PCL17Sela-Dwi.docx

20
PUDARNYA NASIONALISME PEMUDA TERKAIT MASUKNYA BUDAYA ASING oleh Mashila Refani Putri NIM.132310101013 Dwi Yoga Setyorini NIM. 132310101027 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2014 1

Transcript of PCL17Sela-Dwi.docx

Page 1: PCL17Sela-Dwi.docx

PUDARNYA NASIONALISME PEMUDA TERKAIT

MASUKNYA BUDAYA ASING

oleh Mashila Refani Putri NIM.132310101013Dwi Yoga Setyorini NIM. 132310101027

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2014

1

Page 2: PCL17Sela-Dwi.docx

PRAKATA

Puji serta syukur kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ujian tengah semester mata

kuliah Pancasila, dengan membuat karya tulis ilmiah yang berjudul “Pudarnya

Nasionalisme Pemuda terkait Masuknya Budaya Asing”. Karya tulis ini berisi

pengetahuan mengenai pemanfaatan biji nangka dan kandungan di dalamnya.

Penyusun karya ilmiah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena

itu, penulis menyampaikan terimakasi kepada :

1. Adzkiyak selaku Dosen Pengajar mata kuliah Pancasila. 2. Bapak /ibu sekeluarga yang telah memberikan dorongan dan doa.

3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan

karya ilmiah ini. Penulis berharap, semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

 

Jember, 07 April 2014

Penulis

2

Page 3: PCL17Sela-Dwi.docx

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL....................................................................................... 1PRAKATA....................................................................................................... 2DAFTAR ISI................................................................................................... 3Bab 1. Pendahuluan........................................................................................ 4

1.1 Latar Belakang.............................................................................. 41.2 Tujuan ........................................................................................... 41.3 Manfaat.......................................................................................... 5

Bab 2. Tinjauan Pustaka................................................................................ 62.1 Pengertian Nasionalisme.............................................................. 62.2 Pengertian Patriotisme................................................................. 62.3 Pengertian Bangsa........................................................................ 7

Bab 3. Pembahasan......................................................................................... 83.1 Penyebab Memudarnya Nasionalisme dan Patriotisme di Kalangan Pemuda............................................................................... 8

3.1.1 Faktor Peyebab Internal........................................................ 83.1.2 Faktor Penyebab Eksternal................................................... 8

3.2 Hubungan Antara Memudarnya Nasionalisme Dan Patriotisme di Kalangan Pemuda dengan Kehancuran Bangsa .... 8

Bab 4. Hasil...................................................................................................... 104.1 Nasionalisme Indonesia yang Semakin Memudar..................... 104.2 Nasionalisme Yang Kita Perlukan.............................................. 104.3 Upaya Untuk Menumbuhkan Kembali Nasionalisme dan Patriotisme di Kalangan Pemuda………………………………….. 12

4.3.1 Peran Keluarga........................................................................ 124.3.2 Peran Pendidikan..................................................................... 124.3.3 Peran Pemerintah.................................................................... 12

Bab 5. Penutup................................................................................................ 135.1 Kesimpulan.................................................................................... 135.2 Saran.............................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 14

3

Page 4: PCL17Sela-Dwi.docx

Bab 1. Pendahuluan

1.1 latar belakang

Pemuda Indonesia merupakan generasi penerus bangsa yang selalu diharapkan bisa membawa perubahan yang baik dari zaman ke zaman. Pemuda pada zaman kolonialisme berusaha dengan mempertaruhkan nyawa demi kemerdekaan yang direbut dari penjajah. Hal ini dilakukan oleh mereka dengan penuh rasa nasionalisme dan patriotisme tinggi yang mencapai puncaknya pada Kongres Pemuda II yang menghasilkan Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Perkembangan zaman, rasa nasionalisme dan patriotisme di kalangan pemuda semakin memudar. Hal ini dibuktikan dari berbagai sikap para pemuda dalam memaknai berbagai hal penting bagi Negara Indonesia.

