PBL BLOK 13

39
Berat Badan Anak Tidak Naik dan Rasa Cemas Berpisah dengan Ibunya Maria Inez Devina NIM : 102010339 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 4 Jakarta, 11510 email : [email protected] Pendahuluan Pertumbuhan dan perkembangan anak dapat dipengaruhi oleh banyak factor yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat berdampak pada pembawaan diri anak tersebut di dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Pola didik anak yang sekarang masih terus diterapkan dan diusahkan penerapannya adalah pola 3A, yaitu Asuh, Asah dan Asih. Pola tersebut ternyata memiliki dampak yang luar biasa terhadap pertumbuhan dan perkembangan fisik juga mental anak di kemudian hari. Hal inilah yang akan dibahas dalam PBL kali ini, mengenai keadaan dimana anak menjadi sangat ketergantungan pada ibunya di umur yang seharusnya sudah dapat belajar mandiri. 1

description

pbl

Transcript of PBL BLOK 13

Page 1: PBL BLOK 13

Berat Badan Anak Tidak Naik dan

Rasa Cemas Berpisah dengan Ibunya

Maria Inez Devina

NIM : 102010339

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 4

Jakarta, 11510

email : [email protected]

Pendahuluan

Pertumbuhan dan perkembangan anak dapat dipengaruhi oleh banyak factor yang baik secara

langsung maupun tidak langsung dapat berdampak pada pembawaan diri anak tersebut di

dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Pola didik anak yang sekarang masih

terus diterapkan dan diusahkan penerapannya adalah pola 3A, yaitu Asuh, Asah dan Asih. Pola

tersebut ternyata memiliki dampak yang luar biasa terhadap pertumbuhan dan perkembangan

fisik juga mental anak di kemudian hari. Hal inilah yang akan dibahas dalam PBL kali ini,

mengenai keadaan dimana anak menjadi sangat ketergantungan pada ibunya di umur yang

seharusnya sudah dapat belajar mandiri.

Kebutuhan dasar anak

Proses tumbuh kembang anak, seperti yang dikatakan sebelumnya, didasari oleh pola

3A yaitu, Asuh, Asih dan Asah. Asuh merupakan kebutuhan biomedis dan fisik seperti

kebutuhan akan nutrisi adekuat, kesehatan primer yang mencakup imunisasi dan deteksi awal

serta perawatan tepat dan dini terhadap penyakit, papan dan sandang yang memadai,

1

Page 2: PBL BLOK 13

kebersihan personal, sanitasi lngkungan, kebugaran fisik seperti olahraga dan rekreasi. Nutrisi

yang diperlukan ini berfungsi sebagai zat pembangun, sumber energy dan zat pelindung tubuh.

Zat pembangun diperoleh dari, antara lain protein hewani dan nabati; sumber energy didapat

dari konsumsi karbohidrat, lemak, susu, dll.; sedangkan zat pelindung tubuh diperoleh dari

konsumsi mineral atau mikronutrien, vitamin dan air bersih. Asih adalah kebutuhan emosional

yang membuat anak memilik rasa aman secara emosional ketika berada dekat dengan ibunya

atau pengasuhnya. Hal ini didapat dari kontak fisik dn psikologis anatra bayi dan ibu, khususnya

pada usia nol sampai empat tahun atau sesegera mungkin. Selain itu kebutuhan akan kasih

sayang, pengalaman baru, pujian dan penghargaan serta rasa tanggungjawab jug kemandirian

menjadi bagian dari pola asih. Asah didefinisikan sebagai cikal bakal dari proses pelatihan dan

pendidikan atau merupakan kebutuhan anak akan stimulasi mental. Proses pelatihan dan

pendidikan ini harus sedini mungkin, terutama pada tahun-tahun keemasan yaitu usia empat

sampai lima tahun. Perkembangan mental-psikososial hasil dari pola ini antara lain :1

Kepribadian stabil

Etika dan moral

Inteligensi (kognitif, emosional, social, spiritual, dll.)

Kreativitas

Kemandirian

Produktivitas

Pemecahan masalah

Kompetisi yang sehat dan jujur

Pendidikan informal (di rumah), formal (di sekolah) dan non formal (pendidikan ketiga di dalam

masyarakat) mendukung tercapai tidaknya hasil akhir dari pola asah ini.1

Perkembangan mental

Perkembangan, suatu level individual terhadap seorang anak dengan kemampuanya

sebagai hasil dari pematangan system saraf dan reaksi psikologis, tidak ditentukan hanya dari

genetic maupun lingkungan, namun kombinasi dari keduanya. Lingkungan tempat anak

dibesarkan memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangannya. Bayi yang tinggal lama

2

Page 3: PBL BLOK 13

di rumah sakit maupun panti asuhan cenderung kehilangan kesempatan untuk memperoleh

kasih sayang sehingga mereka mengalami gangguan dalam perkembangannya. Di dalam semua

tahap perkembangan, anak-anak akan berkembang secara optimal jika mereka memiliki orang

dewasa yang memberikan perhatian penuh pada setiap aksi verbal dan non-verbalnya dan juga

memberikan respon yang sesuai. Respon kontingen tehadap bahasa tubuh non verbal

menciptakan dasar untuk perhatian bersama dan keadaan timbale-balik yang penting untuk

perkembangan bahasa dan psikososial si anak. Anak-anak belajar dengan baik ketika ada suatu

tantang baru yang lebih sulit dibanding dengan yang telah mereka kuasai, derajat kesulitan ini

dijuluki sebagai “zona perkembangan proksimal.” Dorongan psikologis, seperti perhatian

terhadap permasalahan dan kekacauan mood, akan memiliki efek yang mendalam pada

aktivitas anak yang lebih besar.1

Keluarga menjadi suatu system, dengan batasan internal dan eksternal, subsistem,

peran dan aturan-aturan untuk interaksi. Dalam suatu keluarga yang memilki definisi kaku

terhadap subsistem parental, anak cenderung untuk menolak semua keputusan dan

memperburuk pembangkangan. Sebaliknya, dalam keluarga yang memiliki hubungan renggang

antara orangtua dan anak, anak dibutuhkan untuk menjalani tanggung jawab diluar umurnya.

Individu dalam system akan mengadopsi peran yang tersirat. Contohnya, seorang anak mungkin

akan menjadi troublemaker, perunding atau menjadi pendiam. Perubahan yang dalam suatu

keluarga tempat ia dibesarkan akan memiliki pengaruh yang tidak langsun dalam proses

perkembangannya.1

Perkembangan anak juga dapat ditelusuri dari proses pembangunan di sektor-sektor

tertentu, seperti motor kasar, motor halus, social, emosional, bahasa dan kognisi. Di dalam

setiap kategori ini terdapat garis pembangunan atau tahap-tahap perubahan menuju ke

pencapaian tertentu. Garis pembangunan di sector motor kasar berawal dari berguling-

merangkak- sampai akhirnya berjalan sendiri, sangat kentara. Sedangkan garis yang mengarah

pada perkembangan hati nurani sangat halus. Konsep dari garis perkembangan menyaakan

bahwa seorang anak telah melalui tahapan yang berurutan. Beberapa teori psikoanalitik

berdasar pada tahapan-tahapan yang secara kualitatif berbeda jamannya dalam perkembangan

3

Page 4: PBL BLOK 13

emosi dan kognisi. Sebaliknya, teori tingkah laku kurang mengandalkan perubahan kualitatif

dan lebih kepada modifikasi tingkah laku yang bertahap dan akumulasi dari kompetensi.1

Dasar teoretik perkembangan kepribadian. Menurut Freud, semua perilaku manusia

digerakkan oleh kekuatan psikodinamik dan energy fisik ini dibagi menjadi tiga komponen

kepribadian yaitu id, ego dan superego. Id, pikiran bawah sadar, merupakan komponen dari

lahir yang digerakkan oleh insting. Id memenuhi konsep kesenangan akan pemuasan kebutuhan

yang sifatnya segera tanpa memedulikan apakah objek atau tindakan tersebut dapat

melakukannya secara actual. Ego, pikiran sadar, memberika konsep-konsep tentang realita.

