Pedoman LKM

45
PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN BEST PRACTICE PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN 2011

Transcript of Pedoman LKM

Page 1: Pedoman LKM

PROSEDUR OPERASI BAKU

PENGELOLAAN BEST PRACTICE

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

2011

Page 2: Pedoman LKM

2

1. Pengertian

Prosedur Operasi Baku (POB) pengelolaan best practice (praktik terbaik) adalah panduan bagi pelaku untuk mengatur kegiatan mendokumentasikan pengalaman melaksanakan dan memfasilitasi kegiatan program yang dinilai mempunyai kelebihan tertentu, menarik, sarat substansi, untuk dipergunakan sebagai sumber informasi dan bahan pembelajaran sehingga bisa menginspirasi para pelaku program dan masyarakat umum.

Praktik terbaik merupakan upaya untuk mencari cara yang efisien dan efektif untuk mencapai tujuan dari program dengan mewujudkan gagasan, ide, metode, teknik, sumberdaya dari para pelaku program. Sehingga memberikan bukti bahwa praktik tersebut menghasilkan sesuatu yang bernilai unggul, dapat diukur dan mempunyai pengaruh positif terhadap Program PNPM MP.

2. Ketentuan Umum

• Pengelolaan best practice adalah memberikan panduan mengatur dan mengelola

proses; produksi, seleksi dan penetapannya di beberapa tingkat, serta proses menggunakan hasilnya untuk bahan memproduk pengetahuan baru.

• Dokumen best practice dapat berbentuk media: audio, video, atau audiovisual, tulisan, grafis (gambar, foto, komik), dll.

• Pembelajaran: adalah pengetahuan yang didapatkan dari hasil praktik lapang yang bernilai positif atau negatif untuk menjadi penuntun dalam pelaksanaan berikutnya agar mencapai hasil yang lebih berkualitas (perencanaan, proses, hasil).

• Belajar dari pengalaman: intensif mencari pengetahuan baru, membangun kinerja yang efektif dan efisien, belajar pada multiaspek keberhasilan dan kegagalan, bertukar pengalaman kepada pihak lain.

3. Tujuan Pelaksanaan Kegiatan

• Memotivasi pelaku untuk bekerja dengan performa yang maksimal dan terbaik, dan mendokumentasikan pengalamannya agar bisa menjadi sumber inspirasi bagi pelaku ditempat yang lain.

• Memberikan informasi tentang prosedur pengelolaan best practice kepada pelaku sehingga masing-masing dapat mengambil peran secara optimal.

• Menbangun sistem pengelolaan best practice yang diharapkan lebih terukur, terkontrol dan berlanjut sehingga akan meningkatkan akuntabilitas pelaku.

• Meningkatkan peran dan fungsi pelaku dalam pengelolaan best practice sehingga kemampuan dalam pengelolaan pengetahuan akan meningkat pula.

• Mendorong peran pelaku untuk memproduksi pengetahuan baru yang berbasis pada hasil pengelolaan best practice.

• Menghasilkan bahan/materi pengembangan kapasitas jalur informal melalui komunitas belajar, dipublikasi melalui beragam media e-learning (FB, blog), cetak, dll

• Memberikan reward kepada penulis yang berprestasi berupa menu pengembangan kapasitas

Page 3: Pedoman LKM

3

4. Hasil yang diharapkan

• Menguatnya kesadaran, kemauan dan motivasi para pelaku dalam melaksanakan

tugas dan perannya secara optimal, efektif dan efisien. • Best practice dapat diproduksi dengan melibatkan pelaku program yang lebih luas,

dengan peran dan fungsi yang jelas, dengan sistem pengelolaan yang lebih baik. • Pelaku memproduksi pengetahuan untuk bahan kegiatan pengembangan kapasitas

melalui pembelajaran informal seperti komunitas belajar pelaku dan e-learning. • Tersedia bahan baku tulisan untuk naskah penyusunan buku kumpulan best practice,

masukan pengembangan media sosialisasi, pengembangan strategi program, dll. • Terbukanya akses informasi bagi pelaku PNPM (komunitas, pelaku kota, dan

konsultan) serta masyarakat luas terhadap produk best practice melalui berbagai jenis media; cetak, e-learning (web P2KP, blog, group Facebook), audio visual, dll.

• Pelaku potensial dan berprestasi dalam produksi best practice akan diberikan reward dan diundang khusus untuk lokakarya penulisan di Jakarta.

5. Bentuk Dokumen

Praktik terbaik (best practice) yang dilakukan dan difasilitasi oleh pelaku program dapat didokumentasikan ke dalam beberapa bentuk media antara lain: audio, video, atau audiovisual, tulisan, grafis (gambar, foto, komik), dll. Dengan beragam pertimbangan tentang efektifitas dampak sebuah pilihan jenis media (murah, mudah, tahan lama) maka yang memungkinkan diawal untuk dioptimalkan produksinya oleh para pelaku adalah bentuk tulisan. Latar belakang tersebut menjadikan POB ini lebih banyak mengatur pengelolaan best practice dengan bentuk tulisan. Fokus pada jenis tulisan ini tidak serta-merta menutup bentuk media yang lain untuk diproduksi, pintu masih terus terbuka lebar. Dan apabila bentuk media ini diproduksi pelaku maka proses seleksi dan penilaian kelayakkannya diserahkan sepenuhnya kepada tim penilai.

6. Panduan Dalam Produksi a. Bentuk audio, video, audiovisual, atau grafis (gambar, foto, komik)

Untuk best practice jenis ini kualifikasi produksinya bebas atau tidak ada pembatasan yang ketat. Untuk Audio, video, atau audiovisual paling tidak durasinya minimal 15 menit, sedangkan untuk best practice grafis (gambar, foto, komik) ukuran dan kualifikasinya tidak ditentukan.

Yang utama untuk diperhatikan dalam produksi best practice jenis ini adalah kenyamanan untuk dilihat, dinikmati, dan dimengerti, sehingga pesannya mudah tersampaikan kepada penikmat. Karena salah satu tujuan produksi best practice ini adalah untuk menjadi sumber inspirasi dan belajar pelaku lain maka diharapkan isinya minimal mengunakan prinsip “5 W dan 1 H”.

Page 4: Pedoman LKM

b. Bentuk Tulisan

Jenis tulisan untuk best practice pada dasarnya bebas dan tidak ada pembatasan yang ketat. Tulisan best practice bisa berupa artikel, narasi, feature, dan beragam jenis lainnya. Yang penting dalam setiap tulisan cukup bersahabat untuk dibaca, dinikmati, dan di mengerti, sehingga pesannya sampai kepada pembaca. Panjang tulisan minimal 2-5 lembar kertas ukuran kwarto spasi ganda (standar artikel media) agar punya ruang cukup untuk menyampaikan substansi. Isi tulisan padat dan lengkap, menggunakan kalimat efektif dalam memuat informasi, (seminimal mungkinkan mengkutip pedoman, modul, POB, dll) sehingga sajian informasinya lebih segar, informatif dan aktual. Tema dan judul dari tulisan best practice adalah bebas, jadi diserahkan sepenuhnya kepada penulis, tidak ada pengelompokkan jenis tulisan berdasarkan USK, bidang, dan sekat-sekat lainnya. Diberikan kebebasan untuk menulis bidang lain diluar bidang keahlian khusus pelaku, misalnya faskel teknik bisa menuliskan tentang pengelolaan dana bergulir, faskel teknik menulis tentang pengalaman pelaksanaan siklus, faskel ekonomi menuliskan tentang efektifitas pengembangan kapasitas, dst. Tulisan best practice agar dilengkapi pula dengan dua sampai dengan lima buah foto kegiatan/pelaku yang sesuai dengan judul atau tema (min 480x640 px). Foto yang baik adalah foto aktivitas yang dapat mengilustrasikan peristiwa yang diceritakan, mirip berita. Sebagai contoh adalah foto pembuatan minyak kelapa Polewali Mandar Sulawesi barat. Foto jembatan, jalan, MCK, Sanitasi dan kegiatan sejenis yang sedang dimanfaatkan lebih baik ketimbang tidak sedang dimanfaatkan.

Jembatan sedang dilewati pemanfaat KK miskin di Klungkung Bali ini memperlihatkan fakta sebenarnya sebagai jembatan pembuka akses.

eberapa orang yang sedang survey di belakang bisa dihilangkan jika ingin lebih natural

B

Pembuatan Minyak Mandar, minyak kelapa khas Polewali Mandar Sulbar ini cukup menjelaskan proses produksi, meski sebenarnya bisa lebih didetailkan lagi dengan memperlihatkan produk minyak dari dekat.

4

Page 5: Pedoman LKM

Bak Penampungan air yang sedang digunakan untuk mencuci dan memandikan anak-anak Gorontalo ini cukup baik menggambarkan pemanfaatan, karena dibangun pada lokasi yang tepat. Kondisi rumah-rumah di sekitar bak penampungan air memperlihatkan kondisi kantong kemiskinan.

Foto kelas yang bagus memperlihatkan para siswa dari keluarga tidak mampu sedang belajar di ruang kelas yang baru saja dibangun dengan dana PAKET. Program ini bekerjasama dengan dinas pendidikan di Lamongan

Foto harus dilengkapi dengan data dan informasi faktual. Jika foto kegiatan infrastruktur bermaksud memperlihatkan proses pengerjaan, harus diambil dari sudut yang sama mulai dari Foto 0%, 50% hingga 100%.

Foto di padang Panjang atas cukup baik dalam penggambaran proses 0%, 50% dan 100 %. Sudut pemotretan tinggal disempurnakan lagi. Namun akan lebih baik lagi jika diperlihatkan proses pengerjaan secara gotong-royong dan sedang dimanfaatkan setelah jembatan selesai dibangun.

5

Jika ingin menampilkan proses gotong royong, kedua foto di sebelah kiri mengilustrasikan partisipasi masyarakat yang luar biasa dalam pembangunan jembatan, baik sewaktu melakukan pengecoran (kiri,

Barat NTB) maupun at gelagar baja yolali Jateng)

Lombok mengangk(kanan, Bo

Page 6: Pedoman LKM

6

Selain itu wajib disertakan pula informasi lain tentang lembaga atau pelaku berupa alamat dan nomor kontak untuk juga dicantumkan. Demikian pula tentang penulis, dimohon untuk mencantumkan nama, posisi/jabatan (apa, dimana), dan nomor kontak (telp atau hand phone). Substansi tulisan untuk memperhatikan beberapa hal yang ada di bawah ini, substansi ini hendaknya dipaparkan dan dibahas dengan jelas dalam tubuh tulisan best practice sehingga lebih mudah untuk menggambarkan kelebihan dan keunggulan secara proporsional.

1. Realitas dilapang, merupakan kondisi riil peristiwa, atau kegiatan program

yang ada dan terjadi dilapang yang diungkapkan dengan jujur, utuh dan proporsional.

2. Inovasi, dan kreatifitas, kegigihan, perluasan daya upaya untuk memperkaya strategi, metode, teknik, dan fasilitasi, dst untuk tetap menjamin tercapainya tujuan pelaksanaan kegiatan secara optimal.

3. Kualitas fasilitasi konsultan, sekumpulan intervensi yang telah di dilakukan kepada masyarakat berupa; proses, cara/teknik, pendekatan, intensitas, dan hasil yang terbukti menjamin kualitas.

4. Pengembangan kapasitas pelaku, upaya optimal pengembangan kapasitas pelaku dengan beragam strategi pelaksanaan dan pengendalian yang tergambarkan hasilnya melalui kualitas pemahaman, pengetahuan dan motivasinya.

5. Kesesuaian dengan bakuan program, pelaksanaan kegiatan masih mengindahkan bakuan program berupa pedoman umum, pedoman pelaksanaan, pedoman teknis dan POB.

6. Perubahan yang terjadi, perubahan pola fikir, pola tindak, dan perilaku pada pelaku dan atau komunitas sebagai akibat dari intensitas pendampingan yang dilakukan. Perubahannya berpola dan terjadi pada kegiatan yang lainnya.

7. Peluang Keberlanjutan, pelaksanaan kegiatan secara terpola dan mampu menjadi pranata sosial, secara nyata dan sengaja melibatkan secara aktif lembaga masyarakat lain, aparat pemerintah, perusahaan swasta dalam pelaksanaan kegiatan.

8. Kemanfaatan optimal, pelaksanaan kegiatan nyata memberikan manfaat bagi kelompok sasaran program; pengetahuan, kemudahan, kenyamanan, kelayakan yang diperoleh keluarga miskin (PS-2).

9. Partisipasi KK miskin (PS-2), keluarga miskin (PS-2) tergambarkan dengan jelas partisipasi aktif, posisi, kontribusi, dan perannya dalam pelaksanaan kegiatan.

10. Kualitas tulisan, mengunakan kalimat efektif, fokus pada tema, padat isi, alur runut, uraian lengkap, jelas dan informatif, mudah untuk dipahami oleh pembaca dari kalangan manapun.

Untuk teknis penulisan yang lebih lengkap, tips-tips menulis, dls akan dibahas dalam materi kegiatan pengembangan kapasitas pendukung kegiatan ini.

Page 7: Pedoman LKM

7

7. Pelaku dan Perannya

• Pelaku yang diharapkan dapat terlibat aktif untuk memproduksi best practice meliputi: a. Personil konsultan PNPM MP mulai dari KMP, KMW (propinsi), Korkot, sampai

dengan tim fasilitator. (pelaku utama) b. Pelaku dari tingkat kota; aparat pemerintah daerah, KBP, dan kelompok peduli

lainnya. c. Pelaku dari masyarakat pelaksana program (BKM/LKM, KSM, relawan, aparat

kelurahan, dll).

• Pelaku utama yang bertugas untuk memproduksi dan mengelola berupa best practice adalah:

a. Tim Fasilitator setiap bulan harus memproduksi sekurang-kurangnya satu buah tulisan best practice.

b. Tim Korkot setiap bulan harus memproduksi sekurang-kurangnya satu buah tulisan best practice.

c. Tenaga Ahli KMW (prop) harus memproduksi sekurang-kurangnya satu buah tulisan produk pengetahuan baru minimal setahun sekali.

d. Untuk pengelolaan data tentang tulisan best practice ditingkat Korkot dilakukan oleh Korkot atau Asisten Korkot CD (sosial).

e. Untuk pengelolaan data tentang tulisan best practice ditingkat propinsi dilakukan oleh TA Sosialisasi.

f. Untuk pengelolaan data tentang tulisan best practice ditingkat pusat dilakukan oleh Tim CB KMP.

