PEDOMAN Penanganan Pasca Bencana

download PEDOMAN Penanganan Pasca Bencana

of 22

Transcript of PEDOMAN Penanganan Pasca Bencana

  • 8/8/2019 PEDOMAN Penanganan Pasca Bencana

    1/22

    PEDOMANPENANGANAN PASCA BENCANA

  • 8/8/2019 PEDOMAN Penanganan Pasca Bencana

    2/22

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat, taufiqdan hidayah-Nya sehingga buku Pedoman Penanganan Pasca Bencana tahun 2005 iniselesai disusun dan diterbitkan.

    Bencana yang kerap terjadi tahun belakangan ini menimbulkan berbagai kerusakanbaik fisik maupun non fisik yang berdampak pada tata kehidupan masyarakat terutama didaerah yang terkena bencana, terlebih lagi apabila tidak ditangani secara cepat.Keterbatasan kemampuan daerah untuk melaksanakan perbaikan kerusakan akibat bencanayang terjadi menyebabkan meningkatnya usulan permohonan bantuan dari Gubernur,Bupati/Walikota, maupun dari tiap dinas.

    Buku Pedoman Penanganan Pasca Bencana berisi panduan mengenaipelaksanaan penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana, yang sementara inilebih diprioritaskan kepada perbaikan kerusakan fisik, mulai dari tahap pengajuan usulpermohonan bantuan hingga tahap penyaluran serta pertanggungjawaban.

    Dengan diterbitkannya buku ini, diharapkan dapat menjadi acuan bagi semua pihak

    dalam penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana agar prosesnya dapatdilaksanakan secara terkoordinasi, terintegrasi dan terkendali.

    Jakarta, Desember 2005

    Wakil Sekretaris BAKORNAS PBP

    Indrawadi Tamin

  • 8/8/2019 PEDOMAN Penanganan Pasca Bencana

    3/22

    KATA SAMBUTAN

    SEKRETARIS WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

    Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, bukuPedoman Penanganan Pasca Bencana ini telah selesai disusun dan dapat diterbitkan,sehingga dapat dimanfaatkan dalam membantu pemulihan kehidupan masyarakat.

    Penanganan pasca bencana merupakan tahap terakhir dalam siklus penangananakibat bencana yang bertujuan agar kehidupan masyarakat yang mengalami bencana dapatpulih kembali sehingga dapat memulai kembali kegiatan sosial-budaya dan usaha ekonomidalam meningkatkan kesejahteraannya.

    Kegiatan tersebut pada umumnya meliputi 3 (tiga) elemen, yaitu pengembanganmanusianya, baik dalam mengatasi trauma maupun mengembalikan semangat danmeningkatkan kehidupannya. Kedua adalah pengembangan ekonomi denganmengembalikan fungsi-fungsi produksi, distribusi barang dan jasa yang telah ada atau yangbaru. Ketiga adalah rehabilitasi atau rekonstruksi sarana dan prasarana lingkungan untukmendukung kegiatan sosial-ekonomi masyarakat tersebut.

    Mengingat keterbatasan kemampuan masyarakat yang tertimpa bencana, makasolidaritas sosial dan dukungan pemerintah pusat dan daerah perlu digalang dengan tetapmenempatkan masyarakat secara aktif dalam pembangunan tersebut sekaligus sebagaiupaya penciptaan lapangan kerja.

    Akhirnya kami sampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh anggotaTim Penyusun dan partisipasi dari daerah, serta semua pihak yang telah ikut berperan serta

    dalam penyusunan dokumen ini. Harapan kami, semoga Pedoman ini dapat bermanfaat bagikelancaran pelaksanaan penanganan kebencanaan di Indonesia tercinta ini, danmendapatkan ridho Allah SWT. Amin.