Berfungsi sebagai kesadaran atau pengendalian diri yang mampu menemukan arti realistic

tentang memuaskan insting sambil menghambat pikiran irasional dari id. Superego, suara hati,

merupakan hakim moral dan mewakili ideal. Superego merupakan mekanisme yang mencegah

individu mengekspresikan insting yang dapat mengancam tatanan social.

Perkembangan psikoseksual (Freud). Freud menganggap insting seksual sebagai

sesuatu yang signifikan dalam perkembangan kepribadian. Ia menggunakan istiliah psikoseksual

untuk menjelaskan segala keinginan sensual. Selama masa kanak-kanak bagian tubuh tertentu

memiliki makna psikologik yang menonjol sebagai sumber kesenangan baru dan konflik baru

yang secara bertahap bergeser dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain pada tahap-

tahap perkembangan tertentu :2

a. Tahap oral (lahir-1 tahun). Selama masa bayi sumber kesenangan berpusat pada

aktivitas oral seperti mengisap, menggigit, mengunyah dan berbicara. Anak boleh

memilih salah satu dari yang disebutkan ini, dan metode pemuasan kebutuhan oral

yang dipilih dapat memberikan beberapa indikasi kepribadian yang sedang mereka

bentuk.

b. Tahap anal (1-3 tahun). Ketertarikan selama tahun kedua kehidupan berpusat pada

bagian anal saat otot-otot sfingter berkembang dan anak-anak mampu menahan

atau mengeluarkan feses sesuai keinginan. Pada tahap ini suasani di sekitar toilet

training dapat memberikan efek pada seumur hidup pada kepribadian anak.

4

Page 5: PBL BLOK 13

c. Tahap falik (3-6 tahun). Pada tahap ini genital menjadi area tubuh yang menarik dan

sensitive. Anak mengetahui perbedaan jenis kelamin dan ingin tahu apa perbedaan

itu.

d. Periode laten (6-12 tahun). Anak-anak melakukan sifat dan keterampilan yang telah

diperoleh. Energi fisik dan psikis diarahkan pada mendapatkan pengetahuan dan

bermain.

e. Tahap genital (12 tahun keatas). Tahap signifikan yang terakhir dimulai pada saat

pubertas dengan maturasi siste reproduksi dan hormone-hormon seksual.

Perkembangan psikososial (Erikson). Teori perkembangan kepribadian yang paling

banyak adalah teori yang dikemukakan oleh Erikson. Teori ini menekankan pada kepribadian

yang sehat, bertentangan dengan pendekatan patologik. Erikson juga menggunakan konsep-

konsep biologis dan epigenesist, menjelaskan konflik dan masalah init yang harus dikuasai

individu selama periode kritis dalam perkembangan keperibadian. Keberhasilan pencapaian

atau penguasaan terhadap setiap konflik inti terbentuk berdasarkan keberhasilan pencapaian

atau penguasaan inti sebelumnya. Setiap tahap psikososial mempunyai dua komponen aspek

menyenangkan dan tidak menyenangkan dari konflik inti---- dan perkembangan ke tahap

selanjutnya tergantung pada penyelesaian konflik ini. Tidak ada konflik inti yang pernah

dikuasai secara lengkap melainkan tetap menjadi masalah yang kerap timbul seumur hidup.

Tidak ada situasi hidup yang pernah aman. Setiap situasi baru menimbulkan konflik dalam

bentuk baru. Sebagai contoh, ketika anak-anak yang mencapai rasa percaya secara memuaskan

menghadapi pengalaman baru (mis. Hospitalisasi) mereka harus sekali lagi membentuk rasa

percaya kepada orang yang bertanggung jawab asta sauhan mereka dalam rangka menguasai

situasi. Pendekatan rentang kehidupan Erikson terhadap perkembangan kepribadian terdiri

atas delapan tahap namun hanya lima pertama yang berkaitan dengan masa kanak-kanak,

yaitu:2

a. Percaya vs tidak percaya (lahir-1 tahun). Hal pertama dan yang paling penting bagi

perkembangan kepribadian yang sehat adalah rasa percaya dasar. Pembentukan

rasa percaya dasar ini mendominasi tahun pertama kehidupan dan menggambarkan 5

Page 6: PBL BLOK 13

semua pengalaman kepuasan anak pada usia ini. Berkaitan dengan tahap oral Freud,

saat ini merupakan saat mendapatkan dan mengambil apapun melalui semua

indera. Hal ini hanya terjadi dalam kaintannya dengan sesuatu atau seseorang; oleh

karena itu asuhan yang konsisten dan penuh kasih oleh orang yang berperan sebagai

ibu merupakan hal yang sangat penting bagi perkembanga rasa percaya. Rasa tidak

percaya terjadi jika pengalaman yang meningkatkan tidak terpenuhinya rasa percaya

atau jika kebutuhan dsar tidak dipenuhi secara konsisten atau adekuat. Meskipun

pecahan-pecahan rasa tidak percaya terjadi di seluruh kepribadian, namun rasa

percaya dasra terhadp orangtua membentuk rasa percaya terhadpa dunia, orang

lain dan diri sendiri. Hasilnya adalah keprecayaan dan optimisme.

b. Autonomi vs malu dan ragu-ragu (1-3 tahun). Jika dikaitkan dengan tahap anal

Freud, masalah autonomi dapat dicirikan dengan menahan atau merelaksasi otot

sfingter. Perkembangan autonomi selama periodet toddler berpusat pada

peningkatan kemampuan anak untuk mengendalikan tubuh mereka, diri mereka dan

lingkungan mereka. Mereka ingin melakukan hal-hal untuk diri mereka sendiri,

menggunakan keterampilan motorik yang baru mereka peroleh seperti berjalan,

memanjat dan memanipulasi serta menggunakan kekuatan mental mereka dalam

memilih dan membuat keputusan. Pembelajaran yang mereka peroleh sebagian

besar didapt dari meniru aktivitas dan perilaku orang lain. Perasaan negative seperti

ragu dan malu muncul ketika anak-anak diremehkan, ketika pilihan-pilihan mereka

membahayakan atau ketika mereka dipaksa untuk bergantung dalam beberapa hal

yang sebenarnya mereka mampu melakukannya. Hasil yang diharapkan adalah

kontrol diri dan ketekunan.

c. Insiatif vs rasa bersalah (3-6 tahun). Tahap inisiatif berkaitan dengan tahap falik

Freud dan dicirikan dengan perilaku yang intrusif dan penuh semangat, berani

berupaya dan imajinasi yang kuat. Anak-anak mengeksplorasi dunia fisik dengan

semua indera dan kekuatan mereka. Mereka membentuk suara hati, tidak lagi

dibimbing oleh pihak luar, terdapat suara dari dalam yang meperingatkan dan

mengancam. Anak-anak terkadang memiliki tujuan atau melakukan aktivitas yang 6

Page 7: PBL BLOK 13

bertentangan dengan yang dimiliki orangtua atau orang lain, dan dibuat merasa

bahwa aktivitas atau imajinasi mereka merupakan hal yang buruk sehingga

menimbulkan rasa bersalah anak-anak harus belajar mempertahankan rasa inisiatif

tanpa mengenai hak dan hak istimewa orang lain. Hasil akhirnya adalah arahan dan

tujuan.

d. Industri vs inferioritas (6-12 tahun). Tahap industry adalah periode laten dari

Freud. Setelah mencapai tahap yang lebih penting dalam perkembangan

kepribadian, anak-anak siap untuk bekerja dan berproduksi. Mereka mau terlibat

dlam tugas dan aktivitas yang dapat merkea lakukan sampai selesai; mereka

memerlukan dan menginginkan pencapaian yang nyata. Anak-anak belajar

berkompetisi dan bekerja sama dengan orang lain dan mereka juga mempelajari

aturan-aturan. Periode ini meupakan periode pemantapan dalam hubungan social

mereka dengan orang lain. Rasa ketidakadekuatan atau inferioritas dapat terjadi

jika terlalu banyak yang diharapkan dari mereka atau jika mereka percaya bahwa

mereka tidak dapat memenuhi standar yang ditetapkan orang lain utnuk mereka.