• Pelaku lain dari unsur: pelaku tingkat kota dan pelaku tingkat masyarakat bisa dan

diharapkan terlibat dalam produksi tulisan best practice. Untuk mekanisme seleksinya dilakukan oleh tim seleksi tingkat korkot, namun tidak sepenuhnya mengikuti proses seperti yang berlaku untuk konsultan. Tulisan yang dianggap layak dapat disertakan bersama tulisan best practice konsultan dan dikirimkan ke tim penilai KMW.

• Untuk seleksi kelayakan tulisan best practice ditingkat Korkot, maka setiap bulan

dilakukan dan disepakati oleh tim seleksi Korkot yang anggotanya minimal terdiri dari 3 orang personil Korkot/ Askorkot. Dan hasilnya kemudian diusulkan dan dikirimkan ke KMW untuk diseleksi menjadi best practice propinsi.

• Seleksi yang dilakukan oleh tim korkot berfokus kepada: 1. memastikan isi tulisan

benar-benar merupakan fenomena yang ada dilapang 2. tulisan original karya penulis bersangkutan, 3. memastikan tulisan lengkap prasyaratnya (uraian isi, panjang tulisan, lembaga/ pelaku berupa alamat dan nomor kontak, foto, dll 4. Memberikan rekomendasi untuk perbaikan-perbaikan.

• Dalam menentukan tulisan yang memenuhi standar best practice ditingkat propinsi,

dilakukan oleh tim penilai propinsi yang beranggotakan minimal 3 orang personil tenaga ahli KMW (Propinsi) untuk setiap bulan.

Page 8: Pedoman LKM

8

• Dalam penentuan tulisan yang memenuhi standar best practice ditingkat nasional, dilakukan oleh tim penilai nasional yang anggotanya terdiri dari minimal 5 orang personil tenaga ahli utusan USK KMP setiap bulan.

• Best practice yang sudah ditetapkan tingkat propinsi/pusat untuk diolah dan dikelola

sebagai produk pengetahuan baru, yang bisa digunakan untuk bahan belajar di komunitas belajar semua tingkat (KBK, KBP, KBIK) atau bahan pembuatan media sosialisasi. Untuk tingkat propinsi penanggungjawabnya: TA CB dan sedangkan ditingkat pusat penangungjawabnya: Subprof Knowledge Management CB KMP.

8. Kegiatan Pengembangan Kapasitas pendukung

Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan penulisan best practice maka PNPM MP menyediakan paket kegiatan untuk pengembangan kapasitas para pelaku, (direncanakan) kegiatannya antara lain:

1. Lokakarya penulisan ditingkat pusat, setahun 2 kali, untuk Tenaga ahli CB KMW dan pelaku potensial.

2. Lokakarya nasional penulis best practice nasional dari unsur fasilitator kelurahan, utusan masing-masing propinsi.

3. Lokakarya pengelolaan data penulisan best practice untuk asisten trainer propinsi. (satu kali).

4. Pelatihan penulisan best practice tenaga ahli dan korkot ditingkat propinsi (2 hari).

5. Coaching penulisan best practice untuk fasilitator ( 2 hari).

9. Mekanisme Pengelolaan Kegiatan

• Pelaksanaan kegiatan pengelolaan produksi (penulisan) best practice merupakan bagian dari pelaksanaan strategi kegiatan pengembangan kapasitas pelaku yang dilakukan secara berjenjang baik berupa kegiatan formal maupun informal.

• Produksi tulisan best practice ditingkat tim fasilitator dan korkot, setiap bulan memproduksi minimal satu buah tulisan. Pada tanggal 15 tulisan masuk ke tim seleksi korkot, diperiksa kecukupan syarat, kemudian dipilih dan ditetapkan oleh tim Korkot. Tanggal 20 hasil seleksi tulisan terbaik masuk ke KMW propinsi. Ada tiga buah tulisan (bila jumlah TF min 8) atau dua buah tulisan saja (jumlah TF < 8) dari tim fasilitator.

• KMW membentuk tim penilai yang beranggota minimal tiga orang personil TA (TA CB sebagai koordinator). Kemudian KMW melakukan penilaian akhir terhadap usulan best practice yang sudah masuk. Tim mengambil keputusan untuk menentukan tulisan terbaik BP propinsi setiap bulan, kemudian hasilnya dinyatakan sebagai best practice KMW propinsi secara formal melalui surat KMW (prop). (tiga buah tulisan terbaik dirangking sesuai bobot penilaian).

• Masing-masing TA KMW wajib memproduksi tulisan produk pengetahuan dengan bahan bisa berasal dari best practice kiriman tim fasilitator, pengamatan lapang hasil uji petik, dll. Tulisan produk pengetahuan ini untuk dikelola dan dipergunakan sebagai bahan KBIK, KBK, dan pengembangan kapasitas lainnya ditingkat KMW. Kumpulan tulisan dalam folder sendiri dikirimkan ke KMP berbarengan dengan pengiriman best practice.

Page 9: Pedoman LKM

9

• KMW Propinsi bertugas mengirimkan dan mengusulkan produksi (tulisan) best practice hasil penetapan KMW tersebut kepada KMP setiap akhir bulan (tanggal 25), untuk diikutkan dalam seleksi tulisan best practice ditingkat nasional pada bulan itu.

• Untuk meningkatkan produktivitas, interval Rasio Tim fasilitator dengan Jumlah tulisan yang dikirimkan berbanding lurus. Sehingga semakin besar jumlah Tim Fasilitator, semakin banyak tulisan yang wajib dikirimkan.

Tabel 1

Rasio Jumlah Tim Fasilitator terhadap Tulisan Best Practices KMW

No Tim

Fasilitator KMW

Jumlah tulisan tiap Bulan

a. 1-25 TF 3 Tulisan b. 26-50 TF 5 Tulisan c. 51-100 TF 7 Tulisan d. 101-150 TF 9 Tulisan e. 151-200 TF 11 Tulisan f. 201-250 TF 13 Tulisan

• Rasio Jumlah minimal tulisan yang wajib dikirimkan oleh KMW dihitung berdasarkan

jumlah Tim Fasilitator masing-masing KMW. Sehingga produksi rutin tulisan best practices berbeda-beda setiap KMW. Jumlah tulisan merepresentasikan jumlah Tim fasilitator, sehingga diharapkan best practices semakin terkelola, membudaya dan melembaga. Berikut ini daftarnya :

Tabel 2 Jumlah Minimal Tulisan Best Practices KMW Tiap Bulan (Wil I)

No KMW/Propinsi Tim Faskel Jumlah minimal

Tulisan yang dikirim tiap bulan

1  SUMATERA UTARA  67  7 2  ACEH  50  5 3  SUMATERA BARAT  45  5 4  BABEL  8  3 5  RIAU  16  3 6  KEPRI  13  3 7  JAMBI  8  3 8  LAMPUNG  11  3 9  BENGKULU  16  3 10  SUMSEL  36  3 11  DKI  32  5 12  BANTEN  41  5 13  KALBAR   14  3 14  JABAR  193  11 

   550  62 

Page 10: Pedoman LKM

10

Tabel 3

Jumlah Minimal Tulisan Best Practices KMW Tiap Bulan (Wil II)

No KMW/Propinsi Tim Faskel Jumlah minimal Tulisan yang dikirim tiap bulan

1.   JATENG  224 13 2.   DIY  22 3 3.   JATIM  206 13 4.   KALTIM  20 3 5.   KALSEL  25 3 6.   KALTENG  4 3 7.    BALI  14 3 8.   NTT  19 3 9.   NTB  25 3 10.   SULSEL  45 5 11.   SULBAR  3 3 12.   SULTENG  7 3 13.   SULTRA  22 3 14.   SULUT  32 5 15.   GORONTALO  8 3 16.   MALUKU  9 3 17.   MALUT  16 3 18.   PAPUA  5 3 19.   PAPUA BARAT  3 3 

  TOTAL WIL II  709 81 

• Untuk proses pengiriman tulisan best practice ditingkat Korkot dan KMW Propinsi dipersilahkan untuk membangun teknis pengelolaan internal KMW (email khusus, batasan pengiriman, dll) oleh pelaku terkait. Yang penting sistem yang dibangun mampu menjamin lancarnya pengiriman data hasil produksi best practice dari tingkat faskel, korkot, sampai KMW. Untuk pengiriman tulisan dari KMW propinsi ke KMP yang dilakukan paling lambat setiap tanggal 25, pengiriman agar ditujukan kepada email khusus best practice nasional: [email protected].

• KMP membentuk tim penilai yang terdiri dari minimal 5 orang personil tenaga ahli/subprof perwakilan masing-masing USK untuk menetapkan 5 buah best practice yang memenuhi kriteria terbaik. Hasilnya akan ditetapkan melalui surat, dan dipublikasi melalui media e-learning pengembangan kapasitas (blog, web, FB) dan surat resmi ke KMW.

• KMP memberi penghargaan kepada pelaku yang berhasil menjadi penulis best practice tingkat nasional. Produk tulisan tersebut kemudian dipublikasi secara berkala melalui media pembelajaran pengembangan kapasitas ditingkat nasional (cetak, e-learning).

Page 11: Pedoman LKM
Page 12: Pedoman LKM

12

10. Standar Penilaian Tulisan Standart penilaian tulisan ini berfungsi sebagai instrumen untuk menilai kualitas sebuah tulisan best practice. Sebagaimana diketahui bahwa kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam program ini adalah multibidang dan mempunyai cakupan kegiatan yang luas maka instrumen dibuat lebih umum sehingga bisa melayani untuk penilaian dengan jangkauan tema dan jenis kegiatan yang lebih luas. Persoalan indikator yang detail, rinci, renik, teknis; pada bidang tertentu merupakan tugas dan peran rutin masing-masing pelaku untuk mengoptimalkan pencapaian kinerja tersebut. Hal-hal yang terkait penilain dan butuh perincian diserahkan kepada tim penilai dengan metode penilaian yang sudah disiapkan. Untuk melakukan seleksi ditingkat Korkot agar memeriksa isi tulisan agar mampu menjelaskan poin-poin yang ada di instrumen penilaian. Untuk penilaian best practice ditingkat KMW (prop) dan KMP agar menggunakan instrumen sebagaimana terlampir. Metode yang digunakan untuk melakukan penilaian dengan menggunakan diskusi kelompok antar anggota tim penilai. Anggota Tim melakukan penilaian tulisan dengan menggunakan Format BA Best Practices KMW sebagaimana terlampir. Tim penilai melakukan diskusi untuk menyepakati secara bulat berapa skor yang akan diberikan pada masing-masing aspek. Apabila seluruh aspek sudah terisi skornya maka dilakukan penjumlahan total skornya dikalikan bobot dan akan didapatkan Nilai Akhir (NA) dengan passing grade minimal 700.

11. Media Belajar Jarak Jauh (e-learning)

Untuk menunjang pengelolaan best practice maka dipergunakan media belajar jarak jauh dengan berbasis pada internet (e-learning). Media-media ini difungsikan sebagai wadah berkomunikasi, diskusi antar pelaku. Selain itu dipergunakan pula sebagai wadah publikasi hasil produksi best practice dan produk pengetahuan. Pendistribusian dan diseminasi Best Practices terkait hal ini masih sedang dibahas lebih lanjut.

12. Pengendalian Kegiatan

a. Pelaporan

Untuk mewujudkan tertib administrasi dalam pengelolaan best practice maka perlu ditegaskan tentang materi laporan dan form yang digunakan. Penegasan ini diperlukan agar konsolidasi data akan lebih mudah dilakukan ditingkat nasional.

Laporan Korkot kepada KMW: 1. Dilakukan setiap bulan sekali 2. Mengirimkan berkas Lampiran 2: Form Rekapitulasi Produksi Best Practice dan

Produk Pengetahuan yang sudah terisi. (ranking 1, 2, 3 adalah tulisan terbaik korkot dan diusulkan untuk dinilai oleh tim penilai KMW).

3. Masing-masing file dari tulisan diberi judul; judul tulisan BP. 4. Seluruh file tulisan dimasukan dalam folder dan dinamai: best practice_korkot

(nama kota)_(bulan) 2010.

Laporan KMW kepada KMP:

Page 13: Pedoman LKM

13

1. Dilakukan setiap bulan sekali 2. Mengirimkan berkas Lampiran 1 : BA Form Rekapitulasi Penilaian best practice

yang sudah terisi, untuk semua tulisan yang dinilai oleh KMW. 3. Mengirimkan juga file yang dikirimkan oleh korkot dan telah dinilai dan dinamai:

best practice_KMW (nama propinsi)_(bulan) 201....

b. Progres Kegiatan

Progres pelaksanaan kegiatan pengelolaan best practice dari seluruh KMW akan ditampilkan secara berkala di web p2kp.org. Dari rekapitulasi yang dikirimkan oleh Korkot setiap bulannya, maka bisa diketahui kelancaran, dan kendala dalam pengelolaan best practice. Pihak mana yang belum berproduksi, kendala apa, dll bisa segera ditindak lanjuti untuk memberikan penguatan.

13. Penutup Pengelolaan best practice hendaklah dipahami sebagai sesuatu yang tidak “membebani” bagi para pelaku, karena dengan sistem pengelolaan ini diharapkan dapat membuat pelaku lebih semangat dan termotivasi untuk menunjukkan kinerja terbaiknya agar tujuan program tercapai. Akuntabilitas konsultan akan meningkat dimata publik apabila semakin banyak hasil-hasil yang dicapainya dapat diakses oleh publik secara terbuka. Sisi yang lain hal ini semakin mendekatkan pada harapan yaitu terwujudnya cita-cita civil society berupa efektifnya kontrol sosial terhadap konsultan dan program. Pengelolaan best practice diharapkan menjadi salah satu tawaran bagi para pelaku untuk menemukan kembali jati diri sebagai seorang pemberdaya, yang gigih dalam mengusung segenap idealisme untuk mengangkat harkat, derajat masyarakat miskin menuju kondisi yang semakin berdaya dan berkesejahteraan. Kehadiran POB ini hanya menyempurnakan dan mengembangkan sistem pengelolaan penulisan best practice yang telah ada sebelumnya. POB sangat terbuka terhadap saran, kritik, dan masukan untuk perbaikan dari semua pihak terkait.