Kecilnya rasa nasionalisme dan patriotisme para pemuda, diantaranya pada saat upacara bendera, masih banyak pemuda yang tidak memaknai arti dari upacara tersebut. Upacara merupakan wadah untuk menghormati dan menghargai para pahlawan yang telah berjuang keras untuk mengambil kemerdekaan dari tangan para penjajah. Pemuda terlihat sibuk dengan pikirannya sendiri, tanpa mengikuti upacara dengan saksama. Pada peringatan hari-hari besar nasional, seperti Sumpah Pemuda, hannya dimaknai sebagai hiburan saja tanpa menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotisme . Poduk impor lebih menarik bagi pamuda dibandingkan dengan produk dalam negeri.

Nasionalisme dan patriotisme di kalangan pemuda hanya muncul bila ada suatu faktor pendorong, seperti kasus pengklaiman beberapa kebudayan Indonesia oleh Malaysia beberapa waktu yang lalu. Namun rasa nasionalisme para pemuda kembali berkurang seiring dengan meredanya konflik tersebut. Kondisi seperti ini sangat memprihatikan.

1.2 rumusan masalah1.2.1 Apa pengertian nasionalisme?1.2.2 Apa pengertian patriotisme?1.2.3 Apa pengertian bangsa?1.2.4 Apa penyebab memudarnya Nasionalisme dan Patriotisme di kalangan pemuda?1.2.5 Apa hubungan antara memudarnya Nasionalisme Dan Patriotisme di kalangan

pemuda dengan kehancuran Bangsa?1.2.6 Apa upaya untuk menumbuhkan kembali Nasionalisme dan Patriotisme di

kalangan pemuda?

1.3 Tujuan1.3.1 Untuk mengetahui pengertian Nasionalisme1.3.2 Untuk mengetahui pengertian Patriotisme

4

Page 5: PCL17Sela-Dwi.docx

1.3.3 Untuk mengetahui pengertian Bangsa1.3.4 Untuk mengetahui penyebab memudarnya Nasionalisme dan Patriotisme di

kalangan pemuda1.3.5 Untuk mengetahui hubungan antara memudarnya Nasionalisme Dan Patriotisme

di kalangan pemuda dengan kehancuran Bangsa1.3.6 Untuk mengetahui upaya untuk menumbuhkan kembali Nasionalisme dan

Patriotisme di kalangan pemuda

1.4 manfaat

Manfaat dibuatnya makalah ini untuk dapat mengetahui penyebab memudarnya Nasionalisme dan Patriotisme di kalangan pemuda serta mengetahui hubungan antar

memudarnya Nasionalisme dan Patriotisme dikalang pemuda dengan kehancuran Bangsa. Selain itu, didalam makalah ini juga termuat upaya yang dapat dilakukan untuk

menumbuhkan kembali rasa Nasionalisme dan Patriotisme di kalangan pemuda.

5

Page 6: PCL17Sela-Dwi.docx

Bab 2. Tinjauan Pustaka

2.1  Pengertian Nasionalisme

Pengertian nasionalisme menurut beberapa ahli, yaitu1 Menurut Ernest Renan: Nasionalisme adalah kehendak untuk bersatu dan bernegara.2 Menurut Otto Bauar: Nasionalisme adalah suatu persatuan perangai atau karakter

yang timbul karena perasaan senasib.3 National Counciousness. Dengan perkataan lain nasionalisme adalah formalisasi

(bentuk) dan rasionalisasi dari kesadaran nasional berbangsa dan bernegara sendiri.4 Menurut L. Stoddard: Nasionalisme adalah suatu kepercayaan yang dimiliki oleh

sebagian terbesar individu di mana mereka menyatakan rasa kebangsaan sebagai perasaan memiliki secara bersama di dalam suatu bangsa.

5 Selanjutnya menurut Louis Sneyder. Nasionalisme adalah hasil dari perpaduan faktor-faktor politik, ekonomi, sosial, dan intelektual.

Jadi Nasionalisme dapat diartikan:1 Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan bangsanya

sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai-beraikan bangsa yang satu dengan bangsa yang lain. Keadaan seperti ini sering disebut chauvinisme.

