PEDOMAN KPP Terpadu BP-PNFI Reg-I.
-
Upload
reni-hanifah -
Category
Documents
-
view
161 -
download
4
Transcript of PEDOMAN KPP Terpadu BP-PNFI Reg-I.
PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu
1
PEDOMAN PENGAJUAN PROPOSALPEDOMAN PENGAJUAN PROPOSALPEDOMAN PENGAJUAN PROPOSALPEDOMAN PENGAJUAN PROPOSAL PENYELENGGARAAN PENYELENGGARAAN PENYELENGGARAAN PENYELENGGARAAN
KURSUS PARAKURSUS PARAKURSUS PARAKURSUS PARA----PROFESI (KPP) PROFESI (KPP) PROFESI (KPP) PROFESI (KPP) TERPADU TERPADU TERPADU TERPADU
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN NON FORMAL DAN INFORMAL
BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN NON FORMAL DAN INFORMAL
(BP-PNFI) REGIONAL I MEDAN
TAHUN 2008
PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu
2
KATA PENGANTAR
Kebijakan Direktorat Pembinaan Kursus dan
Kelembagaan tentang penyelenggaraan program Kursus
Para Profesi (KPP) Terpadu di wilayah koordinasi BP-
PNFI Regional I yang menegaskan tentang peran
Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dalam peyelenggaraan
program yang melibatkan partisipasi instansi lainnya
dalam hal pembelajaran dan penempatan lulusan.
Sehubungan dengan hal tersebut, BP-PNFI
Regional I berupaya untuk menyusun pedoman
penyusunan proposal sebagai acuan bagi SKB dalam
menyusun dan mengajukan proposal penyelenggaraan
program berdasarkan ketentuan yang ditetapkan.
Semoga pedoman ini bermanfaat bagi SKB dan
lembaga lainnya.
Medan, Mei 2008
Kepala BP-PNFI Regional I
Drs. H. Chairuddin Samosir, M.Pd
NIP. 130467404
PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu
3
DAFTAR ISI Halaman
Kata Pengantar …………………………… i
Daftar Isi ……………………………….. ii BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………….. 1
B. Dasar Hukum ……………. 5
C. Pengertian …….…………… 6
D. Tujuan ……….. …………… 7
E. Kegunaan/Manfaat………… 7
F. Lembaga Penyelenggara ….. 8 BAB II PROSEDUR PENYUSUNAN DAN
PENGAJUAN PROPOSAL
A. Penyusunan Proposal……… 12
B. Mekanisme Pengajuan
Proposal ……………….…
20
BAB III PENILAIAN PROPOSAL DAN
PENETAPAN LEMBAGA
A. Tim Penilai ......…….……… 21
B. Mekanisme Penilaian……… 21
C. Penetapan Lembaga ....…… 22
D. Penyaluran Dana .................. 23 BAB IV PENYELENGGARAAN PROGRAM
KPP TERPADU
A. Identifikasi dan Seleksi ........ 24
B. Pelaksanaan Pelatihan ......… 26
C. Uji Kompetensi .................... 28
D. Penyaluran dan Penempatan.. 29 BAB V PENGENDALIAN PELAKSANAAN
PROGRAM
A. Pemantauan .....…….……… 30
B. Evaluasi ....................……… 31
C. Pelaporan ......................…… 32
BAB V PENUTUP 34
PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan pembangunan yang terjadi
pada berbagai sektor memberikan dampak terhadap
perubahan nilai-nilai sosial dan ekonomi yang
mendorong suasana kehidupan yang lebih baik dan
lebih bermutu. Namun disisi lain pembangunan itu
sendiri juga masih terdapat masalah lain yang dapat
mempengaruhi proses pemanfaatan hasil
pembangunan. Masalah pengangguran merupakan
masalah yang paling mengemuka dan mengundang
perhatian banyak pihak, baik swasta maupun
pemerintah mengingat efek yang ditimbulkan oleh
pertumbuhan pengangguran terhadap pertumbuhan
angka kemiskinan.
Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan
Februari 2006 menyatakan bahwa terdapat 11,1 juta
penduduk (10,4 %) usia 15 tahun ke atas
menganggur dan sebanyak 29,9 juta setengah
menganggur. Total angkatan kerja sekitar 106,3 juta
PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu
5
orang dengan pertumbuhan sekitar 500.000
orang/tahun.
