PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan...

62
PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI KABUPATEN/KOTA KEMENTERIAN KESEHATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KESEHATAN MASYARAKAT DIREKTORAT BINA GIZI MASYARAKAT 2010

Transcript of PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan...

Page 1: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI

DI KABUPATEN/KOTA

KEMENTERIAN KESEHATANDIREKTORAT JENDERAL BINA KESEHATAN MASYARAKAT

DIREKTORAT BINA GIZI MASYARAKAT2010

Page 2: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

ii Surveilans Gizi di tingkat Kabupaten / Kota

Katalog Dalam Terbitan Departemen Kesehatan RI

613.2Ind Indonesia. Kementerian Kesehatan. Direktorat Jenderal Binas Kesehatan Masyarakat. Surveilans Gizi di tingkat Kabupaten/Kota.-- Jakarta : Kementerian Kesehatan RI, 2010

I. Judul I. NUTRITION

Page 3: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

iii

Kata PengantarKeputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 828/Menkes/SK/

IX/2008 tentang Standar Pelayan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota mengamanatkan bahwa semua Kabupaten/kota menyelenggarakan surveilans gizi. Dalam Rencana Strategi (RENSTRA) Kementerian Kesehatan 2010-2014, ada 8 indikator keluaran kegiatan Pembinaan Gizi Masyarakat yang harus dicapai, salah satu diantaranya adalah 100 % kabupaten/kota melaksanakan surveilans gizi.

Surveilans gizi merupakan salah satu kegiatan yang dapat diandalkan untuk mendukung pencapaian tujuan kegiatan Pembinaan Gizi Masyarakat. Dengan pelaksanaan surveilans gizi yang baik keadaan gizi masyarakat dapat dipantau secara teratur, sehingga mampu mencegah, mengantisipasi dan menangani masalah gizi di masyarakat dengan baik.

Buku Pedoman Pelaksanaan Surveilans Gizi di Kabupaten/Kota ini disusun untuk meningkatkan kualitas kegiatan surveilans gizi di tingkat Kabupaten/Kota, yang ditujukan kepada semua petugas kesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/Kota.

Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam proses penyusunan buku pedoman ini. Kritik dan saran untuk kesempurnaan pedoman ini sangat kami harapkan.

Jakarta, Oktober 2010Direktur Bina Gizi Masyarakat

DR. Minarto, MPS

Kata Pengantar

y

Page 4: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

iv Surveilans Gizi di tingkat Kabupaten / Kota

Page 5: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

v

Daftar Isi HalamanKata Pengantar ............................................................................... iiiDaftar Isi .......................................................................................... vDaftar Lampiran ............................................................................. viiDaftar Tabel .................................................................................... viiiDaftar Grafi k ................................................................................... ixDaftar Gambar ................................................................................ xBAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang ............................................................. 1 B Pengertian ................................................................... 2 C Prinsip-prinsip Dasar Surveilans Gizi ........................... 3

BAB II TUJUAN, RUANG LINGKUP DAN SASARAN A Tujuan .......................................................................... 5 B Ruang Lingkup ............................................................. 5 BAB III LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN SURVEILANS GIZI A Pengumpulan Data ...................................................... 7 1 Pengumpulan Laporan Rutin Puskesmas ............. 7 2. Pengumpulan Laporan Kasus Gizi Buruk .............. 8 B Pengolahan, Analisis dan Penyajian Data ................... 9 1. Analisis Deskriptif .................................................. 9 2. Analisis Analitik ...................................................... 11 C Diseminasi Informasi ................................................... 14 1. Umpan Balik ........................................................... 15 2. Pertemuan Lintas Program dan Lintas Sektor ..................................................................... 15 D Tindak Lanjut ............................................................... 15

Daftar Isi

Page 6: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

vi Surveilans Gizi di tingkat Kabupaten / Kota

BAB IV MEKANISME PENCATATAN DAN PELAPORAN A Jenis dan Frekuensi Pelaporan ................................... 19 B Alur Pelaporan ............................................................ 20

BAB V INDIKATOR KEBERHASILAN A Indikator Input ............................................................ 23 B Indikator Proses ......................................................... 23 C Indikator Output ......................................................... 24

BAB VI PENUTUP .......................................................................... 25

LAMPIRAN

Page 7: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

vii

Daftar LampiranLampiran 1 : Perhitungan Indikator Kegiatan Pembinaan Gizi Masyarakat Lampiran 2 : Formulir Laporan KLB GiziLampiran 3 : Formulir Klarifi kasi Informasi Gizi Darurat Lampiran 4 : Formulir Laporan Rekapitulasi Kasus Gizi BurukLampiran 5 : Formulir Laporan Rekapitulasi Pencatatan ASI Eksklusif Lampiran 6 : Formulir Laporan Rekapitulasi Hasil Pemantauan

Garam Beryodium Di Tingkat Masyarakat Tingkat Kabupaten/Kota

Lampiran 7 : Formulir Laporan Rekapitulasi Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A

Lampiran 8 : Formulir Laporan Rekapitulasi Cakupan Pemberian TTD Ibu Hamil

Lampiran 9 : Formulir Laporan Rekapitulasi Cakupan Data Penimbangan PosyanduLampiran 10 : Formulir Laporan Pencapaian Indikator Kinerja Pembinaan Gizi Masyarakat Bulanan (F1)Lampiran 11 : Formulir Laporan Pencapaian Indikator Kinerja

Pembinaan Gizi Masyarakat 6 Bulanan (F6)

Daftar Lampiran

Page 8: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

viii Surveilans Gizi di tingkat Kabupaten / Kota

Daftar TabelTabel 1 : Jenis Data yang di Kumpulkan di Tingkat

Kabupaten/KotaTabel 2 : Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A di Kabupaten

Teluk Cinta Bulan Februari dan Agustus Tahun 2009

Tabel 3 : Cakupan Pemberian TTD (Fe3) Ibu Hamil Menurut Puskesmas di Kabupaten Teluk Cinta Tahun 2009Tabel 4 : Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A dan D/S Di Kabupaten Teluk Cinta Tahun 2009Tabel 5 : Cakupan Distribusi TTD (Fe3) dan K4 di Kabupaten

Teluk Cinta Tahun 2009

Page 9: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

ix

Daftar GrafikGrafi k 1 : Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A di Kabupaten Teluk Cinta Bulan Februari dan Agustus

Tahun 2009Grafi k 2 : Distribusi Puskesmas Menurut Kuadran Pencapaian D/S

Terhadap Cakupan Vitamin A Balita di Kabupaten Teluk Cinta Tahun 2009Grafi k 3 : Distribusi Puskesmas Menurut Kuadran Pencapaian

TTD (Fe3) terhadap K4 di Kabupaten Cinta Teluk Tahun 2010

Daftar Grafi k

Page 10: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

x Surveilans Gizi di tingkat Kabupaten / Kota

Daftar GambarGambar 1 : Peta Wilayah Cakupan Pemberian TTD (Fe3) Ibu Hamil Menurut Puskesmas Di Kabupaten Teluk

Cinta Tahun 2009Gambar 2 : Alur Pelaporan dan Umpan Balik

Page 11: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

1

Bab 1 : Pendahuluan

A. Latar Belakang

Upaya perbaikan gizi masyarakat sebagaimana disebutkan di dalam undang-undang No 36 tahun 2009 bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi dan peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi dan kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi.

Status gizi anak balita telah mengalami perbaikan yang ditandai dengan menurunnya prevalensi gizi kurang dari 24,5% (Susenas, 2005) menjadi 18,4%, walaupun demikian masalah stunting pada anak balita masih tinggi yaitu sebesar 36,8% (Riskesdas, 2007). Masalah gizi mikro di 10 Provinsi tahun 2006, diperoleh gambaran prevalensi xeroptalmia pada balita 0,13% dan proporsi balita dengan serum retinol < 20 μgr/dl sebesar 14,6% (Puslitbang Gizi, 2006). Hasil studi tersebut menggambarkan terjadinya penurunan jika dibandingkan dengan hasil survei vitamin A pada tahun 1992. Selain itu, masalah anemia pada ibu hamil berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 masih cukup tinggi yaitu sebesar 40,1%.

Secara nasional cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia berfl uktuasi dan menunjukan kecenderungan menurun selama tiga tahun terakhir. Cakupan pemberian ASI eksklusif 0–6 bulan turun dari 62,2% tahun 2007 menjadi 56,2% pada tahun 2008. Sedangkan cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai 6 bulan turun dari 28,6% tahun 2007 menjadi 24,3% pada tahun 2008 (Susenas 2007 – 2008).

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

Bab I : Pendahuluan

Page 12: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

2 Surveilans Gizi di tingkat Kabupaten / Kota

2010-2014 telah menetapkan 4 sasaran pembangunan kesehatan, yaitu; 1) Meningkatkan Umur Harapan Hidup menjadi 72 tahun; 2) Menurunkan Angka Kematian Bayi menjadi 24 per 1000 kelahiran hidup; 3) Menurunkan Angka Kematian Ibu menjadi 228 per 100 ribu kelahiran hidup; dan 4) Menurunkan prevalensi gizi kurang menjadi 15% dan menurunkan prevalensi balita pendek menjadi 32%.

