pbl blok 10

29
Keseimbangan Cairan Tubuh Orlando 10.2012.430 F9 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731 e-mail : [email protected] Pendahuluan Ginjal merupakan salah satu organ tubuh yang sangat penting system ekskresi dari tubuh kita khususnya dalam mempertahankan keseimbangan (homeostatis).Fungsi ginjal begitu kompeks dan juga mempunyai kaitan dengan organ vital kita lainnya. Karena ginjal kita sangat penting,maka gangguan yang berlanjut terhadap fungsi ginjal akan berakibat besar pada seluruh tubuh. Bukan hanya pada bagian ekskresi, tapi bisa mengganggu system lainnya juga yang sangat membahayakan bagi keselamatan. Dalam hal ini yang paling penting adalah kemampuan ginjal mengatur volume dan osmolaritas lingkungan cairan internal dengan control keseimbangan air dan juga garam, selain itu kemampuan ginjal untuk membantu mengatur perubahan pH dengan mengontrol asam dan basa yang akan dikeluarkan dari tubuh. Dengan menyesuaikan jumlah air dan berbagai komposisi plasma yang akan disimpan dalam tubuh atau dikeluarkan memalalui urin, ginjal mampu mempertahankan keseimbangan air dan elektrolit dalam waktu yang relative singkat sesuai kebutuhan mahkluk hidup tersebut. Oleh karena itu jika ada slah satu komponen ginjal mengalami kerusakan akan dapat menyebabkan terganggunya proses homeostasis tubuh 1

Transcript of pbl blok 10

Keseimbangan Cairan Tubuh Orlando10.2012.430F9Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731e-mail : [email protected] merupakan salah satu organ tubuh yang sangat penting system ekskresi dari tubuh kita khususnya dalam mempertahankan keseimbangan (homeostatis).Fungsi ginjal begitu kompeks dan juga mempunyai kaitan dengan organ vital kita lainnya. Karena ginjal kita sangat penting,maka gangguan yang berlanjut terhadap fungsi ginjal akan berakibat besar pada seluruh tubuh. Bukan hanya pada bagian ekskresi, tapi bisa mengganggu system lainnya juga yang sangat membahayakan bagi keselamatan. Dalam hal ini yang paling penting adalah kemampuan ginjal mengatur volume dan osmolaritas lingkungan cairan internal dengan control keseimbangan air dan juga garam, selain itu kemampuan ginjal untuk membantu mengatur perubahan pH dengan mengontrol asam dan basa yang akan dikeluarkan dari tubuh. Dengan menyesuaikan jumlah air dan berbagai komposisi plasma yang akan disimpan dalam tubuh atau dikeluarkan memalalui urin, ginjal mampu mempertahankan keseimbangan air dan elektrolit dalam waktu yang relative singkat sesuai kebutuhan mahkluk hidup tersebut. Oleh karena itu jika ada slah satu komponen ginjal mengalami kerusakan akan dapat menyebabkan terganggunya proses homeostasis tubuhPembahasanSkenario KasusAni , 15 tahun, tiba-tiba pingsan waktu apel 17 Agustus di lapangan terbuka , saat sinar matahari sangat terik.

Ginjal Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang, terdapat sepasang (masing-masing satu di sebelah kanan dan kiri vertebra) dan posisinya retroperitoneal. Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah (kurang lebih 1 cm) dibanding ginjal kiri, hal ini disebabkan adanya hati yang mendesak ginjal sebelah kanan. Kutub atas ginjal kiri adalah tepi atas iga 11 (vertebra T12), sedangkan kutub atas ginjal kanan adalah tepi bawah iga 11 atau iga 12. Adapun kutub bawah ginjal kiri adalah processus transversus vertebra L2 (kira-kira 5 cm dari krista iliaka) sedangkan kutub bawah ginjal kanan adalah pertengahan vertebra L3. Dari batas-batas tersebut dapat terlihat bahwa ginjal kanan posisinya lebih rendah dibandingkan ginjal kiri.1Struktur makroskopis ginjalGinjal adalah organ berbentuk seperti kacang berwarna merah tua, panjangnya sekitar 12,5 cm dan tebalnya 2,5 cm (kurang lebih sebesar kepalan tangan). Setiap ginjal memiliki berat antara 125 sampai 175 g pada laki-laki dan 115 sampai 155 g pada perempuan. Lokasi: Ginjal terletak di area yang tinggi yaitu pada dinding abdomen posterior yang berdekatan dengan dua pasang iga terakhir. Organ ini merupakan organ retroperitoneal dan terletak di antara otot-otot punggung dan peritoneum rongga abdomen atas. Tiap-tiap ginjal memiliki sebuah kelenjar adrenal di atasnya. Ginjal kanan terletak agak di bawah dibandingkan ginjal kiri karena ada hati pada sisi kanan. Setiap ginjal diselubungi tiga lapisan jaringan ikat.Fasia renal adalah pembungkkus terluar. Pembungkus ini melabuhkan ginjal pada struktur di sekitarnya dan mempertahankan posisi organ. Lemak peritoneal (capsula adiposa) adalah jaringan adiposa yang terbungkus fascia ginjal. Jaringan ini membantali ginjal dan membantu organ tetap pada posisinya.Capsula fibrosa (ginjal) adalah membran halus transparan yang langsung membungkus ginjal dan dapat dengan mudah dilepas.21. Struktur internal ginjal a. Hilus (hilum) adalah tingkat kecekungan tepi medial ginjal.b. Sinus ginjal adalah rongga berisi lemak yang membuka pada hilus. Sinus ini membentuk perlekatan untuk jalan masuk dan keluar ureter, vena dan arteri renalis, saraf dan limfatik.c. Pelvis ginjal adalah perluasan ujung proksimal ureter. Ujung ini berlanjut menjadi dua sampai tiga kaliks mayor, yaitu rongga yang mencapai grandular, bagian penghasil urin pada ginjal. Setiap kaliks major bercabang menjadi beberapa kaliks minor.d. Parenkim ginjal adalah jaringan ginjal yang menyelubungi struktur sinus ginjal. Jaringan ini terbagi menjadi medula dalam dan korteks luar.Medula terdiri dari massa-massa triangular yang disebut piramida renis (ginjal). Ujung yang sempit dari setiap piramida terdapat papila yang masuk dalam kaliks minor dan ditembus mulut duktus pengumpul urin. Korteks tersusun dari tubulus dan pembuluh darah nefron yang merupakan unit fungsional dan struktural ginjal. Korteks terletak di dalam diantara piramida-piramida medula yang bersebelahan untuk membbentuk kolumna ginjal yang terdiri dari tubulus-tubulus pengumpul yang mengalir ke dalam duktus pengumpul.e. Ginjal terbagi-bagi lagi menjadi lobus ginjal. Setiap lobus terdiri dari satu piramida ginjal, kolumna yang saling berdekatan, dan jaringan korteks yang melapisinya.1

