Patin Kelompok 5 Kelas C

34
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK EKSTRAKSI MINYAK IKAN DARI LIMBAH IKAN PATIN OLEH KELOMPOK V KELAS C DWI YUNI ERNAWATI (1007113611) FIRMANSYAH (1007135840) GILDA MIRANDA (1007113546) JEFRI SOCLIN (1007135282) LIENDRA JUNIARTI (1007135590)

description

ikan patin,karakteristek,pembahansan,kesimpulan,hasil,daftar pustaka

Transcript of Patin Kelompok 5 Kelas C

Page 1: Patin Kelompok 5 Kelas C

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

EKSTRAKSI MINYAK IKAN DARI LIMBAH

IKAN PATIN

OLEH

KELOMPOK V

KELAS C

DWI YUNI ERNAWATI (1007113611)

FIRMANSYAH (1007135840)

GILDA MIRANDA (1007113546)

JEFRI SOCLIN (1007135282)

LIENDRA JUNIARTI (1007135590)

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2011

Page 2: Patin Kelompok 5 Kelas C

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

Laporan Ini Telah Diperiksa Dan Dinilai Oleh Dosen Pembimbing

Mata Kuliah Praktikum Kimia Organik

Disusun Oleh:

Dwi Yuni Ernawati (1007113611)

Firmansyah (1007135840)

Gilda Miranda (1007113546)

Jefri Soclin (1007135282)

Liendra Juniarti (1007135590)

Pekanbaru, Oktober 2011

Menyetujui

Dosen Pembimbing Asisten

Drs. Irdhoni HS Ms Randi Farlindo

NIP. 19570415198609100 NIM.0907135984

Page 3: Patin Kelompok 5 Kelas C

ABSTRAKSaat ini bahan baku minyak goreng dapat diganti dengan berbagai bahan

lainnya, seperti jagung, buah kelapa, dan ikan. Minyak ikan termasuk senyawa lipida yang bersifat tidak larut dalam air. Minyak ikan mengandung vitamin A dan D yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Oleh karena itu, dilakukanlah percobaan ini untuk mendapatkan minyak ikan dari limbah ikan patin. Bahan yang digunakan adalah limbah ikan patin ,yaitu lemaknya. Dalam percobaan ini dilakukan dua metode yaitu dengan pengukusan dan pengovenan selama 4 jam. Minyak yang telah didapatkan melalui pengukusan kemudian diperas dan dipisahkan di corong pisah agar menghasilkan minyak ikan murni. Sedangkan minyak ikan hasil pengovenan hanya diperas saja dan kemudian dihitung massa dan rendemen masing-masing minyak Massa minyak ikan dari limbah yang dikukus adalah 0,9384 kg dan rendemennya adalah 72,18 %. Sedangkan massa minyak ikan hasil pemanasan di oven adalah 0,3588 kg dan rendemennya adalah 71,76 %.Kata kunci : ikan patin, minyak ikan, oven

ABSTRACTThe raw materials of cooking oil can be substituted with various other

materials, such as corn, coconuts, and fish. Fish oils including a lipid compounds that are insoluble in water. Fish oil contains vitamins A and D are beneficial for human health. Therefore, this experiment was performed to get fish oil from catfish waste. The material used is a waste of catfish, which is a fatty. In this experiment performed with two methods of steaming and heating in the oven for 4 hours. Oil that has been obtained through a steaming and then squeezed and separated in the separating funnel in order to produce pure fish oil. While fish oil got heating in the oven just squeezed it and then calculated the mass and the yield of each mass of oil from waste oil is steamed fish is 0.9384 kg and the yield is 72.18%. The mass of fish oil heating in the oven is 0.3588 kg and the yield is 71.76%.Key words : catfish, fish oil, oven

Page 4: Patin Kelompok 5 Kelas C

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Saat ini bahan baku minyak goreng dapat diganti dengan berbagai

bahan lainnya, seperti jagung, buah kelapa, dan ikan. Semakin bagus

bahan baku yang digunakan maka semakin mahal harga minyak tersebut.

Selain itu kuantitas bahan baku yang tersedia di alam juga mempengaruhi

harga minyak yang akan dihasilkan.

