pbl blok 11

21
xxx Egidius Ian Andrian 102012346 Kelompok : B8 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 2012 Jalan Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510 Telp : 021-56942061 Fax : 021-5631731 E-mail : [email protected] Pendahuluan Pembahasan 1. Gizi Penyusunan Menu Tujuan dari terapi gizi adalah menyesuaikan makanan dengan kesanggupan dari tubuh untuk menggunakannya, sehingga membantu penderita untuk : a. Mengatur pola makan dengan gizi yang seimbang. b. Memperbaiki keadaan gizi serta meningkatkan status gizi. c. Mencapai berat badan normal/ideal. 7 1

description

bjhnjh

Transcript of pbl blok 11

xxx

Egidius Ian Andrian102012346 Kelompok : B8

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 2012Jalan Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510 Telp : 021-56942061 Fax : 021-5631731E-mail : [email protected]

Pendahuluan

Pembahasan1. GiziPenyusunan MenuTujuan dari terapi gizi adalah menyesuaikan makanan dengan kesanggupan dari tubuh untuk menggunakannya, sehingga membantu penderita untuk :

a. Mengatur pola makan dengan gizi yang seimbang. b. Memperbaiki keadaan gizi serta meningkatkan status gizi. c. Mencapai berat badan normal/ideal. 7

Syarat-syarat yang diperlukan untuk menambah berat badan adalah : 1. Kebutuhan kalori disesuaikan dengan kelainan metabolik, umur, berat badan, tinggi badan, dan aktivitas tubuh serta penyakit. 2. Jumlah hidrat arang disesuaikan dengan kesanggupan tubuh dalam menggunakan tubuh dalam menggunakannya. 3. Cukup protein, mineral, vitamin di dalam makanan. 1Komposisi makanan yang baik untuk penyusunan menu dapat berdasarkan : Piramida Makanan 4 sehat 5 sempurna PUGS ( Pedoman Umum Gizi Seimbang ) berdasar Depkes

Gambar.1 Piramida Makanan 13 Pedoman Umum Gizi Seimbang: Makanlah aneka macam makanan Makan makanan dengan tujuan memenuhi kecukupan energi Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi Gunakan garam beryodium Makanlah makanan sumber zat besi Berikan ASI kepada bayi sampai umur 6 bulan dan tambahkan MP-ASI sesudahnya Biasakan makan pagi Minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya Lakukan aktivitas fisik secara teratur Hindari minuman beralkohol Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan Baca label pada makanan yang dikemas.1,2AntropometrikDefinisi Antropometri adalah ukuran variasi dimensi fisik, proporsi dan komposisi tubuh manusia pada berbagai usia dan tingkat gizi ( Jelliffe, 1966).2Keunggulan Antropometri1. Prosedur sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel cukup besar2. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli3. Alat murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat di daerah setempat4. Metode ini tepat dan akurat, karena dapat dibakukan5. Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di masa lampau.2

Kelemahan Antropometri1. Tidak sensitif, tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat, tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu, misal Fe dan Zn2. Faktor di luar gizi (penyakit, genetik dan penurunan penggunaan energi) dapat menurunkan spesifikasi dan sensitivitas pengukuran antropometri3. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi, akurasi, dan validitas pengukuran4. Kesalahan terjadi karena pengukuran, perubahan hasil pengukuran (fisik dan komposisi jaringan), analisis dan asumsi yang keliru5. Sumber kesalahan biasanya berhubungan dengan latihan petugas yang tidak cukup, kesalahan alat dan kesulitan pengukuran.2Klasifikasi pengukuran Antropometrik : Pertumbuhan Komposisi Tubuh Massa bebas lemak Lemak tubuhKomposisi Tubuh salah satu contonya: IMT ( Indeks Massa Tubuh ) : Ukuran massa tubuh terhadap tinggi, dan digunakan untuk definisikan berat badan lebih dan obesitas . ( Berat badan Kg/ Tinggi M2 )Indeks berasal dari komposisi tubuh : Mid-upper arm circumference-for-age Mid-upper arm muscle circumference Mid-upper arm muscle area Mid-upper arm fat area Waist-hip circumference ratioPengukuran Antropometri lemak tubuh dan massa bebas lemak LLA ( MUAC) Tebal Lemak: Triceps, Subscapula, Biceps, Suprailliaca.2Jenis Parameter AntropometriSebagai indikator status gizi, antropometri dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia.2 Jenis parameter antropometri:1. Umur2. Berat Badan3. Tinggi Badan4. Lingkar Lengan Atas5. Lingkar Kepala6. Lingkar Dada7. Jaringan LunakDistribusi lemak tubuh lebih penting daripada jumlah lemaknya. 2 jenis distribusi lemak tubuh : Tipe Android/Laki laki/ bagian atas obesitas android ( perut dan dada ) Tipe Gynoid/perempuan/bagian bawah obesitas gynoid ( pinggul dan paha )

