Pasal 1 - Web viewKode etik ini didasarkan pada nilai-nilai fundamental pekerja social yakni...
Click here to load reader
Transcript of Pasal 1 - Web viewKode etik ini didasarkan pada nilai-nilai fundamental pekerja social yakni...
BAB II
KAJIAN TEORI
A. IKRAR WISUDAWAN STKS BANDUNG
IKRAR WISUDAWAN
Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung
KAMI WISUDAWAN STKS BANDUNG BERIKRAR :
1. SENANTIASA BERTAQWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA,
MENJUNJUNG TINGGI KEJUJURAN, KEADILAN DAN KEHORMATAN DIRI.
2. SENANTIASA TAAT DAN SETIA, KEPADA NEGARA KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA YANG BERDASARKAN PANCASILA, DAN UNDANG –
UNDANG DASAR 1945
3. SENANTIASA SEDIA MENYUMBANGKAN TENAGA DAN PIKIRAN, BAGI
PEMBANGUANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BERKELANJUTAN, DALAM
RANGKA PEMBANGUNAN NASIONAL, GUNA PENINGKATAN
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT, BANGSA DAN NEGARA, SERTA
KEBAHAGIAAN UMAT MANUSIA
4. SENANTIASA BERUSAHA MENGEMBANGKAN ILMU PENGETAHUAN,
TEKNOLOGI DAN SENI, SAMPAI TINGKAT YANG SETINGGI –
TINGGINYA, DAN MENGAMALKANNNYA SESUAI DENGAN KAIDAH
MORAL DAN ETIKA
5. SENANTIASA BERUPAYA DENGAN KESUNGGUHAN HATI, MEMAJUKAN
DAN MENJAGA KEAGUNGAN ALMAMATER SERTA MENGHORMATI
GURU – GURU KAMI.
B. KODE ETIK PEKERJA SOSIAL ( IPSPI )
KODE ETIK PEKERJA SOSIAL
IKATAN PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL INDONESIA
Kode etik ini adalah pedoman perilaku bagi anggota Ikatan Pekerja Sosial Profesional
Indonesia (IPSPI) dan merupakan landasan untuk memutuskan persoalan-persoalan etika bila
perilaku pekerja sosial profesioanal dinilai menyimpang dari standar perilaku etis dalam
melaksanakan hubungan-hubungan profesionalnya dengan kelayakan, kolega, profesi lain
dan dengan masyarakat.
Kode etik ini didasarkan pada nilai-nilai fundamental pekerja social yakni
penghargaan terhadap martabat dan harga diri setiap orang, serta hak-hak dan tanggung
jawab social.
Kode etik ini bukan merupakan perangkat yang menentukan semua perilaku pekerja
social professional dalam semua kompleksitas kehidupan. Kode etik lebih merupakan
prinsip-prinsip umum untuk membimbing perilaku dan menilai perilaku secara bijaksana
dalam berbagai situasi yang mengandung implikasi etis.
Kode etik ini tidak dimaksudkan sebagai alat untuk menghilangkan/mencabut
kesempatan atau kebebasan pekerja social professional yang melakukan praktek dengan
integritas profesional yang tinggi. Perilaku pekerja social professional bukan berasal dari
dekrit/ maklumat, tetapi komitmen pekerja social professional secara individual. Kode etik ini
dibuat untuk menegaskan kemauan dan semangat pekerja social professional agar bertindak
etis dalam seluruh perbuatan mereka sebagai pekerja social professional.
BAB I
PERILAKU DAN INTEGRITAS PRIBADI PEKERJA SOSIAL
PROFESIONAL
Pasal 1
Perilaku Pribadi
Pekerja social professional harus memelihara standar perilaku pribadi dalam kapasitas atau
identitas sebagai pekerja social.
1. Pekerja social professional tidak melibatkan diri dalam tindakan ketidakjujuran,
kesombongan, kecurangan dan kekeliruan.
2. Pekerja social professional harus membedakan secara tegas antara pernyataan-pernyataan
dan tindakan-tindakan pribadinya dengan pernyataan-pernyataan dan tindakan-tindakan
sebagai seorang professional.
Pasal 2
Kemampuan Profesional
Pekerja social professional harus berusaha meningkatkan kemampuan praktek professional
dan pelaksanaan fungsi-fungsi professional.
1. Pekerja social professional menerima tanggung jawab atas pekerjaan hanya atas dasat
adanyan kemampuan dan tujuan untuk meningkatkan kemampuan.
2. Pekerjaan social professional tidak menyalahgunakan prinsip-prinsip pendidikan,
pengalaman atau organisasi professional.
Pasal 3
Pelayanan
Pekerja social professional mengutamakan tanggung jawab pelayanan professional pekerja
social.
1. Pekerja social profesional bertanggung jawab atas mutu dan keluasan pelayanan yang
dilakukan.