Minyak ikan termasuk senyawa lipida yang bersifat tidak larut

dalam air. Minyak ikan ini terbagi atas dua golongan yaitu minyak hati

ikan (fish liver oil) yang terutama di manfaatkan sebagai sumber vitamin

A dan D, dan golongan lainnya adalah minyak tubuh ikan (body oil).

Kadar minyak dalam ikan sangat bervariasi, dipengaruhi oleh

banyak faktor, yaitu jenis ikan, jenis kelamin, umur ikan, musim, siklus

bertelur, dan lokasi geografis. Komposisi minyak ikan laut lebih kompleks,

mengandung asam lemak tak jenuh berantai panjang, yang lebih banyak

dibandingkan ikan air tawar.

Pada percobaan ini, metode yang digunakan adalah ekstraksi

minyak ikan dari limbah ikan patin. Bahan yang digunakan adalah limbah

dari ikan patin tersebut, yaitu lemak ikan. Alasan dalam penggunaan

limbah ikan ini karena biasanya limbah ikan patin hanya digunakan

sebagai pakan makan ikan lainnya atau bahkan hanya dijadikan limbah

buangan. Sedangkan alat yang digunakan dalam proses ekstraksi adalah

alat kukus, oven, dan corong pisah.

1.2. Tujuan Praktikuma. Mengisolasi minyak ikan dari limbah ikan patin

b. Menghitung rendemen

Page 5: Patin Kelompok 5 Kelas C

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Ekstraksi

Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan

pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat

tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke

pelarut yang lain. Seringkali campuran bahan padat dan cair tidak dapat

atau sukar sekali dipisahkan dengan metode pemisahan mekanis atau

termis yang telah dibicarakan. Misalnya saja,karena komponennya saling

bercampur secara sangat erat, peka terhadap panas, beda sifat-sifat fisiknya

terlalu kecil, atau tersedia dalam konsentrasi yang terlalu rendah.

Dalam hal semacam itu, seringkali ekstraksi adalah satu-satunya

proses yang dapat digunakan atau yang mungkin paling ekonomis. Sebagai

contoh pembuatan ester (essence) untuk bau-bauan dalam pembuatan sirup

atau minyak wangi, pengambilan kafein dari daun teh, biji kopi atau biji

coklat dan yang dapat dilihat sehari-hari ialah pelarutan komponen-

komponen kopi dengan menggunakan air panas dari biji kopi yang telah

dibakar atau digiling.

2.2. Ikan Patin

Ikan patin merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan

panjang berwarna putih perak dengan punggung berwarna kebiru-

biruan.Ikan patin dikenal sebagai komoditi yang berprospek cerah, karena

memiliki harga jualyang tinggi. Hal inilah yang menyebabkan ikan patin

mendapat perhatian dan diminati oleh para pengusaha untuk

membudidayakannya. Ikan ini cukup responsif terhadap pemberian

makanan tambahan.Pada pembudidayaan,dalam usia enam bulan ikan

patin bisa mencapai panjang 35-40 cm. Sebagai keluarga Pangasidae, ikan

Page 6: Patin Kelompok 5 Kelas C

ini tidak membutuhkan perairan yang mengalir untuk “membongsorkan“

tubuhnya. Pada perairan yang tidak mengalir dengan

kandungan oksigen rendah pun sudah memenuhi syarat untuk

membesarkan ikan ini.

Klasifikasi ikan patin adalah sebagai berikut:

Ordo : Ostarioplaysi.

Subordo : Siluriodea.

Famili : Pangasidae.

Genus : Pangasius.

Spesies : Pangasius pangasius

2.3. Minyak Ikan

Minyak ikan termasuk senyawa lipida yang bersifat tidak larut

dalam air (Winarno, 1995). Minyak ikan ini dibagi dalam dua golongan,

yaitu minyak hati ikan (fish liver oil) yang terutama dimanfaatkan sebagai

sumber vitamin A dan D, dan golongan lainnya adalah minyak tubuh ikan

(body oil) seperti halnya minyak ikan lemuru. Minyak ikan lemuru

mengandung asam lemak berikatan rangkap, misalnya Eicosa Pentanoat

Acid (EPA), dan Deocosa Hexaenoat Acid (DHA), dengan nama

populernya asam lemak omega-3. Sifat minyak ikan yang telah dimurnikan

secara organoleptik, yaitu cairan yang berwarna kuning muda, jernih dan

berbau khas minyak ikan. Sifat fisiknya berbentuk cair dengan berat jenis

sekitar 0,92 gr/ml dan sifatnya yaitu angka iod lebih dari 65 gr/100 gr,

angka penyabunaan 185-195 mg/gr, asam lemak bebas 0,1-13 %, dan

angka tidak tersabunkan 0,5-2,0 mg/gr.

