PBL Blok 21 Tiroiditis Hashimoto Theresia 102012165
-
Upload
yeni-notanubun -
Category
Documents
-
view
81 -
download
0
description
Transcript of PBL Blok 21 Tiroiditis Hashimoto Theresia 102012165
Tinjauan Pustaka
Tiroiditis Hashimoto pada Wanita
Theresia
102012165 / F9
23 November 2014
Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana
Jl. Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731
Email : [email protected]
Pendahuluan
Hipotiroidisme terjadi akibat penurunan kadar hormone tiroid yang bersirkulasi yang
disebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Hipotiroidisme
ditandai dengan miksedema, edema nonpitting dan boggy yang terjadi di sekitar mata, kaki,
dan tangan serta menginfiltrasi jaringan lain. Penyakit hashimoto juga disebut tiroiditis
autoimun, terjadi akibat destruksi autoantibodi jaringan kelenjar tiroid. Hal ini
mengakibatkan penurunan TH, dengan peningkatan kadar TSH dan TRH yang disebabkan
umpan balik negative yang minimal.1
Penulis akan membahas skenario mengenai seorang wanita 34 tahun datang ke
poliklinik dengan merasa lemas dan mudah lelah selama 3 bulan terakhir, walaupun tidak
melakukan aktivitas berat. Dalam makalah ini akan dibahas bagaimana anamnesis,
pemeriksaan fisik & penunjang,dll.
Tiroiditis Hashimoto pada Wanita Page 1
Anamnesis
Anamnesis merupakan tahap awal dalam pemeriksaan untuk mengetahui riwayat
penyakit dan menegakkan diagnosis. Anamnesis harus dilakukan dengan teliti, teratur dan
lengkap karena sebagian besar data yang diperlukan dari anamnesis untuk menegakkan
diagnosis. Sistematika yang lazim dalam anamnesis, yaitu identitas, riwayat penyakit, dan
riwayat perjalanan penyakit. Anamnesis dapat langsung dilakukan terhadap pasien (auto-
anamnesis) atau terhadap keluarganya atau pengantarnya (allo-anamnesis) bila keadaan
pasien tidak memungkinkan untuk diwawancarai. Penanganan dari pasien ini harus dimulai
dengan riwayat secara menyeluruh melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk
melakukan diagnosis. Berdasarkan skenario tersebut. Data anamnesis terdiri atas beberapa
kelompok data penting:
1. Identitas pasien2
2. Riwayat penyakit sekarang2
Apakah pasien lebih menyukai udara panas?
Apakah ada rasa depresi?
Apakah gerakan yang dilakukan terasa lambat?
Apakah suka melupakan sesuatu?
Apakah susah untuk BAB?
Apakah ada penurunan berat badan?
3. Riwayat penyakit dahulu2
Apakah pasien diketahui mengidap hipotiroidisme? Jika ya tanyakan mengenai
terapi sulih tiroksin, dosis dan durasinya?
Apakah ada riwayat IHD?
Apakah ada riwayat hiperkolesterolemia?
Apakah pernah menjalani terapi radioiodine (untuk tiroktoksikosis)
Adakah riwayat kelainan endokrinn/autoimun lain?
4. Riwayat kesehatan keluarga2
Adakah riwayat penyakit tiroid dalam keluarga?
5. Riwayat obat - obatan2
Apakah pasien menggunakan tiroksin?
Apakan pasien menggunakan amiodaron?
Pemeriksaan Fisik
Tiroiditis Hashimoto pada Wanita Page 2
Inspeksi
Inspeksilah leher untuk melihat adanya benjolan yang nyata. Benjolan ini kadang –
kadang lebih baik dilihat daripada diraba. Suruh pasien menelan dan perhatikan gerakan
kartilago tiroidea da nada atau tidak adanya gerakan massa yang dapat ditemukan. Perhatikan
cara pasien menyangga kepalanya dan bila perlu perhatikan pula Mm. paraspinosus. Spasme
otot –otot leher memaksa pasien memiringkan kepala dan memfiksasinya sehingga otot atau
sekelompok otot yang terganggu teregang minimal. Pasien seperti ini akan memutar
badannya untuk mengubah lapangan penglihatannya. Kelompok otot yang spastos mungkin
kelihatan sedikit lebih menonjol dibandingkan kelompok otot sisi lainnya. Osteoarthritis berat
pada vertebra servikalis juga menyebabkan pasien memutar pada bahu bukan pada leher.