Gambar 1. Struktur internal ginjal 12. Struktur nefron. Satu ginjal mengandung 1 sampai 4 juta nefron yang merupakan unit pembentuk urin. Setiap nefron memiliki satu komponen vaskular (kapiler) dan satu komponen tubular.a. Glomerulus adalah gulungan kapiler yang dikelilingi kapsul epitel berdinding ganda yang disebut kapsula Bowman. Glomerulus dan kapsul Bowman bersama-sama membentuk sebuah korpuskel ginjal. Lapisan viseral kapsul Bowman adalah lapisan internal epitelium. Sel-sel lapisan viseral dimodifikasi menjadi podosit (sel seperti kaki) yaitu sel-sel epitel khusus disekitar kapiler glomerular. Setiap sel podosit melekat pada permukaan luar kapiler glomerular melalui beberapa processus primer panjang yang mengandung proccesus sekunder yang disebut proccesus kaki atau pedikel (kaki kecil).Pedikel berinterdigitasi (saling mengunci) dengan proccesus yang sama dari podosit tetangga. Ruang sempit antara pedikel-pedikel yang berinterdigitasi disebut filtration slits (pori-pori dari celah) yang lebarnya sekitar 25 nm. Setiap pori dilapisi selapis membran tipis yang memungkinkan aliran beberapa molekul dan menahan aliran molekul lainnya.Barier filtrasi glomerular adalah barier yang memisahkan darah dalam kapiler glomerular dari ruang dalam kapsul Bowman. Barrier ini terdiri dari endotelium kapiler, membran dasar (lamina basalis) kapiler, dan filtration slit. Lapisan parietal kapsula Bowman membentuk tepi terluar korpuskel ginjal.Pada kutub vaskular korpuskel ginjal, arteriola aferen masuk ke glomerulus dan arteriol eferen keluar dari glomerulus.Pada kutub urinarius korpuskel ginjal, glomerulus memfiltrasi aliran yang masuk ke tubulus kontortus proksimal.b. Tubulus kontortus proksimal, panjangnya mencapai 15 mm dan sangat berliku. Pada permukaan yang menghadap lumen tubulus ini terdapat sel-sel epitelial kuboid yang kaya akan mikrovilus (brush border) dan memperluas area permukaan lumen.c. Ansa Henle. Tubulus kontortus proksimal mengarah ke tungkai descenden ansa Henle yang masuk ke dalam medula, membentuk lengkungan jepit yang tajam (lekukan), dan membalik ke atas membentuk tungkai ascendens ansa Henle.Nefron korteks terletak di bagian terluar korteks. Nefron ini memiliki lekukan pendek yang memanjang ke sepertiga bagian atas medula. Nefron juxtamedular terletak di dekat medula. Nefron ini memiliki lengkung panjang yang menjulur ke dalam piramida medula.d. Tubulus kontortus distal juga sangat berliku, panjangnya sekitar 5 mm dan membentuk segmen terakhir nefron. Di sepanjang jalurnya, tubulus ini bersentuhan dengan dinding arteriol aferen. Bagian tubulus yang bersentuhan dengan arteriol mengandung sel-sel termodifikasi yang disebut makula densa. Macula densa berfungsi sebagai suatu kemoreseptor dan distimulasi oleh penurunan ion natrium. Dinding arteriol aferen yang bersebelahan dengan macula densa mengandung sel-sel otot polos yang termodifikasi disebut sel juxtaglomerular. Sel ini distimulasi melalui penurunan tekanan darah untuk memproduksi renin. Macula densa, sel juxtaglomerular, dan sel mesangium saling bekerja sama membentuk aparatus juxtaglomerular yang penting dalam pengaturan tekanan darah.e. Tubulus dan duktus pengumpul. Karena setiap tubulus pengumpul berdesenden di korteks, maka tubulus tersebut akan mengalir ke sejumlah tubulus kontortus distal. Tubulus pengumpul membentuk duktus pengumpul besar yang lurus. Duktus pengumpul membentuk tuba yang lebih besar dan mengalirkan urin ke dalam kaliks minor. Kaliks minor bermuara ke dalam pelvis renis melalui kaliks major. Dari pelvis ginjal, urin dialirkan ke ureter yang mengarah ke kandung kemih.2

Gambar 2. Unit fungsional ginjal 13. Suplai daraha. Arteri renalis adalah percabangan aorta abdominalis yang mensuplai masing-masing ginjal dan masuk ke hilus melalui cabang anterior dan posterior.b. Cabang anterior dan posterior arteri renalis membentuk arteri-arteri interlobaris yang mengalir di antara piramida-piramida ginjal.c. Arteri arkuata berasal dari arteri interlobaris pada area pertemuan antara korteks dan medula.d. Arteri interlobularis merupakan percabangan arteri arkuata di sudut kanan dan melewati korteks.e. Arteriole aferen berasal dari arteri interlobularis. Satu arteriol aferen membentuk sekitar 50 kapiler yang membentuk glomerulus.f. Arteriole eferen meninggalkan setiap glomerulus dan membentuk jaring-jaring kapiler lain, kapiler peritubular yang mengelilingi tubulus proksimal dan distal untuk memberi nutrien pada tubulus tersebut dan mengeluarkan zat-zat yang direabsorpsi.Arteriol aferen dari glomerulus nefron korteks memasuki jaring-jaring kapiler peritubular yang mengelilingi tubulus kontortus distal dan proksimal pada nefron tersebut.Arteriol eferen dari glomerulus pada nefron juxtaglomerular memiliki perpanjangan pembuluh kapiler panjang yang lurus disebut vasa recta yang berdesenden ke dalam piramida medula. Lekukan vasa recta membentuk lengkungan jepit yang melewati ansa Henle. Lengkungan ini memungkinkan terjadinya pertukaran zat antara ansa Henle dan kapiler serta memegang peranan dalam konsentrasi urin.g. Kapiler peritubular mengalir ke dalam vena korteks yang kemudian menyatu dan membentuk vena interlobularis.h. Vena arkuata menerima darah dari vena interlobularis. Vena arkuata bermuara ke dalam vena interlobaris yang bergabung untuk bermuara ke dalam vena renalis. Vena ini meninggalkan ginjal untuk bersatu dengan vena cava inferior.34. Gambar 3. Pembuluh darah dan pembuluh balik ginjal 3Struktur Mikroskopis GinjalGinjal dibagi atas dua daerah yaitu daerah luar atau korteks dan daerah dalam atau medulla. Korteks ginjal ditutupi oleh simpai jaringan ikat dan jaringan perineal, serta jaringan lemak. Sedangkan medula dibentuk oleh sejumlah pyramid renal. Dasar setiap pyramid menghadap korteks dan apexnya kedalam. Apeks pyramid renal membentuk papilla yang terjulur kedalam