Pedoman Pelayanan K3RS

48
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER SOETOMO Jl. Mayjen. Prof. Dr. Moestopo 6 – 8, Telp. (031) 5501011-5501013, Fax. 031- 5022068, 5028735 S U R A B A Y A (60286) KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER SOETOMO NOMOR : 188.4 / / 301/ 2013 TENTANG PEMBERLAKUAN BUKU PEDOMAN PELAYANAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA RUMAH SAKIT (K3RS) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER SOETOMO Menimban g : a. Bahwa Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soetomo Surabaya merupakan Rumah Sakit Kelas A, Rumah Sakit Pendidikan dan Rumah Sakit Rujukan tertinggi untuk wilayah Indonesia Bagian Timur dipandang perlu adanya pedoman sebagai petunjuk pelaksanaan pelayanan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soetomo Surabaya; b. Bahwa agar supaya pedoman tersebut dapat dilaksanakan dengan baik dan optimal perlu diatur dalam keputusan Direktur. Menginga t : 1. Undang-Undang Nomor : 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja; 1

description

Pedoman pelayanan K3RS terkait manajemen risiko, kecelakaan kerja

Transcript of Pedoman Pelayanan K3RS

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMURRUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER SOETOMO

Jl. Mayjen. Prof. Dr. Moestopo 6 – 8, Telp. (031) 5501011-5501013, Fax. 031-5022068, 5028735

S U R A B A Y A (60286)

KEPUTUSAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER SOETOMONOMOR : 188.4 / / 301/ 2013

TENTANG

PEMBERLAKUAN BUKU PEDOMAN PELAYANAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA RUMAH SAKIT (K3RS)

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER SOETOMO

Menimbang : a. Bahwa Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soetomo Surabaya merupakan Rumah Sakit Kelas A, Rumah Sakit Pendidikan dan Rumah Sakit Rujukan tertinggi untuk wilayah Indonesia Bagian Timur dipandang perlu adanya pedoman sebagai petunjuk pelaksanaan pelayanan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soetomo Surabaya;

b. Bahwa agar supaya pedoman tersebut dapat dilaksanakan dengan baik dan optimal perlu diatur dalam keputusan Direktur.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor : 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;

2. Undang-Undang Nomor : 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;

3. Undang-Undang Nomor : 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;

4. Undang-Undang RI Nomor : 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

5. Peraturan Pemerintah Nomor : 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan & Keselamatan Kerja;

1

6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit;

7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit;

8. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 374/Menkes/SK/V/2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional (SKN);

9. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1087/Menkes/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit;

10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : PER.05/MEN/1996 tanggal 12 Desember 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja;

11. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor : 11 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Daerah Provinsi Jawa Timur;

12. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor : 10 tahun 2010, tanggal 27 Desember 2011 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2011;

13. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor : 112 tahun 2008 tentang Uraian Tugas Direktur, Wakil Direktur, Bagian, Bidang, Seksi dan Sub Bagian di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya;

14. Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor : 188/438/KPTS/013/2008 tentang Penetapan RSUD Dr.Soetomo Sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD);

MEMUTUSKAN

Menetapkan

:

Pertama : Pemberlakuan Buku Pedoman Pelayanan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) sebagai petunjuk pelaksanaan program pada Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soetomo;

Kedua : Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan tanggal ditetapkan dan diadakan peninjauan kembali setelah 3 (tiga) tahun;

2

Ketiga : Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dan kekurangan akan diadakan perbaikan dan perubahan sebagaimana mestinya ;

DITETAPKAN DI : S U R A B A Y APADA TANGGAL :

DIREKTUR RSUD Dr. SOETOMO

Dodo Anondo, dr., MPHPembina Utama Madya

NIP. 19550613 198303 1 013

TEMBUSAN :Keputusan ini disampaikan kepada :Yth. : 1. Para Wakil Direktur

2. Ketua Komite K3RS 3. Para Kepala Bidang/Bagian/Instalasi4. Para Ketua SMF5. Para Ketua Komite

RSUD Dr.Soetomo Surabaya.

