PBL-28 kecelakaan kerja

30
1 [KECELAKAAN KERJA] October 27, 2011 Occupational Medicine “Kecelakaan Kerja” Fakultas Kedokteran UKRIDA William Grandinata Soeseno/ 10.2008.210 [email protected] Skenario Seorang pekerja laki-laki usia 35 tahun sedang memperbaiki dinding gedung lantai 2. Pada saat memperbaiki, stager yang dipijak patah dan terjatuh. Saat itu pekerja tidak memakai tali pengaman. Ia mengalami patah paha kanan dan memerlukan tindakan operasi. Dokter perusahaan membuat laporan kejadian untuk mengurus klaim kepada JAMSOSTEK. Abstrak Pekerjaan yang ada di dunia ini selalu memiliki aspek fisik, biologi, kimia, ergonomis dan psikologi. Aspek-aspek tersebut sangat erat kaitannya dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja(K3). Apabila aspek-aspek ini diabaikan maka Kecelakaan Kerja pun tidak

description

tugas okupasi

Transcript of PBL-28 kecelakaan kerja

Page 1: PBL-28 kecelakaan kerja

[ ] October 27, 2011

Occupational Medicine

“Kecelakaan Kerja”

Fakultas Kedokteran UKRIDA

William Grandinata Soeseno/ 10.2008.210

[email protected]

Skenario

Seorang pekerja laki-laki usia 35 tahun sedang memperbaiki dinding gedung lantai 2. Pada saat

memperbaiki, stager yang dipijak patah dan terjatuh. Saat itu pekerja tidak memakai tali

pengaman. Ia mengalami patah paha kanan dan memerlukan tindakan operasi. Dokter

perusahaan membuat laporan kejadian untuk mengurus klaim kepada JAMSOSTEK.

Abstrak

Pekerjaan yang ada di dunia ini selalu memiliki aspek fisik, biologi, kimia, ergonomis dan

psikologi. Aspek-aspek tersebut sangat erat kaitannya dengan Keselamatan dan Kesehatan

Kerja(K3). Apabila aspek-aspek ini diabaikan maka Kecelakaan Kerja pun tidak dapat dihindari.

Tingkat Kesehatan dan Keselamatan Kerja juga dipengaruhi oleh alat-alat pelindung diri yang

dipakai di tempat kerja. Dalam bekerja tingkat Kesehatan dan Keselamatan Kerja sangat

diperhitungkan dan diutamakan.

1

Page 2: PBL-28 kecelakaan kerja

[ ] October 27, 2011

Pendahuluan

Di seluruh dunia, terdapat lebih dari 2,6 milyar pekerja dan tenaga kerja yang terus-

menerus berkembang. Sekitar 75% -nya merupakan pekerja di negara berkembang yang risiko di

tempat kerjanya jauh lebih parah. Setiap tahun terdapat sekitar 250 juta kasus cedera akibat kerja

yang mengakibatkan 330.000 kematian. Jika kita masukkan juga kasus penyakit akibat

pekerjaan, kira-kira 1,1 juta orang di seluruh dunia meninggal setiap tahunnya. Setiap tahun

sekitar 160 juta kasus baru penyakit terkait pekerjaan terjadi di seluruh dunia. Semua perkiraan

itu tentu saja berada di bawah angka sebenarnya karena laporan dari berbagai wilayah di dunia

tidak dapat reliable.

Jumlah penduduk Amerika yang termasuk dalam angkatan kerja negara ini mencapai

sekitar 133,5 juta. Setelah rumah, orang Amerika menghabiskan sebagian besar waktunya pada

pekerjaan; karenanya tempat kerja yang aman dan sehat sangat penting jika Amerika ingin

memenuhi tujuan khusus kesehatan mereka di tahun 2010. Memang tidak selalu mudah untuk

membedakan antara terminologi kecelakaan kerja dengan terminologi sakit atau penyakit akibat

kerja. Namun secara umum telah diterima bahwa penyakit akibat pekerjaan (occupational

desease) adalah gangguan atau kondisi abnormal apapun, selain kondisi atau gangguan akibat

cedera terkait pekerjaan, yang disebabkan oleh factor-faktor yang berhubungan dengan

pekerjaan. Termasuk di dalamnya adalah sakit atau penyakit akut kronis yang dapat terjadi akibat

menghirup , menyerap, menelan, atau kontak langsung. Kasus cedera akibat pekerjaan

(occupational injury) adalah cedera apapun, semacam luka terpotong, patah, keseleo, amputasi,

dan lain-lain, yang terjadi akibat suatu peristiwa terkait pekerjaan atau akibat satu kejadian yang

tiba-tiba di lingkungan tempat kerja.1

Risiko pekerjaan sudah pasti ada bahkan pada zaman prasejarah, bukan saja selama

berburu atau berperang, tetapi juga selama aktivitas yang lebih tenang seperti persiapan

pembuatan api dengan batu. Penemuan pembuatan api ini menyiratkan bahwa bahkan pada

zaman terawal itu pun, pekerja kemungkinan berisiko terkena silikosis(debu dalam paru-paru).

Tinjauan sejarah yang lebih mendalam terhadap masalah kesehatan dan keselamatan

kerja dari zaman awal mesir sampai saat ini telah dipublikasikan. Tonggak bersejarah ini berawal

2

Page 3: PBL-28 kecelakaan kerja

[ ] October 27, 2011

pada tahun 1561 dengan catatan kerja harian George Agricola tentang pertambangan, De Re

Metallica, yang menekankan pentingnya keberadaan ventilasi pada tambang. Pada tahun 1567,

karya Philipus Aureolus Theophrastus Bombastus von Hoheinheim, juga dikenal dengan

Paracelsus, dipublikasikan dengan judul On the Miner’s Sickness and Other Miner’s Deseases.

