Pasar Uang dan Pasar Modal

42
PASAR UANG DAN PASAR MODAL MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank yang dibina oleh Bapak Drs. H. Gatot Isnani, M.Si. oleh Kelompok 7 Arieska Dian Saputri 02 Irsa Rorika Putri 20 Marinten Nova Mucica 23 Maya Nurina 25 Umi Salamah 39 Wikan Rahmayanti 41 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN November 2015 Jumat 1-3

Transcript of Pasar Uang dan Pasar Modal

Page 1: Pasar Uang dan Pasar Modal

1

PASAR UANG DAN PASAR MODAL

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH

Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank

yang dibina oleh Bapak Drs. H. Gatot Isnani, M.Si.

oleh

Kelompok 7

Arieska Dian Saputri 02

Irsa Rorika Putri 20

Marinten Nova Mucica 23

Maya Nurina 25

Umi Salamah 39

Wikan Rahmayanti 41

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN

November 2015

Jumat 1-3

Page 2: Pasar Uang dan Pasar Modal

2

DAFTAR ISI

Halaman

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Tujuan Pembahasan .................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Pasar Uang ........................................................ 3

B. Instrumen Pasar Uang .............................................................. 5

C. Risiko Berinvestasi di Pasar Uang ........................................... 14

D. Konsep Dasar Pasar Modal ...................................................... 15

E. Instrumen Pasar Modal ............................................................ 19

F. Proses Emisi Efek di Pasar Modal............................................ 27

G. Risiko Berinvestasi di Pasar Modal dan Berbagai Teknik

Penilaian Efek yang Dapat Digunakan .................................... 35

BAB III KESIMPULAN .............................................................................. 38

DAFTAR RUJUKAN ...................................................................................... 40

ii

Page 3: Pasar Uang dan Pasar Modal

3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pasar uang dan pasar modal merupakan salah satu unsur yang turut

berpengaruh dalam menjaga kestabilan sistem keuangan, di mana berbagai

instrumen keuangan diperdagangkan di pasar uang dan pasar modal. Menurut UU

No 8 tahun 1995 pada bagian dasar tertimbang, pasar modal mempunyai peran

yang strategis dalam pembangunan nasional sebagai salah satu sumber

pembiayaan bagi dunia usaha dan wahana investasi bagi masyarakat. Pasar modal

menjadi tempat bertemunya kepentingan-kepentingan dari unit surplus (pihak

yang kelebihan dana) dengan unit defisit (pihak yang membutuhkan dana). Begitu

juga menurut Darmadji dan Fahkruddin (2008: 2), pasar modal memiliki peran

besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua

fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal

dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas

yang mempertemukan pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang

membutuhkan dana. Sedangkan dikatakan memiliki fungsi keuangan karena

memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbal hasil bagi pemilik

dana, sesuai dengan karakteristik yang dipilih.

Menurut Siamat (2005: 487), Pasar modal di Indonesia dimulai ketika

pemerintah Hindia Belanda mendirikan bursa efek di Jakarta pada akhir tahun

1912. Efek-efek yang diperdagangkan dalam bursa ini terdiri atas saham-saham

dan obligasi yang diterbitkan perusahaan milik belanda yang beroperasi di

Indonesia, obligasi pemerintah Hindia Belanda dan efek-efek Belanda lainnya.

Pendirian bursa efek oleh pemerintah Belanda bertujuan untuk memobilisasi dana

dalam rangka membiayai perkebunan milik Belanda yang saat itu sedang

dikembangkan secara besar-besaran di Indonesia.

Dalam makalah ini, akan membahas seluk beluk pasar uang dan pasar

modal, mulai dari konsep dasar, jenis-jenis pasar uang dan pasar modal,

1

Page 4: Pasar Uang dan Pasar Modal

4

karakteristik pasar uang dan pasar modal, hingga berbagai risiko yang mungkin di

alami ketika berinvestasi di pasar uang maupun di pasar modal.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui konsep dasar dari pasar uang

2. Untuk mengetahui berbagai instrumen yang diperdagangkan di pasar uang

3. Untuk mengetahui apa saja risiko berinvestasi di pasar uang serta apa saja

teknik penilaian efek yang dapat digunakan

4. Untuk mengetahui konsep dasar dari pasar modal

5. Untuk mengetahui berbagai instrumen yang diperdagangkan di pasar modal

6. Untuk mengetahui proses emisi efek yang terjadi di pasar modal

7. Untuk mengetahui apa saja risiko berinvestasi di pasar modal serta apa saja

teknik penilaian efek yang dapat digunakan

Teknis penulisan makalah ini berpedoman pada Buku Pedoman Penulisan

Karya Ilmiah Universitas Negeri Malang (UM, 2010).

2

Page 5: Pasar Uang dan Pasar Modal

5

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Pasar Uang

Menurut Siamat (2005: 440), pasar uang adalah suatu kelompok pasar

dimana instrumen kredit jangka pendek, yang umumnya berkualitas tinggi

diperjualbelikan. Jangka waktu instrumen pasar uang biasanya jatuh tempo

dalam waktu 1 tahun atau kurang. Pasar uang menyediakan sarana pengalokasian

dan pinjaman dana jangka pendek, sehingga pasar uang disebut sebagai pasar

likuiditas primer. Sebaliknya, pasar modal berkaitan dengan surat-surat berharga

yang berjangka panjang. Pasar uang sering disebut dengan pasar abstrak karena

pelaksanaan transaksi tidak dilakukan di tempat tertentu sebagaimana halnya

dengan bursa efek pada pasar modal. Berkaitan dengan itu, pasar uang merupakan

pasar yang tidak terorganisasi (unorganized market) sementara pasar modal

adalah pasar yang terorganisasi (organized market). Di samping memiliki tempat

transaksi khusus, pelaksanaannya juga diatur dan diawasi oleh otoritas pasar

modal yaitu Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal).

Pasar uang saat ini tidak lagi dibatasi dalam wilayah suatu negara saja.

Uang berputar ke seluruh bagian dunia, mencari investasi yang menawarkan

expected return yang paling tinggi untuk suatu tingkat resiko tertentu sejalan

dengan pesatnya perkembangan perdagangan dunia. Pertumbuhan dan

perkembangan perdagangan internasional membutuhkan pembiayaan jangka

pendek maupun jangka panjang. Modal jangka panjang dibutuhkan untuk

membiayai pembangunan pabrik baru, sistem transportasi, dan sebagainya.

Pembiayaan jangka pendek untuk membiayai ekspor dan impor barang dan

kebutuhan modal kerja lain.

Pasar uang pada prinsipnya merupakan sarana alternatif bagi lembaga-

lembaga keuangan perusahaan-perusahaan nonkeuangan, dan peserta-peserta

lainnya baik dalam memenuhi kebutuhan dana jangka pendeknya maupun dalam

rangka melakukan penempatan dana atas kelebihan likuiditasnya. Pasar uang

secara tidak langsung dimaksudkan sebagai sarana pengendali moneter oleh

penguasa moneter dalam melaksanakan operasi pasar terbuka. Pelaksanaan

3

Page 6: Pasar Uang dan Pasar Modal

6

operasi pasar terbuka oleh Bank Indonesia dilakukan dengan menggunakan

Sertifikat Bank Indonesia atau SBI dan Surat Berharga Pasar Uang atau SBPU.

SBI sebagai instrumen dalam melakukan operasi pasar terbuka digunakan untuk

tujuan kontraksi moneter. Sementara SBPU berfungsi sebagai instrumen ekspansi

moneter. Pihak yang terlibat dalam transaksi pasar uang baik sebagai investor

maupun sebagai peminjam antara lain lembaga keuangan, perusahaan besar,

lembaga pemerintah, dan individu-individu.

Pasar uang mempertemukan pihak yang memiliki surplus dana dengan

pihak yang mengalami defisit. Transaksi dalam pasar uang sebagian besar bersifat

jangka pendek. Di satu sisi pasar uang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan dana

jangka pendek perusahaan, lembaga keuangan, dan pemerintah, mulai dari

overnight sampai dengan jangka waktu jatuh tempo satu tahun. Pada waktu yang

sama pasar uang menyediakan outlet investasi bagi pihak surplus dana jangka

pendek yang ingin memperoleh pendapatan atas dana yang belum terpakai. Oleh

karena itu, mekanisme dalam pasar uang pada dasarnya dirancang untuk

mempertemukan kepentingan kedua kelompok tersebut, dan keberadaan pasar

uang memungkinkan terjadinya transaksi pinjam-meminjam.

Banyaknya perusahaan serta individu yang mengalami arus kas yang tidak

sesuai antara inflows dan outflows merupakan alasan dibutuhkannya pasar uang

dalam sistem perekonomian. Misalnya perusahaan melakukan penagihan dari

klien pada periode tertentu dan pada waktu yang lain ia harus mengeluarkan uang

untuk menutupi biaya operasionalnya. Untuk mengatasi masalah tersebut, pada

saat kas perusahaan mengalami defisit, perusahaan dapat memasuki pasar uang

sebagai peminjam dengan mencari lembaga keuangan atau pihak lain yang

memiliki surplus dana. Selanjutnya pada saat mengalami surplus dana, perusahaan

menjadi kreditor dalam pasar uang untuk memperoleh pendapatan daripada

membiarkan dananya tak terpakai atau idle. Oleh karena itu, pasar uang berfungsi

untuk menjembatani adanya kesenjangan antara penerimaan dan pengeluaran

dana, menutup kekurangan dengan pinjaman jangka pendek apabila pengeluaran

dana melebihi penerimaan dan penyediaan outlet investasi untuk memperoleh

pendapatan bunga bagi unit yang penerimaannya melebihi pengeluaran.

4

Page 7: Pasar Uang dan Pasar Modal

7

Dalam pasar uang, agak sulit untuk menentukan debitur (borrower) dan

kreditur (lender). Perusahaan atau lembaga-lembaga yang sama sering beroperasi

di kedua sisi pasar uang, yaitu dalam waktu yang sama bisa sebagai debitur dan

kreditur. Misalnya, sebuah bank umum yang beroperasi di pasar uang akan

meminjam dana secara agresif melalui sertifikat deposito dan instrumen utang

jangka pendek lainnya. Sementara pada waktu yang sama bank tersebut memberi

pinjaman jangka pendek kepada perusahaan-perusahaan yang sedang mengalami

kekurangan dana sementara. Lembaga-lembaga yang biasanya terlibat antara lain

bank-bank besar, lembaga-lembaga keuangan nonbank, dan lembaga-lembaga

pemerintah. Bahkan bank-bank sentral dapat menjadi pemasok dana yang agresif

di pasar uang dan mengambil posisi sebaliknya pada esok harinya. Kegiatan

tersebut biasanya dilakukan dalam rangka pelaksanaan operasi pasar terbuka.