2 Sedang dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.

2.2  Pengertian PatriotismePatriotisme adalah sikap yang berani, pantang menyerah dan rela berkorban demi

bangsa dan negara. Patriotisme berasal dari kata patriotdan isme yang berarti sifat kepahlawanan atau jiwa pahlawan. Pengorbanan ini dapat berupa pengorbanan harta benda maupun jiwa raga. Patriotisme dapat berwujud dalam berbagai bentuk. Ervin Staub membagi patriotisme dalam dua bagian, yaitu patriotisme buta (blind patriotism) dan patriotisme konstruktif (construktive patriotism).2.2.1 Patriotisme buta

Patriotisme buta didefenisikan sebagai sebuah keterikatan kepada negara dengan ciri khas tidak mempertanyakan segala sesuatu, loyal, dan tidak toleran terhadap kritik. Melihat defenisi ini, patriotisme buta memiliki ciri khas menuntut tidak adanya evaluasi positif dan tidak toleran terhadap kritik. Patriotisme buta merupakan pemicu awal totaliterisme atau chauvinisme. Sejarah telah mencatat akibat buruk yang dihasilkan oleh patriotisme buta, misalnya Hitler-Jerman atau Mussolini-Italia. Pembantaian orang tak berdosa menjadi legal atas nama patriotisme.

2.2.2 Patriotisme konstruktifPatriotisme konstruktif didefenisikan sebagai sebuah keterikatan pada bangsan

dan negara dengan ciri khas mendukung adanya kritik dan pertanyaan dari anggotanya terhadap berbagai kegiatan yang dilakukan, sehingga diperoleh suatu perubahan positif guna mencapai kesejahteraan bersama. Patriotisme konstruktif juga menuntut adanya kesetiaan dan kecintaan anggota (rakyat) kelompoknya

6

Page 7: PCL17Sela-Dwi.docx

(bangsanya), tanpa meninggalkan nilai-nilai kemanusiaan. Kritik dan evaluasi terhadap kelompok yang dicintai justru merupakan bentuk kesetiaannya. Kritik dan evaluasi ini bertujuan untuk menjaga agar kelompoknya tetap pada jalur yang benar atau positif.

2. 3  Pengertian Bangsa1. Menurut Ernest Renan, bangsa terbentuk karena adanya keinginan untuk hidup

bersama ( hasrat untuk bersatu ) dengan perasaan kesetiakawanan yang agung.2. Menurut Otto Bauer, bangsa adalah kelompok manusia yang mempunyai

kesamaan karakter, karakteristik tumbuh karena adanya kesamaan nasib.3. Menurut F. Ratzel, bangsa terbentuk karena adanya hasrat bersatu. Hasrat itu

timbul karena adanya rasa kesatuan antara manusia dan tempat tinggalnya (paham geopolitik).

4. Menurut Hans Kohn, bangsa adalah buah hasil tenaga hidup manusia dalam sejarah. Suatu bangsa merupakan golongan yang beraneka ragam dan tidak bisa dirumuskan secara eksak.

5. Menurut Jalobsen, Lipman, bangsa adalah suatu kesatuan budaya (cultural unity) dan kesatuan politik (political unity).

7

Page 8: PCL17Sela-Dwi.docx

Bab 3. Pembahasan

3.1  Penyebab Memudarnya Nasionalisme dan Patriotisme di Kalangan Pemuda3. 1. 1 Faktor Penyebab Internal

1. Pemerintahan pada zaman reformasi yang jauh dari harapan para pemuda, sehingga membuat mereka kecewa pada kinerja pemerintah saat ini. Terkuaknya kasus-kasus korupsi, penggelapan uang Negara, dan penyalahgunaan kekuasaan oleh para pejabat Negara membuat para pemuda enggan untuk memerhatikan lagi pemerintahan.

2. Sikap keluarga dan lingkungan sekitar yang tidak mencerminkan rasa nasionalisme dan patriotisme, sehingga para pemuda meniru sikap tersebut. Para pemuda merupakan peniru yang baik terhadap lingkungan sekitarnya.

