PBL Blok 5 Presentasi Arugdo

26
Berkurangnya Kepadatan Tulang yang Menyebabkan Osteoporosis di Usia Lanjut F9 Arudo Fakultas Kedokteran Universitas Kristen KridaWacana Jl.TerusanArjuna No.06 KebonJeruk-Jakarta Barat 11510 Telp:(021)56942061. Fax (021)5631731 Email : [email protected]

description

Presentasi blok 5 osteoporosis ukrida

Transcript of PBL Blok 5 Presentasi Arugdo

(place holder)

Berkurangnya Kepadatan Tulang yang Menyebabkan Osteoporosis di Usia LanjutF9

ArudoFakultas KedokteranUniversitas Kristen KridaWacanaJl.TerusanArjuna No.06 KebonJeruk-Jakarta Barat 11510Telp:(021)56942061. Fax (021)5631731Email : [email protected]

Pendahuluan-Latar belakangOsteoporosis adalah penyakit tulang metabolik yang paling sering dijumpai.Penyakit ini sering tanpa keluhan yang dimana densitas tulang berkurang secara progresif dengan kerusakan mikroarsitektur tulang sehingga tulang menjadi rapuh, mudah patah dan tidak terdeteksi sampai terjadi patah tulang Pada presentasi ini akan dijelaskan metabolisme vitamin D secara fisiologis mempunyai pengaruh mekanisme remodelling tulang. Adanya defisiensi ataupun insufisiensi vitamin D akan tulang ( Osteoporosis Primer ).Pendahuluan-tujuanTujuan dari pembuatan makalah ini adalah menjawab skenario 11:Seorang ibu berumur sekitar 55 tahun ingin sekali menggedong anaknya yang baru berumur 3 tahun. namun ia tidak sanggup karena tulang punggung dan lututnya terasa lemah/ngilu. Dokter menyatakan bahwa ibu tersebut menderita osteoporosis.

Identifikasi istilah

Osteoporosis Osteoporosis atau keropos tulang adalah suatu penyakit tulang yang ditandai dengan adanya penurunan masa tulang dan perubahan struktur pada jaringan mikroarsitektur tulang, yang menyebabkan kerentanan tulang meningkat disertai kecenderunganterjadinya fraktur, terutama pada proksimal femur, tulang belakang dan pada tulang radius. Baik pada laki-laki maupun wanita mempunyai kecenderungan yang sama terhadap ancaman fraktur tulang tersebut, walaupun demikian penyakit ini dapat dicegah maupun diobati.Rumusan masalah

Seorang perempuan umur 55 tahun yang menghidap osteoporosis tidak dapat mengangkat anak nya

Analisis masalahMind maposteoporosisMekanisme kontraksi ototVitamin D dan Ca++Persendian Modding dan remodeling Fisiologis tulangHipothesisSang ibu dinyatakan terkena osteoporosis primer yang di sebabkan oleh penambahan umur yang menyebabkan berkurang nya kepadatan tulang yang menyebabkan sang ibu tidak bisa mengangkat anak nya

Sasaran pembelajaran

1, memahami mekanisme impuls mulai dari motorik otot.2. memahami mekanisme kontraksi otot somatic3. memahami mekanisme penyediaan energy pada jaringan sedang dan besar4. menjelaskan fungsi ca2++ dan vit d pada pertumbuhan tulang5. proses modding dan remodeling

Isi-Kontraksi otot Prinsip dasar terjadinya kontraksi otot adalah adanya hubungan atau ikatan antara aksin dan myosin melalui proses pergeseran filament-filamen tebal dan tipis. Pergeseran selama kontraksi otot terjadi bila kepala myosin berikatan erat dengan aktin. Pada saat istirahat troponin I berikatan erat pada aktin, tropomiosin menutupi tempat di mana kepala myosin seharusnya mengikat aktin sehingga kompleks troponin, tropomiosin membentuk protein relaksasi yang menghambat interaksi aktin dan myosin. Terjadinya kontraksi dimulai karena adanya stimulus yang menimbulkan impuls di motor neuron, di mana ujung-ujung akson melepaskan asetilkolin dan menimbulkan potensial generator pada motor end-plate. Selanjutnya, jika sudah mencapai ambang batas letup akan berubah menjadi potensial aksi di serat otot dan menyebar ke seluruh serat otot. Potensial aksi menimbulkan reticulum sarkoplasma melepaskan ion kalsium sehingga muatan ion kalsium lebih tinggi.