Kualitas ego yng berkembang dari tahap industry adalah kompetensi.

e. Indentitas vs kebingungan peran (12-18 tahun). Berhubungan dengan periode

genital Freud, perkembangan identitas dicirikan dengan perubahan fisik yang cepat

dan jelas. Ras percaya terhdap tubuh mereka yang sudah terbentuk sbeleumnya

mengalami kegoncangan dan anak-anak menjadi sangat terpaku dengan penampilan

mereka di mata orang lain dibandingkan dengan konsep diri mereka. Remaja

berusaha menyesuaikan diri dengan dengan pran yang mereka mainkan dan mereka

beharap dapat bermain dlam peran dan gaya terbaru yang dilakukan oleh teman-

teman sebayanya, untuk mengintegrasikan konsep dan nilai-nilai mereka terhadap

lingkungan dan pembuatan keputusan tentang okupasi. Ketidakmampua untuk

menyelesaikan konflik inti menyebabkan terjadinya kebingungan peran. Hasil dari

penguasaan yang sukses adalah kesetiaan dan ketaatan terhadap orang lain serta

terhadap nilai-nilai dan ideology.

7

Page 8: PBL BLOK 13

Tabel 1. Skema Perkembangan Psikososial3

Tahap-tahap perkembangan psikososial Dimensi polaritas krisis emosi

1. Oral-sensorik Mempercayai – tidak mempercayai

sesuatu

2. Anal-muskular Kebebasan – malu atau ragu-ragu

3. Genital-locomotor Inisiatif - bersalah

4. Laten Gairah – rendah diri

5. Remaja Identitas – kekaburan peran

6. Dewasa – muda Kemesraan - keterasingan

7. Dewasa Generativitas

8. Kematangan Integritas ego

Perkembangan kognitif (Piaget). Perkembangan kognitif terdiri atas perubahan-

perubahan terkait usia yang terjadi dalam aktivitas mental. Teori yang terkenal tentang cara

berpikir anak dan teori perkembangan yang lebih komprehensif adri yang sudah dijelaskan di

atas, dirangkai oleh psikolog dari Swiss bernama Jean Piaget. Menurutnya, intelegensia

memungkinkan individu melakukan adaptasi terhadap lingkungan sehingga meningkatkan

kemungkinan bertahan hidup, dan melalui perilakunya, individu membentuk dan

empertahankan kesiembangan dengan lingkungan. Piaget mengemukakan tiga tahap berpikir

yaitu intuisi, operasional konkret dan operasional formal. Ketika mereka memasuki tahap

berpikir konkret pada usia sekitar tujuh tahun, anak-anak mampu membuat kesimpulan logis,

mengklasifikasi dan menghadapi banyaknya hubungan mengenai hal-hal konkret. Tidak sampai

remaja mereka mampu berpikir abstrak dengan tingkat kompetensi tertentu. Setiap tahap

muncul dan dibentuk berdasarkan pencapaian tahap sebelumnya dengan proses yang kontinu

dan teratur.

Jalannya perkembangan intelektual bersifat maturasional dan tetap serta dibagi menjadi

tahap-tahap :2

8

Page 9: PBL BLOK 13

a. Sensorimotor (lahir-2 tahun). Anak-anak mengalami perkembangan aktivitas

reflex dari perilaku berulang seerhana ke perilaku imitative. Mereka membentuk

rasa “sebab dan akibat” pada saat mereka mengarahkan perilaku terhadapsuatu

objek. Penyelesaian masalah biasanya bersifat uji coba. Merek manunjukkan rasa

ingin tahu yang tinggi, eksperimentasi dan menyukai hal-hal baru serta mulai

membentuk rasa diri karena mereka mampu membedakan diri mereka dari

lingkungannya. Di akhir periode ini, anak-anak mulai menggunakan bahasa dan

cara berpikir representasional.

b. Praoperasional (2-7 tahun). Ciri menonjol tahap ini adalah egosentrisme, hal ini

bukan berarti egois atu berpusat pada diri sendiri, tetapi ketidakmampuan

menempatkan diri di tempat orang lain. Anak-anak menginterpretasikan objek dan

peristiwa, tidak dari segi umum, melainkan dari segi hubungan mereka atau

penggunaan mereka terhadap objek tersebut. Mereka tidak dapat melihat sesuatu

dari sudut pandang yang berbeda dengan yang dimilikinya, mereka tidak dapat

melihat sudut pandang orang lain, mereka juga tidak mengetahui alasan untuk

melakukannya. Berpikir praoperasional artinya berpikir konkret dan nyata. Anak-

anak tidak dapat berpikir melebihi yang terlihat, pikiranya hanya didominasi pada

saat ini, apa yang dilihat dan dirasakan. Pada tahap akhir periode ini, pemikiran

mereka bersifat intuitif (mis. Bintang harus pergi tidur karena mereka juga tidur)

dan mereka baru mulai menghadapi masalah berat badan, ukuran dan waktu. Cara

berpikir juga bersifat transduktif, karena dua kejadian terjadi bersamaan, mereka

saling menyebabkan satu sama lain, atau pengetahuan tentang stau ciri

dipindahkan ke ciri lain (mis. Semua wanita yang berperut besar pasti hamil).

c. Operasional konkret (7-11 tahun). Pada usia ini cara berpikir anak menjadi

semakin logis dan masuk akal. Anak-anak mampu mencari jalan keluar terhadap

permasalahan yang mereka hadapi. Mereka menyadari bahwa factor-faktor fisik

seperti volume, berat badan dan jumlah tetap sama sekalipun tampilan luarnya

berubah. Mereka mampu menghadapi sejumlah aspek berbeda dalam sebuah

9

Page 10: PBL BLOK 13

situasi secara bersamaan. Mereka tidak memiliki kemampuan untuk menghadapi

sesuatu yang abstrak; mereka menyelesaikan masalah secara konkret dan

sistematis berdasarkan pada apa yang mereka rasakan. Cara berpikir bersifat

induktif. Melalui perubahan progresif dalam proses berpikir dan berhubungan

dengan orang lain, cara berpikir tidak lagi terlalu berpusat pada diri sendiri.

Mereka dapat mempertimbangkan sudut pandang orang lain yang bebeda dan

sudut pandang mereka sendiri. Cara berpikir menjadi semakin tersosialisasi.

d. Operasional formal (11-15 tahun). Cara berpikir ini dicirikan dengan adaptabilitas

dan fleksibilitas. Remaja dapat berpikir menggunakan istilah-istilah abstrak,

menggunakan symbol abstark dan menarik kesimpulan logis dari serangkaian

observasi. Jika A lebih besar dari B, dan B lebih besar dari C, symbol mana yang

paling besar? Mereka dapat membuat hipotesis dan mengujinya, dapat

mempertimbangkan hal-hal yang bersifat abstrak, teori dan filosofi. Meskipun

mereka mungkin bingung antara sesuatu yang ideal dan praktis, sebagian besar

kontradiksi di dunia dapat diatasi dan diselesaikan.

