PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf ·...

82
i PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo Kecamatan Depok Kabupaten Sleman) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Konsentrasi: Kepemerintahan Desa Oleh: REMA MARINA NIM: 16610044 PROGRAM MAGISTER SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD” YOGYAKARTA 2018

Transcript of PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf ·...

Page 1: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

i

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

(Penelitian di Desa Maguwoharjo Kecamatan Depok Kabupaten Sleman)

TESISUntuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat

Magister pada Program Studi Ilmu PemerintahanKonsentrasi: Kepemerintahan Desa

Oleh:REMA MARINANIM: 16610044

PROGRAM MAGISTER

SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”

YOGYAKARTA

2018

Page 2: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

ii

PENGESAHAN

TESIS

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

(Penelitian di Desa Maguwoharjo Kecamatan Depok Kabupaten Sleman)

Oleh :

REMA MARINANIM: 16610044

Disahkan oleh Tim Penguji

Pada tanggal, 2 Oktober 2018

Susunan Tim Penguji

Pembimbing (Ketua Tim Penguji)

Dr. E.W. Tri Nugroho ....................................... .......................................

P e n g u j i I

Drs. Hardjono, M.Si

....................................... .......................................

P e n g u j i II

Drs. YB. Widyo Hari Murdianto, M.Si

..................................... .......................................

Yogyakarta, 2 Oktober 2018

Mengetahui

Direktur Program Magister (S-2)Ilmu Pemerintahan

Dr. R. Widodo Triputro, MM

Page 3: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

iii

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : REMA MARINA

Nomor Mahasiswa : 16610044

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis yang berjudul PARTISIPASI

MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN

PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo Kecamatan Depok

Kabupaten Sleman) adalah karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya

dalam tesis ini telah disebutkan dalam teks dan telah dicantumkan dalam daftar

pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya ini tidak benar, maka

saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang

saya peroleh dari tesis ini.

Yogyakarta, 12 September 2018

Yang Membuat Pernyataan

REMA MARINA

Page 4: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

iv

Halaman Persembahan

Dengan kerendahan hati dan atas izin ALLAH SWT Tesis ini kupersembahkan

kepada :

1. Surgaku dunia akhirat Papa H. AKMAL TANJUNG dan Ibunda

Hj. KASNAWARNI terimakasih atas kasih sayang tulus yang selalu ada

disaat jatuh dan bangunku, juga untuk setiap doa dan perjuangan dalam

menghantarkanku menuju Kesuksesan.

2. Malaikat kecilku M.RASYA RADITHYA SINGGIH terimakasih Tuhan

telah Engkau titipkan anak hebat ini dalam hidupku.

3. Kakakku SHERLY MALINI, S.Si.,M.M adikku RIKA TRIANOVA, S.E

dan M.ILHAM SAPUTRA terimakasih untuk selalu berbagi dalam suka

maupun duka.

4. Pamanku HERMAN RIDWAN dan keluarga terimakasih untuk semua

support, doa dan bantuannya selama ini.

Page 5: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

v

Motto

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahanMaka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan,

Kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain,Dan hanya kepada Tuhanmulah kamu berharap.

(QS.Al-Insyirah, 6-8)

Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernahgagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh.

(Muhammad Ali)

Page 6: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

vi

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji dan Syukur Kehadirat Allah SWT atas segala

Rahmat dan Karunianya pada penulis, akhirnya penulis dapat menyelesaikan

penyusunan tesis yang berjudul: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM

MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di

Desa Maguwoharjo Kecamatan Depok Kabupaten Sleman). Tesis ini ditulis dalam

rangka memenuhi persyaratan akademis dalam menyelesaikan studi di Program

Magister (S-2) Ilmu Pemerintahan, Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat

Desa “APMD.

Penulis menyadari bahwa tesis dapat diselesaikan berkat dukungan dan

bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis berterima kasih kepada semua

pihak yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan kontribusi dalam

menyelesaikan Tesis ini. Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan

kepada:

1. Bapak Dr. R. Widodo Triputro, MM, selaku Direktur Program Magister

(S-2) Sekolah Tinggi Pembangunan Desa “APMD” Yogyakarta.

2. Bapak Dr. EW. Tri Nugroho, sebagai Sekretaris Prodi Ilmu Pemerintahan

Program Magister (S-2) Sekolah Tinggi Pembangunan Desa “APMD”

Yogyakarta, yang sudah banyak memberikan inspirasi dan ide-ide yang

baik untuk penulis. Pembimbing yang dengan penuh kesabaran

mengarahkan, memberi pengertian, memberi motivasi, dan dukungan

sehingga Tesis ini dapat penulis selesaikan.

Page 7: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

vii

3. Bapak Drs. Hardjono, M.Si sebagai pembimbing ke-dua yang dengan

penuh kesabaran memberikan bimbingan dan motivasi demi keberhasilan

tesis ini.

4. Bapak Drs. YB Widyo Hari Murdianto, M.Si sebagai penguji ke II yang

telah bersedia memberi saran, kritik, dan masukan yang membangun

demi kesempurnaan tesis ini.

5. Bapak Dr. H. Rudihartono Ismail, M.Pd selaku ketua STISIP Wamena

beserta seluruh rekan dosen dan pegawai STISIP Wamena yang sudah

banyak memberi dukungan.

6. Bapak Kepala Desa, Sekretaris Desa, beserta seluruh perangkat desa

Maguwoharjo yang sudah menerima penulis dengan baik dan

mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian di desa Maguwoharjo.

7. Masyarakat dan seluruh Stakeholder desa Maguwoharjo yang sudah

bersedia menjadi informan dan berkenan memberikan jawaban atas

wawancara bersama penulis.

8. Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf/Karyawan Sekolah Tinggi

Pembangunan Masyarakat Desa “AMPD” Yogyakarta yang telah

memberikan bantuan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di

Program Magister (S-2) Ilmu Pemerintahan.

9. Ibu Dita lemos, Ibu Diah, Bapak Cornus, Bapak Ruswantoro, Bapak

Pono, Bapak Samsul, Ibu Nehik, Kakak Sam Samon, kak Seri, Kakak

Krismas Bagau, Mas Ryanto, Mas Ical, Mas Denos, Mas Helmy, Mas

Henajoleda, Aliakbar, Jefri (angk.19) semua teman-teman angkatan 18

Page 8: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

viii

Program Magister STPMD ”APMD” Yogyakarta yang tidak bisa

disebutkan satu persatu.

10. Sahabat seangkatan tugas belajar Wamena Papua buk Syarifa (Magister

UII), buk Tati (Magister UNIBRAW), Pak Nanang (Magister

UNIBRAW), Pak Aidil (Magister UNIBRAW), sukses untuk kita semua.

11. Kos Timoho calon istri sholeha squad ( rema, berta, lemu, tya,wida, lala,

ismi, icha, lian) terimakasih untuk kebersamaan selama 2 tahun ini

sukses untuk kita semua.

12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan tesis ini

yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat untuk pengembangan

ilmu pengetahuan di Perguruan Tinggi khususnya bidang Ilmu Pemerintahan

serta bermanfaat bagi para pembaca. Aamiin yaa Rabbal Alamin.

Yogyakarta, 12 September 2018

REMA MARINA

Page 9: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

ix

DAFTAR ISI

HalHALAMAN JUDUL ………………………………………………… iHALAMAN PENGESAHAN ………………………………………. iiPERNYATAAN ……………………………………………………... iiiHALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………...... ivMOTTO................................................................................................ vKATA PENGANTAR ........………………………………………..... viDAFTAR ISI .....……………………………………………………… ixDAFTAR TABEL .…………………………………………………… xiDAFTAR GAMBAR .………………………………………………... xiiDAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xiiiINTISARI ..…………………………………………………………... xivABSTRACT…………………………………………………………… xvBAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......…………………….... 1B. Fokus Penelitian .………………………………........ 13C. Rumusan Masalah .………………………………….. 13D. Tujuan Penelitian.................... …………………….... 13E. Manfaat Penelitian ..................................................... 14F. Kerangka Konseptual ..……………………………... 14

1. Partisipasi Masyarakat ......................................... 14a. Pengertian Partisipasi Masyarakat ............. 14b. Jenis-Jenis Partisipasi ............................... 16

2. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa(Musrenbang Desa) ............................................