Page 14: Pedoman LKM

14

Lampiran 1: Form Penilaian Best Practice

Berita Acara Penilaian Best Practices KMW .................. OC ........ Pada Hari ini, Senin, tanggal 3 Agustus 2011, Tim Penilai telah melakukan penilaian terhadap tulisan-tulisan Best Practices dengan judul dan score sebagai berikut :

No JUDUL

ARTIKEL ASPEK BEST PRACTICES SCORE BOBOT NILAI KETERANGAN

1 Inovasi dan Kreativitas

Terlihat upaya kreatif untuk memperkaya strategi, teknik dan fasilitasi. Termasuk kegigihan mencapainya.

2 Kualitas Fasilitasi Konsultan Pengembangan Kapasitas Subjek Cerita

Memperlihatkan bahwa kesuksesan adalah hasil intervensi konsultan. Bukan sudah sukses sejak dulu sebelum didampingi, kemudian diklaim.

3 Kesesuaian Bakuan Program

Kesesuaian tulisan dengan Standar Pedoman Umum, Pedoman Teknis dan ketentuan yang berlaku.

Perubahan Yang Terjadi

Kondisi sebelum dan sesudah didampingi harus terlihat hasil fasilitasi konsultan. Jika sebelum dan sesudah didampingi sama saja maka bukan best practices. Pada Tulisan yang terkait Tridaya (terutama infrastruktur dan sosial), harus memperlihatkan :

a Pemanfaat KK miskin (PS2)

kemanfaatan terhadap KK miskin (eksplisit disebutkan jumlahnya),

b Swadaya Besar

besarnya swadaya (cash dan in kind)

4

c Partisipasi Besar partisipasi yang tinggi

5 Peluang Keberlanjutan

Terlihat peluang untuk berkesinambungan dan berjangka panjang

6

Kualitas Tulisan Sistematika tulisan dan isi pesan yang dimuat memenuhi syarat 5W+1 H. Enak dibaca dan runtut, dilengkapi foto (caption), alamat BKM dan penulis, contact person (no telp)

Page 15: Pedoman LKM

TOTAL Passing Grade Score Best Practices : 700 Penilaian ini dilaksanakan oleh A (TA Pelatihan), B (TA Infrastruktur), dan C(TA Manajemen Keuangan). Demikian Berita Acara ini dibuat untuk menjamin akuntabilitas penilaian Tulisan Best Practices.

3 Agustus 2011

Tim Penilai : A.................... B.................... C.................... Mengetahui

Team Leader NB : 1. Berita Acara ini dilampirkan dalam Surat resmi Team Leader untuk pengiriman tulisan Best

Practices 2. Kolom keterangan dapat dihilangkan untuk membuat tabel lebih sederhana

15

Page 16: Pedoman LKM

16

Lampiran 2: Contoh Form Penilaian Best Practice

Contoh Berita Acara Penilaian Best Practices KMW .................. OC ........

Pada Hari ini, Senin, tanggal 4 Juli 2011, Tim Penilai telah melakukan penilaian terhadap tulisan-tulisan Best Practices dengan judul dan score sebagai berikut :

No JUDUL

ARTIKEL ASPEK BEST PRACTICES SCORE BOBOT NILAI KETERANGAN

1 Inovasi dan Kreativitas

7 20 140

Terlihat upaya kreatif untuk memperkaya strategi, teknik dan fasilitasi. Termasuk kegigihan mencapainya.

2 Kualitas Fasilitasi Konsultan Pengembangan Kapasitas Subjek Cerita 8 20 160

Memperlihatkan bahwa kesuksesan adalah hasil intervensi konsultan. Bukan sudah sukses sejak dulu sebelum didampingi, kemudian diklaim.

3 Kesesuaian Bakuan Program

7 10 70

Kesesuaian tulisan dengan Standar Pedoman Umum, Pedoman Teknis dan ketentuan yang berlaku.

Perubahan Yang Terjadi

Kondisi sebelum dan sesudah didampingi harus terlihat hasil fasilitasi konsultan. Jika sebelum dan sesudah didampingi sama saja maka bukan best practices. Pada Tulisan yang terkait Tridaya (terutama infrastruktur dan sosial), harus memperlihatkan :

a Pemanfaat KK miskin (PS2)

kemanfaatan terhadap KK miskin (eksplisit disebutkan jumlahnya),

b Swadaya Besar

besarnya swadaya (cash dan in kind)

4

c Partisipasi Besar 7 20 140 partisipasi yang tinggi

5 Peluang Keberlanjutan 6 20 120

Terlihat peluang untuk berkesinambungan dan berjangka panjang

6

PAUD meningkatkan kecerdasan anak-anak

pantai

Kualitas Tulisan

9 10 90

sistematika tulisan dan isi pesan yang dimuat memenuhi syarat 5W+1 H. Enak dibaca dan runtut, dilengkapi foto (caption), alamat BKM dan penulis, contact person (no telp)

TOTAL 720 Passing Grade Score Best Practices : 700

Page 17: Pedoman LKM

Penilaian ini dilaksanakan oleh A (TA Pelatihan), B (TA Infrastruktur), dan C(TA Manajemen Keuangan). Demikian Berita Acara ini dibuat untuk menjamin akuntabilitas penilaian Tulisan Best Practices.

3 Agustus 2011

Tim Penilai : A.................... B.................... C.................... Mengetahui

Team Leader NB : 1. Berita Acara ini dilampirkan dalam Surat resmi Team Leader untuk pengiriman tulisan Best

Practices 2. Kolom keterangan dapat dihilangkan untuk membuat tabel lebih sederhana

Lampiran 3: Form Rekapitulasi Produksi Best Practice dan Produk Pengetahuan

Tahun 2011 Prop: ........................... KMW: .........

No Jabatan Penulis KMW/Korkot/TF Ada/tidak

1. TA Infrastruktur Dul manaf 10 Ada

2. Askot Infrastruktur Ariel Aksioma Kota Sukamaju Ada

3. TA CB Pedro Legowo 11 Tidak

4. Faskel Ekonomi Saropah Agnesia 13 Ada

5.

17

Page 18: Pedoman LKM

Lampiran 4 : Contoh Tulisan Best Practices

Contoh Tulisan Best Practices yang memenuhi kualifikasi dari Aspek Pendampingan

JEMBATAN BARUKU (Desa Sukoharjo Kab Pacitan Jawa Timur)

Melihat desa Sukoharjo kecamatan Pacitan kabupaten Pacitan sebagai desa yang kategori tua dan merupakan desa yang letaknya disebelah timur kota Pacitan, desa ini mempunyai ketinggian 7 m di atas permukaan laut pada dataran rendahnya, akan tetapi wilayah desa sepertiganya adalah daerah perbukitan dengan luas 72,33 ha dari 179,447 ha. Dari data desa daerah ini mempunyai daratan kritis 72 ha, lahan subur 80 ha.

18

KONDISI 0 %

KONDISI 50 %

Penduduk Desa Sukoharjo dengan jumlah 1.453 jiwa memiliki pekerjaan mayoritas pertanian tetapi sebagai daerah sentra batik dikecamatan Pacitan. Penduduk yang mempunyai karakteristik kehidupan tersendiri kedamaian, tentram yang mempunyai semangat besar. Dari 3 RW dan 19 RT yang ada masih menjunjung tinggi adat istiadat yang berlaku dari nenek moyang dulu kebersamaan hidup berdampingan gotong royong dan nilai budaya lainnya. Jumlah penduduk dari data desa pria 704 wanita 749 jumlah penduduk 1.453 jumlah kk 386 kk miskin 73 dari jumlah tersebut konsentrasi penanggulangan kemiskinan dan pembangunan desa dikonsentrasikan pada dusun Nitikan sehingga rencana bersama diprioritaskan untuk dusun tersebut salah satunya adalah pembangunan jembatan, dari ungkapan Panitia dua tahun lalu masih menjadi mimpi membangun sebuah jembatan setelah terjadinya banjir awal tahun 2008 yang menghilangkan jembatan lama terbuat dari kayu. Setelah kejadian tersebut masyarakat untuk melewati terpaksa melingkar melalui jembatan lainnya baik untuk bekerja maupun anak anak dalam bersekolah. Hal ini dirasakan betul oleh warga sehingga masyarakat melalui PNPM-MP masyarakat mulai tergugah kembali untuk membangun sebuah jembatan yang lebih kuat dan mempunyai jangka panjang untuk memudahkan masyarakat dalam mobilisasi, menurut Bapak Gunawan ketua Panitia pembangunan Jembatan sebenarnya masyarakat sudah lama bagaimana mempunyai jembatan permanen kembali, akan tetapi

Comment [a1]: Dalam Kiat penulisan paragrap yang memuat monografi desa semacam ini dapat dihilangkan untuk efisiensi tulisan

Comment [a2]: Teridentifikasi jumlah KK Miskin sehingga membuat jelas jembatan tersebut dibangun untuk siapa. Turut menyumbang score 160 aspek ke-4 Perubahan yang terjadi pada sub pemanfaat KK miskin

Comment [a3]: Paragrap ini menjelaskan kondisi sebelum jembatan yang dibangun dan kesulitan masyarakat mengakses, turut menyumbang score 160 pada aspek ke-4 Perubahan yg terjadi

Page 19: Pedoman LKM

bagaimana untuk memulainya dan ini juga sebagai renungan warga, dan syukur PNPM-MP mampu menggerakkan kami semua memberikan semangat untuk berupaya merealisasikan jembatan tersebut. Dari keputusan ditingkat desa memang menjadi prioritas kegiatan akan tetapi mungkin tidak bisa terlaksana kalau hanya mengandalkan dana BLM, secara perhitungan tidak mungkin kalau hanya dari BLM karena prioritas lain juga masih ada. Akhirnya kami bersama LKM terus berfikir mengupayakan bagaimana usaha ini bisa terlaksana dan kami koordinasi dengan bapak kepala desa dan syukur kepala desa memberikan dukungan sepenuhnya dengan hasil musyawarah warga dana ADD bisa diperuntukkan untuk tambahan pembangunan jembatan sehingga terkumpul uang dari ADD Rp 41.000.000 dan PNPM-MP Rp 30.000.000 sehingga masyarakat semangat untuk berangkat membangun dan dibuktikan semangatnya tersebut terkumpul swadaya masyarakat berupa uang tunai sebesar Rp 21.000.000 perhitungan dari tenaga sebesar Rp 38 juta disanggupi masyarakat dengan gotong royong, sesuai hitungan dana tersebut masih kurang sehingga melalui kepala desa dan kita koordinasikan dengan pak camat meloby bapak bupati untuk meninjau kelapangan, akhirnya Bapak Bupati berkenan meninjau kelokasi dan sekaligus memberikan tambahan untuk pembangunan jembatan ini sebesar 30.000.000, beserta armada untuk memenuhi kebutuhan pembangunan.

19

KONDISI 100 %

Masyarakat dan panitia merasa senang harapannya akan terealisasi, hal yang disampaikan oleh keapala desa dan Panitia, ini yang kami upayakan selama ini sehingga sampai berjalan pembangunan selesai dengan panjang 50 meter dan bisa dinikmati kembali dan kenyataanya hasilnya lebih bagus dari jembatan yang dulu, kita semua merasa bersyukur mudah-mudahan bisa digunakan selamanya serta memudahkan transportasi masyarakat.

Bisa kita ambil hikmah jika persoalan kita dukung bersama dan kepedulian bersama terasa ringan masyarakat merasa mampu memecahkan persoalan, membangun menjalin kelompok peduli maupun pemerintah akhirnya terwujud. Dengan didasari kesadaran bahwa persoalan merupakan tanggungjawab bersama, maka selayaknya semua pihak secara sinergi bahu membahu untuk mengatasinya, baik masyarakat, pemerintah maupun kelompok peduli sebagaimana tujuan PNPM-MP (Taufiq Alvi)

Comment [a4]: Penyertaan APBD dari dana ADD adalah kontribusi positif Pemda (menyumbang score 160 pada aspek ke-4 Perubahan yg terjadi)

Comment [a5]: Jumlah yang luar biasa (Rp 21 juta ditambah Rp 38 juta) untuk swadaya masyarakat yang melebihi persyaratan minimal 30 % dari dana BLM

Comment [a6]: Camat meloby Bupati adalah salah satu bentuk kesuksesan advokasi BKM dan Konsultan sehingga Bupati menyumbang Rp 30 juta (sesuai mekanisme). Ini adalah intervensi positif yang turut menyumbang score 160 pada aspek Kualitas Fasilitasi Konsultan dalam Pengembangan Kapasitas Subjek cerita

Comment [a7]: Dari foto, kualitas jembatan memenuhi standar infra dan menjawab persoalan masyarakat. Pengerjaan melalui gotong-royong, loby-loby (paragrap 4) dan sinergi berbagai pihak (paragraph terakhir). Fakta ini membuat score kesesuaian bakuan program dan inovasi serta kreativitas mendapatkan score 160

Comment [a8]: Sebagai perwujudan tanggung jawab bersama, sebaiknya ditegaskan bagaimana keberlanjutan jembatan ini, baik dari sisi perawatan maupun pengawasan pemanfaatan. Score masih rendah ; 60

Comment [a9]: Keseluruhan tulisan Pak Taufiq ini masih perlu distrukturkan kembali (score 35), tapi substansi dan inovasi yang dimuat sudah hampir lengkap.

Page 20: Pedoman LKM

20

Penilaian Jembatan Gantung Pacitan No JUDUL

ARTIKEL ASPEK BEST PRACTICES

SCORE BOBOT NILAI KETERANGAN

1 Inovasi dan Kreativitas 8 20 160 Terlihat upaya kreatif untuk memperkaya strategi, teknik dan fasilitasi. Termasuk kegigihan mencapainya.