Kedua buku itu merupakan karya signifikan pertama yang menggambarkan penyakit terkait

pekerjaan tertentu. Karya pertama tentang penyakit akibat kerja secara umum adalah Discourse

on the Deseases of Workers dari Ramazzini, yang dibuat pada tahun 1700.

Populasi yang bekerja di suatu industri merupakan bagian dari populasi dalam komunitas

yang lebih besar tempat industri tersebut berdiri. Pekerja, biasanya merupakan orang tersehat di

masyarakat , akan terpajan bahan-bahan berbahaya tertentu dalam konsentrasi tertingginya

selama melaksanakan pekerjaannya. Di pabrik inilah, tersedia data kesehatan dan pajanan yang

paling akurat yang dapat disebarkan bagi masyarakat umum. Kebanyakan polutan, yang aturan

tingkat pajanan amannya telah diterapkan, merupakan bahan-bahan di tempat kerja yang telah

dikaji terlebih dahulu.

Bahan berbahaya di tempat kerja bukan saja mempengaruhi pekerja, tetapi juga mereka

yang berada di luar lokasi kerja. Pengaruh itu dapat muncul melalui kontaminasi tanah dan air

tanah oleh bahan padat dan cair, ataupun melalui pencemaran udara oleh gas dan debu industri.

Pengaruh juga dapat muncul melalui kontaminasi pakaian dan kendaraan, seperti kasus pekerja

asbes yang istri dan anaknya ikut terpajan asbestos dari sumber-sumber tersebut. Penting untuk

diperhatikan bahwa populasi umum, yang mencakup anak-anak, orang tua, dan wanita hamil,

lebih sensitive terhadap polutan disbandingkan tenaga kerja.

Cara lain industri dan masyarakatnya berbagi masalah kesehatan adalah pada saat

terjadinya bencana industri. Contohnya mencakup kebocoran reactor nuklir Three Mile

Island(Pennsylvania) di Amerika Serikat pada tahun 1979, tragedi Bhopal di India tahun 1984,

dan bencana nuklir Chernobyl di Ukraina pada tahun 1986. Dalam kasus-kasus tersebut, risiko

pajanan terhadap sumber energi kimia atau nuklir ini, yang semula terbatas di tempat kerja,

meluas menjadi risiko masyarakat umum.

Terakhir, kita perlu mengakui pekerja itu sendiri sebagai suatu komunitas, yang memiliki

masalah sosial dan risiko lingkungan yang sama. Kegagalan untuk mengenal sifat komunitas dari

3

Page 4: PBL-28 kecelakaan kerja

[ ] October 27, 2011

kelompok-kelompok pekerja dan memantau kondisi medis semacam dermatitis, sakit kepala,

tekanan darah, atau kimia darah menjadi kelemahan besar di dalam pendekatan konvensional

kita terhadap masalah kesehatan kerja.

Ruang lingkup masalah

Walau kematian satu pekerja pun sudah terlalu banyak , perlu dicatat bahwa tingkat

kematian yang berhubungan dengan pekerjaan di Amerika Serikat menunjukkan penurunan yang

berarti dalam abad ini. Pada tahun 1912, diperkirakan 18.000 sampai 21.000 kasus kematian

akibat cedera terkait kerja terjadi dengan angka kematian sebesar 21 per 100.000 pekerja. Pada

tahun 1999, angka kemtian mencapai sekitar 4 per 100.000.

Sejumlah 5,7 juta kasus cedera dan sakit dilaporkan di lapangan kerja industri swasta

pada tahun 1999, mengakibatkan angka sebesar 6,3 kasus per 100 pekerja purnawaktu. Setiap

hari di Amerika Serikat rata-rata 9000 pekerja mengalami cedera yang melumpuhkan pada saat

bekerja, 17 pekerja meninggal akibat cedera di tempat kerja, dan 137 pekerja meninggal akibat

penyakit terkait pekerjaan. Pada tahun 1999, National Safety Council memperkirakan biaya

tahunan akibat kasus kematian dan kecelakaan terkait pekerjaan di Amerika Serikat mencapai

$123 milyar.

Data meenyebutkan bahwa angka fatalitas terkait pekerjaan di Amerika Serikat lebih

tinggi dibandingkan Swedia, Jerman, atau di Jepang. Selain peningkatan jumlah kematian, juga

terdapat kerugian ekonomi. Kemungkinan yang tampak adalah bahwa peningkatan keamanan di

tempat kerja dapat mengurangi biaya manfaat dan biaya medis terkait pekerjaan tanpa

mengurangi manfaat yang ditawarkan oleh pemilik usaha sehingga perusahaan-perusahaan di

Amerika menjadi lebih kompetitif.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Kecelakaan kerja

Kecelakaan tidak terjadi secara kebetulann, melainkan ada sebabnya. Oleh karena ada

penyebabnya, sebab kecelakaan harus diteliti dan ditemukan, agar untuk selanjutnya dengan

tindakan korektif yyang ditujukan kepada penyebab itu serta dengan upaya preventif lebih lanjut

kecelakaan dapat dicegah dan kecelakaan serupa tidak berulang kembali.

