Pasca Briefing Full

of 18 /18
1. Tujuan dari percobaan bantalan luncur ini adalah untuk mengetahui beberapa fenomena pada bantalan luncur yang antara lain adalah: 1. Mengetahui distribusi tekanan bantalan luncur pada arah radial dan aksial. 2. Mengamati mekanisme bantalan luncur karena pengaruh putaran dan pembebanan. 3. Membandingkan tekanan pada bantalan luncur yang diperoleh dari pengujian terhadap teoritisnya. 4. Mengetahui aplikasi dari bantalan luncur. 2. Langkah Langkah Pengujian bantalan luncur Setelah semua pengesetan alat oleh asisten telah dilakukan, maka prosedur percobaan yang dilakukan berikutnya adalah: 1. Menghidupkan motor dengan putaran awal 1500 rpm berlawanan arah jarum jam (ccw), kemudian dibiarkan selama 25 menit. Seimbangkan posisi bantalan dengan memberikan pembebanan sedemikin rupa pada batang beban. 2. Setelah minimal 25 menit, amati dan catat kenaikan tinggi oli pada masing- masing selang manometer, dan catat pula kenaikan plat pengukur pada bantalan. 3. Memberikan variasi putaran (merubah kecepatan putar motor) antara 1300 rpm sampai 2300 rpm. 4. Mengamati dan mencatat kembali kenaikan tinggi oli dan kenaikan plat pengukur yang terjadi karena pengaruh perubahan putaran tersebut. 5. Menganalisa data hasil pengamatan dengan hasil perhitungan teoritis. 6. Hasil data dari pengamatan diolah dengan bantuan persamaan-persamaan yang relevan pada landasan teoritis. Kenaikan tinggi oli pada manometer diolah untuk mendapatkan distribusi tekanan sedangkan kenaikan plat pengukur pada bantalan diolah untuk mendapatkan nilai eksentrisitas. 3. Beban aksial adalah beban yang searah dengan poros beban radial adalah beban yang tegak lurus dengan poros.

Embed Size (px)

description

answer

Transcript of Pasca Briefing Full

  • 1. Tujuan dari percobaan bantalan luncur ini adalah untuk mengetahui beberapa

    fenomena pada bantalan luncur yang antara lain adalah:

    1. Mengetahui distribusi tekanan bantalan luncur pada arah radial dan aksial.

    2. Mengamati mekanisme bantalan luncur karena pengaruh putaran dan

    pembebanan.

    3. Membandingkan tekanan pada bantalan luncur yang diperoleh dari pengujian

    terhadap teoritisnya.

    4. Mengetahui aplikasi dari bantalan luncur.

    2. Langkah Langkah Pengujian bantalan luncur

    Setelah semua pengesetan alat oleh asisten telah dilakukan, maka prosedur

    percobaan yang dilakukan berikutnya adalah:

    1. Menghidupkan motor dengan putaran awal 1500 rpm berlawanan arah jarum

    jam (ccw), kemudian dibiarkan selama 25 menit. Seimbangkan posisi bantalan

    dengan memberikan pembebanan sedemikin rupa pada batang beban.

    2. Setelah minimal 25 menit, amati dan catat kenaikan tinggi oli pada masing-

    masing selang manometer, dan catat pula kenaikan plat pengukur pada bantalan.

    3. Memberikan variasi putaran (merubah kecepatan putar motor) antara 1300 rpm

    sampai 2300 rpm.

    4. Mengamati dan mencatat kembali kenaikan tinggi oli dan kenaikan plat

    pengukur yang terjadi karena pengaruh perubahan putaran tersebut.

    5. Menganalisa data hasil pengamatan dengan hasil perhitungan teoritis.

    6. Hasil data dari pengamatan diolah dengan bantuan persamaan-persamaan yang

    relevan pada landasan teoritis. Kenaikan tinggi oli pada manometer diolah untuk

    mendapatkan distribusi tekanan sedangkan kenaikan plat pengukur pada

    bantalan diolah untuk mendapatkan nilai eksentrisitas.

    3. Beban aksial adalah beban yang searah dengan poros

    beban radial adalah beban yang tegak lurus dengan poros.