Untuk mencapai sasaran RPJMN Tahun 2010-2014 bidang kesehatan, Kementerian Kesehatan telah menetapkan Rencana Strategi Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014, yang memuat indikator keluaran yang harus dicapai, kebijakan dan strategi. Di bidang perbaikan gizi telah ditetapkan 8 indikator keluaran, yaitu;1. 100% balita gizi buruk ditangani/dirawat2. 85% balita ditimbang berat badannya, 3. 80% bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif,4. 90% rumah tangga mengonsumsi garam beryodium, 5. 85% balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A,6. 85% ibu hamil mendapat Fe 90 tablet, 7. 100% kabupaten/kota melaksanakan surveilans gizi, dan8. 100% penyediaan buff er stock MP-ASI untuk daerah bencana.

Surveilans gizi akan meningkatkan efektivitas program dengan mempertajam upaya penanggulangan masalah gizi secara tepat waktu, tempat, sasaran dan jenis tindakannya. Berkaitan dengan hal tersebut, pedoman ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan petugas kesehatan dalam pelaksanaan surveilans gizi di tingkat Kabupaten/Kota.

B. Pengertian

Surveilans gizi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap masalah gizi buruk dan indikator pembinaan

Page 13: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

3

gizi masyarakat agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif, efi sien dan tepat waktu melalui proses pengumpulan data, pengolahan, penyebaran informasi kepada penyelenggara program kesehatan dan tindak lanjut sebagai respon terhadap perkembangan informasi.

C. Prinsip-prinsip Dasar Surveilans Gizi

a. Tersedia data yang akurat dan tepat waktu b. Ada proses analisis atau kajian data c. Tersedianya informasi yang sistematis dan terus menerus d. Ada proses penyebarluasan informasi, umpan balik dan

pelaporan e. Ada tindak lanjut sebagai respon terhadap perkembangan

indikator

Bab 1 : Pendahuluan

Page 14: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

4 Surveilans Gizi di tingkat Kabupaten / Kota

Page 15: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

5

Bab 2 : Tujuan Dan Ruang LingkupA. Tujuan

1. Tujuan Umum Terselenggaranya kegiatan surveilans gizi di tingkat

Kabupaten/Kota.2. Tujuan Khusus

a. Tersedianya informasi indikator kegiatan Pembinaan Gizi Masyarakat.

b. Terlaksananya pelacakan kasus balita gizi buruk. c. Tersebarluasnya informasi hasil kegiatan Pembinaan Gizi

Masyarakat. d. Melaksanakan umpan balik hasil kegiatan Pembinaan

Gizi Masyarakat ke puskesmas. e. Adanya tindak lanjut sebagai respon terhadap hasil

kegiatan Pembinaan Gizi Masyarakat. f. Terlaksananya penyampaian laporan indikator hasil

kegiatan Pembinaan Gizi Masyarakat ke Dinas Kesehatan Provinsi dan Direktorat Bina Gizi Masyarakat.

B. Ruang Lingkup

Ruang lingkup surveilans gizi di Kabupaten/Kota meliputi : 1. Pemantauan kasus gizi buruk pada balita. 2. Pemantauan pertumbuhan balita (D/S). 3. Pemantauan pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan. 4. Pemantauan konsumsi garam beryodium. 5. Pemantauan pemberian kapsul vitamin A pada balita. 6. Pemantauan pemberian Fe 90 tablet pada ibu hamil.

Bab 2 : Tujuan, Ruang Lingkup Dan Sasaran

Page 16: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

6 Surveilans Gizi di tingkat Kabupaten / Kota

Page 17: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

7Bab 3 : Langkah-langkah Kegiatan Surveilans Gizi

Bab 3 : Langkah-langkah Kegiatan Surveilans gizi Kegiatan surveilans gizi dimulai dengan pengumpulan data,

pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak lanjut/respon.A. Pengumpulan Data

1. Pengumpulan Laporan Rutin Puskesmas Pengumpulan data kegiatan Pembinaan Gizi Masyarakat di

Kabupaten/Kota antara lain meliputi pembinaan pencatatan dan pelaporan serta melakukan rekapitulasi hasil kegiatan di Puskesmas/Kecamatan, sebagai berikut :

Tabel 1Rekapitulasi Data di Tingkat Kabupaten/Kota

Data Sumber Data Instrumen Pengumpul Data Waktu

Gizi Buruk • Laporan RS • Laporan

Puskesmas• Laporan

Masyarakat/media

Form laporan kewaspadaan KLB-Gizi di RS Form laporan bulanan kasus gizi buruk

• Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) RS

• TPG Puskesmas

Setiap bulan dan sewaktu-waktu bila ada kasus

Hasilpenimbangan (D/S)

Laporan Puskesmas LB3 atau FIII Gizi TPG Puskesmas Setiap bulan

ASI Eksklusif Laporan Puskesmas Fo rm ASI eksklusif TPG Puskesmas Setiap 6 bulan (Februari dan Agustus)

GaramBeryodium

Laporan Puskesmas Form pemantauan garam beryodium

Guru Sekolah Dasar dan TPG Puskesmas

Setiap 6 bulan (Februari dan Agustus)

Distribusi Kapsul Vitamin A balita

Laporan Puskesmas LB3 atau FIII Gizi TPG Puskesmas Setiap 6 bulan (Februari dan Agustus)

Distribusi Tablet Tambah Darah

Laporan Puskesmas LB3 atau FIII Gizi Bidan Koordinator dan TPG Puskesmas

Setiap bulan

Page 18: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

8 Surveilans Gizi di tingkat Kabupaten / Kota

Dalam pelaksanaan pengumpulan data, bila ada puskesmas yang tidak melapor atau melapor tidak tepat waktu, data laporan tidak lengkap dan atau laporan tidak akurat maka pengelola kegiatan gizi diharuskan melakukan pembinaan secara aktif untuk melengkapi data. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui telepon, Short Message Service (SMS) atau kunjungan langsung ke puskesmas.

2. Pengumpulan Laporan Kasus Gizi Buruk Selain merekap data kegiatan Pembinaan Gizi Masyarakat

dari Puskesmas, pengelola kegiatan gizi juga perlu melakukan kompilasi laporan kasus gizi buruk yang dirawat di RS atau informasi dari masyarakat dan media. Bila ada laporan kasus gizi buruk dari masyarakat atau media, pengelola gizi perlu melakukan klarifi kasi ke puskesmas mengenai laporan/informasi tersebut untuk melakukan konfi rmasi status gizinya. Klarifi kasi laporan kasus gizi buruk dapat dilakukan melalui telepon dan sms. Bila hasil konfi rmasi ternyata balita tersebut benar gizi buruk (BB/PB atau BB/TB <-3 SD dengan atau tanpa gejala klinis) maka perlu dilakukan pelacakan atau penyelidikan kasus.

Pelacakan kasus meliputi waktu kejadiannya, tempat/lokasi kejadian dan identitas orangnya termasuk umur, jenis kelamin dan penyebab terjadinya kasus gizi buruk. Pelacakan kasus gizi buruk dilakukan apabila:

a. Kasus gizi buruk belum mendapatkan penanganan. b. Kasus gizi buruk terkonsentrasi pada satu wilayah. c. Dicurigai kemungkinan adanya rawan pangan. Keluaran yang diharapkan dari langkah pengumpulan data

adalah adanya rekapitulasi laporan terkait dengan jumlah puskesmas yang melapor, ketepatan waktu, kelengkapan dan kebenaran data yang dilaporkan.

Page 19: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

9Bab 3 : Langkah-langkah Kegiatan Surveilans Gizi

B. Pengolahan, Analisis dan Penyajian Data

Pengolahan, analisis dan penyajian data di Kabupaten/Kota dilakukan berdasarkan hasil rekapitulasi laporan kegiatan Pembinaan Gizi Masyarakat dari puskesmas. Kegiatan ini dilakukan oleh pengelola gizi setiap bulan, kecuali untuk data pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan, pemberian kapsul vitamin A pada balita, dan pemantauan konsumsi garam beryodium tingkat rumah tangga dilakukan setiap 6 bulan sekali.

1. Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dapat dilakukan secara manual maupun

komputerisasi. Hasil pengolahan berupa cakupan masing-masing indikator Pembinaan Gizi Masyarakat, sedangkan analisis data dilakukan dengan 2 (dua) pendekatan yaitu analisis deskriptif dan analitik.

