Pebatasan Indonesia

8
Perbatasan Wilayah Indonesia dan Permasalahannya Perbatasan Wilayah Indonesia dan Permasalahannya Indonesia merupakan negara kepulauan dengan garis pantai sekitar 81.900 kilometer dan memiliki wilayah perbatasan dengan banyak negara baik perbatasan darat (kontinen) maupun laut (maritim). Batas darat wilayah Republik Indonesia berbatasan langsung dengan negara-negara Malaysia, Papua Nugini dan Timor Leste. Sedangkan wilayah laut Indonesia berbatasan dengan 10 negara, yaitu India, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Filipina, Republik Palau, Australia, Timor Leste dan Papua Nugini. Wilayah perbatasan laut pada umumnya berupa pulau-pulau terluar yang jumlahnya 92 pulau dan termasuk pulau-pulau kecil. Sebelah utara Indonesia berbatasan dengan Malaysia yang berupa daratan di Pulau Kalimantan, tepatnya di Kalimantan Barat dan Timur. Selain batas darat, juga berbatasan laut dengan negara Singapura, Malaysia, Filipina. Di sebelah timur, berbatasan darat dan laut dengan Papua Nugini di Pulau Irian Jaya. Sebelah selatan berbatasan darat dengan Timor Leste di Nusa Tenggara Timur dan berbatasan laut dengan Australia di Samudra Hindia. Di sebelah barat berbatasan dengan Samudra Hindia. Masalah perbatasan wilayah Indonesia bukan lagi menjadi hal baru saat ini. Sejak Indonesia menjadi negara yang berdaulat, perbatasan sudah menjadi masalah yang bahkan belum menemukan titik terang sampai saat ini. Permasalahan yang paling sering muncul adalah sengketa perbatasan dengan negara tetangga yang berbatasan langsung dengan wilayah darat maupun wilayah laut Indonesia. Selain itu, masalah kesejahteraan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah perbatasan juga perlu diperhatikan. Daerah perbatasan merupakan pintu masuk suatu negara, oleh sebab itu diperlukan perhatian lebih. Pembangunan dan juga fasilitas seperti pendidikan, kesehatan, transportasi, informasi dan sebagainya harus memadai. Masyarakat di daerah perbatasan harus lebih diperhatikan kebutuhannya, sehingga mereka tidak terisolir dari dunia luar. Untuk menandai wilayah kedaulatan sebuah negara, juga dibutuhkan tanda batas yang jelas dan permanen. Tanpa tanda yang jelas, akan timbul permasalahan terutama dengan negara tetangga yang

description

kwn

Transcript of Pebatasan Indonesia

Page 1: Pebatasan Indonesia

Perbatasan Wilayah Indonesia dan Permasalahannya

Perbatasan Wilayah Indonesia

dan Permasalahannya

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan garis pantai sekitar 81.900 kilometer dan memiliki

wilayah perbatasan dengan banyak negara baik perbatasan darat (kontinen) maupun laut

(maritim). Batas darat wilayah Republik Indonesia berbatasan langsung dengan negara-negara

Malaysia, Papua Nugini dan Timor Leste. Sedangkan wilayah laut Indonesia berbatasan dengan 10

negara, yaitu India, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Filipina, Republik Palau, Australia,

Timor Leste dan Papua Nugini. Wilayah perbatasan laut pada umumnya berupa pulau-pulau

terluar yang jumlahnya 92 pulau dan termasuk pulau-pulau kecil.

Sebelah utara Indonesia berbatasan dengan Malaysia yang berupa daratan di Pulau Kalimantan,

tepatnya di Kalimantan Barat dan Timur. Selain batas darat, juga berbatasan laut dengan negara

Singapura, Malaysia, Filipina. Di sebelah timur, berbatasan darat dan laut dengan Papua Nugini di

Pulau Irian Jaya. Sebelah selatan berbatasan darat dengan Timor Leste di Nusa Tenggara Timur

dan berbatasan laut dengan Australia di Samudra Hindia. Di sebelah barat berbatasan dengan

Samudra Hindia.

Masalah perbatasan wilayah Indonesia bukan lagi menjadi hal baru saat ini. Sejak Indonesia

menjadi negara yang berdaulat, perbatasan sudah menjadi masalah yang bahkan belum

menemukan titik terang sampai saat ini. Permasalahan yang paling sering muncul adalah sengketa

perbatasan dengan negara tetangga yang berbatasan langsung dengan wilayah darat maupun

wilayah laut Indonesia. Selain itu, masalah kesejahteraan masyarakat yang bertempat tinggal di

wilayah perbatasan juga perlu diperhatikan.