B.MetabolismeMetabolisme LemakLemak merupakan kelompok senyawa heterogen yang berkaitan dengan asam lemak, baik secara aktual maupun potensial. Sifat umum lemak yaitu relative tidak larut dalam air dan larut dalam pelarut non polar seperti eter, kloroform, alcohol dan benzena. Lipid diklasifikasikan menjadi:1. Lipid sederhana ester asam lemak dengan berbagai alkohol. Misalnya: lilin dan minyak.2. Lipid majemuk ester asam lemak yang mengandung gugus lain selain alkohol dan asam lemak yang terikat pada alkoholnya. Misalnya: fosfolipid, glikolipid, solfolipid, amino lipid dan lipoprotein.Derivate lipid, misalnya: alkohol, asam lemak, gliserol,steroid, lemak-lemak aldehid dan vitamin A, D, E, dan K. Fungsi dari lemak adalah sebagai energy cadangan, pembentukan membrane sel, bahan bakar tubuh, bersama protein sebagai alat angkut, penggerak hormone, agen pengemulsi, isolator panas memelihara organ tubuh, melindungi organ tubuh dll.Pemecahan lemak menjadi asam lemak, monogliserida, kolin dan sebagainya, terjadi hampir semuanya secara eksklusif dalam duodenum dan jejunum, melalui kerja sama antara gara-garam empedu dan lipase pancreas, dalam lingkungan pH yang lebih tinggi yang disebabkan oleh sekresi bikarbonat. Asam-asam lemak, monogliserida, fosfat, kolesterol bebas dan bahan penyusun lain dari lemak yang terbentuk oleh proses pencernaan, diserap kedalam sel mukosa intestine. Penyerapan terjadi dengan jalan difusi pasif, terutama dalam setengah bagian atas usus kecil. Garam-garam empedu yang disekresi untuk menolong pencernaan dan penyerapan akan diserap kembali dalam saluran pencernaan bagian bawah. Setelah masuk ke dalam mukosa intestin, trigliserida, fosfolipid dan ester kolesterol disintesis kembali, di bungkus dengan sedikit protein kemudian disekresikan ke dalam kilomikron ke dalam ruang ekstraselular, memasuki lacteal system limfe. Bagian terbesar dari lemak makanan yang telah memasuki system limfe secara perlahan memasuki aliran darah (sebagai kilomikron) melalui ductus thoracicus dan mencegah perubahan besar kadar lemak darah permukaan. Masuknya darah ke dalam darah dari limfe terus selama berjam-jam setelah makan banyak lemak. Kilomikron dan VLDL terutama diproses oleh sel-sel adipose dan urat daging. Apoprotein di permukaan mengaktifkan lipase lipoprotein (LPL) yang terikat pada permukaan pembuluh darah kecil dan kapiler dalam jaringan-jaringan tersebut. Ini menyebabkan pembebasan secara local asam lemak bebas yang secara cepat diserap dan digunakan untuk energy atau diinkorporasikan kembali menjadi trigliserida untuk digunakan kemudian. Kelebihan fosfolipid permukaan dan beberapa kolesterol dan protein dipindahkan ke HDL. Sisa trigliserida yang terdeplesi dalam kilomikron, dengan ester kolesterol memasuki hati melalui reseptor khusus. Di dalam hati, ester kolesterol akan mendapat proses esterifikasi dan bersama asam-asam lemak memasuki