1.1 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif dimaksudkan untuk memberikan

gambaran umum tentang data cakupan kegiatan pembinaan gizi masyarakat. Tujuannya adalah untuk menetapkan daerah prioritas untuk pembinaan wilayah dan menentukan kecenderungan antar waktu.

a. Menetapkan daerah prioritas untuk pembinaan wilayah

Analisis deskriptif untuk membandingkan antar wilayah dilakukan dengan membandingkan hasil cakupan antar wilayah dengan target yang harus dicapai. Wilayah yang cakupannya rendah harus mendapat prioritas pembinaan. Berikut adalah contoh cakupan D/S berdasarkan wilayah kerja Puskesmas:

Page 20: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

10 Surveilans Gizi di tingkat Kabupaten / Kota

Tabel 2Cakupan Balita Ditimbang (D/S)

Menurut Puskesmas Di Kabupaten Teluk CintaTahun 2009

Dari tabel diatas, cakupan D/S di Kabupaten Teluk Cinta belum mencapai target yaitu masih 79% (target 85%). Disparitas cakupan antar wilayah di Kabupaten ini cukup tinggi, terlihat dari cakupan terendah sebesar 54% di Puskesmas Sukamaju dan tertinggi sebesar 96% di Puskesmas Tirtamulya. Dengan demikian, prioritas pembinaan dilakukan pada Puskesmas Sukamaju (54%) dan Jatiasri (64%) karena cakupannya masih kurang.

b. Membandingkan Kecenderungan antar Waktu Analisis deskriptif untuk membandingkan

kecenderungan antar waktu di suatu wilayah dilakukan dengan membandingkan hasil cakupan dalam satu periode waktu tertentu dengan target yang harus dicapai. Berikut adalah contoh cakupan D/S dari Bulan Januari sampai Maret berdasarkan wilayah kerja Puskesmas:

No Puskesmas Jumlah Balita Jumlah Balita Ditimbang %

1 Mentari 4168 3293 792 Tenjolaya 3713 3305 893 Karanganyar 4968 3428 694 Sukasari 4326 3764 875 Cimalaya 3836 2954 776 Jatiasri 5646 3613 647 Tegalraya 4947 4502 918 Sukmajaya 6181 5068 829 Mekarsari 4503 3287 73

10 Tirtamulya 3710 3562 9611 Sukamaju 4695 2535 5412 Sampurna 6670 6003 90

Kabupaten 57363 45313 79

Page 21: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

11Bab 3 : Langkah-langkah Kegiatan Surveilans Gizi

Tabel 3Cakupan Balita Ditimbang (D/S) Bulan Januari Sampai Maret

Menurut Puskesmas Di Kabupaten Teluk CintaTahun 2009

Dari tabel diatas, cakupan D/S di Kabupaten Teluk Cinta umumnya meningkat dari 79% pada bulan Januari menjadi 83% pada bulan Februari namun terjadi penurunan menjadi 81% pada bulan Maret. Dapat juga dilihat bahwa secara umum cakupan yang tinggi pada wilayah kerja Puskesmas adalah di bulan Februari.

1.2 Analisis Analitik Analisa analitik dimaksudkan untuk memberikan

gambaran hubungan antar 2 (dua) atau lebih indikator yang saling terkait, baik antar indikator gizi maupun indikator gizi dengan indikator program terkait lainnya. Tujuan analisis ini antara lain untuk menentukan upaya yang harus dilakukan bila terdapat kesenjangan cakupan antara dua indikator. Berikut adalah contoh cakupan distribusi kapsul Vitamin A dengan D/S:

Jumlah Balita Ditimbang No Puskesmas JumlahBalita Januari % Februari % Maret %

1 Mentari 4168 3293 79 3418 82 3251 782 Tenjolaya 3713 3305 89 3453 93 2599 703 Karanganyar 4968 3428 69 4123 83 4322 874 Sukasari 4326 3764 87 3591 83 3850 895 Cimalaya 3836 2954 77 3030 79 2877 756 Jatiasri 5646 3613 64 4122 73 4573 817 Tegalraya 4947 4502 91 4700 95 3908 798 Sukmajaya 6181 5068 82 4945 80 4759 779 Mekarsari 4503 3287 73 3422 76 3332 74

10 Tirtamulya 3710 3562 96 3339 90 3191 8611 Sukamaju 4695 2535 54 3521 75 3709 7912 Sampurna 6670 6003 90 6070 91 5936 89

Kabupaten 57363 45313 79 47734 83 46308 81

Page 22: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

12 Surveilans Gizi di tingkat Kabupaten / Kota

Tabel 4Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A dan D/S

di Kabupaten Teluk Cinta Tahun 2009

Berdasarkan sasaran Rencana Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat ditetapkan bahwa target cakupan Vitamin A dan D/S masing-masing adalah 85%. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa wilayah yang cakupan Vitamin A dan D/S sudah mencapai target ada 3 Puskesmas yaitu Karanganyar, Mekarsari dan Sukamaju. Sedangkan wilayah yang belum mencapai target adalah Puskesmas Mentari, Jatiasri dan Tegalraya. Puskesmas lainnya hanya mencapai target salah satu indikator saja. Untuk lebih jelasnya dapat dibuat berdasarkan kuadran dengan cara sebagai berikut:

Buat sumbu X sebagai cakupan Vitamin A dan sumbu Y sebagai cakupan D/S

Buat garis lurus masing masing sumbu sebagai garis target hingga membelah area menjadi 4 kuadran.

Kuadran I adalah wilayah dengan cakupan Vitamin A dan D/S

Balita dapat Vitamin A D/S

NO Puskesmas Jumlah Balita

Jumlah % Jumlah %

1 Mentari 4168 3251 78 2501 602 Tenjolaya 3713 2599 70 3342 903 Karanganyar 4968 4322 87 4720 954 Sukasari 4326 3850 89 2769 645 Cimalaya 3836 2877 75 3337 876 Jatiasri 5646 4573 81 3557 637 Tegalraya 4947 3908 79 3809 778 Sukmajaya 6181 4759 77 5872 959 Mekarsari 4503 4053 90 4143 92

10 Tirta mulya 3710 3191 86 2560 6911 Sukamaju 4695 4319 92 3991 8512 Sampurna 6670 6003 90 5336 80

Kabupaten 57363 47706 83 45936 80

Page 23: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

13Bab 3 : Langkah-langkah Kegiatan Surveilans Gizi

tinggi atau diatas target. Kuadaran II adalah wilayah dengan cakupan Vitamin A tinggi namun cakupan D/S rendah, sebaliknya Kuadaran III adalah wilayah dengan cakupan Vitamin A rendah namun cakupan D/S tinggi. Sedangkan kuadran IV adalah wilayah dengan cakupan Vitamin A dan D/S rendah.

Plot titik potong kedua indikator dari masing-masing Puskesmas. Contoh: Puskesmas Mentari mempunyai cakupan Vitamin A 78% dan D/S 60%, lalu plot titik potong kedua garis tersebut. Terlihat Puskesmas Mentari berada pada Kuadran IV. Seterusnya plot semua Puskesmas yang ada di wilayah Kabupaten Teluk Cinta seperti pada grafi k dibawah ini:

Grafi k 1Distribusi Puskesmas Menurut Kuadran Pencapaian D/S terhadap

Cakupan Vitamin A Balita di Kabupaten Teluk Cinta Tahun 2009

Tenjolaya

Mentari

K aranganyar

S ukas ari

C imalaya

J atias ri

Tegalraya

S ukmajaya

Tirtamulya

S ampurna

Mekars ari

S ukamaju

50

60

70

80

90

100

50 60 70 80 90 100

I III

D/S

IV II

Vitamin A

Page 24: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

14 Surveilans Gizi di tingkat Kabupaten / Kota

Keterangan grafi k: Hasil ploting menunjukan bahwa: Terdapat 3 puskesmas pada kuadran I yaitu Puskesmas

Karanganyar, Mekarsari dan Sukamaju. Terdapat 3 puskesmas pada kuadran II yaitu Puskesmas

Sampurna, Tirtamulya dan Sukasari. Terdapat 3 puskesmas pada kuadran III yaitu Puskesmas

Sukmajaya, Tenjolaya dan Cimalaya. Terdapat 3 puskesmas pada kuadran IV yaitu Mentarai

Tegalraya dan Jatiasri. Secara umum dapat disimpulkan bahwa kondisi yang

diharapkan adalah cakupan Vitamin A dan D/S pada masing-masing puskesmas berada pada kuadran I. Kuadaran IV menunjukan baik cakupan Vitamin A maupun D/S sangat rendah sehingga wilayah tersebut perlu mendapat prioritas dalam kegiatan pembinaan gizi masyarakat

2. Penyajian Data Hasil pengolahan dan analisis data kegiatan Pembinaan Gizi

Masyarakat dapat disajikan dalam bentuk narasi, tabulasi, grafi k dan peta.

C. Diseminasi Informasi

Diseminasi informasi dilakukan untuk menyebarluaskan informasi hasil pengolahan dan analisis data untuk mendapatkan dukungan dari lintas sektor dan lintas program di setiap jenjang pemerintahan tentang hasil kegiatan Pembinaan Gizi Masyarakat. Kegiatan diseminasi informasi dapat dilakukan dalam bentuk pemberian umpan balik dan sosialisasi advokasi pada pertemuan lintas program dan lintas sektor.

Page 25: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

15Bab 3 : Langkah-langkah Kegiatan Surveilans Gizi

1. Umpan Balik Pengelola kegiatan gizi memberikan umpan balik bulanan

berbentuk absensi laporan dan hasil cakupan indikator pembinaan gizi ke puskesmas dan rumah sakit. Umpan balik disertai dengan ulasan terhadap hasil yang telah dicapai, kelengkapan data disertai dengan saran-saran yang harus dilakukan oleh puskesmas. Selain hal tersebut, umpan balik hendaknya memuat pula ucapan terima kasih bagi puskesmas yang telah mengirim data secara lengkap dan tepat waktu.

2. Pertemuan Lintas Program dan Lintas Sektor Diseminasi informasi dapat juga dilakukan kepada lintas

sektor, lintas program dan puskesmas melalui pertemuan koordinasi dan rapat konsultasi di tingkat Kabupaten/Kota. Bila memungkinkan diseminasi informasi dapat dilakukan pula melalui media secara berkala. Hasil yang diharapkan dari kegiatan diseminasi informasi adalah disepakatinya upaya pemecahan masalah untuk perbaikan dan peningkatan pelaksanaan kegiatan Pembinaan Gizi Masyarakat.