Selanjutnya dari 11,1 juta orang yang
dinyatakan sebagai penganggur terbuka, terdapat
31,78% berpendidikan SD ke bawah, 25,76%
berpendidikan SLTP, 36,44% berpendidikan SLTA
dan 6,05% berpendidikan Diploma sampai sarjana.
Sementara itu pada tahun 2006, Bank dunia juga
melaporkan bahwa di Indonesia terdapat sekitar
108,7 penduduk yang rentan terhadap kemiskinan.
Dari berbagai bentuk pengkajian yang
dilakukan, disimpulkan bahwa paling tidak terdapat
tiga faktor penting yang menyebabkan terjadinya
pengangguran.
Pertama, jumlah pencari kerja lebih besar dari jumlah
kesempatan kerja yang tersedia. Kedua, kesenjangan
antara kualitas pencari kerja dan kualifikasi yang
dibutuhkan oleh pasar kerja, dan ketiga, terjadinya
pemutusan hubungan kerja (PHK) karena alasan
efesiensi dan kebangkrutan dunia usaha industri
(DUDI). Dari ketiga faktor tersebut, faktor pertama
PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu
6
dan kedua merupakan faktor dominan yang
membutuhkan penanganan yang sungguh-sungguh.
Pada dasarnya, pengangguran tidak semata-
mata disebabkan oleh kesenjangan antara jumlah
pencari kerja dan kesempatan kerja yang tersedia.
Banyak kasus, kesempatan kerja tersedia baik di
dalam maupun di luar negeri, tetapi pencari kerja
tidak memenuhi kualifikasi yang sesuai dengan
kebutuhan calon pengguna kerja. Akibatnya,
kesempatan kerja yang tersedia tidak termanfaatkan
sehingga jumlah penganggur makin bertambah.
Masalah penganguran merupakan masalah
krusial karena sangat besar sumbangannya terhadap
tingkat kemiskinan serta dapat menimbulkan
kerawanan sosial, ekonomi dan keamanan. Oleh
karena itu masalah pengangguran harus segera
diatasi. Diantara upaya yang dapat dilakukan adalah
dengan memfasilitasi pendidikan dan pelatihan
dalam bentuk kursus yang menggunakan pola,
metode, pendekatan dan strategi penyelenggaraan
yang disesuaikan dengan karakteristik serta tujuan
utama penyelenggaraan program. Kursus Para
PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu
7
Profesi misalnya, lebih diarahkan pada
penyelenggaraan program untuk mempersiapkan
tenaga kerja yang terampil serta siap memasuki
dunia kerja. Akan tetapi, pada penyelenggaraan
program sebagai upaya perluasan lapangan kerja
yang dilakukan selama ini belum terkoordinasi
dengan baik dan masih bersifat sektoral sehingga
mutu serta serta relevansi yang dihasilkan sangat
variatif dan cenderung belum mampu memberikan
hasil yang menggembirakan. Pada hal persaingan
tenaga kerja pada tingkat lokal, regional dan global
menuntut tenaga-tenaga terampil dan profesional
dengan kompetensi yang relevan dengan kebutuhan
pasar kerja. Oleh karena itu diperlukan harmonisasi
antar sektor untuk dapat menyelenggarakan
pendidikan dan pelatihan sesuai kebutuhan pasar
kerja, berbasis kompetensi, sertifikasi dan
penempatan kerja.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka Balai
Pengembangan pendidikan Non Formal dan Informal
(BP-PNFI ) Regional I T.A. 2008 mengembangkan
Model Kursus Para Profesi (KPP) Terpadu. Untuk
PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu
8
itu agar penyelenggaraan KPP Terpadu dapat
terlaksana sesuai dengan harapan, sangat diperlukan
adanya Pedoman Penyelenggaraan Kursus Para-
Profesi, yang dapat dijadikan acuan oleh seluruh
stakeholder.