3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah Sakit sebagai salah satu tempat pelayanan masyarakat, di

Bidang kesehatan adalah rawan terhadap kejadian gangguan kesehatan,

terjadinya kecelakaan waktu bekerja, gangguan dari lingkungan dan

terjadinya bermacam-macam bencana karena api, listrik, gas, air, ledakan,

kimia maupun rusaknya bangunan.

Hal ini mudah terjadi karena rumah sakit mempunyai sarana dan

prasarana yang bila tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan

gangguan lingkungan maupun bencana terhadap orang-orang yang ada di

dalam maupun sekitarnya. Demikian pula sistem dan fungsi rumah sakit serta

produk dan limbahnya bila tidak ditangani dengan baik dapat berakibat buruk

bagi manusia yang ada di sekitarnya.

Penghuni rumah sakit, selain manusia (penderita, keluarganya,

petugas medis dan non medis serta tamu) juga mungkin terdapat

hewan~hewan seperti kucing, tikus, kecoak, lalat dan nyamuk dapat juga

berupa hewan bakteri, virus yang berasal dari penderita.

Interaksi antar bangunan, penghuni, sarana prasarana, fungsi, sistem

dan limbanhnya mempunyai potensi terjadinya bahaya~bahaya dari segi

biologi, kimia, fisika (panas, radiasi, suara), ergometri dan psikososial. Pada

akhirnya akan mengurangi produktivitas, kinerja dan efektifitas pelayanan

akibat penurunan mutu sumberdaya manusia beserta alatnya.

Oleh karena itu perlu selalu diupayakan sejak dari perencanaan

sampai pelaksanaan pelayanan ini agar selalu dicegah dan ditekan potensi

risiko terjadinya bahaya-bahaya yang disebut di atas serta kita terjadi agar

ditanggunhkan dengan cepat dan tepat sehingga deampaknya tidak terlalu

merugikan bagi semua pihak.

4

1.2. Tujuan dan Manfaat Pelayanan K3RS

Tujuan

Terciptanya lingkungan kerja dan cara kerja yang aman, sehat, nyaman dan sesuai dengan standar kesehatan kerja

Manfaat

1. Bagi Rumah sakit

a. Meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan standard akreditasi RS

b. Meningkatkan Citra RS

2. Bagi Karyawan RS

a. Melindungi karyawan daripenyakit akibat kerja (PAK)

b. Mencegah terjadinya kecelakaan akibat kerja (KAK)

c. Menciptakan kenyamanan dalam bekerja

3. Bagi pasien dan pengunjung

a. Mutu layanan yang baik

b. Kepuasan pasien dan pengunjung

c. Melindungi pasien dari penyakit nosokomial dan kecelakaan

1.3 Ruang Lingkup Pelayanan

Ruang lingkup K3RS RSUD Dr. Soetomo mencakup kegiatan-kegiatan

dibidang :

a. Pengamanan peralatan medik, pengamanan radiasi dan limbah

radioaktif.

b. Pengamanan peralatan berat non medik, pengamanan dan

keselamatan bangunan.

c. Pengamanan sanitasi sarana kesehatan kerja dan pencegahan

penyakit akibat kerja.

d. Pengembangan manajemen tanggap darurat

e. Pelayanan kesehatan kerja dan pencegahan penyakit akibat kerja.

f. Pengumpulan, pengolahan, dokumentasi data dan pelaporan

kegiatan K3RS

g. Bidang satuan tugas fungsional.

5

1.4 Batasan Operasional

A. Pengertian K3 menurut WHO / ILO (1995)

Kesehatan kerja bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara

derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya

bagi pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap

gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi

pekerjaan, perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari

resiko akibat faktor yang merugikan kesehatan dan penempatan

serta pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang

disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya, secara

ringkas merupakan penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan

setiap manusia kepada pekerjaan atau jabatannya.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Upaya untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan

derajat kesehatan para pekerja atau buruh dengan cara

pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian

bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan

rehabilitasi.

