PBL Blok 9
-
Upload
piter-pical -
Category
Documents
-
view
93 -
download
6
description
Transcript of PBL Blok 9
DisgestivePiter Pical
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
102010235
Jalan Anggrek XVI Blok PS nomor 6 Harapan Indah – Bekasi Barat
PendahuluanSistem Digestivus adalah sistem organ dalam hewan multisel yang menerima
makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses
tersebut. Sistem pencernaan antara satu hewan dengan yang lainnya bisa sangat
jauh berbeda. Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia
dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam
mulut hingga lambung.Selanjutnya adalah proses penyerapan sari - sari makanan
yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa - sisa makanan melalui
anus.
Hepar merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, dengan berat sekitar 1300-
1500 gram, dan pada keadaan hidup, hepar berwarna merah tua karena kaya akan
persediaan darah. Bagian superior dari hepar berbentuk cembung dan terletak di
bawah kubah kanan diafragma. Sementara bagian inferior hepar berbentuk cekung
dan dibawahnya terdapat ginjal kanan, gaster, pankreas, dan usus.1
Struktur Makroskopis Sistem Pencernaan1. Mulut
Rongga mulut terdiri dari vestibulum oris dan cavum oris propium (gigi geligi,
palatum, diaphragm oris, isthmus faucium, dan lidah) 1
a. Vestibulum Oris
Merupakan daerah di antara bibir dan pipi sebelah luar dan di antara gigi
geligi dengan processus alveolaris di sebelah dalam.
1
Pembuluh nadi : Aa. Labiales superiores et inferiores, cabang a. facialis dan a.
Temporalis superficialis.
Pembuluh balik : V. Facialis anterior et posterior yang bergabung menjadi v.
Facilais communis dan bermuara ke dalam v. Jugularis interna.
Getah bening : Nnll. Submentales, submadibulares, dan parotideae yang
kemudian dialirkan ke dalam Nnll. Caevicales profundae.
b. Cavum Oris Propium
Gigi geligi. Terletak pada processuus alveolaris, yang dilapisi oleh selaput
lender (gingival). Setiap orang memiliki 16 gigi rahang atas maupun rahang
bawah, yang terdiri atas 2 gigi seri (dens incivus), 1 gigi taring (dens caninus),
2 geraham depan (dens premolaris) dan 3 geraham belakang (dens molaris).
Pada gigi dapat dibedakan corona (tajuk), collum (leher) dan radix (akar).
Pembuluh nadi : atas : rr. alveolaris superiores, a. Infraorbitalis r. Alveolaris
superior anterior bawah : a. alveolaris inferior
pembuluh balik : atas : v. Facialis atau plexus pterygoideus
bawah : v. Alolaris inferior
Palatum
Palatum durum adalah suatu sekat yang terbentuk oleh processus
palatinus ossis maxillae dan processus horizontalis ossis palatini. Tulang-
tulang ini dilapisi oleh selaput lendir di sisi superior dan inferior.
Palatum molle terdiri atas suatu aponeurosis yang merupakan tempat
lekat bagi beberapa otot.
Pendarahan : cabang-cabang a. maxilaris yakni a. palatina descendens, aa.
Palatina mayor ( palatum durum), dan aa. Palatinae minores (palatum
molle).
Persarafan : plexus pharyngeus (N. IX +N. X), kecuali M. Tensor veli palatini
oleh n. Tensoris veli palatini cabang n. Trigeminus V3.
Diaphragma oris. Dasar mulut dibentuk oleh 3 otot yakni M. Digastricus
venter anterior, M. Mylohyoideus, dan M. Geniohyoideus. Fungsinya untuk
membuka mulut.
2
Isthmus faucium adalah hubungan antara rongga mulut dan ororpharynx.
Batas-batasnya yakni : tepi bebas palatum molle, arcus palatoglossus, dan
dorsum linguae.
Lidah (lingua) mengisi cavum oris hampir seluruhnya dan melekat pada dasar
mulut.
Pembuluh nadi : a. lingualis
Pembuluh balik : v. Dorsalis linguale, Vv. Profunda linguae, V. Sublingualis.
Persarafan: sensibel : N. Lingualis V3, N. IX, N. X
Pengecap : N. Lingualis V3 (chorda typani N. VII), N. X
Persarafan : Nn. Alveolares superiores (V2), N. Alveolaris inferior (V5)
2. Tenggorokan (Faryngx)
Pharynx merupakan suatu pipa musculo-fascial yang kontraktil. Pharynx
terbentang di antara basis crania sebelah cranial dan berakhir pada oesophagus
di sebelah kaudal setinggi vertebra cervicalis VI.
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Dinding faring
terdiri dari 3 lapis yakni:
1. Tunica mucosa pharyngis
Terdiri atas nasopharynx yang berfungsi untuk pernafasan, oropharynx
yang berfungsi untuk pencernaan, dan laryngopharynx.
2. Tunica submucosa pharyngis
Di bagian atas sangat tebal dan melekatkan pharynx pada dasar
tengkorak. Di bagian bawah, di laryngopharyns, submukosa lebih elastis
sehingga memudahkan pada saat menelan.
3. Tunica muscularis pharyngis
Terdiri atas otot-otot melingkar dan membujur:
Otot-otot melingkar terdapat pada dinding posterior dan lateral
pharynx.
- M. constrictor pharyngeus superior
- M. constrictor pharyngeus media
- M. constrictor pharyngeus inferior
Otot-otot membujur
3
- M. palatopharyngeus
- M. stylopharyngeus
- M. salpingopharyngeus
Pendarahan : A. thyroidea superior, A. pharyngea ascendens. Plexus
venosus pharyngeus Persarafan: plexus pharyngeus (N. IX + N. X)
3. Oesophagus
Oesophagus merupakan sebuah tabung otot yang dapat kolaps dengan panjang
sekitar 25cm yang menghubungkan pharynx dengan gaster. Sebagian besar
oesophagus terletak di dalam thorax. Oesophagus masuk ke abdomen melalui
lubang yang terdapat pada crus dextrum diaphragma. Setelah berjalan sekitar
1,25cm, oesophagus masuk ke lambung sebelah kanan garis tengah. Di anterior
oesophagus berhubungan dengan fascies posterior lobus hepatis sinister dan di
posterior dengan crus sinistrum diaphragma.
Oesophagus berfungsi untuk menyalurkan makanan dari pharynx ke dalam
gaster. Kontraksi bergelombang lapisan otot disebut periistaltis yang akan
mendorong makanan ke depan. 2
Pada esofagus dapat dibedakan 3 bagian yakni:
1. Pars cervicalis (C6-7)
Anterior : trachea, gl. Thyreoidea
Posterior : vertebra cervicalis
Lateral Kanan/Kiri : A. carotis communis, N. recurrens
Lateral Kiri : A. subclavia, ductus thoracicus
2. Pars thoracalis
Anterior : trachea + bronchus kiri, pericardium + atrium kiri, diaphragma
Posterior: vertebra thoracalis, ductus thoracicus,v.azygos,aorta ascenden
Kiri: Arcus aorta, N. recurrent kiri , A. subclavia kiri, ductus thoracicus,
pleura
Kanan: pleura, v. azygos
3. Pars abdominalis
4
4. Gaster (Lambung)
Gaster merupakan bagian saluran pencernaan yang melebar dan memiliki tiga
fungsi: menyimpan makanan, pada orang dewasa gaster mempuunyai kapasitas
sekitar 1500 ml; mencampur makanan dengan getah lambung untuk membentuk
chymus yang setengah cair; mengatur kecepatan pengiriman chymus ke usus
halus sehingga pencernaan dan absorpsi yang efisien dapat berlangsung.
Gaster terletak di bagian atas abdomen, terbentang dari permukaan bawah arcus
costalis sinistra sampai region epigastrica dan umbilicalis. Sebagian besar gaster
terletak di bawah costae bagian bawah. Secara kasar gaster berbentuk huruf J
dan mempunyai dua lubang : 2
- Ostium cardiacum, merupakan tempat oesophagus masuuk gaster.
- Ostium pyloricum, dibentuk oleh canalis pyloricus yang panjangnya sekitar
2.5 cm. Tunica muskularis stratum circulare yang meliputi gaster jauh lebih
tebal di daerah ini dan membentuk musculuus sphincter pyloricus.
Mempunyai dua curvature :
- Curvature major, jauh lebih panjang dibandingkan curvature minor dan
terbentang dari sisi kiri ostium cardiacum melalui kubah fundus dan
sepanjang pinggir kiri gaster sampai ke pylorus.
- Curvature minor, membentuk pinggir kanan gaster dan terbentang dari
ostium cardiacum sampai pylorus. Curvature minor digantung pada hepar
oleh omentum minus.
Mempunyai dua dinding :
- Paries anterior
- Paries posterior.