4

Page 5: PBL-28 kecelakaan kerja

[ ] October 27, 2011

Ada dua golongan penyebab kecelakaan kerja. Golongan pertama adalah faktor mekanis

dan lingkungan, yang meliputi segala sesuatu selain faktor manusia. Golongan kedua adalah

faktor manusia itu sendiri yang merupakan penyebab kecelakaan. Untuk menentukan sebab dari

suatu kecelakaan dilakukan analisis kecelakaan. Contoh analisis kecelakaan kerja adalah sebagai

berikut. Seorang pekerja mengalami kecelakaan kerja dikarenakan oleh kejatuhan benda tepat

mengenai kepalanya. Sesungguhnya pekerja tidak perlu mengalami kecelakaan itu, seandainya ia

mengikuti pedoman kerja yang selalu diingatkan oleh supervisor kepada segenap pekerja agar

tidak berjalan di bawah katrol pengangkat barang. Jadi dalam hal ini penyebab kecelakaan adalah

faktor manusia.

Faktor mekanis dan lingkungan dapat pula dikelompokkan menurut keperluan dengan

suatu maksud tertentu. Misalnya di perusahaan penyebab kecelakaan dapat disusun menurut

kelompok pengolahan bahan, mesin penggerak dan pengangkat, terjatuh di lantai dan tertimpa

benda jatuh, pemakaian alat atau perkakas yang dipegang dengan tangan(manual), menginjak

atau terbentur barang, luka bakar oleh benda pijar, dan transportasi. Kira-kira sepertiga dari

kecelakaan yang menyebabkan kematian dikarenakan terjatuh, baik dari tempat yang tinggi,

maupun di tempat datar.

Kesehatan berpengaruh penting bagi terwujudnya keselamatan. Sebaliknya gangguan

kesehatan atau penyakit dapat menjadi sebab kecelakaan. Orang sakit tidak boleh dipaksa

bekerja, ia perlu pengobatan, perawatan dan istirahat. Jika dipaksakan untuk bekerja, sangat

besar kemungkinan orang sakit mengalami kecelakaan. Bukan hanya penyakit keras saja,

gangguan kesehatan ringan pun misalnya pusing kepala, rasa kurang enak badan, atau sekedar

merasa hidung tersumbat menyebabkan risiko terjadinya kecelakaan. Sekalipun ringan,

gangguan kesehatan menurunkan konsentrasi dan mengurangi kewaspadaan sehingga kecelakaan

terjadi.

Apabila ditelaah lebih dalam, kecelakaan kerja yang terjadi dapat dibagi berdasarkan

faktor dari tempat kerjanya dan faktor individu. Yang dimana faktor tempat kerja dapat dibagi

lagi menjadi fisika, kimia, biologik, ergonomic dan psikologis(lebih kearah individu) dan

industrial Hygene.

5

Page 6: PBL-28 kecelakaan kerja

[ ] October 27, 2011

1. Faktor tempat kerja

Di dalam tempat kerja akan banyak dijumpai faktor-faktor pajanan yang apabila diabaikan

akan sangat membahayakan keselamatan ketika bekerja.

a. Fisika

- Banyak pajanan yang berupa fisik yang dapat dijumpai di tempat kerja manapun.

Pajanan bahaya potensial faktor fisik antara lain : kebisingan, suhu panas dan dingin,

getaran, pencahayaan dan radiasi elektromagnetik.

Kebisingan

Bising adalah suara atau bunyi yang tidak dikehendaki. Kualitas bising ditentukan

oleh : frekuensi bunyi(Hz) dan Intensitas bunyi(db). Dengan NAB(Nilai Ambang

Batas) : 85 dbA per 8 jam/hari.

Dampak kesehatan yang terlihat : kerusakan auditorik dan non-auditorik.

Kerusakan auditorik : trauma akustik, ketulian sementara(Temporary Threshold

Shift), dan Ketulian menetap(Permanen Temporary Shift dan akan menjadi NIHL

apabila dibiarkan dan tidak ada upaya pencegahan/preventif.6

Kerusakan non-auditorik : gangguan komunikasi, gangguan fisiologis dan juga

gangguan perilaku. Untuk gangguan perilaku akan timbul paranoid dan depresi.

Upaya pencegahan : Program konservasi pendengaran (Hearing Conservation

Program) dan penggunaan sumbat telinga(earplug), penutup telinga(earmuff) dan

helm pelindung telinga(ear protektif helmet).

Suhu panas dan dingin

Terdapat mekanisme control yang terlihat yakni : evaporasi, konveksi, radiasi dan

juga vasodilatasi. Lalu dapat menciptakan tekanan panas yakni kombinasi dari

suhu udara, radiasi, kelembaban dan pergerakan udara.

Satuan : Indeks suhu basah dan bola(ISBB).

Apabila tekanan panas secara terus-menerus terpajan maka akan mempengaruhi

kesehatan pekerjanya , antara lain : heat fatique, heat rash, heat syncope, heat

cramps, heat exhaustion dan heat stroke.

6

Page 7: PBL-28 kecelakaan kerja

[ ] October 27, 2011

Sedangkan untuk tekanan dingin yang terpajan terus-menerus juga dapat

mempengaruhi kesehatan pekerjanya antara lain: Hipoterm, Frosbite, Trenchfoot

dan Chillblain.

Getaran/vibrasi

Suatu fenomena dimana terjadi peningkatan dan penurunan dimensi terhadap

suatu nilai dasar secara berulang-ulang sesuai waktu. Dimana dimensinya adalah

jarak, kecepatan dan akselerasi.

Unit akselerasi : m/s2. Dengan NAB : 4 m/s2.

