PDF PROPOSAL RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRESS ULIR SENTRIFUGAL
-
Upload
firmanahyuda -
Category
Education
-
view
88 -
download
14
Transcript of PDF PROPOSAL RANCANG BAGUN ALAT PENCETAK BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PRESS ULIR SENTRIFUGAL
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Politeknik Indonesia Venezuela merupakan salah satu lembaga pendidikan
diploma III yang bertujuan untuk menghasilkan tenaga profesional terampil
dengan kualitas moral yang tinggi dengan tujuan ini maka diharapkan lulusan
Politeknik dapat mengusai pengetahuan dan keterampilan secara lebih mendalam
sehingga dapat dengan mudah terjun ditengah-tengah masyarakat.
Adapun salah satu penerapan yang dapat dilakukan adalah peng-
aplikasian tugas akhir yang berbentuk penelitian atau rancang bangun tersebut
dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga bukti kerja yang dilakukan memiliki hasil
yang dapat dilihat dan dirasakan manfaatnya. Oleh karena itu diperlukan
penyesuaian antara pembuatan laporan akhir tersebut dengan kebutuhan yang
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Pada saat ini masyarakat Indonesia dihadapkan oleh berbagai macam
permasalahan khususnya dalam hal pemanfaatan limbah. Hal tersebut dapat
terlihat dengan terbatasnya bahan bakar khususnya bahan bakar biomassa yang
merupakan salah satu faktor dari minimnya pengetahuan masyarakat akan
pemberdayagunaan potensi yang ada dilingkungan sekitar sebagai bahan bakar
alternatif. Adapun berbagai contoh pemanfaatan yang ada dilingkungan sekitar
misalnya limbah sekam padi yang dinilai bisa dijadikan sebagai bahan baku
biomassa.
1
2
Pada realitanya pemanfaatan limbah sekam padi kurang diterapkan dalam
kehidupan di masyarakat dan hanya terbuang sia-sia. Untuk itu dibutuhkan
teknologi yang bisa memanfaatkan limbah padi yang nantinya dapat
mengolah
limbah padi menjadi bahan bakar alternatif dengan waktu yang tidak lama.
Melihat kondisi tersebut, penulis mengambil judul Tugas Akhir untuk
membuat ” Rancang Bagun Alat Pencetak Briket Dengan Menggunakan Sistem
Press Ulir Sentrifugal ” yang nantinya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
untuk dijadikan sebagai bahan bakar biomasa.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang bangun alat pencetak
briket dengan menggunakan sistem press ulir sentrifugal.
1.3 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat pada agroindustri rumah tangga
khususnya di Aceh yaitu pada pemanfaatan limbah sekam padi sebagai aternatif
bahan bakar biomasa, serta dapat bermanfaat sebagai bahan referensi ilmiah
lanjutan dalam pemanfaatan limbah sekam padi (briket).
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sekam Padi
Limbah sering diartikan sebagai bahan buangan atau bahan sisa dari
proses pengolahan hasil pertanian. Proses penghancuran limbah secara alami
berlangsung lambat, sehingga limbah tidak hanya mengganggu lingkungan
sekitarnya tetapi juga mengganggu kesehatan manusia. Pada proses penggilingan
padi, sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa atau limbah
penggilingan. Kadar sekam adalah 20-30% dari bobot gabah yang digiling,
dedak 8-12 %, dan beras giling 50-53,5 %. Saat ini pemanfaatan sekam padi
tersebut masih sangat sedikit. Hanya sebagian kecil sekam yang telah
dimanfaatkan antara lain untuk membakar bata merah, alas kandang ayam, abu
gosok, membuat tungku, dll. Sekam dapat dimanfaatkan untuk berbagai
bahan baku indutri kimia, isolasi, filteraid, sebagai pemucat minyak kelapa,
minyak wijen, dan minyak kelapa sawit. Namun pemanfatannya masih
terkendala pengangkutan, mutu sekam dan harga.
Menurut P. Suharno (1979) dalam Winarno F.G. et al:, 1985), komposisi
sekam sebagai berikut, Kadar Air 9,020 %, Protein Kasar 3,027 %, Lemak
1,180 %, Serat Kasar 35,680 %, Abu 17,710 %, Karbohidrat kasar 33,710 %.
