Patogenensis Dan Tatalaksana Batu Saluran Kemih

7
Patogenensis dan Tatalaksana Batu Saluran Kemih Patogenesis Batu Saluran Kemih Secara teoritis batu dapat terbentuk di seluruh saluran kemih terutama pada tempat- tempat yang sering mengalamai hambatan aliran urine ( statis urine), yaitu pada sistem kalises ginjal atau buli-buli. Adanya kelaianan bawaaan pada pelvikalises ( stenosis uretro-pelvis), divertikel, obstruksi intravesika kronis seperti pada hiperplasia prostat benigna, striktura, dan buli- buli neurogenik merupakan keadaan – keadaan ang mempermudahkan terjadinya pembetukan batu. Batu terdiri atas kristal-krista yang tersusun oleh bahan-bahan organik maupun anorganik yang terlarut didalam urin. Kristal- kristal tersebut tetap berada dalam keadaan metastable ( tetap terlarut) dalam urin jika tidak ada keadaan-keadaan tertentu yang menyebabkan terjadinya presipitasi kristal. Kristal-krista yang saling mengadakan presipitasi membentuk inti batu (nukleasi) yang kemudian akan mengadakan agregasi, dan menarik bahan-bahan lain sehingga menjadi kristal yang lebih besar. Meskipun ukuranya cukup besar, agregat kristal masih rapuh dan belum cukup mampu membuntu saluran kemih . Untuk itu agregat kristal menempel pada epitel saluran kemih( membentuk retensi kristal), dan dari sini bahan-bahan lain diendapkan pada agregat itu sehingga membentuk batu yang cukup besar untuk menyumbat saluran kemih. Kondisi metastable di pengaruhi oleh suhu, pH larutan, adanya koloid didalam urin, konsentrasi solute didalam urin, laju aliran urin didalam saluran kemih atau adanya korpus alineum didalam saluran kemih yang bertindak sebagai inti batu. Labih dari 80% batu saluran kemih terdiri atas batu kalsium , baik yang berikatan dengan oksalat maupun fosfat , membentuk batu kalsium oksalat dan kalium fosfat: sedangkan sisanya berasal dari batu asam urat , batu magnesium amonium

description

infeksi

Transcript of Patogenensis Dan Tatalaksana Batu Saluran Kemih

Patogenensis dan Tatalaksana Batu Saluran Kemih Patogenesis Batu Saluran KemihSecara teoritis batu dapat terbentuk di seluruh saluran kemih terutama pada tempat- tempat yang sering mengalamai hambatan aliran urine ( statis urine), yaitu pada sistem kalises ginjal atau buli-buli. Adanya kelaianan bawaaan pada pelvikalises ( stenosis uretro-pelvis), divertikel, obstruksi intravesika kronis seperti pada hiperplasia prostat benigna, striktura, dan buli- buli neurogenik merupakan keadaan keadaan ang mempermudahkan terjadinya pembetukan batu.Batu terdiri atas kristal-krista yang tersusun oleh bahan-bahan organik maupun anorganik yang terlarut didalam urin. Kristal- kristal tersebut tetap berada dalam keadaan metastable ( tetap terlarut) dalam urin jika tidak ada keadaan-keadaan tertentu yang menyebabkan terjadinya presipitasi kristal. Kristal-krista yang saling mengadakan presipitasi membentuk inti batu (nukleasi) yang kemudian akan mengadakan agregasi, dan menarik bahan-bahan lain sehingga menjadi kristal yang lebih besar. Meskipun ukuranya cukup besar, agregat kristal masih rapuh dan belum cukup mampu membuntu saluran kemih . Untuk itu agregat kristal menempel pada epitel saluran kemih( membentuk retensi kristal), dan dari sini bahan-bahan lain diendapkan pada agregat itu sehingga membentuk batu yang cukup besar untuk menyumbat saluran kemih.Kondisi metastable di pengaruhi oleh suhu, pH larutan, adanya koloid didalam urin, konsentrasi solute didalam urin, laju aliran urin didalam saluran kemih atau adanya korpus alineum didalam saluran kemih yang bertindak sebagai inti batu.Labih dari 80% batu saluran kemih terdiri atas batu kalsium , baik yang berikatan dengan oksalat maupun fosfat , membentuk batu kalsium oksalat dan kalium fosfat: sedangkan sisanya berasal dari batu asam urat , batu magnesium amonium fosfat ( batu infeksi) , batu xanthyn, batu sistein dan batu jenis lainya. Meskipun patogenesis pembentukan batu batu diatas hampir sama, tapi suasana didalam saluran kemih yang memungkinkan terbentuknya jenis batu itu tidak sama . Dalam hal ini misalkan batu asam urat mudah terbentuk dalam suasana asam, sedangkan batu magnesium amonium fosfat terbentuk karena urin bersifat basa.Penghambat pembentukan batu saluran kemih Terbetuknya tau tidaknya batu di dalam saluran kemih ditentukan juga oleh adanya keseimbangan antara zat zat pembentuk batu dan inhibitor, yaitu zat zat yang mampu mencegah timbulnya batu . Dikenal beberapa zat yang dapat menghambat terbentuknya batu batu saluran kemih yang bekerja mulai dari proses reabsorpsi kalsium didalam usus, proses pembentukan inti batu atau kristal , proses agregasi kristal , hingga retensi kristal .Ion magnesium (Mg2) dikenal dapat menghambbat pembentukan batu karena jika berikatan dengan oksalat, membentuk garam magnesium oksalat sehingga jumlah oksalat yang akan berikatan dengan kalsium ( Ca) untuk membentuk kalsium oksalat menurun . Demikian sitrat jika berikatan dengan ion kalsium untuk membentuk garam kaslium sitrat, sehingga jumlah kalsium yang akan berikatan dengan oksalat ataupun fosfat berkurang. Hal ini menyebabkan kristal kalsium oksalat atau kalsium fosfat jumlahnya berkurang.Beberapa protein atau senyawa organik lain mampu bertindak sebagai inhibitor dengan cara menghambat pertumbuhan kristal, menghambat agregasi , maupun menghambat retensi krstal . Senyawa itu antara lain adalah : glikosaminoglikan, protein tarm Horsfall atau uromukoid , nefrokalsin dan osteopontin.Sumber : dasar dasar urologi basuki b purnomo spesialis urologi SMF ilmu bedah RSUD dr saiful anwar jakarta 2003 cv infomdika

