PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

49
Skenario 4 (B3) Mencret Berkepanjangan Wiwin Rianas (K)(1102014284) Rafa” Assidiq (S) (1102014218) Meyndri Syifa Vitria R. (1102014155) Nabila Nurramdani Ohoirat (1102014182) Mohammad Tareqh (1102014160) Olivia Tanjung(1102014204) Rafa” Assidiq (1102014218) Rezkina Azizah Putri (1102014225) Sera Fadilah Gustami (1102014243) Tri Amira Sowakil (1102014266)

Transcript of PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

Page 1: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

Skenario 4 (B3)Mencret Berkepanjangan

Wiwin Rianas (K) (1102014284)Rafa” Assidiq (S) (1102014218)Meyndri Syifa Vitria R. (1102014155)Nabila Nurramdani Ohoirat (1102014182)

Mohammad Tareqh (1102014160)Olivia Tanjung (1102014204)Rafa” Assidiq (1102014218)Rezkina Azizah Putri (1102014225)

Sera Fadilah Gustami (1102014243)Tri Amira Sowakil (1102014266)

Page 2: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

Mencret Berkepanjangan

Seorang laki-laki berusia 25 tahun, datang ke dokter dengan keluhan diare yang hilang timbul sejak 3 bulan yang lalu, disertai demam, sariawan, tidak nafsu makan, dan berat badan menurun sebanyak 10 kg dalam waktu 3 bulan terakhir. Dari anamnesis didapatkan pasien adalah anggota komunitas gay.

Pada pemeriksaan fisik pasien terlihat kaheksia, mukosa lidah kering, dan terdapat bercak-bercak putih. Pada pemeriksaan labolatorium darah urin didapatkan LED 50 mm/jam. Pemeriksaan feses terdapat sel ragi. Pada pemeriksaan screening antibody HIV didapatkan hasil (+) kemudian dokter menganjurkan pemeriksaan konfirmasi HIV dan hitung jumlah limfosit T, CD4, dan CD8.

Dari data tersebut dokter menyimpulkan bahwa penderita ini mengalami gangguan defisiensi imun akibat terinfeksi virus HIV. Dokter menganjurkan pasien untuk dating ke dokter lain dengan alasan yang tidak jelas.

Page 3: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

Kata Sulit

LED (laju endap darah) : untuk mengetahui peradangan dalam darah.

Sel ragi : adanya sel jamur atau indicator infeksi jamur pada sistem pencernaan.

Kaheksia : penurunan berat badan akibat kekurangan nutrisi.

Screening antibody : pemeriksaan laboratorium untuk menentukan antibody HIV dan biasanya dilakukan metode elisa.

CD4 dan CD8 : komplemen aktif apabila CD4 dan CD8 menurun atau mengakibatkan infeksi.

Defisiensi imun : gangguan yang disebabkan oleh kerusakan herediter yang mempunyai system imun, merudapakn penurunan salah satu atau lebih komponen system imun.

Virus HIV : jenis virus yang menyerang tubuh manusia yang bisa menyebabkan AIDS

Page 4: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

Pertanyaan

1. Apa saja gejala HIV?2. Bagaimana cara penularan HIV?3. Apa penyebab dari defisiensi imun?4. Mengapa virus HIV dapat menyebabkan defisiensi imun?5. Mengapa yang dihitung limposit T, CD4, dan CD8?6. Mengapa pada pasien yang terinfeksi HIV ditemukan sel

ragi?7. Mengapa harus dilakukan screening antibody HIV?8. Mengapa orang yang terinfeksi virus HIV dapat

menyebabkaan sariawan dan diare?9. Bagaimana sikap dokter tersebut menurut KODEKI?10. Bagaimana pandangan islam dalam menghadapi kasus

HIV?

Page 5: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

Jawaban

1. mayor : berat badan menurun > 10% dalam 1 bulan, diare kronik, damam > 1 bulan

minor : batuk > 1 bulan, herpes zoster yang berulang, dermatitis generalisata yang gatal.

2. Seks bebasMemakai jarum suntik secara bergantianTransfuse darahTransplasenta

3. Primer : disebabkan oleh herediter yang mempengaruhi perkembangan system imun Sekunder : akibat dari penyakit lain, contoh infeksi, malnutrisi,

kemoterapi.4. Karena virus HIV menyerang saluran cerna dan saluran nafas dan

karena menyerang timus bagian korteks yang merupakan tempat pematangan sel T.

