PBI dan SE OJK TKS-RBBR Syariah net.pdf

download PBI dan SE OJK TKS-RBBR Syariah net.pdf

of 55

Transcript of PBI dan SE OJK TKS-RBBR Syariah net.pdf

  • Otoritas Jasa Keuangan

    Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK)

    PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

    Departemen Perbankan Syariah

    Jakarta, 19 Mei 2014

    Sosialisasi Draft Final Ketentuan

  • Otoritas Jasa Keuangan

    OUTLINE

    Pendahuluan

    Pokok Pokok Pengaturan POJK

    Pedoman Pelaksanaan POJK (SEOJK)

    2

  • Otoritas Jasa Keuangan

    OUTLINE

    Pendahuluan

    Pokok Pokok Pengaturan POJK

    Pedoman Pelaksanaan POJK (SEOJK)

    3

  • Otoritas Jasa Keuangan

    Latar Belakang

    Perkembangan industri perbankan yang semakin kompleks dan beragam dapat meningkatkan eksposur risiko dan profil risiko bank.

    Sejalan dengan pendekatan penilaian tingkat kesehatan di dunia internasional yang mengarah pada pendekatan pengawasan berdasarkan risiko baik secara individual maupun secara konsolidasi.

    Penilaian tingkat kesehatan BUS dan UUS saat ini (TKS-CAMELS) belum sejalan dengan penilaian tingkat kesehatan BUK yang menggunakan pendekatan berdasarkan risiko (Risk-based Bank Rating/RBBR).

    Tindak lanjut ketentuan PAPSI 2013 dan LSMK BBUS UUS 2013 yang mulai diterapkan untuk laporan bulan Agustus 2013 (paralel dengan LBUS 2003). LSMK BBUS UUS 2013 mulai efektif (stand alone) sejak laporan bulan Mei 2014 yang disampaikan Juni 2014.

    4

  • Otoritas Jasa Keuangan

    Prinsip-prinsip

    5

    Berorientasi Risiko

    Proporsionalitas

    Materialitas dan Signifikansi

    Komprehensif dan Terstruktur

    Analisis didasarkan pada risiko-risiko yang dapat berdampak pada kinerja bank secara keseluruhan.

    Identifikasi akar permasalahan, dampak, dan arah (trend) risiko

    Deteksi dini permasalahan serta tindak lanjut pengawasan secara efektif dan efisien

    Penggunaan parameter/indikator penilaian sesuai dengan karakteristik dan kompleksitas bisnis/produk/aktivitas bank

    Penerapan manajemen risi risiko sesuai dengan skala usaha, karakteristik bisnis dan strategi bank

    Penilaian mempertimbangkan materialitas/signifikansi indikator dan faktor penilaian untuk menentukan peringkat faktor maupun peringkat komposit sesuai skala dan karakteristik bank

    Analisis harus fokus dalam mengungkap akar permasalahan bank Dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan antar parameter,

    risiko, dan faktor penilaian

  • Otoritas Jasa Keuangan

    Kerangka Penilaian TKS - CAMELS (Existing)

    CAPITAL 25%

    ASSETS 50%

    EARNING 10%

    LIQUIDITY 10%

    MANAJEMEN KOMPONEN MANAJEMEN

    FAKTOR KEUANGAN

    PERINGKAT KOMPOSIT (PK)

    RASIO LIKUDITAS

    A, B, C, D

    1, 2, 3, 4, 5

    1, 2, 3, 4, 5

    1, 2, 3, 4, 5

    A, B, C, D

    RASIO SENSITIVITAS

    SENSITIVITY 5%

    J

    B

    RASIO MODAL

    RASIO ASET

    RASIO RENTABILITAS

    P

    -Manajemen umum (GCG)

    -Manajemen risiko (RCS)

    -Manajemen kepatuhan termasuk kepatuhan syariah

    P

    P

    P

    P

    J

    J

    J

    J

    J

    Parameter

    Bobot

    Judgement

    P

    J

    B

    J

    J

  • Otoritas Jasa Keuangan

    Kerangka Penilaian TKS-RBBR Syariah

    7

    Profil Risiko

    GCG Rentabi-

    litas (Earnings)

    Per- modalan (Capital) Risiko Inheren

    Kualitas Penerapan

    Manajemen Risiko

    (KPMR)

    Net Risk

    Risiko Kredit

    Risiko Pasar

    Risiko Likuiditas

    Risiko Operasional

    Risiko Hukum

    Risiko Stratejik

    Risiko Kepatuhan

    Risiko Reputasi

    Risiko Imbal Hasil

    Risiko Investasi

    Tata Kelola Risiko

    Kerangka Manajemen Risiko

    Proses Manajemen Risiko, SDM, Sistem Informasi Manajemen

    Sistem Pengendalian Risiko

    Risiko Kredit

    Risiko Pasar

    Risiko Likuiditas

    Risiko Operasional

    Risiko Hukum

    Risiko Stratejik

    Risiko Kepatuhan

    Risiko Reputasi

    Risiko Imbal Hasil

    Risiko Investasi

    Struktur

    Proses

    Hasil

    Kinerja

    Sumber

    Sustain-ability

    Kecukupan

    Pengelolaan

    Peringkat Risiko Inheren

    Komposit

    Peringkat KPMR

    Komposit

    Peringkat Profil Risiko

    Pering-kat

    GCG

    Peringkat Rentabilitas

    Peringkat Permodalan

    Kn

    ow

    Yo

    ur

    Ba

    nk

    Pe

    rin

    gkat

    Ko

    mp

    osi

    t R

    BB

    R

  • Otoritas Jasa Keuangan

    OUTLINE

    Pendahuluan

    Pokok Pokok Pengaturan POJK

    Pedoman Pelaksanaan POJK (SEOJK)

