PEDOMAN KPP Terpadu BP-PNFI Reg-I.

37
P P Pedoman KPP Terpadu edoman KPP Terpadu edoman KPP Terpadu edoman KPP Terpadu 1 PEDOMAN PENGAJUAN PROPOSAL PEDOMAN PENGAJUAN PROPOSAL PEDOMAN PENGAJUAN PROPOSAL PEDOMAN PENGAJUAN PROPOSAL PENYELENGGARAAN PENYELENGGARAAN PENYELENGGARAAN PENYELENGGARAAN KURSUS PARA KURSUS PARA KURSUS PARA KURSUS PARA- - -PROFESI (KPP) PROFESI (KPP) PROFESI (KPP) PROFESI (KPP) TERPADU TERPADU TERPADU TERPADU DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN NON FORMAL DAN INFORMAL BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN NON FORMAL DAN INFORMAL (BP-PNFI) REGIONAL I MEDAN TAHUN 2008

Transcript of PEDOMAN KPP Terpadu BP-PNFI Reg-I.

Page 1: PEDOMAN KPP Terpadu BP-PNFI Reg-I.

PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu

1

PEDOMAN PENGAJUAN PROPOSALPEDOMAN PENGAJUAN PROPOSALPEDOMAN PENGAJUAN PROPOSALPEDOMAN PENGAJUAN PROPOSAL PENYELENGGARAAN PENYELENGGARAAN PENYELENGGARAAN PENYELENGGARAAN

KURSUS PARAKURSUS PARAKURSUS PARAKURSUS PARA----PROFESI (KPP) PROFESI (KPP) PROFESI (KPP) PROFESI (KPP) TERPADU TERPADU TERPADU TERPADU

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN NON FORMAL DAN INFORMAL

BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN NON FORMAL DAN INFORMAL

(BP-PNFI) REGIONAL I MEDAN

TAHUN 2008

Page 2: PEDOMAN KPP Terpadu BP-PNFI Reg-I.

PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu

2

KATA PENGANTAR

Kebijakan Direktorat Pembinaan Kursus dan

Kelembagaan tentang penyelenggaraan program Kursus

Para Profesi (KPP) Terpadu di wilayah koordinasi BP-

PNFI Regional I yang menegaskan tentang peran

Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dalam peyelenggaraan

program yang melibatkan partisipasi instansi lainnya

dalam hal pembelajaran dan penempatan lulusan.

Sehubungan dengan hal tersebut, BP-PNFI

Regional I berupaya untuk menyusun pedoman

penyusunan proposal sebagai acuan bagi SKB dalam

menyusun dan mengajukan proposal penyelenggaraan

program berdasarkan ketentuan yang ditetapkan.

Semoga pedoman ini bermanfaat bagi SKB dan

lembaga lainnya.

Medan, Mei 2008

Kepala BP-PNFI Regional I

Drs. H. Chairuddin Samosir, M.Pd

NIP. 130467404

Page 3: PEDOMAN KPP Terpadu BP-PNFI Reg-I.

PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu

3

DAFTAR ISI Halaman

Kata Pengantar …………………………… i

Daftar Isi ……………………………….. ii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………….. 1

B. Dasar Hukum ……………. 5

C. Pengertian …….…………… 6

D. Tujuan ……….. …………… 7

E. Kegunaan/Manfaat………… 7

F. Lembaga Penyelenggara ….. 8 BAB II PROSEDUR PENYUSUNAN DAN

PENGAJUAN PROPOSAL

A. Penyusunan Proposal……… 12

B. Mekanisme Pengajuan

Proposal ……………….…

20

BAB III PENILAIAN PROPOSAL DAN

PENETAPAN LEMBAGA

A. Tim Penilai ......…….……… 21

B. Mekanisme Penilaian……… 21

C. Penetapan Lembaga ....…… 22

D. Penyaluran Dana .................. 23 BAB IV PENYELENGGARAAN PROGRAM

KPP TERPADU

A. Identifikasi dan Seleksi ........ 24

B. Pelaksanaan Pelatihan ......… 26

C. Uji Kompetensi .................... 28

D. Penyaluran dan Penempatan.. 29 BAB V PENGENDALIAN PELAKSANAAN

PROGRAM

A. Pemantauan .....…….……… 30

B. Evaluasi ....................……… 31

C. Pelaporan ......................…… 32

BAB V PENUTUP 34

Page 4: PEDOMAN KPP Terpadu BP-PNFI Reg-I.

PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu

4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan pembangunan yang terjadi

pada berbagai sektor memberikan dampak terhadap

perubahan nilai-nilai sosial dan ekonomi yang

mendorong suasana kehidupan yang lebih baik dan

lebih bermutu. Namun disisi lain pembangunan itu

sendiri juga masih terdapat masalah lain yang dapat

mempengaruhi proses pemanfaatan hasil

pembangunan. Masalah pengangguran merupakan

masalah yang paling mengemuka dan mengundang

perhatian banyak pihak, baik swasta maupun

pemerintah mengingat efek yang ditimbulkan oleh

pertumbuhan pengangguran terhadap pertumbuhan

angka kemiskinan.

Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan

Februari 2006 menyatakan bahwa terdapat 11,1 juta

penduduk (10,4 %) usia 15 tahun ke atas

menganggur dan sebanyak 29,9 juta setengah

menganggur. Total angkatan kerja sekitar 106,3 juta

Page 5: PEDOMAN KPP Terpadu BP-PNFI Reg-I.

PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu

5

orang dengan pertumbuhan sekitar 500.000

orang/tahun.

Selanjutnya dari 11,1 juta orang yang

dinyatakan sebagai penganggur terbuka, terdapat

31,78% berpendidikan SD ke bawah, 25,76%

berpendidikan SLTP, 36,44% berpendidikan SLTA

dan 6,05% berpendidikan Diploma sampai sarjana.

Sementara itu pada tahun 2006, Bank dunia juga

melaporkan bahwa di Indonesia terdapat sekitar

108,7 penduduk yang rentan terhadap kemiskinan.

Dari berbagai bentuk pengkajian yang

dilakukan, disimpulkan bahwa paling tidak terdapat

tiga faktor penting yang menyebabkan terjadinya

pengangguran.

Pertama, jumlah pencari kerja lebih besar dari jumlah

kesempatan kerja yang tersedia. Kedua, kesenjangan

antara kualitas pencari kerja dan kualifikasi yang

dibutuhkan oleh pasar kerja, dan ketiga, terjadinya

pemutusan hubungan kerja (PHK) karena alasan

efesiensi dan kebangkrutan dunia usaha industri

(DUDI). Dari ketiga faktor tersebut, faktor pertama

Page 6: PEDOMAN KPP Terpadu BP-PNFI Reg-I.

PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu

6

dan kedua merupakan faktor dominan yang

membutuhkan penanganan yang sungguh-sungguh.

Pada dasarnya, pengangguran tidak semata-

mata disebabkan oleh kesenjangan antara jumlah

pencari kerja dan kesempatan kerja yang tersedia.

Banyak kasus, kesempatan kerja tersedia baik di

dalam maupun di luar negeri, tetapi pencari kerja

tidak memenuhi kualifikasi yang sesuai dengan

kebutuhan calon pengguna kerja. Akibatnya,

kesempatan kerja yang tersedia tidak termanfaatkan

sehingga jumlah penganggur makin bertambah.

Masalah penganguran merupakan masalah

krusial karena sangat besar sumbangannya terhadap

tingkat kemiskinan serta dapat menimbulkan

kerawanan sosial, ekonomi dan keamanan. Oleh

karena itu masalah pengangguran harus segera

diatasi. Diantara upaya yang dapat dilakukan adalah

dengan memfasilitasi pendidikan dan pelatihan

dalam bentuk kursus yang menggunakan pola,

metode, pendekatan dan strategi penyelenggaraan

yang disesuaikan dengan karakteristik serta tujuan

utama penyelenggaraan program. Kursus Para

Page 7: PEDOMAN KPP Terpadu BP-PNFI Reg-I.

PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu

7

Profesi misalnya, lebih diarahkan pada

penyelenggaraan program untuk mempersiapkan

tenaga kerja yang terampil serta siap memasuki

dunia kerja. Akan tetapi, pada penyelenggaraan

program sebagai upaya perluasan lapangan kerja

yang dilakukan selama ini belum terkoordinasi

dengan baik dan masih bersifat sektoral sehingga

mutu serta serta relevansi yang dihasilkan sangat

variatif dan cenderung belum mampu memberikan

hasil yang menggembirakan. Pada hal persaingan

tenaga kerja pada tingkat lokal, regional dan global

menuntut tenaga-tenaga terampil dan profesional

dengan kompetensi yang relevan dengan kebutuhan

pasar kerja. Oleh karena itu diperlukan harmonisasi

antar sektor untuk dapat menyelenggarakan

pendidikan dan pelatihan sesuai kebutuhan pasar

kerja, berbasis kompetensi, sertifikasi dan

penempatan kerja.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka Balai

Pengembangan pendidikan Non Formal dan Informal

(BP-PNFI ) Regional I T.A. 2008 mengembangkan

Model Kursus Para Profesi (KPP) Terpadu. Untuk

Page 8: PEDOMAN KPP Terpadu BP-PNFI Reg-I.

PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu

8

itu agar penyelenggaraan KPP Terpadu dapat

terlaksana sesuai dengan harapan, sangat diperlukan

adanya Pedoman Penyelenggaraan Kursus Para-

Profesi, yang dapat dijadikan acuan oleh seluruh

stakeholder.

B. Dasar Hukum

a. Undang-undang Nomor: 20 Tahun 2003, tentang

Sistem Pendidikan Nasional

b. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

13/U/2005 tahun 2005 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Direktorat Jenderal Pendidikan Luar

Sekolah.

c. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2005

tentang Struktur Organisasi Departemen

Pendidikan Nasional

d. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan.

e. Surat Keputusan Mendiknas Nomor 28 Tahun

2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai

Pengembangan Pendidikan Non Formal dan

Informal (BP-PNFI).

Page 9: PEDOMAN KPP Terpadu BP-PNFI Reg-I.

PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu

9

C. Pengertian

1. Kursus Para Profesi (KPP) adalah salah satu

program pendidikan nonformal yang

dilaksanakan melalui satuan-satuan pendidikan

nonformal bagi masyarakat yang memerlukan

bekal pengetahuan, keterampilan serta sikap dan

kepribadian yang mengarah pada profesionalisme

untuk menjadi tenaga kerja dan/atau berusaha

secara mandiri.

2. Kursus Para Profesi (KPP) Terpadu adalah

program KPP yang dalam penyelenggaraanya (1)

mensinergikan berbagai potensi dalam pemberian

pelayanan pendidikan dan pelatihan yang

berorientasi vokasi dan kecakapan hidup dalam

suatu penanganan yang harmonis dan

terkoordinatif, dan (2) mengarah pada

profesionalisme untuk menjadi tenaga kerja

dan/atau berusaha secara mandiri, sehingga

memberikan hasil dan konstribusi yang nyata

terhadap upaya pengurangan pengangguran dan

kemiskinan.

Page 10: PEDOMAN KPP Terpadu BP-PNFI Reg-I.

PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu

10

D. Tujuan

1. Tujuan Pedoman

Memberikan arah yang jelas bagi lembaga dalam

menyusun dan mengajukan proposal

penyelenggaraan program KPP Terpadu serta

acuan bagi penyelenggara dalam memahami

strategi penyelenggaraan KPP Terpadu.

2. Tujuan Program

Tujuan program ini adalah untuk memberikan

kesempatan bagi para peserta didik usia produktif

untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan

dan sikap mental sesuai dengan peluang pasar

kerja pada dunia usaha/industri (DUDI), baik

dalam maupun luar negeri sebagai upaya nyata

mengatasi jumlah pengangguran serta

pengentasan kemiskinan.

E. Kegunaan/Manfaat

1. Sebagai bahan acuan bagi lembaga dalam

melaksanakan Kursus Para Profesi (KPP)

Terpadu.

Page 11: PEDOMAN KPP Terpadu BP-PNFI Reg-I.

PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu

11

2. Terciptanya penyelenggaraan program KPP

Terpadu yang efektif, efesien dan produktif.

3. Terciptanya keselarasan antar berbagai sektor

terkait dalam penyelenggaraan program KPP

Terpadu untuk mewujudkan lulusan yang

kompeten

4. Penyelenggaraan program memberikan jaminan

kepastian penempatan kerja bagi lulusan

sebagai outcome program.

F. Lembaga Penyelenggara Program

KPP terpadu tahun 2008 merupakan suatu rintisan

untuk menghasilkan model penyelenggaraan

program KPP Terpadu. Sebagai penyelenggara

(leading) adalah BP-PNFI Regional I Medan,

sedangkan dalam pelaksanaan ujicoba akan

dilakukan dibeberapa tempat di wilayah Regional I

yag dikoordinasikan dan dikendalikan langsung oleh

BP-PNFI Regional I Medan. Prinsip pelaksanaan

program ujicoba dibeberapa tempat tersebut harus

melibatkan berbagai instansi terkait sehingga

merupakan suatu keterpaduan. Lembaga pelaksana

Page 12: PEDOMAN KPP Terpadu BP-PNFI Reg-I.

PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu

12

ujicoba dapat berupa kursus, BPKB, SKB, Lembaga

PNF sejenis lainnya yang diminta BP-PNFI

mengajukan proposal berdasarkan penilaian secara

umum bahwa lembaga tersebut memiliki

kemampuan untuk menjadi pelaksana ujicoba.

Penyelenggara program KPP Terpadu adalah satuan

PNF antara lain :

1. Lembaga Kursus dan Pelatihan, yang terdaftar

dalam direktori kursus dan pelatihan tingkat

Nasional (eksekusi Pusat) dan Provinsi

(eksekusi Provinsi)

2. BPKB/UDTD SKB, dan

3. Lembaga PNF sejenis lainnya, seperti perusahaan

penyaluran tenaga kerja yang memiliki lembaga

pendidikan dan pelatihan.

