Patofisiologi Efusi Pleura Komplikasi Tb Paru

19
PATOFISIOLOGI EFUSI PLEURA KOMPLIKASI TB PARU

description

patof

Transcript of Patofisiologi Efusi Pleura Komplikasi Tb Paru

PATOFISIOLOGI EFUSI PLEURA KOMPLIKASI TB PARU

PATOFISIOLOGI EFUSI PLEURA KOMPLIKASI TB PARUManisfestasi klinisDemamBatuk/ batuk darahSesak napasNyeri dadaMalaiseNapsu makan menurunTachypnoeDemamDemam subfebril, terkadang bisa sampai 40-41Serangan demam dapat sembuh kemudian timbul lagiKeadaan ini dipengaruhi oleh daya tahan tubuh seseorang

Pirogen Eksogen (mikroorganisme, toksin)Pirogen Endogen (IL1, IL6, TNF-A, IFN)Endoteliun HipotalamusMenggigilPatokan termostat (hipotalamus)ProstaglandinHipotalamus berusaha menyesuaikan patokan suhu yang baruVasokontriksi kulitGerakan volunterBatuk/ Batuk Berdarah (Hemoptisis)Batuk merupakan refleks pertahanan tubuh akibat iritasi percabangan trakeobronkial.Merupakan mekanisme penting untuk membersihkan saluran napas.Setiap proses yang mengganggu kesinambungan pembuluh darah pada paru dapat mengakibatkan pendarahan yang berakhir menjadi hemoptisis.Refleks batuk terdiri dari 5 komponen utama:Reseptor batukSerabut saraf aferenPusat batuk Susunan saraf eferen Efektor

Rangsangan (kimiawi, mekanik, peradangan)Reseptor batuk (Saraf non mielin halus)Serabut saraf aferen (cabang nervus Vagus)Efektor (otot-otot laring, trakea, diafrgama, intercostal)Pusat Batuk (Medula)BatukVasodilatasi pem. darahMikroorganismeInflamasiHEMOPTISISTANDABATUK DARAHMUNTAH DARAHSumber perdarahanSaluran pernapasan bagian bawahSaluran gastrointestinalCara keluar darahDibatukkan dan rasa panas di tenggorokanDimuntahkan dengan rasa mualGejala awalRasa gatal di tenggorokan dan ada rangsangan batukRasa mual dan kemudian dimuntahkan

Warna darahMerah lebih terang dan segarMerah lebih tua dan gelapCiri khas darahDarah segar, berbuih dan bewarna merah mudaSering bercampur makanan dan asam lambungSesak NapasSesak napas terjadi akibat paru tidak berfungsi penuh

Alveoulus tidak berfungsiMikobakterium menyebar secara limfogendan atau secara hematogenRongga pleura paruInteraksi dengan Lim TLimfosit limfokinPermeabilitas pembuluh darah (sel mesotelial sel kuboidal)Akumulasi cairan pada rongga pleuraSesakNyeri DadaNyeri dada pada penyakit pernapasan bersifat nyeri pleuritik.Nyeri pleuritik rasanya seperti ditusuk oleh benda tajam dan semakin bertambah sakit saat bernapas dan batukLokasinya mudah ditentukan (tidak difus)InfeksiInflamasiRusaknya jaringan paruAmbang batas nyeri pada neuron krnu dorsalisJaringan saraf pada medula spinalis menjadi lebih responsifSaraf perifer yaitu Nervus Fremikus (Pleura Parietal)Nyeri pada bagian yang mengalami kerusakan jaringanMalaiseDikarenakan oksigenasi jaringan menurunMenyebabkan gangguan keseimbangan cairan tubuhInfeksi ParuJaringan Paru diinvasi makrofagMembentuk jaringan fibrosaBerkurangnya luas permukaan membranPenurunan kapasitas disusi paruInfeksi ParuBerkurangnya oksigenasi darahMalaiseGangguan keseimbangan carian tubuhNafsu Makan Menurun

Nafsu makan berfungsi mengatur asupan energi yang adekuat untuk mempertahankan kebutuhan metabolismeNafsu makan diatur oleh hipotalamusMelanokortin merupakan neuron yang berfungsi untuk menurunkan nafsu makan sedangkan Neuro Peptida Y berfungsi untuk meningkatkan nafsu makanTachypnoeMekanisme kompensasi akan kebutuhan O2 yang meningkat dan hipoventilasiKebutuhan O2 meningkatPeningkatan aktivitas Medula Oblongata Peningkatan aktivitas DRGDRG mengaktivkan VRGPeningkatan Pernapasan sebanding dengan peningkatan metabolismeTachypnoeDorsal Respiratory Group (DRG) yang terletak pada bagian dorsal medulla dan Ventral Respiratory Group (VRG) yang terletak pada ventral lateral medula. Kedua kelompok neuron ini berperan dalam pengaturan irama pernapasan. DRG terdiri dari neuron yang mengatur serabut lower motor neuron yang mensyarafi otot-otot inspirasi seperti otot intercosta interna dan diafragma untuk gerakan inspirasi dan sebagian kecil neuron akan berjalan ke kelompok ventral. Pada saat pernapasan kuat, terjadi peningkatan aktivitas neuron di DRG yang kemudian menstimulasi untuk mengaktifkan otot-otot asesoris inspirasi, setelah inspirasi selesai secara otomatis terjadi ekspirasi dengan menstimulasi otot-otot asesoris.Kelompol ventral (VRG) terdiri dari neuron inspirasi dan neuron ekspirasi. Pada saat pernafasan tenang atau normal kelompok ventral tidak aktif, tetapi jika kebutuhan ventilasi meningkat, neuron inspirasi pada kelompok ventral diaktifkan melalui rangsangan kelompok dorsal. Impuls dari neuron inspirasi kelompok ventral akan merangsang motor neuron yang mensyarafi otot inspirasi tambahan melalui N IX dan N X. Impuls dari neuron ekspirasi kelompok ventral akan menyebabkan kontraksi otot-otot ekspirasi untuk ekspirasi aktif.

18Djojodibroto, Darmanto Sp.P, FCCP. Respirologi. 2009. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31365/4/Chapter%20II.pdfArimbi Sp.P. Bagian Ilmu Penyakit Dalam. Fakultas Kedokteran Umum Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.Robbins, S.L. et. al. Buku Ajar Patologi. Edisi 7. 2013. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.Price, Sylvia Anderson. et. al. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6. 2005. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.Danusantoso, Halim. Buku Saku : Ilmu Penyakit Paru. Edisi 2. 2000. Jakarta : Penerbit Hipokrates