  • sliding contact bearing dimana elemen luncurnya berada sepanjang permukaan

    kontak dari elemen bergerak dan tetapnya, sedangkan

    rolling contact bearing dimana bola baja atau roller berada di antara elemen

    bergerak dan tetapnya

    Axial load Radial load

    Bantalan menurut jenis kontak Berdasarkan sifat kontak

    4. Bagian Bagian Alat

    1. Elemen Panel Pengukur/Manometer

    Manometer adalah alat ukur tekanan dan manometer kolom cairan biasanya

    digunakan untuk pengukuran tekanan yang tidak terlalu tinggi (mendekati

    tekanan atmosfir).

  • 2. Poros

    Poros berfungsi sebagai penerus daya atau putaran dari motor DC. Poros

    dihubungkan dengan motor DC, sehingga dapat berputar ketika motor DC

    dinyalakan.

    3. Bantalan

    Bantalan terbuat dari bahan resin, sehingga terlihat agak transparan. Bantalan

    menopang beban mesin agar putaran menjadi halus.

    4. Motor DC

    Motor DC adalah motor listrik yang memerlukan suplai tegangan arus searah

    pada kumparan medan untuk diubah menjadi energy gerak mekanik. Motor DC

    berfungsi sebagai sumber daya.

    5. Seal

    Seal adalah ruang tertutup antara komponen statis dengan komponen bergerak,

    pada komponen mesin seal ini yang mencegah pelumas keluar.

    6. Reservoir

    Reservoir adalah tempat menampung oli, terbuat dari botol yang menghadap

    kebawah agar oli bisa turun ke bearing.

    7. Beban

    Beban terbuat dari besi silinder, diameter pembeban ini yaitu D = 24 mm, P = 30

    mm. Massa beban ini 100 2 untuk diletakan di sisi kiri dan sisi kanan

    paada pengujian bantalan.

    8. Tiang Penyangga Beban

    Tiang penyangga beban terbuat dari material as besi dengan diameter 7 mm, dan

    panjang 78 mm. Tiang ini berfungsi sebagai tempat meletakkan beban pada

    pengujian bantalan ini.

    9. Inverter

    Inverter adalah alat yang mengatur putaran motor sesuai dengan yang kita

    inginkan, dia merubah masukan listrik 220 V, menjadi variasi tegangan menuju

    motor DC.

  • 5. Kurva Stribeck adalah hubungan antara koefisien gesek dengan lubrication number

    yang terdiri dari viskositas, kecepatan dan beban. Pada Gambar menunjukkan kurva

    Stribeck dimana pada sumbu vertikal adalah koefisien gesek, sedangkan sumbu

    horizontal menunjukkan parameter yang menggabungkan variabel viskositas fluida,

    kecepatan, dan beban yang diberikan.

    6. Tujuan praktikum pengujian defleksi :

    a. Praktikan mampu mengetahui nilai defleksi dari berbagai macam pengujian

    dengan kondisi tumpuan yang berbeda.

    b. Praktikan dapat mengetahui nilai modulus elastisitas dari suatu material.

    Praktikan dapat mengetahui perbandingan nilai antara teori yang ada dengan

    nilai aktual yang dihasilkan dari pengujian.

    7. Alat peraga atau alat uji defleksi

    a. Kerangka

    Kerangka berfungsisebagai penopang alat uji defleksi.

  • Dial Indikator

    Kerangka

    Kerangka

    b. Dial indikator

    Dial indikator untuk mengukur kerataan dan kebulatan. Pada praktikum dial

    indikator digunakan untuk mengetahui perubahan bentuk pada balok dalam

    arah y akibat adanya pembebanan vertical yang diberikan pada benda uji.

    Dial Indikator

    c. Tumpuan Jepit

    Tumpuan jepit berfungsi sebagai tempat bersandarnya konstruksi dan tempat

    bekerjanya reaksi pada sebuah struktur. Tumpuanjepit dapat menerima gaya

    reaksivertikal, gaya reaksi horizontal dan momen akibat jepitan dua

    penampang.

    Dial Indikator

  • Tumpuan Jepit

    d. Tumpuan Engsel

    Tumpuan engsel merupakan salah satu tumpuan yang dipakai pada ujung

    spesimen uji saat dilakukan pengujian.Tumpuan engsel merupakan tumpuan yang

    dapat menerima gaya reaksi pada arah vertikal dan gaya reaksi pada arah horizontal

    Tumpuan Engsel

    e. Tumpuan Rol

    Tumpuan roll berfungsi sebagai tempat bersandarnya konstruksi dan tempat

    bekerjanya reaksi pada sebuah struktur. Tumpuan rol merupakan tumpuan yang

    hanya dapat menerima gaya reaksivertikal.

