Dhamma Inspirasi Kehidupan

150

Transcript of Dhamma Inspirasi Kehidupan

  • DhammaDhammaDhammaDhammaDhamma

    INSPIRASI KEHIDUPANINSPIRASI KEHIDUPANINSPIRASI KEHIDUPANINSPIRASI KEHIDUPANINSPIRASI KEHIDUPAN(Kumpulan Tulisan)

  • 2

    Cetakan kedua, Tangerang 2007Desain cover : FinishLay Out : YudiPenerbit : Vihara Dharma RatnaOleh : Bhikkhu Abhayanando

  • Perjalanan yang panjangPengabdian tiada hentiDengan tekad, ketulusan, kesungguhan, pengorbanandan kesabaranMengarungi kehidupan dengan DhammaBerhadapan dengan hambatan dan tantangan

    Telah ku raih.Setetes embun Dhamma yang menyejukanSegenggam daun kebenaranMutiara kehidupanTerungkap. terinspirasi tertuang.dan tersajiDalam sebuah catatanSebuah buku sederhana

    Dengan penuh hormat dan mettaKu persembahkan karya sedehana iniKepada orang tua tercintaYang telah memberi kesempatan kepada saya,Untuk mengabdikan hidupnya dalam Buddha SasanaDan juga kepada semua pihak yang telah mendukungperjalanan pengabdian ini

    Tangerang, November 2006Bhikkhu Abhayanando

    Sebuah ungkapanv

  • 6DAFTAR ISI

    1. Ungkapan.................................................................v2. Daftar Isi..................................................................vi3. Kata Sambutan.......................................................vii4. Kata Pengantar........................................................ix6. Menuju Kehidupan Yang Harmonis......................17. Cara Pemujaan Yang Tertinggi..............................78. Mengelola Hidup Secara Dhamma......................139. Budaya Adi Luhung (Budaya Mutu Tinggi)........1910. Nyanyian Kemenangan.......................................2511. Pelayanan Sejati ...................................................3112. Suasana Hati ........................................................3713. Berhentilah Menyalahkan Orang Lain...............4314. Ketika Anda Seorang Pemimpin?........................5115. Sang Aku..............................................................5716. Berbicaralah... Dengan Hati ! ..............................6317. Kebajikan VS Kejahatan......................................6918. Kepribadian yang Wajar......................................7519. Kualitas Seorang Buddhis....................................8120. Figur Sejati............................................................8921. Perlindungan Sejati..............................................9522. Masikah Anda Punya Waktu?...........................10323. Materi Apakah Perlu?.....................................10924. Mengapa Berdana?.............................................11525. Mengarungi Kehidupan.....................................12126. Sebuah Kepastian...............................................12727. Hidup Harmoni Dengan Cinta..........................13328. Daftar Pustaka....................................................140

    vi

  • Kata Sambutan

    Kalimat Dhamma di atas dipergunakan oleh BhikkhuAbhayanando untuk mengawali tulisan beliau dalambukunya yang berjudul Dhamma-Inspirasi Kehidupan.Memang kehidupan harmonis merupakan dambaanmanusia pada umumnya, dalam kehidupan pribadi,berkeluarga, ataupun bermasyarakat, sebab kehar-monisan itu sendiri merupakan suatu kondisi yangdibutuhkan untuk berlangsungnya hidup, siapapun jugayang berada didalamnya. Karena sebaliknya kehidupanyang diwarnai konflik akan mengancam keber-langsungan hidup manusia. Seperti uraian Dhammayang dinyatakan oleh Bhikkhu Abhayanando bahwasebenarnya kehidupan harmonis dapat diwujudkanapabila manusia menyadari ketergantungan hidup satusama lain. Ketergantungan hidup ini akan menjadikanmanusia mempunyai sikap saling berbagi hidup danhal itulah yang merupakan wujud cinta kasih keber-samaan hidup. Berulang kali Bhikkhu Abhayanandomenguraikan pentingnya cinta kasih dalam artikel-artikel beliau yang berlainan judul.

    Banyak uraian Dhamma terapan yang terdapatdalam buku ini, antara lain bagaimana menyikapihidup yang diwarnai oleh budaya hedonis, BhikkhuAbhayanando menyatakan perlunya manusiamengutamakan pengembangan mental spiritualkeagamaan agar dapat mengatasi dampak-dampaknegatif dari budaya hedonis itu. Pengembangan mental

    Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammsambuddhassa

    Samagganam tapo sukhoSemangat orang yang bersatu akan memberi kebahagiaan

    (Dhammapada, Khuddaka Nikaya)

    vii

  • 8

    keagamaan Dhamma akan menciptakan budaya adiluhung (budaya mutu tinggi), demikian pendapatBhikkhu Abhayanando.

    Pada bagian lain dalam buku ini, BhikkhuAbhayanando mempertanyakan: apa yang harus kitalakukan dengan ego? Tentu mewaspadai dan berusahamengikisnya. Lebih lanjut beliau menyampaikan bahwadengan mengembangkan saddha (keyakinan), dana(kedermawanan), sila (kesusilaan), dan bhavana(pengembangan kesadaran batin), akan dapat mengubahkonsep ego yang terdapat dalam batin manusia.

    Bhikkhu Abhayanando adalah seorang bhikkhuanggota Savgha Theravda Indonesia yang mempunyaikemampuan untuk menulis artikel-artikel Dhamma,sebagai sarana untuk menuangkan kepedulian beliau padapembabaran Dhamma lewat media cetak. Artikel-artikelyang ditulis dalam buku ini lebih menekankan cara hidupsehari-hari yang dapat diketahui dari berbagai contohnyata keseharian yang dipaparkan.

    Savgha Theravda Indonesia menyambut denganmudita-cittena, turut bersimpati atas penulisan danpenerbitan buku ini. Tentu dengan harapan agar bukuini dapat benar-benar bermanfaat sebagai saranapenghayatan, pembabaran, dan pelestarian Dhamma,ajaran Sang Buddha, terus menerus.

    Sungguh besar jasa yang dilakukan oleh siapapunjuga yang terlibat dalam penerbitan buku ini, tidak lupakami menyampaikan anumodana. Semoga Tiratana selalumelindungi.

    Semoga semua makhluk hidup berbahagia

    Jakarta, 12 November 2006SAVGHA THERAVDA INDONESIA

    Jotidhammo MahtheraKetua Umum / Sanghanyaka

    viii

  • Apa yang harus kita lakukan dengan hidup ini?Sebagian orang mengerti tetapi sebagian lagi tidakmengerti. Pernah suatu ketika ada orang yang bertanya,Bhante, apa yang harus dilakukan dalam hidup ini?Pertanyaan ini bukan tidak ada dasar. Mereka bertanyaseperti ini karena tidak memahami kehidupan inidengan baik.

    Kehidupan ini terus berputar dan seakan-akan tidakbisa dihentikan. Persoalan demi persoalan menghiasikehidupan manusia. Dari persoalan yang ringan sampaidengan persoalan yang berat. Saat berhadapan denganpersolan tersebut manusia terkadang berada padadilema dan menjadi ragu dengan hidup ini. Sepertiitulah kehidupan, penuh dengan corak dan warna yangterkadang membingungkan manusia.

    Dari persolan itulah penulis berusaha memberikanpenyejuk melalui tulisan-tulisan yang kemudiandikumpulkan dan dijadikan buku. Penulis berusahamemaparkan apa yang yang ada dalam kehidupan inidan solusi apa yang harus dilakukan. Penulis berharapkumpulan tulisan yang berjudul Dhamma InspirasiKehidupan ini dapat menjadi bacaan dalam kehidupanseseorang. Dengan membaca buku ini diharapkan adainspirasi untuk berhadapan dengan permasalahankehidupan ini.

    Kadang seseorang merasa tidak ada jalan keluardari permasalahan. Mereka merasa sudah tidak adalagi solusi dan yang lebih tragis lagi jika pikiran burukmenenggelamkan mereka. Ketika pikiran burukmenghantui mereka akan terjadi sesuatu yang tidakbaik. Semoga dengan membaca buku ini bisa membantumengisi batin para pembaca sehingga inspirasi yang

    Kata pengantarix

  • 10

    Penulis

    selalu muncul selalu berdasarkan Dhamma.Penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak

    yang selalu memberikan dorongan sehingga karya-karyabaru dapat muncul kembali. Tanpa ada dukungan dariberbagai pihak akan sulit mewujudkan buku sepertiini. Dukungan moril maupun materiil sangat berartiuntuk perkembangan karya tulis ini.

    Penulis juga mengharapkan saran dan kritik yangmembangun demi perbaikan dan kualitas tulisan-tulisanberikutnya. Semoga buku ini bermanfaat dan dapatmenjadi inspirasi positif dalam menghadapi kehidupan.

    x

  • 1

    11111Menuju KehidupanYang HarmonisSamagganam Tapo Sukho

    Semangat dari orang yang bersatu akan memberikebahagiaan(Khuddaka Nikaya Dhammapada)

  • 2

  • 3

    Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yangmasih ada ketergantungan dengan yang lainnya. Selamabertahun-tahun kita tergantung sama orang tua kitabegitu pula orang tua kita nantinya juga akantergantung dengan kita. Manusia yang satu tergantungdengan manusia yang lainnya, akan menjadi sulit jikakita mengisolasi diri. Namun dalam berhubungandengan manusia lainnya kadang-kadang tidakmemperhatikan etika pergaulan sehingga munculperselisihan yang mengakibatkan ketidak-damaian danketidak-tentraman dalam kehidupan.

    Karena disebabkan keserakahan, kebencian dankegelapan batin, masyarakat sekeliling kita seringdiwarnai oleh kesemenaan dan kekerasan, sekelompokorang dengan posisi politik dan ekonomi yang kuatdapat menindas terhadap kelompok yang lain.Kelompok yang merasa tidak beruntung akan merasadendam dengan orang yang mengeksploitasi mereka,akibatnya timbul pengelompokkan sosial, perangsaudara dan kejahatan-kejahatan lainnya. Lalu padaakhirnya pola keserakahan, kebencian dan kegelapanbatin ini akan mengembangkan keserakahan, kebenciandan kegelapan batin baru.

    Seperti yang terjadi dalam masyarakat kita saat ini,banyak konflik yang muncul sehingga ketakutan dan

    MenMenMenMenMenuju Kuju Kuju Kuju Kuju KehidupanehidupanehidupanehidupanehidupanYYYYYananananang Harg Harg Harg Harg HarmonismonismonismonismonisSamagganam Tapo Sukho

    Semangat dari orang yang bersatu akan memberikebahagiaan(Khuddaka Nikaya Dhammapada)

  • 4

    kecemasan menghantui banyak orang. Tindakan-tindakan kekerasan, kerusuhan, perselisihan danpertentangan antar suku dan kelompok sering terjadidan jika hal ini dibiarkan maka akan sangat berbahayabagi persatuan dan kesatuan masyarakat.

    Semua orang menginginkan hidup yang rukun dandamai serta tentram, hanya saja untuk mewujudkansemua ini perlu perjuangan yang tiada henti-hentinya.Suasana hidup yang rukun, damai dan tentram akanmenimbulkan kebahagiaan tersendiri bagi orang yangmengalami. Tidak ada lagi rasa kecemburuan danrasa saling curiga diantara kelompok masyarakatsehingga keharmonisan tercipta. Dalam halkeharmonisan ini Sang Buddha telah memberikanarahan kepada kita semua. Sang Buddha sangatproaktif menciptakan keharmonisan diantarakelompok masyarakat. Setiap ada perselisihan dalammasyarakat ataupun Sangha, beliau selalu menasihatimereka tentang pentingnya persatuan dan kesatuan.Seperti pada waktu suku Sakya dan Koliya berselisih,hanya gara-gara berebut air hampir terjadipertumpahan darah dan Sang Buddha berusahamenghentikan perselisihan ini. Peranan Sang Bud-dha sangat berarti bagi mereka sehingga ke dua sukukembali hidup rukun dan keharmonisanpun tercipta.

    Dalam Majjhima Nikaya, Kosambiya Sutta juga di-ceritakan tentang peranan Sang Buddha dalammendamaikan dua kelompok Bhikkhu yang berselisih.Dua kelompok Bhikkhu ini bersikukuh denganpendapatnya masing dan tidak ada yang mau mengalah.Karena sulit didamaikan kemudian Sang Buddhamencari cara lain, yaitu dengan meninggalkan merekadan beliau pergi ke hutan sangat lama. Akhirnya paraBhikkhu ini menyadari akan kesalahannya dan merekaberdamai kembali sehingga keharmonisan dalamSangha terbentuk kembali.