Pada yang terakhir, pergerakan dibatasi oleh tulang, bukan oleh rasa nyeri.3
Vertebra servikalis menyebabkan banyak penderitaan pada banyak orang, terutama
orang tua. Periksalah semua gerakan leher. Fleksi dan rotasi kepala terutama melibatkan
artikulasio atlanto-oksipitalis. Laterofleksi ke masing – masing sisi memerlukan pergerakan
bebas bagian tengah betebra servikalis, sedangkan fleksi dan ekstensi memerlukan kerja
vertebra servikalis bagian bawah.3
Untuk memeriksa rentang gerakan leher, mintalah pasien anda menyentuhkan
dagunya ke bahu kanan dan kemudian ke bahu kirinya. Mintalah dia menyentuhkan dagunya
ke sternum. Kemudia, letakkan telapak tangan anda pada sisi kepala pasien dan suruh dia
memutar kepalanya melawan tahan, pertama pada salah satu sisi dan kemudian pada sisi
lainnya. Akhirnya mintalah pasien “melihat langit-langit” dan mengekstensikkan lehernya
semaksimal mungkin. 3
Palpasi
Palpasi suatu massa untuk menentukkan letak, konsistensi, ukuran dan mobilitasnya.
Kelenjar limfe dapat terpisah – pisah atau menyatu, seperti karet atau keras seperti batu,
bebas atau melekat, tidak nyeri atau nyeri tekan. Pembesaran fisiologis kelenjar limfe sebagai
respons terhadap fungsi penyaring yang aktif biasanya menyebabkan pembesaran yang
tersendiri, kenyal, tidak melekat. Bila kelenjar limfe mengandung leukosit polimorfonuklear
(limfadenitis), terdapat nyeri tekan. Penyakit metastatic biasanya memberi kesan keras seperti
batu pada jari yang meraba. Penyakit limfomatosa biasanya menyebabkan kelenjar limfe
Tiroiditis Hashimoto pada Wanita Page 3
teraba seperti karet. Limfoma dan lading – kadang karsinoma, menyebabkan kelenjar limfe
bersatu karena biasanya terjadi perluasan penyakit ke perikapsular. Sedikit banyaknya
fluktiasi massa kistik pada leher, tergantung pada tebal dinding kista, viskositas cairan di
dalamnya dan tekanan dalam kista. 3
Palpasi dilakukan baik dari depan maupun dari belakang pasien. Dari depan, pertama
– tama palpasilah ruang servikalis posterior. Mulailah pada prosesus mastoideus, kemudian
geserlah jari anda ke bawah sepanjang pinggir m. trapezius. Rantai kelenjar limfe terdapat di
sini, yang mengalirkan limfe dari kulit kepala posterior dan ruang retrofaringeal. Kelenjar
limfe ini mungkin membesar secara selektif pada “german measles” dan sering terserang
pada mononucleosis. 3
Periksalah kelenjar tiroid dari depan pasien dan rabalah dari depan dan dari belakang.
Pembesaran tiroid dapat bersifat difus atau asimetris. Mula – mula, lakukanlah palpasi
dengan jari menyilang trakea, kemudian tentukanlah garis bentuk lobus lateral m.
sternocleidomastoideus dan ujung ibu jari anda pada garis tengah tepat di atas incisura
sternalis. Suruh pasien menelan. Bila kelenjar tiroid membesar, waktu menelan ia akan teraba
sebagai jaringan yang berjalan ke atas di bawah jari anda. Tiroid normal tidak mudah teraba.