Prsyaratan khusus yang wajib dipenuhi oleh lembaga

penyelenggara:

1. Berbadan hukum yang dibuktikan dengan akta

notaris atau keterangan legalitas sejenis lainnya

2. Memiliki izin operasional dari instansi

berwenang, dan diprioritaskan dari Dinas

Pendidikan

Page 13: PEDOMAN KPP Terpadu BP-PNFI Reg-I.

PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu

13

3. Memiliki Rekening Bank dan NPWP yang masih

aktif atas nama lembaga (bukan rekening dan

NPWP pribadi)

4. Menjalin kerjasama dengan Dinas atau lembaga

terkait seperti Dinas Tenaga Kerja, Dinas

perindustrian dan perdagangan, Dekopin, Kadin,

LSP dan sebagainya.

5. Memiliki jaringan kerja, diprioritaskan yang

memiliki jaringan kerja ke luar negeri

6. Memiliki “Job Order atau Demand Letter

Attachement” (Pesanan tenaga kerja) dibuktikan

dengan surat permintaan dari dunia industri atau

penyalur tenaga kerja (Bukan MoU magang),

prioritas dari luar negeri.

7. Bagi lembaga yang mengusulkan

penyelenggaraan KPP Terpadu melalui lembaga,

minimal membelajarkan peserta didik 100 orang.

8. Memiliki daftar calon peserta didik yang akan

dibelajarkan.

9. Memiliki tenaga pendidik/instruktur/pelatih

sesuai dengan kompetensi yang diajarkan.

Page 14: PEDOMAN KPP Terpadu BP-PNFI Reg-I.

PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu

14

10. Memiliki sarana dan prasarana yang memadai

untuk mendukung penyelenggaraan program

Kursus Para Profesi (teori & praktek)

11. Mendapat rekomendasi dari Dinas Pendidikan

setempat

12. Membuat dan melampirkan Surat Pernyataan

Kesanggupan menyelenggarakan Program KPP

terpadu secara sungguh-sungguh sesuai proposal

yang disetujui.

Page 15: PEDOMAN KPP Terpadu BP-PNFI Reg-I.

PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu

15

BAB II

PROSEDUR PENYUSUNAN DAN PENGAJUAN

PROPOSAL

A. Penyusunan Proposal

Lembaga yang menjadi tempat ujicoba program

KKP Terpadu wajib menyusun proposal minimal

memuat :

1. Halamam Muka/Cover Proposal

Halaman cover berisi judul proposal yang jelas

dan fokus (diajukan kepada siapa dan untuk

tujuan apa; nama dan alamat lembaga lengkap

dengan kode pos, nomor telepon serta nomor fax)

2. Sistematika Proposal

a. HALAMAN REKOMENDASI

Rekomendasi dari Kepala Dinas Pendidikan

Kab/ Kota.

Rekomendasi menjelaskan bahwa propsosal

yang diajukan layak dipertimbangkan

mendapat kesempatan untuk menjadi

penyelenggara program KPP Terpadu.

b. KATA PENGANTAR

c. DAFTAR ISI

Page 16: PEDOMAN KPP Terpadu BP-PNFI Reg-I.

PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu

16

d. BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Berisi latar belakang mengapa program

tersebut dilaksanakan, apa yang menjadi

permasalahan, potensi apa yang tersedia

guna mendukung lembaga baik internal

maupun ekternal dalam

melaksanakan program KPP Terpadu.

2) Dasar

Memuat peraturan, keputusan atau

kebijakan yang dijadikan landasan

pelaksanaan kegiatan.

3) Tujuan

Memuat tujuan pelaksanaan program

KPP Terpadu sesuai dengan materi

/keterampilan yang dibelajarkan.

Rumusan tujuan singkat, padat dan

terukur serta relevan dengan pendidikan

kecakapan hidup yang akan

diselenggarakan.

Page 17: PEDOMAN KPP Terpadu BP-PNFI Reg-I.

PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu

17

e. BAB II RENCANA AKSI

Memuat komponen-komponen yang harus

ada pada penyelenggaraan kegiatan meliputi :

1) Sasaran : - Karakteristik Sasaran

- Teknis rekruitmen

2) Materi pelajaran program Kursus Para

Profesi (bidang jasa) yang akan diajarkan

3) Narasumber/pendidik/instruktur yang

dilengkapi pengalaman dengan

kompetensi masing-masing (nara sumbar

dan instruktur yang sudah bersertifikat

menjadi pertimbangan penting)

4) Strategi Pembelajaran :

Persentase praktek dan mekanisme/

strateginya. Jika dilaksanakan pada DUDI

yang merupakan mitra kerja lembaga agar

dijelaskan bentuk kerjasama/

kemitraannya.