2. Pekerja social professional bertindak untuk mencegah dan mengatasi praktek-praktek
yang tidak manusiawi dan diskriminatif.
Pasal 4
Integritas
Pekerja social professional bertindak sesuai dengan standar integritas professional.
1. Pekerja social professional harus mewaspadai dan menolak pengaruh-pengaruh dan
tekanan-tekanan yang membatasi kebebasan professional.
2. Pekerja social professional tidak menggunakan hubungan profesional demi kepentingan
pribadi.
Pasal 5
Keilmuan dan Penelitian
Pekerja social professional yang terlibat dalam bidang keilmuan dan penelitian harus
dibimbiung oleh tradisi-tradisi keilmuan.
1. Pekerja social professional yang melakukan penelitian harus mempertimbangkan
kemungkinan-kemungkinan akibatnya bagi kesejahteraan social.
2. Pekerja social professional yang terlibat dalam penelitian harus menegaskan bahwa
potensi lain dalam penelitian itu harus cakap dan sukarela, tampa menghukum atau
penolakan mereka untuk berpartisipasi dan harus mempertimbangkan hak pribadi dan
martabat mereka.
3. Pekerja social profesiopnal yang terlibat dalam penelitian harus melindungi partisipasi
dari gangguan fisik atau tekanan mental, bahaya atau kerugian.
4. Pekerja social professional yang terlibat dalam mengevaluasi pelayanan-pelayanan atau
kasus-kasus membicarakannya dengan orang lain sejauh untuk tujuan-tujuan professional,
dan hanya dengan orang-orang yang langsung dan secara professional terkait dengan
masalah tadi.
5. Informasi tentang kelayan dalam penelitian itu harus dirahasiakan.
6. Pekerja social professional memperoleh penghargaan hanya atas dasar pekerjaan yang
benar-benar dilakukannya dalam hubungan dengan keilmuan dan usaha-usaha penelitian
serta penghargaan yang diberikannya oleh orang lain.
BAB II
TANGGUNG JAWAB ETIS PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL
TERHADAP KELAYAN
Pasal 6
Kepentingan Kelayan
Tanggung jawab utama pekerja social professional terhadap kelayan.
1. Pekerja social professional melayani kelayan menurut kompetensi professional.
2. Pekerja social professional tidak menggunakan hubungannya dengan kelayan sebagai alas
an demi keuntungan pribadinya, atau mengambil kelayan lembaga lain ke dalam praktek
pribadinya.
3. Pekerja social professional tidak melakukan, menyetujui, membantu, atau bekerja sama
dengan bentuk diskriminasi atas dasar ras, golongan, warna kulit, kelamin, orientasi
seksual,usia, agama, kebangsaan, status perkawinan, keyakinan politik, hambatan mental
atau fisik, atau keinginan, karakteristik, pribadi , kondisi atau status.
4. Pekerja social professional harus menghindari hubungan atau komitmen yang
bertentangan dengan kepentingan kelayan.
5. Pekerja social professional tidak boleh melakukan kegiatan seksualitas dengan kelayan.
6. Pekerja social professional harus memberi informasi yang akurat dan lengkap kepada
kelayan tentang luas dan sifat pelayanan yang diberikan kepadanya.
7. Pekerja social professional harus memberikan resiko, hak-hak, kesempatan-kesempatan
dan kewajiban dalam hubungan dengan pelayanan social yang diberikan kepada kelayan.
8. Pekerja social professional hendaknya meminta nasehat dan bimbingan dari kolega dan
supervisor sejauh konsultasi itu sangat dibutuhkan demi kepentingan kelayan.
9. Pekerja social professional harus segera menarik diri dari pelayanan bila kondisi yang ada
tidak memungkinkan memberi pertimbangan yang seksama tentang semua factor yang
ada dalam situasi itu dan berusaha memperkecil akibat-akibat negatif yang mungkin
terjadi.
10. Pekerja social professional yang akan mengakhiri atau memutuskan pelayanann dengan
kelayan harus memberitahukannya kepada kelayan dan mengalihkannya atau merujuknya
(kepada orang atau lembaga lain) sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan kelayan.
Pasal 7
Hak-hak Kelayan
Pekerja social harus memperhatikan hak-hak kelayan dalam menentukan nasibnya sendiri.
1. Dalam menjalankan pekerja social professional harus selalu melindungi kepentingan-
kepentingan dan hak-hak pribadi kelayan.
2. Bila pekerja social professional melimpahkan/ memberikan wewenang kepada orang lain
untuk bertindak demi kepentingan kelayan, maka dia harus menjaga agar pelayanan itu
tetap sesuai dengan kepentingan kelayan.
3. Pekerja social professional tidak ikut campur dalam tindakan yang melanggar atau
mengurangi hak-hak sipil atau hak resmi kelayan.