Daerah perbatasan merupakan pintu masuk suatu negara, oleh sebab itu diperlukan perhatian

lebih. Pembangunan dan juga fasilitas seperti pendidikan, kesehatan, transportasi, informasi dan

sebagainya harus memadai. Masyarakat di daerah perbatasan harus lebih diperhatikan

kebutuhannya, sehingga mereka tidak terisolir dari dunia luar.

Untuk menandai wilayah kedaulatan sebuah negara, juga dibutuhkan tanda batas yang jelas dan

permanen. Tanpa tanda yang jelas, akan timbul permasalahan terutama dengan negara tetangga

yang berbatasan langsung, baik batas darat maupun laut. Akan muncul kebingungan baik dari

masyarakat dari negera kita dan negera tetangga. Hal ini memungkinkan terjadinya konflik antara

kedua negara. Konflik tersebut bisa diselesaikan dengan jalan diplomasi. Namun bila tidak

ditemukan pemecahan masalah yang tepat, bukan tidak mungkin akan menyebabkan timbulnya

perang terbuka yang pasti tidak diharapkan oleh kedua belah pihak.

Namun, kenyataan di lapangan tidaklah sesuai dengan yang seharusnya. Berbagai masalah timbul

karena kurangnya perhatian dari pemerintah terhadap daerah perbatasan. Daerah perbatasan seolah

dianaktirikan. Kita ambil contoh daerah perbatasan antara Indonesia dan Malaysia di Pulau

Kalimantan. Banyak permasalah yang timbul di daerah perbatasan antara negara kita dengan

Page 2: Pebatasan Indonesia

negara tetangga kita yang sering disebut saudara serumpun tersebut.

Salah satu masalah yang sangat membutuhkan penyelesaian adalah masalah kesehatan. Seperti

yang terjadi di Entikong, salah satu kecamatan di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.

Kebersihan dan fasilitas kesehatan di daerah tersebut kurang memadai sehingga banyak

menimbulkan berbagai macam penyakit yang menyebabkan kualitas sumber daya manusia rendah.

Apalagi banyak tenaga medis yang enggan ditugaskan untuk mengabdi di daerah-daerah

perbatasan yang terpencil itu. Hal ini disebabkan sulitnya medan yang ditembuh, transportasi yang

terbatas, dan jarak tempuh yang jauh.

Untuk menanggulanginya memang bukan perkara mudah, diperlukan kerja keras dan waktu yang

tidak sebentar. Perlu membangun kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dengan penyuluhan

tentang sanitasi. Membangun sarana sanitasi yang memadai juga harus dilakukan. Sarana

kesehatan yang baik perlu dibangun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Membangun

kepercayaan masyrakat terhadap tenaga medis juga perlu, karena selama ini mereka hanya

mengandalkan pengobatan tradisonal untuk mengobati penyakit yang mereka derita.

Pendidikan di daerah perbatasan ini juga terbilang rendah karena kurang terfasilitasi. Ditambah

lagi, kurangnya kesadaran masyarakat akan pendidikan sebagai bekal untuk masa depan. Mereka

masih beranggapan lebih baik bekerja untuk menghidupi kebutuhan sekarang daripada sekolah

untuk memenuhi kebutuhan di masa mendatang.

Keadaan ekonomi yang memaksa mereka mengubur dalam-dalam impian anak-anak di daerah

perbatasan untuk menimba ilmu di bangku sekolah. Kemiskinan yang menjadi potret kehidupan

mereka membuat mereka berada dalam dilema, apakah akan bekerja untuk mencukupi kebutuhan

atau sekolah untuk mencari ilmu demi masa depan. Kebanyakan dari mereka akan mengorbankan

cita-cita dan masa depan mereka demi meraup rupiah untuk makan sehari-hari. Kondisi ini tentu

sangat memprihatinkan, apalagi di era global sekarang yang menuntut manusia untuk selalu

berinovasi agar tidak tertinggal karena perkembangan teknologi yang semakin pesat.

Kondisi ini diperparah dengan kurangnya fasilitas pendidikan di daerah perbatasan Indonesia-

Malaysia di Kalimantan Barat tersebut. Jumlah sekolah yang ada tidak mampu menampung

seluruh anak usia sekolah. Sulitnya mengakses sekolah di daerah tersebut juga menjadi

penghambat untuk menuntut ilmu. Mereka harus menyeberabgi sungai untuk dapat tiba di sekolah.

Butuh waktu lama dan tenaga ekstra karena harus melewati medan yang sulit dan jauh.