Kelenjar yang teraba minimal mungkin normal pada individu yang mempunyai leher tipis,
wanita hamil, dan lain – lain. 3
Bila anda pindah ke belakang pasien ada, sekali lagi raba kelenjar tiroid yang
membesar. Mula – mula mintalah pasien melakukan sedikit fleksi leher dan letakkan jari –
jari anda medial terhadao m. sternocleidomastoideus. Dalam posisi ini, kedua tangan dapat
melakukan palpasi secara serempak. 3
Bila anda meraba nodul tiroid, periksalah tiga sifatnya : Limfadenopati yang
berhubungan, nodul multiple dan tekstur. Limfadenopati kenyal yang berhubungan
menyarankan adanya tumor, demikian pula kelenjar baru saja membesar, tunggal dank eras.
Nodul multiple menyarankan adanya goiter. 3
Auskultasi
Setiap kali menemukan pembesaran tiroid, lakukan auskultasi pada kelenjar tersebut.
Bising tiroid menyarankan adanya hipervaskularitas pada kelenjar dan kesadaan hipertiroid.
Bising sistolik dan diastolic, yang ditemukan secara kebetulan, karena dengung vena (venous
Tiroiditis Hashimoto pada Wanita Page 4
hum) dapat didengar pada dasar leher dan incisura suprasternalis. Bising yang disebabkan
oleh penyakit katup jantung dapat pula didengan di atas arteri karotis pada dasar leher. 3
Pemeriksaan Penunjang
Temuan laboratorium diagnostic adalah penurunan T4 serum disertai penyerapan T3
yang rendah. T3 serum normal pada 20 sampai 30% pasien hipotiroid dan rendah pada banyak
penyakit nontiroid, sehingga ukuran ini tidak banyak membantu dalam diagnosis. Kadar TSH
tiga kali lebih dibandingkan dengan normal. 4
Tiroid jarang diserang oleh peradangan akut, tetapi infiltrasi limfosit dan fibrosis
relative sering terjadi. Gambaran histologic yang dijumpai peradangan kronis diperantarai
oleh sistem imun. Keadaan ini, disebut tiroiditis limfositik atau penyakit hashimoto, sering
menyebabkan pembesaran kelenjar. Yang patognomonik pada tiroiditis limfositik adalah titer
antibody terhadap tiroglobulin dan antigen mikrosom yang tinggi. Kadar hormone mungkin
normal saat gondok pertama kali disadari, tetapi seiring dengan destruksi jaringan, pasien
sering menjadi hipotiroid. Pengukuran T4 biasanya memperlihatkan hasil normal saat
penyakit pertama kali muncul tetapi bahkan pada tahap ini biasanya terjadi kerusakan folikel
sehingga iodium nonhormonal masuk ke dalam sirkulasi. Pengukuran PBI mungkin
bermanfaat bila mencurigai hal ini. Nilai PBI yang tinggi disertai nilai T4 yang normal-rendah
mengisyaratkan adanya gangguan folikel.4
Gambar 1. Uji Klinik Tiroid. 4
Working Diagnosis
Tiroiditis Hashimoto pada Wanita Page 5
Tiroiditis Hashimoto
Penyakit ini sering disebut sebagai tiroiditis autoiumn kronis, merupakan penyebab
utama hipotiroid di daerah yang iodiumnya cukup. Karakter klinisnya berupa kegagalan tiroid
yang terjadi pelan – pelan, adanya struma atau kedua – duanya yang terjadi akibat kerusakan
tiroid yang diperantarai autoimun. Hampir semua pasien mempunyai titer antibody tiroid
yang tinggi, infiltrasi limfositik termasuk sel B dan T, dan apoptosis sel folikel tiroid. 5
Penyebab tiroiditis Hashimoto diduga kombinasi dari faktor genetic dan lingkungan.
Suseptibilitas gene yang dikenal dengan HLA dan CTLA-4. Mekanisme imunopatogenik
terjadi karena adanya ekspresi HLA antigen sel tiroid yang menyebabkan presentasi langsung
dari antigen tiroid pada sistem imun. Adanya hubungan familial dengan penyakit Graves dan
penyakit Graves sering terlibat pada tiroiditis Hashimoto atau sebaliknya menunjukkan
bahwa kedua penyakit tersebut patofisiologinya sangat erat, walaupun manifestasi klinis nya
berbeda.5
Ada 2 bentuk tiroiditis Hashimoto yaitu bentuk goitrous (90%) dimana terjadi
pembesaran kelenjar tiroid dan bentuk atrofi (10%) dimana kelenjar tiroidnya mengecil.
