Pasca Briefing Full
Embed Size (px)
description
Transcript of Pasca Briefing Full
-
1. Tujuan dari percobaan bantalan luncur ini adalah untuk mengetahui beberapa
fenomena pada bantalan luncur yang antara lain adalah:
1. Mengetahui distribusi tekanan bantalan luncur pada arah radial dan aksial.
2. Mengamati mekanisme bantalan luncur karena pengaruh putaran dan
pembebanan.
3. Membandingkan tekanan pada bantalan luncur yang diperoleh dari pengujian
terhadap teoritisnya.
4. Mengetahui aplikasi dari bantalan luncur.
2. Langkah Langkah Pengujian bantalan luncur
Setelah semua pengesetan alat oleh asisten telah dilakukan, maka prosedur
percobaan yang dilakukan berikutnya adalah:
1. Menghidupkan motor dengan putaran awal 1500 rpm berlawanan arah jarum
jam (ccw), kemudian dibiarkan selama 25 menit. Seimbangkan posisi bantalan
dengan memberikan pembebanan sedemikin rupa pada batang beban.
2. Setelah minimal 25 menit, amati dan catat kenaikan tinggi oli pada masing-
masing selang manometer, dan catat pula kenaikan plat pengukur pada bantalan.
3. Memberikan variasi putaran (merubah kecepatan putar motor) antara 1300 rpm
sampai 2300 rpm.
4. Mengamati dan mencatat kembali kenaikan tinggi oli dan kenaikan plat
pengukur yang terjadi karena pengaruh perubahan putaran tersebut.
5. Menganalisa data hasil pengamatan dengan hasil perhitungan teoritis.
6. Hasil data dari pengamatan diolah dengan bantuan persamaan-persamaan yang
relevan pada landasan teoritis. Kenaikan tinggi oli pada manometer diolah untuk
mendapatkan distribusi tekanan sedangkan kenaikan plat pengukur pada
bantalan diolah untuk mendapatkan nilai eksentrisitas.
3. Beban aksial adalah beban yang searah dengan poros
beban radial adalah beban yang tegak lurus dengan poros.
-
sliding contact bearing dimana elemen luncurnya berada sepanjang permukaan
kontak dari elemen bergerak dan tetapnya, sedangkan
rolling contact bearing dimana bola baja atau roller berada di antara elemen
bergerak dan tetapnya
Axial load Radial load
Bantalan menurut jenis kontak Berdasarkan sifat kontak
4. Bagian Bagian Alat
1. Elemen Panel Pengukur/Manometer
Manometer adalah alat ukur tekanan dan manometer kolom cairan biasanya
digunakan untuk pengukuran tekanan yang tidak terlalu tinggi (mendekati
tekanan atmosfir).
-
2. Poros
Poros berfungsi sebagai penerus daya atau putaran dari motor DC. Poros
dihubungkan dengan motor DC, sehingga dapat berputar ketika motor DC
dinyalakan.
3. Bantalan
Bantalan terbuat dari bahan resin, sehingga terlihat agak transparan. Bantalan
menopang beban mesin agar putaran menjadi halus.
4. Motor DC
Motor DC adalah motor listrik yang memerlukan suplai tegangan arus searah
pada kumparan medan untuk diubah menjadi energy gerak mekanik. Motor DC
berfungsi sebagai sumber daya.
5. Seal
Seal adalah ruang tertutup antara komponen statis dengan komponen bergerak,
pada komponen mesin seal ini yang mencegah pelumas keluar.
6. Reservoir
Reservoir adalah tempat menampung oli, terbuat dari botol yang menghadap
kebawah agar oli bisa turun ke bearing.
7. Beban
Beban terbuat dari besi silinder, diameter pembeban ini yaitu D = 24 mm, P = 30
mm. Massa beban ini 100 2 untuk diletakan di sisi kiri dan sisi kanan
paada pengujian bantalan.