Tunica mukosa gaster tebal, mengandung banyak pembuluuh darah dan terdiri
atas banyak lipatan (plica gastricae, yang akan menjadi licin bila teregang) atau
rugae, yang arahnya terutama longitudinal.
Tunica muscularis gaster, mengandung stratum longitudinal (terletak paling
superficial dan paling banyak di sepanjang curvature), stratum sirkular (letaknya
lebih dalam mengelilingi corpus gastricum dan menjadi sangat tebal pada pylorus
untuk membentuk musculus sphincter pyloricus) dan tunica muscularis fibrae
obliguae (fibrae obliguae membentuk lapisan tunica muscularis yang paling
5
dalam, melingkari fundus dan berjalan turun sepanjang paries anterior dan
posterior, berjalan parallel dengan curvature minor). 2
Peritoneum, meliputi seluruh permukaan gaster. Peritoneum meninggalkan
curvature minor sebagai omentum minus dan meninggalkan curvature major
sebagai ligamentum gastrolienale dan omentum majus.
Gaster relative terfiksasi pada kedua ujungnya, tetapi diantara ujung-ujung
tersebut gaster sangat mudah bergerak. Gaster cenderung terletak tinggi dan
transversal pada orang pendek dan gemuk dan memanjang vertical pada orang
yang tinggi dan kurus.
Gaster dibagi menjadi bagian-bagian berikut:
- Fundus gastricum: berbentuk kubah, menonjol ke atas dan terletak di sebelah
kiri ostium cardiacum. Biasanya fundus berisi penuh udara.
- Corpus gastricum: terbentang dari ostium cardiacum sampai incisura
angularis (suatu lekukan yang selaluu ada pada bagian bawah
curvatureaminor).
- Anthrum pyloricum: terbentang dari incisura angularis sampai pylorus.
- Pylorus: merupakan bagian gaster yang berbentuk tubular. Dinding pylorus
yang tebal membentuk musculus sphincter pyloricus. Rongga pylorus
dinamakan canalis pyloricus.
Pendarahan:
Pembuluh nadi : A. gastrica sinistra, A. gastrica dextra, A. gastroepiploica dextra,
A. gastroepiploica sinistra, A. gastrica brevis.
Pembuluh balik : V. gastrica brevis → V.lienalis, V. gastroepiploica sinistra, V.
gastroepiploica dextra, V. gastrica sinistra, V. gastrica dextra
Persarafan:
parasimpatis : N. X kanan ( posterior ), N. X ki. (anterior)
simpatis : serabut.preganglionic (N.splanchnicus Thoracalis), serabut.post
ganglionic (ggl.plexus celiacus)
5. Hati
Hepar merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh dan memiliki banyak fungsi.
Tiga fungsi dasar hepar yaitu:
6
- Membentuk dan mensekresikan empedu ke dalam traktus intestinal.
- Berperan pada banyak metabolisme yang berhubungan dengan karbohidrat,
lemak dan protein.
- Menyaring darah untuk membuang bakteri dan benda asing lain yang masuk
ke dalam darah dan lumen intestinum.
Hepar bertekstur lunak, lentur dan terletak di bagian atas cavitas abdominalis
tepat di bawah diaphragm. Sebagian besar hepar terletak di profunda arcus
costalis dextra dan hemidiaphragma dextra memisahkan hepar dari pleura,
pulmo, pericardium dan cor. Hepar terbentang ke sebelah kiri untuk mencapai
hemidiaphragma sinistra. Permukaan atas hepar yang cembung melengkung di
bawah kubah diaphragma.
Fascies visceralis atau posteroinferior membentuk cetakan visera yang letaknya
berdekatan sehingga bentuknya menjadi tidak beraturan. Permukaan ini
berhubungan dengan pars abdominalis oesophagus, gaster, duodenum, flexura
coli dextra, serta vesica biliaris.
Hepar dibagi oleh ligamentum peritoneale dan ligamentum falciforme menjadi:
- Lobus hepatis dexter yang besar terbagi menjadi lobus quadrates dan lobus
caudatus oleh adanya vesica biliaris, fissure ligament tertis, vena cava inferior
dan fissure ligament venosi.
- Lobus hepatis sinister yang kecil.
Seluruh hepar dikelilingi oleh capsula fibrosa, tetapi hanya sebagian ditutupi oleh
peritoneum. Hepar tersusun oleh lobuli hepatis. Vena centralis pada masing-
masing lobulus bermuara ke venae hepaticae. Di dalam ruangan diantara
lobulus-lobulus terdapat canalis hepatis yang berisi cabang-cabang arteria
hepatica, vena portae hepatis dan sebuah cabang ductus choledochus. Darah
vena dan arteri berjalan di antara sel-sel hepar melaui sinusoid dan dialirkan ke
vena centralis.
6. Lien
Lien berwarna kemerahan dan merupakan sebuah massa limfoid terbesar di
dalam tubuh. Lien berbentuk lonjong dan memiliki incisura di ekstremitas
anteriornya, terletak tepat di bawah pertengahan kiri diaphragm, dekat dengan
7
costae IX, X dan XI. Sumbu panjangnya terletak sepanjang corpus costalis X.
kutub bawahnya membentang ke depan hanya sampai linea axilaris media dan
tidak dapat diraba pada pemeriksaan fisik.lien diselubungi oleh peritoneum dan
yang berjalan dari hilum lienale sebagai ligamentum gastro lienale ke curvatur
gastrica major. 2
7. Usus Halus (Intestinum tenue)
Intestinum tenue merupakan bagian yang terpanjang dari saluran
pencernaan dan terbentang dari pylorus pada gaster sampai juncture
ileocaecalis. Sebagian besar pencernaan dan absorbs makan terjadi di intestinum
tenue. Intestinum tenue terbagi atas:
a. Duodenum
Duodenum merupakan saluran berbentuk huruf C dengan panjang sekitar 25 cm
yang merupakan organ penghubung gaster dengan jejunum. Duodenum
merupakan organ penting karena merupakan tempat muara dari ductus
choledochus dan pancreaticus. Duodenum melengkung di sekitar caput
pancreaticus.
Duodenum terletak pada region epigastrica dan umbilicalis. Duodenum dibagi
menjadi empat bagian:
- Pars Superior Duodenum
Panjangnya sekitar 5 cm, mulai dari pylorus dan berjalan ke atas dan
belakang pada sisi kanan vertebra lumbalis I. jadi bagian ini terletak pada
planum transpyloricum..
- Pars Descendens Duodenum
Panjangnya sekitar 8 cm dan berjalan vertical ke bawah di depan hilum renale
dextra, di sebelah kanan vertebrae lumbales II dan III. Kira-kira pertengahan
arah ke bawah, pada margo medialis, ductus choledochus dan ductus
pancreaticus menembus dinding duodenum. Kedua ductus ini bergabung
untuk membentuk ampula hepatopancretica yang akan bermuara ke papilla
duodeni major. Ductus pancreaticus acesorius bila ada, bermuara ke dalam
duodenum sedikit lebihh tinggi yaitu pada papilla duodeni minor.
- Pars Horizontalis Duodenum
8
Panjangnya sekitar 8 cm dan berjalan horizontal ke kiri pada planum
subcostae, berjalan di depan columna vertebralis dan mengikuti bagian
bawah caput pancretis.
- Pars Ascendens Duodenum
Panjangnya sekitar 5 cm dan berjalan ke atas dan ke kiri ke flexura
duodenujejunalis. Flexura ini difiksasi oleh lipatan peritoneum, ligamentum
Treitz, yang melekat pada crus dextrum diaphragma.
b. Usus Kosong (jejenum)
Usus kosong atau jejunum adalah bagian kedua dari usus halus, di
antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada
manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter
adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan
dalam tubuh dengan mesenterium.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat
jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis
dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar
Brunner.
Jejunum mempuyai dinding yang tebal, diameter yang lebih besar
daripada illeum, arcade yang setingkat, Nnll. yang soliter, vasa recta yang
panjang, dan pita sirkular yang rapat.
c. Usus Penyerapan (illeum)
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus.
Pada sistem pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan
terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu.
Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi
menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.
Sifat illeum berlawanan dari Jejunum yakni mempunyai dinding yang
tipis, diameter yang kecil, arcade yang bertingkat, Nnll. yang aggregati, vasa
recta yang pendek, dan pita sirkular yang renggang. 1,2
9
8. Intestinum Crassum (Usus Besar)
Intestinum crassum terbentang dari ileum sampai anus. Fungsi utama intestinum
crassum adalah mengabsorbsi air dan elektrolit dan menyimpan bahan yang
tidak dicerna sampai dapat dikeluarkan dari tubuh sebagai feces. Intestinum
crassum terbagi atas:
a. Caecum
Caecum adalah bagian intestinum crassum yang terletak di perbatasan ileum
dan intestinum crassum. Caecum merupakan kantong buntu yang terletak pada
fossa iliaca dextra. Panjang caecum sekitar 6 cm dan seluruhnya diliputi oleh
peritoneum. Caecum mudah bergerak walupun tidak mempunyai mesenterium.