Sedangkan sifat-sifat fisik dari sekam adalah:
1. Prosentase sekam 14 – 26 % dari berat gabah (tergantung dari varietas
padi).
p
p
P
4
2. Kerapatan jenis bulk density 125 kg/m3 c.
3. Nilai kalori 1 kg sekam = 1.300 kkal.
4. Persentase abu 20 % berat pada pembakaran sempurna e.
5. Kandungan air 10 %.
2.2 Ulir
Pengertian ulir adalah alur-alur yang melilit pada sebuat batang baja / poros
dengan ukuran tertentu.Dalam teknik mesin ulir dibedakan atas dua kelompok
besar menurut fungsinya yaitu ulir pengikat (threaded fasteners) dan ulir daya
(power screws). Ulir pengikat berfungsi untuk menyambung atau mengikat antara
dua elemen, contohnya berbagai macam baut dan mur. Ulir daya berfungsi untuk
mendapatkan keuntungan mekanik yang besar, biasanya diterapkan pada
dongkrak ulir, klem, mesin pres, ragum, dan sebagainya. Pengertian pitch berbeda
dengan kisar (lead). Pitch adalah jarak antara puncak dengan puncak, sedangkan
kisar adalah jarak yang ditempuh mur bila ulir diputar satu putaran. Oleh karena
itu berdasarkan kisarnya ulir dibedakan atas:
1. Ulir tunggal kisar = p
2. Ulir ganda kisar = 2p
3. Ulir tripel kisar = 3p
2.2.1 Jenis-Jenis Sistem Press Pada Pencetakan Briket
2.2.1.1 Sistem Press Manual
3
5
Penelitian sebelumnya oleh Prabowo dan Widyanugraha (1999) untuk
membuat briket dirancang alat pengepres manual dengan ukuran 5x7 cm dan
proses penekanannya dilakukan oleh operator sehingga tekanan yang
dipergunakan untuk pengepres briket tidak konstan sehingga dimensi briket
tersebut tidak seragam. Kondisi ini memerlukan waktu yang cukup lama dalam
proses pengerjaannya dan tingkat produksi yang masih rendah sekitar 24 kg per
hari. Dalam satu kali pengepresan dibutuhkan waktu 125 detik.
2.2.1.2 Sistem Press Hidrolik
PT. Trijaya Santika Bhakti merupakan salah satu produsen mesin pembuat
briket. Mesin-mesin yang dihasilkan meliputi mesin pencetak briket dengan
mengunakan dua roll yang berfungsi sebagai penekan dari briket. Ada juga
dengan cara pencetakan dengan piston atau dengan penekanan tinggi. Pada alat
ini untuk mencetak briket mempergunakan sistem hidrolik dengan
memanfaatkan tekanan fluida oli (minyak pelumas) yang dialirkan dari
pompa oli dengan tekanan sebesar 15 bar dengan kapasitas produksi sebesar 250
kg/hari.
Bentuk briket silinder ukuran 7x12cm garis tengah, kubus atau sarang
tawon dengan ukuran 12,5x12,5x5cm, bulat telur ukurannya sebesar telur ayam.
Dari ketiga bentuk briket di atas yang meniliki ruangan udara yang cukup
sehingga terjadi pembakaran yang sempurna, tetapi untuk briket ini dicetak sesuai
dengan bentuk dari tungkunya.
2.2.1.3 Sistem Press Pneumatik
6
Kata pneumatic berasal dari bahasa Yunani “ pneuma “ yang berarti nafas
atau udara. Jadi pneumatic berarti berisi udara atau digerakkan oleh udara
mampat. Pneumatik dalam pelaksanaan teknik udara mampat dalam teknologi
industri (khususnya teknik mesin) merupakan ilmu pengetahuan dari semua
proses mekanis dimana udara memindahkan suatu gaya atau gerakan. Titik
persamaan dalam penggunaan tersebut ialah semua menggunakan udara sebagai
fluida kerja (jadi udara mampat sebagai pendukung, pengangkut dan
pemberi tenaga). Sistem pneumatik dibedakan berdasarkan media penggerak
kutub, yaitu:
1. Pneumatik murni,
Sistem pneumatik dengan menggunakan udara sebagai media penggerak
dan penggerak katubnya juga menggunakan tekanan udara.