Selanjutnya, ion kalsium diikat oleh troponin C dan mengakibatkan ikatan troponin I dengan aktin terlepas, sehingga tropomiosin bergeser dan binding site aktin menjadi terbuka. Sementara itu, di kepala myosin ATP di aktifkan oleh enzim ATPase menjadi ADP dan fosfat anorganik + energy. Energi yang dilepaskan ini mengaktifkan kepala myosin untuk mengikat aktin. Terbukanya celah tropomiosin membuka peluang untuk interaksi aktin dan myosin. Kepala myosin tetap terikat dengan aktin sampai sebuah molekul ATP baru melekat ke padanya dan melemahkan ikatan aktin dan myosin. Proses relaksasi otot mulai terjadi ketika kepala myosin terlepas dari aktin dan condong kembali dan menarik kembali untuk mengundang siklus. Terlepasnya ikatan myosin dimulai saat ion kalsium dipompakan secara aktif ke dalam reticulum sarkoplasma. Ion kalsium pada troponin C terlepas dan myosin-ATPase menjadi tidak aktif maka terbentuklah kembali kompleks troponin-tropomiosin-aktin.Isi-Metabolisme OtotKontraksi otot bergantung pada produksi ATP dari salah satu dari tiga sumber, yaitu :(1) Kreatinin fosfat (creatinine phosphate, CP) yang disimpan di otot(2) Fosforilasi oksidatif bahan makanan yang disimpan di atau dikirimkan ke otot(3) Glikolisis anaerobCP + ADP = C + ATPKeletihan otot terjadi apabila penggunaan ATP di otot menjadi berlebihan. Ketika otot pertama kali mulai berkontraksi, otot mulai mengguakan simpanan CP-nya untuk mendorong kontraksi. CP mengandung molekul fosfat energi tinggi yang dipindahkan ke ADP untuk menghasilkan ATP:

Isi-Metabolisme OtotSumber ATP ini cepat diakses, tetapi dibatasi oleh jumlah CP yang terdapat di sel pada permulaan kontraksi. Setelah beberapa detik, otot mulai mengandalkan sebagian besar fosforilasi oksidatif. Sumber energi untuk fosforilasi oksidatif adalah glikogen yang disimpan di otot dalam suplai darah. Sumber energi ini tersedia selama 30 menit lebih, bergantung pada intensitas kontraksi. Apabila intensitas olahraga sangat tinggi, atau durasinya sangat lama, otot mulai semakin mengandalkan glikolisis anaerob. Glikolisis anaerob menghasilkan ATP dalam jumlah terbatas dari metabolisme glikogen otot dan glukosa darah yang bersirkulasi. Otot yang menggunakan glikolisis anaerob sebagian besar produksi ATP-ya dengan cepat mengalami keletihan. Keletihan otot dapat diperkirakan secara eksperimental akibat deplesi glikogen yang disimpan di otot. Asam laktat adalah produk sampingan glikolisis anaerob dan dapat ditimbun otot

Isi-Fisiologis tulangTulang rangka tubuh manusia terdiri tulang kortikal 70-80% dan tulang trabekular 20-30%. Pada keadaan normal tulang rangka, sebanyak 25% volume tulang anatomi yang spesifik sebagai jaringan tulang. Dan 75 % merupakan sumsum tulang (bone marrow) dan lemak, tetapi ini sangat bervariasi tergantung sebagaimana besar tulang skeletonnya. Pada jaring tulang yang spesifik, hanya 60% berupa mineral tulang dan 40% merupakan jaringan organik, berupa kolagen. Isi-Fisiologis tulangColumna VertebralisColumna vertebralis merupakan pilar utama tubuh, dan berfungsi menyanggah cranium, gelang bahu, ekstremitas superior, dan dinding thorax serta melalui gelang panggul meneruskan berat badan ke ekstremitas inferior. Di dalam rongganya terletak medula spinalis, radix nervi spinals, dan lapisan penutup meningen, yang dilindungi oleh columna vertebralis.