    Jakarta Desember2005

  • 8/8/2019 PEDOMAN Penanganan Pasca Bencana

    4/22

  • 8/8/2019 PEDOMAN Penanganan Pasca Bencana

    5/22

    BAB I PENDAHULUAN

    BAB IPENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pada hakekatnya semua jenis bencana, baik yang disebabkan oleh alam, ulah manusia,dan atau keduanya, seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, banjir, tanahlongsor, kekeringan, kebakaran hutan/bencana asap, wabah hama penyakit, danbencana akibat kecelakaan industri serta kegagalan teknologi yang selalu mengancamkehidupan bangsa Indonesia.

    Bencana mengakibatkan penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakanlingkungan, sarana dan prasarana, serta fasilitas umum.

    Selama ini penanganan bencana telah diupayakan untuk ditangani oleh pemerintahdengan melibatkan seluruh komponen masyarakat.

    Koordinasi yang telah dilaksanakan sejak dari lokasi bencana di daerah sampai padatingkat nasional telah berjalan cukup baik. Namun mengingat banyaknya kejadianbencana, mengharuskan untuk lebih dimantapkan kualitas dan manajemen bencana.

    Sebagai dasar operasionalisasinya, telah diterbitkan Keputusan Presiden RI Nomor 3Tahun 2001 tentang Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana danPenanganan Pengungsi, sebagai wadah koordinasi yang bersifat non struktural bagipenanggulangan bencana dan penanganan pengungsi yang berada dibawah danbertanggungjawab langsung kepada Presiden, kemudian diperbaharui denganKeputusan Presiden RI Nomor 111 Tahun 2001 tentang Perubahan KeputusanPresiden RI Nomor 3 Tahun 2001 tentang Penanggulangan Bencana dan PenangananPengungsi.

    Dalam upaya penanganan pasca bencana diperlukan kriteria dan mekanismel b ik kib t b b if t fi ik l k d t h ti d

  • 8/8/2019 PEDOMAN Penanganan Pasca Bencana

    6/22

    BAB I PENDAHULUAN

    bencana dapat dilaksanakan secara terkoordinasi, terintegrasi dan terkendali.

    C. Dasar Hukum

    1. Undang-Undang Dasar 1945 (Pembukaan alinea ke-4);

    2. Undang-Undang RI Nomor 32 Tahu 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

    3. Undang-Undang RI Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antaraPemerintahan Pusat dan Daerah;

    4. Keputusan Presiden RI Nomor 3 Tahun 2001 tentang Badan Koordinasi NasionalPenanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi sebagaimana telahdisempurnakan dengan Keputusan Presiden RI Nomor 111 Tahun 2001 tentangPerubahan atas Keputusan Presiden RI Nomor 3 Tahun 2001 tentang BadanKoordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi;

    5. Keputusan Sekretaris BAKORNAS PBP Nomor 2 Tahun 2001 tentang PedomanUmum Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi;

    6. Hasil rapat konsultasi antara Pemerintah dengan Pimpinan Panitia Anggaran DPRRI tentang kesepakatan bahwa untuk penanganan pasca bencana memerlukankoordinasi dengan BAKORNAS PBP yang dituangkan dalam Surat Direktur Jenderal Anggaran dan Perimbangan Keuangan, Departemen Keuangan kepadaWakil Sekretaris BAKORNAS PBP Nomor S-1224/AP/2005 tanggal 31 Maret 2005tentang Penggunaan Anggaran Bencana Alam.

    D. Ruang Lingkup

    Pedoman ini memuat arahan yang menyangkut kebijakan dan strategi, kriteria danmekanisme pengusulan perbaikan fisik pasca bencana, serta pembiayaannya.

  • 8/8/2019 PEDOMAN Penanganan Pasca Bencana

    7/22

  • 8/8/2019 PEDOMAN Penanganan Pasca Bencana

    8/22

    BAB I PENDAHULUAN

    10. DPR RI adalah Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia sesuai denganperaturan perundangan yang berlaku.

    11. Menteri Keuangan adalah Menteri yang mempunyai kewenangan dalampenyelenggaraan Keuangan Negara.

    12. DJAPK adalah Direktorat Jenderal Anggaran dan Perimbangan Keuanganmerupakan unit struktural Departemen Keuangan yang mempunyai kewenangandalam perencanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

    13. DJPBNadalah Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang mempunyai kewenanganmengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran.