22

a. Pengertian Musrenbang Desa .................... 22b. Dasar Hukum Musrenbang Desa ............... 23c. Tujuan dan Luaran Musrenbang Desa ........ 23d. Prinsip-Prinsip Musrenbang Desa .............. 24e. Peserta Musrenbang Desa ......................... 26f. Proses Umum Tahapan Musrenbang Desa.. 27

1) Tahap Pra-Musrenbang Desa ............... 272) Tahap Pelaksanaan Musrenbang Desa .. 283) Tahap Pasca-Musrenbang Desa ............ 29

G. Metode Penelitian ...……………………………….... 291. Jenis Penelitian ……………………………......... 292. Obyek Penelitian ……………………………….. 303. Lokasi Penelitian ……………………………….. 304. Teknik Pemilihan Subyek Penelitian …………... 305. Teknik Pengumpulan Data..…………………….. 326. Teknis Analisa Data.....…………………………. 33

BAB II GAMBARAN DESA MAGUWOHARJOA Geografi dan Demografi Desa .................................. 35

Page 10: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

x

1. Geografi .............................................................. 352. Demografi ........................................................... 35

B. Pemerintahan Desa Maguwoharjo .......................... 421. Visi dan Misi ..................................................... 422. Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah

Desa ......................................................................43

3. Pembagian Wilayah ............................................. 444. Sosial-Budaya ...................................................... 455. Pendidikan ........................................................... 476. Ekonomi ............................................................... 487. Lembaga Kemasyarakatan Desa .......................... 518. Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes)

Tahun 2018 ..........................................................57

BAB III ANALISIS DATA TENTANG MUSYAWARAHPERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DANPARTISIPASI MASYARAKATA. Gambaran Tahapan Musrenbangdes dan Partisipasi

Masyarakat .................................................................68

1. Tahap Pra-Musrenbangdes .................................... 68a. Gambaran Tahap Pra-Musrenbangdes............. 68b. Partisipasi Masyarakat pada Tahap Pra-

Musrenbangdes...............................................78

2. Tahap Pelaksanaan Musrenbangdes...................... 81a. Gambaran Tahap Pelaksanaan

Musrenbangdes...............................................81

b. Partisipasi Masyarakat pada TahapPelaksanaan Musrenbangdes..........................

86

3. Tahap Pasca-Musrenbangdes................................ 89a. Gambaran Tahap Pasca-Musrenbangdes......... 89b. Partisipasi Masyarakat pada Tahap Pasca-

Musrenbangdes...............................................92

B. Kendala-Kendala yang Dihadapi Masyarakat untukBerpartisipasi..............................................................

94

1. Kendala untuk Berpartisipasi pada Tahap Pra-Musrenbangdes.....................................................

94

2. Kendala untuk Berpartisipasi pada TahapPelaksanaan Musrenbangdes.................................

98

3. Kendala untuk Berpartisipasi pada Tahap Pasca-Musrenbangdes......................................................

100

BAB IV PENUTUPA. Kesimpulan ...……………………………………….. 105B. Saran ......….……………………………………........ 107

Daftar Pustaka ........................................................................................ 108Lampiran

Page 11: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

xi

DAFTAR TABEL

No. Judul Tabel HalTabel II.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin 36Tabel II.2 Data Penduduk Menurut Umur 37Tabel II.3 Data Penduduk Menurut Pekerjaan 39

Tabel II.4 Data Penduduk Menurut Agama 40Tabel II.5 Data Sarana Peribadatan 41Tabel II.6 Pembagian Distrik, Padukuhan, RW dan RT 44Tabel II.7 Data Tingkat Kesejahteraan Sosial 47Tabel II.8 Penggunaan Lahan Desa Maguwoharjo 48Tabel II.9 Jumlah Jenis Fasilitas Pendidikan 49Tabel II.10 Pengurus PKK Desa Maguwoharjo 52Tabel II.11 Pengurus LPMD Desa Maguwoharjo 53Tabel II.12 Anggota BPD Desa Maguwoharjo 54Tabel II.13 Pengurus Karang Taruna 56Tabel II.14 Rencana Kerja Pemerintah Desa Tahun 2018

Kegiatan Pembangunan Fisik57

Tabel II.15 Rencana Kerja Pemerintah Desa Tahun 2018Kegiatan Pembangunan Non-Fisik

62

Page 12: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

xii

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Gambar Hal

Gambar II.1 Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa 43

Gambar II.2 Proses Musrenbangdes di desa Maguwoharjo 67

Page 13: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul LampiranLamp. 1 Surat Izin Penelitian dari Program Magister Ilmu Pemerintahan

STPMD “APMD”Lamp. 2 Surat Izin Penelitian dari KESBANGPOL DIYLamp. 3 Surat Telah Melakukan Penelitian dari Desa MaguwoharjoLamp. 4 Foto-Foto Selama Penelitian

Page 14: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

xiv

INTISARI

Kebijakan pembangunan Desa perlu dibuat dengan melibatkan partisipasi seluruhmasyarakat dalam Musrenbangdes agar pembangunan berhasil. Masalahnya: bagaimanapartisipasi masyarakat dalam pelaksanaan musrenbangdes di Desa Maguwoharjo? Tesisini bertujuan: mendeskripsikan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan Musrenbangdesdi Desa Maguwoharjo dan mengetahui kendala-kendala untuk berpartisipasi dalamMusrenbangdes tersebut.

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif-kualitatif, dengan obyekpenelitian: partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan musrenbangdes di DesaMaguwoharjo dan kendala-kendalanya. Adapun teknik pengumpulan datanya: observasi,wawancara dan dokumentasi. Teknik pemilihan informannya adalah purposive, dengan 16informan dan teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif.

Hasil penelitian ini sebagai berikut: Musrenbangdes Desa Maguwoharjo secaraumum telah berjalan sesuai ketentuan yang berlaku dengan baik dan lancar. Namun secarakhusus, partisipasi masyarakat dan kendala dalam tiap tahapan Musrenbangdes dapatdikatakan sebagai berikut:

Pertama, partisipasi masyarakat Desa Magowuharjo pada tahap Pra-Musrenbangdes cukup baik dilihat dari sisi: keikutsertaannya dalam menghadiri rapat danmengemukakan pendapat atau saran dalam setiap pertemuan. Namun, jika dilihat dari sisi:Memberikan data atau informasi dalam setiap pertemuan, maka harus dikatakan bahwapartisipasi masyarakat kurang baik. Karena dalam usulannya tidak berisi data daninformasi namun lebih berisi permintaan, tanpa dilandasi data. Pada tahap PelaksanaanMusrenbangdes partisipasi masyarakat terwujud dalam upayanya untuk memperjuangkanusulan dengan gigih. Namun, mayoritas peserta lebih banyak bersikap “diam”, “pasif”atau “taat” kepada Pemerintah Desa atau TPM. Partisipasi masyarakat pada tahap Pasca-Musrenbangdes, terwujud dalam upaya mencari sumber dana lain, di luar Dana Desa, danmenjadi pelaksana program pembangunan fisik dan non-fisik.

Kedua, partisipasi masyarakat pada tahap Pra-Musrenbangdes sering terkendalaoleh: Ketidak-hadiran sebagian anggota masyarakat, karena alasan tertentu dan kesulitanmencari pengganti; Pertemuan didominasi oleh kelompok yang sama (itu-itu saja), yangumumnya kelompok pria aktif; Keterbatasan dana; Kesulitan dalam memperjuangkanusulan program pembangunan non-fisik; Kesulitan dalam menemukan wakil yang mampumenyampaikan usulan-usulan masyarakat secara utuh dan jelas; kesulitan membuat skalaprioritas dan memperjuangannya; sikap diam sebagian anggota Karang Taruna. Padatahap pelaksanaan Musrenbangdes, partisipasi masyarakat terwujud dalammemperjuangkan usulan mereka sampai berhasil disetujui. Namun seringkali gagal,karena: Usulan kurang riil; Kurang gigih dalam memperjuangkan usulannya; Kurangnyakoordinasi antara Dukuh dan masyarakatnya dalam mendaftar usulan; Sulitnyamemperjuangkan usulan baru karena usulan lama direalisir secara bertahap (memakanwaktu lama); Kekurang-beranian mereka dalam menyampaikan pendapat karena masihmuda, dan kurang percaya diri. Kendala yang dihadapi oleh masyarakat untukberpartisipasi pada tahap Pasca-Musrenbangdes adalah keterbatasan pendamping danpendampingan; keterbatasan tenaga pelaksana dan tenaga ahli (untuk program swakelola);keterbatasan dana; kesulitan mendapatkan dana dari luar Desa dan dari warga sendiri yangmampu; Kekurang-percayaan sebagian masyarakat atas kinerja Pemerintah Desa danpertanggungjawaban keuangan Desa; Keterbatasan motivator bagi anggota KarangTaruna.