kaliks minor. Medula juga terdiri dari ansa henle dan duktus koligens yang akan bergabung di medulla membentuk duktus papilaris yang besar.1 Papila biasanya ditutupi epitel selapis silindris yang berlanjut ke ruang kaliks menjadi epitel transisional. Dibawah epitel, terdapat selapis tipis jaringan ikat dan otot polos yang kemudian menyatu menjadi hilus renalis.2Didalam hilus renalis dan diantara pyramid, terdapat cabang-cabang arteri dan vena renalis, yaitu pembuluh interlobaris. Pembuluh ini memasuki ginjal kemudian melengkung menyusuri dasar pyramid diantara korteks dan medulla disebut arteri arkuata. Pembuluh arkuata mencabangkan arteri dan vena interlobularis yang lebih kecil, dan arteri arkuata berjalan secara radial menuju korteks ginjal dan mempercabangkan banyak arteri aferen glomerulus.2,3 Lapisan visceral kapsula glomerulus terdiri dari sel epitel yang dimodifiksai disebut podosit. Di kutub vascular epitel visceral akan membalik membentuk lapisan parietal kapsula glomerulus. Ruang diantara lapisan visceral dan parietal menjadi lumen tubulus kontortus proksimal di polus urinarius. Tubulus Kontortus Proksimal, banyak di korteks dengan lumen kecil, tidak rata, dan dibentuk oleh selapis sel kuboid besar dengan sitoplasma eosinofilik dan bergranul, dan juga terdapat brush border. Banyak zat yang direabsorbsi aktif dalam tubulus proksimal ini, seperti natrium, kalium, kalsium, fosfat,glukosa, asam amino, dan air. Ansa Henle, berasal dari tubulus proksimal lurus yang berubah jadi ansa henle segmen desendens tipis dengan sel epitel gepeng dan sedikit mikrovili. Kemudian struktur berlanjut menjadi segmen asendens tipis lalu jadi tebal, yang selnya sebagian besar kuboid.2 Aparatus Juxtaglomerular, merupakan strurkur yang terdiri dari tiga sel utama: macula densa yang merupakan sekelompok sel tubulus, sel mesangial ekstraglomerulus, dan sel granular. Tubulus Kontortus Distal, memiliki lumen lebih besar dari TKP yang dilapisi sel-sel kuboid lebih kecil, kemudian sitoplasmanya bersifat basofil dan tidak ada brush border. Tubulus kontortus distal akan berlanjut jadi tubulus koligens dengan sel kuboid yang memiliki batas-batas yang jelas.4

Gambar 4. Struktur mikro unit fungsional ginjal 1

Mekanisme dan fungsi ginjalGinjal melakukan berbagai fungsi yang ditujukkan untuk mempertahankan homeostatis. Sel-sel pada organisme multisel kompleks mampu berfungsi dan bertahan hidup hanya dalam suatu lingkungan cairan. Lingkungan cairan internal adalah cairan ekstrasel (CES) yang membasuh semua sel di dalam tubuh dan harus dipertahankan secara homeostatis. Pada tubuh, pertukaran antara sel dan CES dapat mengubah komposisi lingkungan cairan internal yang kecil dan pribadi ini apabila tidak terdapat mekanisme untuk mempertahankan stabilitasnya. Secara garis besar, makhluk hidup di darat dapat bertahan hidup karena adanya ginjal, organ yang bersama dengan masukan hormonal dan saraf yang mengatur fungsinya, terutama berperan dalam mempertahankan stabilitas volume dan komposisi elektrolit CES. Dengan menyesuaikan jumlah air dan berbagai konstituen plasma yang akan disimpan di dalam tubuh atau dikeluarkan melalui urin, ginjal mampu mempertahankan keseimbangan air dan elektrolit di dalam rentang yang sangat sempit yang cocok bagi kehidupan, walaupun pemasukan dan pengeluaran konstituen-konstituen tersebut melalui jalan lain sangat bervariasi. Jika terdapat kelebihan air atau elektrolit tertentu di CES, misalnya garam NaCl, ginjal dapat mengeleminasi kelebihan tersebut dalam urin. Jika terjadi kekurangan ginjal sebenarnya tidak dapat memberi tambahan konstituen yang kurang tersebut, tetapi dapat membatasi kehilangan zat tersebut melalui urin, sehinggan dapat menyimpan sampai lebih banyak zat tersebut didapat dari makanan. Dengan demikian, ginjal dapat lebih efisien melakukan kompensasi untuk kelebihan daripada kekurangan, kenyataannya pada beberapa keadaan ginjal tidak dapat secara total menghentikan pengeluaran suatu bahan penting melalui urin, walaupun tubuh sedang kekurangan bahan tersebut. Selain berperan penting dalam mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit, ginjal juga merupakan jalan penting untuk mengeluarkan berbagai zat sisa metabolik yang toksik dan senyawa-senyawa asing dari tubuh. Zat-zat sisa ini tidak dapat dikeluarkan dalam bentuk padat, mereka harus dieksresikan dalam bentuk larutan, sehingga ginjal harus menghasilkan minimal 500 ml urin berisi zat sisa per harinya. Karena H2O yang dikeluarkan di urin berasal dari plasma darah, seseorang yang tidak mendapat H2O sedikitpun tetap diharuskan menghasilkan urin sampai meninggal akibat deplesi volume plasma ke tingkat fatal, karena H2O akan turut dibuang menyertai pengeluaran zat-zat sisa.Ginjal juga dapat melakukan penyesuaian dalam melakukan penegluaran konstituen-konstituen CES ini melalui urin untuk mengkompensasi pengeluaran abnormal, misalnya melalui keringat berlebihan, muntah, diare, atau pendarahan. Dengan demikian, komposisi urin sangat bervariasi karena ginjal melakukan penyesuaian terhadap perubahan pemasukan atau pengeluaran berbagai bahan batas sempit yang cocok untuk kehidupan. Berikut ini adalah fungsi spesifik yang dilakukan oleh ginjal, yang sebagian besar ditunjukkan untuk mempertahankan kestabilan lingkungan cairan internal :1. Mempertahankan keseimbangan H2O dalam tubuh.2. Mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian besar ion CES, termasuk Na+, Cl-, K+, HCO3-, Ca++, Mg++, SO4=, PO4, dan H+. Bahkan fluktuasi minor pada konsentrasi sebagian elektrolit ini dalam CES dapat menimbulkan pengaruh besar. Sebagai contoh, perubahan konsentrasi K+ di CES daoat menimbulkan disfungsi jantung yang fatal. 