    Dari cerita di atas jelas bahwa Sang Buddha sangat

  • 5

    memperhatikan pentingnya persatuan dan kesatuan.Oleh Karena itu marilah kita saling membantu,menghormati, menghargai sesama manusia sehinggakedamaian dalam keharmonisan ini muncul. DalamSaraniya Dhamma Sutta Sang Buddha mengajak kitasemua untuk saling mengingat, saling menolong, salingmenghormati dan menghindari percekcokkan sehinggadapat menimbulkan persatuan dan kesatuan. Ajaran-ajaran tersebut adalah:

    1. Mengembangkan cinta kasih dalam pikiran.2. Mengembangkan cinta kasih dalam ucapan3. Mengembangkan cinta kasih dalam perbuatan

    jasmani4. Mengembangkan sila (kemoralan)5. Mengembangkan caga (kemurahan hati)6. Mengembangkan pabba (kebijaksanaan)Dhamma di atas jika dikembangkan secara utuh akan

    menghasilkan suasana keharmonisan yang kita cita-citakan tetapi akan menjadi sebaliknya jika kita selalumenonjolkan perbedaan suku, agama, ras, warna kulitpendapat dan perbedaan yang lainnya. Kita berbedahanya karena kondisi tetapi kita sama-sama manusiayang haus akan keharmonisan. Selama keakuan masihmelekat pada diri kita maka benih-benih perselisihanakan muncul.

    Disamping kita menerapkan enam Saraniya Dhammadalam lingkungan keluarga, kita pun dapat menerapkanpada lingkungan dimana kita berada dan kepada semuamakhluk. Jika masalah atau peristiwa apapun muncul,Dhamma selalu dijadikan dasar untuk me-nyelesaikannya, maka perselisihan yang menyebabkanketidakharmonisan akan lenyap. Umumnya kita selalukalah jika peradaban dengan kekotoran batin yangmuncul. Namun kini bertekadlah untuk menjadipemenang yang tidak tanggung-tanggung, yaitumenjadi pemenang yang luar biasa karena BuddhaDhamma telah menyatu disegenap batin kita.

  • 6

    Taklukkanlah segala sesuatu yang menyebabkankemerosotan, ketidakrukunan, perselisihan, perpecahandan bentuk-bentuk yang menyebabkan hilangnyapersatuan dan kesatuan.

    Dapat disimpulkan bahwa keharmonisan sangatberarti dalam kehidupan kita. Untuk mendapatkan halini kita harus banyak mengenali jalan yang kita laluiuntuk sampai pada tujuan keharmonisan. Karenanyajangan terlalu kecewa jika orang lain tampil beda. Kitamemang beda suku, agama, ras, warna kulit danperbedaan lainnya, tetapi kita adalah sama-samamanusia yang mendambakan keharmonisan dankebahagiaan. Oleh karena itu jalankanlah Dhamma ini,karena Dhamma akan menyatukan dari segalaperbedaan yang ada. Selamat membina persatuan dankesatuan sehingga keharmonisan tercipta.

  • 7

    22222Cara PemujaanYang TertinggiMaya Dhamma Ca Vinaya Ca desitopannata, So Vo Namaccayena Sattha

    Hal-hal apapun yang telah aku ajarkan dan aku jelaskan padakalian sebagai doktrin (Dhamma) dan disiplin (vinaya) agarmenjadi gurumu setelah kematianku(Mahaparinibbana Sutta)

    ~~

  • 8

  • 9

    Siapakah yang paling beruntung di dunia ini?Manusialah yang paling beruntung. Kita lahir menjadimanusia sangat beruntung karena kita dapat belajarDhamma dan praktek Dhamma; jika kita dilahirkan dialam apaya (menderita) atau dilahirkan di alam Devadan Brahma, kesempatan untuk belajar Dhamma danpraktek Dhamma sangat sulit. Lahir sebagai manusiabukanlah hal yang gampang karena kita harusmempunyai moralitas yang baik.

    Memang mendapat rejeki, sehat, umur panjang jugamerupakan keberuntungan tetapi akan lebih beruntunglagi apabila dilahirkan di jaman Sang Buddha. Kenapademikian? Karena banyak catatan-catatan sejarah yangmembuktikan banyak kesempatan dari orang-orangyang mendapatkan manfaat dari hubungannya denganSang Buddha.

    Sekarang Sang Buddha telah parinibbana, mungkinkita akan berpikir: Dapatkah saya mencapaipencerahan? Dapatkah saya memperoleh manfaat daribelajar Dhamma saat ini. Pertanyaan-pertanyaan sepertidi atas adalah wajar apalagi ajaran Sang Buddha sudahberumur 2500 lebih yang terkadang sering dianggapajaran kuno.

    Keragu-raguan kita akan hilang bila mendengarSabda Sang Buddha dalam Mahaparinibbana Sutta yang

    Cara PemujaanYang TertinggiMaya Dhamma Ca Vinaya Ca desitopannata, So Vo Namaccayena Sattha

    Hal-hal apapun yang telah aku ajarkan dan aku jelaskanpada kalian sebagai doktrin (Dhamma) dan disiplin (vinaya)agar menjadi gurumu setelah kematianku(Mahaparinibbana Sutta)

    ~~

  • 10

    berbunyi Hal-hal apapun yang telah aku ajarkan danaku jelaskan pada kalian sebagai Doktrin (Dhamma)dan disiplin (vinaya) agar menjadi gurumu setelahkematianku. Jadi, selama kita mau praktek Dhammamaka manfaat atau hasil akan kita peroleh. Sang Bud-dha juga mengatakan bahwa praktek Dhamma jugamerupakan penghormatan tertinggi dibandingkandengan penghormatan lainnya sepertimempersembahkan amisa-puja.

    Meskipun secara prinsip hubungan kita dengan SangBuddha saat ini hanya melalui ajarannya, tetapi adanyasimbol fisik Sang Buddha lebih dapat dirasakan danmembantu meningkatkan keyakinan. Terdapat ceritamenarik dalam kitab Jataka (Kalingabodhi Jataka) yangmenunjukkan bahwa kebutuhan ritual ini sangatdirasakan pada jaman kehidupan Sang Buddha.

    Pada waktu itu banyak simpatisan Buddha yang pergike Vihara Jetavana, Savathi untuk mengunjungi SangBuddha. Mereka sangat kecewa karena pada saatberkunjung tidak dapat bertemu Sang Buddhakemudian mereka meninggalkan persembahan berupaamisa-puja di luar kuti Sang Buddha. Anathapindika,salah satu penyokong (dayaka) memperhatikan hal inidan memohon kepada Bhante Ananda untuk mintapenjelasan Sang Buddha mengenai kasus tersebut.

    Sang Buddha menjelaskan bahwa sebagai gantinya,jika Tathagata tidak ada, orang-orang dapat melakukanpenghormatan pada tiga jenis tempat (cetiya).

    Ketiga tempat itu adalah sebagai berikut:1. Obyek penghormatan terhadap sisa jasmani Sang

    Buddha/Relik (Saririka Dhatu Cetiya)2. Obyek penghormatan terhadap penggunaan

    pribadi Sang Buddha (Paribhogika Cetiya)3. Obyek penghormatan yang mengingatkan pada

    Sang Buddha (Uddesika Cetiya).Pada perkembangannya ditambahkan satu objek lain

    yaitu Dhamma Cetiya, obyek penghormatan ini berupa

  • 11

    kitab Suci Tipitaka sebagai karya agung, ajaran yangtelah ditemukan dan dibabarkan oleh Sang Buddhapada umat manusia dan sekarang telah dibukukan.Tentunya ini akan mendidik kita untukmemperlakukan Kitab Suci Tipitaka dengan hormat.Kalau kita jarang melihat Tipitaka, mulailah denganmerawat buku Paritta, Dhammapada dan buku-bukuDhamma lainnya, dengan meletakkan di tempat yangsesuai, jangan dilangkahi atau dilempar-lempar.

    Umat Buddha dalam mengekspresikan baktinyakepada Sang Buddha dilakukan melalui pemujaan,termasuk membuat persembahan (puja) pada cetiya-cetiya yang telah disebutkan di atas. Ritual pemujaanadalah suatu alat, suatu cara dimana denganmelakukannya pikiran-pikiran dan emosi yang baikditimbulkan. Jadi ritual keagamaan bukanlah tujuanakhir, dari itu semua yakin bahwa dengan upacara-upacara dapat menghasilkan kesucian (Sila-bataparamasa) pada kenyataannya adalah suatubelenggu.

    Untuk memuja Sang Buddha, cara yang tertinggiadalah dengan mempraktekkan Dhamma dan vinayasecara benar, sempurna dan secara menyeluruh(Dhammana-Dhammatipano). Secara menyeluruh arti-nya bahwa semua aspek Dhamma juga sebaiknyadipraktekkan yaitu praktek moral, meditasi danpengembangan batin. Praktek Dhamma harusseimbang dan menyeluruh misalnya keyakinan harusdiimbangi dengan kebijaksanaan. Jadi sebenarnya jeniscetiya apapun sebagai obyek pemujaan akan membantukita dalam membangkitkan keyakinan yang mana akanmenimbulkan dan menjaga hubungan kita denganDhamma. Hanya dengan praktek dan merealisasikanDhamma kita dapat benar-benar melihat danmemandang Sang Buddha. Inilah pemujaan tertinggiterhadap Sang Buddha yang hendaknya dijalankanoleh cara kita semua.

  • 12

  • 13

    33333Mengelola HidupSecara DhammaBerdana dan hidup sesuai Dhamma. Itulah berkah utama(Mangala Sutta)

  • 14

  • 15

    Kisah Seorang PKisah Seorang PKisah Seorang PKisah Seorang PKisah Seorang Petanietanietanietanietani

    Suatu ketika, Sang Buddha berada di desa Ekanala,Magadha. Musim hujan telah tiba, dan saat itu adalahsaat menebar benih (padi). Pagi-pagi sekali di saatdedaunan masih basah oleh embun, Sang Buddha pergike sawah di mana Kasibharadvaja, seorang Brahmanayang petani, memiliki 500 bajak yang sedang dikerjakan.Ketika Sang Bhagav tiba, adalah saat Brahmanatersebut membagikan makanan kepada para pekerjanya.Sang Buddha menunggu di sana untuk melakukanpindapta. Tetapi ketika Brahmana itu melihat SangBuddha, ia mengejek dan berkata, Saya membajakdan menanam benih, dan setelah membajak danmenanam benih, saya makan. O Pertapa, Engkaujuga harus membajak dan menanam, dan setelah mem-bajak dan menanam, baru Engkau bisa makan.

    O Brahmana, Tathgata juga membajak danmenanam. Setelah membajak dan menanam, Tathgatamakan jawab Sang Buddha. Dengan bingungBrahmana bertanya, Engkau mengatakan bahwaEngkau membajak dan menanam, tapi saya tidakmelihat Engkau membajak? kemudian Sang Buddhamenjawab sebagai berikut:

    Tathgata menanam keyakinan sebagai benih-benihnya. Aturan disiplinKu adalah sebagai hujannya.

    Mengelola HidupSecara DhammaBerdana dan hidup sesuai Dhamma. Itulah berkah utama(Mangala Sutta)

  • 16

    KebijaksanaanKu adalah kuk dan bajaknya.KesederhanaanKu adalah kepala bajaknya. PikiranKuadalah talinya. Kesadaran (sati)Ku adalah mata bajakdan tongkatnya.

    Tathgata terkendali di dalam perbuatan, ucapan,dan makanan. Tathgata melakukan penyiangandengan kebenaran. Kebahagiaan yang Tathgatadapatkan adalah kebebasan dari penderitaan. Dengantekun Tathgata memikul kuk/gandar hingga mencapaiNibbna. Dengan demikian Tathgata telahmelaksanakan pekerjaan membajak. Ini menghasilkanbuah keabadian. Dengan pembajakan seperti ini,seseorang terbebas dari semua penderitaan.

    Setelah penjelasan ini, Brahmana tersebut menyadarikesalahannya, dan berkata, Sudilah Yang Mulia Gotamamakan nasi susu ini. Yang Mulia Gotama adalah seorangpetani karena panennya menghasilkan buah tanpakematian! Setelah berkata demikian, Brahmana mengisisatu mangkuk besar dengan nasi susu danmempersembahkannya kepada Sang Buddha.

    Sang Buddha menolak makanan tersebut danmengatakan bahwa ia tidak dapat menerima makanansebagai balasan/pembayaran dari pembabaranDhammaNya.

    Brahmana berlutut di kaki Sang Buddha danmemohon agar ditahbiskan menjadi anggotapersaudaraan para bhikkhu. Tak berapa lama setelahitu, Kasibharadvaja menjadi Arahat.

    Hidup Sesuai DhamHidup Sesuai DhamHidup Sesuai DhamHidup Sesuai DhamHidup Sesuai Dhammamamamama

    Kisah tentang seorang petani di atas adalah sebuahkisah yang sangat bagus untuk menjadi bahan pe-renungan. Merenungkan bahwa kehidupan ini tidakhanya membutuhkan kebahagiaan duniawi, tetapi jugamembutuhkan pedoman untuk mengelola kehidupanini. Kehidupan ini tidak hanya untuk bersenang-senang

  • 17

    dengan kenikmatan duniawi, tetapi untukmendapatkan kualitas hidup. Kadang hal-hal sepertiini luput dari perhatian manusia, dan mereka barutersadar ketika kesulitan datang.

    Kadang kala kita masih berpikir bahwa hidup spiri-tual adalah urusan nanti. Sekarang ini yang pentingkita lakukan adalah menikmati kehidupan! Sikapseperti ini tidak akan membawa kita kepada perubahanyang lebih baik, tetapi justru akan membuat diri kitasemakin jatuh. Akankah kita menjadi manusia yangterus-menerus diliputi dengan timbunan kekotoranbatin, sehingga kualitas batin tidak mengikat?

