Pedestrian
-
Upload
ajeng-devi-nindita -
Category
Documents
-
view
213 -
download
0
description
Transcript of Pedestrian
TUGAS MAKALAH TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN
HORTIKULTURA
“LANDSCAPE PEDESTRIAN”
Disusun Oleh:
Mufti Nur Rohman 115040200111014
Dessy Wulansari 115040200111040
Hakim Kurniawan H 115040201111160
Ajeng Devi N 115040201111042
Kelas B
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tempat pejalan kaki atau pedestrian adalah fasilitas bagi pejalan kaki, agar
mereka dapat menggunakan jalur ini dengan aman, nyaman, dan menikmati
keindahan lingkungan sekitar. Fungsi dari pedestrian menghubungkan antara satu
atau beberapa bangunan atau fungsi tertentu. Berpindah dari satu bangunan ke
bangunan lain, tidak ada salahnya kalau berjalan kaki. Selain juga sehat, dengan
berjalan kaki maka akan mengurangi polusi.
Pedestrian termasuk ruangan publik milik publik dan digunakan oleh
umum, dan termasuk outdoor public space, karena terletak di luar bangunan.
Pedestrian termasuk juga urban space, karena dibatasi oleh elemen-elemen fisik
buatan manusia. Contohnya pedestrian disepanjang perkantoran. Pedestrian ini
dibatasi oleh bangunan-bangunan, jalan raya atau lingkungan, dan taman.
Di beberapa kota besar, pedestrian dibuat senyaman dan aman mungkin.
Karena pedestrian bagian dari elemen pembentuk fisik sebuah kota. Sebuah kota
yang hidup bila warganya bisa menikmati ruang ruang terbuka kota.
Pedestrian mutlak ada di perkotaan, desa, atau kawasan tertentu, tentunya
dengan jarak jangkau yang tepat, tidak terlalu jauh. Jarak tempuh yang tidak
masuk akal, membuat pengguna malas untuk berjalan kaki. Apalagi jika
pedestrian tidak nyaman.
Pedestrian yang nyaman cukup rindang, banyak pohon di tanam sepanjang
pedestrian, dan tidak terdapat elemen fisik yang tidak membahayakan, seperti
lubang, polisi tidur, dan lain lain.
Pedestrian juga memiliki kejelasan orientasi untuk memudahkan pengguna
sehingga tidak tersesat. Yang tidak kalah penting, pedestrian memiliki lebar yang
cukup, supaya pejalan kaki merasa nyaman menggunakannya. Lebar yang terlalu
sempit, maka pejalan kaki tidak dapat berjalan sambil ngobrol atau bahkan
bertabrakan dengan pejalan kaki lainnya.
1.2 Tujuan1. Untuk mengetahui definisi Landscape Pedestrian
2. Untuk mengetahui macam bentuk landscape pedestrian serta tanaman yang
cocok untuk landscape pedestrian
3. Untuk mengetahui landscape pedestrian yang baik dan tidak beserta
contohnya
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Landscape PedestrianPedestrian berasal dari bahasa Yunani, berasal dari kata pedos yang berarti
kaki, sehingga pedestrian dapat diartikan sebagi pejalan kaki atau orang yang
berjalankaki, sedangkan jalan merupakan media diatas bumi yang memudahkan
manusia dalam tujuan berjalan, Maka pedestrian dalam hal ini memiliki arti
pergerakan atau perpindahan orang atau manusia dari satu tempat sebagai titik
tolak ke tempat lain sebagai tujuan dengan menggunakan moda jalan kaki. Atau
secara harfiah, pedestrian berarti “ person walking in the street “, yang berarti
orang yang berjalan di jalan.
Namun jalur pedestrian dalam konteks perkotaan biasanya dimaksudkan
sebagai ruang khusus untuk pejalan kaki yang berfungsi sebagai sarana
pencapaian yang dapat melindungi pejalan kaki dari bahaya yang datang dari
kendaraan bermotor. Di Indonesia lebih dikenal sebagai trotoar, yang berarti jalur
jalan kecil selebar 1,5 sampai 2 meter atau lebih memanjang sepanjang jalan
umum.
