PBL Blok 24 Skenario 11 Fibroadenoma Mammae

28
Fibroadenoma Mammae Sinistra Jovianto Reynold Andika Hidayat 10.2012.313 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Terusan Arjuna Utara no 6, Jakarta Barat [email protected] Pendahuluan Fibroadenoma mammae (FAM), umumnya menyerang para remaja dan wanita dengan usia di bawah 30 tahun. Adanya fibroadenoma atau yang biasa dikenal dengan tumor payudara membuat kaum wanita selalu cemas tentang keadaan pada dirinya. Terkadang mereka beranggapan bahwa tumor ini adalah sama dengan kanker. Yang perlu ditekankan adalah kecil kemungkinan dari fibroadenoma ini untuk menjadi kanker yang ganas fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang sering terjadi dipayudara. Benjolan tersebut berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim) dan jaringan glanduler (epitel) yang berada di payudara, sehingga tumor ini disebut sebagai tumor campur (mix tumor), tumor tersebut dapat berbentuk bulat atauoval, bertekstur kenyal atau padat, dan biasanya nyeri. Fibroadenoma ini dapat kita gerakkan dengan mudah karena pada tumor ini terbentuk kapsul sehingga dapat mobile, oleh sebab itu sering disebut sebagai ”breast mouse”. 1

description

fibroadenoma mammae

Transcript of PBL Blok 24 Skenario 11 Fibroadenoma Mammae

Page 1: PBL Blok 24 Skenario 11 Fibroadenoma Mammae

Fibroadenoma Mammae Sinistra

Jovianto Reynold Andika Hidayat

10.2012.313

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Terusan Arjuna Utara no 6, Jakarta Barat

[email protected]

Pendahuluan

Fibroadenoma mammae (FAM), umumnya menyerang para remaja dan wanita dengan usia

di bawah 30 tahun. Adanya fibroadenoma atau yang biasa dikenal dengan tumor payudara membuat

kaum wanita selalu cemas tentang keadaan pada dirinya. Terkadang mereka beranggapan bahwa

tumor ini adalah sama dengan kanker. Yang perlu ditekankan adalah kecil kemungkinan dari

fibroadenoma ini untuk menjadi kanker yang ganas fibroadenoma mammae adalah tumor jinak

yang sering terjadi dipayudara. Benjolan tersebut berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim) dan

jaringan glanduler (epitel) yang berada di payudara, sehingga tumor ini disebut sebagai tumor

campur (mix tumor), tumor tersebut dapat berbentuk bulat atauoval, bertekstur kenyal atau padat,

dan biasanya nyeri. Fibroadenoma ini dapat kita gerakkan dengan mudah karena pada tumor ini

terbentuk kapsul sehingga dapat mobile, oleh sebab itu sering disebut sebagai ”breast mouse”.

1

Page 2: PBL Blok 24 Skenario 11 Fibroadenoma Mammae

Pembahasan

Anamnesis

Merupakan komunikasi antara dokter dan pasien, di mana pasien mengemukakan keluhan

utama. Anamnesis terdiri dari auto-anamnesis dan allo-anamnesis. Anamnesis yang baik terdiri

dari:1

Identitas (meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, pekerjaan, suku bangsa dan

agama).

Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien yang membawa pasien pergi ke dokter).

Pasien datang dengan keluhan benjolan pada payudara kiri bagian atas dekat ketiak.

Riwayat penyakit sekarang (kronologis keadaan kesehatan pasien sejak sebelum keluhan utama

sampai pasien datang berobat).

Sejak kapan?

Dimana letak benjolan?

Apakah benjolan terasa nyeri dan dapat digerakkan?

Bagaimana bentuk dan konsistensi benjolan (bulat dan kenyal)?

Bagaimana bentuk payudaranya, simetris/asimetris?

Apakah adanya sekret yang keluar dari puting?

Apakah ada gejala penyerta lainnya?

Riwayat penyakit dahulu (bertujuan untuk mengetahui kemungkinan adanya hubungan antara

penyakit yang pernah diderita dengan penyakitnya sekarang).

Apakah pernah menderita keluhan yang sama sebelumnya?

Apakah pernah mendapat sinar radiasi pada daerah payudara?

(Jika sudah menikah) - Apakah pernah mencoba pemakaian terapi hormon untuk mendapatkan

anak?

Riwayat penyakit dalam keluarga (bertujuan untuk mencari kemungkinan penyakit herediter,

familial atau penyakit infeksi).

Apakah didalam keluarga ada yang menderita keluhan atau penyakit yang sama?

Riwayat pribadi (meliputi keadaan sosial ekonomi, kebiasaan, obat-obatan, dan lingkungan).

Apakah mengkonsumsi obat-obatan (terapi hormon atau yang lain)?1

Pemeriksaan2

Page 3: PBL Blok 24 Skenario 11 Fibroadenoma Mammae

a. Fisik

Pemeriksaan Tanda Vital:2

Tekanan darah, nadi, frekuensi nafas, suhu.

Pemeriksaan Fisik Payudara (Teknik SADARI):2

Inspeksi (pengamatan)

a. Bentuk payudara, berdasarakan perkembangan payudara.2

Masa prapubertas

Payudara belum berkembang, hanya ada puting susu berukuran kecil. Pada

masa ini antara payudara anak laki-laki dan perempuan hampir sama.