    Sadarlah bahwa hidup ini dibutuhkan pedomanuntuk mengelolanya. Sebagai seorang Buddhis,tentunya menggunakan Dhamma sebagai dasar untukmemperbaiki kualitas kehidupannya. Jangan biarkankejahatan terus bersama kita! Mengelola kehidupankita secara Dhamma akan membuat kehidupan kitamenjadi berkualitas. Orang yang berkualitas secaraDhamma adalah orang-orang yang memiliki etika,kepedulian, dan cara berpikir yang positif. Kita akanmenjadi orang yang ramah, tidak angkuh, hormat,dan memiliki sikap positif lainnya.

    Apa yang diajarkan Sang Buddha kepadaKasibharadvaja adalah cara untuk mendapatkan hidupyang berkualitas, dan disitulah kebahagiaan akan terusbersama kita. Tidak mudah untuk hidup sesuaiDhamma. Banyak tantangan dan kesulitan yang harusdihadapi, dan bukan berarti kita tidak bisa. Kita dapatmenjadi manusia yang berkualitas asalkan faktorkemauan, ketekunan, kesungguhan, dan kesabaranselalu ada dalam diri kita pada saat berjuang.

    Pada awalnya kita seperti Kasibharadvaja yang tidakmengerti akan pentingnya kehidupan spiritual danhanya melihat kebahagiaan duniawi. Usaha dan kerjakeras kitalah yang pada akhirnya akan membawa kita

  • 18

    menuju hidup yang berkualitas sesuai Dhamma, sepertihalnya Kasibharadvaja yang akhirnya memahami danmerealisasi apa yang Sang Buddha ajarkan, sehinggamenjadi manusia yang berkualitas.

    Marilah kita mengelola hidup kita secara baik.Dhamma adalah pelita, Dhamma adalah penerang,Dhamma adalah sumber inspirasi positif yang akanmembawa kita kepada kebahagiaan. Langkah demilangkah yang kita lakukan akan menuju pada peng-harapan. Tanpa usaha dan kerja keras, kita tidak akanmendapatkan apa-apa. Tanpa perjuangan sulit untukmendapatkan hasil yang gemilang.

    Untuk itu, bergeraklah maju dan jangan mundurkarena tantangan dan kesulitan. Dengan cara ini engkauakan mendapatkan nilai positif dalam kehidupan ini.Identitas seorang Buddhis tidak terletak pada pe-nampilan luar, tetapi penampilan yang muncul daridalam, muncul dari ketulusan, kemurnian, dan tidakmuncul karena dorongan kekotoran batin.

    Alangkah indahnya hidup ini jika manusia dapatmengelola kehidupannya sesuai Dhamma. Kehidup-an akan menjadi aman, damai, tentram, bahagia, dansejahtera. Selamat mengelola hidup sesuai Dhamma,sehingga saudara menjadi manusia yang berkualitas.

  • 19

    44444Budaya Adi Luhung(Budaya Mutu Tinggi)Bukan karena kelahiran seseorang disebut Vasala(sampah masyarakat). Bukan karena kelahiran seseorangdisebut Brahmana (orang mulia).Hanya karena perbuatan seseorang disebut Vasala(sampah masyarakat). Hanya karena perbuatan seseorangdisebut Brahmana (orang mulia).(Vasala Sutta, Sutta Nipta)

  • 20

  • 21

    Suatu hari terjadi perbincangan yang sangat menarikmengenai perkembangan peradaban di masa kini. Adapertanyaan yang muncul pada waktu itu, Apa yangharus kita lakukan untuk membentengi diri kita dariderasnya budaya dan peradaban yang tidak sesuaidengan Dhamma? Pada dasarnya, orang-orang yangterlibat dalam diskusi itu setuju untuk mengarahkandiri kita kepada Dhamma. Semuanya sepakat men-jadikan Dhamma sebagai acuan untuk membentukbudaya yang adi luhung, tetapi masih ada ganjalan dipikiran orang-orang tersebut. Ganjalan itu sebagaiberikut, Bagaimana supaya Dhamma itu benar-benarmeresap dalam perilaku manusia karena masih adasebagian orang yang piawai dalam Dhamma tetapi sikapdan perilakunya jauh dari Dhamma itu sendiri? Darisemua rangkaian diskusi itu akhirnya ditarik sebuahkesimpulan untuk menjadikan Dhamma sebagai lakuatau tindakan. Ada sebagian orang yang menjadikanDhamma hanya sebatas ilmu saja tetapi perilakunyajauh dari kebaikan.

    Kehidupan masa kini yang didominasi oleh budayahedonisme (pandangan yang mengaggap kesenangandan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalamhidup) menjadikan sebagian manusia larut dan

    Budaya Adi Luhung(Budaya Mutu Tinggi)Bukan karena kelahiran seseorang disebut Vasala (sampahmasyarakat). Bukan karena kelahiran seseorang disebutBrahmana (orang mulia).Hanya karena perbuatan seseorang disebut Vasala(sampah masyarakat). Hanya karena perbuatan seseorangdisebut Brahmana (orang mulia).(Vasala Sutta, Sutta Nipta)

  • 22

    tenggelam sehingga lupa daratan. Akhirnya peradabandan budaya yang berkembang adalah budaya yang tidakbaik. Kita bisa melihat dan merasakan bahwa budayaindividualisme (menganggap diri sendiri lebih pentingdari orang lain), kekerasan, amoral, dan budaya yangmenyimpang berkembang demikian pesat. Sangat sulitmengajak orang untuk berbuat baik, ke vihara ataubermeditasi. Jika ada dua pilihan yang diajukan yaituantara spiritual dan kenikmatan duniawi, mayoritasmemilih kenikmatan duniawi. Duniawi tidaklah jahat,hanya saja jika kita terikat dan melihat sebagai satukebahagiaan yang kekal akan berbahaya bagi batin kita.Untuk itu, pengembangan spiritual janganlah diting-galkan begitu saja.

    Budaya hedonisme memang berkembang di tengah-tengah kehidupan umat manusia, dan agar manusiatidak terjebak olehnya, maka harus ada antisipasi untukmenghadapinya. Yang harus dilakukan oleh manusiaadalah mengarahkan dirinya pada kebenaran.Kembalilah kepada Dhamma sebagai sumber inspirasiuntuk mengembangkan budaya adi luhung. Kehidupanini harus kembali ditata sesuai dengan budaya Dhammaagar keharmonisan kehidupan terus berlanjut hinggaorang yang berada di dalamnya merasakan kedamaiandan kebahagiaan.

    Untuk memulai mengembangkan budaya adiluhung, dimulai dari tiap-tiap individu. Dari individu-individu inilah akan tercipta masyarakat yang memilikibudaya adi luhung. Setiap individu mempunyai potensiuntuk membangun budaya adi luhung, dan semua ituakan menjadi kenyataan jika setiap insan manusia inimemiliki kemauan yang besar untuk membangunbudaya adi luhung. Setiap orang memiliki kelebihandan kekurangan. Kelebihan janganlah menjadikan kitasombong, dan kekurangan jangan menjadikan diri kitamerasa hina. Mulailah memperbaiki segala sesuatunyadengan penuh ketekunan dan kehati-hatian. Dimulai

  • 23

    dari diri sendiri dan dari tahapan yang sederhana,semua yang kita harapkan akan menjadi kenyataan.Memang semua itu tidak mudah, tetapi bukan berartitidak bisa. Sebagai seorang Buddhis, hendaknya berpikirbahwa apa yang kita lakukan adalah usaha untukmelakukan perbaikan diri sendiri ke arah yang lebihbaik, dan juga mengarahkan kehidupan ini ke arahkehidupan yang bermoral, bermartabat, dan berbudaya.

    Sang Buddha dan para siswaNya telah memberikanteladan kepada kita semua. Sang Buddha dan parasiswaNya telah memberikan teladan yang bernilai tinggi.Budaya disiplin, semangat, kesabaran, kegigihan,perilaku bermoral, cinta kasih, dan juga kebijaksanaanadalah contoh nyata yang ditunjukkan oleh Sang Bud-dha dan para siswaNya. Sikap dan perilaku di atasjelas mengarah kepada budaya adi luhung. Sang Bud-dha dan para siswa terkemuka memang sudah tidakada lagi, tetapi teladan-teladan yang Beliau tunjukkanhendaknya menjadi sumber inspirasi dan bahan pe-renungan bagi kita semua. Sang Buddha jugamengatakan, Bahwa Dhamma dan Vinaya sebagaipengganti diriku setelah diriku parinibbna.

    Marilah kita menegakkan budaya adi luhung denganmengembangkan kepedulian, moralitas, dankebijaksanaan. Banyak orang yang mengatakan bahwasesulit apapun bukan berarti kita tidak bisa menjalani.Perjuangan yang kita lakukan membutuhkan disiplin,semangat, kegigihan, dan juga kesabaran. Kebanyakanorang tidak disiplin, tidak semangat, dan juga rendahkesabarannya, dan kemudian langsung memvonis bahwadirinya sudah tidak sanggup lagi berjuang. Ini adalahcara berpikir yang salah dan harus segera diluruskan.Tidak ada yang instant dalam menegakkan budaya adiluhung, semuanya harus dimulai dari tahapan yangpaling dasar.

    Perjalanan pun dimulai dan perjuangan dilakukan.Tahapan demi tahapan dilalui dengan pikiran bijak.

  • 24

    Tantangan dan kesulitan dijadikan jalan untukmenegakkan budaya adi luhung. Prinsip ini harusdikembangkan oleh setiap orang. Dhamma yang kitapelajari bukan hanya sekadar untuk dijadikan ilmu danhiburan semata, tetapi harus dijadikan sebagai lakuatau tindakan dalam kehidupan sehari-hari. Jika setiaporang Buddhis memegang prinsip bahwa Dhammabukan hanya dijadikan sebagai ilmu semata dan harusdilakukan sebagai laku, maka alangkah indahnyamasyarakat Buddhis ini. Budaya yang berkembang akanpenuh dengan nilai-nilai Dhamma dan masyarakatBuddhis akan menghasilkan karya dan peradaban yangbermoral, bermartabat, dan juga mengandung nilaispiritual yang tinggi. Jika ini berkembang, makakejayaan Buddhis pada masa Sriwijaya, Mataram, danMajapahit akan terulang kembali di Bumi Nusantaraini. Semua orang harus berjuang dengan gigih. Untukitu, satukan hati untuk menegakkan budaya adi luhung,dan mulailah dari diri sendiri.

  • 25

    55555Nyanyian KemenanganTenang, gembira dalam ketekunan (berlatih),melihat bahaya dalam kelalaian,Mereka tidak akan pernah jatuh atau gagal,karena mereka dekat dengan Nibbna.(Itivuttaka. 40)

  • 26

  • 27Nyanyian KemenanganTenang, gembira dalam ketekunan (berlatih),melihat bahaya dalam kelalaian,Mereka tidak akan pernah jatuh atau gagal,karena mereka dekat dengan Nibbna.(Itivuttaka. 40)

    Sebuah PSebuah PSebuah PSebuah PSebuah Pencapaianencapaianencapaianencapaianencapaian

    Sang Buddha telah menahan serangan terburuk darimara. Akhirnya si jahat mara mundur dan amukanbadai yang diciptakannya sirna. Sekarang batin SangBhagav tenang dalam kedamaian. Kegelapan yangpekat memudar dan bulan penuh serta bintang-bintangmuncul kembali.

    Sang Bhagav masuk ke dalam meditasi yang dalam,melewati batas-batas pengertian manusia, melihat duniasebagaimana adanya, tidak sebagai apa penampakannya.Laksana seekor burung elang melesat tinggi ke arahmatahari dengan lemasnya, batin Beliau bergerakdengan cepat ke depan dan ke atas.

    Beliau melihat kehidupan-kehidupan lampauNyadan seluruh kelahiran Beliau sebelumnya, dengan segalaperbuatan yang baik maupun buruk besertakeuntungan-keuntungan dan kerugian-kerugiannya.Ketika batinNya melesat makin tinggi dan juga ke depandengan cepat, Beliau melihat makhluk-makhluk lahirdan mati berulang-ulang dengan perbuatan mereka.

    Mereka yang melakukan perbuatan-perbuatan baikdianugerahi dengan kelahiran di alam surga. Namunmeskipun anugerah-anugerah/pahala ini berakhirnyalebih lama dari pada kesenangan-kesenangan duniawi,mereka tetap tidak kekal. Makhluk-makhluk yangmenderita di alam neraka juga akan terus melan-

  • 28

    jutkannya di alam lingkaran samsara. Semua makhlukhidup terperangkap di dalam dunia ketidaktahuan danpenderitaan.

