Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

download Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

of 46

Transcript of Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    1/122

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    2/122

    terdiri atas ' rantai, yaitu

    . &gen infeksi (infectious agent) adalah mikroorganisme yang dapat menyebabkan

    infeksi. Pada manusia, agen infeksi dapat berupa bakteri, "irus, riketsia, jamur 

     parasit. Kadang mikroorganisme merupakan flora normal pasien dan dapat

    menyebabkan infeksi bila daya tahan tubuh pasien rendah (infeksi endogen),

    sedangkan infeksi yang terjadi karena sumber lain disebut (infeksi eksogen).

    &da tiga faktor pada agen penyebab yang mempengaruhi terjadinya infeksi yaitu

     patogenitas, "irulensi dan jumlah (dosis atau "load").

    *. +eser"oir atau tempat dimana agen infeksi dapat hidup, tumbuh, berkembang biak 

    dan siap untuk ditularkan kepada orang. +eser"oir yang paling umum adalah

    manusia, binatang dan tumbuh#tumbuhan, tanah, air, dan bahan#bahan organi

    lainnya. Pada orang sehat, permukaan kulit, selaput lendir, saluran napas atas, usus

    dan "agina merupakan reser"oir yang umum.

    anusia sebagai reser"oir dapat bertindak sebagai case atau carrier. Case adalah

     pasien dengan infeksi inis akut sedangkan carrier adalah seseorang yang

    terkolonisasi mikroba patogen spesifik namun tidak menunjukkan tanda#tanda atau

    gejala infeksi, misalnya "irus -epatitis .

    /. Pintu keluar (portal of exit) adalah jalan dari mana agen infeksi meninggalkan

    reser"oir. Pintu keluar meliputi saluran pernapasan, penernaan, saluran kemih dan

    kelamin, kulit dan membrane mukosa, transplasenta dan darah serta airan tubuh

    lain.

    0. Transmisi (ara penularan) adalah mekanisme bagaimana transport agen infeksi

    dari reser"oir ke penderita (yang suseptibel). &da beberapa ara penularan, yaitu

    a) Kontak langsung, terjadi melalui kontak fisik (orang ke orang).

     b) Kontak tidak langsung, terjadi karena kontak dengan benda#benda yang

    terkontaminasi.) Droplet, terjadi karena kontak dengan sekresi pernapasan yang terkontaminasi.

    ikroba

    d) &irborne,

    e) Common ehicle (makanan, air1minuman, darah)

    f) 2etor (biasanya serangga dan binatang pengerat)

    3. Pintu masuk (portal of entry) adalah tempat dimana agen infeksi memasuki

     penjamu (yang suseptibel). Pintu masuk bisa melalui saluran pernapasan,

     penernaan, saluran kemih dan kelamin, selaput lendir, serta kulit yang tidak utuh

    (luka). $elain itu, pemasangan alat in"asif juga merupakan

    2

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    3/122

    '. Penjamu (host) yang suseptibel adalah orang yang tidak memiliki daya tahan tubuh

    yang ukup melawan agen infeksi serta menegah terjadinya infeksi atau penyakit.

    4aktor yang khusus dapat mempengaruhi adalah umur, status gi5i, status imunisasi,

     penyakit kronis, luka nakar yang luas,

    trauma atau pembedahan, pengobatan dengan imunosupresan. 4aktor lain yang

    mungkin berpengaruh adalah jenis kelamin, ras atau etnis tertentu, status ekonomi,

    gaya hidup, pekerjaan dan herediter.

    6ambar . $kema rantai penularan penyakit infeksi

    FAKTOR RISIKO INFEKSI

    . %mur neonatus dan lansia lebih rentan*. $tatus imun yang rendah1terganggu (immuno#kompromais) penderita penyakit

    kronik, penderita keganasan, obat#obat immunosupresan.

    /. Interupsi barier anatomis

    a. Kateter urin meningkatkan kejadian infeksi saluran kemih (I$K)

     b. Prosedur operasi dapat menyebabkan infeksi luka operas7 (I89) atau

    "!urgical !ite Infection" ($$I).

    . Intubasi pernapasan meningkatkan kejadian"entilator Associated 

     #neumonia" (2&P).d. Kanula "ena dan arteri menimbulkan Plebitis, Infeksi &lian Darah Primer 

    (I&DP).

    e. 8uka bakar dan trauma.

    0. Implantasi benda asing

    a. "ind$elling catheter".

     b. "surgical suture materiar 

    . "Cere%rospinal fluid shunts" 

    3. Perubahan mikroflora normal pemakaian antibiotika yang tidak bijaksana

    menyebabkan timbulnya kuman yang resisten terhadap berbagai antimikroba.

    3

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    4/122

    STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

    Proses terjadinya infeksi bergantung kepada interaksi antara suseptibilitas penjamu,

    agen infeksi (patogenitas, "irulensi dan dosis) serta ara penularan. Identifikasi fator 

    risiko pada penjamu dan pengendalian infeksi terhadap infeksi tertentu dapat

    mengurangi insiden terjadinya infeksi (-&Is), baik pada pasien ataupun pada petugas

    kesehatan.$trategi penegahan dan pengendalian infeksi terdiri dari

    . Peningkatan daya tahan penjamu. Daya tahan penjamu dapat meningkat dengan

     pemberian imunisasi aktif (ontoh "aksinasi -epatitis ), atau pemberian imunisasi

     pasif (immunoglobulin). Promosi kesehatan seara umum termasuk nutrisi yang

    adekuat akan meningkatkan daya tahan tubuh.

    *. Inakti"asi agen penyebab infeksi. Inakti"asi agen infeksi dapat dilakukan dengan

    metode fisik maupun kimiawi. :ontoh metode fisik adalah pemanasan (Pasteurisasi

    atau $terilisasi) dan memasak makanan seperlunya. etode kimiawi termasuk 

    klorinasi air, disinfeksi.

    /. emutus rantai penularan. -al ini merupakan ara yang paling mudah untuk 

    menegah penularan penyakit infeksi, tetapi hasilnya sangat bergantung kepada

    ketaatan petugas dalam melaksanakan prosedur yang telah ditetapkan. Tindakan

     penegahan ini telah disusun dalam suatu"Isolation #recautions" (Kewaspadaan

    Isolasi), yang terdiri dari dua pilar1 tingkatan yaitu "!tandard #recautions" 

    (Kewaspadaan $tandar) dan ; &ransmission %ased precautions" (Kewaspadaan

     berdasarkan ara penularan). Prinsip dan komponen apa saja dari kewaspadaan

    standar akan dibahas pada bab berikutnya.

    0. Tindakan penegahan paska pajanan (

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    5/122

    Infeksi nosokomial atau yang sekarang disebut sebagai infeksi rumah sakit merupakan

    masalah penting di seluruh dunia yang terus meningkat (&l"arado *===). $ebagai

     perbandingan, bahwa tingkat infeksi rumah sakit yang terjadi di beberapa negara >ropa

    dan &merika adalah rendah yaitu sekitar ? dibandingkan dengan kejadian di @egara#

    negara &sia, &merika 8atin fan $ub#$ahara &frika yang tinggi hingga menapai lebih

    dari 0=? (8ynh dkk AAB). Di Indonesia telah dikeluarkan $urat Keputusan enteri

    Kesehatan @omor /C*1enkes1$K1lll1*==B tentang Pelaksanaan Penegahan dan

    Pengendalian Infeksi di +umah $akit maupun fasilitas pelayanan kesehatan lain sebagai

    upaya untuk memutus siklus penularan penyakit dan mellndungi pasien, petugas

    kesehatan, baik di rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. $edangkan

     petugas kesehatan termasuk petugas pendukung seperti petugas laboratorium, rumah

    tangga, petugas I$$, petugas kebersihan dan lainnya juga terpajan pada risiko terhadap

    infeksi. Petugas kesehatan harus memahami, mematuhi dan menerapkan Kewaspadaan

    Isolasi yaitu Kewaspadaan $tandar, Kewaspadaan berdasarkan transmisi agar tidak 

    terinfeksi.

    KEWASPADAAN STANDAR 

    Kewaspadaan $tandar atau !tandard #recautions disusun oleh :D: tahun AA' dengan

    menyatukan niersal #recautions (#) atau kewaspadaan terhadap darah dan airan

    tubuh yang telah dibuat tahun AC3 untuk mengurangi +isiko terinfeksi patogen yang

     berbahaya melalui darah dan airan tubuh lainnya dan  *ody !u%tance Isolation (*!I)

    atau Isolasi Duh Tubuh yang dibuat tahun ACB untuk mrngurangi risiko penularan

     patogen yang berada dalam bahan yang berasal dari tubuh pasien terinfeksi. Pedoman

    Kewaspadaan Isolasi dan penegahan transmisi penyebab infeksi di sarana kesehatan

    dilunurkan !uni tahun *==B oleh :D: dan -I:P&: mengemukakan  Healthcare

     Associated Infections (HAIs) menggantikan istilah infeksi nosokomial, !iygien

    respirasi1etika batuk, praktek menyuntik yang aman dan penegahan infeksi pada

     prosedur lumbal pungsi.

    Kewaspadaan standar diranang untuk diterapkan seara rutin dalam perawatan seluruh

     pasien di rumah sakit baik terdiagnosis infeksi, diduga terinfeksi atau terkolonisasi.

    Diiptakan untuk menegah transmisi silang sebelum diagnosis ditegakkan atau hasil

    5

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    6/122

     pemeriksaan laboratorium belum ada. $trategi utama untuk PPI, menyatukan niersal 

     #recautions dan *ody !u%stance Isolation adalah kewaspadaan dalam penegahan dan

     pengendalian infeksi rutin dan harus diterapkan terhadap semua pasien. Kewaspadaan

    standar untuk pelayanan pasien dapat dilihat dalam 8ampiran I.

    KEWASPADAAN BERDASARKAN TRANSMISI

    Dibutuhkan untuk memutus mata rantai transmisi mikroba penyebab infeksi dibuat

    untukditerapkan terhadap pasien yang diketahui maupun diduga terinfeksi atau

    terkolonisasi patogen yang dapat ditransmisikan lewat udara, droplet, kontak dengan

    kulit atau permukaan terkontaminsi. !enis kewaspadaan berdasarkan transmisi

    a. Kontak.

     b. Droplet.

    . %dara (Air%one).

    d. Common ehicle (makanan, air, obat, alat, peralatan).

    e. elalui "etor (lalat, nyamuk, tikus).

    -arus diingat, suatu infeksi dapat ditransmisikan lebih dari satu ara.

    Kewaspadaan berdasarkan transmisi (8ampiran II) dapat dilaksanakan seara terpisah

    ataupun kombinasi dengan kewaspadaan standar seperti hand hygiene dengan menui

    tangan sebelum dan sesudah tindakan menggunakan sabun, antiseptik ataupun handrub,

    memakai sarung tangan sekali pakai bila kontak dengan airan tubuh, gaunpelindung

    dipakai bila terdapatkemungkinan terkena perikan airan tubuh, memakai masker,

    goggle untuk melindungi wajah dari perikan tubuh.

    a. Kewaspadaan Trans!s! K"n#a$ 

    erupakan transmisi yang terpenting dan tersering menimbulkan infeksi rumah

    sakit. Ditujukan untuk menurunkan risiko transmisi mikroba yang seara

    epidemiologi ditransmisikan melalui kontak langsung atau tidak langsung.

    K"n#a$ %an&s'n&  meliputi kontak permukaan kulit terluka1abrasi orang yang

    6

    Kewaspadaan $tandar diranang untuk mengurangi risiko terinfeksi penyak menular 

     pada petugas kesehatan baik dari sumber infeksi yang diketahui maupun yang tidak 

    diketahui

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    7/122

    rentan1petugas dengan kulit pasien terinfeksi atau kolonisasi. isalnya perawat

    membalikkan tubuh pasien, memandikan, membantu pasien bergerak, dokter bedah

    dengan luka basah saat mengganti perban, petugas tanpa sarung tangan merawat

    oral pasien -$2 atau sabies.