Uji kompetensi dan strategi penilaian

peserta didik (Uji kompetensi melalui

LSP sangat diprioritaskan)

Page 18: PEDOMAN KPP Terpadu BP-PNFI Reg-I.

PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu

18

f. BAB III PELAKSANAAN PROGRAM

AKSI

Memuat :

1. Lokasi Penyelenggaraan

2. Tahap Pelaksanaan

a) Perencanaan

b) Proses Pembelajaran Teori

c) Proses Pembelajaran Praktek

d) Jadwal pembelajaran/pelatihan

e) Tahapan evaluasi melalui uji

penguasaan teori dan praktek serta uji

kompetensi oleh LSP

g. BAB IV RENCANA TINDAK LANJUT

Menjelaskan apa yang akan dilakukan setelah

proses pembelajaran KPP terpadu seperti :

1) Penyaluran ke DUDI, baik luar/dalam

negeri

2) Pendampingan teknis bagi mereka yang

sudah bekerja baik di dalam/luar negeri,

dan lain-lain

Page 19: PEDOMAN KPP Terpadu BP-PNFI Reg-I.

PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu

19

h. BAB V INDIKATOR HASIL

Rumusan indikator untuk mengukur

keberhasilan program Kursus Para-Profesi

baik secara kuantitatif maupun kualitatif

dengan menjelaskan hal-hal sebagai berikut :

1) Jumlah peserta didik yang berhasil

menyelesaikan kegiatan pembelajaran

sampai tuntas (bersertifikat dari LSP)

2) Tingkat kompetensi yang dikuasai

peserta didik

3) Persentase peserta didik yang disalurkan

bekerja, baik keluar negeri maupun

dalam negeri.

i. BAB VI RENCANA ANGGARAN

BELANJA

Agar anggaran penyelenggaraan KPP

Terpadu (Rp. 2.700.000,-/per orang), dapat

dikelola dengan baik dan menghasilkan

lulusan yang berkualitas serta lebih banyak

berpihak kepada kebutuhan belajar peserta

didik, maka pemanfaatan anggaran diatur

sebagai berikut :

Page 20: PEDOMAN KPP Terpadu BP-PNFI Reg-I.

PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu

20

1. Administrasi umum/dukungan

managemen maksimal 10%

(dialokasikan untuk, kegiatan

koordinasi/konsultasi, monitoring dan

pembinaan, penyusunan laporan, serta

ATK pengelolaan program.

2. Biaya operasional maksimal 50% dapat

dipergunakan untuk:

(Rekrutmen peserta didik, Honorarium

tenaga pendidik dan pengelola, Pengadaan

bahan habis pakai untuk proses

pembelajaran (ATK dan bahan praktek

pembelajaran), Penyusunan laporan hasil

proses pembelajaran dan hasil akhir

pembelajaran success story, Perawatan dan

biaya penyusutan peralatan yang

dipergunakan dalam proses pembelajaran

serta biaya daya dan jasa).

3. Biaya personal minimal 40%

(dialokasikan untuk penyelenggaraan

PBM, honor nara sumber teknis

pengadaan dan penggandaan modul,

Page 21: PEDOMAN KPP Terpadu BP-PNFI Reg-I.

PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu

21

media dan sarana belajar lainnya, Bantuan

biaya transportasi peserta didik, Biaya

pelaksanaan uji kompetensi peserta didik

untuk memperoleh sertifikat, dan Biaya

penyaluran lulusan)

j. BAB VII PENUTUP

Berisi uraian singkat tentang seluruh

rangkaian kegiatan yang direncanakan.

k. LAMPIRAN

1) Akta Notaris pendirian lembaga bagi

lembaga non pemerintah

2) Rekening atas nama lembaga

3) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas

nama lembaga

4) Surat pernyataan kesanggupan lembaga

untuk menyelenggarakan program KPP

Terpadu secara sungguh-sungguh sesuai

proposal yang disetujui dan bermaterai

secukupnya.

Page 22: PEDOMAN KPP Terpadu BP-PNFI Reg-I.

PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu

22

5) MoU dengan dinas atau lambaga terkait

seperti Dinas Tenaga Kerja, Dinas

perindustrian dan perdagangan, Dekopin,

Kadin, LSP dan sebagainya

6) MoU dengan DUDI dalam rangka

penempatan peserta didik

7) Daftar calon narasumber/instruktur

(dilengkapi dengan surat pernyataan, Pas

foto terakhir dan CV (ijazah, kompetensi

dan pengalaman)

8) Struktur organisasi penyelenggara

program Kursus Para Profesi (KPP

Terpadu), termasuk struktur/mekanisme

kemitraan.