hati. Kolesterol diekskresikan ke dalam empedu atau diesterifikasi dan diinkoporasikan ke dalam VLDL untuk nanti diangkut lebih lanjut. Asam-asam lemak terbentuk terutama dari kelebihan karbohidrat yang tidak dibutuhkan secara local untuk energi atau membrane sel diinkorporasikan kembali ke dalam trigliserida. Dan bersama fosfolipid, kolesterol dan protein dikemas dalam bentuk VLDL hati memasuki aliran darah dan melalui lintasan yang sama dengan VLDL-intestin.yaitu kehilangan komponen trigliserida sampai lipase lipoprotein. Tetapi umumnya, lebih lama dalam plasma daripada kilomikron. Hampir semua asam lemak memasuki jaringan lemak atau urat daging untuk disimpan dalam bentuk trigliserida. Lipoprotein yang tinggal itu menjadi LDL atas pertolongan HDL dan Lechithin-Cholesterol Acyl Transferase (LCAT) yang mengesterifikasi kolesterol dengan asam lemak poli tidak jenuh dari posisi 2 pada lesitin. LDL yang pada prinsipnya terdiri dari inti ester kolesterol, protein dan fosfolipid permukaan kemudian diambil oleh hampir semua jaringan permukaan.3 Pengambilan LDL secara normal juga tergantung ikatannya pada reseptor terutama pada membrane sel.3 Reseptor-reseptor tesebut bisa tidak mempunyai atau mengandung secara tidak sempurna salah satu atau lebih bentuk-bentuk hiperkolesterolemia yang sehubungan. Kalau LDL plasma meningkat, peningkatan katabolisme terjadi atas pertolongan makrofag-makrofag retikuloendotelial atau peningkatan pengambilan yang tidak spesifik. Jaringan lemak melepas asam lemak bebas dan gliserol ke dalam darah, dimana asam lemak tersebut diangkut dengan albumin ke hampir semua organ. Di lain pihak, gliserol berjalan terutama ke dalam hati dan sedikit ke dalam ginjal, hanya jaringan-jaringan ini tempatnya dapat digunakan. Langkah pertama memerlukan proses fosforilasi oleh asam alfa gliserol kinase, yang tidak didapatkan dalam jaringan lain. Tidak adanya enzim ini dalam jaringan lemak mungkin dapat menolong mencegah agar siklus pembentukan dan pemecahan trigliserida dalam tubuh tidak sia-sia, karena pembentukan alfa gliserol fosfat dalam jaringan lemak akan menyebabkan tersintesisnya kembali trigliserida. Sintesis trigliserida dalam jaringan lemak tergantung pada pembentukan alfa gliserol fosfat dari glukose dan dalam kondisi dimana lemak dibutuhkan untuk energi.3Metabolisme ProteinProtein dalam makanan dicerna Proteosa Pepton Polipeptida Asam AminoMetabolisme protein dan asam amino : Protein : Polimer asam aminoJalur metabolik utama dari asam-asam amino terdiri atas pertama, produksi asam amino dari pembongkaran protein tubuh, digesti protein diet serta sintesis asam amino di hati. Kedua, pengambilan nitrogen dari asam amino. Sedangkan ketiga adalah katabolisme asam amino menjadi energi melalui siklus asam serta siklus urea sebagai proses pengolahan hasil sampingan pemecahan asam amino. Keempat adalah sintesis protein dari asam-asam amino.