    K"n#a$ #!da$ %an&s'n&  terjadi antara orang yang rentan dengan benda yang

    terkontaminasi mikroba infeksius di lingkungan, instrumen yang terkontaminasi,

     jarum, kassa, tangan terkontaminasi dan belum diui atau sarung tangan yang

    tidak diganti saat menolong pasien satu dengan yang lainnya, dan melalui mainan

    anak. Kontak dengan airan sekresi pasien terinfeksi yang ditransmisikan melalui

    tangan petugas atau benda mati di lingkungan pasien.

    Kewaspadaan diterapkan terhadap pasien dengan infeksi atau terkolonisasi (ada

    mikroba pada pasien tanpa gejala klinis infeksi) yang seara epidemiologi

    mikrobanya dapat ditransmisikan dengan ara kontak langsung atau tidak langsung

    (Kategori I).

    Petugas harus menahan diri untuk menyentuh mata, hidung, mulut saat masih

    memakai sarung tangan terkontaminasi ataupun tanpa sarung tangan.

    -indari mengkontaminasi permukaan lingkungan yang tidak berhubungan dengan

     perawatan pasien, misalnya pegangan pintu, tombol lampu, telepon.

    (. Kewaspadaan Trans!s! Dr"p%e#.

    Diterapkan sebagai tambahan Kewaspadaan $tandar terhadap pasien dengan infeksi

    diketahui atau suspek mengidap mikroba yang dapat ditransmisikan melalui droplet

    ( 3um).

    Droplet yang besar terlalu berat untuk melayang di udara dan akan jatuh dalam

     jarak m dari sumber. Transmisi droplet melibatkan kontak konjungti"a atau

    mukus membran hidung1mulut, droplet partikel besar mengandung mikroba berasal

    dari pasien pengidap atau arrier dikeluarkan saat batuk, bersin, muntah, biara,

    selama prosedur sution, bronkhoskopi, Dibutuhkan jarak dekat antara sumber dan

    resipien E m. Karena droplet tidak bertahan diudara maka tidak dibutuhkan

     penanganan khusus udara atau "entilasi, misal &deno"irus.

    Transmisi droplet langsung, dimana droplet menapai mukus membran atau

    7

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    8/122

    terinhalasi. Transmisi droplet ke kontak, yaitu droplet mengkontaminasi permukaan

    tangan dan ditransmisikan ke sisi lain misal mukosa membran. Transmisi jenis ini

    lebih sering terjadi daripada transmisi droplet langsung, misal ommonold,

    respiratory synitial "irus (+$2). Dapat terjadi saat pasien terinfeksi batuk, bersin,

     berbiara, intubasi endotrakheal, batuk akibat induksi fisioterapi dada, resusitasi

    kardiopulmoner.

    ). Kewaspadaan Trans!s! e%a%'! Udara (Airborne Precautions)

    Kewaspadaan transmisi melalui udara (kategori I) diterapkan sebagai tambahan

    Kewaspadaan $tandar terhadap pasien yang diduga atau telah diketahui terinfeksi

    mikroba yang seara epidemiologi penting dan ditransmisikan melalui jalur udara.

    $eperti misalnya transmisi partikel terinhalasi ("ariella 5oster) langsung melalui

    udara.

    Kewaspadaan transmisi ditujukan untuk menurunkan risiko transmisi udara

    mikroba penyebab infeksi baik yang ditransmisikan berupa droplet nuklei (sisa

     partikel keil E3Fm e"aporasi dari droplet yang bertahan lama di udara) atau

     partikel debu yang mengandung mikroba penyebab infeksi. ikroba tersebut akan

    terbawa aliran udara *m dari sumber, dapat terinhalasi oleh indi"idu rentan di

    ruang yang sama dan jauh dari pasien sumber mikroba, tergantung pada faktor 

    lingkungan, misal penanganan udara dan "entilasi yang terpenting dalam

     penegahan transmisi melalui udara, droplet nuklei atau sisik kulit terkontaminasi

    (!.aerus).

    BAB III

     HAND HYGIENE 

    8

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    9/122

    Kegagalan melakukan hand hygiene yang baik dan benar dianggap sebagai penyebab

    utama infeksi rumah sakit dan penyebaran mikroorganisme multi resisten di fasilitas

     pelayanan kesehatan dan telah diakui sebagai kontributor yang penting terhadap

    timbulnya wabah (oye dan Pittet, *==*)

    Dari sudut pandang penegahan dan pengendalian infeksi, praktek hand hygiene atau

    membersihkan tangan adalah untuk menghilangkan semua kotoran dan debris serta

    menghambat atau membunuh mikro organisme pada kulit. ikro organisme di tangan

    ini diperoleh dari kontak dengan pasien dan lingkungan. $ejumlah mikro organisme

     permanen juga tinggal di lapisan terdalam permukaan kulit yaitu $. epidermidis. $elain

    memahami panduan dan rekomendasi untuk kebersihan tangan, para petugas kesehatan

     perlu memahami indikasi dan keuntungan dari hand hygiene terutama keterbatasan,

     pemakaian sarung tangan.

    FLORA NORMAL TANGAN

    Prie (A/C) membagi golongan bakteri pada tangan menjadi residen dan transien. 4lora

    residen terikat pada lapisan kulit lebih dalam, dibawah sel superfisial stratum korneum

    dan dapat juga ditemukan pada permukaan kulit. $pesies bakteri yang dominan adalah

    !taphylococcus epidermidis. akteri residen lainnya antara lain !taphylococcus hominis

    dan $taphyloous koagulase negatif lain akteri :oryneform (propionibateria,

    orynebateria, dermobateria, dan mirooi) dan !amur Pityrosporum (alasse5ia)

    spp. $eara umum flora residen kurang berhubungan dengan infeksi, tetapi sering

    menyebabkan infeksi pada rongga tubuh yang steril, mata, atau pada kulit non#intak,

    infeksi karena penggunaan alat in"asif. 4lora residen lebih sukar dihilangkan dibanding

    flora transien dan tidak bisa dihilangkan dengan sabun1deterjen, tetapi dapat dibunuh

    dengan airan antiseptik.

    4lora transien mendiami lapisan atas kulit (superfisial) dan mudah dibersihkan dengan

     Hand Hygiene rutin. anyak mikroba patogen transien yang berkolonisasi seara

     persisten di tangan tenaga kesehatan. akteri ini dapat diperoleh petugas kesehatan

    selama kontak langsung dengan pasien atau kontaminasi dengan permukaan lingkungan

    sehingga seringkali dihubungkan dengan infeksi nosokomial.

    9

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    10/122

    TRANSMISI PATOGEN MELALUI TANGAN

    Transmisi patogen pada petugas kesehatan satu dengan yang lainnya dapat terjadi

    melalui beberapa tahap (gambar /.#/.') (i) organisme yang ada pada kulit pasien, atau

    telah berpindah ke lingkungan sekitar pasien, (ii) organisme berpindah ke tangan

     petugas kesehatanG (iii) organisme bertahan selama beberapa menit di tangan petugas

    kesehatan, (i") hand hygiene yang tidak sesuai, atau bahan yang digunakan untuk 

    membersihkan tangan tidak tepat, dan (") tangan yang teremar akibat kontak langsung

    dengan pasien lain atau dengan benda disekitar pasien.

    ikroba pada tenaga kesehatan tidak hanya berasal dari luka infeksi, tapi juga didapat

    dari tempat kolonisasi normal dan kulit utuh pasien.Daerah perineal dan inguinal

    merupakan daerah kolonisasi tertinggi, begitu pula aksila tubuh dan ekstremitas atas

    (termasuk tangan) juga sering berkoloni.

    Koloni mikroba seperti !taphylococcus aureus+ #roteus mira%tlis+ ,le%siella spp+ dan

     Adneto%acter spp  pada pasien normal ber"ariasi mulai == hingga =s :4%1m*.$etiap

    harinya terjadi pengelupasan kulit sekitar =' sel skuamosa yang mengandung mikroba

    hidup dan dapat mengkontaminasi baju, linen,  furniture %edside+ dan objek pasien

    lainnya. Kontaminasi dapat disebabkan oleh $taphylooi, >nterooi dan

    Clostridium difficile yang tahan terhadap proses pengeringan. Kontaminasi pada

    lingkungan umumnya $taphylooi dan paling banyak dijumpai pada keran air.

    ikroba batang gram negatif seperti  Acinoto%acter %aumannii sangat berperan pada

    kontaminasi lingkungan karena kemampuan bertahan hidup yang lama. Dalam

     penelitian yang dilakukan :asewell H Phillips ditemukan bahwa tangan tenaga

    kesehatan dapat terkontaminasi Klebsiella spp sebanyak ==#=== :P% selama

    melakukan akti"itas bersih seperti mengangkat pasienG mengukur nadi, tekanan darah

    atau suhu oralG menyentuh tangan pasien, bahu, dan selangkangan. Pittet dkk,

    melakukan pemeriksaan agar pada ujung jari tenaga kesehatan sebelum dan sesudah

    kontak langsung dengan pasien, perawatan luka, perawatan kateter, perawatan >TT

    maupun menangani sekresi pasien dan ditemukan =#/== :P%1ml mikroba. 8ama

    akti"itas melayani pasien sangat berhubungan dengan kontaminasi tangan tenaga

    kesehatan.

    10

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    11/122

    6ambar /..ikroba terdapat di kulit pasien dan lingkungan sekitar pasien. Pasien

    terbaring di tempat tidur mempunyai koloni bakteri oi gram positif di hidung,

     perineal, inguinal, aksila, dan lengan atas.Permukaan lingkungan dekat dengan pasien

    terkontaminasi oleh bakteri oi 6ram positif.

    Ga(ar *.+

    Transfer mikroba dari pasien ke petugas kesehatan. Kontak antara tenaga kesehatan dan

     pasien menyebabkan transfer silang bakteri oi gram dari flora pasien yang berpindah

    ke tangan tenaga kesehatan.

    11

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    12/122

    Ga(ar , *.*

    ikroba bertahan di tangan petugas kesehatan

    (&)akteri oi gram bertahan hidup di tangan petugas kesehatan

    () ila kondisi pertumbuhan optmal (temperature, kelembaban, hand hygiene tidak 

    dilakukan adanya friksi) bakteri dapat tumbuh terus.

    (:) Kontaminasi bakteri dapat meningkat seara linier dan terus menerus

    6ambar /.3Kegagalan hand hygiene menyebabkan transmisi silang antar pasien

    () dokter tersebut sekarang melakukan kontak langsung dengan pasien tanpa

    melakukan hand hygiene sebelumnya.Transmisi silang bakteri oi gram () terjadi

    dari pasien & ke pasien melalui tangan tenaga kesehatan

    12

    (A)

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    13/122

    6ambar /.'

    Kegagalan hand hygiene menyebabkab transmisi silang antar pasien

    Dokter dalam kontak dekat dengan pasien, dokter menyentuh terlebih dahulu kantung

    kateter urin dan kedua tangannya selanjutnya dokter tersebut tidak hand hygiene.Kontak langsung dengan pasien1alat yang dipakai pasien dapat menyebabkan transimi

    silang.

    TRANSMISI SILANG

    Transmisi silang mikroba terjadi melalui tangan yang terkontaminasi. 4aktor # faktor 

    yang berperan dalam penyebaran mikroba antara lain jenis mikroorganisme, permukaan

     benda sebagai sumber kontaminasi, derajat kelembapan, dan ukuran inokulum.

    eberapa kejadian luar blasa terkait infeksi rumah sakit dihubungkan dengan tangan

     petugas kesehatan yang terkontaminasi.ikroba dapat ditransmisi dari sumber diluar 

    rumah.sakit kepada pasien melalui tangan petugas kesehatan. :ontohnya, ditemukan

    !.marcesens pada luka operasi yang ternyata terkontaminasi dari krim tangan perawat

    yang menggunakan kuku palsu.

