Pbl Blok 17 Hepatitis a Frederica
-
Upload
putripekpekai -
Category
Documents
-
view
28 -
download
11
description
Transcript of Pbl Blok 17 Hepatitis a Frederica
Diagnosis dan Penatalaksanaan pada Penyakit Hepatitis A
Frederica
102013402/F2
E-mail : [email protected]
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Alamat Korespondensi : Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510
Abstrak
Hepatitis A adalah picornavirus RNA single stranded dari keluarga enterovirus yang diekskresi
dalam tinja pada akhir masa inkubasi menghilang saat perkembangan penyakit. Immunoglobulin
M antivirus hepatitis A muncul pada onset penyakit, dan menunjukkan infeksi baru terjadi. Rute
penularan dari virus ini adalah melalui kontaminasi fecal-oral. Masa inkubasi dari virus ini
adalah 2-6 minggu kemudian menunjukkan beberapa gejala klinis. Begitu ada gejala maka titer
antibodi akan naik. Hepatitis A memiliki waktu komplikasi potensial dari hepatitis adalah
degenerasi progresif hati. Pantau adanya tanda degenerasi progresif hati yang meliputi gejala
hepatitis dan tidak menghilang (misanya ikterus, nyeri epigastrik, feses warna tanah, kencing
berwarna teh) dan kadar enzim hati dan tes koagulasi tidak mau kembali ke normal. Periode
kembali normal adalah 2 sampai 12 minggu. Pada kondisi tertentu, ini dapat berakhir sebagai
gagal hati dan kematian namun jarang.
Kata kunci : Hepatitis A, ikterus, IgM HAV
Abstract
Hepatitis A is a single stranded RNA from the picornavirus family of enterovirus that diekskresi
in the stool at the end of the incubation period disappeared while development of the disease.
Immunoglobulin M antivirus hepatitis A appeared at the onset of the disease, and shows new
infections occur. The route of transmission of these viruses is through fecal-oral contamination.
Incubation period of the virus is 2-6 weeks later showed some clinical symptoms. So there are
symptoms then the antibody titer is going up. Hepatitis A has potential complications from the
1
time hepatitis is a progressive degeneration of the liver. Monitor the presence of progressive
degeneration of the liver marks which include symptoms of hepatitis and not disappear
(programs jaundice, pain epigastrik, stool color soil, tea-colored urine) and the levels of liver
enzymes and coagulation tests did not want to return to normal. Periods back to normal is 2 to
12 weeks. On certain conditions, this can end up as liver failure and death but rarely.
Keywords : Hepatitis A, jaundice, IgM HAV
Pendahuluan
Pada dewasa ini, masih sebagian orang yang kurang memperhatikan kesehatannya. Alasan utama
adalah biaya untuk memeriksakan kesehatannya masih terbilang cukup mahal untuk sebagian
orang dan juga tidak semua penyakit yang menimbulkan gejala-gejala. Namun, banyak penyakit
yang menunjukkan gejala pada fase awal, dan itu dapat kita sebut sebagai penyakit yang akut.
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai dengan adanya nekrosis dan
inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokimia, serta seluler
yang khas. Sampai saat ini telat teridentifikasikan 5 virus hepatitis yang pasti, yaitu Hepatitis
A,B,C,D & E. Hepatitis A dan E mempunyai cara penularan yang serupa (jalur fecal-oral),
sedangkan Hepatitis B,C dan D memiliki banyak karakteristik yang sama. Hepatitis merupakan
penyakit peradangan hati yang dapat disebabkan oleh berbagai kasus, termasuk infeksi virus atau
pajanan bahan-bahan toksik. Hepatitis dibagi menjadi 2 yaitu hepatitis akut dan hepatitis kronik.
Pada kondisi tertentu, ini dapat berakhir sebagai gagal hati dan kematian namun jarang.