Adanya lipatan di sekitar caecum membentuk recessus ileocaecalis superior,
recessus ileocaecalis inferior dan recessus retrocaecalis.
b. Appendix Vermiformis
Appendix vermiformis adalah organ sempit berbentuk tabung yang
mempunyai otot dan banyak mengandung jaringan limfoid. Panjang appendix
vermiformis bervariasi dari 8-13 cm. dasarnya melekat pada permukaan
posteromedial caecum sekitar 2,5 cm di bawah junctura ileocaecalis. Bagian
appendix vermiformis lainnya bebas. Appendix vermiformis diliputi seluruhnya
oleh peritoneum yang melekat pada bagian bawah mesenterium intestinum
tenue melalui mesenteriumnya sendiri yang pendek, mesoappendix.
Appendix vermiformis terletak di region iliaca dextra dan pangkal diproyeksikan
ke dinding anterior abdomen pada titik sepertiga bawah garis yang
menghubungkan spina iliaca anterior superior dan umbilicus.
c. Colon Ascendens
Panjang colon ascendens sekitar 13cm dan terletak di kuadran kanan bawah.
Colon ascendens membentang ke atas dari caecum sampai permukaan inferior
lobus hepatis dexter, lalu colon ascendens membelok ke kiri membentuk flexura
coli dextra, dan melanjutkan diri sebagai colon transversum. Peritoneum meliputi
bagian depan dan samping colon ascendens dan meghubungkan colon ascendens
dengan dinding posterior abdomen.
d. Colon Transversum
10
Panjang colon transversum sekitar 38cm dan berjalan menyilang abdomen,
menempati region umbilicalis. Colon transversum mulai dari flexuura coli dextra
di bawah lobus hepatis dexter dan tergantung ke bawa oleh mesocolon
transversum dari pancreas. Kemudian colon transversum berjalan ke atas sampai
flexura coli sinistra di bawah lien. Flexura coli sinistra lebih tinggi daripada flexura
coli dextra dan digantungkan ke diaphragma oleh ligamentum phrenicocolicum.
Mesocolon transversum, menggantungkan colon transversum dari facies
anterior pancreas. Mesocolon transversum dilekatkan pada pinggir superior
colon transversum dan lapisan posterior omentum majus dilekatkan pada pinggir
inferior. Karena mesocolon transversum bervariasi dan kadang-kadang dapat
mencapai pelvis.
e. Colon Descendens
Panjang colon descendens sekitar 25cm dan terletak di kuadran kiri atas dan
bawah. Colon ini berjalan ke bawah dari flexura coli sinsitra sampai pinggir pelvis,
disini colon transversum melanjutkan diri menjadi colon sigmoideum.
Peritoneum meliputi permukaan depan dan sisi-sisinya serta menghubungkannya
dengan dinding posterior abdomen. 2
9. Rectum dan Anus
Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum
dibuang lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum.
Apabila feses sudah siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur
pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2,
yaitu otot polos dan otot lurik.
Rectum merupakan ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah
colon sigmoid) dan berakhir di anus. Biasanya rectum ini kosong karena tinja
disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada colon desendens. Jika colon
desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan
untuk buang air besar.orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan
keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan
dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda buang air besar.
11
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan
limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit)
dan sebagian lainnya dari usus. Suatu cincin berotot (sfingter ani) menjaga agar
anus tetap tertutup. 2
Struktur Mikroskopis Sistem Pencernaan1. Rongga Mulut
Di dalam rongga mulut terdapat bibir, pipi, lidah, gigi, dan kelenjar liur.
a. Bibir
Pada bibir jaringan utamanya tersusun oleh otot rangka yang
terpendam dalam jaringan ikat fibroelastis. Bibir terdiri atas: permukaan luar
bibir, merah bibir dan permukaan dalam bibir.
Permukaan luar bibir tersusun dari epitel berlapis gepeng dengan
lapisan tanduk. Pada permukaan ini terdapat rambut dan folikel rambut,
kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Permukaan dalam bibir diliputi oleh
epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk Di bawah epitel terdapat lamina
propia yang banyak mengandung kapiler darah dan ujung-ujung saraf.
Submukosa mengandung serat-serat elastin yang mengikat epitel
secara erat pada otot sehingga mencegah terbentuknya lipatan mukosa yang
dapat tergigit di antara gigi geligi ketika rahang tertutup. Di submukosa ini
juga banyak mengandung kelenjar mukosa dan seromukosa (kelenjar campur
srosa dan mukosa).
Merah bibir mempunyai struktur yang mirip dengan permukaan luar
tetapi tidak terdapat rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebasea.
Disamping itu epidermisnya mengalami modifikasi, mengandung banyak
keratohialin dan stratum lusidumnya tebal. Ditengah-tengah merah bibir,
permukaan luar dan permukaan dalam bibir terletak otot lurik.
Permukaan dalam bibir mudah mengalami trauma atau luka berdarah
karena tidak mengandung lapisan tanduk dan banyak kapiler darah.
Banyaknya pembuluh darah juga memungkinkan luka cepat menyembuh.
12
Selain itu permukaan dalam juga mudah mengalami infeksi oleh virus atau
bakteri yang disebut dengan Stomatitis Apthosa (Sariawan).3
b. Lidah
Permukaan luar lidah ditutupi oleh epitel gepeng berlapis tanpa
lapisan tanduk. Di bawah epitel banyak terdapat serat-serat lurik dan kelenjar
serosa serta mukosa. Pada permukaan lidah terdapat banyak tonjolan-
tonjolan kecil disebut papil lidah.
Ada 4 jenis papil lidah yaitu:
- Papila filiformis (fili=duri), bentuknya runcing-runcing seperti kerucut
dengan tinggi antara 2-3mm. Epitel yang meliputi papila sebagian
mengalami pertandukan.
- Papila fungiformis (fungi=jamur) terletak di antara filiformis
berbentuk seperti jamur. Papila ini mengandung kuncup kecap
(tastebud).
- Papila sirkumvalata (Vallum= dinding). Tiap papil menonjol sedikit di
atas permukaan dan dibatasi oleh suatu parit melingkar dengan
banyak kuncup kecap pada dinding lateralnya.
- Papila foliata (folia= daun) terletak pada bagian samping dan
belakang lidah, berbentuk lipatan-lipatan mirip daun dengan kuncup
kecapnya pada lipatan. Papila ini tidak terdapat pada manusia tetapi
pada kelinci.
Pada papil lidah terdapat kuncup kecap (taste bud). Selain di lidah
kuncup kecap juga ditemui dalam rongga mulut, palatum dan epiglotis.
Dengan mikroskop cahaya kuncup kecap mudah dikenal sebagai bangunan
pucat berbentuk seperti irisan bawang. Pada kuncup kecap ini disusun oleh 3
jenis sel yaitu sel penyokong atau sustentakular, sel pengecap neuroepitel
dan sel basal. Sel pengecap neuroepitel berfungsi untuk menerima dan
meneruskan rangsang rangsang kimiawi dari makanan atau minuman yang
kita makan atau minum. Rasa manis dan asin dirasakan pada ujung lidah, rasa
asam pada samping lidah dan pahit pada daerah pangkal lidah.3
13
c. Gigi
Gigi berasal dari mesoderm dan ektoderm. Gigi tertanam di dalam
tulang rahang. Pada manusia dapat dibedakan dua macam gigi yaitu:
- Gigi Susu (Gigi primer /desidua)
Terdapat selama masa anak-anak dengan jumlah total 20 buah. Gigi
ini muncul pada usia sekitar 6 bulan sampai 2 tahun dan akan tanggal
pada umur 6 sampai 12-13 tahun.
- Gigi permanen (Gigi dewasa)
Gigi ini berjumlah seluruhnya sebanyak 32 buah. Gigi ini muncul
secara bertahap mulai usia 12 tahun.
Berdasarkan bentuknya gigi dibagi mernjadi 3 jenis yaitu gigi seri
(untuk memotong), gigi taring (untuk merobek atau mengoyak) dan gigi
geraham untuk mengunyah. Gigi terdiri atas mahkota gigi yang terihat
menonjol di atas gusi atau ginggiva dan akar gigi yang terpendam di dalam
alveolus maksila dan mandibula. Mahkota dan akar gigi bertemu pada leher
gigi.
Bagian-bagian gigi terdiri atas:
Merupakan penutup dentin pada mahkota gigi. Email terutama terdiri
atas 99% bahan anorganik terutama kalsium fosfat dan bahan organik
1% yang mengandung protein enamelin. Email dibentuk oleh sel-sel
ameloblas yang merupakan sel-sel berbentuk silindris tinggi. Lapisan
email ini dapat dirusak oleh kuman-kuman atau makanan tinggi
karbohidrat atau yang terlalu asam. Kerusakan pada email dapat
berlanjut ke lapisan dibawahnya dan menimbulkan gibi berlubang
yang disebut karies dentis.