3. Memelihara volume plasma yang sesuai, sehingga sangat berperan dalam pengaturan jangka panjang tekanan darah arteri. Fungsi ini dilaksanakan melalui peran ginjal sebagai pengatur keseimbangan garam dan H2O.4. Membantu memelihara keseimbangan asam-basa tubuh dengan menyesuaikan pengeluaran H+ dan HCO3- melalui urin.5. Memelihara osmolaritas (konsentrasi zat terlarut) berbagai cairan tubuh, terutama melalui pengaturan keseimbangan H2O.6. Mengeksresikan (eliminasi) produk-produk sisa (buangan) dari metabolisme tubuh, misalnya urea, asam urat, dan kreatinin. Jika dibiarkan menumpuk, zat-zat sisa tersebut bersifat toksik, terutama bagi otak. 7. Mengeksresikan banyak senyawa asing, misalnya obat, zat penambah pada makanan, pestisida, dan bahan-bahan eksogen non-nutrisi lainnya yang berhasil masuk ke dalam tubuh.8. Mensekresikan eritropoetin, suatu hormon yang dapat merangsang pembentukan sel darah merah. 9. Mensekresikan renin, suatu hormon enzimatik yang memicu reaksi berantai yang penting dalam proses konservasi garam oleh ginjal.10. Mengubah vitamin D menjadi bentuk aktifnya.Ginjal mensintesis glukosa dari asam amino dan prekursor lainnya selama masa puasa yang panjang, proses ini disebut glukoneogenesis. Kapasitas ginjal untuk menambahkan glukosa pada darah selama masa puasa yang panjang dapat menyaingi hati. Pada penyakit ginjal kronik atau gagal ginjal akut, fungsi homeostatik ini terganggu, dan kemudian terjadi abnormalitas komposisi dan volume cairan tubuh yang berat dan cepat. Pada gagal ginjal lengkap, dalam beberapa hari saja dapat terjadi akumulasi kalium, asam, cairan, dan zat-zat lainnya dalam tubuh sehingga menyebabkan kematian, kecuali jika ada intervensi klinis seperti hemodialisis untuk perbaikan keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit, paling tidak sebagian.5Filtrasi GinjalProses filtrasi dari ginjal dilakukan pada daerah korpuskel ginjal yang dimana banyak terdapat pembuluh darah pada daerah tersebut. Kapiler darah yang berupa kapiler fenestra yang tertutupi oleh kaki kaki pedikel pososit ini berfungsi seperti saringan yang dapat melewatkan benda berukuran dibawah 8 nano meter. Ukuran yang kecil ini tidak memungkinkan bagi protein, enzim dan zat yang besar untuk melewatinya. Selain daripada itu, sawar ini juga memiliki muatan negatif, sehingga zat-zat yang memiliki muatan negatif akan sangat sulit untuk melewati sawar ini. Hal ini terbukti pada protein albumin yang memiliki ukuran lebih kecil dari 8 nanometer dan bermuatan negatif. Albumin ini tidak dapat melewati sawar ginjal dengan alasan bahwa molekul tersebut merupakan suatu molekul negatif yang saling tolak-menolak dengan sawar dari ginjal tesebut. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kemampuan filtrasi zat terlarut berbanding terbalik dengan ukurannya tetapi tidak berlaku pada molekul yang bermuatan. Dengan pembahasan yang telah dilakukan diatas dapat juga ditarik kesimpulan bahwa dalam filtrat tidak diketemukan protein dan lemak, karena lemak biasanya berikatan dengan protein yang terdapat dalam plasma.5GFR atau laju aliran tubulus merupakan banyaknya plasma yang melewati membran tubulus dalam satu menit. Pada orang dewasa normal, jumlahnya sekitar 125mL/menit. Laju filtrasi gromelurus ini ditentukan dengan kesimbangan osmotik dan onkotik antara plasma dengan di kapsula bowman dan juga faktor filtrasi dari zat tersebut. Hal yang mempengaruhi kecepatan berikutnya adalah tekanan hidrostatik dari kapiler dan gromelurus. Dimana peningkatan tekanan hidrostatik dari kapiler akan meningkatkan GFR sedangkan peningkatan tekanan hidrostatik dari glomerulus akan menurunkan GFR. Hal berikutnya yang berpengaruh adalah konsentrasi protein plasma yang bersifat higroskopis atau menarik air yang disebut sebagai tekanan onkotik. Karena dalam glomerulus tidak terdapat protein yang berarti maka tekanan onkotik glomerulus pada orang normal dianggap sama dengan nol. Sedangkan tekanan onkotik pada kapiler awal dibandingkan dengan kapiler akhir akan terus menigkat karena banyak air yang sudah keluar dan hal inilah yang menyebabkan tidak semua plasma dapat keluar dari kapiler ke dalam glomerulus. Hal ini dapat diartikan bahwa kontriksi dari arteriol aferen akan menurunkan GFR, sedangkan kontriksi dari arteriol eferen memiliki 2 sifat yaitu menurunkan dan menaikan GFR. Pada kontriksi arteriol eferen awal akan meningkatkan GFR, sedangkan pada kontriksi arteriol akhir akan menurunkan GFR itu sendiri.5Kontrol umpan balik yang berfungsi untuk mengatur kerja dari filtrasi ginjal adalah renin dan angiotensin. Prosesnya adalah sebagai berikut, apabila tekanan arteri menurun maka akan menyebabkan tekanan hidrostatik glomerulus ikut turun dan akan serta merta menurunkan GFR. Penurunan zat yang difiltrasi akan juga menurunkan jumlah nacl yang terdeteksi oleh makula densa. Apabila hal ini terjadi maka akan menurunkan tahanan dari arterol aferen, selain daripada itu, penurunan ini juga akan menyebabkan peningkatan renin yang akan menghasilkan suatu hormon angiotensin II. Hormon ini dan penurunan tahanan dari arteriol aferen akan menjadi suatu umpan balik yang akan menaikkan tekanan hidrostatik dari glomerulus. Peningkatan ini juga akan meningkatkan reabsorbsi NaCl dan akan kembali ke keadaan homeostatis.5Reabsorbsi GinjalPembentukan urin yang berikutnya akan melalui proses reabsorbsi dan sekresi di sepanjang berbagai bagian dari nefron. Setiap bagian dari nefron mulai dari tubulus kontortus proksimal, ansa henle, tubulus kontortus distal, dan tubulus koligents mempunyai sifat dan cara kerja reabsorbsi dan sekresi urin yang berbeda. Proses transpor dari berbagai zat tersebut dapat dilakukan dengan transpor aktif primer, transpor aktif sekunder maupun dengan transpor pasif. Transpor aktif primer berarti transpor tersebut melalui membran tubulus ke dalam sel dengan langsung menggunakan ATP, misalnya natrium-kalium ATPase, hidrogen ATPase, hidogen kalium ATPase, dan kalsium ATPase. Sedangkan pada transpor aktif sekunder, dua atau lebih zat berinteraksi dengan suatu protein membran spesifik dan ditranspor bersama melewati membran, contoh yang paling umum adalah transpor dari glukosa. Untuk transpor aktif sendiri selalu memiliki