Pasar Modal

21
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanpa terasa Indonesia telah memasuki tahun ke sepuluh sejak perekonomian Indonesia mengalami serangan badai krisis yang luar biasa besar dampak pengaruhnya pada perekonomian Indonesia. Krisis perekonomian yang terpicu oleh kejatuhan nilai rupiah, menyusul tumbangnya era masa kepemerintahan orde baru telah membawa implikasi yang dahsyat pada meluasnya krisis multidimensi. 1 Oleh karena itu, pemerintah Indonesia berusaha untuk membangun kembali perekonomiannya. Sebagaimana diketahui bahwa pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah yang tidak sedikit. Dalam pelaksanaannya diarahkan untuk berlandaskan kepada kemampuan sendiri di samping memanfaatkan dari sumber lainnya sebagai pendukung. Krisis ini dimulai dengan jatuhnya nilai tukar rupiah sehingga menimbulkan inflasi yang tinggi. Inflasi ini berakibat naiknya harga barang- barang kebutuhan pokok masyarakat dan banyaknya pegawai yang di-PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) sehingga meningkatkan jumlah pengangguran di Indonesia. Dengan berkurangnya atau hilangnya pendapatan masyarakat maka daya beli masyarakat juga ikut menurun. 2 1 Aditiawan Chandra, Prospek Penanaman Modal Langsung 2007, http://businessenvironment.wordpress.com/2007/01/14/prospek-penanaman-modal- langsung2007// , diakses 11 April 2009. 2 Pandji Anoraga dan Piji Pakarti, Pengantar Pasar Modal, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001), hal. 1. Universitas Sumatera Utara

Transcript of Pasar Modal

Page 1: Pasar Modal

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Tanpa terasa Indonesia telah memasuki tahun ke sepuluh sejak

perekonomian Indonesia mengalami serangan badai krisis yang luar biasa besar

dampak pengaruhnya pada perekonomian Indonesia. Krisis perekonomian yang

terpicu oleh kejatuhan nilai rupiah, menyusul tumbangnya era masa

kepemerintahan orde baru telah membawa implikasi yang dahsyat pada

meluasnya krisis multidimensi.1

Oleh karena itu, pemerintah Indonesia berusaha untuk membangun

kembali perekonomiannya. Sebagaimana diketahui bahwa pembangunan suatu

negara memerlukan dana investasi dalam jumlah yang tidak sedikit. Dalam

pelaksanaannya diarahkan untuk berlandaskan kepada kemampuan sendiri di

samping memanfaatkan dari sumber lainnya sebagai pendukung.

Krisis ini dimulai dengan jatuhnya nilai tukar rupiah sehingga

menimbulkan inflasi yang tinggi. Inflasi ini berakibat naiknya harga barang-

barang kebutuhan pokok masyarakat dan banyaknya pegawai yang di-PHK

(Pemutusan Hubungan Kerja) sehingga meningkatkan jumlah pengangguran di

Indonesia. Dengan berkurangnya atau hilangnya pendapatan masyarakat maka

daya beli masyarakat juga ikut menurun.

2

1 Aditiawan Chandra, Prospek Penanaman Modal Langsung 2007,

http://businessenvironment.wordpress.com/2007/01/14/prospek-penanaman-modal-langsung2007//, diakses 11 April 2009.

2 Pandji Anoraga dan Piji Pakarti, Pengantar Pasar Modal, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001), hal. 1.

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Pasar Modal

Salah satu ciri negara yang sedang berkembang adalah tingkat tabungan

masyarakat masih rendah, sehingga dana untuk investasi menjadi tidak

mencukupi.3 Untuk mengatasi kelangkaan dana itu banyak negara yang sedang

berkembang terlibat dengan pinjaman luar negeri. Bagi Indonesia pinjaman luar

negeri ini umumnya berasal dari negara-negara yang tergabung dalam IGGI

(Inter-Governmental Group on Indonesia) yang kemudian berganti nama menjadi

CGI (Consultative Group on Indonesia) dan negara-negara lain. Namun sumber

dari luar ini tidak mungkin selamanya diandalkan untuk pembangunan. Oleh

sebab itu, perlu ada usaha yang sungguh-sungguh untuk mengarahkan dana

investasi yang bersumber dari dalam, yaitu tabungan masyarakat, tabungan

pemerintah dan penerimaan devisa.4

3 Bruce Lloyd, The Role of Capital Market in Developing Countries. (Spring: The

Moorgate and Wall Street, 1976), hal. 46. 4 Pandji Anoraga dan Piji Pakarti, op.cit, hal. 1.