2.2 Syarat Landscape Pedestrian yang Baik
Seperti yang telah dijelaskan bahwa pedestrian merupakan sebuah
landscape yang diciptakan untuk pejalan kaki dan biasanya landscape ini
berbatasan dengan jalan raya. Maka dari itu diperlukan persyaratan pedestrian
yang baik dan bersifat ekologis sehingga nyaman bagi pejalan kaki yang
melintasinya. Syarat pedestrian yang baik dan bersifat ekologis adalah sebagai
berikut :
1. Terdapat landscape di sisi yang berbatasan dengan jalan. Serta terdapat
pepohonan yang berderet di sepanjang jalan.Selain itu juga terdapat kanstin
(yang memisahlan landscape dengan jalan) seperti pada gambar di bawah
ini.
Contoh jalur Pedestrian 1
2. Pedestrian yang bersifat ekologis adalah pedestrian yang disekitarnya
banyak terdapat tanaman-tanaman sehingga para pejalan kaki merasa
nyaman. Biasanya terdapat pohon-pohon rindang dan rerumputan yang
berperan sebagai pembatas dengan jalan sehingga pedestrian tidak
langsung bernatasan dengan jalan. Berikut merupakan contoh pedestrian
yang ekologis.
3. Deretan pohon yang berjajar di sepanjang jalan di sepanjang pedestrian
membuat area pedestrian lebih asri dan teduh. Dan disetiap sisi
pedestrian terdapat landscape sehingga tidak terlihat gersang dan panas.
Rerumputan yang berbatasan dengan jalan
Contoh Landsape Pedestrian yang ekologis adalah pedestrian di daerah
SCBD. Pada pedestrian tersebut di sisi jalan yang berbatasan dengan kendaraan
terdapat landscape yang ditanami pohon-pohon dan tanaman hias sehingga jalanan
terlihat cantik dan lebih teduh.
2.3 Pedestrian yang Tidak Baik dan Tidak EkologisPedestrian yang tidak bersifat ekologis adalah pedestrian yang minim
sekali penghijauan. Keberadaan tanaman seperti pepohonan, rerumputan ataupun
tanaman hias sedikit bahkan tidak ada sama sekali dalam pedestrian ini. Pada
pedestrian ini langsung berbatasan dengan jalan tanpa adanya landscape sehingga
para pejalan kaki langsung berbatasan dengan jalan dan gersang. Pada pedestrian
yang seperti ini pastinya para pejalan kaki kurang merasa nyaman saat berjalan
Pepohonan di sepanjang Pedestrian
Landscape di setiap sisi Pedestrian
Pepohonan, rerumputan dan tanaman hias yang ditanam di sepanjang jalan.
disepanjang pedestrian ini. Berikut merupakan beberapa conton pedestrian yang
tidak ekologis.
2.3 Macam Bentuk Landscape PedestrianPedestrian walk merupakan jalur pejalan kaki yang disediakan untuk
memberikan pelayanan kepada pejalan kaki sehingga dapat meningkatkan
kelancaran,keamanan dan kenyamanan pejalan kaki tersebut (Direktorat Jenderal
Bina Marga,1995). Dalam Simonds(1983) disebutkan bahwa karakter dari
pedestrian walk diibaratkan seperti aliran air atau sungai yang pergerakannya
mencari hambatan terkecil demi mencapai aspek fungsional dan estetik.
Dua factor utama dari pedestrian walk antara lain adalah factor orientasi
dan factor negosiasi. Faktor yang pertama berkaitan dengan pedestrian walk
sebagai land mark (ciri khas dari suatu wilayah dimana terdapat pedestrian walk
tersebut didalamnya), formalitas (pedestrian walk sebagai foot ways yang secara
tidak langsung mengatur perilaku pejalan kaki yang berjalan di atasnya,
Tidak ada pepohonan maupun rerumputan yang membatasi dengan jalan
Hanya ada pepohonan, namun tidak ada rerumputan yang membatasi pejalan kaki dengan jalan raya
Hanya ada pepohonan, namun tidak ada rerumputan yang membatasi pejalan kaki dengan jalan raya
implementasinya dapat berupa penggunaan perkerasan dengan pola-pola
tertentu), dan material (penggunaan material-material dalam pedestrian walk
tersebut). Faktor yang kedua berkaitan dengan konflik- konflik yang terjadi antar
pengguna pada pedestrian walk tersebut.
