PBL BLOK 17 Hepatitis B

download PBL BLOK 17 Hepatitis B

of 25

Transcript of PBL BLOK 17 Hepatitis B

  • 8/11/2019 PBL BLOK 17 Hepatitis B

    1/25

    Bab I

    Pendahuluan

    1.1 Latar Belakang

    Seiring dengan berjalannya waktu, ilmu pengetahuan semakin tinggi. Begitu juga

    dengan pengetahuan dibidang kedokteran yang semakin hari ditemukan berbagai

    macam obat, penyakit, dan teknologi baru yang dapat membantu para dokter.

    Perkembangan ilmu yang mempelajari tentang sistem hepatobilier seseorang

    merupakan salah satu ilmu yang selalu berkembang setiap saat yang mempunyai

    tujuan untuk mengurangi insiden-insiden yang disebabkan oleh penyakit ini.

    1.2 Tujuan

    Makalah ini diharapkan dapat membantu pemahaman penulis dan pembaca dalam

    hal pengertian tentang penyakit-penyakit hepatobilier yang difokuskan pada penyakit

    hepatitis B, etiologi penyakit, penyimpangan-penyimpangan fisiologi dari tubuh kita,

    diagnosis dan penatalaksanaannya, juga hasil prognosis serta pencegahan yang dapat

    dilakukan untuk menangani penyakit tersebut. Selain itu, makalah ini juga

    mengemukakan pemeriksaan yang dapat digunakan untuk menegakan diagnosis

    penyakit hepatobilier khususnya hepatitis B.

    1

  • 8/11/2019 PBL BLOK 17 Hepatitis B

    2/25

  • 8/11/2019 PBL BLOK 17 Hepatitis B

    3/25

    %. dakah riwayat penerima maupun pendonor transfusi darah atau pasien

    hemodialisis

    untuk menegakkan diagnosis. alau sudah jarang tertular penyakit hepatitis

    akibat transfusi darah.

    '. dakah penggunaan jarum suntik atau obat-obatan seperti narkoba

    apabila terdapat pengunaan narokba+jarum suntik kemungkinan terinfeksi

    hepatitis irus B lebih besar.

    (. pa yang sudah dilakukan oleh paien untuk mengurangi gejala klinik

    Penggunaan obat sebelumnya atau terapi lainnya.

    berguna untuk pemberian terapi selanjutnya.

    ). pakah pasien merupakan peminum alkohol perokok

    merupakan faktor pemberat

    /. pakah pasien memiliki satu atau lebih pasangan seksual

    untuk menegakkan diagnosis dan pemberian terapi yang tepat.

    0. Bagaimana riwayat demam yang diderita pasien

    untuk menyingkirkan ## seperti malaria atau yellow fe er.

    2.1.2 Pemeriksaan Fisik 2

    *arena sebagian besar hati 1hepar2 dilindungi oleh dinding iga, pemeriksaannya sulit

    dilakukan. 3amun, besar serta bentuk hati dapat diperkirakan melalui perkusi dan

    mungkin pula palpasi, dan dengan tangan yang melakukan palpasi ini, nda dapat

    menge aluasi permukaan hati, konsistensinya, serta nyeri tekan pada hati

    2.1.2.1 Inspeksi :

    3

  • 8/11/2019 PBL BLOK 17 Hepatitis B

    4/25

    melihat ada atau tidaknya sklera ikterik yang biasanya akan muncul apabila

    le el bilirubin serum sudah berada di atas '.4 mg+d5, dilihat pada saat adanya

    bantuan sinar alami pada siang hari. "

    melihat adanya berkas garukkan atau tidak 1akibat pruritus2, apabila ada

    pertanda pasien dengan primary biliary cirrhosis dan primary sclerosing

    cholangitis.

    melihat adanya bekas suntikkan atau tidak. Sebagai tanda penggunaan obat

    melalui jarum suntik, transfusi darah, pasien hemodialisis, dll.

    melihat tanda-tanda anemia pada kulit wajah 1pucat2 yang menandakan

    infeksi sudah lebih memburuk.

    2.1.2.2 Perkusi Hepar %

    6kur rentang ertikal pekak hati pada linea midkla ikularis kanan. #imulai

    pada ketinggian di bawah umbilikus 1pada daerah timpani, bukan pada daerah redup2,

    lakukan perkusi ringan ke arah atas menuju daerah hati. Pastikan lokasi bunyi redup

    yang menunjukkan tepi bawah hati 1margo inferior hepar2 pada linea midkla ikularis

    tersebut.