Sumber vibrasi : segmental dan juga seluruh tubuh(kendaraan forcliff)

Efek getaran terhadap tubuh : Motion sickness, penglihatan kabur, kelelahan dan

ketidaknyamanan dan Hand-Arm Vibaration(HAV) yang dimana memiliki

beberapa gangguan. Gangguan pada sirkulasi darah berupa Vibration induced

White Finger(VWF) yang dimana gejalanya seperti Raynuad;s syndrome :

blanching, numbness, tingling dan Cyanosis.

Pencahayaan

Faktor penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang baik dimana nantinya

akan menimbulkan suasana nyaman dan tentunya meningkatkan produktivitas

pekerja.

Ada 2 jenis faktor yang mempengaruhi pencahayaan, yakni : Intensitas

cahaya(luks) dan juga tingkat kesilauan(brightness)

Dan juga terdapat 2 kategori cahaya yang menyilaukan, yakni : Discomfort

glare(sudah menimbulkan rasa yang tidak nyaman tapi belum menimbulkan

keluhan organ) dan juga Disability glare(sudah menimbulkan rasa yang tidak

nyaman dan juga keluhan organ sudah timbul).

.

Radiasi elektromagnetik

Radiasi sinar ultraviolet, sumber : sinar UV , las.Dan dapat ,enimbulkan penyakit

kulit yakni iritasi kulit dan mata. Terdapat upaya pencegahan yakni dengan

menggunakan kacamata kobal saat las.

7

Page 8: PBL-28 kecelakaan kerja

[ ] October 27, 2011

Radiasi sinar infra merah, Sumber : peleburan baja, peleburan gelas, dan bara

logam. Tentunya dapat meningkatkan bebabn panas tubuh. Dan juga mempunyai

efek terhadap mata yaitu katarak.

Radiasi gelombang mikro, dapat mengakibatkan penyakit : konjunctivitis,

gangguan sistem saraf, dab gangguan reproduksi.

Radiasi pengion dan partikel berenergi tinggi, efek radiasi berupa : efek stokastik

dan non-stokastik. Memiliki efek akut : eritem, depresi sum-sum tulang,

penurunan fertilitas sementara/permanen. Efek kronis : kemandulan, kanker, cacat

congenital dan juga katarak.

b. Biologik

- Pajanan biologi adalah bahan biologi yang ada si sekitar manusia, dalam bentuk

mikroorganisme(virus, bakteri, jamur, parasit), tumbuhan(debu organic), dan

binatang. Pajanan biologi di tempat kerja sering tidak dapat dihindari. Harus dapat

dibedakan : penyakit akibat pajanan biologi di tempat kerja atau yang biasa terjadi di

masyarakat luas.

- Penggolongan pajanan biologi :

Pajanan biologi akibbat kerja

Pajanan yang dialami akibat bekerja langsung dengan bahan biologi atau

merupakan hasil langsung dari proses kerja yang dilakukan pekerja.

Pajanan biologi lingkungan kerja

Pajanan yang dialami akibat tercemarnya lingkungan kerja, dan merupakan

akibat tidak langsung akibat proses kerja, seperti higine dan pemeliharaan

tempat kerja yang kurang baik.

Pajanan biologis alamiah/bukan akibat kerja

Pajanan biologi yang secara alamiah berada di wilayah lingkungan tempat

kerja, yang banyak menyebabkan gangguan kesehatan pada masyarakat di

tempat tersebut, seperti malaria, demam berdarah.

8

Page 9: PBL-28 kecelakaan kerja

[ ] October 27, 2011

- Penyakit akibat pajanan biologi :

Penyakit Legionaire

Terjangkit melalui pernapasan dalam(menghirup) udara ber-aerosol yang

tercemar. Tidak menular dari orang ke orang.

Kuman ini dapat ditemukan di danau sungai tapi juga dapat pada alat-alat

maupun tempat-tempat tertentu, seperti : system buatan manusia seperti

menara pendingin pada AC, humidifiers, system sirkulasi air hangat, kamar

mansi system semprot, kran air, alat pembangkit uap, air mancur hias, peraltan

pengobatan saluran pernafasan.

Gejala : demam Pontiak(gejala seperti flu), infeksi yang lebih serius termasuk

pneumonia.

Penyakit di sektor pertanian : Antraks

PAK(Penyakit Akibat Kerja) pertama menurut ILO.

Transmisi : udara, makanan dan kontak.

Penyebab : Bacillus anthracis.

Avian flu

Menyebabkan pneumonia berat dan progresif.

Transmisinya melalui udara dari unggas ke manusia.

c. Kimia

- Yang terpenting untuk mencegah PAK(Penyakit Akibat Kerja) karena bahan kimia

diperlukan suatu criteria yang dikatakan wajib ada pada bahan kimia tersebut. Hal

yang terpenting tersebut adalah MSDS(Material Safety Data Sheet).

- Dari MSDS tersebut maka akan langsung diketahui semua informasi mengenai bahan

kimia tersebut.

- MSDS adalah suatu Lembar Data Keselamatan Bahan(LDKB) memberikan informasi

yang penting yang dapat digunakan perusahaan untuk mengoptimalkan penggunaan

bahan kimia dan meningkatkan standar kesehatan dan keselamatan tempat kerja.