Komposisi Columna VertebralisColumna vertebralis terdiri atas 33 vertebrae, yaitu 7 vertebra cervicales, 12 vertebra thoracicus, 5 vertebra lumbalis, 5 vertebra sacralis (yang bersatu membentuk os sacrum), dan 4 vertebra coccygis. Struktur columna tersebut fleksibel, karena columna bersegmen-segmen dan tersusun atas vertebrae, sendi-sendi, dan bantalan fibrocartilago yang disebut discus intervertebralis membentuk kira-kira seperempat panjang columna.

isi-vitamin DVitamin D mempunyai kontribusi penting dalam proses remodelling tulang.Dalam mempertahankan fungsi mekanik dan biologi tulang tersebut,vitamin D yang lebih tepat disebut hormon, berinteraksi dengan organ ginjal dan gastrointestinal, sehingga terjadi homestatis calsium dan fosfat. Dengan terjadinya gangguan baik insufisiensi maupun defisiensi vitamin Dmaka akan terjadi gangguan remodelling tulang, sehingga terjadi progresivitas kehilangan masssa tulang, Isi-Pembentukan tulangTulang adalah jaringan ikat yang mengalami mineralisasi. Tulang mengandung materi organik dan anorganik. Materi organiknya sebagian besar berupa protein. Tulang adalah suatu struktur dinamik yang mengalami siklus remodeling terus menerus, berupa resorpsi yang diikuti oleh pengendapan jaringan tulang baru. Remodeling ini memungkinkan tulang beradaptasi terhadap sinyal fisik (seperti peningkatan beban yang harus disangga) dan hormon.

Isi-pembentukan tulangJenis sel utama yang berperan dalam penyerapan dan pengendapan tulang adalah osteoklas dan osteoblas. Osteoklas berkaitan dengan resorpsi dan osteoblas dengan pengendapan tulang. Osteosit berasal dari osteoblas; sel ini juga tampaknya ikut serta dalam pemeliharaan matriks tulang. Osteoklas adalah sel multinukleus yang berasal dari sel tunas hematopoietic pluripoten. Osteoklas memiliki domain membran apikal, dan memperlihatkan tepi bergelombang yang berperan utama dalam penyerapan tulang.

Isi-Pembentukan tulangOsifikasi intra membran Proses pembentukan tulang dari jaringan mesenkim menjadi jaringan tulang, contohnya pada proses pembentukan tulang pipih. Pada proses perkembangan hewan vertebrata terdapat tiga lapisan lembaga yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Mesenkim merupakan bagian dari lapisan mesoderm, yang kemudian berkembang menjadi jaringan ikat dan darah. Tulang tengkorak berasal langsung dari sel-sel mesenkim melalui proses osifikasi intramembran. 2. Osifikasi endokondral Proses pembentukan tulang yang terjadi dimana sel-sel mesenkim berdiferensiasi lebih dulu menjadi kartilago (jaringan rawan) lalu berubah menjadi jaringan tulang, misal proses pembentukan tulang panjang, ruas tulang belakang, dan pelvis. Proses osifikasi ini bertanggung jawab pada pembentukkan sebagian besar tulang manusia. Pada proses ini sel-sel tulang (osteoblas) aktif membelah dan muncul dibagian tengah dari tulang rawan yang disebut center osifikasi. Osteoblas selanjutnya berubah menjadi osteosit, sel-sel tulang dewasa ini tertanam dengan kuat pada matriks tulang.

