PEB revisi
-
Upload
nisa-biudtyy -
Category
Documents
-
view
2.560 -
download
0
Transcript of PEB revisi
LAPORAN PANJANG
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA Ny.C
6 JAM POST PARTUM DENGAN PRE EKLAMSI BERAT (PEB)
DI RUANG CEMPAKA RSUD KERATON PEKALONGAN
Disusun Untuk Memenuhi Target
Praktek Klinik Kebidanan II
Semester V
disusun oleh :
Dian Pramesti
(08.6.012)
Khoirunnisak Warrohmah
(08.6.032)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
WIDYA HUSADA
2010
Jl. Subali Raya No. 12 Krapyak Semarang
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pre Eklamsia merupakan kesatuan penyakit yang langsung disebabkan oleh
kehamilan sebab terjadinya masih belum jelas di Indonesia disamping pendarahan dan
infeksi masih merupakan sebab utama kematian ibu dan sebab kematian perinatal yang
tinggi. Oleh karena diagnosa dini pre eklamsi yaitu penanganannya perlu segera
dilaksanakan untuk menurunkan angka kematian Ibu dan Anak.
B. TUJUAN
a. Tujuan umum
Mahasiswa dapat dan mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan pada ibu nifas
dengan Pre Eklampsia berat.
b. Tujuan khusus
Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan Pre Eklmpsia berat
diharapkan mahasiswa dapat:
a. Melakukan pengkajian data pada ibu nifas dengan Pre Eklmpsia berat.
b. Menginterpretasikan data dan mendiagnosa ibu nifas dengan Pre Eklmpsia berat.
c. Menentukan ada/tidak ada diagnosa potensial ibu nifas dengan Pre Eklmpsia
berat.
d. Menentukan antisipasi sesuai diagnoosa potensial pada ibu nifas dengan Pre
Eklmpsia berat.
e. Merencanakan asuhan untuk ibu nifas dengan Pre Eklmpsia berat.
f. Melaksanakan asuhan sesuai dengan perencanaan pada ibu nifas dengan Pre
Eklmpsia berat.
g. Mengevaluasi asuhan yang telah dilakukan pada ibu nifas dengan Pre Eklmpsia
berat.
C. MANFAAT
a. Bagi Penulis
Penulis dapat menerapkan teori yang diperoleh dari pendidikan secara nyata
dilapangan dalam hal melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan Pre
Eklampsia berat.
b. Bagi Instansi
Sebagai metode untuk mengevaluasi seberapa jauh mahasiswa menerapkan teori yang
diperoleh dibangku kuliah dan mempraktekannya dilahan.
c. Bagi Masyarakat
Dapat meningkatkan pengetahuan bagi ibu nifas dengan Pre Eklampsia berat dan
memperoleh asuhan kebidanan yang optimal.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Pre eklampsia adalah penyakit yang dengan tanda-tanda hipertensi,oedem, dan
protein urine yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi pada triwulan
ke-3 kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya, misal pada mola hidatidosa (Sarwono,
2007). Hipertensi biasanya timbul lebih dahulu dari pada tanda-tanda lain. Untuk
menegakkan diagnosis pre eklampsia, kenaikan tekanan sistolilk harus 30 mmHg atau
lebih di atas tekanan yang biasanya ditemukan. Atau mencapai 140 mmHg atau lebih.
Kenaikan tekanan diastolik sebenarnya lebih dapat dipercaya. Apabila tekanan diastolik
naik dengan 15 mmHg atau lebih, atau menjadi 90 mmHg atau lebih, maka diagnosis
maka diagnosis hipertensi dapat dibuat. Penentuan tekanan darah dapat dilakukan
minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam pada keadaan istirahat.
B. ETIOLOGI.
Apa yang menjadi penyebab pre-eklamsia sampai sekarang belum diketahui. Telah
banyak teori yang mencoba menerangkan sebab penyakit tersebut. Akan tetapi tidak ada
yang dapat memberikan jawaban yang memuaskan. Teori yang menerangkan harus
menjelaskan hal-hal berikut :
1. Sebab bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan ganda, hidramnion dan
molahidatidosa.