Mulai pubertas

Pada anak perempuan, payudara mulai tumbuh, makin lama makin besar, juga

puting susu bertambah besar.

Sewaktu dewasa dan keadaan hamil

Pada masa ini kelenjar mammae mulai mempersiapkan diri menjadi lebih

banyak dan besar. Dalam rangka memproduksi ASI, puting susu dan areola

bertambah gelap warnanya.

Setelah masa laktasi

Pada masa ini payudara akan kembali mengecil tetapi tidak bisa kembali

keukuran semula dan tampak megendur.

Sesudah menopause

Pada masa ini ukuran payudara akan lebih kecil lagi dan menjadi kendur ini

disebut atrofi mammae.

b. Ukuran payudara2

Tidak ada ukuran payudara yang 100% sama bentuk maupun ukurannya. Bila

ukuran berbeda jauh, dinamakan asimetris payudara.

c. Warna kulit payudara2

Warna kulit payudara biasanya sama dengan warna kulit tubuh lainnya, kecuali di

daerah areola mammae. Kulit sekitar puting susu berwarna lebih gelap dan makin

jelas pada saat kehamilan. Kulit payudara yang berwarna kemerahan dan tegang

akan dijumpai bila terjadi peradangan. Kulit payudara dengan pori-pori yang besar

seperti kulit jeruk (Peau d`orange) terjadi akibat pembendungan limfe dalam

payudara.

Palpasi (perabaan)2

3

Page 4: PBL Blok 24 Skenario 11 Fibroadenoma Mammae

Pada pemeriksaan ini, posisi duduk atau lebih baik dalam posisi tidur terlentang

dengan diganjal bantal kecil pada bahunya.

Palpasi dilakukan dengan menggunakan jari II sampai ke V tangan kanan, tetapi

jangan memakai ujung-ujung jari. Gunakan bagian volar dari ruas jari yang

paling ujung dan rabalah dengan tenaga yang lembut.

Bila pada palpasi teraba benjolan yang terletak lebih dalam, dapat menekan lebih

keras sewaktu meraba.

Rabalah payudara secara sistematis dengan mengikuti pola jarum jam dimulai

dari jam 12, jam 1, jam 2 dan seterusnya. Rabalah dari perifer kearah sentral

yaitu kearah puting susu dan sebaliknya atau meraba secara melingkar dari

puting susu ke arah perifer.

Gambar 1. Palpasi pada payudara (teknik SADARI)

Bila ditemukan kelainan berupa benjolan maka harus dicatat:2

Pada posisi jam berapa benjolan ditemukan.

Ukuran benjolan disebutkan dan dicatat diameter terbesar dan diameter terkecil

dalam cm.

Jarak letak benjolan dari putting susu yang dinyatakan dalam cm.

Bagaimana bentuk benjolan (bulat, lonjong), bagaimana tepinya (rata atau tak

rata).

Bagaimana konsistensi benjolan (keras, kenyal, lunak atau kistik).

Bagaimana keadaan benjolan terhadap jaringan sekitarnya. Apakah mudah

digerakkan atau tidak dapat bergerak.

Adakah rasa nyeri bila ditekan.

Pemeriksaan Axilla dan kelenjar infra serta supraclavicular:

4

Page 5: PBL Blok 24 Skenario 11 Fibroadenoma Mammae

Pakailah tangan kanan untuk memeriksa axilla kiri.

Pemeriksaan axilla/ketiak kanan dilakukan dengan tangan kiri, jadi kebalikan dengan

pemeriksaan ketiak kiri.

Hasil pemeriksaan, apakah teraba kelenjar dan berapa cm ukurannya, apakah kelenjar saling

melekat atau tidak, adakah rasa nyeri.

Setelah itu, pemeriksaan dilanjutkan pada daerah infraclavicular dan supraclavicular kanan

dan kiri.

Pemeriksaan paling akhir adalah memijit puting susu . Perhatikan apakah ada cairan yang

keluar, warnanya, konsistensinya (encer atau kental atau berdarah).2

Pemeriksaan payudara sebaiknya dilakukan sebulan sekali. Para wanita yang sedang haid

sebaiknya melakukan pemeriksaan pada hari ke 5-7 setelah masa haid bermula, ketika

payudara sedang mengendur dan terasa lebih lunak. Para wanita yang telah berusia 20 tahun

dianjurkan untuk mulai melakukan SADARI bulanan dan CBE tahunan, dan harus

melakukan pemeriksaan mamografi setahun sekali bila mereka telah memasuki usia 40

tahun.3

b. Penunjang

Pemeriksaan Patologi - Biopsi

Diagnosis berdasarkan pemeriksaan terhadap sediaan potong beku yang kemudian diikuti

dengan mastektomi segera, dilakukan bila ditemukan kanker, yang masih mungkin

dilakukan pembedahan terhadapnya.4

a. Biopsi rutin. Secara optimal, biopsi diadakan dengan anestesi lokal, ialah dengan

lidokain 1% + epinefrin. Untuk penderita yang sangat gelisah, sedasi ringan dapat

membantu (misal dengan diazepam 10 mg). Pada awalnya hanya garis insisi kulit yang

dianestesi. Penting diingat, bahwa segmen yang akan dibiopsi tak boleh dianestesikan