Kata-kata Kunci: Partisipasi, Musrenbangdes.

Page 15: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

xv

ABSTRACT

Village development policies need to be made by involving the participation ofall communities in the Musrenbangdes so that development is successful. The problem is:how is the community's participation in the implementation of the village developmentplanning meeting in Maguwoharjo Village? This thesis aims: to describe communityparticipation in the implementation of Musrenbangdes in Maguwoharjo Village and findout the obstacles to participating in the Musrenbangdes.

The research method used is descriptive-qualitative, with the object of research:community participation in the implementation of the village development planningmeeting in Maguwoharjo Village and its constraints. The data collection techniques:observation, interviews and documentation. The technique of selecting informants ispurposive, with 16 informants and the analysis technique used is qualitative data analysistechniques.

The results of this study are as follows: MusrenbangdesMaguwoharjo Village ingeneral has run in accordance with the applicable regulations smoothly. But specifically,community participation and constraints in each stage of the Musrenbangdes can be saidas follows:

First, the participation of the Magowuharjo Village community in the Pre-Musrenbangdes stage is quite good in terms of: participation in attending meetings andexpressing opinions or suggestions at each meeting. However, when viewed from the side:Providing data or information at each meeting, it must be said that communityparticipation is not good. Because the proposal does not contain data and information butcontains more requests, without data. During the Musrenbangdes implementation phase,community participation was manifested in its efforts to fight for the proposal persistently.However, the majority of participants were more "silent", "passive" or "obedient" to theVillage Government or TPM. Community participation in the Post-Musrenbangdes phaseis realized in an effort to find other sources of funds, outside the Village Fund, andbecome implementers of physical and non-physical development programs.

Second, community participation in the Pre-Musrenbangdes stage is oftenconstrained by: Absence of some community members, for certain reasons and difficultiesin finding replacements; Meetings are dominated by the same group (that's all), which aregenerally active male groups; Limited funds; Difficulties in fighting for proposals for non-physical development programs; Difficulties in finding representatives who are able toconvey community proposals in full and clearly; difficulty in making priority scales andfighting for them; the silence of some members of KarangTaruna. At the stage of theMusrenbangdes implementation, community participation is manifested in fighting fortheir proposals until they are approved. But it often fails, because: Proposals are less real;Less persistent in fighting for his proposal; Lack of coordination between Hamlet and thecommunity in registering proposals; It is difficult to fight for a new proposal because theold proposal is realized gradually (takes a long time); Their lack of courage in expressingtheir opinions because they are young, and lacking in confidence. The constraints faced bythe community to participate in the Post-Musrenbangdes stage are the limitations offacilitators and mentoring; limited executive staff and experts (for self-managementprograms); limited funds; difficulty obtaining funds from outside the Village and fromcapable citizens themselves; The lack of trust of some communities on the performance ofthe Village Government and the accountability of the village's financial; Limited motivatorfor members of Youth Organization.

Key Words: Participation, Musrenbangdes.

Page 16: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Lahirnya UU Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, merupakan rangkaian proses yang

panjang dan penuh lika-liku dari upaya reformasi di Indonesia. Gerakan-gerakan untuk

merubah paradigma kebijakan yang sentralistik dengan kebijakan yang desentralistik

semakin terus menguat sejak lahirnya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

Pemerintahan Daerah yang kemudian digantikan dengan Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004, dan digantikan lagi dengan UU 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah

serta direvisi 2 (dua) kali melalui UU Nomor 9 tahun 2015. Undang-Undang ini

memberikan ruang gerak untuk mewujudkan mekanisme pembangunan yang lebih praktis

dengan kebijakan yang lebih representatif dan mengakomodasikan kepentingan

masyarakat. Dengan kata lain, bahwa pelibatan aktif masyarakat mulai dari tingkat desa di

dalam pengambilan kebijakan pembangunan daerah mutlak diperlukan.

Memang pada kenyataannya, tidak semua anggota masyarakat mau berpartisipasi,

dengan alasan yang bermacam-macam. Hal ini dapat disadari karena adanya beberapa

faktor penyebab yang mungkin membuat mereka tidak tertarik untuk berpartisipasi.

Sedangkan dorongan yang boleh dikatakan bersifat umum adalah apabila hasil partisipasi

tersebut dapat dinikmati langsung oleh masyarakat sendiri dan memberi keuntungan

kepada masyarakat. Arena utama dalam partisipasi adalah kebijakan (baik dalam bentuk

peraturan atau program), sebab kebijakan merupakan tempat yang mempertemukan antara

pemerintah desa dan warga masyarakat. Dengan kalimat lain, sebenarnya pertemuan

antara pemerintah dan warga desa bukan diukur secara fisik atau kehadiran fisik Kepala

Page 17: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

2

Desa dalam berbagai ritual (anjangsana, gotong royong, jagong dan layat) tetapi juga

diukur dengan kebijakan (M.Barori, dalam Sutoro Eko, 2005:208).

Apabila banyak dari berbagai unsur masyarakat yang ikut serta berpartisipasi, dalam

pengambilan kebijakan maka akan mempermudah atau memperlancar program-program

yang diluncurkan oleh pemerintah, sehingga dalam hal ini mutlak bahwa partisipasi

merupakan modal dasar pembangunan. Dalam kegiatan pembangunan menuntut

tumbuhnya partisipasi masyarakat, karena pemerintah tidak dapat bekerja sendiri dalam

menyelenggarakan pembangunannya.

Dalam UU No.6 Tahun 2014 salah satu asas utama adalah subsidiaritas kewenangan

lokal berskala desa. Untuk melaksanakan kewenangan lokal berskala desa tersebut, maka

Pemerintah Desa perlu menyusun perencanaan desa yang melibatkan seluruh komponen

masyarakat desa. Proses perencanaan yang baik akan melahirkan pelaksanaan program

yang baik, dan pada gilirannya akan menumbuhkan partisipasi masyarakat untuk terlibat

dalam pembangunan desa. Kewenangan lokal terkait dengan kepentingan masyarakat

setempat yang sudah dijalankan oleh desa, karena muncul dari prakarsa masyarakat.

Dengan kalimat lain, kewenangan lokal adalah karena prakarsa dari desa sesuai dengan

kemampuan, kebutuhan dan kondisi lokal desa (Sutoro Eko, 2005:113).

Adisasmita (2006:34) mengungkapkan bahwa penentuan program pembangunan

oleh masyarakat yang bersangkutan merupakan bentuk perencanaan dari bawah, dari akar

rumput bawah atau sering disebut sebagai bottom up planning. Peningkatan partisipasi

masyarakat adalah salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat. Peran masyarakat dalam

pembangunan sekarang ini bukan hanya sebagai obyek saja, tetapi juga subyek dari

pembangunan tersebut.

Dengan adanya perubahan sistem pemerintahan dari sentralistik menuju

desentralistik dengan semangat good governace diharapkan akan terjadi peningkatan peran

Page 18: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

3

serta atau partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembangunan. Kesempatan ini sejalan

dengan keinginan masyarakat untuk mendapatkan kualitas kehidupan yang lebih baik,

yaitu: kehidupan masyarakat yang berpendapatan lebih adil, merata, mandiri, terbuka, dan

berkembangnya kelembagaan masyarakat yang berkualitas, serta berkelanjutan (Solekhan

Moch, 2014:4).

