PEDOMAN KJP

30
PEDOMAN PEMENUHAN KEBUTUHAN BIAYA PERSONAL SISWA MISKIN (BPSM) SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA MELALUI KARTU JAKARTA PINTAR 1

Transcript of PEDOMAN KJP

Page 1: PEDOMAN KJP

PEDOMAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN BIAYA PERSONAL SISWA MISKIN (BPSM)

SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MAMELALUI

KARTU JAKARTA PINTAR

Dinas Pendidikan Provinsi DKI JakartaJl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 40 - 41 Jaksel

Tahun 2013

1

Page 2: PEDOMAN KJP

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan

karunia-Nya buku Pedoman Pemenuhan Kebutuhan Biaya Personal Siswa Miskin (BPSM)

Peserta Didik SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA melalui Kartu Jakarta Pintar (KJP) telah

tersusun di Provinsi DKI Jakarta.

Buku pedoman ini berisi tentang beberapa hal yang menjadi latar belakang mengapa

BPSM mendapat perhatian serius dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk suksesnya

Program Wajib Belajar 12 Tahun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Provinsi DKI Jakarta. Pengaturan dan pelaksanaan BPSM yang memerlukan pembiayaan besar

dan pendataan akurat membutuhkan kerjasama dari semua pihak. Untuk itu, dalam buku

pedoman ini juga dilengkapi dengan perangkat monitoring dan pelaporannya.

Dengan adanya buku pedoman ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dalam

melaksanakan program Pemenuhan Kebutuhan Biaya Personal Siswa Miskin bagi Dinas

Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Suku Dinas, sekolah dan masyarakat. Dilandasi pentingnya

program ini sebagai upaya untuk memberikan akses dan kesempatan seluas-luasnya bagi

peserta didik miskin dalam memperoleh pendidikan, partisipasi dan peran aktif komunitas

pendidikan sangat diharapkan. Dalam kesempatan ini, kami sampaikan ucapan terimakasih atas

peran aktif semua pihak yang dapat memberikan kontribusinya bagi usaha percepatan

peningkatan mutu pendidikan di Provinsi DKI Jakarta melalui pembinaan (pendampingan dan

pengawasan) pelaksanaan program pemenuhan Biaya Personal Siswa Miskin (BPSM) dalam

bentuk Kartu Jakarta Pintar.

Jakarta, 1 Desember 2012

KEPALA DINAS PENDIDIKANPROVINSI DKI JAKARTA

Dr. H.TAUFIK YUDI MULYANTO, M.PdNIP 196111091987031005

2i

Page 3: PEDOMAN KJP

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR …………………………………………………………... i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………………… 1

B. Landasan Hukum ……………………………………………….... 2

C. Maksud dan Tujuan ………………………………………………. 2

D. Sasaran …………………………………………………………… 3

E. Hasil yang Diharapkan …………………………………………… 4

BAB II PROGRAM BIAYA PERSONAL SISWA MISKIN (BPSM)

A. Pengertian ………………………………………………………… 4

B. Kategori Miskin ………………………………………………...... 5

C. Kriteria Siswa Miskin……………………………………....…...... 5

D. Unit Cost Biaya Personal Siswa Miskin ………………………..... 6

E. Alokasi Anggaran yang Dibutuhkan …………………………...... 7

BAB III MEKANISME PELAKSANAAN

A. Penentuan Kuota ………………………………………………… 8

B. Persyaratan Penerima BPSM ……………………………………. 9

C. Mekanisme Pelaksanaan dan Tahapannya ………………………. 9

BAB IV STANDAR BAKU PENGGUNAAN, PENGAWASAN DAN

PELAPORAN PEMBELANJAAN BPSM

A. Standar Baku Penggunaan BPSM.... ……………………………… 10

B. Mekanisme Pengawasan Pembelanjaan BPSM................................ 11

C. Jenis Sanksi Terhadap Pelanggaran Pembelanjaan BPSM............... 11

D. Mekanisme Pelaporan Pembelanjaan BPSM.................................... 12

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 13

LAMPIRAN-LAMPIRAN

3

Page 4: PEDOMAN KJP

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan bidang pendidikan menjadi semakin strategis di era otonomi, karena

daerah memiliki kemampuan dan kewenangan untuk menentukan arah dan kebijakan

pembangunannya di sektor pendidikan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengemban

tugas untuk melaksanakan pembangunan bidang pendidikan yang multi karakteristik,

terutama besarnya populasi penduduk dan banyaknya masyarakat kurang mampu di

wilayah perkotaan. Pelayanan sektor pendidikan untuk menjangkau masyarakat kurang

mampu menjadi tantangan besar mengingat kondisi ekonomi makro yang belum kondusif.

Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Sistem Pendidikan dalam pasal 5

ayat (1), menyatakan bahwa “warga masyarakat yang berusia 7 sampai 18 tahun wajib

mengikuti pendidikan dasar sampai tamat”. Pasal 16 huruf (f) menyebutkan bahwa

”pemerintah daerah wajib menyediakan dana guna terselenggaranya wajib belajar 12 tahun

khusunya bagi peserta didik dari keluarga tidak mampu dan anak terlantar” .

Berdasarkan peraturan daerah tersebut, Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta

telah melaksanakan rintisan Wajib Belajar 12 Tahun (2007) dan selanjutnya pada tahun

2012 telah dicanangkan Wajib Belajar 12 Tahun. Untuk mewujudkan program Wajib

Belajar 12 Tahun, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menjamin seluruh warga usia

sekolah untuk mendapatkan pelayanan pendidikan minimal sampai jenjang pendidikan

menengah dengan kebijakan pemberian dana Biaya Operasional Pendidikan (BOP) dan

Biaya Personal Siswa Miskin (BPSM) guna membantu mereka agar tetap dapat mengikuti

pembelajaran di sekolah dengan baik. Khusus untuk BPSM teknis penyaluranya dilakukan

melalui Program Kartu Jakarta Pintar, yaitu berupa kartu ATM Bank DKI.

Dalam rangka mewujudkan Program Kartu Jakarta Pintar yang tepat sasaran, Dinas

Pendidikan Provinsi DKI Jakarta perlu menyusun buku Pedoman Pemenuhan Kebutuhan

Biaya Personal Siswa Miskin (BPSM) Peserta Didik SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTS,

SMA/SMALB/SMK/SMKLB/MA Melalui Kartu Jakarta Pintar. Buku pedoman ini

diharapkan dapat menjadi acuan dalam mentransformasikan pemahaman dan teknis

pelaksanaan kepada jajaran Dinas Pendidikan khususnya dan instansi terkait di Provinsi

DKI Jakarta.

4

Page 5: PEDOMAN KJP

B. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

3. Undang–Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah

Khusus Ibukota Negara Republik Indonesia Jakarta;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2009 tentang Standar Nasional Pendidikan;

5. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 8 Tahun 2006

tentang Sistem Pendidikan;

6. Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah;

7. Peraturan Gubernur Nomor 130 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi DKI Jakarta;

8. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 199 Tahun 2009

tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Nomor 134 Tahun 2009 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Dinas Pendidikan;

9. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 190 Tahun 2012

tentang Pemberian Bantuan Personal Pendidikan Sekolah Menengah Atas, Madrasah

Aliyah, dan Sekolah Menengah Kejuruan Bagi Peserta Didik Tidak Mampu/Miskin

Melalui Kartu Jakarta Pintar;

10. Instruksi Gubernur Nomor 106 Tahun 2012 tentang Penggunaan Data Rumah Tangga

Hasil Pendataan PPLS 2011.

11. Peraturan Gubernur Nomor 190 Tahun 2012 tentang Pemberian Bantuan Biaya

Personal Pendidikan Sekolah Menengah Atas Dan Sekolah Menengah Kejuruan Bagi

Peserta Didik Dari Keluarga Tidak Mampu/Miskin Melalui Kartu Jakarta Pintar.

C. Maksud dan Tujuan

Buku Pedoman BPSM peserta didik SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs,

SMA/SMALB/SMK/SMKLB/MA melalui Kartu Jakarta Pintar ini disusun untuk

memberikan penjelasan latar belakang, mekanisme dan ketentuan-ketentuan teknis

pelaksanaannya dengan tujuan :

1. Memiliki persepsi yang sama tentang program pemberian BPSM bagi peserta didik

SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs, SMA/SMALB/SMK/SMKLB/MA melalui Kartu

Jakarta Pintar.