Minyak ikan yang diperoleh sebagai hasil samping dari pengolahan

tepung ikan dan ikan kaleng mengandung banyak kotoran. Kotoran pada

minyak ikan dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu kotoran yang tidak

larut dalam minyak (kotoran fisik, air dan protein), kotoran yang berbentuk

suspensi koloid dalam minyak (fosfatida dan karbohidrat) dan kotoran

Page 7: Patin Kelompok 5 Kelas C

yang terlarut dalam (asam lemak bebas, pigmen, mono dan digliserida,

senyawa hasil oksidasi, logam dan bahan-bahan yang tak tersabunkan

(Irianto, 2002).

Berdasarkan kandungan minyaknya, ikan dapat dikelompokkan

menjadi:

a. ikan berlemak sedikit (lean fish) dengan kandungan minyak kurang

dari 2 persen

b. ikan berlemak rendah (low fat) dengan kandungan minyak 24

persen

c. ikan berlemak sedang (medium fat) dengan kandungan minyak 48

persen

d. ikan berlemak tinggi (high fat) dengan kandungan minyak lebih

dari 8 persen.

Kadar minyak dalam ikan sangat bervariasi, dipengaruhi oleh

banyak faktor, yaitu: spesies ikan, jenis kelamin, tingkat kematangan

(umur), musim, siklus bertelur, dan lokasi geografis. Komposisi minyak

ikan laut lebih kompleks, mengandung asam lemak tak jenuh berantai

panjang, yang lebih banyak dibandingkan ikan air tawar.

Asam lemak tak jenuh berantai panjang pada minyak ikan laut

umumnya mengandung 18, 20, dan 22 atom karbon, yang dihubungkan

oleh 36 ikatan rangkap. Sementara komposisi asam lemak ikan air tawar

umumnya mengandung 16 dan 18 atom karbon, yang dihubungkan oleh 13

ikatan rangkap. Makin panjang rantai karbon dan makin banyak jumlah

ikatan rangkap penyusun asam lemak, maka makin besar peranan asam

lemak tersebut bagi kesehatan. (Asep Candra)

Lemak ikan terdiri dari unit-unit kecil yang disebut asam lemak.

Asam lemak pada minyak ikan terdiri dari tiga tipe, yaitu:

a. asam lemak jenuh (tidak mempunyai ikatan rangkap), contohnya

asam palmitat, asam miristat, dan asam stearat,

Page 8: Patin Kelompok 5 Kelas C

b. asam lemak tak jenuh tunggal (mempunyai satu ikatan rangkap),

contohnya oleat, dan

c. asam lemak tak jenuh ganda (mempunyai lebih dari satu ikatan

rangkap)

Semakin panjang rantai karbon pada suatu jenis asam lemak dan

semakin banyak jumlah ikatan rangkap pada rantai karbon penyusunnya,

maka asam lemak itu akan semakin kaya akan manfaat bagi kesehatan

manusia.

Asam lemak Omega-3 yang dominan pada ikan adalah asam

linolenat yang tersusun dari 18 atom karbon dan 3 ikatan rangkap, asam

eikosapentaenoat (eicosapentaenoic acid/EPA) yang tersusun dari 20 atom

karbon dan 5 ikatan rangkap, serta asam dokosaheksaenoat

(docosahexaenoic acid/DHA) yang tersusun dari 22 atom karbon dan 6

ikatan rangkap.

Asam lemak Omega-3 banyak dijumpai pada ikan laut, seperti

lemuru, herring, makarel, salmon, tuna, dan anchovy. Minyak ikan lemuru

kaya akan EPA yang jumlahnya dapat mencapai 7,1 g/100 g, sedangkan

minyak ikan tuna kaya akan DHA dengan jumlah 8,2 g/100 g. (Asep

Candra)

Asam lemak Omega-3 telah terbukti sangat besar manfaatnya bagi

kesehatan, yaitu:

1. bersifat hipokolesterolemik (menurunkan kadar kolesterol darah)

2. mengurangi risiko penyakit diabetes melitus (kencing manis),

hipertensi (tekanan darah tinggi), aneka kanker, penyakit kulit, serta

membantu meningkatkan daya tahan tubuh

3. berperan penting dalam proses tumbuh kembang otak janin. 