Manajemen K3 RS

Suatu proses kegiatan yang dimulai dengan tahap perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian yang bertujuan

untuk membudayakan K3 di RS

B. Upaya K3 di RS

Upaya K3 di RS menyangkut tenaga kerja, cara atau metode kerja,

alat kerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Upaya ini meliputi

peningkatan, pencegahan, pengobatan dan pemulihan. Kinerja

setiap petugas kesehatan dan non kesehatan merupakan resultante

dari tiga komponen K3 yaitu kapasitas kerja, beban kerja dan

lingkungan kerja, yang dimaksud dengan :

6

1. Kapasitas kerja adalah kemampuan seseorang pekerja untuk

menyelesaikan pekerjaannya dengan baik pada suatu tempat

kerja dalam waktu tertentu.

2. Beban kerja adalah suatu kondisi yang membebani pekerja baik

secara fisik maupun non fisik dalam menyelesaikan

pekerjaannya, kondisi tersebut dapat diperberat oleh kondisi

lingkungan yang tidak mendukung secara fisik atau non fisik

3. Lingkungan kerja adalah kondisi lingkungan tenpat kerja yang

meliputi faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi dan psikososial yang

mempengaruhi pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya.

C. Bahaya Potensial di RS

Bahaya potensial yang mungkin terjadi di RS dan dapat

menyebabkan kecelakaan, diantaranya adalah mikrobiologik,

desain/fisik, kebakaran, mekanik, kimia/gas/karsinogen, radiasi dan

risiko hukum atau keamanan, yang dapat mengakibatkan penyakit

dan kecelakaan akibat kerja. Hal tersebut disebabkan oleh faktor

biologi (virus, bakteri, jamur dan hewan pengerat), faktor kimia

(antiseptik, gas anestesi dan bahan desinfektan), faktor ergonomi

(tata cara kerja yang salah), faktor fisik (suhu, cahaya, bising, listrik,

getaran dan radiasi), faktor psikososial (hubungan antar

karyawan/atasan)

Bahaya potensial lainnya yang dapat menyebabkan penyakit akibat

kerja (PAK) yang terjadi di RS, umunya berkaitan dengan faktor

biologik (kuman pathogen yang berasal umumnya dari pasien),

faktor kimia (pemaparan dalam dosis kecil namun terus menerus

seperti antiseptik pada kulit, gas anestesi pada hati), faktor ergonomi

(tata cara duduk, tata cara mengangkat pasien), faktor fisik dalam

dosis kecil yang terus menerus (suhu udara panas, listrik tegangan

tinggi, dan radiasi), faktor psikologis (hubungan kerja antar

karyawan atau atasan serta tata cara kerja di kamar bedah, dibagian

penerimaan pasien, di unit gawat darurat dan ruang perawatan).

D. Respon Kegawatdaruratan di RS

7

Kegawatdaruratan merupakan suatu kejadian yang dapat

menimbulkan keracunan, kematian, luka serius bagi pekerja,

pengunjung ataupun masyarakat, sehingga dapat mengganggu

operasional yang berakibat kegiatan usaha berhenti sebagian atau

seluruhnya. Hal lain akibat dari kegawatdaruratan adalah kerusakan

fisik lingkungan ataupun mengancam finansial dan citra, sehingga

muntal mempunyai sistem tanggap darurat sebagai bagian dari

Manajemen K3RS

1.5 Landasan Hukum

Landasan hukum dalam implementasi K3RS di RSUD Dr. Soetomo

adalah sebagai berikut :

DASAR HUKUM TENTANG

A. Undang-undang

1. UU No. 1 Tahun 1970

2. UU No. 13 tahun 2003

3. UU No. 36 Tahun 2009

4. UU No. 44 tahun 2009

Keselamatan Kerja

Ketenagakerjaan

Kesehatan

Rumah sakit

B. Peraturan Pemerintah

1. Peraturan Pemerintah RI No.11

Tahun 1975

2. Peraturan Pemerintah RI No.12

Tahun 1975

3. Peraturan Pemerintah RI No.13

Tahun 1975

4. Peraturan Pemerintah No. 50

Tahun 2012

Persyaratan Kesehatan Konstruksi ruang di RS,

Persyaratan & Petunjuk Teknis tata cara

penyehatan lingkungan RS

Keselamatan kerja terhadap radiasi

Ijin pemakaian zat radioaktif dan atau sumber

radiasi lainnya.

Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja

C. Menakertran

1. Permenaker RI No. Per

05/Men/1978

2. Permenaker RI No. Per

01/Men/1980

3. Permenaker RI No. Per

02/Men/1980

4. Permenaker RI No. Per 04/Men

1980

5. Permenaker RI No. Per

Syarat-syarat K3 dalam pemakaian lift listrik untuk

pengangkutan orang & barang

Keselamatan dan kesehatan kerja pada konstruksi

bangunan

Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dalam

penyelenggraan keselamatan kerja

Syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan alat

pemadam api ringan

8

DASAR HUKUM TENTANG

02/Men/1983

6. Permenaker RI No. Per

02/Men/1983

7. Permenaker RI No. Per 03/Men/!

983

8. Permenaker RI No. Per

02/Men/1989

9. Permenaker RI No. Per

05/Men/1996

10.Permenaker RI No. 18 Tahun

2010

11. Permenaker RI No.13 Tahun

2011

12. Kepmenaker RI No. 186 Tahun

1999

Kewajiban melapor penyakit akibat kerja

Instalasi kebakaran Automatik

Pelayanan Kesehatan tenaga kerja

Pengawasan Instalasi Penyalur Petir

Sistim Manajemen keselamatan dan kesehatan

kerja (SMK3)

Alat Pelindung Diri

Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia

di Tempat Kerja

Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja

C. Menteri Kesehatan

1. SK Menkes RI

No.852 /Menkes/SK/X/1993

2. Per Menkes RI

No.1204/ Menkes/Per/XI/2004

3. Kep. Menkes RI

No.1244 /Menkes/SK/XII/1994

4. Kep.Menkes RI

No. 1087/Menkes/SK/VIII/2010

5. Direktorat Bina Kesehatan Kerja

Kementrian Kesehatan RI Tahun

2012

6. Per Menkes RI

No.472/ Menkes/Per/V/1996

Komite K3

Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit

Pedoman Keamanan Laboratorium~Mikrobiologi

dan Biomedis

Standard Kesehatan dan Keselamatan Kerja Di

Rumah sakit

Pedoman Manajemen Kesehatan dan

Keselamatan Kerja (K3) di Rumah sakit

Pengamanan bahan berbahaya bagi kesehatan

D. Keputusan Dirjen

1. Keputusan Dirjen P.PM & PLP

No.HK 00.06.64.44

2. Keputusan Dirjen Batan

No.03/160/DI/1989

Persyaratan Kesehatan lingkungan ruang &

bangunan serta fasilitas sanitasi RS

Pengangkutan Zat Radioaktif Ketentuan

Keselamatan kerja terhadap radiasi.

9

BAB II

STANDAR KETENAGAAN

2.1 Organisasi K3RS

Organisasi K3RS RSUD Dr. Soetomo di tetapkan berdasarkan Surat

Keputusan Direktur No. 188.4/104/301/2013 tentang Komite Keselamatan

dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

Organisasi ini dibentuk sebagai upaya di dalam pengendalian dan

pencegahan terjadinya insiden di lingkungan RSUD Dr. Soetomo. Struktur

organisasi komite K3RS mengacu kepada struktur organisasi RS yng

dilengkapi dengan staf yang memenuhi syarat kualitas, jabatan dan

uraian tugas. Organisasi ini bertanggung jawab kepada direktur dan

terintegrasi dalam komite yang ada di RS

Susunan Komite K3RS terdiri dari :

a. Ketua Komite K3

Membuat target keselamatan dan menjamin efektifitas

pencapaiannya

Membuat rencana kerja Keselamatan.

