Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)

65
SARAF DAN PRILAKU SKENARIO I KEJANG DISERTAI DENGAN DEMAM KELOMPOK B-6 Ketua : Melda Khairunisa (1102010162) Sekretaris : Nadya Adnita (1102010200) Anggota : M. Ario Akbar (1102010177) M. Reza Mardany (1102010238) Nisrina Fariha (1102010207 Nurul Alitia (1102010214) Sarah Kemala (1102010264) Shabira Aliyah (1102010267) Windi Surya (1102009301)

Transcript of Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)

Page 1: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)

SARAF DAN PRILAKU 

SKENARIO IKEJANG DISERTAI DENGAN DEMAM

KELOMPOK B-6 

 

Ketua : Melda Khairunisa (1102010162)

Sekretaris : Nadya Adnita (1102010200)

Anggota : M. Ario Akbar (1102010177)

M. Reza Mardany (1102010238)

Nisrina Fariha (1102010207

Nurul Alitia (1102010214)

Sarah Kemala (1102010264)

Shabira Aliyah (1102010267)

Windi Surya (1102009301)

Page 2: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)

KEJANG DISERTAI DENGAN DEMAM 

Wanita berusia 60 tahun, saat sedang melaksanakan wukuf di arafah tiba-tiba mengalami kejang selama 5 menit kemudian tidak sadarkan diri. Dari alloanamnesis dengan anggota jamaah lainnya di dapatkan informasi bahwa pasien telah mengalami demam disertai nyeri kepala sejak 3 hari yang lalu. Pada riwayat penyakit dahulu didapatkan keluhan kejang demam saat usia 3 tahun. Pada pemeriksaan fisik didapatkan GCS (Glasgow Coma Scale) E3M5V2 dan tanda rangsang meningeal kaku kuduk (+). Dokter setempat mendiagnosis pasien dengan meningoensefalitis suspek bakterial. Untuk membantu menegakkan diagnosis, dokter melakukan lumbal pungsi setelah sebelumnya memastikan tidak adanya peningkatan tekanan intrakranial melalui funduskopi.jamaah lain mempertanyakan bagaimana keabsahan ibadah haji pasien tersebut.

Page 3: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)

SASARAN BELAJAR  

1. Memahami dan menjelaskan anatomi makroskopis dan mikroskopis meninges

2. Memahami dan menjelaskan fisiologi cairan cerebrospinal

3. Memahami dan menjelaskan meningitis4. Memahami dan menjelaskan kejang demam5. Memahami dan menjelaskan tinjauan islam

tentang keabsahan haji

Page 4: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)

1. Memahami dan menjelaskan anatomi makroskopis dan mikroskopis meninges

Page 5: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)
Page 6: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)
Page 7: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)
Page 8: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)

2. Memahami dan menjelaskan fisiologi cairan cerebrospinal

• Cerebrospinal Fluid (CSF) merupakan cairan yang mengelilingi ruang subarakhnoid sekitar otak dan medulla spinalis, serta mengisi ventrikel dalam otak.

• CSF dihasilkan dari plexus choroideus dan 1/3-nya dihasilkan dari sel ependim yang ada di permukaan ventrikel.

• Sifat :– Jernih (tidak berwarna) seperti air– Ditemukan sel-sel mononuclear (limfosit 2 – 5 sel/ml

dan monosit)– Tidak ditemukan mikroorganisme – Sifatnya basa / alkali– Tidak berbau

• Komposisi dari CSF menyerupai plasma darah dan cairan interstitial, mengandung glukosa, sedikit protein, asam laktat, urea, kation (Na+, K++, Ca2+, Mg2+), anion (Cl-, HCO3-), sel darah putih

Page 9: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)

Komposisi CSF

CSF relatif terhadap

kadar plasma- Tekanan- pH- Protein total- Imunoglobin- Albumin / globulin-Glukosa

- Asam Laktat- Urea (sebagai nitrogen urea)- Glutamin- Limfosit

75-200 mmH2O7,32-7,3515-45 mg/dl0,75-3,5 mg/dl8 : 140-70 mg/dl

10-20 mg/dl10-15 mg/dl< 20 mg/dl2-5/ml

Sedikit lebih rendah0,2-0,5 %< 0,1 %3-4 kali lebih tinggi50-80 % dari kadar dalam darah 30-60 menit sebelumnyaHampir samaHampir samaHampir sama