Berikut adalah beberapa keuntungan besar dari minyak ikan:

1. Minyak ikan mencegah serangan jantung. Dr Alexander Leaf dan

kolega di Harvard Medical School menyatakan, bahwa dengan

mengkonsumsi ikan, seperti salmon atau tuna dua kali seminggu dapat

mencegah serangan jantung. Tidak hanya itu saja, penelitian di

Page 9: Patin Kelompok 5 Kelas C

Universitas Southampton pun menyatakan demikian, Omega-3 yang

terkandung dalam ikan mampu melindungi terhadap penyakit jantung

dan stroke.

2. Selain itu, minyak ikan dapat mengurangi resiko kematian dari

serangan jantung mendadak. Ketua peneliti Dr. Roberto dan Consortia

Mario, Lembaga penelitian Santa Maria Embargo, Italia menemukan

satu kasus, yaitu dalam dosis harian gram omega-3 minyak ikan cukup

signifikan untuk mengurangi kematian dari serangan jantung

mendadak sampai 42%.

3. Minyak ikan membantu mengurangi gejala lupus. Para peneliti di

Universitas Ulster menemukan bahwa orang yang makan ikan

tongkol, ikan kembung dan ikan serupa dapat mengurangi gejala

lupus.

4. The Institute Paterson menemukan bahwa minyak ikan omega-3

mampu melindungi atau mencegah terkenanya kanker prostat.

5. Minyak ikan mengurangi pertumbuhan kanker payudara. Para peneliti

dari Indiana University menemukan bahwa omega-3 fatty acid dapat

mengurangi pertumbuhan sel kanker payudara.

6. Minyak ikan mengurangi radang. Para peneliti dari Harvard Medical

School dan Brigham dan Women’s Hospital menemukan bahwa diet

tinggi dalam minyak ikan dapat membantu meningkatkan kondisi

tubuh dan menghindarkan dari sakit radang.

7. Minyak ikan mencegah beberapa gejala kanker lanjutan. Profesor

Kevin Fearon dan rekan-rekan di Edinburgh Royal Infirmary

menemukan bahwa minyak ikan mampu mencegah cachexia –

wasting yang parah dan berat badan yang berhubungan dengan

beberapa jenis kanker lanjutan.

8. Minyak ikan mampu menanggulangi asma. Para peneliti di

Universitas Cambridge menemukan bahwa minyak ikan dapat

melindungi tubuh dari gangguan pernapasan atau asma.

Page 10: Patin Kelompok 5 Kelas C

9. Peneliti di Universitas Bristol menyatakan bahwa minyak ikan bagus

untuk visual otak dan perkembangan anak-anak.

10. Minyak ikan membantu sindrom kelelahan kronis. Dr.Basant Puri dan

rekan-rekan di Rumah Sakit di London menemukan bahwa

mengambil omega-3 suplemen minyak ikan dapat membantu untuk

meringankan beberapa gejala berkaitan dengan sindrom kelelahan

kronis.

Minyak Ikan dapat ditemukan pada ikan patin. Ikan Patin dengan

nama latin Pangasius pangasius merupakan jenis ikan konsumsi air tawar

dengan ciri fisik berbadan panjang berwarna putih perak dengan punggung

berwarna kebiru-biruan. Kepala ikan patin relatif kecil, mulut terletak di

ujung kepala agak di sebelah bawah (merupakan ciri khas golongan

catfish). Pada sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek yang

berfungsi sebagai peraba.

Minyak ikan diperoleh dengan cara ekstraksi. Ekstraksi minyak

adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan. Cara

ekstraksi yang biasa dilakukan, yaitu metode ekstraksi dengan aseton,

metode ekstraksi dengan hidrolisa, metode dry rendering, metode wet

rendering dan ekstraksi dengan silase. Pada praktikum minyak ikan

dilakukan metode wet rendering, yaitu proses yang umumnya digunakan

untuk membuat tepung ikan. Tahap proses ini meliputi kombinasi

pemasakan dan pengeringan dengan menggunakan uap panas pada

keadaan hampa. Pengadukan secara lambat dilakukan selama pengeringan

tepung ikan dan dilakukan pengepresan untuk memisahkan tepung dan

minyak ikan. Tahapan-tahapan pemurnian minyak ikan, yaitu penyaringan,

degumming, netralisasi, pemisahan sabun, pemucatan dan deodorisasi.

