Patofisiolofi Nyeri

20
Patofisiologi Nyeri oleh: Senida ayu Rahmadika

description

Patof nyeri

Transcript of Patofisiolofi Nyeri

Page 1: Patofisiolofi Nyeri

Patofisiologi Nyerioleh: Senida ayu Rahmadika

Page 2: Patofisiolofi Nyeri

Pengertian Nyeri

The International Association for the Study of Pain (IASP) mendefinisikan nyeri sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan kerusakan jaringan baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam kerusakan tersebut.

Nyeri dapat membantu. Tanpa rasa sakit, seseorang bisa menyakiti diri sendiri tanpa menyadarinya, atau tidak menyadari bahwa dia memiliki masalah kesehatan yang memerlukan perawatan. Setelah masalah atau stimulus diatasi, rasa sakit biasanya hilang.

Page 3: Patofisiolofi Nyeri

• Derajat nyeri dapat diukur dengan berbagai cara, umum adalah skala analog visual / Visual Analogue Scales (VAS).

• Penilaian verbal dan numerik dikonfirmasi dengan ekspresi wajah yang tampak pada saat yang sama.

Page 4: Patofisiolofi Nyeri

• Proses rangsangan yang menimbulkan nyeri bersifat destruktif terhadap jaringan yang dilengkapi dengan serabut saraf penghantar impuls nyeri. Serabut saraf ini disebut juga serabut nyeri, sedangkan jaringan tersebut disebut jaringan peka- nyeri. Bagaimana seseorang menghayati rasa nyeri tergantung pada jenis jaringan yang dirangsang, jenis serta sifat rangsangan, serta pada kondisi mental dan fisiknya.

Page 5: Patofisiolofi Nyeri

Jenis

Nyeri

Mekanisme Nyeri

Nyeri Fisiologis

Nyeri Inflamasi

Nyeri Neropatik

Kemunculan Nyeri

Nyeri Akut

Nyeri Kronik

Page 6: Patofisiolofi Nyeri

Berdasarkan Mekanisme Nyeri• Nyeri fisiologis, terjadinya nyeri oleh karena

stimulasi singkat yang tidak merusak jaringan, misalnya pukulan ringan akan menimbulkan nyeri yang ringan. Ciri khas nyeri sederhana adalah terdapatnya korelasi positif antara kuatnya stimuli dan persepsi nyeri, seperti semakin kuat stimuli maka semakin berat nyeri yang dialami.

Nyeri Fisiologis

Nyeri Inflamasi

Nyeri Neropatik

Page 7: Patofisiolofi Nyeri

Berdasarkan Mekanisme Nyeri• Jaringan yang mengalami inflamasi mengeluarkan berbagai mediator inflamasi,

seperti: prostaglandin dan sitokin yang dapat mengaktivasi atau mensensitisasi nosiseptor secara langsung maupun tidak langsung. Aktivasi nosiseptor menyebabkan nyeri, sedangkan sensitisasi nosiseptor menyebabkan hiperalgesia. Meskipun nyeri merupakan salah satu gejala utama dari proses inflamasi, tetapi sebagian besar pasien tidak mengeluhkan nyeri terus menerus. Kebanyakan pasien mengeluhkan nyeri bila jaringan atau organ yang berlesi mendapat stimuli, misalnya: sakit gigi semakin berat bila terkena air es atau saat makan, sendi yang sakit semakin hebat bila digerakkan.

Nyeri Fisiologis

Nyeri Inflamasi

Nyeri Neropatik

Page 8: Patofisiolofi Nyeri

Berdasarkan Mekanisme Nyeri

• Nyeri neuropatik adalah nyeri yang didahului dan disebabkan adanya disfungsi primer ataupun lesi pada sistem saraf yang diakibatkan: trauma, kompresi, keracunan toksin atau gangguan metabolik.

