Pasar Efisien Jika Harga

13
Nama : Rizki Wahyu Suci Hargiana NIM : 110422406660 OFF : C Tugas Take Home Test Manajemen Keuangan 2 1. Pasar efisien jika harga-harga sekuritas tidak terlalu jauh menyimpang dari nilai instrinsiknya. Nilai instrinsik dalam hal ini dikaitkan dengan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan penerbit saham. Fama mendefinisikan pasar efisien sebagai suatu pasar sekuritas yang harga-harga sekuritasnya mencerminkan secara penuh informasi yang tersedia. Sedangkan berdasarkan distribusi informasi, Beaver mengatakan pasar efisien jika harga-harga sekuritas bertindak mengamati sistem informasi yang ada. Berbeda dengan pendifinsian Fama, disini, Beaver mengasumsikan bahwa bisa saja investor mempunyai ekspektasi yang berbeda terhadap informasi yang ada. Jones mendefinisikannya sebagai pasar yang harga-harganya secara cepat dan penuh mencerminkan informasi yang tersedia terhadap aktiva tersebut. Kecepatan yang dimaksud disini adalah kecepatan dalam menyesuaikan ke harga equilibrium baru ketika ada informasi baru yang dimasukkan ke pasar. Misalnya saja ada informasi kenaikan laba yang dianggap sebagai kabar baik. Investor akan bereaksi dengan cepat setelah menerima informasi ini. Ini berarti pasar

Transcript of Pasar Efisien Jika Harga

Page 1: Pasar Efisien Jika Harga

Nama : Rizki Wahyu Suci Hargiana

NIM : 110422406660

OFF : C

Tugas Take Home Test Manajemen Keuangan 2

1. Pasar efisien jika harga-harga sekuritas tidak terlalu jauh menyimpang dari nilai

instrinsiknya. Nilai instrinsik dalam hal ini dikaitkan dengan informasi yang terdapat

dalam laporan keuangan perusahaan penerbit saham. Fama mendefinisikan pasar

efisien sebagai suatu pasar sekuritas yang harga-harga sekuritasnya mencerminkan

secara penuh informasi yang tersedia. Sedangkan berdasarkan distribusi informasi,

Beaver mengatakan pasar efisien jika harga-harga sekuritas bertindak mengamati

sistem informasi yang ada. Berbeda dengan pendifinsian Fama, disini, Beaver

mengasumsikan bahwa bisa saja investor mempunyai ekspektasi yang berbeda

terhadap informasi yang ada. Jones mendefinisikannya sebagai pasar yang harga-

harganya secara cepat dan penuh mencerminkan informasi yang tersedia terhadap

aktiva tersebut. Kecepatan yang dimaksud disini adalah kecepatan dalam

menyesuaikan ke harga equilibrium baru ketika ada informasi baru yang dimasukkan ke

pasar. Misalnya saja ada informasi kenaikan laba yang dianggap sebagai kabar baik.

Investor akan bereaksi dengan cepat setelah menerima informasi ini. Ini berarti pasar

bereaksi cepat dan akan terbentuk harga baru yang merefleksikan informasi tersebut.

Bentuk pasar setengah kuat (Semi Strong Form) adalah hipotesis bahwa harga surat

berharga betul-betul menggambarkan seluruh informasi yang dipublikasikan.

Jika saya mencoba mengaplikasikan pasar efisien dalam bentuk setengah kuat,

kemudian saya tidak dapat menghasilkan laba yang abnormal (abnormal return),

sehingga saya menyimpulkan tidak ada artinya untuk mencoba itu salah karena

meskipun laba yang diperoleh abnormal kita tetap dapat memperoleh keuntungan yang

lain. Yaitu kita dapat mengetahui seberapa cepat respon atau reaksi pasar atas suatu

informasi baru yang masuk pasar. Informasi tersebut dapat berupa :

Page 2: Pasar Efisien Jika Harga

a. Informasi yang hanya mempengaruhi harga sekuritas dari perusahaan yang

mempublikasikan seperti pembagian dividen, dll.

b. Informasi yang mempengaruhi harga sekuritas sejumlah perusahaan, seperti kebijakan

moneter (GWM).

c. Informasi yang mempengaruhi harga-harga seluruh sekuritas, seperti kebijakan pajak.

Sehingga kesimpulannya tidak ada salahnya jika mencoba mengaplikasikan pasar

setengah kuat karena dengan melakukan pengujian pasar efisien setengah kuat akan

diketahui apakah suatu informasi memiliki kandungan nilai atau tidak.