Tujuan dari pemurnian minyak ikan adalah untuk menghilangkan

rasa dan bau yang tidak enak, warna yang tidak menarik, dan

memperpanjang masa simpan minyak sebelum dikonsumsi dan

digunakansebagai bahan mentah dalam industri (Ketaren, 1986). Kualitas

minyak ikan yang dihasilkan pada proses pemurnian tergantung pada cara

Page 11: Patin Kelompok 5 Kelas C

penyimpanan dan penanganan ikan sebelum dimurnikan. Pada tahap

penyaringan, minyak ikan yang diperoleh sebagai hasil samping

pengolahan tepung ikan atau ikan kaleng disaring terlebih dahulu dengan

penyaring kawat untuk memisahkan kotoran-kotoran visual seperti sisa

daging dan gumpalan protein. Minyak yang telah bebas dari kotoran visual

ditentukan kandungan asam lemak bebasnya (free fatty acid/FFA).

Degumming merupakan proses pemisahan getah dan lendir yang terdiri

dari fosfatida, protein, residu karbohidrat, air, dan resin tanpa mengurangi

jumlah asam lemak bebas dalam minyak (Ketaren, 1986). Degumming

dilakukan dengan penambahan NaCl 8% kedalam minyak ikan pada suhu

60 oC selama 15 menit. Larutan NaCl yang ditambahkan sebanyak 40%

dari volume minyak yang dimurnikan dan selama degumming dilakukan

pengadukan.

Netralisasi adalah suatu proses untuk memisahkan asam lemak

bebas dari minyak atau lemak dengan cara mereaksikan asam lemak bebas

dengan basa atau pereaksi lainnya sehingga membentuk sabun (soap stoc)

(Ketaren, 1986). Netralisasi dilakukan dengan menambahkan larutan

NaOH 1N ke dalam minyak yang sudah mengalami proses degumming.

Larutan NaOH 1N ditambahkan dalam minyak ikan pada suhu 60 oC

selama 15 menit. Jumlah NaOH yang ditambahkan ditentukan dengan

rumus sebagai berikut :

Selanjutnya minyak yang telah dinetralkan dibiarkan beberapa saat

supaya terjadi pemisahan sabun yang terbentuk.Lapisan sabun berada pada

lapisan bawah dan lapisan minyak pada bagian bawah.Kemudian sabun

tersebut diambil.Untuk menghilangkan sabun-sabun yang masih tersisa,

pada minyak ikan ditambahkan air panas sambil diaduk dan kemudian

dibiarkan supaya terjadi pemisahan minyak dan air.Setelah itu air yang

terpisah dibuang (Irianto, 2002).

%NaOH = %Free Fatty Acid x 0,142

Page 12: Patin Kelompok 5 Kelas C

Pemucatan ialah suatu proses pemurnian minyak yang bertujuan

untuk menghilangkan atau memucatkan warna yang tidak disukai dan

menghilangkan getah (gum) yang ada dalam minyak. Pemucatan dilakukan

dengan penambahan adsorben, umumnya dilakukan dalam ketel yang

dilengkapi dengan pipa uap dan alat penghampa udara.Minyak dipanaskan

pada suhu 105 oC selama 1 jam. Adsorben ditambahkan saat minyak

mencapai suhu 70-80 oC sebanyak 1-1,5% dari berat minyak. Selain

warna, diserap pula suspensi koloid dan hasil degradasi minyak seperti

peroksida (Irianto, 2002). Faktor yang mempengaruhi pemucatan adalah

suhu, waktu, dan tekanan.

Deodorisasi adalah suatu tahap proses pemurnian minyak yang

bertujuan untuk menghilangkan bau dan rasa yang tidak enak dalam

minyak. Prinsip proses deodorisasi, yaitu penyulingan minyak dengan uap

panas pada tekanan atmosfer atau keadaan hampa (Ketaren, 1986).