8. Tiang Penyangga Beban
Tiang penyangga beban terbuat dari material as besi dengan diameter 7 mm, dan
panjang 78 mm. Tiang ini berfungsi sebagai tempat meletakkan beban pada
pengujian bantalan ini.
9. Inverter
Inverter adalah alat yang mengatur putaran motor sesuai dengan yang kita
inginkan, dia merubah masukan listrik 220 V, menjadi variasi tegangan menuju
motor DC.
-
5. Kurva Stribeck adalah hubungan antara koefisien gesek dengan lubrication number
yang terdiri dari viskositas, kecepatan dan beban. Pada Gambar menunjukkan kurva
Stribeck dimana pada sumbu vertikal adalah koefisien gesek, sedangkan sumbu
horizontal menunjukkan parameter yang menggabungkan variabel viskositas fluida,
kecepatan, dan beban yang diberikan.
6. Tujuan praktikum pengujian defleksi :
a. Praktikan mampu mengetahui nilai defleksi dari berbagai macam pengujian
dengan kondisi tumpuan yang berbeda.
b. Praktikan dapat mengetahui nilai modulus elastisitas dari suatu material.
Praktikan dapat mengetahui perbandingan nilai antara teori yang ada dengan
nilai aktual yang dihasilkan dari pengujian.
7. Alat peraga atau alat uji defleksi
a. Kerangka
Kerangka berfungsisebagai penopang alat uji defleksi.
-
Dial Indikator
Kerangka
Kerangka
b. Dial indikator
Dial indikator untuk mengukur kerataan dan kebulatan. Pada praktikum dial
indikator digunakan untuk mengetahui perubahan bentuk pada balok dalam
arah y akibat adanya pembebanan vertical yang diberikan pada benda uji.
Dial Indikator
c. Tumpuan Jepit
Tumpuan jepit berfungsi sebagai tempat bersandarnya konstruksi dan tempat
bekerjanya reaksi pada sebuah struktur. Tumpuanjepit dapat menerima gaya
reaksivertikal, gaya reaksi horizontal dan momen akibat jepitan dua
penampang.
Dial Indikator
-
Tumpuan Jepit
d. Tumpuan Engsel
Tumpuan engsel merupakan salah satu tumpuan yang dipakai pada ujung
spesimen uji saat dilakukan pengujian.Tumpuan engsel merupakan tumpuan yang
dapat menerima gaya reaksi pada arah vertikal dan gaya reaksi pada arah horizontal
Tumpuan Engsel
e. Tumpuan Rol
Tumpuan roll berfungsi sebagai tempat bersandarnya konstruksi dan tempat
bekerjanya reaksi pada sebuah struktur. Tumpuan rol merupakan tumpuan yang
hanya dapat menerima gaya reaksivertikal.
-
Tumpuan Rol
f. Landasan Tumpuan (I dan II)
Landasan tumpuan berfungsi sebagai tempat menempelnya tumpuan engsel.
Landasan Tumpuan
g. Tumpuan Pembebanan
Tumpuan pembebanan berfungsi sebagai alat tumpuan beban yang akan
diberikan pada benda uji dalam pengujian defleksi.
-
Tumpuan Pembebanan
h. Beban
Beban dalam pengujian berfungsi untuk menghasilkan gaya vertikal (arah
sumbu y) terhadap benda uji pada saat pengujian.
Beban
i. Skala Derajat Penyimpangan
Skala derajat penyimpangan berfungsi untuk menyatakan penyimpangan yang
terjadi dari benda uji ketika dilakukan pengujian
.