Pembahasan
1. Anamnesis
Seorang dokter harus melakukan wawancara yang seksama terhadap pasiennya atau
keluarga dekatnya mengenai masalah yang menyebabkan pasien mendatangi dokter.
Wawancara yang baik seringkali sudah dapat mengarahkan masalah pasien ke diagnosis
penyakit tertentu. Wawancara terhadap pasien disebut anamnesis. Anamnesis dapat
langsung dilakukan terhadap pasien (Autoanamnesis) atau terhadap keluarganya atau
pengantarnya (Alloanamnesis). Alloanamnesis biasanya dilakukan pada pasien di bawah
2
umur atau pasien yang tidak kompeten untuk menjawab pertanyaan dari dokter.
Anamnesis yang baik terdiri dari :
a. Identitas. Identitas meliputi nama lengkap pasien, umur atau tanggal lahir, jenis
kelamin, nama orang tua atau penanggung jawab, alamat, pendidikan, pekerjaan,
suku bangsa, dan agama.
b. Keluhan utama. Keluhan utama merupakan hal yang paling penting dimana hal
yang membawa pasien datang ke dokter. Anamnesis ini memberikan informasi
penting untuk mencapai diagnosis banding dan memeberikan wawasan vital
mengenai gambaran keluhan yang menurut pasien paling penting.
c. Riwayat Penyakit Sekarang. Hal-hal yang perlu ditanyakan dalam riwayat
penyakit sekarang ini segala sesuatu yang berhubungan dengan sakit pasien saat
ini, seperti :1
o Waktu dan lamanya keluhan berlangsung
o Sifat dan beratnya serangan
o Lokasi dan penyebarannya, menetap, menjalar, atau berpindah-pindah
o Keluhan yang menyertai serangan, misalnya demam, batuk, gatal dsb
o Apakah keluhan baru pertama kali atau berulang kali
o Apakah ada kuning pada tubuh
o Upaya yang dilakukan dan bagaimana hasilnya, jenis-jenis obat yang telah
diminum pasien serta tindakan medik lain yang berhubungan dengan
penyakit yang saat ini diderita.
d. Riwayat Penyakit Dahulu. Penting untuk mencatat secara rinci semua masalah
medis yang pernah timbul sebelumnya dan terapi yang pernah diberikan, seperti
adakah tindakan operasi dan anastesi sebelumnya, kejadian penyakit tertentu.2
e. Riwayat Keluarga. Riwayat keluarga berguna untuk mencari penyakit yang
pernah diderita kerabat pasien karena terdapat kontribusi genetik yang kuat pada
penyakit tertentu.
f. Riwayat Pribadi dan Sosial. Secara umum menanyakan bagaimana kondisi sosial,
ekonomi, tempat tinggal pasien, dan kebiasaan-kebiasaan pasien seperti merokok,
konsumsi minuman beralkohol, dan narkoba. Asupan gizi pasien juga perlu
ditanyakan meliputi jenis makanan, kuantitas, dan kualitasnya. Begitu pula
3
tanyakan vaksinasi, pengobatan, tes skrining, kehamilan, riwayat obat yang
pernah dikonsumsi, dan apakah ada riwayat alergi pasien. Selain itu yang kuga
perlu diperhatikan adalah riwayat berpergian (penyakit endemik).1
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik meliputi tanda-anda vital, mata sendi, dan kulit, disamping abdomen
dan pelvic. Banyak yang dapat ditemukan pada penyakit-penyakit hepatobiler. Pada
sirosis hati, penemuan fisik ini dinamakan ‘stigmata sirosis’. Ikterus pada sclera penting
untuk mendeteksi adanya penyakit hati dan batu empedu. Pemeriksaan abdomen dimulai
dari inspeksi untuk melihat adakah distensi, benjolan, asites, dan vena kolateral. Dengan
palpasi bisa ditemukan hepatomegali maupun splenomegali, disamping menemukan
lokasi nyeri yang dikeluhkan penderita. Perkusi dapat mendeteksi adanya asites dan
menkonfirmasi pembesaran hati. Auskultasi dapat mendeteksi bruit dari hepatoma.