Pengobatan Batu Saluran Kemih

Tujuan dasar penatalaksanaan medis BSK adalah untuk menghilangkan batu, menentukan jenis batu, mencegah kerusakan nefron, mengendalikan infeksi, dan mengurangi obstruksi yang terjadi. Batu dapat dikeluarkan dengan cara medikamentosa, pengobatan medik selektif dengan pemberian obat-obatan, tanpa operasi, dan pembedahan terbuka.1,21. MedikamentosaTerapi medikamentosa ditujukan untuk batu yang berukuran lebih kecil yaitu dengan diameter kurang dari 5 mm, karena diharapkan batu dapat keluar tanpa intervensi medis. Dengan cara mempertahankan keenceran urine dan diet makanan tertentu yang dapat merupakan bahan utama pembentuk batu ( misalnya kalsium) yang efektif mencegah pembentukan batu atau lebih jauh meningkatkan ukuran batu yang telah ada. Setiap pasien BSK harus minum paling sedikit 8 gelas air sehari.1, 22. Pengobatan medic selektif dengan pemberian obat-obatanAnalgesia dapat diberikan untuk meredakan nyeri dan mengusahakan agar batu dapat keluar sendiri secara spontan. Opioid seperti injeksi morfin sulfat yaitu petidin hidroklorida atau obat anti inflamasi nonsteroid seperti ketorolac dan naproxen dapat diberikan tergantung pada intensitas nyeri. Propantelin dapat digunakan untuk mengatasi spasme ureter. Pemberian antibiotik apabila terdapat infeksi saluran kemih atau pada pengangkatan batu untuk mencegah infeksi sekunder. Setelah batu dikeluarkan, BSK dapat dianalisis untuk mengetahui komposisi dan obat tertentu dapat diresepkan untuk mencegah atau menghambat pembentukan batu berikutnya.33. ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)Merupakan tindakan non-invasif dan tanpa pembiusan, pada tindakan ini digunakan gelombang kejut eksternal yang dialirkan melalui tubuh untuk memecah batu. Alat ESWL adalah pemecah batu yang diperkenalkan pertama kali oleh Caussy pada tahun 1980. Alat ini dapat memecah batu ginjal, batu ureter proximal, atau menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga mudah dikeluarkan melalui saluran kemih. ESWL dapat mengurangi keharusan melakukan prosedur invasif dan terbukti dapat menurunkan lama rawat inap di rumah sakit.2, 44. EndourologiTindakan endourologi adalah tindakan invasif minimal untuk mengeluarkan BSK yang terdiri atas memecah batu, dan kemudian mengeluarkannya dari saluran kemih melalui alat yang dimasukan langsung kedalam saluran kemih. Alat tersebut dimasukan melalui uretra atau melalui insisi kecil pada kulit (perkutan). Beberapa tindakan endourologi tersebut adalah :2a) PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy) adalah usaha mengeluarkan batu yang berada di dalam saluran ginjal dengan cara memasukan alat endoskopi ke sistem kalies melalui insisi pada kulit. Batu kemudian dikeluarkan atau dipecah terlebih dahulu menjadi fragmen-fragmen kecil.b) Litotripsi adalah memecah batu buli-buli atau batu uretra dengan memasukan alat pemecah batu (litotriptor) ke dalam buli-buli. c) Ureteroskopi atau uretero-renoskopi adalah dengan memasukan alat ureteroskopi per-uretram. Dengan memakai energi tertentu, batu yang berada di dalam ureter maupun sistem pelvikalises dapat