Patogenesis Dan Patofisiologi Batu Ginjal

8/11/2019 Patogenesis Dan Patofisiologi Batu Ginjal

1/36


2/36


3/36

dipengaruhi oleh: pH urine

Konsentrasi solute Ionic strength

complexition


4/36

pH urine mempengaruhi dan

mengggambarkan unsur pokok pembentuk

urine


5/36

Konsentrasi relatif dari ion monovalent

Ionic strength koefisien aktivitas :

ketersediaan ion terkait juga menurun


6/36

konsentrasi solute lebih mudah

mengendap

Pe- konsentrasi ionmencapai Ksp

(metastable +mampu membentuk

heterogenous nucleation +initiating growth)

mencapai Kfp (unstable dan mampu

membentuk homogenous nucleationsecara spontan)


7/36

terkait ketersediaan ion tertentu

Adanya ion oksalat dan calsium akan

menginduksi terbentuknya kristal kalsium

oksalatsedangkan bila ada kristal sitrat

bersama oksalat akan terbentuk

sitratoksalat


8/36

SUPERSATURATED URINE

pH urineIonic

Strength

ComplexationKonsentrasi

Solute

Extreme waterconservation

Hipersekresibahan tak larut

Keadaan/lingkungan yang mendukungpembentukan calculi


9/36

Nucleation Theory: urineri stone

terbentuk dari crystal atau benda asing

yang ditemukan pada supersatureted urine

Crystal inhibotor theory: batu perbentuk

karena tidak adanya produk inhibitor

(citrate, phosphate, Mg) dalam urine


10/36

Nucleation

Growth

Agregation


11/36

Mengawali pembentukan batu yang dapat

dicetuskan banyak substrat

Terdiri atas:

heterogenous nucleationhomogenous nucleation


12/36

Adalah pertumbuhan dan perkembangankristal nidus membentuk batu yangadekuat

Proses ini memerlukan keadaan retensikristal, adapun teori yang mendukung a/l:

Teory of mass precipitation/intranephronic calculosisFixed particle theoryCarr hypothesized


13/36

Kristal Urine

Presipitasi

Agregasi

Growth

Nucleasi

Cristal terlarut

Kfp terlampaui

InhibitorKsp terlampaui


14/36

Menghambat pembentukan kristal batu

ex: citrate, magnesium

Menghambat agregasi dan growth

Menghambat retensi kistal

ex: uromukoid,


15/36


16/36

Asimptomatik

Akut

Kroniks

Gejala yang timbul terkait dengan ukuran

batu, posisi batu dan ada tidaknya

penyulit.


17/36

Nyeri Kolik

aktivitas peristaltik otot polostek.

Intraluminal peregangan ujung terminal

saraf bebas

Nyeri non-Kolik

obstruksi aliran urineretensi urine,stasis di ginjaldistensi kapsul ginjal


18/36

di Renal calyx: letak nyeri dalam, tumpulpada flank/backnyeri timbul karena: obstruksi atau non-obatruksi atau terkait iritasi

di Renal pelvisnyeri bervariasi tumpultajam ; dapatmenyebar menjadi nyeri flank atau keanterior abdomen kuadran atas sumbatan pada ureteropelvic jucntion: nyeri di

sudut costovertebralis Staghorn calculi di pelvis yang tidak

menyebabkan sumbatan total: gejala minimal


19/36

Dapat gross atau micro-hematuria

Disebabkan trauma mukosa karena batuatau ada infeksi sekunder


20/36

Karena obatruksi aliran ginal akibat batu

Dapat menyebabkan hidronefrosis

Bila obatruksi hebat dapat menunjukan

gejala gagal ginjal dimana produksi urineberkurang


21/36

Ditemukan bila disertai infeksiHarus curiga kemungkinan urosepsis


22/36

Obstruksi parsial menyebabkan gejala yangtimbul minimal

Batu staghornNyeri Kolik

+++

pe-

pembentukan

urine

Pe- asupancairan

Nyeri non-Kolik

Hematuria

Lesi mukosa

Batu mukosa

obstruksi

Distensi kapsul


23/36


24/36

Urinalisis

Uji Fungsi ginjal

Analisis batu Ginjal

Hematology

Kimia KlinikPencitraan: radiology; USG


25/36

Penempakan Makroskopik

Dipstisk: BJ, pH, glukosa, protein, keton,

darah, bilirubin, uribilinogen, nitrit, leukosit

Pemeriksaan mikroskopik: untuk uji

kuantitatif konfirmatorik: leukosit, eritrosit,

sel epitel, silinder, kristal, atau organisme

menular dan sel-sel yang bertransformasi


26/36

Tujuan untuk mengetahui fungsi ginjal

Indikasi pada gagal ginjal akut dan kronis

Penilaian dilakukan dengan mengukur

bersihan kreatinin; PAHA; PSP


27/36

Tujuan untuk mengetahui komposisi kimia

dari batu

Selain dengan analisis langsung dari batu,

penentuan jenis batu ginjal dapat

dilakukan dari kesimpulan temuan lain,

seperti dari pemeriksaan darah dan

komposisi urine


28/36

Tujuannya ialah mengetahui kondisipasien sebagai persiapan pre-operasi


29/36

Tujuannya untuk mengevaluasi faktor

predisposisi guna mengidentifikasi

kemungkinan batu yang terbentuk

Yang diukur antara lain: Glukosa darah

Urea

KreatininAsam urat


30/36

Radiology Foto Polos Abdomen

PIV

Urografi Retrograd

USG

CT-scan


31/36

Prosedur rutin untuk pemeriksaan traktus

urinarius

Berguna mengidentifikasi banyangan,

ukuran, dan posisi ginjal; dapat digunakanuntuk melihat kalsifikasi, kista, tumor, batudan perkapuran di ginjal


32/36

Tujuan adalah untuk melihat ginjal dengan

lebih spesifik karena adanya kontras yang

diberikan

Merupakan pemeriksaan yang seringdilakukan pada batu ginjal


33/36

Diindikasikan bila pada pemeriksaan

terdahulu, letak atu masih meragukan

Tujuannya ialah untuk melihat traktus

irinarius bagian atas dan lesi-lesi yang ada


34/36


35/36


36/36

Jumlah, densitas dan banyangan batu

(radioopak atau radioluscent)

Lokasi Komplikasi (obatruksi, striktur atau

parut ginjal)

Anomali Nefrokalsinosis

Patogenesis Dan Patofisiologi Batu Ginjal

Documents

Transcript of Patogenesis Dan Patofisiologi Batu Ginjal