- MSDS meliputi : nama bahan kimia, informasi tentang komposisi bahan, sifat-sifat

fisik dan kimiawi, kestabilan dan daya reaktif, identifikasi bahaya, tindakan P3K,

tindakan pemadam kebakaran, tindakan penyelamatan kecelakaan, metode

9

Page 10: PBL-28 kecelakaan kerja

[ ] October 27, 2011

penanganan dan penyimpanan yang tepat, pengawasan dan perlindungan diri yang

diperlukan, informasi tentang toksikologi(keracunan), informasi tentang

ekologi(lingkungan), pertimbangan pembuangan, informasi tentang angkutan,

informasi tentang peraturan, informasi tambahan.

d. Ergonomik

- Ilmu yang mempelajari kemampuan dan karakteristik manusia yang mempengaruhi

rancangan peralatan, system kerja dan pekerjaan yang bertujuan untuk meningkatkan

efisiensi, keselamatan dan kesejahteraan tenaga kerja. Definisi lain : Ilmu seni dan

penerapan teknologi untuk meyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas

yang digunakan baik dalam beraktivitas maupun istirahat dengan kemampuan dan

keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara

keseluruhan menjadi lebih baik.3

- Unsur-unsur ergonomik yakni :

1) Anatomi

o Antropometri (dimensi tubuh manusia) dan biomekanik(aplikasi tenaga).

2) Fisiologis

o Fisiologis kerja : pengeluaran energi.

o Fisiologis lingkungan : efek lingkungan fisik.

3) Psikologis

o Psikologi ketrampilan proses informasi dan pembuatan keputusan

o Psikologi kerja : training, usaha dan perbedaan individu.

- Manfaat data antropometrik : merupakan data statistik mengenai ukuran manusia,

massa dan bentuknya, yang dapat digunakan di tempat kerja, membuat tempat duduk

serta untuk keperluan desain peralatan.

- Kriteria antropometrik :

Jarak ruangan

o Ruang untuk kepala, ruang kaki, ruang siku termasuk kemudahan melalui

rintangan

10

Page 11: PBL-28 kecelakaan kerja

[ ] October 27, 2011

Jangkauan

o Termasuk lokasi control atau penyimpanan material, serta pelabgai situasi

menjangkau melalui rintangan.

Postur/sikap tubuh

o Termasuk lokasi display dan control ditempat ketinggian.

kekuatan

- dikatakan pada kasus di atas, stager yang dipakai pastinya juga memenuhi standar

ergonomik suatu alat, namun sayangnya stager mungkin tidak di cek secara

berkala(rapuh termakan usia). Ditambah pula unsafe action yang dilakukan oleh

pekerja tersebut yang tidak memakai tali pengaman untuk menghinfari kecekalakaan

yang terjadi tiba-tiba. Lebih kearah unsafe action yang dilakukan oleh pekerja

tersebut.

2. Faktor individu

- Untuk faktor individu ini lebih mengarah ke arah psikologi seseorang pada saat melakukan

pekerjaannya sehari-hari. Psikologi kerja ini merupakan bagian dari unsur ergonomik

(anatomi, fisiologis, psikologi).

Stress akibat kerja adalah gangguan perilaku dan jiwa yang terjadi karena berbagai faktor

seperti : kepribadian, stress di lingkungan kerja yang dialami, coping mechanism dan

mekanisme pertahanan. Stress di lingkungan kerja berkaitan dengan lingkungan fisik tempat

kerja, bekerja dalam shift, beban kerja yang berlebihn, bekerja monotonic, mutasi dalam

pekerjaan, tidak jelasnya peran kerja, konflik dengan teman kerja dan lain-lain.

Yang dapat lebih mudah mengalami stress dan akibat lainnya yaitu penyakit jantung

adalah orang yang memiliki kepribadian tipe A. Kepribadian tipe A adalah tipe kepribadian

dengan cirri seperti dorongan kompetisi yang tinggi, ketaatan yang tinggi akan waktu, ambisius,

agresif, bekerja untuk pencapaian kinerja, selalu tergesa-gesa, dan relative tidak sabar. Jenis

kepribadian tipe A selalu dalam keadaan stress dan tegang. Sehingga orang yang memiliki

kepribadian seperti ini sangat rentan sekali.

Stress akibat kerja adalah suatu penyakit kronis yang disebabkan oleh kondisi-kondisi di

tempat pekerjaan yang berdampak negative pada kinerja seseorang dan atau kesehatan fisik dan

jiwanya. Stress merupakan problem kesehatan kerja yang penting karena secaraa signifikan

menyebabkan kerugian ekonomis. Stress kerja mempunyai aspek fisik, aspek perilaku dan emosi.

11

Page 12: PBL-28 kecelakaan kerja

[ ] October 27, 2011

Terdapat faktor-faktor yang menyebabkan stress kerja, 2 hal diantaranya adalah : Gaya

management(diri) yang buruk dan juga adanya faktor psikososial. Gaya management (diri) yang

buruk , diantaranya :

Kurangnya partisipasi pekerja untuk pengambila keputusan.

Komunikasi yang uruk di tempat kerja.

Tidak ada/kurangnya kebijakan yang peduli keluarga.

Hubungan interpersonal/ lingkungan sosial yang buruk.

Jenjang karir yang tidak jelas.

Kondisi lingkungan : sesak, bising, polusi udara, masalah ergonomic.

Kurangnya dukungan dari rekan kerja maupun atasan.

Adanya faktor psikososial juga dapat mengakibatkan stress kerja, antara lain:

Gaji/upah yang lebih kecil dari Upah Minimum Regional(UPR)/ Upah Minimum

Provinsi(UMP).

Beban kerja yang tidak teratur.

Beban kerja yang berat/banyak secara mendadak.

Tidak prospek dalam jenjang karir.