Pasal 8
Kerahasiaan dan Hak Pribadi
Pekerja social professional harus menghormati hak-hak pribadi kelayan dan menjaga
kerahasiaan informasi yang diperoleh dalam rangka pelayanan professional.
1. Pekerja social professional boleh mengemukakan rahasia kelayan ke[pada orang lain atas
sepengetahuan kelayan, bila mempertimbangkan professional mengharuskannya
demikian.
2. Pekerja social professional harus memberitahukan batas-batas kerahasiaan itu kepada
kelayan, untuk apa informasi itu dirahasiakan dan bagaimana menggunakannya.
3. Pekerja social professional harus memperlihatkan cacatan informasi kelayan sejauh itu
menyangkut kelayan yang bersangkutan.
4. Dalam memperlihatkan cacatan kepada kelayan, pekerja social professional harus berhati-
hati agar rahasia orang atau kelayan lain tidak terbaca oleh kelayan itu.
5. Sebelum mencatat dan merekam informasi kelayan, pekerja social professional harus
memberitahukan hal itu kapadanya. Pemberitahuan itu juga termasuk bila melibatkan
orang ketiga ke dalam aktivitas mereka.
Pasal 9
Pembiayaan
Biaya untuk pelayanan professional harus jelas dan disesuaikan dengan pelayanan yang
diberikan kepada kelayan, serta disesuaikan dengan kemampuan kelayan.
BAB III
TANGGUNG JAWAB ETIS PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL
TERHADAP KOLEGA DAN PROFESI LAIN
Pasal 10
Penghargaan, Keterbukaan dan Penghormatan
Pekerja social professional harus memperlakukan kolega dengan hormat, jujur, terbuka dan
baik.
1. Pekerja social professional bekerja sama dengan koleganya untuk meningkatkan
kepentingan-kepentingan professional.
2. Pekerja social professional harus menciptakan dan memelihara kondis-kondisi praktek
sehingga mempermudahkan kolega dalam melaksanakan etika dan kompetensi
profesionalnya.
3. Pekerja social professional harus menjaga kerhasiaan yang dikemukakan oleh koleganya
dalam kaitan, hubungan dan transaksi professional mereka.
4. Pekerja social professional harus menghormati pandangn-pandangan kolega dan
menggunakan saluran yang tepat dalam memberi komentar terhadap pandangan-
pandangan koleganya.
5. Pekerja social professional yang bekerja atau dipekerjakan oleh kolega dalam praktek
professional, harus bertindak sesuai dengan kepentingan karakter dan repuitasi kolega itu.
6. Pekerja social professional harus menjadi penengah bila ada konflik di kalangan
koleganya yang memerlukan pemecahan menurut pertimbangan professional.
7. Pekerja social professional yang bertindaka sebagai pimpinan, su[pervisor atau mentor
seorang kolega, harus memelihara dan menghormati kondisi kesinambungan hubungan
professional mereka.
8. Pekerja social professional yang bertanggung jawab memberi tugas dan mengevaluasi
penampilan satf lain, harus melaksanakan tanggung jawab itu secara jelas dan jujur,
sesuai dengan kinerja yang ada.
9. Pekerja social professional yang bertanggung jawab atas mengevaluasi kinerja pegawai,
supervisor atau mahasiswa harus menjelaskan evaluasi itu secara terbuka kepada mereka.
Pasal 11
Kelayan Kolega
1. Pekerja social professional tidak boleh mengambil kelayan kolega tanpa persetujuan
kolega itu.
2. Pekerja social professional tidak boleh mengambil tanggung jawab professional terhadap
kelayan dari kolega atau lembaga lain tanpa mengkomunikasikannya terlebih dahulu
dengan kolega atau lembaga itu.
3. Pekerja social professional yang melayani kelayan seorang kolega yang sifatnya
sementara atau darurat, harus memperlakukan kelayan itu sama seperti kelakuan terhadap
kelayan lain.
BAB IV
TANGGUNG JAWAB ETIS PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL
TERHADAP LEMBAGA YANG MEMPEKERJAKANNYA
Pasal 12
Komitmen terhadap Lembaga yang Mempekerjakannya
1. Pekerja social professional selalu berupaya meningkatkan kualitas kebijakan dan prosedur
pelayanan lembaga dimana dia bekerja serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pelayanan.
2. Pekerja social professional tidak boleh menerima pegawai atau mahasiswa praktikan dan
orghanisasi yang tidak mendapat pengakuan masyarakat.
3. Pekerja social professional harus bertindak untuk mencegah dan menghilangkan
diskriminasi dalam kebijakan dan praktek-parktek organisasi mempekerjakannya.
4. Pekerja social professional harus mempergunakan sumber-sumber organisasi secara tepat
menurut tujuannya.