    14. KPPNadalah Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara.

    15. DIPAadalah daftar isian pelaksanaan anggaran.

    16. Provinsiadalah Provinsi yang terkena bencana.

    17. Kabupaten/Kotaadalah Kabupaten/Kota yang terkena bencana.

    18. Kelompok Kerja (Tim Terpadu Interdep) BAKORNAS PBPadalah kelompok-kelompok kerja yang dibentuk sesuai dengan jenis bencana, yang beranggotakanDepartemen/Instansi yang terkait dalam penanggulangan bencana sesuai KeppresNomor 3 Tahun 2001 sebagaimana telah disempurnakan dengan Keppres Nomor 111 Tahun 2001.

    Kelompok kerja tersebut bertugas menyusun pedoman-pedoman yang terkait

    dengan kebencanaan, melakukan kaji kebutuhan dan penilaian atas usulanpermohonan bantuan yang disampaikan oleh Gubernur selaku Ketua SATKORLAKPBP daerah yang terkena bencana dalam rangka pemulihan fisik setelah terjadinyabencana.

  • 8/8/2019 PEDOMAN Penanganan Pasca Bencana

    9/22

  • 8/8/2019 PEDOMAN Penanganan Pasca Bencana

    10/22

    BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENANGANAN PASCA BENCANA

    2. Pada tahap rehabilitasi dilakukan perbaikan kembali atas sarana, prasarana, danfasilitas umum yang rusak akibat bencana sebagai upaya dalam rangkamengembalikan kondisi seperti semula dengan melibatkan seluruh unsur,masyarakat maupun swasta.

    3. Pada tahap rekonstruksi dilakukan pembangunan dan peningkatan atas sarana,prasarana, dan fasilitas umum yang rusak didahului dengan evaluasi dan suatuperencanaan yang matang sebelum dilakukan pelaksanaan pembangunan.

  • 8/8/2019 PEDOMAN Penanganan Pasca Bencana

    11/22

    BAB III MEKANISME PENANGANAN PASCA BENCANA

    BAB IIIMEKANISME PENANGANAN PASCA BENCANA

    A. Kriteria

    Kriteria pengusulan permohonan bantuan perbaikan fisik pasca bencana yang dapatdiusulkan adalah :

    1. Perbaikan sarana, prasarana, dan faslili tas umum yang rusak akibat bencana,yang mendukung aspek sosial, ekonomi masyarakat dan keamanan tingkat regionalmaupun nasional.

    2. Bencana mengakibatkan terganggunya kegiatan ekonomi masyarakat secaranyata dan menurunnya Pendapatan Asli Daerah (PAD).

    3. Prioritas bantuan diberikan kepada Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota yangtelah melakukan upaya preventif yaitu: menyediakan lokasi dana kedaruratandalam APBD, memiliki Rencana Tata Ruang yang dilengkapi dengan peta rawan

    bencana, peta resiko bencana dan rencana kedaruratan ( emergency plan) akanterjadinya bencana serta disosialisasikan kepada masyarakat setempat, danmemiliki peraturan perundang-undangan tentang bangunan ( building code).

    4. Kriteria teknis lainnyamenggunakan ketentuan yang berlaku pada masing-masinginstansi/sektor teknis terkait.

    B. Mekanisme

    1. Usulan pemulihan fisik yang rusak akibat bencana, diajukan olehBupati/Walikota selaku Ketua SATLAK PBPkepada Gubernur selaku KetuaSATKORLAK PBP, dilengkapi dengan laporan kejadian bencana sesuai format dan

  • 8/8/2019 PEDOMAN Penanganan Pasca Bencana

    12/22

    BAB III MEKANISME PENANGANAN PASCA BENCANA

    ditetapkan oleh BAKORNAS PBP dilengkapi dengan alokasi dana yang dapatdisediakan oleh Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota (lampiran 4).