Tiroiditis Hashimoto umumnya terdapat pada wanita dengan ratio wanita : pria 7:1. Bentuk
varian tiroiditis Hashimoto termasuk subacute lymphocytic painless thyroiditis dan
postpartum tiroiditis. 5
Perjalanan penyakit TH ini pada awalnya mungkin dapat terjadi hipertiroid oleh
karena adanya proses inflamasi, tetapi kemudian akan diikuti terjadinya penurunan fungsi
tiroid yang terjadi pelan – pelan. Sekali mulai timbul hipotiroid makan gejala ini akan
menetap. 5
Differential Diagnosis
Goiter Endemik
Goiter bisa timbul apabila kelenjar hipofisis mengeluarkan banyak TSH sebagai
respons terhadap kurangnya hormone tiroid dalam darah. Kelenjar tiroid membesar sebagai
kompensasi. Akan tetapi, secara perlahan kelenjar tiroid bisa menjadi tidak mampu
mengeluarkan hormone yang cukup sehingga akan timbul hipotiroidisme.6
Tiroiditis Hashimoto pada Wanita Page 6
Pembesaran kelenjar tiroid disebut goiter. Apabila pembesaran ini tidak dikaitkan
dengan hipotiroidisme atau hipertiroidisme, inflamasi, atau kanker, goiter ini disebut simple
goiter. Endemuk goiter adalah goiter yang timbul di daerah tertentu dan mempunyai
penyebab yang sama, yaitu defisiensi iodin. Pasien dengan hipotiroidisme bisa atau bisa juga
tidak mengalami goiter. Kelenjar tiroid bisa membesar karena tiroiditis atau faktor
lingkungan, misalnya defisiensi iodin. 7
Goiter endemic disebabkan kadar iodium di dalam air dan tanah setempat rendah,
sehingga kelenjar tiroid menjadi hiperplastik, timbulah goiter dalam usahanya menghasilkan
lebih banyak hormone tiroid. Karena istilah ini tidak menunjukkan penyebabnya, dank arena
pembesaran tiroid oleh aneka sebab dapat terjadi di daerah endemic maupun non-endemik,
maka lebih bijaksana dipaka istilah umum seperti “simple hoiter” atau “non-toxic goiter”.
Pada stadium awal bersifat difus, nanti pada stadium lanjut menjadi bernodul, ada yang keras
dan ada yang lembek (kista). Gejala klinis bergantung pada akibat desakannya karena
membesar.7
Drug Induced Hipotiroid
Banyak obat dan pengobatan yang dapat mempengaruhi fungsi tiroid. Tingkat hormon
tiroid dapat diubah oleh narkoba di banyak tingkatan termasuk hipotalamus,thyrotropes di
kelenjar hipofisis anterior,sintesis dan sekresi dari kelenjar tiroid dan metabolisme hormon
tiroid melalui deiodination,dan sulfation glucuronidation. Obat dapat juga mempengaruhi
tingkat hormon tiroid dengan mengubah afinitas untuk mengikat atau tingkat tiroksin
globulin. Akhirnya,obat dapat mempengaruhi penyerapan hormon tiroid pada pasien yang
bergantung pada eksogen levothyroxine. Tabel 1 menunjukkan pasien dengan obat-obatan
yang mempengaruhi hypothalamic-pituitary-thyroid utuh suatu sumbu yang dibagi oleh
mekanisme dari tindakan yang dikenal. Tabel 2 adalah daftar obat dan obat yang
mempengaruhi pasien yang bergantung pada eksogen levothyroxine.8
Tiroiditis Hashimoto pada Wanita Page 7
Gambar 3. Obat yang Mempengaruhi Hormon Tiroid8
Epidemiologi
Seperti kebanyakan penyakit autoimun,kelompok autoimmune penyakit tiroid pada
keluarga dan terjadi terutama pada wanita. Yang jelas hyphothyroidism biasanya didiagnosis
pada orang paruh baya. Akan tetapi,hashimoto’s thyroiditis terjadi pada beberapa