BAB V
TANGGUNG JAWAB ETIS PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL TERHADAP PROFESI
PEKERJA SOSIAL
Pasal 13
Memelihara Integritas Profesi
Pekerja social professional harus memelihar dan mengembangkan nilai-nilai, etika,
pengetahuan dan misi profesi.
1. Pekerja social professional harus melindungi dan meningkatkan martabat dan integritas
profesi serta harus bertanggung jawab serta menggalakkan diskusi-diskusi tentang
profesi.
2. Pekerja social professional harus menggunakan saluran yang tepat dalam bertindak
menghadapi perilaku tidak etis yang dilakukan oleh anggota lain.
3. Pekerja social professional harus bertindak untuk mencegah praktek pekerja social yang
tidak bertanggung jawab dan tidak memenuhi ketentuan.
Pasal 14
Pelayanan Masyarakat
Pekerja social professional harus mendorong profesinya dalam memberi pelayanan social
yang bermakna bagi masyarakat.
1. Pekerja social professional harus mempunyai komitmen dan mengembangkan keahlian
professional sehingga dapat meningkatkan penghargaan terhadap integritas dan
kompetensi professional pekerja social.
2. Pekerja social professional harus mendukung pembentukan dan pengemabngan
peubdang-undangan kebijakan social dan implementasinya yang berkaitan dengan
profesi.
3. Pekerja social professional berorientasi pada tuntutan kebutuhan-kebutuhan dan
partisipasi masyarakat.
Pasal 15
Pengembangan Pengetahuan dan Keterampilan
Pekerja social professional bertanggung jawab mengidentifikasi, mengembangkan dan
memanfaatkan pengetahuan serta keterampilan demi praktek profesional.
1. Pekerja social professional mendasarkan prakteknya dan prinsip-prinsip pekerja social.
2. Pekerja social professional terus menerus mengikuti perkembangan ilmu pekerjaan social
atau kesejahteraan social dan mengkaji secara kritis, menjaga, mengemabngkan
pengetahuan dan keteerampilan yang sudah ada.
3. Pekerja social professional ia harus menguji secra kritis, menjaga dan mngembangkan
pengetahuan yang ada sekarang sesuai dengan visi/misi pekerjaan social.
4. Pekerja social professional mendorong dan mengembangkan pengetahuanpekerjaan
social/kesejahteraan social melalui penelitian ilmiah.
BAB VI
TANGGUNG JAWAB ETIS PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL
TERHADAP MASYARAKAT
Pasal 16
Kewajiban Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
1. Pekerja social professional harus bertindak untuk menjamin agar semua orang memiliki
akses terhadap sumber-sumber, pelayanan-pelayanan dan kesempatan-kesempatan yang
mereka butuhkan.
2. Pekerja social professional bertindak untuk mengembangkan pilihan kesempatan bagi
semua orang terutama bagi orang-orang dan kelompok-kelompok yang kurang beruntung
ata yang tertindas.
3. Pekerja social professional harus ikut menciptakan kondisi yang mendorong munculnya
rasa aman terhadap keanekaragaman budaya bangsa.
4. Pekerja social professional memberikan pelayanan-pelayanan professional yang tepat
dalam keadaan darurat.
5. Pekerja social professional harus mendorong dan mengusahakan adanya pertubahan-
perubahan kebijakan dan perundang-undangan untuk meningkatkan kondisi-kondisi
social dan unutuk meningkatkan keadilan social.
6. Pekerja social professional harus mendorong tumbuhnya partisipasi masyarakat melalui
kebijakan-kebijakan dan lembaga-lembaga social.
BAB VII
KEKUATAN KODE ETIK PROFESI PEKERJA SOSIAL
Pasal 17
Pekerja social professional mematuhi bahwa pengawasan terhadap pelaksanaan kode etik,
penetapan penghargaan dan penetapan saksi atas pelanggaran kode etik ini adalah hak
sepenuhnya IPSPI yang dilaksanakan oleh Dewan Kehormatan Kode Etik Profesi IPSPI.
C. KODE ETIK NASW
KODE ETIK HIMPUNAN NASIONAL
PEKERJA – PEKERJA SOSIAL AMERIKA SERIKAT
( THE NATIONAL ASSOCIATION OF SOCIAL WORKERS – NASW )
Bab ini memuat Kode Etik Himpunan Pekerja Sosial Amerika Serikat ( The National
Association of Social Sosial Worker – NASW ini mencakup :
Pembukaan
A. Sikap dan Perilaku Pekerja Sosial sebagai seorang Pekerja Sosial
B. Tanggungjawab Etis Pekerja Sosial terhadap Klien
C. Tanggngjawab Etis Pekerja Sosialbterhadap Kolega ( Rekan Sejawat )
D. Tanggungjawab Etis Pekerja Sosial terhadap majikan dan Organisasi Sosial yang
memperkerjakannya.
