BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi 2.1.1 Definisi Karies ...
PDG FKUB 2012 blok 5 skenario 1 kelompok H :KARIES GIGI
-
Upload
fannia-alfadin -
Category
Documents
-
view
88 -
download
7
description
Transcript of PDG FKUB 2012 blok 5 skenario 1 kelompok H :KARIES GIGI
![Page 1: PDG FKUB 2012 blok 5 skenario 1 kelompok H :KARIES GIGI](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022080920/55cf9bfb550346d033a81b32/html5/thumbnails/1.jpg)
MAKALAH LAPORAN PBL
SKENARIO 1 : KARIES
KELOMPOK 8
Disusun oleh :
Ketua : Ivanni Ramadhan (125070407111030)
Sekertaris : Fania Alfadin Uba(125070400111019)
Anggota :
1. Bunga Agape(125070400111013)
2. Ardani Asa Hanifa (125070400111018)3. Intan Sekar Larasati
(125070400111035)4. Angelia Mayer R S (125070401111005)5. Indira Safitri Hakim
(125070401111010)6. Okky Desy Rianjani
(125070407111018)7. Larasati Wicaksono Putri
(125070407111034)Tanggal Penyelenggaraan: 9 dan 12 September 2013
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGIFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG2013
KATA PENGANTAR
![Page 2: PDG FKUB 2012 blok 5 skenario 1 kelompok H :KARIES GIGI](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022080920/55cf9bfb550346d033a81b32/html5/thumbnails/2.jpg)
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya, sehingga Laporan Hasil Diskusi Kelompok 8
skenario 1 blok 5 tentang "Karies” dapat terselesaikan dengan baik.
Terima kasih penulis ucapkan kepada :
1. drg. Citra Insany Irgananda, MMed.Ed
2. Buku-buku penunjang, textbooks dan fasilitas internet.
3. Orang tua, serta semua pihak yang telah membantu terselesainya
laporan ini.
Penulis berharap laporan ini dapat menambah wawasan dan
informasi bagi pembaca sekalian. Tentunya laporan hasil diskusi ini
tidaklah sempurna dan masih memerlukan perbaikan dan
penyempurnaan. Oleh karena itu, penulis mohon saran dan kritik yang
membangun dari semua pihak. Semoga laporan dapat bermanfaat bagi
kita semua.
Malang, 12 September 2013
Penulis
BAB I
![Page 3: PDG FKUB 2012 blok 5 skenario 1 kelompok H :KARIES GIGI](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022080920/55cf9bfb550346d033a81b32/html5/thumbnails/3.jpg)
PENDAHULUAN
Learning Issue
1. KARIES- Definisi- Etiologi- Faktor yang berperan- Proses- Klasifikasi
BAB II
PEMBAHASAN
1.1DEFINISI
Karies merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi, yaitu
email, dentin dan sementum yang disebabkan aktivitas jasad renik
yang ada dalam suatu karbohidrat yang diragikan. Proses karies
ditandai dengan adanya demineralisasi pada jaringan keras gigi,
diikuti dengan kerusakan bahan organiknya. Hal ini akan
menyebabkan terjadinya invasi bakteri dan kerusakan pada
jaringan pulpa serta penyebaran infeksi ke jaringan periapikal dan
menimbulkan rasa nyeri.
Karies gigi prosesnya dapat berlangsung sangat cepat maupun
lama berupa hilangnya ion-ion mineral dan terus-menerus dari
permukaan enamel pada mahkota atau permukaan akar yang
sebagian besar distimulasi oleh adanya beberapa flora bakteri dan
produk-produk yang dihasilkannya. Kehilangan ini pada awalnya
hanya akan terlihat secara mikroskopis tetapi lama kelamaan akan
terlihat pada enamel sebagai lesi bercak putih (white spot
lesion) atau melunaknya sementum pada akar gigi. Kegagalan
dalam mengintervensi dan menghentikan kehilangan mineral ini
![Page 4: PDG FKUB 2012 blok 5 skenario 1 kelompok H :KARIES GIGI](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022080920/55cf9bfb550346d033a81b32/html5/thumbnails/4.jpg)
akan menyebabkan kavitasi pada gigi, yang dapat berlanjut pada
kerusakan irreversibel pulpa gigi oleh aktivitas bakteri. Walaupun
demikian, mengingat mungkinnya remineralisasi terjadi, pada
stadium yang sangat dini karies masih dapat dihentikan.
