PBL skenario 3 blok kedkom

download PBL skenario 3 blok kedkom

of 38

Transcript of PBL skenario 3 blok kedkom

  • 8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom

    1/38

    1

    FERRY JUNIANSYAH

    1102011105

    1. Memahami dan menjelaskan Masalah gizi pada anak

    a.

    DefinisiPengertian gizi buruk adalah status gizi yang didasarkan pada indeks Berat Badan menurut

    Umur (BB/U)

  • 8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom

    2/38

    2

    berbagai faktor tersebut ,masukan kalori yang kurang dapat pula terjadi sebagai akibat

    kesalahan pemberian makan karena tiadanya keakraban dalam hubungan orang tua dan

    anak,penyakit metabolik,kelainan kongenital,infeksi kronik atau kelainan organ tubuh lainnya.

    Patofisiologi

    Kebutuhan ini tidak terpenuhi pada masukan yang kurang ,karena itu untuk pemenuhannya

    digunakan cadangan protein sebagai sumber enegi.Penghancuran jaringan pada defisiensikalori tidak saja membantu memenuhi kebutuhan energi,tetapi juga memungkinkan sintesis

    glukosa dan metabolit esensial lainnya,seperti berbagai asam amino.Karena itu pada marasmus

    ,kadang-kadang masih ditemukan kadar asam amino yang normal ,sehingga hati masih dapat

    membentuk cukup albumin.

    Gejala Klinis

    Gambaran klinis memperlihatkn penampilan seorang anak yang kurus,semula anak rewel

    ,cengeng.Walaupun telah diberi minum ,dan sering bangun tengah malam.Pada tahap

    berikutnya anak bersifat penakut,apatik,nafsu makan berkurang.Sebagai akibat kegagalan

    tumbuh kembang akan terlihat berat badan menurun ,jaringan subkutan menghilang sehingga

    turgor menjadi jelek dan kulit berkeriput .Pada keadaan yang lebih berat jaringan lemak pipi

    pun menghilang ,sehingga wajah anak meyerupai wajah orang usia lanjut .Vena superfisialiskepala lebih nyata,fontanel cekung,tulang pipi dan dagu terlihat menonjol ,mata nampak lebih

    besar dan cekung .Perut dapat membuncit atau mencekung dengan gambaran usus yang

    nyata.Atrofi otot akan menimbulkan hipotoniaa .Kadang-kadang terdapat edema yang ringan

    pada tungkai ,tetapi tidak pada muka.Suhu tubuh umumnya subnormal,nadi lambat dan

    metabolisme basal menurun sehingga ujung tangan dan kaki terasa dingin dan nampak sianosis.

    Penyakit Penyerta

    Sering dijumpai adalah enteritis,infestasi cacing,tuberkulosis,defisiensi vitamin A karena pada

    pemeriksaan anak dengan marasmus hendaknya diperhatikan kemungkinan adanya penyakit

    tersebut yang akan mempengaruhi tindakan pengobatan .

    Komplikasi Marasmus

    Defisiensi vitamin A

    Dermatosis

    Kecacingan

    Diare kronis

    Tuberkulosis

    b. Kwashiorkor

    Keseimbangan nitrogen yang positif pada orang dewasa tidak diperlukan karena kebutuhan

    protein sudah terpenuhi bila keseimbangan tersebut dapat dipertahankan.Pada anak bila

    keseimbangan nitrogen yang positif tidak terpenuhi ,maka setelah beberapa saat ia akan

    menderita malnutrisi protein yang mungkin berlanjut ke kwashiorkor.Meskipun sebab utama

    penyakit ini adalah defisiensi protein,tetapi karena bahan makanan yang dimakan kurang

    mengandung nutrient lainnya ditambah dengan konsumsi setempat yang berlainan ,maka akan

    terdapat perbedan gambaran kwashiorkor di berbagai negara.

    Kejadian

    Sebab utama masukan protein yang kurang adalah kemiskinan.Bahan makanan yang bernilai

    biologik tinggi sulit dijangkau oleh golongan masyarakat yang berpenghasilan

    rendah.Kwashiorkor sering ditemui di daerah miskin ,khususnya di negara afrika ,asia dan

    amerika latin.

    Etiologi

  • 8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom

    3/38

    3

    Selain oleh faktor sosio ekonomi dan budaya yang berperan adalah malnutrisi umumnya

    keseimbangan nitrogen yang negatif dapat pula disebabkan oleh diare kronik,malaabsorpsi

    protein,hilangnya protein melalui air kemih,infeksi menahun,luka bakar,penyakit hati.

    Patofisiologi

    Pada defisiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang sangat berlebihan,karena

    persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori dalam dietnya.Kelianan yang mencolokadalah gangguan metabolik dan perubahan sel yang menyebabkan edema dan perlemakan

    hati.Karena kekurangan protein dalam diet,akan terjadi kekurangan berbagai asam amino

    esensial dalam serum yang diperlukan dalam sintesis dan metabolisme.Selama diet

    mengandung cukup karbohidrat,maka produksi insulin akan meningkat dan sebagian asam

    amino dalam serum yang jumlahnya sudah kurang tersebut akan disalurkan ke dalam jaringan

    otot.Makin berkurangnya asam amino dalam serum ini akan menyebabkan kekurangan

    produksi albumin oleh hepar yang kemudian berakibat timbulnya edema.Perlemakan hati

    terjadi karena gangguan pembentukan beta lippoprotein sehingga transport lemak dari hati ke

    depot terganggu dengan akibat terjadinya penimbunan lemak dalam hati.

    Gejala Klinis

    1. Tampak sembab,letargik,cengeng,mudah terangsang.Pada tahap lanjut anak menjadi

    apatik dan sopor.

    2.

    Pertumbuhan yang terhambat,berat badan dan tinggi badan menurun dibandingkan

    dengan BB baku.

    3.

    Menunjukkan adanya edema,baik ringan ataupun berat.Edema ini muncul dini .Pertama

    kali terjadi pada alat dalam ,kemudian muka,lengan,tungkai,rongga tubuh dan pada

    stadium lanjut mungkin diseluruh tubuh.

    4. Jaringan otot mengecil dengan tonus nya yang menurun ,jaringan subkutan tipis dan

    lembek

    5. Kelainan gastrointestinal yang mecolok seperti anoreksia dan diare.Intoleransi laktosa

    sering dijumpai sehingga untuk mencegah diare pemberian susu sapi biasa harusdiencerkan.

    6. Rambut berwarna pirang,berstruktur kasar dan kaku,serta mudah dicabut.Tarikan ringan

    di daerah temporal dengan mudah dapat mencabut seberkas rambut tanpa reaksi

    sakit.Pada kwashiorkor tahap lanjut rambut akan terlihat kusam,jarang,kering,halus dan

    berwarna pucat atau putih.

    7. Kelainan kulit tampak awal berupa kulit yang kering,bersisik dengan garis garis kulityang dalam dan lebar disertai denitamin B kompleks,defisiensi eritrpoietin dan

    kerusakan hati.

    8. Anak mudah tejangkit infeksi akibat defisiensi immunologik.Penyakit infeksi sering

    bermanifestasi sebagai diare,bronkhopneumonia,tuberkulosis

    9.

    Sering disertai dengan defisiensi vitamin dan mineral lain dan dijumpai tanda defisiensi

    vitamin A ,riboflavin,anemia defisiensi besi,anemia megaloblastik.

    Pemeriksaan laboratorium

    Hampir semua kasus kwashiorkor memperlihatkan penurunan kadar albumin,kolesterol dan

    glukosa dalam serum.Kadar globulin dapat normal atau meningkat sehingga perbandingannya

    dapat terbalik yaitu kurang dari 1.

    Kadar asam amino esensial dalam plasma relatif lebih rendah daripada dari asam amino non

    esensial.Kadar immunoglobulin serum normal bahkan dapat meningkat.Gangguan imunitas

    seluler khususnya jumlah populasi sel T ,merupakan kelainan immunologik yang paling sering

    dijumpai di MEP berat.Uji toleransi glukosa menunjukkan gambaran tipe diabetik.Terdapat

    penurunan enzim dalam serum seperti amilase,esterase,kolin esterase,transaminase,fosfatasealkali ; aktivitas enzim pankreas dan xantin oksidase juga berkurang.

  • 8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom

    4/38

    4

    Penyakit penyerta

    Terdapat bersamaan dengan kwashiorkor adalah defisiensi vitamin A,infestasi

    cacing,tuberkulosis,bronkhopneumonia dan noma.

    Pengobatan

    Prinsip pengobatan MEP adalah :

    1. Memberikan makanan yang mengandung banyak protein bernilai biologik tinggi,tinggi

    kalori,cukup cairan ,vitamin dan mineral .

    2. Makanan harus dihidangkan dalam bentuk yang mudah dicerna dan diserap.

    3. Makanan diberikan secara bertahap ,karena toleransi terhadap makanan sangat rendah.

    4. Penanganan terhadap penyakit penyerta

    5. Tindak lanjut berupa pemantauan kesehatan penderita dan penyuluhan gizi terhadap

    keluarga

    Komplikasi kwashiorkor

    Anak dengan kwashiorkor akan lebih mudah untuk terkena infeksi dikarenakan lemahnya

    sistem imun.Tinggi maksimal dan kemampuan potensial untuk tumbuh tidak akan pernah dapatdicapai oleh anak dengan riwayat kwashiorkor .Bukti secara statistik mengemukakan bahwa

    kwashiorkor yang terjadi pada awal kehidupan ( bayi dan anakanak ) dapat menurunkan IQsecara permanen.

    Komplikasi jangka pendek

    1. Hipoglikemia

    2. Hipotermia

    3. Dehidrasi

    4.

    Gangguan fungsi vital

    5. Gangguan keseimbangan

    6.

    Elektrolit asam basa7.

    Infeksi berat

    8. Hambatan penyembuhan penyakit

    9. Penyerta

    Komplikasi jangka panjang :

    1. Stunting ( tubuh pendek )

    2. Berkurang potensi

    3. Tumbuh kembang

    c. Marasmic Kwashiorkor

    Terdapat gejala seperti edema,dermatosis,perubahan rambut,hepatomegali,perubahan

    mental,hipotrofi otot,jaringan lemak subkutan berkurang ,kerdil ,anemia dan defisiensi

    vitamin.Berat badan dengan edema kurang dari 60% nilai berat badan terhadap umum pada

    standar yang baku.

    Pemeriksaan darah tepi memperlihatkan anemia ringan sampai sedang ,yang umumnya berupa

    anemia hipokromik atau normokromik.Pada uji faal tampak nilai albumin sedikit atau amat

    merendah ,trigliserida normal dan kolesterol normal atau merendah.Kadar elektrolit K rendah

    bahkan mungkin sangat rendah sedangkan kadar Na,Zn dan Cu bisa normal atau menurun.

    Penatalaksanaan marasmic kwashiorkor dalam garis besarnya terdiri dari terapi

    nutrisi,pengobatan terhadap penyakit penyerta dan penyuluhan gizi terhadap

    keluarga.Keberhasilannya ditentukan dari faktor ekonomi sosio dan budaya keluarga sepertitingkat pendidikan ibu,penghasilan keluarga atau peran dan pengaruh anggota keluarga lain.