2. Beberapa teori struktur modal sulit diaplikasikan dalam praktek, namun teori struktur

modal masih tetap dipelajari karena struktur modal sangat penting bagi perusahaan

karena menyangkut kebijakan penggunaan sumber dana yang paling menguntungkan.

Sumber pembiayaan dapat diperoleh dari modal sendiri dan modal pinjaman, oleh

karena itu struktur modal adalah salah satu keputusan keuangan yang berhubungan

dengan pencapaian tujuan perusahaan. Oleh karena itu penting bagi manager

keuangan untuk dapat meningkatkan struktur modal perusahaan. Sehingga menurut

pendapat saya teori struktur modal masih tetap dipelajari meskipun sulit diaplikasikan

dalam praktek agar mahasiswa mengerti pentingnya struktur modal untuk menunjang

perusahaan dalam pengambilan keputusan mengenai penentuan sumber pendanaan

yang akan digunakan dalam pengelolaan usaha perusahaan. Sebagaimana diketahui

bahwa struktur kekayaan suatu perusahaan berhubungan erat dengan struktur

modalnya, yakni dengan menghubungkan elemen-elemen aktiva disatu pihak dengan

elemen-elemen passiva di pihak lain, maka diperoleh gambaran tentang keadaan

finansiil suatu perusahaan, sehingga dapat diketahui nilai keuangan suatu perusahaan

pada suatu saat tertentu, karena rentabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan dengan semua modal yang berada di dalamnya, baik itu

modal sendiri maupun modal asing.

3. Kebijakan deviden adalah kebijakan seorang manajemen untuk membagikan EAT

(laba bersih setelah pajak) dalam bentuk deviden ataukah menahan &

menginvestasikan kembali sebagai laba ditahan (retained earning) . Apabila perusahaan

memutuskan untuk membagi laba yang diperoleh sebagai dividen berarti akan

mengurangi jumlah laba ditahan yang akhirnya mengurangi sumber dana intern yang

Page 3: Pasar Efisien Jika Harga

akan mengurangi sumber dana intern yang akan digunakan untuk mengembangkan

perusahaan. Apabila perusahaan tidak membagikan labanya sebagai dividen akan bisa

memperbesar sumber dana intern dan akan meningkatkan kemampuan perusahaan

untuk mengembangkan perusahaan .

Kebijakan deviden perlu untuk dipelajari karena Dividen merupakan salah satu

keputusan penting untuk memaksimumkan nilai perusahaan disamping keputusan

investasi dan struktur modal (keputusan pemenuhan dana)

Tiga pandangan/teori kebijakan dividen :

1. Teori Dividen Tidak Relevan ( Dividend Irrelevance Theory ) dari Modigliani dan Miller :

Modigliani dan Miller (MM) berpendapat , nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh

besar kecilnya Dividend Payout Ratio, tapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak

(EBIT) dan kelas risiko perusahaan. Jadi menurut MM, dividen adalah tidak relevan

untuk diperhitungkan karena tidak akan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham.

Menurut MM kenaikan nilai perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk

mendapatkan keuntungan atau earning power dari asset perusahaan.

Pernyataan MM ini didasarkan pada beberapa asumsi penting yang lemah seperti :

a. Pasar modal sempurna dimana para investor rasional.

b. Tida ada biaya emisi saham baru jika perusahaan menerbitkan saham baru.

c. Tidak ada pajak baik perorangan maupun pajak penghasilan perusahaan.

d. Informasi tentang investasi tersedia untuk setiap individu.

2. Teori The Bird in The Hand

Gordon dan Lintner menyatakan bahwa biaya modal sendiri perusahaan akan naik jika

Dividend Payout rendah karena investor lebih suka menerima dividen dari pada capital

gains. Menurut investor memandang dividend yield lebih pasti dari pada capital gains

yield. Sehingga dilihat dari sisi investor, biaya modal sendiri dari laba ditahan (Ks)

adalah tingkat keuntungan yang disyaratkan investor pada saham. Ks adalah

keuntungan dari dividen (dividend yield) ditambah keuntungan dari capital gains (capital

Page 4: Pasar Efisien Jika Harga

gains yield). Alasan yang mendukung pembayaran dividen tinggi madalah untuk

mengurangi konflik keagenan antara manajer dengan pemegang saham

3. Teori Perbedaan Pajak

Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy. Menyatakan bahwa karena

adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan capital gains, para investor lebih

menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak. Oleh karena itu

investor mensyaratkan suatu tingkat keuntungan yang lebih tinggi pada saham yang

memberikan dividend yield tinggi, capital gains yield rendah dari pada saham dengan

dividend yield rendah, capital gains yield tinggi. Jika pajak atas dividend lebih besar dari

pajak atas capital gains, perbedaan ini akan makin terasa.