E. Tanggunjawab Etis Pekerja Sosial terhadap Profesi Pekerjaan Sosial.
F. Tanggungjawab Etis Pekerja Sosial terhadap Masyarakat
Pembukaan
Kode etik merupakan suatu pedoman bagi perilaku anggota – anggota profesi
pekerjaan sosial dan merupakan landasan untuk memutuskan persoalan –persoalan etika bila
perilaku para Pekerja Sosial dipandang menyimpang dari standard perilaku etis bagi para
pekerja sosial dalam melaksanakan hubungan – hubungan profesionalnya dengan kelayan,
kolega, pekerja – pekerja, orang – orang dan profesi lain, dan dengan masyarakat secara
keseluruhan. Kode etik ini juga merupakan standard perilaku etis yang mengatur perilaku
individual sejauhmana peiilaku itu sesuai dengan status dan identitas individual sebagai
seorang pekerja sosial.
Kode etik ini didasarkan pada nilai – nilai fundamental profesi pekerjaan sosial yang
meliputi harga diri, martabat, dan keunikan setiap orang serta hak – hak dan kesempatan –
kesempatan mereka. Kode etik ini juga didasarkan pada hakekat pekerjaan sosial yaitu
mengembangkan kondisi – kondisi yang dapat mempromosikan nilai – nilai ini.
Dalam menghayati dan mengamalkan kode etik ini, pekerja sosial dituntut untuk
mempertimbangkan tanggungjawab etis di dalam suatu konteks situasi dan pertimbangan eti.
Tindakan yang dipilih atau di lakukan oleh pekerja sosial dituntut agar selaras dengan jiwa
dan bunyi kode etik ini.
Kode etik ini bukan merupakan perangkat peraturan yang menentukan semua perilaku
pekerja sosial didalam semua kompleksitas kehidupan profesional. Kode etik ini lebih
merupakan prinsip – prinsip umum untuk membimbing perilaku dan menilai perilaku secara
bijaksana didalam berbagai situasi yang mengandung implikasi etis. Kode etik ini merupakan
landasan pertimbangan bagi tiindakan – tindakan etis sebelum dan sesudah tindakan –
tindakan etis itu terjadi.
Kode etik ini jangan digunakan sebagai alat untuk merampas / menghilangkan /
mencabut kesempatan atau kebebasan pekerja sosial yang melakukan praktek dengan
integritas profesional yang tinggi. Perilaku etis pekerja sosial bukan berasal ari dekrit /
maklumat, tetapi dari komitmen pribadi pekerja sosial secara individual. Kode etik ini dibuat
untuk menegaskan kemauan dan semangat pekerja sosial agar etis dan bertindak etis didalam
seluruh perbuatan mereka sebaai pekerja sosial.
Prinsip – prinsip etis yang dikodifikasikan ini merupakan pedoman pekerja sosial
dalam berbagai peranan dan hubungan serta dalam berbagai tingkat tangggungjawab dimana
mereka berfungsi secara profesional. Kode etik ini juga bisa digunakan sebagai alat ukur
untuk memperkecil, mencegah, menampilkan dan memperbaiki perilaku kolega yang tidak
etis.
A. Sikap dan Perilaku Pekerja Sosial sebagai seorang Pekerja Sosial
1. Kesopanan ( propriety )
Pekerja Sosial harus memelihara standard perilaku pribadi dalam kapasitas atau
identitas sebagai pekerja sosial.
a. Perilaku pribadi pekerja sosial adalah suatu persoalan pribadi yang sama
deajatnya dengan perilaku orang lain, kecuali bila perilaku itu menyalahi
tanggungjawab profesional.
b. Pekerja sosial jangan melibatkan diri dalam ketidakjujuran, kesombongan,
kecurangan dan kekeliruan.
c. Pekerja sosial harus membedakan secara tegas pernyataan – pernyataan dan
tindakan – tindakan pribadinya dan pernyataan dan tidakannya sebagai
seorang profesional.
2. Pengembangan kemampuan dan profesional
Pekerja sosial harus berusaha untuk meningkatkan kemampuan praktek
profisional dan pelaksanaa fungsi – fungsi profesional.
a. Pekerja sosia harus menerima tanggungjawab atau pekerjaan hanya atas dasar
adanya kemampuan atau tujuan untuk meningkatkan kemampuan.
b. Pekerja sosial “ jangan salah kaprah “ tentang syarat – syarat, pendidikan,
pengalaman, atau organisasi profesional.
3. Pelayanan
Pekerja sosial harus mengutamakan tanggungjawab pelayanan profesi pekerjaan
sosial
a. Pekerja sosial bertanggungjawab atas mutu dan luas pelayanan yang ia
lakukan
b. Pekerja sosial harus bertindak mencegah praktek – praktek yang tidak
manusiawi atau diskriminatif
4. Pekerja sosial harus bertindak sesuia dengan standard integritas dan impartiaritas
profesional
a. Pekerja sosial harus mewaspadai dan menolak pengaruh – pengaruh dan
tekanan – tekanan yang membatasi kebebasan profesional dan pelaksanaan
fungsi – fungsi profesional.
b. Pekerja sosial jangan menggunakan hubungan profesional demi keuntungan
pribadi.