- Dentin
14
Berjalan mengitari rongga pulpa, merupakan jaringan yang telah
mengalami kalisfikasi. Dentin dibentuk 80% oleh garam kalsium dan
20% dari bahan organik terutama terdiri atas serat kolagen dan
glikosaminoglikan, yang disintesis oleh sel-sel odontoblas. Odontoblas
merupakan selapis sel-sel silindris dengan inti di bagian basal yang
terletak di pinggir pulpa menghadap permukaan dalam dentin. Dentin
muda yang baru terbentuk merupakan lapisan yang berhubungan
dengan pangkal tonjolan odontoblas dan disebut predentin.
Predentin tidak mengandung mineral dan terdiri atas substansi dasar
dan serat-serat kolagen. Kerusakan pada dentin akibat proses
pembusukan oleh kuman-kuman atau makanan tinggi karbohidrat dan
makanan yang sangat asam disebut karies dentis (Gigi berlubang) dan
dapat menimbulkan rasa ngilu atau nyeri tumpul.
- Sementum
Merupakan lapisan yang menutupi dentin akar gigi mulai dari leher
sampai ujung bawahnya dan berfungsi untuk mengikat gigi pada
membran periodontal. Susunan histologis mirip dengan tulang yaitu
mengandung berkas serat-serat kolagen kasar yang terpendam dalam
matriks yang berkapur.
- Pulpa
berasal dari jaringan mesenkim dan mengisi rongga pulpa dan saluran
pada akar gigi. Pulpa gigi terdiri atas sel-sel, serat kolagen dan
glikosaminoglikans. Rongga pulpa terisi oleh 1 arteriol (cabang arteri
kecil) dan 2 venula (cabang vena kecil) serta serat saraf. Serat saraf ini
akan memberikan cabang-cabang saraf yang halus tanpa pembungkus
(mielin) yang berjalan menembus odontoblas dan berakhir pada
predentin dan dentin. Bila timbul rangsangan pada serat-serat saraf
ini akibat kerusakan pada predentin dan dentin akan menimbulkan
rasa nyeri tumpul, sedangkan peradangan yang menembus sampai
rongga pulpa akan mengiritasi serat-serat saraf dan menimbulkan
nyeri tajam berdenyut. Peradangan pada pulpa disebut pulpitis.
- Membran periodontal
15
Merupakan jaringan ikat fibrosa yang terletak di antara tulang alveolar
dengan gigi dan turut menyokong ginggiva pada leher gigi. Fungsinya
tidak hanya sebagai periosteum tulang alveolar, tetapi sebagai
ligamen penyangga gigi di dalam soketnya.
- Gusi (Ginggiva)
Merupakan lapisan yang mengelilingi gigi dan merupakan membran
mukosa yang terdapat di antara dan berhubungan dengan periosteum
tulang alveolar pada tonjolan dan bagian atas leher gigi. Ginggiva akan
melekat erat pada email. Perlekatan dengan email ini makin melemah
dengan bertambahnya umur, sehingga ginggiva hanya melekat pada
sementum dan seluruh mahkota gigi dapat terlihat.3
d. Kelenjar Liur
Membran mukosa rongga mulut dan bibir di basahi oleh air liur yang
disekresikan oleh kelenjar-kelenjar liur yang kecil yang terdapat disekitar rongga
mulut. Disamping itu terdapat 3 kelenjar besar yaitu parotis, submandibularis
dan sublingualis yang menge-luarkan sekretnya dalam jumlah banyak setelah
dirangsangn secara mekanis, kimiawi, psikis atau olfaktorik karena adanya
makanan atau dugaan adanya makanan. Kelenjar-kelenjar ini mengeluarkan
sekretnya ke dalam rongga mulut melalui saluran keluarnya.
- Kelenjar Parotis
Kelenjar parotis merupakan kelenjar yang terletak di bagian bawah
depan telinga dan meluas kebagian muka bawah di bawah lengkung
zigomatikus. Kelenjar ini terdiri atas bagian sekretorius (penghasil
sekret) dan saluran keluar. Bagian sekretorius disusun oleh sel-sel
berbentuk kuboid dan dibagian basalnya terdapat sel-sel mioepitel
yang berfungsi untuk memeras keluarnya sekret menuju ke saluran
keluar. Saluran keluarnya disebut Duktus Stensen yang bermuara pada
mukosa rongga mulut berhadapan dengan gigi geraham kedua atas.
Kelenjar ini merupakan kelenjar liur terbesar dan akan menghasilkan
liur yang bersifat serosa. Peradangan pada kelenjar ini akibat virus
disebut Parotitis Epidemika.
- Kelenjar Campur
16
Ada 2 macam kelenjar campur yaitu kelenjar submandibularis dan
sublingualis. Kelenjar submandibularis terletak pada dasar mulut
sedangkan saluran keluarnya (saluran Wharton). Bermuara dibawah
ujung lidah. Kelenjar ini merupakan kelenjar mukoserosa yaitu
kelenjar yang mengandung bagian serosa lebih banyak daripada
mukosa. Kelenjar sublingualis terletak di bawah membran mukosa
dasar mulut dekat saluran keluar kelenjar submandibularis. Kelenjar
ini sebaliknya mengandung lebih banyak bagian mukosa daripada
serosa. Bagian sekretorius serosa serupa dengan kelenjar parotis,
sedangkan bagian mukosanya tampak sitoplasma yang jernih. Saluran
keluarnya mirip dengan kelenjar parotis.
- Air Liur
Air liur akan membasahi makanan sehingga mudah ditelan, juga
meningkatkan cita rasa karena bahan kimia yang berhubungan dengan
cita rasa harus berada dalam larutan untuk dapat merangsang kuncup
kecap. Air liur mengandung:
Amilase dan maltase untuk mencerna sebagian karbohidrat.
Lisosim dan peroksidase yang merupakan zat antibakteri.
Gamma globulin terutama IgA, sebagai bagian dari sistem pertahanan
tubuh. 4
Dinding saluran cerna pada dasarnya dapat dibagi menjadi 4 lapisan, yaitu:
1. Tunika mukosa.
2. Tunika submukosa.
3. Tunika muskularis.
4. Tunika serosa.
Tunika mukosa terdiri atas suatu membran epitel permukaan yang basah
dilapisi mukus yang terletak di atas suatu lamina basal. Di bawahnya terdapat sedikit
jaringan ikat longgar (lamina propia) dan lapisan tipis otot polos (muskularis mukosa).
Tunika submukosa terdiri atas jaringan ikat areolar kasar. Pada bagian ini
terdapat pleksus Meissner yang merupakan serabut saraf parasimpatis. Disamping itu
juga terdapat pembuluh darah yang halus.
17
Tunika muskularis terdiri atas 2 lapisan berkas serat otot polos yaitu lapisan
muskularis sirkular di sebelah dalam dan longitudinal di sebelah luar. Di antara ke 2
lapisan tersebut terdapat pembuluh darah dan pleksus saraf yang berhubungan
dengan banyak ganglion kecil yang disebut pleksus mienterikus Auerbach. Tunika
muskularis mendorong bahan makanan di dalam lumen saluran cerna. Gerakan ini
disebut gerak peristaltik usus yang membantu mencampurkan bahan makanan dengan
ensim pencerna dengan gerakan mengaduk.
Tunika serosa atau adventisia merupakan lapisan terluar dibentuk oleh
jaringan areolar elastis yang relatif padat. Lapisan ini juga mengandung pembuluh
darah dan limfe.3
2. Oesophagus
Oesophagus merupakan saluran yang berhubungan dengan faring pada
tepi bawah tulang rawan krikoid kemudian melalui leher bagian bawah dan
mediastinum toraks lalu menembus diafragma sampai akhirnya bermuara ke
dalam lambung.
Tunika mukosa oesophagus terdiri atas epitel berlapis gepeng tanpa
lapisan tanduk. Tunika submukosa mengandung serat-serat elastin dan kelenjar
serosa dan mukosa. Tunika muskularisnya pada sepertiga atas terdiri atas otot
rangka, sepertiga tengah terdiri atas campuran otot rangka dan polos lalu
kandungan otot polosnya makin ke arah lambung makin sedikit dan pada
sepertiga bawah hanya terdiri atas otot polos. Fungsi oesophagus hanya
merupakan jalan makanan menuju ke lambung. 3
3. Gaster
Secara umum lambung di bagi menjadi 3 bagian:
1. Kardia/kelenjar jantung ditemukan di regia mulut jantung. Ini hanya
mensekresi mukus.