Meskipun disadari tabungan masyarakat di negara sedang berkembang

masih rendah dibanding dengan negara-negara maju, tetapi yang lebih penting

dalam era pembangunan ini adalah mengusahakan efektivitas pengerahan

tabungan masyarakat itu kepada sektor-sektor yang produktif. Dalam rangka

meningkatkan pengerahan tabungan masyarakat itu, lembaga keuangan

perbankan maupun non perbankan perlu dituntut bekerja keras lagi untuk

meningkatkan penarikan dana masyarakat.

Penarikan dana masyarakat ini tidak hanya berupa tabungan masyarakat

di bidang perbankan. Penarikan dana ini juga dapat berupa pengerahan dana

masyarakat di bidang pasar modal.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Pasar Modal

Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal merupakan wahana yang dapat menggalang pengerahan dana jangka panjang dari masyarakat untuk disalurkan ke sektor-sektor produtif. Apabila pengerahan dana masyarakat melalui lembaga-lembaga keuangan maupun pasar modal sudah dapat berjalan dengan baik, maka dana pembangunan yang bersumber dar luar negeri makin lama makin dikurangi. 5

Perusahaan-perusahaan dapat menarik dana pinjaman jangka panjang dengan menerbitkan obligasi. Sedangkan untuk dana equity dengan menjual saham. Dalam kondisi yang lain karena batasan leverage, suatu perusahaan tidak memperoleh pinjaman dari bank. Dengan adanya pasar modal, perusahaan tidak terlalu sulit mengatasinya, karena posisi yang dianggap tidak aman itu dapat diperbaiki dengan terlebih dahulu menarik dana dari masyarakat melalui pasar modal dengan menjual saham.

Perusahaan yang akan menarik dana dari luar perusahaan harus

memperhatikan jumlah dana, jenis dana dan jangka waktu memperolehnya. Jenis

dana dilihat apakah dana yang ditarik itu merupakan pinjaman atau modal

sendiri. Jadi perusahaan harus memperhatikan kondisi keuangannya. Selain itu,

perlu diperhatikan bahwa bank tidak selalu dapat memenuhi kredit bagi

perusahaan. Oleh karena itu, modal perusahaan dapat ditambah dengan cara

menambah equity (modal sendiri).

6

Pasar modal adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dananya. Walaupun telah ada lembaga perbankan, namun karena terbatas leverage, suatu perusahaan tidak memperoleh pinjaman dari bank. Lahirnya lembaga perbankan memang lebih dahulu dari lembaga keuangan lainnya (pasar modal). Jasa-jasa perbankan memang lebih dahulu dalam membangun perekonomian negara. Sejalan dengan eksistensi yang telah diakui dan dimanfaatkan oleh masyarakat maupun pemerintah, dana perbankan tumbuh terus meningkat dalam setiap tahunnya. Diversifikasi dana perbankan atas giro, deposito berjangka, tabanas, serta taska menjadikan lembaga ini dapat meningkatkan terus penarikan dana dari masyarakat. Baik perbankan maupun pasar modal, keduanya adalah lembaga-lembaga yang bahu-membahu.

5 Ibid. 6 Ibid. hal. 3.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Pasar Modal

Di negara yang telah mapan, kedua lembaga ini sangat diperlukan kehadirannya dalam menjalankan peranannya memobilisasi dana untuk pembangunan.7

Pada awal dekade abad ke-20, Irving Fisher (1930) mengembangkan prinsip dasar dalam investasi dan konsumsi ketika tersedia pasar modal yang berfungsi dengan baik. Fisher (1930) mengatakan bahwa adanya pasar modal akan meningkatkan utilitas baik bagi agen ekonomi yang surplus (penabung) maupun agen ekonomi yang oportunitas investasinya lebih besar dari pada kekayaannya (peminjam) dengan memberikan kepada kedua pihak biaya yang lebih rendah untuk mencapai tujuannya. Penabung dapat memperoleh return yang lebih tinggi dengan meminjamkan dananya ke pasar modal dibandingkan dengan jika dia harus berkeliling mencari orang yang membutuhkan hutang dan peminjam dapat memperoleh pinjaman yang murah tanpa harus mengeluarkan ongkos untuk mencari orang yang ingin investasi. Sebagai akibatnya, penabung akan meminjamkan lebih banyak, peminjam akan memperoleh lebih banyak pinjaman, sehingga total tabungan dan investasi juga ikut meningkat.