    Ketika pandangan Beliau menjadi jernih sepertikristal, Beliau melihat apa yang disebut jiwa manusia,yang diklaim manusia sebagai dirinya/miliknya, hancurberkeping-keping dan tergeletak di belakang Beliauseperti helaian benang-benang yang terurai darisepotong kain. Beliau melihat penyebab dari rantaikehidupan, yaitu ketidaktahuan/kebodohan. Karenamanusia bodoh, melekat kepada benda-benda yangberharga, ia menciptakan ilusi-ilusi (yang sifatnya selaluberubah/tidak kekal) di dalam dirinya yang semakinberbahaya. Tetapi bila nafsu keinginan ini mati, nafsuberakhir, kebodohan pun buyar seperti malam berlalu,dan matahari pencerahan akan bersinar.

    Setelah dunia dengan sebagaimana apa adanya, SangBhagav telah sempurna dalam kebijaksanaanNya,Beliau tidak akan dilahirkan kembali. Nafsu keinginandan keinginan-keinginan jahat benar-benar telahdimusnahkan dengan sepenuhnya, seperti api yangpadam karena tidak adanya minyak.

    Sang Buddha, Sang Sempurna, duduk bermandikancahaya yang cemerlang dari kebijaksanaan dankebenaran, karena pencapaian Beliau ini, dunia menjaditenang dan terang, serta hembusan angin yang lembutmeniup daun-daun Pohon Bodhi.

    Dipenuhi dengn kewelas-asihan, Sang Buddhaduduk di bawah Pohon Bodhi, dan perenungan yangdalam tentang Dhamma. Beliau larut dalamkebahagiaan, dalam kedamaian sempurna, Nibbna.Pada waktu subuh sesudah pencapaian Pencerahan-Nya, Sang Buddha menguncarkan nyanyian kemenang-an yang membahagiakan ini:Melalui banyak kelahiran dalam samsara Akumengembara.Mencari, tetapi tidak menemukan si pembuat rumah ini.

  • 29

    Menyedihkan kehidupan yang berulang-ulang.O pembuat rumah, kini engkau telah terlihat.Engkau tidak bisa membuat rumah lagiSemua balok kasarmu telah patah, tiang-tiangbubunganmu telah hancur.Batin mencapai keadaan tanpa syaratTercapailah akhir dari keinginan.

    PPPPPerangi Diri Sendiri Menuju Kemenangan Sejatierangi Diri Sendiri Menuju Kemenangan Sejatierangi Diri Sendiri Menuju Kemenangan Sejatierangi Diri Sendiri Menuju Kemenangan Sejatierangi Diri Sendiri Menuju Kemenangan Sejati

    Dari pemaparan Nyanyian Kemenangan Sang Bud-dha seharusnya menjadi perenungan untuk membawakita kepada kemenangan sejati. Banyak orang yang ragubahkan tidak mau tahu jalan spiritual. Padahal kekuatanspiritual sangatlah penting untuk kehidupan ini. Jikakita melihat kehidupan ini dari sisi kesenangan duniawiakan terasa bahwa spiritual tidak ada manfaatnya. Akantetapi, jika kita bisa melihat kehidupan ini secara obyektif,maka kita akan merasakan bahwa kekuatan spiritualsangat kita butuhkan.

    Disebabkan belenggu ketamakan, kebencian, dankegelapan batin yang sangat kuat pada diri manusia,maka manusia menjadi mata gelap dan tidak melihatkebenaran. Kehidupan menjadi tidak nyaman karenamental manusia yang merosot. Mereka berlomba-lombamemerangi dan mengalahkan orang lain. Kedudukan,jabatan, status, materi, ketenaran menjadi bahan rebutandan untuk mendapatkan semua itu terkadang manusiamenggunakan jalan yang menyimpang kebenaran.Seolah-olah dengan memerangi dan mengalahkan semuaorang adalah hal yang luar biasa. Tentunya ini adalahpandangan mereka yang mata gelap.

    Tidakkah kau tahu bahwa di dalam diri kita jugaselalu bergejolak. Perang batin masih berkobar di dalamdiri kita. Kenapa masih berkobar? Karena belenggukekotoran batin masih ada di dalam diri kita. Dalam dirikita masih ada dualisme, antara kebenaran dan bukan

  • 30

    kebenaran. Tragisnya, ketidakbenaran sering muncul danmendominasi diri kita. Amarah, benci, keserakahan, irihati, ego sering kali muncul tatkala menghadapi proseskehidupan ini.

    Sadarlah wahai manusia, dalam diri kita masihbersarang akar kajahatan dan suatu saat akanmeluluhlantakkan mental kita. Jika mental manusia sudahkeropos, bahkan merosot, maka kehidupan ini akansemakin runyam oleh ulah manusia yang tidak memilikimental yang sehat. Kadangkala manusia lengah dantenggelam dalam kesibukan, jika diajak latihan danpengembangan mental mereka selalu menjawab, Belumada waktu, masih sibuk dan nanti kalau sudah tua.Jawaban-jawaban itu sering ditemukan dan seolah-olahtidak ada masalah lagi.

    Sang Buddha telah memberikan contoh kepada kitasemua. Beliau berjuang sangat keras untuk mndapatkankemenangan sejati. Usaha Beliau bukan hanya satu ataudua hari, tetapi berkappa-kappa. Namun tekad, semangat,dan kesabaran Beliau luar biasa sehingga dapat meng-hadapi hambatan, rintangan, dan tantangan yang ada.Memang, kita bukan Buddha, tetapi setidaktidaknya apayang Beliau contohkan menjadi sumber inspirasi bagikita semua.

    Marilah kita mulai untuk memerangi kekotoran batinyang masih bersarang kuat di dalam diri kita. Kalahkanlahkekotoran batin dengan Dhamma. Dhamma bukan se-kadar untuk diketahui dan dijadikan ajang untuk debatkusir, tetapi untuk kita praktikkan. Awalnya memangsulit dan membosankan, namun setelah kita merasakanmanfaat dari praktik Dhamma, kita akan merasakanbetapa Dhamma itu luar biasa. Selangkah demi selangkahperjuangan memerangi kekotoran batin seharusnyadilakukan oleh setiap insan. Tekad, kesungguhan, se-mangat, dan kesabaran harus selalu kita kembangkanuntuk menuju kepada kemenangan sejati. Selamatberlatih!

  • 31

    Pelayanan SejatiAku adalah teman dan siap menolong kepada semuanya; Aku bersimpati kepada semua makhluk hidup.Aku mengembangkan pikiran penuh cinta kasih dan selalubergembira dalam kebaikan.(Theragth 648)

    66666

  • 32

  • 33

    Suatu ketika ada orang yang marah-marah danmengumpat dengan kata-kata yang sangat kasar. Me-ngapa orang tersebut marah besar? Ternyata gara-garamenunggu terlalu lama di depan kasir. Orang tersebutingin dilayani dengan cepat karena masih ada acaraarisan. Apa sikap kita jika berada dalam kondisi sepertiitu? Pertanyaan ini hanya untuk perenungan bagi kitadan kemudian melangkah ke arah yang lebih baik.

    Umumnya orang ingin mendapatkan pelayanan yangterbaik dan ketika pelayanannya tidak memuaskan makayang muncul adalah rasa kecewa, sedih, marah, bahkanbenci. Mengapa mereka ingin dilayani? Mereka berpikirbahwa dilayani dengan baik adalah kepuasan tersendiri.Ada juga yang beranggapan bahwa dengan dilayaniadalah surga dunia. Akhirnya kata, dilayani melekatpada diri seseorang.

    Pernahkah kita berpikir untuk melayani banyak or-ang? Pernahkah kita berpikir bahwa melayani adalahkebajikan. Sebuah kata yang singkat dan sederhanatetapi banyak terlupakan karena sifat manja manusia.Sifat manja yang akhirnya membuat manusia ingin se-lalu dilayani. Marilah kita merenungkan kata-kata yangsingkat dan sederhana ini. Termasuk manakah kita?Manusia yang suka dilayani atau yang suka melayani.

    Setelah kita merenung, berusahalah untuk bertekad

    Pelayanan SejatiAku adalah teman dan siap menolong kepada semuanya; Aku bersimpati kepada semua makhluk hidup.Aku mengembangkan pikiran penuh cinta kasih dan selalubergembira dalam kebaikan.(Theragth 648)

  • 34

    menjadi orang yang mau melayani bagi semua orang,bahkan semua makhluk. Pernah suatu ketika ada yangbertanya, Apakah kita tidak menjadi rendah atau hinakalau kita melayani? Pelayanan selalu diletakkan ditingkat yang rendah sehingga kita enggan untukmelayani dan selalu ingin menjadi orang yang dilayani.Pelayanan yang dimaksud di sini adalah mengandungmisi kebajikan. Apa yang kita berikan kepada merekayang membutuhkan adalah bentuk dari pelayanan.

    Sebenarnya kalau kita kembali kepada Dhamma,pelayanan adalah bentuk dari cinta kasih dan welasasih, atau dalam bahasa Pli dikenal dengan mett dankarun. Ajaran yang sangat luhur dan sangat baik untukkita praktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Seringkita mengucapkan sabbe satt bhavantu sukhitatt atausemoga semua makhluk berbahagia. Apakah yang kitaucapkan itu benar-benar tumbuh dari pikiran yangtulus dan jernih? Atau hanya sekadar mengucapkankarena sudah menjadi kebiasaan? Apakah apa yangkita ucapkan itu sudah kita realisasikan dalamkehidupan kita? Kembali pertanyaan ini untuk kitarenungkan bersama.

    Pelayanan bukan hanya sekadar memberi materikepada orang lain, tetapi juga dalam bentuk non materi.Ketika ada orang yang kelaparan, tentunya kita bisamemberikan makanan kepada orang tersebut. Ketikaada orang bertamu ke rumah kemudian kita sambutdengan baik dan ramah, itu juga bentuk dari pelayanan.Ketika ada umat baru datang ke vihara dan kemudiankita sapa dan kita sambut dengan penuh keramahan,ini juga bentuk dari pelayanan. Banyak yang bisa kitalakukan untuk pelayanan, misalnya; menjenguk orangyang sakit, menjenguk sahabat kita yang sedang ditimpakemalangan, menghormat mereka yang patutdihormati, dan masih banyak lagi bentuk-bentuk daripelayanan.

    Pelayanan yang sejati adalah pelayanan yang

  • 35

    diberikan dengan tulus dan tidak membedakan. Banyakorang yang melakukan pelayanan tetapi tidak adaketulusan dan sifatnya masih terbatas. Mereka maumelayani jika ada keuntungan, melakukan pelayananagar orang tersebut menjadi pengikutnya, melakukanpelayanan terbatas ke orang-orang tertentu dan lainsebagainya. Sepintas yang dilakukan oleh orang-orangseperti itu baik, tetapi sebenarnya bukan pelayananyang sejati. Pelayanan yang sejati adalah perwujudandari mett dan karun. Pelayanan yang kita lakukanharus benar-benar tumbuh dari nurani yang jernihdan tidak ada pamrih di balik pelayanan itu.

    Marilah kita sejenak merenungkan apa yangdilakukan oleh Sang Buddha. Setelah mencapaipenerangan sempurna, Beliau tidak tinggal diam danberpangku tangan. Pelayanan Beliau sangat luar biasadan jarang orang mau melayani seperti apa yang Beliaulakukan. Diawali di Taman Rusa Isipatana hinggaParinibbna, Beliau selalu melakukan pelayanan, danbanyak orang merasakan pelayanan Beliau. WaktuBeliau benar-benar digunakan untuk melayani banyakorang, bahkan semua makhluk. Sifat mett dan karunyang sempurna benar-benar mewarnai pelayananBeliau. Tidak ada pamrih dan semua dilakukan denganketulusan, kesungguhan, dan semangat yang luar biasa.

    Selama Beliau melayani banyak orang dan semuamakhluk, Beliau juga pernah mengalami peristiwa yangtidak nyaman. Beliau pernah dicaci-maki dengan kata-kata yang sangat kasar, difitnah, bahkan Beliau jugamau dibunuh. Walaupun tantangan yang dihadapisangat berat, Beliau tetap berjuang untuk memberikanpelayanan. Bahkan, Bhante Ananda pernah usul kepadaSang Buddha untuk keluar dari tempat yang penuhdengan makian dan celaan, tetapi Sang Buddhamenjawab dengan tegas bahwa Beliau tidak akan keluar,dan Beliau juga mengatakan bahwa dimanapun kitaberada, celaan dan makian masih akan ada. Beliau

  • 36

    berkata, Seperti seekor gajah di medan perangmenahan panah-panah yang ditembakkan kepadanya,demikianlah saya akan menahan prasangka buruk danungkapan tidak menyenangkan dari orang lain(Dhammapada 320). Tekad yang luar biasa, kalaukondisi itu kita yang menghadapi tentunya akan bertolakbelakang dengan apa yang kita lakukan. Kita akan sedih,kecewa, marah, atau melakukan hal-hal yang keliru.Itulah pelayanan sejati Sang Buddha yang seharusnyamenjadi teladan untuk kita semua.