  • Tumpuan Rol

    f. Landasan Tumpuan (I dan II)

    Landasan tumpuan berfungsi sebagai tempat menempelnya tumpuan engsel.

    Landasan Tumpuan

    g. Tumpuan Pembebanan

    Tumpuan pembebanan berfungsi sebagai alat tumpuan beban yang akan

    diberikan pada benda uji dalam pengujian defleksi.

  • Tumpuan Pembebanan

    h. Beban

    Beban dalam pengujian berfungsi untuk menghasilkan gaya vertikal (arah

    sumbu y) terhadap benda uji pada saat pengujian.

    Beban

    i. Skala Derajat Penyimpangan

    Skala derajat penyimpangan berfungsi untuk menyatakan penyimpangan yang

    terjadi dari benda uji ketika dilakukan pengujian

    .

  • Skala Derajat Penyimpangan

    j. Kunci L

    Kunci L berfungsi untuk mengencangkan tumpuan pada landasan tumpuan ,

    dan juga untuk mengendorkan tumpuan saat akan dilepaskan

    8. Prosedur pengujian defleksi

    1. Memasang landasan I dan II

    2. Memasang bagian dari tumpuan engsel ke landasan II

    3. Memasang dial indikator pada tempatnya

    4. Melakukan proses penempatan tumpuan statis tertentu pada spesimen uji

    (engsel-rol)

    5. Menempatkan spesimen uji yang telah terpasang dengan tumpuan rol dan

    engsel pada landasan tumpuan

    6. Atur tinggi rendah dial indikator serta letakkan posisinya tepat di tengah lebar

    spesimen uji

    7. Bila prosedur telah dilaksanakan, siap untuk melakukan percobaan

    9. hal-hal yang dapat mempengaruhi perhitungan defleksi ketika terjadi pembebanan

    adalah

    a. Besar dan jenis pembebanan

    b. Jenis tumpuan

    c. Jenis material

    d. Kekuatan material

  • 10. Elemen yang mempengaruhi modulus elastisitas

    a. janis bahan atau zat penyusun

    b. tingkat kosentrasi elastisitas

    c. kelenturan bahan

    11. Buckling merupakan salah satu fenomena yang terjadi dalam dunia mekanika

    material dimana jika sebuah kolom ditekan pada kedua ujungnya dengan tekanan

    yang semakin bertambah maka pada awalnya tidak akan terjadi apa-apa sampai

    tekanannya mencapai tekanan kritis dan jika pembebanan terus dilanjutkan maka

    kolom akan melengkung(buckling) sampai akhirnya gagal.

    Contoh aplikasi : Pipa Bawah Laut

    Tekanan bawah laut yang tinggi menyebabkan permukaan pipa tersebut akan saling

    menekan dan terjadilah buckling saat pipa itu tidak kuat menahan beban.

    Buckling Pada Pipa Bertekanan

    12. Dalam praktikum buckling para praktikan diharapkan mampu :

    1. Mengetahui karakteristik buckling akibat tumpuan yang berbeda

    2. Mengetahui prinsip kerja dan bagianbagian alat peraga fenomena buckling

    3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi buckling

    4. Mengetahui aplikasi buckling dalam kehidupan sehari-hari

    13. Bagian Alat uji Percobaan buckling :

    a. Dongkrak Hidrolik

  • Fungsi sebagai pemberi tekanan pada spesimen uji

    b. Pressure Gauge

    Fungsi untuk memberikan informasi besarnya tekanan

    c. Sliding Bar

    Fungsi memompa sistem hidrolik sampai kontak dengan sliding bar A

    d. Dial Indicator

    Fungsi untuk mengukur defleksi

  • e. Spi

    Fungsi untuk merubah tumpuan engsel menjadi tumpuan jepit

    14. Rumus Perhitungan :

    1. Y= 4,2408X + 1,6

    dimana: Y= beban yang diberikan pada sistem hidrolik (Kgf)

    X= tekanan yang dihasilkan sistem hidrolik (Kgf/cm2)

    2. Perhitungan Penyimpangan Teoritis

    Penyimpangan teoritis untuk modulus elastisitas

    =

    +

    +

    +

    +

    Dimana :

    =132

    3843

    3

    Penyimpangan teoritis untuk P

    =1

    3

    3

    22

  • Rumus dasar ditunjukan seperti diatas untuk tumpuan engsel-engsel (L=Le),

    untuk tumpuan engsel jepit (L=0,7Le), untuk jepit-jepit (L=0,5Le).Untuk

    mendapatkan nilai penyimpangan maka rumus diatas diturunkan parsial

    tarhadap variabelnya.