dengan infiltrasi yang jauh ke dalam jaringan, karena epinefrin menyebabkan spasme

pembuluh darah kecil, mengakibatkan titik-titik perdarahan yang sulit dikenali. Sekali

dibuat insisi, cairan jaringan yang mengeras dan dilakukan diseksi yang cermat dengan

pisau kecil, Payudara umumnya tak peka/tak nyeri pada pemotongan jaringan, tetapi

sangat peka terhadap regangan atau tekanan. Oleh karena itu diperlukan anestesi lokal

yang sangat sedikit jumlahnya, kecuali area kecil yang berisi pembuluh darah, karena

pembuluh darah ini dan serabut saraf disekitarnya sangat peka. Elektrokoagulasi

adalah sangat nyeri, dan ini tak boleh menjadi pilihan pertama. Luka kemudian ditutup

dengan jahitan subkutis yang dapat diserap dengan plester kertas dikulit; pengaliran

(drainase) di kontraindikasikan.4

5

Page 6: PBL Blok 24 Skenario 11 Fibroadenoma Mammae

b. Biopsi dengan jarum halus. Bila pada mamografi terdapat lesi yang mencurigakan,

dapat dilakukan penempatan jarum, yang disusul dengan mamografi kedua, untuk

memastikan bahwa jarum telah terpasang dengan benar; kemudian biru metilen (0,1

ml) diinjeksikan melalui jarum, untuk mewarnai lesi dan jaringan sekitarnya. Jarum

dibiarkan tertinggal pada payudara setelah dilakukan insisi, dan dipergunakan sebagai

penunjuk untuk melokalisasi dan memindahkan jaringan yang terwarnai. Foto sinar X

dilakukan pada jaringan yang didapat, untuk memastikan bahwa lesi mamografi

memang terdapat disana, dan sediaan kemudian diserahkan pada ahli patologi. Teknik

lokalisasi dengan jarum ini dapat digunakan untuk biopsi-biopsi yang diadakan

dibawah anestesi lokal atau umum.4

Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuadran luar atas, merupakan lobul yang

berbatas jelas, mudah digerakkan dari jaringan sekitarnya. Makroskopik tampak suatu

tumor yang bersimpai, berwarna putih keabu-abuan, pada penampang tampak jaringan

ikat yang berwarna putih, kenyal serta tampak bagian-bagian yang menonjol ke

permukaan berwarna kekuning – kuningan jernih, merupakan komponen kelenjar.

Besarnya 2-6 cm. Gambaran histologik menunjukkan stroma dengan proliferasi

fibroblas yang mengelilingi kelenjar dan rongga kistik yang dilapisi epitel. Jaringan

ikat dapat menunjukkan gambaran miksomatosa.4

Menurut gambaran histologiknya fibroadenoma dibagi atas:5

1. Fibroadenoma pericanalicular

Kelenjar berbentuk bulat atau lonjong dilapisi epitel selapis atau beberapa lapis.

Gambar 2. Fibroadenoma pericanaliculare

2. Fibroadenoma intracalicular

6

Page 7: PBL Blok 24 Skenario 11 Fibroadenoma Mammae

Jaringan ikat mengalami proliferasi lebih banyak, sehingga kelenjar berbentuk

panjang-panjang atau tidak teratur dengan lumen yang sempit atau menghilang.

Berbentuk lobulus-lobulus stroma miksoid berwarna biru pucat. Tampak hanya

kelenjar-kelenjar yang saling berdesakan. Gambaran tersebut sering ditemukan

pada mammae lactans dan disebut lactating adenoma.5

Gambar 3. Fibroadenoma intracanalicular

Pemeriksaan Radiologi

1. Mamografi

Lesi ganas tipikal memperlihatkan gambaran stelata dan batas yang tak reguler; dan

sering berisi kelompokan-kelompokan mikrokalsifikasi yang berspikula. Lesi jinak

mempunyai batas tegas dan bulat; bila ada kalsifikasi, maka kalsifikasi ini akan

berbentuk bulat dan jarang berkelompok. Keakuratan mamografi adalah sekitar 90%,

dalam hal mendeteksi apakah suatu lesi itu jinak atau ganas. Sayangnya, mamografi

kurang akurat pada jaringan payudara yang padat, karena mamografi bergantung pada

perbedaan radiodensitas antara lesi (padat) dengan jaringan lemak disekitarnya (lebih

radiolusen). Pada wanita muda, secara radiologi acapkali terlihat densitas tinggi, dan

pada kelompok usia ini mamografi relatif sering menghasilkan negatif semu.

Mamografi yang negatif, tidak menyingkirkan kanker, khususnya pada wanita muda.