3. Demokratisasi yang melewati batas etika dan sopan santun dan maraknya unjuk rasa, telah menimbulkan frustasi di kalangan pemuda dan hilangnya optimisme, sehingga yang ada hanya sifat malas, egois dan, emosional.

4. Tertinggalnya Indonesia dengan Negara-negara lain dalam segala aspek kehidupan, membuat para pemuda tidak bangga lagi menjadi bangsa Indonesia.

5. Timbulnya etnosentrisme yang menganggap sukunya lebih baik dari suku-suku lainnya, membuat para pemuda lebih mengagungkan daerah atau sukunya daripada persatuan bangsa.

3. 1. 2  Faktor Penyebab Eksternal1. Cepatnya arus globalisasi yang berimbas pada moral pemuda. Mereka lebih

memilih kebudayaan Negara lain, dibandingkan dengan kebudayaanya sendiri, sebagai contohnya para pemuda lebih memilih memakai pakaian-pakaian minim yang mencerminkan budaya barat dibandingkan memakai batik atau baju yang sopan yang mencerminkan budaya bangsa Indonesia. Para pemuda kini dikuasai oleh narkoba dan minum-minuman keras, sehingga sangat merusak martabat bangsa Indonesia.

2. Paham liberalisme yang dianut oleh Negara-negara barat yang memberikan dampak pada kehidupan bangsa. Para pemuda meniru paham libelarisme, seperti sikap individualisme yang hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa memperhatikan keadaan sekitar dan sikap acuh tak acuh pada pemerintahan.

3.2  Hubungan Antara Memudarnya Nasionalisme Dan Patriotisme di Kalangan Pemuda dengan Kehancuran Bangsa       Pemuda adalah penerus bangsa. Bangsa akan menjadi maju bila para pemuda memiliki sikap nasionalisme dan patriotisme yang tinggi. Namun dengan perkembangan zaman yang semakin maju, menyebabkan memudarnya rasa nasionalisme dan patriotisme. Nasionalisme sangat penting terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara karena merupakan wujud kecintaan dan kehormatan terhadap bangsa sendiri. Dengan hal itu, pemuda dapat melakukan sesuatu yang terbaik bagi bangsanya, menjaga keutuhan persatuan bangsa, dan meningkatkan martabat bangsa dihadapan dunia.

Patriotisme juga sangat penting, karena patriotisme yang dianut bangsa Indonesia adalah wujud kesetiaan terhadap bangsa dan Negara. Patriotisme yang sesungguhnya

8

Page 9: PCL17Sela-Dwi.docx

adalah rela mengorbankan tenaga, harta benda, dan yang lainnya demi bangsa Indonesia. Dengan sikap patriotism, bangsa Indonesia dapat menjadi Negara yang kuat dan tidak mudah untuk ditaklukan.

Namun, dengan memudarnya rasa nasionalisme dan patriotisme dapat mengancam dan menghancurkan bangsa Indonesia. Hal itu terjadi karena ketahanan nasional akan menjadi lemah dan dapat dengan mudah ditembus oleh pihak luar. Bangsa Indonesia sudah dijajah sedari dulu sejak rasa nasionalisme dan patriotisme pemuda memudar. Bukan dijajah dalam bentuk fisik, namun dijajah secara mental dan ideology.

Banyak sekali kebudayaan dan paham barat yang masuk ke dalam bangsa Indonesia. Kemampuan local genius bangsa tidak lagi berjalan dengan semestinya. Banyak budaya dan paham barat yang berpengaruh negatif dapat dengan mudah masuk dan diterima oleh bangsa Indonesia. Dengan terjadinya hal itu, maka akan terjadi akulturasi, bahkan menghilangnya kebudayaan dan kepribadian bangsa yang seharusnya menjadi jati diri bangsa.

Dalam aspek perekonomian Negara, dengan memudarnya rasa nasionalisme dan patriotism pemuda, mengakibatkan perekonomian bangsa Indonesia jauh tertinggal dari Negara-negara tetangga. Saat ini masyarakat hanya memikirkan apa yang Negara berikan untuk mereka, bukan memikirkan apa yang mereka dapat berikan pada Negara. Dengan keegoisan inilah, masyarakat lebih menuntut hak daripada kewajibannya sebagai warga Negara. Sikap individual yang lebih mementingkan diri sendiri dan hanya memperkaya diri sendiri tanpa memberikan retribusi pada Negara, mengakibatkan perekonomian Negara semakin lemah.

