Paud Dan Akar Permasalahanya

8
 PAUD : MEREVIEW AKAR PERMASALAHAN, dan MENAWARKAN SOLUSI Oleh : Muthia Sari Abikusno Sadarkah kita, setiap kali kita mengintari kota Palu,  Dengan gampang kita me nemukan lembaga   lembaga PAUD non formal seperti Kelompok Bermain atau KB, atau Tempat Penitipan Anak (TPA). Semudah itu lembaga PAUD non formal kita t emukan disetiap sudut Kota ini, Tapi apakah semudah itu mendirikan PAUD? Tulisan ini akan mengungkapkan mengenai penyalahgunaan MAKNA dan TUJUAN PAUD yang sebenarnya yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah  Nomor 19 Tahun 2005, serta makna sesungguhnya PAUD dalam sudut pandang i lmu psikologi .  Mari kita mereview kembali apa y ang menjadi masala h selama ini mengenai PAUD, dan mari kita belajar bersama untuk menemukan solusi yang tepat untuk menyelesaikan. Berangkat dari mukadimah yang tertuang dalam PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 58 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI yang menyatakan bahwa standar PAUD merupakan bagian integral dari Standar Nasional Pendidikan, sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang dirumuskan dengan mempertimbangkan karakteristik penyelengg araan PAUD. Standar PAUD yang tertuang dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 menerangkan bahwa terdapat empat kelompok standar yang harus di penuhi untuk menyelanggarakan PAUD, kelompok pertama berkaitan dengan Standar tingkat pencapaian perkembangan, kelompok kedua berkaitan dengan Standar pendidik dan kependidikan, kelompok ketiga berkiatan dengan Standar isi, proses dan

Transcript of Paud Dan Akar Permasalahanya

5/10/2018 Paud Dan Akar Permasalahanya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/paud-dan-akar-permasalahanya 1/8

 

PAUD : MEREVIEW AKAR PERMASALAHAN, dan

MENAWARKAN SOLUSI

Oleh : Muthia Sari Abikusno

Sadarkah kita, setiap kali kita mengintari kota Palu,

 Dengan gampang kita menemukan lembaga – lembaga PAUD non formal

seperti Kelompok Bermain atau KB, atau Tempat Penitipan Anak (TPA).

Semudah itu lembaga PAUD non formal kita temukan disetiap sudut Kota ini,

Tapi apakah semudah itu mendirikan PAUD?

Tulisan ini akan mengungkapkan mengenai penyalahgunaan MAKNA dan TUJUAN 

PAUD yang sebenarnya yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

2005, serta makna sesungguhnya PAUD dalam sudut pandang ilmu psikologi.

 Mari kita mereview kembali apa yang menjadi masalah selama ini mengenai PAUD, dan

mari kita belajar bersama untuk menemukan solusi yang tepat untuk menyelesaikan.

Berangkat dari mukadimah yang tertuang dalam PERATURAN

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 58

TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI yang

menyatakan bahwa standar PAUD merupakan bagian integral dari Standar

Nasional Pendidikan, sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang

dirumuskan dengan mempertimbangkan karakteristik penyelenggaraan PAUD.

Standar PAUD yang tertuang dalam PP Nomor 19 Tahun 2005

menerangkan bahwa terdapat empat kelompok standar yang harus di penuhi untuk 

menyelanggarakan PAUD, kelompok pertama berkaitan dengan Standar tingkat

pencapaian perkembangan, kelompok kedua berkaitan dengan Standar pendidik 

dan kependidikan, kelompok ketiga berkiatan dengan Standar isi, proses dan

5/10/2018 Paud Dan Akar Permasalahanya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/paud-dan-akar-permasalahanya 2/8

 

penilaian, dan kelompok empat berkaitan dengan Sarana dan prasarana,

pengelolaan, dan pembiayaan.