    Selanjutnya, kenali tepi atas daerah pekak hati pada linea midkla ikularis.

    5akukan perkusi ringan mulai dari daerah sonor paru ke bawah menuju daerah pekak

    hati. 7ika perlu, sisihkan payudara pada pasien wanita secara hati-hati agar nda

    merasa yakin bahwa perkusi benar-benar dimulai di daerah sonor. 5intasan gerakan

    perkusi diperlihatkan di bawah ini.

    *ini ukur dalam satuan sentimeter jarak antara dua titik yang ditemukan-jarak

    ini merupakan rentang ertikal pekak-hati1li er dullness2. &entang hati yang normal,

    umumnya berukuran lebih besar pada pria dibandingkan pada wanita dan pada orang

    yang bertubuh tinggi dibandingkan pada orang yang pendek. 7ika hati tampak

    membesar, tentukan tepi bawah hati dengan melakukan perkusi pada daerah lainnya.

    Meskipun perkusi mungkin merupakan metode klinis yang paling akurat untuk

    memperkirakan ukuran ertikal hati, perkusi sering menunjukkan hasil yang tidak

    sesuai dengan keadaan hati yang sebenarnya 1underestimation2.

    4

  • 8/11/2019 PBL BLOK 17 Hepatitis B

    5/25

    2.1.2.3 Palpasi Hepar %

    5etakkan tangan kiri di belakang tubuh pasien dalam posisi sejajar dengan dan

    menyangga iga ke-"" dan ke -"% kanan serta jaringan lunak di bawahnya. 7ika perlu,ingatkan kepada pasien untuk melemaskan tubuhnya pada tangan dokter. #engan

    menggunakan tangan kiri untuk mengangkat bagian tubuh tersebut ke atas, hati pasien

    dapat diraba dengan lebih mudah oleh tangan yang lain.

    !empatkan tangan kanan pada sisi kanan abdomen pasien di sebelah

    lateral muskulus rectus sementara ujung jari-jari tangan berada di sebelah

    inferior tepi bawah pekak hati. Sebagian pemeriksa lebih suka mengarahkan

    jari-jari tangan mereka ke atas ke arah kepala pasien, dan sebagian lainnyalebih suka posisi yang sedikit lebih miring. Minta pasien untuk menarik napas

    dalam. 8oba untuk meraba bagian tepi hati ketika struktur ini bergerak

    menyentuh ujung jari-jari tangan pemeriksa. 7ika dapat dirasakan, kendurkan

    sedikit tekanan yang dilakukan oleh tangan pemeriksa agar hati dapat

    menyusup di bawah permukaan entral jari tangan dan dengan demikian

    permukaan anterior dapat diraba. 7ika hati pasien dapat teraba sepenuhnya,

    bagian tepi hati yang normal akan terasa lunak, tajam, serta teratur dengan

    permukaan hati yang licin. 9ati yang normal mungkin memberi rasa sedikit

    nyeri ketika ditekan. 9ati yang keras, bagian tepi hati yang tumpul atau bulat,

    dan konturnya yang tidak teratur menunjukkan kelainan pada hati.

    2.1.3 Pemeriksaan Penunjang '

    Biopsi hati memungkinkan diagnosis jaringan akibat hepatitis. !es untuk

    fungsi hati abnormal, seperti alanin aminotransferase serum dan bilirubin, merupakan

    temuan tambahan selain gambaran klinis, patologi dan epidemiologi. 6ntuk

    membedakan hepatitis tipe apa, diperlukan uji serologi seperti misalnya pada hepatitis

    B, akti itas #3 polimerase, 9B: #3 , dan 9be g ditemukan pada stadium

    iremia.

    Pemeriksaan faal hati $ Penanda nekrosis sel hati $ S;

    S;P!, 5#9

    5

  • 8/11/2019 PBL BLOK 17 Hepatitis B

    6/25

  • 8/11/2019 PBL BLOK 17 Hepatitis B

    7/25

    danya bilirubin di dalam urin menyatakan bahwa adanya gangguan li er.

    Bilirubin indirek akan terikat oleh albumin dan tidak saring oleh glomerulus, dan

    tidak terdapat di urin. Sebagai akibatnya, hanya bilirubin direk yang ditemukan di

    urin. Ini terjadi hanya ketika bilirubin direk ada di dalam serum, yaitu ketika adanya

    gangguan li er.