  • 8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom

    5/38

    5

    Penyakit penyerta yang sering ditemukan adalah infeksi saluran nafas

    atas,bronkhopneumonia,koch pulmonum,noma,otitis media supurativa,infeksi saluran

    kemih,penyakit parasit dan diare

    Terapi nutrisi diberikan dengan pemberian makanan tinggi energi tinggi protein seperti pada

    marasmus dan kwashiorkor.Energi diberikan 150 kkal/kgBB/hari,protein sebanyak 3-5

    g/kgBB/hari,sebagai tambahan diberikan KCL 75-100 mg/kgBB/hari,MgSO4 50% sebanyak0,25% ml/kgBB/hari secara IM dan roboransia.

    d. Penatalaksanaan

    1. Pengobatan atau pencegahan hipoglikemia

    Pada hipoglikemia, anak terlihat lemah, suhu tubuh rendah. Jika anak sadar dan dapat

    menerima makanan usahakan memberikan makanan sering/cair 23 jam sekali. Jika anaktidak dapat makan (tetapi masih dapat minum) berikan air gula dengan sendok.

    2. Pengobatan dan pencegahan hipotermia

    Hipotermia ditandai dengan suhu tubuh yang rendah < 36o Celcius. Pada keadaan ini anak

    harus dihangatkan dgn cara ibu atau orang dewasa lain mendekap anak di dadanya lalu

    ditutupi selimut atau dengan membungkus anak dengan selimut tebal dan meletakkan lampudi dekatnya. Selama masa penghangatan dilakukan pengukuran suhu anak pada dubur setiap

    30 menit sekali. Jika suhu anak sudah normal dan stabil tetap dibungkus dengan

    selimut/pakaian rangkap agar tidak jatuh kembali pada keadaan hipotermia.

    3. Pengobatan dan pencegahan kekurangan cairan

    Tanda klinis yang sering dijumpai pada anak KEP berat dengan dehidrasi adalah ada

    riwayat diare sebelumnya, anak sangat kehausan, mata cekung, nadi lemah, tangan dan kaki

    teraba dingin,

    anak tidak buang air kecil dalam waktu cukup lama.

    Tindakan yang dapat dilakukan:

    a. Jika anak masih menyusui, teruskan ASI dan berikan setiap 1/2jam sekali tanpa berhenti.

    Jika anak masih dapat minum, lakukan tindakan rehidrasi oral dengan memberi minumanak 50 ml (3 sendok makan) setiap 30 menit dengan sendok. Cairan rehidrasi oral

    khusus KEP disebut ReSoMal.

    b.

    Jika tidak ada ReSoMal untuk anak dengan KEP berat dapat menggunakan oralit yang

    diencerkan 2x. Jika anak tidak dapat minum, lakukan rehidrasi intravena (infus)

    RL/Glukosa 5% dan NaCl dgn perbandingan 1:1.

    4. Lakukan pemulihan gangguan keseimbangan elektrolit

    Pada semua KEP Berat/gizi buruk terjadi gangguan keseimbangan elektrolit diantaranya :

    Kelebihan natrium (Na) tubuh, walaupun kadar Na plasma rendah.

    Defisiensi Kalium (K) dan Magnesium (Mg).

    Ketidakmampuan elektrolit ini memicu terjadinya edema dan untuk pemulihan

    keseimbangan elektrolit diperlukan waktu minimal 2 minggu.

    Berikan makanan tanpa diberi garam/rendah garam, untuk rehidrasi, berikan cairan oralit 1

    liter yang diencerkan 2x (dengan pe+an 1 liter air) ditambah 4 gr kecil dan 50 gr gula atau

    bila balita KEP bisa makan berikan bahan makanan yang banyak mengandung mineral

    bentuk makanan lumat

    5. Lakukan pengobatan dan pencegahan infeksi

    Pada KEP berat tanda yang umumnya menunjukkan adanya infeksi seperti demam

    seringkali tidak tampak. Pada semua KEP berat secara rutin diberikan antibiotik spektrum

    luar.

  • 8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom

    6/38

    6

    6. Pemberian makanan, balita KEP berat

    Pemberian diet KEP berat dibagi 3 fase:

    a. Fase Stabilisasi (12 hari)Pada awal fase stabilisasi perlu pendekatan yang sangat hati-hati, karena keadaan faali anak

    yang sangat lemah dan kapasitas homeostatik berkurang, Pemberian makanan harus dimulaisegera setelah anak dirawat dan dirancang sedemikian rupa sehingga energi dan protein

    cukup untuk memenuhi metabolisme basal saja, Formula khusus seperti formula WHO

    75/modifikasi/modisko yang dilanjutkan dan jadual pemberian makanan harus disusun

    agar dapat mencapai prinsip tersebut dengan persyaratan diet sbb: porsi kecil, sering, rendah

    serat dan rendah laktosa, energi 100 kkal/kg/hari, protein 11,5 gr/kgbb/hari, cairan 130ml/kg BB/hari (jika ada edema berat 100 ml/kg bb/hari),bila anak mendapat ASI teruskan,

    dianjurkan memberi formula WHO 75/pengganti/modisco dengan gelas, bila anak terlalu

    lemah berikan dengan sendok/pipet, Pemberian formula WHO 75/pengganti/modisco atau

    pengganti dan jadual pemberian makanan harus sesuai dengan kebutuhan anak.

    7.

    Perhatikan masa tumbuh kejar balita

    Fase ini meliputi 2 fase: transisi dan rehabilitasi :

    a. Fase Transisi (minggu II)

    1) Pemberian makanan pada fase transisi diberikan secara perlahan untuk menghindari

    resiko gagal jantung, yang dapat terjadi bila anak mengkonsumsi makanan dalam

    jumlah banyak secara mendadak.

    2) Ganti formula khusus awal (energi 75 kal dan protein 0.9 1.0 gr/100 ml) denganformula khusus lanjutan (energi 100 kkal dan protein 2.9 gr/100 ml) dalam jangka

    waktu 48 jam . Modifikasi bubur/mknn keluarga dapat digunakan asal kandungan

    energi dan protein sama

    3) Naikkan dengan 10 ml setiap kali sampai hanya sedikit formula tersisa, biasanyapada saat tercapai jumlah 30 ml/kg bb/kali pemberian (200 ml/kg bb/hari).

    b. Fase Rehabilitasi (Minggu IIIVII)1) Formula WHO-F 135/pengganti/modisco 1 dengan jumlah tidak terbatas dan

    sering.

    2) Energi : 150220 kkal/kg bb/hari.3) Protein : 46 gr/kgbb/hari.4) Bila anak masih mendapat ASI, teruskan ASI, ditambah dengan makanan formula

    karena energi dan protein ASI tidak akan mencukupi untuk tumbuh kejar.

    5) Secara perlahan diperkenalkan makanan keluarga.

    8.

    Lakukan penanggulangan kekurangan zat gizi mikroSemua pasien KEP berat mengalami kurang vitamin dan mineral, walaupun anemia biasa

    terjadi, jangan tergesa-gesa memberikan preparat besi (Fe). Tunggu sampai anak mau

    makan dan BB nya mulai naik (pada minggu II). Pemberian Fe pada masa stabilisasi dapat

    memperburuk keadaan infeksinya .

    Berikan setiap hari :

    - Tambahan multivitamin lain

    - Bila BB mulai naik berikan zat besi dalam bentuk tablet besi folat/sirup besi

    - Bila anak diduga menderita cacingan berikan pirantel pamoat dosis tunggal.

    - Vitamin A oral 1 kali.

    - Dosis tambahan disesuaikan dgn baku pedoman pemberian kapsul vitamin A

    9.

    Berikan stimulasi dan dukungan emosional

  • 8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom

    7/38

    7

    Pada KEP berat terjadi keterlambatan perkembangan mental dan perilaku, karenanya

    diberikan :

    kasih sayang, ciptakan lingkungan menyenangkan,.lakukan terapi bermain terstruktur 15-

    330 menit/har, rencanakan aktifitas fisik setelah sembuh, tingkatkan keterlibatan ibu

    (memberi makan, memandikan, bermain)

    10. Persiapan untuk tindak lanjut di rumah

    Bila BB anak sudah berada di garis warna kuning anak dapat dirawat di rumah dan dipantau

    oleh tenaga kesehatan puskesmas/bidan di desa.

  • 8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom

    8/38

    8

    PROGRAM PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN SECARA UMUM

    1. Pengertian

    Berbagai pengawasan tentang PMT yang ada di Masus saat ini adalah.

    PMT sebagai makanan tambahan bagi seseorang terhadap makanan sehari hari(splementation) untuk mengurangi kebutuhan gizinya.

    Dengan demikian makanan yang diberikan berbentuk jajan atau makanan kecil, jumlahnya

    sekelas untuk memenuhi kekurangan makanan seseorang terhadap kebutuhan yang dianjurkan.

    PMT sebagai pengganti salah satu dari makan pagi siang, malam yang (subsituation). Dengan

    demikian makanan yang diberikan dapat berbentuk susunan hidangan lengkap dalam jumlah

    yang cukup besar. (Depkes, UNICEF, 1980).

    2. Jenis PMT

    PMT sebagai sarana pemilihan keadaan gizi, dalam arti kuratif dan rehabilaitas

    meeruuupakan salah satu bentuk kegiatan pemberian zat gizi beruupa makanan dari kelurga

    daalam rangka Program UPGK.

    PMT sebagai sarana penyuluhan merupakan salah satu cara penyuluhan gizi, khususnya

    untuk meningkatkan keadaan gizi anak balita, ibu hamil dan ibu menyusui (Depkes-UNICEF,1980)

    3. Tujuan PMT

    a. PMT sebagai sarana penyuluhan

    Tujuan umumnya adalah memberikan pengtahuan dan menumbuhkan kesadaran maasyarakat

    ke arah perbaikan cari pembagian pemberian makanan anak balita, ibu hamil dan ibu

    menyusui, tujuan khususnya.

    Adalah memperluas jangkauan pelayanan program UPGK serta mengumumkan kesadaran

    masyarakat untuk menggunakan bahan makanan setempat dan dapat diusaahakan secara

    swadana. (Depkes-UNICEF, 1980).

    b. PMT sebagai sarana pemulihan

  • 8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom

    9/38

    9

    Tujuan umum dari PMT sebagai sarana pemulihan adalah memberikan makanan tambahan

    kepada ibu hamil kurang Energi Kronis (KEK), ibu nifas KEK, bayi (6-11 bulan) dari keluarga

    miskin sebagai upaya mempertahankan /meningkatkan status gizi GD. (Depkes, 1998).

    Tujuan khususnya adalah :

    Memperbaiki kedaan gizi yang menderita kurang gizi. (Depkes-UNICEF, 1980).

    4. Sasaran Program PMT

    Semua anak balita

    Ibu hamil trimester III

    Ibu menyusui yang anaknya berumur dibawah 150 hari (Depkes-UNICEF, 1980).PMT sebagai sarana penyuluhan diberikan kepada :

    Seluruh bayi umur 6-11 bulan dari keluarga miskin

    Seluruh anak umur 12-23 bulan dari keluarga miskin

    Seluruh ibu hamil KEK dari keluarga miskin (Depkes, 1998)

    MEMPERTAHANKAN DAN MENINGKATKAN STATUS GIZI BAKU BENTUK PMTPEMULIHAN SESUAI DENGAN KETENTUAN DEPKES TAHUN 1998 TENTANG PMT

    PEMULIHAN BENTUKNYA ADALAH SEBAGAI BERIKUT :

    1. Bentuk dan jenis makanan yang disajikan bukan berupa makanan llengkap sesuai nasi

    dan lauknyya tetapi berupa bahan makanan camppppuran untuk bayi usia 6-11 bulan

    dan berupa jajanan atau makanan kecil dengan tetap memperhatikan aspek mutu dan

    keamanan pangan.

    2.

    BML dan makanan jajanan untuk PMT pemulihan hari menggunakan bahan hasil

    pabrik atau industri yang dibeli atau industri yang dibeli atau didatangkan dari kota

    seperti susu bubuk, susu kaleng, macam-macam mie instan, roti atau kue-kue produk

    pabrik.

    3.