5. Karena virus HIV menyerang CD4 dan CD8 sehingga populasinya dalam tubuh berkurang dan juga menimbulkan penurunan kekebalan tubuh.

Page 6: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

...

6. Karena pada saluran cerna terjadi penurunan imun sehingga tubuh mudah terinfeksi.

7. Karena untuk pencegahan dini dan mengetahui antibody pada pasien.

8. Virus HIV yang menyerang saluran cerna dan saluran nafas. Pada mukosa sel B dan sel T memori diserang oleh virus HIV.

9. Hal tersebut melanggar KODEKI karena dokter melanggar kewajibannya dalam membantu penyembuhan pasien dan pasien tidak mendapat hak autonomy dalam mendapat pengobatan.

10. Sabar : melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT, meninggalkan perbuatan maksiat kepada Allah, menerima takdir yang menyakitkan

Ikhlas : beramal, bersungguh-sungguh, terjaga dari segala yang diharamkan Allah SWT

Ridho : menerima semua ketentuan Allah.Hal ini dapat terjadi karena mendapat azab dari Allah

SWT akibat dari perbuatannya melakukan zinah.

Page 7: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

Hipotesis

HIV adalah virus yang menyerang system imun, salah satunya adalah CD4 dan CD8 sehingga dapat menyebabkan defisiensi imun. Akibat dari penurunan imun tersebut timbul gejala mayor (diare kronik) dan minor (batuk>1 bulan). HIV dapat ditularkan melalui seks bebas. Dalam kasus ini menurut KODEKI, dokter harus menjalankan kewajiban terhadap pasien. Menurut pandangan islam HIV merupakan salah satu azab dari Allah SWT terhadap orang yang melakukan zinah.

Page 8: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

LI.1. M.M. Defisiensi Imun

LO.1.1. Definisi LO.1.2. Etiologi LO.1.3. Klasifikasi LO.1.4. Mekanisme LO.1.5. Pemeriksaan

Page 9: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

1.1 Definisi Defisiensi Imun

Gangguan yang dapat disebabkan oleh kerusakan herediter yang mempengaruhi perkembangan sistem imun atau dapat terjadi akibat efek sekunder dan penyakit lain (misalnya infeksi malnutrisi, penuaan, imunosupresi, autoimunitas atau kemoterapi).

Page 10: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

1.2 Etiologi Defisiensi Imun

Defisiensi imun primer› Kongenital/genetik

Defisiensi imun sekunder› Malnutrisi› Kanker generalisata› Pengobatan imunosupresan› Infeksi penyakit (HIV/AIDS)› Immatur limfosit

Page 11: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

Penyebab Defsiensi ImunDefek Genetik Defek gen-tunggal yang diekspresikan di

banyak jaringan (misal ataksia-teleangiektasia, defsiensi deaminase adenosin) Defek gen tunggal khusus pada sistem imun ( misal defek tirosin kinase pada X-linked agammaglobulinemia; abnormalitas rantai epsilon pada reseptor sel T)   Kelainan multifaktorial dengan kerentanan genetik  (misal common variable immunodeficiency)

Obat atau Toksin Imunosupresan (kortikosteroid, siklosporin) Antikonvulsan (fenitoin)

Penyakit Nutrisi dan Metabolik

Malnutrisi (misal kwashiorkor) Protein losing enteropathy (misal limfangiektasia intestinal)Defisiensi vitamin (misal biotin, atau transkobalamin II)

Defisiensi mineral (misal Seng pada Enteropati Akrodermatitis)

Kelainan Kromosom Anomali DiGeorge (delesi 22q11)Defisiensi IgA selektif (trisomi 18)

Infeksi Imunodefisiensi transien (pada campak dan varicella) Imunodefisiensi permanen (infeksi HIV, infeksi rubella kongenital)

Page 12: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

1.3 Klasifikasi Defisiensi Imun

Defisiensi Imun Nonspesifik› Defisiensi komplemen› Defisiensi interferon dan lisozim› Defisiensi sel NK› Defisiensi sistem fagosit› Defisiensi kuantitatif› Defisiensi kualitatif

Page 13: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

...