    S;

    S;P!+ 5! $ memiliki nilai normal %-%' 6+5. cara optimi=ed

    6:. 1antara laboratorium dapat berbeda2. !es S;P!

    menunjukkan kelainan parenkim hati dan sangkaan

    kelainan faal apabila nilai S;P! lebih besar dari %-'

    kali batas atas nilai normal.

    Pada umumnya nilai tes S;P! lebih tinggi daripada S;

    parenkim hati akut sedangkan pada proses kronis didapat sebaliknya. #i samping

    meninggi pada kerusakan parenkin hati 1seperti hepatitis iral2 S;P! juga meninggi

    pada $ inflitrasi lemak 1steatore hati2 dan hepatitis reaktif nonspesifik. %

    ;;! $ nilai normal pada pria sebesar ")-A4 6+5, pada wanita "4- 4 6+5.

    7

  • 8/11/2019 PBL BLOK 17 Hepatitis B

    8/25

    ;;! merupakan yang paling peka pada hepatitis, tetapi ;;! tidak spesifik. Pada

    hepatitis tanpa komplikasi, ;;! hanya meninggi sedikit atau sedang. ;;! meninggi

    pada kerusakan hati karena alcohol dan hepatoma serta pada kolestasis.

    Biasanya dilakukan tes S;P!+S;

    S;

    reaksi terhadap =at toksik dan kolestatis, meninggi pada alkoholisme.

    !es S;

    ikterus menjadi manifest. Pada hepatitis iral tanpa penyulit 1antara lain kolestatis2 tes

    transaminase umumnya menurun pada minggu ke % atau ke ' setelah mulainya

    ikterus. %

    8

  • 8/11/2019 PBL BLOK 17 Hepatitis B

    9/25

    ;ambar ". Pengaruh obat terhadap en=im. %

    Serologi

    9Bs g $ kemunculan 9Bs g merupakan bukti pertama adanya infeksi

    hepatitis B. apabila 9Bs g tetap muncul selama lebih dari / bulan setelah

    serangan akut, maka hal ini merupakan tanda adanya hepatitis B kronik."-(

    nti-9Bs $ merupakan antibody spesifik untuk 9Bs g 1 nti- 9Bs2 muncul

    pada hamper seluruh indi idu setelah pembersihan 9Bs g dan setelah aksinasi

    hepatitis B. dengan hilangnya 9Bs g dan munculnya nti-9Bs ini merupakan

    suatu sinyal pertanda bahwa sudah sembuh dari infeksi hepatitis B, tidak adanya

    infeksi, dan imunitas.

    nti-9Bc $ IgM nti 9Bc muncul setelah 9Bs g terdeteksi. Merupakan sutau

    tanda adanya hepatitis B akut. nti-9Bc ini bisa terus muncul selama '-/ bulan

    atau lebih lama. 3amun Ig; nti-9Bc juga muncul selama hepatitis B akut atau

    pada hepatitis B kronik yang berkembang 1dibarengi dengan kehadiran 9Bs g2

    9Be g $ Merupakan secret dari bentuk 9Bc g yang muncul selama fase

    inkubasi setelah terdeteksinya 9Bs g. 9Be g merupakan indikasi adanya

    replikasi irus dan infeksi. *eunculan 9Be g selama ' bulan menunjukkan

    adanya hepatitis B kronik.

    9B: #3 $ lebih sensiti e untuk marker dari replikasi irus dan kemampuan

    infeksi irus. 9B: #3 yang rendah hanya bisa dideteksi melalui P8&, mungkin

    saja terdeteksi di serum dan hati setelah pasien sembuh dari hepatitis B akut, tetapi

    9B: #3 yang terdapat di dalam serum terikat dengan Ig; jarang sekali

    9

  • 8/11/2019 PBL BLOK 17 Hepatitis B

    10/25

    memiliki kemampuan infeksi 1menular2. Pada hepatitis B kronik maka 9B: #3

    akan mencapai le el tertinggi. "-(

    !abel ". Interpretasi tes penanda serologi pada 9B: ."