    13

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    14/122

    TU-UAN MELAKUKAN HAND HYGIENE 

    ) %ntuk memutus transmisi mikroba

    melalui tangan (6ambar /.B) a) diantara

    area perawatan dan 5ona pasienG b)

    diantara 5ona pasien dan area perawatanG) pada daerah tubuh pasien yang berisiko

    infeksi (ontoh membrane mukosa, kulit

    non#intak, alat in"asif)G d) dari darah dan

    airan tubuh.

    *) %ntuk menegah

    a) kolonisasi patogen pada pasien (termasuk 

    yang multiresisten)G

     b) penyebaran patogen ke area perawatanG

    ) infeksi yang disebabkan oleh mikroba

    endogenGd) kolonisasi dan infeksi pada petugas

    kesehatan.

    6ambar /.B.

    &rea yang paling sering tertinggal selama melakukan hand hygiene

    CARA MELAKUKAN HAND HYGIENE 

     Hand hygiene dapat dilakukan dengan handru% menggunakan airan handru% berbahan

    dasar alkohol maupun menui tangan dengan sabun dan air.

    .

     HANDRUB

    8angkah paling efektif melakukan hand hygiene adalah menggunakan airan handrub

     berbahan dasar alohol yang dapat digunakan sebagai antiseptik tangan rutin (Kategori

    I) karena memiliki kelebihan

    - eliminasi berbagai mikroba (termasuk "irus)G- waktu singkat (*= hingga /= detik)G

    14

    Gambar 3.7 area perawatan dan zona pasientransmisi mikroba yang dinamik

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    15/122

    - dapat diletakkan di area point of careG- toleransi pada kulit yang baikG- tidak perlu sarana ui tangan (air bersih, washtafel, sabun, tissue).

    $abun dan airan handrub berbahan dasar alkohol tidak sebaiknya digunakan bersamaan

    (Kategori II).

    CUCI TANGAN

    Tangan harus diui dengan sabun dan air bila tampak kotor atau terkontaminasi dengan

    darah maupun airan tubuh, bila berpotensi membentuk spora mikroba, atau setelah

    menggunakan kamar mandi (kategori II). Proses melakukan hand hygiene yang efektif,

     baik handru% maupun ui tangan (6ambar /.A dan /.=), bergantung pada faktor- kualitas produk - kuantitas produk - waktu melakukan hand hygiene- tangan yang dibersihkan

     Hand hygiene menjadi lebih efektif bila tangan bebas lukaG kuku bersih, pendek dan

    alamiG tangan dan pergelangan bebas dari perhiasan dan pakaian.

    15

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    16/122

    6ambar /.A. :ara melakukan handru%

    16

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    17/122

    CARA MELAKUKAN GUCI TANGAN

    17

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    18/122

     HAND HYGIENE BEDAH

     Hand hygiene  bedah merupakan persiapan tangan bedah untuk mengurangi pelepasan

     bakteri kulit tangan petugas kamar operasi dari sarung tangan bedah yang rusak ke luka

    terbuka selama prosedur bedah.  Hand hygiene  bedah dapat dilakukan dengan ui

    tangan bedah (handscru%) maupun handru% (Tabel /.* dan gambar /.). Persiapan

    tangan bedah dengan menui tangan dan handru% harus dapat menghilangkan flora

    transien dan mengurangi flora residen serta menghambat pertumbuhan bakteri di bawah

    sarung tangan.

    Tabel /.. 8angkah kuni sebelum melakukan Hand Hygiene bedah

    Lan&$a K'n)!

    • Kuku harus pendek 

    • Perhatikan kuku jari saat menui tangan karena mikroba yang paling

     banyak di tangan berasal dari bawah kuku jari.

    • !angan memakai kuku palsu atau at kuku.

    • 8epas semua perhiasan (inin, jam tangan, gelang) sebelum memasuki

    ruang operasi

    • :ui tangan dan lengan dengan sabun sebelum memasuki ruang operasi atau

     jika tangan tampak kotor.

    • ersihkan daerah subungual dengan ujung kuku. $ikat kuku tidak boleh

    digunakan karena dapat merusak kulit dan mendorong pengelupasan sel.

    &pabila digunakan, sikat kuku harus steril dan sekali pakai.

    C')! #an&an (eda (an!scrub"

    enui tangan dengan sabun dan air sebelum memasuki ruang operas7 sangat

    dianjurkan untuk menghilangkan risiko kolonisasi bakteri. $aat tiba di ruang operas7

    dan setelah mengenakan &PD kamar operasi (topi dan masker), tangan harus diui

    dengan sabun dan air. Prosedur ini dilakukan hanya pada waktu akan memasuki ruang

    operasi. $etelah operasi selesai dan melepas sarung tangan, tangan harus digosok 

    dengan handru% atau diui dengan air dan sabun apabila ditemukan bubuk sarung

    tangan dan airan tubuh pada tangan.

    Tabel /.*. Prosedur ui tangan bedah dengan menggunakan sabun antiseptik 

    18

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    19/122

    Pr"sed'r C')! Tan&an Beda(an!scrub)

    . asahi tangan hingga siku dengan air mengalir. !aga posisi tangan lebih tinggi

    dari lengan untuk menghindari kontaminasi ulang oleh air dari arah siku dan

    menegah kontaminasi tangan dari bakteri pada sabun dan air.

    . Tuangkan sabun air antiseptik / #3 ml untuk menyabuni seluruh permukaan

    tangan yang telah dibasahi.

    *. 6osok kedua telapak tangan hingga merata

    /. 6osok punggung dan sela#sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan

    sebaliknya.

    0. 6osok kedua telapak dan sela#sela jari.

    3. !ari#jari sisi dalam dar7 kedua tangan saling menguni

    '. 6osok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan

    sebaliknya.

    B. 6osokan ujung jari# jari tangan kanan di telapak tangan kiri dengan gerakan

    memutar dan sebaliknya.

    C. Tuangkan sabun air antisepti / # 3 ml pada tangan kanan.

    *. 8anjutkan dengan menggosok sisi lengan kiri dari pergelangan ke arah siku

    dengan gerakan memutar selama menit

    /. %langi langkah A#= pada lengan yang lain (sebaliknya), jaga posisi tangan tetap

    di atas siku setiap saat. !ika tangan menyentuh sesuatu setiap saat, prosedur hand

    srub harus diperpanjang menit pada bagian yangterkontaminasi.

    0. ilas tangan dan lengan dengan mengalirkan air satu arah dari ujung jari ke arah

    siku tanpa menyentuh antara tangan yang satu dengan yang lain.!angan

    membalikkan arah posisi lengan di aliran air. $elama prosedur ui tangan

    usahakan agar air tidak meniprat ke pakaian bedah./. 8anjutkan ke ruang operasi dengan posisi tangan tetap di atas siku.

    0. $etibanya di ruang operasi, keringkan tangan dengan menggunakan handuk steril.

    3. $aat tangan kering, maka siap menggunakan pakaian operasi maupun sarung

    tangan steril1sarung tangan bedah.

     Han!rub (eda

    19

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    20/122

     Handru% untuk persiapan tangan bedah harus dilakukan pada tangan yang bersih dan

    kering. :ui tangan tidak diperlukan sebelum melakukan handrub keuali bila tangan

    tampak kotor.

    20

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    21/122

    6ambar /..

    Teknik melakukan handrub bedah dengan menggunakanairan handrub berbasis alkohol

    INDIKASI MELAKUKAN HAND HYGIENE

    $eluruh petugas kesehatan yang seara langsung maupun tidak langsung kontak dengan

     pasien dan lingkungan sekitar pasien selama beraktifitas harus peduli terhadap hand

    hygiene.

    Ketidakpatuhan petugas kesehatan dalam melakukan hand hygiene tentunya memiliki

    21

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    22/122

    konsekuensi terhadap transmisi patogen dan kejadian infeksi nosokomial. Hand hygiene

     bukan menjadi sebuah pilihan maupun kesempatan, melainkan indikasi yang harus

    dilakukan selama perawatan untuk menegah risiko transmisi mikroba. %ntuk itu J-9

    mengembangkan konsep

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    23/122

     pasien, atau sesaat sebelum memegang pasien.

    :ontoh

    a) $ebelum berjabat tangan dengan pasien, memegang dahi pasienG

     b) $ebelum membantu pasien untuk pindah, ke kamar mandi, makan, berpakaian,

    dsbG

    ) $ebelum melakukan perawatan non in"asif memakaikan masker oksigen,

    memberi fisioterapiG

    d) $ebelum melakukan pemeriksaan fisik atau non in"asif mengukur nadi,

    tekanan darah, merekam >K6.

    +. Ind!$as! +, Se(e%' pr"sed'r (ers!1aseps!s 2pada (a&!an #'(' pas!en 0an&

    (er!s!$" !n3e$s!)

    Kapan segera sebelum menyentuh bagian tubuh pasien yang berisiko infeksi.

    Dilakukan setelah kontak dengan area perawatan dan 5ona pasien (termasuk pasien

    dan lingkungannya), dan prosedur lain yang kontak (langsung maupun tidak 

    langsung) dengan membrane mukosa, kulit non intak atau alat in"asif. engapa

    untuk menegah transmisi mikroba dari bagian tubuh pasien dan bagian tubuh

    lainnya melalui inokulasi.

    :atatan

    !ika sarung tangan digunakan untuk melakukan prosedur aseptik, hand hygiene

    harus dilakukan sebelum menggunakan sarung tangan.

    :ontoh

    a) $ebelum menyikatkan gigi pasien, meneteskan obat tetes mata, pemeriksaan

    "agina atau retal, pemeriksaan mulut, hidung, telinga dengan atau tanpa

    menggunakan instrumen, melakukan suppositoria, sution mukosaG

     b) $ebelum melakukan perawatan luka dengan atau tanpa menggunakan

    instrumen, memberi krim, melakukan injeksi perkutanG

    ) $ebelum memasang alat in"asif (nasal kanul, @6T, >TT, kateter urin,

    drainase), membuka sirkuit pada alat in"asif (untuk makanan, drain, obat,

    sution)

    d) $ebelum menyiapkan makanan, obat#obatan, benda#benda steril.

    *. Ind!$as! *, Se#e%a en0en#' )a!ran #'('

    23

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    24/122

    Kapan segera setelah menyentuh airan tubuh (dan setelah melepas sarung tangan).

    engapa untuk melindungi petugas kesehatan terhadap kolonisasi maupun infeksi

    dari mikroba pasien dan melindungi area perawatan dari kontaminasi dan

     penyebaran mikroba.

    :atatan !ika petugas kesehatan menggunakan sarung tangan saat menyentuh airan

    tubuh, sarung I tangan harus segera dilepas dan kemudian melakukan hand 

    hygiene. $emua petugas kesehatan yang menangani airan tubuh (analis

    laboratorium, ahli patologi), peralatan yang terkontaminasi dan kotor (petugas

    sterilisasi), limbah terkontaminasi (petugas kebersihan, pekarya) juga perlu

    melakukan hand hygiene.

    :ontoh

    a) $etelah kontak dengan membrane mukosa dan atau kulit non intak 

     b) $etelah melakukan injeksi, setelah memasang alat in"asif (akses "askuler,

    kateter, tube, drain, dsb) setelah membuka sirkuit pada alat in"asi"e.

    ) $etelah melepas alat in"asifG

    d) $etelah melakukan perawatan lukaG

    e) $etelah menangani sampel organikG setelah membersihkan ekskresi dan airan

    tubuh lainnyaG setelah membersihkan permukaan yang terkontaminasi (linen,

    instrumen, pispot, dsb).

    4. Ind!$as! 4, Se#e%a en0en#' pas!en

    Kapan setelah menyentuh pasien, sebelum menyentuh lingkungan di area

     perawatan.

    engapa untuk melindungi petugas kesehatan terhadap kolonisasi maupun infeksi

    dari mikroba pasiendan melindungi area perawatan dari kontaminasi dan

     penyebaran mikroba.