Setiap standar yang ditetapkan, memiliki definisi dan indikator masing  –  

masing. Standar tingkat pencapaian perkembangan yang masuk dalam kelompok 

pertama didefinisikan dalam PP tersebut adalah tingkat perkembangan yang

menggambarkan pertumbuhan dan perkembangan yang dicapai anak pada rentang

usia tertentu. Sementara pada kelompok kedua yang menjelaskan mengenai

Standar pendidik dan tenaga kependidikan, mendefinisikan bahwa standar

pendidik anak usia dini adalah profesional yang bertugas merencanakan,

melaksanakan proses pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran, serta

melakukan pembimbingan, pengasuhan, dan perlindungan anak didik. Dinyatakan

pula dalam PP tersebut bahwa pendidik PAUD non formal terdiri dari guru, guru

pendamping, dan pengasuh.

Masalah kualifikasi akademik dan kompetensi yang dimiliki baik guru,

guru pendamping, maupun pengasuh juga nyata diterangkan didalam PP Nomor

19 Tahun 2005. Diterangkan bahwa kualifikasi akademik yang wajib dimiliki oleh

guru, guru pendamping, dan pengasuh adalah adalah ijazah D  –  II PGTK atau

Perguruan Tinggi terkait, atau jika tidak memenuhi syarat tersebut, dapat pula

seorang yang memiliki minimal ijazah sertifikat SMA dan telah memiliki

sertifikat pelatihan, pedidikan, atau kursus PAUD yang terakreditasi. Di dalam PP

yang sama diterangkan pula mengenai kompetensi yang harus dimiliki oleh guru,

guru pendamping, dan pengasuh. Mulai dari kompetensi untuk kualifikasi

pengasuh seperti memahami dasar  –  dasar pengasuhan, terampil melaksanakan

5/10/2018 Paud Dan Akar Permasalahanya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/paud-dan-akar-permasalahanya 3/8

 

pengasuhan, bersikap dan berperilaku dengan kebutuhan psikologis anak, hingga

kompetensi untuk guru dan guru pendamping seperti kompetensi kepribadian,

kompetensi sosial, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional.

Standar PAUD yang masuk dalam kelompok ketiga membahas mengenai

standar isi, proses dan penilaian. Definisi dari standar ini meliputi alokasi waktu,

perencanaan, pelaksanaan, penilaian yang dilaksanakan secara terpadu sesuai

dengan tingkat perkembangan, bakat/minat dan kebutuhan anak. Sementara itu,

kelompok terakhir yang menjadi fokus terselenggaranya PAUD adalah standar

sarana, prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan. Definisi standar ini meliputi

 jenis kelengkapan, kualitas fasilitas yang di gunakan dalam menyelenggarakan

PAUD.

AKAR PERMASALAHAN

Besarnya ekspetasi yang di tuang Pemerintah melalui Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tersebut, ternyata tidak di imbangi dengan

kesiapan Dinas – dinas, serta lembaga – lembaga yang terkait dalam pendirian dan

penyelenggaraan lembaga PAUD non formal, utamanya PAUD non formal di

daerah Kota Palu. Berdasarkan hasil temuan penulis dilapangan, dilaporkan

bahwa prosedur dan syarat di dirikannya PAUD hanya berdasar lembaga sendiri,

dan melaporkan kepada DInas setempat yang terkait dengan penyelenggaraan

PAUD, setelah itu akan mendapatkan  feedback  berupa izin operasional dalam

kurun waktu 6 bulan setelah di laporkan oleh pengelola. Sementara syarat yang di

penuhi oleh lembaga PAUD hanya terdiri dari empat hal yaitu, tempat, pengelola,

guru, dan yang terakhir adalah murid.

5/10/2018 Paud Dan Akar Permasalahanya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/paud-dan-akar-permasalahanya 4/8

 

Sangat disayangkan oleh penulis, semudah itu prosedur dan syarat yang

harus dipenuhi oleh suatu lembaga untuk menyelenggarakan PAUD. Dinas yang

terkait dengan penyelenggaran PAUD tersebut, seolah – olah melupakan standar

penting yang dituang dalam Peraturan Pemerintah Nomor Nomor 19 Tahun 2005,

utamanya standar yang berkaitan dengan pendidik dan tenaga kependidikan.

Keadaan di lapangan di perparah dengan pengakuan yang di ungkapkan oleh salah

satu pejabat di Dinas yang berkaitan dengan penyelenggaran PAUD. Di

sampaikan oleh Beliau bahwa hampir sebagian besar tenaga kependidikan dengan

prosentase 75 – 80 persen berstatus alumni SMA.