5

Page 6: PEDOMAN KJP

2. Menjabarkan secara operasional pemanfaatan pemberian BPSM untuk kepentingan

masyarakat tidak mampu pada usia sekolah dasar sampai dengan menengah di

Provinsi DKI Jakarta.

3. Melaksanakan program BPSM untuk peserta didik SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs,

SMA/SMALB/SMK/SMKLB/MA melalui Kartu Jakarta Pintar dengan data yang

cermat, akuntabel dan tepat sasaran.

D. Sasaran

Sasaran untuk program pemberian BPSM bersumber dari hasil Pendataan Program

Perlindungan Sosial (PPLS) Tahun 2011. Data penduduk Provinsi DKI Jakarta kategori

40% rumah tangga Indonesia berpenghasilan terendah tercatat 332,465 ribu jiwa yang

termasuk dalam usia sekolah (7-18 tahun), dengan rincian sebagai berikut :

Hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial Tahun 2011

UsiaSangat Miskin

MiskinHampir Miskin

Rentan Miskin

Jumlah Keterangan

7-12 Tahun

84.830 49.913 32.176 3.467 170.386Setara

SD/SDLB/MI

13-15 Tahun

36.996 26.029 18.607 2.220 83.852 Setara SMP/SMPLB/MTs

16-18 Tahun

28.710 24.980 21.721 2.816 78.227Setara

SMA/SMALB/SMK/SMKLB/MA

Total 150.536 100.922 72.504 8.503 332.465

E. Hasil yang Diharapkan

Dengan dibuatnya buku Pedoman Pemenuhan Kebutuhan Biaya Personal Siswa

Miskin (BPSM) Peserta Didik SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs,

SMA/SMALB/SMK/SMKLB/MA Melalui Kartu Jakarta Pintar, diharapkan :

1. Komunitas pendidikan di Provinsi DKI Jakarta semakin memahami tentang program

pemberian BPSM bagi peserta didik SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs,

SMA/SMALB/SMK/SMKLB/MA melalui Kartu Jakarta Pintar.

2. Para pengelola program, mampu menjabarkan secara operasional pemanfaatan

pemberian BPSM untuk kepentingan masyarakat tidak mampu di Provinsi DKI Jakarta.

3. Jajaran Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta dan Instansi terkait, mampu

melaksanakan program BPSM melalui Kartu Jakarta Pintar secara cermat dan tepat

sasaran.

6

Page 7: PEDOMAN KJP

BAB II

PROGRAM BIAYA PERSONAL SISWA MISKIN

Masalah kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang menjadi pusat

perhatian pemerintah di negara manapun. Salah satu aspek penting untuk mendukung Strategi

Penanggulangan Kemiskinan adalah tersedianya data kemiskinan yang akurat dan tepat

sasaran. Pengukuran kemiskinan yang dapat dipercaya dapat menjadi instrumen bagi

pengambil kebijakan dalam memfokuskan perhatian pada kondisi hidup orang miskin. Data

kemiskinan yang baik dapat digunakan untuk mengevaluasi kebijakan pemerintah terhadap

kemiskinan, membandingkan kemiskinan antar waktu dan daerah, serta menentukan target

penduduk miskin dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi mereka.

A. Pengertian

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi

kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.

Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun

sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mencakup gambaran tentang:

A. Kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari,

sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan (kelangkaan barang-barang dan

pelayanan dasar).

B. Kurangnya kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan

ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan

dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini

mencakup masalah-masalah politik dan moral.

C. Kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini

sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.

(Sumber : diolah dari http://id.wikipedia.org).

Berdasarkan pengertian dan pemahaman tentang kemiskinan tersebut di atas, maka

yang dimaksud siswa miskin adalah peserta didik pada jenjang satuan pendidikan sekolah

dasar sampai dengan menengah yang secara personal dinyatakan tidak mampu baik secara

materi maupun penghasilan orang tuanya yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan

dasar pendidikan. Kebutuhan dasar pendidikan yang dimaksud mencakup : seragam,

sepatu, dan tas sekolah, biaya transportasi, makanan serta biaya ekstrakurikuler.

7

Page 8: PEDOMAN KJP

B. Kategori Miskin

Berdasarkan hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) Tahun 2011,

orang miskin dapat dibedakan dengan kategori sangat miskin, miskin, hampir miskin,

dan rentan miskin. Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2010 telah mengumumkan

bahwa orang miskin di Indonesia mencapai 31,02 juta.