remaja,biasanya dalam keluarga di mana kedua orang tua untuk autoantibodies TPO dan atau
Tg. Di kalangan wanita kaukasia di masyarakat, prevalensi spontan hipotiroidisme (penyakit
hashimoto’s) itu 7,7 % dan. Nilai-nilai yang sesuai untuk pria dan 1,3%. Prevalensi dalam
Tiroiditis Hashimoto pada Wanita Page 9
populasi umum autoantibodies tiroid yang tinggi,sekitar 25%dari perempuan yang mencapai
lebih dari 35 tahun dan 10% laki-laki memiliki autoantibodies TPO atau untuk TG.9
Etiologi
Hashimoto thyroiditis kronis atau penyakit yang umum adalah gangguan kelenjar
tiroid. Hal ini dapat terjadi pada umur berapapun, tapi yang paling sering terlihat pada wanita
paruh baya. Hal ini disebabkan oleh reaksi dari sistem kekebalan tubuh terhadap kelenjar
tiroid. Penyakit ini dimulai dengan perlahan. Itu mungkin memakan waktu berbulan-bulan
atau bahkan bertahun-tahun untuk kondisi yang akan terdeteksi. Thyroiditis kronis paling
umum pada wanita dan keluarga pada orang dengan sejarah penyakit tiroid. Dalam kasus
langka, hashimoto penyakit yang berhubungan dengan hormon lain mungkin masalah yang
disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh. Kondisi ini dapat terjadi dengan adrenal dan
kekurangan diabetes tipe 1. Dalam hal ini,kondisi autoimun polyglandular tipe 2 ini disebut
sebagai sindrom (ii) pga .Kurang umum,hashimoto penyakit yang terjadi sebagai bagian dari
suatu kondisi autoimun polyglandular tipe 1 disebut sindrom (i) pga,bersama dengan keluarga
miskin (adrenal: kekurangan fungsi kelenjar adrenal) infeksi jamur mulut dan kuku
hipoparatiroidisme ( underactive kelenjar paratiroid). 10
Patofisiologi
Pathogenesis tiroiditis Hashimoto masih belum jelas. Terdapat kemmungkinan bahwa
defek pada limfosit T supresor memungkinkan limfosit T penolong berinteraksi dengan
antigen – antigen spesifik di menbran sel folikel tiroid. Jika limfosit – limfosit ini telah
tersensitisasi dengan antigen tiroid, terbentuk autoantibodi yang bereaksi dengan antigen –
antigen tersebut. Pelepasan sitokin dan peradangan kemudian menyebabkan kerusakan
kelenjar. Autoantibodi tiroid terpenting pada tiroiditis Hashimoto adalah antibody
Tiroglobulin (Tg Ab), antibody peroksidase tiroid (TPO Ab) (dahulu dinamai antibody
antimikrosom), dan antibodi penyekat – reseptor TSH (TSH-R [block] Ab). 11
Pada fase – fase awal, TG Ab sangat meningngkat dan TPO Ab hanya sedikit
meningkat. Kemudian, Tg Ab mungkin lenyap, tetapi TPO Ab menetap selama bertahun –
tahun. TSH-R [block] Ab ditemukan pada pasien dengan tiroiditis atrofik dan miksedema
serta pada ibu yang melahirkan bayi tanpa jaringan tiroid (kretin atireotik). Kadar serum
berbagai antibody ini tidak berkorelasi dengan keparahan hipotiroidisme, tetapi keberadaan
Tiroiditis Hashimoto pada Wanita Page 10
antibodi – antibodi tersebut bermanfaat untuk diagnosis. Secara umum, titer antibody yang
tinggi bersifat diagnostic untuk tiroiditis Hashimoto. Titer sedang dijumpai pada penyakit
Graves, goiter multinodular, dan neoplasma tiroid. Titer kadar rendah dijumpai pada usia
lanjut. 11
Pasien dengan tiroiditis Hashimoto memperlihatkan peningkatan frekuensi antigen
histokompabilitas HLA-DR5, dan penyakit dilaporkan berkaitan dengan sejumlah penyakit