Dosis radiasi bervariasi, sesuai dengan teknik yang dipakai (misal 0,5 rad/gambar

xeromamogram dan film-film pembesaran 0,1 rad/film untuk film rutin, dan 0,05

rad/film untuk film seleksi/ skrining dengan dosis rendah).6

2. Ultrasonografi

Cara ini sedang dalam pertimbangan untuk mendeteksi lesi-lesi payudara. Data-data

yang masih sangat dini, mengesankan bahwa mamografi lebih akurat mendeteksi

kanker, tetapi ultrasonografi mungkin dapat melengkapi.6

3. MRI

7

Page 8: PBL Blok 24 Skenario 11 Fibroadenoma Mammae

Merupakan teknik yang baru digunakan. MRI dilakukan pada pasien usia muda,

karena gambaran mamografi yang kurang jelas pada payudara wanita muda, untuk

mendeteksi adanya rekurensi dini keganasan payudara yang dari pemeriksaan fisik.6

Pemeriksaan Laboratorium

Tes laboratorik rutin, hanya memperlihatkan sedikit arti pada pemeriksaan penyakit

payudara, kecuali pada penderita dengan kanker yang telah lanjut.7

Belum ada pemeriksaan darah yang digunakan untuk mendeteksi adanya kanker

payudara. Petanda tumor (Tumor Marker/TM) ialah molekul protein berupa enzim, hormon

dan lain-lain, yang dalam keadaan normal tidak atau sedikit sekali diproduksi oleh sel tubuh.

TM merupakan salah satu penunjang pemeriksaan kanker tertentu baik screening,

menegakkan diagnosis, prognosis, pemantauan hasil pengobatan, dan juga deteksi

kekambuhan. Pemeriksaan petanda tumor untuk payudara yang menggunakan sampel darah

yaitu CA 15-3 tidak digunakan untuk mendeteksi atau menegakkan diagnosis kanker.

Pemeriksaan CA 15-3 dilakukan bila diagnosis kanker sudah ditegakkan dan lebih banyak

digunakan untuk monitor terapi serta progresivitas kanker.7

Diagnosis

a. Working Diagnosis: Fibroadenoma Mammae Sinistra

Payudara terdiri dari berbagai struktur:8

parenkim epitelial

lemak, pembuluh darah, saraf dan saluran getah bening

otot dan fascia

Gambar 4. Fibroadenoma mammae

Fibroadenoma mammae adalah suatu neoplasma jinak berbatas tegas, padat kenyal,

berkapsul dan lesi payudara terlazim dalam wanita muda (berusia di bawah 25 tahun).

Setelah menopause, tumor tersebut tidak lagi ditemukan. Pada masa remaja,

8

Page 9: PBL Blok 24 Skenario 11 Fibroadenoma Mammae

fibroadenoma dapat dijumpai dalam ukuran yang besar. Sebagian besar (80%) tunggal.

Biasanya neoplasma tampil sebagai massa payudara mobile, lobulasi tidak nyeri tekan,

kenyal seperti karet berukuran 1-4 cm. Ia tergantung hormon dan bisa berfluktuasi dalam

diameter sebanyak 1 cm dibawah pengaruh estrogen haid normal, kehamilan, laktasi

atau penggunaan kontrasepsi oral. Pertumbuhan cepat bisa jelas selama kehamilan atau

laktasi. Terapi dengan biopsi eksisi dan harus dinasehatkan karena jarang regresi

involusional. Penampilan makroskopik berbeda dari tumor mammae apa pun. Tepinya

tajam dan permukaan potongannya putih keabu-abuan sampai merah muda dan homogen

secara makroskopik. Secara histologi, ada susunan lobulus perikanalikular yang

mengandung stroma padat dan epitel proliferatif. Varian bisa memperlihatkan proliferasi

epitel yang jelas dari kelenjar matang tak teratur yang dikemas padat dengan epitel

sekresi.8

Gambar 5. Gambaran makroskopik fibroadenoma mammae

Fibroadenoma mammae yang dikeluarkan selama laktasi cukup selular dan telah

dikelirukan pada potongan beku dengan adenokarsinoma berdiferensiasi baik. Ahli

patologi yang memeriksa suatu fibroadenoma yang dikeluarkan selama kehamilan harus

selalu diinformasikan bahwa lesi berasal dari payudara laktasi.8,9

Penanganan fibroadenoma mammae adalah melalui pembedahan pengangkatan

tumor. Spesimen diperiksa untuk menyingkarkan adanya keganasan. Sistosarkoma

pyloides merupakan salah satu tipe dari fibroadenoma yang dapat kambuh jika tidak

diangkat dengan sempurna.9

Faktor-faktor predisposisi: usia <30 tahun, jenis kelamin, hereditas, lesi prekanker.10

b. Differential Diagnosis: Kista Payudara, Abses Payudara, Tumor Filodes, Kanker

Payudara9

Tabel 1. Diagnosis banding Fibroadenoma mammae

(sumber: Price SA, Wilson LM. Patofisiologi. Volume 2 Edisi 6. Jakarta: EGC. 2005)

9

Page 10: PBL Blok 24 Skenario 11 Fibroadenoma Mammae

Penyakit Penjelasan

A. Kista Payudara

Gejala: Terasa nyeri bila dipalpasi, massa berbatas jelas, mobile, berisi cairan (keruh dan debris).Massa kista dipastikan dengan aspirasi dan USG.

Etiologi: Belum jelas, kemungkinan akibat perubahan hormonal.

Epidemiologi: Pada usia dekade kelima, menurun setelah wanita melewati menopause.

Kista payudara berasal dari destruksi dan dilatasi lobulus dan duktus terminalis payudara.Kista dapat tunggal atau multipel, unilateral atau bilateral.Perkembangan keganasan dari kista payudara sangat jarang sekitar 0,1%.

B. Abses payudara

Infeksi-infeksi bakterial sering terjadi pada pascapartum semasa awal laktasi jika organisme berhasil masuk dan mencapai jaringan payudara melalui fisura pada puting. Organisme yang paling sering adalah Staphilococcus aureus.