Prinsip pembangunan yang berpusat pada rakyat menegaskan masyarakat harus

menjadi pelaku utama dalam pembangunan. Pemberdayaan masyarakat dalam

pembangunan diharapkan menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam melaksanakan

pembangunan. Adisasmita (2006:42) juga mengatakan bahwa partisipasi masyarakat

adalah pemberdayaan masyarakat, peran sertanya dalam kegiatan penyusunan perencanaan

dan implementasi program atau proyek pembangunan, dan merupakan aktualisasi

kesediaan dan kemauan masyarakat untuk berkorban dan berkontribusi terhadap

implementasi pembangunan.

Dalam proses demokratisasi yang tengah berjalan di negeri ini, masyarakat menjadi

aspek yang sangat penting dalam proses pengambilan kebijakan. Masyarakat memiliki hak

atas arah berjalannya suatu pembangunan yang ingin dikehendaki. Hal tersebut sesuai

dengan kebutuhan kolektif masyarakat yang terlepas dari kepentingan pihak manapun baik

itu individu atau golongan. Pemerintah memberikan ruang kepada masyarakat untuk dapat

mengeluarkan semua permasalahan yang dihadapi, nantinya menemukan solusi bersama.

Dengan begitu masyarakat memiliki posisi strategis dalam pembangunan. Proses

pembangunan yang telah terjadi bukan merupakan hasil usaha dari pemerintah semata

sebagai kewajiban untuk menyediakan fasilitas publik yang dibutuhkan publik, akan tetapi

hal itu perlu adanya dukungan dan partisipasi masyarakat.

Salah satu aspek penting dalam penyelenggaraan pemerintahaan yang baik (Good

Governance) adalah dibukanya peluang bagi masyarakat untuk turut serta dalam

Page 19: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

4

pengambilan keputusan pembangunan, termasuk aspek perencanaan. Ruang yang

disiapkan bagi keikutsertaan masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan adalah

Musyawarah Perencanaan Pembangunan yang dilaksanakan secara berjenjang mulai dari

desa sampai tingkat kabupaten/kota. Kegiatan musrenbang tidak hanya menjadi wadah

bagi penyusunan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan. Musrenbang harus dipandang

sebagai saluran resmi yang dipersiapkan untuk menganalisa aspirasi masyarakat dalam

rangka memperoleh akses yang memadai dalam kebijakan penganggaran pembangunan.

Untuk itu, maka mutu proses dan mutu hasil Musrenbang akan sangat menentukan

efektifitas penyaluran aspirasi dan kebutuhan masyarakat. Musrenbang merupakan forum

perencanaan yang dilaksanakan oleh lembaga publik yaitu pemerintah desa, bekerja sama

dengan warga dan para pemangku kepentingan lainnya. Musrenbang yang bermakna akan

mampu membangun kesepahaman kepentingan dan kemajuan desa, dengan cara memotret

potensi dan sumber-sumber pembangunan yang tersedia baik dari dalam maupun luar desa

(kawasan.bappenas.go.id/index, diunduh tanggal 10 November 2017).

Musrenbang memang telah menjadi istilah populer dalam penyelenggaraan

pembangunan di daerah dan desa, bersamaan dengan diterbitkannya Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam Pasal

1 ayat (21) Musyawarah Perencanaan Pembangunan yang selanjutnya disingkat

Musrenbang diartikan sebagai forum antar pelaku dalam rangka menyusun rencana

pembangunan Nasional dan rencana pembangunan daerah. Sedangkan untuk Musrenbang

desa sendiri dinyatakan dilakukan setiap bulan Januari dengan mengacu kepada dokumen

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM desa). Setiap desa diamanatkan

untuk menyusun dokumen rencana 6 tahunan yaitu RPJM Desa dan dokumen rencana

tahunan yaitu RKP Desa. Musrenbang juga menjadi wujud dari pelaksanaan kewenangan

desa dalam mengelola daerahnya, kewenangan tersebut tercantum dalam Peraturan

Page 20: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

5

Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor

6 Tahun 2014 tentang Desa.

Setiap perencanaan pembangunan disusun melalaui forum musyawarah, yaitu

musyawarah perencanaan pembangunan atau biasa disebut Musrenbang, ditingkat desa

disebut dengan Musrenbang Desa. Musrenbang Desa adalah sebuah forum musyawarah

para pemangku kepentingan (stakeholders) desa yang dilaksanakan secara rutin pada

waktu tertentu untuk membahas, menyusun dan menyepakati Rencana Kerja

Pembangunan Desa (RKP Desa) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa

(RPJM Desa). RKP Desa dan RPJM Desa inilah yang digunakan sebagai acuan dalam

menyusun Angaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa). Musyawarah perencanaan

pembangunan Desa berguna untuk menetapkan prioritas, program, kegiatan maupun

kebutuhan pembangunan desa lainnya yang didanai oleh APB Desa, swadaya masyarakat

dan juga bersumber dari APBD. Perencanaan pembangunan desa yang dimaksud dalam

pasal ini mewajibkan keikut-sertaan masyarakat di dalamnya. Dalam menyusun

perencanaan pembangunan desa yang memuat RPJM Desa dan RKP Desa, pemerintah

desa wajib dan harus menyelenggarakan musyawarah perencanaan pembangunan desa

secara partisipatif dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat. Seluruh elemen

masyarakat yang dimaksud di sini adalah tokoh masyarakat, kelompok tani, LSM,

perempuan, pemuda dan lain sebagainya. Namun pada kenyataannya, keterlibatan

organisasi-organisasi sektoral, organisasi kemasyarakatan yang lain, perempuan dan

pemuda masih sangat terbatas.

David Korten mengatakan salah satu penentu keberhasilan dalam proses

pembangunan yaitu jenis pendekatan yang dipilih antara top down ataupun bottom up.

Model top down seringkali digunakan oleh negara-negara berkembang. Pendekatan bottom

up dibangun berdasarkan pengelolaan sumber daya manusia. Persoalan ataupun aspirasi

Page 21: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

6

masyarakat selalu menjadi pertimbangan dalam setiap kebijakan yang akan diambil.

Masyarakat memiliki peranan dalam setiap pembangunan untuk mengusulkan sesuatu

yang sesuai dengan kebutuhannya. Dengan begitu masyarakat ikut serta disetiap program-

program pembangunan (Supeno, 2005:23, dalam http://journal.unair.ac.id/filerPDF/01-

Eko%20Supeno%202005.pdf, diunduh tanggal 10 November 2017).

Kemiskinan menjadi problem tersendiri dalam pembangunan. Partisipasi masyarakat

pedesaan dalam pembangunan ekonomi pada saat ini bukan lagi merupakan masalah mau

atau tidaknya masyarakat ikut berpartisipasi, melainkan lebih pada sejauh mana

masyarakat melalui partisipasi tersebut dapat memperoleh manfaat bagi perbaikan

kehidupan sosial, ekonomi mereka. Pemerintahan desa yang lebih memfungsikan dirinya

sebagai pelaksana kebijaksanaan pemerintah, sehingga membuat partisipasi masyarakat

pedesaan dalam pembangunan ekonomi nasional belum mampu memperbaiki atau

mengubah kehidupan sosial ekonomi rakyat pedesaan. Rakyat desa tetap “kecil” dalam

kehidupan sosial, ekonomi, dan politik. Pada hakikatnya pemerintah desa adalah pihak

yang paling berkompeten dan bertanggung jawab menyelenggarakan forum-forum

perencanaan pembnagunan desa. Tetapi bukan berarti pihak lain tidak perlu terlibat

didalamnya. Pengikutsertaan masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan desa

diatur pada pasal 80 UU Nomor 6 Tahun 2014, yang menyebutkan bahwa

penyelenggaraan perencanaan pembangunan desa dalam bentuk musyawarah perencanaan

pembangunan desa harus mengikutsertakan masyarakat desa (Nain Umar, 2017:95).

