Patin Kelompok 5 Kelas C
-
Upload
dwi-yuni-ernawati -
Category
Documents
-
view
122 -
download
0
description
Transcript of Patin Kelompok 5 Kelas C
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
EKSTRAKSI MINYAK IKAN DARI LIMBAH
IKAN PATIN
OLEH
KELOMPOK V
KELAS C
DWI YUNI ERNAWATI (1007113611)
FIRMANSYAH (1007135840)
GILDA MIRANDA (1007113546)
JEFRI SOCLIN (1007135282)
LIENDRA JUNIARTI (1007135590)
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2011
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
Laporan Ini Telah Diperiksa Dan Dinilai Oleh Dosen Pembimbing
Mata Kuliah Praktikum Kimia Organik
Disusun Oleh:
Dwi Yuni Ernawati (1007113611)
Firmansyah (1007135840)
Gilda Miranda (1007113546)
Jefri Soclin (1007135282)
Liendra Juniarti (1007135590)
Pekanbaru, Oktober 2011
Menyetujui
Dosen Pembimbing Asisten
Drs. Irdhoni HS Ms Randi Farlindo
NIP. 19570415198609100 NIM.0907135984
ABSTRAKSaat ini bahan baku minyak goreng dapat diganti dengan berbagai bahan
lainnya, seperti jagung, buah kelapa, dan ikan. Minyak ikan termasuk senyawa lipida yang bersifat tidak larut dalam air. Minyak ikan mengandung vitamin A dan D yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Oleh karena itu, dilakukanlah percobaan ini untuk mendapatkan minyak ikan dari limbah ikan patin. Bahan yang digunakan adalah limbah ikan patin ,yaitu lemaknya. Dalam percobaan ini dilakukan dua metode yaitu dengan pengukusan dan pengovenan selama 4 jam. Minyak yang telah didapatkan melalui pengukusan kemudian diperas dan dipisahkan di corong pisah agar menghasilkan minyak ikan murni. Sedangkan minyak ikan hasil pengovenan hanya diperas saja dan kemudian dihitung massa dan rendemen masing-masing minyak Massa minyak ikan dari limbah yang dikukus adalah 0,9384 kg dan rendemennya adalah 72,18 %. Sedangkan massa minyak ikan hasil pemanasan di oven adalah 0,3588 kg dan rendemennya adalah 71,76 %.Kata kunci : ikan patin, minyak ikan, oven
ABSTRACTThe raw materials of cooking oil can be substituted with various other
materials, such as corn, coconuts, and fish. Fish oils including a lipid compounds that are insoluble in water. Fish oil contains vitamins A and D are beneficial for human health. Therefore, this experiment was performed to get fish oil from catfish waste. The material used is a waste of catfish, which is a fatty. In this experiment performed with two methods of steaming and heating in the oven for 4 hours. Oil that has been obtained through a steaming and then squeezed and separated in the separating funnel in order to produce pure fish oil. While fish oil got heating in the oven just squeezed it and then calculated the mass and the yield of each mass of oil from waste oil is steamed fish is 0.9384 kg and the yield is 72.18%. The mass of fish oil heating in the oven is 0.3588 kg and the yield is 71.76%.Key words : catfish, fish oil, oven
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Saat ini bahan baku minyak goreng dapat diganti dengan berbagai
bahan lainnya, seperti jagung, buah kelapa, dan ikan. Semakin bagus
bahan baku yang digunakan maka semakin mahal harga minyak tersebut.
Selain itu kuantitas bahan baku yang tersedia di alam juga mempengaruhi
harga minyak yang akan dihasilkan.
Minyak ikan termasuk senyawa lipida yang bersifat tidak larut
dalam air. Minyak ikan ini terbagi atas dua golongan yaitu minyak hati
ikan (fish liver oil) yang terutama di manfaatkan sebagai sumber vitamin
A dan D, dan golongan lainnya adalah minyak tubuh ikan (body oil).