autoimun lain. Suatu sindrom kegagalan poliglandular telah didefinisikan, yaitu timbul 2 atau
lebih gangguan endokrin yang disebabkan oleh mekanisme autoimun. Pasien sering memiliki
autoantibodi spesifik–organ dan spesifik sel yang menyebabkan hipofungsi organ. 11
Tiroiditis Hashimoto merupakan suatu penyakit autoimun. Di penyakit ini, sistem
imun akan bereaksi terhadap berbagai antigen tiroid. Gambaran utama tiroiditis Hashimoto
adalah deplesi progresif sel epitel tiroid (tirosit), yang secara bertahap diganti oleh infiltrate
sel mononukleus dan fibrosis. Kematian tirosit mungkin disebabkan oleh berbaga mekanisme
imunologik. Sensitisasi sel T penolong CD4+ autoreaktif terhadap antigen tiroid tampaknya
merupakan proses awal. 12
Mekanisme efektor bagi kematian tirosit antara lain sebagai berikut :12
a. Kematian sel yang diperantarai sel T sitotoksik CD8+ : sel T sitotoksis CD8+ dapat
menyebabkan kerusakan tirosit melalui satu dari dua jalur berikut : eksositosis granula
granzim/perforin atau pengaktifan reseptor kematian, terutama CD95 (juga dikena
sebagai Fas) di sel sasaran.
b. Kematian sel yang diperantarai sitokin : sel T CD4 menghasilkan sitokin – sitokin
peradangan seperti IFN-gamma di lingkungan sekitar tirosit. Hal ini menyebabkan
pengerahan dan pengaktifan makrofag dan merusak folikel.
c. Terikatnya antibody tiroid (antibody anti reseptor TSH, antibody antitiroglobulin, dan
antibody antitiroid peroksidase) diikuti oleh sitotoksisitas yang diperantarai sel-
dependen-antibodi.
Tiroiditis Hashimoto pada Wanita Page 11
Manifestasi Klinik
Hipotermia sering terjadi, dan pasien mungkin mengeluh intoleransi terhadap dingin.
Penurunan laju metabolic basal menyebabkan penambahan berat badan, meskipun asupan
makan berkurang. 11
Hormon tiroid dibutuhkan untuk perkembangan normal sistem saraf. Pada bayi
hipotiroid, terjadi kelainan pembentukkan sinaps, gangguan mielinasi, dan retardasi mental.
Orang dewasa dengan hipotiroid mengalami beberapa kelainan neurologis reversible,
termasuk perlambatan proses berpikir, mudah lupa, berkurangnya pendengaran, dan ataksia.
Sebagian pasien mengalami gejala mental berat, termasuk demensia reversible atau psikosis
(“myxedema madness”). Kadar protein cairan serebrospinal meningkat abnormal. Namun,
aliran darah ke otak dan konsumsi oksigen total tetep normal. Reflex tendon dalam melambat
(“hung up”). Parestesia sering dijumpai, yang umumnya disebabkan oleh neuropati tekanan
akibat akumulasi miksedema (sindrom terowongan karoal dan sindrom terowongan tarsal). 11
Hipotiroidisme dilaporkan berkaitan dengan pelemahan, keram, dan kekuatan otot.
Kadar kreatinin kinase (CK) serum dapat meningkat. Patofisiologi gangguan otot pada
hipotiroidisme masih belum diketahui pasti. Penelitian tentang bio-energetika pada otot
hipotiroid mengisyaratkan adanya gangguan reversible pada mitokondria yang dependen
hormone. Pada otot hipotiroid, perubahan metabolisme energy tidak dijumpai. 11
Pasien hipotiroid mengalami penurunan respon ventilatorik terhadap hiperkapnia dan
hipoksia.Terjadi peningkatan insidens apnea tidur pada hipotiroidisme yang tidak diobati,
para pasien ini kadang-kadang memperlihatkan miopati otot-otot saluran nafas atas.
