pbl revisi ui

download pbl revisi ui

of 35

Transcript of pbl revisi ui

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Visi Pembangunan Kesehatan adalah Indonesia Sehat 2010. Visi tersebut menggambarkan bahwa pada tahun 2010 bangsa Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat serta mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, sehingga memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU No.23,1992). Sehat dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).Perilaku sehat adalah segala tindakan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Becker,1979).

Kesehatan merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor, baik faktor internal (dari dalam diri manusia), maupun faktor eksternal (di luar diri manusia). Faktor internal ini terdiri dari faktor fisik dan psikis. Faktor eksternal terdiri dari berbagai faktor antara lain, sosial, budaya masyarakat, lingkungan fisik, politik,

2

ekonomi, pendidikan, dan sebagainya. Secara garis besar, faktor-faktor yang mempengerahui kesehatan, baik individu, kelompok, maupun masyarakat, dikelompokkan menjadi 4 (Blum, 1974). Yaitu,

1. 2. 3. 4.

Lingkungan Perilaku Pelayanan kesehatan Hereditas (keturunan) (Notoadmojo, 2003).

Masalah kesehatan di masyarakat adalah multi kausal, maka pemecahannya harus multi disiplin. Semua kegiatan baik yang langsung maupun tidak langsung untuk mencegah penyakit ( preventif ), meningkatkan kesehatan

(promotif ),terapi (kuratif) maupun pemulihan ( rehabilitatif ), kesehatan (fisik, mental dan sosial ) adalah upaya kesehatan bagi masyarakat. Perilaku hidup sehat sangat mempengaruhi status kesehatan. Jika kita analisa, lingkungan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan dapat dikendalikan melalui perilaku. Terciptanya lingkungan sehat, seperti

pembuangan sampah, sarana air minum dan jamban keluarga (SAMIJAGA), saluran pembuangan air limbah (SPAL) yang memenuhi syarat kesehatan, dan lainnya tidak akan terlepas konstribusi perilaku manusia. Demikian pula pelayanan kesehatan, tidak akan berhasil bila tidak ada perubahan perilaku, walaupun didirikan institusi pelayanan kesehatan seperti posyandu, polindes dan sebagainya, jika tidak ada partisipasi dari masyarakat dengan memanfaatkan

3

pelayanan kesehatan tersebut, maka program pelayanan kesehatan tersebut akan gagal. Ketiadaan partisipasi dari masyarakat ini mungkin disebabkana karena belum adanya kesadaran, dan kesadaran tersebut diakibatkan belum adanya pengetahuan tentang manfaat dari penggunaan pelayanan kesehatan bagi peningkatan derajat kesehatan mereka (Nasution, 2004). Peran dokter dituntut untuk mengenal masalah kesehatan yang paling banyak dijumpai di masyarakat, serta faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit tersebut. Prinsip terjadinya penyakit secara multi-kausal (host-agentenvironment) merupakan salah satu dasar dari ilmu kedokteran komunitas serta strategi pencegahan yang akan dilaksanakan. Hal ini sejalan dengan Paradigma Sehat yang sejalan dengan kebijakan Departemen Kesehatan. Sedangkan unit terkecil dalam organisasi masyarakat adalah keluarga. Secara teknis keluarga terdiri dari dua orang dewasa dari jenis kelamin berlawanan dan anak-anaknya yang dihubungankan oleh pertalian darah atau perkawinan. Keluarga sangat berperan dalam mengatasi penyakit terutama penyakit yang sifatnya kronis dan degeneratif. Juga dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan bagi anak, peranan orang tua/ pengasuh sangat menentukan. Sehingga, sistem keluarga yang sehat mampu mengatasi perubahan-perubahan atau tekanan luar untuk kepentingan pertumbuhan dan perkembangan keluarga. Dari sini, promosi kesehatan yang bertujuan meningkatkan status kesehatan keluarga sebagai unit masyarakat dapat dimulai. Bidang yang paling memberikan harapan untuk Family Centred Therapy ini adalah pencegahan dan tatalaksana penyakit

4

kronis, kecacatan dan penyakit-penyakit yang sangat berkaitan dengan kebiasaan dan budaya masyarakat.

