PEDOMAN PELAYANAN IGD

29
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan. Pelayanan ranap merupakan pelayanan yang dapat memberikan tindakan yang cepat dan tepat pada seorang atau kelompok orang agar dapat meminimalkan angka kematian dan mencegah terjadinya kecacatan yang tidak perlu. . Dengan semakin meningkatnya jumlahpasien rawat inap, maka diperlukan peningkatan pelayanan rawat inap baik yang diselenggarakan di rumah sakit, Berdasarkan hal tersebut diatas, maka di Unit rawat inap perlu dibuat standar pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata cara pelaksanaan pelayanan yang diberikan ke pasien pada umumnya. 1

Transcript of PEDOMAN PELAYANAN IGD

Page 1: PEDOMAN PELAYANAN IGD

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta

memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat

Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat

memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata

penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan

profesi yang telah ditetapkan.

Pelayanan ranap merupakan pelayanan yang dapat memberikan tindakan yang cepat

dan tepat pada seorang atau kelompok orang agar dapat meminimalkan angka kematian dan

mencegah terjadinya kecacatan yang tidak perlu. .

Dengan semakin meningkatnya jumlahpasien rawat inap, maka diperlukan peningkatan

pelayanan rawat inap baik yang diselenggarakan di rumah sakit,

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka di Unit rawat inap perlu dibuat standar

pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata cara pelaksanaan pelayanan

yang diberikan ke pasien pada umumnya.

Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka, dalam melakukan pelayanan rawat inap di

RS Bakti Timah Karimun harus berdasarkan standar pelayanan rawat inap di RS Bakti Timah

Karimun.

Ruang Lingkup

Ruang lingkup pelayanan Rawat Inap meliputi :

1. Pasien ruangan kelas 1,2,3,vip

Yaitu pasien di rawat berdasarkan kelas ruangan baik pasien kasus penyakit

dalam,anak,obgyn,bedah

2. Pasien ruang HCU

1

Page 2: PEDOMAN PELAYANAN IGD

Yaitu pasien dengan tingkat ketergantungan tinggi dan penanganan secar

khusus isenntif

B. Batasan Operasional

1. Unit Rawat Inap

Adalah unit pelayanan di rumah sakit yang memberikan pelayanan

berkesinambungan secara terpadu dan multi disiplin

2. Ruangan kelas 1,2,3 dan vip,isolasi

Adalah Ruangan rawat inap yang ada di RS Bakti Timah karimun di mana

ruangan yang untuk memberikan asuhan keperawatan dan pemberiaan terapy.untuk

ruangan kelas Vip,1,2,3 adalah buat pasien yang tidak diagnoas dengan kasus yang

menular .

3. Ruangan HCU

Adalah Ruangan yang di sediakan untuk pasien dengan penanganan khusus

secara komprenhesif

C. Landasan Hukum

1. Undang – undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan

2. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 436 / Menkes / SK / VI / 1993

tentang berlakunya Standar Pelayanan di Rumah Sakit

3. Undang – undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran

4. Undang – undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

2

Page 3: PEDOMAN PELAYANAN IGD

BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi SDM

Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM IGD adalah :

Nomor Nama Jabatan Kualifikasi

Formal

Keterangan

1 Ka.Unit Rawat Inap DIII/SI

Keperawatan

Bersertifikat Menejemen

bangsal

2 Koordinator sift/vip D III /

SIKeperawatan

Berpengalaman kerja 3

tahun dengan skill mampu

mandiri

3 Koordinator HCU DIII/SI

Keperawatan

Bersertifikat perawatan

ICU/berpengalaman kerja

3 tahun dengan skill

mampu mandiri

4 Perawat Pelaksana Rawat

Innap

D III/SI

Keperawatan

Bersertifikat dan ada STR

B. Distribusi Ketenagaan

Pola pengaturan ketenagaan Instalasi Gawat Darurat yaitu :

a. Untuk Dinas Pagi Ruang kelas 1,2,3,Isolasi

yang bertugas sejumlah 4 ( empat ) orang dengan jabatan koordinator 1 orang pelaksana

3 orang

3

Page 4: PEDOMAN PELAYANAN IGD

RUANG VIP:

Yang bertugas sejumlah 3 oarang dengan jabatan coordinator 1 orang pelaksana 3 orang

RUANG HCU:

Yang bertugas sejumlah 2 oarang dengan jabatan coordinator 1 orang ,pelaksana 1 orang

b. Untuk Dinas Sore :