BPS (hasil survei per September 2011), mengkategorikan orang miskin di

Indonesia menjadi tiga, yaitu :

1. Miskin.

2. Hampir miskin.

3. Sangat miskin.

BPS mencatat perhitungan kategori orang miskin, yaitu dilakukan untuk

mengetahui bagaimana pemenuhan terhadap kebutuhan dasar berupa nasi (makan), karena

jika tidak yang bersangkuatan akan meninggal. Kemiskinan yang diukur, yakni dengan

mengetahui ketidakmampuan seseorang dari sisi ekonomi. Dengan demikian, bisa saja

orang miskin itu mendapat bantuan seperti jaminan kesehatan berupa jamkesmas, bantuan

subsidi beras murah, bantuan operasional sekolah dan lain-lain. Orang miskin yang

penting makan, karena tidak mampu untuk pengeluaran sandang, perumahan, pendidikan

dan kesehatan. (Sumber : diolah dari © VIVA.co.id).

Masyarakat rentan miskin adalah orang yang memiliki pekerjaan dan mampu

menghidupi dirinya dan keluarga, tetapi tidak mampu membiayai pengobatan di rumah

sakit. Sedangkan masyarakat miskin adalah masyarakat yang tidak bisa memenuhi

kebutuhan hidupnya. Selain itu, juga tidak mampu membiayai pengobatan rawat jalan dan

rawat inap. (Sumber : diolah dari http://www.solopos.com/2012/03/08/rentan-miskin).

C. Kriteria Siswa Miskin dan Persyaratan Penerima BPSM

Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa siswa miskin adalah peserta didik pada

jenjang satuan pendidikan sekolah dasar sampai dengan menengah yang secara personal

dinyatakan tidak mampu baik secara materi maupun penghasilan orang tuanya yang tidak

memadai untuk memenuhi kebutuhan dasar pendidikan. Kebutuhan dasar pendidikan yang

dimaksud mencakup : seragam, sepatu, dan tas sekolah, biaya transportasi, makanan serta

biaya ekstrakurikuler. Berdasarkan pengertian tersebut, maka untuk kepentingan

pemenuhan kriteria program pemberian BPSM bagi peserta didik SD/SDLB/MI,

SMP/SMPLB/MTs, SMA/SMALB/SMK/SMKLB/MA melalui Kartu Jakarta Pintar

Tahun Anggaran 2013 sebagai berikut :

8

Page 9: PEDOMAN KJP

1. Tidak merokok dan atau mengkonsumsi narkoba

2. Orang tua tidak memiliki penghasilan yang memadai

3. Menggunakan angkutan umum

4. Daya beli untuk sepatu dan pakaian seragam sekolah/pribadi rendah

5. Daya beli untuk buku, tas, dan alat tulis rendah

6. Daya beli untuk konsumsi makan/jajan rendah

7. Daya pemanfaatan internet rendah

8. Tidak dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang berpotensi mengeluarkan biaya

D. Unit Cost BPSM

Pemberian BPSM bagi peserta didik SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTS,

SMA/SMALB/SMK/SMKLB/MA melalui Kartu Jakarta Pintar didasarkan pada

perhitungan besaran unit cost per peserta didik per bulan untuk satu tahun anggaran

sebagai berikut :

1. SD/SDLB/MI sebesar Rp. 180.000,- (Rp. 2.160.000/ tahun).

2. SMP/SMPLB/MTs sebesar Rp. 210.000,- (Rp. 2.520.000/ tahun).

3. SMA/SMALB/SMK/SMKLB/MA sebesar Rp. 240.000,- (Rp. 2.880.000/ tahun).

Adapun untuk pemenuhan unit kebutuhan bagi peserta didik yang memperoleh

program BPSM yaitu mencakup sebagai berikut :