dipecah melalui tuntunan ureteroskopi/ureterorenoskopi ini.d) Ekstrasi Dormia adalah mengeluarkan batu ureter dengan menjaringnya melalui alat keranjang Dormia.5. Tindakan operasiPenanganan BSK, biasanya terlebih dahulu diusahakan untuk mengeluarkan batu secara spontan tanpa pembedahan/operasi. Tindakan bedah dilakukan jika batu tidak merespon terhadap bentuk penanganan lainnya. Ada beberapa jenis tindakan pembedahan, nama dari tindakan pembedahan tersebut tergantung dari lokasi dimana batu berada, yaitu :1a) Nefrolitotomi merupakan operasi terbuka untuk mengambil batu yang berada di dalam ginjalb) Ureterolitotomi merupakan operasi terbuka untuk mengambil batu yang berada di ureterc) Vesikolitomi merupakan operasi tebuka untuk mengambil batu yang berada di vesica urineariad) Uretrolitotomi merupakan operasi terbuka untuk mengambil batu yang berada di uretraSUMBER:1. Tjokronegoro A dan Utama H. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : Penerbit FK UI; 2003.2. Purnomo BB . Dasar-dasar Urologi. Edisi ke 3, Jakarta:Sagung Seto; 2011.3. Sloane E. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003.4. Chang E. Pathofisiologi : Aplikasi Pada Praktik Keperawatan. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.Hubungan air sumur terhadap BSKPrevalensi BSK banyak diderita oleh masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan. Hal tersebut disebabkan oleh sumber air bersih yang dikonsumsi oleh masyarakat dimana sumber air bersih tersebut banyak mengandung mineral seperti phospor, kalsium, magnesium, dan sebagainya. Letak geografi menyebabkan perbedaan insiden BSK di suatu tempat dengan tempat lainnya. Faktor geografi mewakili salah satu aspek lingkungan dan sosial budaya seperti kebiasaan makanannya, temperatur, dan kelembaban udara yang dapat menjadi predoposisi kejadian BSK.Air tanah ( sumur) mengandung lebih banyak mineral terlarut dibandingkan dengan air permukaan. Permasalahan pada air tanah yang timbul adalah tingginya angka kesadahan serta kandungan mangan (Mn) dan besi )Fe). Air sumur biasanya mengandung bahan-bahan metal terlarut seperti Na, Mg, Ca dan Fe. Konsentrasi air kemih yang meningkat dapat menyebabkan pembentukan kristal air kemih. Dalam pemakaian yang lama kesadahan dapat menimbulkan gangguan ginjal akibat terakumulasinya endapan CaCo dan MgCO.

Hubungan riwayat keluarga terhadap Batu Saluran KemihFaktor keluarga merupakan faktor resiko terhadap penyakit batu saluran kemih. Beberapa faktor genentik telah diketahui peranya dalam pembentukan batu, khususnya batu kalsium oksalat yang mengakibatkan gangguan eksresi dari kalsium, asam urat, sitrat dan inhibitor.

INFEKSI SALURAN KEMIHPencegahan Semua faktor predisposisi harus diberantas unuk mencegah infeksi menahun, dan kalau perlu dengan tindakan pembedahan. Wanita yang menderita sistisis akut atau rekuren setelah senggama, dianjurkan minum 1 gram sulfonamid atau 100 gram nitrofurantonin. Penelitian LANDES, melaporkan penurunan insidens sistisis setelah pemakaian povidone iodine lokal sekitar uretra setelah miksi terakhir pada malam hari dan permulaan miksi pada pagi hari .