D. Tindak Lanjut

Tindak lanjut sebagai respon dilakukan apabila data cakupan indikator Pembinaan Gizi Masyarakat menunjukkan adanya kekurangan atau kesenjangan antara hasil yang dicapai dengan yang seharusnya dicapai. Tindak lanjut terhadap hasil analisis yang bersifat teknis dilakukan oleh pengelola program gizi, sedangkan yang bersifat kebijakan dilakukan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Hasil kegiatan dan contoh tindak lanjut dapat dilihat pada tabel 5.

Page 26: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

16 Surveilans Gizi di tingkat Kabupaten / Kota

Tabel 5

MATRIKS HASIL KEGIATANSURVEILANS GIZI DAN CONTOH TINDAK LANJUT

TINDAK LANJUT INDIKATOR MASALAH POSYANDU

(DESA/KELURAHAN) PUSKESMAS / KECAMATAN KABUPATEN/KOTA

a. Menyiapkan Puskesmas Perawatan dan Rumah Sakit untuk pelaksanaan tatalaksana gizi buruk.

b. Meningkatkan kemampuan petugas puskesmas dan rumah sakit dalam melakukan surveilans gizi.

c. Memberikan PMT pemulihan untuk balita gizi buruk rawat jalan dan pasca rawat.

d. Melakukan pemantauan kasus yang lebih intensif pada daerah dengan risiko tinggi terjadinya kasus gizi buruk.

e. Melakukan penyelidikan kasus bersama dengan lintas program dan lintas sektor terkait

a. Melakukan koordinasi dengan Camat dan PKK tingkat kecamatan untuk menggerakan masyarakat datang ke posyandu.

b. Memanfaatkan kegiatan pada forum-forum yang ada di desa, yang bertujuan untuk menggerakan masyarakat datang ke posyandu.

c. Melakukan promosi tentang manfaat kegiatan di posyandu

a. Meningkatkan promosi dan advokasi

tentang Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu (PP ASI).

b. Meningkatkan kemampuan petugas puskesmas dan rumah sakit dalam melakukan konseling ASI.

c. Membina puskesmas untuk memberdayakan konselor dan motivator ASI yang telah dilatih.

Balita gizi buruk ditangani

1. BGM dan 2T dengan atau tanpa tanda klinis (dugaan balita gizi buruk ditemukan)2. Kasus gizi buruk meningkat

Melaporkan dan merujuk

a. Klarifikasi dan konfirmasi,

b. penanganan balita gizi buruk (termasuk PMT)

c. merujuk ke TFC/PUSKESMAS Perawatan/ RS

Penyelidikan dan Pelacakan

a. Koordinasi dengan camat dan PKK

b. Pembentukan forum-forum di desa

c. Promosi manfaat kegiatan posyandu

a. Pemberian konseling oleh konselor

b. Pembentukan KP-ASI atau kelas ibu

menggerakan masyarakat untuk datang ke posyandu

a. Pemberian konseling oleh motivator

b. Pembentukan KP-ASI atau kelas ibu

D/S rendah

Cakupan rendah

Balita ditimbangberat badannya

Bayi usia 0–6bulan mendapatASI Eksklusif

Page 27: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

17Bab 3 : Langkah-langkah Kegiatan Surveilans Gizi

Lanjutan Tabel 5

MATRIKS HASIL KEGIATANSURVEILANS GIZI DAN CONTOH TINDAK LANJUT

TINDAK LANJUT INDIKATOR MASALAH POSYANDU

(DESA/KELURAHAN) PUSKESMAS / KECAMATAN KABUPATEN/KOTA

RT mengonsumsi garam beryodium

Balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A

Ibu hamil mendapat Fe 90 tablet

Cakupan rendah Ketersediaan Garam Beryodium dipasar desa rendah

Cakupan rendah

Cakupan rendah

Kepala Desa/Lurah Melapor ke Kapuskesmas dan Camat

a. Promosi manfaat kapsul vitamin A

b. Sweeping pemberian kapsul vitamin A

c. Meminta stok kapsul vitamin A

a. Promosi manfaat TTD

b. Sweeping pemberian TTD

c. Meminta stok TTD

Petugas Gizi/Ka. Puskesmas/Camat meminta Dinas Peindag untuk melakukan operasi pasar garam beryodium

a. Promosi manfaat kapsul vitamin A

b. Menyediakan kapsul vitamin A

a. Promosi manfaat TTD

b. Menyediakan TTDc. Koordinasi dengan

program KIA

a. Melakukan koordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten/Kota untuk melakukan operasi pasar garam beryodium.

b. Melakukan promosi/kampanye peningkatan penggunaan garam beryodium.

a. Bila ketersediaan kapsul vitamin A di puskesmas tidak mencukupi maka perlu mengirim kapsul vitamin A ke puskesmas.

b. Bila kapsul vitamin A masih tersedia, maka perlu meminta Puskesmas untuk melakukan sweeping.

c. Melakukan pembinaan kepada puskesmas dengan cakupan rendah.

a. Bila ketersediaan TTD di puskesmas dan bidan di desa tidak mencukupi maka perlu mengirim TTD ke puskesmas.

b. Bila TTD masih tersedia, maka perlu meminta Puskesmas untuk melakukan peningkatan integrasi dengan program KIA khususnya kegiatan Ante Natal Care (ANC).

c. Melakukan pembinaan kepada puskesmas dengan cakupan rendah.

Catatan :Matriks ini hanya contoh, pelaksanaan kegiatan dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi di daerah

Page 28: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

18 Surveilans Gizi di tingkat Kabupaten / Kota

Page 29: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

19Bab IV : Mekanisme Pencatatan Dan Pelaporan

Bab 4 : Mekanisme Pencatatan Dan Pelaporan

Pencatatan dan pelaporan bertujuan untuk mencatat dan melaporkan hasil pelaksanaan surveilans gizi secara berjenjang. Pengelola kegiatan gizi atau tenaga surveilans gizi di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota merekap laporan pelaksanaan surveilans gizi dari Puskesmas/Kecamatan, rumah sakit dan masyarakat/media kemudian melaporkan ke Dinas Kesehatan Provinsi dan Direktorat Bina Gizi Masyarakat.A. Jenis dan Frekuensi Pelaporan

1. Laporan kejadian kasus gizi buruk disampaikan ke Dinas Kesehatan Provinsi dan Direktorat Bina Gizi Masyarakat dalam waktu 1 x 24 jam dengan menggunakan formulir laporan KLB Gizi (lampiran 2). Sedangkan pelaporan hasil pelacakan kasus gizi buruk dilakukan dalam waktu 2 x 24 jam.

2. Laporan rekapitulasi hasil pemantauan pertumbuhan balita (D/S), kasus gizi buruk dan cakupan pemberian TTD (Fe3) pada ibu hamil disampaikan ke Dinas Kesehatan Provinsi dan Direktorat Bina Gizi Masyarakat setiap bulan.

3. Laporan rekapitulasi cakupan pemberian ASI Eksklusif 0-6 bulan, pemberian kapsul vitamin A pada balita dan konsumsi garam beryodium di tingkat rumah tangga disampaikan ke Dinas Kesehatan Provinsi dan Direktorat Bina Gizi Masyarakat setiap 6 bulan (Maret dan September).

Page 30: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

20 Surveilans Gizi di tingkat Kabupaten / Kota

B. Alur Pelaporan

Gambar 2Alur Pelaporan dan Umpan Balik

Kementerian Kesehatan Direktorat Bina Gizi

Masyarakat

Dinkes Provinsi

Dinkes Kabupaten/Kota

RSU Kabupeten/Kota

RSU Provinsi

Puskesmas/ Kecamatan

Alur pelaporan

Posyandu/ Desa

Umpan balik

Page 31: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

21

Keterangan Alur Pelaporan

Laporan kegiatan surveilans gizi di tingkat Kabupaten/1. Kota disampaikan ke Dinas Kesehatan Provinsi dan Direktorat Bina Gizi Masyarakat sesuai dengan frekuensi pelaporan.

Dinas Kesehatan Provinsi melaporkan hasil 2. surveilans gizi ke Direktorat Bina Gizi Masyarakat sesuai dengan frekuensi pelaporan.

Umpan balik hasil kegiatan surveilans gizi 3. disampaikan secara berjenjang dari pusat ke Provinsi setiap 3 bulan; Provinsi ke Kabupaten/Kota; dan Kabupaten/Kota ke Puskesmas sesuai dengan frekuensi pelaporan pada setiap bulan berikutnya.

Page 32: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

22 Surveilans Gizi di tingkat Kabupaten / Kota

Page 33: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

23Bab V : Indikator Keberhasilan

Bab 5 : Indikator Keberhasilan

Untuk mengetahui keberhasilan kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/Kota perlu ditetapkan indikator atau parameter objektif yang dapat dipahami dan diterima oleh semua pihak. Dengan menggunakan indikator tersebut diharapkan dapat diketahui keberhasilan kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/Kota, dapat pula digunakan untuk membandingkan keberhasilan kegiatan surveilans gizi antar Kabupaten/Kota di Propinsi yang sama.