    :atatan

    Indikasi 0 ini tidak dapat dipisahkan dari Indikasi .Ketika petugas kesehatan

    menyentuh pasien searalangsung kemudian menyentuh objek disekitar pasien

    sebelum meninggalkan 5ona pasien, indikasi 0harus dilakukan.

    a) $etelah berjabat tangan dengan pasien, memegang dahi pasienG

     b) $etelah membantu pasien untuk pindah, ke kamar mandi, makan, berpakaian,

    24

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    25/122

    dsbG

    ) $etelah melakukan perawatan non in"asif mengganti bed linen sementara

     pasien tidak pindah, memakaikan masker oksigen, memberi fisioterapi

    d) $etelah melakukan pemeriksaan fisik atau pemeriksaan non in"asif mengukur 

    nadi, tekanan darah, merekam >K6.

    5. Ind!$as! 5, Se#e%a $"n#a$ den&an %!n&$'n&an se$!#arpas!en

    Kapan setelah menyentuh objek apapun atau furniture di sekitar pasien (tanpa

    menyentuh pasien) sebelum menyentuk objek di area perawatan.

    engapa %ntuk melindungi petugas kesehatan dari kolonisasi mikroba pasien

    yang mungkin terdapat pada objek di sekitar pasien dan untuk menegah area

     perawatan dari kontaminasi dan penyebaranmikroba.

    :atatan Indikasi 0,

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    26/122

    karena mikroba dapat bersembunyi disela#sela at kuku yang sumbing.

    Per!asan

    eberapa penelitian membuktikan bahwa kulit jari yang mengenakan inin menjadi

    tempat kolonisasi mikroba, -offman dkk menemukan bakteri gram negati"e seperti

    >.loaae, Klebsiella spp., dan &inetobater spp. pada 0=? perawat yang

    menggunakan inin. -and hygiene pada jari tangan yang mengenakan perhiasan

    seperti inin atau gelang dapat menjadi tidak optimal karena mikroba masih dapat

     bersembunyi dibalik sela#sela ukiran pada perhiasan. %ntuk itu penggunaan perhiasan

    tidak diperkenankan selamabertugas.

    BAB I7

    ALAT PELINDUNG DIRI PETUGAS KESEHATAN

    26

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    27/122

    &lat Pelindung Diri (&PD) petugas kesehatan adalah pakaian khusus yang digunakan

     petugas kesehatan untuk melindungi diri dari risiko pajanan darah, semua jenis airan

    tubuh, sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh dan selaput lendir pasien. &PD digunakan

    selama melakukan tindakan yang memungkinkan risiko perpindahan mikroorganisme

    dari pasien ke petugas kesehatan dan sebaliknya.

    Termasuk alat pelindung diri adalah sarung tangan untuk melindungi tanganG masker 

    dan respirator untuk melindungi hidung dan mulut, respirator juga dapat melindungi

    saluran napas dari transmisi mikroba melalui udara (air%orne) pelindung wajah untuk 

    melindungi seluruh bagian wajahG kaamata1goggle untuk melindungi mataG penutup

    kepalaG gaun pelindung atau apron untuk melindungi kulit atau pakaianG dan sepatu.

    Ped"an ''

    . Pemilihan &PD harus sesuai dengan perkiraan risiko terjadi pajanan. Perkirakan

    risiko terpajan airan tubuh atau area terkontaminasi sebelum melakukan kegiatan

     perawatan kesehatan.

    *. Kenakan &PD sebelum kontak dengan pasien, umumnya sebelum memasuki

    ruangan. 6unakan dengan hati#hati, jangan menyebarkan kontaminasi.

    /. Tangan harus selalu dibersihkan meskipun menggunakan &PD

    0. 8epas dan ganti bila perlu segala perlengkapan &PD yang dapat digunakan kembali

    yang sudah rusak atau sobek segera setelah &nda mengetahui &PD tersebut tidak 

     berfungsi optimal.

    3. 8epaskan semua &PD sesegera mungkin setelah selesai memberikan pelayanan dan

    hindari kontaminasi a) lingkungan diluar ruang isolasi, b) para pasien atau pekerja

    lain, ) diri anda sendiri

    '. uang semua perlengkapan &PD dengan hati#hati dan segera lakukan hand 

    hygiene.

    SARUNG TANGAN

    $arung tangan merupakan penghalang fisik paling penting untuk menegah penyebaran

    infeksi dan telah terbukti sangat efektif menegah kontaminasi tangan petugas

    kesehatan, namun penggunaan sarung tangan tidak dapat menggantikan fungsi hand 

    27

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    28/122

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    29/122

    sarung tangan.

    *. $arung tangan harus diganti antara kontak pasien dengan pasien yang lain

    /. $arung tangan tidak boleh diui atau didisinfeksi antara pasien dengan pasien,

    karena dapat meningkatkan terjadinya penetrasi airan melalui lubang#lubang

    yang terjadi dan tidak terlihat pada sarung tangan.

    0. Dalam memutuskan tipe sarung tangan untuk maam # maam jenis tindakan

     juga dipertimbangkan bahan dari sarung tangan itu sendiri, yaitu

    • 2inylG murah, untuk proteksi pada tindakan dengan risiko minimal.

    •  @atural rubber late sarung tangan yang mempunyai proteksi terbaik.

    •  @itrile dipilih untuk petugas dengan alergi late dan pada prosedur yang

    memerlukan disinfektan glutaraldehyde

    3. %ntuk sarung tangan petugas yang menggunakan high-leel disinfektan

    glutaraldehyde dan turunannya tidak dianjurkan untuk memakai sarung tangan

     berbahan dasar late, karena dapat mengurangi aktifitas glutaraldehyde untuk 

    mensterilkan alat, seharusnya dipakai sarung tangan berbahan nitrite.

    '. ila ada petugas yang alergi terhadap late dianjurkan untuk memakai sarung

    tangan berbahan dasar nitrite (untuk kasus tertentu).

    B. 6unakan sarung tangan dengan ukuran yang sesuai agar tidak mengganggu

    keterampilan dan mudah robek.C. Tarik sarung tangan ke atas manset gaun untuk melindungi pergelangan tangan.

    A. !aga kuku selalu pendek agar sarung tangan tidak mudah robek.

    =. 6unakan pelembab yang larut dalam air (bebas lemak) untuk menegah kulit

    tangan kering, jangan menggunakan lotion1krem berbahan dasar minyak dan

    mengandung parfum karena dapat merusak sarung tangan dan menyebabkan iritasi

    kulit.

    . !angan menyimpan sarung tangan di tempat yang terlalu panas atau terlalu dingin

    karena dapat merusak bahan sarung tangan.

    *. elepas sarung tangan (6ambar 0.*)

    a. Ingatlah bahwa bagian luar sarung tangan telah terkontaminasi

     b. Pegang bagian luar sarung tangan sengan sarung tangan lainnya, lepaskan

    . Pegang sarung tangan yang telah dilepas dengan menggunakan tangan yang

    maslh memakai sarung tangan

    d. $elipkan jari tangan yang sudah tidak memakai sarung tangan di bawah sarung

    29

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    30/122

    tangan yang belum dilepas di pergelangan tangan

    e. 8epaskan sarung tangan diatas sarung tangan pertama

    f. uang sarung tangan di tempat limbah infeksius.

    Table 0.*

    Daftar ontoh#ontoh tindakan yang memerlukan sarung tangan steril dan non steril

    N".Sar'n& Tan&an

    .

    *.   √

    /.   √

    0.   √

    3.   √'.   √

    B.

    C.   √

    A.   √

    =.   √

    .   √

    *.   √

    /.   √

    0.   √3.   √

    '.   √

    B.

    C.   √

    A.   √

    *=.   √

    *.   √

    **. Punksi lumbal1intratekal (Tindakan

    aseptik)√

    */. &spirasi sum sum tulang (Tindakan

    aseptik)√

    *0. Punksi pleura, pemasangan ater

    !ealed /rainage (J$D)(Tindakan

    aseptik)

    *3. eeting luka, insisi, eksisi (Tindakan

    aseptik)√

    *'. ouginasi uretra (Tindakan aseptik)   √

    *B. Prosedur operasi lainnya (Tindakan

    aseptik)√

    30

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    31/122

    6ambar 0.

    :ara memakai sarung tangan

    31

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    32/122

    MASKER 

    asker digunakan untuk menahan ipratan yang keluar sewaktu petugas kesehatan

     berbiara, batuk atau bersin serta menegah perikan darah pasien atau airan tubuh

    lainnya memasuki hidung atau mulut petugas kesehatan. &gar efektif, masker harus

    ukup besar untuk menutupi hidung, mulut, bagian bawah dagu dan jenggot serta

    terbuat dari bahan yang tahan terhadap airan.

    asker yang ada terbuat dari bahan katun ringan, kain kassa, kertas dan bahan sintetik 

    yang beberapa diantaranya tahan terhadap airan. asker yang dibuat dari katun atau

    kertas sangat nyaman tetapi tidak dapat menahan airan atau efektif sebagai filter.

    asker yang dibuat dari bagahn sintetik dapat memberikan perlindungan dari tetesan

     berukuran besar (3um) yang tersebar melalui batuk dan bersin ke orang yang berda

    dekat dengan pasien (E meter).

    Pada perawatan pasien yang telah diketahui atau diurigai menderita penyakit menular 

    melalui udara atau droplet, masker yang digunakan harus dapat menegah partikel

    menapai membran mukosa dari petugas kesehatan.

    Prinsip pemakaian asker 

    a. >ratkan tali atau karet elastik pada bagian tengan kepala dan leher 

     b. Paskan klip hiding dari logam fleksibel pada batang hidung

    . Paskan dengan erat pada wajah dan di bawah dagu sehingga melekat dengan baik.

    d. Periksa ulang pengepasan masker.

    6ambar 0./.emasang masker yang benar 

    asker efisiensi tinggi

    erupakan jenis masker khusus yang direkomendasikan bila penyaringan udara

    dianggap penting misalnya kasus flu burung atau $&+$.asker dengan efisiensi tinggi

    32

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    33/122

    seperti @#A3 melindungi dari partikel berukuran E3um yang dibawa oleh udara.

    Pelindung ini terdiri dari banyak lapisan bahan penyaring dan harus dapat menempel

    dengan erat pada wajah tanpa ada kebooran. Dilain pihak pelindung ini juga lebih

    mengganggpernapasan dan lebih mahal daripada masker bedah. $ebelum petugas

    memakai masker @#A3 perlu dilakukan fit test pada setiap pemakaiannya.

    Ketika sedang merawat pasien yang telah diketahui atau diurigai menderita penyakit

    menular melalui udara maupun droplet, petugas kesehatan harus menggunakan masker 

    efisiensi tinggi. Pelindung ini merupakan perangkat @#A3 yang telah disertifikasi seara

    internasional dan harus diuji pengepasannya (fittest). $ebelum memakai masker 

    efisiensi tinggi petugas kesehatan harus memperhatikan

    • $isi masker yang menempel pada wajah untuk melihat apakah lapisan utuh dan

    tidak rusak. !ika bahan penyaring rusak atau kotor, buang masker tersebut. asker 

    yang mengalami retak, terpotong, terkikis, atau terlipat pada sisi dalam masker,

    tidak dapat digunakan.

    • Tali#tali masker harus menempel dengan baik di semua titik sambungan.

    • Klip hidung yang terbuat dari logam (jika ada) berada pada tempatnya dan berfungsi

    dengan baik.

    F!##es#

    4ungsi masker akan menjadi tidak efektif jika tidak dapat melekat seara sempurna

     pada wajah, untuk itu diperlukan fit test setiap saat sebelum memakai masker efisiensi

    tinggi. :ara fit test

    . 6enggamlah respirator dengan satu tangan, posisikan sisi depan bagian hidung

     pada ujung jari#jari &nda, biarkan tali pengikat respirator menjuntai bebas dibawah

    tangan &nda.