Selain itu, tenaga pengajar juga terbatas karena tidak banyak yang mau mengabdika diri sebagau

guru di daerah terpencil dengan akses yang sulit dan gaji yang kurang memadai. Pernah ada

liputan mengenai sosok guru yang harus mengarungi sungai untuk mengambil gajinya di kota

kecamatan. Namun biaya yang harus ia keluarkan untuk mengambil gajinya tersebut sangat besar,

sama dengan nominal gaji yang ia terima. Sehingga guru tersebut memutuskan untuk mengambil

gajinya beberapa bulan sekali karena sulit dan mahalnya medan yang harus ditempuh.

Karena itu, pemerintah harus lebih memperhatikan pendidikan di daerah pelosok di perbatasan

Page 3: Pebatasan Indonesia

tersebut. Bukan tidak mungkin nasionalisme masyarakat setempat luntur karena pemerintah

Indonesia kurang memperhatikan kebutuhan mereka, sementara negara tetangga justru

memberikan bantuan kepada mereka. Perlu membangun kesadaran masyarakat akan pendidikan

untuk investasi masa depan. Hidup bukan hanya untuk hari ini saja tapi juga di hari-hari

mendatang, sehingga perlu pendidikan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Pemerintah

perlu mencanangkan sekolah gratis bagi masyarakat kurang mampu, menyediakan fasilitas

pendidikan yang memadai, dan tenaga pengajar yang berkualitas.

Transportasi juga menjadi masalah yang perlu dipecahkan segera. Akses jalan dengan medan yang

sulit dan jauh dari jangkauan merupakan masalah yang belum juga diselesaikan. Seperti yang

terjadi di Dusun Camar Wulan, Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan

Barat. Jalan menuju daerah tersebut sulit dan perlu waktu lama. Butuh waktu 6 jam lebih

perjalanan darat dari Pontianak, ditambah harus menyeberangi sungai dan naik feri yang jam

operasinya terbatas menuju Teluk Kalong. Di Kecamatan Paloh, jalanan rusak parah dan jembatan

untuk menyeberangi sungai-sungai kecil juga hampir roboh.

Dengan akses jalan seperti itu, tidak heran daerah perbatasan tersebut menjadi terisolir. Sulitnya

medan yang harus ditempuh dan kurangnya fasilitas transportasi menyebabkan daerah tersebut

seolah terputus dari dunia luar. Hal ini berbeda dengan akses dari negara tetangga yang lebih

mudah, sehingga pengusaha merasa lebih mudah mendapatkan produk dari Malaysia daripada dari

Indonesia. Selain itu, butuh waktu yang lebih lama dan biaya yang lebih mahal.

Pemerintah sudah seharusnya lebih memperhatikan daerah perbatasannya jika tidak ingin

wilayahnya diklaim oleh negara tetangga. Selama ini pemerintah bersikap tidak peduli terhadap

daerah perbatasan, namun jika wilayahnya sudah diklaim oleh negara lain mereka baru sadar dan

berusaha merebut kembali. Akses menuju daerah perbatasan perlu diperbaiki agar mudah dilalui.

Fasilitas transportasi juga perlu diperhatikan agar tidak sulit dijangkau.

Informasi merupakan hal penting untuk menetahui apa yang sedang terjadi di dunia luar. Informasi

dibutuhkan agar kita tidak menjadi bangsa yang tertinggal. Warga di daerah perbatasan yang

terisolir, biasanya sulit mendapatkan informasi dari dunia luar. Di Desa Temajuk contohnya, sinyal

operator seluler tidak mampu menjangkau daerah tersebut. Justru sinyal operator Malaysia yang

menjangkaunya. Tidak berbeda dengan televisi. Hanya siaran dari Malaysia yang bisa ditangkap

tanpa parabola.

Hal ini tentu sangat memprihatinkan, sehingga pemerintah harus berusaha meningkatkan sistem

informasi agar masyarakat tidak terisolir dari dunia luar. Sistem informasi harus mampu

menjangkau secara luas, terutama di daerah-daerah terpencil agar mereka tidak ketinggalan

informasi dan mengtahui apa yang sedang terjadi di luar sana.

Selain itu, masalah penerangan juga perlu diperhatikan. Banyak daerah yang belum terjangkau

listrik sehingga harus menggunakan genset sebagai satu-satunya alat untuk penerangan. Perlu

digalakkan program listrik masuk desa, sehingga daerah-daerah terpencil dapat terjangkau listrik.