    BML dan jajanan PMT pemulihan harus mengandung energi 363,9 KKAI dan protein

    masing-masing 12,5 grsm untuk umur 6-11 bulan dan 40 ggr untuk 12-23 bulan

    4. Makanan PMT pemulihan tersebut diberkan setiap hari selama 90 hari.

    1. Konsumsi Gizi

    Tingkat konsumen ditentukan oleh kualitas hidangan. Kkualitas hiidangan menunjukkan

    adanya ssemmmua zat gizi yang diperlukan tubuh didalam susunan hidangaan

    dan perbandingan yang satu dengan yang lain. Kuantitas menuunjukkan kuantitum masing-

    masing zat gizi terhadap kebutuhan tubuh baik daari suatu kualitas maupun kuantitas maka

    tubuh mendapat kooondisi kesehatan gizi yang ssebaik-baiknya. (Djaeni Sediaoetama, MSc)

    2. Konsumsi Energi

    Energi adalah tenaga untuk melakukan perkerjaan, pangan merupakan bahan bakar yang

    berfungsi sebagai sumber energi yang dipllukan tubuh untuk melaakukaan pekerjaan yang

    penting. Energi yang dibutuhkan oleh individu untuk mempertahankan kehidupannya dalam

    menunjang proses pertumbuhan, bisa berasal dari karbohidrat, lemak, protein. (Djaeni,

    Sediaotama, 1991). Energi yang masuk melalui makanan yang dimakan harus sesuai dengan

    kebutuhan masing-masing individu.. Untuk mengetahui apakah orang tersebut kelebihan atau

    kekurangan energi yang masuk dari makanan, maka digunakan petunjuk utama yaitu berat

    badan (AnmadjauhiSediautama, 1987).Kebutuhan total energi pada individu dipengaruhi oleh tiga faktor (Hertog Nursanboto, 1992)

    yaitu :

  • 8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom

    10/38

    10

    Metabolisme basah adalah jumlah panas yang dibutuhkan oleh tubuh dalam keadaan

    istirahat total baik fisik, pencernaan, maupun emosinya.

    Aktivitas fisik

    Efek dinamik khusus pada makanan (SDA) : SDA adalah panas khusus yang

    dibutuhkan untuk mencerna, menyerap dan memetabolisme zat gizi yang terdapat pada

    makanan yang masuk ke dalam tubuh.Efek kekurangan energi pada tubuh akan menyebabkan terjadinya masalah gizi kurang.

    Gizi kurang dapat terjadi akibat tingkat konsumsi yang memang tidak mencukupi atau

    tingkat konsumsi mencukupi namun tubuh mengalami gangguan pencernaan sehingga

    zat gizi yang masuk terbuang lagi dengan percuma.

    3. Konsumsi Protrein

    Protein merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagi tubuh, disamping berfungsi

    sebagai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur. Protein

    sebagai zat pembangun merupakan pembentuk jaringan-jaringan baru yang selalu terjadi

    didalam tubuh serta mengganti jaringan-jaringan tubuh yang rusak dan yang perlu dirombak.

    Fungsi protein bagi tubuh ialah untuk membentuk jaringan yang baru dan mempertahankanjaringan yang telah ada.

    Protein yang berasal dari protein hewani lebih tinggi nilainya daripada protein yang berasal

    dari tumbuh-tumbuhan, karena protein hewani mengandung lebih lengkap asam-asam amino

    essensial dan susunannya lebih mendekati sisman tubuh manusia.

    Kebutuhan Energi dan Protein Anak Balita

    Seperti diketahui kebutuhan energi dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu BMR. Aktivitas fisik dan

    SDA. BMR mempunyai nilai tertinggi pada masa pertumbuhan, sepanjang kehidupan manusia

    BMR mencapai titik perkembangan tertinggi pada usia dua tahun dan memasuki tahun ketiga

    kehidupannya. Kemudian grafik BMR secara perlahan-lahan menurun sampai masa remaja

    (Hertos Nursanyoti, 1992).

    Berdasarkan kebutuhan gizi yang dianjurkan (KGA) tahun 1993, kebutuhan energi dan protein

    dapat dilihat dibawah ini :

    - Umur 13 tahun : Kebutuhan energi 1250 kilo kalori dan kebutuhan protein 20 gr.- Umur 46 tahun : Kebutuhan energi 1750 kilo kalori dan kebutuhan protein 32 gr.

    e. Prognosis

    Dengan pengobatan adekuat ,umumnya penderita dapat di tolong walaupun diperlukan waktu

    sekitar 2-3 bulan untuk tercapainya berat badan yang lumayan.Pada tahap penyembuhan yang

    sempurna,biasanya pertumbuhan fisis hanya terpaut sedikit dibandingkan dengan anak

    sebayanya,Namun perkembangan intelektualnya akan mengalami kelambatan yang

    menetap,khususnya kelainan mental dan defisiensi persepsi.Retardasi perkembangan akanlebih nyata lagi bila penyakit ini diderita sebelum anak berumur 2 tahun ,ketika masih terjadi

    proses proliferasi ,mielinisasi, dan migrasi sel otak

    2. Memahami dan menjelaskan cara penilaian status gizi pada anak dan bumil

    Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variable tertentu,

    merupakan indeks yang statis dan agresif sifatnya kurang peka untuk melihat terjadinya

    perubahan dalam waktu pendek misalnya bulanan. (Supariasa, 2001:18). Status gizi terbaik

    ialah kesehatan gizi optimum. Kondisi ini tubuh bebas dari penyakit dan mempunyai daya

    tahan tubuh yang baik sehingga memiliki daya kerja dan efisiensi yang sebaik-baiknya.

  • 8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom

    11/38

    11

    Dalam penilaian staus gizi dikenal 2 istilah yaitu :

    1. Penilaian status gizi dan

    2. Pemantauan status gizi

    Keduanya sama-sama mendeskripsikan kondisi keseimbangan, namun perbedaan

    terletak pada frekuensi pengukuran dan interpretasi hasil ukur. PSG dilakukan pada satu titikwaktu dan hasil yang didapatkan adalah deskripsi status gizi pada satu kali pengukuran

    tersebut. PSG biasanya dilakukan untuk mengevaluasi program perbaikan gizi dan dampak

    sebuah program. Sementara itu Monitoring Status Gizi adalah pengukuran status gizi yang

    dilakukan pada 2 titik waktu atau lebih. Pengamatan diarahkan kepada arah (trend) dari 2 titik

    waktu tersebut. Perubahan (naik/turun) status gizi menjadi fokus perhatian. Dengan demikian

    MSG adalah trend dari 2 PSG

    Metode PSG bila dikelompokkan terdiri atas :

    1. PSG untuk perorangan, dan

    2. PSG untuk kelompok / masyarakat

    Menurut Schaible & Kauffman (2007) hubungan antara kurang gizi dengan penyakitinfeksi tergantung dari besarnya dampak yang ditimbulkan oleh sejumlah infeksi terhadap

    status gizi itu sendiri. Beberapa contoh bagaimana infeksi bisa berkontribusi terhadap kurang

    gizi seperti infeksi pencernaan dapat menyebabkan diare, HIV/AIDS, tuberculosis, dan

    beberapa penyakit infeksi kronis lainnya bisa menyebabkan anemia dan parasit pada usus

    dapat menyebabkan anemia. Penyakit Infeksi disebabkan oleh kurangnya sanitasi dan bersih,

    pelayanan kesehatan dasar yang tidak memadai, dan pola asuh anak yang tidak memadai

    (Soekirman, 2000).

    Penyebab tidak langsung yaitu ketahanan pangan di keluarga, pola pengasuhan anak,

    serta pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan. Rendahnya ketahanan pangan rumah

    tangga, pola asuh anak yang tidak memadai, kurangnya sanitasi lingkungan serta pelayanan

    kesehatan yang tidak memadai merupakan tiga faktor yang saling berhubungan. Makin tersedia

    air bersih yang cukup untuk keluarga serta makin dekat jangkauan keluarga terhadap pelayanan

    dan sarana kesehatan, ditambah dengan pemahaman ibu tentang kesehatan, makin kecil resiko

    anak terkena penyakit dan kekurangan gizi (Unicef, 1998) Sedangkan penyebab mendasar atau

    akar masalah gizi di atas adalah terjadinya krisis ekonomi, politik dan sosial termasuk bencana

    alam, yang mempengaruhi ketidak-seimbangan antara asupan makanan dan adanya penyakit

    infeksi, yang pada akhirnya mempengaruhi status gizi balita (Soekirman, 2000).

    Ada 2 faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang yaitu:

    A. Faktor Eksternal

    1) Pendidikan dan pendapatan

    Masalah gizi karena kemiskinan indikatornya adalah taraf ekonomi keluarga, yang

    hubungannya dengan daya beli yang dimiliki keluarga tersebut (Santoso, 1999, dalam

    creasoft.wordpress.com)

    Tingkat pendidikan juga termasuk dalam faktor ini. Tingkat pendidikan berhubungan dengan

    status gizi karena dengan meningkatnya pendidikan kemungkinan akan meningkatkan

    pendapatan sehingga dapat meningkatkan daya beli makanan ( Departemen gizi dan kesehatan

    masyarakat, 2007).

    Pendidikan gizi merupakan suatu proses merubah pengetahuan, sikap dan perilaku

    orang tua atau masyarakat untuk mewujudkan dengan status gizi yang baik (Suliha, 2001,

    dalam artikelpenjas.blogspot.com)

  • 8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom

    12/38

    12

    2) PekerjaanPekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupan

    keluarganya. Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-

    ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga (Markum, 1991).

    3) BudayaBudaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah laku dan kebiasaan

    (Soetjiningsih, 1998, dalam artikelpenjas.blogspot.com)

    Budaya berperan dalam status gizi masyarakat karena ada beberapa kepercayaan,

    seperti tabu mengonsumsi makanan tertentu oleh kelompok umur tertentu yang sebenarnya

    makanan tersebut justru bergizi dan dibutuhkan oleh kelompok umur tersebut. Seperti ibu

    hamil yang tabu mengonsumsi ikan ( Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2007).

    B. Faktor Internal

    1) UsiaUsia akan mempengaruhi kemampuan atau pengalaman yang dimiliki orang tua dalam

    pemberian nutrisi anak balita (Nursalam, 2001 dalam creasoft.wordpress.com)

    2) Kondisi FisikMereka yang sakit, yang sedang dalam penyembuhan dan yang lanjut usia, semuanya

    memerlukan pangan khusus karena status kesehatan mereka yang buruk. Bayi dan anak-anak

    yang kesehatannya buruk, adalah sangat rawan, karena pada periode hidup ini kebutuhan zat

    gizi digunakan untuk pertumbuhan cepat (Suhardjo, et, all, 1986)

    3) InfeksiInfeksi dan demam dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan atau menimbulkan

    kesulitan menelan dan mencerna makanan (Suhardjo, et, all, 1986 dalam

    creasoft.wordpress.com)

    Penilaian Status Gizi

    Penilaian status gizi merupakan penjelasan yang berasal dari data yang diperoleh

    dengan menggunakan berbagai macam cara untuk menemukan suatu populasi atau individu

    yang memiliki risiko status gizi kurang maupun gizi lebih (Hartriyanti dan Triyanti, 2007).

    Penilaian status gizi terdiri dari dua jenis, yaitu :

    1. Penilaian Langsung

    a. Antropometri

    Antropometri merupakan salah satu cara penilaian status gizi yang berhubungan dengan

    ukuran tubuh yang disesuaikan dengan umur dan tingkat gizi seseorang. Pada umumnya

    antropometri mengukur dimensi dan komposisi tubuh seseorang (Supariasa, 2001). Metode

    antropometri sangat berguna untuk melihat ketidakseimbangan energi dan protein. Akan tetapi,

    antropometri tidak dapat digunakan untuk mengidentifikasi zat-zat gizi yang spesifik (Gibson,

    2005).

    b. Klinis

    Pemeriksaan klinis merupakan cara penilaian status gizi berdasarkan perubahan yangterjadi yang b erhubungan erat dengan kekurangan maupun kelebihan asupan zat gizi.