5. Keilmuan dan Penelitian
Pekerja sosial yang terlibat dalam bidang keilmuan dan penelitian harus dibimbing
oleh tradisi – tradisi keilmuan
a. Pekerja sosial yang terlibat dalam penelitian harus mempertimbangkan
kemungkinan – kemungkinan akibatnya bagi kesejahteraan manusia.
b. Pekerja sosial yang terlibat dalam penelitian harus menegaskan bahwa orang
yang di libatkan dalam penelitian itu harus “ pintar “ dan sukarela, tanpa
menghukum atau penolakan mereka untuk berpartisipasi, dan harus
mempertimbangkan hak pribadi dan martabat mereka.
c. Pekerja sosial terlibat dalam penelitian harus melindungi partisipan dari
gangguan fisik atau tekanan mental, bahaya atau kerugian.
d. Pekerja sosial yang teribat dalam mengevaluasi pelayanan – pelayanan atau
kasus – kasus, harus membicarakannya dengan orang lain sejauh itu untuk
tujuan – tujuan profesional dan hanya dengan orang – orang yang langsung
dan secara profesional terkait dengan masalah tadi.
e. Informasi tentang orang –orang yang terlibat dalam penelitian itu harus
dirahasiakan.
f. Pekerja sosial memperoleh penghargaan hanya atas dasar pekerjaan yang
benar – benar dilakukannya dalam hubungan dengan keilmuan dan usaha –
usaha penelitian serta penghargaan yang diberikan oleh orang lain
B. Tanggungjawab Etis Pekerja Sosial terhadap Kelayan
6. Mengutamakan kepentingan Kelayan
Tanggungjawab utama pekerja sosial terhadap kelayan.
a. Pekerja sosial harus melayani kelayan menurut keterampilan dan kompetensi
profesional.
b. Pekerja sosial jangan menggunakan hubungannya dengan kelayan sebagai
alasan demi keuntungan pribadinya, atau “ menyabot “ kelayan lembaga lain
ke dalam praktek pribadinya.
c. Pekerja sosial jangan melakukan, menyetujui, membantu atau bekerja sama
dengan bentuk diskriminasi atas dasar ras, warna kulit, kelamin, orientasi
seksual, usia, agama, kebangsaan, status perkawinan, keyakinan politik,
hambatan mental atau fisik, atau keinginan lan atau karakteristik pribadi,
kondisi, atau status.
d. Pekrja sosial harus menghindari hubungan atau komitmen yang bertentangan
dengan kepentingan kelayan.
e. Pekerja sosial jangan melakukan kegiatan seksualitas dengan kelayan.
f. Pkerja sosial harus memberikan informasi yang akurat dan lengkap kepada
Kelayan tentang luas dan sifat pelayanan yang diberikan kepadanya.
g. Pekerja sosial harus memberitahukan resiko, hak – hak, kesempatan –
kesempatan, dan keawajiban dalam hubungan dengan pelayanan sosial yang
diberikan kepadanya.
h. Pekerja sosial harus meminta nasehat dan bimbingan dari kolega dan
supervisor sejauh konsultasi itu sangat dibutuhkan demi kepentingan kelayan.
i. Pekerja sosial harus mengakhiri pelayanan dan hubungan sosialnyadengan
kelayan, bila pelayanan dan hubungan tidak diperlukan lagi atau tidak lagi
sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya.
j. Pekerja harus cepat – cepat menarik diri dari pelayanan bila kondisi yang tidak
memungkinkan, memberi pertimbangan yang sesama tentang semua faktor
yang ada didalam situasi itu dan berusaha memperkecil akibat – akibat negatif
yang mungkin terjadi ( the social worker should withdraw services pre
ipitously only under unusual circumstances, giving careful consideration to all
factors in the situation and taking care to minimize possible adverse effects ).
k. Pekerja sosial yang akan mengakhiri dan memutuskan pelayanan dnegan
kelayan, harus memberitahukannya kepada kkelayan dan mengalihkan atau
merujuknya ( kepada orang / lembaga lain ) sesuai dnegan kebutuhan dan
kepentingan kelayan.
7. Hak – hak dan hak – hak isteimewa kelayan
Pekrja sosial harus memperhatikan hak – hak kelayan dalam menentukan nasibnya
sendiri.
a. Bila pekerja sosial harus bertindak demi kepentingan kelayan yang dipandang
tidak tepat secara hukum, ia harus melindungi kepentingan – kepentingan dan
hak – hak kelayan.
b. Bila wewenang diberikan kepada orang lain untuk bertindak demi kepentingan
kelayan, pekerja sosial harus menjaga agar pelayanan itu tetap sesuai dengan
kepentingan kelayan.
c. Pekerja sosial jangan ikut campur dalam tindakan yang melanggar atau
mengurangi hak – hak sipil atau resmi kelayan.