Harris dan Dines(1988) menyebutkan bahwa system sirkulasi terbagi ke
dalam dua kategori, yaitu system sirkulasi yang telah memiliki struktur dasar
sehingga hanya perlu meningkatkan estetikanya saja dan system sirkulasi yang
belum memiliki struktur atau bahkan belum ada sirkulasinya sehing gaperlu
direncanakan sesuai dengan fungsinya. Perencanaan pedestrian walk merupakan
suatu proses yang kompleks dalam mengidentifikasi permasalahan-permasalahan
yang potensial dan solusi-solusi yang memungkinkan dengan menganalisis
keadaan fisik tapak, ekonomi dan sumber daya social
(BrambilladanLongo,1977).
Brambilla dan Longo (1977) menjelaskan bahwak onsepfree-zoneatau
system pedestrian walk telah diterapkan pada ruang-ruang dalam kehidupan kota
seperti pada taman–taman, plaza, dan jalan-jalan kota. Pedestrian walk sendiri
terbagi atas:
1. Pedestrian District
Pada pedestrian jenis ini lalulintas kendaraan dari sebagian daerah
perkotaan ditiadakan dengan mempertimbangkan unit arsitektural, komersil,
dan sejarah.
2. Pedestrian Streets
Pada pedestrian jenis ini kendaraan bermotor ditiadakan atau dilarang
masuk sepanjang waktu kecuali kendaraan- kendaraan yang berkepentingan
dalam perawatan dan pengelolaan tapak tersebut. Seluruh badan jalan ditutup
dengan perkerasan, jalan keluar masuk tapak dekat dengan akses transportasi
umum.
3. Partial Pedestrianization
Pada pedestrian jenis ini terjadi pengurangan jenis kendaraan bermotor,
khususnya kendaraan pribadi karena prioritas utama kawasan ini adalah
pejalankaki. Jalur pejalan kaki diperlebar dan jalur kendaraan bermotor
dipersempit, maksimal dua jalur. Pada kawasan ini laju kendaraan dibatasi
pada kecepatan tertentu.
2.4 Kriterian dan Fungsi Vegetasi Serta Vegetasi pada Landscape PedestrianBerdasarkan Iswanto (2006) Kriterian vegetasi yang cocok untuk dtanam
pada landscape pedestrian adalah :
1. Dapat berfungsi sebagai peneduh (pada jalur tanaman tepi)
2. Ditempatkan pada jalur tanaman (minimal 1.50 meter), percabangan 2
meter diatas tanah, bentuk percabangan tidak merunduk, bermasa daun
padat dan ditanam secara berbaris
3. Jenis dan bentuk pohon yang sering digunakan dan cocok untuk pedestrian
antara lain : Angsana, Tanjung dan Kiara Payung.
Pada jalur pedestrian fungsi vegetasi yang ditanam adalah sebagai fungsi
control pandangan (visual control) dan pengendali iklim (climate control).
a. Sebagai Control pandangan (visual control). Dimana vegetasi tersebut
diletakkan disisi jalan atau jalur tengah jalan. Tanaman yang cocok
biasanya adalah pepohonan yang perdu dan padat.
b. Sebagai pengendali iklim (climate control). Vegetasi sebagai pengendali
iklim berfungsi untuk mengendalikan suhu, radiasi matahari, angin,
kelembapan, suara maupun aroma. Tanaman tersebut akan menyerap
panas dari pancaran sinar matahari dan memantulkannya sehingga dapat
menurunkan suhu dan iklim mikro. Sehingga para pejalan kaki ataupun
pengendara yang melintasi pedestrian tersebut merasa nyaman.
Berikut merupakan contoh identifikasi jalur pedestrian :
Pepohonan di area pedestrian berfungsi sebagai peneduh dari sinar matahari atau climate control
Tanaman hias di area pedestrian menambah keindahan sehingga berfungsi sebagai estetika dan visual control
Rerumputan di area pedestrian berfungsi sebagai batas dengan jalan raya sehingga pejalan kaki tidak langsung berbatasan dengan jalan raya.