    . Posisikan respirator dibawah dagu &nda dan sisi untuk hidung berada di atas.

    *. Tariklah tali pengikat respirator yang atas dan posisikan tali agak tinggi di belakang

    kepala &nda di atas telinga. Tariklah tali pengikat respirator yang bawah dan

     posisikan tali di bawah telinga.

    /. 8etakkan jari#jari kedua tangan &nda diatas bagian hinung yang terbuat dari logam.

    Tekan sisi logam tersebut (6unakan dua jari dari masing#masing tangan) mengikuti

     bentuk hidung &nda. !angan menekan respirator dengan satu tangan karena dapat

    mengakibatkan respirator bekerja kurang efektif.

    33

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    34/122

    0. Tutup bagian depan respirator dengan kedua tangan, dan hati#hati agar posisi

    respirator tidak berubah.

    *. Pemeriksaan segel positif 

    -embuskan napas kuat#kuat. Tekanan positif di dalam respirator berarti tidak ada

    kebooran. ila terjadi kebooran atur posisi dan1atau ketegangan tali. %ji kembali

    kerapatan respirator. %langi langkah tersebut sampai respirator benar#benar tertutup

    rapat.

    B. Pemeriksaan segel negati"e

    Tarik napas dalam#dalam. ila tidak ada kebooran, tekanan negati"e akan

    membuat respirator menempel ke wajah. Kebooran akan menyebabkan hilangnya

    tekanan negati"e di dalam respiratorudara masuk melalui elah#elah pada

    segelnya.

    6ambar 0.0. elakukan fit test masker @#A3

    elepas asker 

    a. Ingatlah bahwa bagian depan masker telah terkontaminasi # jangan disentuh

     b. 8epaskan tali bagian bawah dan kemudian tali atau karet bagian atas

    . uang ke tempat limbah infeksius.

    6ambar 0.3. :ara melepas masker @#A3

    34

    Gambar 4.4. e!epas masker yang benar 

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    35/122

    Kewaspadaan

    eberapa masker mengandung komponen lateks dan tidak bisa digunakan oleh indi"idu

    yang alergi terhadap lateks. Petugas harus diberi ukup waktu untuk menggunakan dan

    melepaskan masker dengan baik sebelum bertemu dengan pasien.

    ALAT PELINDUNG MATA

    elindungi petugas dan perikan darah atau airan tubuh lain dengan ara melindungi

    mata. Pelindung mata menakup kaamata (goggles) plastik bening, kaamata

     pengaman, pelindung wajah dan "isor. Kaamata koreksi atau kaamata dengan lensa

     polos juga dapat digunakan, tetapi hanya jika ditambahkan pelindung pada bagian sisi

    mata. Petugas kesehatan harus menggunakan masker dan pelindung mata atau

     pelindung wajah, jika melakukan tugas yang memungkinkan adanya perikan airan

    seara tidak sengaja kearah wajah. ila tidak tersedia pelindung wajah, petugas

    kesehatan dapat menggunakan kaamata pelindung atau kaamata biasa serta masker.

    6am bar 0.B. :ara memakai kaamata1pelindung wajah

    elepas kaamata atau pelindung wajah

    a. Ingatlah bahwa bagian luar kaamata atau pelindung wajah telah terkontaminasi

     b. %ntuk melepasnya, pegang karet atau gagang kaamata

    6ambar 0.C. :ara melepas kaamata1pelindung wajah

    35

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    36/122

    . 8etakkan di wadah yang telah disediakan untuk diproses ulang atau dalam tempat

    limbah infeksius

    PELINDUNG KEPALA

    Digunakan untuk menutup rambut dan kulit kepala sehingga serpihan kulit dan rambut

    tidak masuk ke dalam luka selama pembedahan.Topi harus ukup besar untuk menutup

    semua rambut. eskipun topi dapat memberikan sejumlah perlindungan pada pasien,

    tetapi tujuan utamanya adalah untuk melindungi pemakaiannya dari darah atau airan

    tubuh yang terperik atau menyemprot.

    GAUN PELINDUNG

    Digunakan untuk menutupi atau mengganti pakaian biasa atau seragam lain, pada saat

    merawat pasien yang diketahui atau diurigai menderita penyakit menular melalui

    droplet1airborne. Pemakaian gaun pelindung terutama adalah untuk melindungi baju dan

    kulit petugas kesehatan dari sekresi respirasi. Ketika merawat pasien yang diketahui

    atau diurigai menderita penyakit menular tersebut, petugas kesehatan harus

    mengenakan gaun pelindung setiap memasuki ruangan untuk merawat pasien karena

    ada kemungkinan terperik atau tersemprot darah, airan tubuh atau sekresi. -al ini

     penting jika gaun pelindung tidak tahan air. &pron akan menegah airan tubuh pasien

    mengenai baju dan kulit petugas kesehatan. Prinsip pemakaian gaun pelindungG

    a. Tutupi bahan sepenuhnya dari leher hingga lutut, lengan hingga pergelangan tangan

    dan selubungkan ke belakang punggung

     b. Ikat di bagian belakang leher dan pinggang

    6ambar 0.A. :ara memakai gaun pelindung

    36

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    37/122

    elepas gaun pelindung

    a. Ingatlah bahwa bagian depan gaun dan lengan gaun pelindung telah terkontaminasi

     b. 8epas tali

    . Tarik dari leher dan bahu dengan memegang bagian dalam gaun pelindung saja

    d. alik gaun pelindung

    e. 8ipat atau gulung menjadi gulungan dan letakkan di wadah yang telah disediakan

    untuk diproses ulang atau buang di tempat limbah infeksius.

    6ambar 0.A. :ara melepas gaun pelindung

    PELINDUNG KAKI

    Digunakan untuk melindungi kaki dari edera akibat benda tajam atau benda berat yang

    mungkin jatuh seara tidak sengaja ke atas kaki. 9leh karena itu sandal atau sepatu yang

    terbuat dari bahan lunak (kain) tidak boleh dikenakan. $epatu boot karet atau sepatu

    kulit tertutup memberikan lebih banyak perlindungan, tetapi harus dijaga tetap bersih

    dan bebas kontaminasi darah atau tumpahan airan tubuh lain. Penutup sepatu tidak 

    diperlukan jika sepatu bersih. $epatu yang tahan terhadap benda tajam atau kedap air 

    harus tersedia di kamar bedah. $ebuah penelitian menyatakan bahwa penutup sepatu

    dari kain atau kertas sapat meningkatkan kontaminasi karena memungkinkan darah

    merembes melalui sepatu dan seringkali digunakan sampai di luar ruang operasi.

    Kemudian dilepas tanpa sarung tangan sehingga terjadi penemaran.

    8angkah#langkah mengenakan &PD

    . Kenakan baju pelindung

    *. Kenakan masker atau respirator 

    /. Kenakan penutup mata1goggle atau fae shield

    0. Kenakan sarung tangan

    37

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    38/122

    8angkah#langkah#melepaskan &P9

    0. 8epaskan sarung tangan

    *. 8epaskan penutup mata1goggle atau face shield 

    1. 8epaskan baju pelindung

    0. 8epaskan masker atau respirator 

    38

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    39/122

    BAB 7

    TATALAKSANA PENCEGAHAN INFEKSI ALIRAN DARAH PRIMER 2IADP9

    PENDAHULUAN

    Pengunaan kateter intra "ena (I2) merupakan bagian integral dari perawatan pasien

    karena digunakan untuk memasukan airan I2, obat#obatan I2, komponen darah, nutrisi

     parenteral, dan untuk memantau hemodinamis pasien#pasien dalam kondisi kritis.

     @amun demikian penggunaan kateter I2 ini sering menjadi penyebab komplikasi lokal

    maupun sistemik, termasuk septi trombophlebitis, endokarditis, infeksi aliran arah, dan

    infeksi lain yang diakibatkan oleh terinfeksinya bagian tubuh tertentu karena kateter 

    yang terkolonisasi. +isiko I&DP dapat diminimalisir dengan melakukan tindakan

    aseptik sebelum dan setelah insersi.

     @@I$ menyatakan selama tahun AA* sampai tahun AAA bahwa dari lebih C== I:% di

    &merika $erikat ditemukan *.'A0 kejadian Infeksi &liran Darah, dan C/? dari angka

    tersebut dikarenakan pemakaian kateter I2. &dapun dampak dari I&DP adalah

    meningkatkan angka mortalitas dan morbiditas antara =?#*=?, menambah hari

     perawatan antara =#*= hari, yang tentunya menambah biaya rawat.

    $umber infeksi dapat bersifat intrinsik bila kontaminasi terjadi sebelum penggunaan,

    misalnya kontaminasi airan I2 karena kesalahan proses sterilisasi di pabrik, dan

     bersifat ekstrinsik bila kontaminasi terjadi selama perawatan I2, misalnya saat insersi.

    +eser"oir mikroorganisme yang paling menyebabkan I&DP adalah daerah insersi dan

    konektor (6ambar 3.).

    6ambar 3.. &kses kontaminasi pada terapi intra "ena

    39

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    40/122

    DEFINISI

    I&DP Ditemukan organisme dari hasil kultur darah semi1kuantitatif dengan tanda klinis

    yang jelas serta tidak disertai infeksi yang lain (tanpa ada organ atau jaringan lain yang

    diurigai sebagai sumber infeksi) dan1atau dokter yang merawat menyatakan infeksi

    Plebitis (!uperfisial 2 /eep #hle%itis)3 Pada daerah lokal tusukan infus ditemukan

    tanda#tanda merah, seperti terbakar, bengkak, sakit bila ditekan, ulkus sampai eksudat

     purulen atau mengeluarkan airan bila ditekan.

    PATOGENESIS

    Kateter I2 mengandung material fibrin (biofilm) pada bagian permukaan dalam dan

    luar kateter. iofilm ini dapat terkolonisasi mikroba dan terlindungi dari mekasime

     pertahanan pejamu. Kolonisasi pada biofilm blasanya diikuti infeksi yang menyebabkan

    sepsis lokal atau septi trombophlebitis. Pada beberapa kasus mikroba dapat

     berkembang pada biofilm permukaan kateter dan dapat dilepaskan ke aliran darah yang

    dapat menyebabkan infeksi sistemik (misalnya bakteremia).

    CRITERIA KLINIS INFEKSI ALIRAN DARAH PRIMER 

    Terdapat kuman patogen yang diketahui hasil satu kali atau lebih dari biakan darah

    dengan salah satu gejala klinis seperti

    " Demam /CL:

    " enggigil

    " -ipotensi

    Pasien berumur E tahun dengan paling sedikit satu dari tanda#tanda berikut

    " Demam /C  :

    " -ipotermia E /B M :

    " &pneu

    " radikardia

    STRATEGI PENCEGAHAN

    /. Pend!d!$an dan Pe%a#!an Pe#'&as Med!s

    Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan bagi petugas kesehatan yang

    mengenai indikasi pemakaian alat1set intra "askuler, prosedur pemasangan kateter 

    intra "ena, pemeliharaan kateter intra "ena dan penegahan infeksi saluran darahsehubungan dengan pemakaian kateter. etode audio "isual dapat digunakan

    40

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    41/122

    sebagai alat bantu yang baik dalam pendidikan (Kategori I)

    +. S'r:e!%ans

    • $ur"eilans perlu dilakukan untuk menentukan angka infeksi masing#masing

     jenis alat, untuk memonitor keenderungan angka#angka tersebut dan untuk mengetahui kekurangan dalam praktek pengendalian infeksi. (Kategori -)

    • Perabaan dengan tangan (palpasi) setiap hari pada lokasi pemasangan kateter 

    intra "ena melalui perban untuk mengetahui adanya pembengkakan (Kategori

    II).

    *.  Han! H#$iene

     Hand hygiene harus dilakukan sebelum dan sesudah palpasi, pemasangan alat1set

    intra "ena, penggantian alat1set intra "ena, atau memasang perban (Kategori I).