2. Sebab bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan.
3. Sebab dapat terjadinya eklamsia pada kehamilan berikutnya.
4. Sebab timbulnya hipertensi, oedem protein uria, kejang dan koma.
Teori yang dewasa ini banyak dikemukan sebagai sebab pre-eklamsia ialah iskemia
plasenta. Akan tetapi dengan teori ini tidak dapat diterangkan senua hal yang berkaitan
dengan penyakit itu. (Sarwono, 2007).
C. PATOFISIOLOGI
Pada pre-eklamsia terjadi spasme pembuluh darah yang disertai dengan refensi
garam dan iaringan. Pada biopsy ginjal ditemukan spasme hebat arteriol glomerulus. Pada
beberapa kasus lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilalui oleh
satu sel darah merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme. Maka
tekanan darah akan naik sehingga usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan ferifer agar
oksigenasi jaringan tercukupi.
Sedangkan kenaikan berat badan dengan oedem yang disebabkan oleh penimbunan
air yang berlebihan dalam ruangan interstisial belum diketahui sebabnya, mungkin karena
retensi air dan garam protein dapat disebabkan oleh spasme arteriol sehingga terjadi
perubahan pada glomerulus.
D. FREKUENSI
Frekuensi pre eklampsi untuk setiap negara berbeda-beda karena banyak faktor
yang mempengaruhinya, yaitu jumlah primigravida, keadaan sosial ekonomi, perbedaan
kriteria dalam penentuan diagnosis, dan lain-lain. Dalam kepustakaan frekuensi
dilaporkan berkisar antara 3-10%. Pada primigravida frekuensi pre eklampsi lebih tinggi
bila dibandingkan dengan multigravida, terutama primigravida muda. Diabetes mellitus,
mola hidatidosa, kehamilan ganda, hidrops fetalis, umur lebih dari 35 tahun, dan obesitas
merupakan faktor predisposisi untuk kejadian pre eklampsi.
E. KLASIFIKASI
Pre-eklamsia dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :
1. Pre-eklamsia ringan, bila disertai keadaan berikut :
a. Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi terbaring
terlentang atau kenaikan diastolic 15 mmHg atau lebih atau keadaan sistolk 30
mmHg atau lebih. Cara pengukuran sekurang-kurangnya pada 2 kali pemeriksaan
dengan jarak periksa 1 jam, sebaiknya 6 jam.
b. Oedem umum, kaki, jari tangan dan muka atau kenaikan berat badan 1 kg atau
lebih per minggu.
c. Protein urin kuantitaf 0,3 gr atau lebih per liter kualitatif 1 + atau 2 + pada urin
kaleter atau mindstreem.
2. Pre-eklamsia berat, bila disertai keadaan berikut :
a. Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.
b. Protein urin 5 gr atau lebih per liter.
c. Oligouria yaitu jumlah urin kurang dari 500cc per 24 jam.
d. Adanya gangguan serebial, gangguan visus dan rasa nyeri epigastrik.
e. Terdapat oedem paru dan sianosis.
F. PENATALAKSANAAN
1. Ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan pre gejala-gajala PEB selama
perawatan maka perawatan dibagi menjadi
a. Perawatan aktif yaitu kehamilan segera di akhiri atau diterminasi ditambah
pengobatan medisinal.
b. Perawatan konservatif yaitu kehamilan tetap dipertahankan ditambah medisinal.
2. Perawatan aktif sedapat mungkin sebelum perawatan aktif pada setiap penderita
dilakukan pemeriksaan fetal assasement (NST dan USG). Indikasinya:
a. Ibu
1) Usia kehamilan 37 minggu atu lebih
2) Adanya tanda-tanda adanya impending eklamsi, kegagalan terapi konservatif
yaitu setelah 6 jam pengobatan meditasi terjadi kenaikan desakan darah. Atau
setelah 24 jam perawatan medisinal, ada gejala-gejala status quo (tidak ada
perbaikan).
b. Janin
1) Hasil fetal assasement jelek.
2) Adanya tanda IUGR.
c. Laboratorium
Adanya heart sindrom
3. Pengobatan Medisinal
Pengobatan medisinal pasien PEB yaitu:
1. Segera masuk RS.
2. Tirah baring miring ke satu sisi. Tanda vital diperiksa tiap 30 menit, reflek patella
tiap sejam.
3. Infus D5% dimana setiap 1 liter diselingi dengan infus RL (60-125 CC/jam) 500
CC.