  • 8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom

    13/38

    13

    Pemeriksaan klinis dapat dilihat pada jaringan epitel yang terdapat di mata, kulit, rambut,

    mukosa mulut, dan organ yang dekat dengan permukaan tubuh (kelenjar tiroid) (Hartriyanti

    dan Triyanti, 2007).

    c. Biokimia

    Pemeriksaan biokimia disebut juga cara laboratorium. Pemeriksaan biokimiapemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi adanya defisiensi zat gizi pada kasus yang

    lebih parah lagi, dimana dilakukan pemeriksaan dalam suatu bahan biopsi sehingga dapat

    diketahui kadar zat gizi atau adanya simpanan di jaringan yang paling sensitif terhadap deplesi,

    uji ini disebut uji biokimia statis. Cara lain adalah dengan menggunakan uji gangguan

    fungsional yang berfungsi untuk mengukur besarnya konsekuensi fungsional dari suatu zat gizi

    yang spesifik Untuk pemeriksaan biokimia sebaiknya digunakan perpaduan antara uji biokimia

    statis dan uji gangguan fungsional (Baliwati, 2004).

    d. Biofisik

    Pemeriksaan biofisik merupakan salah satu penilaian status gizi dengan melihat

    kemampuan fungsi jaringan dan melihat perubahan struktur jaringan yang dapat digunakandalam keadaan tertentu, seperti kejadian buta senja (Supariasa, 2001).

    2.

    Penilaian Tidak Langsung

    a. Survei Konsumsi Makanan

    Survei konsumsi makanan merupakan salah satu penilaian status gizi dengan melihat

    jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi oleh individu maupun keluarga. Data yang didapat

    dapat berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Data kuantitatif dapat mengetahui jumlah dan

    jenis pangan yang dikonsumsi, sedangkan data kualitatif dapat diketahui frekuensi makan dan

    cara seseorang maupun keluarga dalam memperoleh pangan sesuai dengan kebutuhan gizi

    (Baliwati, 2004).

    b. Statistik Vital

    Statistik vital merupakan salah satu metode penilaian status gizi melalui data-data

    mengenai statistik kesehatan yang berhubungan dengan gizi, seperti angka kematian menurut

    umur tertentu, angka penyebab kesakitan dan kematian, statistik pelayanan kesehatan, dan

    angka penyakit infeksi yang berkaitan dengan kekurangan gizi (Hartriyanti dan Triyanti, 2007).

    c. Faktor Ekologi

    Penilaian status gizi dengan menggunakan faktor ekologi karena masalah gizi dapat

    terjadi karena interaksi beberapa faktor ekologi, seperti faktor biologis, faktor fisik, dan

    lingkungan budaya. Penilaian berdasarkan faktor ekologi digunakan untuk mengetahuipenyebab kejadian gizi salah (malnutrition) di suatu masyarakat yang nantinya akan sangat

    berguna untuk melakukan intervensi gizi (Supariasa, 2001).

    Antopometri Gizi

    Di masyarakat, cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan adalah

    antropometri gizi. Dewasa ini dalam progam gizi masyarakat, pemantauan status gizi anak

    balita menggunakan metode antropometri, sebagai cara untuk menilai status gizi. Disamping

    itu pula dalam kegiatan penapisan status gizi masyarakat selalu menggunakan metode tersebut.

    Pada dasarnya jenis pertumbuhan dapat dibagi dua yaitu: pertumbuhan yang bersifat linier dan

    pertumbuhan massa jaringan. Dari sudut pandang antropometri, kedua jenis pertumbuhan ini

    mempunyai arti yang berbeda. Pertumbuhan linier menggambarkan status gizi yang

  • 8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom

    14/38

    14

    dihubungkan pada saat lampau dan pertumbuhan massa jaringan mengambarkan status gizi

    yang dihubungkan pada saat sekarang atau saat pengukuran.

    a. Pertumbuhan linier

    Bentuk dari ukuran linier adalah ukuran yang berhubungan dengan panjang. Contohnya

    panjang badan, lingkar badan, dan lingkar kepala. Ukuran linear yang rendah biasanyamenunjukkan keadaan gizi yang kurang akibat kekurangan energi dan protein yang diderita

    waktu lampau. Ukuran linear yang paling sering digunakan adalah tinggi atau panjang badan.

    b. Pertumbuhan Massa Jaringan

    Bentuk dan ukuran massa jaringan adalah massa tubuh. Contoh ukuran massa jaringan

    adalah berat badan, lingkar lengan atas (LLA), dan tebal lemak bawah kulit. Apabila ukuran ini

    rendah atau kecil, menunjukkan keadaan gizi kurang akibat kekurangan energi dan protein

    yang diderita pada waktu pengukuran dilakukan. Ukuran massa jaringan yang paling sering

    digunakan adalah berat badan.

    Antropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi

    tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Berbagai jenis ukurantubuh antara lain: berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas dan tebal lemak di bawah kulit.

    Keunggulan antropometri gizi sebagai berikut:

    a. Prosedurnya sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel yang besar.

    b. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli, tetapi cukup dilakukan oleh tenaga yang sudah

    dilatih dalam waktu singkat dapat melakukan pengukuran antropometri. Kader gizi (Posyandu)

    tidak perlu seorang ahli, tetapi dengan pelatihan singkat ia dapat melaksanakan kegiatannya

    secara rutin.

    c. Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat di daerah setempat.

    Memang ada alat antropometri yang mahal dan harus diimpor dari luar negeri, tetapi

    penggunaan alat itu hanya tertentu saja seperti "Skin Fold Caliper" untuk mengukur tebal

    lemak di bawah kulit.

    d. Metode ini tepat dan akurat, karena dapat dibakukan.

    e. Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di masa lampau.

    f. Umumnya dapat mengidentifikasi status gizi sedang, kurang, dan gizi buruk, karena sudahada ambang batas yang jelas.

    g. Metode antropometri dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu, atau

    dari satu generasi ke generasi berikutnya.

    h. Metode antropometri gizi dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap

    gizi.

    Di samping keunggulan metode penentuan status gizi secara antropometri, terdapat pula

    beberapa kelemahan.

    a.Tidak sensitif. Metode ini tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat. Di

  • 8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom

    15/38

    15

    samping itu tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu seperti zink dan Fe.

    b.Faktor di luar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan energi) dapat menurunkan

    spesifikasi dan sensitivitas pengukuran antropometri.

    c.Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi, akurasi, danvaliditas pengukuran antropometri gizi.

    d.Kesalahan ini terjadi karena:

    1.pengukuran

    2.perubahan hasil pengukuran baik fisik maupun komposisi jaringan

    3.analisis dan asumsi yang keliru

    e.Sumber kesalahan, biasanya berhubungan dengan:

    1.latihan petugas yang tidak cukup

    2.kesalahan alat atau alat tidak ditera

    3.kesulitan pengukuran

    Jenis Parameter

    Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa

    parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia, antara lain:

    Umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada,

    lingkar pinggul, dan tebal lemak di bawah kulit.Di bawah ini akan diuraikan parameter itu.

    Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering

    digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Berat badan digunakan untuk mendiagnosa bayi

    normal atau BBLR. Dikatakan BBLR apabila berat bayi lahir di bawah 2500 gram atau di

    bawah 2,5 kg. Pada masa bayi-balita, berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju

    pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi, asites,

    edema dan adanya tumor. Di samping itu pula berat badan dapat dipergunakan sebagai dasar

    perhitungan dosis obat dan makanan.

    Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air dan mineral pada tulang.

    Pada remaja, lemak tubuh cenderung meningkat, dan protein otot menurun. Pada orang yang

    edema dan asites terjadi penambahan cairan dalam tubuh. Adanya tumor dapat menurunkan

    jaringan lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi.

    Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alat yang digunakan di

    lapangan sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan:

    1. Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat yang lain.2. Mudah diperoleh dan relatif murah harganya.

    3. Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg.

    4. Skalanya mudah dibaca.

    5. Cukup aman untuk menimbang anak balita.

    Alat yang dapat memenuhi persyaratan dan kemudian dipilih dan dianjurkan untuk

    digunakan dalam penimbangan anak balita adalah dacin.

    Penggunaan dacin mempunyai beberapa keuntungan antara lain:

    1. Dacin sudah dikenal umum sampai di pelosok pedesaan.

    2. Dibuat di Indonesia, bukan impor, dan mudah didapat.

    3. Ketelitian dan ketepatan cukup baik.

  • 8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom

    16/38

    16

    Dacin

    Dacin yang digunakan sebaiknya minimum 20 kg dan maksimum 25 kg. Bila

    digunakan dacin berkapasitas 50 kg dapat juga, tetapi hasilnya agak kasar, karena angka

    ketelitiannya 0,25 kg.

    Tinggi Badan, tinggi atau panjang badan merupakan indikator umum ukuran tubuh danpanjang tulang. Namun, tinggi saja belum dapat dijadikan indikator untuk menilai status gizi,

    kecuali jika digabungkan dengan indikator lain seperti usia dan berat badan. Penggunaan

    tinggi, atau panjang, bukan tanpa kelemahan. Pertama, baku acuan yang tersedia umumnya

    terambil dari penilaian tinggi badan subjek yang berasal dari masyarakat berstatus gizi baik di

    negara maju. Kedua, defisit pertumbuhan linier baru akan terjelma manakala defisiensi telah

    berlangsung lama yang berarti tidak akan termanifestasi semasa bayi. Jika bayi terukur lebih

    pendek ketimbang baku acuan, tidak berarti bayi tersebut tengah malnutrisi pascanatal,

    melainkan dampak dari ukuran lahir rendah. Ketiga, secara genetik setiap orang terlahir

    menurut ukuran yang tidak serupa: orang yang jika dibandingkan dengan populasi "acuan"

    berukuran lebih pendek tidak langsung berarti malnutrisi.

    Tinggi badan diukur dalam keadaan berdiri tegak lurus, tanpa alas kaki, kedua tanganmerapat ke badan, punggung dan bokong menempel pada dinding, dan pandangan diarahkan ke

    depan.

    Lingkar Lengan Atas (LLA), dewasa ini memang merupakan salah satu pilihan untuk

    penentuan status gizi, karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat yang sulit

    diperoleh dengan harga yang lebih murah.

    Pengukuran LLA adalah suatu cara untuk mengetahui risiko kekurangan energi protein (KEP)

    wanita usia subur (WUS). Pengukuran LLA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan

    status gizi dalam jangka pendek. Pengukuran LLA digunakan karena pengukurannya sangat

    mudah dan dapat dilakukan siapa saja.

    Beberapa tujuan pemeriksaan LLA adalah mencakup masalah WUS baik ibu hamil

    maupun calon ibu, masyarakat umum dan peran petugas lintas sektoral. Adapun tujuan tersebut

    adalah:

    a. Mengetahui risiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu, untuk menapis wanita yang

    mempunyai risiko melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).

    b. Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan dalam pencegahan

    dan penanggulangan KEK.

    c. Mengembangkan gagasan baru di kalangan masyarakat dengan tujuan meningkatkan

    kesejahteraan ibu dan anak.

    d. Meningkatkan peran petugas lintas sektoral dalam upaya perbaikan gizi WUS yangmenderita KEK.

    e. Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang menderita KEK.

    Lingkar lengan atas diperiksa pada bagian pertengahan jarak antara olekranon dan

    tonjolan akromion. Ambang batas LLA WUS dengan risiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm.