Kadar minyak dalam ikan sangat bervariasi, dipengaruhi oleh
banyak faktor, yaitu jenis ikan, jenis kelamin, umur ikan, musim, siklus
bertelur, dan lokasi geografis. Komposisi minyak ikan laut lebih kompleks,
mengandung asam lemak tak jenuh berantai panjang, yang lebih banyak
dibandingkan ikan air tawar.
Pada percobaan ini, metode yang digunakan adalah ekstraksi
minyak ikan dari limbah ikan patin. Bahan yang digunakan adalah limbah
dari ikan patin tersebut, yaitu lemak ikan. Alasan dalam penggunaan
limbah ikan ini karena biasanya limbah ikan patin hanya digunakan
sebagai pakan makan ikan lainnya atau bahkan hanya dijadikan limbah
buangan. Sedangkan alat yang digunakan dalam proses ekstraksi adalah
alat kukus, oven, dan corong pisah.
1.2. Tujuan Praktikuma. Mengisolasi minyak ikan dari limbah ikan patin
b. Menghitung rendemen
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Ekstraksi
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan
pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat
tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke
pelarut yang lain. Seringkali campuran bahan padat dan cair tidak dapat
atau sukar sekali dipisahkan dengan metode pemisahan mekanis atau
termis yang telah dibicarakan. Misalnya saja,karena komponennya saling
bercampur secara sangat erat, peka terhadap panas, beda sifat-sifat fisiknya
terlalu kecil, atau tersedia dalam konsentrasi yang terlalu rendah.
Dalam hal semacam itu, seringkali ekstraksi adalah satu-satunya
proses yang dapat digunakan atau yang mungkin paling ekonomis. Sebagai
contoh pembuatan ester (essence) untuk bau-bauan dalam pembuatan sirup
atau minyak wangi, pengambilan kafein dari daun teh, biji kopi atau biji
coklat dan yang dapat dilihat sehari-hari ialah pelarutan komponen-
komponen kopi dengan menggunakan air panas dari biji kopi yang telah
dibakar atau digiling.
2.2. Ikan Patin
Ikan patin merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan
panjang berwarna putih perak dengan punggung berwarna kebiru-
biruan.Ikan patin dikenal sebagai komoditi yang berprospek cerah, karena
memiliki harga jualyang tinggi. Hal inilah yang menyebabkan ikan patin
mendapat perhatian dan diminati oleh para pengusaha untuk
membudidayakannya. Ikan ini cukup responsif terhadap pemberian
makanan tambahan.Pada pembudidayaan,dalam usia enam bulan ikan
patin bisa mencapai panjang 35-40 cm. Sebagai keluarga Pangasidae, ikan
ini tidak membutuhkan perairan yang mengalir untuk “membongsorkan“
tubuhnya. Pada perairan yang tidak mengalir dengan
kandungan oksigen rendah pun sudah memenuhi syarat untuk
membesarkan ikan ini.
Klasifikasi ikan patin adalah sebagai berikut:
Ordo : Ostarioplaysi.
Subordo : Siluriodea.
Famili : Pangasidae.
Genus : Pangasius.
Spesies : Pangasius pangasius
2.3. Minyak Ikan
Minyak ikan termasuk senyawa lipida yang bersifat tidak larut
dalam air (Winarno, 1995). Minyak ikan ini dibagi dalam dua golongan,
yaitu minyak hati ikan (fish liver oil) yang terutama dimanfaatkan sebagai
sumber vitamin A dan D, dan golongan lainnya adalah minyak tubuh ikan
(body oil) seperti halnya minyak ikan lemuru. Minyak ikan lemuru
mengandung asam lemak berikatan rangkap, misalnya Eicosa Pentanoat
Acid (EPA), dan Deocosa Hexaenoat Acid (DHA), dengan nama
populernya asam lemak omega-3. Sifat minyak ikan yang telah dimurnikan
secara organoleptik, yaitu cairan yang berwarna kuning muda, jernih dan
berbau khas minyak ikan. Sifat fisiknya berbentuk cair dengan berat jenis
sekitar 0,92 gr/ml dan sifatnya yaitu angka iod lebih dari 65 gr/100 gr,
angka penyabunaan 185-195 mg/gr, asam lemak bebas 0,1-13 %, dan
angka tidak tersabunkan 0,5-2,0 mg/gr.
