Patobiologi Pada Sel Yang Mengalami Jejas, Adaptasi, Nekrosis

5
 Patobiologi Pada Sel yang Mengalami Jejas, Adaptasi, dan Nekrosis Jejas Reversibel 1. Perubahan membran plasma Seperti bula (pembengkak an); penumpulan atau distorsi mikrovili; longgarnya pelekatan intersel. 2. Perubahan mitok ondrial Seperti pembengkakan dan munculnya densitas amorf kaya fosfolipid. 3. Dilatasi retikulum endoplasma Disertai kerusakan ribosom dan disosiasi polisom. 4. Perubahan nuclear Dengan disagreg asi unsur granular dan fibrilar

Transcript of Patobiologi Pada Sel Yang Mengalami Jejas, Adaptasi, Nekrosis

Page 1: Patobiologi Pada Sel Yang Mengalami Jejas, Adaptasi, Nekrosis

5/13/2018 Patobiologi Pada Sel Yang Mengalami Jejas, Adaptasi, Nekrosis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/patobiologi-pada-sel-yang-mengalami-jejas-adaptasi-nekrosis 1/5

Patobiologi Pada Sel yang

Mengalami Jejas, Adaptasi, dan

Nekrosis

Jejas Reversibel 1. Perubahan membran plasma

Seperti bula (pembengkakan); penumpulan

atau distorsi mikrovili; longgarnya pelekatanintersel.

2. Perubahan mitokondrial

Seperti pembengkakan dan munculnya

densitas amorf kaya fosfolipid.

3. Dilatasi retikulum endoplasma

Disertai kerusakan ribosom dan disosiasi

polisom.

4. Perubahan nuclear

Dengan disagregasi unsur granular dan fibrilar

Page 2: Patobiologi Pada Sel Yang Mengalami Jejas, Adaptasi, Nekrosis

5/13/2018 Patobiologi Pada Sel Yang Mengalami Jejas, Adaptasi, Nekrosis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/patobiologi-pada-sel-yang-mengalami-jejas-adaptasi-nekrosis 2/5

Dua pola perubahan morfologik yang berkaitan dengan jejas reversibel:

1. Pembengkakan sel 2. Perlemakan

Manifestasi yang pertama

terjadi dari hampir semua

bentuk jejas sel; sel tidak

mampu mempertahankanhomeostasis ionik dan

cairan.

Bermanifestasi dengan

munculnya vakuola lipid

dalam sitoplasma.

Page 3: Patobiologi Pada Sel Yang Mengalami Jejas, Adaptasi, Nekrosis

5/13/2018 Patobiologi Pada Sel Yang Mengalami Jejas, Adaptasi, Nekrosis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/patobiologi-pada-sel-yang-mengalami-jejas-adaptasi-nekrosis 3/5

Nekrosis Sel yang mati memperlihatkan eosinofil dengan jumlah

meningkat, disebabkan

- meningkatnya pengikatan eosin terhadap protein

intrasitoplasmik yang mengalami denaturasi.

- hilangnya basofil yang normalnya ditanam oleh RNA dalamsitoplasma.

Sel dapat memiliki gambaran homogeny yang lebih tampak

seperti kaca dibandingkan sel yang masih hidup (viabel), terutama

akibat hilangnya partikel glikogen.

Bila enzim telah mendegradasi organela, sitoplasma menjadibervakuola

Dapat terjadi kalsifikasi sel yang mati

Perubahan nuclear memberikan 1 dari 3 pola, semuanya

disebabkan oleh pemecahan non spesifik DNA1. Kariolisis : basofilia kromatin bisa memudar, disebabkan

aktivitas DNAse

2. Piknosis : ditandai dengan melisutnya inti sel dan peningkatan

basofil; DNA berkondensasi menjadi massa yang melisut padat.

3. Karioreksis : fragmen inti sel yang piknotik.

Dalam 1 sampai 2 hari, inti dalam sel yang mati akan benar-benarhilang.

Page 4: Patobiologi Pada Sel Yang Mengalami Jejas, Adaptasi, Nekrosis

5/13/2018 Patobiologi Pada Sel Yang Mengalami Jejas, Adaptasi, Nekrosis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/patobiologi-pada-sel-yang-mengalami-jejas-adaptasi-nekrosis 4/5

Necrosis Coagulative

Sitoplasma sel mati dan menjadi opaque,

disebabkan karena koagulasi dari protein.

Denaturasi merupakan pola primer

Necrosis Caseosa

Caseosa berasal dari gambaran makroskopik

putih seperti keju di daerah nekrotik

sentral.

Secara mikroskopik, fokus nekrotik tersusun

atas debris granular amorf, tanpa struktur

terlingkupi dalam cincin inflamasigranulamatosa.

Arsitektur jaringan seluruhnya terobliterasi

(tertutup).

Page 5: Patobiologi Pada Sel Yang Mengalami Jejas, Adaptasi, Nekrosis

5/13/2018 Patobiologi Pada Sel Yang Mengalami Jejas, Adaptasi, Nekrosis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/patobiologi-pada-sel-yang-mengalami-jejas-adaptasi-nekrosis 5/5

Hiperplasia Adalah pembesaran organ karena pembentukkan sel-sel baru,

 jumlah sel bertambah sedangkan ukuran sel-selnya dapat

mengecil atau tetap.

Fisiologik

- Hormonal : pembesaran glandula

mammae saat masa pubertas merupakan

hiperplasia dari epitel.

- Kompensatorik : regenerasi hepar. Patologik

diduga karena terdapat suatu zat humoral

sebagai substansi pengatur yang akan

menstimulasi pertumbuhan sel-sel.