RUANG KELAS 1,2,3,ISOLASI

yang bertugas sejumlah 4 ( empat ) orang dengan jabatan coordinator 1 orang ,pelaksana

3 orang

RUANG VIP:

Yang bertugas 3 oarang dengan jabatan pelaksana

RUANG HCU:

Yang bertugas 1 oarang dengan jabatan pelaksan

c. Untuk Dinas Malam :

yang bertugas sejumlah 2 ( dua ) orang dengan standar minimal bersertifikat BLS

RUANG KELAS 1,2,3,ISOLASI

yang bertugas sejumlah 4 ( empat ) orang dengan jabatan coordinator 1 orang ,pelaksana

3 orang

RUANG VIP:

Yang bertugas 3 oarang dengan jabatan pelaksana

RUANG HCU:

Yang bertugas 1 oarang dengan jabatan pelaksan

4

Page 5: PEDOMAN PELAYANAN IGD

C. Pengaturan Jaga

I. Pengaturan Jaga Perawat IGD

Pengaturan jadwal dinas perawat IGD dibuat dan di pertanggung jawabkan oleh

Kepala Ruang (Karu) Rawar Inap dan disetujui oleh Kabid Keperawatan

Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke perawat

pelaksana Rawat Inap setiap satu bulan..

Untuk tenaga perawat yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu, maka

perawat tersebut dapat mengajukan permintaan dinas padaKa Unit Rawat Inap.

Permintaan akan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada (apa bila tenaga

cukup dan berimbang serta tidak mengganggu pelayanan, maka permintaan

disetujui).

Setiap tugas jaga / shift harus ada perawat penanggung jawab shift ( PJ Shift)

dengan syarat pendidikan minimal D III Keperawatan dan masa kerja minimal 3

tahun,.

Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, lepas malam, libur

dan cuti.

Apabila ada tenaga perawat jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga

sesuai jadwal yang telah ditetapkan ( terencana ), maka perawat yang

bersangkutan harus memberitahu Karu Rawat Inap : 1 hari sebelum dinas pagi,

sebelum dinas sore atau dinas malam. Sebelum memberitahu Karu Rawat Inap,

diharapkan perawat yang bersangkutan sudah mencari perawat pengganti,

Apabila perawat yang bersangkutan tidak mendapatkan perawat pengganti, maka

KaRu Rawat Inap akan mencari tenaga perawat pengganti yaitu perawat yang

hari itu libur.

Apabila ada tenaga perawat tiba – tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah

ditetapkan ( tidak terencana ), maka KaRu Rawat Inap akan mencari perawat

pengganti yang hari itu libur atau perawat Rawat Inap yang tinggal di asrama.

Apabila perawat pengganti tidak di dapatkan, maka perawat yang dinas pada shift

5

Page 6: PEDOMAN PELAYANAN IGD

sebelumnya wajib untuk menggantikan.(Prosedur pengaturan jadwal dinas

perawat Rawat Inap sesuai SOP terlampir).

BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan

B. Standar Fasilitas

I. Fasilitas & Sarana

Rawat inap RS BAKTI TIMAH KARIMUN berlokasi di lantai I gedung utama yang

terdiri dari ruangan anak ( 4 tempat tidur), ruang bayi (10box bayi,incubator 2), ruang

kelas 1 ada tiga kamar di mana tiap kamar berisi ( 2 tempat tidur), ruangan kelas 2 terbagi

4 kamar ( 1 ruang berisi 6 tempat tidur khusu untuk pasien pria,1 ruangan berisi 4 tempat

tidur khusus untuk pasien wanita,2 ruangan dengan 2 tempat tidur ),ruangan kelas 3

terbagi 2 kamar (1 ruangan berisi 5 tempat tidur khusus pria,1 ruangan berisi 6 tempat

tidur khusus wanita) ruang isolasi terbagi 2 kamar ( berisi 1 tempat tidur tiap-tiap

ruangan)

II. Peralatan

Peralatan yang tersedia di ranap untuk penunjang kegiatan pelayanan terhadap

pasien rawat inap

Alat yang harus tersedia adalah bersifat life saving untuk kasus kegawatan jantung

seperti monitor dan defribrilator

a. Alat – alat untuk ruang resusitasi :

1. Mesin suction ( 2 set )

6

Page 7: PEDOMAN PELAYANAN IGD

2. Oxigen lengkap dengan flowmeter ( 15 set )

3. Spuit semua ukuran ( masing – masing 10 buah )

4. Oropharingeal air way ( sesuai kebutuhan )

5. Infus set / transfusi set ( 5 / 5 buah )

6. Brandcard fungsional diatur posisi trendelenberg, ada gantungan infus &

penghalang ( 2 buah )