2. Fundus/gastric terletak hampir di seluruh corpus, yang mana
kelenjar ini memiliki tiga tipe utama sel, yaitu :
- Sel zigmogenik/chief cell, mesekresi pepsinogen. Pepsinogen
ini diubah menjadi pepsin dalam suasana asam. Kelenjar ini
mensekresi lipase dan renin lambung yang kurang penting.
18
- Sel parietal, mensekresi asam hidroklorida dan factor intrinsic.
Faktor intrinsic diperlukan untuk absorbsi vitamin B12 dalam
usus halus.
- Sel leher mukosa ditemukan pada bagian leher semua kelenjar
lambung. Sel ini mensekresi barier mukus setebal 1 mm dan
melindungi lapisan lambung terhadap kerusakan oleh HCL atau
autodigesti.
3. Pilorus terletak pada regia antrum pilorus. Kelenajr ini mensekresi
gastrin dan mukus, suatu hormon peptida yang berpengaruh besar
dalam proses sekresi lambung.
Lapisan Lapisan Lambung
Lambung terdiri atas empat lapisan :
1. Lapisan peritoneal luar atau lapisan serosa yang merupakan bagian
dari peritoneum viseralis. Dua lapisan peritoneum visceral menyatu
pada kurvatura minor lambung dan duodenum, memanjang kearah
hati membentuk omentum minus. Lipatan peritoneum yang kelaur
dari organ satu menuju organ lain disebut ligamentum. Pada
kurvatura mayor peritoneum terus kebawah membentuk omentum
mayus.
2. Lapisan berotot yang terdiri atas tiga lapis:
- serabut longitudinal, yang tidak dalam dan bersambung dengan otot
esofagus,
- serabut sirkuler yang paling tebal dan terletak di pilorus serta
membentuk otot sfingter; dan berada di bawah lapisan pertama, dan
- serabut oblik yang terutama dijumpai pada fundus lambung dan
berjalan dari orifisium kardiak, kemudian membelok ke bawah melalui
kurvatura minor (lengkung kecil).
3. Lapisan submukosa yang terdiri atas jaringan areolar berisi pembuluh
darah dan saluran limfe. Lapisan mukosa yang terletak di sebelah
dalam, tebal, dan terdiri atas banyak kerutan atau rugue, yang hilang
bila organ itu mengembang karena berisi makanan.
19
4. Membran mukosa dilapisi epitelium silindris dan berisi banyak
saluran limfe. Semua sel-sel itu mengeluarkan sekret mukus.
Permukaan mukosa ini dilintasi saluran-saluran kecil dari kelenjar-
kelenjar lambung. Semua ini berjalan dari kelenjar lambung tubuler
yang bercabang-cabang dan lubang-lubang salurannya dilapisi oleh
epithelium silinder. Epithelium ini bersambung dengan permukaan
mukosa dari lambung. Epithelium dari bagian kelejar yang
mengeluarkan sekret berubah-ubah dan berbeda-beda di beberapa
daerah lambung.3
Fungsi Lambung
Secara umum gaster memiliki fungsi motorik dan fungsi pencernaan
dan sekresi, berikut fungsi Lambung:
1. Fungsi motorik
Fungsi reservoir
Menyimpan makanan sampai makanan tersebut sedikit demi sedikit
dicernakan dan bergerak ke saluran pencernaan. Menyesuaikan
peningkatan volume tanpa menambah tekanan dengan relaksasi
reseptif otot polos yang diperantarai oleh saraf vagus dan dirangsang
oleh gastrin.
Fungsi mencampur
Memecahkan makanan menjadi partikel-partikel kecil dan
mencampurnya dengan getah lambung melalui kontraksi otot yang
mengelilingi lambung.
Fungsi pengosongan lambung
Diatur oleh pembukaan sfingter pylorus yang dipengaruhi oleh
viskositas, volume, keasaman, aktivitas osmotis, keadaan fisisk, emosi,
obat-obatan dan kerja. Pengosongan lambung di atur oleh saraf dan
hormonal.
2. Fungsi pencernaan dan sekresi
Pencernaan protein oleh pepsin dan HCL.
20
Sintesis dan pelepasan gastrin. Dipengaruhi oleh protein yang di
makan, peregangan antrum, rangsangan vagus.
Sekresi factor intrinsik. Memungkinkan absorpsi vitamin B12 dari usus
halus bagian distal.
Sekresi mucus. Membentuk selubung yang melindungi lambung serta
berfungsi sebagai pelumas sehingga makanan lebih mudah untuk
diangkut. 4
4. Usus Halus
Usus halus terdiri atas 3 bagian yaitu duodenum, jejenum dan ileum.
Duodenum tidak digantung oleh mesenterium (penggantung usus) terletak
retroperitoneum, sedangkan yeyunum dan ileum digantung oleh mesenterium.
Tunika mukosa usus halus terdiri atas:
- Plika sirkularis Kerckring yaitu lipatan yang berjalan sirkular atau spiral
yang dapat melingkari lumen usus. Plika ini dibentuk oleh lapisan mukosa
dan submukosa.
- Vilus intestinalis yaitu tonjolan kecil mirip jari atau daun pada membran
mukosa. Tiap vilus terdiri atas epitel dan lamina propria. Lapisan ini
mengandung pembuluh darah, limfatik dan jaringan ikat.
- Kriptus Lieberkuhn yaitu kelenjar –kelenjar yang terdapat pada usus halus
yang merupakan bangunan berbentuk tabung dan bermuara di dasar vili
usus.
Sel-sel epitel yang melapisi tunika mukosa usus halus terdiri atas:
- Sel Silindris (torak)
Sel ini mempunyai mikrovili (silia/brush border). Mikrovili merupakan
perluasan sitoplasma sel-sel epitel ke dalam lumen. Mikrovili ini berperan
untuk memperluas permukaan penyerapan makanan. Sel-sel yang
melapisi epitel ini dikenal juga sebagai sel silindris (Sel absorptif). Sel-sel
ini berasal dari sel-sel induk atau sel stem (stem cell) yang terdapat
didasar kriptus liberkuhn yang bergeser ke arah lumen seiring dengan
pematangan sel. Sel-sel ini menghasilkan lapisan glikoprotein dan
mengandung ensim-ensim seperti disakarida dan dipeptidase yang
21
memecah gula dan peptida. Sel ini juga menghasilkan enterokinase dan
fosfatase alkali.
- Sel Goblet (sel piala atau cangkir).
Sel-sel ini terletak di antara sel-sel silindris. Dasar sel ramping
bewarna gelap dan berisi inti. Puncaknya menggembung berbentuk
khusus karena berisi kumpulan butir-butir sekret mukus. Sel ini juga
dibentuk dari sel induk yang disebut oligomukosa yang terdapat di dasar
kriptus Liberkuhn. Sel ini akan bermigrasi menuju lumen seiring dengan
tingkat pematangan sel. Sel ini menghasilkan glikoprotein asam yang
mem-bentuk lapisan pelindung pada permukaan lumen usus halus.
Seperti sel-sel silindris, sel-sel goblet juga ditemukan sepanjang usus halus
mulai dari duodenum sampai ileum.
- Sel Paneth
Sel-sel ini banyak terdapat di yeyunum dan terletak hanya didasar
kriptus Liberkuhn. Sel ini berbentuk piramid dengan dasar lebar dan
puncaknya sempit. Sitoplasmanya mengandung butir asidofilik. Sel Paneth
menghasilkan lisozim, suatu ensim yang mencerna dinding sel bakteri
tertentu dan diduga mempunyai kemampuan untuk memfagositosis
bakteri tertentu. Walaupun fungsinya belum diketahui pasti , tetapi
diduga berperan dalam mengatur flora mikrobial usus.
- Sel Enteroendokrin
Sel-sel ini berukuran kecil dan berbentuk piramid dengan sitoplasma
jernih tak bewarna. Sel ini dapat diwarnai dengan kalium bikromat
sehingga disebut juga dengan sel enterokromafin. Sel enteroendokrin
menghasilkan beberapa peptida murni seperti sekretin, kolesistokinin dan
gastrin.
Hormon-hormon ini berhubungan dengan sekresi lambung, motilitas
intestinal, sekresi pankreas dan kontraksi kandung empedu.
Lamina propia terdapat diantara kelenjar intestinal dan ditengah
vilus, mengandung serat-serat retikulin dan sel-sel retikulir primitif
dengan inti besar, lonjong dan pucat, limfosit, makrofag dan sel plasma.
Lamina propia juga mengandung serat otot polos tipis, pembuluh limfe
22
dan pembuluh darah. Selain limfosit yang tersebar, di dalam lamina
propia juga terdapat sejumlah folikel limfoid atau noduli limfatisi yang
menyendiri. Folikel ini terutama terdapat dalam jumlah banyak pada
ileum. Massa limfoid ini disebut plaque Peyeri atau noduli agregatii.