2 Kualitas Fasilitasi Konsultan Pengembangan Kapasitas Subjek Cerita

8 20 160 Memperlihatkan bahwa kesuksesan adalah hasil intervensi konsultan. Bukan sudah sukses sejak dulu sebelum didampingi, kemudian diklaim.

3 Kesesuaian Bakuan Program

8 15 120 Kesesuaian tulisan dengan Standar Pedoman Umum, Pedoman Teknis dan ketentuan yang berlaku.

Perubahan Yang Terjadi Kondisi sebelum dan sesudah didampingi harus terlihat hasil fasilitasi konsultan. Jika sebelum dan sesudah didampingi sama saja maka bukan best practices. Pada Tulisan yang terkait Tridaya (terutama infrastruktur dan sosial), harus memperlihatkan :

a Pemanfaat KK miskin (PS2)

kemanfaatan terhadap KK miskin (eksplisit disebutkan jumlahnya),

b Swadaya Besar besarnya swadaya (cash dan in kind)

4

c Partisipasi Besar

8 20 160

partisipasi yang tinggi 5 Peluang Keberlanjutan 4 15 60 Terlihat peluang untuk

berkesinambungan dan berjangka panjang

6

Jembatan Gantung Pacitan

Kualitas Tulisan 7 10 70 sistematika tulisan dan isi pesan yang dimuat memenuhi syarat 5W+1 H. Enak dibaca dan runtut, dilengkapi foto (caption), alamat BKM dan penulis, contact person (no telp)

TOTAL 730

Page 21: Pedoman LKM

Berkat Celengan Kaleng, RR pun Mentereng

Ditangan Ibu muda ini, kegiatan pinjaman modal usaha bergulir ini menjadi penuh makna. Kuncinya adalah kegigihan, keiklasan, inovasi dan keinginan

untuk memerdekakan mereka dari belenggu kemiskinan. A. Kemudahan vs kebutuhan Kegiatan Ekonomi Bergulir merupakan hal yang paling ditunggu oleh masyarakat, hal ini dikarenakan sistem pinjaman yang dirasa tidak merepotkan karena tidak berbelit dan dengan syarat lunak karena tanpa jaminan (agunan).

Karena alasan tersebut dan karena memang kebutuhan akan modal usaha bagi kalangan miskin ini sedemikian tinggi, peminat kegiatan ini cukup banyak. Namun bagi BKM tren tersebut tidak serta merta “memanfaatkan” sebagai peluang bisnis semata, tetapi memanfaatkannya sebagai media belajar kelompok untuk keluar dari permasalahan ekonomi yang mengikatnya.

Pendampingan KSM Ekolir, akrab dan santai, dari sinilah ide celengan kaleng disemaikan.

Mengingat misi yang mulia namun tidak mudah karena menyangkut UANG ini, BKM telah menugaskan seorang UPK yang memang memiliki kapasitas untuk mengawal misi tersebut. Namanya cukup

singkat Ibu Jasyiah, seorang ibu rumahtangga yang janda dan berputra 3 orang ini memang sosok yang lembut, murah senyum namun bisa juga tegas, dan yang paling membuatnya cocok sehingga didaulat untuk melakukan tugas ini adalah kegigihannya. B. Kaleng Bekas Yang Cerdas.

Di Kelurahan Pegulon Kecamatan Kota Kendal dimana sebagai UPK Ibu Jasiyah melakukan tugasnya, mampu mencapai target RR 100% ini setiap bulannya selama 2 tahun. Ada cara yang cukup unik yang oleh diterapkan oleh UPK BKM dalam mendampingi KSM Ekonominya yaitu setiap KSM diberi pengarahan tentang cara angsuran yang meringankan, yaitu angsuran setiap hari ditingkat

21

Comment [a10]: Pencapaian target RR 100% setiap bulan selama 2 tahun adalah bagian dari intervensi yang sesuai dengan bakuan program (score 120) dan kondisi sesudah dan sebelum pendampingan terlihat perkembangan (score perubahan yg terjad cukup besar; 180)

Page 22: Pedoman LKM

kelompok, masing-masing anggota KSM diupayakan untuk mengangsur setiap harinya pada pengurus KSM dengan cara di masukkan kedalam kaleng-kaleng angsuran yang telah diberi nama sesuai masing-masing anggotanya. Menjelang tanggal mengangsur setiap bulannya, kaleng-kaleng angsuran harian ini di buka bersama-sama, lantas dihitung jumlah masing-masing nilai dalam kalengnya. Jika jumlah uang dalam kalengnya kurang, maka yang bersangkutan wajib menambah supaya klop dengan nilai angsuran bulanannya, namun jika kondisinya tidak memungkinkan maka anggota yang lain yang memiliki jumlah uang dalam kaleng yang lebih akan meminjaminya. Umumnya sistim angsur harian dengan kaleng ini akan menyisakan nilai yang lebih besar dari yang seharusnya disetor ke UPK, karena memang sudah disepakati demikian atas anjuran dari UPK, dan sisa tersebut akan ditabung sebagai tabungan kelompok.

22

Ibu Jasiyah (berkerudung abu-abu), dibantu BKM Ibu Yustin (kerudung orange) melayani KSM untuk memanfaatkan dana pinjaman guliran UPK-BKM

Cara ini cukup efektif selain meringankan, juga mendorong para anggota KSM selalu disiplin dalam mengelola keuangan, sehingga mampu meminimalkan resiko gagal angsuran.

C. Bekal Untuk Untuk Mengakses Lembaga Keuangan.

Dampak positif celengan kaleng ini bagi KSM adalah mereka menjadi mampu memproyeksi pendapatan dan laba perhari secara baik yang di bukukan oleh masing-masing pengurus KSM, dan mengerti pembukuan sederhana yang memudahkan mereka untuk mengatur keuangannya.

Komitmen Bu Jasiyah dengan dibantu Tim Pendamping terutama Fasilitator Ekonomi akan terus memberikan pelatihan manajemen keuangan yang lebih baik agar nantinya KSM pemanfaat bisa bermitra dengan pihak – pihak perbankan atau lembaga keuangan pemberi kredit yang mampu memberi modal yang lebih besar sebagai tambahan modal usahanya, karena lembaga-lembaga keuangan ini selalu melihat proses pencatatan

keuangan calon peminjam, jika mereka mampu melakukan pencatatan, hingga membuat laporan keuangan akan memudahkan mereka dalam mengakses pinjaman modal makro.

Kegigihan Bu Jasiyah dibuktikan dengan komitmen beliau, mulai tanggal 15 tiap bulannya, beliau aktif mengunjungi KSM-KSM untuk mengingatkan kewajiban membayar angsuran dan sekaligus menanyakan perkembangan kelompok. Dalam menjalankan aktifitas pendampingan kegiatan Dana Pinjaman Berguliran ini, beliau ditemani Ibu Yustin yang merupakan anggota BKM Pegulon Makmur Kelurahan Pegulon pokja Ekonomi. Ibu Yustin menjadi relawan atas keinginan beliau sendiri untuk membantu supaya Program ekolir tersebut bisa benar-benar bermanfaat dalam membantu warga miskin meningkatkan kesejahteraannya. Kegigihan mereka nampaknya mulai berbuah, kebiasaan cicilan harian dalam kaleng sudah dirasakan manfaatnya oleh KSM, buktinya, meski kelompok tersebut

Comment [a11]: Paragrap ini menunjukkan inovasi kreatif Ibu Jasiyah. Celengan kaleng awalnya untuk mengamankan angsuran hingga mencapai RR 100% (score aspek 1, inovasi dan kreativitas adalah 160)

Comment [a12]: Diyakini, kemampuan UPK untuk meminimalisir resiko gagal angsuran adalah berkat intervensi konsultan sehingga membuatnya meraih score tinggi ; 180 pada point 2 kualitas fasilitasi konsultan

Comment [a13]: ..tetapi menabung justru mampu memproyeksi pendapatan per hari dan mengatur keuangan (score untuk keberlanjutan 135)

Comment [a14]: Implikasi lain Sustainability terlihat dari paragrap ini (turut menyumbang score keberlanjutan 135) Struktur penulisan perlu dibenahi (score 60), tapi substansi sudah tercover

Page 23: Pedoman LKM

sudah tidak lagi mengakses pinjaman bergulirnya UPK-BKM, mereka tetap melanjutkan mengisi celengan kalengnya Klintinggg..... suara merdu celengan kaleng, semerdu harapan lepasnya rantai kemiskinan yang membelenggunya.

Juni2011by CD CORPS KENDAL Nama UPK : Jasiyah Telp. : 0294-384135 Nama BKM : PEGULON MAKMUR Kord. BKM : R. Unggul Basuki Telp. : 081325466452 Faskel : Apriliana Dewi Anggraeni, SE Tim : 003 Email : [email protected] : Kendal

Tabel Penilaian Celengan Kaleng Pegulon makmur Kendal Jateng No JUDUL

ARTIKEL ASPEK BEST PRACTICES

SCORE BOBOT NILAI KETERANGAN

1 Inovasi dan Kreativitas 8 20 160 Terlihat upaya kreatif untuk memperkaya strategi, teknik dan fasilitasi. Termasuk kegigihan mencapainya.

2 Kualitas Fasilitasi Konsultan Pengembangan Kapasitas Subjek Cerita

9 20 180 Memperlihatkan bahwa kesuksesan adalah hasil intervensi konsultan. Bukan sudah sukses sejak dulu sebelum didampingi, kemudian diklaim

3 Kesesuaian Bakuan Program

8 15 120 Kesesuaian tulisan dengan Standar Pedoman Umum, Pedoman Teknis daketentuan yang berlaku.

Perubahan Yang Terjadi Kondisi sebelum dan sesudah didampingi harus terlihat hasil fasilitasikonsultan. Jika sebelum dan sesudah didampingi sama saja maka bukan bespractices. Pada Tulisan yang terkait Tridaya (terutama infrastruktur dan sosial), harus memperlihatkan :

a Pemanfaat KK miskin (PS2)

kemanfaatan terhadap KK miskin (eksplisit disebutkan jumlahnya),

b Swadaya Besar besarnya swadaya (cash dan in kind

4

c Partisipasi Besar

9 20 180

partisipasi yang tinggi 5 Peluang Keberlanjutan 9 15 135 Terlihat peluang untuk

berkesinambungan dan berjangka panjang

6

Celengan Kaleng

Pegulon makmur Kendal Jateng

Kualitas Tulisan 6 10 60 sistematika tulisan dan isi pesan yang dimuat memenuhi syarat 5W+1 H. Enadibaca dan runtut, dilengkapi foto (caption), alamat BKM dan penulis, contact person (no telp)

TOTAL 835

23

Page 24: Pedoman LKM

Menguak Aktivitas Produksi Nata De Coco KSM Al-Ikhlas Kelurahan Rahandouna

KSM Al-Ikhlas : ”Berkat Bantuan Dana Bergulir Produksi Nata De Coco Berkembang Pesat ”,

Sekilas bagi masyarakat umum produksi Nata De Coco yang ditekuni oleh KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) Al-Ikhlas yang berdomisili di Perumnas Blok C No. 137 Kelurahan Rahandouna, mungkin terkesan biasa saja, namun siapa yang menyangka usaha yang telah dirintis sejak tahun 2009 yang awalnya hanya bermodalkan 2.500.000,- kini mengalami perkembangan pesat mencapai Rp. 45.000.000. Semua ini berkat bantuan modal dari PNPM-MP (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan) yang di fasilitasi oleh UPK (Unit Pengelola Keuangan) Kelurahan Rahandouna.

24

”Terima kasih”, itulah ungkapan rasa syukur yang diungkapkan oleh Nirwan (42) selaku Ketua KSM Al-Ikhlas mewakili rekan-rekan anggota KSMnya, kepada semua pelaku PNPM-MP.

”Hal ini karena KSM mengikuti pelatihan

pembuatan Nata De Coco yang didanai oleh BLM 1 PNPM-MP pada tahun 2009 lalu, kemudian ditindak lanjuti dengan bantuan pinjaman dari dana bergulir sebesar Rp 2.500.000,-, KSM Al-Ikhlas mulai mencoba memproduksi Nata De Coco. ”Awalnya produksi Nata De Coco masih berbentuk es lilin beku yang dalam sehari hanya memproduksi sebanyak 700 bungkus, dengan harga jual Rp 800,-/bungkus, saat itu kami belum mempekerjakan tenaga kerja, masih dikerjakan oleh anggota KSM Al-Ikhlas” kenangnya..

Comment [a15]: Coba cermati perubahan yang terjadi, dimulai dengan modal Rp. 2.5 juta berkembang menjadi Rp 45 juta dalam 2 tahun (menyumbang score intervensi konsultan; 120 dan perubahan yang terjadi : 180)

Comment [a16]: Pengembangan kapasitas oleh konsultan lagi turut berkontribusi pada score 120

Comment [a17]: Menceritakan kondisi sebelumnya dengan rinci, sebagai titik awal melihat perubahan (menyumbang score perubahan : 180)

Page 25: Pedoman LKM

Senada dengan penuturan Nirwan,

Koordinator BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat) Kelurahan Rahandouna Rahmadi Rija (52), yang juga selaku pengawas produksi, menambahkan ”bahwa seiring dengan meningkatnya permintaan,

25

pada tahun 2010 kemasan Nata De Coco bukan lagi dalam bentuk es lilin tetapi sudah dalam kemasan gelas dilengkapi dengan merk produksi. ”Alhamdulillah saat ini kami juga sudah memiliki alat pres lengkap dengan alat potongnya meskipun alat tersebut kami beli dengan kredit karna harganya mahal yakni Rp. 25.000.000; Dengan adanya alat pres dan pemotong, saat ini kami bisa memproduksi Nata De Coco sebanyak 50 kg/hari atau sebanyak 25 dos/hari. ”Hitungan dalam 1 dos berisi 24 gelas Nata De Coco, dengan harga jual Rp. 19.000;/dos. Adapun tempat pemasarannya itu di SD,SMP,SMA dan Super Market; ujar Nirwan.