2. Elektro pneumatic,
Sistem pneumatik dengan udara sebagai media dan penggerak
katubnya menggunakan arus listrik.
3. Pneumatik hidrolik,
Sistem pneumatik menggunakan udara sebagai media penggerak
dan penggerak katubnya menggunakan tekanan aliran hidrolik.
2.3 Briket
Briket batu bara adalah bahan bakar padat dengan bentuk dan ukuran
tertentu, yang tersusun dari butiran batu bara halus yang telah mengalami proses
pemampatan dengan daya tekan tertentu, agar bahan bakar tersebut lebih mudah
ditangani dan menghasilkan nilai tambah dalam pemanfaatan. Berdasarkan data
7
dari Bisnis Indonesia tahun 2005, briket merupakan salah satu alternatif bahan
bakar yang berasal dari batu bara, sekam padi, serbuk kayu gergaji, tempurung
kelapa, dan blotong yang bisa dijadikan bahan bakar padat. Briket
mempunyai nilai kalor yang cukup tinggi yaitu sebesar 257,50 Kkal/kg, dan
disamping
itu juga turut menanggulangi polusi limbah produksi.
2.4 Dasar Pemilihan Bahan
Merancang maupun memodifikasi suatu alat, terlebih dahulu harus
mengetahui bahan-bahan yang akan dipakai dari alat tersebut, Hal ini terkait
dengan proses Pembuatan, Perakitan, Perawatan dan Perbaikanya. Hal-hal pokok
yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan adalah:
1. Pembuatan harus sesuai dengan fungsinya
Pembuatan suatu alat harus terlebih dahulu mengetahui fungsi dan
kegunaanya, namun pada bagian yang menerima beban harus sangat perlu
diperhatikan.
2. Efisiensidalam pemilihan bahan
Dalam perencanaan dan pembuatan alat harus diperhatikan segi keefisiennya,
maksudnya kita harus dapat memperhitungkan biaya yang dikeluarkan dalam
pemilihan bahan, agar biaya dan waktu dalam pembuatan dapat ditekan
seefisien mungkin, namun dengan tidak mengurangi fungsi dan keutamaan
dari alat tersebut.
3. Bahan mudah didapat
8
Dalam perencanaan suatu produk,apakah bahan yang digunakan mudah
didapat. Kendatipun bahan yang direncanakan sudah cukup baik, tetapi tidak
didukung oleh persediaan dipasaran maka perencanaan akan mengalami
kesulitan maupun masalah dikemudian hari, karena hambatan bahan baku
tersebut. Untuk itu, harus terlebih dahulu mengetahui apakah bahan yang
akan digunakan itu mempunyai komponen pengganti agar dapat menjaga
kemungkinan apabila bahan yang digunakan tidak ada dipasaran.
4. Kekuatan bahan
Dalam hal ini untuk menentukan bahan yang akan digunakan harus
mengetahui dasar kekuatan bahan serta sumber pengadaannya, mengingat
pengecekan dan penyesuaian suatu produk kembali pada kekuatan bahan
yang akan digunakan.
2.5 Alat Pencetak Briket Manual
Alat cetak briket manual memiliki fungsi mencetak briket dari bahan
organik, seperti limbah pertanian yang mengandung karbon tinggi misalnya
sekam padi, serbuk gergaji, jerami, daun-daunan, serbuk arang, serbuk batubara,
arang biomasa dan arang sekam (Zuhdi, 2011).
Alat pencetak briket sangat penting dalam proses pembuatan briket.
Pengaruh terbesar terletak pada kepadatan dan struktur briket. Struktur briket atau
bentuk dari briket dalam proses pencetakan berpengaruh terhadap pembakaran
(Liu, 2000).
2.6 Definisi Perancangan
9
Perancangan adalah suatu proses bertujuan untuk menganalisis, minilai
memperbaiki dan menyusun suatu sistem, baik sistem fisik maupun non fisik yang
optimum untuk waktu yang akan datang dengan memanfaatkan informasi yang
ada.