    Melayani adalah kebajikan, kenapa tidak kitalakukan? Sering saya memberikan gambaran, Sekalipun hanya menolong semut, tetapi jika kita lakukandengan ketulusan dan kesungguhan, maka yang kitalakukan itu akan memperbaiki mental kita. Mulailahmembangun perilaku dan mental dari pelayanan yangkecil, karena dari tahapan yang dasar dan sederhanaini perilaku dan mental kita akan berubah. Janganjadi orang yang hanya menyimpan pengetahuan danpandai bicara, tetapi jadilah orang yang sedikit bicaratetapi memiliki sifat pelayanan yang sejati. Sang Bud-dha telah memberikan contoh-contoh dan marilah kitamengikuti teladan Beliau. Janganlah merasa rendahdalam pengetahuan dan pengalaman, tetapi kita harusmerasa rendah jika pengetahuan dan pengalaman itutidak direalisasikan.

    Pelayanan sejati adalah melayani dengan tulus,sungguh-sungguh dan tanpa pamrih, dan sebagaiseorang Buddhis seharusnya menjadi seorang yang bisamelayani dan bukan orang yang ingin selalu dilayani.Selamat berjuang!

  • 37

    77777Suasana HatiHiduplah tanpa ketamakan dan irihati, isilah pikiranmudengan kebajikan. Milikilah perhatian murni dan pikiran yangterpusat, batin yang teguh dan terkonsentrasi.(Anguttara Nikya II.29)

  • 38

  • 39

    Tidur NyenyakTidur NyenyakTidur NyenyakTidur NyenyakTidur Nyenyak

    Demikianlah yang saya dengar, pada suatu ketikaSang Buddha berdiam di negara lavi. Beliau istirahatdi tumpukan daun yang ditebarkan di jalur ternak dihutan simsapa.

    Pada saat itu Hatthaka dari lavi lewat di jalur ituketika sedang berjalan-jalan, dan di sana ia melihatYang Terberkati duduk di atas tumpukan daun. Setelahmenghampiri Yang Terberkati dan memberi hormat,Hatthaka duduk di satu sisi dan berkata kepada Beliau,Yang Mulia, apakah Bhante telah tidur nyenyak?

    Ya, pangeran, aku tidur nyenyak. Di antara merekadi dunia yang selalu tidur nyenyak, akulah salahsatunya.

    Tetapi Bhante, malam-malam sekarang ini sungguhdingin dan selalu diselimuti salju. Betapa kerasnya tanahyang telah diinjak-injak oleh ternak, betapa tipisnyatebaran daun, betapa jarangnya daun di atas pohon,betapa tipisnya jubah coklat seorang bhikkhu danbetapa dinginnya angin yang bertiup. Walaupundemikian, Yang Terberkati mengatakan bahwa YangMulia tidur nyenyak dan Yang Mulia adalah satu diantara mereka di dunia yang selalu tidur nyenyak.

    Pangeran, sekarang akan kuajukan pertanyaantentang hal ini dan engkau boleh menjawab menurut

    Suasana HatiHiduplah tanpa ketamakan dan irihati, isilah pikiranmudengan kebajikan. Milikilah perhatian murni dan pikiranyang terpusat, batin yang teguh dan terkonsentrasi.(Anguttara Nikya II.29)

  • 40

    pendapatmu. Bagaimana pendapat pangeran tentanghal ini? Misalnya ada seorang perumah tangga yangtinggal di rumah dengan atap yang tinggi, diplesterluar dalam, terlindungi oleh angin, dengan pintu yangdikunci dan jendela yang tertutup. Dan ada tempattidur di rumah, yang ditutupi permadani wol hitamdengan bulu panjang, dengan sprei wol putih, penutupranjang yang berhias bunga, dibentangi kulit rusa yangsangat indah, dengan tirai di atas bagian kepala, danbantal merah menyala di kedua ujungnya. Dan adalentera yang menyala di sana dan empat istri melayanidengan baik. Bagaimanakah pendapat pangeran;apakah perumah tangga itu akan tidur nyenyak atautidak, atau bagaimana?

    Dia pasti akan tidur nyenyak, Bhante. Dia akanmenjadi salah satu dari mereka di dunia ini yang tidurnyenyak.

    Bagaimana pendapat pangeran? Apakah tidakmungkin di dalam diri perumah tangga atau putraperumah tangga itu ada rasa kesal pada tubuh danpikirannya, yang disebabkan oleh nafsu, kebencian, dankegelapan batin yang menyiksanya sehingga ia tidakdapat tidur nyenyak?

    Mungkin saja demikian, Bhante.Nah, pangeran, nafsu, kebencian dan kegelapan

    batin yang menyiksa perumah tangga itu, yangmenyebabkan ia tidak dapat tidur nyenyak, telahditinggalkan oleh Sang Tathagata, terpotong di akarnya,dibuat gersang seperti tunggul-punggur pohon palem,terhapus sehingga mereka tidak lagi bisa muncul dimasa mendatang. Oleh karena itulah, pangeran, akutelah tidur nyenyak.

    Mengendalikan suasana hatiMengendalikan suasana hatiMengendalikan suasana hatiMengendalikan suasana hatiMengendalikan suasana hati

    Kehidupan ini akan terasa membahagiakan jika kitadapat menghadapinya dengan bijak. Persoalannyaadalah ketidakmampuan mental kita menghadapi

  • 41

    kehidupan ini. Suasana batin kita masih rapuh sehinggakita mudah mengalami kemerosotan batin. Seseorangmenjadi tidak terkendali ketika perubahan yang munculadalah perubahan yang tidak diinginkan. Akhirnyaorang tersebut menjadi marah, jengkel, kecewa, dankegundahan batin lainnya.

    Suasana hati yang kita miliki masih tergantungdengan kondisi yang ada. Jika suasana hati di luar kitabaik, kita masih dapat mempertahankan kebaikan kita,tetapi jika suasana di luar kita tidak menyenangkan,suasana batin kita menjadi tidak terkendali. Batin yangrapuh inilah yang membuat kita jauh dari ketenangandan kedamaian.

    Oleh karena itu, seseorang harus berusaha kerasuntuk mendewasakan batinnya. Memang, perjuanganuntuk mendewasakan batin tidak mudah, tetapikemauan dan kerja keras kita perlahan namun pastiakan menghasilkan sesuatu yang sangat bermanfaatbagi kehidupan seseorang. Kedewasaan batin sangatpenting dalam kehidupan ini karena risiko kehidupanpasti akan dihadapi oleh semua orang.

    Sebenarnya kalau kita cermat memperhatikan dirikita, ego kitalah yang membuat suasana hati selaluberubah. Ego membuat manusia ingin bertahan dalamposisinya. Manusia tidak menyadari bahwa perubahanyang setiap saat terjadi menunjukkan bahwa hukumkesementaraan ada dalam kehidupan ini. Ego yangdianggap orang sebagai sesuatu yang kekal ternyatahanya khayalan semata. Oleh karenanya tidak adamanfaatnya mempertahankan ego kita.

    Untuk itu kita harus mempersiapkan kondisi men-tal yang dewasa agar suasana hati kita selalu terkendali.Sang Buddha telah memberikan teladan kepada kitasemua tentang bagaimana menghadapi kehidupan yangselalu berubah ini tanpa terjerumus pada kemerosotanbatin. Beliau selalu tenang menghadapi kesulitan yangmenghadang. Teladan tersebut seharusnya menjadi

  • 42

    inspirasi yang baik bagi kita semua untukmendewasakan batin kita. Adapun langkah yang harusdipersiapkan untuk menjaga suasana hati kita adalah:

    1. Jangan sampai pikiran terpengaruh2. Timbang rasa dan kebaikan hati3. Jangan terburu-terburu dalam segala hal4. Kembangkan cinta kasih kepada semua makhlukLangkah-langkah tersebut di atas harus direalisasikan

    dalam kehidupan sehari-hari. Perubahan apapun yangkita hadapi hendaknya kita hadapi dengan langkah-langkah tersebut. Suasana hati menjadi tidak terkendalikarena kita masih belum mantap dalam hal batin. Olehkarena itu dengan praktik Ajaran Sang Buddha dalamkesungguhan dan ketulusan, batin kita akan menjadidewasa sehingga suasana hati kita menjadi terkendalisetiap saat. Kemauan dan kerja keras merealisasikankeempat langkah tersebut di atas akan menghasilkansesuatu yang positif bagi hidup kita. Selamat bekerjauntuk membangun kualitas batin yang dewasa.

  • 43

    BerhentilahMenyalahkan Orang LainIa yang memuji dirinya sendiri dan menghina orang lain,menganggap dirinya yang terbaik dan besikap sombong;orang seperti ini adalah orang yang rendah.(Sutta Nipata, 132)

    88888

  • 44

  • 45

    Para bhikkhu, manusia yang memiliki empat sifatini harus dianggap manusia rendah. Apakah yangempat itu?

    Bahkan tanpa ditanya pun, manusia rendahmengungkapkan kesalahan-kesalahan orang lain,apalagi jika ditanya. Tetapi jika ditanya dan dipancingpertanyaan, dia membicarakan kesalahan-kesalahanorang lain tanpa menghilangkan apa pun, secaralengkap dan mendetail. Dia harus dianggap manusiarendah.

    Selanjutnya; sekalipun ditanya, manusia rendah tidakmengungkapkan apa pun yang pantas dipuji pada diriorang lain, apalagi jika tidak ditanya. Jika ditanya danharus menjawab, dia membicarakan apa yang pantasdipuji pada diri orang lain dengan menghilangkansebagian dan secara ragu, tidak lengkap dan tidakmendetail. Dia harus dianggap manusia rendah.

    Selanjutnya; sekalipun ditanya, manusia rendah tidakmengungkapkan kesalahan-kesalahan sendiri, apalagijika tidak ditanya. Tetapi jika ditanya dan harusmenjawab, dia membicarakan kesalahan-kesalahandirinya sendiri dengan menghilangkan sebagian dansecara ragu-ragu, tidak lengkap dan tidak mendetail.Dia harus dianggap manusia rendah.

    Selanjutnya; sekalipun tidak ditanya, manusia rendah

    BerhentilahMenyalahkan Orang LainIa yang memuji dirinya sendiri dan menghina orang lain,menganggap dirinya yang terbaik dan besikap sombong;orang seperti ini adalah orang yang rendah.(Sutta Nipata, 132)

  • 46

    mengungkapkan sifat-sifatnya sendiri yang pantasdipuji, apalagi jika ditanya. Tetapi jika ditanya dandipancing dengan pertanyaan, dia membicarakan sifat-sifatnya sendiri yang patut dipuji tanpa menghilangkansebagian dan tanpa keraguan, secara lengkap danmendetail. Dia harus dianggap manusia rendah.Manusia yang memiliki empat sifat ini harus dianggapmanusia rendah.

    Apa yang ada dalam Anguttara-nikya IV. 73 diatas, sering dijumpai dalam hidup ini. Masing-masingorang bersikukuh bahwa dirinya yang paling benardan baik, yang lainnya tidak benar dan tidak baik.Tentunya ego yang masih ada pada diri manusia initidak akan membawa kedamaian, tetapi justru akanmembawa kehancuran. Seperti apa pun posisi yangkita miliki tentunya tidak lepas dari banyak faktor yangada. Manusia tidak mungkin hidup sendiri tanpa or-ang lain atau faktor lain. Sekuat apa pun manusia,sepandai apa pun manusia, orang tersebut masihmembutuhkan orang lain.

    Saat melihat orang lain melakukan kesalahan,seharusnya kita tidak menghina atau terus menyalahkandia. Kita juga harus menyadari bahwa kita juga pernahmelakukan kesalahan. Perenungan ini akan membawapola pikir menjadi aktif dan kemudian berpikir untukmemecahkan masalah. Yang sering kita lakukan saatmelihat orang lain melakukan kesalahan adalahpelampiasan emosi. Kita menjadi marah, benci, atautidak senang dengan orang tersebut. Memang, saatkita marah kepada orang tersebut, orang tersebutmenjadi takut dan tunduk dengan perintah. Namunapakah orang yang kita marahi akan menerima begitusaja, bukan mustahil orang tersebut dendam pada kita.Kasus seperti ini banyak terjadi di sekitar kita. Orangtega membunuh majikannya gara-gara dimarahimajikannya. Marilah sekarang ini kita memulai untuklebih bijak menghadapi orang yang pernah salah

  • 47

    kepada kita. Orang lain salah kepada kita, tetapi janganterus menyalahkan mereka. Barang siapa hanya melihatdan mencari-cari kesalahan orang lain, kekotoran batinpada dirinya akan terus bertambah. Semakin jauhlahia dari penghancuran kekotoran batinnya.(Dhammapada 253)

    Saat berhadapan dengan orang yang pernah salahterkadang sulit untuk membendung kemarahan. Sesulitapapun seseorang harus berusaha keras untukmelepaskan dirinya dari kekotoran batin, kalau ingindirinya terbebas dari kekotoran batin. Apa jadinyakehidupan ini jika manusia terus saling menyalahkan.Apakah masalah dapat selesai dengan cara salingmenyalahkan? Tentunya tidak, sesuatu yang positifharus kita lakukan untuk mengubah pola pikir kita.