    8

  • Otoritas Jasa Keuangan

    Ketentuan Terkait

    PBI No.13/23/PBI/2011 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi BUS dan UUS

    PBI No.8/6/PBI/2006 tentang Penerapan Manajemen Risiko secara Konsolidasi bagi Bank yang Melakukan Pengendalian terhadap Perusahaan Anak

  • Otoritas Jasa Keuangan

    Ketentuan Umum

    10

    No. Objek

    Pengaturan Ketentuan existing

    (TKS-CAMELS) Ketentuan baru

    (TKS-RBBR Syariah)

    1. Definisi TKS Pasal 1 Hasil penilaian kualitatif terhadap kinerja Bank: a. Penilaian kualitatif dan

    kuantitatif terhadap faktor CAELS

    b. Penilaian kualitatif terhadap faktor M

    Pasal 1 Hasil penilaian kondisi Bank yang dilakukan berdasarkan risiko termasuk risiko terkait penerapan prinsip syariah dan kinerja Bank atau disebut dengan Risk-based Bank Rating.

    2. Kewajiban memelihara/ meningkatkan TKS

    Pasal 2 1. dengan menerapkan prinsip

    kehati-hatian dan prinsip syariah dalam melaksanakan kegiatan usaha

    Pasal 2 1. dengan menerapkan prinsip

    kehati-hatian, prinsip syariah, dan manajemen risiko dalam melaksanakan kegiatan usaha

    2. TKS BUS individual dan konsolidasi

    3. TKS UUS individual dan merupakan bagian dari TKS BUK

  • Otoritas Jasa Keuangan

    No. Objek

    Pengaturan Ketentuan existing

    (TKS-CAMELS) Ketentuan baru

    (TKS-RBBR Syariah)

    3. Kewajiban penilaian sendiri oleh Bank (self assessment)

    Pasal 10 1. Secara triwulanan (Mar, Jun,

    Sep, dan Des) 2. Tidak wajib disampaikan ke OJK

    Pasal 3 1. Secara semesteran (Jun dan

    Des) 2. Wajib disampaikan ke OJK

    a. TKS individual 1 bulan b. TKS konsolidasi 1

    bulan Dalam hal batas waktu penyampaian hasil self assessment TKS Bank jatuh pada hari libur maka hasil self assessment TKS Bank disampaikan pada hari kerja berikutnya.

    3. Hasil self assessment TKS yg telah mendapat persetujuan Direksi wajib disampaikan kepada Dewan Komisaris

    Penilaian TKS-RBBR

    11

  • Otoritas Jasa Keuangan

    Penilaian TKS-RBBR

    12

    No. Objek

    Pengaturan Ketentuan existing

    (TKS-CAMELS) Ketentuan baru

    (TKS-RBBR Syariah)

    4. Penilaian TKS oleh OJK

    Pasal 11 1. Secara triwulanan (Mar, Jun,

    Sep, dan Des) 2. Berdasarkan hasil pemeriksaan,

    laporan berkala, dan/atau informasi lain

    3. Jika terdapat perbedaan maka yang berlaku adalah hasil penilaian TKS oleh OJK

    Pasal 4 1. Secara semesteran (Jun dan

    Des) 2. Berdasarkan hasil pemeriksaan,

    laporan berkala, dan/atau informasi lain

    Pasal 5 Jika terdapat perbedaan maka akan dilakukan prudential meeting. Jika masih terdapat perbedaan maka yang berlaku adalah hasil penilaian TKS oleh OJK. Prudential meeting adalah pertemuan yang dilakukan antara pengawas dengan Bank dalam rangka menggali informasi terkait proses pelaksanaan self assessment penilaian TKS

  • Otoritas Jasa Keuangan

    Penilaian TKS-Individual

    13

    No. Objek

    Pengaturan Ketentuan existing

    (TKS-CAMELS) Ketentuan baru

    (TKS-RBBR Syariah)

    5 . Penilaian secara individual

    Pasal 3 s.d. Pasal 9 Pasal 6 s.d. Pasal 10

    Faktor penilaian BUS

    1. Faktor keuangan a. C = capital b. A = asset quality c. E = earnings d. L = liquidity e. S = sensitivity to market risk

    2. Faktor manajemen a. Manajemen Umum (GCG) b. Manajemen Risiko (RCS) c. Manajemen Kepatuhan

    termasuk kepatuhan syariah

    1. Profil Risiko (risk profile) 2. Good Corporate Governance

    (GCG) 3. Rentabilitas (earnings ) 4. Permodalan (capital)

    dikaitkan dengan Profil Risiko

    Faktor penilaian UUS

    s.d.a hanya Profil Risiko

  • Otoritas Jasa Keuangan

    Penilaian TKS-Individual

    No. Objek Pengaturan Ketentuan existing

    (TKS-CAMELS) Ketentuan baru

    (TKS-RBBR Syariah)

    Peringkat faktor

    1. Faktor keuangan (CAELS) (1, 2, 3, 4, dan 5)

    2. Faktor manajemen (M) (A, B, C, dan D)

    1. Profil Risiko (1, 2, 3, 4, & 5) 2. GCG (1, 2, 3, 4, & 5) 3. Rentabilitas (1, 2, 3, 4, & 5) 4. Permodalan (1, 2, 3, 4, & 5)

    Peringkat komposit

    TKS (1, 2, 3, 4, dan 5) TKS (1, 2, 3, 4, dan 5)