    4. Peasan&an $a#e#er !n#ra :ena

    • Pemasangan dan manipulasi kateter intra "ena dilakukan dengan teknik 

    aseptik.

    • Penggunaan %arrier pada pemasangan dan perawatan kateter intra "ena.

    • Penggunaan sarung tangan saat mengganti perban kateter intra "ena (Katerigori

    II)• !angan menyingkat prosedur pemasangan kateter yang sudah ditentukan

    (Kategori I)

    • ersihkan kulit di lokasi dengan antiseptik yang sesuai sebelum pemasangan

    alat intra "ena. iarkan antiseptik mengering pada lokasi sebelum memasang

    (Kategori I)

    • !angan melakukan palpasi pada lokasi setelah kulit dibersihkan dengan

    antiseptik karena lokasi dianggap daerah steril (Kategori I)

    • 6unakan kasa steril atau perban transparan untuk menutup lokasi pemasangan.

    • ila dipakai iodine tincture untuk membersihkan kulit sebelum pemasangan

    alat intra "ena, maka harus dibilas dengan alkohol (Kategori III)

    • engganti perban bila basah atau kotor (Kategori II)

    • -indari sentuhan yang mengkontaminasi lokasi kateter saat mengganti perban

    (Kategori I)

    41

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    42/122

    5. Pe!%!an dan pen&&an#!an $a#e#er !n#ra :ena

    • Pilih alat yang risiko komplikasinya relatif rendah dan harganya paling murah

    yang dapat digunakan untuk terapi I2 dengan jenis dan jangka waktu yang

    sesuai (Kategori I)• 8epas semua jenis peralatan intra "ena bila sudah tidak ada indikasi klinis

    (Kategori I)

    • Periksa seara "isual lokasi pemasangan kateter untuk mengetahui apakah ada

     pembengkakan, demam tanpa adanya penyebab yang jelas, atau gejala infeksi

    lokal atau infeksi bakteremia (Kategori II)

    • :atat tanggal dan waktu pemasangan kateter di lokasi yang dapat dilihat

    dengan jelas (Kategori )

    ;. Pen&&an#!an per%en&$apan dan )a!ran !n#ra :ena.

    • &lat1set intra "ena terdiri atas seluruh bagian mulai dari ujung selang yang

    masuk ke kontainer I airan infus sampai ke konektor.

    • 6anti selang penghubung tersebut bila alat intra "ena diganti (Kategori III).

    • 6anti selang I2, termasuk selang piggy%ac4 dan stopcoc4+ dengan inter"al yang

    tidak kurang dari B* jam, keuali bila ada indikasi klinis (Kategori I)

    • 6anti selang yang dipakai untuk memasukkan darah, komponen darah atau

    emulsi lemak dalam *0 jam dari awal pemasangan infus (Kategori II)

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    43/122

    • Dinginkan dalam kulkas "ial multi dosis yang dibuka, bila direkomendasikan

    oleh pabrik (Kategori I)

    • ersihkan karet penutup "ial multi dosis dengan alkohol sebelum menusukkan

    alat ke "ial (Kategori I)• 6unakan alat steril setiap kali akan mengambil airan dari "ial multi dosis , dan

    hindari kontaminasi alat sebelum menembus karet "ial (Kategori I)

    • uang "ial multi dosis bila sudah kosong, bila diurigai atau terlihat adanya

    kontaminasi, atau bila telah menapai tanggal kadaluarsa (Kategori I)

    /@. An#!(!"#!$ pr"3!%a$s!s

    • !angan memberikan antimikroba sebagai prosedur rutin sebelum pemasangan

    atau selama pemakaian alat Intra "ena untuk menegah kolonisasi kateter atau

    infeksi bakteremia (Kategori II).

    43

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    44/122

    BAB 7I

    TATA LAKSANA PENCEGAHAN INFEKSI SALURAN KEMIH 2ISK9

    PENDAHULUAN

    Infeksi $aluran Kemih (I$K) adalah infeksi rumah sakit yang paling sering ditemukan

    yaitu /= ? dari semua kasus infeksi rumah sakit. Paling sering berhubungan dengan

     pemakaian alat#alat pengeluaran air seni seperti seperti %ladder catheter. +isiko

    terjadinya bakteriuri pada pasien pengguna %ladder catheter meningkat seiring dengan

    lamanya penggunaan kateter tersebut, yaitu 3 ? perhari pada minggu pertama

    meningkat hampir ==? pada minggu keempat. # 0 ? pasien dengan bakteriuri pada

    akhirnya akan berkembang menjadi infeksi saluran kemih, seperti sistitis, pielonefritis,

    atau septisemia.

    9leh karena itu pemasangan kateter urin harus dengan indikasi medis yang jelas, seperti

    gangguan pengosongan buli#buli, atau untuk mengukur produksi urin dan seepatnya

    dilepaskan bila tidak diperlukan lagi. Pada pasien dengan indikasi yang jelas, dapat

    dilakukan pemasangan kateter urin yang bersih dan intermiten sehingga mengurangi

    risiko infeksi. Inkontinensia %rin bukan indikasi pemasangan kateter urin, pada kasus

    ini dapat digunakan diapers.

    DEFINISI

    Infeksi saluran kemih yang sebelumnya tidak ada dan tidak ada penyebab selain akibat

     pemasangan kateter urin menetap.

    PATOGENESIS

    Dalam keadaan normal, flora urethra enderung bermigrasi ke buli#buli, dan seara

    regular akan dibilas1dibersihkan pada saat buang air keil. ila terpasang kateter urin,

    maka akan meniadakan proses alamiah tersebut, sehingga flora perineum dan urethra

    akan masuk ke buli#buli melalui elah antara dinding luar kateter dan mukosa urethra.

    Karena hal ini maka kolonisasi di buli#buli tidak dapat dihindari bila penggunaan

    kateter urin dalam jangka waktu yang lama. Infeksi buli#buli juga dapat disebabkan oleh

    44

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    45/122

    reflu bakteri dari urin yang terkontaminasi di dalam urine%ag+ oleh karena itu bila

    mungkin sistim kateter tertutup harus digunakan untuk menurunkan kejadian infeksi.

    Tangan dari pekerja kesehatan mungkin juga terkontaminasi sistim kateter urin selama

     pemasangan 1 perawatan kateter.

    ETIOLOGI

    •  .Coli+ ,le%siella+ #roteus+ nterococcus+#seudomonas+ ntero%acter+ !erratia+

    Candida

    •  Kebanyakan flora normal usus manusia

    • Dapat berasal kontaminasi silang dari

    # Pasien lain

    # Petugas +umah sakit

    # :airan terkontaminasi# &lat kesehatan yg tidak steril

    FAKTOR RISIKO

    • Durasi pemasangan kateter 

    • !enis kelamin wanita

    • Diabetes, malnutrisi, renal insuflssiensi

    • Teknik pemasangan kateter tidak aseptik 

    • 4eal inontinensia

    • Terbukanya sirkuit pada kateter sistem tertutup

    KRITERIA

    /. ISK SIMPTOMATIS

    Ditemukan paling sedikit satu dari tanda#tanda berikut tanpa penyebab lain

    • Demam (/CN:)

    • &nyang#anyangan (nikuri),

    • Polikisuri,

    • Disuri,

    •  @yeri $upra pubik,

    • -asil biakan urin midstream = kuman per ml urine dengan jumlah kuman

    tidak lebih dari * spesies (kriteria )

    45

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    46/122

    $elain tanda#tanda tersebut, juga ditemukan paling sedikit satu dari tanda berikut

    • Tes dipstik positif untuk leuosit esterase dan1atau nitrit

    • Piuri (terdapat = leuosit per ml atau terdapat O/ leuosit per 8P dari urine

    tanpa dilakukan sentrifugasi).

    • Ditemukan kuman dengan pewarnaan gram dari urine yang tidak disentrifugasi

    • iakan urin paling sedikit * kali berturut#turut memperlihatkan jenis kuman

    yang sama dengan jumlah == koloni kuman per ml yang diambil dengan

    kateter 

    • iakan urin menunjukan jenis uro patogen dengan jumlah = ml pada

     pasien yang telah mendapat antimikroba yang sesuai

    • Didiagnosis I$K oleh dokter yang menangani dan telah mendapat obat

    antimikroba yang sesuai (kriteria II)

    +. ISK ASIMPTOMATIS

    • Pasien tanpa kateter urine menetap dalam B hari sebelum biakan pertama

     positif 

    • Kultur urine * berturut#turut ditemukan * jenis kuman yang sama dengan

     jumlah E= per ml

    • Tidak terdapat gejala1 keluhan demam, suhu (/CN:), anyang#anyangan

    (nikuri), Polikisuri, Disuri, @yeri $upra pubik (kriteria II)

    STRATEGI PENCEGAHAN

    . atasi penggunaan kateter bila perlu saja dan penggunaan sesuai indikasi

    • enghilangkan obstruksi saluran kemih

    •Drainage pada retensio urine

    • embantu pembedahan urologi H bedah lain

    • Pengukuran produksi urine dengan tepat

    *. Pertahankan indwelling kateter sistem drainage tertutup

    /. enegah kuman pada meatus uretra masuk ke kandung kemih

    • Prosedur asepti

    • enjaga kebersihan meatus setiap hari ukup dengan air dan sabun

    • -indari pemakaian antimikroba dan desinfektan

    0. -indari kontak urine bag dengan lantai, dinding H furniture3. 8akukan disinfeksi pada saat kateter dan ujung penampung

    46

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    47/122

    '. 8etakkan urine bag lebih rendah dari kandung kemih dan buang tiap C jam (per 

    shift)1 bila penuh

    B. 6unakan gelas ukur urine yang bersih dan terpisah untuk tiap pasien

    C. 8akukan swab alohol pada saluran keluar urin bag tiap kali mengosongkan urine

     bag.

    A. Kebijakan 1 Poliy

    • Pemakaian atheter 

    • Insersi atheter 

    • Perawatan atheter 

    • Penempatan pasien yang terpasang atheter 

    • onitoring ulture urine

    =. >dukasi petugas (kompetensi)

    . Hand Hygiene harus dilaksanakan setiap saat kontak dengan kateter (mengangkat

    dan meletakkan) sebelum dan sesudah masuk kamar pasien, sebelum dan sesudah

     perawatan.

    6ambar 3.

    >mpat bagian kateter yang mungkin bakteri untuk mengakses bladder 

    PENGAMBILAN SAMPEL URIN

    $ampet urin untuk pemeriksaan bakteriologi harus diambil pada selang karet dengan

    ara aseptik. &rea selang yang akan diambil harus didisinfeksi dengan mengoleskan

    isopropyl alcohol B=?. $ampel urin diambil menggunakan jarum suntik steril dan

    dipindahkan ke tempat yang steril. !angan pernah mengambil sampel urin dari kantong

    urin. Pada pasien asimptomatis, pemeriksaan bakteriologi yang rutin seara klinis tidak 

     berguna

    47

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    48/122

    IRIGASI BULI 6 BULI

    Irigasi buli#buli atau diui dan dimasukkan antiseptik atau antibiotik tidak dapat

    menegah chatetet associated &I. 9leh karena itu seharusnya tindakan ini jangan

    dilakukan. Penggunaan antiseptik dan antibiotik dapat merusak mukosa buli#buli atau

    kateter dan dapat menimbulkan bakteri yang resisten sehingga sulit untuk diobati.

    PENGGUNAAN ANTI MIKROBA

    Penggunaan rutin antibiotik sistemik pada pasien yang menggunakan kateter urin tidak 

    dianjurkan. Penggunakan antibiotik profilaksis dosis tunggal pada penggantian kateter 

    urin dapat digunakan pada pasien#pasien tertentu, yang seara klinis mempunya infeksi

    atau +isiko tinggi terjadi I$K. Penggunaan antibiotik profilaksis berdasarkan penilaian

    seara indi"idual.