Kemampuan pekerja yang tidak digunakan secara optimal.

Kurang penghargaan.

Kecenderungan untuk celaka

Adalah kenyataan bahwa pekerja tertentu cenderung untuk mengalami kecelakaan.

Kecelakaan bertubi-tubi terjadi pada yang bersangkutan. Frekuensi kecelkaan pada pekerja

tersebut jauh melebihi pekerja pada umumnya. Di sini jelas betapa pentingnya faktor manusia

selaku individu pada terjadinya peristiwa kecelakaan termasuk kecelakaan di tempat kerja.

Memang ada orang yang mempunyai sifat sembrono, berprilaku asal-asalan, bberbuat

semaunya, terlalu lamban mengambil sikap, berlaku masa bodoh, suka melamun, terlalu berani,

selalu bergegas, gemar bermain-main terhadap risiko bahaya, dan sidat lainnya, sehingga orang

itu berulang kali ditimpa kecelakaan dan oleh karenanya ia dinyatakan sebagai mempunyai

kecenderungan untuk celaka. Pekerja yang terlalu lamban tentu tidak sesuai untuk melakukan

12

Page 13: PBL-28 kecelakaan kerja

[ ] October 27, 2011

pekerjaan yang memerlukan kegesitan. Jika pekerja dipaksakan untuk mengerjakan pekerjaan

yang memerlukan kecekatan, dan hal itu tidak sesuai dengan sifat yang dimilikinya, cepat atau

lambat pada kahirnya kecelakaan akan terjadi kepadanya. Demikian pula dengan pekerja yang

kebiasaannya selalu tergesa-gesa, terburu-buru mengejar waktu, pekerja demikian cenderung

pula untuk mengalami kecelakaan; mungkin ia akan terjatuh atau terpeleset atau tergelincir atau

mungkin pula akan terlindas kendaraan bermotor di perjalanan. Kecenderungan untuk

mengalami kecelakaan dapat pula bersumber kepada keadaan kesehatan pekerja. Kelambanan

yang menjadi cirri pekerja mungkin dasarnya kurang gizi atau anemia, sedangkan ketergesaan

seseorang dapat saja dikarenakan kelainan jiwa yang impulsive.

Penelitian menunjukkan, bahwa 85% penyebab kecelakaan bersumber kepada faktor

manusia. Apabila berbicara tentang faktor manusia, sebagai konsekuensinya persoalannya cukup

rumit. Ambillah missal kecelakaan yang dikarenakan oleh keadaan emosi para pekerja, seperti

rasa ketidakadilan, persengketaan dengan sesama pekerja atau keributan di rumah tangga dengan

keluarga, atau peristiwa percintaan segitiga. Tanpa diduga dan benar-benar di luar perkiraan

seseorang dapat saja dengan sengaja mencelakakan diri sendiri atau merekayasa terjadinya suatu

kecelakaan, sehingga kata kecelkaan menjadi tidak tepat lagi. Peristiwa seperti itu menjelam

misalnya sebagai akibat luar biasanya kejemuan, pekatnya kebencian, atau pun dalamnya

keputusasaan. Mudah dipahami, bahwa dalam hal ini faktor kejiwaan memainkan peranan besar.

Memang benar bahwa ada orang yang mempunyai dorongan kejiwaan untuk membuat nekad dan

melakukan apa saja menurut gejolak batinnya. Sering pula bahwa kecelakaan disengaja guna

memperoleh kompensasi terhadap cacat yang diakibatkan kecelakaan yang disengajanya. Juga

terdapat berbagai hal unik lainnya yang berkaitan dengan faktor manusia sebagai penyebab

kecelakaan.

Gaya hidup utnuk selamat dan tidak mengalami kecelakaan adalah satu aspek pennting

dalam budaya kerja dari kehidupan modern. Pada masyarakat industri keselamatan kerja dan

pencegahan kecelakaan diwujudkan melalui ketentuan perundang-undangan di samping segala

upaya lainnya ditingkatkan pelaksanaannya. Keselamatan kerja dan bebas dari kecelakaan kerja

merupakan hak azasi manusia(HAM). Transformasi dari kehidupan agraris kepada masyarakat

indutri maju antara lain mencakup perubahan cara hidup dari tidak menjadi pemerduli

keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan sebagai gaya hidup yang terparteri pada sikap dan

13

Page 14: PBL-28 kecelakaan kerja

[ ] October 27, 2011

perilaku sehari-hari. Sehubungan dengan itu, tidak ada lagi tempat bagi siapa pun dengan dalih

apa pun untuk mempunyai kecenderungan untuk mengalami kecelakaan.

Teori Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja yang terjadi dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor. Dari

berbagai faktor tersebut dapat diambil beberapa teori-teori yang dimana membahas kecelakaan

kerja yang terjadi, teori-teori tersebut adalah :

a) Teori kebetulan umum(Pure Chance Theori)

- Kecelakaan kerja yang terjadi disimpulkan karena kehendak Tuhan secara alami.

b) Teori kecenderungan (Accident Prone Theory)

- Pekerja tertentu lebih sering tertimpa kecelakaan oleh karena sifat-sifat pribadinya.7

c) Teori tiga faktor utama(Three main faktor Theory)

- Kecelakaan kerja yang terjadi selalu dikaitkan oleh 3 faktor yaitu : peralatan,

lingkungan kerja dan pekerja.

d) Teori dua faktor(Two factor Theory)

- Kecelakaan kerja yang terjadi selalu dikaitkan oleh 2 faktor yaitu : unsafe condition

dan unsafe action.

e) Teori manusia(Human factor Theory)

- Kecelakaan kerja yang terjadi disebabkan oleh karena manusia.mungkin saja karena

kelalaian.

f) Teori Domino(Domino Sequence Theory)

- Kecelakaan kerja yang terjadi selalu ada penyabab dan pastinya juga ada akibat yang

perlu ditanggung. Seperti kerugian ekonomi, fisik, sosial dan lain-lain.