Memastikan semua karyawan, pasien, pengunjung dan pihak ketiga

memahami kebijakan terkait keselamatan

Memastikan dilakukan identifikasi terhadap aspek keselamatan dan

memastikan penilaian tingkat pentingnya serta mekanisme

pengendaliannya

Memastikan implementasi dari pengendalian aspek keselamatan di

RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

Mampu memberikan contoh tindakan dan memberikan briefing

terkait keselamatan.

b. Sub. Komite Keselamatan Kerja

Memberikan bimbingan dan pengawasan terkait keselamatan.

10

Mendistribusikan tugas kepada satuan kerja terkait dalam hal

keselamatan

Membuat evaluasi kinerja Bagian dan satuan kerja terkait

keselamatan.

Mematuhi peraturan dan ketetapan Rumah Sakit terkait

keselamatan.

Mengidentifikasi potensial bahaya

Mampu memberikan briefing atau training terkait keselamatan di

Seluruh area rumah sakit

Mampu melakukan investigasi insiden

c. Kepala Bidang/Bagian/Instalasi/ Unit Kerja Terkait

Mematuhi peraturan dan ketetapan rumah sakit terkait keselamatan.

Memastikan sarana, lingkungan dan aktifitas kerja dalam kondisi

aman .

Melaporkan setiap adanya insiden dan potensial bahaya disatuan

kerja terkait keselamatan.

Mampu memberikan briefing atau training terkait dengan

keselamatan di satuan kerjanya

d. Semua Pegawai

Melakukan tugas sesuai yang diinstruksikan seperti menyusun

manajemen risiko terkait dengan pekerjaan yang dilakukan

Mematuhi peraturan dan ketetapan rumah sakit terkait keselamatan.

Menjaga sarana, lingkungan dan aktifitas kerja yang aman dan

selamat serta menjaga kebersihan lingkungan

Melaporkan setiap adanya insiden dan potensial bahaya di area

kerja dan area lain yang ditemuinya.

Distribusi ketenagaan kepengurusan K3RS RSUD Dr. Soetomo Sutabaya

meliputi :

a. Senior manajemen

b. Ketua (tenaga kesehatan atau medis senior yang memahami

permasalahan terkait dengan K3RS)

11

c. Ahli K3RS

d. Wakil Medis (Dokter)

e. Wakil dari keperawatan

f. Wakil Farmasi

g. Wakil Sanitasi

h. Wakil IPSM

Susunan pengurus dan anggota K3RS RSUD Dr. Soetomo terlampir.

2.2 Tugas dan Fungsi Komite K3RS

Tugas dan fungsi Komite K3RS RSUD Dr. Soetomo Surabaya adalah

sebagai berikut :

a. Tugas pokok

Merumuskan kebijakan, peraturan, pedoman, petunjuk pelaksanaan

dan prosedur

Menyusun program K3RS

Menyusun rekomendasi untuk bahan pertimbangan direktur RS

yang berkaitan dengan K3RS

Melakukan sosialisasi dan bimbingan teknis terkait kebijakan,

pedoman, panduan dan standar prosedur operasional keselamatan

dan kesehatan kerja RSUD Dr. Soetomo

Melaporkan pelaksanaan dan hasil monitoring dan evaluasi tiap

kejadian, maupun berkala tiap bulan dan tahunan kepada direktur

rumah sakit Dr. Soetomo

Komite bertanggung jawab kepada Direktur RSUD Dr. Soetomo

b. Fungsi

Pengolahan data dan informasi yang berhubungan dengan K3RS

Membantu direktur dalam upaya manajemen K3, promosi K3,

pelatihan dan penelitian K3 di RS

Pengawasan pelaksanaan program kerja K3RS

Memberikan saran dan pertimbangan berkaitan dengan tindakan

korektif

Koordinasi dengan unit-unit lain yang menjadi anggota K3RS

Investigator dalam kejadian PAK dan KAK

12

BAB III

STANDAR FASILITAS

3.1 Denah Ruangan

Berdasarkan letak geografis Rumah Sakit Umum Dokter Sutomo

Surabaya berada pada 7o15’58,16”- 7o16’26,60” Lintang Selatan dan

112o45’24,07” – 112o45’38,36” Bujur Timur

Luas lahan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya ± 163.875 m2. Lokasi Rumah

Sakit Dokter Soetomo Surabaya berdasarkan Peraturan Daerah Kota

Surabaya No. 3 Tahun 2007 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

Surabaya telah sesuai dengan RTRW yang ada yaitu sebagai tempat

untuk fasilitas umum.