Tabel 2. Skema Empat Tahap Perkembangan Kognitif Piaget4

Tahap Umur Ciri Pokok Perkembangan

Sensorimotor 0-2 tahun Berdasarkan tindakan

Langkah demi langkah

Praoperasi 2-7 tahun Penggunaan symbol

Konsep intuitif

Operasi konkret 8-11 tahun Pakai aturan jelas (logis)

Reversible dan kekekalan

Operasi formal 11 tahun ke atas Hipotetis

Abstrak

Deduktif dan induktif

Logis dan probabilitas

10

Page 11: PBL BLOK 13

Perkembangan bahasa. Keahlian bicara membutuhkan struktur dan fungsi fisiologis

yang utuh (termasuk pernapasan, pendengaran dan otak) ditambah intelligensi, kebutuhan

untuk berkomunikasi dan stimulasi. Laju perkembangan bicara bervariasi dari satu anak ke anak

lain dan berkaitan langsung dengan kompetensi neurologic dan perkembangan kognitif. Bahasa

tubuh mendahului kemampuan bicara. Pada saat kemampuan bicara berkembang, bahasa

tubuh berkurang namun tidak hilang sepenuhnya. Di semua tahap perkembangan bahasa,

pemahaman anak terhadap perbendaharaan kata (kata yang mereka pahami) lebih besar dari

perbendaharaan kata yang mereka ekspresikan dan perkembangan ini menceriminkan proses

modifikasi yang kontinu yang melibatkan perolehan kata-kata baru dan perluasan atau

pengahlusan arti dari kata-kata yang dipelajari sebelumnya. Pada saat mereka mulai berjalan,

anak-anak mulai mampu menyebutkan nama objek dan orang. Bagian dari bicara yang pertama

kali digunakan adalah kata benda, terkadang kerja (mis., pergi), dan gabungan kata-kata seperti

“da-da.” Respons biasanya tidak lengkap secara structural selama periode toddler, meskipun

artinya sudah jelas. Kemudian mereka mulai menggunakan kata sifat dan kata keterangan

untuk mengualifikasi kata benda, diikuti kata keterangan untuk mengualifikasi kata benda dan

kerja. Kemudian kata ganti dan kata yang bersifat gender ditambahkan. Pada saat anak masuk

sekolah, mereka mampu menggunakan kalimat seerhana yang lengkap secara structural yang

rata-rata terdiri atas lima sampai tujuh kata.2

Perkembangan moral (Kohlberg). Perkembangan moral seperti yang dijelaskan oleh

Kohlberg dibuat berdasar teori perkembagan kognitif dan terdiri atas tiga tingkat utama berkut

ini, yang masing-masing meliputi dua tahap :2

a. Tingkat prakonvensional.

Tingkat ini sejajar dengan tingkat praoperasional dalam perkembangan kognitif dan

pemikiran intuitif. Terorientasi secara budaya dalam label baik/buruk dan

benar/salah, anak-anak mengintegrasikan label ini dalam konsekuensi fisik atau

konsekuensi menyenangkan dari tindakan mereka. Awalnya, anak-anak menetapkan

baik atau buruknya suatu tindakan dari konsekuensi tindakan tersebut. Mereka

menghindari hukuman dan mematuhi tanpa mempertanyakan siapa yang berkuasa 11

Page 12: PBL BLOK 13

untuk menentukan dan memperkuat aturan dan label. Mereka tidak memiliki

konsep tatanan moral dasar yang mendukung konsekuensi ini. Mereka kemudian

menentukan bahwa perilaku yang benar terdiri dari sesuatu yang memuaskan

kebutuhan mereka sendiri. Unsure-unsur keadilan, memberi dan menerima serta

pembagian yang adil juga terlihat pada tahap ini.

b. Tingkat konvensional

Anak-anak terfokus pada kepatuhan dan loyalitas.Perilaku yang disetujui dan disukai

atau membantu orang lain dianggap sebagi perilaku yang baik. Seseorang mendapat

persetujuan dengan bersikap “baik.” Mematuhi aturan, melakukan tugas seseorang,

menunjukan rasa hormat terhadap wewenang dan menjaga aturan social

merupakan perilaku yang tepat. Tingkat ini berkaitan dengan tahap opersional

konkret dalam perkembangan kognitif.

c. Tingkat pascakonvensional, autonomi dan prinsip.

Individu telah mencapai tahap kognitif operasional formal.perilaku yang tepat

cenderung didefinisikan dari segi hak-hak dan standar umum individu yang telah

diuji dan disetujui masyarakat.

Tingkat perkembangan moral yang paling lanjut adalah ketika prinsip etis yang dipilih sendiri

memandu pengambilan keputusan hati nurani. Prinsip-prinsip tersebut berupa prinsip-prinsip

kejadian dan hak asasi manusia yang bersifat abstrak dan etis yang menghargai martabat

seseorang sebagai individu.2

Pertumbuhan fisik

Pertumbuhan merupakan fenomena kuantitatif yang ditandai oleh perubahan

dimensi tubuh oleh sebab multiplikasi dan pembesaran dari sel-sel tubuh dan jaringan tubuh.

Pertumbuhan dan perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh factor eksternal maupun

internal. Salah satu factor eksternal yang ingin diuraikan disini adalah nutrisi. Orangtua

diharapkan mempunyai pemahaman yang tepat tentang nutrisi yang diperlukan anak untuk

12

Page 13: PBL BLOK 13

bertumbuh dan berkembang serta zat gizi yang dibutuhkan anak pada usia tertentu sehingga

dapat diberikan dengan tepat walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa lingkungan dan status

social ekonomi keluarga sangat memengaruhi ketersediaan nutrisi untuk anak. Pemberian

nutrisi pada anak tidak hanya semata-mata untuk memenuhi kebutuhan fisik atau fisiologis

anak, tetapi juga berdampak pada aspek psikodinamik, perkembangan psikososial dan maturasi

organic.5

Dampak Psikologis

1. Psikodinamik (Freud)

Pada anak usia bayi, pemenuhan kebutuhan yang utama adalah kebutuhan dasar

melalui oral. Fase oral berhasil dilalui apabila anak mendapatkan kepuasan dalam

pemenuhan kebutuhan oral saat makan dan minum. Kebutuhan makan dan minum

anak dipengaruhi lingkungan, khususnya ibu, baik berupa ASI pada sat menyusui

maupun makanan lumat. Dampak psikodinamik yang diperoleh bayi adalah

kepuasan karena terpenuhinya kebutuhan dasar dan kehangatan saat pemenuhan

kebutuhan dasar tersebut.5

2. Psikososial (Erikson)

Fase awal dari pertumbuhan dan perkembangan anak menurut pendekatan

psikososial adalah terca[ainya rasa percaya dan tidak percaya sebagai kegagalan

dalam pemenuhan kebutuhan tersebut. Makanan dapat merupakan stimulus yang

dapat meringankan rasa lapar anak dan pemuasan yang konsisten terhadap rasa

lapar dapat mempengaruhi kepercayaan anak pada lingkungannya, terutama

keluarga.5

3. Maturasi organik (Piagett)

Perkembangan organic yang dialami anak melalui makanan adalah pengalaman

mendapatkan beberapa sensoris, seperti rasa atau pengecapan, penciuman,

pergerakan dan perabaan. Dengan dikenalkan berbagai macam makanan, anak akan

kaya dengan berbagai macam rasa, demikian juga dengan bertambah kayanya

penciuman melalui bau makanan. Selain itu, denagn makanan anak akan dapat

meningkatkan keterampilan, seperti memegang botol susu, memegang cangkir, 13

Page 14: PBL BLOK 13

sendok, dan keterampilan koordinasi gerak, seperti menyuap dan menyendok

makanan.5

Dampak fisiologis

Dampak nutrisi pada anak yang terlihat jelas adalah terhadap pertumbuhan fisik anak.