No Unit Kebutuhan

Unit Cost/Tahun/Satuan Pendidikan

SD/SDLB/MI SMP/SMPLB/MTsSMA/SMALB/

SMK/SMKLB/MA

1Transport ke dan

dari SekolahRp. 900.000,- Rp. 1. 200.000,- Rp. 1.320.000,-

2Buku, Alat Tulis,

dan Tas SekolahRp. 400.000,- Rp. 450.000,- Rp. 450.000,-

3Baju dan Sepatu

SekolahRp. 560.000,- Rp. 560.000 Rp. 710.000,-

4Tambahan Makan

dan MinumRp. 300.000,- Rp. 335.000,- Rp. 400.000,-

Jumlah Total Rp. 2.160.000,- Rp. 2.520.000,- Rp. 2.880.000,-

9

Page 10: PEDOMAN KJP

E. Alokasi Anggaran yang Dibutuhkan :

Lancar dan suksesnya program pemberian BPSM bagi peserta didik SD/SDLB/MI,

SMP/SMPLB/MTS, SMA/SMALB/SMK/SMKLB/MA melalui Kartu Jakarta Pintar,

sangat ditentukan dari tersedianya alokasi dana yang dibutuhkan. Pada Tahun Anggaran

2013 untuk program pemberian BPSM, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) akan mengalokasikan dana sebesar Rp.

804.634.560.000,- (delapan ratus empat milyar, enam ratus tiga puluh empat juta, lima

ratus enam puluh ribu rupiah).

Adapun rincian alokasi pemanfaatan dana BPSM sebagai berikut :

NoKelompok Usia

(Satuan Pendidikan)

Jumlah Siswa

Miskin

Unit Cost Per Bulan

(Rp)

Jumlah Bulan

Jumlah Anggaran KJP (Rp)

17 - 12 Tahun

(Setara SD/SDLB/MI) 170.386 180.000 12 368.033.760.000

213 - 15 Tahun

(Setara SMP/SMPLB/MTs) 83.852 210.000 12 211.307.040.000

316 - 18 Tahun

(Setara SMA/SMALB/SMK/SMKLB/MA) 78.227 240.000 12 225.293.760.000

JUMLAH 332.465   804.634.560.000

10

Page 11: PEDOMAN KJP

BAB III

MEKANISME PELAKSANAAN

Mekanisme pelaksanaan program pemberian BPSM bagi peserta didik SD/SDLB/MI,

SMP/SMPLB/MTs, SMA/SMALB/SMK/SMKLB/MA melalui Kartu Jakarta Pintar,

merupakan bagian dari kegiatan perencanaan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta beserta

jajaran yang ada di Suku Dinas Pendidikan, Sekolah, dan instansi terkait. Kegiatan ini dapat

berbentuk rapat kerja, rapat koordinasi, forum diskusi, dan pertemuan informal. Tahap

kegiatan pelaksanaan program mencakup : penentuan kuota, penjaringan, verifikasi, dan

migrasi data, pembuatan MoU/PKS dengan Bank DKI, serta penerbitan dan distribusi Kartu

Jakarta Pintar.

A. Penentuan Kuota

Penentuan kuota untuk pemberian program BPSM didasarkan pada hal standar,

yaitu proporsional luas wilayah, jumlah sekolah, dan jumlah peserta didik. Dalam hal

jumlah peserta didik miskin yang ada di suatu wilayah (akurasi data dapat dipertanggung

jawabkan), akan memperoleh prioritas dengan persentase yang lebih besar.

Kuota masing-masing wilayah dengan sebaran sekolah dan peserta didik calon

penerima BPSM KJP Tahun 2013 adalah sebagai berikut :

No Wilayah

Satuan Pendidikan Negeri dan Swasta

KeteranganSD/SDLB MI SMP/SMPLB MTs SMA/

SMALB/SMK/

SMKLB

MA

1 Jakarta Pusat

13.387 4.506 12.950 1.931 12.509 890 Data Siswa Miskin PPLS (2011) :Setara

SD/SDLB/MI = 170.386

Setara SMP/SMPLB/MTs = 83.852

Setara SMA/SMALB/SMK/SMKLB/MA = 78.227

Total = 332.465

2 Jakarta Utara

21.575 7.400 14.800 2.300 15.281 900

3 Jakarta Barat

30.578 6.000 13.800 2.650 15.000 985

4 Jakarta Selatan

29.123 6.820 12.950 2.400 15.000 996

5 Jakarta Timur

41.212 7.815 15.131 4.150 15.500 681

8 Kab. Adm. Kp. Seribu

1.820 150 740 50 385 100

Jumlah137.695 32.69

170.371

13.48173.675

4.552

Jumlah Total 170.386 83.852 78.227 332.465

11

Page 12: PEDOMAN KJP

B. Persyaratan Penerima BPSM

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada Tahun Anggaran 2013, akan memberikan BPSM bagi peserta didik SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs, SMA/SMALB/SMK/SMKLB/MA melalui Kartu Jakarta Pintar dengan persyaratan sebagai berikut : 1. Warga DKI Jakarta yang dibuktikan dengan Kartu Keluarga atau surat keterangan lain

yang dapat dipertanggung jawabkan.2. Membuat surat pernyataan tidak mampu/miskin yang diketahui orang tua dan Ketua