8

Pasar modal di Indonesia sendiri telah mempunyai sejarah yang panjang.

Di Indonesia pasar modal dulunya ada dua yaitu Bursa Efek Jakarta dan Bursa

Efek Surabaya. Namun pada tahun 2007 terjadi penggabungan Bursa Efek

Surabaya ke Bursa Efek Jakarta dan menjadi Bursa Efek Indonesia (Indonesia

Stock Exchange).

9

Efek, biasa juga disebut surat berharga atau sekuritas, memiliki pengertian

yang sangat luas yang mencakup surat pengakuan hutang, surat berharga

komersial (commercial paper), saham, obligasi, sekuritas kredit, tanda bukti

hutang, right issue, waran, opsi atau setiap turunan (derivative) dari efek atau

setiap instrumen lain yang ditetapkan sebagai efek oleh Badan Pengawas Pasar

Modal (Bapepam), yang bisa diperjualbelikan perusahaan-perusahaan yang

Dalam bursa efek inilah kegiatan jual-beli efek dilakukan.

7 Ibid. hal. 2. 8 Zaenal Arifin, Teori Keuangan & Pasar Modal, (Yogyakarta: Ekonisia, 2005), hal.2. 9 Dikutip dari www.idx.co.id, diakses pada tanggal 13 April 2009.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Pasar Modal

melakukan penawaran umum, yang dikenal dengan istilah go public,

mencatatkan dirinya.10

Semua hal yang berkaitan dengan kegiatan di pasar modal di Indonesia

diatur oleh Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 Tentang

Pasar Modal. Undang-undang Pasar Modal mengatur dengan jelas aturan-aturan

main sebelum dan sesudah perusahaan melakukan penawaran umum. Akan tetapi

dalam Undang-undang Pasar Modal tidak diatur lebih lanjut apabila suatu

perusahaan yang sudah melakukan penawaran umum itu, ingin keluar dari

industri pasar modal atau disebut juga dengan istilah go private. Acuan yang

dipakai sekarang berupa kebijakan Ketua Bapepam kepada perusahaan yang akan

melakukan proses go private.

Untuk dapat menjual efek di bursa efek, suatu perusahaan efek harus

melakukan penawaran umum (public offering) yang didahului dengan

mencatatkan dirinya di bursa efek yang bersangkutan. Hal ini sesuai dengan Pasal

70 Undang-Undang Pasar Modal yang menyatakan bahwa ”Yang dapat

melakukan penawaran Umum hanyalah Emiten yang telah menyampaikan

Pernyataan Pendaftaran kepada Bapepam untuk menawarkan atau menjual Efek

kepada masyarakat dan Pernyataan Pendaftaran tersebut telah efektif”. Pencatatan

perusahaan pada suatu bursa efek dikenal dengan istilah listing.

11

Prosedur yang dilakukan oleh emiten atau Perusahaan Publik dalam

rangka go private adalah dengan melakukan tender offer atas kepemilikan saham

10 Sawidji Widoatmodjo, Cara Cepat memulai Investasi Saham Panduan bagi Pemula, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2004), hal. 1.

11 Mukhti, Perlindungan Hukum bagi Investor Publik dalam Penghapusan Pencatatan (Delisting) Saham pada Kegiatan Pasar Modal Indonesia, Tesis, Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara, Medan, 2008, hal.5.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Pasar Modal

publik dengan harga di atas harga pasar tetapi masih di antara harga wajar saham

yang ditetapkan oleh penilai independen atau bahkan di atasnya.12

Sebelum melakukan penawaran tender, didahului dengan penyampaian

informasi yang tertuang dalam surat edaran kepada pemegang saham, di mana

Bapepam melakukan penelaahan atas kecukupan keterbukaan informasi surat

edaran ditinjau dari aspek keterbukaan, aspek akuntansi dan aspek hukum.