9

Page 10: PCL17Sela-Dwi.docx

Bab 4. Hasil

4.1 Nasionalisme Indonesia yang Semakin Memudar

Nasionalisme Indonesia, yakni sebuah penegasan akan identitas diri versus kolonialisme-imperialisme. Kesadaran sebagai bangsa adalah hasil konstruksi yang sangat lemah ketika kolonialisme dan imperialisme tidak lagi menjadi sebuah ancaman. Karena itu, nasionalisme akan ikut lenyap jika kita berhenti mengkonstruksi atau membentuknya, tanpa harus menyebutnya sebagai sebuah nasionalisme baru.

Pertama, beberapa pengalaman kolektif seharusnya menjadi “roh baru” pembangkit semangat nasionalisme Indonesia. Kedua, negara Indonesia sangat plural. Identifikasi sebuah kelompok etnis atau agama pada identitas kolektif sebagai bangsa hanya mungkin terjadi kalau negara mengakui, menerima, menghormati, dan menjamin hak hidup masyarakatnya. Masyarakat akan merasa lebih aman dan diterima dalam kelompok etnis atau agamanya ketika negara gagal menjamin kebebasan beragama termasuk kebebasan beribadah dan mendirikan rumah ibadah, persamaan di hadapan hukum, hak mendapatkan pendidikan yang murah dan berkualitas, hak memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak, dan sebagainya.

Nasionalisme bisa dipraktikkan dalam sebuah sistem pemerintahan sosialis, komunis, ultranasionalis, etnis, atau liberal-demokratis. Masyarakat Indonesia yang sangat plural ini akan menjadi ancaman serius bagi nasionalisme jika negara kebangsaan yang kita bangun bersifat sosialis, ultranasionalis ala nazisme Jerman dan fasisme Italia, atau komunis. Alasannya sederhana, hak individu akan kebebasan, otonomi dan kesetaraan (equality) dalam masyarakat dirampas oleh negara dalam sistem pemerintahan sosialis, komunis, dan ultranasionalis.

Tantangan bagi nasionalisme Indonesia ke depan adalah bagaimana mewujudkan sebuah negara kebangsaan yang bersifat liberal-demokratis di mana hak-hak dasar setiap warga negara diakui, dihormati, dan dijamin, di mana hukum ditegakkan secara pasti dan adil, di mana negara mewujudkan kesejahteraan umum, dan sebagainya. Itulah alasan dasar tekad para pemuda 78 tahun yang lalu, yakni menjadi satu Indonesia demi mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.

4.2 Nasionalisme Yang Kita Perlukan

Bangsa yang ingin mendominasi Indonesia menggunakan dalih HAM, demokrasi dan perdagangan bebas yang menyejahterakan rakyat banyak. Itu semua adalah semboyan yang amat menarik bagi rakyat pada umumnya dan khususnya para pemuda. Memang semua orang ingin diperlakukan secara manusiawi, dapat berperanserta dalam menentukan jalannya pemerintahan negaranya dan hidup sejahtera lahir dan batin. Sebab itu kaum muda, terutama yang terpelajar, mudah tersilau oleh ajakan bangsa itu. Akan tetapi dalam kenyataan bangsa yang mengikuti kehendaknya jauh dari pasti dapat mencapai keadaan yang bagus itu. Contoh paling baru adalah perkembangan Amerika