    3. BAKORNAS PBP menerima permohonan usulan pemulihan fisik yang rusakakibat bencana yang diusulkan oleh Gubernur selaku Ketua SATKORLAKPBP, berdasarkan masukan dari Bupati/Walikota selaku Ketua SATLAK PBP danmelakukan penilaian kelayakan pemberian bantuan atas permohonan dimaksudsesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh BAKORNAS PBP.

    4. BAKORNAS PBP bersama Departemen/Instansi terkait, melakukan kajikebutuhan rahabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana dilengkapi denganhasil oebservasi lapangan atas usulan permohonan bantuan pemulihan fisikyang rusak akibat bencana, didampingi SATKORLAK PBP dan SATLAK PBPdaerah terkait.

    5. Permohonan bantuan yang sudah diseleksi berdasarkan hasil kaji kebutuhandisusun dalam daftar (list ) sebagai bahan pembahasan bersamaKementerian/Lembaga/Instansi terkaitdalam suatu rapat koordinasi.

    6. Progam pemulihan fisik yang rusak akibat bencana, disusun oleh SekretariatBAKORNAS PBP berdasarkan rapat anggota BAKORNAS PBP bersamaDepartemen/Instansi terkait. Selanjutnya usulan tersebut disampaikan kepadaMenteri Keuangan untuk diteruskan kepada Pimpinan DPR RI (lampiran 1).

    C. Perencanaan

    1. Perencanaan pemulihan fisik penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana disusun oleh Sekretariat BAKORNAS PBP berdasarkan hasil rapatkoordinasi dengan instansi terkait untuk disampaikan kepada Menteri Keuangan.

    2. Menteri Keuangan bertanggungjawab mengusulkan alokasi anggaranh bilit id k t k i b k d Pi i DPRRI

  • 8/8/2019 PEDOMAN Penanganan Pasca Bencana

    13/22

    BAB III MEKANISME PENANGANAN PASCA BENCANA

    D. Pembiayaan

    1. Pembiayaan dalam rangka bantuan penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana dialokasikan oleh Menteri Keuangan kepadaDepartemen/Provinsi/Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada KetuaBAKORNAS PBP, Gubernur, Departemen/Instansi terkait.

    2. Pembiayaan kegiatan teknis operasional Departemen/Instansi terkait dalam rangkaRehabilitasi dan Rekonstruksi pasca bencana dibebankan kepada anggaranDepartemen dan Instansi masing-masing.

    3. Pembiayaan dalam rangka kaji kebutuhan, observasi lapangan, pemantauan danevaluasi interdep dibebankan kepada anggaran Tim Penanganan Rehabilitasi danRekonstruksi Pasca Bencana yang dikoordinasikan oleh Sekretariat BAKORNASPBP.

    4. Pembiayaan administrasi pembinaan dan operasional SATKORLAK PBP danSATLAK PBP dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan BelanjaProvinsi/Kabupaten/Kota masing-masing.

    5. Dalam hal pencairan dana yang terkait dengan dana APBN dilaksanakan melaluiDJPBN/KPPN.

    6. Pembiayaan bantuan yang berasal dari swasta atau luar negeri akan diatur denganpedoman tersendiri.

    E. Pelaksanaan

    Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh masing-masing instansi, Provinsi, danKabupaten/Kota berdasarkan dokumen anggaran yang telah disahkan oleh MenteriKeuangan.

    F Pengawasan dan Pengendalian

  • 8/8/2019 PEDOMAN Penanganan Pasca Bencana

    14/22

    BAB III MEKANISME PENANGANAN PASCA BENCANA

    G. Pertanggungjawaban dan Pelaporan

    1. Laporan pertanggungjawaban pekerjaan baik fisik maupun keuangan disampaikankepada Ketua BAKORNAS PBP dan Menteri Keuangan dengan tembusanGubernur, Departemen/Instansi terkait yang dilaporkan secara periodik sesuaidengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (lampiran 5 dan 6).