-
Skala Derajat Penyimpangan
j. Kunci L
Kunci L berfungsi untuk mengencangkan tumpuan pada landasan tumpuan ,
dan juga untuk mengendorkan tumpuan saat akan dilepaskan
8. Prosedur pengujian defleksi
1. Memasang landasan I dan II
2. Memasang bagian dari tumpuan engsel ke landasan II
3. Memasang dial indikator pada tempatnya
4. Melakukan proses penempatan tumpuan statis tertentu pada spesimen uji
(engsel-rol)
5. Menempatkan spesimen uji yang telah terpasang dengan tumpuan rol dan
engsel pada landasan tumpuan
6. Atur tinggi rendah dial indikator serta letakkan posisinya tepat di tengah lebar
spesimen uji
7. Bila prosedur telah dilaksanakan, siap untuk melakukan percobaan
9. hal-hal yang dapat mempengaruhi perhitungan defleksi ketika terjadi pembebanan
adalah
a. Besar dan jenis pembebanan
b. Jenis tumpuan
c. Jenis material
d. Kekuatan material
-
10. Elemen yang mempengaruhi modulus elastisitas
a. janis bahan atau zat penyusun
b. tingkat kosentrasi elastisitas
c. kelenturan bahan
11. Buckling merupakan salah satu fenomena yang terjadi dalam dunia mekanika
material dimana jika sebuah kolom ditekan pada kedua ujungnya dengan tekanan
yang semakin bertambah maka pada awalnya tidak akan terjadi apa-apa sampai
tekanannya mencapai tekanan kritis dan jika pembebanan terus dilanjutkan maka
kolom akan melengkung(buckling) sampai akhirnya gagal.
Contoh aplikasi : Pipa Bawah Laut
Tekanan bawah laut yang tinggi menyebabkan permukaan pipa tersebut akan saling
menekan dan terjadilah buckling saat pipa itu tidak kuat menahan beban.
Buckling Pada Pipa Bertekanan
12. Dalam praktikum buckling para praktikan diharapkan mampu :
1. Mengetahui karakteristik buckling akibat tumpuan yang berbeda
2. Mengetahui prinsip kerja dan bagianbagian alat peraga fenomena buckling
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi buckling
4. Mengetahui aplikasi buckling dalam kehidupan sehari-hari
13. Bagian Alat uji Percobaan buckling :
a. Dongkrak Hidrolik
-
Fungsi sebagai pemberi tekanan pada spesimen uji
b. Pressure Gauge
Fungsi untuk memberikan informasi besarnya tekanan
c. Sliding Bar
Fungsi memompa sistem hidrolik sampai kontak dengan sliding bar A
d. Dial Indicator
Fungsi untuk mengukur defleksi
-
e. Spi
Fungsi untuk merubah tumpuan engsel menjadi tumpuan jepit
14. Rumus Perhitungan :
1. Y= 4,2408X + 1,6
dimana: Y= beban yang diberikan pada sistem hidrolik (Kgf)
X= tekanan yang dihasilkan sistem hidrolik (Kgf/cm2)
2. Perhitungan Penyimpangan Teoritis
Penyimpangan teoritis untuk modulus elastisitas
=
+
+
+
+
Dimana :
=132
3843
3
Penyimpangan teoritis untuk P
=1
3
3
22
-
Rumus dasar ditunjukan seperti diatas untuk tumpuan engsel-engsel (L=Le),
untuk tumpuan engsel jepit (L=0,7Le), untuk jepit-jepit (L=0,5Le).Untuk
mendapatkan nilai penyimpangan maka rumus diatas diturunkan parsial
tarhadap variabelnya.
3. Perhitungan Penyimpangan Aktual
=
100%
4. Tegangan Akibat Gaya Aksial P
=
=
5. Tegangan Akibat Gaya Transfersal F
=
=
12
3
Dimana :
E = Modulus Elastisitas(Kgf/cm2)
P = Tekanan (Kgf/cm2)
M = Momen akibat gaya transversal (Kgf.cm)
y = Defleksi terhadap sumbu netral spesimen (cm)
b = Tebal spesimen (cm)
h = Lebar spesimen (cm)
A = Luas permukaan spesimen (cm2)
15. Prosedur Percobaan Uji Buckling
Mencari Beban Kritis
Prosedur percobaan yang harus dilakukan pada saat melakukan percobaan untuk
mencari beban kritis adalah sebagai berikut :
1. Siapkanlah peralatan bantu percobaan seperti anak timbangan ,kunci cekam
(kunci L), dan spesimen percobaan.