Payudara menjadi merah, panas jika disentuh, membengkak, dan nyeri tekan.

Gejala: Demam tinggi, menggigil dan malaise.

C. Papiloma Intraduktal

Benjolan jinak yang biasanya soliter (satu) dan biasanya ditemukan pada kelenjar utama dekat puting pada lokasi subareolar (sekitar puting).

Papiloma intraduktal sering terjadi pada dekade ke-4. Gejalanya berupa keluarnya cairan berupa darah dari

salah satu payudara tanpa terabanya massa atau benjolan di payudara.

Penyebab tersering hal tersebut adalah papiloma intraduktal. Benjolan yang ada tidak teraba karena biasanya berukuran < 5 mm.

D. Tumor Filoides

Neoplasma jinak, berasal dari jaringan penyokong nonepitel, bersifat menyusup secara lokal dan mungkin ganas (10-15%).Pertumbuhannya cepat, ditemukan dalam ukuran besar.

Epidemiologi: Terdapat pada semua usia, kebanyakan pada usia sekitar 30 tahun.

Penanggulangan adalah eksisi luas. Jika tumor sudah besar dilakukan mastektomi simpel. Bila tumor ganas, dilakukan mastektomi radikal walaupun mungkin bermetastasis secara homogen seperti sarkoma.10

E. Kanker Payudara

Adanya hiperplasia epitel, terutama hiperplasia atipikal dalam penyakit fibrokistik, berkaitan dengan peningkatan resiko berkembangnya kanker payudara.

Kanker payudara mengenai 1 dari 8 perempuan dengan lama hidup 85 tahun dan merupakan penyebab utama kedua kematian akibat kanker di AS.

10

Page 11: PBL Blok 24 Skenario 11 Fibroadenoma Mammae

Satu dari sejumlah indikator prognostik kanker payudara yang paling penting adalah ada tidaknya metastasis kelenjar getah bening aksilar.

Pengobatan pembedahan kanker payudara meliputi berbagai derajat eksisi terapi tambahan (terapi radiasi, kemoterapi, atau terapi hormonal) bila terdapat resiko rekurensi yang tinggi.

Faktor-faktor yang berkaitan dengan meningkatnya resiko kanker payudara adalah letak geografis, kanker payudara familial (terutama memiliki gen BRCA-1 atau BRCA-2), penyakit payudara proliferatif, awitan dini menarke, kelahiran anak pertama yang lama, menopause lambat, hormon estrogen, dan faktor diet (obesitas dan asupan alkohol tinggi).9

Gambar 6. Perbedaan kelainan tumor payudara

Etiologi

Penelitian saat ini belum dapat mengungkap secara pasti apa penyebab sesungguhnya dari

fibroadenoma mammae, namun diketahui bahwa pengaruh hormonal sangat berpengaruh terhadap

pertumbuhan dari fibroadenoma mammae, hal ini diketahui karena ukuran fibroadenoma dapat

berubah pada siklus menstruasi atau pada saat kehamilan. Perlu diingat bahwa tumor ini adalah

11

Page 12: PBL Blok 24 Skenario 11 Fibroadenoma Mammae

tumor jinak, dan fibroadenoma ini sangat jarang atau bahkan sama sekali tidak dapat menjadi

kanker atau tumor ganas.11

Faktor genetika: Adanya kecenderungan pada keluarga tertentu yang menderita kanker. Pada

kembar monozigot terdapat kanker yang sama. Terdapat kesamaan lateralis kanker payudara

keluarga dekat dari penderita kanker payudara.

Pengaruh hormon: Fibroadenoma mammae umumnya pada wanita, biasanya ukuran akan

meningkat pada saat menstruasi atau pada saat hamil karena produksi hormon estrogen

meningkat. Pada laki-laki kemungkinannya sangat rendah. Pengobatan hormonal banyak yang

memberikan hasil pada kanker.

Makanan: Makanan yang banyak mengandung lemak dan zat kimia (belum diketahui pasti).

Radiasi daerah dada: Radiasi dapat menyebabkan mutasi gen.

Epidemiologi

Fibroadenoma mammae biasanya terjadi pada wanita usia muda, yaitu pada usia sekitar

remaja atau sekitar 20 tahun. Berdasarkan laporan dari NSW Breats Cancer Institute, fibroadenoma

umumnya terjadi pada wanita dengan usia 21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia di atas 50

tahun, sedangkan prevalensinya lebih dari 9% populasi wanita terkena fibroadenoma. Sedangkan

laporan dari Western Breast Services Alliance, fibroadenoma terjadi pada wanita dengan umur

antara 15 dan 25 tahun, dan lebih dari 1 dari 6 (15%) wanita mengalami fibroadenoma dalam

hidupnya. Namun, kejadian fibroadenoma dapat terjadi pula wanita dengan usia yang lebih tua atau

bahkan setelah menopause, tentunya dengan jumlah kejadian yang lebih kecil dibanding pada usia

muda.11

Patofisiologi

Fibroadenoma mammae bukan merupakan satu-satunya penyakit pada payudara, namun

insiden kasus tersebut tinggi, tergantung pada jaringan payudara yang terkena, estrogen dan usia

permulaan. Tumor dapat terjadi karena mutasi dalam DNA sel. Penimbunan mutasi merupakan

pemicu munculnya tumor. Penimbunan mutasi di jaringan fibrosa dan jaringan epitel dapat