Penentuan indikator keberhasilan kegiatan surveilans gizi didasarkan pada :A. Indikator Input

a. Adanya tenaga khusus pengelola data gizi di Kabupaten/Kota.

b. Tersedianya biaya operasional surveilans gizi di Kabupaten/Kota.

c. Tersedianya sarana dan prasarana pengolahan data di Kabupaten/Kota

B. Indikator proses a. Persentase ketepatan waktu laporan dari puskesmas ke

Dinas Kesehatan b. Persentase kelengkapan laporan dari puskesmas ke Dinas

Kesehatan c. Dilakukannya umpan balik hasil kegiatan pembinaan gizi ke

puskesmas sesuai dengan frekuensi pelaporan. d. Dilaksanakannya pertemuan diseminasi informasi hasil

Page 34: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

24 Surveilans Gizi di tingkat Kabupaten / Kota

surveilans gizi lintas program dan lintas sektor secara berkala.

e. Adanya tindak lanjut hasil pertemuan berkala, yang dilakukan oleh program dan sektor terkait.

C. Indikator Output a. Tersedianya informasi gizi buruk yang ditangani/dirawat b. Tersedianya informasi cakupan pemantauan pertumbuhan

(D/S) c. Tersedianya informasi cakupan ASI Eksklusif 0-6 bulan. d. Tersedianya informasi cakupan konsumsi garam beryodium

di tingkat rumah tangga e. Tersedianya informasi cakupan distribusi kapsul vitamin A. f. Tersedianya informasi cakupan distribusi tablet Fe3 pada

bumil.

Page 35: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

25Bab VI : Penutup

Bab 6 : Penutup

Pelaksanaan surveilans gizi diperlukan untuk mengetahui perkembangan indikator kegiatan pembinaan dan status gizi masyarakat, sekaligus mengetahui kemajuan kegiatan Pembinaan Gizi Mayarakat termasuk pencegahan terjadinya kasus gizi buruk di masyarakat. Oleh karena itu agar surveilans gizi dapat dilaksanakan dengan baik diperlukan pedoman yang baik pula. Diharapkan dengan mengacu pada pedoman ini para pengelola kegiatan surveilans gizi di tingkat Kabupaten/Kota dapat melaksanakan surveilans gizi dengan sebaik-baiknya.

Page 36: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

26 Surveilans Gizi di tingkat Kabupaten / Kota

Page 37: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

27

Lampiran 1DEFINISI OPERASIONAL

INDIKATOR KEGIATAN PEMBINAAN GIZI MASYARAKAT

DALAM RENSTRA 2010 - 2014

A. Indikator Pembinaan Gizi Masyarakat

1. Persentase balita gizi buruk ditangani/dirawat a. Pengertian: Balita adalah anak usia dibawah 5 tahun (anak usia 0 s/d

59 bulan) yang ada di wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

1. Gizi buruk adalah status gizi berdasarkan indeks berat badan (BB) menurut panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB) dengan nilai Z-score < -3 SD dengan atau tanpa gejala klinis

2. Ditangani/dirawat adalah tindakan yang diberikan kepada balita gizi buruk yang ditemukan mulai dari rujukan, klarifi kasi dan konfi rmasi, pengobatan dan pemberian makanan tambahan yang disertai dengan penyuluhan, baik rawat jalan maupun rawat inap

b. Defi nisi Operasional Persentase balita gizi buruk ditangani/dirawat adalah

jumlah balita gizi buruk yang ditangani dibagi dengan jumlah balita gizi buruk yang ditemukan di satu wilayah kerja puskesmas pada kurun waktu tertentu.

c. Cara Perhitungan / Rumus :

% balita gizi buruk mendapat perawatan

Jumlah balita gizi burukYang dirawat

Jumlah balita gizi burukYang ditemukan

X 100%=

Page 38: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

28 Surveilans Gizi di tingkat Kabupaten / Kota

d. Sumber Data: Laporan RS, laporan puskesmas dan laporan

masyarakat e. Rujukan a. Pedoman Tatalaksana anak gizi buruk,tahun 2009 b. Buku Bagan Tatalaksana anak gizi buruk, tahun

2009 c. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit, tahun 2007 d. Pedoman Penanganan dan pelacakan balita gizi

buruk tahun 2009

2. Persentase Balita ditimbang Berat Badannya (D/S) a. Pengertian: 1. Balita 0-59 bulan adalah seluruh balita usia 0-59

bulan yang ada di wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

2. Ditimbang berat badannya adalah balita yang datang ke posyandu dan ditimbang berat badannya di wilayah posyandu pada kurun waktu tertentu

3. Persentase D/S yaitu indikator untuk mengetahui partisipasi masyarakat terhadap kegiatan posyandu.

b. Defi nisi Operasional : Persentase balita ditimbang berat badannya (D/S) adalah

jumlah balita yang ditimbang dibagi dengan jumlah seluruh balita yang ada di wilayah posyandu pada kurun waktu tertentu.

c. Cara Perhitungan/Rumus:

Page 39: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

29

d. Sumber Data: LB3 atau FIII Gizi e. Rujukan: Pedoman Pelaksanaan Surveilans Gizi di

Kabupaten/Kota tahun 2010

3. Persentase Bayi usia 0 – 6 Bulan Mendapat ASI Eksklusif a. Pengertian 1. Bayi 0 – 6 bulan adalah seluruh bayi usia 0 bulan 0

hari sampai 5 bulan 29 hari yang ada di wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

2. ASI Eksklusif 0 – 6 bulan adalah ASI saja yang diberikan kepada bayi usia 0 bulan 0 hari sampai 5 bulan 29 hari tanpa makanan/cairan lain selama sehari sebelum dilakukan pencatatan (recall 24 jam)

3. Bayi usia 0 – 6 bulan yang diberikan ASI Eksklusif adalah bayi usia 0 bulan 0 hari sampai 5 bulan 29 hari yang diberikan ASI saja selama sehari sebelum dilakukan pencatatan (recall 24 jam) yang ada diwilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

b. Defi nisi Operasional Persentase bayi usia 0 – 6 bulan mendapat ASI Eksklusif

adalah jumlah bayi usia 0 bulan 0 hari sampai 5 bulan 29 hari yang diberikan ASI saja selama sehari sebelum dilakukan pencatatan (recall 24 jam) dibagi dengan jumlah bayi usia 0 bulan 0 hari sampai 5 bulan 29 hari yang ada pada saat dilakukan pencatatan di wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Persentase balita ditimbang berat badannya (D/S)

Jumlah balitayang ditimbang

Jumlah seluruh balita yang ada di wilayah posyandu

X 100%=

Page 40: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

30 Surveilans Gizi di tingkat Kabupaten / Kota

c. Cara Perhitungan/Rumus:

d. Sumber Data: LB3 atau FIII Gizi e. Rujukan: Pedoman Pelaksanaan Surveilans Gizi di

Kabupaten/Kota tahun 2010

4. Cakupan rumah tangga yang mengonsumsi garam beryodium

a. Pengertian: Garam beryodium adalah garam Natrium Chlorida (NaCl)

yang diproduksi melalui proses yodisasi yang memenuhi standar nasional Indonesia (SNI) mengandung kalium iodat (KIO3) > 30 ppm.

b. Defi nisi Operasional: Cakupan rumah tangga yang mengonsumsi garam

beryodium adalah jumlah rumah tangga yang mengonsumsi garam cukup yodium (> 30 ppm) dibagi dengan jumlah seluruh rumah tangga yang diperiksa di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

c. Cara Perhitungan/Rumus

% bayi 0 – 6 bulan yang mendapat ASI Eksklusif

Jumlah bayi 0 bulan 0 hari sampai 5 bulan 29 hari yang diberi ASI saja

Jumlah bayi 0 bulan 0 hari sampai 5 bulan 29 hari yang ada di wilayah

kerja

X 100%=

Cakupan rumah tangga yang mengkonsumsi garam cukup yodium

Jumlah rumah tangga yang mengkonsumsi garam cukup

yodium (> 30 ppm)

Jumlah seluruh rumah tanggayang diperiksa

X 100%=

Page 41: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

31

d. Sumber Data: Laporan hasil pemantauan garam beryodium di rumah tangga oleh puskesmas

e. Rujukan: SNI 2000

5. Persentase Balita 6-59 bulan dapat kapsul vitamin A a. Pengertian: 1. Balita 6-59 bulan adalah balita usia 6-59 bulan yang

ada di wilayah kerja pada kurun waktu tertentu 2. Kapsul vitamin A adalah kapsul yang mengandung

vitamin A dosis tinggi (100.000 SI warna kapsul biru untuk bayi usia 6-11 bulan dan 200.000 SI warna kapsul merah untuk anak balita 12-59 bulan)

b. Defi nisi Operasional: Persentase balita 6-59 bulan dapat kapsul vitamin A

adalah jumlah balita 6-59 bulan yang mendapat kapsul vitamin A dibagi dengan jumlah seluruh balita 6-59 bulan yang ada di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

c. Cara Perhitungan/Rumus:

d. Sumber Data: LB3 atau FIII Gizi e. Rujukan: Panduan manajemen suplementasi kapsul

vitamin A

6. Persentase ibu hamil mendapat Fe 90 tablet a. Pengertian:

Persentase balita 6-59 bulan Dapat kapsul vitamin A

Jumlah balita 6-59 bulan yg mendapat kapsul vitamin A

Jumlah seluruh balita 6-59 bulan

X 100%=

Page 42: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

32 Surveilans Gizi di tingkat Kabupaten / Kota

1. Tablet Fe adalah Tablet Tambah Darah (TTD) yang mengandung 60 mg elemenental iron dan 250 mcg asam folat

2. Fe 3 tablet adalah tablet tambah darah Fe yang diberikan kepada ibu hamil sebanyak 90 tablet sampai masa nifas

b. Defi nisi Operasional: Persentase ibu hamil mendapat Fe 90 tablet adalah

jumlah ibu hamil yang mendapat 90 TTD dibagi dengan jumlah seluruh ibu hamil trimester 3 yang ada di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

c. Cara Perhitungan/Rumus:

d. Sumber Data: LB3 SIMPUS, Kohort ibu, buku KIA, PWS KIA

e. Rujukan: Buku KIA

7. Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan surveilans gizi

a. Pengertian: Surveilans gizi adalah kegiatan analisis secara sistematis

dan terus menerus terhadap masalah gizi buruk dan indikator pembinaan gizi masyarakat agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif, efi sien dan tepat waktu melalui proses pengumpulan data, pengolahan, penyebaran informasi kepada

Persentase ibu hamil mendapat Fe 90 tablet

Jumlah ibu hamil yang mendapat TTD (Fe)

Jumlah ibu hamil trimester 3 yang ada

di wilayah kerja

X 100%=

Page 43: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

33

penyelenggara program kesehatan dan tindak lanjut sebagai respon terhadap perkembangan informasi.