Proses deodorisasi dilakukan dengan cara memompa minyak ke

dalam ketel deodorisasi. Kemudian minyak tersebut dipanaskan pada suhu

200-250 oC pada tekanan 1 atmosfer dan selanjutnya pada tekanan rendah

(kurang lebih 10 mmHg), sambil dialiri uap panas selama 4-6 jam untuk

mengangkut senyawa yang dapat menguap (Ketaren, 1986). Setelah proses

deodorisasi selesai, minyak ikan kemudian didinginkan sehingga suhu

menjadi kurang lebih 84 oC dan selanjutnya minyak ikan dikeluarkan

(Irianto, 2002).

2.4. CaCl2 anhidrat

Kalsium klorida anhidrat mempunyai kemampuan menyerap air

yang kuat sehingga digunakan sebagai pengering. Fungsi CaCl2, antara

lain sebagai pelebur es di jalan raya pada musim dingin, untuk

menurunkan titik beku pada mesin pendingin, dan sebagai pengenyal dan

pengawet makanan.

Reaksi pembentukan CaCl2 anhidrat:

CaCl2.2H2O CaCl2 + 2H2O(Sumber : Merck Chemicals, 2010)

Sifat fisika dan kimia

Page 13: Patin Kelompok 5 Kelas C

a. Bentuk : padat

b. Warna : putih

c. Bau : tidak berbau

d. Ph : Ca.8-10 pada 100g/l 20oC

e. Titik lebur : 772 oC

f. Titik didih : > 1600oC

g. Suhu menyala : tidak mudah terbakar

h. Titik nyala : tidak menyala

i. Densitas : 2,15g/cm3 pada 20oC

j. Kelarutan dalam air : 740 g/l pada 20o

Page 14: Patin Kelompok 5 Kelas C

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat-alat yang digunakan

a. Alat Pengukus

b. Alat pengepres

c. Timbangan analitik

d. Corong Pemisah

e. Oven

3.2. Bahan-bahan yang digunakan

Bahan yang digunakan praktikum adalah limbah ikan patin

3.3. Prosedur percobaan

a. Pada limbah yang dikukus

1. Timbang sampel limbah ikan patin sebanyak 1,3 kg.

2. Masukkan 5 liter air ke dalam dandang pengukus.

3. Letakkan sampel pada bagian atas dengan dilapisi kain terlebih

dahulu. Kemudian tutup dandang tersebut.

4. Kukus sampel tersebut selama 4 jam. Selama pengukusan, air pada

dandang pengukus akan berkurang. Lakukan maksimal 3 kali

penambahan air.

5. Limbah ikan dipres untuk mengeluarkan minyak

6. Ambil pula minyak-minyak yang ada diatas permukaan air

pengukus

7. Minyak tersebut masukkan kedalam corong pemisah.

8. Hitung Rendemen dan massa jenis minyak tersebut

b. Pada limbah yang di oven

1. Timbang sampel limbah ikan patin sebanyak 500 gram.

Page 15: Patin Kelompok 5 Kelas C

2. Masukkan kain ke dalam kaleng dan masukkan sampel ke dalam

kaleng tersebut.

3. Masukkan ke dalam oven dengan suhu 1100 C selama 4 jam.

4. Ambil minyak ikan yang terdapat pada sampel tersebut.

5. Hitung berat massa minyak akhir dan hitung rendemen.

3.4. Rangkaian Alat (Lihat pada lampiran A)

Page 16: Patin Kelompok 5 Kelas C

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil dan Perhitungan

a. Rendemen limbah yang dikukus

×100 % = × 100 %

= 72,18 %

b. Rendemen limbah yang dioven

×100 % = × 100 %

= 71,76 %

4.2. Pembahasan

Massa minyak ikan dari limbah yang dikukus adalah 0,9384 kg dan

rendemennya adalah 72,18 %. Sedangkan massa minyak ikan hasil

pemanasan di oven adalah 0,3588 kg dan rendemennya adalah 71,76 %.

Disini terlihat hanya terdapat perbedaan yang tipis antara nilai rendemen

dari minyak ikan yang mengalami pengukusan dengan minyak ikan hasil

pemanasan di oven. Padahal massa awal limbah ikan patin yang digunakan

berbeda jauh, yaitu 1,3 kg untuk pengukusan dan 0,5 kg untuk pemanasan

di oven. Minyak ikan yang dihasilkan melalui pemanasan di oven

memiliki rendemen yang besar karena suhu pada oven konstan, yaitu

110oC.