Perancangan suatu alat termasuk dalam metode teknik, dengan demikian
langkah-langkah pembuatan perancangan akan mengikuti metode teknik. Merris
Asimov menerangkan bahwa perancangan teknik adalah suatu aktivitas dengan
maksud tertentu menuju kearah tujuan dari pemenuhan kebutuhan manusia,
terutama yang dapat diterima oleh faktor teknologi peradaban kita.
2.7 Elemen-Elemen Mesin
2.7.1 Motor Listrik
Mesin-mesin yang dinamakan motor listrik dirancang untuk mengubah
energi listrik menjadi energi mekanis, untuk menggerakkan berbagai peralatan,
mesin-mesin dalam industri, pengangkutan dan lain-lain. Setiap mesin sesudah
dirakit, porosnya menonjol melalui ujung penutup (lubang pelindung) pada
sekurang-kurangnya satu sisi supaya dapat dilengkapi dengan sebuah cakram
sabuk mesin (pulley) atau sebuah gandengan untuk hubungan ke suatu penggerak
mula (generator) atau ke suatu mesin yang akan digerakkan (Daryanto, 2002).
Motor satu fase dengan kekuatan 1 HP banyak digunakan di industri-
industri rumah tangga, pabrik, bengkel, maupun perusahaan-perusahaan.
Disebut motor satu fase karena untuk menghasilkan tenaga mekanik, pada motor
tersebut dimasukkan tegangan satu fase. Untuk membentuk dua buah arus
10
listrik yang berbeda fase digunakan sistem penggeser fase sehingga dari satu
fase listrik yang dimasukkan akan membentuk listrik dua fase di dalam motor
listrik. Umumnya hal ini dapat dilaksanakan dengan memasang sebuah
rangkaian kumparan induktor maupun kapasitor secara seri pada kumparan
bantu.
Gambar 1. Elektromotor
2.7.2 Poros
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin.
Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran.
Peranan utama dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros (Sularso dan
Suga, 1997).
Poros dapat dibedakan kepada 2 macam, yaitu:
1. Poros dukung ; poros yang khusus diperuntukkan mendukung elemen mesin
yang berputar.
11
2. Poros transmisi/poros perpindahan; poros yang terutama dipergunakan
untuk memindahkan momen puntir.
Poros transmisi berfungsi untuk memindahkan tenaga mekanik salah satu
elemen mesin ke elemen mesin yang lain. Sedangkan poros dukung dapat dibagi
menjadi poros tetap atau poros terhenti dan poros berputar. Pada umumnya
poros dukung itu pada kedua atau salah satu ujungnya ditimpa atau sering
ditahan terhadap putaran. Poros dukung pada umumnya dibuat dari baja bukan
paduan (Stolk dan Kros, 1981).
Gambar 2. Poros
2.7.3 Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang berfungsi sebagai penumpu poros
yang berbeban dan berputar. Dengan adanya bantalan, maka putaran dan
gerakan bolak-balik suatu poros berlangsung secara halus, aman dan tahan lama.
Bantalan terdiri dari dua jenis, antara lain:
1. Bantalan luncur, dimana yang terjadi adalah gesekan luncur.
12
2. Bantalan gelinding, merupakan tumpuan poros dengan elemen yang
menggelinding diantara dua buah cincin.
Bantalan gelinding radial yang banyak digunakan adalah bantalan peluru.
Sebuah bantalan peluru terdiri dari dua buah cincin jalan (cincin dalam dan
cincin luar) dan diantaranya terdapat peluru dengan sangkar (Stolk dan Kros,
1981).
Menurut Sularso dan Suga (1997), untuk memilih bantalan diperlukan
data-data sebagai berikut:
1). Nomor bantalan yang digunakan,
2). Putaran poros,
3). Diameter poros,
4). Besar beban radial atau aksial yang bekerja.
Bantalan dalam peralatan usaha tani diperlukan untuk menahan berbagai
suku pemindah daya tetap ditempatnya. Bantalan yang tepat untuk
digunakan ditentukan oleh besarnya keausan, kecepatan putar poros, beban yang
harus didukung, dan besarnya daya dorong akhir (Smith dan Wilkes, 1990).
Bantalan berguna untuk menumpu poros dan memberi kemungkinan poros
dapat berputar dengan leluasa (dengan gesekan yang sekecil mungkin)
(Daryanto, 1993).