Rahmadi Rija menambahkan, adapun manfaat yang dirasakan oleh anggota KSM Al-Ikhlas dari bantuan dana bergulir PNPM-MP disamping meningkatkan usaha, hampir seluruh anggota KSM Al-Ikhlas kini sudah dapat menabung dan mempekerjakan 5 orang karyawan dengan gaji Rp. 600.000;/bulan. Adapun harapan kami terhadap PNPM-MP, semoga bantuan dana bergulir terus digulirkan di masyarakat, utamanya kepada KSM Al -Ikhlas, karena permintaan pasar terhadap produksi Nata De Coco tinggi namun kendalanya alat pres dan pemotong masih kurang. ”Kami butuh alat yang lebih canggih lagi supaya hasil produksi bisa lebih banyak, kalau saat ini kami hanya bisa memproduksi 25 dos/hari target kami ke depannya jika dapat bantuan inginnya produksi bisa mencapai 50 dos/hari, dengan harapan semakin banyak produksi semakin banyak karyawan yang dipekerjakan dengan begitu kita juga mengurangi angka pengangguran di Kelurahan Rahandouna, harapnya”. (Ansar/0852,red***)

Comment [a18]: Menyumbang score perubahan (180) juga memperlihatkan kegigihan berkreasi (inovasi : 180)

Comment [a19]: Telah bertekad melipatgandakan kapasitas produksi dengan pembelian mesin press, membuat score inovasi tinggi (180)

Comment [a20]: Saat ini berhasil memproduksi jauh lebih banyak, dari 800 bungkus menjadi 25 dos (1 dos berisi 24 gelas). Kontribusi kedua perubahan (180) dan kreativitas (180)

Comment [a21]: Kesesuaian bakuan program menghendaki peningkatan kesejahteraan anggota (score 120). Kesuksesan ini sejak didampingi konsultan tahun 2009.

Comment [a22]: Tekad untuk memproduksi lebih banyak dan mendapatkan alat press dengan kapasitas lebih besar adalah bagian dari prospek usaha yang berkelanjutan berdasarkan permintaan pasar. Menyumbang score keberlanjutan cukup tinggi:135)

Comment [a23]: Nirwan sebagai koord KSM, dibina oleh Rahmadi Rija (koord BKM) tidak berorientasi pada laba semata, tapi mempekerjakan lebih banyak karyawan demi mengurangi pengangguran. Hal ini menambah score tinggi pada perubahan (180) dan keberlanjutan (135). Selain itu Kualitas tulisan cukup bagus (70)

Page 26: Pedoman LKM

26

Penilaian Aktivitas Produksi Sari Kelapa KSM Al-Ikhlas Kelurahan Rahandouna Sultra No JUDUL

ARTIKEL ASPEK BEST PRACTICES

SCORE BOBOT NILAI KETERANGAN

1 Inovasi dan Kreativitas 9 20 180 Terlihat upaya kreatif untuk memperkaya strategi, teknik dan fasilitasi. Termasuk kegigihan mencapainya.

2 Kualitas Fasilitasi Konsultan Pengembangan Kapasitas Subjek Cerita

6 20 120 Memperlihatkan bahwa kesuksesan adalah hasil intervensi konsultan. Bukan sudah sukses sejak dulu sebelum didampingi, kemudian diklaim.

3 Kesesuaian Bakuan Program

8 15 120 Kesesuaian tulisan dengan Standar Pedoman Umum, Pedoman Teknis dan ketentuan yang berlaku.

Perubahan Yang Terjadi

Kondisi sebelum dan sesudah didampingi harus terlihat hasil fasilitasi konsultan. Jika sebelum dan sesudah didampingi sama saja maka bukan best practices. Pada Tulisan yang terkait Tridaya (terutama infrastruktur dan sosial), harus memperlihatkan :

a Pemanfaat KK miskin (PS2)

kemanfaatan terhadap KK miskin (eksplisit disebutkan jumlahnya),

b Swadaya Besar besarnya swadaya (cash dan in kind)

4

c Partisipasi Besar

9 20 180

partisipasi yang tinggi 5 Peluang Keberlanjutan 9 15 135 Terlihat peluang untuk

berkesinambungan dan berjangka panjang

6

Menguak Aktivitas

Produksi Sari Kelapa KSM

Al-Ikhlas Kelurahan

Rahandouna

Kualitas Tulisan 7 10 70 sistematika tulisan dan isi pesan yang dimuat memenuhi syarat 5W+1 H. Enak dibaca dan runtut, dilengkapi foto (caption), alamat BKM dan penulis, contact person (no telp)

TOTAL 805

Page 27: Pedoman LKM

BERAWAL DARI COBA-COBA SEKARANG BISA DICOBA

27

rganic,.

KSM Lestari BKM Indah,Kelurahan Karang Rejo,Kecamatan Tarakan Barat, Kota Tarakan Memulai karir diPNPM pada tahun 2006 dulu masih P2KP namanya ketika melakukan Pemetaan Swadaya (PS) muncul ide dari bebrapa warga yang peduli terhadap lingkungan sekitar karena memang wilayah Kelurahan Karang Rejo ini berada pada wilayah padat penduduk, wilayah pantai yang kondisi air laut mengalami pasang surut dan berdekatan dengan pasar GUSER sehingga mengakibatkan wilayah tersebut kelihatan kumuh, jorok dan sampah berserakan disana sini, sehingga muncul rencana untuk membuat bagaimana agar

kondisi wilayah tersebut menjadi bersih dari sampah-sampah yang dibuang sembarangan oleh warga setempat. Memang ketika ide itu disampaikan kepada masyarakat muncul berbagai tanggapan dan persoalan dari warganya tetapi kami mencoba memberikan pemahaman kepada warga tersebut mengenai pentingnya lingkungan bersih dan aman dari berbagi penyakit, lambat laun seiring dengan proses berjalannya kegiatan tersebut warga masyrakat mulai sadar dan justru sekarang sangat mendukung atas kegitan pengolahan sampah menjadi pupuk o

Kunjungan Korkot dan Tim Faskel ke lokasi pengolahan Sampah menjadi pupuk Organik

Kegiatan pemanfaatan sampah menjadi pupuk organik terealisasi pada tahun 2007 dengan bantuan dari BLM P2KP hanya sebesar Rp 500.000,- (Lima Ratus Ribu Rupiah) dan swadaya masyarakat sebesar Rp. 3.000.000,- (Tiga Juta Rupiah) walau dengan keterbatasan dana yang ada kami biasa melakukan kegiatan dengan baik dan berjalan sesuai dengan rencana yang ada sementara tenaga yang kami kerjakan untuk mengelola sampah tersebut murni swadaya, tetapi dalam hal pengolahan sampahnya masih menggunakan alat tradisional yang sangat terbatas dan lokasi penampungannya pun belum memadai, seiring dengan berjalannya waktu dan melihat perkembangan yang sangat mengembirakan kemudian kami mencoba mensosialisasikan kepada pemerintah Kota Tarakan, pada itu juga kami mendapat kunjungan dari Borda Jerman dan CRD dari Jepang kemudian melihat kondisi pengolahan yang masih serba kekurangan sehingga beliau memberikan bantuan berupa bangunan gedung untuk penampungan sampah tersebut, dan sekarang sudah bekerjasama dengan DKPP Kota Tarakan dalam daur ulang sampah (ujar Paijan Ketua KSM Lestari).

Comment [a24]: Pengolahan sampah menjadi pupuk organik adalah salah satu inovasi untuk merubah kebiasaan masyarakat yg dilakukan sejak 2007 (menyumbang score inovasi yg dibangun dengan gigih; 180)

Comment [a25]: Sosialisasi dan menjalin kemittraan dengan Pemda Tarakan serta dukungan lembaga funding adalah bagian dari keberhasilan advokasi kebijakan (Fasilitasi konsultan dengan score : 140)

Page 28: Pedoman LKM

Untuk membuat program tersebut ketua KSM Lestari (Pajian) bersama-sama dengan anggotanya dan warga tersebut membuat perencanaa dan jadwal piket dalam pengambilan sampah dari tempat-tempat yang sudah disediakan di masing-masing lorong dan pinggir jalan, kemudian juga memberikan

28

pemahaman kepada masyarakat untuk terbiasa menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat

agar juga membuang sampah pada tempatnya dan bisa memisahkan sampah kering dan sampah basah (sampah organik dan non organik) serta adanya biaya kontribusi bagi masyarakat sebesar Rp.3.000/KK untuk membayar para pengambil/pengolah sampah tersebut.

Karena kepedulian untuk membuat lingkungan tetap bersih dan sehat maka KSM Lestari dipercaya untuk mewakili kelurahan Karang Rejo untuk mengikuti lomba tingkat Kota Tarakan dan mendapat dukungan penuh dari semua elemen masyarakat di kelurahan Karang Rejo mulai dari tokoh agama, tokoh masyarakat, LSM, PKK, LPM dll. hasilnya KSM Lestari mendapatkan juara pertama pada lomba tersebut. Selanjutnya KSM Lestari juga dipercaya oleh pemerintah kota Tarakan melalui DISPERINDAGKOP (Dinas Perdagangan dan Koperasi) Kota Tarakan untuk mewakili perlombaan ditingkat provinsi Kalimantan Timur dengan melakukan presentasi ke semua peserta dan juri dalam presentasi tersebut judul yang dibawa dalam makalah adalah Pupuk Organik menggumpal bagaimana cara mengatasinya? Alhamdulilah walaupun pada lomba ditingkat provinsi tidak ada persiapan sama sekali KSM Lestari berhasil mendapat Juara 3 di tingkat provinsi padahal hasil penilaian Dewan Juri dari pusat Jakarta ,KSM Lestari harusnya mendapat juara 1 hanya yang menjadi kekurangan KSM Lestari waktu itu adalah mengenai administrasi yaitu berkaitan dengan Absensi Rapat pada setiap melakukan pertemuan disekretariat KSM Lestari, sesehingga dewan juri dari pusat memutuskan KSM lestari mendapat juara 3 tingkat Provinsi.

Berkat dari hasil pengolahan sampah menjadi pupuk organik tanpa adanya rasa bau disekitar areal pengolahan sampah dengan kondisi wilayah yang pasang surut air laut dan berdekatan dengan pasar KSM Lestari berhasil mengelola sampah dengan baik justru sekarang ketua KSMnya (Paijan) sering menjadi Narasumber atau pembicara pada berbagi pertemuan dan juga pernah sebagai Narasumber dihotel Milenium di Kota Surabaya yang dihadiri oleh Pejabat Negara baik dari unsur Departemen Lingkungan Hidup, Departemen kesehatan,Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Cipta Karya, Bappenas dan tamu luar negeri yang dibuka langsung acaranya oleh bapak Wakil Presiden , dalam seminar tersebut (Paijan) membawakan materi (Pengolahan Sampah Organik di Wilayah Pemukiman Padat Penduduk, Pasang Surut Air Laut dan Berdekatan Dengan Pasar Tanpa menimbiulkan Bau) ini telah banyak menarik sejumlah peneliti dari mahasiswa S2 Universitas Gajah Mada dan Mahasiswa S2 dalam negeri yang menempuh pendidikan diluar negeri, karena KSM Lestari sudah mampu membuat pengolahan sampah organik dengan nilai PH sampai 19 dan tidak berbau serta satu-satunya KSM yang berhasil lolos di 5 besar dunia dalam pengolahan pupuk organik. Dengan keberhasilan ini juga KSM Lestari

Dokumentasi Kegiatan KSM Lestari

Comment [a26]: Bagian dari intervensi konsultan KSM dan Pemda terhadap masyarakat, turut menyumbang score aspek fasilitasi konsultan : 140)

Comment [a27]: Kontribusi Masyarakat untuk berswadaya demi keberlanjutan menyumbang score aspek perubahan yang terjadi ; 160)

Comment [a28]: Prestasi yang diraih adalah bagian dari pengakuan kreativitas dan inovasi yang dilakukan (score 180)

Comment [a29]: Problem solving persoalan sampah adalah bagian dari nilai lebih untuk melakukan perubahan perilaku (score 160), melebihi standar bakuan program (score; 120)

Comment [a30]: Prestasi yang diraih adalah bagian dari pengakuan pemerintah terhadap kreativitas dan inovasi yang dilakukan (score 180)

Comment [a31]: Menjadi pembicara pada berbagai seminar yg dihadiri pejabat nasional dan tamu luar negeri adalah prestasi luar biasa bagi sebuah KSM, menambah beberapa score sekaligus yaiyu inovasi dan kreativitas (180), intervensi yang dilakukan sesuai bakuan program (120), serta menggerakkan perubahan (score 180)

Page 29: Pedoman LKM

Kelurahan Karang Rejo mendapat bantuan sosial dari Pemerintah Kota Tarakan sebesar Rp.50 jt selama 2 tahun berturut-turut serta kunjungan dan bantuan langsung berupa alat pengolah kompos dari Mr.Takamura darin Jepang dan juga pernah sebagai tamu undangan selama 3 kali untuk bertemu dengan wapres Boediono di istana dari kurun waktu 2009 s/d 2010.

29

Alhasil dari keberhasilan ini juga KSM Lestari sudah berhasil mengembangkan dan memperluas jaringan kerjasama untuk memasarkan hasil produksi ke beberapa perusahaan seperti kerjasama dengan perusahaan MEDCO di Tarakan untuk penanaman bakau dan rumput serta pengembangan tanaman dengan menggunakan polyback bekerjasama dengan pemerintah Kota Tarakan supaya pupuk laku demi kelangsungan kesejahteraan anggota KSM .tetapi ada satu hal menarik pembelajaran yang kita peroleh dari KSM Lestari yaitu apapun

yang kita kerjakan kalau dengan hati yang ikhlas maka akan banyak yang kita peroleh dari suatu pekerjaan tersebut, KSM Lestari berprinsip “ Orang Lain Bisa, Kenapa Kita Tidak” itulah menjadi motivasi kami untuk bekerja bersama-sama membangun wilayah kita dan tujuan utama kami dalam pengolahan sampah ini adalah agar lingkungan disekitar kita tetap bersih dan sehat dan membiasakan masyarakat untuk membuang sampah pada tempat yang disediakan bukan membuang sampah disembarang tempat dan juga memisahkan antara sampah basah dan sampah kering.