1.2ETIOLOGI
1.2.1. Faktor Host
Ada 2 komponen :
a. Gigi
- Morfologi gigi ( bentuk dan ukuran gigi ) dan
posisi gigi
- Struktur enamel ( banyak sedikitnya mineral
menetukan ke-resistensian enamel )
- Kristalografis ( kepadatan enamel )
Gigi susu lebih rentan karies karena
mengandung banyak ar dan bahan organic
sedangkan mineralnya sedikit dak Kristal juga
tidak padat
b. Saliva
Saliva dapat menjadi penyeimbang lingkunagan
asam di rongga mulut. Terdapat keadaan dimana
saliva mengalami gangguan produksi, seperti pada
Sindrom Sjogren, diabetes mellitus, diabetes
insipidus, dan sarkoidosis.
Obat- obatan seperti antihistamin dan antidepresan
juga dapat mempengaruhi produksi saliva.
Terapi radiasi padaa kepala dan leher dapat
merusak sel pada kelenjar liur
![Page 5: PDG FKUB 2012 blok 5 skenario 1 kelompok H :KARIES GIGI](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022080920/55cf9bfb550346d033a81b32/html5/thumbnails/5.jpg)
Faktor – faktor ini dapat menyebabkan produksi
saliva berkurang, sehingga sisa – sisa makanan
terus menempel dalam waktu yang lama dan efek
buffer tidak efektif lagi menyebabkan rentan
terhadap karies.
1.2.2. Faktor agen atau mikroorganisme
Plak gigi memegang peranan penting dalam
menyebabkan karies
Plak merupakan lapisan tipis normal pada
permukaan gigi yang berasal saliva. Jika tidak
dihapus secara teratur dapat menyebabkan gigi
berlubang atau masalah periodontal (radang
gusi)
Plak terdiri dari sel–sel mikroorganisme yang
melekat erat ke suatu permukaan sehingga
berada dalam keadaan diam (sesil), tidak
mudah lepas / berpindah tempat (irreversible)
Pelekatan ini seperti pada bakteri disertai oleh
penumpukan bahan–bahan organik yang
diselubungi oleh matrik polimer ekstraseluler
yang dihasilkan oleh bakteri tersebut. Matriks ini
berupa struktur benang – benang bersilang satu
sama lain yang dapat berupa pelekat bagi plak.
Bakteri yang biasanya terdapat dalam plak
adalah: Streptococcus mutans, Streptoccocus
milis, Streptoccocus sanguis, Streptoccocus
salivarius, dan Lactobacillus. Namun yang
paling banyak ditemukan adalahdalah
Streptoccocus mutans karena mempunyai sifat
acidogenik (membuat lingkungan menjadi
asam) dan acidurik (rentan terhadap asam)
![Page 6: PDG FKUB 2012 blok 5 skenario 1 kelompok H :KARIES GIGI](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022080920/55cf9bfb550346d033a81b32/html5/thumbnails/6.jpg)
1.2.3. Faktor Substrat atau Diet
Peranan diet dan nutrisi sangat penting terdapat
perbedaan yang nyata pada banyak populasi dengan
diet yang berbeda perbedaan insiden karies
1.2.4. Faktor waktu
Lamanya waktu karies kavitas (6-48 bulan)
1.3FAKTOR YANG BERPERAN
a. Pengalaman karies
Penelitian epidemiologis telah membuktikan adanya hubungan
antara pengalaman karies dengan perkembangan karies dimasa
mendatang. Sensivitas parameter ini hampir mencapai 60%.
prevalensi karies pada gigi desidui dapat memprediksi karies pada
gigi permanennya.
b. Penggunaan fluor
Berbagai macam konsep tentang mekanisme kerja fluor yang
berkaitan dengan pengaruhnya pada gigi senelum dan sesudah gigi
erupsi. Pemberian fluor yang teratur baik secara sistemik maupun
lokal merupakan hal yang penting diperhatikan dalam mengurangi
terjadinya karies oleh karena dapat meningkatkan remineralisasi.
Namun demikian, jumlah kandungan fluor dalam air minum dan
makanan harus diperhitungkan pada waktu memperkirakan
kebutuhan tambahan fluor, karena pemasukan fluor yang
berlebihan dapat menyebabkan fluorosis.
c. Oral higiene
Sebagaimana telah diketahui bahwa salah satu komponen
dalam pembentukan karies adalah plak. Insiden karies dapat
dikurangi dengan melakukan penyingkiran plak secara mekanis
![Page 7: PDG FKUB 2012 blok 5 skenario 1 kelompok H :KARIES GIGI](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022080920/55cf9bfb550346d033a81b32/html5/thumbnails/7.jpg)
dari permukaan gigi, namun banyak pasien tidak melakukannya
secara efektif. Peningkatan oral higiene dapat dilakukan dengan
menggunakan alat pembersih interdental yang dikombinasi dengan
pemeriksaan gigi secara teratur.