Jaringan limfoid yang terdapat di dalam usus (GALT= Gut Association
Lymphoid Tissue) mengandung limfosit T dan B. Sel B menjadi matang
dan diperbanyak dalam limfonoduli dan plaque Peyeri. Banyak pula yang
menjadi sel plasma penghasil antibodi terutama imunoglobulin A (IgA).
Immunoglobulin itu menuju ke sel epitel lalu berikatan dengan komponen
sekretoris glikoprotein untuk kemudian dilepaskan kedalam lumen usus,
sehingga dapat bergabung dengan antigen, mikroorganisma, dan toksin
sebagai mekanisme pertahanan. Pada penderita tifus abdominalis plaque
Peyeri akan membesar dan menjadi sangat aktif.
Tunika submukosa pada duodenum diisi oleh kelenjar duodenum
(Brunner). Sel-sel kelenjar berbentuk kuboid tinggi dengan inti gelap,
gepeng terletak pada basal sel dan sitoplasmanya jernih bervakuola.
Kelenjar ini menghasilkan mukus basa. Mukus basa ini penting untuk
menetralisir asam lambung dan mencegah erosi pada mukosa duodenum.
Kelenjar Brunner mengandung urogastrone, suatu peptida yang
menghambat sekresi asam lambung.
Tunika muskularis terdiri atas lapisan sirkularis di sebelah dalam
dan longitudinal disebelah luar. Di antara ke dua lapisan otot ini terdapat
pleksus myenterikus Aurbach.
Tunika serosa atau adventisia terdiri atas jaringan ikat jarang.
- Proses pencernaan bahan makanan di dalam lumen usus membuat
makanan terpecah-pecah menjadi ukuran molekular. Ini dilakukan
oleh sekret pencernaan besar (pankreas dan hati) dan oleh getah usus
yang terutama dihasilkan oleh kelenjar intestinal (kelenjar liberkuhn).
Empedu dari hati akan memecah lipid menjadi trigliserida sedangkan
getah-getah pankreas mengandung ensim lipolitik, ensim proteolitik,
dan ensim pemecah karbohidrat. Getah usus mengandung lipase,
maltase dan peptidas.
23
- Pada orang dewasa asam amino diserap oleh epitel usus. Sebagian
besar lipid di absorpsi sebagai micelles asam lemak dan monogliserida
yang akan diubah menjadi trigliserida. Trigliserida akan bergabung
dengan protein membentuk kilomikron.3
5. Usus Besar
Tunika mukosa bagian usus besar dilapisi oleh epitel selapis silindris dengan
sel goblet. Pada permukaannya tidak mempunyai vilus, hanya kriptus Lieberkuhn.
Permukaan mukosa rata dan seragam tingginya yang menandakan bahwa usus besar
tidak mempunyai vilus tetapi hanya kriptus Lieberkuhn. Pada lamina propia kadang
ditemukan adanya noduli limfatisi, disamping itu juga terdapat lapisan otot polos
(tunika muskularis mukosa). Tunika submukosa terdiri atas jaringan ikat longgar.
Tunika muskularisnya sama seperti lapisan usus lainnya terdiri atas lapisan sirkular
dan longitudinal. Tunika adventisia atau serosanya terdiri atas jaringan ikat jarang.
Bahan makanan masuk ke dalam usus besar dalam keadaan setengah cair
yang kemudian diubah menjadi setengah padat yang merupakan konsistensi feses.
Fungsi usus besar:
- Absorpsi cairan
- Sekresi mukus yang berfungsi sebagai pelumas feses yang telah diabsorpsi
cairannya agar tidak merusak mukosa.
- Tempat pembusukan sisa makanan oleh bakteri normal usus besar.
6. Anus
Anus terdiri atas epitel gepeng berlapis tanpa lapisan tanduk yang pada
bagian distalnya dapat ditemui adanya lapisan tanduk. Pada anus tidak ditemui lagi
nodulus limfatikus. Tunika muskularis mukosa dan lamina propria tidak ditemui lagi
tetapi digantikan oleh dermis. Di dalam dermis dapat ditemui adanya kelenjar kitar
dubur (kelenjar sirkum anal) yang merupakan kelenjar apokrin. Tunika submukosa
digantikan oleh dermis dan hipodermis. Tunika muskularis yang melingkar pada
daerah rektum menebal membentuk otot lingkar yaitu muskulus sfingter ani
internum, sedangkan otot memanjang tidak mengalami perubahan. Tunika
24
adventisia terdiri atas jaringan ikat longgar. Pada bagian luar anus terdapat otot
sfingter sfingter ani ekternum.3
Mekanisme PencernaanDalam menjalankan fungsi sebagai sistem pencernaan terdapat beberapa
mekanisme yang mendukung fungsi tersebut, yaitu:
- Motilitas
Mengacu pada kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi
saluran pencernaan. Seperti otot polos vaskuler, otot polos dinding saluran
pencernaan terus menerus berkontraksi dengan kekuatan rendah yang
dikenal sebagai tonus. Tonus penting untuk mempertahankan agar tekanan
pada isi saluran pencernaan tetap setara untuk mencegah dinding saluran
pencernaan melebar secara permanen setelah mengalami distensi
(peregangan). Terhadap aktivitas tonik yang terus menerus tersebut, terjadi
dua jenis dasar motilitas yaitu gerakan propulsif (mendorong) dan gerakan
mencampur. Gerakan mendorong berlaku dengan kecepatan yang berbeda
beda sesuai dengan fungsi regio saluran pencernaan yaitu dengan kecepatan
yang cukup untuk segmen tersebut menjalankan tugasnya. Gerakan
mencampur mempunyai fungsi ganda. Pertama untuk mencampurkan
makanan dengan getah –pencernaan dan kedua untuk mempermudah
penyerapan dengan memajankan semua bagian isi usus ke permukaan
penyerapan saluran pencernaan.
- Sekresi
Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke dalam lumen saluran
pencernaan oleh kelenjar-kelenjar eksokrin yang terletak di sepanjang rute
dengan produk sekretorik spesifiknya yang tersendiri. Tiap sekresei
pencernaan terdiri dari air, elektrolit, dan konstituen organik yang spesifik
yang penting dalam pencernaan seperti enzim, garam empedu, atau mukus.
Sel-sel sekretorik mengekstraksi dari plasma sejumlah besar air dan bahan-
bahan mentah yang penting untuk menghasilkan produk sekritorik mereka.
Sel-sel eksokrin memiliki banyak mitokondria untuk menunjang tingginya
25
kebutuhan energi yang diperlukan dalam proses sekresi. Sekresi tersebut
dikrluarkan ke dalam lumen saluran pencernaan karena adanya ransangan
saraf atau hormon yang sesuai. Dalam keadaan normal, sekresi pencernaan
direabsorbsi dalam satu bentuk atau bentuk lain untuk dikembalikan ke
darah setelah produk tersebut ikut serta dalam proses pencernaan. Kegagaln
proses reabsorbsi ini (isalnya akibat diare atau muntah) menyebabkan
hilangnya cairan yang dipinjam dari plasma tersebut.
- Pencernaan
Mengacu kepada proses penguraian makanan dari strukturnya yang
kompleks diubah menjadi satuan yang lebih kecil yang dapat dicerna oleh
enzim-enzim dalam sistem pencernaan. Manusia mengkonsumsi 3 kategori
biokimia makanan yang kaya energi yaitu karbohidrat protein dan lemak.
Molekul-molekul besar ini tidak mampu menembus membran palasma utuh
untuk diserap dari saluran pencernaan ke dalam darah atau limfe. Proses
pencernaan menguraikan molekul-molekul besar ini menjadi molekul nutrien
yang lebih kecil yang dapat diserap.
- Penyerapan
Pencernaan diselesaikan dan sebagian besar penyerapan terjadi di
usus halus. Melalui proses penyerapan (absorbsi), satuan-satuan kecil yang
dapat diserap yang dihasilkan dari proses pencernaan tersebut, bersama
dengan air, vitamin, dan elektrolit dipindahkan dari lumen saluran
pencernaan kedalam darah atau limfe. 5,6
Di mulut terjadi proses sekresi dan digesti dengan bantuan enzim yaitu
amilase. Enzim ini mencerna molekul polisakarida menjadi molekul dextin dan
disakarida maltosa. Sementara ada motilitas untuk mencampur makanan sambil
memotongnya dengan bantuan gigi agar mudah dicerna oleh enzim pencernaan.
Setelah cukup dilembabkan dengan bantuan saliva, bolus akan didorong ke
oropharynx untuk selanjutnya menuju oesophagus. Di oesophagus hanya terjadi
gerakan propulsif yang mendorong makanan secara cepat untuk masuk ke lambung
melalui sphingter gastro-oesophageal.