Defisiensi Imun Spesifik› Kongential/primer (sangat jarang terjadi)› Fisiologik› Didapat/sekunder› AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome)

Page 14: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

1.4 Mekanisme Defisiensi Imun

Defisit kekebalan humoral (antibodi) mengganggu pertahanan melawan bakteri virulen

Host yang mengalami gangguan fungsi antibodi mudah menderita infeksi berulang di gusi, telinga bagian tengah, selaput otak, sinus paranasal dan struktur bronkopulmonal

Pemeriksaan imunoglobulin serum dengan alat nefelometri, sekarang telah banyak digunakan untuk mengukur kadar IgG, IgA, IgM dan IgD pada serum manusia

Imunodefisiensi humoral mencolok pada beberapa penyakit keganasan

Fungsi sel T yang tidak sempurna Fungsi sel T yang gagal Perhatian yang serius terhadap setiap orang yang

menderita defisiensi sel T

Page 15: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

1.5 Pemeriksaan Defisiensi Imun

Pemeriksaan darah tepi› Hemoglobin› Leukosit Total› Hitung jenis leukosit (persentasi)› Morfologi limfosit› Hitung trombosit

Pemeriksaan immunoglobulin kuantitatif (IgG, IgA, IgM, IgE)

Kadar antibody terhadap imunisasi sebelumnya (fungsi IgG)› Titer antibody Tetanus, Difteri› Titer antibody H.influenza

Penilaian komplemen (komplemen hemolisis total = CH50) Evaluasi infeksi (laju endap darah atau CRP, kultur dan

pencitraan yang sesuai)

Page 16: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

LI.2. M.M. HIV

LO.2.1. Definisi LO.2.2. Epidemiologi LO.2.3. Etiologi LO.2.4. Klasifikasi LO.2.5. Patogenesis LO.2.6 Manifestasi LO.2.7. Diagnosis LO.2.8. Diagnosis Banding LO.2.9. Komplikasi LO.2.10. Tatalaksana LO.2.11. Prognosis LO.2.12. Pencegahan

Page 17: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

2.1 Definisi HIV

Infeksi HIV adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh human immunodeficiency virus (HIV). Kondisi ini secara bertahap menghancurkan sistem kekebalan tubuh, yang membuat lebih sulit bagi tubuh untuk melawan infeksi.

Page 18: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

2.2 Epidemiologi HIV

Pertama di Indonesia: Bali April 1987. Penderita seorang wisatawan Belanda yang meninggal akibat infeksi sekunder paru-paru. Akhir 1990 2x lipat.

Pertengahan tahun 1999 peningkatan tajam narkotika suntik. Pengguna narkotika ini sebagian besar adalah remaja dan dewasa muda. Maret 2005: 6.789 kasus HIV/AIDS. Juli-September 2006: 4.617 orang dan AIDS 6.987 orang. (DepKes)

Desember 2008: 16.110 kasus AIDS dan 6.554 kasus HIV. Kematian akibat AIDS 3.362 orang. 12.061 penderita adalah laki-laki hubungan seks. (Depkes RI, 2008)

UNAIDS 1993: HIV 12 juta orang, 2000: 20 juta orang. Prevalensi AIDS 1993: 900.000, 2000: 2 juta. 2001 insidensi infeksi HIV-baru pada anak: 800.000 580.000 kematian akibat HIV / AIDS. 65.000 kasus diperkirakan di Asia Selatan dan Asia Tenggara.

1999: 635 kasus HIV dan 183 kasus AIDS. 2000: 255 orang AIDS, 2003: 316 orang, 2005: 2638 orang. Penderita: DKI jakarta (terbesar), Jawa Timur, Papua, Jawa Barat, dan Bali.

Dibandingkan dengan negara-negara lainnya di Asia Tenggara, angka kasus HIV / AIDS di Indonesia termasuk rendah.

Page 19: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

2.3 Etiologi HIV

Hubungan seks yang tidak terlindungi dengan orang yang telah terinfeksi HIV.

Transfusi darah atau penggunaan jarum suntik secara bergantian.