Selama masa intrauterine, asupan nutrisi yang adekuat pada ibu akan berpengaruh terhadap

bayi dan pertumbuhannya nanti. Masa pranatal dan tahun-tahun pertama kehidupan

merupakan masa yang rentan dan dipengaruhi oleh berbagai macam factor. Gangguan pada

masa prenatal akan mengakibatkan berbagai bentuk kelainan congenital. Faktor nutrisi

berperan dalam perkembangan otak sejak masa sebelum konsepsi maupun pascanatal. Nutrisi

yang penting dalam proses tersebut antara lain asam folat, AA, DHA zat besi dan kolin.

Beberapa tahun terakhir, suplementasi zat-zat tersebut pada susu formula banyak dibicarakan.

Defisiensi folat akan mempengaruhi sintesis DNA, protein dan lipid sehingga dapat

mengganggu pertumbuhan dan proliferasi neuron dan sel glia selama perkembangan tabung

saraf. DHA (Docosahexanoid acid) dan AA (Arachidonic acid) adalah komponen structural yang

penting di susunan saraf pusat. Asam lemak ini ditransfer melalui plasenta, terdapat dalam ASI

dan terakumulasi di otak dan retina selama masa perkembangan janin dan bayi. Konsentrasi

yang tinggi dari DHA di retina dan DHA serta AA di massa kelabu otak menunjukkan bahwa

asam lemak in berperanan penting dalam fungsi pengelihatan dan otak. DHA berperanan

penting dlama fungsi membran fotoreseptor retina, serta membrane sel yang berhubungan

dengan fungsi sinaps di otak. Penelitian Makrides menunjukan bahwa kadar DHA di otak bayi

yang mendapat susu formula (rendah DHA) lebih rendah dari bayi yang mengonsumsi ASI (kaya

DHA).6

AA esensial dalam proses pertumbuhan normal dan berperan penting dalam transmisi

sinaps melalui perannya dalam signaling cell dan sebagi precursor eikosanoid dan leukotrien.

Otak mengalami percepatan tumbuh terutama pada masa kanak-kanak dini, sehingga suplai AA

dan DHA atau prekursornya pada masa tersebut sangat diperlukan untuk pertumbuhan janin

dan neonatus, perkembangan dan fungsi neurologi serta perilaku dan proses belajar yang

14

Page 15: PBL BLOK 13

optimal. Sumber AA dan DHA adalah ASI dan lean meat, sedangkan AA terdapat dalam kuning

telur, minyak ikan kaya akan DHA.6

Besi merupakan unsure penting dalam produksi dan pemelihataan myelin,. Mielinisasi

tidak dapat berlangsung jika oligodendrosit mengalami kekurangan besi. Bayi yang lahir dengan

kadar feritin serum yang rendah menunjukkan fungsi mental dan psikomotor yang kurang pada

usia lima tahun. Penelitian ini mungkin menunjukkan pentingnya suplementasi besi terhadap

bayi yang mendapat ASI eksklusif.6

Protein. Nilai gizi protein ditentukan oleh kadar asam amino esensial. Nilai gizi protein

hewani lebih besar daripada protein nabati dan lebih mudah diserap oleh tubuh. Walaupun

demikian, kombinasi penggunaan protein hewani dan nabati sangat dianjurkan.5

Lemak. Pada dasarnya, lemak tidak banyak dibutuhkan dalam jumlah besar kecuali

lemak esensial, yaitu asam linoleat dan asam arakidonat. Pada anak usia bayi sampai kurang

lebih tiga bulan, lemak merupakan sumber gliserida dan kolesterol yang tidak dapat dibuat dari

karbohidrat. Lemak berfungsi untuk mempermudah absorbsi vitamin yang larut dalam lemak,

yaitu vitamin A,D,E dan K.5

Karbohidrat merupakan sumber tenaga bagi anak. Bayi yang baru mendapat asupan

makanan dari ASI akan mendapatkan 40 persen kalori dari laktosa yang dikandung dalam ASI.

Pada anak yang lebih besar yang sudah mendapat makan tambahn pendamping ASI,

karbohidrat dapat diperoleh dari makanan yang banyak mengandung tepung, seperti bubur

susu, sereal, nasi tim atau nasi.5

Vitamin adalah sejumlah zat yang terdapat dalam makanan, yang berfungsi untuk

mempertahankan fungsi tubuh. Vitamin yang larut dalam air adalah vitamin B dan C yang tidak

disimpan dalam tubuh, melainkan harus dikonsumsi melalui makanan tertentu. Vitamin B

diperlukan tubuh untuk metabolism karbohidrat dalam pembentukan energy. Kekurangan

vitamin ini akan menyebabkan tubuh cepat merasa lelah, kurang nafsu makan, kerusakan

pembuluh darah dan sel saraf. Vitamin C penting bagi tubuh untuk pembentukan substansi

antarsel, meingkatkan daya tahan tubuh dan absorpsi zat besi dalam usus. Vitamin yang larut

lemak adalah vitamin A,D,E, dan K. vitamin A berperan penting bagi tubuh terutama dalam

pertumbuhan, pengelihatan, reproduksi dan pemeliharaan sel epitel. Vitamin D penting untuk 15

Page 16: PBL BLOK 13

penyerapan dan metabolism kalsium dan fosfor, pembentukan tulang dan gigi. Vitamin E

sebagai antioksidan dan vitamin K penting untuk proses pembekuan darah. Mineral yang

dibutuhkan adalah mineral makro, yaitu Ca, P, Mg, Na dan K serta mineral mikro, yaitu Fe dan

Zn.5

Tahun-tahun prasekolah

Usia antara dua sampai lima tahun dipenuhi oleh munculnya bahasa-bahasa baru dan

paparan dari lingkungan social yang semakin meluas. Sebagai balita, mereka belajar untuk

berjalan menjauh dan kembali lagi ke tempat aman bersama orang dewasa atau orangtua.

Sebagai anak-anak prasekolah, mereka mengenal pemisahan emosional, memilih antara

menjadi keras kepala beroposisi atau menjadi ceria dan patuh, antara keberanian bereksplorasi

dan ketergantungan yang melekat. Semakin banyak waktu yang dihabiskan di ruang kelas dan

ruang bermain, anak akan semakin ditantang untuk cepat beradaptasi terhadap peraturan dan

hubungan social baru. Anak-anak prasekolah menyadari bahwa mereka dapat melakukan

sesuatu yang lebih dari sebelumnya, namun mereka juga sangat sadar terhadap batas-batas

yang dikenakan padanya oleh dunia dewasa dan keterbatasan mereka sendiri.1

Perkembangan fisik. Pada akhir tahun kedua kehidupan, pertumbuhan tubuh dan otak

melambat, disertai dengan menurunnya kebutuhan nutrisi dan rasa lapar serta munculnya

kebiasaan “memilih makanan.” Pertumbuhan anak pada usia ini diharapkan adalah dua

kilogram per tahun untuk berat badan dan tujuh sampai delapan sentimeter per tahun untuk

tinggi. Anak-anak umur empat tahun rata-rata memiliki berat badan 40 lb dan tinggi 40 cm.

Lingkar kepala hanya akan tumbuh sekitar lima sentimeter diantara umur tiga dan 18 tahun.