    2. Administrasi pembiayaan kegiatan teknis operasional perbaikan fisikKementerian/Lembaga/Instansi terkait dalam rangka pelaksanaan penangananrehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana, dipertanggungjawabkan sesuaidengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  • 8/8/2019 PEDOMAN Penanganan Pasca Bencana

    15/22

    BAB V PENUTUP

    BAB IV

    PENUTUP

    A. Pedoman ini memuat hal-hal pokok yang berkaitan dengan pelaksanaanperbaikan fisik dalam upaya penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana, dapat dijabarkan lebih lanjut oleh masing-masing Departemen/Instansisesuai dengan bidang tugas, kewenangan, kebutuhan dan kondisi setempat.

    B. Pedoman ini sebagai acuan dalam penanganan rehabilitasi dan rekonstruksipasca bencana sehingga kegiatan dan alokasi anggaran dapat dilaksanakansecara terpadu, terkoordinasi, terintegrasi dan terkendali.

    C. Apabila masih ada hal-hal yang belum diatur dalam Pedoman ini, makapelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana mengacu padaketentuan-ketentuan yang telah dikeluarkan sektor terkait.

  • 8/8/2019 PEDOMAN Penanganan Pasca Bencana

    16/22

    LAMPIRAN 1

    3 6b

    32 5

    4 6a2

    1

    8

    Catatan :---------- Tembusan

    Usulan

    7

    Set.BAKORNAS

    PBP

    PROVINSI/SATKORLAK

    PBP

    KAB/KOTA/SATLAK

    PBP

    RAKORINTERDEP

    (bulan pembahasan)

    DEPTEK

    DEPTEK

    DEPTEK

    DEPTEK

    DEPTEK

    DEPTEK

    DEPTEK

    BAKORNASPBP

    DEPARTEMENKEUANGAN

    DIPA/Dok. Lain yangdipersamakan

    DPR RI

    Set.BAKORNAS PBP

    DJPBN/ KPPN

    SATKORLAK PBP PROVSATLAK PBP KAB/KOTA

    DEPARTEMEN/ INSTANSI

  • 8/8/2019 PEDOMAN Penanganan Pasca Bencana

    17/22

    Lampiran 1 (lanjutan)KETERANGAN BAGAN MEKANISME

    1. Bupati/Walikota selaku Ketua SATLAK PBP mengajukan usulan kepada Gubernur selaku Ketua SATKORLAK PBP.

    2. Gubernur selaku Ketua SATKORLAK PBP mengajukan usulan penanganan pasca bencana kepada Ketua BAKORNASPBP, dengan tembusan ke Kementerian/Lembaga/Instansi terkait.

    3. Usulan tersebut difasilitasi oleh Sekretariat BAKORNAS PBP untuk dibahas dalam rapat koordinasi interdep (terdiri dariKementerian/Lembaga/Instansi terkait).

    4. Hasil rapat koordinasi dilaporkan kepada Menko Kesra selaku Wakil Ketua BAKORNAS PBP untuk selanjutnyadiusulkan kepada Menteri Keuangan.

    5. Menteri Keuangan mengajukan usulan anggaran untuk rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana tersebut kepadaDPR.

    6. a. DPR menetapkan alokasi anggaran dan disampaikan kepada Menteri Keuangan dengan tembusanKementerian/Lembaga/Instansi terkait dan Sekretariat BAKORNAS PBP.

    b. Apabila alokasi anggaran yang diusulkan oleh pemerintah tidak mendapat persetujuan DPR atau terdapatperubahan pada alokasi anggaran tersebut, maka diadakan rapat koordinasi interdep kembali.

    7. Menteri Keuangan c.q. DJAPK bersama Set. BAKORNAS PBP membahas RKAKL (Rencana Kerja dan AnggaranKementerian/Lembaga) dengan Kementerian/Lembaga/Instansi terkait.

    Menteri Keuangan c.q. DJAPK dan DJPBN menetapkan dan mengesahkan dokumen anggaran (DIPA/dokumen lainyang dipersamakan).