Rendahnya partisipasi masyarakat dikarenakan kurangnya ruang partisipasi untuk

mengeluarkan ide-ide ataupun solusi atas kondisi yang ada di masyarakat yang sesuai

dengan kebutuhan. Dengan begitu perlu adanya forum yang diperuntukkan bagi

masyarakat yaitu forum musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang), dimana

masyarakat dapat menyampaikan aspirasinya dalam rangka merencanakan kegiatan

Page 22: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

7

pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Musyawarah perencanaan

pembangunan desa dilaksanakan dengan prinsip demokratis, partisipatif, transparan,

akuntabilitas, kontinuitas, efisien dan efektif. (Pengelolaan Keuangan Desa dalam Biro

Tata Pemerintahan DIY, 2014:25)

Partisipasi masyarakat hendaknya tidak hanya diukur dari kehadiran masyarakat

dalam setiap forum musyawarah terutama Musrenbangdes. Namun dewasa ini partisipasi

masyarakat juga dilihat dari sampai sejauhmana masyarakat dilibatkan atau berpartisipasi

dalam setiap proses pembangunan terutama dalam proses perencanaan. Menurut Diana

Conyers dan Peter Hils (Kuncoro, 2012:50), perencanaan sebagai suatu proses

berkesinambungan yang mencakup keputusan-kepeutusan atau pilihan-pilihan berbagai

alternatif penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan-tujuan pada masa mendatang.

Partisipasi bukan hanya sekedar salah satu tujuan dari pembangunan sosial tetapi

merupakan bagian yang integral dalam proses pembangunan sosial. Partisipasi masyarakat

berarti eksitensi manusia seutuhnya, tuntutan akan partisipasi masyarakat semakin berjalan

seiring kesadaran akan hak dan kewajiban warga Negara. Penyusunan perencanaan

partisipasif yaitu dalam perumusan program-program pembangunan yang benar-benar

dibutuhkan masyarakat setempat dilakukan melalui diskusi kelompok-kelompok

masyarakat secara terfokus atau secara terarah. Kelompok strategis masyarakat dianggap

paling mengetahui potensi, kondisi, masalah, kendala, dan kepentingan (kebutuhan)

masyarakat setempat, maka benar-benar berdasar skala prioritas, bersifat dapat diterima

oleh masyarakat luas (acceptable) dan dianggap layak dipercaya (reliable) untuk dapat

dilaksanakan (implementasi) program pembangunan secara efektif dan efesien, berarti

distribusi dan alokasi faktor-faktor produksi dapat dilaksanakan secara optimal, demikian

pula pencapaian sasaran peningkatan produksi dan pendapatan masyarakat, perluasan

lapangan kerja atau pengurangan pengangguran, berkembangnya kegiatan lokal baru,

Page 23: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

8

peningkatan pendidikan dan kesehatan masyarakat, peningkatan keswadayaan dan

partisipasi masyarakat akan terwujud secara optimal pula.

Dalam proses penjaringan aspirasi, peluang untuk menyampaikan aspirasi belum

sepenuhnya dimanfaatkan oleh peserta. Masih ada peserta yang tidak menyampaikan

usulannya. Mereka sekedar hadir atau ikut memberikan usulan sama seperti yang telah

disampaikan oleh peserta sebelumnya. Kemungkinan penyebabnya adalah karena peserta

hadir tanpa persiapan yang cukup, baik persiapan di tingkat kelompok masyarakat maupun

di tingkat padukuhan. Selain keterbatasan waktu, informasi yang mereka terima juga

biasanya sangat terbatas. Mereka umumnya tidak siap menyampaikan usulan secara

tertulis dan sistematis, sehingga masukan dari wakil masyarakat kadang-kadang hanya

menjadi catatan pimpinan rapat yang peluangnya sangat kecil untuk dipertimbangkan

dalam pembahasan di tingkat selanjutnya.

Rencana pembangunan desa pada dasarnya merupakan pedoman bagi pemerintah

desa dalam menyelengggarakan pemerintahan desa, dan menjadi satu kesatuan dalam

sistem perencanaan pembangunan daerah kabupaten/kota. Mengingat pentingnya

kedudukan rencana pembangunan desa tersebut, maka proses penyusunan perencanaan

pembangunan desa tersebut harus dilaksanakan secara demokratis dan partisipatif dengan

melibatkan seluruh stakeholders desa. ( Solekhan Moch, 2014:61).

Pada dasarnya musrenbang menjelaskan gambaran bagaimana forum tersebut

melibatkan masyarakat untuk ikut dalam proses perencanaan program pemerintah ataupun

dalam proses kebijakan penganggaran. Namun yang jadi pertanyaan apakah dalam

musrenbang telah melibatkan masyarakat, atau hanya partisipasi semu yang menginginkan

legitimasi dokumen perencanaan yang partisipasif. Dalam pengimplementasiannya,

pelaksanaan musrenbang seringkali belum mencerminkan semangat musyawarah yang

bersifat partispatif dan dialogis. Berawal dari pertanyaan tersebut, peneliti tertarik untuk

Page 24: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

9

mengetahui bagaimana partisipasi masyarakat dalam musyawarah perencanaan

pembangunan desa.

Desa yang dipilih dalam penelitian ini adalah Desa Maguwoharjo, merupakan salah

satu desa yang menyelenggarakan kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa

(Musrenbangdes) dalam merencanakan pembangunan desa. Dalam observasi awal yang

dilakukan pada bulan Desember tahun 2017 ditemukan bahwa masyarakat Desa

Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman telah melakukan Musrenbangdes

sebagai forum yang melibatkan beberapa komponen masyarakat mulai dari Kepala Desa,

Perangkat Desa, Badan Permusyawaratan Desa, Lembaga Kemasyarakatan Desa, Karang

Taruna, PKK serta tokoh mayarakat untuk merencanakan pembangunan desa. Namun

tahapan awal pelaksanaan Musrenbangdes, yaitu sosialisasi kepada masyarakat dan

penjaringan aspirasi masyarakat di tingkat padukuhan atau Rukun Warga (RW) dan Rukun

Tetangga (RT) belum sepenuhnya dilakukan. Disamping itu, forum musyawarah hanya

didominasi elit desa yang mampu menyampaikan aspirasi masyarakat. Selebihnya hanya

datang dan mendengarkan saja sehingga partisipasi yang terjadi belum sesuai dengan yang

diharapkan.

Berdasarkan fenomena tersebut, Peneliti tertarik untuk mengetahui lebih dalam

mengenai: Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan

Pembangunan Desa (Musrenbangdes) di Desa Maguwoharjo Kecamatan Depok kabupaten

Sleman. Penelitian ini bukanlah satu-satunya penelitian tentang partisipasi masyarakat

dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa. Ada beberapa peneliti lain yang telah

melakukan penelitian sebidang, antara lain: pertama, penelitian yang berjudul

“Implementasi Perencanaan Partisipatif Melalui Musrenbangdes dalam Mewujudkan

Program Gerdema di Kecamatan Malinau Utara Kabupaten Malinau”, yang dilakukan oleh

Gamaliel Hirung Ding, DB Paranoan dan Achmad Djumlani. Analisis data yang

Page 25: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

10

dipergunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif yang terdiri dari

empat bagian yaitu pengumpulan data, penyederhanaan data, penyajian data, dan

penarikan kesimpulan atau verifikasi. Dari hasil analisa yang telah dilakukan

menunjukkan bahwa implementasi Perencanaan Partisipatif Melalui Musrenbangdes

dalam Mewujudkan Program Gerdema di Kecamatan Malinau Utara Kabupaten Malinau

telah mampu meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan, mulai dari

tahapan pra-musrenbangdes sampai tahap musrenbangdes. Penelitian ini telah dapat

mengklasifikasikan dua hambatan atau kendala, yaitu keterbatasan sumber daya manusia

dan tingginya ego masyarakat dalam proses perencanaan partisipatif. Kendala sumber

daya manusia, dibutuhkan pelatihan yang intensif bagi aparat desa. Kendala ego

masyarakat diperlukan sistem penentuan skala prioritas dalam hal pembobotan ranking,

yang disepakati oleh semua komponen di masyarakat. Dibutuhkan komitmen dan

konsistensi Pemerintah Daerah dan stake holder yang ada untuk meningkatkan partisipasi

masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan dalam mewujudkan kesejahteraan

masyarakat Kabupaten Malinau.