    Suatu ketika ada orang yang mengeluh, sungguhsulit berhadapan dengan manusia yang memilikikarakter yang beraneka ragam. Berinteraksi denganmanusia tidak hanya dihadapi dengan kepandaian danpengalaman, tetapi harus pula menggunakankebijaksanaan. Jika tidak pandai-pandai, seseorang akanterus-menerus terbelenggu oleh rasa permusuhan.Memang tidak mudah untuk berinteraksi di masyarakat,tetapi pada kenyataannya kita harus berhadapan denganbanyak orang. Untuk itu manusia harus kembali padadirinya sendiri. Pola pikir yang baiklah yang akanmembawa orang kepada kualitas hidup yang positif.Pola pikir positif inilah yang sangat membantuseseorang untuk berhadapan dengan manusia lain yangsifatnya sangat beraneka ragam.

    Berhentilah menyalahkan orang lain dan memulailangkah baru untuk menyelesaikan masalah denganperhatian murni. Persoalan hidup bukanlah sesuatuyang menakutkan, tetapi merupakan tempat berlatihmenempa batin. Saat kita berhadapan dengan orangyang kita anggap salah dan kita anggap sebagai musuhkita, berusahalah untuk mengamati gerak-gerik pikiran

  • 48

    dan kembalilah kepada perhatian murni. Pikiran yangdiliputi dengan ego, kemarahan, kebencian, persoalanharga diri, gengsi, kadangkala tidak tertahankan danmalah menimbulkan persoalan baru. Larut oleh pikirankotor dan selalu melihat kesalahan orang adalahPerbuatan yang keliru. Selama seseorang masihdibelenggu akar kejahatan, selama itu pula dorongan-dorongan negatif terus-menerus mengikuti.

    Cara yang tepat untuk menanggulangi itu semuaadalah dengan meditasi. Meditasi bukan sekadar dudukberjam-jam tanpa bergerak, tetapi dalam kehidupansehari-hari pun kita dapat melakukan meditasi. Mulailahaktivitas demi aktivitas dengan perhatian murni. Saatlapar makanlah secukupnya, saat haus minumlahsecukupnya, saat mengantuk tidurlah secukupnya.Amatilah gerak-gerik kita dengan perhatian murni.Saat kita memulai segala sesuatu hendaknya dengankesadaran dan perhatian murni dan pada saat itu pulakita dapat mengelola batin dan jasmani. Intinyaperubahan apapun yang muncul tidak membuatseseorang menjadi larut. Di sinilah kedamaian akandapat kita rasakan. Hal seperti ini tentunya sangatbermanfaat ketika kita berhadapan dengan orang-or-ang yang kita benci, orang-orang yang kita anggapsalah, dan kita anggap sebagai musuh. Tidak ada lagiupaya untuk menyalahkan mereka, yang ada adalahusaha untuk menyelesaikan persoalan dengan bijak.

    Ada pertanyaan, kalau tidak marah atau memecatorang yang salah, maka akan diremehkan.Persoalannya, apakah dengan marah, benci, memecatatau bahkan membunuh, persoalannya selesai? Inilahyang harus selalu menjadi bahan perenungan. Orangyang selalu menyalahkan orang lain dan terusmenghina, mencela, memarahi, atau melakukantindakan negatif lainnya, tidak akan pernahmenyelesaikan masalah dalam jangka panjang, bahkansesungguhnya orang tersebut menciptakan musuh-

  • 49

    musuh baru, dan yang paling berat adalah musuh yangmuncul dalam dirinya sendiri yaitu kekotoran batin.Berusahalah berhenti menyalahkan orang lain danberusahalah menyelesaikan masalah dengan bijak. Disinilah kita akan selalu mendapatkan ketenangan,kedamaian, dan kebahagiaan.

  • 50

  • 51

    Ketika AndaSeorang Pemimpin?

    Rambut putih tidak membuatmu menjadi bijaksana,hal itu hanya pertanda umur tua.Ketika kebenaran dan kebijaksanaan yang lembutmenyucikan dan menyadarkan dirimu, barulah engkaudisebut seorang bijaksana.(Dhammapada 260-261)

    99999

  • 52

  • 53

    Kita hidup dimasyarakat, tentunya kita mengingin-kan tatanan masyarakat yang baik dan menyejukanhati. Untuk menata kehidupan masyarakat menjadimasyarakat yang beradap tidaklah mudah. Pandangandan karakter yang beragam adalah tantangan tersendiridan tentunya membutuhkan orang yang dapatmenyamakan misi dan visi dalam bermasyarakat.Kehidupan akan menjadi beradap kalau ada panutanyang dapat diyakini dapat merubah keadaan menjadilebih baik.

    Kalau kita melihat sejarah masa lalu, dari jamanprasejarah sampai saat sekarang ini. Kita dapat melihatbahwa peradaban sudah dibangun sejak berabad-abaddan nilainya sangat tinggi. Hal ini tentunya berkatkerjasama yang baik dalam bermasyarakat yangdilandasi dengan nilai-nilai luhur. Sosok pemimpin akanmenjadi citra dalam bermasyarakat. Pemimpin yangbaik tentunya dapat dilihat dari kemakmuran dankeadilan rakyatnya, demikian pula pemimpin yangburuk akan terbukti dengan keadaan masyarakatnyayang kacau balau.

    Tidak mudah untuk mencari figur yang dapatmembawa perubahan yang lebih baik. Kita banyakmendengar para pemimpin dengan karakter yangkeras, kejam dan otoriter. Dengan pemimpin seperti

    Rambut putih tidak membuatmu menjadi bijaksana,hal itu hanya pertanda umur tua.Ketika kebenaran dan kebijaksanaan yang lembutmenyucikan dan menyadarkan dirimu, barulah engkaudisebut seorang bijaksana.(Dhammapada 260-261)

    Ketika AndaSeorang Pemimpin?

  • 54

    ini tentunya keadaan masyarakatnya sangat parah danhal ini terjadi dibagian dunia ini. Sungguh mempri-hantinkan jika kondisi ini masih terjadi dan itu tentunyajauh dari cita-cita luhur dan harapan semua orang.Harapan setiap manusia tentunya ingin terciptanyakemakmuran, keadilan, keharmonisan, dan kondisi baiklainnya. Untuk itu dibutuhkan pemimpin yang baikdan kerja sama yang baik dari semua lapisan masya-rakat.

    Sang Buddha adalah sosok pemimpin yang dapatdijadikan teladan. Beliau memimpin dengan didasaricinta dan kebijaksanaan sehingga setiap permasalahandapat terselesaikan dengan baik tanpa ada kekerasandan kekacauan. Beliau memegang teguh kebenarandan merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari.Sosok seperti Beliau sulit ditemukan di jaman sekarangini. Walaupun demikian, setidak-tidaknya Sang Bud-dha sebagai sumber inspirasi untuk mencari pemimpinyang baik.

    Pemimpin yang melayani orang banyak adalahpemimpin yang sejati karena kepemimimpinan merekamelampaui batas organisasi dan mengubah dunia. Parapemimpin ini telah meninggalkan ego dan perangkapkedudukan tinggi mereka dan memilih jalan pelayananserta kesederhanaan. Pemimpin seperti ini lebihmengutamakan kepentingan orang banyak daripadakepentingannya sendiri. Kebanyakan yang sekarangini terjadi adalah pemimpin yang hanya sekedarmencari kedudukan, posisi, status, popularitas, pujiandan pamrih lainnya. Inilah yang menyebakan sumberbencana turunya peradaban dalam kehidupanbermasyarakat. Pemimpin yang tidak baik akanmengkondisikan sesuatu yang tidak baik dalamkehidupan ini.

    Pemimpin yang baik, tidak harus lebih tua daripadapara pengikutnya, tetapi, mereka harus lebih bijaksana.Kepemimpinan bukanlah mengenai kronologi

  • 55

    melainkan tentang karakter. Buddha mengajarkanbahwa menjadi orang bijaksana, yaitu orang yangdihormati dalam masyarakat, harus menjalani jalankedisiplinan, koreksi diri, jujur setulusnya, dan kendalidiri. Menjadi orang bijaksana yang dituakan adalahmenjadi contoh hidup bagi semua orang. Seorangpemimpin hendaknya memiliki sikap ing ngarso sungtulodho, ing madyo mangun karso, tut wuru handayani,itikad baik, bijaksana dan berwibawa. Sikap-sikaptersebut akan menampilkan sosok pemimpin yang dapatdiandalkan untuk membawa kehidupan ini menjadilebih baik.

    Dalam Dasa Raja Dhamma ada sepuluh sikap men-tal yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.Kesepuluh sikap tersebut adalah:

    1. Dana: kerelaan2. Sila: moralitas3. Paricaga: rela berkorban4. Ajjava: ketulusan hati5. Maddava: ramah tamah6. Akkhoda: bebas dari kemauan jahat7. Tapa: hidup sederhana8. Avihimsa: tanpa kekerasan9. Khanti: kesabaran10. Aviroda: tidak memaksa/ demokrasiSikap mental yang baik harus ada dalam

    kepemimpinan karena seorang pemimpin akanmempengaruhi pengikut, kelompok dan masyarakatuntuk mencapai tujuan tertentu dengan serangkaiantindakan. Jika sikap mental yang positif ada padapemimpin maka pengaruh yang berkembang adalahpengaruh positif dan tindakan untuk mencapai tujuan-pun adalah tindakan yang positif. Akan terjadisebaliknya jika sikap yang berkembang adalah sikapmental negatif. Pengaruh yang berkembang adalahpengaruh yang tidak baik dan akan menimbulkansuasana yang tidak baik pula.

  • 56

    Menjadi pemimpin yang baik tidaklah mudah karenasebelum berhadapan dengan masyarakat, dia harusberhadapan dengan dirinya sendiri. Langkah yangharus dilakukan adalah menguasai dirinya sendiri untukdapat mempengaruhi orang lain. Orang akan seganjika keberadaan pemimpin itu memiliki citra yangpositif. Sikap mental yang positif sangat berguna padasaat terjun dimasyarakat yang beragam. Tantangan yangberat akan menghadang setiap pemimpin tetapi jikapemimpin itu memiliki sikap metal yang positif makatantangan dapat diselesaikan dengan baik. Ingatlahselalu dengan figur Sang Buddha dan cara Beliaumemimpin, dengan cara ini inspirasi yang baik akanselalu berkembang pada diri kita sehingga kita akanmenjadi pemimpin yang sejati. Selamat menjadipemimpin yang baik dan berguna bagi keluarga,masyarakat, bangsa, negara dan agama!

  • 57

    1010101010Sang AkuAttatthapanna Asuci Manussa

    Manusia yang mementingkan dirinya sendiri berartimenodai diri sendiri.(Khuddhaka Nikaya. Sutta Nipata)

    ~ ~

  • 58

  • 59

    Orang yang mementingkan diri sendiri, hidup hanyauntuk dirinya sendiri. Ia tak tahu bagaimana iamengasihi dan menghormati orang lain. Ia bertengkardan ngotot untuk hal-hal yang sepele, dan hidupnyahanya perjalanan yang penuh dengan kerisauan. Iamencurigai orang lain sebagai saingannya, dan merasairi kepada keberhasilan dan pencapaian mereka. Iamenginginkan kepunyaan orang lain; ia tak mampumelihat kebahagiaan orang lain. Pada akhirnya, iameracuni pikirannya dan menjadi berbahaya bagi or-ang lain serta masyarakat. Di bawah ini ada sebuahcerita ada sebuah cerita yang menggambarkan ego iniberkembang.

    Suatu kali ekor dan kepala ular saling bertengkarsoal siapa yang lebih berhak memimpin jalan. Ekorular berkata kepada kepala ular, Engkau selalu didepan, sungguh tidak adil. Sekali-kali aku yangmemimpin jalan.

    Kepala ular menjawab, Tidak mungkin terjadiseperti itu. Sudah kehendak alam aku yang menjadikepala. Aku tak bisa bertukar tempat denganmu.

    Perselisihan ini terjadi beberapa kali hingga suatuhari, karena kesal, ekor ular mengikatkan dirinyadibatang pohon. Kepala ular tak bisa bergerak maju,dan akhirnya membiarkan ekor ular bergerak maju.

    Sang AkuAttatthapanna Asuci Manussa

    Manusia yang mementingkan dirinya sendiri berartimenodai diri sendiri.(Khuddhaka Nikaya. Sutta Nipata)

    ~ ~

  • 60

    Sialnya ekor ular tak bisa melihat ke arah mana merekaharus maju. Akhirnya ular itu jatuh kelubang yangdalam dan akhirnya mati.

    Ada orang yang tak pernah puas dengan miliknyadan selalu merasa iri pada orang yang memiliki lebihbanyak. Rasa iri yang ia pelihara dalam pikiranmencegahnya manikmati apa yang ada. Meskipundimata orang lain ia telah berbuat baik, ia sendiri tidakmerasa puas dan tersiksa melihat ada yang melakukanlebih baik. Adalah bermanfaat bagi orang-orang sepertiitu untuk melihat kedalam, dan harus menerimakenyataan daripada mengembangkan pikiran negatif.

    Pikiran mementingkan diri sendiri ini muncul karenakemelekatan kita terhadap diri yang kekal, milik, danstatus sosial. Ada pemikiran aku yang dihina, dicaci;ini miliku, ini punyaku; aku yang kuasa, aku yangtertinggi, aku yang senior dan lain sebagainya.Kemelekatan yang kuat terhadap semua itulah yangmenyebabkan ego berkembang. Ego harus diwaspadai,kalau kita lengah, maka ego akan menjadi bahaya latenbagi kemajuan batin kita. Bentuk dari ego adalahkeangkuhan, kesombongan, memandang rendah or-ang lain, keserakahan, irihati dan lain sebagainya.Jangan sampai ego berkembang didalam diri kita, olehkarena itu, kita perlu mewaspadainya setiap saat.