    Proses penetapan peringkat

    1. Peringkat faktor dibobot secara sistem namun dapat di-adjust oleh pengawas

    2. Peringkat komposit menggunakan tabel konversi

    Peringkat faktor dan peringkat komposit tidak dibobot namun ditetapkan berdasarkan analisis yang komprehensif dan terstruktur dan informasi dari Bank Performance Report /BPeR (rasio individual bank dan rasio peer dalam industri perbankan umum dan industri perbankan syariah)

    A 5A 4A 3A 2A 1A

    B 5B 4B 3B 2B 1B

    C 5C 4C 3C 2C 1C

    D 5D 4D 3D 2D 1D

    5 4 3 2 1

    Faktor Keuangan (CAELS)

    Fakt

    or

    Man

    ajem

    en

    (M)

    PK1 PK2 PK3 PK4 PK5

    14

  • Otoritas Jasa Keuangan

    Penilaian TKS-Konsolidasi

    No. Objek Pengaturan Ketentuan existing

    (TKS-CAMELS) Ketentuan baru

    (TKS-RBBR Syariah)

    6. Penilaian secara konsolidasi (khusus BUS)

    Pasal 11 s.d. Pasal 12

    Faktor penilaian

    Belum diatur 1. Profil Risiko 2. GCG 3. Rentabilitas 4. Permodalan

    Peringkat faktor

    Belum diatur Mengacu pada mekanisme penetapan peringkat TKS secara individual

    Peringkat komposit

    Belum diatur Mengacu pada mekanisme penetapan peringkat TKS secara individual

    Proses penetapan peringkat

    Belum diatur Mengacu pada mekanisme penetapan peringkat TKS secara individual

  • Otoritas Jasa Keuangan

    Tindak Lanjut Hasil Penilaian

    No. Objek

    Pengaturan Ketentuan existing

    (TKS-CAMELS) Ketentuan baru

    (TKS-RBBR Syariah)

    7. Tindak Lanjut Hasil Penilaian

    Pasal 12 s.d Pasal 14 Pasal 13 s.d Pasal 15

    Kewajiban penyampaian action plan*)

    Jika : a. peringkat faktor

    CAELS 4/5 atau b. peringkat faktor M

    C/D

    Jika : a. peringkat faktor (profil risiko, GCG, rentabilitas,

    permodalan) 4/5; atau b. peringkat komposit 4/5; atau c. Peringkat komposit 3 namun terdapat

    permasalahan signifikan

    Batas waktu penyampaian action plan

    Belum diatur 1. Untuk tindak lanjut hasil penilaian TKS oleh OJK: sesuai batas waktu tertentu yang ditetapkan OJK

    2. Untuk tindak lanjut hasil penilaian TKS oleh Bank sendiri (self assessment): paling lambat 15 Agustus (untuk TKS posisi Juni) dan 15 Februari (untuk TKS posisi Desember) Dalam hal batas waktu penyampaian rencana tindak (action plan) atas hasil self assessment jatuh pada hari libur maka rencana tindak (action plan) atas hasil self assessment TKS Bank disampaikan pada hari kerja berikutnya.

    *) Rencana tindak (action plan) adalah komitmen Bank yang memuat rencana langkah-langkah perbaikan yang akan dilaksanakan oleh Bank dalam rangka mengatasi permasalahan signifikan yang dihadapi beserta target waktu penyelesaiannya yang telah diterima OJK.

    16

  • Otoritas Jasa Keuangan

    Tindak Lanjut Hasil Penilaian

    17

    No. Objek

    Pengaturan Ketentuan existing

    (TKS-CAMELS) Ketentuan baru

    (TKS-RBBR Syariah)

    Laporan pelaksanaan action plan

    Paling lambat: a. 10 hari kerja setelah

    target waktu penyelesaian action plan; dan/atau

    b. 10 hari kerja setelah tahapan setiap action plan apabila pelaksanaan action plan bertahap.

    Paling lambat: a. 10 hari kerja setelah target waktu

    penyelesaian action plan; dan/atau b. 10 hari kerja setelah akhir bulan dan

    dilakukan secara bulanan jika terdapat permasalahan yang signifikan yang akan mengganggu penyelesaian rencana tindak (action plan) secara tepat waktu.

    Laporan pada huruf a antara lain memuat

    penjelasan mengenai realisasi pelaksanaan rencana tindak (action plan), disertai bukti pelaksanaan dan/atau dokumen pendukung terkait.

    Laporan pada huruf b antara lain memuat penjelasan mengenai perkembangan dan permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan rencana tindak (action plan) disertai bukti dan/atau dokumen pendukung terkait.

  • Otoritas Jasa Keuangan

    Sanksi

    Ketentuan Penutup 1. Dengan berlakukan POJK ini maka PBI No.9/1/PBI/2007 tentang

    Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah dinyatakan tidak berlaku sejak tanggal 1 Juli 2014.

    2. Penilaian TKS sesuai POJK ini secara efektif dilaksanakan sejak tanggal 1 Juli 2014 yaitu untuk penilaian TKS posisi akhir bulan Juni 2014.

    No. Objek

    Pengaturan Ketentuan existing

    (TKS-CAMELS) Ketentuan baru

    (TKS-RBBR Syariah)

    8. Sanksi Pasal 16 a. Teguran tertulis b. Pembekuan kegiatan usaha

    tertentu c. Pencantuman pengurus

    dan/atau pemegang saham dalam daftar orang yang dilarang menjadi pemegang saham dan pengurus bank.

    Pasal 16 a. Teguran tertulis b. Penurunan tingkat kesehatan

    bank c. Pembekuan kegiatan usaha

    tertentu d. Pencantuman pengurus

    dan/atau pemegang saham dalam daftar tidak lulus F&P.