Peta lokasi RSUD Dr. Soetomo Surabaya seperti disajikan pada

Gambar 2 di bawah ini.

Gambar 2 Peta Lokasi RSUD Dr. Soetomo Surabaya

13

Gambar 3 Denah Rungan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya

14

3.2 Standar Fasilitas

Standar fasilitas yang terkait dengan K3RS di RSUD Dr. Soetomo

Surabaya adalah sebagai berikut :

a. Standar penggunaan APD

Standar penggunaan APD di masing-masing unit kerja sebagai berikut:

15

b. Standard Pengamanan dari Kebakaran

RSUD Dr. Soetomo Surabaya telah memiliki fasilitas untuk

pengamanan dari bahaya kebakaran dengan melengkapi hydran dan

APAR. Lokasi Hydran dan APAR di RSUD Dr. Soetomo Surabaya

sebagai berikut :

Lokasi Hydran dan Jumlahhya di RSUD Dr. Soetomo Surabaya

16

Lokasi APAR dan Jumlahnya di RSUD Dr. Soetomo Surabaya

17

18

19

Lokasi Smoke Detektor, Springkel, Fire Alarm dan Jumlahnya Di RSUD Dr. Soetomo Surabaya

20

BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

4.1 Logistik K3

Logistik yang dimiliki oleh RSUD Dr. Soetomo Surabaya terkait dengan

upaya peningkatan kinerja K3RS dalam mencegah terjadinya kebakaran

yaitu :

1. Hydran

Hydran yang dimiliki oleh RSUD Dr. Soetomo sebayak 26 titik dalam

kondisi baik atau masih berfungsi

2. APAR

Alat pemadam api ringan (APAR) yang dimiliki oleh RSUD Dr.

Soetomo Surabaya sebayak 349 buah

3. Smoke Detektor

Smoke detektor yang dimiliki RSUD Dr. Soetomo Sebanyak 643 buah

4. Springkel

Springkel yang dimiliki RSUD Dr. Soetomo sebanyak 791 buah

5. Fire Alarm

Fire alarm yang dimiliki RSUD Dr. Soetromo sebanyak 33 buah

Upaya penyediaan peralatan keselamatan kerja di RSUD Dr. Soetomo yang dilakukan dalam rangka mencegah terjadinya kecelakaan kerja yaitu dengan penggunaan alat pelindung diri, dengan jenis APD sebagai berikut :

1. Sarung tangan (hand gloves)

2. Masker

3. Google

4. Aprron

5. Earmuff

6. Safety shoes

7. Helmet

8. Face shiled

21

4.2 Keselamatan Kerja

Untuk memudahkan penyelenggaraan K3RS di RSUD Dr. Soetomo,

maka langkah-langkah yang dilakukan dalam penerapan sistem

manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja K3 yaitu sebagai berikut :

Gambar 1 Sistem Manajemen K3RS RSUD Dr. Soetomo

4.2.1 Tahap Persiapan

a. Penetapan komitmen

Komitmen dimulai dari direktur. Pernyataan komitmen di susun

dalam bentuk dokumen tertulis yang dinyatakan dalam tindakan

nyata, agar dapat diketahui, dipelajari, di hayati dan

dilaksanakan oleh seluruh staf dan petugas rumah sakit.

b. Penetapan SK organisasi K3RS

c. Pembentukan organisasi/unit pelaksana K3RS

d. Penetapan sumberdaya

4.2.2 Tahap Pelaksanaan

a. Penyuluhan K3 untuk petugas rumah sakit

b. Pelatihan K3RS yang disesuiakan dengan kebutuhan individu

dan kelompok di dalam organisasi rumah sakit. Fungsinya

memproses individu dengan perilaku tertentu agar berperilaku

sesuai dengan yang telah ditentukan sebelumnya sebagai

produk akhir dari pelatihan

22

c. Melaksanakan program K3RS sesuai dengan peraturan yang

berlaku diantaranya :