Persoalan ini semakin pelik ketika para pengelola PAUD non formal

tersebut dibiarkan berjalan tanpa adanya tuntunan yang aplikatif mengenai

tumbuh kembang anak dari orang – orang yang ahli dibidangnya, seperti psikolog,

atau konselor pendidikan. Bahkan dari hasil laporan yang penulis rangkum pada

saat penelitian, menjabarkan bahwa para pengelola tidak pernah mendapatkan

pelatihan  –  pelathian, atau workshop, dan seminar mengenai tumbuh kembang

anak dari psikolog atau konselor. Selama penyelenggaraan PAUD, kebanyakan

seminar yang diadakan di Kota Palu di berikan dan di dominasi dari Dinas yang

terkait dengan penyelenggaraan PAUD tersebut tanpa kerjasama dengan orang

yang memahami masalah tumbuh kembang.

Kenyataan diatas pada akhirnya berdampak pada minimnya pengetahuan

baik oleh guru, guru pendamping, dan pengasuh mengenai pertumbuhan dan

perkembangan anak, yang berujung pada kurang peduliannya serta tidak 

cermatnya orang tua mengenai lembaga PAUD non formal yang ada. Tak 

5/10/2018 Paud Dan Akar Permasalahanya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/paud-dan-akar-permasalahanya 5/8

 

mengherankan kemudian, ketika kita akhirnya di perhadapkan dengan

kebingungan dan kegalauan luar biasa mengenai menjamurnya PAUD wilayah

Kota Palu.

Jika didicermati lebih mendalam, peran serta psikolog, sarjana psikologi

atau pun konselor terhadap perkembangan PAUD di Kota Palu sangatlah penting.

Tak dapat dipungkiri, bahwa mereka  – mereka adalah orang – orang yang secara

mendalam memahami persis seperti apa tumbuh kembang anak. Penulis ingin

mengajak pembaca melalui suatu pengandaian terhadap penyelenggaran PAUD

non formal tanpa adanya keterlibatan psikolog, ataupun konselor. Jika di suatu

PAUD non formal terdapat anak  – anak berbakat, yang menunjukkan sikap dan

perilaku yang justru dianggap oleh masyarakat sebagai perilaku menyimpang

seperti membantah, menjalankan aturan dengan caranya sendiri, atau perilaku  –  

perilaku yang di anggap oleh masyarakat sebagai perilaku nakal. Lantas apa dan

bagaimana metode yang akan digunakan oleh penyelenggara atau pengelola

PAUD, maupun guru pendamping untuk menangani anak tersebut? Atau kasus

lainnya, apabila disuatu PAUD non formal terdapat anak  –  anak yang memiliki

bakat, dan telah menunjukkan minat yang besar terhadap bakatnya, lantas seperti

apa kemampuan para pengelola dan guru pendamping dalam mendeteksi dini

kehebatan anak  – anak tersebut? atau kasus ketiga lainnya, apabila di suatu PAUD

non formal ditemukan anak yang ternyata memiliki gangguan afektif seperti

gangguan perilaku membangkang yang seharusnya membutuhkan penanganan

yang maksimal dari orang yang ahli dibidangnya? Atau kasus lainnya yang

5/10/2018 Paud Dan Akar Permasalahanya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/paud-dan-akar-permasalahanya 6/8

 

seharusnya melibatkan psikolog dan konselor untuk mendeteksi dan menangani

anak  – anak tersebut.

Sekali lagi sungguh sangat disayangkan, para Dinas yang terkait dengan

penyelenggaran PAUD non formal di Kota Palu ini seakan tidak perduli dengan

berbagai kemungkinan yang bisa saja dijumpai oleh lembaga PAUD non formal.

Dinas terkait ini pun seolah  –  seolah menganggap kecil persoalan pertumbuhan

dan perkembangan anak  – anak. Kondisi ini lah yang perlu kita pahami bersama.