    18

  • Otoritas Jasa Keuangan

    Waktu Pemberlakuan

    Posisi TKS bulan Maret 2014

    Posisi TKS bulan Juni 2014

    Posisi TKS bulan Desember 2014

    Posisi TKS bulan Juni 2015

    dst uji coba

    mulai efektif

    19

  • Otoritas Jasa Keuangan

    OUTLINE

    Pendahuluan

    Pokok Pokok Pengaturan POJK

    Pedoman Pelaksanaan POJK (SEOJK)

    20

  • Otoritas Jasa Keuangan

    Penilaian TKS Individual

    21

  • Otoritas Jasa Keuangan

    1. Profil Risiko (risk profile) 2. Good Corporate Governance

    (GCG) 3. Rentabilitas (earnings ) 4. Permodalan (capital)

    Profil Risiko (risk profile)

    BUS

    UUS

    Cakupan Penilaian

  • Otoritas Jasa Keuangan

    Penilaian Faktor Profil Risiko Meliputi penilaian atas risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko

    (KPMR) atas 10 jenis risiko: risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional, risiko likuiditas, risiko hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan, risiko reputasi, risiko imbal hasil, dan risiko investasi

    Penilaian risiko inheren merupakan penilaian atas risiko yang melekat pada kegiatan bisnis bank baik yang dapat dikuantifikasikan maupun tidak, yang berpotensi mempengaruhi posisi keuangan bank

    Mempertimbangkan faktor internal dan eksternal, a.l. strategi bisnis, karakteristik bisnis, kompleksitas produk/aktivitas, industri, kondisi makroekonomi

    Menggunakan parameter dan indikator kuantitatif dan kualitatif

    dinilai secara independen terhadap KPMR yang diterapkan bank

    Tingkat risiko inheren dikategorikan ke dalam 5 peringkat: low, low to moderate, moderate, moderate to high, dan high

    Penilaian KPMR merupakan penilaian atas 4 (empat) aspek yang saling terkait yaitu: (i) tata kelola risiko; (ii) kerangka manajemen risiko; (iii) proses manajemen risiko, kecukupan SDM, dan kecukupan SIM Risiko; serta (iv) kecukupan sistem pengendalian risiko

    Tingkat KPMR dikategorikan dalam 5 peringkat: strong, satisfactory, fair, marginal, dan unsatisfactory

    23

  • Otoritas Jasa Keuangan

    Penilaian Risiko Inheren

    10 Risiko

    Kredit

    Pasar

    Likuiditas

    Operasional

    Hukum

    Stratejik

    Kepatuhan

    Reputasi

    Imbal Hasil

    Investasi

    Low Low to

    Moderate Moderate

    Moderate to High

    High

  • Otoritas Jasa Keuangan

    Penilaian risiko inheren dilakukan dengan menggunakan kombinasi antara indikator kuantitatif dan kualitatif.

    Menggunakan pengetahuan mengenai lingkungan, industri, dan strategi bank untuk menilai risiko inheren. Contoh risiko kredit:

    Lingkungan makroekonomi:

    Bagaimana situasi makroekonomi di Indonesia?

    Apakah situasi pembiayaan saat ini sangat kompetitif?

    Industri

    Kepada industri apa bank memberikan pembiayaan?

    Apakah terdapat konsentrasi pada industri tersebut?

    Bagaimana outlook industri?

    Strategi

    Bagaimana segmentasi pasar bank dalam industri dan standar pemberian pembiayaan?

    Apakah bank merencanakan pengembangan portofolio yang pesat?

    Apakah bank memiliki pengalaman pada aktivitas tersebut?

    Berdasarkan penilaian dengan indikator kuantitatif dan kualitatif, ditentukan akar permasalahan

    25

    Penilaian Risiko Inheren

  • Otoritas Jasa Keuangan

    Penetapan Peringkat Risiko Inheren

    26

    Penetapan peringkat risiko inheren per jenis risiko dilakukan berdasarkan hasil analisis atas indikator kuantitatif dan kualitatif pada risiko yang dinilai, signifikansi akar permasalahan yang teridentifikasi, dan kemudian memetakan hasil penilaian tersebut pada definisi rating yang sesuai dengan tingkat risiko inheren bank

    Penetapan peringkat risiko inheren komposit dilakukan dengan memperhatikan risiko-risiko yang dianggap signifikan pada bank, misalnya: risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, dan risiko operasional

  • Otoritas Jasa Keuangan

    Penilaian KPMR

    27

    Tatakelola Risiko

    (Risk governance)

    Kerangka Manajemen Risiko (Risk Management Framework)

    Proses manajemen risiko SIM, dan SDM

    Sistem Pengendalian

    (Control Systems)

    Perumusan tingkat Risiko yang akan diambil (risk appetite) dan toleransi risiko (risk tolerance)

    Kecukupan pengawasan aktif oleh Dewan Komisaris, Direksi, dan DPS

    Proses manajemen risiko

    Kecukupan sistem informasi Manajemen Risiko serta

    Kecukupan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia

    Kecukupan Sistem Pengendalian Intern

    Kecukupan kaji ulang (independent review) oleh SKMR dan SKAI

    Strategi Manajemen Risiko yang searah dg tingkat risiko yang akan diambil dan toleransi risiko

    Kecukupan perangkat organisasi

    Kecukupan kebijakan, prosedur ,dan penetapan limit Risiko

    Strong Satisfactory Fair Marginal Unsatisfactory

  • Otoritas Jasa Keuangan

    Penilaian KPMR Tata Kelola Risiko

    28

    Bank wajib menetapkan risk appetite dan risk tolerance secara jelas, yang diterjemahkan dalam strategi, kebijakan, prosedur, dan limit risiko.