    !abel %. Interpretasi pola tes serologik pada 9epatitis B. %

    1

  • 8/11/2019 PBL BLOK 17 Hepatitis B

    11/25

    ;ambar %. Pola perjalanan penyakit hepatitis B akut .%

    2.2 Etiologi (

    9B: digolongkan sebagai hepadna irus. 9B: menyebabkan infeksi kronik,

    terutama mereka yang terinfeksi saat bayi. da ' bentuk morfologi dari serum positif

    9Bs g. Bentuk yang paling banyak dijumpai adalah partikel sferis berdiameter %%

    nm. Partikel kecil ini secara khusus tersusun atas 9Bs g berbentuk tubular atau

    filamentosa, mempunyai diameter yang sama tetapi mungkin panjangnya lebih dari

    %44nm dan disebabkan oleh produksi 9Bs g berlebihan dan mengelilingi inti

    nukleokapsid dalam berukuran %0 nm yang mengandung 9bc g. ;enom irus terdiri

    dari sebagian #3 sirkular untai ganda dengan panjang '%44 bp. Isolat 9B: yang

    berbeda memiliki homologi sekuens nukleotida A4-A ? yang sama. Seluruh panjang

    #3 dikurangi rantai 1untai 5 atau panjang2 merupakan pelengkap seluruh m&3

    9B:C untai positif 1untai pendek atau S2 berubah-ubah dan panjang unitnya antara )4-

    4?.

    2.3 Faktor risiko '

    Daktor risiko berkaitan dengan kejadian yang mendukung proses transmisi

    irus hepatitis B. 8ara transmisinya ialah $

    1

  • 8/11/2019 PBL BLOK 17 Hepatitis B

    12/25

    Melalui darah $ penerima produk darah, I:#6, pasien hemodialisis,

    pekerja kesehatan, pekerja yang terpapar daraj

    !ransmisi seksual

    Penetrasi jaringan 1perkutan2 atau permukosa $ tertusuk jarum, penggunaan ulang peralatan medis yang terkontaminasi, penggunaan

    bersama pisau cukur dan silet, tato, akupunktur, tindik, penggunaan

    sikat gigi bersama, dan penggunaan narkoba suntik.

    !ransmisi maternal-neonatal, maternal-infant

    !ak ada bukti penyebaran fekal oral

    2.4 Epi emiologi (

    9B: tersebar di seluruh dunia. 8ara penularan dan respons terhadap infeksi

    ber ariasi, bergantung pada usia saat infeksi. *ebanyakan orang yang mengalami

    infeksi saat bayi mengalami infeksi kronik. Bila terkena saar dewasa, mereka mudah

    terkena penyakit hati dan berisiko tinggi mengalami karsinoma hepatoselular.

    !erdapat lebih dari %) juta carrier, sekitar " juta diantaranya hidup di merika Serikat

    %)? carrier mengalami hepatitis kronik aktif. #iseluruh dunia, " juta kematian tiapsetiap tahun disebabkan oleh penyakit hati akibat 9B: dan karsinoma hepatoselular.

    !idak ada kecenderungan musiman untuk infeksi 9B: dan tidak ada

    predileksi tinggi untuk setiap kelompok usia, meskipun ada kelompok tertentu yang

    berisiko tinggi seperti penyalahguna obat parenteral, orang-orang yang

    dilembagakan, petugas kesehatan, penerima transfusi berulang, pasien transplantasi

    organ, pasien dan petugas hemodialisis, orang dengan promiskuitasm dan bayi yang

    lahir dari ibu dengan hepatitis B.Infeksi hepatitis B sering terjadi pada pasien dan petugas di unit hemodialisis.

    Sebanyak )4? pasien dialisis ginjal yang menderita hepatitis B dapat menjadi carrier

    9bs g kronik dibandingkan dengan %? dari kelompok petugas, mempertegas

    perbedaan respons imun pejamu antara pasien dialisis ginjal dengan petugas.

    2.! Pato"isiologi ',(

    #istem imun $ertanggung ja%a$ untuk terja in&a kerusakan sel 'ati3(4

    1

  • 8/11/2019 PBL BLOK 17 Hepatitis B

    13/25

    Patogenesis dan manifestasi klinis hepatitis B berkaitan dengan interaksi dari

    irus dan sistem kekebalan tubuh pejamu. 8#( E dan 8# E limfosit yang terakti asi

    mengenali deri at peptida dari 9B: yang terletak di permukaan hepatosit, dan reaksi

    imunologi terjadi. ;angguan reaksi imun 1misalnya, pelepasan sitokin, produksi

    antibodi2 atau relatif toleran hasil status kekebalan terdapat pada hepatitis kronis.

    *eadaan akhir dari irus penyakit hepatitis B 19B:2 adalah sirosis. Pasien

    dengan sirosis dan infeksi 9B: yang mungkin untuk mengembangkan 988.

