set milestones
4.52. Submit on-time extension for Contracts
amendments
4.53. If project ended, Project Status in the Atlas PMM
updated from Running Stage to Closing Stage.
5. CLOSING STAGE
5.1. Prepare Final Project Review report by Project
Manager, including Lesson Learned Report.xii
5.2. Conduct Final Project Review by Project Board.
5.3. Commission Project Evaluation.
5.4. Identify follow-on actions, as discussed in the final
review meeting.
5.5. NDP notifies operational completion of the project
5.6. Operationally close the project. (no further project
activities initiated after operational closure)
5.7. Process payments for outstanding obligations.
Human Resources
5.8. Exit procedure implemented for staff resigning or
whose contract ending
5.9. Exit questionnaire for each staff who completed
assignment.
5.10. Proper notification in line with requirement under
each contract modality.
5.11. Submission of all HR related documentation with
accompanied list to track the document. Record
management policy should be followed.
81
KEY PROCESSES
COMPLIANCE REMARKS
(Please provide explanation if the
key processes are NOT
implemented/compliance or N.A.)YES NO N.A.
Procurement
5.12. Follow up on contract/PO closure and payments,
where applicable.
5.13. Submission of Performance Evaluation of a vendor
(at the end of contract)
5.14. Transfer project assets and documents.xiii
5.15. Arrange the final audit if required.
NEX Finances & NGO Execution Finances (POPP)
5.16. Prepare and submit final FACE Form.
5.17. Ensure that all financial transactions are in Atlas.
5.18. Remaining balance reimbursed to UNDP.
5.19. Ensure project accounts are closed by IP.
5.20. Review final CDR and sign by NPD.
5.21. Change project status in Atlas as “Closed” once no
more financial transaction required (meaning
financially closed) and upon uploading signed final
CDR, asset transfer document (CAPC minutes) and
final project review report
END NOTES (for more details and references, please refer to POPP)iIn Atlas financial module: grant>proposals>maintain proposal. Click on “add a new value” tap to create a new proposal
iiIn Atlas financial module: grants>awards>award profile. Set the “Status” to “defining”.
iiiFor HACT micro assessment, consult with the CO focal point – Pak Sirman Purba (PMEU) and Pak Handoko (Admin)
iv Checklist is available from http://content.undp.org/go/prescriptive/Project-Management---Prescriptive-Content-
Documents/download/?d_id=1360370&.
Also refer to the http://content.undp.org/go/userguide/results/ppm-overview/implementing-partner/ for more
information on implementing partner selection.
v If immediate resources are required to help finalize the project design or begin certain activities of the project itself, an
Initiation Plan should be prepared to supplement the draft Project Document, and should be submitted to the PAC. The
Initiation Plan contains three elements (1) a standard cover page (2) a description of the activities/key deliverables and
how they will be managed; and (3) a standard budget in the form of an Annual Work Plan (AWP). The Initiation Plan
template can be found at http://content.undp.org/go/prescriptive/Project-Management---Prescriptive-Content-
Documents/download/?d_id=1352127.vi
In Atlas: grants>project management>award summary. Fill the risk and issue logs and create monitoring plan.vii
In Atlas financial module: grants>awards>award profile. Set the “Status” to “initiating”.viii
For project document template, http://content.undp.org/go/prescriptive/Project-Management---Prescriptive-Content-
Documents/download/?d_id=1360364&ix
For a standard project management organizational setup and explanation please see
http://content.undp.org/go/userguide/results/ppm-overview/management-structure. A standard organizational structure
is also given in the project document template.x
Lessons learned log template can be found at http://content.undp.org/go/prescriptive/Project-Management---
Prescriptive-Content-Documents/download/?d_id=1384630&xi
For detailed role of the Project Board, please refer to http://content.undp.org/go/userguide/results/ppm-
overview/management-structure.xii
For template for lessons learned project, please see http://content.undp.org/go/prescriptive/Project-Management---
Prescriptive-Content-Documents/download/?d_id=1358955xiii
For asset transfer policy, please refer to http://content.undp.org/go/userguide/cap/aset-mgmt/aset-dspl/
82
LAMPIRAN A-4Template of UNDP Country Office Support Services Agreement
STANDARD LETTER OF AGREEMENT BETWEEN UNDP AND THE GOVERNMENT FOR
THE PROVISION OF SUPPORT SERVICES
Dear Sir,
1. Reference is made to consultations between officials of the Government of Indonesia / Bappenas
(Implementing Partner) (hereinafter referred to as “the Government”) and officials of UNDP with
respect to the provision of support services by the UNDP country office for nationally managed
programmes and projects. UNDP and the Government hereby agree that the UNDP country
office may provide such support services at the request of the Government through its institution
designated in the relevant programme support document, as described below.