    Pemahaman dan pengawasan Dewan Komisaris, Direksi, dan DPS dalam manajemen risiko

    Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris , Direksi, DPS, serta Komite Risiko

    Kemampuan Dewan Komisaris dan Direksi dalam membangun risk awereness dan risk culture

    Penetapan organisasi manajemen risiko

    Kecukupan kualitas dan frekuensi pengawasan laporan profil risiko

    Evaluasi tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris, Direksi, dan DPS

  • Otoritas Jasa Keuangan

    Penilaian KPMR Kerangka Manajemen Risiko

    29

    Keselarasan strategi risiko dengan strategi bisnis, risk appetite, dan risk tolerance

    Evaluasi dan pengkinian strategi risiko sehingga sesuai dengan situasi dan kondisi terkini

    Strategi

    Risiko

    Kecukupan kebijakan, prosedur, dan manajemen risiko

    Efektivitas penerapan dan komunikasi kebijakan, prosedur dan limit pada setiap unit

    Evaluasi dan pengkinian kebijakan, prosedur, dan limit

    Kebijakan, Prosedur, dan Penetapan Limit

    Kecukupan struktur organisasi untuk mendukung manajemen risiko

    Kejelasan pembagian kewenangan, tugas, dan tanggung jawab

    Pemisahan tugas antara risk taking unit dengan risk management unit

    Organisasi Manajemen Risiko

  • Otoritas Jasa Keuangan

    Penilaian KPMR Proses, SIM, SDM

    30

    Identifikasi Pengukuran Pemantauan Pengendalian

    Sumber Daya Manusia (SDM) Kecukupan kuantitas dan kualitas SDM Proses Manajemen SDM & Training Pelatihan dan Pengembangan SDM

    Sistem Informasi Manajemen (SIM) Kehandalan SIM

    Kelengkapan dan integritas data, informasi, dan laporan yang dihasilkan

    Identifikasi risiko dalam proses bisnis

    Identifikasi risiko pada produk/jasa

    Identifikasi neraca dan portofolio bank

    VaR Maturity

    profile/cash flow analysis Stress Test

    Pemantauan profil risiko secara berkala

    Pemantauan limit posisi

    Early warning system Pemantauan tindak

    lanjut mitigasi risiko

    Accept risk Avoid risk Reduce risk Share risk

  • Otoritas Jasa Keuangan

    Penilaian KPMR Sistem Pengendalian Risiko

    31

    Sistem Pengendalian

    Risiko

    Kecukupan mekanisme dan

    sistem pengendalian

    Kaji ulang atas kerangka dan atas

    penerapan manajemen risiko

    Kecukupan fungsi yang melakukan

    pengendalian risiko (termasuk SKAI dan

    SKMR)

    Kecukupan pelaporan

    kelemahan yang teridentifikasi dan tindak lanjutnya

  • Otoritas Jasa Keuangan

    Penetapan Peringkat KPMR

    Penetapan peringkat KPMR per jenis risiko dilakukan dengan menyimpulkan hasil analisis atas indikator kuantitatif dan kualitatif pada risiko yang dinilai dan memetakan hasil penilaian tersebut pada definisi rating yang sesuai

    Penetapan peringkat KPMR komposit dilakukan dengan memperhatikan peringkat risiko-risiko yang dianggap signifikan pada bank, misalnya: risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, dan risiko operasional

    32

  • Otoritas Jasa Keuangan

    Penilaian Tingkat Risiko (Net Risk)

    Peringkat tingkat risiko merupakan kesimpulan akhir tingkat risiko bank setelah mempertimbangkan mitigasi yang dilakukan melalui penerapan manajemen risiko

    Untuk menentukan peringkat tingkat risiko, bank dapat mengacu pada matriks peringkat tingkat risiko.

    Matriks memetakan tingkat risiko yang dihasilkan dari kombinasi tingkat risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko bank.

    33

  • Otoritas Jasa Keuangan

    Penilaian Peringkat Profil Risiko

    Penilaian peringkat komposit risiko merupakan kesimpulan akhir dari penilaian atas peringkat setiap risiko

    Penetapan peringkat profil risiko dilakukan dengan tahap berikut:

    Penetapan tingkat risiko inheren komposit Penetapan kualitas penerapan manajemen risiko komposit; dan Penetapan tingkat risiko dari masing-masing risiko

    Dalam menetapkan peringkat profil risiko, perlu diperhatikan signifikansi atau materialitas dari masing-masing risiko terhadap kondisi usaha bank

    Peringkat profil risiko dikategorikan menjadi 5 peringkat (peringkat 1, peringkat 2, peringkat 3, peringkat 4, peringkat 5). Urutan yang lebih kecil mencerminkan risiko yang lebih rendah

    34

  • Otoritas Jasa Keuangan

    Penilaian Faktor GCG

    Penilaian terhadap kualitas manajemen bank dalam melaksanakan prinsip-prinsip GCG transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, profesional, dan kewajaran.