4. Antasid
5. Diet cukup protein, rendah karbohidrat, rendah lemak, rendah garam.
6. Pemberian obat anti kejang: magnesium sulfat.
7. Diuetik pun tidak diberikan kecuali bila da tanda-tanda oedema paru, payah
jantung kongestif. Diberikan furesemik injeksi 40 mg/im.
8. Anti hipertensi diberikan bila:
a. Dosis anti hipertensi sama dengan dosis anti hipertensi pada umumnya.
b. Bila dibutuhkan penurunan tekanan darah secepatnya, dapat diberikan obat-
obat anti hipertensi parenteral (tetesan kontinyu), katapres injeksi. Dosis yang
biasa dipake adalah 5 ampul dalam 500 cc cairan infus atau disesuaikan
dengan tekanan darah.
c. Bila tidak tersedia anti hipertensi parenteral dapat diberikan tablet anti
hipertensi secara sublingual diulang selang 1 jam, maksimal 4-5 kali. Bersama
dengan awal pemberian sublingual maka obat yang sama mulai diberikan
secara oral.
9. Lain-lain
- Konsul bagian penyakit dalam
- Obat-obat anti piretik diberikan bila suhu rektal >38,50CC dapat dibantu
dengan pemberian kompres dingin atau alkohol.
- Antibiotik diberikan atas indikasi.
- Anti nyeri bila penderita kesakitan atau gelisah karena kotraksi uterus.
dapat diberikan petidin HCL 50-75 mg sekali saja, selambat-lambatnya 2
jam sebelum janin lahir.
4. Cara pemberian MgSO4
a. Dosis awal sekitar 4 g MgS04 (20% dalam 20cc). Selama 1 g/menit kemasan 20%
dalam 20 cc larutan MgSO4 (dalam 3-5 menit). Diikuti segera 4 gr di bokong kiri
dan 4 gr bokong kanan (40% dalam 10 cc). Untuk mengurangi nyeri dapat
diberikan 1 cc xylocain 2% yang tidak mengandung adrenalin pada suntikan IM.
b. Dosis ulangan: diberikan 4 gr Im 40 % setelah 6 jam pemberian dosis awal, lalu
dosis ulangan diberikan 4 gr IM setiap 6 jam dimana pemberian MgSO4 tidak
melebihi >2-3 hari.
c. Syarat-syarat pemberian MgSO4
1) Pemberian anti dotum MgSO4 yaitu kalsium gluconas 10%, 1 g (10% dalam
10 cc) diberikan intra vena dalam 3 menit.
2) Reflek patella positif kuat. Frekuensi pernafasan >16 kali permenit.
3) Produksi urine >100 cc dalam 4 jam sebelumnya (0,5 cc/kgBB/jam).
d. MgSO4 dihentikan bila
1) Ada tanda-tanda keracunan yaitu kelemahan otot, hipotensi, reflek fisiologis
menurun, fungsi jantung terganggu, depresi SSP, kelumpuhan dan selanjutnya
dapat menyebabkan kematian karena kelumpuhan otot-otot pernafasan.
2) Bila timbul tanda-tanda keracunan magnesium sulfat
- Hentikan pemberian magnesium sulfat
- Berikan kalsium glukonase 10 % 1 gram (10% dalam 10 cc) secara IV
dalam waktu 3 menit.
- Berikan oksigen.
- Lakukan pernafasan buatan.
3) Magnesium sulfat dihentikan juga setelah 4 jam pasaca persalinan sudah
terjadi perbaikan (normotensif).
4) Pengobatan obstetrik.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Tanggal Pengkajian : 29/ 12/ 2010
Jam : 18.00 WIB
RM/Register : 637740
Dokter yang merawat: dr. Yasin,.SPOG
Tanggal masuk RSUD: 29/12/2010
Jam : 07.05 WIB
I. PENGKAJIAN I
A. Data Subyektif
1. Identitas
Nama : Ny.C
Umur : 30 th
Suku : jawa
Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Status : Nikah
Nama : Tn. J
Umur : 35 th
Suku : Jawa
Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh
Status : Nikah
Alamat : Ampel gading-Pemalang.
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan merasa pusing dan sakit kepala setelah melahirkan, merasa
kembung pada perut dan nyeri di luka jahitan.