Anak-anak dengan kenaikan berat badan yang signifikan atau kelebihan lemak akan cenderung

menjadi obesitas di kemudian hari. Sebagian besar anak sudah bisa berjalan dengan baik dan

berlari pada usia sebelum tiga tahun. Diluar dari tahap-tahap dasar ini, ada variasi kemampuan

yang luas dalam jangakuan dari aktovitas motorik termasuk melempar, menangkap,

menendang bola, mengenfarai sepeda, memanjat, dan menari serta tingkah laku kompleks

lainnya.1

16

Page 17: PBL BLOK 13

Bahasa. Perkembangan bahasa terjadi secara cepat terutama pada umur antara dua

sampai lima tahun. Perbendaharaan kata meningkat dari 50-100 kata menjadi lebih dari 2.000.

Struktur kalimat berubah dari frase telegrafik (tangisan bayi) menjadi kalimat dengan

penggabungan komponen grammar yang mulai rumit. Pada usia dua bulan sampai dua tahun,

sebagian besar anak mulai menggunakan kalimat posesif atau kepunyaan (bola saya), progresif

(saya sedang bermain), pertanyaan dan kalimat negative. Pada usia empat tahun, anak-anak

bisa menghitung sampai empat dan menceritakan masa lalu (kemarin saya main bola),

sedangkan pada usai lima tahun anak-anak bisa menceritakan sesuatu untuk hari depan (besok

saya akan pergi). Anak-anak pada rentang usia ini belum dapat menggunakan kalimat

pengandaian (ringan seperti udara), namun menggunakan kata-kata sesuai dengan makna

harafiahnya (bola itu bulat). Perkembangan bahasa pada tahap prasekolah ini, akan

menentukan kesuksesan saat anak memasuki sekolah nantinya. Sebagian anak-anak dengan

latar belakang social-ekonomi yang berkekurangan, menunjukkan keterlambatan dalam proses

bicara dan pemahaman bahasa.1

Kognisi. Periode prasekolah ini berhubungan dengan tahap preoperasional Piaget yang

dicirkan dengan cara berpikir yang sakti, egosentris dan pemikiran yng didominasi oleh persepsi

bukan abstrak. Cara berpikir yang sakti (magical thinking) termasuk dalam kebingungan antara

kebetulan dan hubungan sebab-akibat, animism (motivasi yang berhubungan dengan benda

dan hal-hal mati) serta kepercayaan yang tidak masuk akal terhadap ‘kekuatan dari

permohonan.’ Anak-anak percaya bahwa jika akan hujan maka orang akan membawa payun,

matahari terbenan karena ia lelah atau perasaan benci terhadap saudaranya akan membuat

saudaranya sakit. Egosentrisme mengarah pada ketidakmampuan anak untuk melihat sudut

pandang lain dan bukan berarti keegoisan. Setelah umur dua tahun, anak akan

mengembangkan konsep dirinya sebagai seorang indivdu dan merasakan kebutuhan secara

“utuh.”

Bermain melibatkan pembelajaran, aktivitas fisik, sosialisasi dengan teman sebaya dan

mempraktekan peran orang dewasa. Bermain meningkatkan kompleksitas dan imajinasi dari

imajinasi sederhana dari pengalaman yang biasa seperti belanja dan menaruh bayi di

gendongan (umur dua sampai tiga tahun) ke scenario yang lebih luas melibatkan kejadian 17

Page 18: PBL BLOK 13

tunggal, seperti pergi ke kebun binatang atau melakukan suatu perjalanan (umur tiga atau

empat tahun) sampai ke scenario yang hanya bisa diimajinasikan seperti terbang ke bulan (usia

empat atau lima tahun). Bermai juga mengijinkan amak untuk menemukan pemecahan

masalah dan kecemasan secara kreatif. Mereka dapat melampiaskan kemarahannya dengan

aman seperti memukul boneknya, mengidolakan pahlawan super (dinosaurus dan bermain

superhero) dan mendapatkan hal-hl yang disangkal dalam kehidupan nyata (teman khayalan

atau boneka hewan). Kreativitas khusunya tampak pada kemampuan menggambar, melukis, dll.

Tema dan emosi yang muncul pada gambar si anak sering merefleksikan masalah emosi yang

paling penting dari anak.1

Ukuran antropometri untuk penilaian status gizi

Tinggi badan menurut umur. Tinggi badan anak-anak yang dinyatakan dalam

persentase terhadap standar menunjukkan apakah anak mengalami kekerdilan (stunded).

Kerdil adalah akibat dari keadaan kurang gizi yang berlangsung lama. Namun demikian dari data

tinggi badan saja belum dapat memberikan kejelasan apakah anak masih dalam keadaan gizi

kurang atau tidak. Mungkin sekali anak yang bersangkutan sekrang tumbuh dengan baik, tetapi

belum dapat mengejar ukuran standar. Banyak gizi kurang kronis pada anak-anak tidak pernah

mampu mencapai ukuran standar tinggi badan menurut umurnya. Untuk Indonesia anak

dianggap normal bila tinggi badan menurut umut lebih besar atau sama dengan 90 persen

standar Harvard. Selanjutnya apabila tinggi badan menurut umur antara 70 sampai 90 persen

standar berarti anak mengalami kurang gizi sedang dan apabila kurang dari 78 persen termasuk

kurang gizi berat.7 Modifikasi atas standar Harvard terhadap pengukuran tinggi badan menurut

umur sebagai berikut :8

Status gizi baik jika tinggi badan bayi atau balita menurut umurnya lebih dari 80 persen

dari standar Harvard.

Status gizi kurang, jika tinggi badan bayi atau balita menurut umurnya berada 70,1

sampai 80 persen dari standar Harvard.

Status gizi buruk, jika tinggi badan bayi atau balita menurut umurnya kurang dari 70

persen dari standar Harvard.18

Page 19: PBL BLOK 13

Berat badan menurut tinggi badan. anak yang ukuran badannya pendek dapat memiliki

berat badan yang normal menurut tinggi badannya. Anak seperti itu mungkin badannya

termasuk sehat walaupun pendek. Penting membedakan antara anak kurus dan anak pendek.

Anak yang kurus yang mengalami keadaan kurang gizi akut akan mudah terkena sakit (at risk).

Anak yang demikian perlu memperoleh perhatian yang serius. Cara yang paling baik untuk

mengidentifikasi anak yang kurus adalah mengukur berat dan tinggi badannya, kemudian

dengan menggunakan table ukuran berat dan tinggi badan standar dapat diketahui apakah

anak berada dalam selang ukuran normal atau tidak. Hal yang perlu dianjurkan adalah

mengukur berat menurut tinggi badan bagi anak umur tiga sampai enam tahun karena pada

kelompok ini lebih sering terjadi berat rendah karena pendek (stunting) daripada kurus

(wasting). 7

Berat badan menurut umur. Modifikasi atas standar Harvard terhadap pengukuran

berat badan menurut umur sebagai berikut :8

Status gizi baik jika berat badan bayi atau balita menurut umurnya lebih dari 80 persen

dari standar Harvard.

Status gizi kurang, jika berat badan bayi atau balita menurut umurnya berada 60,1

sampai 80 persen dari standar Harvard.

Status gizi buruk, jika berat badan bayi atau balita menurut umurnya kurang dari 60

persen dari standar Harvard.

Lingkar lengan atas. Pada tahun pertama kehidupan, lingkar lengan atas anak yang

sehat bertambah dengan cepat karean otot dan lemak tumbuh dan berkembang. Setelah itu

pertumbuhan relative konstan pada kira-kira 17 sentimeter sampai umur lima tahun. Bila anak

mengalami kurang gizi, maka massa otot akan berkurang (mengecil), lemak menghilang dan

lingkar lengan atas berkurang. Oleh karena itu pengukuran lingkar lengan atas dapat digunakan

sebagai alat untuk menyaring secara cepat anak balita yang mengalami gizi kurang, terutama

bila umurnya tidak diketahui dengan tepat dan bila pengukuran berat badan tidak tersedia. Alat

pengukur lingkar lengan atas tersebut berupa pita yang terbuat dari bahan yangtidak melar 19

Page 20: PBL BLOK 13

(meregang) dan diberi skala sentimeter atau millimeter. Biasanya pada pita ini langsung diberi

warna merah, kuning dan hijau. Apabila pengukuran jatuh pada pita yang berwarna merah

maka berarti anak berada pada kondisi gizi buruk, sedangkan bila jatuh pada pita berwarna

kuning menandakan keadaan gizi kurang. Pengukuran yang jatuh pada pita warna hijau

menunjukkan bahwa anak yang bersangkutan gizinya baik. Titik batas antara merah dan kuning

jatuh pada angka 12,5 cm; sementara itu antara kuning dan hijau jatuh pada angka 13,5 cm.