Pada pemeriksaan fisik pada kasus laki-laki 29 tahun ini didapatkan :
o Kesadaran : Compos Mentis
o Tampak sakit sedang
o Kulit tampak kuning; sclera ikterik
o Palpasi hepar didapatkan : 1 Jari dibawah arcus costa, 2 jari dibawah processus
xypoideus
o Hepar : tepi tajam, rata dan konsistensi lunak -
o Murphy Sign (-) ; Shiffting dullness (-)
3. Pemeriksaan penunjang
o Laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium berupa enzim SGOT dan SGPT meningkat dengan konsentrasi
puncak mencapai 500-5000 U/L (bervariasi). Kadar bilirubin serum jarang melebihi
10mg/dL dan kadar alkali fosfatase serum akan normal atau hanya meningkat sedikit.
Pemeriksaan masa protrombin normal atau sedikit rendah. Pada morfologi darah tepi
ditemukan gambaran normal atau leukopenia ringan atau tanpa limfositosis ringan.2
o Serologi.
4
Pada HAV akan ditemukan IgM anti HAV pada fase akut dan 3-6 bulan setelahnya.
Infeksi sebelumnya bisa diketahui dengan adanya anti HAV positif tanpa IgM anti HAV.
Sedangkan keberadaan anti HAV yang persisten menunjukkan pasien dengan hepatitis
autoimun. Pada HBV di periksa HbsAg, HbeAg dan IGM anti Hbc pada fase akut.3-4
Pada pemeriksaan fisik pada kasus laki-laki 29 tahun ini didapatkan :
o Leukosit : 6400/uL
o Trombosit : 263.000/uL
o Ht : 37 %
o Hb : 12,5 g/dl
o AST (SGOT) : 692 u/L
o ALT ( SGPT) : 1800 u/L
o Billirubin total : 8,1 mg/dl
o Bilirubin direk : 4,25 mg/dl
o Bilirubin indirek : 4,1 mg/dl
Diagnosis Kerja
Diagnosa Berdasarkan hasil pemeriksaan di atas, dapat disimpulkan bahwa pasien tersebut
menderita hepatitis A yang akut. Hal ini diperkuat karena pasien tersebut mengalami gejala
setelah makan di tempat yang kurang bersih.
Hepatitis Akut2
Penyakit ini merupakan peradangan hati disertai sedikit atau tanoa disertai fibrosis dan sedikit
atau tanpa regenerasi nodular. Bisa ada sedikit distorsi arsitektur lobular. Jika terjadi fibrosis
yang luas dan regenerasi nodukar (sehingga terjadi distorsi arsitektur) timbul keadaan yang
disebut sirosis. Diagnosis ini ditegakkan secara histologis dan mungkin atau mungkin juga tidak
ada bukti klinis akan penyakit hati sebelumnya.
Peradangan nekrosis sel-sel hati akibat:2
1) Infeksi Yang tersering adalah hepatitis A akut, namun juga dengan virus hebaotitis B, C,
E dan demam kuning, serta berhubungan dengan septikemia dan leptospirosis. Hepatitis
5
ameba banyak dite,mukan di seluruh dunia, dan biasanya datang dengan adanya abses
hati atau ameboma.
2) Keracunan. Keracunan bahan kimia dan obat-obatan lebih jarang menimbulkan hepatitis
akut. Bahan kimia yang toksik di antaranya adalah karbon tetraklorida, vinil klorida, dan
etilen glikol serta pelarut yang sejenis.
3) Kehamilan Ini adalah hal yang jarang terjadi menimbulkan hepatitis. Jika pasien ini pulih
biasanya sempurna, namun walaupun jarang, bisa terajadi nekrosis progresif yang
mengenai hampir seluruh hati (gagal hati fulminan atau nekrosis masih akut) yang
menyebabkan koma hepatikum dan kematian.