    Efek sitopatik langsung dari virus. Pada pasien imunosupresi

    dengan replikasi tinggi akan tetapi tidak ada !ukti langsung 3

    2.) *ani"estasi +linis '

    Sindrom klinis yang mirip pada semua irus penyebab mulai dari gejala

    prodromal yang non spesifik dan gejala gastrointestinal seperti $

    a2 malaise, anoreksia, mual dan muntah.

    b2 gejala flu, faringitis, batuk, cory=a, fotofobia, sakit kepala dan myalgia.

    Immune compleF mediated, serum sickness like syndrome dapat ditemukan

    pada kurang dari "4? pasien dengan infeksi 9B:, jarang pada infeksi irus lain.

    ;ejala prodromal menghilang pada saat timbul kuning tetapi gejala anoreksia,

    malaise, dan kelemahan dapat menetap. Ikterus didahului dengan kemunculan urin

    berwarna gelap, pruritus 1biasanya ringan dan sementara2 dapat timbul ketika ikterus

    meningkat. Pemeriksaan fisik menunjukkan pembesaran dan nyeri tekan pada hati.

    Splenomegali ringan dan limfadenopati pada ")-%4? pasien.

    2., -orking iagnosis '

    a2 #iagnosis serologis telah tersedia dengan mendeteksi keberadaan dari

    IgM antibodi terhadap antigen core hepatitis 1IgM anti 9Bc dan 9bs g2

    *eduanya ada saat gejala muncul

    9bs g mendahului IgM anti 9Bc

    9bs g merupakan petanda yang pertama kali diperiksa secara rutin

    9bs g dapat menghilang biasanya dalam beberapa minggu sampai

    bulan setelah kemunculannya, sebelum hilangnya IgM anti 9Bc

    b2 9be g dan 9B: #3

    1

  • 8/11/2019 PBL BLOK 17 Hepatitis B

    14/25

    9B: #3 di serum merupakan petanda pertama yang muncul tetapi

    tidak rutin diperiksa.

    9be g biasanya terdeteksi setelah kemunculan 9bs g

    *edua petanda tersebut menghilang dalam beberapa minggu atau bulan pada infeksi yang sembuh sendiri. Selanjutnya akan muncul anti 9Bs

    dan anti 9be menetap.

    !idak diperlukan untuk diagnosis rutin

    c2 Ig; anti 9B8

    Menggantikan IgM anti 9Bc pada infeksi yang sembuh

    Membedakan infeksi lampau atau infeksi yang berlanjut

    !idak muncul pada pemberian aksin 9B:

    d2 ntibodi terhadap 9bs g 1 nti 9Bs2

    ntibodi yang terakhir muncul

    Merupakan antibodi penetral

    Secara umum mengindikasikan kesembuhan dan kekebalan terhadap

    reinfeksi

    #imunculkan dengan aksinasi 9B:

    2./ i""erential iagnosis '

    2./.1 engan Hepatitis A

    IgM anti 9 : dapat dideteksi selama fase akut dan '-/ bulan sesudahnya

    nti 9 : yang positif tanpa IgM anti 9 : mengindikasikan infeksi lampau

    0am$ar 3. iagram serologi 'epatitis A akut. 4

    1

  • 8/11/2019 PBL BLOK 17 Hepatitis B

    15/25

    0am$ar 4. iagram

    serologi 'epatitis B akut. 4

    2./.2 engan Hepatitis

    a2 #iagnosis Serologis

    #eteksi anti 98:.

    nti 98: dapat dideteksi pada /4? pasien selama fase akut dari

    penyakit, ')? sisanya akan terdeteksi pada beberapa minggu atau bulan kemudian.

    nti 98: tidak muncul pada G)? pasien yang terinfeksi 1pada pasien

    9I:, anti 98: tidak muncul dalam persentase yang lebih besar2.

    Pemeriksaan IgM anti 98: dalam pengembangan 1belum disetujui

    D# 2.

    Secara umum anti 98: akan tetap terdeteksi untuk periode yang

    panjang, baik pada pasien yang mengalami kesembuhan spontanmaupun yang berlanjut menjadi kronik.

    b2 98: &3

    Merupakan petanda yang paling awal muncul pada infeksi akut hepatitis

    8.

    Muncul setelah beberapa minggu infeksi.