Struktur KSM Lestari Kel.Karang Rejo Kec.tarakan Barat

Ketua KSM Lestari

Paijan Nur Ely

Waklil Ketua

Mahmud

BENDAHARA SEKRETARIS Adji Lydia Arlini

Fatimah Abdul Muthalib

Seksi Kontruksi Seksi Tenaga Kerja Seksi Logistik Samsudin Andriani

Sahude HM Al Manar

Ahmad Buyung M Nawir K

M A S Y A R A K A T

Hasil pengolahan dari sampah menjadi pupuk organic

Comment [a32]: Kontribusi Pemda Tarakan sebesar Rp 50 juta selama 2 tahun adalah bentuk keberhasilan advokasi kebijakan untuk melibatkan Pemda (perubahan yg terjadi ; 160), sehingga peluang keberlanjutan terbuka (score 120)

Comment [a33]: Memperluas jaringan kerjasama adalah bagian dari strategi keberlanjutan. Desain sustainability ini menyumbang score keberlanjutan ; 120)

Comment [a34]: Terbukti KSM ini visioner dalam mengembangkan perubahan (160). Kesaksian dari ybs ini cukup meyakinkan pembaca akan komitmennya Tulisan Korkot Tarakan ini lumayan runtut dan mudah dicerna (score 70)

Page 30: Pedoman LKM

Hasil produksi pupuk organic yang sudah dikemas Informasi lebih lanjut silakan menghubungi: BKM INDAH Kelurahan Karang Rejo, Kecamatan Tarakan Barat Jl. Yos Sudarso RT. 09 Kota Tarakan

Contact Person: - Izhar Sulaiman (Koordinator BKM), HP. 081347398092 - Faizan Nur Ely (Ketua KSM Lestari), HP. 085246009819

(Yasito) 0813 4627 4890 Korkot 3 Kota Tarakan Jl. Danau Jempang Rt.03 No. 36 Kel. Pamusian Kota Tarakan OC-6 Provinsi Kalimantan Timur PNPM Mandiri Perkotaan Jl. Antasari No. 01 Rt 05, Kota Samarinda Telp/Fax: 0541-768977 Tabel Penilaian Pengelolaan Sampah organik Tarakan Kaltim No JUDUL

ARTIKEL ASPEK BEST PRACTICES

SCORE BOBOT NILAI KETERANGAN

1 Inovasi dan Kreativitas 9 20 180 Terlihat upaya kreatif untuk memperkaystrategi, teknik dan fasilitasi. Termasuk kegigihan mencapainya.

2 Kualitas Fasilitasi Konsultan Pengembangan Kapasitas Subjek Cerita

7 20 140 Memperlihatkan bahwa kesuksesan adalah hasil intervensi konsultan. Bukansudah sukses sejak dulu sebelum didampingi, kemudian diklaim.

3 Kesesuaian Bakuan Program

8 15 120 Kesesuaian tulisan dengan Standar Pedoman Umum, Pedoman Teknis danketentuan yang berlaku.

4

Pengelolaan Sampah organik tarakan Kaltim

Perubahan Yang Terjadi

8 20 160 Kondisi sebelum dan sesudah didampingi harus terlihat hasil fasilitasi konsultan. Jika sebelum dan sesudah didampingi sama saja maka bukan bestpractices. Pada Tulisan yang terkait Tridaya (terutama infrastruktur dan sosial), harus memperlihatkan :

30

Page 31: Pedoman LKM

a Pemanfaat KK miskin (PS2)

kemanfaatan terhadap KK miskin (eksplisit disebutkan jumlahnya),

b Swadaya Besar besarnya swadaya (cash dan in kind)c Partisipasi Besar partisipasi yang tinggi

5 Peluang Keberlanjutan 8 15 120 Terlihat peluang untuk berkesinambungan dan berjangka panjang

6 Kualitas Tulisan 7 10 70 sistematika tulisan dan isi pesan yang dimuat memenuhi syarat 5W+1 H. Enakdibaca dan runtut, dilengkapi foto (caption), alamat BKM dan penulis, contact person (no telp)

TOTAL 790

Pelatihan Daur Ulang Sampah

Kegiatan Penyuluhan dan Pelatihan Daur ulang sampah merupakan rangkaian kegiatan peningkatan kapasitas dalam tahapan perencanaan partisipatif. Kegiatan ini berangkat dari hasil diskusi tim inti perencanaan partisipatif yang beranggapan bahwa sampah rumah tangga belum dikelola secara baik sehingga menjadi limbah rumah tangga. Selain itu, kelompok ibu-ibu dan perempuan pada umumnya tidak memiliki keterampilan sehingga aktifitas kesehariannya cenderung tidak efektif dan tidak bermanfaat bagi diri dan keluarganya.

31

Kegiatan ini diselenggarakan selama dua hari dengan melibatkan dua desa lokasi PLP-BK di Kabupaten Polewali Mandar yakni Desa Tumpiling dan Desa Tonrolima. Instruktur pelatihan berasal dari UKM Adhystia Kelurahan Karang Anyar Kecamatan Manggala Kota Makassar. Keterampilan yang diberikan kepada peserta terdiri dari pengolahan sampah plastic, pengolahan sampah kertas Koran dan pengolahan kompos dari limbah rumah tangga.

Peserta pelatihan dibagi menjadi dua kelompok yakni kelompok satu, difokuskan untuk keterampilan menjahit dan kelompok dua,

difokuskan untuk keterampilan mengolah kertas Koran dan plastic tipis, sedangkan keterampilan mengolah kompos diikuti oleh semua peserta. Pembagian kelompok dilakukan agar peserta dapat menguasai secara maksimal keterampilan yang diberikan sehingga nantinya diharapkan setiap kelompok dapat berbagi keterampilan dengan kelompok yang lain ataupun masyarakat umum.

Antusiasme peserta mengikuti pelatihan sangat tinggi, dibuktikan dengan bertambahnya jumlah peserta dihari kedua. Bahkan, kegiatan ini juga menarik minat

Comment [a35]: Gambaran kondisi sebelum diintervensi adalah limbah yang berlimpah dan ibu-ibu belum memiliki ketrampilan untuk mengolahnya. Kegiatan ini sesuai dengan bakuan program (score: 105). Kalimat ini juga mampu menjelaskan kondisi sebelum terjadi perubahan (score :140)

Comment [a36]: Intervensi yang diberikan berupa penguatan kapasitas pengolahan sampah kertas koran dan kompos. Hal ini memperlihatkan intervensi Konsultan (faskel, askot UP, KMW, TAPP) dan Pemda serta masyarakat (TIPP), score kualitas fasilitasi konsultan : 140

Comment [a37]: Antusiasme yang tinggi membuktikan komitmen masyarakat untuk terlibat (swadaya), menyumbang score dalam perubahan yang terjadi (140)

Page 32: Pedoman LKM

kelompok pemuda dari kedua desa tersebut. Keterampilan yang menarik minat kelompok pemuda adalah keterampilan mengolah sampah kertas Koran.

Materi keterampilan yang diberikan dapat dipahami dan dipraktekkan dengan baik oleh peserta. Hasil keterampilan berupa tas, sandal, tempat tissue dari Koran, taplak meja dari pembungkus indomie, dan bunga-bunga hiasan.

32

Pada saat penutupan pelatihan, peserta meminta kepada TIPP (Tim Inti Perencanaan Partisipatif) untuk difasilitasi pengadaan bahan praktek pedalaman keterampilan pasca pelatihan. Menyikapi hal tersebut, TIPP melakukan konsultasi kepada BKM dan fasilitator pendamping terkait permintaan fasilitasi pengadaan bahan bagi kelompok peserta pasca pelatihan. Selanjutnya, disepakati untuk mengalokasi dana pengadaan bahan sebesar satu juta dalam bagian RAB panitia pelaksana.

Pasca Pelatihan

Pengembangan keterampilan yang diterima membutuhkan bahan baku berupa sampah plastic dan kertas Koran. Kebutuhan bahan baku disikapi oleh TIPP dan Kelompok binaan yang terbentuk di Desa Tonrolima dengan cara melakukan sosialisasi dan kerjasama diwarung-warung dan kantor-kantor yang ada di ibukota kecamatan dan kabupaten. Pihak pemilik warung diajak membantu masyarakat dengan

memisahkan sampah-sampah yang dapat digunakan sebagai bahan baku untuk keterampilan daur ulang sampah.

Sosialisasi yang dilakukan TIPP Desa Tonrolima disambut baik oleh pihak pemilik warung dan kantor-kantor yang dikunjungi. Mereka menganggap bahwa daripada sampah yang ada dibuang dan mencemari lingkungan, lebih baik membantu kelompok keterampilan daur sampah karena selain membantu masyarakat, juga dapat mencegah pencemaran lingkungan.

Saat ini, kelompok binaan didua desa tersebut sedang mempersiapkan produk-produk

olahannya untuk dipamerkan dalam kegiatan ekspose RPLP dan RTPLP lokasi PLP-BK yang rencananya akan dilakukan ditingkat kecamatan.

Semoga keterampilan yang diterima dapat dikembangkan dan bermanfaat ekonomi bagi masyarakat miskin didua desa tersebut. (Agustiar Saleng, Askot Mandiri P2KP-Advance Kab. Polewali Mandar-Prov. Sulawesi Barat) Informasi lebih lanjut tentang kegiatan PLP-BK Desa Tonrolima Kab. Polewali Mandar dapat menghubungi :

Peserta dan Contoh Hasil Pelatihan

Comment [a38]: Hasil-hasil karya olahan limbah dan sampah menjadi barang-barang serbaguna merupakan hasil kreativitas (score : 160)

Comment [a39]: Rencana pengadaan bahan merupakan bagian dari keberlanjutan (score keberlanjutan : 120)

Comment [a40]: Sosialisasi dan membangun jaringan adalah bagian dari upaya mendorong keberlanjutan (score : 120)

Comment [a41]: Respon dari para pemilik warung dan kantor untuk mengirimkan sampah kepada TIPP Desa Tonrolima adalah bagian dari kans sustainability (score : 120)

Comment [a42]: Expose dan pameran hasil karya adalah bagian dari strategi pemasaran produk agar mendapatkan penghasilan serta tetap survive dan berkesinambungan (score : 120)

Page 33: Pedoman LKM

33

BKM Panca Karya Alamat : Jalan Poros Polewali-Mamuju Kec. Matakali Kab. Polewali Mandar Contact Person : Mawar,SS. Tlp. 081355149183 Korkot Sulawesi Barat : Jln. Cenderawasih No. 2 Kel. Pekkabata, Kec. Polewali Kab. Polewali Mandar-Sulawesi Barat Tlp. 0428-21257 Tabel Penilaian Pelatihan Daur Ulang Sampah, PLPBK Desa Tonrolima Kab. Polewali Mandar Sulawesi Barat

No

JUDUL ARTIKEL

ASPEK BEST PRACTICES

SCORE BOBOT NILAI KETERANGAN

1 Inovasi dan Kreativitas 8 20 160 Terlihat upaya kreatif untuk memperkstrategi, teknik dan fasilitasi. Termasukegigihan mencapainya.

2 Kualitas Fasilitasi Konsultan Pengembangan Kapasitas Subjek Cerita

7 20 140 Memperlihatkan bahwa kesuksesan adalah hasil intervensi konsultan. Buksudah sukses sejak dulu sebelum didampingi, kemudian diklaim.

3 Kesesuaian Bakuan Program

7 15 105 Kesesuaian tulisan dengan Standar Pedoman Umum, Pedoman Teknis dketentuan yang berlaku.

Perubahan Yang Terjadi Kondisi sebelum dan sesudah didampingi harus terlihat hasil fasilitaskonsultan. Jika sebelum dan sesudahdidampingi sama saja maka bukan bepractices. Pada Tulisan yang terkait Tridaya (terutama infrastruktur dan sosial), harus memperlihatkan :

a Pemanfaat KK miskin (PS2)

kemanfaatan terhadap KK miskin (eksplisit disebutkan jumlahnya),

b Swadaya Besar besarnya swadaya (cash dan in kin

4

c Partisipasi Besar

7 20 140

partisipasi yang tinggi 5 Peluang Keberlanjutan 8 15 120 Terlihat peluang untuk

berkesinambungan dan berjangka panjang

6

PELATIHAN DAUR ULANG

SAMPAH, PLP-BK Desa

Tonrolima Kab. Polewali Mandar

Kualitas Tulisan 6 10 60 sistematika tulisan dan isi pesan yangdimuat memenuhi syarat 5W+1 H. Endibaca dan runtut, dilengkapi foto (caption), alamat BKM dan penulis, contact person (no telp)

TOTAL 725

Page 34: Pedoman LKM

34

Lampiran 5: Panduan Menulis Best Practice 

A. PENDAHULUAN A.1. Apa Itu Best Practice?

Best practice bisa diartikan dengan praktik terbaik. Best practice bisa juga diartikan

dengan cerita sukses. Sumber atau materi cerita sukses ini berasal dari aktivitas program di

lokasi dampingan PNPM Mandiri Perkotaan. Sesuai namanya, maka cerita sukses yang

disajikan dalam bentuk tulisan diharapkan bisa menginspirasi pihak lain sekaligus menjadi

contoh pelaksanaan.

Menulis best practice membutuhkan ketelitian tersendiri. Ini dikarenakan, tulisan best

practice harus dikemas menarik, padat, informatif, serta mudah dipahami. Perlu diingat,

tulisan best practice berbeda dengan laporan kegiatan di lapangan. Untuk itulah, sebelum

menulis dibutuhkan diskusi terlebih dahulu untuk memastikan apakah materi yang hendak

ditulis masuk dalam kategori best practice atau bukan.