13
Gambar 3. Bantalan
2.7.4 Puli
Jarak yang jauh antara dua poros sering tidak memungkinkan transmisi
langsung dengan roda gigi. Dalam hal demikian, cara transmisi putaran atau daya
yang lain dapat diteruskan, dimana sebuah sabuk dibelitkan sekeliling puli pada
poros. Transmisi dengan elemen mesin dapat digolongkan atas transmisi sabuk,
transmisi rantai dan transmisi kabel atau tali. Dari macam-macam transmisi
tersebut, kabel atau tali hanya digunakan untuk maksud yang khusus, bentuk puli
adalah bulat dengan ketebalan tertentu, tengah-tengah puli terdapat lubang poros.
Pulli pada umumnya dibuat dari besi cor kelabu FC 20 atau FC 30, dan ada pula
yang terbuat dari baja.
Gambar 4. Puli
2.7.5 Sabuk
Sabuk atau belt terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapesium,
tenunan, teteron dan semacamnya digunakan sebagai inti sabuk untuk membawa
tarikan yang besar. Sabuk-V dibelikatkan pada alur puli yang berbentuk V pula,
bagian sabuk yang membelit akan mengalami lengkungan sehingga lebar
dalamnya akan bertambah besar. Gaya gesekan juga akan bertambah karena
14
pengaruh bentuk biji, yang akan menghasilkan transmisi daya yang besar pada
tegangan yang relatif rendah. Hal ini merupakan sallah satu keunggulan dari
sabuk-V jika dibandingkan dengan sabuk rata (Sularso, 1997).
Gambar 5. Sabuk-V
2.7.6 Mata Pisau
Mata pisau berfungsi untuk memotong briket yang sudah dicetak sehingga
sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Pemotongan yang baik harus
menggunakan mata pisau yang tajam. Hal ini dapat mempercepat pemotongan
bahan dan membutuhkan tenaga yang lebih kecil. Pisau yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari sebuah pisau pemotong yang penggunaannya adalah
secara manual dengan penggunaan tenaga manusia atau operator.
2.7.7 Reducer
Reducer digunakan untuk menurunkan putaran, dalam hal ini perbandingan
gear box putarannya dapat cukup tinggi.
I=n1n2 ..........................................................................................................(1)
Dimana:
15
I = Perbandingan Reduksi
n1 = Input Putaran (rpm)
n2 = Output Putaran (rpm)
(Nienman, 1989).
Gambar 7. Gear Box
III. METODELOGI
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November sampai dengan
Desember 2016 di Laboratorium Perbengkelan Program Studi Teknologi
Industri Pertanian (TIP) Politeknik Indonesia Venezuela (POLIVEN).
3.2 Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian adalah motor listrik, mesin las,
gergaji besi, mesin bor, gerenda potong, tang, kalkulator, mistar, leptop,
pulpen/pensil dan peralatan pendukung lainnya.
Bahan yang digunakan dalam penelitian briket, ulir, gear box, bantalan, baut
dan mur, plat seng, Besi U dan besi siku,
16
3.3 Model Analisis
3.3.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakkan dalam Rancang Bagun Alat Pencetak Briket
Dengan Menggunakan Sistem Press Ulir Sentrifugal, yaitu metode trial and error
(coba dan salah). Metode trial-error merupakan metode yang menggali kebenaran
atas suatu masalah melalui pengalaman langsung dengan melakukan serangkaian
percobaan yang tidak sistematis hingga memperoleh hasil yang dinilai terbaik
sehingga dapat dikatakan bahwa metode ini merupakan metode dengan
pendekatan non-ilmiah.
Pedoman penilaian kesesuaian dan kelayakan modul berdasarkan hasil
rancang bangun, masukan dari dosen pembimbing dan uji kelayakan oleh ahli.
Untuk menghasilkan modul yang sesuai dan layak diterapkan sebagai penunjang
penggunaan alat dalam pencetakan briket sekam padi dilakukan dengan
menggunakan metode literatur dengan mempertimbangkan perangkat
pembelajaran (silabus) pada penelitian Rancang Bagun Alat Pencetak Briket
Dengan Menggunakan Sistem Press Ulir Sentrifugal.