7. Gunting besar (4buah )

8. Monitor EKG ( 2 buah )

9. Trolly Emergency yang berisi alat – alat untuk melakukan resusitasi ( 3 buah )

10. Matras decubitus(4 buah )

11. Ambu bag ( 3 buah )

12. Stetoskop ( 12 buah )

13. Tensi meter ( 7buah )

14. Thermometer ( 7 buah )

15. Tiang Infus ( 50 buah)

16. Infus pump ( 1 buah)

17. Syiring pump 4 (buah)

18. Noepup (1 buah)

19. Monitor ( 4 buah)

20. Lampu sorot ( 1 buah)

21. Nebulizer ( 2 orang)

a. Alat – alat dalam trolly emergency

I. Obat Life saving ( terlampir pada standar obat emergency)

II. Obat penunjang ( terlampir pada standar obat Emergency )

III. Alat – alat kesehatan

1. Ambu bag / Air viva untuk dewasa & anak ( 1 buah / 1 buah )

2. Oropharingeal airway

- Nomer 3 ( 2 buah )

- Nomer 4 ( 2 buah )

3. Magyl forcep

7

Page 8: PEDOMAN PELAYANAN IGD

4. Face mask ( 1 buah )

5. Urine bag non steril ( 5 buah )

6. Spuit semua ukuran

7. Infus set ( 1 set)

8. Endotracheal tube ( dewasa & anak )

- Nomer 2.5 ( 1 buah )

- Nomer 3 ( 1 buah )

- Nomer 4 ( 1 buah )

- Nomer 7 ( 1 buah )

- Nomer 7.5 ( 1 buah )

- Nomer 8 ( 1 buah )

9. Slang oksigen sesuai kebutuhan

10. Stomach tube / NGT

- Nomer 16 ( 2 buah )

- Nomer 18 ( 2 buah )

- Nomer 12 ( 3 buah )

11. IV catheter sesuai kebutuhan

- Nomer 18 Cath / Terumo ( 2 / 2 buah )

- Nomer 20 Cath / Terumo ( 2 / 16 buah )

- Nomer 22 Cathy / terumo ( 2 / 11 buah )

12. Suction catheter segala ukuran

- Nomer 10 ( 3 buah )

- Nomer 12 ( 2 buah )

13. Neck collar Ukuran S / M ( 2 / 1 )

Fasilitas

I. OBAT LIVE SAVING

a. Injeksi

8

Page 9: PEDOMAN PELAYANAN IGD

No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat

1 Aminophilin Ampul 5 Anti asmatic dan COPD

preparations

2 Atropin sulfat Ampul 2 Anti spasmodics

3 Cortidex Ampul 6 Corticosteroid Hormones

4 Diazepam Ampul 1 Minor Transquillizer

5 Ephinephrin Ampul 2 Asnastetic lokal & general

6 Lidocain Ampul 94 Anastetic lokal

7 Phenobarbital Ampul 2 Sedatif

8 Pethidine Ampul 2 Sedatif

9 Ranitidine Ampul 1 Antacida

10 Remopain Ampul 1 Analgetik

b. Tablet

No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat

1. Sanmol Tablet 10 Anti piretik

c. Cairan Infus

No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat

1. Asering Kolf 8

2 Ringer laktat Kolf 8

3. Dextrose 5 % 500 ml Kolf 8

4 Dextrose 1/4 ns % 500ml Kolf 1

9

Page 10: PEDOMAN PELAYANAN IGD

4. Dex 40 % 25 ml Flalon 6

d. Suppositoria

No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat

1 Paracetamol Sup Supp 1 Anti piretik,

Analgetik

2 Propyretic 160 mg Supp 1 Anti piretik,

Analgetik

3 Stesolid 5 mg rect Tube 1 Sedatif

4 Stesolid 10 mg rect Tube 7 Sedatif

2. OBAT PENUNJANG

a. Injeksi

No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat

1. Cedantron Ampul 1 Antiemetik

BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

A. TATA LAKSANA PENDAFTARAN PASIEN

I. Petugas Penanggung Jawab

Perawat Rawat Inap

10

Page 11: PEDOMAN PELAYANAN IGD

II. Perangkat Kerja

Status Medis

III. Tata Laksana Pendaftaran Pasien IGD

- Perawat mendaftar ke admission apa bila pasien masuk dari Unit rawat jalan dan UGD saat pasien sudah tiba di rawat inap