Kelemahan diafragma junag sering terjadi dan jika parah dapat menyebabkan hipoventilasi
alveolus kronik (retensi CO2).Efusi pleura (dengan kandungan protein tinggi dapat terjadi). 11
Pada hipotiroidisme, kadar kolesterol dan trigliserida serum meningkat, yang
berkaitan dengan penurunan aktivitas lipoprotein lipase dan penurunan pembentukan reseptor
LDL hati. Pada anak denga hipotiroidisme, pertumbuhan tulang melambat dan pematangan
tulang (penurunan epifisis) tertunda. Sekresi hormone pertumbuhan oleh hipofisis juga
mungkin tertekan karena hormone tiroid dibutuhkan untuk sintesis hormone ini. 11
Anemia normokromik normositik dapat terjadi akibat penurunan eritropoiesis.
Anemia makrositik-sedang juga dapat terjadi akibat penurunan penyerapan sianokobalamin
Tiroiditis Hashimoto pada Wanita Page 12
(vitamin B12) dari usus dan penurunan metabolisme sumsum tulang. Anemia megaloblatik
yang nyata mengisyaratkan koeksistensi anemia pernisiosa. 11
Pasien sering mengalami konstipasi dan hal ini mencerminkan penurunan motalitas
saluran cerna. Aklorhidria terjadi jika hipotiroidisme berkaitan dengan anemia pernisiosa.
Cairan asistes dengan kandungan protein tinggi dapat menumpuk. 11
Kulit pengidap hipotiroidisme tampak kering dan dingin. Dalam keadaan normal,
kulit mengandung berbagai protein yang membentuk kompleks dengan polisakarida, asam
kondroitin sulfat, dan asam hialuronat. Pada hipotiroidisme, berbagai kompleks ini
menumpuk, yang mendorong retensi natrium dan air serta menimbulkan pembengkakan kulit
khas yang difus dan nonpitting (miksedema). Wajah pasien tampak sembab dan kasar.
Akumulasi serupa mukopolisakarida di laring dapat menyebabkan suara serak. Rambut rapuh
dan suram, dan sering terjadi kerontokkan rambut, terutama di kulit kepala dan alis lateral.
Jika pasien diberi hormone tiroid, kompleks – kompleks protein tersebut akan termobilisasi,
terjadi diuresis dan miksedema mereda. 11
Karotenemia (bermanifestasi sebagai kulit yang berwarna kuning-jingga) dapat terjadi
pada hipotiroidisme karena hormone tiroid juga diperlukan untuk perubahan karoten menjadi
vitamin A di hati. Tanpa hormone yang memadai, terjadi akumulasi karoten dalam darah dan
kulit. 11
Pada wanita, hipotiroidisme dapat menyebabkan menoragia akibat siklus
anovulatorik. Namun, haid juga dapat sedikit atau lenyap akibat berkurangnya sekresi
gonadotropin. Karena hormone tiroid normalnya memiliki efek inhibitorik terhadap sekresi
prolactin, pasien hipotiroid dapat memperlihatkan hiperprolaktemia, dengan galakotorea dan
amenora. Pada pria, hipotiroidisme menyebabkan infertilitas dan ginekomastia akibat
meningkatnya pelepasan prolactin. Hiperprolaktemia terjadi karena TRH merangsang
pelepasan prolactin. 11
Komplikasi
Hipotiroidisme berat kronik yang tidak diobati dapat menyebabkan timbulnya
keadaan yang dinamai koma miksedema. Pasien memperlihatkan wajah dan kulit
miksedematosa khas, bradikardia, hipotermia, hipoventilasi alveolus, dan penumpulan
kesadaran berat atau koma. Penyakit ini biasanya dipicu oleh penyakit lain, misalnya infeksi
Tiroiditis Hashimoto pada Wanita Page 13
atau stroke atau obat seperti hipnotik-sedatif. Angka kematian mendekati 100% kecuali jika
koma miksedematosa ini dikenali dan segera diterapi. 11
Terapi
T4 diberikan dengan dosis 20-50 ᶬg/hari, dimulai dengan dosis rendah dan menaikkan
dosisnya setiap bulan untuk menncapai kadar TSH yang normal. Dosis rumatan rata – rata
adalah 125 ᶬg/hari. Kadar T4 bebas berada diatas ambang normal pada pasien tidak diobati.