3.3.2 Jenis dan Sumber Data
Ada dua jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: data
kuantitatif dan kualitatif, sumber data yang digunakan yaitu: data primer dan
sekunder.
1. Data primer
Data yang pertama kali dicatat dan dikumpulkan oleh penulis. Data
primer dalam penelitian ini diperoleh dengan melakukan pengamatan
15
17
dari hasil Rancang Bagun Alat Pencetak Briket Dengan Menggunakan
Sistem Press Ulir Sentrifugal.
2. Data sekunder
Data yang diperoleh berupa dokumen dari kegiatan penelitian, literatur
secara artikel yang relevan dengan objek penelitian. Misalnya buku-
buku referensi, jurnal-jurnal umum dan internasional, literatur
tambahan yang validitasnya dapat dipertanggung jawabkan oleh
penulis.
3.3.3 Teknik Pengumpulan Data
Guna memperoleh data dan informasi menyangkut materi penulisan ini,
maka penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:
1. Observasi yaitu mengadakan pengamatan langsung terhadap objek
penelitian, yaitu pada Rancang Bagun Alat Pencetak Briket Dengan
Menggunakan Sistem Press Ulir Sentrifugal.
2. Interview yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan
wawancara kepada pihak yang berhubungan lasung dengan objek yang
diteliti, sehingga data yang didapat betul-betul objekktif dan dapat
dipertanggung jawabkan.
3. Kepustakaan yaitu dengan menggunakan buku dan sumber ilmiah lain,
seperti situs internet ataupun artikel teks dokumen yang berhubungan
dengan penelitian.
3.4 Prosedur Penelitian
1. Persiapan
18
Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan persiapan
untuk penelitian yaitu merancang bentuk dan ukuran alat pencetak briket
berbentuk silinder, mempersiapkan bahan-bahan dan peralatan-peralatan yang
akan digunakan dalam penelitian serta menyediakan motor listrik yang akan
digunakan pada alat pancetak briket bentuk silinder.
2. Pembuatan alat
Adapun langkah pembuatan alat pencetak briket bentuk silinder adalah:
1). Dirancang bentuk alat pencetak briket bentuk silinder dan
digambarkan.
2). Dipilih bahan yang akan digunakan untuk membuat alat pencetak
briket bentuk silinder.
3). Dilakukan pengukuran terhadap bahan-bahan yang akan digunakan
sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.
4). Dipotong bahan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan; dengan
panjang alat 80cm; tinggi 50cm; lebar 55cm kemudian dilakukan
pengeboran dan penglasan terhadap bahan.
5). Dilakukan pemasangan atau perangkaian bahan-bahan sesuai dengan
bentuk yang telah dirancang.
6). Dilakukan pemasangan mesin penggerak gear box dan mesin
pencetak briket.
3. Spesifikasi alat
Adapun spesifikasi alat tersebut:
19
1). Menggunakan motor listrik dengan daya 1 HP, 220 volt dengan rpm
1440
2). Rangka mesin PxLxT = 80x55x50 cm.
3). Bahan besi siku, plat besi.
4). Diameter cetakan 25 mm
5). Menggunakan gear box
4. Pengujian alat
Adapun prosedur pengujian alat adalah :
1). Ditimbang briket sebanyak 50 gr.
2). Disiapkan briket yang akan dicetak berbentuk silinder.
3). Dihidupkan alat.
4). Dimasukkan briket yang akan dibentuk kedalam saluran
pemasukan.
5). Dicatat waktu yang dibutuhkan untuk mencetak briket.
6). Diihitung berat briket yang telah berbentuk selinder dan yang tidak
terbentuk/rusak.
3.5 Parameter Penelitian
1. Kapasitas Alat (Kg/jam)
Pengukuran kapasitas alat dilakukan dengan membagi berat briket yang
akan dibentuk terhadap waktu yang dibutuhkan untuk membentuk briket.
Kapasitas Alat= Berat Briket bentuk SilinderWaktu yang Dibutuhkan (gr/detik) ................(2)
2. Persentase Briket yang Terbentuk
20
Persentase briket yangTerbentuk=Berat Briket yang terbentukBerat totalbriket
x 100 % ..(3)
3.6 Bagan Alir Penelitian