26
Setelah memasuki lambung, proses digesti dan sekresi kembali terjadi. Disini
disekresikan enzim pencerna protein yaitu pepesin dalam bentuk inaktifnya,
pepsinogen. Pepsinogen ini akan diaktifkan oleh asam klorida sehingga bisa memulai
proses pencernaan protein. Selain itu proses segmentasi kimus tetap terjadi. Bahan-
bahan tertentu seperti aspirin dan alkohol sudah mengalami penyerapan di
lambung. Akhirnya kimus akan didorong keluar sedikit demi sedikit menuju
duodenum yang merupakan bagian dari usus halus.
Begitu memasuki duodenum, kimus yang asam akan dinetralkan oleh sekresi
NaHCO3. Setelah itu enzim dari pankreas yaitu lipase, amilase dan enzim proteolitik
akan disekresikan menuju duodenum melalui papila vateri. Selain itu akan
disekresikan empedu yang mengandung garam empedu, lesitin, kolesterol dan
bahan lainnya yang akan membantu proses digesti dari lemak. Pencernaan lemak
baru terjadi pada mukosa usus halus. Setelah dicerna menjadi bentuk sederhana
yaitu monosakarida, asam amino serta monogliserida dan asam lemak bebas maka di
mukosa usus halus dengan bantuan vili intestinalis akan terjadi proses absorbsi yang
kemudian akan terus berlanjut hingga dibawa ke pembuluh darah dan pembuluh
limfe untuk metabolisme tubuh.Sisa kimus yang tidak diserap di usus halus akan
dibawa menuju kolon dengan gerakan propulsif yang lambat sehingga berlangsung
secara perlahan-lahan. Fungsi utama kolon adalah absorbsi air dan elektrolit dan
menyimpan feses sebelum terjadi defekasi. Dimana ½ bagian proximal dari usus
besar adalah tempat penyerapan, sedangkan sisanya adalah tempat penimbunan.
Adapun motilitas pada usus besar adalah gerakan mencampur dengan jarak antara
gerakan satu dengan lainnya cukup panjang (sekitar 30 menit). Gerakan ini secara
tidak langsung mendorong sisa makanan untuk keluar dan bila telah mencapai
rektum, akan merangsang refleks berupa perangsangan reseptor regang di dinding
rektum untuk memicu terjadinya defekasi. Secara umum uraian diatas telah
menggambar fungsi saluran pencernaan serta organ yang terkait di dalamnya. 5
Fungsi dan Mekanisme EmpeduFungsi utama garam empedu
27
Garam empedu membantu pencernaan lemak melalui efek deterjen
(emulsifiksi) dan mempermudah penyerapan lemak melalui partisipasi
mereka dalam pembentukan misel. Kedua fungsi ini terkait dengan stuktur
garam empedu.
Sekresi empedu
Empedu disekresikan oleh hati dan dibelokkan ke kandung empedu
diantara waktu makan. Lubang duktus biliaris ke dalam duodenum dijaga
oleh sfingter oddi, yang mencegah empedu memasuki duodenum, kecuali
selam ingesti makanan. Apabila sfingter tertutup, sebagian besar empedu
yang disekresikan oleh hati akan dibelokkan ke dalam kandung empedu,
suatu struktur kecil berbetuk mirip kantung yang melekat dibawah tapi tidak
berhubungan langsung dengan hati. Empedu kemudian disimp[an dan
dipekatkan di dalam kandung empedu di antar waktu makan. Setelah makan,
empedu masuk ke dalam duodenum akibat kombinasi efek pengosongan
kandung empedu dan peningkatan sekresi empedu oleh hati.
Daur ulang
Garam empedu didaur ulang melalui sirkulasi enterohepatik. Empedu
terdiri dari cairan alkalis encer yang serupa dengan sekresi NaHCO3 pankreas
serta beberapa konstituent organik termasuk garam-garam empedu,
kolestrol, lesitin, dan bilirubin. Konstituen organik berasal dari aktivitas
hepatosit, sedangkan air, NaHCO3, dan garam anorganik lain ditambah oleh
sel-sel duktus. Walaupun tidak mengandung enzim pencernaan apapun,
empedu penting untuk proses pencernaan dan penyerapan lemak terutama
melalui aktivitas garam empedu.
Garam empedu adalah turunan kolestrol. Secara aktif disekresikan ke
dalam empedu dan akhirnya masuk ke duodenum bersama dengan
konstituen empedu lainnya. Setelah ikut serta dalam pencernaan dan
penyerapan lemak, sebaguan besar garam empedu direabsorbsi ke dalam
darah oleh mekanisme transport aktif khusus yang ada di ileum terminal,
bagian terakhir dari usus halus. Dari sini, garam-garam empedu dikembalikan
melalui sistem porta hepatika ke hati yang kembali mensekresikan mereka ke
28
dalam empedu. Pendaurulangan garam-garam empedu (dan sebagian
konstituen empedu lain) antara usus halus dan hati ini disebut sebagai “
sirkulasi enterohepatik”.
Jumlah total garam empedu di dalam tubuh rata-rata adalah 3 sampai
4gram, namun dalam 1 kali makan, garam empedu yang disalurkan ke
duodenum mencapai 3-15gram. Jelaslah bahwa garam empedu harus didaur
ulang beberapa kali sehari. Biasanya hanya sekitar 5% dari garam empedu
yang disekresikan oleh hati lolos melalui tinja setiap harinya. Garam empedu
yang hialng tersebut diganti dengan garam empedu baru yang disintesis oleh
hati. Dengan demikian, jumlah simpanan garam empedu dipertahankan
konstan.
Pembentukan misel
Garam empedu bersama dengan kolestrol dan lesitin yang juga
merupakan konstituen empedu berperan penting mempermudah
penyerapan lemak melalui pembentukan misel. Seperti garam empedu,
lesitin memiliki bagian yang larut lemak dan larut air, sementara kolestrol
hampir tidak larut sama sekali dalam air. Dalam suatu misel, garam empedu
dan lesitin menggumpal dalam kelompok-kelompok kecil dengan bagian larut
lemak berkerumun di bagian tengah untuk membentuk inti hidrofobik
sementara bagian larit air membentuk selaput hidrofilik di bagian luar.
Agregat misel mempunyai ukuran sekitar seperjuta lebih kecil daripada
ukuran butir emulsi lemak. Misel karena larut air akibat lapisan hidrofiliknya
dapat melarutkan zat-zat yang tidak larut air di intinya yang larut lemak.
Dengan demikian, misel adalah vehikulum yang praktis untuk mengangkut
bahan-bahan yang tidak larut ddalam isi lumen yang banyak mengandung air.
Bahan larut lemak yang paling penting diangkut adalah hasil pencernaan
lemak (monogliserida dan asam lemak) serta vitamin larut lemak, yang
diangkut ke tempat penyerapannya dengan menggunakan misel. Jika tidak
menumpag di misel yang larut air ini, nutrien-nutrien tersebut akan
mengapung di permukaan cairan kimus (seperti minyak terapung di atas air)
dan tidak pernah mencapai permukaan absorptif usus halus.
29
Selain itu, kolesterol suatu zat yang sangat tidak larut dalam air, larut
dalam inti misel yang hidrofobik. Mrkanisme ini penting dalam homeostasis
kolestrol. Jumlah kolesterol yang dapat diangkut dalam bentuk misel
bergantung pada jumlah relatif garam empedu dan lesitin terhadap
kolesterol. Apabila sekresi koleseterol oleh hati melebihi sekresi garam
empedu atau lesitin (baik kolesterolnya terlalu banyak atau garam empedu
dengan lesitin yang terlalu sikit), kelebihan kolesterol dalam empedu akan
mengendap menjadi mikrokristal yang dapat menggumpal menjadi batu
empedu. Salah satu pegobatan untuk batu empedu yang engandung
kolesterol adalah ingesti garam-garam empedu untuk meningkatkan
kandungan garan empedu sebagai usaha untuk melarutkan kolesterol.
Namun hanya sekitar 75% batu empedu yang berasal dari kolesterol. 25%
sisanya terbentuk akibat pengendapan konstituen empedu lainnya yakni
bilirubin.
Bilirubin
Bilirubin adalah konstituen utama empedu, sama sekali tidak
berperan dalam pencernaan, tapi merupakan salah stu dari produk sisa yang
dieksresikan dalam empedu. Bilirubin adalah pigmen empedu utama yang
berasal dari penguraian sel darah merah yang usang. Masa hidup sel daraj
merah dalam sirkulasi rata-rata adalah 120 hari. Sel darah merah yang usang
dikeluarkan dari darah oleh makrofag yang melaipisi sinusoid hati dan yang
terletak di bagian tubuh lain. Bilirubin adalah produk akhir yang dihasilkan
oleh penguraian hem (mengandung besi) dari hemogobin yang terkandung di
dalam sel-sel darah merah tersebut. Bilirubin ini diekstraksi dari darah oleh
hepatosit dan secara aktif dieksresikan ke dalam empedu.