Rukun Tetangga (RT) setempat.3. Terdaftar dan masih aktif disalah satu satuan pendidikan di Provinsi DKI Jakarta.4. Diusulkan oleh sekolah yang telah ditandatangani oleh Kepala Sekolah, Komite

Sekolah, dan Kepala Seksi Dikdas/Dikmen Kecamatan setempat yang selanjutnya diajukan ke Suku Dinas/Dinas Pendidikan setempat.

5. Menandatangani lembar Pakta Integritas yang telah disediakan.

C. Mekanisme Pelaksanaan dan Tahapannya

Mekanisme pelaksanaan pemberian BPSM bagi peserta didik SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs, SMA/SMALB/SMK/SMKLB/MA melalui Kartu Jakarta Pintar agar akurat dan tepat sasaran, yaitu dengan melakukan tahapan sebagai berikut :

No Tahapan PelaksanaanWaktu

PelaksanaanPenanggung

Jawab1 Sekolah mendata peserta didik miskin sesuai standar

format data individu Bank DKI setelah diberikan kuota oleh Sudin Pendidikan setempat.

Desember 2012 Kepala Sekolah

2 Sekolah mengusulkan peserta didik calon penerima KJP yang memenuhi persyaratan, ditandatangani oleh Kepala Sekolah dan Ketua Komite Sekolah.Data diserahkan ke Kasi Dikdas/Dikmen Kecamatan dalam bentuk printout dan softcopy (CD)

Desember 2012 Kepala Sekolah

3 Data peserta didik calon penerima KJP, selanjutnya diverifikasi oleh Kasi Dikdas/Dikmen Kecamatan setempat.

Januari 2013 Kasi Dikdas /Dikmen Kec

4 Rekapitulasi data berdasarkan kelompok jenjang pendidikan tersebut selanjutnya dikirim ke Sudin Dikdas/Dikmen masing-masing wilayah.

Januari 2013 Kepala Sekolah

5 Sudin/Dinas Pendidikan setempat mengesahkan kuota jumlah KJP untuk SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs, SMA/ SMALB/SMK/SMKLB/MA.

Februari 2013 Kasudin Pendidikan

6 Sudin/Dinas Pendidikan mengajukan daftar nama-nama siswa penerima KJP untuk pembuatan aplikasi ATM ke Bank DKI.

Februari 2013 Kasudin Pendidikan

7 Rekap data penerima BPSM KJP dikirim ke Dinas Pendidikan melalui Seksi Kerja Sama Antar Lembaga (KAL)/Persekolahan.

Maret 2013 Dinas Pendidikan

8 Penyerahan ATM KJP kepada peserta didik penerima BPSM.

Maret 2013 Bank DKI

12

Page 13: PEDOMAN KJP

BAB IV

STANDAR BAKU PENGGUNAAN, PENGAWASAN DAN PELAPORAN PENGGUNAAN BPSM

A. STANDAR BAKU PENGGUNAAN BPSM

No Jenis Belanja Kebutuhan Personal

Siswa

Maksimum Volume Per Hari Per Bulan Per Tahun

1 Pakaian Seragam Sekolah

2 stel seragam harian 1 stel baju batik 1 stel baju olah raga 1 stel baju lab/bengkel 1 stel baju pramuka 1 stel baju praktik kerja

industri (SMK) 1 stel baju ekstra

kurikuler

2 Sepatu dan kaos kaki 1 pasang3 Tas 1 buah4 Buku Tulis 4 unit per mata pelajaran5 Ballpoint 1 lusin6 Pensil/Spidol 1 lusin7 Penghapus/Tipex 1/2 lusin8 Penggaris 1 unit9 Transportasi/Ongkos 2 – 4 trip10 Tambahan Gizi Tentatif (sesuai keadaan)11 Foto Copy materi

pelajaran dan penugasan

Tentatif (sesuai keadaan)