Kedua, penelitian yang berjudul “Partisipasi Masyarakat dalam Musyawarah

Perencananan Pembangunan (Musrenbang) di Kabupaten Sarolangun”, yang disusun oleh

Rosnela Ginting. Partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan daerah

yang disetting oleh pemerintah melalui Musrenbang ternyata belum dapat menghasilkan

partisipasi yang ideal, pemerintah belum dapat mengurangi perannya sebagai “doer” dan

menjalankan peran pemerintah yang semestinya yaitu sebagai “fasilitator”. Hal ini

menjadikan banyak kebijakan-kebijakan yang dibuat seolah-olah telah melalui konsultasi

publik, partisipasi masyarakat hanya sebagai kegiatan formalitas yang bertujuan untuk

menunjukkan kepada publik bahwa proses partisipasi sudah dilakukan sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan. Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

Page 26: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

11

kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam Musrenbang

desa/kelurahan merupakan partisipasi inisiatif, dimana masyarakat sudah terlibat dalam

menentukan dan merencanakan usulan yang akan dilaksanakan di desa/kelurahan.

Partisipasi masyarakat dalam Musrenbang kecamatan merupakan partisipasi hampa, tanpa

makna (blind participation) dimana masyarakat dalam berpartisipasi tidak tahu mengenai

apa-apa yang mereka bisa usulkan, dan berapa anggaran yang disediakan. Sedangkan

dalam Forum Gabungan SKPD dan Musrenbang kabupaten merupakan partisipasi

konsultatif, dimana masyarakat mempunyai hak untuk didengar pendapatnya dan untuk

diberitahu, dimana keputusan akhir tetap berada di tangan pejabat pembuat keputusan

tersebut.

Ketiga, partisipasi yang berjudul “Partisipasi Perempuan dalam Perencanaan

Pembangunan Desa (Studi Desa Pulai Gading Kecamatan Bayung Lencir Kabupaten Musi

Banyuasin)”, yang diteliti oleh Agnes, Diana Dewi Sartika dan Yunindyawati. Penelitian

ini menggunakan pendekatan kualitatif. Strategi penelitian yaitu studi kasus, untuk

mengetahui secara mendalam mengenai partisipasi perempuan dalam perencanaan

pembangunan desa dalam hal ini pada pertemuan musrenbang dan PKK desa Pulai

Gading. Informan dalam penelitian ini adalah perempuan, Kepala Desa, LPM, BPD, tokoh

agama, Kaur Pembangunan, dan Kaur Pemerintahan. Teknik pengumpulan data yaitu

berdasarkan wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Unit analisisnya

pada tingkat individu. Informannya yaitu perempuan yang berpartisipasi dalam PKK dan

Musrenbang desa.

Partisipasi perempuan dalam forum PKK cenderung lebih aktif; para anggota dengan

leluasa menyampaikan aspirasinya, walaupun semua keputusan berada pada ketua PKK,

tetapi setidaknya perempuan telah berani menyuarakan ide, saran, ataupun kritik. Berbeda

halnya pada forum musrenbang perempuan tidak pernah menyuarakan aspirasinya secara

Page 27: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

12

langsung, kebutuhan mereka dikemukakan oleh ketua PKK yang diwakili oleh pengelola

PKK. Partisipasi yang biasanya dilakukan oleh perempuan Desa Pulai Gading berupa

partisipasi pikiran (ide), tenaga, pikiran dan tenaga, dan keahlian. Partisipasi tersebut

berupa partisipasi sukarela dan mobilitas. Tingkat partisipasi perempuan dalam

musrenbang tergolong rendah, begitu juga dengan partisipasi perempuan dalam PKK

tergolong rendah. Perempuan yang idenya selalu didengar dan tenaga serta keahliannya

selalu digunakan adalah perempuan-perempuan yang memiliki ikatan kekerabatan dengan

para pemimpin.

Dibandingkan dengan penelitian-penelitian terdahulu kekhasan penelitian ini adalah

bahwa penelitian ini tidak hanya berfokus pada partisipasi kelompok tertentu, seperti

penelitian yang dilakukan oleh Agnes, Diana Dewi Sartika dan Yunindyawati yang

meneliti partisipasi kaum perempuan anggota PKK. Penelitian ini akan menggambarkan

partisipasi seluruh anggota masyarakat, dari berbagai kelompok.

Dibanding dengan penelitian yang dilakukan oleh Rosnela Ginting, yang melihat

peran pemerintah saja dalam Musrenbangdes, penelitian ini akan melihat secara khusus

partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat dalam Musrenbangdes.

Sedangkan bila penelitian ini dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Gamaliel Hirung Ding, DB Paranoan dan Achmad Djumlani, yang lebih menekankan

teknik analisis data kualitatif, penelitian ini akan menggunakan teknik pengumpulan data,

teknik pemilihan informan dan teknik analisis data secara utuh.

Page 28: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

13

B. FOKUS PENELITIAN

Dengan memperhatikan uraian latar belakang tersebut,dan kekhasan penelitian ini,

maka peneliti akan memfokuskan diri pada partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan

Musrenbangdes di Desa Maguwoharjo Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Kota

Yogyakarta Tahun 2017 yang meliputi:

1. Partisipasi masyarakat dalam tiap tahapan Musrenbangdes yaitu tahap Pra

Musrenbanngdes, tahap Pelaksanaan Musrenbangdes dan tahap Pasca

Musrenbangdes.

2. Kendala- kendala yang dihadapi oleh masyarakat untuk berpartisipasi.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang dan fokus penelitian yang telah ditetapkan maka

penulis merumuskan masalah pada tesis ini sebagai berikut:

1. Bagaimana partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan Musrenbangdes di Desa

Maguwoharjo Kecamatan Depok Kabupaten Sleman?

2. Kendala- kendala yang dihadapi oleh masyarakat untuk berpartisipasi?

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Mendeskripsikan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan Musrenbangdes di

Desa Maguwoharjo Kecamatan Depok Kabupaten Sleman.

2. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh masyarakat untuk

berpartisipasi.

Page 29: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

14

E. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan ini dimaksudkan untuk memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Bagi pemerintah desa sebagai bahan masukan agar pelaksanaan Musrenbangdes

di tahun mendatang bisa menjadi lebih baik.

2. Bagi perkembangan Ilmu Pemerintahan, khususnya tentang partisipasi

masyarakat dalam Musrenbangdes.

F. KERANGKA KONSEPTUAL

1. Partisipasi Masyarakat

a. Pengertian Partisipasi Masyarakat

Dalam kamus bahasa Indonesia, partisipasi adalah keikut-sertaan seseorang dalam

suatu kegiatan atau turut berperan atau peran serta. Partisipasi dari asal katanya berasal

dari bahasa latin ialah partisipare yang mempunyai arti bagian atau turut serta. Dalam

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 menyebutkan bahwa partisipasi

adalah keikutsertaan dan keterlibatan masyarakat secara aktif dalam proses perencanaan

pembangunan. Konsep partisipasi dalam perkembangannya memiliki pengertian yang

beragam walaupun dalam beberapa hal ia memiliki kesamaan.

Partisipasi masyarakat menurut Isbandi (2007:27) adalah keikutsertaan masyarakat

dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan

dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah,

pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat dalam proses

mengevaluasi perubahan yang terjadi.

Sumaryadi (2005:46)menjelaskan bahwa arti partisipasi adalah peran serta seseorang

atau kelompok masyarakat dalam proses pembangunan baik dalam bentuk pernyataan

Page 30: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

15

maupun dalam bentuk kegiatan dengan memberi masukan seperti pikiran, tenaga, waktu,

keahlian (skill), modal (materi), ikut memanfaatkan dan menikmati hasil-hasil

pembangunan.

Pusic (dalam Adi, 2001:206-207) menyatakan bahwa perencanaan pembangunan

tanpa memperhatikan partisipasi masyarakat akan menjadi perencanaan diatas kertas,

berdasarkan pandangannya, partisipasi atau keterlibatan warga masyarakat dalam

pembangunan desa dilihat dari 2 hal, yaitu :

1) Partisipasi dalam perencanaan

Segi positif dari partisipasi dalam perencanaan adalah program-program

pembangunan desa yang telah direncanakan bersama sedangkan sisi negatifnya adalah

kemungkinan tidak dapat dihindari pertentangan antara kelompok dalam masyarakat yang

dapat menunda atau bahkan menghambat tercapainya keputusan bersama. Disini dapat

ditambahkan bahwa partisipasi secara langsung dalam perencanaan hanya dapat

dilaksanakan dalam masyarakat kecil, sedangkan untuk masyarakat yang besar sulit

dilakukan. Namun dapat dilakukan dengan system perwakilan. Masalah yang perlu dikaji

adalah apakah yang duduk dalam perwakilan benar-benar mewakili warga masyarakat.