    1

  • 8/11/2019 PBL BLOK 17 Hepatitis B

    16/25

  • 8/11/2019 PBL BLOK 17 Hepatitis B

    17/25

    !iter anti 9#: akan menurun sampai tak terdeteksi dengan adanya perbaikan

    infeksi

    2./.4 engan Hepatitis E '

    Belum tersedia pemeriksaan serologi komersial yang disetujui P# IgM dan Ig; anti 9>: baru dapat dideteksi oleh pemeriksaan untuk riset

    IgM anti 9>: dapat bertahan selama / minggu setelah puncak dari penyakit

    Ig; anti 9>: dapat tetap terdeteksi selama %4 bulan

    2./.! Hepatitis non A E

    *asus dari hepatitis akut yang penyebab irusnya tidak termasuk golongan hepatitis ->

    disebut hepatitis non ->. *andidat irus penyebab biasanya seperti, paramyFo irus,

    toga irus, fla i irus 1;B:-8, hepatitis ;, dan !! irus2. Pada umumnya gejala klinik

    hepatitis tipe ini mirip dengan hepatitis yang tidak diketahui jelas sumber

    pemaparannya. Bisa juga dikaitkan dengan lingkungan yang kurang bersih, obat-

    obatan, atau proses autoimun.

    2./.) *alaria

    ;ejala dari malaria termasuk demam, menggigil, arthralgia 1sakit persendian2,

    muntah, anemia 1yang disebabkan oleh hemolisis2, hemoglobinuria, kerusakan retina,

    dan kejang. ;ejala klasik malaria adalah siklus terjadinya rasa dingin tiba-tiba diikuti

    dengan kekakuan dan kemudian demam dan berkeringat berlangsung empat sampai

    enam jam, terjadi setiap dua, tiga, empat hari tergantung Plasmodium penyebab.

    Bisa timbul gejala demam berulang setiap '/-( jam atau demam kurang

    menonjol dan hampir terus menerus. 8erebral malaria dikaitkan dengan pemutihan

    retina, yang mungkin merupakan tanda klinis yang berguna dalam membedakan

    malaria lain dari penyebab demam.

    1

  • 8/11/2019 PBL BLOK 17 Hepatitis B

    18/25

    Splenomegali 1pembesaran limpa2, sakit kepala parah, iskemia serebral,

    hepatomegali 1pembesaran hati2, hipoglikemia, dan hemoglobinuria dengan gagal

    ginjal mungkin terjadi. kegagalan ginjal dapat menyebabkan demam blackwater,

    dimana hemoglobin dari segaris kebocoran sel darah merah ke dalam urin.

    2. Penatalaksanaan

    2. .1 In"eksi &ang #em$u' #pontan '

    . &awat jalan, kecuali pasien dengan mual atau anoreksia berat yang akan

    menyebabkan dehidrasi

    A. Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat !idak ada rekomendasi diet khusus

    Makan pagi dengan porsi yang cukup besar merupakan makanan yang

    paling baik ditoleransi

    Menghindari konsumsi alkohol selama fase akut

    "4. kti itas fisis yang berlebihan dan berkepanjangan harus dihindari

    "". pembatasan akti itas sehari-hari tergantung dari derajat kelelahan dan malaise

    "%. !idak pengobatan spesifik untuk hepatitis ,>, #. Pemberian interferon-alfa

    pada hepatitis 8 akut dapat menurunkan risiko kejadian infeksi kronik. Peran

    lami udin atau adefo ir pada hepatitis B akut masih belum jelas.

    *ortikosteroid tidak bermanfaat.

    "'.

  • 8/11/2019 PBL BLOK 17 Hepatitis B

    19/25

    Mempertahankan fungsi ital

    Persiapan transplantasi bila tidak terdapat perbaikan

    (. ngka Sur i al mencapai /)-0)? bila dilakukan transplantasi dini

    2. .3 Anti irus untuk HB5 ),/

    a6 Lami u in

    5ami udin merupakan 5-enantiomer analog deoksisitidin. 5ami udin

    dimetabolisme di hepatosit menjadi bentuk trifosfat yang aktif. 5ami udin bekerja

    dengan menghentikan sintesis #3 , secara kompetitif menghambat polimerase

    irus 1re erse transcriptase, &!2. 5ami udin tidak hanya aktif terhadap 9B: wild-

    type saja, namun juga terhadap arian precore+core promoter. Selain itu, ada bukti

    bahwa 5ami udin dapat mengatasi hiperresponsi itas sel ! sitotoksik pada pasienyang terinfeksi kronik. >fek samping biasa seperti fatigue, sakit kepala, dan mual.