    Analisis atas GCG dilakukan atas: (i) pelaksanaan prinsip-prinsip GCG; (ii) kecukupan tata kelola (governance) atas struktur, proses, dan hasil penerapan GCG pada Bank; dan (iii) informasi lain yang terkait dengan GCG Bank yang didasarkan pada data dan informasi yang relevan

    Penilaian GCG menghasilkan peringkat GCG yang dikategorikan dalam 5 (peringkat) (peringkat 1, peringkat 2, peringkat 3, peringkat 4, peringkat 5). Urutan yang lebih kecil mencerminkan penerapan GCG yang lebih baik

    Governance

    Structure

    Governance

    Process

    Governance

    Outcome

    35

  • Otoritas Jasa Keuangan

    Penilaian Faktor Rentabilitas

    Penilaian rentabilitas bank meliputi penilaian atas:

    Kinerja rentabilitas; Sumber-sumber rentabilitas; dan Manajemen rentabilitas bank Pelaksanaan fungsi-fungsi sosial

    Penilaian dilakukan dengan menggunakan indikator kuantitatif dan kualitatif dengan mempertimbangkan:

    Tingkat, trend, struktur, dan stabilitas rentabilitas Perbandingan kinerja bank dengan peer group

    Penilaian rentabilitas menghasilkan peringkat rentabilitas yang dikategorikan dalam 5 peringkat yaitu peringkat 1, peringkat 2, peringkat 3, peringkat 4, dan peringkat 5. Urutan yang lebih kecil mencerminkan kinerja rentabilitas yang lebih baik

    36

  • Otoritas Jasa Keuangan

    Penilaian Faktor Permodalan

    Penilaian permodalan meliputi penilaian atas:

    Evaluasi kecukupan permodalan bank; dan Kecukupan pengelolaan modal bank

    Penilaian modal dilakukan dengan menggunakan indikator kuantitatif dan kualitatif dengan mempertimbangkan tingkat, trend, struktur, dan stabilitas permodalan dengan memperhatikan kinerja peer group

    Penilaian permodalan menghasilkan peringkat permodalan dengan skala 1 sampai dengan 5 yaitu peringkat 1, peringkat 2, peringkat 3, peringkat 4, dan peringkat 5. Urutan yang lebih kecil mencerminkan kinerja permodalan yang lebih baik

    37

  • Otoritas Jasa Keuangan

    Penilaian Peringkat Komposit TKS

    Peringkat komposit TKS ditetapkan berdasarkan analisis secara komprehensif dan terstruktur terhadap peringkat setiap faktor

    Penilaian dilakukan dengan memperhatikan signifikansi dan materialitas masing-masing faktor penilaian terhadap peringkat komposit TKS

    Berdasarkan penilaian atas masing-masing faktor, maka ditentukan peringkat komposit TKS yang dikategorikan dalam 5 skala yaitu

    Peringkat Komposit 1 (PK-1) Peringkat Komposit 2 (PK-2) Peringkat Komposit 3 (PK-3) Peringkat Komposit 4 (PK-4) Peringkat Komposit 5 (PK-5)

    Urutan yang lebih kecil mencerminkan kondisi bank yang lebih baik.

    38

  • Otoritas Jasa Keuangan

    Peringkat Komposit TKS

    39

    Peringkat Penjelasan

    PK 1 Mencerminkan kondisi Bank yang secara umum sangat sehat sehingga dinilai sangat mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-faktor penilaian, antara lain profil Risiko, penerapan prinsip Good Corporate Governance, rentabilitas, dan permodalan yang secara umum sangat baik. Apabila terdapat kelemahan maka secara umum kelemahan tersebut tidak signifikan.

    PK 2 Mencerminkan kondisi Bank yang secara umum sehat, sehingga dinilai mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya lainnya tercermin dari peringkat faktor-faktor penilaian, antara lain profil Risiko, penerapan Good Corporate Governance, rentabilitas, dan permodalan yang secara umum baik. Apabila terdapat kelemahan maka secara umum kelemahan tersebut kurang signifikan.

    PK 3 Mencerminkan kondisi Bank yang secara umum cukup sehat sehingga dinilai cukup mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-faktor penilaian, antara lain profil Risiko, penerapan Good Corporate Governance, rentabilitas, dan permodalan yang secara umum cukup baik. Apabila terdapat kelemahan maka secara umum kelemahan tersebut cukup signifikan dan apabila tidak berhasil diatasi dengan baik oleh manajemen dapat mengganggu kelangsungan usaha Bank.

    PK 4 Mencerminkan kondisi Bank yang secara umum kurang sehat, sehingga dinilai kurang mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-faktor penilaian, antara lain profil Risiko, penerapan Good Corporate Governance, rentabilitas, dan permodalan yang secara umum kurang baik. Terdapat kelemahan yang secara umum signifikan dan tidak dapat diatasi dengan baik oleh manajemen serta mengganggu kelangsungan usaha Bank.

    PK 5 Mencerminkan kondisi Bank yang secara umum tidak sehat, sehingga dinilai tidak mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-faktor penilaian, antara lain profil Risiko, penerapan Good Corporate Governance, rentabilitas, dan permodalan yang secara umum kurang baik. Terdapat kelemahan yang secara umum sangat signifikan sehingga untuk mengatasinya dibutuhkan dukungan dana dari pemegang saham atau sumber dana dari pihak lain untuk memperkuat kondisi keuangan Bank.

  • Otoritas Jasa Keuangan

    Penilaian TKS Konsolidasi

  • Otoritas Jasa Keuangan

    Mekanisme penilaian TKS - Konsolidasi

    Bank yang melakukan pengendalian terhadap perusahaan anak meliputi penilaian atas profil risiko, penerapan GCG, rentabilitas, dan permodalan.

