Payung Geulis Asal Tasikmalaya

5
CONTOH SENI TERAPAN DI JAWA BARAT Payung Geulis Asal Tasikmalaya Payung Geulis adalah kerajinan asli Tasikmalaya dan sangat melekat dengan sejarah Tasikmalaya sejak zaman dahulu. Oleh karena itu payung geulis disertakan sebagai salah satu dari maskot Tasikmalaya. Pada masa penjajahan Belanda sekitar tahun 1926 dipakai oleh none– none Belanda. Payung geulis yang terbuat dari bahan kertas dan kain mengalami masa kejayaan pada era 1955 sampai 1968. Namun masa kejayaan itu berangsur-angsur surut setelah pemerintah pada tahun 1968 menganut politik ekonomi terbuka. Sehingga payung buatan pabrikan dari luar negeri masuk ke Indonesia. Hal ini berdampak pada hancurnya usaha kerajinan payung geulis di Tasikmalaya. Usaha kerajinan ini mulai bersinar kembali sejak tahun 1980-an. Para perajin mulai membuka kembali usaha pembuatan payung walau dalam jumlah kecil. Payung Geulis memiliki arti payung cantik yang bernilai estetis. Terdapat dua motif payung geulis yaitu motif hias geometris berbentuk bangunan yang lebih menonjol seperti garis lurus, lengkung dan patah-patah, dan motif hias non geometris diambil dari bentuk alam seperti manusia, hewan dan tanaman.

description

Payung Geulis merupakan salah satu contoh Seni Terapan dari Tasikmalaya, Jawa Barat

Transcript of Payung Geulis Asal Tasikmalaya

Page 1: Payung Geulis Asal Tasikmalaya

CONTOH SENI TERAPAN DI JAWA BARAT

Payung Geulis Asal Tasikmalaya

Payung Geulis adalah kerajinan asli

Tasikmalaya dan sangat melekat dengan

sejarah Tasikmalaya sejak zaman dahulu.

Oleh karena itu payung geulis disertakan

sebagai salah satu dari maskot

Tasikmalaya. Pada masa penjajahan

Belanda sekitar tahun 1926 dipakai oleh

none–none Belanda. Payung geulis yang

terbuat dari bahan kertas dan kain

mengalami masa kejayaan pada era 1955

sampai 1968. Namun masa kejayaan itu

berangsur-angsur surut setelah pemerintah pada tahun 1968 menganut politik ekonomi terbuka.

Sehingga payung buatan pabrikan dari luar negeri masuk ke Indonesia. Hal ini berdampak pada

hancurnya usaha kerajinan payung geulis di Tasikmalaya. Usaha kerajinan ini mulai bersinar

kembali sejak tahun 1980-an. Para perajin mulai membuka kembali usaha pembuatan payung

walau dalam jumlah kecil.

Payung Geulis memiliki arti payung cantik yang bernilai estetis. Terdapat dua motif payung

geulis yaitu motif hias geometris berbentuk bangunan yang lebih menonjol seperti garis lurus,

lengkung dan patah-patah, dan motif hias non geometris diambil dari bentuk alam seperti manusia,

hewan dan tanaman.

Payung geulis ini rangkanya terbuat dari bambu dan kayu halus. Setelah dirangkai dan

dipasangi dan kertas dibagian pentupnya, ujung payung dirapikan dengan menggunakan kanji.

Agar menarik, rangka bagian dalam diberi benang warna–warni. Proses pembuatan payung ini

bergantung pada sinar matahari, karena setelah diberi kanji, payung dijemur hingga keras. Payung

kemudian diberi warna, serta dilukis dengan corak tertentu. Semua proses pembuatan payung

geulis dibuat secara manual dengan buatan tangan/handmade kecuali gagang payung dibuat

dengan menggunakan mesin. 

Page 2: Payung Geulis Asal Tasikmalaya

Pembuat payung geulis ini, umumnya

para orang tua yang menguasai kerajinan ini

secara turun temurun, seperti Mak Cicih istri

dari A. Sahrod (Alm). Saat ini nyaris hanya

sedikit perajin yang masih menekuni pembuatan

payung ini, sekitar empat unit usaha. Para

perajin payung geulis berdomisili di

Panyingkiran Kecamatan Indihiang Kota

Tasikmalaya. Saat ini setelah bapak meninggal

usaha payung geulis ini diteruskan oleh menantu

mak cicih yaitu Pak Warsono dan istrinya.