Hepatitis A
Etiologi
Hepatitis A adalah pikorna virus RNA rantai tunggal dari keluarga enterovirus yang diekresi
dalam tinja pada akhir masa inkubasi dan menghilang saat berkembangnya penyakit.
Imunoglobulin M (IgM) antivirus hepatitis A muncul pada onset penyakit, dan menunjukkan
infeksi baru terjadi. Penyakit ini bersifat endemik namun bisa terjadi epidemi kecil di sekolah
atau institusi dikarenakan biasanya memakan makanan yang sama.2
Gambar 1. Virus Hepatitis A
(diunduh dari : paraibaparadise.com, pada tanggal 21 Juni 2015)
Rute penularan dari virus ini adalah melalui kontaminasi fecal-oral, HVA terdapat dalam
makanan dan air yang terkontaminasi. Potensi penularan infeksi hepatitis ini melalui sekret
saluran cerna. Umumnya terjadi di daerah kumuh. Masa inkubasi dari virus ini adalah 2-6
6
minggu kemudian menunjukkan beberapa gejala klinis. Begitu ada gejala maka titer antibodi
akan naik.
Gambar 2. Penyebaran Virus Hepatitis A.
(diunduh dari : www.obathepatitiskronis.org, pada tanggal 21 Juni 2015)
Epidemologi
Hepatitis virus akut merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati di seluruh dunia.
Penyakit tersebut ataupun gejala sisanya bertanggung jawab atas 1-2 juta kematian setiap
tahunnya. Banyak episode hepatitis dengan klinik anitkterik, tidak nyata ataupun subklinis.
Secara global virus hepatitis merupakan penyebab utama viremia yang persisten. Di indonesia
berdasarkan data yang berasal dari rumah sakit, hepatitis A masih merupakan bagian terbesar
dari kasus-kasus hepatitis akut yang dirawat yaitu berkisar dari 39,8-68,3%. Peningkatan
prevalensi anti HAV didapat pada awal kehidupan, kebanyaan asimtomatik atau sekurangnya
anikterik. Tingkat prevalensi hepatitis B di Indonesia sangat bervariasi berkisar dari 2,5% di
Banjarmasin sampai 25,61% di Kupang, sehingga termasuk dalam kelompok negara dengan
endemisitas sedang sampai tinggi. Di negara Asia diperkirakan bahwa penyebaran perinatal dari
ibu pengidap hepatitis merupakan jawaban atas prevalensi infeksi virus hepatitis B yang tinggi.
Hampir semua bayi yang dilahirkan dari ibu dengan HbeAg positif akan terkena infeksi pada
bulan kedua dan ketiga kehidupannya. Adanya HbeAg dalam darah negatif, maka daya tularnya
menjadi rendah. Data di Indonesia telah dilaporkan oleh Suparyatmo, pada tahun 1993, bahwa
dari hasil pemantauan 66 ibu hamil pengidap hepatitis B, bayi yang mendapat penularan secara
vertikal adalah sebanyak 22 bayi.3
7
Hepatitis E (HEV) di Indonesia pertama kali dilaporkan terjadi di Sintang Kalimantan Barat
yang diduga terjadi akibat pencemaran sungai yang digunakan untuk aktivitas sehari-hari.
Didapatkan HEV positif sebanyak 28/82. Letupan kedua terjadi pada tahun 1991, hasil
pemeriksaan menunjukkan HEV positif 78/92 orang. Di daerah lain juga ditemukan adanya HEV
seperti kabupaten Bawen, Jawa Timur.1-3
Patofisiologi
Masa inkubasi masing-masing virus hepatitis berbeda. Namun untuk hepatitis A yaitu 15-50 hari
(rata-rata 30 hari) dan hepatitis B yaitu 15-180 hari (rata-rata 60-90 hari). Pada tubuh, terdapat
sistem imun yang bekerja untuk terjadinya kerusakan sel hati yaitu keterlibatan respon CD8 dan
CD4 sel T serta produksi sitokin oleh hati dan sistemik. Patogenesis belum sepenuhnya
diketahui, diduga virus replikasi di GI tract → darah → hepatocyte. Kerusakan sel hati diduga
disebabkan limfosit T cytotoxic, karena pada biakan sel HAV tidak menimbulkan CPE.