Page 4: Pebatasan Indonesia

Selain masalah-masalah regional di atas, terdapat pula masalah nasional yang berpengaruh

terhadap kedaulatan wilayah Republik Indonesia. Antara lain masalah penyelundupan,

perdagangan manusia, dan tapal batas negara. Permasalahan-permasalahan tersebut perlu

penanganan serius dan secepatnya dari berbagai pihak, terutama pemerintah pusat karena

berkaitan dengan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Penyelundupan di daerah perbatasan bukan lagi menjadi barang baru. Terdapat beberapa komoditi

yang masuk ke wilayah Indonesia dari Malaysia atau sebaliknya yang dilakukan secara ilegal. Hal

tersebut sudah menjadi rahasia umum yang diketahui banyak pihak, namun tidak ditindaklanjuti

ke ranah hukum. Padahal terdapat berbagai peraturan dan perjanjian antara kedua negara

mengenai perdagangan lintas negara.

Berdasarkan ketentuan tata niaga perdagangan wilayah perbatasan atau perjanjian perdagangan

lintas batas Border Trade Agreement yang ditanda tangani pemerintah kedua negara 24 Agustus

1970, sebagai pelaksanaan dari Pemufakatan Lintas Batas Border Crossing Arrangement atau

Overland Border Trade yang ditanda tangani di Jakarta, 26 Mei 1967. Dalam perjanjian tersebut

diatur perdagangan lintas batas Indonesia Malaysia dapat dilakuan melalui darat dan laut. Khusus

untuk perdagangan lintas daratan dapat dilakukan di daerah-daerah yang telah ditetapkan dalam

Basic Arrangement On Border Crossing mencakup 5 Kabupaten di Kalbar yang 15 kecamatan dan

98 desanya memiliki kurang lebh 50 jalur setapak di 55 desa yang berhubungan darat langsung

dengan 32 kampung di wilayah Serawak Malaysia Timur.

Contoh penyelundupan yang terjadi di daerah perbatasan Indonesia dan Malaysia tersebut adalah

penyelundupan gula impor dari Malaysia ke Indonesia. Penyelundupan dilakukan dengan

memanfaatkan Perjanjian Perdagangan Lintas Batas Malaysia – Indonesia, yang mengatur setiap

orang pelaku perdagangan lintas batas antara Kalimantan Barat dengan Malaysia Timur.

Disebutkan bahwa penduduk yang bertempat tinggal di dalam lintas batas kedua negara

diperbolehkan membeli barang-barang konsumsi dan peralatan perkakas yang dibutuhkan untuk

keperluan perindustrian.

Dengan perjanjian tersebut, mereka membeli dan memasukkan gula impor yang dipasok oleh

pergudangan gula di Pasar Tebedu Baru, sekitar 4 Km dari PPLB Tebedu Serawak Malaysia dan

PPLB Entikong Kalimantan Barat Indonesia. Setelah itu penyelundup juga mempersiapkan

setoran bagi masing-masing pihak di perbatasan. Setelah lolos dari pemeriksaan pos lintas batas,

para pedagang yang membawa gula biasanya melakukan bongkar muat di pangkalan pergudangan

pasar kecamatan Entikong dan pasar Balai Karangan kecamatan Sekayam.

Kokohnya tembok yang dibangun, sigapnya barisan petugas yang dipersenjatai dan rapatnya pagar

besi perbatasan ternyata bukan menjadi jaminan untuk tidak terjadinya pelanggaran peraturan dan

ketentuan hukum yang berlaku di kawasan perbatasan Indonesia dan Malaysia. Kita berharap

impor gula ilegal di perbatasan Indonesia – Malaysia tidak terus ditutup – tutupi. Serta

mengenyampingkan kepentingan pribadi, kelompok tertentu, ego sektoral pada instansi

Departemen tertentu dalam Institusi pemerintahan. Kita optimis berbagai persoalan di wilayah

perbatasan, khususnya penangan gula ilegal dapat teratasi tanpa satu pihak pun yang dijadikan

Page 5: Pebatasan Indonesia

kambing hitam.

Selain masalah penyelundupan barang ilegal, perdagangan manusia berkedok pengiriman tenaga

kerja merupakan masalah yang juga sudah berlangsung lama. Namun sampai saat ini belum bisa

ditangani secara tuntas. Setiap tahun, angka perdagangan manusia justru mengalami peningkatan.

Para TKI tidak hanya datang dari masyarakat setempat yang berpendidikan rendah, tetapi juga dari

berbagai daerah terutama dari Pulau Jawa dan Nusa Tenggara.

Kondisi pendidikan masyarakat di daerah perbatasan yang terbilang rendah dimanfaat oleh oknum

tak bertanggung jawab untuk merekrut tenaga kerja dan dipekerjakan secara ilegal di Malaysia.