B. Dasar Hukum
a. Undang-undang Nomor: 20 Tahun 2003, tentang
Sistem Pendidikan Nasional
b. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
13/U/2005 tahun 2005 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Direktorat Jenderal Pendidikan Luar
Sekolah.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2005
tentang Struktur Organisasi Departemen
Pendidikan Nasional
d. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan.
e. Surat Keputusan Mendiknas Nomor 28 Tahun
2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai
Pengembangan Pendidikan Non Formal dan
Informal (BP-PNFI).
PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu
9
C. Pengertian
1. Kursus Para Profesi (KPP) adalah salah satu
program pendidikan nonformal yang
dilaksanakan melalui satuan-satuan pendidikan
nonformal bagi masyarakat yang memerlukan
bekal pengetahuan, keterampilan serta sikap dan
kepribadian yang mengarah pada profesionalisme
untuk menjadi tenaga kerja dan/atau berusaha
secara mandiri.
2. Kursus Para Profesi (KPP) Terpadu adalah
program KPP yang dalam penyelenggaraanya (1)
mensinergikan berbagai potensi dalam pemberian
pelayanan pendidikan dan pelatihan yang
berorientasi vokasi dan kecakapan hidup dalam
suatu penanganan yang harmonis dan
terkoordinatif, dan (2) mengarah pada
profesionalisme untuk menjadi tenaga kerja
dan/atau berusaha secara mandiri, sehingga
memberikan hasil dan konstribusi yang nyata
terhadap upaya pengurangan pengangguran dan
kemiskinan.
PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu
10
D. Tujuan
1. Tujuan Pedoman
Memberikan arah yang jelas bagi lembaga dalam
menyusun dan mengajukan proposal
penyelenggaraan program KPP Terpadu serta
acuan bagi penyelenggara dalam memahami
strategi penyelenggaraan KPP Terpadu.
2. Tujuan Program
Tujuan program ini adalah untuk memberikan
kesempatan bagi para peserta didik usia produktif
untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan
dan sikap mental sesuai dengan peluang pasar
kerja pada dunia usaha/industri (DUDI), baik
dalam maupun luar negeri sebagai upaya nyata
mengatasi jumlah pengangguran serta
pengentasan kemiskinan.
E. Kegunaan/Manfaat
1. Sebagai bahan acuan bagi lembaga dalam
melaksanakan Kursus Para Profesi (KPP)
Terpadu.
PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu
11
2. Terciptanya penyelenggaraan program KPP
Terpadu yang efektif, efesien dan produktif.
3. Terciptanya keselarasan antar berbagai sektor
terkait dalam penyelenggaraan program KPP
Terpadu untuk mewujudkan lulusan yang
kompeten
4. Penyelenggaraan program memberikan jaminan
kepastian penempatan kerja bagi lulusan
sebagai outcome program.
F. Lembaga Penyelenggara Program
KPP terpadu tahun 2008 merupakan suatu rintisan
untuk menghasilkan model penyelenggaraan
program KPP Terpadu. Sebagai penyelenggara
(leading) adalah BP-PNFI Regional I Medan,
sedangkan dalam pelaksanaan ujicoba akan
dilakukan dibeberapa tempat di wilayah Regional I
yag dikoordinasikan dan dikendalikan langsung oleh
BP-PNFI Regional I Medan. Prinsip pelaksanaan
program ujicoba dibeberapa tempat tersebut harus
melibatkan berbagai instansi terkait sehingga
merupakan suatu keterpaduan. Lembaga pelaksana
PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu
12
ujicoba dapat berupa kursus, BPKB, SKB, Lembaga
PNF sejenis lainnya yang diminta BP-PNFI
mengajukan proposal berdasarkan penilaian secara
umum bahwa lembaga tersebut memiliki
kemampuan untuk menjadi pelaksana ujicoba.
Penyelenggara program KPP Terpadu adalah satuan
PNF antara lain :
1. Lembaga Kursus dan Pelatihan, yang terdaftar
dalam direktori kursus dan pelatihan tingkat
Nasional (eksekusi Pusat) dan Provinsi
(eksekusi Provinsi)
2. BPKB/UDTD SKB, dan
3. Lembaga PNF sejenis lainnya, seperti perusahaan
penyaluran tenaga kerja yang memiliki lembaga
pendidikan dan pelatihan.