13

Keterbukaan merupakan suatu kewajiban bagi setiap perusahaan yang

telah menjual sahamnya melalui lantai bursa. Prinsip Keterbukaan (disclosure

principles) merupakan suatu yang harus ada, baik untuk kepentingan pengelola

bursa, Bapepam, dan pemodal atau investor. Informasi yang harus di-disclose

adalah seluruh informasi mengenai keadaan usahanya yang meliputi aspek

keuangan, hukum manajemen dan harta kekayaan perusahaan kepada

masyarakat.

14 Keterbukaan terhadap kondisi perusahaan yang melakukan emisi

saham menyebabkan calon investor dapat memahami dan memutuskan kebijakan

investasinya.15

Menurut Bismar Nasution, setidaknya ada tiga fungsi prinsip keterbukaan

dalam Pasar Modal. Pertama, prinsip keterbukaan berfungsi untuk memelihara

kepercayaan publik terhadap pasar. Tidak adanya keterbukaan terhadap pasar

membuat investor tidak percaya terhadap mekanisme pasar. Sebab prinsip

keterbukaan mempunyai peranan penting bagi investor sebelum mengambil

keputusan untuk melakukan investasi karena melalui keterbukaan bisa

12 Ibid. 13 Ibid., hal.6 14 Ibid. 15 Hj. Yulfasni, Hukum Pasar Modal, (Jakarta: Badan Penerbit Iblam, 2005), hal.70.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Pasar Modal

membentuk suatu penilaian (judgement) terhadap investasi, sehingga investor

dapat secara optimal menentukan pilihan terhadap portfolio mereka. 16

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di bursa saham Indonesia pada

tahun 2005 sampai dengan 2007 ini, menunjukkan kenaikan yang amat

signifikan. Kenaikan ini terjadi karena didasari oleh perbaikan keadaan

fundamental perekonomian Indonesia, dan ekspektasi investor asing maupun

domestik bahwa perekonomian Indonesia akan terus membaik di masa yang akan

datang. Namun, fenomena penghapusan pencatatan saham (delisting) yang masih

terjadi di bursa saham Indonesia telah menimbulkan sedikit kecemasan tentang

prospek pasar saham kita di masa yang akan datang.

17

Kinerja pasar modal Indonesia dalam dua tahun terakhir ini cukup luar

biasa. IHSG mengalami kenaikan yang signifikan dan berkelanjutan (sustainable)

sejak akhir tahun 2005. Dan pada bulan January 2006 IHSG mencapai 1232,3,

naik sebesar 17,9, persen dibandingkan dengan level pada bulan Januari tahun

2005 yang berada pada 1045,4. Seiring dengan berkembangnya sentiment positif

terhadap prospek perekonomian Indonesia, IHSG terus mengalami kenaikan

sepanjang tahun 2005. IHSG mencapai level sekitar 1757,3 pada bulan Januari

tahun 2007, atau mengalami kenaikan sebesar sekitar 68 persen dibandingkan

dengan level pada bulan January 2006. Dengan kinerja yang demikian, pasar

modal Indonesia merupakan salah satu pasar modal yang menunjukkan kinerja

16 Bismar Nasution, Keterbukaan dalam Pasar Modal, (Jakarta: Program Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia Press, 2001), hal.9.

17 Dikutip dari www.detikfinance.com, diakses tanggal 10 April 2009.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: Pasar Modal

tertinggi (dilihat dari kenaikan indeks harga saham gabungan) di dunia pada

tahun 2006.18

Tabel 1.1: Index Harga Saham Gabungan (IHSG) harian bulan Januari sampai Desember 2008 di Bursa Efek Indonesia.

Sumber: Statistik Bursa Efek Indonesia, 2008.

18 Dikutip dari http://danareksaresearch.wordpress.com/2007/02/12/voluntarily-delisting-di-pasar-modal-indonesia/, diakses pada tanggal 14 April 2009.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: Pasar Modal

Grafik 1 IHSG dan Volume Perdagangan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2008.