4. Kesimpulan

The Influence of Agency Costs on Dividend Policy in an Emerging Market : Evidence

from the Dhaka Stock Exchange yang diteliti oleh A. Sabur Mollah, Professor Kevin Keasey

dan Dr. Helen Short

Kebijakan dividen telah lama menjadi isu yang menarik dalam literatur keuangan.

Sampai saat ini, sejumlah penelitian yang diterbitkan pada biaya keagenan dan kebijakan

dividen tetapi kebanyakan dari mereka berada di pasar berkembang. Hal ini juga diketahui

bahwa pasar negara berkembang sangat berbeda dari pasar negara maju dalam segala hal.

Jadi, bukti yang dipublikasikan yang ada relevansi yang terbatas dalam mengidentifikasi

pengaruh biaya agensi terhadap kebijakan dividen di pasar yang muncul. Tujuan utama dari

makalah ini adalah untuk mengetahui pengaruh biaya agensi terhadap kebijakan dividen di

pasar yang muncul.

Sebagai anggota dari pasar negara berkembang, perilaku Bursa Efek Dhaka mungkin

akan sangat berbeda dari apa yang biasanya terjadi dalam hal pasar yang efisien. Perilaku

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Dhaka juga berbeda dari perusahaan yang terdaftar di

pasar yang efisien. Perilaku dividen perusahaan yang terdaftar di kedua pasar juga dianggap

berbeda. Itu sebabnya, kita melihat bahwa perilaku perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Dhaka tampak berbeda dari apa yang dapat diharapkan dari membaca literatur yang berasal

dari pasar negara maju dan pengetahuan tentang pasar keuangan yang berasal dari buku teks

keuangan. Jadi, bukti-bukti yang ada diterbitkan tidak memadai untuk mengidentifikasi

Page 5: Pasar Efisien Jika Harga

pengaruh. Tulisan ini meneliti pengaruh biaya agensi terhadap kebijakan dividen perusahaan

yang terdaftar di Bursa Efek Dhaka.

Dividen dapat digunakan dalam mengurangi masalah keagenan antara manajer dan

pemegang saham. Pembayaran dividen mengurangi discretionary fund tersedia untuk manajer

untuk konsumsi penghasilan tambahan dan membantu mengatasi konflik manager-pemegang

saham (Jensen dan Meckling, 1976; Easterbrook, 1984, dan Crutchley dan Hansen, 1989).

Easterbrook (1984) memandang bahwa perusahaan membagikan dividen untuk

mengurangi biaya keagenan karena pembayaran dividen mengurangi discretionary fund

tersedia untuk manajer. Namun, Rozeff (1982) adalah di antara yang pertama untuk secara

eksplisit mengakui peran orang dalam sebagai salah satu pemantauan manajer. Perusahaan

menetapkan pembayaran dividen yang lebih tinggi ketika orang dalam memegang fraksi yang

lebih rendah dari ekuitas dan / atau lebih besar jumlah pemegang saham memiliki ekuitas dari

luar.

Ada hubungan antara biaya transaksi perusahaan dan agency cost. Jika perusahaan

membayar jumlah yang lebih tinggi dari dividen yang mengurangi agency cost perusahaan serta

kebutuhan perusahaan untuk mengumpulkan dana eksternal untuk investasi yang naik biaya

transaksi perusahaan.

Prediksi adalah bahwa pembayaran dividen berhubungan positif dengan jumlah

pemegang saham biasa dalam perusahaan. Untuk mengoreksi efek skala, variabel diambil oleh

Rozeff sebagai log natural dari jumlah pemegang saham biasa. Rozeff menemukan fungsi

signifikan negatif dari persentase saham yang dimiliki oleh orang dalam, dan fungsi positif

secara signifikan jumlah perusahaan dari pemegang saham biasa. Rozeff (1982), akhirnya,

disimpulkan bahwa pembayaran dividen yang lebih tinggi mengurangi konflik keagenan antara

manajer dan pemegang saham.