    6mumnya dapat ditoleransi dengan baik.

    $6 A e"o ir

    Merupakan analog nukleotida asiklik. defo ir telah memiliki satu gugus fosfat

    dan hanya membutuhkan satu langkah fosforilasi saha sebelum obat menjadi aktif.

    defo ir menghambat replikasi 9B: sangat kuat yang bekerja tidak hanya

    sebagai #3 chain terminator, namun diduga juga meningkatkan akti itas sel 3*

    dan menginduksi produksi interferon endogen. ktif terhadap mutan yang resisten

    terhadap lami udin dan tidak ditemukan resistensi setelah terapi selama ( -/4

    minggu. 6mumnya dapat ditoleransi dengan baik.

    76 Enteka ir

    nalog deoksiguanosin yang memiliki anti-hepadna irus yang kuat. >nteka ir

    mengalami fosforilasi menjadi bentuk trifosfat yang aktif yang berperan sebagai

    kompetitor substrat natural 1deoksiguanin trifosfat2 serta menghambar 9B:

    polimerase. >fek samping yang mungkin terjadi ialah sakit kepala, infeksi saluran

    napas atas, batuk, nasofaringitis, fatigue, pusing, nyeri abdomen atas dan mual.

    6 Inter"eron

    Interferon merupakan sitokin yang memiliki anti irus, imunomodulator dan

    antiproliferatif, yang diproduksi oleh tubuh sebagai respon dari berbagai stimulus.

    da tiga tipe utama interferon $ alfa, beta, dan gamma. Sediaan natural dan

    rekombinan yang paling banyak digunakan dalam klinis adalah interferon alfa.

    Saat ini efikasi interferon telah diperbaiki dengan mengganti interferon standar

    1

  • 8/11/2019 PBL BLOK 17 Hepatitis B

    20/25

  • 8/11/2019 PBL BLOK 17 Hepatitis B

    21/25

    In"eksi 'epatitis . Siapapun yang terinfeksi dengan 9B: kronis juga

    rentan terhadap infeksi lain irus hepatitis strain - hepatitis #.

    Seseorang tidak bisa terinfeksi hepatitis # tanpa didahului infeksi

    9B:. Mengidap hepatitis B dan hepatitis # memperbesar kemungkinan pengembangan komplikasi hepatitis yang lebih parah.

    *asala' ginjal . Infeksi hepatitis B dapat menyebabkan masalah ginjal

    yang pada akhirnya dapat menyebabkan gagal ginjal. nak-anak lebih

    mungkin untuk pulih dari masalah ginjal daripada orang dewasa, yang

    mungkin mengalami kegagalan ginjal.

    Pera angan pem$ulu' ara' 9 askulitis6 . Peradangan di dalam

    pembuluh darah dapat menyebabkan komplikasi lebih lanjut, meskipunini merupakan komplikasi yang jarang terjadi pada infeksi hepatitis B.

    !abel ' #iagnosis akut dan kronik pada hepatitis B.(

    2.12 Pen7ega'an '

    #asar utama imunoprofilaksis adalah pemberian aksin hepatitis B sebelum

    paparan.

    1. Imunopro"ilaksis aksin 'epatitis B se$elum paparan

    a. 5aksin rekom$inan ragi

    Mengandung 9bs g sebagai imunogen

    2

  • 8/11/2019 PBL BLOK 17 Hepatitis B

    22/25

    Sangat imunogenik, menginduksi konsentrasi proteksi anti 9bs g

    pada @A)? pasien dewasa muda sehat setelah pemberian komplit '

    dosis

    >fekti itas sebesar )-A)? dalam mencegah infeksi 9B: >fek samping utama

    "2 3yeri sementara pada tempat suntikan pada "4-%)?

    %2 #emam ringan dan singkat padaG'?