    Pengobatan antibiotik untuk catheter associated &I karena menggunakan kateter urin

    yang lama menyebabkan bakteri yang resisten, dan mungkin tidak berhasil karena

     bakteri penyebab sering melekat pada %iofilm  pada permukaan kateter urin, sehingga

    melindungi mereka terhadap efek antibiotik . &da tempat untuk penggunaan kondom

    kateter untuk jangka pendek pada pasien yang kooperatif. Penggantian perhari mungkin

    dapat meniadakan komplikasi dan sekaligus perawatan penis. -arus dilepaskan bila

    terjadi iritasi pada penis dan adanya pelepasan kulit.

    48

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    49/122

    BAB 7II

    TATA LAKSANA PENCEGAHAN %enti&ator Associate! Pneu'onia 27AP9

    PENDAHULUAN

    eskipun terdapat kemajuan dalam terapl antimikroba, perawatan pendukung dan

    tindakan penegahan seara luas 2&P masih merupakan penyebab penting morbiditas

    dan mortalitas. Insiden 2&P yang akurat sulit dipastikan, karena ada kemungkinan

    saling silang dengan infeksi saluran liafas bawah lainnya seperti trakeobronkitis

    infeksiosa pada pasien yang menggunakan "entilator. Insiden ber"ariasi tergantung dari

    definisi dan populasi yang die"aluasi. $ebagai ontoh, insiden 2&P dapat meningkat

    sampai dua kali lebih tinggi pada kelompok pasien yang didiagnosa dengan

    menggunakan kultur kualltatif atau semi kuantitatif dibandingkan dengan kultur 

    kuantitatif sekresi saluran nafas bawah.

    Data 2&P dari beberapa negara &sia menunjukkan insidens antara /,3 sampai 0' per 

    === hari "entilator. $uatu studi dari Taiwan juga menunjukkan bahwa neonatus lebih

    rentan terhadap 2&P dibandingkan dengan pasien I:% dewasa (insiden B=,/ "s =,C per 

    === hari "entilator). 2&P timbul pada A #*B ?dari semua pasien yang diintubasi. Pada

     pasien#pasien I:%, hampir A= ? dari -&P timbul pada saat penggunaan "entilasi

    mekanik. +isiko 2&P paling tinggi terjadi pada saat masa awal rawat inap, dan

    estimasinya berkisar sekitar 1 5  per hari untuk lima hari pertama rawat inap * ? per 

    hari untuk lima sampai sepuluh hari dan ? per hari untuk hari selanjutnya. 9leh

    karena itu sebagian besar "entilasi mekanik digunakan untuk jangka pendek, hampir 

    separuh dari keseluruhan 2&P terjadi pada masa 0 hari pertama "entilasi mekanik.

    Proses intubasi juga berkaitan erat dengan risiko terjadi infeksi, sebaliknya pasien yang

    dikelola dengan "entilasi non in"asi"e jarang mengalami pneumonia nosokomial.

    >mpat prinsip utama penanganan pasien 2&P yakni . Penderita 2&P harus ditangani dengan tepat dan epat untuk menegah mortalitas.

    49

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    50/122

    *. engenali pola bakteri dalam rumah sakit atau tempat#tempat di dalam rumah dari

    waktu ke waktu. Informasi tersebut digunakan untuk memilih antibiotika yang tepat

    sesuai keadaan klinis

    /. enghindari pemakaian antibiotika seara berlebihan dengan ara diagnosis yang

    akurat, berdasar kultur saluran nafas bawah, dan mempersingkat lama terapi sesuai

     periode efektifitas terpendek.

    0. eniptakan strategi penegahan dengan memodifikasi faktor risiko yang dapat

    dilakukan

    DEFINISI

    2&P (2entilator#&ssoiated Pneumonia) adalah pneumonia yang timbul dalam waktu

    0C#B* jam setelah intubasi endotraheal.

    PATOGENESIS

    . $umber#sumber patogen untuk -&P adalah alat#alat perawatan kesehatan,

    lingkungan (udara, air, peralatan) dan transfer mikroorganisme antara pasien dan

    staf medis atau antar pasien (8e"el II).

    *. Kolonisasi yang berkaitan dengan keadaan hospes dan pengobatan, seperti derajat

     penyakit dasar, operasi sebelumnya paparan antibioti pengobatan lainnya, dan paparan alat bantu nafas in"asi"e merupakan hal yang penting dalam patogenesis

    -&P dan 2&P (8e"el II).

    /. &spirasi patogen orofarings atau tumpahnya seret yang mengandung bakteri di

    sekitar uff pipa endotrakeal merupakan rute utama masuknya bakteri ke dalam

    saluran nafas bawah (8e"el II).

    0. Inhalasi atau inokulasi patogen langsung ke dalam saluran nafas bawah, penyebaran

    hematogen melalui kateter intra "ena yang terinfeksi, dan translokasi baterial

    melalui lumen traktus gastrointestinal merupakan mekanisme patogenesisi 2&P

    (8e"el III).

    3. iofilm yang terinfeksi pada pipa endotrakeal dan kemudian dilanjutkan dengan

    embolisasi saluran nafas distal, mungkin penting dalam patogenesis 2&P (8e"el

    III).

    '. 8ambung dan sinus paranasalis dapat menjadi reser"oir yang potensial untuk 

     patogen nosokomlal dan berkontribusi terhadap kolonisasi baterial orofaring,

    namun hal ini masih kontro"ersial, berfariasi tergantung populasi pasien berisiko

    50

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    51/122

    serta menurun dengan adanya pergantian perjalanan alami penyakit dan

     pengelolaan -&P (8e"el II).

    KRITERIA

    .  arly-onset3

    Terjadi setelah 0C#B* jam setelah intubasi endotraheal

    *.  6ate-onset3

    Terjadi setelah B* jam intubasi endotraheal

    FAKTOR RISIKO

    4aktor pejamu

    -ipoalbuminemia, lansia, &+D$, PP9K, penurunan kesadaran (koma), luka bakar H

    trauma, gagal organ, imunokompresi, aspirasi airan lambung, kolonisasi kuman

    aerodigestif, sinusitis

    4aktor inter"ensi

    Penggunaan antagonis -* H antasida tinggi, penggunaan sedatif H relaksan otot,

     penggunaan "entifasi mekanik, P>>P, reintubasi, @6T196T, posisi telentang,

     penggunaan antibioti tidak tepat

    STRATEGI PENCEGAHAN

    Pr"3!%a$s!s ''

    . Tindakan#tindakan pengendalian infeksi yang efektif, seperti edukasi staf,

    kepatuhan untuk melakukan hand hygiene+ dan isolasi untuk mengurangi

    infeksi silang dengan patogen D+ harus dilaksanakan seara rutin (8e"el II).*. Pemantauan infeksi I:% untuk mengidentifikasi dan mengkuantifikasi

     patogen#patogen D+ baru dan endemis, serta persiapan data baru untuk 

    mendukung pengendalian infeksi dan memandu terapi antimirobial seara

    tepat pada pasien dengan keurigaan 2&P dan infeksi nosokomial lainnya,

    sangat dianjurkan untuk dilakukan (8e"el II).

    In#'(as! dan :en#!%as% e$an!$ 

    . Intubasi dan intubasi ulang (re-intu%atio) sedapat mungkin dihindari, karena

    51

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    52/122

    meningkatkan risiko 2&P (8e"el I).

    . ila memungkinkan "entilasi non in"asi"e harus digunakan pada pasien gagal

    nafas (le"el I).

    *. Intubasi orotrakeal dan pipa orogastrik lebih dianjurkan dibandingkan dengan

    intubasi nasotrakeal dan pipa nasogastrik, untuk menegah sinusitis

    nosokomial dan mengurangi risiko 2&P, walaupun hubungan kausal langsung

     belum dapat dibuktikan (8e"el II).

    /. Penghisapan sukglotik seara terus menerus dapat mengurangi untuk 2&P

    awitan dini, dan apabila tersedia harus digunakan (le"el I).

    0. Tekanan cuff pipa endotrakeal harus dipertahankan minimal *= m-*= untuk 

    menegah terjadinya tumpahan patogen baterial di sekitar cuff4e dalam

    saluran nafas bagian bawah (8e"el II).

    3. ahan kondensasi yang terkontaminasi harus dikosongkan seara hati#hati dari

    sirkuit "entilator dan kondensasi harus diegah supaya tidak memasuki pipa

    endotrakeal ataupun alat nebuli5er obat#obatan yang terpasang (8e"el II).

    '. Pelembab udara pasif atau penukar panas kelembaban (heart#moisture

    ehangers) menurunkan kolonisasi sirkuit "entilator, namun belum terbukti

    dapat menurunkan insiden 2&P, sehingga tidak dapat dianggap sebagai alat

     penegahan pneumonia (le"el I).

    B. emperpendek lama intubasi dan "entilasi mekanik dapat menegah 2&P, dan

    dapat diapai dengan menggunakan protool penggunaan sedasi dan

    memperepat proses weaning (8e"el II).

    C. enjaga keukupan staf di I:% dapat menurunkan lama perawatan,

    memperbaiki pengendalian infeksi dan menurunkan lama penggunaan "entilasi

    mekanik (8e"el II).

    Asp!ras!8 p"s!s! #'(' dan n'#r!s! en#era%

    . Pada saat pemberian nutrisi enteral pasien harus dirawat dengan posisi

    setengah duduk (/=#03) untuk menegah terjadinya aspirasi (8e"el I).

    *. @utrisi enteral lebih diutamakan dibandingkan dengan nutrisi parenteral yang

    memiliki risiko komplikasi akibat kateter "ena sentral. $elain itu nutrisi enteral

     juga dapat menegah jonjot usus yang memberi risiko translokasi bakteri (8e"el

    I).

    52

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    53/122

    M"d'%as! $"%"n!sas!, an#!sep#!$ "ra% dan an#!(!"#!$a

    . Pemberian antibiotika sistemik sebelumnya bias menurunkan risiko pneumonia

    nosokomial pada beberapa kelompok pasien, namun apabila riwayat pemberian

    antibiotika sebelumnya diberikan pada saat awitan infeksi, maka harus

    diurigai infeksi oleh patogen D+ (8e"el II).

    *. Pemberian antibiotika sistemik profilaksis selama *0 jam pada pasien edera

    kepala tertutup yang dilakukan intubasi darurat, mampu menegah 2&P di

    I:%. @amun penggunaan seara rutin tidak direkomendasikan sampai ada data

    lebih lanjut (8e"el II).

    /. odulasi kolonisasi orofaringeal dengan menggunakan klorheksidin oral

    mampu menegah -&P di I:% pada beberapa populasi pasien tertentu, seperti

     pasien oronary artery bypass grafting (:&6), namun penggunaan seara

    rutin tidak direkomendasikan sampai terdapat data lebih lanjut (8e"el I).

    0. 6unakan interupsi harian atau penurunan kadar sedasi untuk menegah sedasi

     berat berkepanjangan dan hindari penggunaan obat#obatan paralitik, karena

    keduanya dapat menekan refleks batuk dan meningkatkan risiko 2&P (8e"el

    II).

    Pr"3!%a$s!s perdaraan s#ress8 #ran3's!8 dan !per&%!$e!a

    . erdasarkan data dari beberapa penelitian menunjukkan keenderungan

     penurunan insiden 2&P akibat penggunaan sukralfat, namun terjadi sedikit

     peningkatan risiko perdarahan lambung seara signifikan dibandingkan dengan

     penggunaan -*#anatagonis. &pabila diperlukan, penegahan perdarahan

    lambung dapat menggunakan salah satu dari -*#antagonist atau sukralfat

    (8e"el I).

    *. Transfusi sel darah merah dan produk darah alogenik lainnya harus mengikuti

     prosedur yang ketat. Transfusi sel darah merah yang telah dikurangi kadar 

    leukositnya dapat membantu mengurangi insiden -&P pada populasi pasien

    tertentu (8e"el I).