Melalui alat suntik. Melalui silet, pisau, atau alat pencukur jenggot

yang digunakan bergantian. Melalui transplantasi orang pengidap HIV. Penularan ibu ke anak, biasanya infeksi HIV

pada anak didapat dari ibunya yang mengidap HIV, dapat juga ditularkan melalui ASI.

Page 20: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

2.4 Klasifikasi HIV

Spesies› HIV-1› HIV-2

Jumlah CD4› Kategori 1: >500› Kategori 2: 200-500› Kategori 3: <200

Page 21: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

...

Tahapan Penyakit HIV› Grup I› Grup II (Asimtomatis)› Grup III (Simtomatis)› Grup IV-A› Grup IV-B› Grup IV-C› Grup IV-D

Page 22: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

...

Menurut WHO› Stadium I› Stadium II› Stadium III› Stadium IV

Page 23: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

2.5 Patogenesis HIV

Virion virus mempunyai gp120 (pada selubung permukaan/eksternal) dan gp41 (pada bagian transmembran). Sasaran HIV Limfosit CD4+ afinitas HIV <--> molekul permukaan CD4+(berfungsi dalam imunologis yangpenting).

HIV menginfeksi sel mengikat reseptor sel T CD4+.gp120 <--> reseptor sel T CD4+ gp41: fusi membran virus ke membran sel, koreseptor sel T: CCR5/CXCR4.

Defisiensi (homozigot) gen koreseptor CCR5/CXCR4 resisten AIDS, heterozigot tidak terlindung dari AIDS, tetapi awitan penyakit melambat, hal ini belum pernah ditemukan pada homozigot populasi Asia danAfrika

Sel-sel rentan terinfeksi: makrofag, monosit (berfungsi sebagairesevoar/APC untuk HIV tetapi tidak dihancurkan oleh virus), sel NK, sel B, sel endotel, selepitel, sel Langerhans, sel dendritik, sek mikroglia, dan berbagai jaringan tubuh dikarenakansifat HIV yang politrofik.

APC yang terinfeksi HIV akan menuju ke limfonodus regional,virus dapat dideteksi 5 hari setelah inokulasi. Dalam limfonodus APC baru dapat dideteksidengan teknik hibridisasi in situ 7-14 hari setelah inokulasi.

Page 24: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

2.6 Manifestasi HIV

Secara umum :› Merasa kelelahan yang berkepanjangan › Deman dan berkeringat pada malam hari tanpa

sebab yang jelas.› Batuk yang tidak sembuh-sembuh disertai sesak

nafas yang berkepanjangan.› Diare/mencret terus-menerus selama 1 bulan› Bintik-bintik berwarna keungu-unguan yang tidak

biasa› Berat badan menurun secara drastis lebih dari 10%

tanpa alasan yang jelas dalam 1 bulan.› Pembesaran kelenjar secara menyeluruh di leher dan

lipatan paha.

Page 25: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

... (stadium)

Stadium 1 Asimptomatik› Tidak ada penurunan berat badan› Tidak ada gejala atau hanya : Limfadenopati Generalisata

Persisten Stadium 2 Sakit ringan

› Penurunan BB 5-10%› ISPA berulang, misalnya sinusitis atau otitis› Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir› Luka di sekitar bibir (keilitis angularis)› Ulkus mulut berulang› Ruam kulit yang gatal (seboroik atau prurigo -PPE)› Dermatitis seboroik› Infeksi jamur kuku

Page 26: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

... (stadium)

Stadium 3 Sakit sedang› Penurunan berat badan > 10%› Diare, Demam yang tidak diketahui penyebabnya, lebih dari 1 bulan› Kandidosis oral atau vaginal› Oral hairy leukoplakia› TB Paru dalam 1 tahun terakhir› Infeksi bakterial yang berat (pneumoni, piomiositis, dll)› TB limfadenopati› Gingivitis/Periodontitis ulseratif nekrotikan akut› Anemia (Hb <8 g%), netropenia (<5000/ml), trombosito penikronis (<50.000/ml)

Stadium 4 sakit berat (AIDS)› Pneumonia pnemosistis, Pnemoni bakterial yang berat berulang› Herpes Simpleks ulseratif lebih dari satu bulan.› Kandidosis esophageal› TB Extraparu› Sarkoma kaposi› Retinitis CMV*› Abses otak Toksoplasmosis*› Encefalopati HIV› Meningitis Kriptokokus› Infeksi mikobakteria non-TB meluas

Page 27: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

2.7 Diagnosis HIV

Gejala mayor› Penurunan berat badan menyolok > 10 %› Diare kronis lebih dari 1 bulan› Demam lebih dari 1 bulan.