Bilirubin adalah pigmen kuning yang menyebabkan empedu berwarna
kuning. Di dalam saluran pencernaan, pigmen ini mengalami modifikasi oleh
enzim-enzim bakteri yang kemudian menyebabkan tinja berwarna coklat
khas. Jika tidak terjadi sekresi bilirubin, misalnya apabila duktus biliaris
tersumbat secara total oleh batu empedu, feses akan berwarna putih keabu-
abuan. Dalam keadaan normal, sejumlah kecil bilirubin direabsorbsi oleh usus
untuk kembali ke darah dan sewaktu akhirnya dikeluarkan melalui urin,
30
bilirubun tersebut merupakan penentu utama warna kuning pada air kemih.
Ginjal baru mampu mengeksresikan bilirubin apabila zat ini telah dimodifikasi
sewaktu melalui hati dan usus. 7
Pencernaan LemakLemak dalam diet. Sejauh ini lemak yang paling banyak dalam diet adalah
lemak netral, yang dikenal sebagai trigliserida, yang setiap molekulnya tersusun dari
sebuah inti gliserol dan rantai samping tiga asam lemak. Lemak netral merupakan
unsur utama dalam bahan makanan yang berasal dari hewan dan sangat sedikit ada
dalam makanan berasal dari tumbuhan.
Dalam diet yang biasa juga mengandung sejumhlah kecil fosfolipid,
kolesterol, dan ester kolesterol. Fosfolipid dan ester kolesterol terdiri atas asam
lemak dan oleh karena itu dapat dianggap sebagai lemak. Sebaliknya, kolesterol
merupakan suatu senyawa sterol yang tidak mengandung asam lemak, tetapi
kolesterol memperlihatkan beberapa sifat fisik dan kimia dari lemak. Ditambah lagi,
kolesterol ini merupakan turunan lemak, dan dimetabolisme seperti lemak. Oleh
karena tu, dari sudut makanan, merupakan suatu lemak.
Sejumlah kecil trigliserida dicerna di dalam lambung oleh lipase lingual yang
di sekresikan oleh kelenjar lingual di dalam mulut dan ditelan bersama dengan saliva.
Jumlah pencernaan ini kurang dari 10% dan umumnya tidak penting. Sebaliknya,
pada dasarnya semua pencernaan lemak terjadi di dalam usus sebagai berikut :
- Emulsifikasi lemak oleh asam empedu dan lesitin. Tahap pertama dalam
pencernaan lemak adalah secara fisik memecahkan gumpalan lemak
menjadi ukuran yang sangat kecil, sehingga enzim pencernaan yang larut
iar dapat bekerja pada permukaan gumpalan lemak. Proses ini disebut
emulsifikasi lemak, dan dimulai melalui pergolakan di dalam lambung
untuk mencampur lemak dengan produk pencernaan lambung. Lalu,
kebanyakan proses emulsifikasi tersebut terjadi di dalam duodenum
dibawah pengaruh empedu, sekresi dari hati yang tidak mengandung
enzim pencernaan apapun. Akan tetapi, empedu mengandung sejumlah
31
besar garam empedu juga fosfolipid kesitin, keduanya, tetapi terutama
lesitin, sangat penting untuk emulsifikasi lemak. Gugus-gugus polar (titik
terjadinya ionisasi didalam air) dari garam empedu dan molekul-molekul
lesitin sangat larut air, sedangkan sebagian besar sisa gugus-gugus
molekul keduanya sangat larut lemak. Oleh karena itu, gugus yang larut
lemak, oleh karena itu, gugus yang larut lemak dari secret hati ini terlarut
dala lapisan permukaan gumpalan lemak, sedangkan gugus polarnya
menonjol. Penonjolan gugus polar, selanjutnya, terlarut dalam cairan
berair di sekitarnya, sehingga sangat menurunkan tegangan antar-
permukaan lemak dan membuat lemak tersebut ikut terlarut. Bila
tegangan antar permukaan gumpalan cairan yang tidak bercampur ini
rendah, cairan yang tidak bercampur ini, melalui pengadukan, dapat
dipecah menjadi banyak partikel yang sangat halus secara jauh lebih
mudah daripada bila tegangan antar permukaannya tinggi. Akibatnya,
fungsi utama garam empedu dan lesitin, terutama lesitin, dalam empedu
adalah untuk membuat gelembung lemak siap untuk dipecah oleh
pengadukan dengan air di dalam usus halus. Kerja ini sala seperti yang
terjadi pada banyak deterjen yang dipakai pada kebanyakan pembersih
rumah tangga untuk membersihkan noda kotor. Setiap kali diameter
menggumpal lemak secara signifikan diturunkan sebagai akibat
pengadukan pada usus halus, daerah permukaan lemak total meningkat
berlipat-lipat. Karena diameter rata-rata partikel lemak dalam usus
setelah terjadinya emulsifikasi hanya kurang dari 1 mikro meter, ukuran
ini menggambarkan oeningkatan sebanyak 1000 kali lipat pada daerah
permukaan lemak total yang disebabkan oleh proses emulsifikasi. Enzim
lipase merupakan senyawa yang larut iar dan dapat menyerang gumpalan
lemak hanya pada permukaannya akibatnya, dapat dimengerti betapa
pentingnya fungsi deterjen garam empedu dan lesitin untuk pencernaan
lemak.
- Pencernaan trigliserida oleh lipase pankreas. Sejauh ini enzim yang paling
penting untuk pencernaan trigliserida adalah lipase pankreas, terdapat
dalam jumlah sangat banyak di dalam getah pankreas, cukup untuk
32
mencernakan dalam 1 menit semua trigliserida yang dicapainya. Selain
itu, enterosit dari usus halus juga mengandunng sedikit lipase yang
dikenal sebagai lipase usus, tetapi enzim ini biasanya tidak diperlukan.8
Gangguan Batu EmpeduBatu Empedu
Kolelitiasis, yaitu adanya batu empedu, merupakan kelainan yang
sering ditemukan. Insidensnya meningkat seiring dengan pertambahan usia,
sehingga di Amerika Serikat, misalnya, 20% wanita dan 5% pria berusia antara
50-65 tahun memiliki batu empedu. Batu ini terdiri dari 2 tipe : batu kalsium
bilirubinat dan batu kolestrol. Di Amerika Serikat dan Eropa, 85% batu adalah
batu kolestrol.
Tampaknya terdapat 3 faktir yang berperan dalam pembentukan batu
kolestrol. Salah satunya adalah stasis empedu yaitu batu yang berbentuk
dalam empedu yang mengalami sekuestrasi di kamdung kemih dan bukan
empedu yang mengalir dalam duktus koledokus. Faktiir kedua adalah
supersturasi empedu oleh kolesterol. Kolestrol sangat tidak larut dalam
empedu, dan zat ini dipertahankan dilarutan dalam misel hanya pada
konsentrasi garam empedu dan kesitin yang tertentu. Emoedu mengalami
supersaturasi dan mengandung kristal-kristal kecil kolesterol selain misel.
Namun, banyak orang normal yang tidak menderita batu empedu juga
memiliki batu empedu yang sangat jenuh. Faktor ketiga adalah campuran
faktir-faktir nukleasi yang memudahkan terbentuknya batu dari empedu yang
sangat jenuh tersebut. Diluar tubuh, empedu dari pasien kolelitiasis
membentuk batu dalam 2-3 hari, sedangkan waktu yang diperlukan oleh
empedu orang normal untuk membentuk batu adalah lebih dari 2 minggu.
Sifat pasti faktir-faktir nukleasi masih belum diketahui, walaupun melibatkan
glikoprotein dalam mukus kandung kemih. Selain itu, masih belum dapat
dipastikan apakah batu terbentuk akibat pembentukan berlebihan komponen
33
yang memudahkan nukleasi atau akibat penurunan pembentukan komponen
antinukleasi yang mencegah pembentukan batu pada orang normal.4
KesimpulanProses pencernaan makanan dalam tubuh bisa berjalan lancar apabila semua
sistem pencernaan berjalan sesuai dengan fungsinya. Gangguan pencernaan bukan
hanya di akibatkan oleh abnormalnya organ pencenaan tetapi juga bisa di pengaruhi
oleh kebiasaan dari setiap individu. Sehingga dari skenario tersebut dapat diambil
kesimpulan nyeri di perut kanan atas disertai mual tersebut dipengaruhi oleh
gangguan pada struktur dan mekanisme pada sisitem pencernaan.
Daftar Pustaka1. Anderson. Anatomi fisiologi tubuh manusia. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.2004
2. Moore KL. Anatomi klinis dasar. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
2002. h103-35
3. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi dasar teks dan atlas. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.2007.h278-307
4. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC. 2003.h480-6
5. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC ; 2004.h.281-92
6. Watson R. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 2004.h134-41
7. Sherwood. Fisiologi Manusia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
2001.p.567-80
8. Guyton H. Fisiologi Kedokteran. Jakarta:EGC. 2001.p.843-52
34