    3. Perhitungan Penyimpangan Aktual

    =

    100%

    4. Tegangan Akibat Gaya Aksial P

    =

    =

    5. Tegangan Akibat Gaya Transfersal F

    =

    =

    12

    3

    Dimana :

    E = Modulus Elastisitas(Kgf/cm2)

    P = Tekanan (Kgf/cm2)

    M = Momen akibat gaya transversal (Kgf.cm)

    y = Defleksi terhadap sumbu netral spesimen (cm)

    b = Tebal spesimen (cm)

    h = Lebar spesimen (cm)

    A = Luas permukaan spesimen (cm2)

    15. Prosedur Percobaan Uji Buckling

    Mencari Beban Kritis

    Prosedur percobaan yang harus dilakukan pada saat melakukan percobaan untuk

    mencari beban kritis adalah sebagai berikut :

    1. Siapkanlah peralatan bantu percobaan seperti anak timbangan ,kunci cekam

    (kunci L), dan spesimen percobaan.

  • 2. Sesuaikanlah jarak antara sliding bar A dan sliding bar B sesuai dengan panjang

    spesimen.

    3. Pasanglah pin pada sliding bar B

    4. Pasanglah spesimen pada pencekam dengan memasukkan kedua ujung spesimen

    pada rahang pencekam dan kemudian menguncinya dengan menggunakan kunci

    L.

    5. Putarlah baut penyesuai pada sistem hidrolik sampai kontak dengan sliding bar

    A.

    6. Pasanglah anak timbanganpada mekanisme pemberat untuk memberikan beban

    mula (pre load)

    7. Lakukan setting nol dial indikator pada spesimen untuk mengukur defleksi

    spesimen .

    8. Kencangkanlah baut by pass pada sistem hidrolik.

    9. Pompalah sistem hidrolik perlahan-lahan dan amatilah tekanan yang terukur

    pada pressure gauge.

    10. Hentikan pemompaan jika tekanan tetap atau cenderung menurun

    11. Catatlah tekanan tertinggi yang terbaca pada pressure gaugesebelum tekanannya

    menurun dan catatlah pula deflekssi pada spesimen dengan dial indicator.

    12. Bukalah baut by pass untuk menurunkan tekanan menjadi nol.

    13. Lakukan langkah 7 sampai 12 untuk melakukan percobaan yang sama sebanyak

    jumlah percobaan yang diinginkan.

    14. Pasanglah spi pada salah satu pencekam untuk mengubah kombinasi tumpuan

    dari tumpuan pin-pinmenjadi tumpuan jepit-jepit.

    15. Lakukan langkah 13 untuk memperoleh data tumpuan pin-jepit

    16. Pasanglah spi pada pencekam satunya untuk mengubah kombinasi tumpuan dari

    pin-jepit menjadi tumpuan jepit-jepit.

    17. Lakukan langkah 13 untuk memperoleh data percobaan untuk tumpuan jepit-

    jepit.

    18. Jika percobaan telah selesai, bukalah semua peralatan yang telah dipasang dan

    ditempatkan pada tempat semula.

    Mencari perbandingan Beban Transfersal (F) dan Aksila (P)

  • Prosedur percobaan yang harus dilakukan pada saat melakukan percobaan untuk

    mencari perbandingan beban dan defleksi adalah sebagai berikut :

    1. Lakukan percobaan 1-5 seperti pada prosedur percobaan untuk mencari beban

    kritis

    2. Lakukan setting nol dial indikator pada spesimen untuk mengukur defleksi

    spesimen

    3. Kencangkanbaut by pass pada sistem hidrolik

    4. Pompalah sistem hidrolk perlahan-lahan dan amatilah tekanan yang terukur pada

    pressure gauge

    5. Catatlah untuk setiap tekanan yang terbaca pada pressure gauge sekaligus

    defleksi yang dihasilkannya.

    6. Pompalah kembali sistem hidrolik dan catatlah kembali tekanan dan defleksi

    yang dihasilkannya.