Gejala minor› Batuk lebih dari 2 – 3 minggu› Pruritus dermatitis menyeluruh› Infeksi umum yang rekuren, misalnya herpes zoster› Kandidiasis orofaringeal› Infeksi herpes simpleks kronis progresif atau yang meluas› Limfadenopati generalisata› Penyakit kulit:

Dermatitis seborroik kambuhan Psoriasis Prurigo noduler Dermatitis generalisata

› Infeksi jamur kambuhan (kandidiasis vagina/keputihan) pada alat kelamin wanita› Pneumonia berat berulang› Pasien TBC terutama:

TB ekstrapulmonal : limfadenitis TB, efusi pleura TB, TB intestinal, TB peritoneal, TB kulit TB paru + kandida oral TB – MDR , TB-XDR

Page 28: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

...

Pemeriksaan Primer› ELISA› Viral Load Test› Western Blot› PCR (Polymerase Chain reaction)

Page 30: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

2.9 Komplikasi HIV

Tuberkulosis (TB) Salmonelosis Cytomegalovirus (CMV) Kandidiasis Cryptococcal Meningitis Toxoplasmolisis Kriptosporidiosis Sarkoma Kaposi Limfoma Wasting Syndrome Komlikasi Neurologis

Page 31: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

2.10 Tatalaksana

Terapi antiretroviral (ARV)› NRTI 3 tahap fosforilasi

Zidovudin Lamivudin Didanosin Stavudin Zalsitabin

› NNRTI fosforilasi (-) Nevirapin Delavirdin Efavirens

› NtRTI 2 tahap fosforilasi Tenofovir

› Protease inhibitor Saquinafir Ritonavir Indinavir

Page 32: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

...

Golongan Obat Antiretroviral: Nucleoside / nucleotide Reverse

Transcriptase Inhibitors Non-Nucleoside Reverse Transcriptase

Inhibitors Protease Inhibitors Entry Inhibitors Integrase Inhibitors

Page 33: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

2.11 Prognosis HIV

HIV/AIDS sampai saat ini memang belum dapat disembuhkan secara total. Namun, data selama 8 tahun terakhir menunjukan bukti yang amat menyakinkan bahwa pengobatan dengan kombinasi beberapa obat anti HIV (obat anti retroviral , disingkat obat ARV) bermanfaat menurunkan morbiditas dan mortalitas dini akibat infeksi HIV, orang dengan HIV/AIDS menjadi lebih sehat, dapat bekerja normal dan produktif. Manfaat ARV di capai melalui pulihnya sistem kekebalan akibat HIV dan pulihnya kerentanan odha terhadap infeksi oportunistik.

Page 34: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

2.12 Pencegahan HIV

Anjuran dari badan kesehatan dan WHO:› Pendidikan kesehatan reproduksi untuk remaja dan dewasa muda› Program penyuluhan sebaya (peer group education) untuk

berbagai kelompok sasaran › Program kerjasama dengan media cetak dan elektronik› Paket pencegahan komprehensif untuk pengguna narkotika,

termasuk program pengadaan jarum suntik steril› Program pendidikan agama› Program layanan pengobatan infeksi menular seksual (IMS)› Program promosi kondom di lokalisasi pelacuran dan panti pijat› Pelatihan ketrampilan hidup› Program pengadaan tempat-tempat untuk tes HIV dan konseling› Dukungan untuk anak jalanan dan pengentasanprostitusi anak› Integrasi program pencegahan dengan program pengobatan,

perawatn, dan dukungan untuk ODHA› Program pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak dengan

pemberian obat ARV

Page 35: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

LI.3. M.M. Dilema Etik dalam Menghadapi Pasien HIV

Autonomy, menghormati hak-hak pasien, hak otonomi pasien.

Beneficence, Tindakan untuk kebaikan pasien.