Gambar 2: Jalur-jalur metabolik utama asam amino.3

Katabolisme asam aminoAsam-asam amino tidak dapat disimpan oleh tubuh. Jika jumlah asam amino berlebihan atau terjadi kekurangan sumber energi lain (karbohidrat dan protein), tubuh akan menggunakan asam amino sebagai sumber energi. Tidak seperti karbohidrat dan lipid, asam amino memerlukan pelepasan gugus amin. Gugus amin ini kemudian dibuang karena bersifat toksik bagi tubuh.Ada 2 tahap pelepasan gugus amin dari asam amino, yaitu:1. Transaminasi- Enzim aminotransferase memindahkan amin kepada -ketoglutarat menghasilkan glutamat atau kepada oksaloasetat menghasilkan aspartat1. Deaminasi oksidatif- Pelepasan amin dari glutamat menghasilkan ion ammonium

Gambar 3: Reaksi transaminasi. Alanin mengalami transaminasi menjadi glutamat. Pada reaksi ini dibutuhkan enzim alanin aminotransferase.

Gambar 4: Reaksi deaminasi oksidatif. Glutamat mengalami deaminasi menghasilkan amonium (NH4+). Selanjutnya ion amonium masuk ke dalam siklus urea.Glutamat juga dapat memindahkan amin ke rantai karbon lainnya, menghasilkan asam amino baru.

Gambar 5: Ringkasan skematik mengenai reaksi transaminasi dan deaminasi oksidatifSetelah mengalami pelepasan gugus amin, asam-asam amino dapat memasuki siklus asam sitrat melalui jalur yang beraneka ragamGambar 6: Tempat-tempat masuknya asam amino ke dalam sikulus asam sitrat untuk produksi energyGugus-gugus amin dilepaskan menjadi ion amonium (NH4+) yang selanjutnya masuk ke dalam siklus urea di hati. Dalam siklus ini dihasilkan urea yang selanjutnya dibuang melalui ginjal berupa urin. Proses yang terjadi di dalam siklus urea digambarkan terdiri atas beberapa tahap yaitu:71. Dengan peran enzim karbamoil fosfat sintase I, ion amonium bereaksi dengan CO2 menghasilkan karbamoil fosfat. Dalam reaksi ini diperlukan energi dari ATP1. Dengan peran enzim ornitin transkarbamoilase, karbamoil fosfat bereaksi dengan L-ornitin menghasilkan L-sitrulin dan gugus fosfat dilepaskan1. Dengan peran enzim argininosuksinat sintase, L-sitrulin bereaksi dengan L-aspartat menghasilkan L-argininosuksinat. Reaksi ini membutuhkan energi dari ATP1. Dengan peran enzim argininosuksinat liase, L-argininosuksinat dipecah menjadi fumarat dan L-arginin1. Dengan peran enzim arginase, penambahan H2O terhadap L-arginin akan menghasilkan L-ornitin dan urea.

Gambar 17: Tahapan-tahapan proses yang terjadi di dalam siklus urea.4 Dipetik dari: Harpers Illustrated biochemistry