Minyak ikan yang diperoleh sebagai hasil samping dari pengolahan
tepung ikan dan ikan kaleng mengandung banyak kotoran. Kotoran pada
minyak ikan dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu kotoran yang tidak
larut dalam minyak (kotoran fisik, air dan protein), kotoran yang berbentuk
suspensi koloid dalam minyak (fosfatida dan karbohidrat) dan kotoran
yang terlarut dalam (asam lemak bebas, pigmen, mono dan digliserida,
senyawa hasil oksidasi, logam dan bahan-bahan yang tak tersabunkan
(Irianto, 2002).
Berdasarkan kandungan minyaknya, ikan dapat dikelompokkan
menjadi:
a. ikan berlemak sedikit (lean fish) dengan kandungan minyak kurang
dari 2 persen
b. ikan berlemak rendah (low fat) dengan kandungan minyak 24
persen
c. ikan berlemak sedang (medium fat) dengan kandungan minyak 48
persen
d. ikan berlemak tinggi (high fat) dengan kandungan minyak lebih
dari 8 persen.
Kadar minyak dalam ikan sangat bervariasi, dipengaruhi oleh
banyak faktor, yaitu: spesies ikan, jenis kelamin, tingkat kematangan
(umur), musim, siklus bertelur, dan lokasi geografis. Komposisi minyak
ikan laut lebih kompleks, mengandung asam lemak tak jenuh berantai
panjang, yang lebih banyak dibandingkan ikan air tawar.
Asam lemak tak jenuh berantai panjang pada minyak ikan laut
umumnya mengandung 18, 20, dan 22 atom karbon, yang dihubungkan
oleh 36 ikatan rangkap. Sementara komposisi asam lemak ikan air tawar
umumnya mengandung 16 dan 18 atom karbon, yang dihubungkan oleh 13
ikatan rangkap. Makin panjang rantai karbon dan makin banyak jumlah
ikatan rangkap penyusun asam lemak, maka makin besar peranan asam
lemak tersebut bagi kesehatan. (Asep Candra)
Lemak ikan terdiri dari unit-unit kecil yang disebut asam lemak.
Asam lemak pada minyak ikan terdiri dari tiga tipe, yaitu:
a. asam lemak jenuh (tidak mempunyai ikatan rangkap), contohnya
asam palmitat, asam miristat, dan asam stearat,
b. asam lemak tak jenuh tunggal (mempunyai satu ikatan rangkap),
contohnya oleat, dan
c. asam lemak tak jenuh ganda (mempunyai lebih dari satu ikatan
rangkap)
Semakin panjang rantai karbon pada suatu jenis asam lemak dan
semakin banyak jumlah ikatan rangkap pada rantai karbon penyusunnya,
maka asam lemak itu akan semakin kaya akan manfaat bagi kesehatan
manusia.
Asam lemak Omega-3 yang dominan pada ikan adalah asam
linolenat yang tersusun dari 18 atom karbon dan 3 ikatan rangkap, asam
eikosapentaenoat (eicosapentaenoic acid/EPA) yang tersusun dari 20 atom
karbon dan 5 ikatan rangkap, serta asam dokosaheksaenoat
(docosahexaenoic acid/DHA) yang tersusun dari 22 atom karbon dan 6
ikatan rangkap.
Asam lemak Omega-3 banyak dijumpai pada ikan laut, seperti
lemuru, herring, makarel, salmon, tuna, dan anchovy. Minyak ikan lemuru
kaya akan EPA yang jumlahnya dapat mencapai 7,1 g/100 g, sedangkan
minyak ikan tuna kaya akan DHA dengan jumlah 8,2 g/100 g. (Asep
Candra)
Asam lemak Omega-3 telah terbukti sangat besar manfaatnya bagi
kesehatan, yaitu:
1. bersifat hipokolesterolemik (menurunkan kadar kolesterol darah)
2. mengurangi risiko penyakit diabetes melitus (kencing manis),
hipertensi (tekanan darah tinggi), aneka kanker, penyakit kulit, serta
membantu meningkatkan daya tahan tubuh
3. berperan penting dalam proses tumbuh kembang otak janin.