Sumber : Statistik Bursa Efek Indonesia, 2008

Grafik 2 IHSG Tahun 2001 sampai Desember 2008

Sumber : Statistik Bursa Efek Indonesia, 2008.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: Pasar Modal

Hi : harga tertinggi Low : harga terendah Close : ditutup pada harga

Walaupun demikian, bukan berarti tidak ada masalah atau potensi

masalah di bursa saham Indonesia. Isu delisting merupakan salah satu masalah

yang sedang dihadapi pasar modal Indonesia sekarang. Akhir-akhir ini persoalan

delisting (penghapusan pencatatan efek perusahaan di bursa efek) kembali marak

dibicarakan oleh berbagai pelaku dan pemerhati pasar modal di Indonesia.

Beberapa perusahaan potensial yang sudah lama mencatatkan diri di Bursa Efek

Jakarta (BEJ) tiba-tiba mengumumkan rencananya kepada pihak otoritas bursa

untuk melakukan go private secara sukarela.19

Berbagai alasan dikemukakan oleh perusahaan-perusahaan yang

memutuskan untuk keluar dari bursa saham. Salah satu alasan yang sering disebut

oleh perusahaan multinasional adalah adanya program konsolidasi regional yang

dilakukan oleh perusahaan induk. Alasan lain yang sering diutarakan oleh

perusahaan multinasional adalah konsolidasi finansial yang dilakukan oleh

perusahaan induk. Selain itu, ada beberapa alasan lain yang masih perlu dikaji

kebenarannya lebih lanjut melalui suatu analisa dan survei yang lebih mendalam,

misalnya kurangnya insentif-insentif khusus yang diberikan pemerintah, seperti

perpajakan atau kemudahan perijinan bagi perusahaan-perusahaan yang tercatat

di bursa. Sementara itu, otoritas pasar modal juga dipandang melakukan

19 Ibid.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: Pasar Modal

pengawasan yang terlalu kaku sehingga mempersulit perusahaan terbuka dalam

proses pengambilan kebijakan.20

Tentu saja alasan-alasan yang disebutkan oleh perusahan-perusahaan di

atas belum sepenuhnya benar. Walaupun demikian, satu hal yang perlu disadari

adalah fenomena delisting saat ini masih terjadi di bursa saham Indonesia. Hal

ini, apabila berlanjut terus, tentunya pada akhirnya akan berdampak tidak terlalu

baik bagi bursa saham Indonesia.

21

20 Ibid. 21 Ibid.

Dalam fenomena delisting yang semakin marak terjadi, maka harus

diperhatikan bagaimana perusahaan yang melakukan delisting ini menerapkan

prinsip keterbukaan yang merupakan hal yang sangat penting dalam berjalannya

suatu pasar modal. Hal ini sesuai dengan fungsi prinsip keterbukaan untuk

memelihara kepercayaan publik terhadap pasar.

B. Perumusan Masalah

Bila diperhatikan dari judul skripsi ini, akan segera terlihat bahwa yang

menjadi sasaran utama pembahasan adalah penerapan Prinsip Keterbukaan.

Kemudian penerapan Prinsip Keterbukaan ini akan dikhususkan pada emiten

yang akan melakukan delisting.

Adapun beberapa permasalahan yang akan dibahas oleh penulis antara

lain:

Universitas Sumatera Utara

Page 12: Pasar Modal

1. Bagaimana prinsip keterbukaan di pasar modal?

2. Bagaimana gambaran umum tentang pelaksanaan delisting di pasar modal?

3. Bagaimana penerapan Prinsip Keterbukaan bagi emiten yang akan melakukan

delisting?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu

persyaratan akademik sebagai mata kuliah pembulat studi guna memperoleh gelar

Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Namun, di

samping tujuan di atas terdapat tujuan-tujuan lainnya, yaitu sebagai berikut :

1. Untuk memberikan pengertian tentang Prinsip Keterbukaan di pasar modal.

2. Untuk mengetahui gambaran umum tentang delisting di pasar modal.

3. Untuk mengetahui penerapan Prinsip Keterbukaan bagi emiten yang akan

melakukan delisting.