12

Page 13: PBL Blok 24 Skenario 11 Fibroadenoma Mammae

menyebabkan proliferasi sel yang abnormal sehingga akan tampak tumor yang membentuk lobus-

lobus hal ini dikarenakan terjadi gangguan pada nukleus sel yang menyebabkan sel kehilangan

fungsi deferensiasi yang disebut anaplasia. Dengan rangsangan estrogen fibroadenoma mammae

ukurannya akan lebih meningkat hal ini terlihat saat menstruasi dan hamil. Nyeri pada payudara

disebabkan karena ukuran dan tempat pertumbuhan fibroadenoma mammae. Karena fibroadenoma

mammae tumor jinak maka pengobatan yang dilakukan adalah dengan mengangkat tumor tersebut,

untuk mengetahui apakah tumor itu ganas atau tidak tumor yang sudah diambil akan dibawa ke

laboratorium patologi untuk pemeriksaan lebih lanjut.8

Gejala Klinis

Neoplasma berbatas tegas, padat, berkapsul dan lesi payudara pada wanita berusia di bawah 25

tahun.

80% tunggal.

Massa payudara mobile, lobulasi tidak nyeri tekan, kenyal seperti karet berukuran 1-4 cm.

Tergantung hormon dan bisa berfluktuasi dalam diameter 1 cm dibawah pengaruh estrogen

haid normal, kehamilan, laktasi atau penggunaan kontrasepsi oral.

Pertumbuhan cepat selama kehamilan atau laktasi.

Tepinya tajam dan permukaan potongannya putih keabu-abuan sampai merah muda dan

homogen.8

Penatalaksanaan

Pembedahan.

Fibroadenoma mammae adalah lesi jinak yang sering mengenai perempuan selama masa

reproduksi. Meskipun tergolong tumor jinak, fibroadenoma dapat menimbulkan cacat fisik

karena ukurannya yang besar dan dapat menimbulkan ketidaknyamanan atau gangguan emosi

pada individu yang terkena. Pilihan penanganan konvensional bagi wanita yang didiagnosis

13

Page 14: PBL Blok 24 Skenario 11 Fibroadenoma Mammae

dengan suatu fibroadenoma meliputi observasi atau eksisi bedah. Dua pendekatan yang lebih

baru, percutaneous excision dan in situ cryoablation, telah dikembangkan dan kurang invasif

dari eksisi bedah.8

Pada kebanyakan pasien dengan fibroadenoma, pendekatan yang ideal adalah konfirmasi

dengan percutaneous core biopsy dan follow-up secara konservatif. Karena potensi ganas dari

fibroadenoma sangat rendah, pengobatan tidak diperlukan atas dasar onkologis. Pendekatan

konservatif merupakan penanganan yang paling murah dan menurunkan morbiditas dengan

baik. Sebuah fibroadenoma yang tergolong minor akan menghilang tanpa pengobatan; dengan

lesi yang tersisa dapat meningkat dalam ukuran atau tetap tidak berubah.8

Karena fibroadenoma dapat mengganggu untuk beberapa pasien, menyebabkan cacat fisik,

ketidaknyamanan atau gangguan emosi, ahli bedah payudara kebanyakan akan menghormati

preferensi pasien terhadap penanganan yang akan dilakukan. Biopsi terbuka dengan eksisi

merupakan penanganan yang efektif untuk kasus ini tetapi ini merupakan pilihan yang mahal

karena biaya ruang operasi dan waktu istirahat dari pekerjaan. Eksisi Terbuka mungkin masih

menjadi pilihan terbaik dalam beberapa kasus berdasarkan ukuran besar fibroadenoma atau

penilaian ahli bedah atau preferensi pasien.8

Penelitian telah menunjukkan bahwa percutaneous excision fibroadenoma dengan bantuan

USG merupkan prosedur yang aman, efektif dan ditoleransi oleh pasien. Bagi wanita yang

lebih memilih pengangkatan lesi, prosedur ini menawarkan morbiditas, biaya, waktu kerja dan

dampak kosmetik yang minimal. Percobaan multi-institusi menunjukkan cryoablation menjadi

pilihan tepat untuk resolusi fibroadenoma tanpa eksisi bedah. FDA telah menyetujui

penggunaan cryoablation sebagai terapi yang aman dan efektif untuk fibroadenoma. Hasil

cryoablation telah diikuti selama empat tahun dan menunjukkan prosedur aman, berkhasiat,

dan tahan lama.8

Teknik cryoablation menggunakan panduan USG untuk menyelidiki secara tiga dimensi

pusat dari fibroadenoma tersebut. Klinisi yang menggunakan teknik ini dan/atau percutaneous

excisional biopsy harus terampil dalam USG payudara seperti yang direkomendasikan oleh