Berikut adalah beberapa keuntungan besar dari minyak ikan:
1. Minyak ikan mencegah serangan jantung. Dr Alexander Leaf dan
kolega di Harvard Medical School menyatakan, bahwa dengan
mengkonsumsi ikan, seperti salmon atau tuna dua kali seminggu dapat
mencegah serangan jantung. Tidak hanya itu saja, penelitian di
Universitas Southampton pun menyatakan demikian, Omega-3 yang
terkandung dalam ikan mampu melindungi terhadap penyakit jantung
dan stroke.
2. Selain itu, minyak ikan dapat mengurangi resiko kematian dari
serangan jantung mendadak. Ketua peneliti Dr. Roberto dan Consortia
Mario, Lembaga penelitian Santa Maria Embargo, Italia menemukan
satu kasus, yaitu dalam dosis harian gram omega-3 minyak ikan cukup
signifikan untuk mengurangi kematian dari serangan jantung
mendadak sampai 42%.
3. Minyak ikan membantu mengurangi gejala lupus. Para peneliti di
Universitas Ulster menemukan bahwa orang yang makan ikan
tongkol, ikan kembung dan ikan serupa dapat mengurangi gejala
lupus.
4. The Institute Paterson menemukan bahwa minyak ikan omega-3
mampu melindungi atau mencegah terkenanya kanker prostat.
5. Minyak ikan mengurangi pertumbuhan kanker payudara. Para peneliti
dari Indiana University menemukan bahwa omega-3 fatty acid dapat
mengurangi pertumbuhan sel kanker payudara.
6. Minyak ikan mengurangi radang. Para peneliti dari Harvard Medical
School dan Brigham dan Women’s Hospital menemukan bahwa diet
tinggi dalam minyak ikan dapat membantu meningkatkan kondisi
tubuh dan menghindarkan dari sakit radang.
7. Minyak ikan mencegah beberapa gejala kanker lanjutan. Profesor
Kevin Fearon dan rekan-rekan di Edinburgh Royal Infirmary
menemukan bahwa minyak ikan mampu mencegah cachexia –
wasting yang parah dan berat badan yang berhubungan dengan
beberapa jenis kanker lanjutan.
8. Minyak ikan mampu menanggulangi asma. Para peneliti di
Universitas Cambridge menemukan bahwa minyak ikan dapat
melindungi tubuh dari gangguan pernapasan atau asma.
9. Peneliti di Universitas Bristol menyatakan bahwa minyak ikan bagus
untuk visual otak dan perkembangan anak-anak.
10. Minyak ikan membantu sindrom kelelahan kronis. Dr.Basant Puri dan
rekan-rekan di Rumah Sakit di London menemukan bahwa
mengambil omega-3 suplemen minyak ikan dapat membantu untuk
meringankan beberapa gejala berkaitan dengan sindrom kelelahan
kronis.
Minyak Ikan dapat ditemukan pada ikan patin. Ikan Patin dengan
nama latin Pangasius pangasius merupakan jenis ikan konsumsi air tawar
dengan ciri fisik berbadan panjang berwarna putih perak dengan punggung
berwarna kebiru-biruan. Kepala ikan patin relatif kecil, mulut terletak di
ujung kepala agak di sebelah bawah (merupakan ciri khas golongan
catfish). Pada sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek yang
berfungsi sebagai peraba.
Minyak ikan diperoleh dengan cara ekstraksi. Ekstraksi minyak
adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan. Cara
ekstraksi yang biasa dilakukan, yaitu metode ekstraksi dengan aseton,
metode ekstraksi dengan hidrolisa, metode dry rendering, metode wet
rendering dan ekstraksi dengan silase. Pada praktikum minyak ikan
dilakukan metode wet rendering, yaitu proses yang umumnya digunakan
untuk membuat tepung ikan. Tahap proses ini meliputi kombinasi
pemasakan dan pengeringan dengan menggunakan uap panas pada
keadaan hampa. Pengadukan secara lambat dilakukan selama pengeringan
tepung ikan dan dilakukan pengepresan untuk memisahkan tepung dan
minyak ikan. Tahapan-tahapan pemurnian minyak ikan, yaitu penyaringan,
degumming, netralisasi, pemisahan sabun, pemucatan dan deodorisasi.