A.2. Apa yang Tergolong Best Practice? Best practice atau cerita sukses harus memiliki kelebihan tersendiri dibandingkan

cerita tentang kegiatan lain. Kelebihan itu bisa ditinjau dari sejumlah aspek yakni 10 Aspek

yang disederhanakan kembali dalam format penilaian, meliputi :

1. Adanya terobosan yang inovasi yang sudah dilakukan. Terlihat upaya kreatif untuk

memperkaya strategi, teknik dan fasilitasi. Termasuk kegigihan mencapainya

2. Kualitas Fasilitasi Konsultan dalam melakukan Pengembangan Kapasitas.

Memperlihatkan bahwa kesuksesan adalah hasil intervensi konsultan. Bukan sudah

sukses sejak dulu sebelum didampingi, kemudian diklaim

3. Kesesuaian tulisan dengan Standar Pedoman Umum, Pedoman Teknis dan ketentuan

yang berlaku

4. Kondisi sebelum dan sesudah didampingi harus terlihat hasil fasilitasi konsultan. Jika

sebelum dan sesudah didampingi sama saja maka bukan best practices. Pada Tulisan

yang terkait Tridaya (terutama infrastruktur dan sosial), harus memperlihatkan

kemanfaatan terhadap KK miskin (eksplisit disebutkan jumlahnya, besarnya swadaya

(cash dan in kind, partisipasi yang tinggi

5. Terlihat peluang untuk berkesinambungan dan berjangka panjang.

Page 35: Pedoman LKM

35

6. Sistematika tulisan dan isi pesan best practices yang dimuat harus memenuhi syarat

5W+1 H. Enak dibaca dan runtut, dilengkapi foto dengan keterangan (caption), alamat

BKM, penulis, contact person (no telp). Aspek keenam ini yang akan kita perdalam lebih

lanjut karena terkait dengan teknis penyajian dalam tulisan.

B. TEKNIK MENULIS BEST PRACTICE B.1. Modal Awal Sebelum Menulis

Setelah memahami kelebihan yang harus ada dalam tulisan best practice, tugas

berikutnya yang harus dilakukan adalah menuliskan cerita sukses tersebut. Materi tulisan

yang bagus bisa menjadi kurang menarik atau bahkan tidak menarik jika ditulis dengan

teknik yang salah. Ini sama halnya dengan cerita yang menarik tapi dibawakan oleh orang

yang tidak komunikatif dalam bercerita. Atau bisa juga sebuah cerita lucu menjadi tidak lucu

saat diceritakan oleh orang yang tidak bisa melucu.

Untuk menghasilkan tulisan yang baik, ada baiknya kita meniru gaya penulisan

berita di koran, atau majalah. Nah, sebelum menulis, ada sejumlah hal yang harus diketahui

oleh penulis, yakni:

Menguasai materi yang ingin disampaikan

Menguasai teknis penulisan

Mengerti nilai berita atau nilai penting cerita yang akan ditulis

Jika ketiga hal di atas sudah dipahami, maka langkah selanjutnya adalah mencoba

melukiskan atau menggambarkan obyek yang hendak ditulis. Penggambaran ini biasa juga

disebut dengan deskripsi. Dengan deskripsi yang baik, pembaca secara langsung diajak

menikmati tulisan tersebut sambil mengimajinasikannya. Imajinasi pembaca ini akan makin

terbangun jika tulisan best practice juga dilengkapi foto pendukung. Berikut contoh deskripsi

yang baik:

Sumardi tersenyum lepas. Wajah keriputnya tampak basah oleh keringat. Sebagai pedagang keliling, Sumardi harus menjajakan dagangannya dari kampung ke kampung. Pernah suatu ketika dia kehabisan modal usaha. Seorang tetangganya lantas mengenalkannya dengan BKM. Lewat pinjaman bergulir sebesar Rp 500.000, Sumardi akhirnya tak putus modal. Usahanya berlanjut. Dengan mencicil Rp 50.000/ bulan, Sumardi terus berdagang.

B.2. Rumus dalam Menulis

Dalam menulis best practice, rumus utama yang harus selalu ada yaitu 5W + 1H. 5

W yang dimaksud ini adalah: what, when, where, who, dan why. Adapun H yang dimaksud

adalah how. Jadi, pada saat hendak menginformasikan sesuatu dalam bentuk tulisan,

Page 36: Pedoman LKM

36

penulis harus bisa memastikan terlebih dahulu apa yang hendak ditulis. Apa pesan

utamanya dan apa judul tulisannya. Selanjutnya, tulisan dilengkapi dengan informasi

pendukung tentang lokasi (di mana), waktu (kapan), serta narasumber (siapa).

Narasumber yang dicantumkan dalam best practice adalah orang-orang yang dinilai

relevan untuk menyampaikan keterangan. Hal yang tak kalah penting dalam menulis best

practice adalah penjelasan tentang alasan (why). Nah, materi tulisan best practice akan

terasa hambar jika materi tulisan tidak menjelaskan aspek why. Sebab, aspek inilah

biasanya membuat pembaca penasaran. Untuk lebih jelasnya tentang penerapan 5W + 1H

ini bisa dilihat pada tabel berikut:

5 W +

1 H

Rincian

Materi Tulisan - Keterangan

WHAT Apa  tema yang ingin ditulis?   Apa saja hal‐hal yang ingin 

dituangkan dalam tulisan. 

Penjelasan tentang isu sub bidang kegiatan program: infra, pendidikan, kesehatan, gender, dll.

WHO Siapa yang menjadi tokoh utama? 

Siapa narasumber pendukung untuk memperkaya cerita? 

Penyebutan sumber dengan jelas baik dari: pelaku, pihak yang terlibat, masyarakat umum, stake holder, fasilitator, dll.

WHEN Kapan kegiatan itu terjadi?  Mulai kapan kegiatan itu 

dilaksanakan? 

Keterangan waktu yang bisa digunakan adalah: tahun, bulan, dan hari. Dengan adanya keterangan waktu, pembaca bisa mendapatkan gambaran tentang proses yang berjalan dalam kurun waktu tersebut yakni sebelum dan setelah kegiatan dilaksanakan.

WHERE Di mana lokasi kegiatannya?  Bagaimana gambaran lokasi 

kegiatannya? 

Dalam menjelaskan lokasi kegiatan ini bisa ditambahkan keterangan tentang sejarah, budaya, adat istiadat, maupun hal lain di lokasi kegiatan

WHY Mengapa terjadi WHAT?  Apa alasan dilakukannya kegiatan 

tersebut? 

Pemaparan tentang WHY ini merupakan materi yang paling menarik karena bisa dikupas dari berbagai sudut pandang.

HOW Bagaimana WHAT bisa terjadi?  Bagaimana proses kegiatan itu 

terjadi? 

Berisi penjelasan tentang alur, proses  serta mekanisme kegiatan.  

Jelaskan proses dari awal sampai dengan hasil akhir yang diperoleh. 

Untuk menghasilkan best practice yang layak muat situs www.p2kp.org , maka best

practice ditulis tak ubahnya sebuah feature sebagaimana yang banyak dipraktikkan oleh

wartawan. Gaya menulis yang digunakan adalah gaya menulis dengan analogi piramida

terbalik (inverted pyramid). Disebut demikian, karena susunan tulisannya menempatkan

informasi utama atau paling menarik dan paling penting di awal tulisan. Dengan cara ini,

Page 37: Pedoman LKM

diasumsikan pembaca sudah mampu mengetahui isi best practice secara keseluruhan

meskipun hanya membaca paragraf pertamanya. Susunan tulisan dalam best practice ini

bisa dilihat pada bagan di bawah ini.

Judul Tulisan Best Practice

37

Teras/lead/intro ke-1 Teras/lead/intro ke-2

Penjabaran teras/lead

Latar cerita

Ran

gkuman

Pusat perhatian maksimal

Blok utama

informasi

Tubuh cerita atau story body

B.3. Memilih Lead atau Awalan Tulisan

Mengacu pada model piramida terbalik di atas, materi informasi yang dirumuskan

dengan 5 W + 1 H harus dipaparkan pada blok utama informasi. Ini bertujuan agar tulisan

tersebut mendapatkan perhatian maksimal dari pembaca. Guna menarik perhatian pembaca,

pilihlah lead atau awalan berita yang menarik. Untuk penulisan best practice, buatlah lead

yang berisi tulisan tentang aspek yang paling menarik.

Lead tak ubahnya sebuah kail atau pancingan. Dengan lead yang baik, maka

pembaca akan terpancing untuk membaca paragraf pertama, kedua, ketiga, dan selanjutnya.

Karenanya, lead mempunyai 2 (dua) tujuan utama yaitu:

Menarik pembaca untuk mengikuti materi informasi yang disajikan

Membuka dan membuat jalan agar informasi bisa tersaji dengan lancar

Dari sekian jenis lead untuk menulis best practice, ada beberapa jenis lead yang

bisa dipakai untuk menulis best practice yaitu:

Page 38: Pedoman LKM

38

a. Lead Ringkasan

Lead ringkasan ini sama dengan lead yang biasa dipakai untuk menulis berita keras

(hard news). Dengan lead jenis ini, yang ditulis cukup inti informasinya dan selanjutnya

keputusan untuk membaca informasi tersebut secara utuh ada di tangan pembaca. Lead

jenis ini biasanya digunakan pada saat materi informasinya kuat dan menarik sehingga

pembaca akan langsung tergerak untuk membaca materi secara utuh. Contohnya

adalah:

Hanya butuh waktu 3 bulan untuk membangun jembatan gantung ini. Dari Rp 100 juta dana yang diperlukan, Rp 70 juta berasal dari swadaya warga. Sekitar 150 orang warga juga ikut bekerja membangun jembatan sepanjang 50 meter yang menghubungkan 2 desa.

b. Lead Deskriptif

Lead deskriptif bisa menciptakan gambaran dalam pikiran pembaca tentang suatu tokoh

atau tempat kejadian. Lead ini cocok untuk menulis profil pribadi. Lead deskriptif

menempatkan pembaca beberapa meter di luarnya, dalam posisi menonton, mendengar,

dan mencium baunya.

Lima unit solar cell penghasil listrik itu kini sudah terpasang. Kampung yang dulunya gelap pada malam hari, kini menjadi terang dengan adanya listrik. Meski harga solar cell tergolong sangat mahal, namun solusi ini dianggap paling tepat untuk bisa mendatangkan listrik di daerah terpencil dan jauh dari jangkauan PLN.

c. Lead Pertanyaan

Lead ini efektif bila berhasil menantang pengetahuan atau rasa ingin tahu pembaca.

Dalam banyak hal, lead ini cuma taktik. Penulis yang menggunakan lead ini tahu bahwa

ada pembaca yang sudah tahu jawabannya, ada yang belum. Yang ingin ditimbulkan

oleh lead ini rasa ingin tahu pembaca: yang belum tahu, mestinya terus ingin

membacanya; sedangkan yang sudah tahu dibuat ragu-ragu apakah pengetahuannya

cocok dengan informasi penulis. Banyak penulis enggan memakai lead ini karena

pembaca serinq dibuat kesal oleh jebakannya. Biasanya lead bercerita atau deskriptif

lebih disukai.

Apa jadinya jika septi tank kolektif itu tidak ada? Padahal, banyak warga membutuhkannya.

Page 39: Pedoman LKM

39

B.4. Menulis Lead

Dari ketiga jenis lead di atas, penulis bisa memilih lead mana yang dinilai paling pas

untuk memulai sebuah tulisan best practice. Sekali saja penulis memilih lead dan memilih

pendekatan dasarnya, ia menghadapi problem memilih kombinasi kata-kata. Bagaimanapun

imajinatif dan menariknya gagasannya untuk satu lead yang bagus, seorang penulis masih

bisa tergelincir dalam merenggut perhatian pembaca bila kombinasi kata-katanya payah.

Berikut contohnya:

Setiap pagi, sekitar pukul 07.30, ketika matahari masih bersinar merah di Percut, sebuah kota pantai 22 kilometer dari Medan, Hotman Sinaga, 32 tahun, memulai pekerjaannya sebagai penyadap tuak. Ia kayuh sepedanya menuju kebun kelapa....(TEMPO, 11 Juni 1994, "Ketika Minuman Keras Melekat Bersama Tradisi").

Lead tersebut terlalu panjang, tapi untunglah susunan kata-katanya bagus. Ide yang

sama bisa ditulis lebih jelek oleh penulis yang kurang mampu, sehingga lead yang ditulis

menjadi berikut:

Pagi-pagi, lebih kurang pukul 07.30. pagi, ketika matahari terlihat bersinar merah di Percut, yakni sebuah kota pantai yang terletak lebih kurang 22 kilometer dari Medan, seorang penyadap tuak bernama Hotman Sinaga, 32 tahun, mulai bekerja sebagai penyadap tuak....

Bandingkanlah kedua lead itu. Idenya sama. Hal yang dibicarakan juga sama. Tapi

yang pertama lebih efektif dan ringkas, sedangkan yang kedua banyak kata bisa dihilangkan

tanpa mengubah gambaran yang ingin disampaikan.

B.5. Persiapan Menulis Best Practice

Sebelum menulis best practice ada sejumlah langkah serta persiapan yang perlu

dilakukan oleh penulis. Seperti telah dijelaskan di atas, penulis best practice harus

menguasai materi menguasai materi tulisan. Menguasai materi berarti mengetahui dan

paham terhadap obyek yang hendak ditulis. Guna menguasai materi tulisan, berikut langkah-

langkah yang harus dilakukan:

Melihat langsung hasil kegiatan di PNPM Mandiri Perkotaan

Menggali informasi seputar kegiatan kepada pihak-pihak yang terlibat

Memilih angle atau sudut pandang penulisan

Dalam menggali informasi, penulis perlu melakukan wawancara dengan sejumlah

narasumber yang dinilai relevan untuk dikutip pendapatnya dalam tulisan best practice.

Page 40: Pedoman LKM

40

Kutipan pendapat ini penting untuk memperkaya tulisan agar makin menarik, imajinatif, serta

menggugah inspirasi pembaca best practice. Bahkan kerapkali membantu kita untuk

menyelami apa yang dirasakan oleh para penikmat kegiatan.

Jangan sampai narasumber dalam tulisan best practice didominasi oleh opini atau

pendapat Fasilitator Kelurahan (Faskel). Jika narasumbernya hanya Faskel, tulisan best

practice akan terasa miskin dan subyektif. Tidak hanya itu, tulisan best practice yang

didominasi oleh opini Faskel bisa terkesan menggurui. Padahal, kesan menggurui inilah

yang justru harus dihindari. Sebab, tulisan best practice lebih diarahkan untuk menggugah

inspirasi. Untuk itulah, penulis best practice harus melakukan wawancara kepada: warga

penerima manfaat, pengurus BKM, pengurus UPS, tokoh masyarakat setempat serta pihak

lain yang dinilai relevan. Berikut disajikan tabel kisi-kisi panduan wawancara untuk menulis

best practice.