    Apabila ukuran LLA kurang 23,5 cm atau dibagian merah pita LLA, artinya wanita tersebut

    mempunyai risiko KEK, dan diperkirakan akan melahirkan berat bayi lahir rendah (BBLR).

    BBLR mempunyai risiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan dan gangguan

    perkembangan anak.

    Lingkar Kepala, adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak secara praktis,

    yang biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari besarnya kepala atau peningkatanukuran kepala. Contoh yang sering digunakan adalah kepala besar (Hidrosefalus) dan kepala

  • 8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom

    17/38

    17

    kecil (Mikrosefalus).

    Lingkar kepala terutama dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang tengkorak.

    Ukuran otak meningkat secara cepat selama tahun pertama, akan tetapi besar lingkar kepala

    tidak menggambarkan keadaan kesehatan dan gizi. Bagaimanapun juga ukuran otak dan

    lapisan tulang kepala dan tengkorak dapat bervariasi sesuai dengan keadaan gizi.Lingkar Dada, biasanya dilakukan pada anak yang berumur 2 sampai 3 tahun, karena

    rasio lingkar kepala dan lingkar dada sama pada umur 6 bulan. Setelah umur ini, tulang

    tengkorak tumbuh secara lambat dan pertumbuhan dada lebih cepat. Umur antara 6 bulan dan 5

    tahun, rasio lingkar kepala dan dada adalah kurang dari satu, hal ini dikarenakan akibat

    kegagalan perkembangan dan pertumbuhan, atau kelemahan otot dan lemak pada dinding dada.

    Ini dapat digunakan sebagai indikator dalam menentukan KEP pada anak balita.

    Jaringan Lunak. Otak, hati, jantung, dan organ dalam lainnya merupakan bagian yang

    cukup besar dari berat badan, tetapi relatif tidak berubah beratnya pada anak malnutrisi. Otot

    dan lemak merupakan jaringan lunak yang sangat bervariasi pada penderita KEP. Antropometri

    jaringan dapat dilakukan pada kedua jaringan tersebut dalam pengukuran status gizi dimasyarakat

    Lemak subkutan (Sub-Cutaneous Fat)

    Penelitian komposisi tubuh, termasuk informasi mengenai jumlah dan distribusi lemak

    subkutan, dapat dilakukan dengan bermacam metode:

    1.Analisis Kimia dan Fisik (melalui analisis seluruh tubuh pada autopsi).

    2. Ultrasonik.

    3.Densitometri (melalui penempatan air pada densitometer)

    4.Radiological anthropometry (dengan mengunakan jaringan yang lunak)

    5.Physical anthropometry (menggunakan skin-fold calipers)

    Dari metode tersebut diatas, hanya antropometri fisik yang paling sering atau praktis

    digunakan di lapangan. Bermacam-macam skin-fold calipers telah ditemukan, tetapi

    pengalaman menunjukkan bahwa alat tersebut mempunyai standard atau jangkauan jepitan (20-

    40 mm2), dengan ketelitian 0,1 mm, tekanan yang konstan 10 gram/mm2). Jenis alat yang

    sering digunakan adalah Harpenden Calipers. Alat itu memungkinkan jarum diputar ke titik nol

    apabila terlihat penyimpangan.

    Indeks Antropometri

    Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi antara

    beberapa parameter disebut Indeks Antropometri.

    Dalam pengukuran indeks antropometri sering terjadi kerancuan, hal ini akan mempengaruhiinterpretasi status gizi yang keliru. Masih banyak diantara pakar yang berkecimpung di bidang

    gizi belum mengerti makna dari beberapa indeks antropometri. Beberapa indeks antropometri

    yang sering digunakan yaitu Berat Badan menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan menurut Umur

    (TB/U), dan Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB). Perbedaan penggunaan indeks

    tersebut akan memberikan gambaran prevalensi status gizi yang berbeda.

    Indeks antropometri adalah pengukuran dari beberapa parameter. Indeks antropometri

    bisa merupakan rasio dari satu pengukuran terhadap satu atau lebih pengukuran atau yang

    dihubungkan dengan umur dan tingkat gizi. Salah satu contoh dari indeks antropometri adalah

    Indeks Massa Tubuh (IMT) atau yang disebut denganBody Mass Index (Supariasa, 2001).

    Indeks Massa Tubuh

  • 8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom

    18/38

    18

    Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun keatas)

    merupakan masalah penting, karena selain mempunyai risiko penyakit-penyakit tertentu, juga

    dapat mempengaruhi produktifitas kerja. Oleh karena itu, pemantauan keadaan tersebut perlu

    dilakukan secara berkesinambungan. Salah satu cara adalah dengan mempertahankan berat

    badan yang ideal atau normal.

    Laporan FAO/WHO/UNU tahun 1985 menyatakan bahwa batasan berat badan normalorang dewasa ditentukan berdasarkan nilai Body Mass Index (BMI). Di Indonesia istilah Body

    Mass Index diterjemahkan menjadi Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT mempakan alat yang

    sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan

    kekurangan dan kelebihan berat badan, maka mempertahankan berat badan normal

    memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup lebih panjang.

    Antropometri berasal dari kata anthropos dan logos (bahasa Yunani), yang berarti tubuh

    manusia dan ilmu. Artinya PSG dengan metode antropometri adalah menjadikan ukuran tubuh

    manusia sebagai alat menentukan status gizi manusia. Konsep dasar yang harus dipahami

    dalam menggunakan antropometri adalah konsep pertumbuhan.

    Selain menggunakan konsep dasar pertumbuhan status gizi dapat ditentukan dengan :

    Indeks berat badan per tinggi badan (BB/TB) dan Lingkar lengan atas. Untuk orang dewasalebih cocok menggunakan indeks perbandingan berat badan (kg) dengan tinggi badan (m)

    kwadrat, yaitu (BB/TB2). Pengukuran status gizi dengan indeks BB/TB merupakan indikator

    yang baik untuk menilai status gizi saat ini selain itu BB/TB juga merupakan indeks yang

    independent terhadap umur (Supariasa, 2001: 58).

    1. Indeks berat badan per tinggi badan (BB/TB)

    Cara pengukuran status gizi berdasarkan indeks BB/TB dengan menggunakan Indeks

    Massa Tubuh (IMT), karena IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi

    orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan

    (Supariasa, 2001).

    Klasifikasi Kategori IMT menurut CDC

    2. LILA

    Calon ibu harus sehat dan fit untuk hamil. Tentu saja, pertambahan berat badan selama

    hamil harus dipantau cermat. Cara lain yang dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibuhamil adalah dengan mengukur lingkar lengan atas (LILA). Pengukuran LILA biasanya

    dilakukan pada wanita usia subur (15-45 tahun) dan ibu hamil untuk memprediksi adanya

    kekurangan energi dan protein yang bersifat kronis atau sudah terjadi dalam waktu lama.

    Ukuran LILA berkaitan erat dengan berat badan ibu selama hamil mulai trimester I

    sampai trimester III. Kelebihannya jika dibandingkan dengan ukuran berat badan, ukuran LILA

    lebih menggambarkan keadaan atau status gizi ibu hamil sendiri berat badan selama kehamilan

    merupakan berat badan komulatif antara pertambahan berat organ tubuh dan volume darah ibu

    serta berat janin yang dikandungnya. Kita tidak tahu pasti apakah pertambahan berat badan ibu

    selama hamil itu berasal dari pertambahan berat badan ibu, janin, atau keduanya.

    Selain itu, pembengkakan (oedema) yang biasa dialami ibu hamil, jarang mengenai

    lengan atas. Ini juga yang menyebabkan pengkuran LILA lebih baik untuk menilai status giziibu hamil daripada berat badan.

  • 8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom

    19/38

    19

    Setelah melalui penelitian khusus untuk perempuan Indonesia, diperoleh standar LILA sebagai

    berikut :

    1. Jika LILA kurang dari 23,5 cm: status gizi ibu hamil kurang, misalnya kemungkinan

    mengalami KEK (Kurang Energi Kronis) atau anemia kronis, dan beresiko lebih tinggimelahirkan bayi BBLR.

    2. Jika LILA sama atau lebih dari 23,5 cm: berarti status gizi ibu hamil baik, dan resiko

    melahirkan bayi BBLR lebih rendah.

    Apalagi, alat yang digunakan lebih ringan dibandingkan timbangan, dan mudah dibawa

    kemana-mana. Pengukuran LILA dilakukan dengan melingkarkan pita LILA sepanjang 33 cm,

    atau meteran kain dengan ketelitian 1 desimal (0,1 cm). Saat dilakukan pengukuran, ibu hamil

    pada posisi berdiri dan dilakukan pada titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku lengan

    kiri, jika ibu hamil yang bersangkutan tidak kidal.

    Sebaliknya jika dia kidal, pengukuran dilakukan pada lengan kanan. Hal ini dilakukan

    untuk memperkecil bias yang terjadi, karena adanya pembesaran otot akibat aktivitas, bukan

    karena penimbunan lemak. Demikian juga jika lengan kiri lumpuh, pengukuran dilakukan padalengan kanan.

    Status Gizi Anak

    Status Gizi Anak adalah keadaan kesehatan anak yang ditentukan oleh derajat

    kebutuhan fisik energi dan zat-zat gizi lain yang diperoleh dari pangan dan makanan yang

    dampak fisiknya diukur secara antroppometri ( Suharjo, 1996), dan dikategorikan berdasarkanstandar baku WHO-NCHS dengan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB

    Indikasi pengukuran dari variabel ini ditentukan oleh :

    1. Penimbangan Berat Badan (BB) dan pengukuran Tinggi Badan (TB) Dilakukan

    oleh petugas klinik gizi sesuai dengan syarat-syarat penimbangan berat badan dan pengukuran

    tinggi badan yang baik dan benar penggunaan timbangan berat badan dan meteran tinggi badan

    (mikrotoise)

    2. Penentuan umur anak ditentukan sesuai tanggal penimbangan BB dan

    Pengukuran TB, kemudian dikurangi dengan tanggal kelahiran yang diambil dari data identitas

    anak pada sekolah masing-masing, dengan ketentuan 1 bulan adalah 30 hari dan 1 tahun adalah

    12 bulan.

  • 8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom

    20/38

    20

    Kriteria objektifnya dinyatakan dalam rata-rata dan jumlah Z score simpang baku (SSB)

    induvidu dan kelompok sebagai presen terhadap median baku rujukan (Waterlow.et al, dalam,

    Djuamadias, Abunain, 1990) Untuk menghitung SSB dapat dipakai rumus :

    NSBR

    NMBRNISRujukanBakuSkor

    NIS : Nilai Induvidual Subjek

    NMBR : Nilai Median Baku Rujukan

    NSBR : Nilai Simpang Baku Rujukan

    Hasil pengukuran dikategorikan sbb

    1. Untuk BB/Ua. Gizi Kurang Bila SSB < - 2 SD

    b. Gizi Baik Bila SSB -2 s/d +2 SD

    c.

    Gizi Lebih Bila SSB > +2 SD

    2. TB/Ua. Pendek Bila SSB < -2 SD

    b.

    Normal Bila SSB -2 s/d +2 SD

    c. Tinggi Bila SBB > +2 SD

    3. BB/TBa.

    Kurus Bila SSB < -2 SD

    b. Normal Bila SSB -2 s/d +2 SD

    c. Gemuk Bila SSB > +2 SD

    Dan juga status gizi diinterpretasikan berdasarkan tiga indeks antropomteri, (Depkes,2004). Dan dikategorikan seperti yang ditunjukan pada tabel 3.