Hal tersebut dapat dicegah jika petugas imigrasi jeli dalam meneliti dokumen-dokumen dan tujuan

seseorang melintasi perbatasan. Namun pada kenyataannya, petugas imigrasi mendapatkan

sejumlah bayaran dari calo tenaga kerja yang memudahkan mereka melewati perbatasan.

Kondisi ini menyebabkan munculnya berbagai persoalan yang menimpa para TKI, dimulai dari

penipuan, penempatan kerja yang tidak sesuai dengan perjanjian hingga menjadi korban kekerasan

majikan. Hal ini jelas bertentangan dengan UU No, 39 tahun 2004 yang mengatur mengenai

penempatan dan perlindungan TKI yang bekerja di luar negeri. Maraknya pengiriman TKI ilegal

ke negara malaysia, disamping adanya dorongan untuk memperoleh pekerjaan dengan upah yang

tinggi, di sisi lain juga dipicu lemahnya koordinasi dari instansi terkait, terutama pada pos

pemeriksaan di pintu perbatasan. Sehingga memudahkan agen maupun penyedia jasa pengiriman,

membawa warga negara Indonesia bekerja ke negara tetangga tanpa melewati prosedur yang sah.

Menyikapi berbagai persoalan yang menimpa para TKI, pemerintah pusat segera mengeluarkan

kebijakan, yakni membangun Pos Pelayanan terpadu di seluruh pintu perbatasan. Unit pelaksana

teknis di bawah BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja

Indonesia) ini, disamping dilengkapi fasilitas penunjang juga melibatkan unsur pemerintah daerah

setempat. Namun sesungguhnya akar persoalannya bukanlah menyangkut penegakan supremasi

hukum saja, tetapi juga terbukanya lapangan kerja dengan tingkat serapan pekerja di usia

produktif dalam skala besar sehingga masyarakat tidak perlu bekerja sebaga TKI di negeri orang

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Persoalan lain yang tidak kalah penting adalah tapal batas negara yang sering menjadi masalah di

antara kedua negara. Klaim Malaysia atas sebagian wilayah Indonesia di daerah perbatasan tidak

bisa sepenuhnya disalahkan pada negara tetangga. Sebelum menuduh sepatutnya kita berkaca,

sudahkah kita, khususnya pemerintah, memperhatikan daerah perbatasan yang merupakan pintu

masuk tersebut?

Sebagian besar dari kita hanya akan memperhatikan daerah perbatasan jika negara tetangga

mengklaimnya sebagai wilayah negara tetangga. Keadaan di kedua negara akan memanas dan

saling tuduh pun tidak terelakkan. Pihak-pihak yang berwenang justru saling menyalahkan dan

saling lempar tanggung jawab. Sementara itu, masyarakat di daerah perbatasan diliputi

kebingungan karena keadaan tersebut.

Page 6: Pebatasan Indonesia

Seharusnya kita merawat daerah perbatasan seperti kita merawat beranda rumah kita agar sedap

dipandang mata. Yang terjadi justru sebaliknya. Daerah perbatasan seolah dianggap remeh, dan

pemerintah lebih memperhatikan daerah dimana terdapat pusat pemerintahan. Pembangunan yang

tidak merata tersebut menyebabkan kesenjangan sosial yang berdampak buruk bagi kehidupan

berbangsa dan bernegara.

Hal ini bertolak belakang dengan daerah perbatasan di wilayah Malaysia. Daerah perbatasan

Malaysia dirawat dengan baik dan diberi fasilitas yang memadai. Jadi jangan kaget bila

masyarakat Indonesia di daerah perbatasan lebih memilih untuk melakukan kegiatan ekonomi,

menimba ilmu, maupun bekerja di negeri jiran tersebut. Seharusnya pemerintah sadar diri dan

mulai memperbaiki kondisi yang ada di perbatasan. Bukan hal mustahil jika suatu saat masyarakat

akan lebih memilih menjadi bagian dari negara tetangga dibandingkan tetap menjadi bagian dari

NKRI.

Oleh karena itu, ini menjadi tanggung jawab kita bersama untuk menjaga kedaulatan dan keutuhan

wilayah NKRI. Bukan hanya menjadi tugas pemerintah untuk mengatasi persoalan yang ada,

tetapi sebagai warga negara yang baik kita juga wajib ikut andil dalam menjaga persatuan dan

kesatuan negeri kita. Sudah saatnya kita berkaca dan berbenah agar hubungan baik yang telah

lama terjalin dengan negara tetangga tidak rusak karena kurangnya kesadaran kita menjaga apa

yang menjadi milik kita. Semoga di masa mendatang, persoalan-persoalan yang ada dapat

diselesaikan tanpa ada pertumpahan darah.