Harga payung ini di pasaran lokal sangat murah. Untuk satu payung ukuran kecil hanya

dihargai Rp. 20.000, sedangkan ukuran sedang sampai ukuran besar berkisar Rp. 30.000 hingga

Rp. 50.000. Pesanan terbanyak saat ini datang dari Bali.

Terhambatnya perkembangan usaha perajin payung karena perajin belum mau melakukan

inovasi dan kreativitas produk dan masih tetap mempertahankan model dan motiflama; Para

generasi muda enggan menekuni kerajinan membuat payung ini karena upahnya sangat kecil,

membutuhkan ketelitian dan kesabaran dalam proses pembuatannya dan payung hanya dibuat

berdasarkan pesanan; Pemasaran payung geulis masih terbatas; dan modal kerja yang masih

terbatas.

Payung geulis punya peran lebih yang membuatnya sangat dihargai. Payung geulis pada

masa lalu adalah kelengkapan mode mojang Tasikmalaya. Mojang Tasikmalaya yang cantik

berkebaya tak akan sempurna kecantikannya bila tidak menggenggam payung jenis ini untuk

melindungi wajah ayunya dari sengatan matahari yang terik. Jadilah istilah payung geulis yang

berarti payung yang membuat penampilan tambah geulis alias cantik.

Sayang, kini tak banyak mojang Tasikmalaya yang terlihat berkebaya sambil

menggenggam payung geulis. Modernisme telah mengubah mode dan fashion hampir di seluruh

pelosok bumi. Maka eksistensi payung geulis pun menghadapi tantangan. Namun bukan Orang

Tasikmalaya bila tak punya cara cerdik. Payung geulis yang tak lagi dijadikan kelengkapan mode

lalu digeser fungsinya sebagai wahana ekspresi seni yang layak dikoleksi. Dengan cara cerdik

seperti ini, payung geulis tetap lestari meski jumlah penciptanya dari hari ke hari semakin sedikit.

Page 3: Payung Geulis Asal Tasikmalaya

Tidak seperti kebanyakan payung yang berfungsi sebagai pelindung saat hujan, payung

geulis ini hanya bisa melindungi kita dari sengatan matahari saja. Itu karena payung ini terbuat dari

kayu dengan penutupnya yang hanya dilapisi oleh kertas. Tetapi dibalik kekurangannya, payung

geulis ini merupakan kerajinan yang sangat dihargai.

Keunikan dari payung geulis sendiri terdapat pada lukisan bunga warna-warni yang

mendekorasi keseluruhan lapisan payung. Lukisan tersebut dikerjakan secara manual oleh tangan-

tangan para pengrajinnya. Tapi ternyata siapapun boleh menuangkan ekspresinya untuk melukis di

payung geulis ini, tak terkecuali anda. Di tangan para pengrajin ini, semua lukisannya benar-benar

membuat payung terlihat cantik, dan sangat memesonakan hati karena keindahannya.

Sayang, kerajinan ini semakin berkurang peminatnya. Dengan berkembangnya teknologi

dan modernisasi, pada akhirnya hal ini merubah mode dan gaya hidup masyarakatnya. Tak

dipungkiri, tidak sedikit pula yang pada akhirnya melupakan kerajinan khas Indonesia ini. Namun

ternyata masih ada juga masyarakat yang akhirnya menjadikan payung geulis ini sebagai wahana

ekspresi seni yang layak dikoleksi.

Kini hanya tinggal beberapa orang saja yang masih melestarikan kerajinan payung geulis

ini. Bangganya, ternyata payung ini tidak hanya diproduksi untuk warga Tasik, tetapi juga telah di

ekspor hingga keluar negeri seperti Jepang, Prancis dan Amerika. Dan kebanyakan dari mereka

menggunakannya sebagai hiasan rumah.

Nama: Miranti Nur Afifah

Kelas: 7.5

SMPN 3 Bandung