B. TATA LAKSANA SISTIM KOMUNIKASI RAWAT INAP

I. Petugas Penanggung Jawab

Koordinator shift

Perawat pelaksana

II. Perangkat Kerja

Pesawat telpon

Hand phone

III. Tata Laksana Sistim Komunikasi IGD

1. Antara Rawat Inap dengan unit lain dalam RS Bakti Timah adalah dengan

nomor extension masing-masing unit

2. Antara Rawat Inap dengan dokter konsulen / rumah sakit lain / yang terkait

dengan pelayanan diluar rumah sakit adalah menggunakan Hand Phone langsung

dari rawat inap

C. TATA LAKSANA PENGISIAN INFORMED CONSENT

I. Petugas Penangung Jawab

- Koordinator Rawat Inap

- Pelaksana rawat Inap

11

Page 12: PEDOMAN PELAYANAN IGD

II. Perangkat Kerja

- Formulir Persetujuan Tindakan

III. Tata Laksana Informed Consent

1. Petawat Rawat Inap yang sedang bertugas menjelaskan tujuan dari pengisian

informed consent pada pasien / keluarga pasien

2. pasien menyetujui, informed consent diisi dengan lengkap disaksikan oleh

perawat.

3. Setelah diisi dimasukkan dalam status medik pasien

D. TATA LAKSANA PELAYANAN DEATH ON ARRIVAL ( DOA )

I. Petugas Penanggung Jawab

Dokter jaga IGD

Perawat Rawat Inap

II. Perangkat Kerja

Senter

Stetoscope

EKG

Surat Kematian

III. Tata Laksana Death On Arrival IGD ( DOA )

1. Pasien dilakukan dan pemeriksaan oleh dokter jaga IGD.

2. Bila dokter sudah menyatakan meninggal, maka dilakukan perawatan jenazah

12

Page 13: PEDOMAN PELAYANAN IGD

3. Dokter jaga IGD membuat surat keterangan meninggal

4. Jenazah dipindahkan / diserah terimakan di ruangan jenazah dengan bagian

umum / keamanan

I. TATA LAKSANA SISTIM RUJUKAN

I. Petugas Penanggung Jawab

Koordinator Rawat Inap

DPJP

II. Perangkat Kerja

Ambulan

Formulir persetujuan tindakan

Formulir rujukan

III. Tata Laksana Sistim Rujukan rawat Inap

1. Alih Rawat

Perawat Rawat Inap menghubungi rumah sakit yang akan dirujuk

Perawat rawat inap memberikan informasi pada dokter jaga rumah sakit rujukan

mengenai keadaan umum pasein

2. Bila tempat telah tersedia di rumah sakit rujukan, perawat Rawat Inap

3. Pemeriksaan Diagnostik

Pasien / keluarga pasien dijelaskan oleh dokter jaga mengenai tujuan

pemeriksaan diagnostik, bila setuju maka keluarga pasien harus mengisi

informed consent

13

Page 14: PEDOMAN PELAYANAN IGD

Perawat IGD menghubungi rumah sakit rujukan

Perawat IGD menghubungi petugas ambulan RS Sumber Sejahtera

4. Spesimen

Pasien / keluarga pasien dijelaskan mengenai tujuan pemeriksaan specimen

Bila keluarga setuju maka harus mengisi inform consent

Dokter jaga mengisi formulir pemeriksan, dan diserahkan kepetugas

laboratorium

Petugas laboratorium melakukan rujukan ke laboratorium yang dituju

14

Page 15: PEDOMAN PELAYANAN IGD

15

Page 16: PEDOMAN PELAYANAN IGD

BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

16

Page 17: PEDOMAN PELAYANAN IGD

A. Pengertian

Keselamatan Pasien ( Patient Safety ) Adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.

Sistem tersebut meliputi :

Asesmen resiko

Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien

Pelaporan dan analisis insiden

Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya

Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko

Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :

Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan

Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil

B. Tujuan

Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit

Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat

Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di rumah sakit

Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan

Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD )

STANDAR KESELAMATAN PASIEN

1. Hak pasien

17

Page 18: PEDOMAN PELAYANAN IGD

2. Mendidik pasien dan keluarga

3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan

4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan

program peningkatan keselamatan pasien

5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien

6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien

7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien

KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN ( KTD )

ADVERSE EVENT :

Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang mengakibatkan cedera pasien akibat

melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil, dan

bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh

kesalahan medis atau bukan kesalahan medis karena tidak dapat dicegah

KTD yang tidak dapat dicegah

Unpreventable Adverse Event :