Para investor di pasar uang pada dasarnya mencari keamanan dan

likuiditas, di samping peluang untuk memperoleh pendapatan bunga. Hal tersebut

karena dana yang diinvestasikan di pasar uang adalah kelebihan dana sementara

dan biasanya dibutuhkan dalam waktu singkat untuk membayar pajak, gaji,

dividen dan sebagainya. Dengan alasan ini, maka investor pasar uang sangat

sensitif terhadap resiko.

B. Instrumen Pasar Uang

Jenis instrumen atau surat-surat berharga yang diperjualbelikan di pasar

uang cukup bervariasi, mencakup surat-surat berharga yang diterbitkan oleh

badan-badan usaha swasta dan negara serta lembaga-lembaga pemerintah.

Namun, waktu jatuh tempo instrumen tersebut umumnya berjangka pendek.

Menurut Siamat (2005: 443), instrumen pasar uang yang banyak ditransaksikan di

berbagai negara dan diperdagangkan secara internasional antara lain: Treasury

Bills (T-Bills), Commercial Paper (CP), Negotiable Certificate of Deposits (CDs),

Banker’s Acceptance (BA), Pepurchase Agreement (Repos), dan Fed funds (di

Amerika Serikat). Sedangkan instrumen yang diperdagangkan dalam pasar uang

di Indonesia saat ini antara lain adalah: Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat

Berharga Pasar Uang (SBPU), Sertifikat Deposito, Commercial Paper, Repuchase

Agreement, Banker’s Acceptance, dan Promissory Notes.

5

Page 8: Pasar Uang dan Pasar Modal

8

Berikut ini penjelasan tentang instrumen-instrumen yang diperdagangkan

di pasar uang.

a. Treasury Bills (T-Bills)

Menurut Siamat (2005: 443), Treasury Bills atau biasanya disingkat T-

Bills merupakan instrumen utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau Bank

Sentral atas tunjuk dengan jumlah tertentu yang akan dibayarkan kepada

pemegang pada tanggal yang telah ditetapkan. Instrumen ini umumnya berjangka

waktu jatuh tempo satu tahun atau kurang. T-Bills dianggap sebagai instrumen

yang sangat aman karena diterbitkan oleh pemerintah atau biasanya Bank Sentral.

Oleh karena itu, T-Bills sangat mudah diperjualbelikan dan disukai oleh

perusahaan-perusahaan, terutama lembaga-lembaga keuangan untuk dijadikan

sebagai cadangan likuiditas sekunder yang memberikan hasil. Pada prinsipnya T-

Bills ini dapat disamakan dengan SBI di Indonesia yang pertama kali diterbitkan

Bank Indonesia pada tahun 1970 dan hanya sempat beredar selama kurang lebih

satu tahun, kemudian terhenti sampai diterbitkan kembali pada tahun 1984.

Di samping untuk cadangan likuiditas, T-Bills dapat dijadikan sebagai

sarana investasi, karena instrumen pasar uang memiliki karakteristik: tidak

beresiko, memiliki pasar sekunder, risiko terjadi kerugian sangat kecil.

Perusahaan atau lembaga yang menjadi investor utama dalam T-Bills ini

antara lain Bank Sentral, bank-bank umum, mutual funds, BUMN, lembaga-

lembaga keuangan nonbank, perusahaan-perusahaan, badan pemerintah negara

lain, dan individu.

b. Commercial Paper (CP)

Menurut Siamat (2005: 444-445), Commercial Paper (CP) pada dasarnya

merupakan promes yang tidak disertai dengan jaminan (unsecured promissory

notes), diterbitkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana jangka pendek dan

dijual kepada investor dalam pasar uang. CP merupakan promes di mana penerbit

berjanji akan membayar sejumlah uang tertentu pada saat jatuh tempo. Penjualan

CP dilakukan umumnya dengan sistem diskonto, namun beberapa diantaranya

menggunakan bunga sebagaimana halnya dengan kredit. Meskipun dalam

praktiknya penerbitan CP tidak dengan jaminan, namun dalam pelaksanaannya

6

Page 9: Pasar Uang dan Pasar Modal

9

seringkali CP diterbitkan dengan backup fasilitas credit line dari bank yang

jumlahnya mendekati atau sama dengan nilai CP yang diterbitkan. Penerbitan CP

dapat dilakukan secaa langsung (direct placement) kepada ivestor ataupun secara

tidak langsung (indirect placement) dengan menggunakan jasa perantara.

Proses penerbitan CP berbeda dengan penerbitan surat berharga lainnya.

CP diterbitkan tidak menggunakan underwriter atau penjamin emisi karena

mekanisme penjualannya pada prinsipnya dapat dilakukan secara langsung kepada

investor. Namun demikian banyak penerbit karena alasan tertentu menggunakan

arranger. Arranger ini umumnya adalah bank-bank umum yang berfungsi sebagai

perantara antara investor dengan penerbit. Arranger berbeda dengan penjamin

emisi dalam hal emisi efek. Arranger sama sekali tidak bertanggung jawab atas

tidak terjualnya CP yang diterbitkan. Tugas utama yang harus dilakukan adalah

menawarkan CP kepada investor yang biasanya merupakan nasabah-nasabahnya.

Selain berfungsi sebagai arranger, bank dapat pula bertindak sebagai agen

pembayar (paying agent). Bank dalam menjalankan fungsinya baik sebagai

arranger dan ataupun paying agent akan mendapat fee yang disebut arranger fee

atau paying agent fee yang saat ini berkisar antara 0,25% - 1% dari total nilai CP

yang diterbitkan. Di Indonesia bisnis yang menggunakan instrumen CP ini,

pertama kali dikenalkan oleh Citibank pada dekade 1980-an.

Kelebihan commercial paper bagi penerbit (user) dan investor antara lain

sebagai berikut:

1. Penerbit

a. Tingkat bunga CP lebih rendah daripada prime rate , yaitu tingkat bunga kredit

yang dikenakan perbankan kepada nasabah utamanya, sehingga biaya dana

akan menjadi lebih murah.

b. Tidak perlu menyediakan jaminan.

c. Penerbitannya relatif lebih mudah karena pada prinsipnya hanya melibatkan

penerbit dan investor.

d. Jangka waktu jatuh temponya lebih fleksibel, dapat diperpanjang atas

persetujuan investor.

7

Page 10: Pasar Uang dan Pasar Modal

10

2. Investor

a. CP menawarkan penghasilan yang lebih tinggi dibandingkan, misalnya,

Sertifikat Deposito, Deposito Berjangka atau Treasury Bills.

b. Dapat dijual kembali (didiskontokan) tanpa perlu menunggu jatuh temponya.

c. Tingkat keamanannya relatif tinggi karena penerbit CP umumnya perusahaan

dengan rating yang tinggi.

Kelemahan CP dilihat dari kepentingan investor dan issuer antara lain:

1. Bagi investor, CP merupakan instrumen yang tidak disertai dengan jaminan

(unsecured prommisory notes)

2. Memungkinkan issuer melakukan rekayasa laporan keuangan untuk

memperlihatkan keadaan likuiditas dan kemampuan memperoleh labanya.

3. Bagi perusahaan penerbit, CP merupakan sumber dana jangka pendek sehingga

perusahaan kurang leluasa untuk dijadikan sebagai modal investasi.

c. Negotiable Certificate of Deposits (CDs)

Menurut Siamat (2005: 446-447), Sertifikat deposito atau negotiable

certificate of deposit, atau sering disingkat CD, pada prinsipnya adalah instrumen

keuangan yang diterbitkan oleh suatu bank atas unjuk dan dinyatakan dalam suatu

jumlah, jangka waktu dan tingkat bunga tertentu. Sertifikat deposito adalah

deposito berjangka yang bukti simpanannya dapat diperdagangkan. Ciri pokok

yang membedakannya dengan deposito berjangka terletak pada sifat yang dapat

dipindahtangankan atau diperjualbelikan sebelum jangka waktu jatuh temponya

melalui lembaga-lembaga keuangan lainnya, misalnya discount houses atau

merchant bank. Di Indonesia, CD diterbitkan oleh bank-bank umum atas dasar

diskonto (discounted basis). Perhitungan diskonto CD oleh bank-bank di

Indonesia sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia menggunakan rumus true

discount . Formula ini juga digunakan untuk menghitung nilai tunai (proceeds)

instrumen pasar uang lain dengan rumus:

8

Page 11: Pasar Uang dan Pasar Modal

11

Contoh:

Nilai nominal suatu CD yang akan jatuh tempo 90 hari adalah sebesar Rp 10 juta

dengan tingkat diskonto 10%. Nilai tunai (proceeds) CD tersebut dapat dihitung

dengan menggunakan formula true discount :

Konsep CD ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1961 oleh The First

International City Bank of New York (sekarang Citibank) di pasar uang New

York. Instrumen baru tersebut dapat diterima oleh dealer surat-surat berharga, dan

sejak saat itu CD menjadi salah satu instrumen utama yang diperdagangkan di

pasar uang New York. Pada akhir dekade 1960-an, bank-bank di Inggris

mengikuti konsep CD Citibank dengan menerbitkan Sterling CD yang akhirnya

juga menjadi instrumen pasar uang yang cukup diminati.

Rumus perhitungan transaksi jual beli Sterling CD (Sterling Certificate Of

Deposit) di pasar uang London yaitu:

Rumus perhitungan transaksi jual beli London Dollar CD (London Dollar

Certificate Of Deposit) yaitu:

Dikarenakan CD merupakan instrumen keuangan yang dapat

diperjualbelikan dalam pasar uang, maka untuk melindungi pemegangnya

diperlukan keseragaman bentuk, isi, dan redaksinya. Sesuai dengan ketentuan

Bank Indonesia, warkat CD harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Pada halaman depan sekurang-kurangnya dicantumkan :

a. Kata-kata “Sertifikat Deposito” dan “Dapat Diperdagangkan” dalam ukuran

besar sehingga mudah terlihat.

b. Nomor seri dan nomor urut.

c. Nama dan tempat penerbit.

d. Tingkat bunga atau diskonto.

9

Page 12: Pasar Uang dan Pasar Modal

12

e. Pernyataan bahwa penerbit mengikat diri untuk membayar sejumlah uang

tertentu dalam rupiah pada tanggal dan tempat tertentu.

f. Tanda tanggan direksiatau pejabat yang berwenang dari penerbit.

g. Tanda tanggan penjabat dari kantor cabang di tempat CD diterbitkan.

2. Pada halaman belakang dicantumkan klausula yang sekurang-kurangnya

menyatakan bahwa :

a. Penerbit menjamin sertifikat deposito dengan seluruh harta dan piutangnya.

b. CD dapat diperjualbelikan dan dapat dipindahtangankan dengan cara

penyerahan.

c. Pelunasan dilakukan pada tanggal jatuh tempo atau sesudahnya dengan

menyerahkan kembali warkat sertifikat deposito. Siamat (2005: 449)

d. Banker’s Acceptance (BA)

Menurut Siamat (2005: 449-450), Banker’s Acceptance merupakan salah

satu instrumen yang diciptakan untuk memfasilitasi transaksi perdagangan

komersial dan dapat dipindahtangankan, sehingga dapat dijadikan sebagai

instrumen pasar uang. Mulanya BA tercipta melalui perdagangan luar negeri.

Pada prinsipnya BA memberikan alternatif untuk memperoleh kredit, terutama

pada saat barang-barang dikapalkan untuk segera dikirimkan ke luar negeri.

BA merupakan time draft (wesel berjangka) yang ditarik oleh eksportir

atau impotir atas suatu bank untuk membayar sejumlah barang atau membeli

valuta asing. Jika bank tersebut setuju maka akan memberikan stampel “accepted”

di atas wesel dan memprosesnya, sehingga bank yang menerima dan memproses

tersebut memiliki jaminan tak bersyarat untuk membayar sebesar nilai aksep pada

jatuh tempo. Dengan kata lain bank bersangkutan menjamin eksportir dan investor

dalam pasar uang internasional dari kemungkinan gagal bayar.

Aksep merupakan instrumen keuangan yang dirancang untuk mengalihkan

risiko perdagangan internasional kepada pihak ketiga yang akan mengambil risiko

tersebut dengan biaya tertentu. Aksep ini merupakan instrumen pasar uang yang

berkualitas tinggi, akseptasi bank secara aktif diperdagangkan antara lembaga-

lembaga keuangan, perusahaan industri, dealer surat-surat berharga sebagai

investasi yang sangat tinggi dan mudah diuangkan. Aksep dipergunakan untuk

10

Page 13: Pasar Uang dan Pasar Modal

13

perdagangan ekspor-impor karena banyak ekspotir yang tidak yakin terhadap

credit standing importir yang di kirimi barang. Eksportir sangat tergantung pada

pembiayaan akseptasi bank domestik atau bank asing. Bank-bank bersedia

mengambil resiko karena mereka memiliki keahlian dalam menilai kredit dan

risiko tersebut dalam berbagai pinjaman.

Proses terciptanya Banker’s Acceptance dimulai pada perdagangan

akseptasi bank yang diawali ketika importir meminta fasilitas kredit untuk

membayar barang yang diimpor dari luar negeri. Setelah permohonan credit line-

nya disetujui, bank kemudian menerbitkan L/C untuk keuntungan pihak eksportir.

Dokumen ini memberikan hak eksportir untuk menarik time draft sebesar nilai

barang terhadap bank penerbit L/C dengan ketentuan eksportir setuju untuk

mengirim dokumen pengapalan yang selanjutnya memberikan hak kepemilikan

sementara atas barang-barang ekspor tertentu. Karena L/C memberikan hak untuk

menarik time draft, maka eksportir harus menunggu sampai wesel tersebut jatuh

tempo baru kemudian dibayarkan.

Time draft pada umumnya dibayarkan dengan mata uang bank penerbit

L/C, dan mata uang ini kemungkinan tidak dibutuhkan oleh eksportir yang

bersangkutan. Dengan alasan tersebut eksportir mendiskontokan askep tersebut

sebelum jatuh temponya melalui banknya. Eksportir kemudian menerima

pembayaran dalam mata uang lokal dan menghindari risiko perdagangan dalam

valuta asing. Bank yang telah membeli atau mendiskonto aksep dari eksportir

meneruskan atau mengirimkannya kepada bank penerbit L/C. Kemudian issuing

bank memeriksa time draft dan dokumen-dokumen pendukung lainnya, dan

memeriksa apakah sudah ditulis dan dilengkapi sebagaimana seharusnya,

kemudian menstempelnya dengan accepted di atas wesel tersebut. Atas dasar

kejadian ini maka telah terciptalah aksep bank dan bank yang mengaksep

mengakui memiliki kewajiban yang harus dibayar penuh pada saat jatuh tempo.

Seringkali issuing bank sendiri yang mendiskonto aksep tersebut dari bank luar.

Aksep dapat dipegang sebagai aset oleh issuing bank atau mendiskontokannya

kepada pihak lain. Sementara itu, dokumen pengapalan barang yang merupakan

lampiran wesel diserahkan kepada importir atas dasar kepercayaan sehingga

memugkinkan importir mengambil barangnya kemudian memasarkannya. Apabila

11

Page 14: Pasar Uang dan Pasar Modal

14

issuing bank mendiskontokan aksep tersebut maka pada saat aksep jatuh tempo,

pemegang/ pemilik aksep terakhir menyerahkannya kepada issuing bank sebagai

accepting bank untuk pembayarannya.

Kelebihan BA adalah megurangi resiko perdagangan bagi importir, karena

importir menerima garansi dari bank untuk pembayaran atas barang yang

diimpornya. Dengan memindahkan risiko impotir kepada accepting bank dan

eksportir dapat segera mendapatkan dana dengan cara mendiskontokan accepting

bank sebelum jatuh temponya. Tiga pihak dalam transaksi tersebut adalah

eksportir, importir, dan issuing bank. Tiga pihak tersebut mendapatkan

keuntungan dari metode pembiayaan perdagangan internasional sebagai berikut:

a. Eksportir dapat menerima uangnya tanpa penundaan.

b. Importir dapat menunda pembayarannya sesuai jangka waktu credit line yang

disepakati dengan bank.

c. Issuing bank yang memegang BA (didiskonto dari eksportir) merupakan

instrumen keuangan yang sangat likuid yang dapat dijual sebelum jatuh tempo

melalui dealer bila membutuhkan likuiditas.

Tetapi terdapat biaya yang berkaitan dengan semua keuntungan tersebut.

Pembayaran discount fee dikenakan dari nilai nominal BA pada saat

didiskontokan sebelum jatuh tempo, accepting bank mendapatkan komisi yang

mungkin dibayar baik oleh eksportir atau importir sebagai tambahan fee dari

credit line yang diterima importir.

Jangka waktu tempo BA antara 30-180 hari, umumnya BA jatuh tempo

dalam waktu 90 hari. Dari sisi bank yang melakukan akseptasi, produser

memberikan cara menarik untuk membantu nasabah memenuhi kebutuhan kredit

jangka panjang. Rumus transaksi jual beli BA dengan cara diskonto sebagai

berikut:

12

Page 15: Pasar Uang dan Pasar Modal

15

e. Bill Of Exchange

Menurut Siamat (2005: 452-453), Bill of Exchange merupakan suatu

perintah tertulis tak bersyarat yang ditunjukan oleh seseorang kepada pihak

lainnya untuk membayar sejumlah uang pada saat diperlihatkan atau pada tanggal

tertentu kepada penarik atau order atau pembawa. Dalam penarikan wesel ini yang

perlu diperhatikan yaitu surat wesel harus berisikan hal-hal sebagai berikut:

1) Perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu.

2) Nama orang yang harus membayar (pembayar).

3) Penetapan hari bayarnya.

4) Penetapan tempat dimana pembayaran harus dilakukan.

5) Nama orang atau pihak lain yang ditunjuk untuk dilakukan pembayaran.

6) Tanggal dan tempat surat wesel ditarik.

7) Tanda tangan orang yang mengeluarkannya (penarik).

Sejak abad 17 instrumen ini digunakan oleh penjual barang untuk

penjualan kredit kepada pelanggannya. Bill of exchange merupakan instrumen

untuk memperlancar perdagangan internasional atau ekspor impor. Karena

sifatnya yang likuid, penjual dapat memperoleh pembayaran lebih awal sebelum

wesel tersebut jatuh tempo dengan cara mendiskontokannya kepada bank-bank

atau lembaga-lembaga keuangan lainnya sebagai investasi jangka pendek,

instrumen ini sangat umum digunakan dalam perdagangan.

Penarikan wesel ini biasanya didahului dengan adanya transaksi jual beli

barang. Dimana penjual akan menjadi penarik wesel dan pembeli barang sebagai

tertarik. Jangka waktu jatuh tempo wesel ini 6 – 180 hari. Pada prinsipnya bill of

exchange ini akan berubah menjadi BA apabila telah di aksep oleh bank. Rumus

perhitungan diskonto:

f. Repurchase Agreement (Repo)

Menurut Siamat (2005: 453-454), Repo merupakan transaksi jual beli

surat-surat berharga disertai dengan perjanjian bahwa penjual akan membeli

kembali surat-surat berharga yang dijual tersebut pada tanggal dan dengan harga

13

Page 16: Pasar Uang dan Pasar Modal

16

yang telah ditetapkan lebih dahulu. Surat berharga yang biasanya dijadikan

sebagai instrumen dalam ransaksi repo adalah surat-surat berharga yang dapat

diperjualbelikan secara diskonto. Misalnya, SBI, SBPU, CD, CP, atau T-Bills.

C. Risiko Berinvestasi di Pasar Uang dan Berbagai Teknik Penilaian Efek

yang Dapat Digunakan

Risiko yang mungkin dihadapi investor dalam kegiatan investasi di pasar

keuangan antara lain sebagai berikut.

1. Risiko Pasar (interest-rate-risk)

Semua surat berharga termasuk instrumen pasar uang memiliki risiko yang

disebut market risk atau kadang-kadang juga disebut interest rate risk, yaitu

risiko yang berkaitan dengan turunnya harga surat berharga (dan tingkat bunga

naik) mengakibatkan investor mengalami capital loss.

2. Risiko Reinvestment

Dalam praktiknya bukan saja harga surat berharga yang dapat jatuh tetapi juga

tingkat bunga. Turunnya harga sekuritas pada gilirannya menyebabkan

timbulnya risiko investor yang disebut reinvestment risk, yaitu risiko terhadap

penghasilan suatu aset finansial yang harus di-reinvest adalah risiko yang

memaksa investor menempatkan pendapatan yang diperoleh dari bunga kredit

atau surat-surat berharga ke investasi yang berpendapatan rendah akibat

turunnya tingkat bunga.

3. Risiko gagal bayar

Risiko gagal bauyar terjadi akibat tidak mempunyai peminjam (debitur)

memenuhi kewajibannya sesuai dengan yang diperjanjikan. Risiko ini juga

disebut sebagai default risk atau credit risk.

4. Risiko inflasi

Pemberi pinjaman menghadapi kemungkinan naiknya harga-harga barang dan

jasa-jasa yang akan menurunkan daya beli atas pendapatan yang diterimanya.

Oleh karena itu risiko inflasi sering juga disebut dengan risiko daya beli

(purchasing power risk). Untuk meghadapi hal tersebut kreditur biasanya

berusaha mengimbangi proyeksi inflasi dengan meminta atau mengenakan

tingkat bunga yang lebih tinggi.

14

Page 17: Pasar Uang dan Pasar Modal

17

5. Risiko valuta (currency or exchange rate risk)

Investor internasional dihadapkan pada risiko mata uang, yaitu kerugian yang

terjadi akibat adanya perubahan yang tidak menguntungkan terhadap kurs mata

uang asing. Misalnya apabila seorang investor Amerika membeli British-

Treasury Bills di pasar uang London. Keuntungan dari T-Bills ini dapat turun

drastis apabila nilai Poundsterling mengalami penurunan terhadap dolar

Amerika Serikat.

6. Risiko Politik

Risiko ini berkaitan dengan kemungkinan adanya perubahan ketentuan

perundangan yang berakibat turunnya pendapatan yang diperkirakan dari suatu

investasi atau bahkan akan terjadi kerugian total dari modal yang

diinvestasikan.

7. Marketability atau Liquidity risk

Risiko dapat terjadi apabila instrumen pasar uang yang dimiliki sulit untuk

dijual kembali sebelum jatuh tempo. Sulitnya menjual kembali surat berharga

tersebut memberi risiko untuk tidak dapat mencairkan kembali instrumen pasar

uang dalam bentuk uang tunai pada saat membutuhkan likuiditas sebelum jatuh

tempo. (Siamat, 2005: 442)

D. Konsep Dasar Pasar Modal

Berdasarkan UU No 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal Pasal 1, Pasar

Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan

perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang

diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek.

Menurut Triandaru dan Budisantoso (2008: 279), Pasar modal adalah pasar

keuangan untuk dana jangka panjang dan merupakan pasar konkret. Sedangkan

Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat yang yang terorganisir dimana

efek-efek diperdagangkan yang disebut bursa efek. Bursa efek atau stock

exchange adalah suatu sistem yang terorganisir yang mempertemukan penjual dan

pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun dengan melalui wakil-

wakilnya. Fungsi bursa efek ini antara lain adalah menjaga kontinuitas pasar dan

15

Page 18: Pasar Uang dan Pasar Modal

18

menciptakan harga efek yang wajar melalui mekanisme permintaan dan

penawaran. (Siamat, 2005: 487)

Lembaga penunjang pasar modal dapat dipisahkan antara lembaga

penunjang yang memberikan jasanya pada pasar perdana (primary market) dan

pasar sekunder (secondary market). Pasar perdana pada pokoknya adalah

penawaran efek secara langsung oleh emiten kepada investor tanpa melalui bursa

efek. Penawaran efek tersebut umumnya ditawarkan kepada investor institusi,

misalnya dana pensiun, perusahaan asuransi, dan perusahaan besar lainnya.

Pemasaran efek dalam pasar perdana dilakukan oleh penjamin emisi

(underwriter), broker, atau perusahaan efek yang bertindak sebagai agen penjual.

Pemasaran efek tersebut dilakukan berdasarkan perjanjian emisi efek. Harga efek

yang ditawarkan pada saat pasar perdana tersebut dinakamakan harga perdana.

Masa penawaran efek pada pasar perdana ini ditentukan jangka waktunya. Setelah

selesai masa penawaran dipasar perdana, efek tersebut dicatat (listing) dibursa

efek, misalnya Bursa Efek Jakarta. Begitu efek tersebut telah tercatat di bursa

maka efek atau saham yang bersangkutan akan diperdagangkan secara terus

menerus dan harganya pun akan berfluktuasi. Transakasi jual beli efek di bursa

efek ini disebut pasar sekunder dimana harga masing-masing efek diterntukan

oleh mekanisme pasar yaitu kekuatan permintaan dan penawaran atas suatu efek.

Pencatatan saham dibursa efek ini dapat dilakukan dengan cara company listing,

share listing, dan partial listing yang akan dibahas secara terpisah.

Dalam Pasar Modal, terdapat berbagai lembaga penunjang di pasar

perdana, yaitu:

1) Penjamin Emisi Efek (Underwriter), bertugas:

a. Memberikan nasihat (jenis efek yang sebaiknya dikeluarkan, harga yang

wajar untuk efek tersebut, jangka waktu efek)

b. Dalam mengajukan pernyataan pendaftaraan secara emisi efek, penjamin

emisi membantu menyelesaikan tugas administrasi yang berhubungan

dengan pengisian dokumen pernyataan pendaftaran emisi efek,

penyususan prospektus, merancang spesimen efek, dan mendampingi

emiten selama proses evaluasi

16

Page 19: Pasar Uang dan Pasar Modal

19

c. Mengatur penyelenggaraan emisi yang meliputi pendistribusian efek dan

menyiapkan keperluan sarana penunjang.

2) Akuntansi Publik, bertugas:

a. Melakukan pemerikasaan atas laporan keuangan perusahaan dan

memberikan pendaptnya.

b. Memeriksa pembukuan, apakah sudah sesuai dengan prinsip akuntansi

indonesia dan ketentuan bapepam

c. Memberi petunjuk pelaksaan cara-cara pembukuan yang baik (apabila

diperlukan)

3) Konsultan Hukum, bertugas:

a. Izin usaha yang wajib dimiliki emiten

b. Bukti kepemilikan/ penguasaan atas harta kekayaan emiten

c. Perikatan-perikatan yang dilakukan oleh emiten dengan pihak ketiga

d. Gugatan atau tuntutan dalam perkara perdata atau pidana yang

menyangkut emiten atau pribadi pengurus

4) Notaris, bertugas:

a. Membuat berita acara RUPS

b. Membuat konsep akta perubahan anggaran dasar

c. Menyiapkan naskah perjanjian dalam rangka emisi efek

5) Agen Penjual, bertugas:

a. Melayani investor yang akan memesan saham

b. Melaksanakan pengembalian uang pesanan (refund) kepada investor

c. Menyerahkan sertifikat efek kepada pemesan (investor)

6) Perusahaan Penilai

Perusahaan penilai diperlukan apabila perusahaan emiten akan melakukan

penilaian kembali aktivanya. Penilaian tersebut dimaksudkan untuk

mengetahui beberapa besarnya nilai wajar aktiva perusahaan sebagai dasar

dalam melakukan emisi melalui pasar modal. (Siamat, 2005: 490-491)

Berikut berbagai lembaga penunjang dalam emisi obligasi di pasar

perdana, yaitu:

1) Wali Amanat (Trustee), bertugas:

17

Page 20: Pasar Uang dan Pasar Modal

20

a. Menganalisis kemampuan dan kredibilitas emiten

b. Melakukan penilaian terhadap sebagian atau seluruh harta kekayaan

emiten yang diterima olehnya sebagai pinjaman

c. Memberikan nasihat yang diperhitungkan oleh emiten

d. Melakukan pengawasan terhadap pelunasan pinjaman pokok beserta

bunganya yang harus dilakukan oleh emiten tepat pada waktunya

e. Melaksanakan tugas selaku agen utama pembayaran

f. Mengikuti secara terus meneur perkembnagn perusahaan emiten

g. Membuat perjanjian perwalimanatan dengan pihak emiten

h. Memanggil rapat umum pemegang obligasi

2) Penanggung (Guarantor)

Penanggung bertanggung jawab atas dipenuhinya pembayaran pinjaman pokok

obligasi beserta bunganya dari emiten kepada para pemegang obligasi tepat

pada waktunya, apabila emiten tidak memenuhi kewajibannya.

3) Agen Pembayaran (Paying Agent)

Agen pembayaran bertugas membayar bunga obligasi yang biasanya dilakukan

stiap 2 kali setahun dan pelunasahn pda saat obligasi telah jatuh tempo.

(Siamat, 2005: 491-492)

Dalam Pasar Modal, juga terdapat berbagai lembaga penunjang di pasar

sekunder, yaitu:

1) Pedagang efek. Pedagang efek berfungsi menciptakan pasar bagi efek tertentu

dan menjaga keseimbangan harta serta memelihara likuiditas efek dengan cara

membeli dan menjual efek tertentu dipasar sekunder.

2) Perantara pedagang efek (broker). Bertugas menerima order jual dan order beli

investor untuk kemudian ditawarkan dibursa efek. Atas jasa keperantaraan

tersebut, broker mengenakan fee kepada investor.

3) Perusahaan efek. Perusahaan efek dapat menjalanan satu atau beberapa

kegiatan, baik sebagai pinjaman emisi efek. Perantara pedagang efek, manajer

investasi, maupun penasihat investasi.

4) Biro administrasi efek. Yaitu pihak yang berdasarkan kontrak dengan emiten,

secara teratur menyediakan jasa-jasa melaksanakn pembukuan, transfer dan

18

Page 21: Pasar Uang dan Pasar Modal

21

pencatatan, pembayaran dividen, pembagian hak opsi, emiten sertifikat, atau

laporan tahunan untuk emiten.

5) Reksa dana (mutual fund atau investment fund). Merupakan perusahaan yang

kegiatannya mengelola dana-dana dari investor yang pada umumnya

diinvestasikan dalam bentuk instrumen pasar modal dan atau pasar uang oleh

manajer investasi. (Triandaru dan Budisantoso, 2008: 285)

E. Instrumen Pasar Modal

Instrumen pasar modal pada prinsipnya adalah semua surat-surat berharga

(efek) yang umum diperjualbelikan melalui pasar modal. Efek adalah setiap surat

pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, sekuritas kredit,

tanda bukti utang, right, warrants, opsi atau setiap derivatif dari efek atau setiap

instrumen yang ditetapkan oleh Bapepam sebagai efek. Sifat efek yang

diperdagangkan di pasar modal (Bursa Efek) biasanya berjangka waktu panjang.

Instrumen yang paling umum diperjualbelikan melalui Bursa Efek di Indonesia

saat ini adalah saham, obligasi dan rights.

1. Saham

Menurut Siamat (2005: 507), saham atau stocks adalah surat bukti atau tanda

kepemilikan bagian modal pada suatu perseroan terbatas. Dalam transaksi jual beli

di Bursa Efek, saham atau sering pula disebut shares merupakan instrumen yang

paling dominan diperdagangkan. Saham tersebut dapat diterbitkan dengan cara

atas nama atau atas unjuk. Selanjutnya saham dapat dibedakan antara saham biasa

(common stocks) dan saham preferen (preferred stocks).

Perbedaan kedua jenis saham ini antara lain adalah :

Saham biasa (common stocks)

a. Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.

b. Memiliki hak suara (one share one vote)

c. Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan apabila bangkrut

dilakukan setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.

Saham preferen (preferred stocks)

a. Memiliki hak paling dahulu memperoleh dividen.

19

Page 22: Pasar Uang dan Pasar Modal

22

b. Tidak memiliki hak suara.

c. Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan

pengurus.

d. Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham leibh

dahulu setelah kreditor apabila perusahaan dilikuidasi.

e. Kemungkinan dapat memperoleh tambahan dari pembagian laba

perusahaan di samping penghasilan yang diterima secara tetap.

a. Kelemahan dan Kelebihan Saham Preferen

Dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya, saham preferen memiliki

kelemahan dan kelebihan antara lain sebagai berikut:

a. Lebih aman daripada saham biasa karena memiliki hak klaim terhadap

kekayaan perusahaan dan pembagian dividen terlebih dahulu.

b. Dibandingkan dengan investasi dalam bentuk pinjaman saham preferen

kurang aman karena dividen secara hukum bukan kewajiban.

c. Pembayaran dividen secara tetap sulit dinaikkan.

d. Tidak memiliki hak voting.

e. Tidak memiliki jatuh waktu.

f. Sulit diperjualbelikan dibanding saham biasa karena biasanya saham preferen

jauh lebih sedikit.

g. Pada saat perusahaan dilikuidasi yang dibayaarkan hanyalah nilai

nominalnya. (Siamat, 2005: 508)

b. Jenis Saham Biasa

Menurut Siamat (2005: 508-509), saham biasa atau common stocks dapat

dibedakan dalam berbagai jenis antara lain sebagai berikut:

a. Saham unggul (blue chips). Yaitu saham yang diterbitkan oleh perusahaan

besar dan terkenal yang lebih lama memperlihatkan kemampuannnya

memperoleh keuntungan dan pembayaran dividen. Biasanya perusahaan

tersebut memiliki stabilitas usaha yang tinggi dan unggul dalam industri yang

sejenis dan menjadi standar penilaian dalam mengukur perusahaan-

perusahaan.

20

Page 23: Pasar Uang dan Pasar Modal

23

b. Growth stocks. Yaitu saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang baik

penjualannya, perolehan laba, dan pangsa pasarnya mengalami perkembangan

yang sangat cepat dari rata-rata industri. Perusahaan seperti ini biasanya lebih

agresif, berorientsi riset, dan menggunakan kembali keuntungannya untuk

ekspansi. Dengan alasan tersebut perusahaan semacam ini (growth company)

lebih terkonsentrasi dalam membiayai ekspansinya dengan dana yang berasal

dari laba ditahan, membayar dividen dalam jumlah relatif kecil, dan

keuntungannya biasanya cenderung rendah. Dalam kenyataannya banyak blue

chips juga tergolong sebagai growth stocks.

c. Emerging growth stocks. Yaitu saham yang dikeluarkan oleh perusahaan

yang relatif lebih kecil dan memiliki daya tahan yang kuat meskipun dalam

kondisi ekonomi yang kurang mendukung. Selanjutnya memasuki tahap

memperoleh laba dalam jumlah besar sebagai hasil peningkatan volume

penjualan dan memperbesar profit marginnya. Harga saham jenis ini biasanya

sangat berfluktuasi.

d. Income stock. Yaitu saham yang membayar dividen melebihi jumlah rata-rata

pendapatan. Saham ini di Amerika misalnya, umumnya saham ini banyak

dibeli oleh investment fund dan dana pensiun.

e. Cyclical stocks. Yaitu saham perusahaan yang keuntungannya berfluktuasi

dan sangat dipengaruhi oleh siklus usaha. Apabila kondisi bisnis membaik,

keuntungan perusahaan ikut membaik dan meningkat. Sejalan dengan itu,

saham perusahaan mengalami kenaikan. Sebaliknya nilai iklim usaha kembali

memburuk, kegiatan usaha mengalami penurunan drastis dan keuntungannya

pun akan memburuk pula. Di Amerika Serikat misalnya, industri yang dapat

dikategorikan sebagai berfluktuasi antara lain ialah: semen, industri baja,

mesin-mesin, timah, otomotif, konstruksi dan real estate.

f. Defensive stocks. Yaitu saham perusahaan yang dapat bertahan dan tetap

stabil dari suatu periode atau kondisi yang tidak menentu dan resesi.

Perusahaan seperti ini memiliki pertumbuhan yang relatif lamban baik dalam

kondisi booming dan akan tetap bertahan pada saat resesi ekonomi.

Sebaliknya saham seperti ini sangat sensitif terhadap perubahan tingkat

bunga. Harganya akan turun apabila tingkat bunga unik dan naik apabila

21

Page 24: Pasar Uang dan Pasar Modal

24

tingkat bunga mengalami penurunan. Oleh karena itu saham sebenarnya dapat

pula digolongka sebagai cyclical stocks. Saham-saham yang diterbitkan oleh

perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan pelayanan masyarakat di

Amerika Serikat, misalnya listrik, angkutan umum, air PAM dan sebagainya,

dikategorikan sebagai defensive stocks.

g. Speculative stocks. Pada prinsipnya semua saham biasa yang diperdagangkan

di Bursa Efek dapat digolongkan sebagai speculative stocks. Karena pada saat

membeli saham kita tidak dapat memberi suatu janji, tidak ada kepastian

bahwa dana yang akhirnya kita terima pada waktu menjual saham tersebut

akan bertambah atau bahkan berkurang atau sama dengan jumlah dana yang

telah kita bayarkan.

2. Right

Menurut Siamat (2005: 509), hak yang diberikan kepada pemegang saham

lama untuk membeli tambahan saham baru yang diterbitkan oleh suatu perusahaan

disebut bukti right atau preemptive right. Penerbitan right di pasar modal

Indonesia juga disebut penawaran efek terbatas dengan hak membeli lebih dahulu.

Biasanya perusahaan menciptakan bahwa setiap pemegang saham lama diberi hak

untuk membeli sejumlah saham baru dengan suatu perbandingan yang ditentukan.

Kebijakan Right issue (bukti right) merupakan upaya emiten untuk

menambah saham yang beredar, guna menambah modal prusahaan sebab dengan

pengeluaran saham baru itu, pemodal harus mengeluarkan uang untuk membeli

saham yang berasal dari right issue. Investasi right issue ini dipilih karena

kemampuannya memberikan penghasilan yang sama dengan membeli saham,

tetapi dengan modal yang lebih rendah sebab harga saham hasil right isssue lebih

murah dari saham lama.

Misalnya:

Right issue dengan perbandingan 1 : 3 yang berarti setiap satu saham lama

mempunyai hak tiga saham baru. Sebagai gambaran umum di bawah ini contoh

sederhana perhitungan nilai suatu right dengan asumsi sebagai berikut:

22

Page 25: Pasar Uang dan Pasar Modal

25

Harga pasar saham = Rp 15.000/lembar. Harga right issue = Rp 5.000 (biasanya

lebih rendah daripada harga pasar. Perbandingan right issue = 1:3. Dengan

demikian dapat dihitung:

Harga teoritis saham baru = (Rp 15.000 + Rp 5.000) : 4 = Rp 5.000

Harga right = Rp 15.000 – Rp 5.000 = Rp 10.000

Selanjutnya apabila pemegang right menggunakan haknya tersebut maka akan

mendapatkan keuntungan sebesar Rp 5.000 per sahamnya yaitu Rp 15.000 – Rp

10.000.

3. Obligasi

Menurut Siamat (2005: 510), obligasi atau bonds adalah bukti utang dari

emiten yang dijamin oleh penanggung yang mengandung janji pembayaran bunga

atau janji lainnya serta pelunasan pokok pinjaman yang dilakukan pada tanggal

jatuh tempo.

Dalam manajemen portfolio obligasi, kunci keberhasilannya adalah

dengan membeli dan menjualnya pada waktu yang tepat. Hal tersebut dapat

dicapai dengan mengubah rasio deposito terhadapa obligasi dalam portfolio secara

berkala sesuai dengan perkiraan pergerakan tingkat suku bunga.

Jenis-jenis obligasi:

1. Obligasi bunga tetap, yaitu obligasi yang memberikan bunga berdasarkan

bunga tetap sampai jatuh tempo pelunasannya.

2. Obligasi bunga mengambang, yaitu obligasi yang pembayaran bunganya

tidak tetap dan disesuaikan dengan tingkat bunga pasar secara berkala.

3. Obligasi tanpa bunga, yaitu obligasi yang tidak memberikan bungan secara

berkala kepada pemilik. Obligasi ini biasanya dijual dengan harga yang lebih

rendah daripada nilai nominal obligasi, dan pada saat jatuh tempo akan

ditebus sesuai dengan nilai nominalnya.

4. Perpetual bond, yaitu obligasi yang tidak memiliki jatuh tempo, pembayaran

bungan dilakukan secara periodik selama perusahaan tetap beroperasi.

5. Obligasi konversi, yaitu obligasi yang disertai hak untuk ditukarkan dengan

saham perusahaan penerbit (umumnya saham biasa) dalam jangka waktu

tertentu sesuai dengan syarat-syarat pinjaman.

23

Page 26: Pasar Uang dan Pasar Modal

26

6. Bond with warrant, yaitu obligasi yang diterbitkan disertai dengan warrant

atau waran yang memberikan hak kepada pemiliknya untuk membeli

sejumlah tertentu sahan penerbit obligasi dengan harga yang telah ditentukan.

Setelah membahas instrumen apa saja yang terdapat di pasar modal,

berikut penjelasan mengenai reksa dana, yang juga merupakan wadah dalam

berinvestasi di pasar modal.

Menurut undang-undang nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal Pasal

1, Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari

masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh

manajer investasi. Dani pengertian tersebut ada 3 usur dalam reksa dana, yaitu:

adanya kumpulan dana dari masayarakat, investasi dalam bentuk portofolio efek,

dan manajer investasi sebagai pengolah dana.

a. Bentuk Hukum Reksa Dana

Menurut Siamat (2005: 493-494), bentuk hukum reksa dana antara lain:

1) Reksa dana perseroan

Reksa daan perseroan (PT) merupakan badan hukum tersendiri yang didirikan

untuk me;lakukan kegiatan reksa dana

2) Reksa dana KIK

Reksa dana KIK pada prinsipnya bukanlah badan hukum tersendiri. reksa dana

melakukan kegiatannya berdasarkan kontrak yang dibuat oleh manajer investasi

dan bank kustodian.investor secara kolektif mempercyakan dananya kepada

manajer investasi untuk dikelola. dana yang terhimpun tersebut disimpan dan

diadministrasikan pada bank kustodian. selanjutnya kekayaan yang dikelola oleh

manajer investasi dalam bentuk porofolio adalah milik investor secara bersama-

sama dan proporsional.

b. Sifat Reksa Dana

Menurut Siamat (2005: 494-497), sifat reksa dana dibagi menjadi 2 (dua),

yaitu:

24

Page 27: Pasar Uang dan Pasar Modal

27

1) Reksa Dana Tertutup

Karakteristik reksa dana tertutup antara lain adalah hanya dapat menjual

saham reksa dana (bukan unit penyertaan sebagaimana istilah dalam reksa dana

terbuka) kepada investor sampai batas jumlah modal dasar yang telah ditetapkan

dalam anggaran dasar perseroan. Apabila akan menjual saham melebihi modal

dasar, maka harus terlebih dahulu mengubah atau meningkatkan jumlah modal

dasar yang ditetapkan dalam anggaran dasarnya.disebut reksa dana tertutup karena

reksa dana ini tertutup dalam hal jumlah saham yang dapat diterbitkan atau dalam

hal menerima masuknya pemodal baru. Dan juga tidak dapat menerima kembali.

2) Reksa dana terbuka

Reksa dana terbuka dapat menjual unit penyertaannya secara terus

menerus sepanjang ada investor yang berminat membeli. Sebaliknya invesotr

dapat dapat menjual kembali unt penyertaannya kepada manajer investasi kapan

saja diinginkan. Atau dengan kata lain reksa dana terbuka bersedia membeli

kembali unit penyertaan sesuai dengan nilai aktiva bersih (NAB) pada saat itu.

c. Jenis Reksa Dana Berdasarkan Portofolio Investasinya

Menurut Siamat (2005: 497), jenis reksa dana berdasarkan portofolio

investasinya antara lain:

a. Reksa dana pasar uang adalah reksa dana yang hanya melakukan investasi

pada efek bersifat utang dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun.

b. Reksa dana pendapatan tetap adalah reksa dana yang melakukan investasi

sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat utang.

c. Reksa dana saham adalah reksa dana yang melakukan investasi sekurang-

kurangnya 80% dalam efek bersifat ekuitas.

d. Reksa dana campuran adlaha reksa dana yang melakukan investasi dlam efek

bersifatekuitas dan efek bersifat utang yang perbandingannnya tidak termasuk

dalam kategori yang disebut pada butir b dan c diatas.

d. Kebijakan pengelolaan reksa dana

Menurut Siamat (2005: 498), dalam pengelolaan reksa dana terdapat 2

pihak yang memilki peran yang menentukan yaitu manajer investasi dalam bank

25

Page 28: Pasar Uang dan Pasar Modal

28

kustodian. Manajer investasi mengelola dana dengan menempatkan dalam

instrumen pasar uang dan pasar modal sementara bank kustodian melakukan

administrasi dan penyimpanan seluruh kekayaan reksa dana.

Pembatasan dan pelarangan kegiatan reksa dana berdasarkan ketentuan

bapepam yang harus dipatuhi dalam pengelolaan reksa dana antara lain:

1) Menerima dan atau memberikan pinjaman secara langsung

2) Membeli saham atau unit penyertaan reksa dana lainnya

3) Membeli efek luar negeri

4) Membeli efek yang diterbitkan oleh suatu emiten melebihi 5 % dari jumlah

modal disetor emiten

5) Membeli efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan melebihi 10% dari nilai

NAB reksa dana pada saat pembelian, termasuk didalamnya surat berharga

yang dikeluarkan oleh bank, tetapi tidak termasuk sertifikat bank indonesia

e. Pajak reksa dana

Menurut Siamat (2005: 498), Reksa dana berbentuk perseroan sumber

pendapatannya dikenakan pajak penghasilan termasuk pajak transaksi, kecuali

bunga obligasi dan dividen. Dividen yang dibagikan kepada investor individu

dikenakan pajak penghasilan, sedangkan divivedn yang dibagikan kepada investor

badan usaha tidak dikenakan pajak

Reksa dana berbentuk KIK pendapataannya dikenakan dan dipungut

pajaknya pada tingkat reksa dannanya. Oleh karena itu, jika reksa dana KIK

melakukan pembagian uang tunasi kepada investor atau apabila investor

memperoleh pelunasan atas unit penyertaan tidak dikenakan pajak lagi.

f. Resiko dan keuntungan investasi pada reksa dana

Menurut Siamat (2005: 499), keuntungan dalam melakukan investasi pada

reksa dana adalah sebagai berikut:

a. Likuiditas

Investor yang membeli reksa dana open-end (terbuka) dapat menjual kembali

kepada penerbitnya setia[ saat dan penerbit secara hukum wajib membelinya

sesuai dengan harga pasar yang berlaku saat ini.

26

Page 29: Pasar Uang dan Pasar Modal

29

b. Diversifikasi

Investasi dalam reksa dana diback-up dengan sekelompok instrumen dipasar

modal atau pasar uang. Kelompok instrumen tersebut selalu berubah setiap saat

agar dicapai nilai maksimum dari portofolio yang bersangkutan

c. Manajemen profesional

Pengelola reksa dana umumnya terdiri atas orang-orang yang memiliki

pengalaman dalam keahlian dibidang pasar uang dan pasar modal

d. Biaya yang rendah

Biaya transaksi lebih relatif lebih rendah apabila investor mengelola investasinya

secar individu

e. Pelayanan bagi pemegang saham

Reksa dana biasanya menawarkan daya tarik kepada pemegang sahamnya

misalnya dengan menjanjikan untuk melakukan reinvestasi terhadap deviden atau

capital gain secara otomatis yang sehrausnya diterima oleh nasabah.

F. Proses Emisi Efek di Pasar Modal

Menurut Siamat (2005: 500), emisi efek atau sering disebut penawaran

umum (go public) merupakan suatu proses yang melibatkan lembaga penunjang

pasar modal dalam rangka penjualan efek (saham dan obligasi) suatu perusahaan

kepada masyarakat umum. Perusahaan yang melakukan emisi efek disebut

perusahaan emiten. Proses emisi efek terssebut dapat dilakukan dengan melalui

mekanisme Bursa Efek atau Bursa Paralel. Jangka waktu pemberian izin emisi

oleh Bapepam sampai pencatatan di bursa menurut ketentuan maksimal 90 hari.

Menurut Siamat (2005: 500-507), proses emisi efek yang berlaku saat ini

adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan yang akan menerbitkan efek (emiten atau issuer) menyampaikan

pernyataan maksud (letter on intern) kepada Bapepam. Bapepam adalah

badan utama pasar modal yang mempunyai wewenang untuk mengatur dan

menyelenggarakan emisi efek.

2. Emiten menghubungi dan menunjuk penjamin emisi (underwriter) serta

lembaga penunjang emisi lainnya. Untuk menjamin kelancaran dan kepastian

hasil yang akan diperoleh melalui kegiatan emisi efek, perusahaan emiten

27

Page 30: Pasar Uang dan Pasar Modal

30

harus menjalin kerja sama dengan beberapa lembaga penunjang emisi

lainnya.

3. Emiten dan underwriter memperssiapkan dokumen pernyataan pendaftaran

emisi efek berikut lampiran dan dokumen emisi lainnnya.

4. Emiten melalui underwriter menyampaikan pernyataan pendaftaran emisi

efek kepada Bapepam.

5. Bapepam melakukan penelaahan kesesuaian dokumen emisi dengan

ketentuan yang berlaku. Bapepam akan menanggapi permohonan pernyataan

pendaftaran tersebut dalam 45 hari.

6. Izin emisi diberikan oleh Bapepam bilamana semua dokumen emisi telah

lengkap dan memenuhi ketentuan.

7. Pengumuman dan pendistribusian prospektus.

8. Emiten dan underwriter melakukan penawaran efek melalui pasar perdana

Efek yang diterbitkan emiten dijual oleh penjamin emisi (underwriter)

melalui agen penjual yang ditunjuk. Penjualan efek pertama ini disebut

penawaran umum terbatas (Initial Public Offering/IPO) dan efek dijual di

pasar perdana.

9. Penjatahan saham

Penjualan efek dilakukan melalui sistem penjatahan. Artinya, efek

dialokasikan kepada pembeli disesuaikan dengan jumlah efek yang tersedia.

Jadi, seorang investor yang memesan efek tidak selalu akan dipenuhi sesuai

dengan jumlah yang ia pesan.

10. Pengembalian uang kepada pemesan (refund)

Jika terjadi kelebihan pesanan dalam penawaran umum, emiten harus

mengembalikan uang muka pesanan. Masanya adalah empat hari terhitung

mulai berakhirnya masa penjatahan. Pengembalian dana melibatkan modal

besar kepada banyak orang, mengharuskan para penjamin bertindak hati-hati

dan cepat karena pengembalian dana yang tepat waktu akan mempercepat

likuiditas dalam pasar modal.

11. Penyerahan sertifikat efek

Efek yang telah dipesan dan telah memperoleh kepastian untuk dipenuhi

harus diserahkan oleh penjamin emisi kepada agen penjual. Masa pada proses

28

Page 31: Pasar Uang dan Pasar Modal

31

ini adalah dua belas hari kerja terhitung mulai tanggal berakhirnya

penjatahan.

12. Pencatatan saham di bursa

Periode waktu penjualan efek di pasar perdana ini terbatas. Setelah batas

waktu di pasar perdana sudah habis (biasanya tujuh hari kerja), emiten wajib

mendaftarkan efeknya (listing) di bursa efek selambat-lambatnya 90 hari

setelah tanggal pemberian izin emisi oleh Bapepam untuk diperdagangkan di

pasar sekunder (Bursa Efek).

a. Penjatahan Saham

Pelaksanaan penjatahan saham dalam proses pasar perdana atau allotment

dikenal beberapa sistem sebagai berikut:

a. Fixed allotment yaitu cara penjatahan dimana anggota penjamin emisi

maupun agen penjual telah memiliki pembeli sehingga jatah saham yang

diberikan oleh penjamin pelaksana tidak dijual kepada klien lainnya.

b. Separate account. Sistem ini pada prinsipnya hampir sama dengan sistem

fixed allotment. Hanya saja, pada sistem ini di samping ada jatah untuk

klien dekat, juga menyediakan saham yang akan dijual kepada investor di

luar klien dekat. Kelemahan kedua sistem ini tidak mencerminkan

pemerataan. Karena investor di luar klien harus berebutan sisa saham yang

tidak dibeli klien dekat penjamin emisi dan agen penjual.

c. Pooling. Dalam sistem ini seluruh pemesanan saham di-pool pada

penjamin emisi pelaksana. Jika terjadi kelebihan permintaan atau

oversubscribed akan dilakukan penjatahan secara proporsional.

d. Gabungan fixed allotment dan pooling. Akhir-akhir ini untuk

mengimbangi kelemahan masing-masing sistem dalam penjatahan saham,

penjamin emisi mulai mengambil langkah kebijaksanaan dengan cara

menggabungkan sistem fixed allotment dengan sistem pooling.

b. Pencatatan Saham

Pencatatan saham atau listing di Bursa Efek dapat dibedakan sebagai berikut:

29

Page 32: Pasar Uang dan Pasar Modal

32

a. Share listing, yaitu pencatatan saham di Bursa Efek sejumlah emisi yang

dilakukan. Misalnya, modal disetor 1 juta lembar saham, sedangkan

jumlah emisi 20%, maka yang dicatatkan di Bursa adalah 20% itu saja.

Bila perusahaan tersebut akan menawarkan saham (emisi) atas sisa

sahamnya yang 80% di masa yang akan datang, perusahaan tersebut harus

menempuh proses emisi dari awal lagi.

b. Partial listing, yaitu pencatatan saham di Bursa Efek melebihi jumlah

yang diemisikan tetapi masih di bawah jumlah modal disetor. Misalnya,

total emisi 20% dari modal disetor perusahaan, maka yang dicatatkan di

Bursa melebihi 20%.

c. Company listing, yaitu pencatatan saham sejumlah modal sahamnya yang

telah disetor. Dengan kata lain perusahaan yang bersangkutan mencatatkan

seluruh sahamnya sesuai dengan jumlah saham yang telah disetor.

Misalnya, modal disetor 1 juta saham, total emisi 20% yang dicatatkan di

Bursa Efek adalah 1 juta saham.

c. Penjaminan Emisi (Underwriting)

Seperti telah dijelaskan bahwa dalam melakukan emisi efek, selalu melibatkan

lembaga-lembaga penunjang pasar modal yang menjalankan perannya sesuai

dengan fungsinya masing-masing. Dalam pelaksanaan emisi efek penjamin emisi

(underwriter) memiliki peran yang sangat menentukan keberhasilan emisi

terutama dalam melakukan pemasaran dan penjualan suatu efek. Pentingnya

fungsi underwriter tersebut disebabkan alasan-alasan sebagai berikut:

a. Membantu emiten mempersiapkan pernyataan pendaftaran berikut

dokumen pendukungnya.

b. Memberikan konsultasi di bidang keuangan seperti jumlah dan jenis efek

yang akan diterbitkan, bursa yang akan dipilih untuk mencatatkan saham,

jadwal emisi penunjukan lembaga penunjang lain, metode pendistribusian

efek, dan sebagainya.

c. Melakukan penjaminan terhadap efek yang diemisikan.

d. Melakukan evaluasi terhadap kondisi perusahaan antara lain: keuangan,

manajemen, pemasaran, produksi berikut prospeknya.

30

Page 33: Pasar Uang dan Pasar Modal

33

e. Menentukan harga saham bersama-sama dengan emiten.

f. Sebagai pembentuk pasar (market maker) di Bursa Paralel

Melihat peran dan fungsi underwriter tersebut di atas, maka keberhasilan

suatu emisi efek jelas sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan pengalaman

penjamin emisi terutama dalam pemasaran.

Penjamin emisi efek (underwriting) senantiasa berkaitan dengan risiko yang

dapat dihadapi oleh underwriter terutama apabila emisi dalam jumlah yang cukup

besar. Perhitungan dan perkiraan mengenai kemampuan atau kekuatan pasar yang

kurang tepat akan menimbulkan risiko terhadap tidak berhasilnya suatu emisi efek

yang pada gilirannya akan mengakibatkan tanggung jawab penjamin emisi atas

penjualan efek yang diemisikan tersebut. Oleh karena itu, pelaksanaan penjamin

emisi efek, umumnya dilakukan dalam suatu sindikasi yang terdiri atas kalangan

penjamin emisi. Dilihat masing-masing fungsi dan tanggung jawab dalam

sindikasi penjamin emisi maka underwriter dapat digolongkan sebagai berikut.

1. Penjamin Utama Emisi (Lead Underwriter)

Lead Underwriter dengan emiten membuat suatu perikatan dalam suatu

perjanjian penjaminan emisi efek. Dalam perjanjian tersebut penjamin emisi

menjamin menjual efek dan pembayaran seluruh nilai efek. Apabila dalam

suatu emisi terdapat lebih dari satu penjamin emisi utama, maka penjamin

dilakukan secara bersama.

Tugas pokok Penjamin Utama Emisi adalah sebagai berikut:

a. Menjamin penjualan emisi efek dan pembayaran keseluruhan nilai efek

yang diemisikan kepada emiten.

b. Mewakili para penjamin emisi efek dalam hubungannya dengan emiten

dan pihak ketiga.

c. Menetapkan bagian kewajiban masing-masing bagian emisi efek sesuai

dengan ketentuan yang telah disepakati dalam perjanjian antara penjamin

emisi.

31

Page 34: Pasar Uang dan Pasar Modal

34

d. Mengumpulkan semua hasil penjualan efek yang dilakukan oleh para

penjamin peserta emisi dan para agen penjual pada tanggal setelah masa

penutupan penawaran umum.

e. Menyerahkan hasil penjualan efek kepada emiten serta membayar efek

yang tidak habis terjual tepat pada tanggal yang disepakati.

2. Penjamin Pelaksana Emisi (Managing Underwriter)

Dalam suatu emisi bisa saja terdapat lebih dari satu lead underwriter. Apabila

hal tersebut terjadi, maka di antara mereka harus dipilih satu atau lebih yang

akan bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi atau managing underwriter.

Penjamin pelaksana emisi dalam suatu proses emisi memiliki tugas sebagai

berikut:

a. Mengatur pengelolaan serta penyelenggaraan emisi efek.

b. Mengoordinasikan seluruh penjamin emisi dalam hal pelaksanaan

penjaminan efek, serta kegiatan-kegiatan lainnya sesuai dengan

kewajiban para penjamin emisi efek.

3. Penjamin Peserta Efek (Co-underwriter)

Fungsi co-underwriter ini adalah ikut menjamin penjualan dan pembayaran

nilai efek sesuai dengan porsi efek yang diberikan kepadanya yang diikat

dengan suatu perjanjian penjaminan emisi dan dalam pelaksanaan suatu emisi

co-underwriter tidak bertanggung jawab langsung kepada emiten, tetapi

kepada lead underwriter.

Kerja sama antara penjamin emisi efek yaitu sebagai lead, managing dan co-

underwriter diwujudkan dalam suatu perjanjian antar mereka yang disebut dengan

Perjanjian Antar penjamin Emisi. Selanjutnya, penjamin emisi efek setelah

memisahkan jumlah porsi yang akan langsung ditawarkan sendiri kepada investor,

dapat juga mempergunakan jasa peusahaan-perusahaan broker atau perusahaan

efek sebagai agen penjual (selling agent) untuk melaksanakan penjualan efek

yang sebenarnya merupakan bagian underwriter yang bersangkutan. Ikatan kerja

sama antara penjamin emisi dengan agen penjual tersebut dilakukan atas dasar

suatu perjanjian yang disebut Perjanjian Agen Penjual.

32

Page 35: Pasar Uang dan Pasar Modal

35

d. Jasa Penjamin Emisi

Dalam melaksanakan fungsi penjaminan emisi, underwriter memperoleh

pembayaran dari emiten yang disebut jasa penjamin emisi atau underwriting fee.

Besarnya fee biasanya ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara emiten dengan

underwriter yang dinyatakan dalam suatu persentase. Jumlah fee tersebut dihitung

dari nilai penawaran pada pasar perdana.

Jasa-jasa penjamin emisi tersebut terdiri atas:

a. Management fee. Pada dasarnya management fee ini dibayarkan kepada

penjamin pelaksana emisi (managing underwriter)

b. Underwriting fee, yaitu pembayaran fee kepada semua penjamin emisi secara

proporsional artinya besar kecilnya fee yang dibayarkan tergantung dari

besarnya bagian efek yang dijamin oleh masing-masing underwriter.

c. Selling fee, yaitu pembayaran fee kepada agen penjual yang ditunjuk (broker

atau perusahaan-perusahaan efek) berdasarkan perjanjian agen penjual yang

besarnya sesuai dengan jumlah efek yang terjual.

e. Jenis Perjanjian Emisi

Perjanjian emisi efek selalu dihadapkan pada kemungkinan risiko. Oleh

karena itu, penjamin emisi benar-benar harus mempelajari dan meneliti seakurat

mungkin mengenai keadaan atau kinerja emiten dan memproyeksi kemampuan

dan minat calon investor terhadap saham atau efek lain yang akan dijamin

emisinya. Risiko maksimum yang akan dihadapi oleh underwriter adalah

kemungkinan tidak lakunya efek yang diemisi. Apabila hal tersebut terjadi, maka

underwriter yang bertanggung jawab dan mengambil alih seluruh efek yang tidak

terjual tersebut. Dalam praktiknya harga perdana efek akan sangat berpengaruh

pada minat investor untuk membeli suatu saham. Dilihat dari kepentingan emiten,

makin tinggi harga suatu saham di pasar perdana makin memperbesar kemampuan

permodalan dan makin menguntungkan bagi emiten yang bersangkutan.

Sebaliknya, dari sisi underwriter makin tinggi harga perdana suatu saham, maka

besar pula resiko kerugian yang mungkin timbul. Dalam mekanisme penjaminan

emisi ini mempertemukan kepentingan masing-masing pihak, underwriter dan

emiten, biasanya dengan melalui negosiasi yang cukup panjang dan alot.

33

Page 36: Pasar Uang dan Pasar Modal

36

Dalam kegiatan underwriting, dikenal beberapa jenis dan cara penjaminan

emisi sebagai berikut:

a. Kesanggupan penuh (full commitment underwriting)

Full commitment atau sering juga disebur firm commitment underwriting

adalah suatu perjanjian penjamin emisi efek di mana penjamin emisi

mengikatkan diri untuk menawarkan efek kepada masyarakat dan membeli

sisa efek yang tidak laku terjual. Dari pengertian tersebut berlaku ketentuan

bahwa underwriter berusaha menjual di pasar perdana kemudian membeli

efek yang ternyata tidak laku terjual dengan harga yang sama dengan harga

penawaran pada pasar perdana. Ketentuan ini berlau pada penjaminan emisi

di pasar modal Indonesia. Sedangkan full commitment di Amerika Serikat

memiliki persepsi yang berbeda yaitu underwriter membeli seluruh saham

emisi kemudian menjual kembali kepada investor dengan harga yang

tentunya lebih tinggi.

b. Kesanggupan terbaik (best efforts commitments)

Dalam komitmen ini, underwriter akan berusaha semaksimal mungkin

menjual efek-efek emiten. Apabila ada efek yang belum habis terjual

underwriter tidak wajib membelinya dan oleh karena itu mereka hanya

membayar semua efek yang berhasil terjual dan mengembalikan sisanya

kepada emiten.

c. Kesanggupan siaga (stand by commitment)

Penjamin emisi menurut komitmen ini adalah underwriter berusaha

menawarkan efek semaksimalnya kepada investor. Kemudian apabila ada sisa

yang belum terjual sampai batas waktu penawaran yang telah ditetapkan,

underwriter menyanggupi membeli sisa efek tersebut dengan harga tertentu

sesuai dengan perjanjian yang besarnya di bawah harga penawaran pada pasar

perdana.

d. Kesanggupan semua atau tidak sama sekali (all or none commitment)

Komitmen ini menyatakan bahwa apabila efek yang ditawarkan tersebut

ternyata sebagian tidak terjual, maka penjualan efek tersebut dibatalkan sama

sekali. Artinya bagian efek yang telah laku dipesan oleh investor akan

dibatalkan penjualannya dan semua sisa efek dikembalikan kepada emiten.

34

Page 37: Pasar Uang dan Pasar Modal

37

Selanjutnya, dalam konteks ini dikenal istilah komitmen minimum atau

maksimum. Komitmen ini mengatur apabila penjualan efek telah mencapai

batas minimum penjualan yang ditentukan misalnya, maka underwriter dapat

meneruskan penawaran sampai batas maksimum penjualan. Akan tetapi

apabila sampai batas waktu tertentu, efek yang terjual belum memenuhi

ketentuan jumlah minimum maka penjualan efek dibatalkan.

G. Risiko Berinvestasi di Pasar Modal dan Berbagai Teknik Penilaian Efek

yang Dapat Digunakan

Menurut Siamat (2005: 516), risiko-risiko yang mungkin dihadapi para

investor di pasar modal antara lain:

1. Risiko daya beli

Risiko daya beli berkaitan dengan kemungkinan terjadinya inflasi yang

menyebabkan nilai riil pendapatan akan lebih kecil, yang berpengaruh pada

bagaimana investor mencari atau memilih jenis investasi yang akan

memberikan keuntungan sesuai dengan yang diharapkan.

2. Risiko bisnis

Risiko bisnis merupakan suatu risiko menurunnya kemampuan memperoleh

laba yang pada akhirnya akan mengurangi kemampuan perusahaan (emiten)

dalam membayar bunga atau dividen.

3. Risiko tingkat bunga

Naiknya tingkat bunga dapat menekan harga jenis surat-surat berharga yang

berpendapatan tetap, termasuk harga saham. Risiko naiknya tingkat bunga

dapat menyebabkan turunnya harga-harga di pasar modal.

4. Risiko pasar

Apabila pasar bergairah, pada umumnya harga saham di Bursa Efek akan

mengalami kenaikan, begitu pula sebaliknya. Perubahan psikologi pasar dapat

menyebabkan harga-harga surat berharga anjlok, terlepas dari adanya

perubahan fundamental/ mendasar atas kemampuan perolehan laba perusahaan.

5. Risiko likuiditas

Risiko ini berkaitan dengan kemampuan suatu surat berharga untuk dapat

segera diperjualbelikan tanpa mengalami kerugian yang berarti.

35

Page 38: Pasar Uang dan Pasar Modal

38

Penilaian efek sangat dipengaruhi dan tidak terlepas dari kinerja

perusahaan penerbitnya (emiten). Penilaian efek menurut Siamat (2005: 517),

dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan fundamental, yaitu dengan

dengan menggunakan teknik analisis rasio.

Berikut rasio-rasio keuangan yang umum digunakan dalam menganalisis kinerja

keuangan perusahaan.

1. sliabilitieCurrent

assetsCurrent ratioCurrent

2. sliabilitiecurrent -asset urrent capital Working C

3. sliabilitieCurrent

sinventorie - assetsCurrent ratioasset Quick

4. goutstandin shares Total

Net worth Book value

5. Book value

stocks of Price book value toPrice

6. chargesinterest Total

earningsNet coverageInterest

7. earningsNet

dividend Total ratioout paid Dividend

8. Efficiency atau Profitability Ratio

100% salesNet

sold good ofCost - saleNet margin profit Gross x

100% salesNet

earningsNet margin profit Net x

Untuk lembaga keuangan:

100% income Operating

expenses operating - income Operating margin profit Gross x

100% income Operating

incomeNet margin profit Net x

9. goutstandin share ofNumber

earningNet (EPS) shareper Earning

36

Page 39: Pasar Uang dan Pasar Modal

39

10. diinginkan yang Keuntungan

perusahaanhunan dividen taPerkiraan Saham) (Harga yield Dividend

11. (EPS) shareper Earning

stockscommon of priceMarket (PER) ratio earning Price

37

Page 40: Pasar Uang dan Pasar Modal

40

BAB III

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Pasar uang merupakan tempat dimana surat-surat berharga jangka pendek

diperdagangkan.

2. Instrumen keuangan yang terdapat di pasar uang antara lain:

Yang ditransaksikan di berbagai negara dan diperdagangkan secara

internasional: Treasury Bills (T-Bills), Commercial Paper (CP), Negotiable

Certificate of Deposits (CDs), Banker’s Acceptance (BA), Pepurchase

Agreement (Repos), dan Fed funds (di Amerika Serikat).

Yang diperdagangkan dalam pasar uang di Indonesia saat ini: Sertifikat Bank

Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), Sertifikat Deposito,

Commercial Paper, Repuchase Agreement, Banker’s Acceptance, dan

Promissory Notes.

3. Risiko-risiko berinvestasi di pasar uang, yaitu: Risiko Pasar (interest-rate-

risk), Risiko reinvestment, Risiko gagal bayar, Risiko inflasi, Risiko valuta

(currency or exchange rate risk), Risiko Politik, dan Risiko Marketability

atau Liquidity risk.

4. Pasar modal merupakan tempat dimana surat-surat berharga jangka panjang

diperdagangkan.

5. Instrumen keuangan yang terdapat di pasar modal antara lain: Saham, Right,

dan Obligasi.

6. Proses emisi efek adalah proses yang melibatkan lembaga penunjang pasar

modal dalam rangka penjualan efek (saham dan obligasi) suatu perusahaan

kepada masyarakat umum. Proses emisi dilakukan melalui mekanisme Bursa

Efek atau Bursa Paralel. Proses penawaran umum dapat dikelompokkan

menjadi empata tahapan, yaitu : tahap persiapan, tahap pengajuan pernyataan

pendaftaran, tahap penawaran, tahamp pencatatan di bursa efek.

7. Risiko-risiko berinvestasi di pasar modal, yaitu: Risiko daya beli, Risiko

bisnis, Risiko tingkat bunga, Risiko pasar, dan Risiko likuiditas.

38

Page 41: Pasar Uang dan Pasar Modal

41

Terdapat 11 (sebelas) rasio keuangan yang digunakan untuk menilai efek,

dengan menganalisis laporan keuangan perusahaan, antara lain: current ratio,

working capital, quick asset ratio, book value, price to book value, interest

coverage, dividend paid out ratio, efficiency atau profitability ratio, earning

per share, dividend yield, dan price earning ratio.

39

Page 42: Pasar Uang dan Pasar Modal

42

DAFTAR RUJUKAN

Darmadji, T. & Fahkruddin. 2008. Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan Tanya

Jawab. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Siamat, D. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan: Kebijakan Moneter dan

Perbankan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia.

Triandaru, S. & Budisantoso, T. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lain.

Jakarta: Salemba Empat.

Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi,

Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan Penelitian. Edisi Kelima.

Malang: Universitas Negeri Malang.

UU No 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. www.hukumonline.com. Diunduh

tanggal 27 September 2015.

40