Isi- Histologi tulangTulang adalah jaringan ikat khusus yang terdiri atas materi antarsel berkapur, yaitu matriks tulang, dan 3 jenis sel seperti: osteosit, yang terdapat di rongga-rongga di dalam matriks; osteoblas, yang Man sintesis unsur organic matriks, dan osteoklas yang merupakan sel raksasa multinuklear yang terlibat dalam resorpsi dan remodeling jaringan tulangIsi-osteoblasOsteoblas bertanggung jawab atas sintesis komponen organik matriks tulang (kolagen tipe I, proteoglikan, dan glikoprotein). Deposisi komponen anorganik dari tulang juga bergantung pada adanya osteoblas aktif. Osteoblas hanya terdapat pada permukaan tulang, dan letaknya bersebelahan, mirip epitel selapis.Isi-osteositOsteosit berasal dari osteoblas, terletak di dalam lakuna yang terletak di antara lamela-lamela matriks. Hanya ada satu osteosit dalam satu lakuna. Bila dibandingkan dengan osteoblas, osteosit yang gepeng dan berbentuk kenari tersebut memiliki sedikit retikulum endoplasma kasar dan kompleks golgi serta kromatin inti yang lebih padat. Isi-osteoklasOsteoklas adalah sel motil bercabang yang sangat besar. Bagian badan sel yang melebar mengandung 5 sampai 50 inti (atau lebih). Pada daerah terjadinya resorpsi tulang, osteoklas terdapat di dalam lekukan yang terbentuk akibat kerja enzim pada matriks, yang dikenal sebagai lakuna Howship. Osteoklas berasal dari penggabungan sel-sel sumsung tulang.Isi-Matriks tulangBerat kering matriks tulang 50% terdiri dari bahan anorganik. Bahan-bahan yang ditemukan pada matriks tulang adalah berupa kalsium, fosfor, bikarbonat, sitrat, magnesium, kalium, dan natrium. Bahan organik dalam matriks tulang adalah kolagen tipe I dan substansi dasar, yang mengandung agregat proteoglikan dan beberapa glikoprotein structural spesifik. Glikoprotein tulang bertanggung jawab atas kelancaran kalsifikasi matriks tulang. Jaringan lain yang mengandung kolagen tipe I biasanya tidak mengapur dan tidak mengandung glikoprotein tersebut. Karena kandungan kolagennya tinggi, matriks tulang yang terdekalsifikasi terikat kuat dengan pewarna serat kolagen. Gabungan mineral dengan serat kolagen memberikan sifat keras dan ketahanan pada jaringan tulang. Setelah tulang mengalami dekalsifikasi, bentuknya tetap terjaga, namun menjadi fleksibel mirip tendon.

Isi-Penyakit tulangOsteolisisHancurnya tulang yang mungkin disebabkan oleh trauma atau kecelakaan berat dan juga mungkin disebabkan adanya kanker yang mengenai tulang.OsteomalaciaGangguan pembentukan tulang sehingga tulang lembek dan melunak. Orang yang terkena biasanya mempunyai cirri-ciri kaki bengkok, tulang punggung memendek dan tulang pinggul pipih. Gangguan ini disebabkan oleh kurangnya asupan kalsium dan vit.D3 serta kurangnya berjemur di sinar matahari.OsteoarthritisGangguan yang ditandai dengan menipisnya tulang rawan yang ada di persendian, sehingga menggangu gerak persendian.Rhematoid ArthritisPenyakit rematik yang juga bisa menyerang tulang dan persendian.OsteopeniaSuatu keadaan dimana terjadi penurunan massa tulang, suatu keadaan atau gejala awal terjadinya osteoporosis.OsteoporosisSuatu penyakit kelainan pada tulang yang ditandai dengan menurunnya massa tulang, kerusakan tubuh atau arsitektur tulang sehingga tulang mudah patah.

Isi-Estrogen Secara tidak langsung, kadar estrogen yang rendah mempengaruhi asupan kalsium ke dalam tubuh karena dihambatnya sekresi paratiroid (PTH) dan menghambat sintesis kalsitriol. Jadi pada osteoporosis pasca menopause primer, jelas akibat tidak adanya hormon estrogen menurunnya fungsi osteoblas dan meningkatnya aktivitas osteoklas serta menurunnya kualitas hidup yang meningkatkan resiko terjadinya osteoporosis sehingga menyebabkan massa tulang menurun dengan cepat.

KesimpulanOsteoporosis merupakan penyakit tulang yang paling sering dijumpai, dan sering menyerang tulang belakang (columna vertebralis). Osteoporosis ada hubungannya dengan estrogen dalam pembentukan matriks. Secara tidak langsung, kadar estrogen yang rendah mempengaruhi asupan kalsium ke dalam tubuh. Jadi pada osteoporosis pasca menopause primer, jelas akibat tidak adanya hormon estrogen menurunnya fungsi osteoblas dan meningkatnya aktivitas osteoklas serta menurunnya kualitas hidup yang meningkatkan resiko terjadinya osteoporosis sehingga menyebabkan massa tulang menurun dengan cepat. Tulang juga akan menjadi rapuh dan mudah patah.Hal ini lah yang menyebabkan sang ibu tidak bisa mengangkat anak nya.