8. Kerahasiaan dan Hak Pribadi ( privacy )
Pekerja sosial harus menghormati hak pribadi kelayan dan menjaga kerahasiaan
informasi yang diperoleh dalam rangka pelayana profesional.
a. Pekerja sosial boleh mengemukakan rahasia kelayan kepada orang lain tanpa
sepengetahuan kelayan, ila pertimbangan – pertimbangan profesional
mengharuskannya demikian.
b. Pekerja sosial harus memberitahukan batas – bats kerahasiaan itu kepada
kelayan, untuk apa informasi yang rahasia itu dan bagaimana digunakan.
c. Pekerja sosial harus memperlihatkan record itu kepada kelayan sejauh itu
menyangkut dirinya.
d. Bila memperlihatkannya kepada kelyan, pekerja sosial itu harus berhati – hati
agar rahasia orang / kelayan lain tidak terbaca oleh kelayan itu.
e. Sebelum mencatat atau merekan informasi kelayan, pekerja sosial harus
memberitahukan hal itu kepadanya. Pemberitahuan itu juga termasuk bila
melibatkan orang ketiga didalam aktifitas mereka.
9. Pembiayaan
Bila membutuhkan biaya, hendaknya pembiayaan itu jelas dan harus sesuai
dnegan pelayanan yang diberikan serta sesuai dengan kemampuan kelayan.
Pekerja sosial jangan memberi atau menerima sesuatu yang bernilai sebagai
imbalan karena menerima atau melakukan rujukan ( should not devide a free or
accept or give anything of value for receiving or making a referal )
C. Tanggungjawab Etis Pekerja Sosial terhadap Kolega ( Rekan Sejawat )
10. Penghargaan, keterbukaan, dan penghormatan
Pekerja sosial harus memperlakukan koleganya dengan hormat, jujur / terbuka dan
baik
a. Pekerja sosial harus bekerja sama dnegan koleganya untuk meningkatkan
kepentingan – kepentingan profesional.
b. Pekerja sosial harus menjaga kerahasiaan yang dikemukakan oleh koleganya
dalam kaitan dan hubungan dan transaksi profesional mereka.
c. Pekerja sosail harus menciptakan dan emelihara kondisi – kondisi praktek
sehingga mempermudah kolega dalam melaksanakan etika dan kompetensi
profesionalnya.
d. Pekerja sosial harus menghormati pandangan – pandangan dan teman – teman
koleganya dan menggunakan saluran yang tepat untuk memberi komentar
terhadap pandangan – pandangan dan temuan – temuan itu.
e. Pekerja sosial yang bekerja atau dipekerjakan oleh kolega didalam praktek
profesional, harus bertindak sesuai dnegan kepentingan, karakter, dan reputasi
kolega itu.
f. Pekerja sosial harus menjadi wasit atau penengah bila ada konflik dikalangan
koleganya yang memerlukan pemecahan menurut pertimbangan profesional.
g. Pekerja sosial harus menghormati dan bekerjasama dengan kolega dari profesi
lain sehingga mereka juga demikian terhadap kolega sesama pekerja sosial.
h. Pekerja sosial yang bertindak sebagai majikan, supervisor atau mentor seorang
kolega, harus memelihara dan menghormati kondisi kesinambungan hubungan
profesional mereka
i. Pekerja sosial yang bertanggungjawab untuk memberi tugas dan mengevaluasi
penampilan staf lain, harus melaksanakan tanggungjawab itu secara jelas dan
jujur, sesuai dengan kriteria yang ada.
j. Pekerja sosial yang bertanggungjawab untuk mengevaluasi penampilan
pegawi, supervisi, atau mahasisiwa harus menjelaskan evaluasi itu kepada
mereka.
11. Dalam kaitannya dengan kelayan kolega /. Rekan sepekerjaan
Pekerja sosial bertanggungjawab untuk berelasi dengan kelayan secara penuh
pertimbangan profesional.
a. Pekerja sosial jangan “ menyabot “ kelayan kolega
b. Pekerja sosial jangan mengambil tanggungjawab profesional terhadap kelayan
kolega atau lembaga lain tanpa mengkomunikasikannya terlebih dahulu
dengan kolega atau lembaga itu
c. Pekerja sosial yang melayani kelayan seorang kolega yang sifatnya sementara
atau darurat, harus memperlakukan kelayan itu sama seperti perlakuannye
terhadap kelayan lain.