Tujuan dari pemurnian minyak ikan adalah untuk menghilangkan
rasa dan bau yang tidak enak, warna yang tidak menarik, dan
memperpanjang masa simpan minyak sebelum dikonsumsi dan
digunakansebagai bahan mentah dalam industri (Ketaren, 1986). Kualitas
minyak ikan yang dihasilkan pada proses pemurnian tergantung pada cara
penyimpanan dan penanganan ikan sebelum dimurnikan. Pada tahap
penyaringan, minyak ikan yang diperoleh sebagai hasil samping
pengolahan tepung ikan atau ikan kaleng disaring terlebih dahulu dengan
penyaring kawat untuk memisahkan kotoran-kotoran visual seperti sisa
daging dan gumpalan protein. Minyak yang telah bebas dari kotoran visual
ditentukan kandungan asam lemak bebasnya (free fatty acid/FFA).
Degumming merupakan proses pemisahan getah dan lendir yang terdiri
dari fosfatida, protein, residu karbohidrat, air, dan resin tanpa mengurangi
jumlah asam lemak bebas dalam minyak (Ketaren, 1986). Degumming
dilakukan dengan penambahan NaCl 8% kedalam minyak ikan pada suhu
60 oC selama 15 menit. Larutan NaCl yang ditambahkan sebanyak 40%
dari volume minyak yang dimurnikan dan selama degumming dilakukan
pengadukan.
Netralisasi adalah suatu proses untuk memisahkan asam lemak
bebas dari minyak atau lemak dengan cara mereaksikan asam lemak bebas
dengan basa atau pereaksi lainnya sehingga membentuk sabun (soap stoc)
(Ketaren, 1986). Netralisasi dilakukan dengan menambahkan larutan
NaOH 1N ke dalam minyak yang sudah mengalami proses degumming.
Larutan NaOH 1N ditambahkan dalam minyak ikan pada suhu 60 oC
selama 15 menit. Jumlah NaOH yang ditambahkan ditentukan dengan
rumus sebagai berikut :
Selanjutnya minyak yang telah dinetralkan dibiarkan beberapa saat
supaya terjadi pemisahan sabun yang terbentuk.Lapisan sabun berada pada
lapisan bawah dan lapisan minyak pada bagian bawah.Kemudian sabun
tersebut diambil.Untuk menghilangkan sabun-sabun yang masih tersisa,
pada minyak ikan ditambahkan air panas sambil diaduk dan kemudian
dibiarkan supaya terjadi pemisahan minyak dan air.Setelah itu air yang
terpisah dibuang (Irianto, 2002).
%NaOH = %Free Fatty Acid x 0,142
Pemucatan ialah suatu proses pemurnian minyak yang bertujuan
untuk menghilangkan atau memucatkan warna yang tidak disukai dan
menghilangkan getah (gum) yang ada dalam minyak. Pemucatan dilakukan
dengan penambahan adsorben, umumnya dilakukan dalam ketel yang
dilengkapi dengan pipa uap dan alat penghampa udara.Minyak dipanaskan
pada suhu 105 oC selama 1 jam. Adsorben ditambahkan saat minyak
mencapai suhu 70-80 oC sebanyak 1-1,5% dari berat minyak. Selain
warna, diserap pula suspensi koloid dan hasil degradasi minyak seperti
peroksida (Irianto, 2002). Faktor yang mempengaruhi pemucatan adalah
suhu, waktu, dan tekanan.
Deodorisasi adalah suatu tahap proses pemurnian minyak yang
bertujuan untuk menghilangkan bau dan rasa yang tidak enak dalam
minyak. Prinsip proses deodorisasi, yaitu penyulingan minyak dengan uap
panas pada tekanan atmosfer atau keadaan hampa (Ketaren, 1986).