Non-maleficence, Melarang tindakan yang memperburuk kedaan pasien.

Justice, mementingkan fairness dan keadilan dalam bersikap maupun dalam mendistribusikan sumber daya (distributiv justice)

Page 36: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

... (Pasal-pasal)

UU› Pasal 30› Pasal 31

Kepmenaker No.KEP. 68/MEN/IV/2004› Pasal 6

Kode etik administrator perekam medis dan informasi kesehatan

Kode Etik Rumah Sakit ( Kodersi )› Pasal 4› Pasal 9› Pasal 10› Pasal 11

Page 37: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

... (Pasal 30)

Pemberantasan penyakit menular dilaksanakan dengan upaya penyuluhan, penyelidikan, pengebalan, menghilangkan sumber dan perantara penyakit, tindakan karantina, dan upaya lain yang diperlukan.

Page 38: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

... (Pasal 31)

Pemberantasan penyakit menular yang dapat menimbulkan wabah dan penyakit karantina dilaksanakan sesuai dengan ketentuan undang-undang yang berlaku.

Page 39: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

... (Kepmenaker No.KEP. 68/MEN/IV/2004 Pasal 6)

Informasi yang diperoleh dari kegiatan konseling, tes HIV, pengobatan, perawatan dan kegiatan lainnya harus dijaga kerahasiaannya seperti yang berlaku bagi data rekam medis.

Page 40: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

... (Kode etik administrator perekam medis dan informasi kesehatan)

Selalu menyimpan dan menjaga data rekam medis serta informasi yang terkandung di dalamnya sesuai dengan ketentuan prosedur manajemen, ketetapan pimpinan institusi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Selalu menjunjung tinggi doktrin kerahasiaan dan hak atas informasi pasien yang terkait dengan identittas individu atau sosial.

Administrator informasi kesehtan wajib mencegah terjadinya tindakan yang menyimpang dari kode etik profesi.

Perbuatan / tindakan yang bertentangan dengan kode etik adalah menyebarluaskan informasiyang terkandung dalam laporan rekam medis HIV AIDS yang dapat merusak citra profesi rekam administrator informasi kesehatan.

Page 41: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

... (Kodersi Pasal 4)

Rumah sakit harus memelihara semua catatan / arsip, baik medik maupun non medik secara baik.

Page 42: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

... (Kodersi Pasal 9)

Rumah sakit harus mengindahkan hak-hak asasi pasien

Page 43: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

... (Kodersi Pasal 10)

Rumah sakit harus memberikan penjelasan apa yang diderita pasien dan tindakan apa yang hendak dilakukan.

Page 44: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

... (Kodersi Pasal 11)

Rumah sakit harus meminta persetujuan pasien ( informed consent ) sebelum melakukan tindakan medik.

Page 45: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

LI.4. M.M. Hukum dan Etika Islam Terhadap Penderita HIV

Dalam ajaran Islam, perilaku menyimpang misalnya perzinaan – yang dapat memberikan kontribusi pada penyebaran HIV/AIDS – adalah adalah perbuatan terkutuk.

  SياًلV ِب Xَس Xاَء XَسXَو Sًة XَشVاِحXَف XاَنX َك cُهe Vَّن ِإ Xا َّن hالِّز cوا ُب XَرoْقX َت XاَلXَو Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina;

Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (Q.S. Al-Isra: 32)

Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa Islam melarang segala jenis kegiatan yang mengarah kepada perzinaan, termasuk diantaranya seks pranikah, prostitusi, homoseks dan penggunaan narkoba.

Page 46: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

...

Mencegah penularan HIV/ AIDS sesuai dengan al-Qur’an:› Pengharaman perilaku homoseksual (hubungan sejenis)

XيَنVِمX oَعXال ال XَنVِم XِحXٍد} َأ oَنVِم VَهXا ُب oْمc XْقXُك ِب Xَس ِمXا Xًة XَشVاِحXَفo ال Xوَنc oَت Xْأ Xَت َأ VُهVِمoوXْقV ل XاَلXَق oْذV ِإ cوًطSا  . َوXل   XوَنcَفVَر oْسcِم َقXوoٌم� oْمc oُت Xَّن َأ oْلX ُب Vاَء Xْسh الِّن Vَوَنcُد oَنVِم SًةXوoَه Xَش XاَلXَج hالَر Xوَنc oَت Xْأ Xُت ل oْمc eُك Vَّن ِإ Artinya: “Dan (kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya).