-
2. Sesuaikanlah jarak antara sliding bar A dan sliding bar B sesuai dengan panjang
spesimen.
3. Pasanglah pin pada sliding bar B
4. Pasanglah spesimen pada pencekam dengan memasukkan kedua ujung spesimen
pada rahang pencekam dan kemudian menguncinya dengan menggunakan kunci
L.
5. Putarlah baut penyesuai pada sistem hidrolik sampai kontak dengan sliding bar
A.
6. Pasanglah anak timbanganpada mekanisme pemberat untuk memberikan beban
mula (pre load)
7. Lakukan setting nol dial indikator pada spesimen untuk mengukur defleksi
spesimen .
8. Kencangkanlah baut by pass pada sistem hidrolik.
9. Pompalah sistem hidrolik perlahan-lahan dan amatilah tekanan yang terukur
pada pressure gauge.
10. Hentikan pemompaan jika tekanan tetap atau cenderung menurun
11. Catatlah tekanan tertinggi yang terbaca pada pressure gaugesebelum tekanannya
menurun dan catatlah pula deflekssi pada spesimen dengan dial indicator.
12. Bukalah baut by pass untuk menurunkan tekanan menjadi nol.
13. Lakukan langkah 7 sampai 12 untuk melakukan percobaan yang sama sebanyak
jumlah percobaan yang diinginkan.
14. Pasanglah spi pada salah satu pencekam untuk mengubah kombinasi tumpuan
dari tumpuan pin-pinmenjadi tumpuan jepit-jepit.
15. Lakukan langkah 13 untuk memperoleh data tumpuan pin-jepit
16. Pasanglah spi pada pencekam satunya untuk mengubah kombinasi tumpuan dari
pin-jepit menjadi tumpuan jepit-jepit.
17. Lakukan langkah 13 untuk memperoleh data percobaan untuk tumpuan jepit-
jepit.
18. Jika percobaan telah selesai, bukalah semua peralatan yang telah dipasang dan
ditempatkan pada tempat semula.
Mencari perbandingan Beban Transfersal (F) dan Aksila (P)
-
Prosedur percobaan yang harus dilakukan pada saat melakukan percobaan untuk
mencari perbandingan beban dan defleksi adalah sebagai berikut :
1. Lakukan percobaan 1-5 seperti pada prosedur percobaan untuk mencari beban
kritis
2. Lakukan setting nol dial indikator pada spesimen untuk mengukur defleksi
spesimen
3. Kencangkanbaut by pass pada sistem hidrolik
4. Pompalah sistem hidrolk perlahan-lahan dan amatilah tekanan yang terukur pada
pressure gauge
5. Catatlah untuk setiap tekanan yang terbaca pada pressure gauge sekaligus
defleksi yang dihasilkannya.
6. Pompalah kembali sistem hidrolik dan catatlah kembali tekanan dan defleksi
yang dihasilkannya.
7. Hentikan pemompaan jika spesimen talah melewati beban kritis.
8. Pasanglah spi pada salah satu pencekam untuk mengubah kombinasi tumpuan
dari tumpuan pin-pin mejadi tumpuan pin-jepit
9. Lakukan langkah 2 sampai 7 untuk mendapatkan data percobaan dengan
kombinasi tumpuan pin-jepit
10. Pasanglah spi pada pencekam satunya untuk mengubah kombinasi tumpuan dari
tumpuan pin jepit menjadi tujmpuan jepit-jepit.
11. Lakukan langkah 2 sampai 7 untuk mendapatkan data percobaan dengan
kombinasi tumpuan jepit-jepit.
12. Jika percobaan telah selesai, bukalah semua peralatan yang telah dipasang dan
ditempatkan pada tempat semula
16. Getaran bebas adalah getaran yang diamati sebagai sistem yang berpindah dari
kedudukan keseimbangan statis, dan getaran paksa adalah getaran yang terjadi
karena adanya gaya luar yang bekerja pada suatu sistem sehingga sistem tersebut
bergetar.
17. Aplikasi Getaran Dalam kehidupan sehari-hari :
-
a. Getaran senar gitar yang dipetik
b. Getaran pita suara ketika berbicara
c. Getaran permukaan bumi ketika terjadi gempa bumi
d. Bandul jam dinding yang bergoyang-goyang
18. Prosedur Pengujian Getaran Paksa
Berikut ini langkah-langkah dalam melakukan pengujian getaran paksa :
1. Pasanglah seluruh komponen alat pengujian pada port nya masing-masing
dibawah pengawasan asisten.
2. Memposisikan pegas pada ujung beam, dengan posisi pegas tegak lurus
terhadap beam, lalu kencangkan dengan obeng.
3. Mengatur ketinggian beam hingga beam berada pada tengah-tengah baut
pembatas linieritas, dengan memutar pengatur ketinggian pegas.
4. Memposisikan mikrimeter, begitu pula dengan kontak platina atas, hingga
posisi teratas menjauhi beam.
5. Menyalakan motor dc menggunakan speed control hingga tachometer
menampilkan angka 100 rpm.
6. Memposisikan mikrometer begitu pula dengan kontak platina atas agar
mendekati kontak platina beam.
7. Atur posisi kontak platin hingga lampu indikator menyala kedip redup.
8. Catatlah besar pergeseran skala pada mikrometer skrup di kolom simpangan.
9. Matikan motor dc
10. Ulangi langkah 5 dengan perbedaan selisih pertambahan 30 rpm hingga 400
rpm.
11. Lakukan pengujian kembali dengan posisi pegas 5 cm dari ujung beam, dan
posisi pegas 10 cm dari ujung beam dengan mengulangi langkah 2-10.
Prosedur Pengujian Getaran Bebas
Berikut ini adalah langkah pengujuan getaran bebas :
1. Memposisikan pegas pada ujung beam, dengan posisi pegas tegak lurus
terhadap beam, lalu kencangkan dengan obeng.
-
2. Mengatur ketinggian beam hingga beam berada pada tengah-tengah baut
pembatas linieritas, dengan memutar pengatur ketinggian pegas.
3. Memposisikan pena plotter hingga menyentuh gulungan kertas, dan berada
tepat di tengah-tengah gulungan kertas.
4. Tarik beam kearah bawah tanpa menyentuh batas bawah baut linieritas.
5. Nyalakan motor penggerak gulungan kertas, lepaskan beam hingga timbul
getaran.
6. Amati dan catat lama getaran yang terjadi menggunakan stopwatchdari mulai
getaran terjadi akibat beam dilepaskan, hingga getaran pada kertas plotter
selesai.
7. Matikan motor penggulung kertas, ambil hasil plot getaran
Lakukan kembali langkah diatas untuk posisi pegas 5cm dari ujung beam, dan
pegas 10 cm dari ujung beam
19. Efek pelayangan.
Paga Gambar menunjukan fenomena pada saat dua gerak harmonik dengan
frekuensi yang saling mendekati satu sama lain, hasilnya akan menunjukan
fenomena yang dikenal beats atau efek pelayangan
20. Over-damped adalah suatu keadaan sistem dimana nilai rasio redamnnya lebih
besar dari satu.
Under-damped adalah suatu keadaan sistem dimana nilai rasio redamnnyalebih
kecil dari satu.
-
Critically-damped adalah suatu keadaan sistem dimana nilai
rasioredamnnya sama dengan satu