Untuk anak usia antara tiga sampai empat tahun memiliki lingkar lengan atas normal sekitar

16,50 – 16,75 cm. Meskipun terdapat korelasi positif antara lingkar lengan atas dengan berat

badan dan kondisi klinis, perlu disadari bahwa ini bukan merupakan indikaor yang tepat bagi

kasus atau penderita Kurang Energi-Protein (KEP). Selain itu lingkar lengan atas tidak dapat

dipakai untuk memantau perkembangan anak secara individual.7 Pengukuran status gizi bayi

atau balita berdasarkan lingkar lengan atas sering mengacu pada klasifikasi standar Wolanski.

Berikut klasifikasinya yang telah dimodifikasi untuk kasus Indonesia :

Status gizi baik jika LLA badan bayi atau balita menurut umurnya lebih dari 85 persen

dari standar Wolanski.

Status gizi kurang, jika LLA bayi atau balita menurut umurnya berada 70,1 sampai 85

persen dari standar Wolanski.

Status gizi buruk, jika LLA badan bayi atau balita menurut umurnya kurang dari 70

persen dari standar Wolanski.

Anak-anak yang memiliki factor resiko tinggi yang berkaitan dengan kondisi medis,

social, ekonomi dan tingkat pendidikan mencakup :7

Berat bayi lahir rendah

Kembar

Banyak anak dalam keluarga

Jarak kelahiran yang pendek

Pertumbuhan yang lambat pada umur muda

Penyapihan dini

Pemberian makanan tambahan terlalu dini atau telat20

Page 21: PBL BLOK 13

Sering kena infeksi

Ibu yang bbuta huruf diantara ibu yang berpendidikan

Kemiskinan

Pendatang baru pada suatu daerah

Anak-anak yang orangtuanya tidak lengkap

Anak-anak yang mempunyai cirri salah satu factor atau lebih dari daftar tersebut harus diberi

perhatian khusu, agar kemungkinan timbulnya gizi kurang pada anak yang bersangkutan dapat

dicegah. Secara teratur anak dipantau berat badannya maupun pengawasan terhadap adanya

infeksi.7

Tes skrinning perkembangan menurut Denver

Denver Developmental Screening Test atau DDST adalah salah satu dari metode

skrinning terhadap kelainan perkembangan anak. DDST memenuhi semua persyaratan yang

diperlukan untuk metode skrining yang baik. Tes ini mudah dan cepat (15-20 menit), dapat

diandalkan dan menunjukkan validitas yang tinggi. Beberapa penelitian menunjukkan ternyata

DDST secara efektif dapat mengidetifikasikan antara 85 sampai 100 persen bayi dan anak-anak

prasekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan dan pada follow up selanjutnya

ternyata 89 persen dari kelompok DDST abnormal mengalami kegagalan di sekolah lima sampai

enam tahun kemudian.9

Penelitian Borowitz (1986) menunjukkan bahwa DDST tidak dapat mengidentifikasikan

lebih separuh anak dengan kelainan bicara. Frankenburg melakukan revisi dan restandarisasi

kembali DDST dan juga tugas perkembangan pada sector bahasa ditambah, yang kemudian

hasil revisi dari DDST tersebut dinamakan Denver II.9

a. Aspek perkembangan yang dinilai

Terdiri dari 105 tugas perkembangan pada DDST dan DDST-R, yang kemudian pada

Denver II dilakukan revisi dan restandarisasi dari DDST sehinga terdapat 125 tugas

perkembangan. Perbedaan lainnya adalah pada Denver II terdapat :9

peningkatan 86 persen pada sector bahasa

dua pemeriksaan untuk artikulasi bahasa21

Page 22: PBL BLOK 13

skala umur baru

kategori baru untuk interpretasi pada kelainan yang ringan

skala penilaian tingkah laku

materi training yang baru

Semua tugas perkembangan itu disusun berdasarkan uutan perkembangan dan diatur

dalam empat kelompok besar yang disebut sector perkembangan yang meliputi :9

Personal social (perilaku social)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisai dan

berinteraksi dengan lingkungannya.

Fine motor adaptive (motor halus)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,

melakuakn gerakan yang melibatkan bagian-bagian tuuh tertentu dan dilakuakn

otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi cermat.

Language (bahasa)

Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan

berbicara spontan.

Gross motor (motor kasar)

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.

Setiap tugas digambarkan dalam bentuk kotak persegi panjang horizontal yang

berurutan menurut umur, dalam lembar DDST. Pada umumnya pada waktu tes, tugas

yang perlu diperiksa pada setiap kali skrining hanya berkisar antara 25 sampai 30 tugas

saja, sehingga tidak memakan waktu lama hanya sekitar 15 ampai 20 menit saja.9

b. Alat yang digunakan

Alat peraga : benang wol merah, kismis atau manik-manik, kubus warna merah-

kuning-hijau-biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil, kertas dan

pensil.

Lembar formulir DDST

Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan

cara penilaiannya.22

Page 23: PBL BLOK 13

c. Prosedur DDST, terdiri dari dua tahap, yaitu :9

Tahap pertama : secara periodic dilakukan pada

semua anak yang berusia 3-6 bulan, 9-12 bulan,

18-24 bulan, 3-5 tahun.

Tahap kedua : dilakukan pada mereka yang dicurigai

adanya hambatan perkembangan pada tahap pertama,

kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostic yang

lengkap.

d. Penilaian

Lulus (Passed = P), gagal (Fail =F), atau anak tidak dapat kesempatan melakukan tugas

(No Opportunity = NO). Kemudian ditarik garis berdasarkan umur kronologis yang

memotong garis horizontal tugas perkembangan pada formulir DDST, setelah iru

dihitung pada masing-masing sector berapa yang P dan F, selanjutnya berdasarkan

pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam Normal, Abnormal, Meragukan (Questionable)

dan tidak dapat di tes (Untestable) :9

Abnormal, bila didaptkan dua atau lebih keterlambatan pada dua sector atau

lebih. Bola dalam satu sector atau leboh terdapat dua atau lebih keterlambatan

PLUS satu sector atau lebih dengan satu keterlambatan dan pada sekor yang

sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis

vertical usia.

Meragukan, bila pada satu sector terdapat dua keterlambatan atau lebih. Bila

pada satu sektor atau lebih didaptkan satu ketrlambatan dan pada sector yang

sama tidak ada yang lulus pda kotak yang berpotongan dengan garis vertical usia.

Tidak dapat di tes, apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes

menjadi abnormal atau meragukan.

Normal, semua yang tidak tercantum dalam criteria di atas.