3. Riwayat Persalinan
Jam 07.05 WIB Ibu merasa kencang-kencang dan keluar air dari jalan lahir,
diantar ke rumah sakit dengan diagnosa: Ny. C umur 30 th G2P1A0 hamil 42
minggu 3 hari, janin tunggal, hidup letak membujur, PUKA, Preskep, Inpartu kala
1 fase laten dengan AK rembes, PEB, Serotinus.
Kala I tanggal 29/12/2010 pukul 04.00 WIB pembukaan 2 cm dengan TD 170/110
mmHg. Pukul 12.00 WIB pembukaan lengkap 10 cm.
Kala II tanggal 29/12/2010 pukul 12.10 WIB bayi lahir hidup dengan jenis
kelamin perempuan, BB 3200 gram, PB 50 cm, anus (+), tidak cacat.
Kala III tanggal 29/12/2010 pukul 12.15 WIB plasenta lahir lengkap, bentuk bulat,
kotiledon utuh, diameter ± 15 cm, berat ± 500 gr, tebal ± 30 cm.
Kala VI tanggal 29/12/2010 pengawasan di mulai dari pukul 12.15 WIB sampai
14.00 WIB.
4. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 12 tahun
b. Lama : 5-6 hari.
c. Warna : merah.
d. Siklus : 28 hari.
e. Jumlah : ganti pembalut ± 2 kali per hari.
f. Keluhan : tidak nyeri.
g. HPHT : 4-3-2010
5. Riwayat Perkawinan.
a. Umur waktu nikah : 19 tahun.
b. Lama perkawinan : 11 tahun.
c. Perkawinan ke : 1
6. Riwayat kesehatan
a. Dahulu
Ibu tidak pernah menderita penyakit menular seperti hepatitis, TBC, AIDS.
Ibu tidak pernah menderita penyakit menurun seperti asma, DM
Ibu tidak pernah menderita penyakit menahun seperti ginjal, jantung, malaria.
b. Sekarang
Ibu tidak sedang menderita penyakit menular seperti hepatitis, TBC, AIDS.
Ibu tidak sedang menderita penyakit menurun seperti asma, DM
Ibu tidak sedang menderita penyakit menahun seperti ginjal, jantung, malaria.
c. Keluarga
Keluarga suami/istri tidak ada yang menderita penyakit menular seperti PMS,
TBC, AIDS
Keluarga suami/istri tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti asma,
DM
Keluarga suami/istri tidak ada yang menderita penyakit menahun seperti
ginjal, jantung, hipertensi, malaria.
Keluarga suami/istri tidak ada yang pernah hamil kembar atau lahir cacat.
d. Riwayat kehamilan sekarang
G2 P1 A0
HPL : 11/12/2010
Umur kehamilan : 42 mg 3 hari
BB sebelum hamil : 55 kg
Trimester I Trimester II Trimester III
ANC - -
7x (1/9/10, 7/10/10, 3/11/10,
9/11/10, 23/11/10, 2/12/10,
11/12/10).
TT - -
Keluhan - - Pusing
Saran Nakes
Cukup istirahat, makan sedikit
tapi sering, mengurangi
konsumsi garam, mengurangi
aktifitas berat.
Pergerakan
Janin- 20 minggu
Tablet Fe - - ± 60 tablet
Kenaikan BB - - 12 g
7. Ibu tidak mempunyai kebiasaan megkonsumsi obat terlarang, minuman keras, dan
alkohol.
8. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : P2Ao
Hamil Persalinan
NifasHamil
keUK jenis penolong penyulit BB PB
Umur
anakKeadaan
1Aterm Spontan Bidan Tidak
ada
2,8
kg
49
cm
10 th sehat Normal
2Serotinus Spontan Bidan PEB 3,2
kg
50
cm
0 hari Sehat Nifas
ini
9. Riwayat KB.
Jenis Lama penggunaan Keluhan Alasan berhenti Rencana Selanjutnya
Suntik 3 bl 5 tahun - Ingin punya anak -
10. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Selama Hamil Sekarang
Nutrisi Makan 3x/hari, porsi sedang, jenis
nasi lauk, pauk, sayur, buah
bervariasi.
Minum 8 gelas/hari, jenis air putih,
dan teh.
Makan 2x/hari, porsi
sedikit, jenis nasi lauk,
pauk, sayur, buah
bervariasi.
Minum 3 gelas teh manis.
Eliminasi BAB 1x/hari, konsistensi agak keras,
BAK 5-7x/hari.