Prsyaratan khusus yang wajib dipenuhi oleh lembaga
penyelenggara:
1. Berbadan hukum yang dibuktikan dengan akta
notaris atau keterangan legalitas sejenis lainnya
2. Memiliki izin operasional dari instansi
berwenang, dan diprioritaskan dari Dinas
Pendidikan
PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu
13
3. Memiliki Rekening Bank dan NPWP yang masih
aktif atas nama lembaga (bukan rekening dan
NPWP pribadi)
4. Menjalin kerjasama dengan Dinas atau lembaga
terkait seperti Dinas Tenaga Kerja, Dinas
perindustrian dan perdagangan, Dekopin, Kadin,
LSP dan sebagainya.
5. Memiliki jaringan kerja, diprioritaskan yang
memiliki jaringan kerja ke luar negeri
6. Memiliki “Job Order atau Demand Letter
Attachement” (Pesanan tenaga kerja) dibuktikan
dengan surat permintaan dari dunia industri atau
penyalur tenaga kerja (Bukan MoU magang),
prioritas dari luar negeri.
7. Bagi lembaga yang mengusulkan
penyelenggaraan KPP Terpadu melalui lembaga,
minimal membelajarkan peserta didik 100 orang.
8. Memiliki daftar calon peserta didik yang akan
dibelajarkan.
9. Memiliki tenaga pendidik/instruktur/pelatih
sesuai dengan kompetensi yang diajarkan.
PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu
14
10. Memiliki sarana dan prasarana yang memadai
untuk mendukung penyelenggaraan program
Kursus Para Profesi (teori & praktek)
11. Mendapat rekomendasi dari Dinas Pendidikan
setempat
12. Membuat dan melampirkan Surat Pernyataan
Kesanggupan menyelenggarakan Program KPP
terpadu secara sungguh-sungguh sesuai proposal
yang disetujui.
PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu
15
BAB II
PROSEDUR PENYUSUNAN DAN PENGAJUAN
PROPOSAL
A. Penyusunan Proposal
Lembaga yang menjadi tempat ujicoba program
KKP Terpadu wajib menyusun proposal minimal
memuat :
1. Halamam Muka/Cover Proposal
Halaman cover berisi judul proposal yang jelas
dan fokus (diajukan kepada siapa dan untuk
tujuan apa; nama dan alamat lembaga lengkap
dengan kode pos, nomor telepon serta nomor fax)
2. Sistematika Proposal
a. HALAMAN REKOMENDASI
Rekomendasi dari Kepala Dinas Pendidikan
Kab/ Kota.
Rekomendasi menjelaskan bahwa propsosal
yang diajukan layak dipertimbangkan
mendapat kesempatan untuk menjadi
penyelenggara program KPP Terpadu.
b. KATA PENGANTAR
c. DAFTAR ISI
PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu
16
d. BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Berisi latar belakang mengapa program
tersebut dilaksanakan, apa yang menjadi
permasalahan, potensi apa yang tersedia
guna mendukung lembaga baik internal
maupun ekternal dalam
melaksanakan program KPP Terpadu.
2) Dasar
Memuat peraturan, keputusan atau
kebijakan yang dijadikan landasan
pelaksanaan kegiatan.
3) Tujuan
Memuat tujuan pelaksanaan program
KPP Terpadu sesuai dengan materi
/keterampilan yang dibelajarkan.
Rumusan tujuan singkat, padat dan
terukur serta relevan dengan pendidikan
kecakapan hidup yang akan
diselenggarakan.
PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu
17
e. BAB II RENCANA AKSI
Memuat komponen-komponen yang harus
ada pada penyelenggaraan kegiatan meliputi :
1) Sasaran : - Karakteristik Sasaran
- Teknis rekruitmen
2) Materi pelajaran program Kursus Para
Profesi (bidang jasa) yang akan diajarkan
3) Narasumber/pendidik/instruktur yang
dilengkapi pengalaman dengan
kompetensi masing-masing (nara sumbar
dan instruktur yang sudah bersertifikat
menjadi pertimbangan penting)
4) Strategi Pembelajaran :
Persentase praktek dan mekanisme/
strateginya. Jika dilaksanakan pada DUDI
yang merupakan mitra kerja lembaga agar
dijelaskan bentuk kerjasama/
kemitraannya.