Page 10: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)

Keterangan :Cairan bergerak dari ventrikel lateral melalui foramen interventrikular (Munro) → menuju ventrikel ke-3 otak (tempat cairan semakin banyak karena ditambah oleh plexus koroid) → melalui aquaductus cerebral (Sylvius) menuju ventrikel ke-4 (tempat cairan ditambahkan kembali dari pleksus koroid) → melalui tiga lubang pada langit-langit ventrikel ke-4 → bersirkulasi melalui ruang subarakhnoid, di sekitar otak dan medulla spinalis → direabsorsi di vili arakhnoid (granulasi) → ke dalam sinus vena pada duramater kembali ke aliran darah tempat asal produksi cairan tersebut.

Page 11: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)

Meningitis adalah suatu infeksi yang mengenai arakhnoid, piameter, dan cairan serebrospinal di dalam sistem ventrikel yang dapat terjadi secara akut ataupun kronis

3. Memahami dan menjelaskan meningitis

Meningitis

BakteriNeisseria meningitidis, Haemophilus influenza

tipe B

Jamur Cryptococcus

neoformans, Coccoides immites,

Virus enterovirus, mumps, measles, VZV, dan HIV

Page 12: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)

Meningitis Berdasarkan Penyebab

Meningitis

Meningitis Purulenta

N.MeningitidisStreptococcus pneumoniaPseudomonas aeruginosaHaemophilus influenzae

type BStaphylococcus aureusListeria monocytogenes

Enterobacteriaceae

Meningitis Serosa

Bakteri (meningitis tuberkulosa)Virus (meningitis virus/meningitis

aseptik)Jamur (meningitis jamur)

Parasit (syphilitic meningitis)

Page 13: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)

Meningitis Purulenta

merupakan suatu respon inflamasi terhadap infeksi bakteria yang mengenai piamater dan arakhnoid yang ditandai dengan peningkatan jumlah sel polimorfonuklear dalam cairan serebrospinal dan terbukti adanya bakteri penyebab infeksi dalan cairan serebrospinal

Infeksi dapat mencapai selaput otak melalui :• Hematogen• Perkontinuitatum• Infeksi bakteria transplasental• Melalui tindakan lumbal pungsi (jarang)

Page 14: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)

Kolonisasi di mukosa (1), invasi ke aliran darah (2), multiplikasi (3) menyebabkan tinnginya level bakteremia, melewati sawar darah otak (4),

invasi ke meningen dan sistem saraf pusat (5). Bakteri dapat meningkatkan permeabilitas sawar darah otak (6) dan pleocytosis (7), memicu terjadinya

emena dan menigkatkan tekanan intrakranial (8), dan mengeluarkan komponen proinflamasi dari sel darah putih t=yang terinfiltrasi dan sel host

lainnya (9), akibatnya proses tersebut memicu injuri neuron (10)

Page 15: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)

Neisseria meningitidis Sering terjadi pada anak-anak dan dewasa muda Meningococci (N.Meningitidis) biasanya masuk ke meningen, langsung

dari nasofaring melalui cribriform plate Penyebaran ke sistem syaraf adalah melalui hematogen Dengan perkembangan infeksi, lapisan pia-arakhnoid menebal dan

terjadi adhesi. Adhesi pada basis otak, mengganggu aliran cairan serebrospinal dari ventrikel keempat dan akhirnya menyebabkan hidrosefalus. Reaksi inflamasi dan fibrosis pada meningen, di sepanjang radiks saraf otak, dianggap sebagai penyebab terjadinya paralisis saraf kranial yang kadang terjadi.

Onset penyakit ini ditandai dengan demam dan menggigil, nyeri kepala, mual dan muntah, nyeri di punggung, kekakuan leher dan kelemahan. Terjadinya herpes labialis, konjungtivitis dan petekie atau ruam, sangat umum terjadi pada infeksi meningococcal. Pada saat onset, pasien menjadi mudah marah, sedangkan pada anak-anak, ditandai dengan ciri-ciri adanya tangisan sharp, shrill cry (meningeal cry).