Selama 6 jam post partum
ibu belum BAB. Urine
tampung berjumlah 80 cc.
Aktifitas Ibu melakukan pekerjaan rumah
dibantu suami.
Selama 6 jam post partum
ibu hanya berbaring di
tempat tidur dan belum
bisa melakukan aktifitas.
Istirahat Tidur malam 8 jam.
Tidur siang 1 jam.
Selama 6 jam post partum
ibu hanya tidur 2 jam.
Personal higine Mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari,
keramas 3x/minggu, ganti baju 2x,
potong kuku 1x/hari.
Selama 6 jam post partum
ibu sudah disibin dengan
cara wash lap, ibu belum
gosok gigi.
Pola hub
seksual
1x/minggu Ibu belum melakukan
hubungan seksual.
11. Data Psikologis
Suami dan keluarga senang atas kelahiran bayinya.
Ibu merasa cemas dengan keadaannya.
12. Pengambil Keputusan : Musyawarah
13. Data Sosial Budaya
Hewan peliharaan : tidak ada
Lingkungan : bersih
Hub.dengan suami : baik
Adat istiadat : ibu tidak mempunyai adat istiadat yang mengganggu
kesehatan ibu selama nifas baik tentang makanan maupun
kehidupan sehari-hari, misalnya pantang terhadap makanan
tertentu.
14. Data Spiritual : ibu menganut agama islam dan menjalankan ibadahnya
15. Pengetahuan Ibu
a. Ibu belum mengetahui tanda bahaya ibu nifas
b. Ibu belum tahu cara menyusui yang benar dan perwatan payudara yang benar
c. Ibu belum mengetahui tentang penyakitnya (PEB)
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : sedang
b. Kesadaran : composmentis
c. Status emosional : baik
d. TTV
T : 150/110mmHg N : 100x/mnt
RR : 24 X/mnt TB : 155 cm
S : 37,1 C Lila : 25 cm
e. Status present
Kepala : kulit kepala bersih, rambut tidak mudah rontok.
Muka : oedem, sedikit pucat.
Mata : conjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
Hidung : bersih, tidak ada discharge, tidak ada polip.
Mulut : bersih, tidak ada stomatitis, gigi tidak berlubang, tidak ada
caries gigi, bibir tidak pecah-pecah.
Telinga : bersih, tidak ada discharge.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis
Dada : simetris, tidak ada benjolan abnormal pada payudara, tidak
ada pembesaran kelenjar limfe pada axila.
Abdomen : tidak ada nyeri tekan pada perut bagian kanan atas, tidak ada
luka bekas operasi
Ekstremitas :
Atas : tidak ada varices, kuku tidak pucat, kulit tidak pecah-pecah,
tangan kanan dipasang infus RL, tetesaan 20 mnt.
Bawah : oedem, tidak ada varices, kuku tidak pucat, kulit tidak pecah-
pecah.
Punggung : normal.
Genetalia : bersih, tidak ada condiloma akuminata, kondilomalata
Anus : tidak ada hemoroid.
Reflek platella : kanan/kiri (+)
2. Pemeriksaan Obstetri
Mamae : Puting bersih dan menonjol, colostrum sudah keluar.
Perut : TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi baik
Genetalia : Ada pengeluaran pervaginam. Terpasang DK, tapi tidak di kunci
sehingga lepas sendiri, jumlah urine 80 cc.
Perineum : Ada robekan perineum, terdapat jahitan, luka masih basah, tidak ada
tanda-tanda infeksi
3. Pemeriksaan Penunjang
WBC 15,7 10³/mm³
RBC 4,14 10 /mm³
HGB 11,4 g/dl
HCT 33,7 q
MCH 27,5 pg
MCHC 33,8 g/dl
RDW 13,5 q
PLT 239 10³/mm³
MPV 7,4 ym³
PCT 0,177 q
PDW 12,3 q
BT 2’30
CT’ 3’
Gol Darah O, rh(+)
Urea UV 20,3 mg/dl
Creatinin 0,7 mg/dl
SGOT 19 u/l
SGPT 14 < u/l
Urin Protein Post 1(+)
4. Terapi
Injeksi : Cefotaxime 1gr/iv
Infus : RL 20 tetes/mnt
Per oral : Amoxilin3x1 dosis 500mg; SF 2x1; Vit.C 2x1; Asam mafenamat 3x1
dosis 500mg
Diit : makanan seperti biasa(nasi, lauk, pauk, sayur) tetapi rendah garam.