14

Page 15: PBL-28 kecelakaan kerja

[ ] October 27, 2011

Sistem Managemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja(SMK3)

Sistem Managemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja harus diperhatikan terlebih bagi

pmrakarsa supaya proses produksi, peningkatan kualitas dan kendali biaya dapat terus

dioptimalkan. Fungsi managemen mengarah di aspek kualitas, produksi, kecelakaan/kerugian

dan biaya. Terdapat 4 program K3 di tempat kerja , yaitu :

1) Komitmen manajemen dan keterlibatan pekerja

2) Analisis risiko di tempat kerja

3) Pencegahan dan pengendalian bahaya

Menetapkan prosedur kerja berdasarkan analisis, pekerja memahami dan

melaksanakannya

Aturan dan prosedur kerja dipatuhi

Pemeliharaan sebagai usaha preventif

Perencanaan untuk keadaan darurat

Pencatatan dan pelaporan kecelakaan

Pemeriksaan kondisi lingkungan kerja

Pemeriksaan tempat kerja secara berkala.

4) Pelatihan buat pekerja, penyelia dan manager.

SMK3 memiliki peran yang cukup penting dalam proses kerja dalam suatu

perusahaan(pemrakarsa). Apabila SMK3 yang diberlakukan tidak cukup baik maka akibatnya

dapat dilihat dari banyaknya pekerja yang mengalami kecelakaan kerja dan juga proses produksi

mengalami kemunduran. Tujuan khusus dar SMK3 adalah mencegah atau mengurangi

kecelakaan kerja, kebakaran, peledakaan dan PAK; mengamankan mesin instalasi, pesawat.

Alat, bahan dan hasil produksi; menciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman, sehat dan

penyesuian antara pekerjaan dengan manusia atau antara manusia dengan pekerjaan.

Dalam SMK3 memiliki tahapan-tahapan yang penting untuk diperhatikan yaitu :

Penerapan, Pengukuran dan evaluasi dan Tinjauan ulang dan peningkatan. Tahapan-tahapan

tersebut akan membawa ke dalam suatu sistem yang benar-benar dibutuhkan untuk mencapai

optimalisasi kerja. Tahap-tahap tersebut :

15

Page 16: PBL-28 kecelakaan kerja

[ ] October 27, 2011

Penerapan

Jaminan kemampuan

SDM, sumber daya, dana

Integrasi SMK3 perusahaan

Tanggung jawab dan tanggung gugat

Konsultasi, motivasi dan kesadaran

Pelatihan dan kompetensi

Kegiatan pendukung

Komunikasi; pelaporan;pendokumentasian

Pengendalian dokumen

Pencatatan dan manajemen informasi

Identifikasi bahaya/ penilaian dan pengendalian risiko

Perancangan dan rekayas;administratif

Kontrak ;pembelian

Prosedur keadaan darurat;insiden

Pemulihan keadaan darurat

Pengukuran dan evaluasi

Inspeksi dan pengujian

Personil : keahlian dan pengalaman

Catatan dipelihara; dan tersedia

Peralatan; metode untuk menjamin standar K3

Perbaikan segera ketidaksesuaian

Penyelidikan permasalahan insiden

Temuan di analisis dan ditinjau ulang

Audit SMK3

Perbaikan dan pencegahan

Tinjauan ulang dan peningkatan

Evaluasi terhadap penerapan K3

Tujuan, sasaran; kinerja K3

Temuan audit

Efektivitas penerapan

16

Page 17: PBL-28 kecelakaan kerja

[ ] October 27, 2011

Perubahan peraturan

Tuntutan pihak terkait;pasar

Perubahan produk; kegiatan

Perubahan struktur organisasi

Perkembangan iptek

Pengalaman insiden

Pelaporan

Umpan balik dari tenaga kerja

Peraturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

K3 berlandaskan trhadapa undang-undang yang berlaku. Pemerintah menerapkan

undang-undang K3 karena memang penting dalam proses produksi dalam suatu perusahaan.

Landasan undang-undang mengenai tenaga kerja, yaitu :

i. UU No 14 tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok Tenaga Kerja.

ii. UU No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

iii. UU Kesehatan No 23 tahun 1992 fasal 23 tentang Kesehatan.

iv. UU No 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

v. Permenaker No 05/men 1996, setiap perusahaan yang mempekerjakan > 100orang dan

atau yang mengandung potensi bahaya wajib menerapkan sistem manajamen K3 (babIII

fasal 3)

vi. PP No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

vii. UU No 13 tahun 2003 tentang perundang-undanganTenaga Kerja.

Semua peraturan dan sistem mengenai tenaga kerja dengan upaya meningkatkan

Kesehatan dan Keselamatan Kerja sudah di tetapkan secara resmi oleh peraturan perundang-

undangan , sehingga dapat dikatakan Kesehatan dan Keselamata Kerja sanga wajib diberlakukan

bagi semua orang yang terkait di dalamnnya.