Inisiasi dividen dapat mengurangi biaya agensi karena mereka mengurangi arus kas

bebas yang tersedia untuk manajer. Potensi mengurangi biaya agensi harus lebih besar bagi

perusahaan-perusahaan yang cenderung menggunakan dana tidak efisien. Mengingat kinerja

sebelumnya berfungsi sebagai proxy efisiensi dalam mengalokasikan dana, kinerja yang relatif

miskin memiliki lebih potensi untuk mengurangi biaya agensi mengikuti inisiasi dividen. Di sisi

lain, kelalaian dividen dapat meningkatkan biaya agensi karena mereka memperbesar arus kas

bebas yang tersedia untuk manajer. Namun, kondisi keuangan perusahaan pada saat kelalaian

Page 6: Pasar Efisien Jika Harga

dividen dapat membatasi sejauh mana biaya agensi bisa naik. Karena banyak perusahaan

hanya menghilangkan dividen setelah mengalami masalah keuangan, dana ditahan daripada

dibagikan sebagai dividen harus dipantau ketat. Biaya agensi lebih cenderung meningkat

menyusul kelalaian dividen jika kinerja sebelumnya perusahaan

Sebelum kelalaian dividen memperbesar arus kas bebas tanpa perlu memicu

pemantauan lebih dekat manajer perusahaan kinerja yang relatif buruk sebelum kelalaian

dividen otomatis harus meningkatkan pemantauan manajer perusahaan, sedangkan kinerja

relatif kuat

Hal ini menunjukkan bahwa ukuran pembagian deviden merupakan fungsi peningkatan

arus kas yang diharapkan. Namun demikian, Bar-Yosef dan Huffman (1986) mengamati tren

bahwa semakin tinggi tingkat arus kas yang diharapkan, efek manajerial arus kas dividen yang

lebih rendah

Hasil mereka menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam abnormal

return dua hari antara tinggi-Q dan perusahaan low-Q mengumumkan penawaran tender

pembelian kembali atau SDD. Minat mereka dalam hasil ini berasal dari kontras dengan temuan

Lang dan Litzenberger (1989), yang umumnya mendukung teori bebas arus kas Jensen. Dalam

penelitian Lang dan Litzenberger itu, perusahaan high-Q dan rendah-Q menunjukkan respon

sangat berbeda dengan pengumuman perubahan dividen. Dividen meningkat dengan rendah-Q

perusahaan hasil dalam reaksi pasar yang lebih positif karena perusahaan-perusahaan, yang

cenderung overinvest, selanjutnya akan memiliki arus kas kurang untuk limbah.

Sejenis konflik seperti pemegang saham dan manager juga ada di antara pemegang

saham dan pemegang obligasi. Pemegang Saham dapat mengambil alih kekayaan dari

pemegang obligasi dengan membayar sendiri dividen. Pemegang obligasi mencoba untuk

mengandung masalah ini melalui pembatasan pembayaran dividen di perjanjian obligasi

Sebagian besar dari studi yang dilakukan terhadap kebijakan dividen tetapi beberapa isu

penting masih tetap tidak terselesaikan dan tidak ada studi yang diakui seperti yang ditemukan

tentang pengaruh biaya agensi terhadap kebijakan dividen dari perusahaan yang terdaftar di

Bursa Efek Dhaka. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh biaya

agensi terhadap kebijakan dividen di pasar yang muncul

Matriks korelasi Pearson menunjukkan hubungan yang diharapkan dari semua variabel

independen dengan dividend pay-out ratio. Namun , koefisien regresi semua variabel berada

Page 7: Pasar Efisien Jika Harga

dalam arah diprediksi yang juga mendukung hasil korelasi.

Koefisien kepemilikan insider adalah negatif dan jumlah pemegang saham biasa yang positif

berkaitan dengan dividend pay-out ratio yang mengindikasikan bahwa perusahaan membayar

jumlah yang lebih tinggi dari dividen sebagai monitoring dan paket ikatan ketika orang dalam

memegang persentase yang lebih rendah dari umum Pengaruh Biaya Agency di Dividen

Kebijakan Mollah, Keasey, dan stok Pendek dan / atau lebih besar jumlah saham biasa yang

dimiliki oleh pihak luar untuk mengurangi agency cost.

Namun, koefisien aliran kas bebas yang positif berkaitan dengan dividend pay-out ratio yang

menunjukkan bahwa jika perusahaan memiliki arus kas bebas maka perusahaan baik

membayar dividen atau pensiun utangnya untuk mengurangi biaya keagenan aliran kas bebas.

Selain itu, koefisien aset collateralizable yang positif berkaitan dengan dividend pay-out ratio

yang menunjukkan pengaruh lembaga biaya muncul untuk konflik antara pemegang saham-

pemegang obligasi pada dividend pay-out ratio. Hasil ini konsisten dengan studi empiris

sebelumnya dan mendukung pengaruh agency cost terhadap kebijakan dividen di pasar yang

muncul.