batas kecepatan yang disebut sebagai transpor maksimum. Keterbatasan ini disebabkan oleh kejenuhan dari sistem transpor spesifik yang dilibatkan apabla jumlah zat terlarut yang dikirim ke tubulus melebihi kapasitas protein pengangkut dan enzim-enzim spesifik yang terlibat dalam proses transport. Pada transport pasif yang paling banyak terjadi adalah pada reabsorbsi air yang melalui osmosis terutama menyertai reabsorpsi natrium. Selain dari pada air reabsorbsi dari klorida, ureum dan zat-zat terlarut lainnya melalui difusi pasif.5Bagian pertama dalam proses reabsorbsi dan sekresi adalah tubulus proksimal. Secara normal, sekitar 65 persen dari muatan natrium dan air yang difiltrasi dan nilai presentase yang sedikit lebih renadah dari klorida akan direabsorbsi oleh tubulus proskimal sebelum filtrat mencapai ansa Henle peresentase ini dapat menigkat atau menurun dalam berbagai kondisi fisiologis. Pada tubulus proskimal zat yang terutama direabsorbsi adalah natrium, clorida, air, glukosa, asam amino dan ion bikarbonat. Dan zat yang terutama disekresi adalah ion hidrogen, asam organik, dan beberapa jenis basa. Pada pertengahan pertama dari tubulus proksimal transpor natrium sebagaian besar diikuti oleh transport dari glukosa ataupun asam amino, sedangkan untuk paruh berikutnya karena konsentrasi dari clorida lebih tinggi lagi, maka transport dari natrium akan lebih bersamaan dengan ion clorida. Transport imbangan dari natrium adalah dengan hidrogen yang pada tubulus ginnjal berreaksi dengan ion bikarbonat dan akan menjadi carbondioksida dan air. Dan hal yang juga penting adalah pada tubulus prosimal terdapat proses sekresi dari asam dan basa organik yang berfungsi untuk mengeluarkan obat-obatan atau toksin yang potensial berbahaya melalui sel-sel tubulus ke dalam tubulus dan dapat dengan cepat dibersihkan dari darah.5Ansa henle terdiri dari tiga segmen fungsional yang berbeda yaitu segmen tipis desenden, segmen tipis asenden dan segmen tebal asenden ansa henle. Bagian tebal dari segmen tipis ansa henle sangat permeable terhadap air dan cukup permeabl terhadap sebgaian besar zat terlarut tetapi hanya memiliki beberapa mitokondria dan terjadi reabsorbsi aktif yang sedikit atau bahkan tidak terjadi reabsorbsi aktif. Segmen tebal asenden ansa henle mereansornsi sekitar 25% natrium, klorida dan kalium yang terfiltrasi serta sejumlah besar kalsium, bikarbinat dan magnesium. Segmen ini juga menyekresikan ion hidrogen ke dalam lumen tubulus. Dan disini dapat dijelaskan bahwa pada bagian segmen tipis desendens dari ansa henle sangat permeable terhadap air, sendangkan pada bagian acendensnya tidak lagi permeable terhadap air tertapi banyak terdapat transport aktif keluar untuk natrium. Keadaan ini yang menyebabkan tetap tingginya osmilaritas cairan intersitial yang terdapat pada medula ginjal.5Bagian awal tubulus distal banyak memiliki kesamaan dengan karakteristik dengan segmen tebal asenden ansa Henle dan mereabsorbsi natrium, klorida, dan magnesium tapi sebnenarnya tidak permeable terhadap air dan ureum. Bagian akhir dari tubulus distal dan tubulus kologentes kortikalis terdiri dari dua jenis sel yang berbeda yaitu sel prinsipalis dan sel interkalatus. Sel prinsipalis mereabsorbsi natrium dari lumen dan menyekresikan ion kalium ke dalam lumen. Sel interkalatus mereabsorbsi ion kalium dan bikarbonat dari lumen dan menyekresikan ion hidrogen ke dalam lumen. Rabsorbsi air dari segmen tubulus ini diatur oleh konsentrasi hormon antidiuretik.5Ciri khas dari duktus koligentes bagian medula dalah dalam reabsorbsi air sangat dipengaruhi oleh hormon ADH. Peningkatan hormon ini akan menyebabkan banyak dari air yang akan direabsorbsi ke dalam darah, begitu juga sebaliknya. Ciri berikutnya yaitu duktus koligentes bagian medula bersifat permeabel terhadap ureum. Oleh karena itu beberapa ureum tubulus direabsorbsi ke dalam interstisium medula, membantu meningkatkan osmolalitas daerah ginal ini dan turut berperan pada seluruh kemampuan ginjal untuk membentuk urin yang pekant. Dan yang terakhir adalah duktus koligentes bagian medula mampu menyekresikan ion hidrogen melawan gradien konsentrasi yang besar, seperti yang juga terjadi dalam tubulus koligentes kortikalis. Jadi, duktus koligentes bagian medula juga memainkan peranan kunci dalam mengatur keseimbangan asam basa.5Sekresi GinjalSekresi tubulus, mengacu pada perpindahanselektif zat-zat dari darah kapiler peritubulus kedalam lumen tubulus, merupakan rute kedua bagizat dari darah untuk masuk kedalam tubulusginjal.Proses sekresi terpenting adalah sekresi H+, K+,dan ion-ion organik.Sekresi tubulus dapat dipandang sebagaimekanisme tambahan yang meningkatkan eliminasi zat-zat tersebut dari tubuh.Semua zat yang masuk ke cairan tubulus, baikmelalui fitrasi glomerulus maupun sekresitubulus dan tidak direabsorpsi akan dieliminasidalam urin.Sekresi tubulus melibatkan transportasitransepitel seperti yang dilakukan reabsorpsitubulus, tetapi langkah-langkahnya berlawananarah. Seperti reabsorpsi, sekresi tubulus dapataktif atau pasif.Bahan yang paling penting yang disekresikanoleh tubulus adalah ion hidrogen (H+), ionkalium (K+), serta anion dan kation organik,yang banyak diantaranya adalah senyawasenyawa yang asing bagi tubuh. Sekresi ion hidrogen sangatlah penting dalampengaturan keseimbangan asam-basa tubuh. Sekresi ion kalium adalah contoh zat yang secara selektifberpindah dengan arah berlawanan di berbagai bagian tubulus; zat ini secara aktif direabsorpsi ditubulusproksimal dan secara aktif disekresi di tubulusdistal dan pengumpul. Sekresi anion dan kation organik yaitu tubulus proksimal mengandung dua jenispembawa sekretorik yang terpisah, satu untuksekresi anion organik dan suatu sistem terpisah untuk sekresi kation organik.5