Upaya Pencegahan

17

Page 18: PBL-28 kecelakaan kerja

[ ] October 27, 2011

Karena dalam melakukan pekerjaan banyak sekali faktor risiko yang terdapat di

lingkungan sekitar, seperti; pajanan fisik, kimia, biologi, ergonomic dan psikologis. Itu semua

dapat mempengaruhi kinerja pekerja dalam melakukan pekerjaan. Sehingga upaya pencegahan

merupakan upaya yang paling baik untuk mengurangi jumlah pajanan yang didapat.

1) Pajanan fisik

a. Bising

Upaya pencehagannya adalah dengan program konservasi pendengaran(hearing

conservation program) dan penggunaan sumbat telinga(earplug), penutup

telinga(ear muff), helm pelindung telinga(ear protektif helmet).5

b. Vibarsi

Usahakan menghindari alat-alat yang memiliki efek vibrasi yang besar atau apabila

tidak dapat dihindari dapat juga mengurang waktu pajanan terhadap alat tersebut

atau memakai alat pelindung seperti sarung tangan yang tebal.

c. Pencahayaan

Menghindari tempat-tempat yang memiliki pencahayaan yang kurang lalu apabila

kurang pencahayaannya perlu ditingkatkan lebih lagi.

d. Suhu panas dan dingin

Menghindari tempat-tempat sumber pajanan ataupun dapat memakai alat pelindung

diri yaitu pakaian yang tebal atau pakaian khusus.

e. Radiasi elektromagnetik

Menghindari daerah pajanan.

2) Pajanan biologik

Pencegahan yang dapat dilakukan adalah :

Penerapan Higine perorangan

Cara kerja yang aman

Pemakaian alat pelindung diri yang sesuai

Proteksi yang spesifik(imunisasi dan profilaksis)

Penyuluhan dan edukasi mengenai bahaya potensial di tempat kerja dengan

gangguan kesehatan yang mungkin timbul.

Penyuluhan dan edukasi higine perorangan dengan penyediaan fasilitasnya (mis :

cuci tangan , mandi)

18

Page 19: PBL-28 kecelakaan kerja

[ ] October 27, 2011

Pelatihan cara kerja yang aman beserta pemakaian alat pelindung diri yang sesuai,

dengan standard precaution.

Surveilans medic terhadap penyakit yang mungkin timbul

Penanggulangan di tempat kerja : pengendalian vector dll.

3) Pajanan kimia

Perhatikan MSDS-nya

Memakai alat pelindung diri menurut aturan.

Kurangi besarnya pajanan.

4) Ergonomic

Menelaah aturan ergonomic sesuai dengan unsur yang sesuai

Memakai alat-alat sesuai dengan aturan

Hindari unsafe action

5) Psikologis

a. Pencegahan primer

Penceggahan primer bertujuan mengurangi insidensi gangguan psikiatrik dalam

suatu populasi dan untuk kelompok merka yang tidak termasuk kelompok berisiko.

Diusahakan dengan mengurangi atau meniadakan pengaruh buruk lingkungan kerja

dan memperkuat kemampuan individu untuk menghadapi dan menanggulangi

kesulitan yang dihadapinya.4

Dilakukan dengan kampanye promosi dan edukasi kesehatan jiwa dan pesan

disampaikan kepada setiap orang yang termasuk kelompok berisiko atau tidak

b. Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder bertujuan untuk mempercepat proses penyembuhan gangguan

psikatrik yang dialami pekerja serta mengurangi / memperpendek durasi penyakit.

Pencegahan sekunder ditujukan kepada kelompok yang dicurigai terkena risiko atau

gangguan stress akibat kerja.

c. Pencegahan tersier

Difokuskan pada kelompok orang yang telah megalami gangguan stress akibat kerja

dan diupayakan untuk dipulihkan kesehatannya.

Dalam pencegahan ini diupayakan konseling, pengobatan klinis dan rehabilitsi

mental.

19

Page 20: PBL-28 kecelakaan kerja

[ ] October 27, 2011

Setelah pulih dari gangguan stress akibat kerja, pekerja tersebut diupayakan

kembali ke tempat kerja semula dengan supervisi dari supervisornya. Gradasi beban

kerja ditingkatkan mulai dari kerja ringan, sedang, sampai kembali bekerja seperti

semula.

Jelas bahwa kecelakaan kerja menelan biaya yang luar biasa tinggi. Dari segi biaya saja

dapat dipahami, bahwa terjadinya kecelakaan kerja harus dicegah. Pernyataan ini berbeda dari

pendapat umum jaman dahulu yang menyatakan bahwa kecelakaan adalah nasib. Kecelakaan

kerja seolah-olah takdir yang harus diterima. Tidak! Kecelakaan dapat dicegah, asal ada

kemauan yang cukup untuk mencegahnya dan pencegahan dilakukan atas dasar pengetahuan

yang memadai tentang sebab-sebab terjadinya kecelakaan dan penguasaan teknik-teknologi

upaya preventif terhadap kecelakaan.2

Pencegahan kecelakaan berdasarkan pengetahuan tentang penyebab kecelakaan. Sebab-

sebab kecelakaan pada suatu perusahaan diketahui dengan mengadakan analisis setiap

kecelakaan yang terjadi. Metoda analisis penyebab kecelakaan harus betul-betul diketahui dan

diterapkan sebagaimana mestinya. Selain analisis mengenai penyebab terjadinya suatu peristiwa

kecelakaan, untuk pencegahan kecelakaan kerja sangat penting artinya dilakukannya identifikasi

bahaya yang terdapat dan mungkin menimbulkan insiden kecelakaan di perusahaan serta

mengakses besarnya risiko bahaya.

20