Kekebalan mula-mula IgM yang timbul pada masa ikterus → diikuti oleh IgG 3 bulan kemudian
dan bertahan seumur hidup. Diawali dengan masuknya virus kedalam saluran pencernaan,
kemudian masuk ke aliran darag menuju hati (vena porta), lalu meginvasi ke sel parenkim hati.
Di sel parenkim hati, virus mengalami replikasi yang menyebabkan sel parenkim hati menjadi
rusak. Setelah itu, virus akan keluar dan menginvasi sel parenkim yang lain atau masuk ke dalam
duktus biliaris yang akan diekskresikan bersama dengan feses. Sel parenkim yang telah rusak
akan merangsang reaksi inflamasi y ang ditandai dengan adanya agregasi makrofag, pembesaran
sel kupffer yang akan menekan duktus biliaris sehingga aliran bilirubin direk terhambat,
kemudian terjadilah penurunan ekskresi bilirubin ke usus. Keadaan ini menimbulkan
ketidakseimbangan antara uptake dan ekskresi bilirubin dari sel hati sehingga bilirubin yang
telah mengalami proses konjugasi (direk) akan terus menumpuk dalam sel hati yang akan
menyebabkan reflux ke pembuluh darah sehingga akan bermanifestasi kuning pada jarigan kulit
terutama pada sklera kadang disertai dengan rasa gatal dan air kencing seperti teh pekat akibat
partikel bilirubin direk berukuran kecil sehingga dapat masuk ke ginjal dan di ekskresikan
melalui urin. Akibat bilirubin direk yang kurang dalam usus mengakibatkan gangguan dalam
produksi asam empedu (produksi sedikit) sehingga proses pencernaan lemak terganggu (lemak
bertahan dalam lambung dengan waktu yang cukup lama) yang menyebabkan regangan pada
lambung sehingga merangsang saraf simpatis dan saraf parasimpatis mengakibatkan
8
teraktifasinya pusat muntah yang berada di medulla oblongata yang menyebabkan timbulnya
gejala mual, muntah dan menurunnya nafsu makan.
Gejala Klinis
Setelah masa inkubasi selama 2-6 minggu terjadi onset penyakit bertahap yang awalnya mirip
influenza, disertai demam, malaise, anoreksia, mual, muntah, dan rasa tidak enak di perut bagian
atas yang berhubungan dengan pembesaran hati disertai nyeri tekan, dan yang lebih jarang,
pembesaran limpa. Pada perokok, mungkin menjadi terasa tidak enak. Setelah 3-4 hari timbul
gejala khas berupa urin menjadi gelap dan tinja pucat, tanda adanya kolestatis. Ikterus dan gejala
lain cenderung membaik setelah 1-2 minggu dan pemulihan biasanya sempurna, walaupun
gejala ringan berlanjut selama 3-4 bulan pada sebagian kecil pasien. Hepatitis A rekuren sangat
jarang terjadi, dan kekebalan mungkin dimiliki seumur hidup.2
Gambar 3. Ikterik pada Gejala Klinis Hepatitis A
(diunduh dari : sidomi.com, pada tanggal 21 Juni 2015)
Diagnosis
Diagnosis bergantung ada ditemukannya IgM antivirus hepatitis A dalam serum.2
Orang-orang yang beresiko tinggi terkena hepatitis A adalah :2
1) Turis internasional
2) Militer
3) Orang yang tinggal di daerah endemic
4) Pekerja laboratorium dan rumah sakit yang menangani hepatitis A virus
5) Penyakit hati kronis
6) Komunitas yang sudah terkena
9
Vaksin Hepatitis A
Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan vaksin. Vaksin yang digunakan adalah vaksin
virus yang dilemahkan. Mempunyai keefektivitasan tinggi dan sangat imunogenik. Antibodi
terbentuk dalam waktu 15 hari. Aman dilakukan dan ditoleransi dengan baik. Efektivitas proteksi
selama 20-50 tahun. Efek samping yang paling utama adalah nyeri di tempat penyuntikan.2-3
Dosis dan jadwal vaksin adalah sebagai berikut :3
1) Jika lebih dari 19 tahun, 2 dosis of Havrix (1440 unit Elisa) dengan interval 6-12 bulan)
2) Anak lebih dari 2 tahun, 3 dosis Havrix (360 unit), 0, 1, dan 6-12 bulan atau 2 dosis (729
unit elisa),0, 6-12 bulan.