    Tabel 3 Kategori Interpretasi Status Gizi Berdasarkan Tiga Indeks (BB/U,TB/U, BB/TB

    Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS)

    InterpretasiIndeks yang digunakan

    BB/U TB/U BB/TB

    Normal, dulu kurang gizi Rendah Rendah Normal

    Sekarang kurang ++ Rendah Tinggi Rendah

    Sekarang kurang + Rendah Normal Rendah

    Normal Normal Normal Normal

    Sekarang kurang Normal Tinggi Rendah

    Sekarang lebih, dulu kurang Normal Rendah Tinggi

    Tinggi, normal Tinggi Tinggi Normal

    Obese Tinggi Rendah Tinggi

  • 8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom

    21/38

    21

    Sekarang lebih, belum obese Tinggi Normal Tinggi

    Keterangan : untuk ketiga indeks ( BB/U,TB/U, BB/TB) :

    Rendah : < -2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

    Normal : -2 s/d +2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

    Tinggi : > + 2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

    Sumber: Depkes RI, 2004

    Ada beberapa cara melakukan penilaian status gizi pada kelompok masyarakat. Salah

    satunya adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal dengan Antropometri. Dalam

    pemakaian untuk penilaian status gizi, antropomteri disajikan dalam bentuk indeks yang

    dikaitkan dengan variabel lain. Variabel tersebut adalah sebagai berikut :

    a. Umur.Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan

    akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan berat badan maupun

    tinggi badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang

    tepat. Kesalahan yang sering muncul adalah adanya kecenderunagn untuk memilih angka yang

    mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan umur anak perlu dihitung

    dengan cermat. Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi

    perhitungan umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak

    diperhitungkan ( Depkes, 2004).

    b. Berat BadanBerat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa jaringan,

    termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang mendadak baik

    karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat badan ini

    dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur) atau melakukan penilaian

    dengam melihat perubahan berat badan pada saat pengukuran dilakukan, yang dalam

    penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan paling banyak digunakan

    karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan umur, tetapi

    kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi dari waktu ke waktu

    (Djumadias Abunain, 1990).

    c. Tinggi BadanTinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari keadaan

    kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa laluterutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa

    balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U ( tinggi badan menurut umur), atau

    juga indeks BB/TB ( Berat Badan menurut Tinggi Badan) jarang dilakukan karena perubahan

    tinggi badan yang lambat dan biasanya hanya dilakukan setahun sekali. Keadaan indeks ini

    pada umumnya memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik, kemiskinan dan

    akibat tidak sehat yang menahun ( Depkes RI, 2004).

    Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk menentukan

    status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan status gizi. Penggunaan Indeks

    BB/U, TB/U dan BB/TB merupakan indikator status gizi untuk melihat adanya gangguan

    fungsi pertumbuhan dan komposisi tubuh (M.Khumaidi, 1994).

  • 8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom

    22/38

    22

    Penggunaan berat badan dan tinggi badan akan lebih jelas dan sensitive/peka dalam

    menunjukkan keadaan gizi kurang bila dibandingkan dengan penggunaan BB/U. Dinyatakan

    dalam BB/TB, menurut standar WHO bila prevalensi kurus/wasting < -2SD diatas 10 %

    menunjukan suatu daerah tersebut mempunyai masalah gizi yang sangat serius dan

    berhubungan langsung dengan angka kesakitan.

    Tabel 1 Penilaian Status Gizi berdasarkan Indeks BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku

    Antropometeri WHO-NCHS

    NoIndeks yang

    dipakai

    Batas

    PengelompokanSebutan Status Gizi

    1 BB/U < -3 SD Gizi buruk

    - 3 s/d +2 SD Gizi lebih

    2 TB/U < -3 SD Sangat Pendek

    - 3 s/d +2 SD Tinggi

    3 BB/TB < -3 SD Sangat Kurus

    - 3 s/d +2 SD Gemuk

    Sumber : Depkes RI 2004.

    Data baku WHO-NCHS indeks BB/U, TB/U dan BB/TB disajikan dalan dua versi

    yakni persentil (persentile) dan skor simpang baku (standar deviation score = z). Menurut

    Waterlow,et,al, gizi anak-anak dinegara-negara yang populasinya relative baik (well-

    nourished), sebaiknya digunakan presentil, sedangkan dinegara untuk anak-anak yangpopulasinya relative kurang (under nourished) lebih baik menggunakan skor simpang baku

    (SSB) sebagai persen terhadap median baku rujukan ( Djumadias Abunaim,1990).

    Pengukuran Skor Simpang Baku (Z-score) dapat diperoleh dengan mengurangi Nilai

    Induvidual Subjek (NIS) dengan Nilai Median Baku Rujukan (NMBR) pada umur yang

    bersangkutan, hasilnya dibagi dengan Nilai Simpang Baku Rujukan (NSBR). Atau dengan

    menggunakan rumus :

    Z-score = (NIS-NMBR) / NSBR

  • 8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom

    23/38

    23

    Status gizi berdasarkan rujukan WHO-NCHS dan kesepakatan Cipanas 2000 oleh para

    pakar Gizi dikategorikan seperti diperlihatkan pada tabel 1 diatas serta di interpretasikan

    berdasarkan gabungan tiga indeks antropometri seperti yang terlihat pada tabel 2.

    Untuk memperjelas penggunaan rumur Zskor dapat dicontohkan sebagai berikut

    Diketahui BB= 60 kg TB=145 cmUmur : karena umur dengan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB berdasarkan WHO-NCHS hanya

    dibatasi < 18 tahun maka disini dicontohkan anak laki-laki usia 15 tahun

    Table weight (kg) by age of boys aged 15 year from WHO-NCHS

    Age Standard Deviations

    Yr mth -3sd -2sd -1sd Median +1sd +2sd +3sd

    15 0 31.6 39.9 48.3 56.7 69.2 81.6 94.1

    Sumber: WHO, Measuring Change an Nutritional Status, Genewa 1985

    Table weight (kg) by stature of boys 145 cm in Height from WHO-NCHS

    Stature Standard DeviationsCm -3sd -2sd -1sd Median +1sd +2sd +3sd

    145 0 24.8 28.8 32.8 36.9 43.0 49.2 55.4

    Sumber: WHO, Measuring Change an Nutritional Status, Genewa 1985

    Table stature (cm) by age of boys aged 15 year from WHO-NCHS

    Stature Standard Deviations

    Yr mth -3sd -2sd -1sd Median +1sd +2sd +3sd

    15 0 144.8 152.9 160.9 169.0 177.1 185.1 193.2

    Sumber: WHO, Measuring Change an Nutritional Status, Genewa 1985

    Jadi untuk indeks BB/U adalah

    = Z Score = ( 60 kg56,7 ) / 8.3 = + 0,4 SD= status gizi baik

    Untuk IndeksTB/U adalah= Z Score = ( 145 kg169 ) / 8.1 = - 3.0 SD= status gizi pendek

    Untuk Indeks BB/TB adalah= Z Score = ( 6036.9 ) / 4 = + 5.8 SD

    = status gizi gemuk

  • 8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom

    24/38

    24

  • 8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom

    25/38

    25

    3. Memahami dan menjelaskan PHBS dilingkungan keluarga dan Sekolah

    PengertianPerilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar

    kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat

    menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan

    masyarakatnya.Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah bentuk perwujudan paradigma sehat dalam budaya

    perorangan, keluarga, dan masyarakat yang berorientasi sehat, bertujuan untuk meningkatkan,

    memelihara, dan melindungi kesehatannya baik fisik, mental, spiritual, maupun sosial. Selain

    itu juga program perilaku hidup bersih dan sehat bertujuan memberikan pengalaman belajar

    atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, kelompok, keluarga, dengan membuka jalurkomunikasi, informasi, dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku

    sehingga masyarakat sadar, mau, dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat

    melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana (social support), dan pemberdayaan

    masyarakat (empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi

    masalahnya sendiri terutama pada tatanannya masing-masing (Depkes RI, 2002).

    Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasarkesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan individu/kelompok dapat menolong

  • 8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom

    26/38

    26

    dirinya sendiri dalam bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat

    kesehatan masyarakat (Dinkes Jabar, 2010).

    Tujuan PHBSMenurut Depkes RI (1997), Tujuan dari PHBS adalah untuk meningkatkan pengetahuan,

    kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, serta

    meningkatkan peran serta aktif masyarakat termasuk dunia usaha dalam upaya mewujudkanderajat kesehatan yang optimal.

    Strategi PHBSStrategi adalah cara atau pendekatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan PHBS. Kebijakan

    Nasional Promosi Kesehatan telah menetapkan tiga strategi dasar promosi kesehatan dan PHBS

    yaitu :

    1. Gerakan Pemberdayaan (Empowerment)

    Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus-menerus dan berkesinambungan

    mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran agar sasaran tersebut berubah

    dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek

    attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek

    practice).Sasaran utama dari pemberdayaan adalah individu dan keluarga serta kelompok

    masyarakat. Bilamana sasaran sudah pindah dari mau ke mampu melaksanakan boleh jadi akan

    terkendala oleh dimensi ekonomi. Dalam hal ini kepada yang bersangkutan dapat diberikan

    bantuan langsung, tetapi yang sering kali dipraktikkan adalah dengan mengajaknya ke dalam

    proses pengorganisasian masyarakat (community organization) atau pembangunan masyarakat

    (community development). Untuk itu sejumlah individu yang telah mau dihimpun dalam suatu

    kelompok untuk bekerjasama memecahkan kesulitan yang dihadapi. Tidak jarang kelompok ini

    pun masih juga memerlukan bantuan dari luar (misalnya dari pemerintah atau dari dermawan).

    Disinilah letak pentingnya sinkronisasi promosi kesehatan dan PHBS dengan program

    kesehatan yang didukungnya.

    2.

    Bina Suasana (Social Support)

    Bina suasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong individu anggota

    masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Seseorang akan terdorong

    untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial dimanapun ia berada (keluarga di

    rumah, orang-orang yang menjadi panutan/idolanya, kelompok arisan, majelis agama, dan

    bahkan masyarakat umum) menyetujui atau mendukung perilaku tersebut. Oleh karena itu,

    untuk mendukung proses pemberdayaan masyarakat khususnya dalam upaya meningkatkan

    para individu dari fase tahu ke fase mau, perlu dilakukan Bina Suasana. Terdapat tiga

    pendekatan dalam Bina Suasana yaitu: pendekatan individu, pendekatan kelompok, dan

    pendekatan masyarakat umum.

    3.

    Pendekatan Pimpinan (Advocacy)Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen

    dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Pihak-pihak yang terkait ini bisa

    brupa tokoh masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai penentu kebijakan

    pemerintahan dan penyandang dana pemerintah. Juga dapat berupa tokoh-tokoh masyarakat

    informal seperti tokoh agama, tokoh pengusaha, dan yang lain yang umumnya dapat berperan

    sebagai penentu kebijakan (tidak tertulis) dibidangnya dan atau sebagai penyandang dananon pemerintah. Perlu disadari bahwa komitmen dan dukungan yang diupayakan melalui

    advokasi jarang diperoleh dalam waktu yang singkat. Pada diri sasaran advokasi umumnya

    berlangsung tahapan-tahapan yaitu: a) mengetahui atau menyadari adanya masalah, b) tertarik

    untuk ikut mengatasi masalah, c) peduli terhadap pemecahan masalah dengan

    mempertimbangkan berbagai alternatif pemecahan masalah, d) sepakat untuk memecahkan

  • 8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom

    27/38

    27

    masalah dengan memilih salah satu alternatif pemecahan masalah, dan e) memutuskan tindak

    lanjut kesepakatan.

    Tatanan PHBSAda lima tatanan PHBS yakni: tatanan rumah tangga, tatanan pendidikan, tempat umum,

    tempat kerja, dan institusi kesehatan.