II. INTERPRETASI DATA DASAR
A. Diagnosa nomenklatur
Ny. C. umur 30 tahun P2 A0 6 jam post partum dengan PEB
Dasar
DS :
Ibu mengatakan bernama Ny. C berumur 30 tahun.
Ibu mengatakan ini anak kedua dan belum pernah keguguran.
Ibu mengatakan sakit kepala, dan pusing setelah melahirkan.
DO :
T : 150/110mmHg N : 100x/mnt
RR : 24 X/mnt TB : 155 cm
S : 37,1 C Lila : 25 cm
Mamae : putting bersih dan menonjol, colostrum sudah keluar.
Perut : TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi baik
Genetalia : Ada pengeluaran pervaginam. Terpasang DK, tapi tidak di
kunci sehingga lepas sendiri, jumlah urine 80 cc.
Perineum : Ada robekan perineum, terdapat jahitan, luka masih basah,
tidak ada tanda-tanda infeksi
Ekstremitas dan muka oedem
B. Masalah
Ibu merasa cemas dengan keadaannya sekarang.
Ibu merasa pusing dan sakit kepala.
Kurangnya pengetahuan ibu tentang penyakit yang dideritanya yaitu PEB.
C. Kebutuhan
Kebutuhan informasi tentang keadaan ibu
III. DIAGNOSA POTENSIAL
- Perdarahan
- Eklampsi
IV. TINDAKAN SEGARA
- Pantau keadaan umum dan TTV ibu.
- Berikan informasi kepada ibu tentang pre eklamsi berat yang dialaminya.
V. PERENCANAAN
1. Beritahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan.
2. Observasi KU dan TTV.
3. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum.
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat.
5. Memberikan terapi obat kepada ibu.
VI. PELAKSANAAN
1. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa ibu harus di rawat inap dan keluarga telah
setuju ibu dirawat inap.
2. Memantau KU dan TTV
Keadaan umum : sedang
Kesadaran : composmentis
Status emosional : baik
TTV: TD: 150/110mmHg; RR: 24 X/mnt; S : 37,10; N: 100x/mnt
3. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum.
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat.
5. Memberikan terapi kepada ibu.
VII. EVALUASI
1. Ibu dan keluarga mengetahui keadaannya dan sudah dirawat inap
2. KU dan TTV sudah terpantau
3. ibu bersedia untuk makan dan minum
4. ibu bersedia untuk istirahat
5. ibu sudah diberikan terapy:
a. Amoxilin : 3x1 dosis 500mg
b. SF : 2x1
c. Vit.C : 2x1
d. Asam mafenamat : 3x1 dosis 500mg
e. Injeksi Cefotaxime : 1gr/iv
f. Infus RL : 20 tetes/mnt
BAB IV
PEMBAHASAN
Pembahasan merupakan uraian untuk membandingkan antara teori dan praktek
lapangan. Pada asuhan kebidanan Ibu nifas dengan PEB pada Ny. C di RSUD Kraton
Pekalongan. Penulis telah melakukan manajemen kebidanan sesuai dengan 7 langkah varney
untuk melihat ada tidaknya kesenjangan antara teori dan praktek. Ketujuh langkah tersebut
adalah :
I. Pengkajian.
Pengkajian merupakan proses mengkaji keadaan pasien pada kasus Ny. C. didapatkan
dari data subjektif dan obyektif.
1. Data Subjektif
Pada pengkajian data subjektif dilakukan dengan anamnesa yang terdiri dari
biodata lengkap Ny. C dengan penanggung jawabnya yaitu suami,
Dengan keluhan pasien yaitu merasa pusing dan penglihatan kabur. Anamnesa
selanjutnya riwayat kesehatan Ibu, riwayat obstetri, riwayat psiko-ekonomi, pola
pemenuhan kehidupan sehari-hari dan pengetahuan ibu.
2. Data Objektif.
Pada langkah ini terdiri dari pemeriksaan fisik yang terdiri pemeriksaan fisik, tanda-
tanda vital, status present dari kepala sampai kaki dan pemeriksaan obstetric dan
pemeriksaan penunjang
Pada data subjektif dan data objektif tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
praktek.