Keseimbangan Asam BasaAsam didefinisikan sebagai zat yang dapat memberikan ion H+ ke zat lain (disebut sebagai donor proton), sedangkan basa adalah zat yang dapat menerima ion H+ dari zat lain (disebut sebagai akseptor proton). Suatu asam baru dapat melepaskan proton bila ada basa yang dapat menerima proton yang dilepaskan. Oleh karena itu, reaksi asam basa adalah suatu reaksi pelepasan dan penerimaan proton. Keseimbangan asam basa adalah suat keadaan dimana konsentrasi ion hidrogen yang diproduksi setara dengan konsentrasi ion hidrogen yang dikeluarkan oleh sel. Pada proses kehidupan keseimbangan asam pada tingkat molecular umumnya berhubungan dengan asam lemah dan basa lemah, begitu pula pada tingkat konsentrasi ion H+ atau ion OH- yang sangat rendah. Keseimbangan asam basa adalah keseimbangan ion hydrogen. Walaupun produksi akan terus menghasilkan ion hydrogen dalam jumlah sangat banyak, ternyata konsentrasi ion hydrogen dipertahankan pada kadar rendah 40 + 5 nM atau pH 7,4. Untuk mempertahankan keseimbangan asam basa, ginjal harus mengeluarkan anion asam non volatile dan mengganti HCO3-. Ginjal mengatur keseimbangan asam basa dengan sekresi dan reabsorpsi ion hidrogen dan ion bikarbonat. Pada mekanisme pemgaturan oleh ginjal ini berperan 3 sistem buffer asam karbonat, buffer fosfat dan pembentukan ammonia. Ion hydrogen, CO2, dan NH3 diekskresi ke dalam lumen tubulus dengan bantuan energi yang dihasilkan oleh mekanisme pompa natrium di basolateral tubulus. Pada proses tersebut, asam karbonat dan natrium dilepas kembali ke sirkulasi untuk dapat berfungsi kembali. Tubulus proksimal adalah tempat utama reabsorpsi bikarbonat dan pengeluaran asam. Ion hidrogen sangat reaktif dan mudah bergabung dengan ion bermuatan negative pada konsentrasi yang sangat rendah. Pada kadar yang sangat rendahpun, ion hydrogen mempunyai efek yang besar pada system biologi. Ion hydrogen berinteraksi dengan berbagai molekul biologis sehingga dapat mempengaruhi struktur protein, fungsi enzim dan ekstabilitas membrane. Ion hydrogen sangat penting pada fungsi normal tubuh misalnya sebagai pompa proton mitokondria pada proses fosforilasi oksidatif yang menghasilkan ATP. Produksi ion hidrogen sangat banyak karena dihasilkan terus menerus di dalam tubuh. Perolehan dan pengeluaran ion hydrogen sangat bervariasi tergantung diet, aktivitas dan status kesehatan. Ion hydrogen di dalam tubuh berasal dari makanan, minuman, dan proses metabolism tubuh. Di dalam tubuh ion hidrogen terbentuk sebagai hasil metabolism karbohidrat, protein dan lemak, glikolisis anaerobik atau ketogenesis.6Faktor Penyebab DehidrasiDehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan atau air pada tubuh. Hal ini terjadi karena pengeluaran air lebih banyak daripada pemasukan (misalnya minum). Gangguan kehilangan cairan tubuh ini disertai dengan gangguan keseimbangan zat elektrolit tubuh. Penyebab dehidrasi antara lain kekurangan zat Na, H2O, muntah, diare, obat diuretic, serta kurangnya asupan cairan. Dehidrasi terbagi dalam tiga jenis berdasarkan penurunan berat badan, yaitu dehidrasi ringan (jika penurunan cairan tubuh 5 persen dari berat badan), dehidrasi sedang (jika penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen dari berat badan), dan dehidrasi berat (jika penurunan cairan tubuh lebih dari 10 persen dari berat badan). Ciri-ciri dehidrasi ringan-sedang adalah mulut kering dan lengket, mengantuk/lelah, haus, urin sedikit, airmata kurang/kering dan otot lemah, dan sakit kepala/pusing/silau melihat sinar. Sedangkan ciri-ciri dehidrasi berat adalah haus berat, sangat mengantuk dan kebingungan, tidak berkeringat, urin sedikit berwarna kuning gelap/tidak ada urin, mata cekung, menggigil, kulit kering dan elastisitas hilang, tekanan darah rendah, nadi cepat, panas serta kesadaran menurun.7 Cara mencegah dehidrasi antara lain minum banyak cairan, normalnya disarankan untuk mengkonsumsi paling sedikit 8 gelas cairan sehari, minuman berenergi dapat mendorong orang-orang aktif lebih banyak minum cairan karena kandungan rasa dan sodium tinggi di dalamnya, hindari minuman berkafein dan yang mengandung alkohol, keduanya sama-sama dapat menyebabkan dehidrasi. Hindari minuman yang mengandung carbonat karena pembakaran bisa menyebabkan penggelembungan atau perasaan penuh dan mencegah pemenuhan konsumsi cairan. Kenakan pakaian berwarna terang, yang menyerap dan berukuran pas. Usahakan berada di tempat yang sejuk, terlindungi dari matahari dan lindungi kulit dengan sunblock kapan saja. Selebihnya, menyadari dan mempersiapkan adalah cara termudah untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Di hari yang panas, untuk orang yang sedang beraktivitas bisa mengalami dehidrasi hanya dalam waktu 15 menit. Jika Anda mengalami pertanda ini, segeralah hentikan aktivitas dan beristirahatlah di tempat yang sejuk. Minum cairan sebanyak mungkin untuk menggantikan air yang hilang dari tubuh Anda. Tingkat kehilangan garam urin (NaCl) merupakan faktor utama yang menentukan volume cairan tubuh. Hal tersebut dikarenakan air mengikuti solute melalui proses osmosis sementara solute yang paling utama dalam cairan ekstraseluler dan urin adalah sodium (Na+) dan Cl-. Hormon utama yang meregulasi kehilangan air adalah antidiuretik (ADH)yang lebih dikenal dengan vasopressin. Hormon ini diproduksi oleh sel neurosekretori yang ber-ada pada hipotalamus dan meluas ke hipofisis posterior. Pada beberapa kondisi, faktor selain osmolaritas darah juga dapat berpengaruh pada sekresi ADH. Pengurangan volume darah yang besar yang terdeteksi baroreseptor pada atrium kiri dan dinding pembuluh darah juga menstimulasi pelepasan ADH. Pada dehidrasi yang berat glomerular filtration rate berkurang karena tekanan darah turun sehingga air yang hilang melalui urin juga sedikit. Jika intake air banyak, tekana darah akan naik sehingga GFR juga naik dan urin banyak keluar.6Suplai darah ginjalDarah yang mengalir ke kedua ginjal normalnya merupakan 21% dari curah jantung, atau sekitar 1200 ml/menit. Arteri renalis memasuki ginjal melalui hilum bersama dengan ureter dan vena renalis, kemudian bercabang-cabang secara progresif