Sintesis asam amino Semua jaringan memiliki kemampuan untuk men-sintesis asam amino non esensial, melakukan remodeling asam amino, serta mengubah rangka karbon non asam amino menjadi asam amino dan turunan lain yang mengandung nitrogen. Tetapi, hati merupakan tempat utama metabolisme nitrogen. Dalam kondisi surplus diet, nitrogen toksik potensial dari asam amino dikeluarkan melalui transaminasi, deaminasi dan pembentukan urea. Rangka karbon umumnya diubah menjadi karbohidrat melalui jalur glukoneogenesis, atau menjadi asam lemak melalui jalur sintesis asam lemak. Berkaitan dengan hal ini, asam amino dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu asam amino glukogenik, ketogenik serta glukogenik dan ketogenik. Asam amino glukogenik adalah asam-asam amino yang dapat masuk ke jalur produksi piruvat atau intermediat siklus asam sitrat seperti -ketoglutarat atau oksaloasetat. Semua asam amino ini merupakan prekursor untuk glukosa melalui jalur glukoneogenesis. Semua asam amino kecuali lisin dan leusin mengandung sifat glukogenik. Lisin dan leusin adalah asam amino yang semata-mata ketogenik, yang hanya dapat masuk ke intermediat asetil KoA atau asetoasetil KoASekelompok kecil asam amino yaitu isoleusin, fenilalanin, threonin, triptofan, dan tirosin bersifat glukogenik dan ketogenik. Akhirnya, seharusnya kita kenal bahwa ada 3 kemungkinan penggunaan asam amino. Selama keadaan kelaparan pengurangan rangka karbon digunakan untuk menghasilkan energi, dengan proses oksidasi menjadi CO2 dan H2O.Dari 20 jenis asam amino, ada yang tidak dapat disintesis oleh tubuh kita sehingga harus ada di dalam makanan yang kita makan. Asam amino ini dinamakan asam amino esensial. Selebihnya adalah asam amino yang dapat disintesis dari asam amino lain. Asam amino ini dinamakan asam amino non-esensial.3

Metabolisme KarbohidratKarbohidrat siap dikatabolisir menjadi energi jika berbentuk monosakarida. Energi yang dihasilkan berupa Adenosin trifosfat (ATP). Secara ringkas, jalur-jalur metabolisme karbohidrat dijelaskan sebagai berikut: 1. Glukosa sebagai bahan bakar utama akan mengalami glikolisis (dipecah) menjadi 2 piruvat 2. Selanjutnya masing-masing piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. 3. Asetil KoA akan masuk ke jalur persimpangan yaitu siklus asam sitrat. 4. Jika sumber glukosa berlebihan, melebihi kebutuhan energi kita maka glukosa tidak dipecah, melainkan akan dirangkai menjadi polimer glukosa (disebut glikogen). Glikogen ini disimpan di hati dan otot sebagai cadangan energi jangka pendek. Jika kapasitas penyimpanan glikogen sudah penuh, maka karbohidrat harus dikonversi menjadi jaringan lipid sebagai cadangan energi jangka panjang.5. Jika terjadi kekurangan glukosa dari diet sebagai sumber energi, maka glikogen dipecah menjadi glukosa. Selanjutnya glukosa mengalami glikolisis, diikuti dengan oksidasi piruvat sampai dengan siklus asam sitrat.6. Jika glukosa dari diet tak tersedia dan cadangan glikogen pun juga habis, maka sumber energi non karbohidrat yaitu lipid dan protein harus digunakan. Jalur ini dinamakan glukoneogenesis (pembentukan glukosa baru) karena dianggap lipid dan protein harus diubah menjadi glukosa baru yang selanjutnya mengalami katabolisme untuk memperoleh energi.3KesimpulanAsupan gizi seseorang baik kurang maupu lebih, akan mempengaruhi status gizi orang tersebut. Dan jika tidak sesuai ambang normal, dapat terjadi gangguan metabolisme tubuh, sehingga dapat menimbulkan penyakit akibat ketidak seimbangan asupan makanan. Oleh karena itu terapi gizi seperti mengatur pola makan dengan menyusun menu makanan menjadi solusi yang tepat dalam mengatur jumlah gizi yang dibutuhkan.Sehingga asupan gizi bagi tubuh kita seimbang.

Daftar pustaka1. Google. Glisemik Bahan Pangan Perspektif Baru-Pada Formulasi Produk Pangan untuk Penderita Diabetes . Diunduh dari http://www.mediaindo.co.id, 29 November 2002.2. Google. Pengukuran Status Gizi dengan Antropometri Gizi,2008. Diunduh dari http://www.eurekaindonesia.org/wp-content/uploads/antropometri-gizi.pdf, 2008.3. Murray R K, et al. Harpers Biochemistry 25th ed. Appleton & Lange. America 2000 : Stryer L .1995. Biochemistry 4th , page 603 623 .

1