12 Alat Praktik (Pelajaran Sains/Kejuruan)

Tentatif (sesuai keadaan)

13 Bahan Praktik (Pelajaran Sains/Kejuruan)

Tentatif (sesuai keadaan)

B. MEKANISME PENGAWASAN PEMBELANJAAN BIAYA PERSONAL SISWA MISKIN (BPSM) MELALUI KJP

13

Page 14: PEDOMAN KJP

No Sasaran Pengawasan Petugas Pengawas

Dokumen Pendukung

1 Siswa membuat rencana pembelanjaan BPSM Triwulan I, II, III, IV

Sekolah Rencana Belanja Siswa (RBS)

2 Siswa dan orang tua siswa menandatangani Surat Pernyataan tentang kesediaan membelanjakan BPSM/KJP untuk pemenuhan kebutuhan sekolah

Sekolah Surat Pernyataan

3 Siswa menyerahkan laporan pembelanjaan BPSM/KJP setiap bulan.

Sekolah Laporan Bulanan Pembelanjaan BPSM oleh setiap siswa pemegang KJP

4 Sekolah membuat rekapitulasi pembelanjaan seluruh siswa penerima KJP setiap triwulan

Sekolah Rekapitulasi Belanja BPSM seluruh siswa

5 Sekolah melaporkan pembelanjaan BPSM untuk seluruh siswa penerima KJP setiap Triwulan I, II, III, IV ke Sudin.

Sudin Laporan Sekolah tentang Belanja BPSM seluruh siswa pemegang KJP.

C. JENIS SANKSI TERHADAP PELANGGARAN PEMBELANJAAN BPSM

No Jenis Pelanggaran Sanksi Tindak Lanjut1 Siswa membelanjakan BPSM diluar

kebutuhan sekolah (membeli HP, menonton film, dll)

BPSM/KJP dicabut Digantikan siswa miskin lain yang belum menerima BPSM KJP

2 Orang tua membelanjakan BPSM untuk kebutuhan rumah tangga diluar kepentingan sekolah

BPSM/KJP dicabut Digantikan siswa miskin lain yang belum menerima BPSM KJP

3 Sekolah memanfaatkan dana BPSM siswa penerima KJP untuk pelunasan administrasi keuangan sekolah (khusus sekolah swasta)

Kepala Sekolah diberikan peringatan keras oleh Kasudin

Kepala Sekolah membuat Surat Pernyataan Tidak Mengulangi

D. MEKANISME PELAPORAN PEMBELANJAAN BPSM

14

Page 15: PEDOMAN KJP

Biaya Personal Siswa Miskin (BPSM) dicairkan oleh Bank DKI setiap tiga bulan

(triwulan) sekali dan bagi siswa penerima Kartu Jakarta Pintar dapat melakukan

penarikan BPSM untuk dibelanjakan guna memenuhi kebutuhan sekolah.

Setiap siswa pemegang KJP diwajibkan membuat laporan tertulis tentang pembelanjaan

BPSM setiap bulan sebagai bentuk pelaporan dan sekaligus pertanggung jawaban

penggunaan dana BPSM.

Laporan penggunaan BPSM setiap bulan diserahkan siswa kepada sekolah dan

selanjutnya seluruh rekapitulasi penggunaan BPSM dilaporkan oleh Kepala Sekolah

kepada Sudin.

BAB V

15

Page 16: PEDOMAN KJP

PENUTUP

Kartu Jakarta Pintar (KJP) adalah program strategis untuk memberikan akses bagi warga

DKI Jakarta dari kalangan masyarakat tidak mampu untuk mengenyam pendidikan

minimal sampai dengan tamat SMA/SMK dengan dibiayai penuh dari dana APBD

Provinsi DKI Jakarta

Manfaat dan dampak positif yang diharapkan dari siswa penerima KJP, antara lain :

1. Seluruh warga DKI Jakarta menamatkan pendidikan minimal sampai dengan jenjang

SMA/SMK;

2. Mutu pendidikan di Provinsi DKI Jakarta meningkat secara signifikan;

3. Peningkatan pencapaian target APK pendidikan dasar dan menengah.

Demikian pedoman ini dibuat dengan harapan agar dapat dijadikan rujukan dalam

pelaksanaan kegiatan pemberian Kartu Jakarta Pintar pada tahun 2013 dan dapat

digunakan sebagaimana mestinya baik oleh Dinas Pendidikan, Suku Dinas Pendidikan,

sekolah, peserta didik, orang tua maupun masyarakat.