Page 17: Patin Kelompok 5 Kelas C

Selain itu, oven tertutup rapat dan selama proses pemanasan berlangsung

tidak ada variabel dari lingkungan yang dapat mengganggu pemanasan.

Sedangkan pada proses pengukusan, suhu dapat berubah-ubah dikarenakan

pengukusan terjadi di ruang terbuka. Selain itu, ketika pengukusan

berlangsung, terjadi penambahan air sebanyak tiga kali. Ini berarti

dandang pengukus akan terbuka selama beberapa saat dan mengakibatkan

suhu dari lingkungan mempengaruhi proses yang terjadi di dalam dandang

dan menyebabkan pemanasan yang terjadi pada dandang tersebut tidak

optimal. Pada suhu kamar, minyak ikan akan membeku. Hal ini

dikarenakan minyak ikan mengandung minyak atau lemak yang tidak

jenuh.

Page 18: Patin Kelompok 5 Kelas C

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

a. Pengambilan minyak dari limbah ikan patin dilakukan melalui 2 cara,

yaitu cara kering (dry rendering) dan cara basah (wet rendering)

b. Rendemen minyak yang dikukus 72,18% dan rendemen minyak yang

dioven 71,76%

5.2. Saran

Disarankan kepada praktikan agar lebih teliti dalam memilih

limbah ikan patin yang akan digunakan.

Page 19: Patin Kelompok 5 Kelas C

DAFTAR PUSTAKA

Almuslimun, supry (2010). Proses Pengolahan Minyak Ikan.

http://laskarsamudra.blogspot.com/2010/03/proses-pengolahan-

minyak-ikan.html. [24 Oktober 2011]

Candra, Asep (2011). Manfaat di balik amisnya minyak ikan.

http://health.kompas.com/read/2011/05/17/11341740/Manfaat.

di.Balik.Amisnya.Minyak.Ikan. [24 Oktober 2011]

Hamzah, Nirwana dan Irdoni Hasan ( 2010). Modul Praktikum Kimia

Organik. Pekanbaru.

Hart, Harold (1990). Kimia Organik: Suatu Kuliah Singkat.

Jakarta: Erlangga.

Irianto, H. E (2002). Diversifikasi Pengolahan Produk Perikanan

Jakarta : Departemen Kelautan dan Perikanan.

Jarreau,Emile. (2009). Fungsi Minyak Ikan Pada Kesehatan Anda.

http://sehatmusehatku.wordpress.com/2009/10/05/fungsi-

minyak-ikan-pada-kesehatan-anda/. [24 Oktober 2011]

Rajayu, Suparni (2009). Ekstraksi.

http://www.chem-is-try.org. [24 Oktober 2011]

Winarno (1995). Kimia Pangan dan Gizi.

Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Page 20: Patin Kelompok 5 Kelas C

LAMPIRAN

A. Dokumentasi

Gambar A.1. Limbah yang dikukus Gambar.A.2.Limbah di oven

Gambar A.3.Pengukusan Gambar A.4. Pengovenan

Page 21: Patin Kelompok 5 Kelas C

Gambar A.5. Corong Pisah

Gambar A.6. Pemisahan Minyak Gambar A.7.Hasil pengovenan

Gambar A.8. Minyak ikan Gambar A.9. Minyak ikan hasil pengukusan pengovenan

B. Perhitungan

1. Limbah yang dikukus

Berat baskom = 200 gram

Berat baskom + limbah ikan = 1500 gram = 1,5 kg

Berat limbah ikan = 1300 gram = 1,3 kg

Waktu pengukusan = 08.40 WIB – 12.40 WIB

Volume didapat = 1020 mL

Page 22: Patin Kelompok 5 Kelas C

Massa akhir = ρ ×v

= 0,92 gram/mL × 1020 mL

= 938,4 gram = 0,9384 kg

2. Limbah yang dioven

Berat baskom = 200 gram

Berat baskom + limbah ikan = 700 gram

Berat limbah ikan = 500 gram = 0,5 kg

Waktu pengukusan = 09.25 WIB – 13.25 WIB

Volume didapat = 390 mL

Massa akhir = 0,92 gram/mL × 390 mL

= 358,8 gram = 0,3588 kg

C. Tugas 1. Sebutkan pengertian isolasi dan contohnya ?

Isolasi hampir sama dengan ekstraksi tetapi maksudnya memisahkan

sejenis zat atau menarik sejenis zat dari suatu bahan. Hasil ekstraksi

umumnya komponen yang terdiri dari berbagai jenis zat dimana masing-

masing zat tersebut masih dapat diisolasi dari komponennya tetapi ada

juga sejenis zat yang dapat langsung diisolasi dari bahan bakunya,

misalnya isolasi vitamin,isolasi asam amino, dan isolasi zat warna dari

tumbuhan.