Pengalaman Belajar Lapangan ( PBL ) merupakan salah satu bentuk pendidikan mahasiswa kedokteran, sebagai upaya untuk mengenal masyarakat dan keluarga dari mana pasien itu berasal. Hal ini akan menunjang terbentuknya 5 STARS DOCTOR yang oleh Organisasai Kesehatan Sedunia atau World Health Organization ( WHO ) digambarkan sebagai profil dokter masa deoan yang mencakup dokter sebagai : 1. Pemberi Pelayanan ( Care Provider ), 2. Komunikator ( Communicator ), 3. Pengambil Keputusan ( Decision Maker ), 4. Pemimpin Masyarakat ( Community Leader ), 5. Manajer ( Manager ). Melalui kegiatan PBL ini, mahasiswa akan dilatih untuk dapat mengidentifikasi masalah kesehatan yang terdapat dalam keluarga yang merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Mahasiswa diharapkan dapat memahami masalah kesehatan secara luas dan tidak hanya dilihat dari individu, serta juga melihat pengaruh penyakit terhadap keluarga dan pengaruh keluarga terhadap penyakit individu. B. Tujuan Kegiatan Tujuan Umum

5

Setelah mengikuti PBL, mahasiswa akan : 1.Mampu mengidentifikasi masalah dan resiko kesehatan individu dan keluarga serta menerapkan tindakan promosi dan pencegahan sesuai pengetahuan yang diperoleh untuk mengatasi masalah tersebut secara profesional. 2. Mampu mengidentifikasikan masalah dalam keluarga binaan kemudian mencari priorita utama masalah tersebut dan selanjutnya mengintervensi serta mengevaluasinya.

Tujuan Khusus Pada akhir PBL diharapkan mahasiswa mampu : 1. Mengidentifikasikan prioritas maslaah kesehatan dalam keluarga binaan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. 2. Menunjukkan sikap yang sesuai dengan sosial budaya masyarakat serta mengembangkan hubungan yang baik dengan keluarga binaan 3. Menerapkan komunikasi interpersonal dalam usaha mendeteksi masalah serta intervensi dalam bentuk promosi dan preventif. C. Manfaat Kegiatan Bagi penulis

Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai Pengalaman Belajar Lapangan serta dapat belajar mengidentifikasi permasalahan

6

kesehatan dalam keluarga binaan, kemudian belajar untuk melakukan intervensi dan mengevaluasinya.

Bagi masyarakat

Memperoleh informasi tentang permasalahan kesehatan dan pencegahannya sehingga keluarga binaan dpat menerapkan gaya hidup sehat dalam kehidupannya.

Bagi Instansi dan Lembaga terkait

Memperoleh informasi tambahan tentang permasalahan kesehatan di lingkungan keluarga binaan di wilayah ?

7

II. HASIL KEGIATAN

A. Karakteristik keluarga Nama kepala keluarga : Pak Trimo Alamat rumah Lampung. Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah Tabel 1. Daftar anggota keluarga Pak Trimo yang tinggal satu rumahKedudukan dalam keluarga

:RT=06 RW=03 Kel, Rajabasa Raya, Kec. Rajabasa Bandar

No.

Nama

L/P

Umur

Pendidikan

Pekerjaan

Ket.

1

Trimo

Suami

L

71 th

2 3

Kanikem Intan

Istri Cucu

P P

55 Th 8 th

Tidak sekolah Pernah Sekolah sampai SD kelas 3 SD kelas 3 Pernah Sekolah sampai lulus SD

Pengrajin geribik Pencetak batubata Siswi SD Kuli Bangunan

Hipertensi

4

Warino

Keponakan

L

30 th

8

9

Bentuk keluarga Siklus kehidupan keluarga

: Keluarga Extended : Keluarga orang tua lansia

Deskripsi mengenai identitas keluarga : Keluarga Pak Trimo adalah sebuah keluarga orang tua tunggal. Bapak Trimo selaku kepala keluarga, memiliki usia 71 tahun. Sementara itu Ibu Kanikem selaku istri, memiliki usia 55 tahun. Keluarga Pak Trimo mengurusi satu orang cucu yang saat ini duduk di kelas 3 sekolah dasar. Intan adalah cucu Pak Trimo dari anaknya yang ke-4. Sehari-hari, Pak Trimo bekerja sebagai pembuat geribik. Pak Trimo tidak pernah bersekolah. Sedangkan Ibu Kanikem memliki pendidikan sampai batas jenjang kelas 3 SD, hanya bekerja sebagai buruh pencetak batu bata. Sementar itu Warino,

keponakan mereka yang tinggal satu rumah bekerja sebagai buruh bangunan. Keluarga Pak Trimo merupakan jenis keluarga extended, karena dalam satu rumah terdapat satu kepala keluarga dan terdapat anggota keluarga lain yang bukan merupakan anak dari pak Trimo. Pak Trimo dan istrinya sudah berusia lanjut.

10

B. Keadaan Rumah a. Denah rumah b. Jenis Lantai c. Jenis atap d. Jenis dinding e. Cahaya : di halaman berikutnya : Tanah Dikeraskan dan Plesteran Semen : Genteng : Bata tanpa Plester : Tidak Dapat membaca pada siang hari tanpa lampu

f. Perbandingan luas jendela dibandingkan lantai pada ruang tidur :