2) Partisipasi dalam pelaksanaan

Segi positif dari partisipasi dalam pelaksanaan adalah bahwa bagian terbesar dari

program (penilaian kebutuhan dan perencanaan program) telah selesai dikerjakan. Tetapi

segi negatifnya adalah kecenderungan menjadikan warga negara sebagai obyek

pembangunan, dimana warga hanya dijadikan pelaksanaan pembangunan tanpa didorong

untuk mengerti dan menyadari permasalahan yang mereka hadapi dan tanpa ditimbulkan

keinginan untuk mengatasi masalah. Sehingga warga masyarakat tidak secara emosional

terlibat dalam program, yang berakibat kegagalan seringkali tidak dapat dihindari.

Page 31: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

16

Menurut pendapat Tjokroamidjojo (dalam Syafi’i 2007:104) partisipasi masyarakat

dalam pembangunan dibagi atas tiga tahapan, yaitu:

a) Partisipasi atau keterlibatan dalam proses penentuan arah, strategi dan kebijakan

pembangunan yang dilakukan pemerintah.

b) Keterlibatan dalam memikul beban dan tanggungjawab dalam pelaksanaan

kegiatan pembangunan.

c) Keterlibatan dalam memetik dan memanfaatkan pembangunan secara

berkeadilan.

Partisipasi, menurut Adisasmita dalam Suhardiman, (2006:38) dapat didefinisikan

sebagai keterlibatan dan pelibatan anggota masyarakat dalam pembangunan, meliputi

kegiatan dalam perencanaan dan pelaksanaan (implementasi) program pembangunan.

Adisasmita juga mengatakan peningkatan partisipasi masyarakat merupakan salah satu

bentuk pemberdayaan masyarakat (socialempowerment) secara aktif yang berorentasi pada

pencapaian hasil pembangunan yang dilakukan dalam masyarakat pedesaan.

Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya

masyarakat pedesaan secara lebih aktif dan efisien, yaitu dalam hal sebagai berikut:

a) Aspek masukan atau input (SDM, dana, peralatan/sarana, data, rencana, dan

teknologi)

b) Aspek proses (pelaksanaan, monitoring, dan pengawasan)

c) Aspek keluar atau output (pencapaian sasaran, efektivitas dan efisiensi)

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dan pakar tersebut, jelas sekali bahwa

keterlibatan masyarakat secara langsung dalam proses pembangunan adalah suatu langkah

awal guna keberhasilan suatu pembangunan.

Page 32: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

17

a. Jenis-Jenis Partisipasi

Huraerah (2008:117) membagi partisipasi ke dalam lima macam, yaitu:

1) Partisipasi langsung dalam kegiatan bersama secara fisik dan tatap muka.

2) Partisipasi dalam bentuk iuran uang atau barang dalam kegiatan partisipatori,

dana dan sarana sebaiknya datang dari dalam masyarakat sendiri. Kalaupun

terpaksa dari luar hanya bersifat sementara dan sebagai umpan.

3) Partisipasi dalam bentuk dukungan.

4) Partisipasi dalam proses pengambilan keputusan.

5) Partisipasi representative dengan memberikan kepercayaan dan mandat kepada

wakil-wakil yang duduk dalam organisasi atau panitia.

Bentuk partisipasi yang dapat dilakukan oleh masyarakat penerima program dalam

pembangunan menurut Cohen dan Uphoff (dalam Supriatna, 2000:61-63) yaitu:

1) Partisipasi dalam pengambilan keputusan

Setiap penyelenggaraan, terutama dalam kehidupan bersama masyarakat pasti

melewati tahap penentuan kebijaksanaan. Dalam rumusan yang lain adalah

menyangkut pembuatan keputusan politik. Partisipasi masyarakat pada tahap ini

sangat besar sekali, terutama karena putusan politik yang diambil menyangkut

nasib mereka secara keseluruhan. Semakin besar kemampuan untuk menentukan

nasib sendiri, semakin besar partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

2) Partisipasi dalam Pelaksanaan

Partisipasi ini merupakan tindak lanjut dari tahap pertama di atas. Dalam hal ini

Uphoff menegaskan bahwa partisipasi dalam pembangunan ini dapat dilakukan

melalui keikutsertaan masyarakat dalam memberikan kontribusi guna menunjang

pelaksanaan pembangunan yang berwujud tenaga, uang, barang, material,

ataupun informasi yang berguna bagi pelaksanaan pembangunan.

Page 33: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

18

3) Partisipasi dalam memanfaatkan hasil

Setiap usaha bersama manusia dalam pembangunan misalnya bagaimanapun

ditunjukkan untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama anggota

masyarakatnya. Oleh sebab itu, anggota masyarakat berhak untuk berpartisipasi

dalam menikmati setiap usaha bersama yang ada.

4) Partisipasi dalam Evaluasi

Sudah umum diketahui bahwa setiap penyelenggaraan apapun dalam kehidupan

bersama, hanya dapat dilihat berhasil apabila dapat memberikan manfaat bagi

masyarakat. Untuk mengetahui hal ini sudah sepantasnya masyarakat diberi

kesempatan menilai hasil yang telah dicapai.

Menurut Club du Sahel dalam Mikkelsen (2001:69-70), beberapa pendekatan untuk

memajukan partisipasi masyarakat yaitu:

1) Pendekatan pasif, pelatihan dan informasi yakni pendekatan yang beranggapan

bahwa pihak eksternal lebih menguasai pengetahuan, teknologi, keterampilan dan

sumber daya. Dengan demikian partisipasi tersebut memberikan komunikasi satu

arah, dari atas ke bawah dan hubungan pihak eksternal dan masyarakat bersifat

vertical.

2) Pendekatan partisipasi aktif yaitu memberikan kesempatan kepada masyarakat

untuk berinteraksi secara lebih intensif dengan para petugas eksternal, contohnya

pelatihan dan kunjungan.

3) Pendekatan partisipasi dengan keterikatan masyarakat atau individu diberikan

kesempatan untuk melakukan pembangunan dan diberikan pilihan terikat pada

sesuatu kegiatan dan bertanggung jawab atas kegiatan tersebut.

Page 34: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

19

4) Pendekatan dengan partisipasi setempat yaitu pendekatan dengan mencerminkan

kegiatan pembangunan atas dasar keputusan yang diambil oleh masyarakat

setempat.

Cohen dan Uphoff dalam Mulyadi (2011:25) memberikan rumusan partisipasi

masyarakat yang lebih aplikatif dalam bentuk participation of decision making,

participation in implementation, participation in benefit dan participation in evaluation.

Bentuk partisipasi yang dikemukakan tersebut merupakan bentuk partisipasi yang lebih

nyata terjadi di masyarakat. Bentuk-bentuk partisipasi yang dimaksud sebagai berikut:

1) Participation in decision making

Participation in decision making atau partisipasi dalam pengambilan keputusan

adalah keikutsertaan masyarakat dalam pembuatan keputusan melalui

perencanaan pembangunan. Masyarakat dilibatkan dalam perumusan atau proses

pembuatan keputusan dengan mengemukakan pendapat atau saran dalam menilai

suatu program atau kebijakan yang akan ditetapkan. Adanya reformasi

menyebabkan partisipasi dilaksanakan melalui konsultasi publik dan dialog

publik pada proses penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa

(APBDes).