Jakarta, 1 Desember 2012

KEPALA DINAS PENDIDIKAN

PROVINSI DKI JAKARTA

Dr. H.TAUFIK YUDI MULYANTO, M.Pd

NIP 196111091987031005

Lampiran 1

16

Page 17: PEDOMAN KJP

SURAT PERNYATAAN

PESERTA DIDIK PENERIMA KARTU JAKARTA PINTAR

Dalam rangka penggunaan Biaya Personal Siswa Miskin (BPSM) melalui Kartu Jakarta

Pintar (KJP) Tahun 2013, maka yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa :

Nama :

Sekolah :

Kelas :

Nama Orang Tua :

1. Bersedia membelanjakan BPSM untuk pemenuhan biaya personal dalam rangka menuntut

ilmu di sekolah;

2. Setiap bulan melaporkan penggunaan BPSM secara jujur, transparan dan

bertanggungjawab;

3. Apabila saya melanggar hal-hal yang telah saya nyatakan dalam Surat Pernyataan ini,

maka saya bersedia dikenakan sanksi berupa pencabutan BPSM/KJP.

Jakarta,............................... 20 ...

Mengetahui

Orang Tua/Wali Penerima Kartu Jakarta Pintar

(.................................................) (.................................................)nama lengkap dan tanda tangan nama lengkap dan tanda tangan

Lampiran 2

17

Page 18: PEDOMAN KJP

FORMULIR LAPORAN PENGGUNAAN DANA BANTUAN

BIAYA PERSONAL SISWA MISKIN (BPSM)

MELALUI KARTUJAKARTA PINTAR (KJP)

Bulan :

Nama Sekolah :

Nama Peserta Didik :

Kelas :

No. Kebutuhan Personal Peserta Didik Besar Dana Keterangan

1 Transportasi Rp.

2 Buku Tulis Rp.

3 Alat Tulis Rp.

4 Sepatu Rp.

5 Seragam Rp.

6 Lain-lain : (sebutkan)

a. Rp.

b. Rp.

c. Rp.

d. Rp.

e. Rp.

f. Rp.

g. Rp.

h. Rp.

i. Rp.

JUMLAH Rp.

Jakarta, .........................20.....

Penerima Kartu Jakarta Pintar

(................................................)nama lengkap dan tanda tangan

Lampiran 3

18

Page 19: PEDOMAN KJP

SURAT PERNYATAAN

SEKOLAH PENERIMA KARTU JAKARTA PINTAR

TAHUN 2013

Dalam rangka peningkatan akses dan mutu pendidikan melalui penggunaan Biaya

Personal Siswa Miskin (BPSM) dalam bentuk Kartu Jakarta Pintar Tahun 2013 maka dengan

ini saya :

Nama :

Jabatan : Kepala Sekolah

Sekolah :

Alamat :

menyatakan bahwa :

1. Bersedia melakukan pemantauan dan pembinaan intensif kepada peserta didik dan orang

tua penerima Kartu Jakarta Pintar Tahun 2013

2. Bersedia membuat laporan secara berkala (triwulan) tentang pelaksanaan Kartu Jakarta

Pintar Tahun 2013 sesuai format terlampir

3. Melakukan evaluasi pelaksanaan Kartu Jakarta Pintar Tahun 2013

Jakarta, ...

Kepala Sekolah

(................................................)nama lengkap dan tanda tangan

Lampiran 4

19

Page 20: PEDOMAN KJP

LAPORAN

REKAPITULASI PELAKSANAAN BANTUAN

BIAYA PERSONAL SISWA MISKIN (BPSM)

MELALUI KARTU JAKARTA PINTAR

Triwulan :

Nama Sekolah :

Jumlah Peserta Didik Penerima KJP :

Total Kumulatif Dana BPSM/KJP :

No. Nama Peserta Didik

Penerima KJP

Kebutuhan Personal yang Dibelanjakan Peserta Didik

1

2

3

4

5

Permasalahan yang dihadapi dalam program BPSM KJP :

No. Permasalahan Penyebab

Permasalahan

Solusi Tindak Lanjut

Jakarta, ...................................20....

Kepala Sekolah

(......................................................)NIP/NRK.

20