Jenis vaksinasi yang kedua adalah dengan menggunakan immunoglobulin. Keberhasilan dari
vaksin immunoglobulin belum jelas tetapi sudah nyata.
Diagnosa Banding
1) Hepatitis B
Virus DNA hepatropik, Hepadnaviridae. Terdiri atas 6 genotipe (A sampai H), terkait
denganderajat beratnya dan respons terhadap terapi. 42 nm partikel sferis dengan inti
nukleokapsid, densitas elektron, diameter 27 nm, dan selubung luar lipoprotein dengan ketebalan
7 nm. Inti HBV mengandung, ds DNA partial (3,2 kb) dan protein polimeraase DNA dengan
aktivitas reverse transcriptase, antigen hepatitis B core (HbcAg), merupakan protein struktural,
anitgen hepatitis B e (HbeAg), protein non-struktural yang berkorelasi secara tidak sempurna
dengan replikasi aktif HBV. Selubung lipoprotein HBV mengandung anitigen permukaan
hepatitis B (HbsAg), dengan tiga selubung protein utama, besar, dan menegeah, lipid minor dan
komponen karbohidrat, HbsAg dalam bentuk partikel non infeksius dengan bentuk afesis 22 nm
atau tubular. Satu serotipe utama dengan banyak subtipe berdasarkan keanekaragaman protein
HbsAg. Virus HV mutan merupakan konsekuensi kemampuan proof reading yang terbatas dari
reverse trancriptase atau munculnya resistensi. Hal tersebut meliptui HbeAg negatif mutasi
precorelcore, mutasi yang diinduksi oleh vaksin HBV, mutasi YMDD oleh karena lamivudin.
Hati merupakan tempat utama replikasi di samping tempat lainnya.
10
Virus Hepatitis B (HBV)
Masa inkubasi 15-180 hari (rata-rata 60-90 hari). Viremia berlangsung selama beberapa minggu
sampai bulan setelah infeksi akut. Sebanyak 1-5% dewasa, 90% neonatus dan 50% bayi akan
berkembak menjadi hepatitis kronik dan viremia yang persisten. Infeksi presisten fihubungkan
dengan hepatitis kronik, sirosis, dan kanker hati. Distribusi pdiseluruh dunia prevalensi karier di
USA<1% dan di asia 5-15%. HBV ditemukan di darah, semen, sekret servikovaginal, saliva,
cairan tubuh lain. Cara transmisi melalui darah, penerima produk darah, IVDU, pasien
hemodialisis, pekerja kesehatan, pekerja yang terpapar darah, transmisi seksual, penetrasi
(perkuatan) atau permukosa tertusuk jarum, penggunaan ulang peralatan medis yang
terkontaminasi, penggunaan bersama pisau cukur dan silet, tato, akupunktur, tindik, penggunaan
sikat gigi bersama, transmisi maternal-neonatal,smaternal-infrant, tak ada bukti penyebaran
fekal-oral.3
Virus hepatitis B tidak bersifat sitopatik dan perjalanan penyakitnya bervariasi (akut, fulminan,
kronis, carrier), tergantung dari respon imun seluler penderita yang dipengaruhi oleh faktor usia.