10

Page 11: PCL17Sela-Dwi.docx

Latin. Sejak akhir tahun 1980-an negara-negara Amerika Latin, kecuali Cuba, dipuji-puji oleh dunia Barat pada umumnya mengenai usahanya membangun demokrasi, ekonomi liberal dan penegakan HAM. Amerika Serikat dan dunia Barat memberikan bantuan yang besar, termasuk dalam ekonomi melalui IMF dan Bank Dunia. Akan tetapi pada tahun 2000 terbukti bahwa usaha itu menemui kegagalan di hampir semua negara Amerika Latin, termasuk di Argentina dan Mexiko yang dipimpin oleh orang-orang yang dijagokan oleh AS. Sebagaimana dilaporkan oleh Anthony Faiola (Washington Post, 13 Maret 2000) korupsi semakin merajalela sehingga rakyat yang menjadi korban. Akibatnya adalah timbul kekurangpercayaan rakyat terhadap proses demokrasi dan para pemimpinnya. Dalam penggantian kepemimpinan itu ada kecenderungan bahwa rakyat tidak menolak pemimpin otoriter asalkan dapat mewujudkan kehidupan yang lebih baik bagi mereka. Dengan begitu demokrasi menghadapi bahaya. Hal ini merupakan pelajaran berharga bagi kita yang makin memperkuat nasionalisme. Dan nasionalisme yang diperlukan oleh kita itu harus berorientasi pada kepentingan rakyat banyak. Sebab nasionalisme harus sama kuat mengarah ke luar maupun ke dalam. Karena nasionalisme harus menimbulkan daya juang rakyat, maka kondisi negara dan bangsa harus sesuai dengan keinginan rakyat. Tanpa itu rakyat tidak akan bergairah untuk menghadapi pihak lain yang hendak mendominasinya.

Kita harus dapat mewujudkan di negara kita bahwa rakyat dapat menjalankan kedaulatannya melalui satu sistem demokrasi yang kita setujui bersama. Kita harus membuktikan bahwa hukum berkuasa dan setiap pelanggaran mendapat ganjaran yang setimpal. Terutama harus dirasakan oleh rakyat bahwa semua orang diperlakukan secara manusiawi tanpa memandang golongan dan daerah asal, gender, agama atau ras. Kesejahteraan rakyat harus terus ditingkatkan. Meskipun mungkin belum dapat mencapai tingkat yang sama dengan bangsa tetangga, namun rakyat harus merasakan usaha yang nyata dan terarah untuk meningkatkan kesejahteraannya. Setiap daerah di Indonesia memperoleh otonomi untuk mengurus dirinya sendiri. Ini tidak terbatas pada Kabupaten atau Daerah tingkat II, tetapi juga Provinsi atau Daerah tingkat I. Dengan begitu setiap daerah merasa diperlakukan secara adil dan akan lebih tertarik untuk tetap berada sebagai bagian dari Republik Indonesia. Di masa kini dan masa depan adalah lebih menguntungkan menjadi bagian dari satu kesatuan politik yang besar. Perlu disadari pula bahwa ada daerah memisahkan diri dari RI maka sebagai satu negara kecil ia lebih mudah menjadi sasaran dominasi bangsa lain. Sebagai negara yang relatif besar Indonesia akan lebih mampu menghadapi usaha dominasi pihak lain.

Dengan kondisi dalam negeri yang memberikan kepuasan kepada rakyat banyak sebagai modal, kita menghadapi dunia internasional. Nasionalisme masa kini dilandasi kerjasama antar bangsa untuk kepentingan bersama dengan saling menghargai dan menghormati. Untuk itu Indonesia harus sanggup menghasilkan prestasi dalam segala bidang yang tidak kalah dari bangsa lain. Setiap warga negara Indonesia selalu berusaha menghasilkan yang terbaik sehingga meningkatkan hargadiri bangsa dan membuat pihak lain menghargai Indonesia. Hanya dengan begitu tercipta kemitraan atau partnership yang seimbang antara Indonesia dengan bangsa-bangsa lain. Atas dasar itu Indonesia senantiasa bersikap bersahabat terhadap semua bangsa di dunia. Juga terhadap bangsa

11

Page 12: PCL17Sela-Dwi.docx

yang dicurigai mempunyai ambisi buruk terhadap Indonesia. Hal ini selain menjadi konsekuensi kondisi umat manusia dewasa ini juga dilandasi keyakinan bahwa nasionalisme kita harus menunjukkan moralitas tinggi. Umat manusia sekarang adalah umat manusia yang semakin menyadari pentingnya spiritualitas dan moralitas. Bahkan faktor ini yang merupakan pendorong bagi perjuangan nasionalisme kita.