Manfaat dari penulisan ini adalah:

1. Secara Teoritis

Pembahasan terhadap masalah-masalah dalam tulisan ini akan

memberikan pemahaman dan sikap kritis dalam menghadapi pemberlakuan

Prinsip Keterbukaan di Pasar Modal terutama oleh Penanggung jawab pasar

modal yaitu Bapepam dan emiten sebagi pihak yang menarik dana dari

masyarakat, mengingat bahwa buku dan literatur yang membahas masalah

yang berkenaan dengan tema tulisan ini khususnya penerapan Prinsip

Keterbukaan dalam melakukan delisting masih minim, maka pemaparan

Universitas Sumatera Utara

Page 13: Pasar Modal

pembahasan tulisan ini didukung pendapat sarjana yang asli di bidang hukum

yang memberikan sumbangsih pemikirannya berkenaan dengan judul skripsi

ini, maka diharapkan agar tulisan ini dapat menambah khasanah pemikiran

terhadap masalah keterbukaan emiten dalm melakukan delisting di pasar

modal, khususnya pasar modal Indonesia.

2. Secara Praktis

Penulis berharap agar tulisan ini dapat menjadi masukan bagi para

pembaca, baik kalangan akademisi maupun investor yang berniat melakukan

investasi di pasar modal, mengingat Prinsip Keterbukaan merupakan hal yang

utama dalam kegiatan di pasar modal sehingga akan mempengaruhi investor,

baik dalam maupun luar negeri untuk berinvestasi dan citra pasar modal

tersebut di mata dunia internasional.

D. Keaslian Penulisan

Skripsi yang berjudul ”Keterbukaan Emiten dalam Melakukan Delisting

di Pasar Modal” ini adalah merupakan hasil karya tulis penulis sendiri, yang

mana belum pernah ditulis di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

sebelumnya, sehingga dapat dikatakan bahwa skripsi ini adalah asli dari hasil

tulisan penulis.

Penulis menyusun skripsi ini melalui referensi buku-buku dan informasi

dari media cetak maupun media elektronik. Dengan demikian keaslian penulisan

Universitas Sumatera Utara

Page 14: Pasar Modal

skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan, terutama secara ilmiah atau secara

akademik.

E. Tinjauan Kepustakaan

Yang dimaksud dengan keterbukaan dalam skripsi ini adalah Prinsip

Keterbukaan sebagai salah satu prinsip yang berlaku di pasar modal. Prinsip

Keterbukaan adalah pedoman umum yang mensyaratkan Emiten, Perusahaan

Publik dan Pihak lain yang tunduk pada Undang-undang ini untuk

menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh Informasi

Materiil mengenai usahanya atau Efeknya yang dapat berpengaruh terhadap

keputusan pemodal terhadap Efek dimaksud dan atau harga dari Efek tersebut. 22

Keterbukaan ini umumnya dilakukan oleh perusahaan yang melakukan

penawaran umum (go public). Penawaran Umum adalah kegiatan penawaran efek

yang dilakukan oleh Emiten untuk menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan

tata cara yang diatur dalam undang-undang ini dan peraturan pelaksanaannya.

23

Emiten adalah pihak yang melakukan penawaran umum dalam rangka

menjaring dana bagi kegiatan usaha perusahaan atau pengembangan usaha

perusahaan. Usaha mendapatkan dana itu dilakukan dengan menjual efek kepada

masyarakat luas melalui pasar modal.

24 Secara yuridis, Emiten adalah Pihak yang

melakukan Penawaran Umum.25

22 Pasal 1 angka 25 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. 23 Pasal 1 angka 15 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. 24 M. Irsan Nasarudin, dan Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta:

Prenada Media, 2004), hal. 151. 25 Pasal 1 angka 6 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: Pasar Modal

Pihak yang melakukan penawaran umum ini akan mencatatkan dirinya

sebagai anggota dari suatu bursa saham. Pencatatan di suatu bursa saham dikenal

dengan istilah listing. Secara yuridis, Pencatatan (Listing) adalah pencantuman

suatu Efek dalam daftar Efek yang tercatat di Bursa sehingga dapat

diperdagangkan di Bursa.26

Setelah dinyatakan resmi melakukan penawaran umum, suatu perusahaan

atau perseroan akan disebut sebagai perusahaan terbuka atau perseroan terbuka.

Secara yuridis, Perseroan Terbuka adalah Perseroan Publik atau Perseroan yang

melakukan penawaran umum saham, sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan di bidang pasar modal.

27

Perseroan Publik adalah Perseroan yang memenuhi kriteria jumlah

pemegang saham dan modal disetor sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan di bidang pasar modal.