    Sifat mementingkan diri sendiri timbul sebagai akibatdari pandangan yang salah, dan kegagalan untukmemahami realita kehidupan. Berakar padakemelekatan, dan kepercayaan pada diri yangsesungguhnya tidak ada, sifat mementingkan diri sendirimerupakan kekuatan emosi yang sangat merusak. Jikatidak dicegah dan diatasi, emosi negatif ini bisamenimbulkan penderitaan. Cobalah renungkan kalimatini, Sifat mementingkan diri sendiri adalah kutukanyang paling keji bagi ras manusia.

    Pikiran adalah kekuatan, dan sifat mementingkandiri sendiri adalah kekuatan negatif yang berkuasa

  • 61

    membawa akibat-akibat yang mengerikan. Ini sesuaidengan hukum moral universal bahwa kita memetikbuah perbuatan yang berakar pada pikiran.

    Apa yang harus kita lakukan dengan ego? Tentunyamewaspadainya dan berusaha untuk mengikisnya.Berbuat baik adalah langkah awal untuk mengikis ego.Berbuat baik berarti manghadirkan semua unsur-unsurbaik alam. Berbuat jahat berarti mengundang unsur-unsur perusak. Mereka yang hidup dalam kebencianakan mati juga dalam kebencian. Seperti juga merekayang hidup dalam jalan pedang akan mati diujungpedang. Setiap pikiran jahat adalah pedang yang akanmenikam balik orang yang menghunusnya. Pada saatorang menyadari fakta ini, semestinya ia menjadi takutuntuk memelihara kejahatan dan pikiran-pikiran yangmementingkan diri sendiri. Dengan kebajikan yangtulus inilah akan mengisi batin kita dengan kekuatanyang positif sehingga ego sulit untuk menyelinap kedalam batin kita.

    Cara yang lain yang seharusnya kita lakukan yaitudengan mewaspadai pikiran. Dengan memperhatikandan menguji pikiran-pikiran yang negatif, seseorangakan menyadari bahwa tak ada orang lain diluar dirinyayang mempunyai kekuatan atau cara untuk merusakkedamaian dan keseimbangan batinnya. Ketikamembandingkan dirinya dengan orang lain, iamenciptakan kesusahan bagi dirinya sendiri, denganmenganggap ia memiliki lebih sedikit atau orang lainlebih berhasil dibandingkan dirinya. Tak ada manfaatyang diperoleh dengan menyebarkan kecemburuan,yang sering merupakan sebab dari perpecahan di duniaini.

    Kita seharusnya menyadari bahwa emosi-emosinegatif seperti kecemburuan, kemarahan, dan dendam,sungguh-sungguh menghalangi pertumbuhan pikiran.Kita mesti berusaha sebaik-baiknya untukmembebaskan pikiran kita dari emosi-emosi negatif

  • 62

    seperti itu. Irihati tidak mendatangkan apa yang kitadambakan, malah sebaliknya akan membawa kita kedalam jalan yang gelap yang penuh penderitaan men-tal dan fisik yang terus menerus, tidak menyenangkan,dan menggelisahkan.

    Kita harus terus menerus waspada terhadap pikiran-pikiran yang tidak baik. Setiap kali pikiran negatifmuncul, kita harus berusaha menggantikannya denganpikiran yang positif. Ini mengharuskan kita tetap sadarterhadap apa yang masuk dan keluar dari pikiran.Melalui proses kewaspadaan yang perlahan-lahan ini,kita akan bisa memeriksa dan membuang pikiran-pikiran negatif sebelum mereka memperbudak kita.

    Setelah mengetahui bahwa ego merupakan bahayalaten yang akan menghambat kemajuan batin kita, makakita harus terus-menerus melatih diri untukmengembangkan batin yang mantap. KembangkanSaddha, Dana, Sila dan Bhavana untuk memperkuatbatin yang nantinya dapat kita gunakan untukmenghancurkan ego. Batin yang mantap dapatdijadikan tameng dari kekuatan ego yang akanmenyelinap setiap saat. Kesabaran dan keuletan sertasemangat yang terus-menerus akan dapatmengkondisikan batin kita menjadi maju. Ingat! Egobukan hanya membahayakan bagi kemajuan batin kitatetapi juga berbahaya bagi orang lain. Waspada setiapsaat adalah kunci untuk menghadapi kekuatan ego.

  • 63

    1111111111Berbicaralah...Dengan Hati !Mokho Kalyaniya SadhuMokho Kalyaniya SadhuMokho Kalyaniya SadhuMokho Kalyaniya SadhuMokho Kalyaniya Sadhu

    Ucapan yang indah Sangat Bermanfaat(Khuddaka nikaya)

  • 64

  • 65

    Ulasan Dhamma kali ini akan saya awali dengansebuah cerita yang dapat dijadikan bahan renunganbagi kita. Pada suatu hari ada empat orang sahabatberjanji untuk tidak bicara selama duduk meditasi. Padahari pertama semuanya tutup mulut dan meditasiberjalan sesuai dengan rencana. Hari terus berlalu danpada suatu ketika lampu semakin redup karenaminyaknya hampir habis. Seorang pelayan lewat, salahsatu dintara mereka tidak tahan untuk tidak bersuara,isi lampu itu! katanya.

    Orang kedua kaget mendengar suara temannya,Hus! Kita kan tidak boleh bicara, ingat nggak? Kalianberdua goblok! Mengapa bicara, sergah orang ketiga.Dengan suara pelan orang ke empat berkomat-kamit,aku satu-satunya yang tidak bicara.

    Manusia adalah makhluk yang berada di atasbinatang ia dapat membangun peradaban yang besardan sistim sosial yang komplek, karena kemampuannyaberkomonikasi lewat ucapan. Manusia bukan hanyamampu berkomunikasi dengan manusia pada jamanyang sama. Ia juga dapat menuliskan pandangannyauntuk berkomunikasi dengan generasi mendatangdengan tulisan walaupun ia sudah mati.

    Dalam masyarakat modern, komunikasi memainkanperanan yang sangat penting dalam hubungan antar

    Berbicaralah...Dengan Hati !Mokho Kalyaniya SadhuMokho Kalyaniya SadhuMokho Kalyaniya SadhuMokho Kalyaniya SadhuMokho Kalyaniya Sadhu

    Ucapan yang indah Sangat Bermanfaat(Khuddaka nikaya)

  • 66

    manusia. Sejak lahir kita sudah mempunyai hasrat bawa-an untuk berkomunikasi dengan orang-orang yangbersentuhan dengan kita. Tanpa adanya komunikasi,dunia ini akan terasa aneh, coba bayangkan kalaumanusia di dunia ini berhenti bicara.

    Boleh-boleh saja kita berkata-kata, namun jangansampai tidak terkendali. Kita jangan terburu-buruuntuk mengeluarkan kata-kata, tetapi pikirkan dululebih matang. Seperti empat orang sahabat dalam ceritadiatas yang akhirnya tidak terkendali sehingga keluardari kesepakatan. Semuanya sudah terlambat, kata-katasudah keluar dan tidak bisa ditarik lagi. Ada seorangpenulis berkata, Kata-kata adalah pakaian pikiran, yangmesti tidak dihadirkan bersama kain kotor, perca, dandebu, seperti juga pakaian untuk tubuhmu.

    Sang Buddha berulang kali menjelaskan kepada parasiswanya baik para bhikkhu maupun umat awam, bahwasejak lahir seseorang sudah secara alamiah mempunyaisenjata yang sangat ampuh yaitu lidah. Oleh karenaitu kita harus menjaga kata-kata demi kedamaian,kebahagiaan, dan kesejahteraan kehidupan ini. Dalambergaul dengan manusia lainnya kita harus berhati-hati sehingga tidak merugikan diri sendiri dan tentujuga orang lain yang mendengarnya.

    Sila ke empat dalam pancasila Buddhis sebenarnyabertujuan supaya tidak terjadi konflik gara-garaperkataan yang salah. Kata-kata yang ramah dan sopanakan membawa kedamaian bagi pendengarnya.Sebaliknya kata-kata yang kotor dan kasar akanmenyakitkan orang lain. Kata-kata yang merugikan dirisendiri anatara lain ketidak jujuran, fitnah, kata kasardan omong kosong. Moralitas ini sangat membantukita untuk menciptakan keharmonisan dimasyarakat.

    Dengan adanya sila ke empat ini kita akan lebihterkendali dalam hal berkata-kata. Kebiasaan berkata-kata yang baik dan sopan akan membuat kepribadiankita menjadi baik. Sebaliknya jika yang muncul kata-

  • 67

    kata yang kasar dan penuh kepalsuan membuatkepribadian seseorang menjadi merosot. Komunikasidengan seseorang atau orang lain akan memunculkanhubungan yang harmonis tetapi sebaliknya jika ucapankita kotor dan kasar pada saat kita berkomunikasidengan orang lain akan memunculkan permasalahanbaru.

    Oleh karena kita ingin berkomunikasi dengan kata-kata yang baik maka kita harus latihan berkata-kata.Memang, kita sudah dapat bicara, tetapi sudahkah kata-kata kita ini sesuai dengan Dhamma ataukah kata-katayang sering keluar dari mulut kita malah tidak karuhansehingga sering menyakitkan orang lain. DalamManggala Sutta Sang Buddha menjelaskan bahwa kata-kata yang ramah, sopan, dan lembut menimbulkanberkah tersendiri bagi orang yang mengucapkannyadan tentunya orang lainpun akan merasakandampaknya. SUBHASITA CA YA VACA, ETAMMANGALAMUTTAMAM artinya ramah tamah dalamucapan merupakan berkah utama, inilah sabda SangBuddha dalam Manggala Sutta.

    Adalah penting menganggap lidah sebagai pelayankita, kita adalah tuannya, lidah melakukan perintahkita. Lidah akan mengucapkan apa yang kita pikirkandan bukannya apa yang ia kehendaki agar diucapakanoleh kita. Sayangnya, bagi kebanyakan dari kita, lidahlahyang menjadi tuan, dan kita budaknya. Kita terpaksamendengar apa yang ia ucapkan atas nama kita dannampaknya kita tak mampu menghentikan ocehannya.Akibat kurangnya kontrol dalam berkata merupakansuatu bencana. Sebagian orang bersumpah untuk diamsetelah mengalami pengalaman buruk akibat kata-katayang salah. Mereka menjaga lidah mereka agar kata-kata kotor tidak keluar. Namun, jika hidup dimasyara-kat, bisakah kita berdiam selamanya? Kita tidak bisamenghindari masalah dengan bicara atau diam.

    Untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan, kita

  • 68

    seharusnya mempunyai seni dalam berkata-kata.Dibawah ini adalah seni berkata-kata dan jika kitamampu melakukan, kata-kata yang kita keluarkanpenuh keindahan. Konflik tidak akan muncul dan yangada hanyalah kedamaian dan keharmonisan dalamkehidupan. Kata-kata yang bermanfaat bagi kedamaiandan keharmonisan dalam kehidupan ini adalah:

    1. Kata-kata yang diucapkan merupakan kata-katayang sopan/lembut.

    2. Kata-kata yang diucapkan mengandungpengertian benar.

    3. Kata-kata yang diucapkan muncul pada waktuyang tepat.

    4. Kata-kata yang diucapkan berhubungan dengankebaikan.

    5. Kata-kata yang diucapkan disertai dengan cintakasih.

    6. Kata-kata yang dikeluarkan bermanfaat bagikeduanya.

    Ke enam hal diatas adalah seni dalam berkata-kata.Kita mestinya belajar berkata-kata yang baik, denganberkata yang baik maka suasana pergaulan menjadidamai dan tentram. Banyak konflik muncul ditengahkehidupan kita ini hanya karena salah dalam berkata-kata. Membiasakan berkata yang baik adalah sumberkedamaian bagi kehidupan ini. Selamat belajar berkata-kata sesuai seni dalam berbicara !!!

  • 69

    1212121212Kebajikan VS KejahatanTanca Kammam Katam Sadhu Yam HatvaNanutappati

    Perbuatan baik tidak menyebabkan si pelaku menyesal(Dhammapada)

  • 70

  • 71

    Saudara-saudari seDhamma, kesempatan untukbelajar Dhamma sangatlah sempit, oleh karena itu setiapada kesempatan seperti pada saat puja bakti minggudan juga hari-hari lainnya seharusnya dipergunakandengan sebaik-baiknya. Apalagi dalam kehidupansehari-hari kita disibukan oleh aktivitas sepertipekerjaan, belajar, keluarga dan aktifitas lainnya.Kesibukan yang sangat padat itu terkadangmenenggelamkan kebutuhan batiniah. Kebutuhanbatiniah sering dianaktirikan dan kecenderungankehidupan ini dipergunakan untuk memuaskankebutuhan lahiriah saja.