    PHBS di Rumah TanggaKondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku

    sehat dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga. Oleh karena itu, kesehatan perlu

    dijaga, dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap anggota rumah tangga serta diperjuangkan oleh

    semua pihak.

    Rumah Tangga ber-PHBS berarti mampu menjaga, meningkatkan dan melindungi

    kesehatan setiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang

    kurang kondusif untuk hidup sehat.

    Penerapan PHBS di rumah tangga merupakan tanggung jawab setiap anggota rumah tangga,

    yang juga menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten/ kota beserta jajaran sektor terkait

    untuk memfasilitasi kegiatan PHBS di rumah tangga agar dapat dijalankan secara efektif.

    Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah salah satu strategi yang dapat ditempuh untukmenghasilkan kemandirian di bidang kesehatan, baik pada masyarakat maupun pada keluarga.

    Artinya harus ada komunikasi antara kader dengan keluarga/ masyarakat untuk memberikan

    informasi dan melakukan pendidikan kesehatan

    Apa itu PHBS di Rumah Tangga?

    PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar

    sadar, mau dan mampu mempraktikkan PHBS untuk memelihara dan meningkatkan

    kesehatannya, mencegah resiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit

    serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu tatanan rumah

    tangga sehat dapat diwujudkan dengan perilaku sehat dan lingkungan sehat.

    Perilaku sehat meliputi : Persalinan ditolong oleh petugas kesehatan, mengikuti KB, balita

    diberikan ASI, balita ditimbang, sarapan pagi dan gosok gigi sebelum tidur.

    Lingkungan sehat meliputi :Tersedia air bersih dan jamban, kesesuaian luas lantai dengan

    jumlah penghuni serta lantai rumah bukan dari tanah.

    Mengapa perlu PHBS di Rumah Tangga?

    Rumah tangga sehat merupakan aset atau modal utama pembangunan di masa depanyang perlu dijaga, ditingkakan dan dilindungi kesehatannya.

    Berapa anggota rumah tangga mempunyai masa rawan terkena gangguan berbagai

    penyakit.

    Angka kesakitan dan kematian penyakit infeksi dan non infeksi dapat dicegah dengan

    PHBS.

    Apa tujuan PHBS di Rumah Tangga?

    Tujuan umum : Meningkatnya rumah tangga sehat di kabupaten/kota.

    Tujuan khusus :

  • 8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom

    28/38

    28

    Meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan anggota rumah tangga untukmelaksanakan PHBS.

    Berperan aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat.

    Apa Manfaat PHBS di Rumah Tangga?

    Setiap anggota rumah tangga meningkatkan kesejahteraannya dan tidak mudah sakit

    karena faktor perilaku mempunyai andil dalam meningkatkan derajat kesehatan

    masyarakat (30-35%).

    Rumah tangga sehat dapat meningkatkan produktifitas kerja anggota rumah tangga.

    Dengan meningkatnya kesehatan rumah tangga, biaya yang tadinya dialokasikan untuk

    kesehatan dapat ialihkan untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan dan usaha lain

    yang dapat meningkatkan kesejahteraan anggota rumah tangga.

    PHBS merupakan salah satu indikator untuk menilai kinerja pemerintah daerah

    kabupaten/kota di bidang kesehatan, yaitu pencapaian 65% rumah tangga sehat pada

    tahun 2010 (sesuai Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.

    1457/Menkes/SK/X/2003 tentang kewenangan wajib standar Pelayanan Minimal (KW

    SPM) bidang kesehatan).

    Meningkatkan citra puskesmas dalam bidang kesehatan.

    10 Cara H idup Bersih & Sehat di rumah Tangga

    ( Pertongan persalinan oleh tenaga kesehatan)

    ( Balita diberikan ASI )

    ( Mempunyai Jaminan Pemeliharaan Kesekatan )

    ( Tidak Merokok )

    ( lakukan aktivitas fisik setiap hari )

    (makanlah dengan gizi seimbang < makan sayur dan buah setiap hari>)

    ( Tersedia air bersih )

    ( Tersedia jamban )

    ( Kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni)

    ( Lantai rumah bukan dari tanah )

    Siapa Pelaku dan Sasaran PHBS di Rumah Tangga?

    Pelaku PHBS di rumah tangga yaitu petugas kesehatn, petugas lintas sektor, tokoh masyarakat

    dan kader kesehatan. Sasaran PHBS di rumah tangga yaitu seluruh anggota keluarga (Ibu,

    bapak, anak, nenek, dll).

    Tujuan PHBS

    Tujuan umum:

    Meningkatkan Rumah Tangga Ber-PHBS di desa kabupaten/ kota di seluruh IndonesiaTujuan khusus:

  • 8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom

    29/38

    29

    Meningkatnya pengetahuan, kemauan dan kemampuan anggota rumah tangga untuk

    melaksanakan PHBS

    Berperan aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat

    Indikator PHBS

    Rumah Tangga Ber-PHBS adalah rumah tangga yang memenuhi 10 indikator PHBS di rumah

    tangga. Namun, jika dalam rumah tangga tidak ada ibu yang melahirkan, tidak ada bayi dantidak ada balita, maka pengertian Rumah Tangga Ber-PHBS adalah rumah tangga yang

    memenuhi hanya 7 indikator.

    Indikator PHBS di rumah tangga adalah :

    1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatanadalah ibu bersalin yang mendapat pertolongan

    persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (dokter kandungan dan

    kebidanan, dokter umum dan bidan).

    2. Memberi bayi ASI eksklusifadalah bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI saja sejak lahir sampai

    usia 6 bulan.

    3. Menimbang balita setiap bulanadalah balita (umur 12-60 bulan) ditimbang setiap bulan dan

    tercatat di KMS atau buku KIA.

    4.

    Menggunakan air bersihadalah rumah tangga yang menggunakan air bersih untuk kebutuhansehari-hari yang berasal dari : air kemasan, air ledeng, air pompa, sumur terlindung, mata air

    terlindung dan penampungan air hujan serta memenuhi syarat air bersih yaitu tidak berasa,

    tidak berbau dan tidak berwarna. Sumber air pompa, sumur dan mata air terlindung berjarak

    minimal 10 meter dari sumber pencemar seperti tempat penampuangan kotoran atau limbah.

    5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun adalah penduduk 5 tahun keatas mencuci

    tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar, sebelum memegang bayi, setelah

    mencebok anak, dan sebelum menyiapkan makanan menggunakan air bersih mengalir dan

    sabun.

    6. Menggunakan jamban sehatadalah anggota rumah tangga yang menggunakan jamban leher

    angsa dengan tangki septik atau lubang penampungan kotoran sebagai pembuangan akhir dan

    terpelihara kebersihannya. Untuk daerah yang sulit air dapat menggunakan jamban cemplung,

    jamban plengsengan.

    7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu adalah rumah tangga melakukan

    pemberantasan jentik nyamuk di dalam atau di luar rumah tangga seminggu sekali dengan 3M

    plus/ abatisasi/ ikanisasi atau cara lain yang dianjurkan.

    8. Makan sayur dan buah setiap hariadalah anggota rumah tangga umur 10 tahun keatas yang

    mengkonsumsi minimal 2 porsi sayur dan 3 porsi buah atau sebaliknya setiap hari.

    9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari adalah penduduk/ anggota keluarga umur 10 tahun

    keatas melakukan aktifitas fisil minimal 30 menit setiap hari.

    10.Tidak merokok di dalam rumah adalah penduduk/ anggota rumah tangga umur 10 tahun

    keatas tidak merokok di dalam rumah ketika berada bersama anggota keluarga lainnya.PHBS di SekolahPengertian

    PHBS di sekolah adalah upaya untuk memperdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan

    sekolah agar tahu, mau, dan mampu mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam

    mewujudkan sekolah sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat juga merupakan sekumpulan

    perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas

    dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah

    penyakit, meningkatkan kesehatannya , serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan

    sehat (Depkes RI, 2007).

    Tujuan

    Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah mempunyai tujuan yakni:Tujuan Umum:

  • 8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom

    30/38

    30

    Memperdayakan setiap siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tau, mau, dan

    mampu menolong diri sendiri di bidang kesehatan dengan menerapkan PHBS dan berperan

    aktif dalam mewujudkan sekolah sehat.

    Tujuan Khusus:

    a. Meningkatkan pengetahuan tentang PHBS bagi setiap siswa, guru, dan masyarakat lingkungan

    sekolah.b. Meningkatkan peran serta peran aktif setiap siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah

    ber-PHBS di sekolah.

    c. Memandirikan setiap siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah ber-PHBS.

    Manfaat

    Manfaat bagi siswa :

    a. Meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit

    b.

    Meningkatkan semangat belajar

    c. Meningkatkan produktivitas belajar

    d.

    Menurunkan angka absensi karena sakit

    Manfaat bagi warga sekolah :

    a.

    Meningkatkan semangat belajar siswa berdampak positif terhadap pencapaian target dan tujuanb.

    Menurunnya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan oleh orangtua

    c. Meningkatkan citra sekolah yang positif

    Manfaat bagi sekolah :

    a. Adanya bimbingan teknis pelaksanaan pembinaan PHBS di sekolah

    b.

    Adanya dukungan buku pedoman dan media promosi PHBS di sekolah

    Manfaat bagi masyarakat :

    a. Mempunyai lingkungan sekolah yang sehat

    b. Dapat mencontoh perilaku hidup bersih dan sehat yang diterapkan oleh sekolah

    Manfaat bagi pemerintah provinsi/kabupaten/kota :

    a. Sekolah yang sehat menunjukkan kinerja dan citra pemerintah provinsi/kabupaten/kota yang

    baik

    b.

    Dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam pembinaan PHBS di sekolah

    Sasaran

    a. Siswa peserta didik

    b. Warga sekolah (kepala sekolah, guru, karyawan sekolah, komite sekolah, dan orangtua siswa)

    c. Masyarakat lingkungan sekolah (penjaga kantin, satpam, dll)

    Strata

    Tabel Strata PHBS di Sekolah

    Strata Pratama Strata Madya Strata Utama

    Memelihara rambut agar

    bersih dan rapi

    Perilaku di strata pratama

    ditambah :

    Perilaku di strata

    madya ditambah :

    Memakai pakaian bersih

    dan rapi

    Memberantas jentik nyamuk Mengonsumsi jajanan

    sehat di kantin sekolah

    Memelihara kuku agar

    selalu pendek dan bersih

    Menggunakan jamban yang

    bersih dan sehat

    Menimbang berat

    badan dan mengukur

    tinggi badan setiap

    bulan

    Memakai sepatu bersih danrapi

    Menggunakan air bersih

  • 8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom

    31/38

    31

    Berolahraga teratur dan

    terukur

    Mencuci tangan dengan air

    mengalir dan memakai sabun

    Tidak merokok di sekolah Membuang sampah ke

    tempat sampah yang terpilah

    (sampah basah, sampah

    kering, sampah berbahaya)Tidak menggunakan

    NAPZA

    Indikator

    a. Memelihara rambut agar bersih dan rapi

    Mencuci rambut secara teratur dan menyisirnya sehingga terlihat rapih. Rambut yang bersih

    adalah rambut yang tidak kusam, tidak berbau, dan tidak berkutu. Memeriksa kebersihan dan

    kerapihan rambut dapat dilakukan oleh dokter kecil/kader kesehatan/guru UKS minimal

    seminggu sekali.

    b. Memakai pakaian bersih dan rapi

    Memakai baju yang tidak ada kotorannya, tidak berbau, dan rapih. Pakaian yang bersih dan

    rapih diperoleh dengan mencuci baju setelah dipakai dan dirapikan dengan disetrika.Memeriksa baju yang dipakai dapat dilakukan oleh dokter kecil/kader kesehatan/guru UKS

    minimal seminggu sekali.

    c.