Diagnosis pasti meningitis meningococcal, diperoleh melalui isolasi organisme dari cairan serebrospinal

Page 16: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)

4. Memahami dan menjelaskan kejang demam

definisi

Kejang Demam (KD) ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rectal di atas suhu 380 C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.

Epidemiologi

• KD adalah penyebab demam tersering pada anak – anak. Angka kejadian KD Di Asia dilaporkan angka kejadiannya lebih tinggi dari 10 – 15%. Peak incidence pada usia 14 – 18 bulan.

• KD agak lebih sering dijumpai pada anak laki daripada perempuan.

• Predisposisi genetic diperkirakan berperan pada penderita KD yang memiliki saudara kandung dan orang tua dengan riwayat KD. Pola pewarisannya adalah secara autosomal dominan

Page 17: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)

Etiologi

KD adalah kejang yang timbul pada suhu badan yang tinggi (demam). Demamnya sendiri dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti demam yang disebabkan oleh infeksi (terutama), demam setelah imunisasi.

Demam oleh infeksi biasanya disebabkan oleh : tonsillitis atau

faringitis

OMA

enteritis

Bronchitis

Bronkopneum

oniaMorbili

Variseladengue.

Page 18: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)

Klasifikasi

Dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:• Kejang Demam sederhanaBerlangsung singkat, kurang dari 15 menit, umumnya berhenti sendiri.Kejang berbentuk umum tonik dan atau klonik, tanpa gerakan fokal.Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam.

• Kejang Demam kompleksBila ada salah satu ciri berikut:Kejang lama > 15 menit.Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum yang didahului kejang parsial.Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.

Page 19: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)

Patofisiologi

Page 20: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)

Diagnosis

1. Anamnesis 2. Pemeriksaan fisik3. Pemeriksaan penunjang

o Pemeriksaan laboratoriumo Pungsi lumbalo EEGo Pencitraan

Diagnosis banding

• Epilepsi (Walaupun gejalanya sama yaitu kejang berulang, namun pada anak dengan epilepsi, episode kejang tidak disertai demam)

• Kelainan dalam otak karena infeksi, misalnya meningitis, ensefalitis, abses otak

Page 21: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)

Penatalaksanaan

Page 22: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)

5. Memahami dan menjelaskan tinjauan islam tentang keabsahan haji

Definisi HajiSecara etimologis, haji berarti pergi menuju tempat yang diagungkan. Secara terminologis berarti beribadah kepada Allah dengan melaksanakan manasik haji, yaitu perbuatan tertentu yang dilakukan pada waktu dan tempat tertentu dengan cara yang tertentu pula. Definisi ini disepakati oleh seluruh mazhab.

Hukum dan DalilnyaHukum haji adalah fardhu ‘ain, wajib bagi setiap muslim yang mampu, wajibnya sekali seumur hidup. Haji merupakan bagian dari rukun Islam. Mengenai wajibnya haji telah disebutkan dalam Al Qur’an, As Sunnah dan ijma’ (kesepakatan para ulama).

Page 23: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)

Dalil Al Qur’an

Allah Ta’ala berfirman,

OينRمO WعOال ال RنOع ZيR غOن Oه_ الل Rن_ فOإ OرOفO ك WنOمOو iيالR ب Oس RهW Oي Rل إ OاعOطO ت Wاس RنOم RتW Oي Wب ال rجRح Rاس_ الن عOلOى Rه_ Rل وOل

“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS. Ali Imron: 97).

Dalil As SunnahDari Ibnu ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

، RةO الص_ال R RقOام وOإ ، Rه_ الل س�ول� Oر م�حOم_دiا Oن_ وOأ _ه� الل _ Rال إ OهO Rل إ O ال WنO أ RةOادOه Oش خOمWس� عOلOى Oم� ال WسR اإل OىR �ن ب OانOضOم Oر R وOصOوWم ، WحOج� وOال ، RاةO ك الز_ RاءO Rيت وOإ

“Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan mengaku Muhammad adalah utusan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berhaji dan berpuasa di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari no. 8 dan Muslim no. 16). Hadits ini menunjukkan bahwa haji adalah bagian dari rukun Islam. Ini berarti menunjukkan wajibnya.