28

Kemudian dikenal juga istilah Perusahaan Tercatat. Perusahaan Tercatat

adalah perusahaan publik yang mencatatkan sahamnya di suatu Bursa Efek.

Umumnya Perusahaan Publik yang telah menawarkan sahamnya kepada

masyarakat luas (go public) selanjutnya mencatakan sahamnya di Bursa Efek.

29

Istilah go private merupakan hal yang lazim di pasar modal dan sering

diartikan sebagai lawan dari istilah go public. Sehingga go private dikatakan

sebagai keluarnya emiten atau perusahaan publik dari industri pasar modal,

26 Ketentuan I.12 Peraturan Nomor I-N tentang Penghapusan Pencatatan (Delisting) dan Pencatatan Kembali (Relisting) Saham di Bursa.

27 Pasal 1 angka 7 Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 28 Pasal 1 angka 8 Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 29 Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal di Indonesia Pendekatan

Tanya Jawab, (Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2006), hal. 72.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: Pasar Modal

biasanya dengan melakukan pembelian atas saham perusahaan yang dimiliki oleh

investor publik atau dengan penghapusan pencatatan (delisting).30

1. Henry Campbell Black mengartikan going private yaitu:

Sebagai hasilnya saham perusahaan berhenti diperdagangkan atau dengan

kata lain tidak dapat lagi diperjualbelikan melalui bursa efek di mana saham

tersebut dicatatkan, tetapi saham yang dimiliki oleh pemegang saham masih

dapat diperjualbelikan di antara para pihak sebagaimana diatur dalam anggaran

dasar.

Definisi go private antara lain:

“The process of changing a public corporation into a close corporation

by terminating the corporation’s status with the secure as a publicly held

corporation and by having its outstanding publicly held shares acquired by a

single shareholder or a small group”.31

2. “Going private: The repurchasing of all of a company’s outstanding stock by employees or a private investor. As a result of such an initiative, the company stops being publicly traded. Sometimes, the company might have to take on significant debt to finance the change in ownership structure. Companies might want to go private in order to restructure their business (when they feel that the process might affect their stock prices poorly in the short run). They might also want to go private to avoid the expense and regulations associated with remaining listed on a stock exchange”.

32

Yang dimaksud dengan delisting adalah penghapusan pencatatan dari

daftar saham di bursa.

33

30 Mukhti, op.cit., hal. 34. 31 Bryan A. Garner, Black Law Dictionary-Seventh Edition, (West Law Group, 1999),

hal 192.

32 Dikutip dari www.investorwords.com, diakses tanggal 1 April 2009. 33 Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, op.cit., hal.107.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: Pasar Modal

Pada dasarnya, Pasar Modal (capital market) merupakan pasar untuk

berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik

dalam bentuk utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif, maupun instrumen

lainnya.34

Secara yuridis, yang dimaksud dengan Pasar Modal adalah kegiatan yang

bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan

Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan

profesi yang berkaitan dengan Efek.

35

Menurut Marzuki Usman, Pasar Modal adalah pelengkap di sektor

keuangan terhadap dua lembaga lainnya yaitu bank dan lembaga pembiayaan.

36

34 Ibid., hal.1. 35 Pasal 1 angka 13 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. 36 Pandji Anoraga dan Piji Pakarti, Op.cit. , hal. 5.

F. Metode Penulisan

Dalam rangka menghasilkan karya ilmiah yang baik, maka harus

didukung dengan fakta atau data yang akurat. Dalam penulisan skripsi ini,

penelitian yang dilakukan pada prinsipnya bertendensi pada penelitian

kepustakaan (library research) meskipun ada penelitian lapangan (field research)

dalam arti sempit yaitu melalui media massa dan media internet. Penelitian

kepustakaan (library research) adalah penelitian yang berkenaan dengan bacaan

yang berisi reference books, textbooks, peraturan perundang-undangan yang

berhubungan dengan judul skripsi guna menjadi landasan berpikir serta

memperkuat argumentasi-argumentasi dalam penulisan skripsi ini.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: Pasar Modal

Untuk mendukung penulisan skripsi ini, maka metode yang dipakai

adalah metode normatif. Metode normatif adalah salah satu metode penelitian

hukum yang dilakukan dengan metode penelitian kepustakaan. Metode penelitian

hukum normatif ini dilakukan dengan cara meneliti bahan hukum primer, bahan

hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Jadi, dalam skripsi ini terlihat jelas

bahwa metode penelitian yang dipakai penulis adalah metode penelitian

kepustakaan. Metode ini diterapkan oleh penulis dengan melakukan inventarisir

data yang ada, baik data primer maupun data sekunder yang memiliki keterkaitan

dengan apa yang dibahas dalam skripsi ini.