    Tidak heran jika kehidupan sekarang ini, perilakumanusia mengalami penurunan karena moralitas tidakmenjadi perhatian penting dalam hidup ini. Peng-hargaan terhadap moralitas seolah-olah hilang dantenggelam oleh kenikmatan duniawi. Prilaku manusiasemakin tidak menentu dan mengarah padapenyimpangan kebenaran. Dalam kehidupan ini beritapembunuhan, perampokan, pemerkosaan, penipuan,minuman keras dan narkoba sudah kelihatan lazim.Berita seperti itu lebih sering terdengar dibandingkandengan berita baik. Moralitas yang tidak ditegakan akanmembahayakan kehidupan ini.

    Sang Buddha mengajak kita semua untuk

    Kebajikan VS KejahatanTanca Kammam Katam Sadhu Yam HatvaNanutappati

    Perbuatan baik tidak menyebabkan si pelaku menyesal(Dhammapada)

  • 72

    menegakan moralitas dan kebajikan. Kebajikan yangditegakan akan membawa kehidupan ini menjadi lebihbaik. Seseorang tidak akan menyesal ketika melakukanperbuatan baik. Dampak dari tegaknya kebaikantentunya sangat positif dan akan membawa manusiakepada kehidupan sejahtera.

    Walau sekarang ini jaman berkembang dengan pesatdan dapat dikatakan modern, kebajikan tetap harusditegakkan. Kebajikan harus menjadi prioritas.Siapapun yang melakukan perbuatan baik akanmemperoleh manfaat. Dalam diri orang tersebut akanmuncul kekuatan kebajikan yang tentunya akan menjadipelindung dan akan memperoleh kebahagiaan.

    Kebajikan ini jika dilaksanakan tidak akan munculpenyesalan dikemudian hari apalagi jika kesungguhan,ketulusan dan pengertian benar sebagai dasar saatmelakukan perbuatan baik. Ada tiga hal yang dapatdigunakan sebagai ukuran perbuatan baik. Ada punketiga faktor tersebut adalah:

    1. Dapatkah mencapai tujuan?2. Apakah dampaknya?3. Bagaimana jika perbuatan itu dilakukan?Jika kebajikan itu tujuannya adalah mengikis

    kekotoran batin dan berdampak positif bagi pelakumaupun orang lain dan tidak menimbulkan penyesalanmaka perbuatan itu hendaknya dilakukan dengansebaik-baiknya. Kebajikan yang bisa kita kembangkanantara lain mengembangkan kerelaan, moralitas danmenjaga pikiran. Kebajikan-kebajikan ini akanmembawa kehidupan seseorang ke arah yang lebih baik.

    Mengapa tidak boleh berbuat jahat? Akibat darikejahatan yang dilakukan seseorang akan membawadampak negatif dalam kehidupan ini. Kehidupanmenjadi tidak aman dan selalu timbul kekacauan. Jikadalam hidup ini seseorang selalu mementingkan dirinyasendiri, tidak mau tahu dengan penderitaan orang lain,prilakunya tidak sesuai dengan Dhamma maka orang

  • 73

    tersebut akan mengalami kemerosotan.Dampak dari kejahatan tidak hanya merugikan

    pelaku kejahatan tetapi orang lain dan juga lingkunganjuga menerima dampak dari kejahatan itu. Kehidupanorang lain menjadi tidak nyaman dan akan selaludiliputi oleh rasa takut, cemas, khawatir. Lingkunganpun juga terkena dampaknya seperti rusaknyaekosistem hutan, laut dan juga daratan. Jika kita hidupdalam kondisi seperti itu tentu tidak merasa nyaman.

    Perbuatan jahat yang dilakukan akan membuat kitarugi karena kualitas batin menjadi merosot danakibatnya kita akan menderita dalam kehidupan saatini maupun kehidupan yang akan datang. Demikianpula dengan orang lain juga akan mengalamiketidaknyamanan dalam hidup. Dengan melihatdampak dari perbuatan jahat maka manusia harus lebihwaspada.

    Dari uraian mengenai manfaat kebaikan dankejahatan diatas seseorang seharusnya merenung dankemudian mengambil sebuah tindakan untuk selalumenegakan kebajikan dan memberantas kejahatan.Kebajikan membawa kebahagiaan sedangkan kejahatanakan membawa ketidaknyamanan.

  • 74

  • 75

    1313131313Kepribadian yang WajarSilam Ajarasa Sadhu, Sadhu, SadhuAdhitthita Panna Naranam,Punnam Corehyahariyam

    Berkah dari kebajikan tak pernah memudar, keyakinanjuga membawa banyak kebajikan, kebijaksanaan adalahmustika teragung bagi manusia, pencuri tak pernah bisa mencurinya.(Samyuta Nikaya I : 37)

    ~~

    ~~

  • 76

  • 77

    Setiap kali orang berjumpa dengan orang lain,biasanya yang selalu diperhatikan adalah fisiknya,kemudian berkomentar orang ini tampan, orang inicantik, orang ini menawan. Penampilan selaludiunggulkan. Orang lupa bahwa ada sesuatu yangsebenarnya akan memunculkan daya tarik yang luarbiasa. Apakah itu? Kepribadian yang baik yang adapada setiap orang tapi yang satu ini terlupakan karenapandangan tentang kepribadian sudah mulai bergeserkearah keduniwian.

    Ada beberapa pandangan tentang kepribadian, yangtentunya masing-masing mempunyai alasan tersendiri.Ada yang berpendapat bahwa kalau bisa tampil berani,tampil beda, tampil tidak minder di depan umum adalahbentuk kepribadian yang seharusnya dikembangkan.Ada juga yang mengatakan bahwa kalau sudah punyarumah pribadi, mobil pribadi, kantor pribadi, dan yangserba pribadi adalah bentuk-bentuk yang harusdikembangkan pula.

    Dengan berdasarkan pendapat diatas maka banyakorang yang berusaha mati-matian untuk memperolehbentuk-bentuk kepribadian di atas walaupun terkadangdengan cara-cara yang menyimpang. Apakah benarbentuk kepribadian seperti ini yang harusdikembangkan?

    Kepribadian yang WajarSilam Ajarasa Sadhu, Sadhu, SadhuAdhitthita Panna Naranam,Punnam Corehyahariyam

    Berkah dari kebajikan tak pernah memudar, keyakinanjuga membawa banyak kebajikan, kebijaksanaan adalahmustika teragung bagi manusia, pencuri tak pernah bisa mencurinya.(Samyuta Nikaya I : 37)

    ~~

    ~~

  • 78

    Namun, orang lupa bahwa dalam kehidupan ini adadua sisi yang saling bertolak belakang, yaitu; sisi yangmenguntungkan dan sisi yang tidak menguntungkan.Memang, sebagian besar orang menginginkan sesuatuyang menonjol dari segi duniawi, entah kecantikan,ketampanan, kekayaan ataupun kedudukan. Denganharapan kalau semua itu tercapai maka orang akanmemuji sehingga bisa percaya diri pada saat hidup dimasyarakat. Orang berlomba-lomba mencari yang serbater.... yang menguntungkan. Apakah bisa dijamin, apayang kita raih dari segi keduniawian itu dapat membawakepribadian yang utuh? Ingat! Apa yangmenguntungkan yang sudah tercapai mungkin akanterjadi sebaliknya. Akan berubah menjadi ter. yangtidak menguntungkan. Berubah menjadi terjelek,termiskin, terhina, terbodoh dan sesuatu yang tidakmenguntungkan lainnya. Kalau tidak siap menghadapidua sisi kehidupan ini maka yang terjadi adalahsebaliknya, bukannya kepribadian yang utuh justrumalah kemerosotan.

    Banyak orang yang mencari kepribadian diluardirinya sendiri saat dirinya tidak mendapatkan apa yangbisa diandalkan dalam pergaulannya sehari-hari,sehingga rasa percaya diri kurang. Timbul pemikiranuntuk mencari figur yang sudah terkenal di masyarakat.Tokoh-tokoh politik, tokoh agama. Olahragawan danselebritis yang terkenal dijadikan mode pada dirinya.Sehingga walaupun fisiknya bukan figur tersebut tetapiseolah-olah dirinya adalah figur tersebut. Sehingga gayahidup orang tersebut ditiru secara utuh. Rasa percayadiri akan muncul pada saat bisa tampil seperti figurtersebut. Salon-salon kepribadian juga ramai didatangikalayak ramai, karena ditempat itu diharapkan akanmendapatkan bentuk kepribadian. Salon-salonkepribadian menawarkan seseorang untuk menjadipercaya diri dengan penampilan fisik yang bagus. Fisikdijadikan andalan untuk kepribadian oleh sebagian

  • 79

    orang yang merasa penampilan fisiknya kurang pas.Apa kata sang Buddha tentang fenomena

    kehidupan? SABBE DHAMMA ANICCA, SABBEDHAMMA ANATTHA; segala sesuatu yang berkondisimengalami perubahan, segala sesuatu tanpa aku.Karena kebodohan yang sangat kuat didalam diri kitaterkadang kita tidak melihat kehidupan secara obyektifsehingga mengaggap kondisi kehidupan ini tidakmengalami perubahan dan menganggap apa yang kitamiliki itu tetap. Pandangan seperti ini tidaklah benardan hanya akan membawa kepada pandangan salah.Jika pandangan ini sangat kuat maka yang terjadi adalahpencarian terhadap bentuk kepribadian yang salah.

    Dhamma mengajak untuk melihat diri secara wajardan tidak untuk mengagungkan penampilan secaramembuta. Jika pemahaman terhadap diri sendiri ituberkembang, maka akan muncul bentuk kepribadianyang sesungguhnya. Kepribadian yang utuh dan murniakan berkembang jika kita bisa merenung tentang apayang pantas dilakukan, apa yang pantas dipakai, apayang pantas bagi selera saya (ke arah yang positif).Dengan menyadari posisi kita maka akan dapatmenempatkan diri kita secara wajar dan tidak terlaluberlebih-lebihan dalam penampilan.

    Bentuk kepribadian yang baik adalah yang sesuaidengan ukuran Dhamma, artinya tidak ada penyim-pangan yang justru akan menambah ketamakan kita.Tampilah dengan kondisi yang sesuai dengan kemam-puan kita. Jangan karena gengsi lalu kita lari dari dirisendiri dan menggunakan figur lain sebagai topengkepribadian kita. Jangan menipu diri sendiri yang baik.

    Turunkan ego dan kembangkan metta (cinta kasihyang universal). Kenapa ego harus diturunkan? Egoinilah yang membuat diri kita mengajar penampilanyang wah sehingga lupa diri. Dengan mengembangkanmetta kepada siapa saja akan terbentuk sifat yang baiksehingga orang merasa nyaman. Dengan hanya

  • 80

    mengejar ketenaran,untuk diri sendiri sebenarnya se-seorang sudah menjatuhkan dirinya ke lubang lumpurkekotoran batin. Orang tersebut akan semakin jatuhdan perlu waktu panjang untuk memperbaikinya.

    Mengembangkan Vesarajjakarana: Saddha(keyakinan), Sila (Kemoralan), Bahusacca (pengetahuanyang luas), Viriyambha (semangat) dan Pabba(kebijaksanaan) dalam kehidupan sehari-hari. Jika haltersebut dikembangkan dalam diri kita makakepribadian yang akan muncul adakah kepribadianyang seutuhnya.

  • 81

    1414141414Kualitas Seorang BuddhisYe Keci Osadha Loke, Vijjanti Vividha BahuDhammosadhasamam Natthi,Etam Pivatha Bhikkavo

    Dari semua obat di dunia ini,yang banyak dan beraneka jenis, Tidak ada satu pun yang menyamai obat Dhamma.Karena itu, O, para bhikkhu, minumlah obat ini.(Milindapanha. 335)

  • 82

  • 83

    Ada sesuatu yang seharusnya kita renungkan sebagaiseorang umat Buddha, namun jarang sekali kitamerenungkan. Sudahkah nilai-nilai luhur Dhamma ituterealisasi dalam kehidupan kita sehari-hari atau hanyasebatas konseptual belaka. Kebanyakan dari kita masihberpegang teguh pada konsep sehingga Dhamma yangmasuk kedalam diri kita hanya sebatas pengetahuanyang memenuhi intelektual kita. Wajar saja jika perilakukita belum mencerminkan nilai-nilai luhur Dhammaatau setidak-tidaknya ada perubahan yang terjadididalam diri kita menuju kepada nilai-nilai luhurDhamma tersebut.

    Kenapa saya membuka uraian ini dengan perenunganitu? Kalimat perenungan itu saya tulis, karena terkadangkita salah memegang Dhamma, sehingga yang terjadibanyak pandangan salah yang muncul karena penafsiranyang salah terhadap Dhamma yang telah kita pelajari.Banyak pengetahuan Dhamma sangatlah baik, tetapiharus diingat Dhamma itu untuk direalisasi, bukan untukperdebatan atau pun sebagai hiburan batin. Kalau kitapuas sampai disitu saja, maka kita tidak ada kemajuanjustru yang muncul adalah kekuatan ego, keangkuhandan kesombongan. Sehingga kita memandang rendahorang yang pengetahuan Dhammanya sedikit danpengalaman latihannya