2.5 Identifikasi Vegetasi yang cocok untuk Pedestrian
Pada gambar diatas terdapat beberapa jenis vegetasi yang ditanam pada landscape pedestrian. Vegetasi tersebut antara lain :
1. Palem Putri
Palem Putri memiliki nama latin Veitchia merrillii, Tingginya mencapai 7
m, berwarna abu-abu dengan kumparan pelepah daun berwarna hijau terang.
Daunnya lebat berwarna hijau gelap berbulu melengkung indah. Lebih dipercantik
lagi oleh buahnya yang berwarna merah mengkilap berukuran 2 – 3 cm. Dalam
contoh pedestrian yang dugunakan, palem putri berfungsi sebagai pengendali
pandangan, Pohon tepi jalan menjadi pengendali pandanagn/silau bagi sopir yang
melakukan perjalanan arah Timur/Barat.
2. Tanaman Bakung (Bakung Laut)
Tanaman bakung diletakkan dibawah tanaman palem putri memiliki fungsi
estetika. Tanaman bakung memiliki daun menjuntai dengan daun hijau tua serta
bunganya berwarna putih adalah sangat cocok sebagai tanaman penutup tanah
yang juga memiliki fungsi estetika.
3. Kiara Payung
Pohon kiara payung berfungsi sebagai pengendali presipitasi dan
kelembaban. Kiara payung merupakan salah satu pohon peneduh yang biasa di
tanam di pinggir - pinggir jalan, pohon ini memiliki tajuk yang rindang dan kerap
sehingga sangat cocok digunakan sebagai pohon perindang jalanan.
4. Ubi jalar hias
Ubi jalar hias ditanam dibawah pohon kiara payung memiliki fungsi
estetika. Ubi jalar hias yang merupakan tanaman merambat, digunakan sebagai
penutup tanah sehingga, menambah nilai keindahan pada pedestrian.
5. Bunga Pucuk Merah
Bunga pucuk merah dalam pedestrian dapat berfungsi sebagai pembentuk
zona nyaman dan juga memiliki nilai estetika. Bunga pucuk merah memiliki
fungsi estetika karena warna daunnya yang memiliki gradiasi warna merah di
ujung daun mudanya sehingga menarik perhatian dan juga menciptakan keindahan
pada pedestrian. Sedangkan sebagai pembentuk zona nyaman, bunga pucuk merah
yang diletakkan di tepi pedestrian akan menghalangi pandangan pada bangunan
atau taman di sebelah pedestrian dan juga menciptakan daerah privace pada
bangunan atau taman disebelah pedestrian.
6. Spider Plant
Spider plant memiliki bentuk daun menjuntai dengan kombinasi warna
hijau dan putih. Tanaman spider plant ditanam di antara tanaman bunga pucuk
merah memiliki fungsi estetika. Kombinasi warna antara spider plant dengan
bunga pucuk merah akan menimbulkan suatu warna yang kontras dan juga indah.
Selain itu spider plant juga berfungsi untuk menutupi permukaan tanah diantara
tanaman bunga pucuk merah.
BAB IIIPENUTUP
3.1 Kesimpulan3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2014. http://mpkd.ugm.ac.id/pedestrian-kota-city-walk-sarana-ruang- public/. Diakses tanggal 31 Mei 2014
Anonymous. 2012. http://property.okezone.com/read/2012/01/11/479/555288/ pedestrian-kota-city- walk. Diakses 31 Mei 2014.
Brambilla,R and G Longo. 1977. For Pedestrian Only. NewYork. Watson-Guptill Publications. NewYork. 208p.
Harris, C.W and N.T. Dines. 1988. Time Saver Standard for Landscape Architecture. Mc-Graw Hill Book Co., New York.800p.
Iswanto, Danoe. 2006. Pengaruh Elemen-elemen Pelengkap Jalur Pedestrian Terhadap Kenyamanan Pejalan Kaki. Jurnal Enclosure. 5(1).hal 21-29
Simonds,J.O.1983. Landscape Architecture. New York.Mc-Graw Hill Book
Co.,331p