Penulisan skripsi ini menggunakan bahan hukum primer berupa peraturan

perundang-undangan di bidang hukum yang bersifat mengikat yaitu Undang-

Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Undang-Undang No. 40 Tahun

2007 tentang Perseroan Terbatas, Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta

Nomor Kep-316/BEJ/06-2000 perihal Peraturan Pencatatan Efek Nomor I-B

tentang Persyaratan dan Prosedur Pencatatan Saham di Bursa, Keputusan Direksi

PT Bursa Efek Jakarta Nomor Kep-308/BEJ/07-2004 Tentang Peraturan Nomor

I-I Tentang Penghapusan Pencatatan (Delisting) dan Pencatatan Kembali

(Relisting) Saham di Bursa dan Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor

: Kep-307/BEJ/07-2004 Tentang Peraturan Nomor I-H Tentang Sanksi.

Yang menjadi bahan hukum sekunder dalam skripsi ini adalah bahan yang

memberikan penjelasan bahan hukum primer, yakni hasil karya para ahli hukum

berupa buku-buku yang berhubungan dengan pembahasan skripsi ini, sedangkan

yang menjadi bahan hukum tersier atau bahan penunjang mencakup kamus

Universitas Sumatera Utara

Page 19: Pasar Modal

bahasa untuk pembenahan bahasa dan juga sebagai alat bantu pengalihbahasaan

beberapa literatur asing, media massa dan media internet.

G. Sistematika Penulisan

Pada dasarnya sistematika penulisan adalah gambaran-gambaran umum

dari keseluruhan isi penulisan skripsi ini sehingga mudah untuk mencari

hubungan antara satu pokok pembahasan dengan pokok pembahasan yang lain.

Hal ini sesuai dengan pengertian sistem yaitu rangkaian beberapa komponen

yang satu sama lain saling berkaitan atau berhubungan untuk menunjang

terjadinya suatu hal.

Skripsi ini terdiri dari lima bab, di mana masing-masing bab terdiri dari

beberapa sub-bab yang disesuaikan dengan kebutuhan jangkauan penulisan dan

pembahasan bab yang dimaksudkan.

Berikut ini baris besar/sistematika dari penulisan skripsi ini, yaitu:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan segala hal yang umum dalam

sebuah karya ilmiah, yaitu latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan,

keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penulisan

dan sistematika penulisan.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: Pasar Modal

BAB II : PRINSIP KETERBUKAAN DI PASAR MODAL

Dalam bab ini diuraikan prinsip keterbukaan di pasar

modal, yaitu pengertian Prinsip Keterbukaan, pengaturan

Prinsip Keterbukaan, prosedur go public dan penerapan

prinsip keterbukaan pada proses go public.

BAB III : TINJAUAN UMUM TENTANG DELISTING

Dalam bab ini diuraikan tinjauan umum tentang delisting,

yaitu pengertian listing dan delisting, faktor-faktor

penyebab dilakukannya delisting, prosedur delisting dan

akibat hukum delisting bagi emiten dan bagi investor.

BAB IV : KETERBUKAAN EMITEN DALAM MELAKUKAN

DELISTING

Dalam bab ini diuraikan tentang penerapan prinsip

keterbukaan oleh emiten yang melakukan delisting, akibat

perubahan status emiten pasca delisting, tanggung jawab

emiten pasca delisting dan perlindungan hukum bagi

investor pasca delisting.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini diuraikan tentang kesimpulan dari hal-hal

yang telah diuraikan dalam bab-bab sebelumnya. Penulis

Universitas Sumatera Utara

Page 21: Pasar Modal

juga mencoba memberikan saran-saran yang berguna

untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam menerapkan

Prinsip Keterbukaan ketika akan melakukan delisting.

Universitas Sumatera Utara