Diketahui adanya hipotesis, limfosit T melisis hepatosit yang terinfeksi virus hepatitis B. Reaksi
imun yang berlebihan mengakibatkan terjadinya hepatitis fulminan. Reaksi imun yang adekuat
mengakibatkan hepatitis akut sedangkan reaksi imun yang tidak adekuat menimbulkan hepatitis
kronis. Bila reaksi imun lebih rendah lagi atau bahkan non reaktif, mengakibatkan terbentuknya
asymptomatic carrier.3-4
HbsAg dapat ditemukan pada hampir semua cairan tubuh dan penularan penyakit dapat terjadi
secara vertikal maupun horisontal. Kelompok yang beresiko tinggi terkena Hepatitis B adalah
kontak dalam satu keluarga, menerima transfusi darah, pasien hemodialisis, pekerja yang
terpapar bahan- bahan infeksius, seperti pekerja laboratorium, pekerja bank darah, dokter,
perawat dan lain-lain. Kelompok lain yang termasuk kelompok beresiko tinggi adalah pengguna
narkoba suntik, berganti-ganti pasangan seksual, memakai bersama-sama peralatan yang
mungkin terkontaminasi darah atau cairan tubuh, seperti yang mungkin terjadi dalam penjara,
panti asuhan umum, panti asuhan keterbelakangan mental.4-5
11
Gambar 4. Virus hepatitis b
(diunduh dari : www.medicinenet.com, tanggal 21 juni 2015)
Vaksinasi Hepatitis B
Vaksin hepatitis B yang digunakan adalah vaksin rekombinan ragi. Mengandung HbsAg sebagai
imunogen. Sangat imunogenik, menginduksi konsentrasi proteksi anti HbsAg pada lebih dari
95% pasien dewasa muda sehat stelah pemberian komplit 3 dosis. Efektivitas sebesar 85-95%
dalam mencegah infeksi HBV. Efek samping yang terutama adalah nyeri sementara di tempat
suntikan, demam ringan dan singkat. Booster tidak direkomendasikan walaupun setelah 15 tahun
imunisasi awal. Booster hanya untuk individu dengan imunokompromais jika titer di bawah 10
mU/mL. Dosis dan jadwal vaksinasi HBV adalah dengan pemberian IM dosis dewasa untuk
dewasa, untuk bayi, anak sampai umur 19 tahun dengan dosis anak (setengah dari dosis dewasa),
diulang pada 1 dan 6 bulan kemudian.3
2) Hepatitis E
Kemungkinan diklasifikasikan pada famili yang berbeda yaitu virus yang menyerupai hepatitis
E. Diameter dari virus ini adalah 27-34 nm. Molekul RNA linier, 7,2 kb. Genom RNA dengan
tiga overlap ORF (Open Reading Frames) mengkode protein struktural dan protein non-
struktural yang terlibat pada replikasi HEV, RNA replicate. Pada manusia hanya terdiri atas satu
serotipe, empat sampai lima genotipe utama. Lokasi netralisasi imunodominan pada protein
struktural dikodekan oleh ORF kedua. Dapat menyebar pada sel embrop diploid pari. Replikasi
hanya terjadi di hepatosit.3
Patogenesis
12
Masa inkubasi virus ini adalah rata-rata 40 hari. Distribusi luas, dalam bentuk epidemi dan
endemi. HEV RNA terdapat di serum dan tinja selama fase akut. Hepatitis sporadik sering pada
dewasa muda di negara sedang berkembang. Penyakit epidemi dengan sumber penularan melalui
air. Pernah dilaporkan adanya transmisi maternal-neonatal. Gejala klinis hampir sama dengan
hepatitis A.3
Gambar 6. Virus Hepatitis E
(diunduh dari : virology-online.com, diunduh pada tanggal 21 Juni 2015)
Vaksin Hepatitis E
Belum ada vaksin hepatitis E, jadi jika seseorang terdiagnosis hepatitis A namun dalam
pemeriksaan tidak ditemukan Igm anti HAV, kemungkinan pasien tersebut terkena hepatitis E.