American Society of Breast Surgeons.8

Kedua teknik, dalam keadaan terdapat tumor jinak, memiliki risiko rendah untuk pasien,

jika diperlukan, reseksi bedah lanjutan dapat dilakukan bila eksisi tidak lengkap atau

penanganan gagal.8

14

Page 15: PBL Blok 24 Skenario 11 Fibroadenoma Mammae

American Society of Breast Surgeons merekomendasikan kriteria berikut untuk menentukan

pasien sebagai kandidat potensial untuk cryoablation atau eksisi percutaneous dari

fibroadenoma:8

1. Lesi harus terlihat melalui USG

2. Diagnosis fibroadenoma harus dikonfirmasi secara histologis

3. Lesi harus kurang dari 4 cm dari diameter terbesar

Kontraindikasi untuk cryoablation atau eksisi perkutan dari fibroadenoma payudara

meliputi:8

1. Diagnosis biopsi inti sugestif ke arah tumor cystosarcoma phyllodes atau keganasan

lainnya

2. Visualisasi lesi oleh USG kurang

3. Diagnosis dari biopsi inti fibroadenoma mana diagnosis dianggap sumbang dengan temuan

pada pencitraan atau pemeriksaan fisik. Pasien cryoablation menjalani atau eksisi perkutan

dari fibroadenoma harus memiliki klinis tindak lanjut oleh dokter yang merawat.

Bedah kuratif mungkin dilakukan ialah mastektomi radikal, dan bedah konservatif

merupakan eksisi tumor luas.8

Terapi kuratif dilakukan jika tumor terbatas pada payudara dan tidak ada infiltrasi ke

dinding dada dan kulit mammae atau infiltrasi dari kelenjar limfe ke struktur sekitarnya. Tumor

disebut mampu-angkat (operable) jika dengan tindakan bedah radikal seluruh tumor dan

penyebarannya dari kelenjar limfe dapat dikeluarkan.8

Bedah radikal menurut Halsted meliputi pengangkatan payudara dengan sebagian besar

kulitnya, m. pektoralis mayor, m. pectoralis minor, dan semua kelenjar aksila sekalligus.

Pembedahan ini merupakan pembedahan baku sejak permulaan abad ke-20 hingga tahun lima

puluhan.8

Setelah tahun enam puluhan biasanya dilakukan operasi radikal yang dimodifikai oleh

Patey. Pada operasi ini, m. pektoralis mayor dan minor dipertahankan jika tumor jelas bebas

dari otot tersebut.8

Sekarang biasanya dilakukan pembedahan kuratif dengan mempertahankan payudara.

Bedah konservatif ini selalu ditambah diseksi kelenjar aksila dan radioterapi pada sisa payudara

tersebut. Tiga tindakan tersebut merupakan satu paket terapi yang harus dilaksankan serentak.

Secara singkat paket tindakan tersebut disebut “terapi dengan mempertahankan payudara”.

Syarat mutlak untuk operasi ini adalah tumor merupakan tumor kecil dan tersedia sarana

15

Page 16: PBL Blok 24 Skenario 11 Fibroadenoma Mammae

radioterapi yang khusus (megavolt) untuk penyinaran. Penyinaran diperlukan untuk mencegah

kambuhnya tumor di payudara dari jaringan tumor yang tertinggal atau dari sarang tumor lain

(karsinoma multisentrik).8

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada saat terakhir biasanya dilakukan bedah

radikal yang dimodifikasi (Patey). Bila ada kemungkinan dan tersedia sarana penyinaran pasca

bedah, dianjurkan terapi yang mempertahankan payudara, yaitu berupa lumpektomi luas,

segmentektomi, atau kuadrantektomi dengan diseksi kelenjar aksila, yaitu terapi kuratif dengan

mempertahankan payudara.8

Bila dilakukan pengangkatan mammae, pertimbangkan kemungkinan rekonstruksi mammae

dengan implantasi prosthesis atau cangkok flap muskulokutan. Implantasi prosthesis atau

rekonstruksi mammae secara cangkok dapat dilakukan sekaligus dengan bedah kuratif atau

beberapa waktu setelah penyinaran, kemoterapi setelah adjuvant atau rehabilitasi penderita

selesai. Jika masalah ini tidak mungkin atau tidak dipilih, usahakan prostesi eksterna, yaitu

prosthesis buatan yang disanggah oleh kutang. Bentuk dan beratnya disesuaikan dengan bentuk

dan berat payudara di sisi lain.8

Komplikasi

Simple Fibroadenoma

Kebanyakan jenis fibroadenoma adalah simple fibroadenoma. Massa ini memiliki tepi yang

berbeda dan sel tampak sama. Simple fibroadenoma tidak meningkatkan risiko kanker

payudara, terutama jika tidak memiliki riwayat keluarga pengidap keganasan payudara.12

Complex Fibroadenoma

Fibroadenoma ini berisi kista, pembesaran lobulus – lobulus (adenosis) atau sedikit padat,

jaringan opak (kalsifikasi). Complex fibroadenoma juga tidak berubah menjadi ganas, tetapi ini

meningkatkan resiko kanker payudara.12

16

Page 17: PBL Blok 24 Skenario 11 Fibroadenoma Mammae

Pencegahan13

Pencegahan Primer

Modifikasi Gaya Hidup

Di AS, menurut studi populasi menyatakan bahwa gaya hidup (seperti penggunaan

tembakau, konsumsi alkohol) merupakan hal utama dalam menghindari kematian akibat

kanker.13

Adanya program terarah pada penghentian merokok serta penerimaan sosial, dapat menjadi

strategi dalam usaha menolong pasien. Risiko dapat menurun tiap tahun setelah berhenti

merokok. Selain itu, diet merupakan bagian penting dalam pencegahan primer kanker. Studi

epidemiologi menyatakan bahwa asupan buah – buahan dan sayuran dapat menjadi proteksi

yang potensial dalam menurunkan resiko kanker.