Proses deodorisasi dilakukan dengan cara memompa minyak ke
dalam ketel deodorisasi. Kemudian minyak tersebut dipanaskan pada suhu
200-250 oC pada tekanan 1 atmosfer dan selanjutnya pada tekanan rendah
(kurang lebih 10 mmHg), sambil dialiri uap panas selama 4-6 jam untuk
mengangkut senyawa yang dapat menguap (Ketaren, 1986). Setelah proses
deodorisasi selesai, minyak ikan kemudian didinginkan sehingga suhu
menjadi kurang lebih 84 oC dan selanjutnya minyak ikan dikeluarkan
(Irianto, 2002).
2.4. CaCl2 anhidrat
Kalsium klorida anhidrat mempunyai kemampuan menyerap air
yang kuat sehingga digunakan sebagai pengering. Fungsi CaCl2, antara
lain sebagai pelebur es di jalan raya pada musim dingin, untuk
menurunkan titik beku pada mesin pendingin, dan sebagai pengenyal dan
pengawet makanan.
Reaksi pembentukan CaCl2 anhidrat:
CaCl2.2H2O CaCl2 + 2H2O(Sumber : Merck Chemicals, 2010)
Sifat fisika dan kimia
a. Bentuk : padat
b. Warna : putih
c. Bau : tidak berbau
d. Ph : Ca.8-10 pada 100g/l 20oC
e. Titik lebur : 772 oC
f. Titik didih : > 1600oC
g. Suhu menyala : tidak mudah terbakar
h. Titik nyala : tidak menyala
i. Densitas : 2,15g/cm3 pada 20oC
j. Kelarutan dalam air : 740 g/l pada 20o
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Alat-alat yang digunakan
a. Alat Pengukus
b. Alat pengepres
c. Timbangan analitik
d. Corong Pemisah
e. Oven
3.2. Bahan-bahan yang digunakan
Bahan yang digunakan praktikum adalah limbah ikan patin
3.3. Prosedur percobaan
a. Pada limbah yang dikukus
1. Timbang sampel limbah ikan patin sebanyak 1,3 kg.
2. Masukkan 5 liter air ke dalam dandang pengukus.
3. Letakkan sampel pada bagian atas dengan dilapisi kain terlebih
dahulu. Kemudian tutup dandang tersebut.
4. Kukus sampel tersebut selama 4 jam. Selama pengukusan, air pada
dandang pengukus akan berkurang. Lakukan maksimal 3 kali
penambahan air.
5. Limbah ikan dipres untuk mengeluarkan minyak
6. Ambil pula minyak-minyak yang ada diatas permukaan air
pengukus
7. Minyak tersebut masukkan kedalam corong pemisah.
8. Hitung Rendemen dan massa jenis minyak tersebut
b. Pada limbah yang di oven
1. Timbang sampel limbah ikan patin sebanyak 500 gram.
2. Masukkan kain ke dalam kaleng dan masukkan sampel ke dalam
kaleng tersebut.
3. Masukkan ke dalam oven dengan suhu 1100 C selama 4 jam.
4. Ambil minyak ikan yang terdapat pada sampel tersebut.
5. Hitung berat massa minyak akhir dan hitung rendemen.
3.4. Rangkaian Alat (Lihat pada lampiran A)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil dan Perhitungan
a. Rendemen limbah yang dikukus
×100 % = × 100 %
= 72,18 %
b. Rendemen limbah yang dioven
×100 % = × 100 %
= 71,76 %
4.2. Pembahasan
Massa minyak ikan dari limbah yang dikukus adalah 0,9384 kg dan
rendemennya adalah 72,18 %. Sedangkan massa minyak ikan hasil
pemanasan di oven adalah 0,3588 kg dan rendemennya adalah 71,76 %.
Disini terlihat hanya terdapat perbedaan yang tipis antara nilai rendemen
dari minyak ikan yang mengalami pengukusan dengan minyak ikan hasil
pemanasan di oven. Padahal massa awal limbah ikan patin yang digunakan
berbeda jauh, yaitu 1,3 kg untuk pengukusan dan 0,5 kg untuk pemanasan
di oven. Minyak ikan yang dihasilkan melalui pemanasan di oven
memiliki rendemen yang besar karena suhu pada oven konstan, yaitu
110oC.