23

Page 24: PBL BLOK 13

Dalam pelaksanaan skrinning DDST ini, umur anak perlu ditetapkan terlebih dahulu, dngan

menggunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun. Bila salam

perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah dan sama dengan atau lebih dari 15

hari dibulatkan ke atas. Perhitungan umur adlah sebagai berikut, misalnya Budi lahir pada

tanggal 23 Mei 1992 dari kehamilan yang cukup bulan dan tes dilakukan pada tanggal 5 Oktober

1994, maka perhitungannya adalah

1994 – 10 – 5 (saat tes dilakukan)

1992 – 5 – 23 (tanggal lahir Budi)

2 -4 – 12 = 2 tahun 4 bulan 12 hari

Jadi umur Budi adalah 2 tahun 4 bulan 12 hari, karena 12 hari lebih kecil dari 15 hari, maka

dibuatkan ke bawah, sehingga umur Budi adalah dua tahun empat bulan. Kemudian garis umur

ditarik vertical pada formulir DDST yang emoting kotak-kotak tugas perkembangan pada

keempat sector. Tugas-tugas yang terletak di sebelah kiri gairis itu, pada umumnya telah dapat

dikerjakan oleh anak-anak seusia Budi. Apabila Budi gagal mengerjakan beberapa tuga-tugas

tersebut, maka terdapat suatu keterlambatan pada tugas tersebut. Bila tugas-tugas yang gagal

dikerjakan berada pada kotak yang terpotong garis vertical umur, maka ini bukan suatu

keterlambatan, karena pada kontrol lebih lanjut masih mungkin terdapat perkembangan lagi.

Begitu pula pada kotak-kotak di sebelah kanan garis umur. Pada ujung kotak sebelah kiri

terdapat kode-kode R dan nomor, kalau terdapat kode R maka tugas perkembangan cukup

ditanyakan pada orangtuanya, sedangkan jika terdapat kode nomor, maka tugas perkembangan

di tes sesuai petunjuk dibalik formulir.9

Kesimpulan

Sebelum menarik kesimpulan secara gamblang, mari kita ulas kembali makna dari

kebutuhan dasar asuh, asih dan asah. Asuh merupakan pemenuhan kebutuhan gizi dalam

rangka menopang tumbuh kembang fisik dan biologis balita. Pemenuhan ini harus diberikan

24

Page 25: PBL BLOK 13

secara tepat dan berimbang. Tepat, berarti makanan yang diberikan mengandung zat-zat gizi

yang sesuai kebutuhannya, berdasarkan tingkat usia. Berimbang, berarti komposisi zat-zat

gizinya menunjang proses tumbuh kembang sesuai usianya. Dengan terpenuhinya kebutuhan

gizi secara baik, perkembangan otaknya akan berlangsung optimal. Keterampilan fisiknya pun

berkembang, sebagau dampak perkembangan bagian otak yang mengatur system sensorik dan

motoriknya. Pemenuhan kebutuhan fisik atau biologis yang baik akan berdampak pada

kesehatannya. Tubuhnya akan lebih mampu menolak penyakit-penyakit tertentu yang berusaha

menyerangnya.8

Asih, merupakan pemenuhan kebutuhan emosi dan kasih sayang. Kebutuhan ini

meliputi upaya orangtua mengekspresikan perhatian dan kasih sayang, serta perlindungan yang

nyaman dan aman. Orangtua perlu menghargai segala keunikan-keunikan, begitu juga potensi-

potensi anak. Pemenuhan yang tepat atas kebutuhan emosi atau kasih sayang akan menjadikan

anak tumbuh cerdas secara emosi, terutama dalam kemampuannya mengelola emosi diri

secara tepat. Namun, orangtua sebaiknya tidak memberikan perlindungan secara berlebihan

karena anak akan cenderung bersikap malas, terlalu manja, tidak disiplin, mudh marah jika

keinginannya tidak dituruti, dll.9

Asah, merupakan pemenuhan kebutuhan stimulasi dini. Stimulasi dini meliputi kegiatan

merangsang melalui sentuhan-sentuhan lembut penuh kasih sayang secara bervariasi, kegiatan

mengajari anak berkomunikasi, mengenalkan objek dan warna serta mengenal huruf dan

angka. Selain itu, stimulasi dini juga mendorong munculnya pikiran dan emosi-emosi positif,

kemandirian, kreativitas, dll. Pemenuhan kebutuhan stimulasi dini secara baik dan benar, dapat

merangsang kecerdasan majemuk (multiple intelligence) anak. Multiple intelligences ini meliputi

kecerdasan linguistic, kecerdasan logis-matematis, kecerdasan spasial, kinestetik, musical,

intrapersonal, interpersonal dan kecerdasan naturalis.9

Berdasarkan ulasan tersebut, maka kini didapat hubungan antara pemenuhan

kebutuhan dasar anak dan tumbuh kembangnya di kemudian hari. Mengacu pada kasus yang

menyebutkan bahwa anak umur empat tahun mengalami berat badan yang tidak naik dan

perasaan cemas serta takut jika ditinggal ibunya, mengindikasikan bahwa anak tersebut

merupakan anak dengan factor resiko tinggi seperti yang telah disebutkan di atas dan termasuk 25

Page 26: PBL BLOK 13

dalam kategori gizi kurang. Selain itu, kebutuhan asuh anak yang terlalu berlebihan oleh ibunya

menagkibatkan anak tersebut menjadi manja dan tidak siap untuk mulai menjadi mandiri

memasuki tahap prasekolah. Jika ditelusuri lebih jauh, mungkin anak ini mengalami

keterlambatan dalam perkembangan kognitif dan bahasanya, entah karena factor social-

ekonomi keluarga yang kurang atau ada sebab lain yang menyertai.

Jadi, dapat ditarik benang merah bahwa pemenuhan kebutuhan dasar anak akan

memberikan dampak yang nyata terlihat dalam pertumbuhan fisik dan perkembangan mental

(tingkah laku, cara berpikir, dll.) anak di kemudian hari. Pada anak-anak yang kebutuhan

dasarnya tidak dipenuhi dengan baik termasuk mereka yang terlambat masuk tahap prasekolah

atau bahkan tidak mengikutinya sama sekali, menunjukkan perbedaan dalam perkembangan

bahasa, kognitif, moral dan emosional dibanding anak seusianya yang terpenuhi kebutuhan

dasarnya.

Daftar pustaka

1. Nelson textbook of pediatrics. 18th edition. Philadelphia: Saunders Elsevier, 2007.

2. Wong DL. Perkembangan kepribadian dan fungsi mental. Agus Sutama, Neti Juniarti, alih

bahasa. Dalam : H.Y.Kuncara, editor. Buku ajar keperawatan pediatric. Edisi ke-6. Jakarta:

EGC, 2008.h. 116-120.

3. Gunarsa SD. Dasar dan teori perkembangan anak. Edisi ke-9. Jakarta: Gunung Mulia,

2008.

4. Suparno P. Garis besar tahap perkembangan kognitif. Dalam: Rahardjo, editor. Teori

perkembangan kognitif Jean Piagett. Jakarta: Kanisius, 2002.h. 24-6.

5. Supartini Y. Kebutuhan nutrisi anak. Dalam : Monica Ester, editor. Buku ajar konsep dasar

keperawatan anak. Jakarta: EGC, 2004.h. 101-113.

6. Handryastuti S. 2004, Desember 10th. Peranan nutrisi dalam pertumbuhan dan

perkembangan otak. Gizi medik Indonesia, vol. 3, hlm. 4-6.

7. Suhardjo. Pemberian makanan pada bayi dan anak. Edisi ke-10. Jakarta: Kanisius, 2010.

26

Page 27: PBL BLOK 13

8. Eveline PN, Djamaludin N. Tumbuh kembang bayi dan balita. Dalam: Shinta, editor.

Panduan pintar merawat bayi dan balita. Edisi ke-1. Jakarta: Wahyu media, 2010.h. 1-27.

9. Soetjiningsih. Penilaian pertumbuhan fisik anak. Dalam: IG.N.Gde Ranuh, editor. Tumbuh

kembang anak. Jakarta: EGC, 2005.h. 1-37.

27