membentuk arteri interlobaris, arteri arkuata, arteri interlobularis, dan arteriol aferen, yang menuju ke kapiler glomerulus dalam glomerulus dimana sejumlah besar cairan dan zat terlarut (kecuali protein plasma) difiltrasi untuk memulai pembentukan urin. Ujung distal kapiler dari setiap glomerulus bergabung untuk membentuk arteriol eferen, yang menuju jaringan kapiler kedua, yaitu kapiler peritubular, yang mengelilingi tubulus ginjal.5 Sirkulasi ginjal ini bersifat unik karena memiliki dua bentuk kapiler, yaitu kapiler glomerulus dan kapiler peritubulus, yang diatur dalam suatu rangkaian dan dipisahkan oleh arteriol eferen yang membantu untuk mengatur tekanan hidrostaltik dalam kedua perangkat kapiler. Tekanan hidrostaltik yang tinggi pada kapiler glomerulus (kira-kira 60mmHg) menyebabkan filtrasi cairan yang cepat, sedangkan tekanan hidrostaltik yang jauh lebih rendah pada kapiler peritubulus (kira-kira 13mmHg) menyebabkan reabsorpsi cairan yang cepat. Dengan mengatur resistensi arteriol aferen dan eferen, ginjal dapat mengatur tekanan hidrostatik kapiler glomerulus dan kapiler peritubulus, dengan demikian mengubah laju filtrasi glomerulus dan atau reabsorpsi tubulus sebagai respon terhadap kebutuhan homeostatik tubuh.Kapiler peritubulus mengosongkan isinya ke dalam pembuluh sistem vena, yang berjalan secara paralel dengan pembuluh arteriole dan secara progresif membentuk vena interlobularus, vena arkuata, vena interlobaris, dan vena renalis, yang meninggalkan ginjal di samping arteri renalis dan ureter.5 Nefron sebagai unit fungsional ginjal Masing-masing ginjal manusia terdiri dari kurang lebih 1 juta nefron, masing-masing dapat membentuk urin. Ginjal tidak dapat membentuk nefron baru. Oleh karena itu pada trauma ginjal, penyakit ginjal atau penuaan normal akan terjadi penurunan jumlah nefron secara bertahap. Setelah usia 40 tahun, jumlah nefron yang berfungsi biasanya menurun kira-kira 10% setiap 10 tahun, jadi pada usia 80 tahun, jumlah nefron yang berfungsi 40% lebih sedikit daripada ketika berusia 40 tahun. Berkurangnya fungsi ini tidak mengancam jiwa karena perubahan adaptif sisa nefron menyebabkan nefron tersebut dapat mengeksresi air, elektrolit, dan produk sisa dalam jumlah yang tepat.Setiap nefron mempunyai dua komponen utama:1. Glomerulus (kapiler glomerulus) yang dilalui sejumlah besar cairan yang difiltrasi dari darah.2. Tubulus yang panjang dimana cairan hasil filtrasi diubah menjadi urin dalam perjalannya menuju pelvis ginjal.Glomerulus tersusun dari suatu jaringan kapiler glomerulus bercabang dan beranastomosa yang mempunyai tekanan hidrotaltik tinggi (kira-kira 60mmHg), dibandingkan jaringan kapiler lainnya. Kapiler glomerulus dilapisi oleh sel-sel epitel, dan seluruh glomerulus dibungkus dalam kapsula bowman. Cairan yang difiltrasi dari kapiler glomerulus mengalir ke dalam kapsula bowman dan kemudian masuk ke tubulus proksimal, yang terletak pada korteks ginjal.Dari tubulus proksimal, cairan mengalir ke ansa Henle yang masuk ke dalam medula renal. Setiap lengkung terdiri atas cabang desenden dan asenden. Dinding cabang decendens dan ujung cabang ascendens yang paling rendah sangat tipis dan oleh karena itu disebut bagian tipis dari ansa Henle. Di tengah perjalanan kembali cabang asendens dari lengkung tersebut ke korteks, dindingnya menjadi tebal seperti bagian lain dari sistem tubular dan oleh karena itu disebut bagian tebal dari cabang ascendens.Ujung cabang asenden tebal merupakan bagian yang pendek, yang sebenarnya merupakan plak pada dindingnya, dan dikenal sebagai makula densa. Makula densa mempunyai peranan penting dalam mengatur fungsi nefron. Setelah makula densa, cairan memasuki tubuli distal, yang terletak pada korteks renal, seperti tubulus proksimal. Tubulus ini kemudian dilanjutkan dengan tubulus rectus dan tubulus koligentes kortikal, yang menuju ke duktus koligentes kortikal. Bagian awal dari 8 sampai 10 duktus koligentes kortikal bergabung membentuk duktus koligentes tunggal besar yang turun ke medula dan menjadi duktus koligentes medular. Duktus koligentes bergabung membentuk duktus yang lebih besar secara progresif yang akhirnya mengalir menuju pelvis renal melalui ujung papila renal. Masing-masing ginjal, mempunyai kira-kira 250 duktus koligentes yang sangat besar, yang masing-masingnya mengumpulkan urin dari kira-kira 4000 nefron.5 Komposisi filtrat glomerulusPembentukan urin dimulai dengan filtrasi sejumlah besar cairan melalui kapiler glomerulus ke dalam kapsula bowman. Seperti kebanyakan kapiler, kapiler glomerulus juga relatif imeperbeable terhadap protein, sehingga cairan hasil filtrasi pada dasarnya bersifat bebas protein dan tidak mengandung elemen selular, termasuk sel darah merah. Konsentrasi unsur plasma lainnya, termasuk garam dan molekul lain yang terikat pada protein plasma, seperti glukosa dan asam amino, bersifat serupa baik dalam plasma maupun filtrat glomerulus. Pengecualian terhadap keadaan umum ini adalah zat dengan berat molekul rendah seperti kalsium dan asam lemak yang tidak difiltrasi secara bebas karena zat tersebut sebagian terikat pada protein dan bagian yang terikat ini tidak difiltrasi dari kapiler glomerulus.5Peningkatan tekanan hidrostatik kapsula bowman dapat menurunkan GFRPengukuran langsung tekanan hidrostatik kapsula bowman dan pada tempat yang berbeda-beda di tubulus proksimal, dengan menggunakan mikropipet, menunjukkan bahwa perkiraan yang masuk akal untuk tekanan hidrostatik kapsula bowman pada manusia ialah 18mmHg pada kondisi normal. Kenaikan tekanan hidrostatik pada kapsula bowman dapat mengurangi GFR, sedangkan penurunan tekanan tersebut dapat meningkatkan GFR. Namun, perubahan tekanan kapsula bowman normalnya tidak memberi arti penting untuk pengukuran GFR. Dalam keadaan patologi tertentu yang berkaitan dengan obstruksi traktus urinarius, tekanan kapsul bowman dapat meningkat secara nyata, menyebabkan penurunan GFR yang serius.5Kenaikan tekanan osmotik koloid kapiler glomerulus dapat menurunkan GFRAda dua faktor yang mempengaruhi tekanan osmotik koloid kapiler glomerulus:1. Tekanan osmotik koloid plasma arterial.2. Fraksi plasma yang disaring oleh kapiler gromelurus (fraksi filtrasi).Kenaikan tekanan osmotik koloid plasma arterial meningkatkan tekanan osmotik koloid kapiler glomerulus, yang kemudian menurunkan GFR. Kenaikan fraksi filtrasi juga memekatkan protein plasma dan meningkatkan tekanan osmotik koloid glomerulus. Karena fraksi filtrasi diartikan sebagai GFR/aliran plasma ginjal, maka fraksi filtrasi dapat ditingkatkan dengan menurunkan aliran plasma ginjal.5