4.3 Upaya Untuk Menumbuhkan Kembali Nasionalisme dan Patriotisme di Kalangan Pemuda

4.3.1 Peran Keluaga1. memberikan pendidikan sejak dini tentang sikap nasionalisme terhadap bangsa

Indonesia,2. memberikan contoh atau tauladan tentang rasa kecintaan dan penghormatan pada

bangsa,3. memberikan pengawasan yang menyeluruh kepada anak terhadap lingkungan

sekitar, dan4. selalu menggunakan produk dalam negeri.

4.3.2 Peran Pendidikan1. memberikan pelajaran tentang pendidikan pancasila dan kewarganegaraan dan

juga bela Negara.2. menanamkan sikap cinta tanah air dan menghormati jasa pahlawan dengan

mengadakan upacara setiap hari senin.3. memberikan pendidikan moral, sehingga para pemuda tidak mudah menyerap

hal-hal negatif yang dapat mengancam ketahanan nasional.

4.3.3 Peran Pemerintah1. Menggalakan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan rasa patrotisme,

seperti seminar dan pameran kebudayaan.2. Mewajibkan pemakaian batik kepada pegawai negeri sipil setiap hari jum’at. Hal

ini dilakukan karena batik merupakan sebuah kebudayaan asli Indonesia, yang diharapkan dengan kebijakan tersebut dapat meningkatkan rasa patrotisme bangsa.

3. Lebih mendengarkan dan menghargai aspirasi pemuda untuk membangun Indonesia agar lebih baik lagi.

12

Page 13: PCL17Sela-Dwi.docx

Bab 5. Penutup

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Penyebab memudarnya rasa nasionalisme dan patriotisme pemuda dikarenakan oleh faktor internal dan eksternal. faktor. Faktor internal seperti kekecewaan pemuda terhadap kinerja pemerintah, dan sebagainya, sedangkan faktor eksternal seperti arus globalisasi yang membawa pengaruh negatif.

5.1.2 Hubungan antara memudarnya rasa nasionalisme dan patriotism terhadap kehancuran bangsa sangat erat. Memudarnya rasa nasionalisme dan patriotisme dapat mengancam dan menghancurkan bangsa Indonesia. Hal itu terjadi karena ketahanan nasional akan menjadi lemah dan dapat dengan mudah ditembus oleh pihak luar.

5.1.3 Untuk menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotisme di kalangan pemuda dibutuhkan peran keluarga, pendidikan, dan pemerintah.

5.2 Saran

Dari hasil pembahasan yang telah penulis bahas, penulis memberikan saran kepada semua pihak, khususnya pemuda untuk lebih meningkatkan rasa nasionalisme dan patriotisme terhadap Negara Indonesia, karena pemuda adalah calon penerus perjuangan dan pembangunan bangsa di masa yang akan datang. Selain itu, penulis memberikan saran kepada masyarakat dan pemerintah untuk lebih mengupayakan peningkatan nasionalisme dan patriotisme di kalangan pemuda.

13

Page 14: PCL17Sela-Dwi.docx

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Muchji, Drs,H.MM.dkk, Gunadarma, Jakarta, Pendidikan Pancasila,2006.

Rahim, ABD. 2004. Patriotisme Agenda Pembinaan Bangsa. Kuala Lumpur : Taman

Salahudin Perkasa

Satiman, Sudewo. 2003. Dengan Semangat Berkobar; Nasionalisme dan Gerakan

Pemuda di Indonesia. Jakarta: Hasta Mitra

Salatolohy, Fahmi. 2004. Nasionalisme Kaum Pinggiran. Yogyakarta : LKiS

Yogyakarta

Warsono, Posisi Pancasila Dalam Mapel PKn. Makalah disampaikan dalam seminar nasional Nation and CharacterBuilding

http://sekolahdemokrasi.sepakat.or.id/mahasiswa-di-tengah-globalisasi/

http://faneniintan.files.wordpress.com/2013/03/makalah-pkn-1.pdf

14