D. Tanggungjawab Etis Pekerja Sosial terhadap majikan dan Organisasi Sosial yang
Memperkerjakannya
12. Komitmen terhadap Organisasi yang memperkerjakannya
Pekerja sosial harus setia pada komitmen yang ia berikan kepada organisasi itu
a. Pekerja sosia harus berusaha meningkatkan kebijakan dan prosedur lembaga
itu, dan efisiensi serta efektifitas pelayanannya.
b. Pekerja sosial jangan menerima pegawai atau mahasiswa praktikan dari
organisasi yang tidak dapat pengakuan masyarakat ( dari himpunan Pekerja
sosial Amerika, NASW )
c. Pekerja sosial harus bertindak untuk mencegah dan menghilangkan
diskriminasi dalam kebijakan dan paktek – praktek organisasi yang
memperkerjakannya.
d. Pekerja sosial harus menggunakan sumber – sumber organisasi secara tepat
menurt tujuannya.
E. Tanggungjawab Etis Pekerja Sosial terhadap Profesi Pekerjaan Sosial
13. Memelihara Integritas Profesi
Pekerja sosial harus memelihara dan mengembangakan nilai – nilai, etika,
pengetahuan dan misi Profesi.
a. Pekerja sosial harus melindungi dan meningkatkan artabat dan integritas profesi
dan harus bertanggungjawab serta menggalakkan diskusi – diskusi tentang profesi.
b. Pekerja sosial harus menggunakan saluran yang tepat dalam bertindak melawan
perilaku tidak etis yang dilakukan oleh anggota lain dar profesi itu.
c. Pekerja sosial harus bertindak untuk mencegah praktek pekerjaan sosial yang
tidak bertanggungjawab dan tidak memenuhi kebutuhan.
d. Pekerja sosial jangan membual seolah – olah yang paling hebat.
14. Pelayanan Mayarakat
Pekerja sosial harus mendukung profesi dalam memberi pelayanan sosial yang
bermakna kepada masyarakat umum
a. Pekerja sosial harus menyumbangkan waktu dan keahlian profesional,
sehingga dapat meningkatkan penghargaan terhadap pemanfaatan, integritas
dan kompetensi profesi pekerjaan sosial.
b. Pekerja sosial harus mendukung perumusan, pengembangan, pengundangan
dan implementasi kebijakan kebijakan sosial yang berkaitan dnegan profesi.
c. Pekerja sosial profesional berorientasi pada tuntutan kebutuhan masyrakat dan
partisipasi masyarakat.
15. Pengembangan pengetahuan
Pekerja sosal harus bertanggungjawab mengidentifikasi, mengembangkan, dan
memanfaatkan pengetahuan demi praktek profesional.
a. Pekerja sosial harus mendasarkan prakteknya pada pengetahuan yang benar –
benar sesuai dengan pekerjaan sosial
b. Pekerja sosial harus menguji secara kritis dan menjaga agar pengetahuan yang
ada sekarang ini sesuai dnegan pekerjaan sosial
c. Pekerja sosial harus memberi sumbangan bagi landasan pengetahuan
pekerjaan sosial dan ikut serta dalam penelitian ilmiah serta mempraktekkan
kebajikan kepada kolega.
F. Tanggungjawab Etis Pekerja Sosial terhadap Masyrakat
16. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Pekerja sosial harus meningkatkan kesejahteraan masyarakat umum
a. Pekerja sosial harus bertindak untuk mencegah dan menghilangkan
diskriminasi terhadap orang atau kelompok atas dasar ras, warna kulit,
kelamin, orientasi seksual, usia, agama, kebangsaan, status perkawinan,
keyakinan politik, habatan fisik atau mental atau keinginan lain atau
karakteristik pribadi, kondisi atau kasus.
b. Pekerja sosial harus bertindak untuk menjamin agar semuaorang memiliki
akses terhadap sumber – sumber, pelayanan – pelayanan dan kesempatan –
kesempatan yang mereka butuhkan.
c. Pekerja sosia harus bertindak untuk mengembalikan pilihan dan kesempatan
bagi semua orang, terutama bagi orang – orang dan kelompok – kelompok
yang kurang beruntung atau yang tertindas
d. Pekerja sosial harus meningkatkan kondisi – kondisi yang mendorong
minculnya rasa hormat terhadap perbedaan budaya – budaya yang
membentuk masyarakat Amerika Serikat
e. Pekerja sosial harus memberikan pelayanan – pelayanan profesional yang
tepat dalam keadaan darurat
f. Pekerja sosial harus mendukung / mengusahakan perubahan – perubahan
dalam kebijakan dan perundang – undangan untuk meningkatkan kondisi –
kondisi sosial dan untuk meningkatkan keadaan sosial.
g. Pekerja sosial harus mendorong partisipasi masyarakat dalam membentuk
kebijakn – kebijakan dan lembaga – lembaga sosial.
BAB III
HASIL ANALISIS
A. IKRAR WISUDAWAN STKS BANDUNG