Usia anak - anak PAUD non formal adalah usia yang sangat rentan. Di usia ini (0

 –  5 tahun) anak  –  anak akan belajar mengadaptasi, meniru, mengidentifikasi

perilaku  –  perilaku yang dilakukan oleh orang  –  orang disekitarnya. Seperti

diterangkan Vygotsky yang dikutip penulis dari Suryani bahwa masa kanak  –  

kanak merupakan masa keemasan atau yang biasa dikenal dengan istilah the

golden years, dimana fungsi dan kemampuan anak berkembang secara pesat

seperti kemampuan motorik halus, kemampuan motorik kasar, kemampuan

mental seperti kepribadian, bakat, intelegensi. Perkembangan ini membutuhkan

kontribusi dari orang dewasa untuk memberikan stimulasi yang tepat, agar

kemampuan  – kemampuan tersebut dapat teraktualisasi dan berkembang dengan

optimal.

SOLUSI

Jelasnya akar permasalahan yang diungkap penulis, tidak serta merta

akan dibiarkan bergulir begitu saja tanpa ada solusi yang ditawarkan oleh penulis.

Solusi ini dibangun berdasar pada subjektivitas  point of view penulis yang

dilandasi dari displin ilmu yang penulis yakini, yaitu Psikologi.

5/10/2018 Paud Dan Akar Permasalahanya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/paud-dan-akar-permasalahanya 7/8

 

Langkah pertama yang perlu dibenahi guna mencapai tujuan

diselenggarakan PAUD non formal yang sesuai dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 19 Tahun 2005 adalah memberikan pelatihan atau seminar, dan workshop

yang di isi oleh orang yang memahami masalah tumbuh kembang seperti

psikolog, konselor, bahkan terapis. Pelatihan  –  pelatihan ini ditujukan kepada

guru pendamping dari PAUD non formal, pengelola, atau kepala sekolah.

Harapan yang mendalam ditujukan agar hasil dari pelatihan ini dapat ditularkan

kepada tenaga pendidik lainnya, dan diaplikasikan kepada anak  –  anak yang

berada di PAUD non formal.

Solusi lainnya yang diberikan penulis adalah melakukan kegiatan

 parenting sebulan sekali yang melibatkan seluruh komponen, baik orang tua

siswa, pihak pengelola atau penyelenggara PAUD non formal, Dinas yang terkait

dengan masalah PAUD non formal, hingga psikolog, konselor atau terapis. Hal ini

ditujukan untuk membuka cakrawala berpikir para orang tua mengenai tugas

orang tua dalam menerapkan pola asuh yang baik dan benar untuk pertumbuhan

dan perkembangan anak  – anak mereka.

Solusi ketiga yang di tawarkan oleh penulis adalah melibatkan peran

psikolog dalam menganalisa pertumbuhan perkembangan melalui pemberian alat

tes yang mengungkapkan mengenai tingkat perkembangan anak, tujuan

pemberian alat tes ini pun untuk mengetaui sejauh mana anak  –  anak tersebut

bertumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya.

Solusi terakhir yang ditawarkan oleh penulis adalah membentuk pusat

PAUD non formal terpadu yang memenuhi standar baik dari akreditasi,

5/10/2018 Paud Dan Akar Permasalahanya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/paud-dan-akar-permasalahanya 8/8

 

kurikulum, hingga masalah tenaga pendidik, tentu saja pusat PAUD non formal

ini berada dibawah awasan Dinas yang terkait dengan penyelenggaran PAUD dan

bekerjasama dengan psikolog, konselor, atau terapis. Pusat PAUD non formal

terpadu ini sangat penting dibentuk guna menjadi contoh bagi lembaga paud

lainnya. Berawal dari Pusat PAUD non formal terpadu diharapkan dapat

meminimalisir dibentuknya PAUD non formal yang hanya berorientasi pada

kucuran dana yang diperoleh dari Dinas yang menyelenggarakan PAUD non

formal.

Solusi – solusi yang telah ditawarkan oleh penulis diatas,diharapkan pula

menjadi batas dan menjadi landasan untuk mereview kembali keberadaan PAUD

non formal selama ini. Apakah telah memenuhi standar baku yang dituang dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, atau paling tidak memiliki syarat

lain yang telah diungkap oleh penulis.

***

*penulis adalah almunus Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta,

Salah satu pemateri pada event yang di adakan di UPH Jakarta yang berjudul

“komunikasi efektif pada pasangan multikultur “