Surveilans gizi di kabupaten/kota berjalan baik bila melaksanakan kegiatan:

1. Pelaporan indikator pembinaan gizi tepat waktu, lengkap dan akurat

2. Umpan balik hasil kegiatan pembinaan gizi sesuai dengan frekuensi pelaporan

3. Pertemuan dalam rangka diseminasi informasi hasil surveilans gizi lintas program dan lintas sektor secara berkala

4. Tindak lanjut/respon hasil kajian data atau pertemuan berkala lintas program dan lintas sektor, yang dilakukan oleh program dan sektor terkait

b. Defi nisi Operasional: Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan

surveilens gizi adalah jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan surveilans gizi dibagi dengan jumlah seluruh kabupaten/kota yang ada di satu wilayah provinsi pada kurun waktu tertentu. Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan surveilans gizi dihitung di Provinsi.

c. Cara Perhitungan/Rumus:

d. Sumber Data: Laporan khusus provinsi e. Rujukan: Pedoman Pelaksanaan Surveilans Gizi di

Kabupaten/Kota

Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan surveilans gizi

Jumlah kab/kota yang melaksanakan surveilans gizi

Jumlah seluruh kab/kota yang ada di wilayah provinsi

X 100%=

Page 44: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

34 Surveilans Gizi di tingkat Kabupaten / Kota

8. Persentase penyediaan buff erstock MP-ASI untuk daerah bencana

a. Pengertian: 1. Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) adalah

makanan yang diberikan kepada bayi dan anak umur 6-24 bulan untuk memenuhi kebutuhan gizi

2. Buff er stock MP-ASI adalah MP-ASI yang disediakan untuk antisipasi situasi darurat akibat bencana, KLB gizi dan situasi sulit lainnya.

b. Defi nisi Operasional: Persentase penyediaan buff er stock MP-ASI adalah

jumlah MP-ASI yang diadakan dibagi dengan jumlah buff er stock MP-ASI yang diperlukan untuk antisipasi situasi darurat akibat bencana, KLB gizi dan situasi sulit lainnya.

c. Cara Perhitungan/Rumus:

d. Sumber Data: Direktorat Bina Gizi Masyarakat e. Rujukan: Pedoman Pelaksanaan Surveilans Gizi di

Kabupaten/Kota

Persentase penyediaan buff er stock MP-ASI

Jumlah buff er stock MP-ASI yang diadakan

Jumlah buff er stock MP-ASI yang dibutuhkan

X 100%=

Page 45: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

35

B. CARA PERHITUNGAN ASI EKSKLUSIF 0-6 BULAN

1. Hitung umur anak pada saat bayi ditimbang. Umur anak dihitung berdasarkan bulan penuh artinya umur dihitung 1 bulan apabila telah genap 30 hari. Contoh:

- umur 25 hari = 0 bulan - umur 1 bulan 14 hari = 1bulan - umur 2bulan 29 hari = 2bulan Langkah-langkah penghitungan umur anak: a. Tentukan tanggal lahir anak, dalam format tanggal,

bulan, tahun misalnya: 5-4-2006 b. Tulis tanggal kunjungan, misalnya: 19-9-2008 c. Hitung umur anak dengan mengurangi tanggal

kunjungan dengan tanggal lahir, misalnya: Tanggal kunjungan 19 09 2008 Tanggal lahir 05 04 2006 14 05 2 = 2 tahun 5 bulan 14 hari

Jadi umur anak dibulatkan menjadi 24 bulan + 5 bulan = 29 bulan

Sisa hari tidak diperhitungkan Contoh lain :

Tanggal pengukuran 05 04 2008 Tanggal lahir 19 09 2007 -14 -5 1 = 6 bulan -1 bln – 5 bulan + 12 bulan = 6 bulan

Bila selisih hari negatif maka umur anak dikurangi 1 bulan Untuk menghindarkan hasil pengurangan minus, lakukan

sebagai berikut:

Page 46: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

36 Surveilans Gizi di tingkat Kabupaten / Kota

Tanggal kunjungan 05 04 2008 (05+30) (04-1)+12 (2008-1) 35 15 2007Tanggal lahir 19 10 2007 16 05 0 = 5 bln 16 hari

Umur anak dibulatkan menjadi 5 bulan. Sisa hari tidak diperhitungkan.

2. Tanyakan ibu bayi apakah bayi sehari sebelumnya sudah diberikan makanan/minuman lain kecuali obat, mineral dan vitamin, kemudian catat jawaban ibu ke dalam KMS balita pada kolom ASI Eksklusif 0,1,2,3,4,5 bulan dengan memberikan tanda-tanda berikut :

√ = bayi masih diberi ASI saja X = bayi sudah diberi makanan/minuman lain selain ASI A = bayi tidak datang penimbangan

R = bayi kembali diberi ASI saja (Relaktasi) 3. Pindahkan catatan informasi ASI yang ada di KMS sesuai

dengan kode-kode yang telah diisi pada kolom 0,1,2,3,4,5 ke dalam kolom yang tersedia pada register bayi. Hal ini dilakukan setiap bulan pada saat bayi berkunjung ke posyandu.

4. Bidan desa merekap jumlah kode √, X, A, R kunjungan terakhir di posyandu ke dalam formulir rekapitulasi tingkat desa

5. TPG merekap jumlah kode √, X, A, R kunjungan terakhir tingkat desa ke dalam formulir rekapitulasi tingkat puskesmas

6. TPG Puskesmas menghitung Cakupan ASI Eksklusif 0-6 bulan 6 bulan sekali bersamaan dengan bulan vitamin A bulan Februari dan Agustus dengan rumus berikut:

Page 47: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

37

ASI Eksklusif Terkoreksi

ASI Eksklusif Tidak Terkoreksi

Keterangan: √ = bayi 0-5 bulan masih diberi ASI saja X = bayi 0-5 bulan sudah diberi makanan/minuman lain selain ASI A = bayi 0-5 bulan tidak datang penimbangan R = bayi 0-5 bulan kembali diberi ASI saja (Relaktasi)

Contoh Perhitungan ASI Eksklusif: Berdasarkan register bayi, pada kunjungan terakhir hitung

jumlah untuk masing-masing kode-kode berikut :

Jawaban : Dari catatan diatas, diketahui √ (0-5) = 2 X (0-5) = 1 R (0-5) = 2 A (0-5) = 1

%100×Σ+Σ+Σ

Σ=RX

E nnnnP

ν

ν

%100×Σ+Σ+Σ

Σ+Σ=RX

RE nnn

nnPν

ν

BulanNama0 1 2 3 4 5

Iwan √ A √ X R REko √ X R R R RCahaya √ √ √ √Hera √ √ √ √Titin √ A Elmi √ X X X X X

Page 48: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

38 Surveilans Gizi di tingkat Kabupaten / Kota

2 ASI Eksklusif Terkoreksi = ----------------- = 40% 2 + 1 + 2

2 + 2 ASI Eksklusif Terkoreksi = ----------------- = 80% 2 + 1 + 2

Kesimpulan : Cakupan ASI Eksklusif 0-6 bulan terkoreksi sebesar 40%

sedangkan, cakupan ASI Eksklusif 0-6 bulan tidak terkoreksi sebesar 80%.

Page 49: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

39

lampiran 2

Pu )W1 Ka ) *) Pr )

Formulir W1 Nomor : ……………………………

LAPORAN KEJADIAN LUAR BIASA/WABAH (dilaporkan dalam 24 jam)

Pada tanggal/bulan/tahun :…………………………………………………………

Di Desa/Kelurahan :………………………………………………………....…....

Kecamatan:………………………… ………………………………………………..........

Kabupaten/Kota:…………………………………………………………………….........

Provinsi:……………………………… ……………………………………………...........