(ingatlah) tatkala Dia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu? Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.” (Q.S. al-A’raf: 80-81)

› Pengharaman zina dan hukuman keras bagi yang melakukannya    SياًلV ِب Xَس Xاَء XَسXَو Sًة XَشVاِحXَف XاَنX َك cُهe Vَّن ِإ Xا َّن hالِّز cوا ُب XَرoْقX َت XاَلXَو Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu

adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” (Q.S. Al-Isra’: 32)

Page 47: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

...› Anjuran menjaga kebersihan

Dalam hal ini kebersihan bukan hanya menyangkut kebersihan pakaian, dan tempat saja, tetapi juga menghindari penggunaan segala hal yang menjadi bekas dipakai orang. Yang menjadi contoh dalam hal ini adalah dilarangnya memakai jarum suntik bekas yang telah dipakai orang. Karena berbagai macam kuman atau virus termasuk HIV akan mudah tertular melalui darah yang menempel di jarum suntik tersebut.

› Mengharamkan minum minuman keras Dalam hal ini minuman  keras dikaitkan dengan pemakaian

narkoba. Salah satu cara yang sangat efektif dalam menularkan HIV adalah melalui narkoba yang berjenis jarum suntik (putaw).

  oَنVِم cَرX oِب َكX َأ oِمcَهcِمXا Vْث َوXِإ Vاِسe Vلِّن ل cُعVاَفX َوXِمXِّن Vيَر� Xِب َك oْم� Vْث ِإ َفVيَهVِمXا oْلcَق Vَر Vْسo oِمXي َوXال VَرoِمXَخo ال VَنXَع XَكX cوَّن Xل ْأ oْسX َي

XَفoَعVَهVِمXا َّن Artinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan

judi. Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya". (Q.S. al-Baqarah: 219)

Page 48: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

...

› Menciptakan ketahanan keluarga sakinah  oَهXا Xي Vل ِإ cوا cِّن ُك oْسX Vُت ل ا SاَجXَو oْزX َأ oْمc ُك Vْسcَفo Xَّن َأ oَنVِم oْمc Xُك ل XَقXل Xَخ oَنX َأ VُهV Xاَت Xَي َآ oَنVِمXَو { VْقXوoٌم ل Xاٍت} Xَي Xَآَل XَكVلXْذ َفVي eَنV ِإ SًةXِمoِح XَرXَو SًةeُدXوXِم oْمc Xُك oِّن Xي ُب XْلXَعXَجXَوXَوَن cَرe XَفXُك Xُت  َي

Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya

ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. (Q.S. ar-Rum: 21)

Page 49: PBL B3 S4 MPT 2015.pptx

Daftar Pustaka Dewi, Alexandra I. 2008. Etika dan Hukum Kesehatan. Yogyakarta : Pustaka

Book Publisher Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Tuberkulosis (PPI-TB) di

Puskesmas. 2010. Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar Kementrian Kesehatan RI

Widoyono. 2011. Penyakit Tropis, edisi 2. Jakarta. Erlangga Djoerban, Zubairi. Djauzi, Samsuridjal (2006). Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV,

vol III Jakarta : Departemen Penyakit Dalam FKUI. Hanafiyah MJ, Amir A. (2008). Etika kedokteran dan hokum kesehatan. Edisi

4. Rosyidah, F. (2011). Kritik Islam Terhadap Strategi Penangulangan HIV-AIDS

Berbasis Paradigma Sekuler-Liberal dan Solusi Islam dalam Menangani Kompleksitas Problematika HIV-AIDS.

Merati,Tutii Parwati. Djauzi, Samsuridjal (2006). Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV, vol I Jakarta : Departemen Penyakit Dalam FKUI.

Baratawidjaya KA, Iris Rengganis. (2014). Imunologi Dasar Edisi 11. Jakarta: Badan Penerbit FKUI

Dewi, Alexandra. (2008). Etika dan Hukum Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher

Kresno, Siti Boedina. (2010). Imunologi : Diagnosis dan Prosedur Laboratorium. Jakarta: FKUI