Uji kompetensi dan strategi penilaian
peserta didik (Uji kompetensi melalui
LSP sangat diprioritaskan)
PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu
18
f. BAB III PELAKSANAAN PROGRAM
AKSI
Memuat :
1. Lokasi Penyelenggaraan
2. Tahap Pelaksanaan
a) Perencanaan
b) Proses Pembelajaran Teori
c) Proses Pembelajaran Praktek
d) Jadwal pembelajaran/pelatihan
e) Tahapan evaluasi melalui uji
penguasaan teori dan praktek serta uji
kompetensi oleh LSP
g. BAB IV RENCANA TINDAK LANJUT
Menjelaskan apa yang akan dilakukan setelah
proses pembelajaran KPP terpadu seperti :
1) Penyaluran ke DUDI, baik luar/dalam
negeri
2) Pendampingan teknis bagi mereka yang
sudah bekerja baik di dalam/luar negeri,
dan lain-lain
PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu
19
h. BAB V INDIKATOR HASIL
Rumusan indikator untuk mengukur
keberhasilan program Kursus Para-Profesi
baik secara kuantitatif maupun kualitatif
dengan menjelaskan hal-hal sebagai berikut :
1) Jumlah peserta didik yang berhasil
menyelesaikan kegiatan pembelajaran
sampai tuntas (bersertifikat dari LSP)
2) Tingkat kompetensi yang dikuasai
peserta didik
3) Persentase peserta didik yang disalurkan
bekerja, baik keluar negeri maupun
dalam negeri.
i. BAB VI RENCANA ANGGARAN
BELANJA
Agar anggaran penyelenggaraan KPP
Terpadu (Rp. 2.700.000,-/per orang), dapat
dikelola dengan baik dan menghasilkan
lulusan yang berkualitas serta lebih banyak
berpihak kepada kebutuhan belajar peserta
didik, maka pemanfaatan anggaran diatur
sebagai berikut :
PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu
20
1. Administrasi umum/dukungan
managemen maksimal 10%
(dialokasikan untuk, kegiatan
koordinasi/konsultasi, monitoring dan
pembinaan, penyusunan laporan, serta
ATK pengelolaan program.
2. Biaya operasional maksimal 50% dapat
dipergunakan untuk:
(Rekrutmen peserta didik, Honorarium
tenaga pendidik dan pengelola, Pengadaan
bahan habis pakai untuk proses
pembelajaran (ATK dan bahan praktek
pembelajaran), Penyusunan laporan hasil
proses pembelajaran dan hasil akhir
pembelajaran success story, Perawatan dan
biaya penyusutan peralatan yang
dipergunakan dalam proses pembelajaran
serta biaya daya dan jasa).
3. Biaya personal minimal 40%
(dialokasikan untuk penyelenggaraan
PBM, honor nara sumber teknis
pengadaan dan penggandaan modul,
PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu
21
media dan sarana belajar lainnya, Bantuan
biaya transportasi peserta didik, Biaya
pelaksanaan uji kompetensi peserta didik
untuk memperoleh sertifikat, dan Biaya
penyaluran lulusan)
j. BAB VII PENUTUP
Berisi uraian singkat tentang seluruh
rangkaian kegiatan yang direncanakan.
k. LAMPIRAN
1) Akta Notaris pendirian lembaga bagi
lembaga non pemerintah
2) Rekening atas nama lembaga
3) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas
nama lembaga
4) Surat pernyataan kesanggupan lembaga
untuk menyelenggarakan program KPP
Terpadu secara sungguh-sungguh sesuai
proposal yang disetujui dan bermaterai
secukupnya.
PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu
22
5) MoU dengan dinas atau lambaga terkait
seperti Dinas Tenaga Kerja, Dinas
perindustrian dan perdagangan, Dekopin,
Kadin, LSP dan sebagainya
6) MoU dengan DUDI dalam rangka
penempatan peserta didik
7) Daftar calon narasumber/instruktur
(dilengkapi dengan surat pernyataan, Pas
foto terakhir dan CV (ijazah, kompetensi
dan pengalaman)
8) Struktur organisasi penyelenggara
program Kursus Para Profesi (KPP
Terpadu), termasuk struktur/mekanisme
kemitraan.
9) Nomor Telepon yang dapat dihubungi
No. Telp Rumah
No. Telp Kantor/Lembaga
No. Hp.
PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu
23
B. Mekanisme Pengajuan Proposal
1. Usulan proposal untuk memperoleh dana
penyelenggaraan yang telah disusun sesuai
dengan pedoman dikirimkan langsung ke BP-
PNFI Regional I Jalan Kenanga Raya No. 64
Tanjung Sari Medan sebanyak rangkap 2 (dua)
asli. Proposal sudah diterima BP-PNFI Regional
I selambat-lambatnya Minggu IV Juli 2008
2. Proposal yang telah diterima BP-PNFI Regional I
akan didata dan selanjutnya disampaikan kepada
Tim Kerja KPP Terpadu BP-PNFI Regional I
untuk di nilai
3. Proposal yang dianggap sah dan layak
ditetapkan sebagai lembaga penerima akan
diproses lebih lanjut untuk pencairan dana.
PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu
24
BAB III
PENILAIAN PROPOSAL DAN
PENETAPAN LEMBAGA
A. Tim Penilai
Tim Penilai Proposal KPP Terpadu adalah Tim Kerja
KPP Terpadu BP-PNFI Regional I yang ditetapkan
berdasarkan Surat Keputusan Kepala Balai
Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal
(BP-PNFI) Regional I.
B. Mekanisme Penilaian
Proposal yang masuk didata dan selanjutnya dinilai
sesuai dengan kriteria penilaian proposal yang
meliputi :
1. Kejelasan, kelengkapan proposal
a. Alasan penyelenggaraan program KPP
Terpadu
b. Tujuan penyelenggaraan Program KPP
Terpadu
c. Strategi yang digunakan (model
pembelajaran)
PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu
25
d. Sarana prasarana yang dimiliki dan
dibutuhkan
e. Uraian tentang rencana penggunaan dana
f. Rencana dan jadwal pelaksanaan kegiatan
g. Surat permintaan lulusan program KPP
Terpadu dari DUDI dan atau lembaga
penerima tenaga kerja lainnya yang
dibuktikan dengan akad kerjasama atau surat
pernyataan bermaterai secukupnya
2. Kelengkapan lampiran tentang administrasi dan
data pendudukung yang dimiliki oleh lembaga
dan akan dimanfaatkan untuk mendukung
keberhasilan program KPP Terpadu
C. Penetapan Lembaga
Berdasarkan hasil Penilaian, Tim Kerja KPP terpadu
BP-PNFI Regional I akan mengajukan daftar calon
penerima dana penyelenggaraan KPP Terpadu
kepada Kepala BP-PNFI Regional yang kemudian
akan menetapkan lembaga penerima dana Rintisan
KPP Terpadu melalui Surat Keputusan.
PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu
26
D. Penyaluran Dana
Setelah proposal disetujui oleh Kepala BP-PNFI
maka :
1. Semua lembaga/organisasi yang ditetapkan
sebagai penyelenggara program KPP Terpadu
wajib menandatangani Akad Kerjasama.
2. Akad Kerjasama dimaksud pada butir 1
ditandatangani oleh pimpinan lembaga/organisasi
dengan Kepala BP-PNFI Regional I.
3. Mekanisme pencairan dana dilakukan dengan
pengajuan dari BP-PNFI Regional I kepada
Kantor Pelayanan Pembendaharaan Negara,
selanjutnya penyelenggara KPP terpadu
menerbitkan SP2D dan mentransfer dana ke
rekening lembaga/organisasi penerima atau
penyelenggara.
PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu
27
BAB IV
PENYELENGGARAAN PROGRAM
KPP TERPADU
A. Identifikasi dan Seleksi
1. Peserta Didik
a. Kriteria Peserta Didik
1) Penduduk usia produktif (16 - 35 tahun),
perempuan maupun laki-laki, yang
berasal dari keluarga kurang mampu/
miskin yang dibuktikan dengan surat
keterangan dari aparat desa/kelurahan
setempat
2) Minimal pendidikan SMP/Paket B atau
yang sederajat, drop out sekolah
menengah atau lulus sekolah menengah
tidak melanjutkan
3) Belum memiliki ketrampilan dan
pekerjaan tetap sebagai mata pencaharian
4) Memiliki kemampuan untuk belajar,
dibuktikan dengan surat kesanggupan
untuk mengikuti program sampai tuntas
PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu
28
5) Prioritas bagi yag berdomisili tidak jauh
dari lokasi Lembaga Penyelenggaraan
KPP TERPADU.
