Patofisiologi Efusi Pleura

5
PATOFISIOLOGI Patofisiologi terjadinya effusi pleura tergantung pada keseimbangan antara cairan dan protein dalam rongga pleura. Dalam keadaan normal cairan pleura dibentuk secara lambat sebagai filtrasi melalui pembuluh darah kapiler. Filtrasi yang terjadi karena perbedaan tekanan osmotic plasma dan jaringan interstitial submesotelial kemudian melalui sel mesotelial masuk ke dalam rongga pleura. Selain itu cairan pleura dapat melalui pembuluh limfe sekitar pleura. Pada kondisi tertentu rongga pleura dapat terjadi penimbunan cairan berupa transudat maupun eksudat. Transudat terjadi pada peningkatan tekanan vena pulmonalis, misalnya pada gagal jatung kongestif. Pada kasus ini keseimbangan kekuatan menyebabkan pengeluaran cairan dari pmbuluh darah. Transudasi juga dapat terjadi pada hipoproteinemia seperti pada penyakit hati dan ginjal. Penimbunan transudat dalam rongga pleura disebut hidrotoraks. Cairan pleura cenderung tertimbun pada dasar paru akibat gaya gravitasi. Penimbunan eksudat disebabkan oleh peradangan atau keganasan pleura, dan

Transcript of Patofisiologi Efusi Pleura

Page 1: Patofisiologi Efusi Pleura

PATOFISIOLOGI

Patofisiologi terjadinya effusi pleura tergantung pada keseimbangan antara

cairan dan protein dalam rongga pleura. Dalam keadaan normal cairan pleura

dibentuk secara lambat sebagai filtrasi melalui pembuluh darah kapiler. Filtrasi yang

terjadi karena perbedaan tekanan osmotic plasma dan jaringan interstitial

submesotelial kemudian melalui sel mesotelial masuk ke dalam rongga pleura. Selain

itu cairan pleura dapat melalui pembuluh limfe sekitar pleura.

Pada kondisi tertentu rongga pleura dapat terjadi penimbunan cairan berupa

transudat maupun eksudat. Transudat terjadi pada peningkatan tekanan vena

pulmonalis, misalnya pada gagal jatung kongestif. Pada kasus ini keseimbangan

kekuatan menyebabkan pengeluaran cairan dari pmbuluh darah. Transudasi juga

dapat terjadi pada hipoproteinemia seperti pada penyakit hati dan ginjal. Penimbunan

transudat dalam rongga pleura disebut hidrotoraks. Cairan pleura cenderung

tertimbun pada dasar paru akibat gaya gravitasi.

Penimbunan eksudat disebabkan oleh peradangan atau keganasan pleura, dan

akibat peningkatan permeabilitas kapiler atau gangguan absorpsi getah bening.Jika

efusi pleura mengandung nanah, keadaan ini disebut empiema. Empiema disebabkan

oleh prluasan infeksi dari struktur yang berdekatan dan dapat merupakan komplikasi

dari pneumonia, abses paru atau perforasi karsinoma ke dalam rongga pleura. Bila

efusi pleura berupa cairan hemoragis disebut hemotoraks dan biasanya disebabkan

karena trauma maupun keganasan.

Efusi pleura akan menghambat fungsi paru dengan membatasi

pengembangannya. Derajat gangguan fungsi dan kelemahan bergantung pada ukuran

dan cepatnya perkembangan penyakit. Bila cairan tertimbun secara perlahan-lahan

maka jumlah cairan yang cukup besar mungkin akan terkumpul dengan sedikit

gangguan fisik yang nyata.

Page 2: Patofisiologi Efusi Pleura

Kondisi efusi pleura yang tidak ditangani, pada akhirnya akan menyebabkan gagal

nafas. Gagal nafas didefinisikan sebagai kegagalan pernafasan bila tekanan partial Oksigen

(Pa O2)≤ 60 mmHg atau tekanan partial Karbondioksida arteri (Pa Co2) ≥ 50 mmHg melalui

pemeriksaan analisa gas darah

Dalam keadaan normal, selalu terjadi filtrasi cairan ke dalam rongga pleura melalui kapiler

pada pleura parietalis tetapi cairan ini segera direabsorpsi oleh saluran limfe, sehingga terjadi

keseimbangan antara produksi dan reabsorpsi, tiap harinya diproduksi cairan kira-kira 16,8

ml (pada orang dengan berat badan 70 kg). Kemampuan untuk reabsorpsinya dapat

meningkat sampai 20 kali. Apabila antara produk dan reabsorpsinya tidak seimbang

(produksinya meningkat atau reabsorpsinya menurun) maka akan timbul efusi pleura.

Diketahui bahwa cairan masuk kedalam rongga melalui pleura parietal dan selanjutnya keluar

lagi dalam jumlah yang sama melalui membran pleura parietal melalui sistem limfatik dan

vaskular. Pergerakan cairan dari pleura parietalis ke pleura visceralis dapat terjadi karena

adanya perbedaan tekanan hidrostatik dan tekanan koloid osmotik. Cairan kebanyakan

diabsorpsi oleh sistem limfatik dan hanya sebagian kecil yang diabsorpsi oleh sistem kapiler

pulmonal. Hal yang memudahkan penyerapan cairan pada pleura visceralis adalah

terdapatnya banyak mikrovili di sekitar sel-sel mesothelial.

Akumulasi cairan pleura dapat terjadi bila:

1.   Meningkatnya tekanan intravaskuler dari pleura meningkatkan pembentukan cairan

pleura melalui pengaruh terhadap hukum Starling.Keadaan ni dapat terjadi pada gagal

jantung kanan, gagal jantung kiri dan sindroma vena kava superior.

2.   Tekanan intra pleura yang sangat rendah seperti terdapat pada atelektasis, baik karena

obstruksi bronkus atau penebalan pleura visceralis

3.   Meningkatnya kadar protein dalam cairan pleura dapat menarik lebih banyak cairan

masuk ke dalam rongga pleura

4.   Hipoproteinemia seperti pada penyakit hati dan ginjal bisa menyebabkan transudasi

cairan dari kapiler pleura ke arah rongga pleura

Page 3: Patofisiologi Efusi Pleura

5.   Obstruksi dari saluran limfe pada pleum parietalis. Saluran limfe bermuara pada vena

untuk sistemik. Peningkatan dari tekanan vena sistemik akan menghambat pengosongan

cairan limfe.

PATOGENESIS

Cairan pelicin yang terdapat di dalam rongga pleura individu normal dihasilkan oleh

suatu anyaman pembuluh kapiler permukaan pleura parietalis dan diabsorpsi oleh kapiler dan

pembuluh getah bening pleura viseralis dengan kecepatan yang seimbang dengan kecepatan

pembentukannya. Oleh karena itu,gangguan apapun yang menyangkut proses penyerapan dan

bertambahnya kecepatan proses pembentukan cairan ini akan menimbulkan penimbunan

cairan secara patologik di dalam rongga pleura.

Beberapa faktor yang berperanan dalam patogenesis efusi pleura keganasan adalah :

1. Infiltrasi sel-sel tumor secara langsung pada pleura

2. Penyumbatan pembuluh getah bening atau vena

3. Penyumbatan bronkus disertai dengan atelektasis

4. Pneumonia pasca-obstruksi yang disertai dengan efusi parapneumonik

5. Hipoproteinemia yang berat

Di samping itu, cairan asites keganasan juga dapat mengalir secara langsung ke dalam

rongga pleura melalui pembuluh getah bening atau suatu lubang makroskopik pada diafragma