    7. Hentikan pemompaan jika spesimen talah melewati beban kritis.

    8. Pasanglah spi pada salah satu pencekam untuk mengubah kombinasi tumpuan

    dari tumpuan pin-pin mejadi tumpuan pin-jepit

    9. Lakukan langkah 2 sampai 7 untuk mendapatkan data percobaan dengan

    kombinasi tumpuan pin-jepit

    10. Pasanglah spi pada pencekam satunya untuk mengubah kombinasi tumpuan dari

    tumpuan pin jepit menjadi tujmpuan jepit-jepit.

    11. Lakukan langkah 2 sampai 7 untuk mendapatkan data percobaan dengan

    kombinasi tumpuan jepit-jepit.

    12. Jika percobaan telah selesai, bukalah semua peralatan yang telah dipasang dan

    ditempatkan pada tempat semula

    16. Getaran bebas adalah getaran yang diamati sebagai sistem yang berpindah dari

    kedudukan keseimbangan statis, dan getaran paksa adalah getaran yang terjadi

    karena adanya gaya luar yang bekerja pada suatu sistem sehingga sistem tersebut

    bergetar.

    17. Aplikasi Getaran Dalam kehidupan sehari-hari :

  • a. Getaran senar gitar yang dipetik

    b. Getaran pita suara ketika berbicara

    c. Getaran permukaan bumi ketika terjadi gempa bumi

    d. Bandul jam dinding yang bergoyang-goyang

    18. Prosedur Pengujian Getaran Paksa

    Berikut ini langkah-langkah dalam melakukan pengujian getaran paksa :

    1. Pasanglah seluruh komponen alat pengujian pada port nya masing-masing

    dibawah pengawasan asisten.

    2. Memposisikan pegas pada ujung beam, dengan posisi pegas tegak lurus

    terhadap beam, lalu kencangkan dengan obeng.

    3. Mengatur ketinggian beam hingga beam berada pada tengah-tengah baut

    pembatas linieritas, dengan memutar pengatur ketinggian pegas.

    4. Memposisikan mikrimeter, begitu pula dengan kontak platina atas, hingga

    posisi teratas menjauhi beam.

    5. Menyalakan motor dc menggunakan speed control hingga tachometer

    menampilkan angka 100 rpm.

    6. Memposisikan mikrometer begitu pula dengan kontak platina atas agar

    mendekati kontak platina beam.

    7. Atur posisi kontak platin hingga lampu indikator menyala kedip redup.

    8. Catatlah besar pergeseran skala pada mikrometer skrup di kolom simpangan.

    9. Matikan motor dc

    10. Ulangi langkah 5 dengan perbedaan selisih pertambahan 30 rpm hingga 400

    rpm.

    11. Lakukan pengujian kembali dengan posisi pegas 5 cm dari ujung beam, dan

    posisi pegas 10 cm dari ujung beam dengan mengulangi langkah 2-10.

    Prosedur Pengujian Getaran Bebas

    Berikut ini adalah langkah pengujuan getaran bebas :

    1. Memposisikan pegas pada ujung beam, dengan posisi pegas tegak lurus

    terhadap beam, lalu kencangkan dengan obeng.

  • 2. Mengatur ketinggian beam hingga beam berada pada tengah-tengah baut

    pembatas linieritas, dengan memutar pengatur ketinggian pegas.

    3. Memposisikan pena plotter hingga menyentuh gulungan kertas, dan berada

    tepat di tengah-tengah gulungan kertas.

    4. Tarik beam kearah bawah tanpa menyentuh batas bawah baut linieritas.

    5. Nyalakan motor penggerak gulungan kertas, lepaskan beam hingga timbul

    getaran.

    6. Amati dan catat lama getaran yang terjadi menggunakan stopwatchdari mulai

    getaran terjadi akibat beam dilepaskan, hingga getaran pada kertas plotter

    selesai.

    7. Matikan motor penggulung kertas, ambil hasil plot getaran

    Lakukan kembali langkah diatas untuk posisi pegas 5cm dari ujung beam, dan

    pegas 10 cm dari ujung beam

    19. Efek pelayangan.

    Paga Gambar menunjukan fenomena pada saat dua gerak harmonik dengan

    frekuensi yang saling mendekati satu sama lain, hasilnya akan menunjukan

    fenomena yang dikenal beats atau efek pelayangan

    20. Over-damped adalah suatu keadaan sistem dimana nilai rasio redamnnya lebih

    besar dari satu.

    Under-damped adalah suatu keadaan sistem dimana nilai rasio redamnnyalebih

    kecil dari satu.

  • Critically-damped adalah suatu keadaan sistem dimana nilai

    rasioredamnnya sama dengan satu