9) Nomor Telepon yang dapat dihubungi

No. Telp Rumah

No. Telp Kantor/Lembaga

No. Hp.

Page 23: PEDOMAN KPP Terpadu BP-PNFI Reg-I.

PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu

23

B. Mekanisme Pengajuan Proposal

1. Usulan proposal untuk memperoleh dana

penyelenggaraan yang telah disusun sesuai

dengan pedoman dikirimkan langsung ke BP-

PNFI Regional I Jalan Kenanga Raya No. 64

Tanjung Sari Medan sebanyak rangkap 2 (dua)

asli. Proposal sudah diterima BP-PNFI Regional

I selambat-lambatnya Minggu IV Juli 2008

2. Proposal yang telah diterima BP-PNFI Regional I

akan didata dan selanjutnya disampaikan kepada

Tim Kerja KPP Terpadu BP-PNFI Regional I

untuk di nilai

3. Proposal yang dianggap sah dan layak

ditetapkan sebagai lembaga penerima akan

diproses lebih lanjut untuk pencairan dana.

Page 24: PEDOMAN KPP Terpadu BP-PNFI Reg-I.

PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu

24

BAB III

PENILAIAN PROPOSAL DAN

PENETAPAN LEMBAGA

A. Tim Penilai

Tim Penilai Proposal KPP Terpadu adalah Tim Kerja

KPP Terpadu BP-PNFI Regional I yang ditetapkan

berdasarkan Surat Keputusan Kepala Balai

Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal

(BP-PNFI) Regional I.

B. Mekanisme Penilaian

Proposal yang masuk didata dan selanjutnya dinilai

sesuai dengan kriteria penilaian proposal yang

meliputi :

1. Kejelasan, kelengkapan proposal

a. Alasan penyelenggaraan program KPP

Terpadu

b. Tujuan penyelenggaraan Program KPP

Terpadu

c. Strategi yang digunakan (model

pembelajaran)

Page 25: PEDOMAN KPP Terpadu BP-PNFI Reg-I.

PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu

25

d. Sarana prasarana yang dimiliki dan

dibutuhkan

e. Uraian tentang rencana penggunaan dana

f. Rencana dan jadwal pelaksanaan kegiatan

g. Surat permintaan lulusan program KPP

Terpadu dari DUDI dan atau lembaga

penerima tenaga kerja lainnya yang

dibuktikan dengan akad kerjasama atau surat

pernyataan bermaterai secukupnya

2. Kelengkapan lampiran tentang administrasi dan

data pendudukung yang dimiliki oleh lembaga

dan akan dimanfaatkan untuk mendukung

keberhasilan program KPP Terpadu

C. Penetapan Lembaga

Berdasarkan hasil Penilaian, Tim Kerja KPP terpadu

BP-PNFI Regional I akan mengajukan daftar calon

penerima dana penyelenggaraan KPP Terpadu

kepada Kepala BP-PNFI Regional yang kemudian

akan menetapkan lembaga penerima dana Rintisan

KPP Terpadu melalui Surat Keputusan.

Page 26: PEDOMAN KPP Terpadu BP-PNFI Reg-I.

PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu

26

D. Penyaluran Dana

Setelah proposal disetujui oleh Kepala BP-PNFI

maka :

1. Semua lembaga/organisasi yang ditetapkan

sebagai penyelenggara program KPP Terpadu

wajib menandatangani Akad Kerjasama.

2. Akad Kerjasama dimaksud pada butir 1

ditandatangani oleh pimpinan lembaga/organisasi

dengan Kepala BP-PNFI Regional I.

3. Mekanisme pencairan dana dilakukan dengan

pengajuan dari BP-PNFI Regional I kepada

Kantor Pelayanan Pembendaharaan Negara,

selanjutnya penyelenggara KPP terpadu

menerbitkan SP2D dan mentransfer dana ke

rekening lembaga/organisasi penerima atau

penyelenggara.

Page 27: PEDOMAN KPP Terpadu BP-PNFI Reg-I.

PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu

27

BAB IV

PENYELENGGARAAN PROGRAM

KPP TERPADU

A. Identifikasi dan Seleksi

1. Peserta Didik

a. Kriteria Peserta Didik

1) Penduduk usia produktif (16 - 35 tahun),

perempuan maupun laki-laki, yang

berasal dari keluarga kurang mampu/

miskin yang dibuktikan dengan surat

keterangan dari aparat desa/kelurahan

setempat

2) Minimal pendidikan SMP/Paket B atau

yang sederajat, drop out sekolah

menengah atau lulus sekolah menengah

tidak melanjutkan

3) Belum memiliki ketrampilan dan

pekerjaan tetap sebagai mata pencaharian

4) Memiliki kemampuan untuk belajar,

dibuktikan dengan surat kesanggupan

untuk mengikuti program sampai tuntas

Page 28: PEDOMAN KPP Terpadu BP-PNFI Reg-I.

PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu

28

5) Prioritas bagi yag berdomisili tidak jauh

dari lokasi Lembaga Penyelenggaraan

KPP TERPADU.

2. Jenis Ketrampilan

Ketrampilan yang diselenggarakan dalam

program KPP Terpadu adalah jenis ketrampilan

dengan kriteria :

a. Mempunyai peluang yang tinggi di pasar

kerja DUDI, baik di tingkat nasional maupun

internasional

b. Jenis ketrampilan yang dapat diselenggarakan

melalui program KPP Terpadu antara lain :

1) Otomotif

2) Elektronika

3) Spa

4) Komputer

5) Akupuntur

6) PLRT plus

7) Garment/Menjahit

8) Baby sitter

9) Care Giver

10) House Keeping

11) Pariwisata (Perhotelan, dan Lainnya

yang dinilai cepat memperoleh

kesempatan kerja/ pekerjaan.

Page 29: PEDOMAN KPP Terpadu BP-PNFI Reg-I.

PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu

29

3. Mitra

a. Lembaga usaha/organisasi yang bergerak di

bidang ketrampilan yang relevan dengan

program ketrampilan yang dilatihkan

b. Mampu dan bersedia menerima dan atau

memfasilitasi penyaluran lulusan untuk

bekerja

c. Mampu dan bersedia memberikan bimbingan

teknis kepada lulusan program yang merintis

usaha mandiri secara swadana

d. Memiliki jaringan kerjasama yang luas

dengan dunia usaha dan dunia industri

merupakan prioritas utama.

B. Pelaksanaan Pelatihan

1) Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan dengan

melibatkan penyelenggara program dan mitra

kerja dalam hal :

a. Kegiatan pendidikan dan latihan

dilaksanakan dengan pendekatan 30 % teori

dan 70 % praktek

Page 30: PEDOMAN KPP Terpadu BP-PNFI Reg-I.

PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu

30

b. Kurikulum disusun berdasarkan kompetensi

yang dipersyaratkan lembaga penerima

lulusan

c. Pelaksanaan praktek kerja/magang sesuai

rencana

d. Pembinaan lulusan pasca program

2) Pengawasan kegiatan dilakukan dengan peran

serta peyelenggara, mitra kerja dan instansi

terkait terhadap :

a. Pelaksanaan kegiatan pendidikan dan latihan

b. Pelaksanaan praktek kerja/magang

c. Penempatan lulusan

d. Pembinaan lulusan pasca program

3) Pelaksanaan evaluasi program dan evaluasi hasil

belajar peserta didik dilakukan untuk mengukur

kompetensi peserta didik oleh LSP yang

diarahkan untuk bekerja

4) Penanganan pasca pogram yang meliputi

pembinaan dan pengembangan kemampuan

lulusan untuk menjalankan pekerjaannya ataupun

usaha mandiri swadana yang dirintis

Page 31: PEDOMAN KPP Terpadu BP-PNFI Reg-I.

PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu

31

C. Uji Kompetensi

Uji kompetensi bagi peserta program KPP Terpadu

diselenggarakan oleh :

1. Orgasnisasi profesi, seperti PAKSI untuk uji

kompetensi akupunktur

2. Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK)

3. Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) seperti LSP

telematika (komputer), LSP Cohespa

(kosmetologi, kesehatan dan spa)

Lembaga Sertifikasi Profesi (LSK) adalah lembaga

yang dikelola secara mandiri, efisien, efektif dan

akuntabel. LSK bukan lembaga sertifikasi profesi

yang dibentuk dan diakreditasi oleh Badan Nasional

Sertifikasi Profesi (BNSP) melainkan dibentuk oleh

organisasi/asosiasi profesi yang diakui oleh

pemerintah (Depdiknas)

Penyelenggaraan uji kompetensi bertujuan untuk :

1. Melayani peserta program KPP terpadu untuk

mengikuti ujian berstandar nasional

2. Mengukur keberhasilan kegiatan pembelajaran

pada program KPP Terpadu melalui ujian

berstandar nasional

Page 32: PEDOMAN KPP Terpadu BP-PNFI Reg-I.

PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu

32

D. Penyaluran dan Penempatan

Setelah seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran

diikuti oleh peserta didik, penyelenggara

berkewajiban untuk menyalurkan/menempatkan

seluruh lulusan (100%) pada usaha yang dikelola

mitra untuk bekerja pada dunia usaha/dunia industri

yang relevan.

Page 33: PEDOMAN KPP Terpadu BP-PNFI Reg-I.

PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu

33

BAB V

PENGENDALIAN PELAKSANAAN PROGRAM

A. Pemantauan

Pemantauan dan Pembinaan merupakan suatu

rangkaian kegiatan untuk memastikan kualitas

pemanfaatan dana oleh KPP Terpadu penerima

dana blok grant. Pemantauan ditujukan untuk

memastikan ketepatan penerima dana, ketepatan

waktu penyaluran dana dan ketepatan pemanfaatan

dana sesuai dengan proposal yang telah diajukan.

Hasil Pemantauan diharapkan dapat untuk

mengidentifikasi dan mengantisipasi sedini mungkin

masalah atau penyimpangan yang terjadi.

Pemantauan selain memiliki fungsi pengawasan juga

berfungsi sebagai pembina artinya pemantauan tidak

hanya mencari masalah dan penyimpangan akan

tetapi juga memberikan alternatif solusi mengatasi

berbagai masalah dan juga upaya dalam rangka

peningkatan mutu program Pendidikan Non Formal.

Page 34: PEDOMAN KPP Terpadu BP-PNFI Reg-I.

PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu

34

Pemantauan dan pembinaan menjadi tanggung jawab

BP-PNFI Regional I dan Dinas Pendidikan

Kabupaten/Kota. Pelaksanaan pemantauan dilakukan

selama proses penyelenggaraan program KPP

terpadu.

Pemantauan dapat dilakukan dengan menganalisis

laporan, melakukan kunjungan langsung ke

lapangan. Hasil pemantauan disusun menjadi

laporan tertulis dan hasil pemantauan yang dilakukan

oleh instansi terkait dikirim ke tim kerja KPP terpadu

BPPNFI Regional I.

B. Evaluasi

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat

keberhasilan kegiatan, kelemahan yang perlu

diperbaiki, kekuatan yang perlu dikembangkan dan

hal-hal lain yang perlu ditindaklanjuti untuk

meningkatkan keberhasilan program. Evaluasi

dilakukan secara berkala pada lembaga

penyelenggara KPP Terpadu Sedangkan evaluasi

hasil program dilaksanakan setelah selesai

penyelenggaraan atau diakhir kegiatan. Hasil

Page 35: PEDOMAN KPP Terpadu BP-PNFI Reg-I.

PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu

35

evaluasi disusun menjadi laporan tertulis dan

dijadikan sebagai masukan bagi penyusunan Model

Penyelenggaraan Program KPP Terpadu sekaligus

sebagai bahan pertanggungjawaban bagi pihak

atasan.

C. Pelaporan

Lembaga penyelenggara KPP Terpadu wajib

membuat laporan sebagai bukti pertanggungjawaban

atas dana yang diterima. Laporan dimaksud meliputi:

1. Laporan pelaksanaan kegiatan, sekurang-

kurangnya disusun dan diajukan dalam 3 (tiga)

tahap, yaitu:

a. Pertama, pemberitahuan kesiapan

melaksanakan program paling lambat 2

minggu setelah dana block grant diterima.

b. Kedua, laporan pelaksanaan program setelah

4 (empat) bulan berikutnya

c. Ketiga, laporan akhir yaitu 8 (delapan) bulan

setelah program selesai dilasanakan.

Page 36: PEDOMAN KPP Terpadu BP-PNFI Reg-I.

PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu

36

2. Isi laporan memuat; (1) Laporan hasil

pelaksanaan kegiatan yang telah dan akan

ditindaklanjuti atau perkembangan program (2)

Laporan pemanfaatan dana atau daya serap

anggaran, (3) Hasil yang dicapai, (4)

permasalahan dan kendala yang dihadapi, (5)

solusi pemecahan yang dilakukan. Sistematika

Laporan terlampir.

Page 37: PEDOMAN KPP Terpadu BP-PNFI Reg-I.

PPPPedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpaduedoman KPP Terpadu

37

BAB VI

PENUTUP

Dengan adanya acuan ini diharapkan dapat

menginformasikan dengan jelas maksud dan tujuan

pemberian bantuan penyelenggaraan KPP Terpadu

mempermudah pengajuan bantuan dana sehingga

pelaksanaan program rintisan KPP Terpadu dapat

dilaksanakan secara efektif.

Pedoman penyaluran dan blok grant rintisan KPP

Terpadu dibuat agar dipergunakan sebagai bahan acuan

bagi pihakpihak yang berkepentingan baik dalam

pelaksanaan maupun dalam menetapkan langkah tindak

lanjut serta sebagai bahan penilaian bagi pimpinan

terhadap pelaksanaan kegiatan. Dengan adanya pedoman

ini diharapkan kegiatan penyaluran dana blok grant

rintisan KPP Terpadu dapat berjalan sesuai dengan

jadwal yang telah ditetapkan.