Page 24: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)

Syarat Sah Haji• Islam• Berakal• Miqot zamani• Miqot makani

Syarat Wajib Haji

Syarat wajib haji adalah syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang sehingga dia diwajibkan untuk melaksanakan haji, dan barang siapa yang tidak memenuhi salah satu dari syarat-syarat tersebut, maka dia belum wajib menunaikan haji. Adapun syarat wajib haji adalah sebagai berikut :

• Islam• Berakal• Baligh• Merdeka• Mampu• Sehat jasmani dan rohani tidak dalam keadaan tua renta, sakit berat, lumpuh, mengalami

sakit parah menular, gila, stress berat, dan lain sebagainya. Sebaiknya haji dilaksanakan ketika masih muda belia, sehat dan gesit sehingga mudah dalam menjalankan ibadah haji dan menjadi haji yang mabrur.

• Memiliki uang yang cukup untuk ongkos naik haji (onh) pulang pergi serta punya bekal selama menjalankan ibadah haji. Jangan sampai terlunta-lunta di Arab Saudi karena tidak punya uang lagi. Jika punya tanggungan keluarga pun harus tetap diberi nafkah selama berhaji.

• Keamanan yang cukup selama perjalanan dan melakukan ibadah haji serta keluarga dan harta yang ditinggalkan selama berhaji. Bagi wanita harus didampingi oleh suami atau muhrim laki-laki dewasa yang dapat dipercaya.

Page 25: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)

Rukun Haji

Yang dimaksud rukun haji adalah kegiatan yang harus dilakukan dalam ibadah haji, dan jika tidak dikerjakan hajinya tidak sah. Adapun rukun haji adalah sebagai berikut :

• Ihram• Wukuf• Tawaf Ifadah• Sa'i• Tahallul• Tertib

Page 26: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)

Wajib Haji

Wajib Haji adalah rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam ibadah haji sebagai pelengkap Rukun Haji, jika salah satu dari wajib haji ini ditinggalkan, maka hajinya tetap sah, namun harus membayar dam (denda). Yang termasuk wajib haji adalah :

• Niat Ihram, untuk haji atau umrah dari Miqat Makani, dilakukan setelah berpakaian ihram.

• Wukuf di Arafah

• Mabit (bermalam) di Muzdalifah, pada tanggal 9 Zulhijah (dalam perjalanan dari Arafah ke Mina).

• Melontar Jumrah Aqabah, pada tanggal 10 Zulhijah

• Mabit di Mina, pada hari Tasyrik (tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijah).

• Tawaf Wada', yaitu melakukan tawaf perpisahan sebelum meninggalkan kota Mekah.

• Mencukur atau memotong rambut, mencukur lebih afdal

Sunnah Haji

Menurut mazhab Syafi'i Sunah adalah semua pekerjaan yang diperintahkan Allah tetapi tidak bersifat jazim (tegas), diberi pahala orang yang melaksanakannya, tidak disiksa orang yang meninggalkannya. Sunah, mandub, mustahab dan tathawwu' adalah kata-kata sinonim yang memiliki satu arti.

Sunah Haji :

• Mandi ketika hendak ihram

• Membaca talbiah

• Tawaf qudum buat pelaku haji ifrad atau qiran

• Bermalam di Mina pada malam Arafah

• Lari kecil dan membuka bahu kanan ketika tawaf qudum

Page 27: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)
Page 28: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)
Page 29: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)
Page 30: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)
Page 31: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)
Page 32: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)
Page 33: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)
Page 34: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)
Page 35: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)
Page 36: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)
Page 37: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)
Page 38: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)
Page 39: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)
Page 40: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)
Page 41: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)
Page 42: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)
Page 43: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)
Page 44: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)
Page 45: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)
Page 46: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)
Page 47: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)
Page 48: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)
Page 49: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)
Page 50: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)
Page 51: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)
Page 52: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)
Page 53: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)
Page 54: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)
Page 55: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)
Page 56: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)
Page 57: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)
Page 58: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)
Page 59: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)
Page 60: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)
Page 61: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)
Page 62: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)
Page 63: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)
Page 64: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)
Page 65: Pbl Skenario 1 Blok Neurologi (Kelompok b6)