• Akibat lesi, maka terjadi perubahan khususnya pada Serabut Saraf Aferen (SSA) atau fungsi neuron sensorik yang dalam keadaan normal dipertahankan secara aktif oleh keseimbangan antara neuron dengan lingkungannya, sehingga menimbulkan gangguan keseimbangan. Gangguan keseimbangan tersebut dapat melalui perubahan molekuler sehingga aktivasi SSA (mekanisme perifer) menjadi abnormal yang selanjutnya menyebabkan gangguan fungsi sentral (mekanisme sentral).

Nyeri Fisiologis

Nyeri Inflamasi

Nyeri Neropatik

Page 9: Patofisiolofi Nyeri
Page 10: Patofisiolofi Nyeri

Berdasarkan Kemunculan Nyeri

• Nyeri akut, nyeri yang biasanya berhubungan dengan kejadian atau kondisi yang dapat dideteksi dengan mudah. Nyeri akut merupakan suatu gejala biologis yang merespon stimuli nosiseptor (reseptor rasa nyeri) karena terjadinya kerusakan jaringan tubuh akibat penyakit atau trauma.Nyeri ini biasanya berlangsung sementara, kemudian akan mereda bila terjadi penurunan intensitas stimulus pada nosiseptor dalam beberapa hari sampai beberapa minggu.

Nyeri Akut

Nyeri Kronik

Page 11: Patofisiolofi Nyeri

Berdasarkan Kemunculan Nyeri

• Nyeri kronik, nyeri yang dapat berhubungan ataupun tidak dengan fenomena patofisiologik yang dapat diidentifikasi dengan mudah, berlangsung dalam periode yang lama dan merupakan proses dari suatu penyakit.

Nyeri Akut

Nyeri Kronik

Page 12: Patofisiolofi Nyeri

Mekanisme Nyeri

Nyeri merupakan suatu bentuk peringatan akan adanya bahaya kerusakan jaringan. Pengalaman sensoris pada nyeri akut disebabkan oleh stimulus noksius yang diperantarai oleh sistem sensorik nosiseptif.

Sistem ini berjalan mulai dari perifer melalui medulla spinalis, batang otak, thalamus dan korteks serebri.

Nyeri inflamasi merupakan salah satu bentuk untuk mempercepat perbaikan kerusakan jaringan. Sensitifitas akan meningkat, sehingga stimulus non noksius atau noksius ringan yang mengenai bagian yang meradang akan menyebabkan nyeri.

Page 13: Patofisiolofi Nyeri

NOSISEPTOR (RESEPTOR NYERI) • Pada jaringan normal, nosiseptor tidak aktif sampai adan

ya stimulus yang memiliki energi yang cukup untuk melampaui ambang batas stimulus (resting). Nosiseptor mencegah perambatan sinyal acak (skrining fungsi) ke SSP untuk interpretasi nyeri

• Saraf nosiseptor bersinap di dorsal horn dari spinal cord dengan saraf projeksi yang membawa informasi nosiseptif ke pusat yang lebih tinggi pada batang otak dan thalamus. Berbeda dengan reseptor sensorik lainnya, reseptor nyeri tidak bisa beradaptasi. Kegagalan reseptor nyeri beradaptasi adalah untuk proteksi karena hal tersebut bisa menyebabkan individu untuk tetap awas pada kerusakan jaringan yang berkelanjutan. Setelah kerusakan terjadi, nyeri biasanya minimal. Mula datang nyeri pada jaringan karena iskemi akut berhubungan dengan kecepatan metabolisme. Sebagai contoh, nyeri terjadi pada saat beraktifitas kerena iskemia otot skeletal pada 15 sampai 20 detik tapi pada iskemia kulit bisa terjadai pada 20 sampai 30 menit.

Page 14: Patofisiolofi Nyeri

NOSISEPTOR (RESEPTOR NYERI) • Tipe nosiseptor spesifik bereaksi pada tipe stimulus yang

berbeda. Nosiseptor C tertentu dan nosiseptor A-delta bereaksi hanya pada stimulus panas atau dingin, dimana yang lainnya bereaksi pada stimulus yang banyak (kimia, panas, dingin).