2. The UNDP country office may provide support services for assistance with reporting
requirements and direct payment. In providing such support services, the UNDP country office
shall ensure that the capacity of the Government-designated institution is strengthened to enable
it to carry out such activities directly. The costs incurred by the UNDP country office in providing
such support services shall be recovered from the administrative budget of the office.
3. The UNDP country office may provide, at the request of the designated institution, the following
support services for the activities of the programme:
a. Identification and/or recruitment of project and programme personnel and technical
expertise;
b. Procurement of goods and services to undertake agreed activities;
c. Administration of the donor basket fund;
d. Management of grant agreements and related disbursements for project-related
activities.
(to be specified by each project)
4. The procurement of goods and services and the recruitment of programme personnel by the
UNDP country office shall be in accordance with the UNDP regulations, rules, policies and
procedures. Support services described in paragraph 3 above shall be detailed in an annex to the
programme support document or project document, in the form provided in the Attachment
hereto. If the requirements for support services by the country office change during the life of a
programme, the annex to the programme support document is revised with the mutual agreement
of the UNDP Country Director and the designated institution.
5. The relevant provisions of the Revised Basic Agreement for Technical Assistance signed 29
October 1954 between the United Nations, the International Labour Organisation, the Food and
Agriculture Organisation of the United Nations, the United Nations Educational, Scientific and
Cultural Organisation, the International Civil Aviation Organisation, and the World Health
Organisation and the Government of the Republic of Indonesia, the Standard Agreement on
Operational Assistance signed 12 June 1969 between the United Nations, the International
Labour Organisation, the Food and Agriculture Organisation of the United Nations, the United
83
Nations Educational, Scientific and Cultural Organisation, the International Civil Aviation
Organisation, the World Health Organisation, the International Telecommunication Union, the
World Meteorological Organisation, the International Atomic Energy Agency, the Universal
Postal Union, the Inter-Governmental Maritime Consultative Organisation and the United
Nations Industrial Development Organisation and the Government of the Republic of Indonesia
and the Agreement signed 7 October 1960 between the United Nations Special Fund and the
Government of the Republic of Indonesia including the provisions on liability and privileges and
immunities, shall apply to the provision of such support services. The Government shall retain
overall responsibility for the nationally managed programme through its designated institution.
The responsibility of the UNDP country office for the provision of the support services described
herein shall be limited to the provision of such support services detailed in the annex to the
programme support document.
6. Any claim or dispute arising under or in connection with the provision of support services by the
UNDP country office in accordance with this letter shall be handled pursuant to the relevant
provisions of the above mentioned agreements.
7. The manner and method of cost-recovery by the UNDP country office in providing the support
services described in paragraph 3 above shall be specified in the annex to the programme
support document.
8. The UNDP country office shall submit progress reports on the support services provided and
shall report on the costs reimbursed in providing such services, as may be required.
9. Any modification of the present arrangements shall be effected by mutual written agreement of
the parties hereto.
10. If you are in agreement with the provisions set forth above, please sign and return to this office two
signed copies of this letter. Upon your signature, this letter shall constitute an agreement between
your Government and UNDP on the terms and conditions for the provision of support services by
the UNDP country office for nationally managed projects.
Yours sincerely,
________________________
Signed on behalf of UNDP
_____________________
For the Government
84
DESCRIPTION OF UNDP COUNTRY OFFICE SUPPORT SERVICES
UNDP COUNTRY OFFICE SUPPORT SERVICES
1. Reference is made to consultations between BAPPENAS, the institution designated by
the Government of Indonesia and officials of UNDP with respect to the provision of support
services by the UNDP country office for the nationally managed
2. In accordance with the provisions of the letter of agreement signed on and the
project document, the UNDP country office shall provide support services for the Project
as described below.
3. Support services to be provided:
4. Description of functions and responsibilities of the parties involved:
Functions and responsibilities of the parties involved shall be in accordance with the
provisions of the project document of PROJECT TITLE and in particular section 5
ManagementArrangements.
project PROJECT TITLE,
“the Project”.
DATE
85
Support servicesSchedule for theprovision of the
support services
Cost to UNDP ofproviding such
support services(where
appropriate)
Amount andmethod of
reimbursementof UNDP(where
appropriate)
1. Identification and recruitment ofall project and programmepersonnel, including national andinternational consultants
June 2008 – April 2011 According toUniversal PriceList
Using ISSmechanism andUniversal PriceList
2.Procurement of goods andservices
June 2008 – April 2011 According toUniversal PriceList
Using ISSmechanism andUniversal PriceList
3.Administration of the projectbasket fund
June 2008 – April 2011 According toUniversal PriceList
Using ISSmechanism andUniversal PriceList
4.Administration and managementof the CSO grant scheme,including grant agreements withCSOs.