Selain itu, oven tertutup rapat dan selama proses pemanasan berlangsung
tidak ada variabel dari lingkungan yang dapat mengganggu pemanasan.
Sedangkan pada proses pengukusan, suhu dapat berubah-ubah dikarenakan
pengukusan terjadi di ruang terbuka. Selain itu, ketika pengukusan
berlangsung, terjadi penambahan air sebanyak tiga kali. Ini berarti
dandang pengukus akan terbuka selama beberapa saat dan mengakibatkan
suhu dari lingkungan mempengaruhi proses yang terjadi di dalam dandang
dan menyebabkan pemanasan yang terjadi pada dandang tersebut tidak
optimal. Pada suhu kamar, minyak ikan akan membeku. Hal ini
dikarenakan minyak ikan mengandung minyak atau lemak yang tidak
jenuh.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
a. Pengambilan minyak dari limbah ikan patin dilakukan melalui 2 cara,
yaitu cara kering (dry rendering) dan cara basah (wet rendering)
b. Rendemen minyak yang dikukus 72,18% dan rendemen minyak yang
dioven 71,76%
5.2. Saran
Disarankan kepada praktikan agar lebih teliti dalam memilih
limbah ikan patin yang akan digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Almuslimun, supry (2010). Proses Pengolahan Minyak Ikan.
http://laskarsamudra.blogspot.com/2010/03/proses-pengolahan-
minyak-ikan.html. [24 Oktober 2011]
Candra, Asep (2011). Manfaat di balik amisnya minyak ikan.
http://health.kompas.com/read/2011/05/17/11341740/Manfaat.
di.Balik.Amisnya.Minyak.Ikan. [24 Oktober 2011]
Hamzah, Nirwana dan Irdoni Hasan ( 2010). Modul Praktikum Kimia
Organik. Pekanbaru.
Hart, Harold (1990). Kimia Organik: Suatu Kuliah Singkat.
Jakarta: Erlangga.
Irianto, H. E (2002). Diversifikasi Pengolahan Produk Perikanan
Jakarta : Departemen Kelautan dan Perikanan.
Jarreau,Emile. (2009). Fungsi Minyak Ikan Pada Kesehatan Anda.
http://sehatmusehatku.wordpress.com/2009/10/05/fungsi-
minyak-ikan-pada-kesehatan-anda/. [24 Oktober 2011]
Rajayu, Suparni (2009). Ekstraksi.
http://www.chem-is-try.org. [24 Oktober 2011]
Winarno (1995). Kimia Pangan dan Gizi.
Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
LAMPIRAN
A. Dokumentasi
Gambar A.1. Limbah yang dikukus Gambar.A.2.Limbah di oven
Gambar A.3.Pengukusan Gambar A.4. Pengovenan
Gambar A.5. Corong Pisah
Gambar A.6. Pemisahan Minyak Gambar A.7.Hasil pengovenan
Gambar A.8. Minyak ikan Gambar A.9. Minyak ikan hasil pengukusan pengovenan
B. Perhitungan
1. Limbah yang dikukus
Berat baskom = 200 gram
Berat baskom + limbah ikan = 1500 gram = 1,5 kg
Berat limbah ikan = 1300 gram = 1,3 kg
Waktu pengukusan = 08.40 WIB – 12.40 WIB
Volume didapat = 1020 mL
Massa akhir = ρ ×v
= 0,92 gram/mL × 1020 mL
= 938,4 gram = 0,9384 kg
2. Limbah yang dioven
Berat baskom = 200 gram
Berat baskom + limbah ikan = 700 gram
Berat limbah ikan = 500 gram = 0,5 kg
Waktu pengukusan = 09.25 WIB – 13.25 WIB
Volume didapat = 390 mL
Massa akhir = 0,92 gram/mL × 390 mL
= 358,8 gram = 0,3588 kg
C. Tugas 1. Sebutkan pengertian isolasi dan contohnya ?
Isolasi hampir sama dengan ekstraksi tetapi maksudnya memisahkan
sejenis zat atau menarik sejenis zat dari suatu bahan. Hasil ekstraksi
umumnya komponen yang terdiri dari berbagai jenis zat dimana masing-
masing zat tersebut masih dapat diisolasi dari komponennya tetapi ada
juga sejenis zat yang dapat langsung diisolasi dari bahan bakunya,
misalnya isolasi vitamin,isolasi asam amino, dan isolasi zat warna dari
tumbuhan.