Jika ada penyakit jantung iskemik, pada awalnya harus diberikan dosis terendah. Pasien harus
diperingatkan bahwa pengobatan ini dilakukan seumur hidup. Osteoporosis adalah resiko
jangka panjang pengobatan yang berlebihan. 13
T4 dosis penuh akan menekan TSH, sehingga ukuran kelenjar akan mengecil dan
gejala hipotiroidisme berkurang, jika ada.13
Non Medika Mentosa
Diet
Makanan yang seimbang dianjurkan. Asupan kalori disesuaikan apabila berat badan
perlu dikurangi. Apabila pasien mengalami letargi dan deficit perawatan diri, perawat perlu
memantau asupan makanan dan cairan.6
Pembedahan
Tiroidektomi dilaksanakan apabila goiternya bedar dan menekan jaringan sekitar.
Tekanan pada trakea dan esophagus dapat mengakibatkan inspirasi stridor dan disfagia.
Tekanan pada laring dapat mengakibatkan suara serak. 6
Pencegahan
Aktivitas
Kelelahan akan menyebabkan pasien tidak bisa melakukan aktivitas hidup sehari –
hari dan kegiatan lainnya. Kegiatan dan istirahat perlu diatur agar pasien tidak menjadi sangat
lelah. Kegiatan ditingkatkan secara bertahap. 6
Tiroiditis Hashimoto pada Wanita Page 14
Prognosis
Dengan penanganan yang cepat maka penyakit ini akan teratasi dan akan
mendapatkan hasil yang baik.
Kesimpulan
Penyakit tiroiditis Hashimoto merupakan penyakit autoimun yang dapat menyebabkan
hipotiroidisme pada orang yang terkena. Penyakit ini membuat T4 menurun dan TSH naik
pesat.
Tiroiditis Hashimoto pada Wanita Page 15
Daftar Pustaka
1. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi corwin. Ed ke-3. Jakarta : EGC; 2009. h. 432.
2. Gleadle J. At glance anamnesis. Jakarta : Erlangga; 2007. h.140-1.
3. Burnside, McGlynn. Adams diagnosis fisik. Ed ke-17. Jakarta : EGC; 1995. h. 157-
65.
4. Sacher RA, McPehrson RA. Tinjauan klinis hasil pemeriksaan, Laboratorium. Ed ke-
11. Jakarta : EGC; 2004. h. 506-7.
5. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S. Ilmu penyakit dalam.
Ed ke-5. Jilid 3. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2009. h.2019-20.
6. Baradero M, Dayrit MW, Siswadi Y. seri asuhan keperawatan : kilen gangguan
endokrin. Jakarta : EGC; 2009. h. 50.
7. Tambayong J. Patofisiologi untuk keperawatan. Jakarta : EGC; 2000. h.168.
8. Bryan R. Haugen. Drugs that supress TSH or cause central Hypothyroidism. Best
Pract Res Clin Endocrinol Metab. Dec 2009; 23(6): 793–800.
9. Theofilopoulos AN, Bona CA. The molecular pathology of autoimmune diseases. Ed
ke-2. USA : Taylor & Francis; 2002. h. 635.
10. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0001409/
11. Ganong WF, McPhee SJ. Patofisiologi penyakit : pengantar menuju kedokteran klinis.
Ed ke-5. Jakarta : EGC; 2010. h. 631-3.
12. Kumar V, Abbas AK, Fausto N. Robbings & cotran dasar patologis penyakit. Ed ke-7.
Jakarta : EGC; 2009. h. 1192-3.
13. Rubenstein D, Wayne D, Bradley J. Kedokteran klinis. Ed ke – 6. Jakarta : Erlangga;
2007. h. 165-6.
Tiroiditis Hashimoto pada Wanita Page 16