d. Jumlah bakteri
Segera setelah lahir akan terbentuk ekosistem orsl yang terdiri
atas berbagai jenis bakteri. Kolonisasi bakteri di dalam mulut
disebabkan transmisi antar manusia, yang paling banyak dari ibu
atau ayah. Bayi yang memiliki jumlah S. Mutans yang banyak,
maka usia 2-3 tahun akan mempunyai resiko karies yang lebih
tinggi pada gigi susunya. Walaupun laktobasilus bukan merupakan
penyebeb utama karies, tetapi bakteri ini ditemukan meningkat
pada orang yang mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah yang
banyak.
e. Saliva
Selain mempunyai efek bufer, saliva juga berguna untuk
membersihkan sisa-sisa makanan di dalam mulut. Aliran saliva
pada anak-anak meningkat sampai anak tersebut berusia 10 tahun,
namun setelah dewasa hanya terjadi peningkatan sedikit. Tidak
hanya umur, beberapa faktor lain juga dapat menyebabkan
berkurangnya aliran saliva. Pada individu yang berkurang fungsi
salivanya, maka aktivitas karies akan meningkat secara signifikan.
f. Pola makan
Pengaruh pola makan dalam proses karies biasanya lebih
bersifat lokal daripada sistemik, terutama dalam hal frekuensi
mengonsumsi makanan. Setiap kali seseorang mengonsumsi
makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat, maka
![Page 8: PDG FKUB 2012 blok 5 skenario 1 kelompok H :KARIES GIGI](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022080920/55cf9bfb550346d033a81b32/html5/thumbnails/8.jpg)
beberapa bakteri penyebab karies di rongga mulut akan mulai
memproduksi asam sehingga terjadi demineralisasi yang
berlangsung selama 20-30 menit setelah makan.
Pada saat kita makan, terutama makan makanan yang
mengandung karbohidrat, setelah 20-30 menit, maka bakteri
kariogenik (Streptococcus mutans) di dalam mulut akan
memetabolisme sisa-sisa makanan berkabohidrat tadi yang
menempel pada gigi, sehingga timbul kondisi asam atau pH turun
di bawah 5,5. Jika proses ini dibiarkan berlanjut maka akan terjadi
proses demineralisasi pada lapisan enamel gigi.
Tetapi secara alamiah, saliva berperan sebagai buffer atau
larutan yang tujuannya menetralkan kondisi asam menjadi normal
kembali (pH di dalam mulut netral atau pH=7). Proses alamiah
tersebut terjadi di antara periode makan, selain itu saliva juga
berperan dalam proses remineralisasi (proses penambahan/daur
ulang zat mineral pada lapisan enamel gigi).
Tambahan
FAKTOR RISIKO DEMOGRAFI
Umur
Anak kecil biasanya sering mengalami karies pada mahkotanya
akibat belu sempurnanya pertumbuhan gigi yg mengakibatkan sisa
makanan dapat terselip di daerah ginggiva di sekitar gigi yang
sedang tumbuh. Di lain hal orang tua bisanya mengalami karies
akar karena mengalami resesi gigi
![Page 9: PDG FKUB 2012 blok 5 skenario 1 kelompok H :KARIES GIGI](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022080920/55cf9bfb550346d033a81b32/html5/thumbnails/9.jpg)
Jenis kelamin
Data DMF menunjukan bahwa reiko karies pada wanita lebih
besar dari pria, oleh karena oral higien wanita baik kasus missing
sedikit ditemukan. Pda pria yang bisanaya memiliki oral higien
buruk menyebabkan kasus filling sering dijumpai
Sosial ekonomi
Pendidikan seseorang dapat membantu karena orang tersebut
lebih banyak mengerti tentang kesehata gigi dan mulut. Faktor
pekerjaan juga mempengaruhi karena ada beberapa jenis
pekerjaaan meliliki resiko terkena karies lebih tinggi.
1.4PROSESProses terjadinya karies:
Penjelasan:
Gula terolah seperti sukrosa dan glukosa memiliki kariogenitas
yang sangat efektif dalam menimbulkan karies, terutama sukrosa.