    Booster tidak direkomendasikan walaupun setelah ") tahun

    imunisasi awal

    Booster hanya untuk indi idu dengan imunokompromais jika titer

    dibawah "4 m6+m5 Peran imunoterapi untuk pasien hepatitis B kronik sedang dalam

    penelitian

    $. osis an ja %al aksinasi HB5

    Pemberian IM dosis dewasa, untuk bayi, anak sampai umur "A tahun

    dengan dosis anak 1"+% dosis dewasa2, diulang pada " dan / bulan

    kemudian

    7. In ikasi Imunisasi uni ersal untuk bayi baru lahir

    :aksinasi catch up untuk anak sampai umur "A tahun 1bila belum

    di aksinasi2

    ;rup risiko tinggi $

    ". pasangan dan anggota keluarga yang kontak dengan karier hepatitis

    %. Pekerja kesehatan dan pekerja yang terpapar darah

    '. I:#6

    (. 9omoseksual dan biseksual pria

    ). Indi idu dengan banyak pasangan seksual

    /. resipien transfusi darah

    0. pasien hemodialisis

    . sesama narapidana

    A. indi idu dengan penyakit hati yang sudah ada 1misal hepatitis 8

    kronik.

    2

  • 8/11/2019 PBL BLOK 17 Hepatitis B

    23/25

    2. Imunopro"ilaksis pas7a paparan engan aksin 'epatitis B an

    imunoglo$ulin 'epatitis B 9HBI06

    a. In ikasi

    *ontak seksual dengan indi idu yang terinfeksi hepatitisakut $

    i. #osis 4 ,4(-4,40 m5+kg 9BI; sesegera mungkin

    setelah paparan

    ii. :aksin 9B: pertama diberikan pada saat atau hari

    yang sama pada deltoid sisi lain

    iii. :aksin kedua dan ketiga diberikan " dan / bulan

    kemudian

    3eonatus dari ibu yang diketahui mengidap 9bs g positif

    i. Setengah mililiter 9BI; diberikan dalam waktu "%

    jam setelah lahir di bagian anterolateral otot paha atas

    ii. :aksin 9B: dengan dosis )-"4 ug, diberikan dalam

    waktu "% jam pada sisi lain diulang pada " dan / bulan.

    >fekti itas perlindungan melampaui A)?

    Bab III

    *esimpulan

    9epatitis B merupakan penyakit yang disebabkan oleh irus 9B:. *arena

    penyebarannya yang iremia, maka faktor risiko hepatitis B dikaitkan dengan caratransmisinya yakni penggunaan jarum suntik yang mengandung 9B:, biasa pada

    pengguna narkoba suntik. 9epatitis B biasanya bersifat kronik terutama pada mereka

    yang terinfeksi saat bayi. Pengobatan pada hepatitis B biasanya hanya merupakan

    terapi konser atif seperti istirahat dan asupan nutrisi yang adekuat, medika mentosa

    dapat berupa anti irus seperti lami udim, adefo ir, dapat pula berupa interferon.

    9epatitis B yang tidak diterapi dengan baik akan berkembang menjadi hepatitis

    fulminan yang kemudian akan menyebabkan cirrhosis hati. #engan perawatan yang

    baik, prognosis hepatitis B dapat menjadi baik pula.

    2

  • 8/11/2019 PBL BLOK 17 Hepatitis B

    24/25

    a"tar Pustaka

    ". Pusat Penerbit #epartemen Ilmu Penyakit #alam Dakultas *edokteran

    6ni ersitas Indonesia. Penuntun anamnesis dan pemeriksaan fisis. 7akartaC

    %44).

    %. 5ynn S. B. Buku ajar pemeriksaan fisik H riwayat kesehatan bates. >disi :III.

    7akarta $ >;8C %44A.h. '((-0

    '. ndri S. Buku ajar ilmu penyakit dalam$ 9epatitis irus akut. >disi :. 7ilid I.

    7akarta$ Pusat Penerbitan #epartemen Ilmu Penyakit #alam Dakultas

    *edokteran 6ni ersitas Indonesia. 7akartaC %44A.h./((-)%.

    (. 7awet=, Melnick, delberg. Mikrobiologi *edokteran $ :irus 9epatitis. >disi

    III. 7akarta$ >;8C%440. (0/-A(

    2

  • 8/11/2019 PBL BLOK 17 Hepatitis B

    25/25

    ). ilmana D, ;an S. Darmakologi dan terapi $ nti irus untuk 9B: dan 98:.

    >disi :. 7akarta$ #epartemen Darmakologi dan !erapeutik Dakultas

    *edokteran 6ni ersitas Indonesia. 7akartaC %440 .h./( -)".

    /. ilkins !, Malcolm 7*, &aina #, Schade &&, m Dam Physician, % nd ed.

    5ippincott illiams H ilkins $ PhiladelphiaC %440.p.%AA'-'4"".

    0. 9epatitis B. #iunduh dari http$++www.emedicinehealth.com+hepatitisJb , ")

    7uni %4""