    Memelihara kuku agar selalu pendek dan bersih

    Memotong kuku sebatas ujung jari tangan secara teratur dan membersihkannya sehingga tidak

    hitam/kotor. Memeriksa kuku secra rutin dapat dilakukan oleh dokter kecil/kader

    kesehatan/guru UKS minimal seminggu sekali.

    d. Memakai sepatu bersih dan rapi

    Memakai sepatu yang tidak ada kotoran menempel pada sepatu, rapih misalnya ditalikan bagi

    sepatu yang bertali. Sepatu bersih diperoleh bila sepatu dibersihkan setiap kali sepatu kotor.Memeriksa sepatu yang dipakai siswa dapat dilakukan oleh dokter kecil/kader kesehatan/guru

    UKS minimal seminggu sekali.

    e. Berolahraga teratur dan terukur

    Siswa/Guru/Masyarakat sekolah lainnya melakukan olahraga/aktivitas fisik secara teratur

    minimal tiga kali seminggu selang sehari. Olahraga teratur dapat memelihara kesehatan fisik

    dan mental serta meningkatkan kebugaran tubuh sehingga tubuh tetap sehat dan tidak mudah

    jatuh sakit. Olahraga dapat dilakukan di halaman secara bersama-sama, di ruangan olahraga

    khusus (bila tersedia), dan juga di ruangan kerja bagi guru/ karayawan sekolah berupa senam

    ringan dikala istirahat sejenak dari kesibukan kerja. Sekolah diharapkan membuat jadwal

    teratur untuk berolahraga bersama serta menyediakan alat/sarana untuk berolahraga.

    f.

    Tidak merokok di sekolahAnak sekolah/guru/masyarakat sekolah tidak merokok di lingkungan sekolah. Merokok

    berbahaya bagi kesehatan perokok dan orang yang berada di sekitar perokok. Dalam satu

    batang rokok yang diisap akan dikeluarkan 4000 bahan kimia berbahaya diantaranya: Nikotin

    (menyebabkan ketagihan dan kerusakan jantung serta pembuluh darah); Tar (menyebabkan

    kerusakan sel paru-paru dan kanker) dan CO (menyebabkan berkurangnya kemampuan darah

    membawa oksigen sehingga sel-sel tubuh akan mati). Tidak merokok di sekolah dapat

    menghindarkan anak sekolah/guru/masyarkat sekolah dari kemungkinan terkena penyakit-

    penyakit tersebut diatas. Sekolah diharapkan membuat peraturan dilarang merokok di

    lingkungan sekolah. Siswa/guru/masyarakat sekolah bisa saling mengawasi diantara mereka

    untuk tidak merokok di lingkungan sekolah dan diharapkan mengembangkan kawasan tanpa

    rokok/kawasan bebas asap rokok.g. Tidak menggunakan NAPZA

  • 8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom

    32/38

    32

    Anak sekolah/guru/masyarkat sekolah tidak menggunakan NAPZA (Narkotika Psikotropika

    Zat Adiktif). Penggunaan NAPZA membahayakan kesehatan fisik maupun psikis pemakainya.

    h. Memberantas jentik nyamuk

    Upaya untuk memberantas jentik di lingkungan sekolah yang dibuktikan dengan tidak

    ditemukan jentik nyamuk pada: tempat-tempat penampungan air, bak mandi, gentong air, vas

    bunga, pot bunga/alas pot bunga, wadah pembuangan air dispenser, wadah pembuangan airkulkas, dan barang-barang bekas/tempat yang bisa menampung air yang ada di sekolah.

    Memberantas jentik di lingkungan sekolah dilakukan dengan pemberantasan sarang nyamuk

    (PSN) melalui kegiatan: menguras dan menutup tempat-tempat penampungan air, mengubur

    barang-barang bekas, dan menghindari gigitan nyamuk. Dengan lingkungan bebas jentik

    diharapkan dapat mencegah terkena penyakit akibat gigitan nyamuk seperti demam berdarah,

    cikungunya, malaria, dan kaki gajah. Sekolah diharapkan dapat membuat pengaturan untuk

    melaksanakan PSN minimal satu minggu sekali.

    i. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat

    Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah menggunakan jamban/WC/kakus leher angsa dengan

    tangki septic atau lubang penampungan kotoran sebagai pembuangan akhir saat buang air besar

    dan buang air kecil. Menggunakan jamban yang bersih setiap buang air kecil ataupun buang airbesar dapat menjaga lingkungan di sekitar sekolah menjadi bersih, sehat, dan tidak berbau.

    Disamping itu tidak mencemari sumber air yang ada disekitar lingkungan sekolah serta

    menghindari datangnya lalat atau serangga yang dapat menularkan penyakit seperti: diare,

    disentri, tipus, kecacingan, dan penyakit lainnya. Sekolah diharapkan menyediakan jamban

    yang memenuhi syarat kesehatan dalam jumlah yang cukup untuk seluruh siswa serta terpisah

    antara siswa laki-laki dan perempuan. Perbandingan jamban dengan pemakai adalah 1:30 untuk

    laki-laki dan 1:20 untuk perempuan.

    j. Menggunakan air bersih

    Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah menggunakan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari di

    lingkungan sekolah. Sekolah diharapkan menyediakan sumber air yang bisa berasal dari air

    sumur terlindung, air pompa, mata air terlindung, penampungan air hujan, air ledeng, dan air

    dalam kemasan (sumber air berasal dari smur pompa, sumur, mata air terlindung berjarak

    minimal 10 meter dari tempat penampungan kotoran atau limbah/WC). Air diharapkan tersedia

    dalam jumlah yang memenuhi kebutuhan dan tersedia setiap saat.

    k. Mencuci tangan dengan air mengalir dan memakai sabun

    Sekolah/guru/masyarakat sekolah selalu mencuci tangan sebelum makan, sesudah buang air

    besar/sesudah buang air kecil, sesudah beraktivitas, dan atau setiap kali tangan kotor dengan

    memakai sabun dan air bersih yang mengalir. Air bersih yang mengalir akan membuang

    kuman-kuman yang ada pada tangan yang kotor, sedangkan sabun selain membersihkan

    kotoran juga dapat membunuh kuman yang ada di tangan. Diharapkan tangan menjadi bersih

    dan bebas dari kuman serta dapat mencegah terjadinya penularan penyakit seperti: diare,disentri, kolera, tipus, kecacingan, penyakit kulit, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan

    flu burung.

    l. Membuang sampah ke tempat sampah yang terpilah

    Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah membuang sampah ke tempat sampah yang tersedia.

    Diharapkan tersedia tempat sampah yang terpilah antara sampah organik, non-organik, dan

    sampah bahan berbahaya. Sampah selain kotor dan tidak sedap dipandang juga mengandung

    berbagai kuman penyakit. Membiasakan membuang sampah pada tempat sampah yang tersedia

    akan sangat membantu anak sekolah/guru/masyarakat sekolah terhindar dari berbagai kuman

    penyakit.

    m. Mengonsumsi jajanan sehat dari kantin sekolah

    Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah mengkonsumsi jajanan sehat dari kantin/warungsekolah atau bekal yang dibawa dari rumah. Sebaiknya sekolah menyediakan warung sekolah

  • 8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom

    33/38

    33

    sehat dengan makanan yang mengandung gizi seimbang dan bervariasi, sehingga membuat

    tubuh sehat dan kuat, angka absensi anak sekolah menurun, dan proses belajar berjalan dengan

    baik.

    n.

    Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan

    Siswa ditimbang berat badan dan diukur tinggi badan setiap bulan agar diketahui tingkat

    pertumbuhannya. Hasil penimbangan dan pengukuran dibandingkan dengan standar beratbadan dan tinggi badan sehingga diketahui apakah pertumbuhan siswa normal atau tidak

    normal.

    4. Memahami dan menjelaskan gaya hidup anak yang tidak sehat

    BEBERAPA KEBIASAAN & GAYA HIDUP YANG SEMAKIN MEMPENGARUHI DERAJAT KESEHATAN &

    KUALITAS HIDUP KELUARGA

    ANAK-ANAK DI RUMAH:

    1.DUDUK BERJAM-JAM KURANG AKTIF BERGERAK KARENA MENONTON TV

    PAKAI REMOTE CONTROL, MAIN VIDEO GAMES & KOMPUTER

    2. DUDUK BERJAM-JAM KURANG AKTIF BERGERAK KARENA MENONTON TV

    PAKAI REMOTE CONTROL, MAIN VIDEO GAMES & KOMPUTER

    3. SEMAKIN SERING MENGKONSUMSI JUNK FOOD YANG TINGGI LEMAK,KALORI, GARAM, RENDAH SERAT

    4. SEMAKIN MALAS BERGERAK & LESU, BERISIKO TERHADAP KEGEMUKAN &

    BERBAGAI PENYAKIT DEGENERATIF DI USIA MUDA

    5.MENIRU KEBIASAAN MEROKOK ORTU & CENDERUNG MENJADI PEROKOK

    PEMULA YANG LEBIH BERISIKO TERHADAP BERBAGAI PENYAKIT

    6. TERPENGARUH OLEH STRESS YANG ANDA ALAMI & BAWA KERUMAH,

    SEHINGGA MEREKA TURUT MENJADI STRESS DENGAN SEGALA DAMPAKNYA

    Lalu kebiasaan buruk apa saja yang orang tua ajarkan secara tidak langsung atau tanpa mereka

    sadari

    1. Melewatkan sarapan

  • 8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom

    34/38

    34

    Melewatkan sarapan telah lama diketahui menghambat perkembangan dan kemampuan

    belajar seorang anak. Sebab tanpa sarapan yang penting itu, kadar gula darah anak akan tetap

    rendah sehingga menyebabkan kelelahan, kelesuan, kurangnya konsentrasi di kelas, mudah

    tersinggung, performa kerja yang buruk dan peningkatan kecenderungan untuk melakukan

    kesalahan saat mengerjakan tugas atau tes.

    Tak sarapan juga telah lama dikaitkan dengan obesitas pada anak-anak karena remaja

    dan anak-anak yang tidak melakukannya akan cenderung mengonsumsi makanan tak sehat

    seperti makanan cepat saji, keripik, permen dan cokelat dalam rangka meningkatkan energi

    mereka.

    Solusi:

    Meski setiap pagi, rumah akan selalu dipenuhi dengan kepanikan sebelum berangkat

    beraktivitas, penting untuk meluangkan waktu beberapa menit untuk sarapan singkat. Tak perlu

    dengan menu yang lengkap, cukup kombinasikan protein dan karbohidrat (seperti sereal

    berserat tinggi dan susu rendah lemak; atau roti gandum panggang dan telur rebus). Jangan

    lupa juga tambahkan buah.

    2. Kurang makan buah dan sayur

    Buah-buahan dan sayur-sayuran sarat dengan nutrisi super. Berbagai studi telah

    menunjukkan bagaimana besarnya manfaat mengonsumsi sedikitnya lima porsi buah dan sayur

    sehari dapat menurunkan tekanan darah, mengurangi risiko penyakit jantung, stroke hingga

    beberapa jenis kanker.

    Solusi:

    Mengonsumsi lima porsi buah dan sayur dalam sehari sebenarnya tidaklah sulit:

    sempatkan makan dua buah di pagi hari, lalu makan salad atau sup sayur saat makan siang

    (bisa juga dengan menambahkan cemilan seperti cocktail tomat, wortel atau mentimun pada

    kotak makan siang anak) dan konsumsi dua jenis sayuran untuk makan malam.

    Selain itu, dorong anak untuk lebih banyak makan buah dan sayuran dengan selalu

    menyiapkan buah-buahan dan sayuran segar di lemari es. Lebih dari itu, biasakan nyemil buah

    atau sayuran di depan anak, dengan begitu cep