• Reseptor untuk stimulus nyeri disebut nosiseptor. Nosiseptor adalah ujung saraf tidak bermielin A delta dan ujung saraf C bermielin. Distribusi nosiseptor bervariasi di seluruh tubuh dengan jumlah terbesar terdapat di kulit. Nosiseptor terletak di jaringan subkutis, otot rangka, dan sendi. Nosiseptor yang terangsang oleh stimulus yang potensial dapat menimbulkan kerusakan jaringan. Stimulus ini disebut sebagai stimulus noksius. Selanjutnya stimulus noksius ditransmisikan ke sistem syaraf pusat, yang kemudian menimbulkan emosi dan perasaan tidak menyenanggan sehingga timbul rasa nyeri dan reaksi menghindar.

Page 15: Patofisiolofi Nyeri

PERJALANAN NYERI (NOCICEPTIVE PATHWAY)

• Perjalanan nyeri termasuk suatu rangkaian proses neurofisiologis kompleks yang disebut sebagai nosiseptif (nociception) yang merefleksikan empat proses komponen yang nyata yaitu transduksi, transmisi, modulasi dan persepsi, dimana terjadinya stimuli yang kuat diperifer sampai dirasakannya nyeri di susunan saraf pusat (cortex cerebri)

Transduksi Transmisi Modulasi Persepsi

Page 16: Patofisiolofi Nyeri

• Proses dimana stimulus noksius diubah ke impuls elektrikal pada ujung saraf. Suatu stimuli kuat (noxion stimuli) seperti tekanan fisik kimia, suhu dirubah menjadi suatu aktifitas listrik yang akan diterima ujung-ujung saraf perifer (nerve ending) atau organ-organ tubuh (reseptor meisneri, merkel, corpusculum paccini, golgi mazoni).

Transduksi Transmisi Modulasi Persepsi

Page 17: Patofisiolofi Nyeri

• Proses penyaluran impuls melalui saraf sensori sebagai lanjutan proses transduksi melalui serabut A-delta dan serabut C dari perifer ke medulla spinalis, dimana impuls tersebut mengalami modulasi sebelum diteruskan ke thalamus oleh tractus spinothalamicus dan sebagian ke traktus spinoretikularis.

• Traktus spinoretikularis terutama membawa rangsangan dari organ-organ yang lebih dalam dan viseral serta berhubungan dengan nyeri yang lebih difus dan melibatkan emosi. Selain itu juga serabut-serabut saraf disini mempunyai sinaps interneuron dengan saraf-saraf berdiameter besar dan bermielin. Selanjutnya impuls disalurkan ke thalamus dan somatosensoris di cortex cerebri dan dirasakan sebagai persepsi nyeri

Transduksi Transmisi Modulasi Persepsi

Page 18: Patofisiolofi Nyeri

• Proses perubahan transmisi nyeri yang terjadi disusunan saraf pusat (medulla spinalis dan otak). Proses terjadinya interaksi antara sistem analgesik endogen yang dihasilkan oleh tubuh kita dengan input nyeri yang masuk ke kornu posterior medulla spinalis merupakan proses ascenden yang dikontrol oleh otak.

• Analgesik endogen (enkefalin, endorphin, serotonin, noradrenalin) dapat menekan impuls nyeri pada kornu posterior medulla spinalis. Dimana kornu posterior sebagai pintu dapat terbuka dan tertutup untuk menyalurkan impuls nyeri untuk analgesik endogen tersebut. Inilah yang menyebabkan persepsi nyeri sangat subjektif pada setiap orang.

Transduksi Transmisi

Modulasi Persepsi

Page 19: Patofisiolofi Nyeri

• Hasil akhir dari proses interaksi yang kompleks dari proses tranduksi, transmisi dan modulasi yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu proses subjektif yang dikenal sebagai persepsi nyeri, yang diperkirakan terjadi pada thalamus dengan korteks sebagai diskriminasi dari sensorik

Transduksi Transmisi Modulasi Persepsi

Page 20: Patofisiolofi Nyeri

Terima Kasih