- Pemeriksaan kesehatan petugas (berkala dan khusus)

- Penyediaan APD

- Penyiapan pedoman pencegahan dan penanggulangan

keadaan darurat

- Penempatan pekerja pada pekerjaan yang sesuai kondisi

kesehatannya

- Pengobatan pekerja yang menderita sakit

- Menciptakan lingkungan kerja yang hygienis secara teratur,

melalui monitoring lingkungan kerja dari hazard yang ada

- Melaksanakan biological monitoring

4.2.3 Tahap Pemantauan dan Evaluasi

Pemantauan dan evaluasi K3RS di Rumah Sakit Dr. Soetomo

merupakan salah satu fungsi manajemen K3 untuk menilai proses

kegiatan K3RS di RSUD Dr. Soetomo, serta menilai efektifitas dan

efisiensi pelaksanaan dalam mencapai tujuan yang diterapkan.

Pemantauan dan evaluasi meliputi :

a. Pencatatan dan pelaporan K3 yang terintegrasi ke dalam sistem

pelaporan rumah sakit

b. Inspeksi dan pengujian

Inspeksi K3RS merupakan suatu kegiatan untuk menilai

keadaan K3RS secara umum dan tidak terlalu mendalam.

Inspeksi K3 di lingkungan rumah sakit dilakukan secara berkala,

sehingga kejadian penyakit akibat kerja (PAK) dan kecelakaan

akibat kerja (KAK) dapat dicegah sedini mungkin. Kegiatan lain

yang dilakukan yaitu pengujian baik terhadap lingkungan

maupun pemeriksaan terhadap pekerja yang beresiko.

c. Pelaksanaan Audit K3RS

Audit K3RS meluputi falsafah dan tujuan, administrasi dan

pengelolaan, karyawan dan pimpinan, fasilitas dan peralatan,

kebijakan dan prosedur, pengembangan karyawan dan program

pendidikan, evaluasi dan pengendalian

23

Tujuan audit K3RS yaitu :

- Untuk menilai potensi bahaya, gangguan kesehatan dan

keselamatan

- Memastikan dan menilai pelaksanaan pengelolaan K3RS

sesuai ketentuan

- Menentukan langkah pengendalian bahaya potensial serta

pengembangan mutu.

d. Perbaikan dan pencegahan hasil temuan audit diidentifikasi dan

dinilai resikonya untuk direkomendasikan kepada manajemen

e. Secara berkesinambungan manajemen melakukan tinjauan

ulang dan peningkatan perencanaan untuk menjamin

kesesuaian serta efektifitas pencapaian kebijakan dan tujuan K3

4.3. Penutup

Pelaksanaan panduan K3RS RSUD Dr. Soetomo adalah seluruh

jajaran di lingkungan kerja RSUD Dr. Soetomo. Penanggung jawab di tingkat

unit kerja adalah Kepala Instansi pada Kepala Bagian yang bertanggung

jawab kepada Wakil Direktur Pelayanan Medik dan selanjutnya kepada

Direktur RSUD Dr. Soetomo. Komite K3RS RSUD Dr. Soetomo membuat

perencanaan, koordinasi pelaksanaan, membantu pengawasan,

melaksanakan evaluasi dan memberikan rekomendasi untuk tindak lanjut

program berikutnya.

24

LAMPIRAN : RAMBU-RAMBU K3

25

26

27

28

STANDARD RAMBU K3 LISTRIK DAN INSTALASI LISTRIK

29

30

STANDARD PENEMPATAN BOTOL OXYGEN

31

TABUNG WAJIBDIIKAT RANTAITABUNG WAJIBDIIKAT RANTAI

SIMBOL-SIMBOL B3

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 03 Tahun 2008 tentang Tata Cara pemberian Simbol dan Label Bahan Berbahaya & Beracun

32

33

34

SIMBOL LIMBAH B3 (Standard Kep Bapedal No. 5 Tahun 1995)

35

36

37

38