2. Sebutkan pengertian ekstraksi dan contohnya ?

Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan

pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat

tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke

pelarut yang lain. Seringkali campuran bahan padat dan cair tidak dapat

atau sukar sekali dipisahkan dengan metode pemisahan mekanis atau

termis yang telah dibicarakan.

Contoh : ester (essence) untuk bau-bauan dalam pembuatan sirup atau

minyak wangi, pengambilan kafein dari daun teh, biji kopi atau biji coklat.

3. Apa itu angka penyabunan ?

Page 23: Patin Kelompok 5 Kelas C

Angka penyabunan menunjukkan berat molekul lemak dan minyak secara

kasar. Minyak yang disusun oleh asam lemak berantai karbon yang pendek

mempunyai berat molekul yang relatif kecil, akan mempunyai angka

penyabunan yang besar dan sebaliknya bila minyak mempunyai berat

molekul yang besar ,maka angka penyabunan relatif kecil . Angka

penyabunan ini dinyatakan sebagai banyaknya (mg) NaOH yang

dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram lemak atau minyak.

4. Sebutkan sifat fisik minyak ikan ?

Sifat fisiknya adalah cairan berwarna kuning muda,jernih dan bau khas

minyak ikan.Sifat fisiknya berbentuk cair dengan berat jenis sekitar 0,92

gr/mL dan sifatnya yaitu angka iod lebih dari 65 gram/100 gram,angka

penyabunan 185-195 mg/gr,asam lemak bebas 0,1-13 % dan angka tidak

tersabunkan 0,5-2,0 mg/gr.

5. Apa perbedaan minyak dan lemak ?

Perbedaan antara lemak dan minyak antara lain, yaitu:

c. Pada temperatur kamar lemak berwujud padat dan minyak berwujud

cair

d. Gliserida pada hewan berupa lemak (lemak hewani) dan gliserida

pada tumbuhan berupa miyak (minyak nabati)

e. Komponen minyak terdiri dari gliserida yang memiliki banyak asam

lemak tak jenuh sedangkan komponen lemak memiliki asam lemak

jenuh.

6. Perbedaan asam lemak bebas dengan asam lemak ?

Asam lemak adalah senyawa alifatik dengan gugus karboksil. Bersama-

sama dengan gliserol, merupakan penyusun utama minyak nabati atau

lemak dan merupakan bahan baku untuk semua lipida pada makhluk

hidup. Asam ini mudah dijumpai dalam minyak goreng, margarin, atau

lemak hewan dan menentukan nilai gizinya. Secara alami, asam lemak

bisa berbentuk bebas maupun terikat sebagai gliserida.

Page 24: Patin Kelompok 5 Kelas C

Asam Lemak Bebas (ALB) atau free fatty acid (FFA), adalah asam yang di

bebaskan pada hidrolisa dari lemak. Terdapat berbagai macam lemak, tetapi

untuk perhitungan, kadar ALB minyak sawit dianggap sebagai Asam

Palmitat.

7. Kenapa dalam pengaturan suhu oven kita memakai suhu 110 0C ?

Untuk mempercepat penguapan air yang terdapat dalam limbah ikan.Bisa

saja memakai suhu 101 atau 105 0C tetapi penguapan air terjadi agak lama

dibandingkan dengan memakai suhu 110 0C.

8. Mekanisme pengikatan air pada senyawa anhidrat ?

O

O

CH3 – C

O + O – H CH3 – C + CH3COOH

CH3 – C H O

O

Reaksi ini berlangsung lambat pada suhu kamar (lebih cepat jika

dipanaskan) tanpa ada hal-hal menarik yang bisa diamati (berbeda dengan

asil klorida dimana asap hidrogen klorida terbentuk). Pada reaksi ini anda

mencampur dua cairan tidak berwarna dan memperoleh cairan tidak

berwarna lainnya.