No Aspek Pertanyaan 1 Riwayat masalah Sejak kapan masalah itu terjadi?

Bentuk masalahnya seperti apa? Apa yang menjadikan masalah dirasa memprihatinkan? Apa yang mendominasi masalah tersebut? Usaha atau tindakan apa yang sudah dilakukan selama ini

untuk menghadapi masalah tersebut? 2 Skala masalah Masalah apa yang paling dirasakan memberatkan?

Apa situasi atau kondisi yang mendatangkan kerugian, padahal usaha dan kerja keras sudah dilakukan?

Kondisi apa yang masih memberikan rasa optimisme/ percaya diri?

Mohon dijelaskan proses kerja keras/ usaha tersebut? Cerita sukses Apa bentuk keberhasilan?

Bisa dijelaskan bagaimana peningkatan usahanya baik dari sisi volume atau keuntungan

Adakah inovasi/kreatifitas/ ide kreatif yang dihasilkan/sudah dilakukan?

Apa bentuk ide tersebut? Adakah program/tindakan/penemuan di bidang yang

ditekuni? Apakah inovasi tersebut sudah mendapatkan perhatian

dari pihak terkait misalnya dari dinas atau pihak swasta. Apa wujud/ bentuk perhatian atas keberhasilan itu? Apakah ada penghargaan/bantuan/stimulan yang

diterima? 4 Kondisi terkini Bagaimana kondisinya saat ini?

Apa saja realita yang terlihat? Bagi pelaku, kondisi ini memprihatinkan, padahal

bagaimana seharusnya? Jika kondisi ini dibiarkan terus menerus, bagaimana

dampak yang muncul? Misal dari sisi harga, peluang usaha dll.

Page 41: Pedoman LKM

41

5 Riwayat hidup Bagaimana suasana lahir, tumbuh, lingkungan, latar belakang keluarga/orang tua?

Adakah hal tersebut berhubungan dengan usaha yang dijalani ini?

Apa alasan konsisten dengan pilihan usaha ini? Etika/ moral/ idealisme dari pilihan ini? (misal: kemanfaatan, agar tidak tergantung, menghindari kondisi negatif,jelaskan)

Bagaimana kondisi usaha sekarang? (kelompok penerima manfaat, jumlah, volume, keuntungan?

Apa saja varitas yang dikembangkan? Bagaimana perkembangan usaha di lingkungan sekitar? Bagaimana langkah pemasaran luar daerah? Apakah ada pengembangan jaringan? Apakah ada perhatian dari dinas/pihak lain?

Kisi-kisi wawancara di atas bisa dikembangkan sesuai kebutuhan yang ada di

lapangan atau di lokasi dampingan. Untuk memudahkan penerapannya, maka penulis best

practice harus lebih kreatif dalam menggali sisi menarik dari obyek yang hendak ditulis.

B.6. Memilih Angle atau Sudut Pandang

Menulis best practice tak ubahnya memotret sebuah obyek yang ada di depan mata

kita. Agar hasil jepretan bagus dan menarik, seorang fotografer dituntut jeli dalam

menentukan sudut pandang pengambilan gambar. Gambar yang diam, bisa diambil dari

berbagai sudut. Misalnya diambil dari sisi kanan, kiri, depan, belakang, atas, dan bawah.

Bisa juga dijepret dari jarak dekat atau jarak jauh. Perbedaan angle akan menjadikan hasil

akhir foto berbeda nilai artistiknya.

Sama halnya dengan kegiatan menulis. Seorang penulis juga dituntut peka dalam

menentukan angle yang dianggap paling tepat. Angle yang tajam menjadi kunci untuk bisa

menghasilkan tulisan best practice yang bagus dan menarik untuk dibaca.

Merumuskan angle bisa dikatakan gampang-gampang susah. Penulis senior pun

kerap masih harus berjuang memilih dan memilah angle yang menarik. Pertimbangan

utamanya adalah kriteria layak berita (newsworthy), mulai dari aktualitas, eksklusifvitas,

signifikansi, human interest, sampai keunikan. Setiap sudut pandang harus dirujuk pada

kriteria newsworthy, lalu diuji mana sudut pandang paling penting dan menarik untuk

pembaca.

Agar mudah menemukan angle, gunakanlah kalimat tanya sebagai alat

mempermudah perumusan. Misalnya, mengapa septi tank kolektif itu perlu dibangun? Apa

yang membuat warga setuju membangun septi tank kolektif? Benarkah warga mau

melakukan swadaya untuk pembangunan jembatan gantung?

Page 42: Pedoman LKM

Seorang penulis harus setia dan disiplin pada angle yang sudah dipilihnya. Jika

dalam satu tulisan ada lebih dari satu angle, maka fokus akan terbelah. Akibatnya,

pembahasan tidak mendalam dan malah jadi melebar tak tentu arah. Jika hal ini terjadi,

pembaca bisa menjadi bosan. Untuk itulah, perumusan angle perlu diikuti dengan

penjabaran outline, kerangka tulisan. Outline ini terutama perlu untuk tulisan yang bermateri

kompleks dan panjang. Pada outline ini, penulis merencanakan bagaimana cara penggalian

bahan tulisan, bisa melalui wawancara, reportase, dan juga riset pustaka.

B.7. Contoh Anatomi Tulisan Best Practice

Meskipun dalam scoring hanya berbobot kecil, namun sistematika penulisan perlu

untuk kita pelajari. Sama seperti tubuh kita, sebuah tulisan juga memiliki anatomi. Anatomi

inilah yang menjelaskan apa saja bagian yang terdapat dalam sebuah tulisan. Dengan

memahami anatomi tulisan, kita akan lebih mudah untuk membayangkan bagaimana hasil

akhir dari tulisan best practice yang disusun. Berikut ini contoh anatomi tulisan best practice

yang bisa dijadikan referensi.

42

Produksi Sari Kelapa Bermodal Jutaan, Kini Beromzet Puluhan Juta

Dari 700 bungkus per hari, kini produksi sari kelapa dari KSM Al Ikhlas

sudah mencapai 25 dos per hari. Usaha yang dimulai dengan modal Rp 2,5 juta itu, kini sudah memiliki omzet Rp 45 juta.

Perkembangan usaha produksi sari kelapa ini tidak lepas dari kerja keras

yang ditekuni Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Al Ikhlas. KSM yang berlokasi di Perumnas Blok C No. 137 Kelurahan Rahandouna ini membuat sari kelapa sejak 2009 silam. Produksi sari kelapa yang awalnya dibuat dengan alat tradisional tersebut terus berkembang sejak difasilitasi oleh Unit Pengelola Keuangan (UPK) Kelurahan Rahandouna.

Penjelasan tentang: siapa (who), di mana (where), apa (what), kapan (when), serta bagaimana (how)

Lead

Judul tulisan

Page 43: Pedoman LKM

“Awalnya, kami mengikuti pelatihan pembuatan sari kelapa yang didanai oleh

BLM 1 PNPM-MP pada tahun 2009. Pelatihan itu kemudian ditindaklanjuti dengan bantuan pinjaman dari dana bergulir sebesar Rp 2,5 juta. Dari situlah, KSM Al-Ikhlas mulai mencoba memproduksi sari kelapa,” ungkap Nirwan (42) Ketua KSM Al Ikhlas.

Pendalaman tentang bagaimana (how) dan ke proses

Sari kelapa buatan KSM Al Ikhlas awalnya berbentuk es lilin beku. Dalam

sehari, KSM ini hanya memproduksi 700 bungkus sari kelapa dengan harga jual Rp 800 per bungkus. Saat itu, belum ada tenaga kerja lain. Seluruh aktivitas produksi masih dikerjakan oleh anggota KSM Al-Ikhlas.

Peluang meningkatkan omzet bisnis sari kelapa mulai terbuka seiring dibelinya alat pres lengkap dengan alat potongnya pada 2010 lalu. Dengan alat ini, sari kelapa tidak lagi berbentuk es lilin tapi sudah dikemas dalam gelas plastik yang lebih moderen dan higienis.

“Alat tersebut harganya mahal, yakni Rp 25 juta. Karena itu, kami membelinya dengan kredit,” ujar Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Kelurahan Rahandouna Rahmadi Rija (52). Di KSM Al Ikhlas, Rahmadi Rija bertugas sebagai pengawas produksi sari kelapa.

Dengan adanya alat pres dan pemotong, saat ini KSM Al Ikhlas mampu memproduksi 50 kg sari kelapa per hari. Jumlah tersebut sama dengan 25 dos sari kelapa per hari.

Penjelasan tentang mengapa (why) membeli alat baru

”Dalam 1 dos berisi 24 gelas sari kelapa dengan harga jual Rp 19 ribu per

dos. Adapun tempat pemasarannya itu di SD, SMP, SMA dan supemarket,” ujar Nirwan.

Rahmadi Rija mengakui manfaat yang dirasakan anggota KSM Al-Ikhlas dari bantuan dana bergulir PNPM-MP. Selain untuk meningkatkan usaha, hampir seluruh anggota KSM Al-Ikhlas kini sudah dapat menabung dan mempekerjakan 5 orang karyawan dengan gaji Rp 600 ribu bulan. Mereka berharap agar bantuan dana bergulir masih bisa digulirkan kepada KSM Al Ikhlas untuk mengembangkan usahanya.

”Kami butuh alat yang lebih canggih lagi supaya hasil produksi bisa lebih banyak, kalau saat ini kami hanya bisa memproduksi 25 dos per hari target kami ke depannya jika dapat bantuan inginnya produksi bisa mencapai 50 dos per hari, dengan harapan semakin banyak produksi semakin banyak karyawan yang dipekerjakan dengan begitu kita juga mengurangi angka pengangguran di Kelurahan Rahandouna,” tegas Nirwan.

43

Page 44: Pedoman LKM

44

Sebagai contoh lain Mari Kita Coba Menstrukturkan Kembali tulisan Celengan Kaleng di atas

–yang sebenarnya sudah cukup bagus- ke dalam struktur Piramida untuk meruntutkan mana

yang lead yang merupakan pesan utama (main message) dan mana yang kembangan

cerita. Selanjutnya, pendalaman yang berfungsi menerangkan lebih rinci dapat disampaikan

dengan gaya yang lain. Kira-kira menjadi seperti ini :

Celengan Kaleng, Resep Jitu Bayar Angsuran Tepat Waktu

Membayar angsuran pinjaman tepat waktu. Ini bukan perkara gampang. Namun, bu Jasiyah di Desa Pegulan Kecamatan Kota Kendal Jateng berhasil mengajak warga agar mampu membayar cicilan tepat waktu. Resepnya: memanfaatkan kaleng bekas rokok.

Setiap tanggal 15, bu Jasiyah menyempatkan diri menyambangi setiap Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) di desanya. Ibu muda dengan 3 orang anak ini dengan telaten mengingatkan anggota KSM untuk tidak telat membayar cicilan pinjaman bergulir. Hasilnya, selama 2 tahun terakhir rate of return (RR) atau tingkat pengembalian pinjaman di BKM Pegulon Makmur selalu 100 % Membayar cicilan tepat waktu merupakan salah satu nilai penting yang terus ditanamkan kepada penerima manfaat PNPM Mandiri Perkotaan. Dengan pembayaran pinjaman yang tepat waktu, modal usaha yang dikelola Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) bisa digulirkan kepada penerima manfaat lain. Agar cicilan tidak tersendat, BKM Pegulon Makmur menugaskan Bu Jasiyah mengkoordinir KSM dalam membayar cicilan pinjaman. Adapun cara yang ditempuh oleh Bu Jasiyah dan pengurus KSM cukup unik yakni memanfaatkan kaleng bekas rokok sebagai celengan. Selayaknya sebuah celengan, masing-masing kaleng diberi nama anggota KSM. Lalu, setiap harinya masing-masing anggota KSM diminta mengisi celengan tersebut sesuai dengan kemampuannya. Menjelang tanggal angsuran, kaleng-kaleng ini dibuka bersama. Isi celengan dihitung. Jika jumlah uang dalam kaleng ada yang kurang, maka pemilik nama yang tercantum di kaleng harus menambah jumlah uangnya agar klop dengan jumlah cicilan yang harus dibayarkan. Namun jika kondisinya tidak memungkinkan, maka anggota yang lain yang memiliki jumlah uang lebih akan meminjaminya. Dalam praktiknya, sistem angsuran harian dengan kaleng ini akan menyisakan nilai yang lebih besar dari yang seharusnya disetor ke Unit Pelaksana Kegiatan (UPK). Atas anjuran dari UPK, kelebihan uang tersebut akan ditabung sebagai tabungan kelompok. Cara ini cukup efektif selain meringankan serta mendorong para anggota KSM selalu disiplin dalam mengelola keuangan, sehingga mampu meminimalkan risiko gagal angsuran. Hingga kini, Bu Jasiyah yang dibantu tim pendamping khususnya Fasilitator Ekonomi tidak surut. Mereka akan terus memberikan pelatihan manajemen keuangan yang lebih baik agar nantinya KSM pemanfaat bisa bermitra dengan perbankan atau lembaga keuangan pemberi kredit yang mampu memberi modal yang lebih besar. Sebab, lembaga-lembaga keuangan ini selalu melihat proses pencatatan keuangan calon peminjam. Jika mereka mampu

Page 45: Pedoman LKM

45

melakukan pencatatan hingga membuat laporan keuangan maka hal itu akan memudahkan mereka dalam mengakses pinjaman modal makro. Dalam menjalankan aktivitas pendampingan kegiatan Dana Pinjaman Berguliran ini, Bu Jasiyah tidaklah sendiri. Dia ditemani bu Yustin yang merupakan anggota BKM Pegulon Makmur Kelurahan Pegulon Pokja Ekonomi. Bu Yustin menjadi relawan atas keinginan beliau sendiri untuk membantu supaya Program ekolir tersebut bisa benar-benar bermanfaat dalam membantu warga miskin meningkatkan kesejahteraannya. Kegigihan mereka nampaknya mulai berbuah, kebiasaan cicilan harian dalam kaleng sudah dirasakan manfaatnya oleh KSM, buktinya, meski kelompok tersebut sudah tidak lagi mengakses pinjaman bergulirnya UPK-BKM, mereka tetap melanjutkan mengisi celengan kalengnya