Sukrosa dan pada tingkatan yang lebih rendah glukosa,
dimetabolismekan sedemikian rupa sehingga terbentuk
Polisakarida intrasel(untuk perlekatan bakteri)
Asam laktat
demineralisasi caries
Substrat (sukrosa, dll)
+
(dari proses determinasi)
Plak (bakteri)
+
Gigi (email/ dentin/
sementum)
![Page 10: PDG FKUB 2012 blok 5 skenario 1 kelompok H :KARIES GIGI](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022080920/55cf9bfb550346d033a81b32/html5/thumbnails/10.jpg)
polisakarida intrasel dan ekstrasel yang memungkinkan bakteri
melekat pada permukaan email yang bertumpuk dan akan
menjadi plak. Plak ini menyediakan cadangan energi bagi
metabolisme kariogenik selanjutnya, serta bagi
perkembangbiakan bakteri kariogenik walaupun gula yang
dikonsumsi telah lama dibersihkan. Bakteri yang menempel pada
permukaan gigi yang bergula akan melakukan fermentasi yaitu
mengubah glukosa, fruktosa, dan sukrosa menjadi asam laktat
melalui sebuah proses glikolisis sehingga menghasilkan asam (pH
turun, di bawah 5,5) yang akan menyerang crystal apatit dan
melarutkan permukaan email, dan terjadi demineralisasi yang
mengakibatkan proses awal pembentukan karies pada email.
Tanda yang pertama ini ditandai dengan adanya suatu noda putih
atau lesi putih. Pada tahap ini, proses terjadinya karies dapat
dikembalikan.
Email terdiri atas kristal hidroksiapatit yang tersusun dalam
prisma. Pada keadaan normal, hidroksiapatit akan seimbang
dengan adanya ion-ion dalam saliva yang bersifat buffer. Hal ini
merupakan proses remineralisasi. Remineralisasi dapat dipercepat
dengan adanya fluoride yang terdapat pada air minum, makanan
atau pasta gigi.
1.5KLASIFIKASIA. Klasifikasi karies menurut G.J Mount and WR.Hume :3
a. Berdasarkan site (lokasi).
· Site 1 : karies terletak pada pit dan fissure.
· Site 2 : karies terletak di area kontak gigi (proksimal), baik anterior maupun posterior.
· Site 3 : karies terletak di daerah servikal, termasuk enamel/permukaan akar yang terbuka.
![Page 11: PDG FKUB 2012 blok 5 skenario 1 kelompok H :KARIES GIGI](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022080920/55cf9bfb550346d033a81b32/html5/thumbnails/11.jpg)
b. Berdasarkan size (ukuran) ; jika kavitas berkembang dari lesi bercak putih menjadi kavitas berlanjut sehingga menghancurkan mahkota gigi. Mahkota tersebut diklasifikasikan menjadi:
· Size 0 : lesi dini.
· Size 1 : kavitas minimal, melibatkan dentin namun belum terjadi. Kavitas yang masih minim dapat dilakukan perawatan remineralisasi.
· Size 2 : ukuran kavitas sedang, dimana masih terdapat struktur gigi yang cukup untuk dapat menyangga restorasi yang akan ditempatkan.
· Size 3 : kavitas yang berukuran lebih besar, sehingga preparasi kavitas di perluas agar restorasi dapat digunakan untuk melindungi struktur gigi yang tersisa dari retak/patah.
· Size 4 : sudah terjadi kehilangan sebagian besar struktur gigi seperti cups/sudut insisal.
B. Klasifikasi karies menurut G.V Black :4
· Kelas 1 : Kavitas pada semua pit dan fissure gigi, terutama pada premolar dan molar.
· Kelas 2 : Kavitas pada permukaan approksimal gigi posterior yaitu pada permukaan halus / lesi mesial dan atau distal biasanya berada di bawah titik kontak yang sulit dibersihkan . Dapat digolongkan sebagai kavitas MO (mesio-oklusal) , DO (disto-oklusal) dan MOD (mesio-oklusal-distal).
· Kelas 3: Kavitas pada permukaan approksimal gigi- gigi depan juga terjadi di bawah titik kontak, bentuknya bulat dan kecil.
· Kelas 4 : Kavitas sama dengan kelas 3 tetapi meluas sampai pada sudut insisal
· Kelas 5 : kavitas pada bagian sepertiga gingival permukaan bukal atau lingual,lesi lebih dominan timbul
![Page 12: PDG FKUB 2012 blok 5 skenario 1 kelompok H :KARIES GIGI](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022080920/55cf9bfb550346d033a81b32/html5/thumbnails/12.jpg)
dipermukaan yang menghadap ke bibir/pipi dari pada lidah. Selain mengenai email,juga dapat mengenai sementum.
· Kelas 6 : Terjadi pada ujung gigi posterior dan ujung edge insisal incisive. Biasanya pembentukkan yang tidak sempurna pada ujung tonjol/edge incisal rentan terhadap karies.
DAFTAR PUSTAKA
Ford, T. R. Pitt. 1993. Restorasi Gigi. Jakarta : EGC.
http://ilmucutpz.blogspot.com/2012/09/karies.html
Kidd, A. M. Edwina, Bechal Joysron Sally. Dasar-Dasar Jaries Penyakit dan Penanggulangan. 1991. Jakarta : EGC.