Tabel 1. Perbedaan hepatitis A, B, C, dan E pada orang muda dan orang tua.6
Komplikasi
1) Gagal Hati Akut
Pada keadaan ini bisa ditemukan:
o Tanda-tanda ensefalopati
13
o Edema serebral tanpa edema papil
o Koagulopati dengan pemanjangan masa protrombin
o Multiple organ failure: acute respiratory distress syndrome (ARDS), aritmia
jantung, asidosis metabolic, sepsis, hipotensi, perdarahan GIT dan sindrom
hepatorenal.
o Asites (bisa anasarka)
o Gagal hati akut lebih banyak terjadi pada wanita hamil trimester tiga dengan
infeksi hepatitis E (10-20%).7
2) Hepatitis Kolestasis
o Paling sering disebabkan infeksi HAV
o Ikterus disertai pruritus
o Bisa didapatkan anoreksia dan diare persisten
o Prognosis baik
3) Hepatitis Relaps
Sebagian kecil hepatitis A akan mengalami relaps dalam minggu-bulan setelah sembuh.
Penatalaksanaan
Biasanya hepatitis akut akan sembuh sempurna, hanya dibutuhkan tindakan suportif.
Tindakannya adalah seperti:3
1. Rawat jalan, kecuali pasien dengan mual atau anoreksia berat yang akan menyebabkan
dehidrasi
2. Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat
3. Aktivitas fisis yang berlebihan dan berkepanjangan harus dihindari
4. Pembatasan aktivitas sehari-hari tergantung dari derajat kelelahan dan malaise
5. Tidak ada pengobatan spesifik untuk hepatitis A,E.
6. Obat-obat yang tidak perlu harus dihentikan.
Prognosis
14
Prognosis hepatitis A sangat baik, lebih dari 99% dari pasien dengan hepatitis A infeksi sembuh
sendiri. Hanya 0,1% pasien berkembang menjadi nekrosis hepatic akut fatal.
Hipotesis
Pasien menderita hepatitis A akut
Simpulan
Hipotesis diterima karena Hepatitis adalah penyakit yang menyerang hati yang disebabkan oleh
virus. Berdasarkan hasil anamnesis dan juga pemeriksaan fisik didapatkan hasil bahwa pasien
menderita Hepatitis A akut ditandai dengan mual dan muntah, tidak nafsu makan, sklera dan
tubuh ikterik, demam, dan riwayat makan di tempat kurang bersih tiga minggu yang lalu.
Penularan hepatitis A melalui fekal-oral dimana terjadi melalui makanan atau minuman yang
terkontaminasi dan masa inkubasi sekitar 15-50 hari (rata-rata 30 hari).
Daftar Pustaka
1. Welsby PD. Pemeriksaan fisik dan anamnesis klinis. Jakarta: EGC; 2010.h.181-3.
2. Rubenstein D, Wayne D, Bradley J. Lecture notes in clinical medicine, 6th ed. Jakarta:
Erlangga; 2006.p 108-11.
3. Barlass P. Hepatitis disease. Oxford: BIOS Scientific Publisher; 2008.p 131.
4. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi S, Simadibrata M, Setiati S, editor. Buku ajar ilmu
penyakit dalam jilid I. Jakarta: Internal Publishing; 2009.p.644-8.
5. Halim SL, Iskandar I, Edward H, Kosasih R, Sudiono H. Kimia klinik. Jakarta: Bagian
patologi klinik Fakultas Kedokteran UKRIDA; 2011.p.124-6.
6. Carrion AF, Martin P. Viral hepatitis in the elderly. The American Journal of
GASTROENTEROLOGY. 2012; Volume 107: p.691-7.
7. Gilroy RK. Hepatitis A. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2007.hal.80-7.
15