Telah terjadi sejumlah : ………… penderita, dan sejumlah ……….kematian

Tersangka penyakit :

DIARE [ ]KHOLERA [ ]DHF [ ]DSS [ ]

CAMPAK [ ] DIPTERI [ ]PERTUSIS [ ]TETANUS [ ]

TET NEO [ ]POLIO/AFP [ ]MALARIA [ ]FRAMBOESIA [ ]

HEPATITIS [ ] ENCEPHALITIS [ ]MENINGITIS [ ]TYPHOID ABD [ ]

RABIES [ ] PES/ANTRAX [ ]KERACUNAN [ ]GIZI BURUK [ ]

Dengan gejala : Muntah2 [ ] Panas [ ] Ikterus [ ]

Berak-berak [ ] Batuk [ ] Mulut sukar dibuka *) [ ]

Menggigil [ ] Pilek [ ] Bercak putih pada faring *) [ ]

Turgor jelek [ ] Pusing [ ] Meringkil pada lipatan paha/ketiak [ ]

Kaku kuduk [ ] Kesadaran menurun *) [ ] Perdarahan [ ]

Sakit perut [ ] Pingsan [ ] Marasmus [ ]

Hydro-phoby [ ] Bercak merah di kulit *) [ ] Kwashiorkor [ ]

Kejang-kejang [ ] Lumpuh kedua tungkai [ ] [ ]

Syok [ ] Batuk beruntun [ ] [ ]

Tindakan yang dilakukan :

………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………….

Laporan W1 ini harus disusul dengan : 1. Hasil penyelidikan epidemiologi dan rencana

penanggulangan.2. Laporan hasil penyelidikan dan penanggulangan

…………………, ……………………… Kepala …………………………………. ……………………………………………

(……………………………………………) Catatan : 3. *) Coret yang tidak perlu. 4. Satu lembar formulir untuk melaporkan satu jenis KLB 5. Bila desa/kelurahan, kecamatan, Dati II yang terjangkit lebih dari satu,

maka rincian P/M masing-masing ditulis di balik formulir ini

Page 50: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

40Su

rvei

lans

Giz

i di t

ingk

at K

abup

aten

/ K

ota

Lamp

iran 3

No

Des

a/Po

syan

duK

asus

Bar

u D

item

ukan

Bul

an

Ini

Kum

ulat

if K

asus

s/

d bu

lan

ini

Dira

wat

inap

Dira

wat

jala

nJu

mla

h ya

ng

mem

baik

(sem

buh)

Jum

lah

men

ingg

al

Pusk

esm

as

Kete

rang

an :

……

……

…, …

……

……

(

)

FOR

MU

LIR

LA

POR

AN

KA

SUS

GIZ

I BU

RU

K D

I PU

SKES

MA

S……

……

……

….

BU

LAN

……

… T

AH

UN

……

……

.

Giz

i Bur

uk :

Inde

ks B

B/TB

<-3

SD

dan

ata

u ta

npa

tand

a kl

inis

No

Des

a/Po

syan

duK

asus

Bar

u D

item

ukan

Bul

an

Ini

Kum

ulat

if K

asus

s/

d bu

lan

ini

Dira

wat

inap

Dira

wat

jala

nJu

mla

h ya

ng

mem

baik

(sem

buh)

Jum

lah

men

ingg

al

Pusk

esm

as

Kete

rang

an :

……

……

…, …

……

……

(

)

FOR

MU

LIR

LA

POR

AN

KA

SUS

GIZ

I BU

RU

K D

I PU

SKES

MA

S……

……

……

….

BU

LAN

……

… T

AH

UN

……

……

.

Giz

i Bur

uk :

Inde

ks B

B/TB

<-3

SD

dan

ata

u ta

npa

tand

a kl

inis

Page 51: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

41Su

rvei

lans

Giz

i di t

ingk

at K

abup

aten

/ K

ota

Lamp

iran 4

No

Pusk

esm

asK

asus

Bar

u D

item

ukan

Bul

an

Ini

Kum

ulat

if K

asus

s/

d bu

lan

ini

Dira

wat

inap

Dira

wat

jala

nJu

mla

h ya

ng

mem

baik

(sem

buh)

Jum

lah

men

ingg

al

Kab

upat

en/K

ota

Kete

rang

an :

……

……

…, …

……

……

(

)

FOR

MU

LIR

LA

POR

AN

REK

API

TULA

SI K

ASU

S G

IZI B

UR

UK

DI K

AB

UPA

TEN

/KO

TA…

……

……

……

.B

ULA

N…

……

TA

HU

N…

……

….

Giz

i Bur

uk :

Inde

ks B

B/TB

<-3

SD

dan

ata

u ta

npa

tand

a kl

inis

Page 52: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

42Su

rvei

lans

Giz

i di t

ingk

at K

abup

aten

/ K

ota

Lamp

iran 5

No

Kab

upat

en/K

ota

Kas

us B

aru

Dite

muk

an B

ulan

In

i

Kum

ulat

if K

asus

s/

d bu

lan

ini

Dira

wat

inap

Dira

wat

jala

nJu

mla

h ya

ng

mem

baik

(sem

buh)

Jum

lah

men

ingg

al

Prov

insi

Kete

rang

an :

……

……

…, …

……

……

(

)

FOR

MU

LIR

LA

POR

AN

REK

API

TULA

SIK

ASU

S G

IZI B

UR

UK

DI P

RO

VIN

SI…

……

……

……

.

Giz

i Bur

uk :

Inde

ks B

B/TB

<-3

SD

dan

ata

u ta

npa

tand

a kl

inis

BU

LAN

……

… T

AH

UN

……

……

.

Page 53: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

43Su

rvei

lans

Giz

i di t

ingk

at K

abup

aten

/ K

ota

Lamp

iran 6

√X

AR

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

X =

bayi

sud

ah d

iber

i mak

anan

/min

uman

lain

sel

ain

ASI

R =

bay

i kem

bali

dibe

ri AS

I saj

a (R

elak

tasi

)

% A

SI E

kskl

usif

Terk

orek

si =

% A

SI E

kskl

usif

Tida

k Te

rkor

eksi

= …

……

……

, ……

……

……

(

)

Pusk

esm

as

FOR

MU

LIR

PEN

CA

TATA

N A

SI E

KSK

LUSI

F D

I PU

SKES

MA

S……

……

……

..B

ULA

N…

……

……

.. TA

HU

N…

……

……

….

Des

a/Po

syan

duN

oK

eter

anga

n Pe

mbe

rian

ASI

% A

SI E

kskl

usif

Terk

orek

si%

ASI

Eks

klus

if Ti

dak

Terk

orek

si

Ket

eran

gan

√ =

bayi

mas

ih d

iber

i ASI

saj

a

A =

bayi

tida

k da

tang

pen

imba

ngan

%10

Σ+

Σ+

ΣΣ

=R

XE

nn

nn

ν

%10

Σ+

Σ+

ΣΣ

=R

X

RE

nn

nn

nP

ν

ν

Page 54: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

44Su

rvei

lans

Giz

i di t

ingk

at K

abup

aten

/ K

ota

Lamp

iran 7

√X

AR

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

X =

bayi

sud

ah d

iber

i mak

anan

/min

uman

lain

sel

ain

ASI

R =

bay

i kem

bali

dibe

ri AS

I saj

a (R

elak

tasi

)

BU

LAN

……

……

…..

TAH

UN

……

……

……

.FO

RM

ULI

R L

APO

RA

N R

EKA

PITU

LASI

PEN

CA

TATA

N A

SI E

KSK

LUSI

F D

I KA

BU

PATE

N/K

OTA

……

……

……

..

No

Pusk

esm

asK

eter

anga

n Pe

mbe

rian

ASI

Terk

orek

siTe

rkor

eksi

Kab

upat

en/K

ota

Ket

eran

gan

√ =

bayi

mas

ih d

iber

i ASI

saj

a

A =

bayi

tida

k da

tang

pen

imba

ngan

% A

SI E

kskl

usif

% A

SI E

kskl

usif

Tida

k

% A

SI E

kskl

usif

Terk

orek

si =

% A

SI E

kskl

usif

Tida

k Te

rkor

eksi

= …

……

……

, ……

……

……

(

)

%10

Σ+

Σ+

ΣΣ

=R

XE

nn

nn

ν

%10

Σ+

Σ+

ΣΣ

=R

X

RE

nn

nn

nP

ν

ν

Page 55: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

45Su

rvei

lans

Giz

i di t

ingk

at K

abup

aten

/ K

ota

Lamp

iran 8

√X

AR

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

X =

bayi

sud

ah d

iber

i mak

anan

/min

uman

lain

sel

ain

ASI

R =

bay

i kem

bali

dibe

ri AS

I saj

a (R

elak

tasi

)

FOR

MU

LIR

LA

POR

AN

REK

API

TULA

SI P

ENC

ATA

TAN

ASI

EK

SKLU

SIF

DI P

RO

VIN

SI…

……

……

…..

BU

LAN

……

……

…..

TAH

UN

……

……

……

.

Ket

eran

gan

Pem

beria

n A

SITe

rkor

eksi

Terk

orek

si

Prov

insi

Ket

eran

gan

√ =

bayi

mas

ih d

iber

i ASI

saj

a

A =

bayi

tida

k da

tang

pen

imba

ngan

No

Kab

upat

en/K

ota

% A

SI E

kskl

usif

% A

SI E

kskl

usif

Tida

k

% A

SI E

kskl

usif

Terk

orek

si =

% A

SI E

kskl

usif

Tida

k Te

rkor

eksi

= …

……

……

, ……

……

……

(

)

%10

Σ+

Σ+

ΣΣ

=R

XE

nn

nn

ν

%10

Σ+

Σ+

ΣΣ

=R

X

RE

nn

nn

nP

ν

ν

Page 56: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

46Su

rvei

lans

Giz

i di t

ingk

at K

abup

aten

/ K

ota

Lamp

iran 9

:lep

maS halmuJ

: isniporP:

edoireP: atok/netapubaK

: naropaleP naluB

: samseksuP Ju

mla

h D

esa

:

Jum

lah

%

1 2 3 4 5 6 7 8

……

……

……

.., …

……

……

….