    /. Pada perawatan pasien di I:%, penggunaan insulin seara intensif 

    direkomendasikan untuk menjaga kadar serum glukosa antara C=#3= mg1dl

    dengan tujuan mengurangi infeksidarah nosokomial, menurunkan durasi

    "entilasi mekanik, lama tinggal di I:%, morbiditas, dan mortalitas (8e"el I).

    53

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    54/122

    Pende$a#an d!a&n"s#!$ 

    6ambar B.. &lur ringkasan strategi pengelolaan pasien yang diduga 2&P, keputusan

     penghentian terapi antibiotika dapat berbeda tergantung darl tipe sampel yang diambil

    (P$, &8, atau aspirasi endotrakeal) dan apakah hasil dilaporkan seara kuantitatif 

    atau semi kuantitatif 

    PRINSIP UTAMA DAN REKOMENDASI STRATEGI PEMERIKSAAN

    DIAGNOSTIK 7AP

    54

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    55/122

    . Pasien yang diduga 2&P harus dilakukan kultur seret saluran nafas bagian bawah,

    dan infeksi ekstra I pulmonal harus disingkirkan sebelum memberikan terapi

    antibiotika (8e"el II).

    *. &pabila dugaan pneumonia ukup tinggi atau setidaknya = 5 pasien menunjukkan

    tanda sepsis, maka I pemberian terapi antibiotika segera diberikan tanpa

    mempedulikan apakah pemeriksaan saluran napas I bawah menemukan bakteri atau

    tidak. (8e"el II)

    /. Terapi antibiotika yang didasarkan atas hasil kultur kualitatif akan mematikan lebih

     banyak kuman dibandingkan bila berdasarkan kultur kuantitatif (8e"el I)

    0. Kultur seret aspirasi trahea seara semikuantitatif tidak dapat dipergunakan

    sebagai dasar yang kuat untuk menentukan adanya pneumonia yang memerlukan

    terapi antibiotika (8e"el I)

    3. &pabila pengambilan seret saluran nafas bagian bawah seara bronkoskopik tidak 

    segera tersedia, maka pengambilan sekret seara non#bronkoskopik untuk kultur 

    kuantitatif, dapat digunakan sebagai petunjuk terapi antibiotika (8e"el I)

    '. Dari satu studi tentang 2&P, penggunaan startegi bakteriologik seara bronkoskopik 

    mampu menurunkan angka kematian sampai hari ke 0 dibandingkan dengan

    strategi klinis (8e"el I)

    B. Pada pasien yang seara klinis tidak stabil penundaan terapi dini antibiotika yang

    tepat dapat meningkatkan mortalitas 2&P, oleh karena itu terapi awal yang tepat

    tidak boleh ditunda dengan alasan masih dilakukan pemeriksaan diagnosti (8e"el

    II).

    TERAPI ANTIBIOTIKA

    Prinsip %tama dan +ekomendasi Terapi Dini &ntibiotika

    . 6unakanlah algoritme untuk menentukan terapi empirik awal berdasarkan ada

    tidaknya faktor risiko bakteri D+ (le"el III). 4aktor#faktor risiko ini termasuk 

    rawat inap berkepanjangan (3 hari atau lebih), rujukan dari fasilitas perawatan

    kesehatan, dan baru saja mendapat terapi antibiotika jangka panjang (8e"el II).

    *. Pemillihan obat spesifik harus berdasarkan hasil mikrobiologi setempat, biaya,

    ketersediaan, dan formularium setempat (8e"el II).

    /. Terapi yang tidak tepat (antibiotika tidak sesuai dengan hasil kultur) merupakan

    faktor risiko utama peningkatan mortalitas dan masa rawat pasien. Terapi yang

    tidak tepat paling sering dikaitkan dengan organisme yang resisten terhadap

    55

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    56/122

    antibiotika (8e"el II).

    0. Pemilihan terapi empirik pasien yang telah mendapatkan antibiotika sebelumnya,

    harus menggunakan antibiotika dari golongan yang berbeda, oleh karena terapi

    antibiotika sebelumnya meningkatkan kemungkinan terapi tidak tepat dan dapat

    mempredisposisi resistensi terhadap antibiotika dari golongan yang sama (8e"el

    III).

    3. Terapi dini antibiotika harus diberikan dengan epat, karena penundaan terapi

    meningkatkan mortalitas 2&P (8e"el III).

    '. Terapi dini antibiotika akan tepat dan adekuat bila dibuat suatu protool pemilihan

    antibiotika berdasarkan rekomendasi#rekomnedasi dan disesuaikan dengan pola

    resisitensi antibiotika setempat. 9leh karenanya setiap I:% harus seara teratur 

    mengumpulkan dan memperbaharui informasi (8e"el II).

    6ambar B.* &lur terapi antobiotika empiri pada 2&P

    Ta(%e

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    57/122

    •  ,. pneumonia

    •  ntero%acter spp

    •   #roteus spp

    •  !erratia marcessens

    >rtapenem

    :atatan antibiotika yang direkomendasikan harus sesuai dengan data mikrobiologls lokal.

    Table B.*.Terapi antibiotika empirik awal pasien 2&P awitan lanjut atau dengan faktor 

    risiko bakteri D+ dan dengan berbagai beratnya penyakit.

    Patogen potensial Kombinasi antibiotika yang

    direkomendasikan

    Pathogen#patogen dari tabel / dan

     pathogen#patogen bakteroi D+ 

    •   #. aeruginasa

    •   ,. pneumonia (!*6)77

    •   Acineto%acter spp

     8ethicillin resisten stophyococcusaureus

    (89!A).

    :ephalosporin

    &ntipseudomonal

    (efepim, efta5idim)

    atau

    :arbapenem antipseudomonal

    (imipenem atau meropenem) atau

    etalatam 1betalatamase inhibitor 

    (piperaillin#ta5obatam)

     plus

    4luoroQuinolon

    &ntipseudomonal

    (iprofloain, le"ofloain) atau

    &minoglyoside

    (amikain, gentamiin, atau tobramiin)

     #lus

     6ine:olid+ ancomycin+ atauteictiplamin

    :atatan3 Anti%ioti4a yang dire4omendasi4an harus sesuai dengan data mi4ro%iologi

    lo4al. $8, seperti K. pneumonia, atau

    &inetobater, maka arbapenem merupakan pilihan yang dapat diandalkan. &pablla

    diurigai terdapat 8. pneumophila, maka kombinasi terapl antibiotika harus terdapat

    makroid (a5ithromiin) atau fluoroQuinolon (ontoh :iprofloain atau lefofloain)harus digunakan dibandingkan aminoglyoside.

    57

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    58/122

    ;; &pabila terdapat faktor risiko atau Insiden lokal tinggi untuk +$&

    BAB 7III

    TATA LAKSANA PENCEGAHAN INFEKSI LUKA OPERASI 2ILO9

    PENDAHULUAN

    eskipun telah terjadi kemajuan dalam teknik operasi ataupun pengetahuan tentang

     patogenesa infeksiluka, infeksi luka operasi masih merupakan penyebab utama angka

    morbiditas dan mortalitas pada pasien yang mengalami prosedur. 9perasi jumlahnya

    R3? dari infeksi nosokomial. Proses terjadinya I89 sangat kompleks. anyak faktor 

    yang mempengaruhinya seperti kondisi pasien, proses pembedahan, lingkungan sekitar 

    kamar bedah dan mikroorganisme. 4aktor#faktor diatas berinteraksi seara kompleks

    mendorong timbulnya infeksi luka operasi.

    Infeksi luka operasi masih merupakan permasalahan didalam pelayanan kesehatan.

    Insiden umumnya tinggidi negara#negara berkembang. Diseluruh +umah $akit di

    Indonesia, insiden I89 berkisar antara /#C?. Dalam melakukan penegahan dan

     pengendalian infeksi luka operasi dilakukan seara efektif dan efisien dengan

    kerjasama, koordinasi, integrasi dan sinkronisasi semua pihak yang terkait didalamnya.

    DEFINISI

    Infeksi luka operasi adalah infeksi yang terjadi dalam kurun waktu /= hari setelah

    tindakan operasi tanpa pemasangan implan atau dalam waktu A= hari bila operasi

    dengan pemasangan implan dan infeksi diduga ada kaitannya dengan prosedur operasi.

    KLASIFIKASI

    Klasifikasi I89 berdasarkan kriteria :D: (gambar C..)

    . I89 insisi superfisial

    58

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    59/122

    Infeksi yang terjadi pada daerah insisi dalam waktu /= hari paska bedah dan hanya

    meliputi kulit, subkutan atau jaringan lain di atas fasia dan setidaknya ditemukan

    satu diantara tanda berikut

    • Keluarnya airan purulen dari insisi superfisial dengan1tanpa konfirmasi

    laboratorium

    • Didapatkan organisme dari kuftur airan atau jaringan insisi superfiial

    • $edikitnya ada dari tanda H gejala infeksi sakit1nyeri, pembengkakan lokal,

    merah atau panas dari insisi pembedahan

    • Diagnosis ditegakkan oleh dokter bedah1dokter 

    Kondisi yang %K&@ merupakan I89 ). abses pada jahitan operasi (inflamasi

    minimal dan keluar airan titik penetrasi jahitan), *). Infeksi luka episiotomi atau

    luka sirkumsisi pada bayi, /).8uka bakar terinfeksi, 0). I89 pada tempat insisi yangmeluas kedalam lapisan fasia dan otot (I89 insisi dalam)

    *. I89 insisi dalam

    Infeksi yang terjadi pada daerah insisi dalam waktu /= hari paska bedah tanpa

    implan atau sampai A= hari paska bedah dengan implan. Infeksi meliputi jaringan

    lunak dalam (fasia dan otot), dan setidaknya ditemukan satu diantara tanda

     berikut

    • Keluarnya airan purulen berasal dari insisi dalam, bukan dari organ1komponen

    daerah operasi

    • Insisi dalam yang dibuka oleh ahli bedah dengan salah satu kriteria demam

    (/C:), nyeri terlokalisir.

    • Ditemukan abses atau tanda infeksi lain terkait dengan insisi dalam yang

    ditemukan pada pemeriksaan langsung, selama re#operasi, atau pemeriksaan

    histopatologi atau radiologi.• Diagnosis I89 insisi dalam ditegakkan oleh ahli bedah1dokter 

    /. I89 organ1spae

    Infeksi timbul dalam waktu /= hari setelah prosedur pembedahan, bila tidak 

    dipasang implant atau dalam waktu A= hari bila dipasang implant dan infeksi

    tampaknya ada hubungannya dengan prosedur pembedahan. eliputi semua organ

    yang dibuka atau dimanipulasi selama operasi dan setidaknya ditemukan satudiantara tanda berikut

    59

  • 8/19/2019 Pedoman Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

    60/122

    • &danya airan purulen berasal dari drain yang diletakkan melalui luka tusukan

    kedalam organ1spoe.

    • Terdapat organisme pada kuItur airan atau jaringan dalam organ1spae

    • Ditemukan abses atau bukti infeksi yang terkait organspace pada pemeriksaan

    langsung, selama re#operasi, atau pemeriksaan histopatologik atau radiologi

    • Diagnosis I89 organspace ditegakkan oleh ahli bedah1dokter 

    6ambar C.. Klasifikasi I89 berdasarkan kriteria :D:

    STRATEGI PENCEGAHAN

    A. Pra Operas!

    . Persiapan pasien

    • Pasien yang akan dioperasi dianjurkan untuk dirawat pada hari yang sama

    atau hari sebelum tindakan operasi.

    • Identifikasi dan terapi faktor risiko pasien, seperti kontrol gula darah, dll.

    • Terapi terlebih dulu infeksi yang terjadi pada bagian tubuh lain sebelum

    tindakan operasi

    • $ebelum operasi pasien mandi dengan sabun antiseptik.

    • -indari penukuran keuali mengganggu daerah operasi.

    Kalau perlu melakukan penukuran, lakukan sesaat sebelum operasi dengan

    60

  • 8/19/2019 Pedoman D