II. Interpretasi Data.
Analisis dilakukan untuk menegakkan diagnosa :
Ny. C. P2A0 umur 30 th postpartum 6 jam dengan PEB
Ibu mengatakan pusing dan penglihatannya kabur. TD 150/110 mmHg, terdapt oedem
pada muka dan ekstremitas.
Pada kasus Ny. C dari data subjektif dan objektif yang terkumpul dapat dianalisa dan
diterapkan tidak ada kesenjangan dengan teori yang ada dengan kasus tersebut.
III. Diagnosa Potensial.
Dalam teori disebutkan bahwa diagnosa potensial yang mungkin muncul pada kasus
PEB adalah kejang dan eklamsia
Sedangkan pada kasus Ny C tidak ditemukan adanya tanda-tanda yang mengarah pada
diagnosa potensial yaitu kejang dan eklampsia karena segera mendapat
penatalaksanaan.
IV. Tindakan Segera.
Pada kasus Ny. C tindakan yang dilakukan adalah berkolaborasi dengan dr. SPOG
untuk memberi terapi.
V. Perencanaan.
Dalam perencanaan PEB tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktik.
Karena dalam perencanaan di lahan telah melaksanakan pengobatan sesuai teori yang
telah diberikan di ruang dahlia.
VI. Pelaksanaan.
Pada dasarnya pelaksanaan yang telah dilakukan merupakan kelanjutan dari rencana
yang sudah ditentukan sebelumnya, sehingga tidak terdapat kesenjangan antara teori
dan praktek.
VII. Evaluasi.
Pada tahap ini dilakukan evaluasi dari asuhan kebidanan yang telah diberikan untuk
mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan kebidanan ibu Nifas pada Ny C dengan
PEB. Hasil yang diperoleh adalah Ny. C sudah diberi terapi yaitu: Amoxilin: 3x1
dosis 500mg, SF: 2x1, Vit.C: 2x1, Asam mafenamat: 3x1 dosis 500mg, Injeksi
Cefotaxime: 1gr/iv, Infus RL: 20 tetes/mnt
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada akhir penyusunan laporan panjang patologi yang berjudul Asuhan Kebidanan
Ibu nifas pada Ny. C dengan PEB di RSUD Kraton maka dapat disimpulkan :
1. Pengkajian pada Ny. C diperoleh hasil anammesa bahwa Ibu mengeluh pusing dan
penglihatan kabur. Pada pemeriksaan fisik tensi 150/110 mmHg dan terdapat oedem
pada muka dan ekstremitas
2. Berdasarkan hasil pengkajian penulis menginterpretasikan data bahwa Ny. C. P2A0
umur 30 tahun postpartum dengan PEB.
3. Diagnosa potensial pada Ny. C tidak muncul.
4. Tindakan segera pada Ny. C adalah kolaborasi dengan dr. SPOG.
5. Merencanakan asuhan yang dilakukan pada Ibu nifas dengan PEB
6. Pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ibu hamil dengan PEB sesuai apa yang telah
direncanakan.
7. Penulis mengevaluasi asuhan yang telah diberikan pada Ny. C sehingga dapat
ditangani dengan tepat.
B. SARAN
1. Bagi Tenaga Kesehatan.
a. Perlu adanya peningkatan pengetahuan dan pemahaman dalam deteksi ibu nifas
yang mengalami pusing, penglihatan kabur dan terdapat oedem pada ekstremitas
dan muka.
b. Perlu adanya peningkatan pelayanan yang mengacu pada asuhan ibu nifas dengan
PEB.
2. Bagi Institusi.
Di harapkan dalam pembuatan laporan panjang patologi asuhan kebidanan ini dapat
dijadikan masukan bagi pendidikan khususnya prodi kebidanan yang berguna untuk
yang akan datang.
3. Bagi Masyarakat
a. Di harapkan bagi Ibu hamil, bersalin dan nifas untuk periksa secara rutin agar bila
terjadi komplikasi dapat dideteksi secara dini.
b. Di harapkan bagi Ibu hamil, bersalin dan nifas untuk mengenali tanda bahaya
pada Ibu hamil, ibu bersalin dan nifas agar dapat mendeteksi sedini mungkin
untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Varney, Helen, dkk. 2002. Buku Saku Bidan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sujiyatini, dkk. 2009. Asuhan Patologi Kebidanan. Jogjakarta: Nuha Medika.