patung di Bundaran Burung

2
Berkelahi, patung-patung di Bundaran Burung satulelaki.com - Bundaran Burung yang terletak di Palangkaraya, Kalimantan Tengah menyimpan sejumlah misteri. Kadang, bundaran itu bisa lenyap dari pandangan mata, lalu muncul secara tiba-tiba. Atau patung burung dan ular yang ada di dalam bundaran itu saling berkelahi. Sarang lelembut? Bundaran Burung yang terletak di pertigaan Jl. RTA Milono dengan jalan menuju ke bandara Cilik Riwut dan jalan ke Desa Kereng Bengkirai dibangun pada awal tahun 1990-an. Dibanding dua bundaran lain yang ada di kota Palangkaraya, Bundarang Burung memiliki dekorasi yang paling indah. Pada bagian atas bundaran, ada patung burung enggang. Sementara di bagian bawahnya, terdapat lima buah patung naga dengan mulut yang menganga. Juga, ada burung enggang yang sedang bertarung. Dekorasi itu tampak indah dibanding hiasan pada Bundaran Besar dan Bundaran Kecil, dua bundaran lain yang ada di kota tersebut. Namun, dibalik keindahan itu tersimpan sejumlah misteri yang mengerikan. Kabarnya, bundaran itu bisa menghilang dari pandangan mata, sehingga para pengendara banyak yang mengalami kecelakaan. Akibat kecelakaan itu, konon, ada beberapa yang meninggal dunia. Biasanya, korban kecelakaan tidak melihat bundaran itu. Tapi, dalam jarak yang sangat dekat, sekitar dua meter, bangunan itu terlihat lagi. Otomatis, pengendara kesulitan untuk mengendalikan kendaraannya. Dan kecelakaan pun tak terelakkan lagi. Keanehan lain, seperti diungkapkan salah seorang warga di Jl. RTA Milono, patung yang ada di bundaran itu bisa berkelahi. Peristiwa itu terjadi tatkala orang tersebut, sehabis subuh, pergi ke pasar dengan naik sepeda. Sampai di bundaran dia melihat patung burung enggang dan ular naga sedang berkelahi.

description

Bundaran Burung yang terletak di pertigaan Jl. RTA Milono dengan jalan menuju ke bandara Cilik Riwut dan jalan ke Desa Kereng Bengkirai dibangun pada awal tahun 1990-an.

Transcript of patung di Bundaran Burung

Page 1: patung di Bundaran Burung

Berkelahi, patung-patung di Bundaran Burung

satulelaki.com - Bundaran Burung yang terletak di Palangkaraya, Kalimantan Tengah menyimpan sejumlah misteri. Kadang, bundaran itu bisa lenyap dari pandangan mata, lalu muncul secara tiba-tiba. Atau patung burung dan ular yang ada di dalam bundaran itu saling berkelahi. Sarang lelembut?

Bundaran Burung yang terletak di pertigaan Jl. RTA Milono dengan jalan menuju ke bandara Cilik Riwut dan jalan ke Desa Kereng Bengkirai dibangun pada awal tahun 1990-an. Dibanding dua bundaran lain yang ada di kota Palangkaraya, Bundarang Burung memiliki dekorasi yang paling indah.

Pada bagian atas bundaran, ada patung burung enggang. Sementara di bagian bawahnya, terdapat lima buah patung naga dengan mulut yang menganga. Juga, ada burung enggang yang sedang bertarung. Dekorasi itu tampak indah dibanding hiasan pada Bundaran Besar dan Bundaran Kecil, dua bundaran lain yang ada di kota tersebut.

Namun, dibalik keindahan itu tersimpan sejumlah misteri yang mengerikan. Kabarnya, bundaran itu bisa menghilang dari pandangan mata, sehingga para pengendara banyak yang mengalami kecelakaan. Akibat kecelakaan itu, konon, ada beberapa yang meninggal dunia.

Biasanya, korban kecelakaan tidak melihat bundaran itu. Tapi, dalam jarak yang sangat dekat, sekitar dua meter, bangunan itu terlihat lagi. Otomatis, pengendara kesulitan untuk mengendalikan kendaraannya. Dan kecelakaan pun tak terelakkan lagi.

Keanehan lain, seperti diungkapkan salah seorang warga di Jl. RTA Milono, patung yang ada di bundaran itu bisa berkelahi. Peristiwa itu terjadi tatkala orang tersebut, sehabis subuh, pergi ke pasar dengan naik sepeda. Sampai di bundaran dia melihat patung burung enggang dan ular naga sedang berkelahi.

Ular naga mengibas-ibaskan ekornya untuk menyerang burung. Burung enggang tidak tinggal diam. Mereka terbang dan menyerang dari atas. Perkelahian itu amat seru, tanpa ada yang kalah atau memang. Dan ketika sebuah mobil melinatas di bundaran itu, patung-patung itu kembali ke tempatnya semula.

Melihat keanehan itu, beberapa warga menduga bila Bundaran Burung adalah sarang lelembut. Agar korban tidak berjatuhan lagi, mereka memandang perlu untuk melakukan upacara menyanggar yaitu upacara adat Dayak untuk mengusir roh-roh jahat. [hrm]