(……

……

……

……

……

……

)

FOR

MU

LIR

LA

POR

AN

HA

SIL

PEM

AN

TAU

AN

GA

RA

M B

ERYO

DIU

M D

I MA

SYA

RA

KA

TD

I TIN

GK

AT

PUSK

ESM

AS

Jum

lah

RT

di

Perik

sa

RT

deng

an G

aram

B

eryo

dium

Cuk

upase

Do

N

Pusk

esm

as

Page 57: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

47Su

rvei

lans

Giz

i di t

ingk

at K

abup

aten

/ K

ota

Lamp

iran 1

0

:ase

D halmuJ

:isniporP

:lep

maS ha lm uJ

:atok/ net ap ub aK

:edoireP

:nata

ma ce K halm uJ

:naropaleP naluB

: sa

mseksuP halmuJ

……

……

……

.., …

……

……

….

(……

……

……

……

……

……

)

FOR

MU

LIR

LA

POR

AN

REK

API

TULA

SI H

ASI

L PE

MA

NTA

UA

N G

AR

AM

BER

YOD

IUM

DI M

ASY

AR

AK

AT

DI T

ING

KA

T K

AB

UPA

TEN

/KO

TA

Jum

lah

%

1 2 3 4 5 6 7 8

Jum

lah

RT

di

Perik

sa

RT

deng

an G

aram

Ber

yodi

um C

ukup

oN

Kab

upat

en/K

ota

Pusk

esm

as

Page 58: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

48Su

rvei

lans

Giz

i di t

ingk

at K

abup

aten

/ K

ota

Lamp

iran 1

1

:ase

D halmuJ

:isniporP

:lep

maS halmuJ

:atok/netapubaK hal

muJ:

edoireP:

natama ce K hal

m uJ:

naropaleP naluB:

samseksuP hal

mu J

……

……

……

.., …

……

……

….

(……

……

……

……

……

……

)

FOR

MU

LIR

LA

POR

AN

REK

API

TULA

SI H

ASI

L PE

MA

NTA

UA

N G

AR

AM

BER

YOD

IUM

DI M

ASY

AR

AK

AT

DI T

ING

KA

T PR

OVI

NSI

Jum

lah

%

1 2 3 4 5 6 7 8

Jum

lah

RT

di

Perik

sa

RT

deng

an G

aram

B

eryo

dium

Cuk

upo

NK

abup

aten

/Kot

a

Prov

insi

Page 59: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

49Su

rvei

lans

Giz

i di t

ingk

at K

abup

aten

/ K

ota

Lamp

iran 1

2

Kab

upat

en/K

ota:

Bal

itaIb

u H

amil

D%

Jum

lah

%Ju

mla

hdi

tang

ani/d

iraw

at*)

%

Kab

upat

en/K

ota

Men

geta

hui :

……

…Tg

l……

……

……

……

…..

Kep

ala

Din

as K

eseh

atan

Kep

ala

Sek

si /

Pen

gelo

la P

rogr

am G

izi

Kab

/Kot

a …

……

……

……

.K

ab/K

ota

……

……

……

……

..

----

----

----

----

----

----

----

----

----

----

----

----

----

----

----

----

----

----

----

----

--N

ip :

Nip

:

Ket

eran

gan

: *) **

)

Fe 3

Bum

ilG

izi B

uruk

Jum

lah

Fe3

ibu

ham

il (b

umil)

dan

jum

lah

kasu

s gi

zi b

uruk

yan

g di

lapo

rkan

ada

lah

jum

lah

kum

ulat

if

Pusk

esm

asSa

sara

nD

/S

Lam

pira

n 12

LAPO

RA

N P

ENC

APA

IAN

IND

IKA

TOR

KIN

ERJA

PEM

BIN

AA

N G

IZI M

ASY

AR

AK

AT

BU

LAN

……

……

..TA

HU

N …

……

…..

Giz

i bur

uk y

ang

dita

ngan

i/dira

wat

ada

lah

tinda

kan

yang

dib

erik

an k

epad

a ba

lita

gizi

bur

uk y

ang

dite

muk

an m

ulai

dar

i ruj

ukan

, kl

arifi

kasi

dan

kon

firm

asi,

peng

obat

an d

an p

embe

rian

mak

anan

tam

baha

n ya

ng d

iser

tai d

enga

n pe

nyul

uhan

, bai

k ra

wat

inap

m

aupu

n ra

wat

jala

n

Ket

F1 (B

ulan

an)

No

Page 60: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

50Su

rvei

lans

Giz

i di t

ingk

at K

abup

aten

/ K

ota

Lamp

iran 1

3 F1

(Bul

anan

)LA

POR

AN

PEN

CA

PAIA

N IN

DIK

ATO

R K

INER

JA P

EMB

INA

AN

GIZ

I MA

SYA

RA

KA

TB

ULA

N…

……

…..T

AH

UN

……

……

..

Prov

insi

:

No

Kab

upat

en/K

ota

Sasa

ran

D/S

Fe 3

Bum

ilG

izi B

uruk

Su

rvei

lans

Giz

iK

etB

alita

Ibu

Ham

ilD

%Ju

mla

h%

Jum

lah

dita

ngan

i/dira

wat

*)%

Sdh

/ Blm

**)

Prov

insi

Men

geta

hui :

……

…Tg

l……

……

……

……

…..

Kep

ala

Din

as K

eseh

atan

Kep

ala

Sek

si /

Pen

gelo

la P

rogr

am G

izi

Pro

vins

i……

……

……

…P

rovi

nsi…

……

……

……

…..

----

----

----

----

----

----

----

----

----

----

----

----

----

----

----

----

----

----

----

----

--N

ip :

Nip

:

Ket

eran

gan

: *)

Giz

i bur

uk y

ang

dita

ngan

i ada

lah

tinda

kan

yang

dib

erik

an k

epad

a ba

lita

gizi

bur

uk y

ang

dite

muk

an m

ulai

dar

i ru

juka

n, k

larif

ikas

i dan

kon

firm

asi,

peng

obat

an d

an p

embe

rian

mak

anan

tam

baha

n ya

ng d

iser

tai d

enga

n pe

nyul

uhan

, bai

k ra

wat

inap

mau

pun

raw

at ja

lan

**)

Jum

lah

Fe3

ibu

ham

il (b

umil)

dan

jum

lah

kasu

s gi

zi b

uruk

yan

g di

lapo

rkan

ada

lah

jum

lah

kum

ulat

if

Page 61: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

51Su

rvei

lans

Giz

i di t

ingk

at K

abup

aten

/ K

ota

Lamp

iran 1

4

F6 (E

nam

bul

an s

ekal

i)LA

POR

AN

PEN

CA

PAIA

N IN

DIK

ATO

R K

INER

JA P

EMB

INA

AN

GIZ

I MA

SYA

RA

KA

TB

ULA

N…

……

…...

TAH

UN

……

……

..

Kab

upat

en/K

ota

:

No

Pusk

esm

asSa

sara

nVi

tam

in A

Bay

iVi

tam

in A

ana

k B

alita

ASI

Eks

klus

if 0-

6 bl

nG

aram

Ber

yodi

um C

ukup

Ket

6 - 1

1 bl

n12

-59

bln

RT

Sam

pel

Jum

lah

%Ju

mla

h%

XA

RJu

mla

h R

T%

Kab

upat

en/K

ota

Men

geta

hui :

……

…Tg

l……

……

……

……

…..

Kep

ala

Din

as K

eseh

atan

Kep

ala

Sek

si /

Pen

gelo

la P

rogr

am G

izi

Kab

/Kot

a …

……

……

……

.K

ab/K

ota…

……

……

…..

----

----

----

----

----

----

----

----

----

----

----

----

----

----

----

----

----

----

----

----

--N

ip :

Nip

:

Page 62: PEDOMAN PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI · PDF filekesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/ ... pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi dan tindak

52Su

rvei

lans

Giz

i di t

ingk

at K

abup

aten

/ K

ota

Lamp

iran 1

5

Prov

insi

:

6 - 1

1 bl

n12

-59

bln

RT

Sam

pel

Jum

lah

%Ju

mla

h%

XA

RJu

mla

h R

T%

Prov

insi

Men

geta

hui :

……

…Tg

l……

……

……

……

…..

Kep

ala

Din

as K

eseh

atan

Kep

ala

Sek

si /

Pen

gelo

la P

rogr

am G

izi

Pro

vins

i ……

……

……

….

Pro

vins

i……

……

……

..

----

----

----

----

----

----

----

----

----

----

----

----

----

----

----

----

----

----

----

----

--N

ip :

Nip

:

F6 (E

nam

bul

an s

ekal

i)LA

POR

AN

PEN

CA

PAIA

N IN

DIK

ATO

R K

INER

JA P

EMB

INA

AN

GIZ

I MA

SYA

RA

KA

TB

ULA

N…

……

…...

TAH

UN

……

……

..

No

Kab

/Kot

aSa

sara

nVi

tam

in A

Bay

iVi

tam

in A

ana

k B

alita

ASI

Eks

klus

if 0-

6 bl

nG

aram

Ber

yodi

um C

ukup

Ket