June 2008 – April 2011 According toUniversal PriceList
Using ISSmechanism andUniversal PriceList
Halaman ini sengaja dikosongkan
86
87
LAMPIRAN A-5DAFTAR LAMPIRAN B
DOKUMEN-DOKUMEN PENDUKUNG PELAKSANAAN KEGIATAN HIBAH
UNDP DALAM BENTUK SOFT COPY (CD)
Lampiran B1 : Peraturan Pemerintah (PP) No.2/2006
Lampiran B2 : Keppres No 80/2003
Lampiran B3 : Peraturan Menteri Negara PPN No.005/2006
Lampiran B4 : Peraturan Menteri Keuangan No.143/2006
Lampiran B5 : Peraturan Menteri Keuangan No.57/2007
Lampiran B6 : Peraturan Menteri Keuangan No.06/2009
Lampiran B7 : Peraturan Menteri Keuangan No.40/2009
Lampiran B8 : Peraturan Dirjen Perbendaharaan No.67/2006
Lampiran B9 : Paris Declaration onAid Effectiveness 2005
Lampiran B10 : EnhancedAnnual Work Plan
Lampiran B11 : HACTAssessment in Brief
Lampiran B12 : Guidelines for Assessing the Financial Management Capacity of
Implementing Partners Receiving Cash from an Agency (Micro
Assessment) and Frame Work for Cash Transfer to Implementing
Partner
Lampiran B13 : FACE Form
Lampiran B14 : Programme and Project Management Roles
Lampiran B15 : Check List of CapacityAssessment of Implementing Partner
Lampiran B16 : UNDAF Results Matrix
Lampiran B17 : Quarterly Progress Report Form
Lampiran B18 : Field Visit Form
Lampiran B19 :Annual Review Report
Lampiran B20 : LPAC Check List
Lampiran B21 :Get to know PRINCE 2 in 5 minutes
Lampiran B22 :Glossary of Key Terms in Evaluation and Results-Based
Management Harmonized Terminology
Lampiran B23 : Project Brief Compositions
Lampiran B24 : Glossary of Terms
Lampiran B25 : Capacity Diagnostic Methodology User’s Guide
Lampiran B26 :AccraAgenda Document
Lampiran B27 :UN Indonesia Harmonised Rate Scale for per diem/ cost parameters
for Government Officials
Lampiran B28 :Country ProgrammeAction Plan (CPAP)
88
Lampiran B29 : Millennium Development Goals Report
Lampiran B30 : Indonesia CPAP Monitoring and Evaluation Plan 2006-2010
Lampiran B31 :Audit Check List
Lampiran B32 :Audit Plan/Audit Scope
Lampiran B33 : Form ofAudit follow upAction Plan
Lampiran B34 : TOR for Project Positions and Responsibilities
Lampiran B35 : StandardAgreements 1954, 1960, 1969,1971
Lampiran B36 : Quarterly Work Plan Template
Lampiran B37 : NIM/ NEX ProjectAssets Register (updated quarterly)
Lampiran B38 : CDR Report
Lampiran B39 :Annual Statement of Cash Position
Lampiran B40 : International Travel Expenses Claim
Lampiran B41 : In-country TravelAuthorization Template
Lampiran B42 : Forms to Request for Validation of Grant Disbursement
Lampiran B43 :Annual Work Plan Template
Lampiran B44 :Annual Recruitment and Procurement Plan Template
Lampiran B45 : UNDPApproach to Capacity Development
Lampiran B46 : UNDP Multi Year Funding Framework (MYFF)
Lampiran B47 : UNDP Executive Board Strategic Plan
Lampiran B48 : DIPK Format
Lampiran B49 : Draft of GOI Contract Template (for project staff/ consultants)
Lampiran B50 : Draft Project Document Template
Lampiran B51 : Draft Comparison of Chart ofAccounts Between UNDP and GOI
Lampiran B52 : Millennium Declaration
Lampiran B53 : UNDP Cost Recovery Guidelines
Lampiran B54 : UNDP Country Programme Document (CPD)
Direktorat Pendanaan Luar Negeri Multilateral
Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional /
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)
Jl. Taman Suropati no. 2
Jakarta Pusat 10310
Telp : (021) 3160159
Fax : (021) 31934203
http://www.bappenas.go.id
ISBN: 978-602-95100-0-3