    Dalam melakukan penilaian secara konsolidasi, Bank wajib memperhatikan:

    Materialitas atau signifikansi pangsa perusahaan anak terhadap pangsa atau kinerja Bank secara konsolidasi; dan/atau

    Signifikansi permasalahan perusahaan anak pada profil risiko, GCG, rentabilitas, dan permodalan BUS secara konsolidasi

    Penetapan materialitas atau signifikansi pangsa perusahaan anak dapat ditentukan melalui:

    perbandingan total aset perusahaan anak terhadap total aset Bank secara konsolidasi; atau

    signifikansi pos-pos tertentu pada perusahaan anak yang mempengaruhi kinerja Bank secara konsolidasi seperti ATMR, rentabilitas, dan modal

  • Otoritas Jasa Keuangan

    Mekanisme penilaian TKS - Konsolidasi

    Penilaian tingkat kesehatan secara konsolidasi untuk Bank yang mengendalikan perusahaan anak berupa perusahaan asuransi dilakukan dengan memperhitungkan faktor-faktor kualitatif dan kuantitatif yang relevan, antara lain:

    pemenuhan kecukupan modal perusahaan asuransi sesuai persyaratan otoritas yang berwenang

    dampak risiko yang dianggap signifikan atau material yang mempengaruhi Profil risiko dan kinerja keuangan Bank secara konsolidasi.

    Mekanisme penilaian, parameter, dan indikator penilaian mengacu pada penilaian TKS Bank secara individual.

    Bank dapat menambahkan parameter/indikator penilaian lain sepanjang relevan dengan skala usaha, karakteristik, dan kompleksitas usaha bank secara konsolidasi

  • Otoritas Jasa Keuangan

    Lain-lain

  • Otoritas Jasa Keuangan

    Tindak Lanjut Penilaian TKS

    Penyampaian Action Plan, dengan kriteria bank: peringkat faktor TKS 4 atau 5,

    peringkat komposit TKS 4 atau 5; dan/atau

    peringkat komposit TKS 3, namun terdapat permasalahan signifikan yang perlu diatasi agar tidak mengganggu kelangsungan usaha bank

    Action plan antara lain meliputi: Perbaikan manajemen risiko dengan langkah-langkah perbaikan yang nyata dan target waktu

    penyelesaiannya;

    Perbaikan penerapan GCG dengan langkah-langkah perbaikan yang nyata dan target waktu penyelesaiannya;

    Peningkatan kinerja keuangan Bank antara lain peningkatan efisiensi apabila Bank mengalami permasalahan Rentabilitas; dan/atau

    Penambahan modal secara tunai dari pemegang saham Bank dan/atau pihak lainnya apabila Bank mengalami permasalahan kekurangan Permodalan

    Bank wajib melaporkan hasil tindak lanjut action plan: paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah target waktu penyelesaian action plan; dan/atau

    10 (sepuluh) hari kerja setelah akhir bulan dan dilakukan secara bulanan, apabila terdapat permasalahan yang signifikan yang akan mengganggu penyelesaian action plan secara tepat waktu.

    OJK dapat meminta Bank untuk memperbaiki Action Plan tersebut apabila diperlukan dan memantau perbaikan Action Plan yang dilakukan bank.

    44

  • Otoritas Jasa Keuangan

    Pelaporan Bank wajib melaporkan self assessment penilaian TKS secara individual kepada

    OJK:

    paling lambat tanggal 31 Juli untuk penilaian TKS posisi akhir bulan Juni; dan

    Paling lambat tanggal 31 Januari untuk penilaian TKS posisi akhir bulan Desember

    Bank wajib menyampaikan hasil self assessment penilaian TKS secara konsolidasi kepada OJK:

    paling lambat tanggal 15 Agustus untuk penilaian TKS posisi akhir bulan Juni; dan

    paling lambat tanggal 15 Februari untuk penilaian TKS posisi akhir bulan Desember

    Bank wajib segera melakukan pengkinian self assessment penilaian TKS apabila kondisi keuangan memburuk/terdapat permasalahan.

    Laporan self assessment atas TKS dan/atau pengkinian atas laporan self assessment atas TKS disampaikan kepada OJK, dengan alamat:

    Departemen Perbankan Syariah, Menara Radius Prawiro, Jl. M.H. Thamrin No. 2, Jakarta 10350, bagi Bank yang berkantor pusat di wilayah kerja Kantor Pusat OJK; atau

    Kantor Otoritas Jasa Keuangan setempat, bagi Bank yang berkantor pusat di luar wilayah kerja Kantor Pusat OJK

    45

  • Otoritas Jasa Keuangan

    Format Laporan

    Laporan Penilaian TKS Laporan Profil Risiko

    Laporan Penilaian per Risiko Laporan GCG Laporan Rentabilitas Laporan Permodalan

    46

  • Otoritas Jasa Keuangan

    Penutup

    Surat Edaran Bank Indonesia No.9/24/DPbS tanggal 30 Oktober 2007 perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah dinyatakan tidak berlaku.

    Huruf F tentang Self Asessment Pelaksanaan GCG angka 3, angka 4, angka 5, angka 6, angka 7, angka 8, angka 9, angka 10, dan angka 11 dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.12/13/DPbS tanggal 30 April 2010 perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah dinyatakan tidak berlaku bagi Bank Umum Syariah

    47

  • Otoritas Jasa Keuangan

  • Otoritas Jasa Keuangan

    LAMPIRAN

  • Otoritas Jasa Keuangan

    Laporan Penilaian TKS

    50

    No Faktor-Faktor Penilaian Peringkat

    Individu Konsolidasi*)

    1 Profil Risiko

    2 Good Corporate Governance

    3 Rentabilitas

    4 Permodalan

    Peringkat TKS Berdasarkan Risiko

    *) Dalam hal Bank memiliki perusahaan anak yang wajib dikonsolidasikan

    Analisis

    Analisis mengenai kondisi Bank secara keseluruhan yang tercermin dari keempat faktor TKS berdasarkan Risiko.