2. Sebutkan pengertian ekstraksi dan contohnya ?
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan
pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat
tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke
pelarut yang lain. Seringkali campuran bahan padat dan cair tidak dapat
atau sukar sekali dipisahkan dengan metode pemisahan mekanis atau
termis yang telah dibicarakan.
Contoh : ester (essence) untuk bau-bauan dalam pembuatan sirup atau
minyak wangi, pengambilan kafein dari daun teh, biji kopi atau biji coklat.
3. Apa itu angka penyabunan ?
Angka penyabunan menunjukkan berat molekul lemak dan minyak secara
kasar. Minyak yang disusun oleh asam lemak berantai karbon yang pendek
mempunyai berat molekul yang relatif kecil, akan mempunyai angka
penyabunan yang besar dan sebaliknya bila minyak mempunyai berat
molekul yang besar ,maka angka penyabunan relatif kecil . Angka
penyabunan ini dinyatakan sebagai banyaknya (mg) NaOH yang
dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram lemak atau minyak.
4. Sebutkan sifat fisik minyak ikan ?
Sifat fisiknya adalah cairan berwarna kuning muda,jernih dan bau khas
minyak ikan.Sifat fisiknya berbentuk cair dengan berat jenis sekitar 0,92
gr/mL dan sifatnya yaitu angka iod lebih dari 65 gram/100 gram,angka
penyabunan 185-195 mg/gr,asam lemak bebas 0,1-13 % dan angka tidak
tersabunkan 0,5-2,0 mg/gr.
5. Apa perbedaan minyak dan lemak ?
Perbedaan antara lemak dan minyak antara lain, yaitu:
c. Pada temperatur kamar lemak berwujud padat dan minyak berwujud
cair
d. Gliserida pada hewan berupa lemak (lemak hewani) dan gliserida
pada tumbuhan berupa miyak (minyak nabati)
e. Komponen minyak terdiri dari gliserida yang memiliki banyak asam
lemak tak jenuh sedangkan komponen lemak memiliki asam lemak
jenuh.
6. Perbedaan asam lemak bebas dengan asam lemak ?
Asam lemak adalah senyawa alifatik dengan gugus karboksil. Bersama-
sama dengan gliserol, merupakan penyusun utama minyak nabati atau
lemak dan merupakan bahan baku untuk semua lipida pada makhluk
hidup. Asam ini mudah dijumpai dalam minyak goreng, margarin, atau
lemak hewan dan menentukan nilai gizinya. Secara alami, asam lemak
bisa berbentuk bebas maupun terikat sebagai gliserida.
Asam Lemak Bebas (ALB) atau free fatty acid (FFA), adalah asam yang di
bebaskan pada hidrolisa dari lemak. Terdapat berbagai macam lemak, tetapi
untuk perhitungan, kadar ALB minyak sawit dianggap sebagai Asam
Palmitat.
7. Kenapa dalam pengaturan suhu oven kita memakai suhu 110 0C ?
Untuk mempercepat penguapan air yang terdapat dalam limbah ikan.Bisa
saja memakai suhu 101 atau 105 0C tetapi penguapan air terjadi agak lama
dibandingkan dengan memakai suhu 110 0C.
8. Mekanisme pengikatan air pada senyawa anhidrat ?
O
O
CH3 – C
O + O – H CH3 – C + CH3COOH
CH3 – C H O
O
Reaksi ini berlangsung lambat pada suhu kamar (lebih cepat jika
dipanaskan) tanpa ada hal-hal menarik yang bisa diamati (berbeda dengan
asil klorida dimana asap hidrogen klorida terbentuk). Pada reaksi ini anda
mencampur dua cairan tidak berwarna dan memperoleh cairan tidak
berwarna lainnya.