Banyaknya asupan lemak atau asam lemak tertentu (terutama lemak jenuh), obesitas atau

tingginya Indeks Massa Tubuh (IMT), dapat meningkatkan risiko keganasan payudara,

colon, prostat dan paru – paru.

Chemoprevention

Merupakan pencegahan dengan menggunakan bahan kimia yang menghambat/mengganggu

proses karsinogenik. Contoh senyawa yang biasa digunakan antara lain: isoretinoin &

asyclic retinoids, apirin (NSAID lain), beta karoten & vitamin E, kalsium & selenium,

tamoxifen, raloxifen.

Pencegahan Sekunder (Deteksi Dini)

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) oleh seorang wanita sebulan sekali sekitar hari ke-8

menstruasi dapat dianjurkan. Pemeriksaan oleh dokter bila ada yang dicurigai, dan bila

seseorang tergolong dalam risiko tinggi, diperlukan pada waktu tertentu, terutama bila usianya

di atas 35 tahun. Bila perlu dapat dibuat mammografi. Apakah mammografi perlu dilakukan

secara rutin masih dipertanyakan mengingat bahwa bahaya radiasi sendri, kecuali dengan alat

rontgen penyaring yang mutakhir.13

Prognosis

Jarang terjadi transformasi dari fibroadenoma menjadi kanker. Fibroadenoma sering

mengalami resolusi, didukung dengan pendekatan konservatif dan management follow up.

Pada sebuah studi yang diikuti oleh wanita muda menginjak 29 tahun, mengalami regresi

atau resolusi yang komplit dari fibroadenoma berkisar 16-59%. Selain itu, life time bagi penderita

fibroadenoma kurang lebih 5 tahun. 50% diantaranya tidak mengalami regresi spontan, setengahnya

17

Page 18: PBL Blok 24 Skenario 11 Fibroadenoma Mammae

tidak mengalami perubahan sedangkan 25% diantaranya bertambah ukurannya selama follow up.

Wanita dengan fibroadenoma mempunyai resiko yang cukup tinggi resiko kanker payudara pada

kehidupan ke depannya. benjolan yang tidak dieksisi harus selalu difollow up secara rutin dengan

pemeriksaan fisik dan tes imaging, serta mengikuti anjuran dokter.

Kesimpulan

Fibroadenoma mammae adalah suatu neoplasma jinak berbatas tegas, padat, berkapsul, dan

lesi payudara terlazim pada wanita berusia di bawah 25 tahun. Diduga bahwa penyebabnya adalah

adanya sensitivitas terhadap hormon estrogen. Terapi dengan biopsi eksisi, hal ini untuk mencegah

semakin besarnya lesi jinak ini. Fibroadenoma mammae merupakan penyakit yang biasa mengenai

wanita berusia muda. Jadi sebaiknya dilakukan langkah pencegahan. Dan yang paling penting

adalah melakukan pencegahan berupa pemeriksaan payudara sendiri (teknik SADARI) bulanan dan

CBE tahunan dan melakukan pemeriksaan mamografi setahun sekali jika sudah memasuki usia 40

tahun.

Daftar Pustaka

1. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam. Anamnesis. Jilid I Edisi 5. Jakarta: Interna Publishing. 2009; 25-27.

2. Naland H. Buku Panduan Keterampilan Medik. Keterampilan Pemeriksaan Payudara. FK

UKRIDA. 2010; 47-54.

3. Bickley CS, Szilagyi PG. Buku Ajar Bates. Teknik Pemeriksaan Payudara Wanita. Edisi 8.

Jakarta: EGC. 2009; 311.

4. King T. Pathology. Philadelphia: Mobsby Elsevier. 2007; 329.

5. Mangunkusumo R. Patologi. Alat Kelamin Wanita dan Payudara. Jakarta: Bagian Patologi

Anatomi FKUI. 2004; 332.18

Page 19: PBL Blok 24 Skenario 11 Fibroadenoma Mammae

6. Michaell MJ. Textbook of Radiology and Imaging. The Breast. Volume 11 Edisi 7.

Philadelphia: Elsevier. 2003; 1464-1465.

7. Hillman R, Ault K, Rinder H. Hematology in Clinical Practice. Edisi 4. Philadelphia:

McGrawHill. 2005.

8. Sabiston DC. Buku Ajar Bedah. Payudara. Bagian 1. Jakarta EGC. 1995; 365-414.

9. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi. Payudara. Volume 2 Edisi 6. Jakarta: EGC. 2005; 1301-

1310.

10. Sjamsuhidayat R. de Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Payudara. Edisi 3. Jakarta: EGC. 2011;

471-497.

11. Henderson C. Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Kanker Payudara. Volume 4

Edisi 13. Jakarta: EGC. 2000; 2045-2046.

12. Complication of fiboadenoma. Diunduh dari www.MayoClinic.com. 16 April 2012.

13. Rugo HS. Current Diagnosis & Treatment. 18th edition. Cancer. Lange Medical Books/Mc

Graw Hill. 2007; 1589.

19