Kenaikan tekanan hidrostatik kapiler glomerulus dapat meningkatkan GFRTekanan hidrostatik glomerulus ditentukan oleh tiga variable berada di bawah pengaturan fisiologis :1. Tekanan arteri.2. Tahanan arteriol aferen dan tahanan arteriol eferen.Kenaikan tekanan arteri cenderung meningkatkan tekanan hidrostatik glomerulus dan karena itu meningkatkan GFR.Autoregulasi GFR dan aliran darah ginjalMekanisme umpan balik intrinsik terhadap ginjal normalnya mempertahankan aliran darah ginjal dan GFR agar relatif konstan, walaupun ditandai dengan perubahan pada tekanan darah arteri. Mekanisme ini masih berfungsi pada ginjal yang telah dipindahkan dari tubuh, yang terbebas dari pengaruh sistemik. Ketetapan relatif GFR dan aliran darah ginjal ini disebut autoregulasi.Fungsi utama autoregulasi aliran darah pada banyak jaringan lain selain ginjal adalah mempertahankan pengiriman oksigen dan bahan nutrisi lain ke jaringan pada kadar normal dan memindahkan produk buangan metabolisme, walaupun terjadi perubahan pada tekanan arteri. Pada ginjal, aliran darahnya jauh lebih tinggi daripada yang dibutuhkan untuk fungsi ini. Fungsi utama autoregulasi ginjal yaitu mempertahankan GFR agar relatif konstan dan memungkinkan kontrol yang tepat terhadap eksresi air dan zat terlarut.GFR secara normal mempertahankan autoregulasi sepanjang hari, walaupun terjadi fluktuasi tekanan arteri slama aktivitas biasa pada seseorang. Pada umunya, aliran darah ginjal diautoregulasi secara sejajar dengan GFR, tetapi GFR diautoregulasi lebih efisien pada kondisi tertentu.5Hormon-Hormon GinjalADH ,hormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh. Hormon ini dibentuk oleh hipotalamus yang ada di hipofisis posterior yang mensekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritas dan menurunkan cairan ekstraselAldosteron , hormon ini berfungsi pada absorbsi natrium yang disekresi oleh kelenjar adrenal di tubulus ginjal. Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya perubahan konsentrasi kalium, natrium, dan sistem angiotensin rennin Prostaglandin merupakan asam lemak yang ada pada jaringan yang berlungsi merespons radang, pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus, dan pengaturan pergerakan gastrointestinal.Pada ginjal , asam lemak ini berperan dalam mengatur sirkulasi ginjal. Renin ,sistem renin-angiotensin-aldosteron (Raas) memainkan peran penting dalam mengatur volume darah dan resistensi vaskular sistemik , yang bersama-sama mempengaruhi curah jantung dan tekanan arteri. Ada tiga komponen penting untuk sistem ini: 1) renin, 2) angiotensin, dan 3) aldosteron. Renin, yang terutama dirilis oleh ginjal, merangsang pembentukan angiotensin dalam darah dan jaringan, yang pada gilirannya merangsang pelepasan aldosteron dari korteks adrenal. Eritropoietin(EPO) ,EPO adalah pengatur utama dari produksi sel darah merah.. Fungsi utamanya adalah untuk diferensiasi dan perkembangan sel-sel darah merah dan untuk memproduksi hemoglobin, molekul dalam sel darah merah yang mengangkut oksigen. Vitamin D merupakan hormone steroid yang dimetabolisme di ginjal menjadi bentuk aktif 1,25-dihidroksikolekakalsiferol,yang berperan meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfat dari usus.8KesimpulanGinjal merupakan organ yang sangat penting dalam pengaturan homeostasis tubuh. Karena tanpa ginjal berperanan penting dalam keberlangsungan hidup serta fungsi sel secara normal bergantung pada pemeliharaan konsentrasi garam, asam, dan juga elektrolit didalam cairan internal sel tersebut. Kelangsungan hidup sel juga bergantung pada pengeluaran sisa-sisa metabolisme yang dihasilkan oleh sel itu sendiri yang tentunya diatur oleh ginjal. Proses ginjal dalam menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh meliputi tiga proses utama yaitu filtrsai, reabsorpsi, dan sekresi.Proses filtrasi dari ginjal dilakukan pada daerah korpuskel ginjal. Pembentukan urin yang berikutnya akan melalui proses reabsorbsi dan sekresi di sepanjang berbagai bagian dari nefron. Setiap bagian dari nefron mulai dari tubulus kontortus proksimal, ansa henle, tubulus kontortus distal, dan tubulus koligents mempunyai sifat dan cara kerja reabsorbsi dan sekresi urin yang berbeda. Sekresi tubulus, mengacu pada perpindahanselektif zat-zat dari darah kapiler peritubulus kedalam lumen tubulus, merupakan rute kedua bagizat dari darah untuk masuk kedalam tubulusginjal.Proses sekresi terpenting adalah sekresi H+, K+,dan ion-ion organik.Ginjal mempunyai fungsi spesifik yang bertujuan untuk mempertahankan cairan ekstrasel (CES) yang konstan.

Daftar Pustaka1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi pemula. Edisi ke-2. Jakarta: EGC, 2004.h. 318-21.2. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi ke-6. Jakarta: EGC, 2006.h.250-4.3. Watson R. Anatomi dan fisiologi. Edisi ke-10. Jakarta: EGC, 2002.h.390.4. Eroschenko VP. Atlas histologi di Fiore. Edisi ke-9. Jakarta: EGC, 2003.h.248-54.5. Sherwood L.Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-6.Jakarta: EGC, 2011.h. 462-3.6. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Jakarta: EGC.2009. h:459-61.7. Behrman. Ilmu kesehatan anak nelson. Ed 1. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC;2003 .h.250-4.8. Guyton AC. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-9. Jakarta: EGC, 2006.h. 402-14.

12