Suatu KTD yang terjadi akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan pengetahuan

mutakhir

KEJADIAN NYARIS CEDERA ( KNC )

Near Miss :

Adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan ( commission ) atau tidak

mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission ), yang dapat mencederai pasien,

tetapi cedera serius tidak terjadi :

Karena “ keberuntungan”

Karena “ pencegahan ”

Karena “ peringanan ”

KESALAHAN MEDIS

18

Page 19: PEDOMAN PELAYANAN IGD

Medical Errors:

Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau

berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien

KEJADIAN SENTINEL

Sentinel Event :

Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius; biasanya

dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima, seperti :

operasi pada bagian tubuh yang salah.

Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi ( seperti, amputasi

pada kaki yang salah ) sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini mengungkapkan

adanya masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur yang berlaku.

C. TATA LAKSANA

a. Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada pasien

b. Melaporkan pada dokter jaga IGD

c. Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter jaga

d. Mengobservasi keadaan umum pasien

e. Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir “ Pelaporan Insiden

Keselamatan”

BAB VII

KESELAMATAN KERJA

19

Page 20: PEDOMAN PELAYANAN IGD

I. Pendahuluan

HIV / AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebaran HIV menjadi

lebih tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejal. Setiap hari ribuan anak

berusia kurang dari 15 tahun dan 14.000 penduduk berusia 15 - 49 tahun terinfeksi HIV.

Dari keseluruhan kasus baru 25% terjadi di Negara - negara berkembang yang belum

mampu menyelenggarakan kegiatan penanggulangan yang memadai.

Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat, dengan peningkatan kasus

yang sangat bermakna. Ledakan kasus HIV / AIDS terjadi akibat masuknya kasus secara

langsung ke masyarakat melalui penduduk migran, sementara potensi penularan

dimasyarakat cukup tinggi (misalnya melalui perilaku seks bebas tanpa pelingdung,

pelayanan kesehatan yang belum aman karena belum ditetapkannya kewaspadaan umum

dengan baik, penggunaan bersama peralatan menembus kulit : tato, tindik, dll).

Penyakit Hepatitis B dan C, yang keduanya potensial untuk menular melalui

tindakan pada pelayanan kesehatan. Sebagai ilustrasi dikemukakan bahwa menurut data

PMI angka kesakitan hepatitis B di Indonesia pada pendonor sebesar 2,08% pada tahun

1998 dan angka kesakitan hepatitis C dimasyarakat menurut perkiraan WHO adalah

2,10%. Kedua penyakit ini sering tidak dapat dikenali secara klinis karena tidak

memberikan gejala.

Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut diatas memperkuat keinginan

untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa melindungi semua pihak

dari penyebaran infeksi. Upaya pencegahan penyebaran infeksi dikenal melalui “

Kewaspadaan Umum “ atau “Universal Precaution” yaitu dimulai sejak dikenalnya

infeksi nosokomial yang terus menjadi ancaman bagi “Petugas Kesehatan”.

Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan kontak

langsung dengan pasien dalam waktu 24 jam secara terus menerus tentunya mempunyai

resiko terpajan infeksi, oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan

keselamatan darinya dari resiko tertular penyakit agar dapat bekerja maksimal.

II. Tujuan

20

Page 21: PEDOMAN PELAYANAN IGD

a. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat

melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.

b. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai

resiko tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat kerjanya, untuk

menghindarkan paparan tersebut, setiap petugas harus menerapkan prinsip

“Universal Precaution”.

III. Tindakan yang beresiko terpajan

a. Cuci tangan yang kurang benar.

b. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat.

c. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman.

d. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman.

e. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat.

f. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.

IV. Prinsip Keselamatan Kerja

Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja adalah

menjaga higiene sanitasi individu, higiene sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan.

Ketiga prinsip tesebut dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan pokok yaitu :

a. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang

b. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan guna mencegah

kontak dengan darah serta cairan infeksi yang lain.

c. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai

d. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan

e. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.

21

Page 22: PEDOMAN PELAYANAN IGD

BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Indikator mutu yang digunakan di RS Bakti timah Karimun dalam memberikan

pelayanan adalah angka Infeksi nosokomial ( flebitis) dan Angka pemasangan gelang identitas

pasien

Dalam pelaksanaan indikator mutu menggunakan kurva harian dalam format tersendiri

dan dievaluasi serta dilaporkan setiap bulan pada panitia mutu dan direktur pelayanan

22