Akhirnya, faktor-faktor yang lebih berpengaruh dari biaya agensi di pasar yang muncul adalah

insider ownership, dan aset collateralizable. Penelitian ini akan mengeksplorasi jalan penelitian

lebih lanjut mengenai kebijakan dividen pasar yang muncul dan membawa beberapa ide-ide

baru yang akan menarik perhatian para analis keamanan, investor portofolio, dan badan

pengawas

Keterbatasan utama dari penelitian ini adalah pengecualian sektor keuangan. Antara lain,

pertimbangan hanya sepuluh tahun periode dan penggunaan hanya data sekunder

keterbatasan yang paling luar biasa. Namun, disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut

mengingat periode sampel lebih banyak dan baik sektor keuangan menggabungkan atau studi

terpisah untuk kedua sektor keuangan dan non-keuangan. Selain itu, disarankan juga untuk

melakukan penelitian lebih lanjut pada data primer dan sekunder. Selain itu, disarankan juga

untuk melakukan penelitian lebih lanjut pada pasar negara berkembang yang berbeda yang

bisa memperkuat temuan empiris pengaruh biaya agensi terhadap kebijakan dividen.

Pengaruh Biaya Badan Kebijakan Dividen Mollah, Keasey, dan Short meskipun ada banyak

keterbatasan penelitian ini, maka akan membuka cakrawala baru di bidang riset pasar modal di

emerging market, seperti Bursa Efek Dhaka. Namun, dipercaya bahwa penelitian ini akan

menjadi studi perintis di daerah ini di pasar berkembang seperti Bursa Efek Dhaka.

Matriks korelasi Pearson menunjukkan hubungan yang diharapkan dari semua variabel

bebas dengan dividen pay out ratio. Namun, koefisien regresi semua variabel dalam arah yang

Page 8: Pasar Efisien Jika Harga

diprediksi yang juga mendukung hasil korelasi. Koefisien kepemilikan insider adalah negatif dan

jumlah pemegang saham biasa berhubungan positif dengan dividend pay-out ratio yang

mengindikasikan bahwa perusahaan membayar jumlah yang lebih tinggi dividen sebagai

monitoring dan paket ikatan ketika orang dalam memegang persentase yang lebih rendah dari

yang umumsaham dan / atau lebih besar jumlah saham biasa yang dimiliki oleh pihak luar untuk

mengurangi agency cost. Namun, koefisien aliran kas bebas yang positif berkaitan dengan

dividend pay-out ratio yang menunjukkan bahwa jika perusahaan memiliki arus kas bebas maka

perusahaan baik membayar dividen atau pensiun utang untuk mengurangi agency cost dari free

cash flow. Selain itu, koefisien aset collateralizable adalah berhubungan positif dengan dividend

pay-out ratio yang menunjukkan pengaruh lembaga biaya muncul untuk konflik antara

pemegang saham-pemegang obligasi atas dividen pay out ratio. Hasil ini konsisten dengan

studi empiris sebelumnya dan mendukung pengaruh biaya agensi kebijakan dividen di pasar

yang muncul.

Akhirnya, faktor-faktor yang lebih berpengaruh dari biaya agensi di pasar yang muncul

adalah insider kepemilikan, dan aset collateralizable. Penelitian ini akan mengeksplorasi jalan

penelitian lebih lanjut terhadap kebijakan dividen dari pasar yang muncul dan membawa

beberapa ide-ide baru yang akan menarik perhatian para analis keamanan, investor portofolio,

dan badan pengawas dari emerging market, seperti Bursa Efek Dhaka. Keterbatasan utama

dari penelitian ini adalah pengecualian sektor keuangan. Antara lain, pertimbangan hanya

sepuluh tahun periode dan penggunaan hanya data sekunder yang paling luar biasa

keterbatasan. Namun, disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengingat periode

sampel lebih dan baik menggabungkan sektor keuangan atau studi terpisah untuk kedua

keuangan dan non-keuangan sektor. Selain itu, disarankan juga untuk melakukan penelitian

lebih lanjut pada kedua primer dan data sekunder. Selain itu, disarankan juga untuk melakukan

penelitian lebih lanjut tentang berbagai pasar negara berkembang yang bisa memperkuat

temuan empiris pengaruh biaya agensi terhadap kebijakan dividen. Meskipun ada banyak

keterbatasan penelitian ini, maka akan membuka cakrawala baru dalam wilayah penelitian

pasar modal di emerging market, seperti Bursa Efek Dhaka. Namun, dipercaya bahwa

penelitian ini akan menjadi studi perintis di daerah ini di pasar yang muncul seperti Bursa Efek

Dhaka.

Page 9: Pasar Efisien Jika Harga