2. Jenis Ketrampilan
Ketrampilan yang diselenggarakan dalam
program KPP Terpadu adalah jenis ketrampilan
dengan kriteria :
a. Mempunyai peluang yang tinggi di pasar
kerja DUDI, baik di tingkat nasional maupun
internasional
b. Jenis ketrampilan yang dapat diselenggarakan
melalui program KPP Terpadu antara lain :
1) Otomotif
2) Elektronika
3) Spa
4) Komputer
5) Akupuntur
6) PLRT plus
7) Garment/Menjahit
8) Baby sitter
9) Care Giver
10) House Keeping
11) Pariwisata (Perhotelan, dan Lainnya
yang dinilai cepat memperoleh
kesempatan kerja/ pekerjaan.
PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu
29
3. Mitra
a. Lembaga usaha/organisasi yang bergerak di
bidang ketrampilan yang relevan dengan
program ketrampilan yang dilatihkan
b. Mampu dan bersedia menerima dan atau
memfasilitasi penyaluran lulusan untuk
bekerja
c. Mampu dan bersedia memberikan bimbingan
teknis kepada lulusan program yang merintis
usaha mandiri secara swadana
d. Memiliki jaringan kerjasama yang luas
dengan dunia usaha dan dunia industri
merupakan prioritas utama.
B. Pelaksanaan Pelatihan
1) Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan dengan
melibatkan penyelenggara program dan mitra
kerja dalam hal :
a. Kegiatan pendidikan dan latihan
dilaksanakan dengan pendekatan 30 % teori
dan 70 % praktek
PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu
30
b. Kurikulum disusun berdasarkan kompetensi
yang dipersyaratkan lembaga penerima
lulusan
c. Pelaksanaan praktek kerja/magang sesuai
rencana
d. Pembinaan lulusan pasca program
2) Pengawasan kegiatan dilakukan dengan peran
serta peyelenggara, mitra kerja dan instansi
terkait terhadap :
a. Pelaksanaan kegiatan pendidikan dan latihan
b. Pelaksanaan praktek kerja/magang
c. Penempatan lulusan
d. Pembinaan lulusan pasca program
3) Pelaksanaan evaluasi program dan evaluasi hasil
belajar peserta didik dilakukan untuk mengukur
kompetensi peserta didik oleh LSP yang
diarahkan untuk bekerja
4) Penanganan pasca pogram yang meliputi
pembinaan dan pengembangan kemampuan
lulusan untuk menjalankan pekerjaannya ataupun
usaha mandiri swadana yang dirintis
PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu
31
C. Uji Kompetensi
Uji kompetensi bagi peserta program KPP Terpadu
diselenggarakan oleh :
1. Orgasnisasi profesi, seperti PAKSI untuk uji
kompetensi akupunktur
2. Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK)
3. Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) seperti LSP
telematika (komputer), LSP Cohespa
(kosmetologi, kesehatan dan spa)
Lembaga Sertifikasi Profesi (LSK) adalah lembaga
yang dikelola secara mandiri, efisien, efektif dan
akuntabel. LSK bukan lembaga sertifikasi profesi
yang dibentuk dan diakreditasi oleh Badan Nasional
Sertifikasi Profesi (BNSP) melainkan dibentuk oleh
organisasi/asosiasi profesi yang diakui oleh
pemerintah (Depdiknas)
Penyelenggaraan uji kompetensi bertujuan untuk :
1. Melayani peserta program KPP terpadu untuk
mengikuti ujian berstandar nasional
2. Mengukur keberhasilan kegiatan pembelajaran
pada program KPP Terpadu melalui ujian
berstandar nasional
PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu
32
D. Penyaluran dan Penempatan
Setelah seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran
diikuti oleh peserta didik, penyelenggara
berkewajiban untuk menyalurkan/menempatkan
seluruh lulusan (100%) pada usaha yang dikelola
mitra untuk bekerja pada dunia usaha/dunia industri
yang relevan.
PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu
33
BAB V
PENGENDALIAN PELAKSANAAN PROGRAM
A. Pemantauan
Pemantauan dan Pembinaan merupakan suatu
rangkaian kegiatan untuk memastikan kualitas
pemanfaatan dana oleh KPP Terpadu penerima
dana blok grant. Pemantauan ditujukan untuk
memastikan ketepatan penerima dana, ketepatan
waktu penyaluran dana dan ketepatan pemanfaatan
dana sesuai dengan proposal yang telah diajukan.
Hasil Pemantauan diharapkan dapat untuk
mengidentifikasi dan mengantisipasi sedini mungkin
masalah atau penyimpangan yang terjadi.
Pemantauan selain memiliki fungsi pengawasan juga
berfungsi sebagai pembina artinya pemantauan tidak
hanya mencari masalah dan penyimpangan akan
tetapi juga memberikan alternatif solusi mengatasi
berbagai masalah dan juga upaya dalam rangka
peningkatan mutu program Pendidikan Non Formal.
PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu
34
Pemantauan dan pembinaan menjadi tanggung jawab
BP-PNFI Regional I dan Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota. Pelaksanaan pemantauan dilakukan
selama proses penyelenggaraan program KPP
terpadu.
Pemantauan dapat dilakukan dengan menganalisis
laporan, melakukan kunjungan langsung ke
lapangan. Hasil pemantauan disusun menjadi
laporan tertulis dan hasil pemantauan yang dilakukan
oleh instansi terkait dikirim ke tim kerja KPP terpadu
BPPNFI Regional I.
B. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan kegiatan, kelemahan yang perlu
diperbaiki, kekuatan yang perlu dikembangkan dan
hal-hal lain yang perlu ditindaklanjuti untuk
meningkatkan keberhasilan program. Evaluasi
dilakukan secara berkala pada lembaga
penyelenggara KPP Terpadu Sedangkan evaluasi
hasil program dilaksanakan setelah selesai
penyelenggaraan atau diakhir kegiatan. Hasil
PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu
35
evaluasi disusun menjadi laporan tertulis dan
dijadikan sebagai masukan bagi penyusunan Model
Penyelenggaraan Program KPP Terpadu sekaligus
sebagai bahan pertanggungjawaban bagi pihak
atasan.
C. Pelaporan
Lembaga penyelenggara KPP Terpadu wajib
membuat laporan sebagai bukti pertanggungjawaban
atas dana yang diterima. Laporan dimaksud meliputi:
1. Laporan pelaksanaan kegiatan, sekurang-
kurangnya disusun dan diajukan dalam 3 (tiga)
tahap, yaitu:
a. Pertama, pemberitahuan kesiapan
melaksanakan program paling lambat 2
minggu setelah dana block grant diterima.
b. Kedua, laporan pelaksanaan program setelah
4 (empat) bulan berikutnya
c. Ketiga, laporan akhir yaitu 8 (delapan) bulan
setelah program selesai dilasanakan.
PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu
36
2. Isi laporan memuat; (1) Laporan hasil
pelaksanaan kegiatan yang telah dan akan
ditindaklanjuti atau perkembangan program (2)
Laporan pemanfaatan dana atau daya serap
anggaran, (3) Hasil yang dicapai, (4)
permasalahan dan kendala yang dihadapi, (5)
solusi pemecahan yang dilakukan. Sistematika
Laporan terlampir.
PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu
37
BAB VI
PENUTUP
Dengan adanya acuan ini diharapkan dapat
menginformasikan dengan jelas maksud dan tujuan
pemberian bantuan penyelenggaraan KPP Terpadu
mempermudah pengajuan bantuan dana sehingga
pelaksanaan program rintisan KPP Terpadu dapat
dilaksanakan secara efektif.
Pedoman penyaluran dan blok grant rintisan KPP
Terpadu dibuat agar dipergunakan sebagai bahan acuan
bagi pihakpihak yang berkepentingan baik dalam
pelaksanaan maupun dalam menetapkan langkah tindak
lanjut serta sebagai bahan penilaian bagi pimpinan
terhadap pelaksanaan kegiatan. Dengan adanya pedoman
ini diharapkan kegiatan penyaluran dana blok grant
rintisan KPP Terpadu dapat berjalan sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan.