Pasar Seni ITB tanpa Arak- · PDF filedigelar secara gratis, mulai dari ... Samba Sunda. Grup...
Transcript of Pasar Seni ITB tanpa Arak- · PDF filedigelar secara gratis, mulai dari ... Samba Sunda. Grup...
Pasar Seni ITB tanpa Arak-arakan
"PR" Edisi Terbaru
Sekilas Pikiran Rakyat
Kontak Redaksi "PR"
Kontak Pengelola
Senin, 11 September 2006 Edisi Cetak
> RUBRIK
Utama
Bandung Raya
Jawa Barat
Dalam Negeri
Ekonomi & Keuangan
Pendidikan
Olah Raga
Opini
> SUB RUBRIK
Tajuk Rencana
Kolom
Info Kita
Berita Keluarga
Forum Guru
Konsultasi Konsumen
Apa & Siapa
Surat Pembaca
Sekilas Bandung
Sekilas Daerah
Sekilas Dalam Negeri
Sekilas Ekonomi
Sekilas Pendidikan
Sekilas Olah Raga
> WEBMAIL
pikiran-rakyat.com
pikiran-rakyat.co.id
> ARSIP
Pikiran Rakyat
Teropong
Selisik
Belia
Gelora
Kampus
Cakrawala
Otokir
Khazanah
Hikmah/Geulis
Pe eR Kecil
> UTAMA
Pasar Seni ITB tanpa Arak-arakan
DAYA tarik apakah yang menyebabkan ribuan orang secara bergantian mengunjungi Pasar Seni ITB 2006 yang digelar oleh KMSR FSRD ITB, di Kampus ITB, Jln. Ganeca Bandung? Adakah daya tarik tersebut berpusat pada dipamerkannya sejumlah karya seni rupa dari para perupa ternama dengan harga miring? Boleh jadi, bagi para kolektor, lukisan itu yang mereka buru. Tapi bagi masyarakat lain, apa yang diburunya?
PARA penari menampilkan "performance art" pada pembukaan Pasar Seni ITB 2006 di depan
panggung utama yang dibuka secara resmi oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik di kampus ITB Bandung, Minggu (10/9). Acara yang
diselenggarakan terakhir kali tahun 2000 itu menampilkan beragam kesenian dan ratusan stan
pameran seni.*ANDRI GURNITA/"PR"
Masyarakat umum, selain ingin melihat berbagai karya seni rupa yang dipamerkan dalam acara empat tahun sekali itu, juga ingin melihat sejumlah karya seni pertunjukan yang digelar secara gratis, mulai dari pertunjukan band hingga bajidoran. Misalnya, di antara pengunjung tampak ada yang jingkrak-jingkrak ketika di panggung utama menyajikan Grup Band Seurieus dan Samba Sunda. Grup Band Seurieus dengan vokalis Dian Dipa Chandra alias Candil, dalam acara tersebut menyanyikan beberapa lagu hitnya seperti "Rocker Juga Manusia," "Daripada Musik Metal Lebih Baik Musik Jazz," dan "Kapan Aku Punya Pacar".
Ketika lagu-lagu tersebut dinyanyikan oleh Candil, tak urung sejumlah gadis ABG, bapak-bapak maupun ibu-ibu menggoyang-goyangkan badan, malah ikut menyanyi dengan vokal yang keras pula, tak peduli panas matahari menyengat di atas kepala mereka.
Hal itu seakan menunjukkan bahwa di antara para pengunjung ada yang menemukan apa yang dicarinya di Pasar Seni ITB. Sedangkan Grup Samba Sunda, lebih banyak menyajikan garapan musik eksperimental, yakni olahan musik tradisi Sunda yang dipadukan dengan berbagai jenis musik modern dan tradisional dari Afrika, maupun dari Eropa dan Amerika.
Lepas dari itu, seperti tahun-tahun sebelumnya, digelarnya Pasar Seni ITB selalu menarik perhatian. Pasar Seni ITB Ke-7 yang digelar pada Minggu (10/9) dari pukul 9.00 - 18.00 WIB, secara esensial tidak berubah dari acara serupa yang digelar pada tahun 2000. Jika ada yang berubah, paling tidak pada penyelenggaraannya. Kali ini, ruas Jln. Ganeca tidak lagi digunakan untuk lokasi pameran, tetapi untuk panggung utama yang lokasinya berhadapan dengan gerbang Kampus ITB. Ciri khas yang hilang dari penyelenggaraan pasar seni tahun ini adalah tidak adanya arak-arakan seni jalanan, baik berupa tarian, pertunjukan teater, ataupun jeprut. Acara tersebut
> SUPLEMEN
> IKLAN MINI BARIS
Hotel
Komputer
Lowongan Kerja
Mobil
Rumah
Sepeda Motor
Telepon
http://www.pikiran-rakyat.co.id/cetak/2006/092006/11/0102.htm (1 of 3)11/09/2006 10:30:52
Pasar Seni ITB tanpa Arak-arakan
pada penyelenggaraan pasar seni tahun-tahun sebelumnya cukup ramai, antara lain pernah melibatkan koreografer Endo Suanda.
**
PASAR Seni ITB 2006 secara resmi dibuka Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Jero Wacik. Selain menampilkan sejumlah stan yang memamerkan karya seni lukis, seni kriya, dan seni sulam, acara tersebut juga menggelar berbagai acara seni pertunjukan, baik yang modern maupun tradisional.
"Sayang sekali Pasar Seni ITB ini jangka waktunya terlalu lama, empat tahun sekali. Dalam waktu empat tahun itu seorang seniman mampu melahirkan banyak karya seni. Untuk itu, ada baiknya ditambah dengan menggelar acara-acara serupa dua tahun sekali, selain acara empat tahunan," ujar Menbudpar Jero Wacik, saat membuka Pasar Seni ITB ke-7, Minggu (10/9).
Jero Wacik dalam kesempatan tersebut juga menyarankan, ITB sebagai institusi pendidikan dan juga pelopor pendidikan dalam bidang seni rupa di Indonesia, harus membuat museum seni untuk menampung hasil karya para seniman dan mahasiswa. Karya-karya yang dikoleksi oleh museum tersebut harus menggambarkan sebuah pergulatan estetika seni dari satu masa ke satu masa lainnya, sehingga hal itu bisa dipelajari oleh generasi kemudian.
Saat meninjau arena pameran, di stan Sam Bimbo-Tisna Sanjaya, grafikus Tisna Sanjaya melukis Jero Wacik dengan media lumpur Porong Sidoarjo, arang dari sisa rumah yang terbakar, dan selembar kertas warna krem. Dalam kesempatan tersebut, Menbudpar tampak senang-senang saja dilukis oleh Tisna, walau sosok figur yang dilukis tersebut abstrak adanya.
Adapun seniman seni rupa lainnya yang sudah punya nama ikut berpartisipasi dalam kegiatan Pasar Seni ITB tahun ini antara lain pelukis Barli Sasmitawinata, A.D. Pirous, Erna Pirous, Sunaryo, Tisna Sanjaya, Heyi Ma'mun, Biranul Anas, Jeihan Sukmantoro, Samsudin Hardjakusumah, Abay D. Subarna, Rita Widagdo, Setiawan Sabana, Haryadi Suadi, dan T. Sutanto.
Dalam acara kali ini, tidak biasanya pelukis Jeihan Sukmantoro selain memamerkan lukisan, juga memamerkan karya patungnya yang berjudul ”Leleson”. Patung yang mencitrakan sesosok tubuh perempuan itu dibuat dengan bahan dasar tembaga.
**
PASAR Seni ITB yang digelar untuk ketujuh kalinya itu, diikuti oleh 248 stan umum, 28 stan khusus seniman, 15 stan delegasi studio dari FSRD, 60 stan makanan, serta tiga panggung seni pertunjukan. Kelompok-kelompok seni pertunjukan yang mengisi acara tersebut selain Grup Band Seurieus, dan Samba Sunda, adalah The Changcuters, bajidoran, Keroncong Merah Putih, Inspirational Joni, dan Rock'n Roll Mafia.
Pertama kalinya, Pasar Seni ITB digelar pada tahun 1972, sepulang perupa A.D. Pirous dari Amerika Serikat. Dalam percakapan dengan "PR" beberapa waktu lalu, A.D. Pirous mengatakan, digelarnya acara pasar seni tersebut terinspirasi oleh berbagai acara pasar seni yang pernah dilihatnya baik di Eropa maupun di Amerika.
http://www.pikiran-rakyat.co.id/cetak/2006/092006/11/0102.htm (2 of 3)11/09/2006 10:30:52
Pasar Seni ITB tanpa Arak-arakan
"Tujuannya antara ini membuka pasar seluas-luasnya dalam pengertian yang luas pula. Di dalam pasar seni, masyarakat bisa mengapresiasi secara langsung berbagai karya seni yang dibuat oleh para seniman. Jika proses apresiasi berlangsung dengan baik, jaringan pasar seni pun akan terbuka dengan sendirinya," ujar Pirous.
Sementara itu, suasana duka meliputi perupa Tita, salah seorang peserta Pasar Seni ITB 2006 dari Yogyakarta. "Mobil yang saya pakai disikat maling. Mobil tersebut kami parkir di halaman Jurusan Teknik Kimia ITB. Mobil tersebut dicuri sekira pukul 13.00-15.00 pada Sabtu (9/9)," ujar Tita, sambil menambahkan bahwa mobilnya yang hilang itu adalah mobil Kijang Grand Extra warna ungu, B 2229 GF. (Soni Farid Maulana/Ririn Nur Febriani/"PR")***
© 2006 - Pikiran Rakyat BandungDikelola oleh Pusat Data Redaksi (Unit: Cyber Media-Dokumentasi Digital) Kembali ke Atas
http://www.pikiran-rakyat.co.id/cetak/2006/092006/11/0102.htm (3 of 3)11/09/2006 10:30:52