    8. Menteri Keuangan menyampaikan DIPA/dokumen lain yang dipersamakan tersebut kepada Gubernur selaku KetuaSATKORLAK PBP dan atau Bupati/Walikota selaku Ketua SATLAK PBP dan Kementerian/Lembaga/Instansi terkaitdengan tembusan kepada Sekretariat BAKORNAS PBP dan atau Gubernur selaku Ketua SATKORLAK PBP.

    Dalam hal pencairan dana yang terkait dengan dana APBN dilaksanakan melalui DJPBN/KPPN.

  • 8/8/2019 PEDOMAN Penanganan Pasca Bencana

    18/22

    LAMPIRAN 2LAPORAN KEJADIAN BENCANA

    SATKORLAK PBP PROVINSI

    NO KAB/KOTA JENIS BENCANA WAKTU KEJADIAN KERUSAKAN FISIK* NILAI KERUGIAN(Rp.)1 2 3 4 5 6

    , Gubernur/Ketua SATKORLAK PBP Provinsi

    Cap SATKORLAK PBPTanda Tangan

    Nama Jelas

    * Disebutkan jumlah/besaran kerusakan.

  • 8/8/2019 PEDOMAN Penanganan Pasca Bencana

    19/22

    LAMPIRAN 3USULAN REHABILITASI & REKONSTRUKSI PASCA BENCANASATLAK PBP KABUPATEN/KOTA ..

    NO SEKTOR KECAMATAN JENISBENCANAWAKTU

    KEJADIAN

    KERUSAKANFISIK

    USULANBANTUAN

    (FISIK)USULAN

    ANGGARAN(Rp)

    AlokasiDanaYang

    Tersedia(Rp)

    KETERANGAN

    Jenis Vol Jenis Vol

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    , Bupati/Walikota/Ketua SATLAK PBP Kabupaten/Kota

    Cap SATLAK PBPTanda Tangan

    Nama Jelas

  • 8/8/2019 PEDOMAN Penanganan Pasca Bencana

    20/22

    LAMPIRAN 4USULAN REHABILITASI & REKONSTRUKSI PASCA BENCANASATKORLAK PBP PROVINSI ..

    NO SEKTOR KAB/KOTA JENISBENCANAWAKTU

    KEJADIAN

    KERUSAKANFISIK

    USULANBANTUAN

    (FISIK)USULAN

    ANGGARAN(Rp)

    AlokasiDanaYang

    Tersedia(Rp)

    KETERANGAN

    Jenis Vol Jenis Vol

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    , Gubernur/Ketua SATKORLAK PBP Provinsi

    Cap SATKORLAK PBPTanda Tangan

    Nama Jelas

  • 8/8/2019 PEDOMAN Penanganan Pasca Bencana

    21/22

    LAMPIRAN 5LAPORAN PELAKSANAAN REHABILITASI & REKONSTRUKSI PASCA BENCANASATKORLAK PBP PROVINSI

    NO SEKTOR KAB/KOTA JENISKEGIATANFISIK ANGGARAN WAKTU

    PELK KETRENCANA REALISASI (%) RENCANA REALISASI (%)1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    , Gubernur/Ketua SATKORLAK PBP Provinsi

    Cap SATKORLAK PBPTanda Tangan

    Nama Jelas

  • 8/8/2019 PEDOMAN Penanganan Pasca Bencana

    22/22

    LAMPIRAN 6LAPORAN PELAKSANAAN REHABILITASI & REKONSTRUKSI PASCA BENCANASATLAK PBP KABUPATEN/KOTA

    NO SEKTOR KECAMATAN JENISKEGIATANFISIK ANGGARAN WAKTU

    PELK KETRENCANA REALISASI (%) RENCANA REALISASI (%)1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    , Bupati/Walikota/Ketua SATLAK PBP Kabupaten/Kota

    Cap SATLAK PBPTanda Tangan

    Nama Jelas