    Analisis profil Risiko yang mencakup Risiko inheren, kualitas penerapan Manajemen Risiko, dan tingkat Risiko untuk masing-masing Risiko serta tingkat peringkat Risiko

    Analisis mengenai penerapan Good Corporate Governance

    Analisis mengenai Rentabilitas

    Analisis mengenai Permodalan

    Dalam hal Bank memiliki perusahaan anak yang wajib dikonsolidasikan, Bank wajib memperhitungkan dampak Risiko, pelaksanaan Good Corporate Governance, dan kinerja rentabilitas

    serta permodalan perusahaan anak terhadap profil Risiko dan kinerja keuangan Bank dengan mempertimbangkan signifikansi dan materialitas perusahaan anak dan atau signifikasi

    permasalahan perusahaan anak.

    Tanggal: Tanggal:

    Disiapkan Oleh:

    Disetujui oleh:

  • Otoritas Jasa Keuangan

    Penilaian Profil Risiko

    51

    Uraian mengenai kesimpulan profil Risiko Bank secara keseluruhan meliputi penilaian atas Risiko inheren dan kualitas penerapan Manajemen Risiko, dengan fokus analisis pada eksposur Risiko yang signifikan dan material pada Bank. Sebagai contoh, Risiko Kredit umumnya merupakan Risiko yang paling dominan pada aktivitas Bank, sehingga memiliki signifikansi yang lebih tinggi dibandingkan dengan Risiko-Risiko lainnya. Dengan demikian, peringkat profil Risiko Bank akan lebih banyak dipengaruhi oleh peringkat Risiko Kredit sebagai Risiko paling dominan pada Bank, dan setelahnya oleh Risiko-Risiko lainnya yang dianggap signifikan, misalnya Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, dan/atau Risiko Operasional. Dalam hal Bank memiliki perusahaan anak yang wajib dikonsolidasikan, Bank memperhitungkan dampak Risiko perusahaan anak terhadap profil Risiko Bank dengan mempertimbangkan signifikansi dan materialitas perusahaan anak dan atau signifikasi permasalahan perusahaan anak.

  • Otoritas Jasa Keuangan

    Penilaian per Risiko

    52

    Analisis

    Peringkat Risiko:

    Kesimpulan akhir mengenai tingkat Risiko Bank yang mencakup tingkat Risiko inheren dan kualitas

    penerapan Manajemen Risiko sehingga dapat menggambarkan tingkat Risiko Bank.

    Risiko Inheren:

    Uraian mengenai penilaian Risiko inheren berdasarkan analisis terhadap faktor penilaian dengan

    menggunakan baik indikator kuantitatif maupun kualitatif sehingga dapat menggambarkan tingkat

    Risiko inheren Bank.

    Kualitas Penerapan Manajemen Risiko:

    Analisis terhadap Kualitas Penerapan Manajemen Risiko terdiri dari tata kelola Risiko; kerangka

    manajemen Risiko; proses Manajemen Risiko, SDM, dan MIS; dan pengendalian Risiko.

  • Otoritas Jasa Keuangan

    Penilaian GCG

    53

    Peringkat Definisi Peringkat

    Individual

    Konsolidasi

    Analisis

    Uraian mengenai kesimpulan atas penilaian pelaksanaan Good Corporate Governance Bank dengan mempertimbangkan faktor-faktor penilaian Good Corporate Governance secara komprehensif dan terstruktur, mencakup baik governance structure, governance process dan governance outcome. Dalam uraian ini paling kurang menjelaskan pula mengenai identifikasi permasalahan berupa kelemahan dan penyebabnya (root caused) dan kekuatan pelaksanaan Good Corporate Governance.

    Dalam hal Bank memiliki Perusahaan Anak yang wajib dikonsolidasikan, maka:

    Penilaian dilakukan terhadap permasalahan penerapan Good Corporate Governance Perusahaan Anak yang dianggap berdampak signifikan pada Good Corporate Governance Bank secara konsolidasi.

    Faktor-faktor penilaian Good Corporate Governance Perusahaan Anak yang digunakan untuk penilaian pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance secara konsolidasi ditetapkan dengan memperhatikan karakteristik usaha Perusahaan Anak serta didukung oleh data dan informasi yang memadai.

    Penetapan peringkat Good Corporate Governance Bank secara konsolidasi dilakukan dengan mempertimbangkan dampak penerapan Good Corporate Governance Perusahaan Anak.

    NB : Laporan penilaian GCG dilengkapi dengan Kertas Kerja Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan Good Corporate Governance sebagaimana Lampiran II SE OJK

  • Otoritas Jasa Keuangan

    Penilaian Rentabilitas

    54

    Peringkat Rentabilitas Individual Konsolidasi

    Kesimpulan akhir mengenai kinerja rentabilitas Bank dengan mempertimbangkan faktor-faktor

    penilaian rentabilitas. Dalam hal Bank memiliki perusahaan anak yang wajib dikonsolidasikan, Bank

    memperhitungkan dampak kinerja rentabilitas perusahaan anak pada rentabilitas Bank secara

    keseluruhan dengan mempertimbangkan signfikansi dan materialitas perusahaan anak.

  • Otoritas Jasa Keuangan

    Penilaian Permodalan

    55

    Peringkat Permodalan Individual Konsolidasi

    Analisis

    Kesimpulan akhir mengenai kinerja permodalan Bank dengan mempertimbangkan faktor-faktor penilaian permodalan. Dalam hal Bank memiliki perusahaan anak yang wajib dikonsolidasikan, Bank memperhitungkan dampak kinerja permodalan perusahaan anak pada permodalan Bank secara keseluruhan dengan mempertimbangkan signfikansi dan materialitas perusahaan anak.