Pasal 22 Dan 23 Konvensi Wina
Transcript of Pasal 22 Dan 23 Konvensi Wina
-
8/19/2019 Pasal 22 Dan 23 Konvensi Wina
1/2
Pasal 22
1. Gedung misi tidak dapat diganggu gugat (inviolabel). Pejabat-pejabat dari Negara
penerima tidak boleh memasukinya, keuali dengan persetujuan kepala misi.
2. Negara penerima di ba!ah ke!ajiban khusus untuk mengambil semua langkah yang perluuntuk melindungi gedung misi terhadap penerobosan atau perusakan dan untuk menegah
setiap gangguan perdamaian misi atau perusakan martabatnya.
". Gedung misi, perlengkapannya dan barang-barang lainnya di sana serta alat-alat transport
misi kebal terhadap penyelidikan, pengambilalihan, penglengkapan atau eksekusi.
Pasal 2"
Pengeualian dari pajak di tempat misi
Analisis :
# $ang di maksud dengan Gedung misi adalah tempat per!akilan negara atau disebut
dengan %edutaan &esar ( Embassy) dimana disi oleh para utusan yang sudah di beri
kekuasaan penuh untuk me!akili negara pengirim di negara penerima.
Pasal 22 ayat (1) berisi mengenenai tentang 'ilayah kstrateritorial adalah !ilayah suatu
negara yang berada di luar yang berdasarkan hukum nternasional diakui sebagai daerah
kekuasaan suatu negara. *enurut %ongres +ahen 11 tentang per!akilan diplomatik,
yang termasuk !ilayah ekstrateritorial adalah %antor per!akilan diplomatik suatu negara,
%apal yang berlayar di ba!ah bendera suatu negara. adi di dalam !ilayah itu dilarang
!arga negara maupun pejabat negara yang bukan 'N asli dari negara tersebut, tidak
di/inkan dan diperbolehkan masuk kedalam !ilayah tersebut tanpa persetujuan kepala misi
atau 0uta &esar (Ambassador).
Pasal 22 ayat (2) berisi mengenai bah!a %edutaan &esar ( Embassy) tempatnya berada
(Wilayah Ekstrateritorial ) *elindungi kepentingan negara pengirim dan !arga negaranya
di negara penerima dalam batas-batas yang dii/inkan oleh hukum internasional. ika negara
penerima melalaikan atau melupakan akan hal itu maka negara penerima dapat diminta
pertanggung ja!abannya sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh %omisi ukum
nternasional.
Pasal 22 ayat(") berisi mengenai bah!a setiap barang-barang atau asilitas dan alat
transportasi yang dimiliki %edutaan ( Embassy) tidak dapat diambil alih atau pun di jadikan
http://temukanpengertian.blogspot.com/2013/09/pengertian-wilayah-ekstrateritorial.htmlhttp://www.zonasiswa.com/2014/11/sumber-hukum-internasional.htmlhttp://www.zonasiswa.com/2014/11/sumber-hukum-internasional.htmlhttp://temukanpengertian.blogspot.com/2013/09/pengertian-wilayah-ekstrateritorial.html
-
8/19/2019 Pasal 22 Dan 23 Konvensi Wina
2/2
alat penyelidikan oleh negara penerima dan di dalam udang undang indonesia dijelaskan
juga Nomor "3 4ahun 1555 tentang hubungan luar negeri Pasal 16 # Pemberian
kekebalan, hak istimewa, dan pembebasan dari kewajiban tertentu kepada perwakilan
diplomatik dan konsuler, misi khusus, perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa,
perwakilan badan-badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan organisasi
internasional lainnya, dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
nasional serta hukum dan kebiasaan internasional. 7
Pasal 2" berisi mengenai bah!a sesuai dengan kela/iman #diplomasi7 antar negara bah!a
ada organisasi nternasional dan pejabat organisasi tersebut yang ditetapkan sebagai bukan
subjek Pajak. &ahkan khusus kantor per!akilan negara seperti kantor kedutaan besar
dianggap sebagai negara lain. adi di dalam kedutaan dan para pejabat per!akilan negara
tidak dapat dikenakan pajak baik pph maupun pbb karena kedutaan negara pengirim
dianggap sebagai !ilayah hukum negara pengirim sehingga berlaku perundang-undangan
negara pengirim, bukan negara penerima, dan !ajar jika para pejabat per!akilan negara bukanlah sebagai subjek !ajib pajak negara penerima tapi subjek pajak negara pengirim.
0an lebih jelasnya untuk pengeualian pajak terdapat di peraturan *enteri %euangan No.
2189P*%. :"92:: dan Nomor "3 4ahun 1555 tentang hubungan luar negeri Pasal 13a,
Pasal 13b.