Keikutsertaan masyarakat dalam pengambilan keputusan di desa tercermin dari hal-

hal berikut :

a) Keikutsertaan masyarakat dalam menghadiri rapat perencanaan pembangunan

desa. Salah satu bentuk kontribusi masyarakat desa dalam pembangunan adalah

ikut serta dalam pembanguan desa (Musrenbang). Perencanaan pembangunan di

desa dirumuskan melalui Musrenbang. Keikutsertaan masyarakat dalam hal ini

sesuai dengan kenyataan bahwa kemauan, kemampuan dan luangnya waktu

Page 35: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

20

berpengaruh terhadap luasnya partisipasi warga masyarakat dalam proses

pembangunan (Iskandar, 2001:319).

b) Mengemukakan pendapat atau saran dalam setiap pertemuan rapat. Dengan

memahami kebutuhan dan permasalahn yang dihadapi oleh masyarakat serta

kemudian diungkapkan pada sebuah rapat pertemuan, maka akan menghasilkan

sebuah ide yang dapat menjadi pertimbangan pada proses perencanaan

pembangunan. Pendapat masyarakat diharapkan dapat memberikan manfaat yang

besar bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat.

c) Memberikan data atau informasi dalam setiap pertemuan dan rapat pembangunan.

hal ini, pemerintah merasa tidak berkewajiban untuk menyampaikan informasi

penyelenggaraan pemerintahan kepada masyarakat karena belum ada peraturan

yang mewajibkan hal tersebut. Usaha pemerintah untuk mewujudkan kemitraan

antara masyarakat dalam pemberian dan penerimaan informasi, dalam hal ini

tingkat partisipasi masyarakat dalam memberikan data maupun informasi pada

setiap pertemuan atau rapat yang diselenggarakan oleh pemerintah.

d) Keikutsertaan masyarakat dalam proses perumusan atau perumusan pembuatan

keputusan. Dalam proses tersebut merupakan proses keikutsertaan masyarakat

secara langsung pada proses pembangunan.

2) Participation in implementation

Participation in implementation atau partisipasi dalam pelaksanaan merupakan

keikutsertaan masyarakat dalam partisipasi pembangunan yang berwujud kontribusi.

Cohen dan Uphoff (1977) dalam Mulyadi (2011:34) mengemukakan bahwa partisipasi

pembangunan dapat dilakukan melalui keikutsertaan masyarakat dalam memberikan

kontribusi guna menunjang pelaksanaan pembangunan yang dapat berwujud sebagai

berikut:

Page 36: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

21

a) Kontribusi dengan tenaga

Partisipasi dengan tenaga yaitu keikutsertaan seseorang atau kelompok masyarakat

dengan terjun langsung dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan. Dalam kehidupan

sosial keikutsertaan masyarakat dengan tenaga atau fisik terlihat pada pekerjaan gotong-

royong dalam perbaikan jalan, jembatan, sarana ibadah dan pendidikan. Partisipasi

masyarakat dengan memberikan kontribusi berupa tenaga merupakan suatu kegiatan

pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka melibatkan masyarakat

secara langsung pada program-program pembangunan. Kerjasama yang terjalin antara

masyarakat dengan pemerintah adalah upaya untuk menggerakkan peran serta masyarakat

lebih perperan aktif dalam kegiatan pembangunan.

b) Kontribusi dengan uang

Kontribusi dengan uang adalah keikutsertaan masyarakat dalam bentuk sumbangan

berupa uang. Hal ini biasanya diberikan masyarakat karena masyarakat tidak dapat

berpartsispasi langsung terhadap pembangunan. Peran serta masyarakat yang besar akan

membawa pengaruh yang besar pula terhadap pembangunan.

c) Kontribusi dengan bahan (material)

Kontribusi dengan bahan (material) merupakan keikutsertaan masyarakat dengan

memberikan sumbangan berupa bahan-bahan untuk kegiatan pembangunan fisik. Peran

serta masyarakat pada dasarnya merupakan kesediaan secara sukarela dari seseorang untuk

membantu kegiatan pembangunan yang berlangsung didaerahnya sesuai dengan

kemampuan masing-masing dengan demikian wujud dari partisipasi masyarakat sangat

banyak bentuknya.

Page 37: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

22

3) Partisipasion in benefit

Partisipasion in benefit atau partisipasi dalam kemanfaatan merupakan wujud

peran dimana dalam keikutsertaan tersebut dapat memberikan manfaat lebih positif bagi

pemerintah dan masyarakat.

a) Mengikuti kegiatan pemeliharaan kebersihan rumah dan lingkungan

b) Mengikuti kegiatan keagamaan

c) Mengikuti kegiatan pemeliharaan keamanan lingkungan

d) Mengikuti kegiatan kelompok usaha ekonomi pertahanan daerah dan untuk

meningkatkan perekonomian.

4) Partisipasion in evaluation

Partisipasion in evaluation atau keikutsertaan dalam evaluasi merupakan

keikutsertaan masyarakat dalam mengawasi dan menilai pelaksanaan hasil-hasil

perencanaan. Masyarakat dapat memberikan saran dan kritik terhadap pelaksanaan

pemerintahan agar sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan mencapai hasil yang

telah ditetapkan.

2. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbang Desa)

a. Pengertian Musrenbang Desa

Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Desa adalah forum

musyawarah tahunan para pemangku kepentingan (stakeholders) desa untuk menyepakati

Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP Desa) tahun anggaran yang direncanakan.

Musrenbang Desa dilakukan setiap bulan januari dengan mengacu pada dokumen Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa). Setiap desa diamanatkan untuk

menyusun dokumen rencana 6 tahunan yaitu RPJM Desa dan dokumen rencana tahunan

yaitu RKP Desa.

Page 38: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

23

Menurut Ditjen Bina Bangda - Departemen Dalam Negeri:

Musrenbang adalah forum perencanaan (program) yang diselenggarakan olehlembaga publik, yaitu pemerintah desa, bekerjasama dengan warga dan parapemangku kepentingan lainnya. Musrenbang yang bermakna akan mampumembangun kesepahaman tentang kepentingan dan kemajuan desa, dengan caramemotret potensi dan sumber-sumber pembangunan yang tersedia baik daridalam maupun luar desa. Pembangunan tidak dapat berjalan maju apabila salahsatu dari tiga komponen tata pemerintahan (pemerintah, masyarakat dan swasta)tidak berperan atau berfungsi, karena itu Musrenbang juga merupakan forumpendidikan warga agar menjadi bagian aktif dari tata pemerintahan danpembangunan (Ditjen Bina Bangda - Departemen Dalam Negeri. 2008).

b. Dasar Hukum Musrenbang Desa

Dasar hukum Musrenbang Desa adalah Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014

tentang Desa, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-

Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor

43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014

tentang Desa, undang-undang nomor 25 tahun 2004 tentang sistem perencanaan

pembangunan nasional. Musrenbang sendiri perwujudan dari kewenangan desa dalam

mengatur daerahnya, sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43

Tahun 2014, pasal 116 ayat 1 dan 2 (yang tidak diubah dalam PP No. 47 Tahun 2015)

yang menyebutkan bahwa:

1) Dalam menyusun RPJM Desa dan RKP Desa, pemerintah desa wajib

menyelenggarakan musyawarah perencanaan pembangunan desa secara

partisipatif.

2) Musyawarah perencanaan pembangunan desa sebagaimana dimaksud diikuti

oleh Badan Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat desa.

Page 39: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

24

c. Tujuan dan Luaran Musrenbang Desa

Tujuan musrenbang desa adalah:

1) Menyepakati prioritas kebutuhan dan kegiatan desa yang akan menjadi bahan

penyusunan rencana kerja pembangunan desa dengan pemilahan sebagai berikut:

a) Prioritas kegiatan desa yang akan dilaksanakan desa sendiri dan dibiayai

melalui dana swadaya desa/masyarakat

b) Prioritas kegiatan desa yang akan dilaksanakan desa sendiri yang dibiayai

melalui alokasi dana desa (ADD) yang berasal dari APBD kabupaten/kota atau

sumber dana lain

c) Prioritas kegiatan desa yang akan diusulkan melalui musrenbang kecamatan

untuk menjadi kegiatan pemerintah daerah dan dibiayai melalui APBD

kab/kota atau propinsi

2) Menyepakati tim delegasi yang akan memaparkan persoalan daerah yang ada

pada forum musrenbang kecamatan untuk penyusunan program pemerintah

daerah/SKPD tahun berikutnya.

Luaran Musrenbangdes adalah:

1) Daftar prioritas kegiatan untuk menyusun rencana kerja pembangunan desa

untuk tahun anggaran berjalan.

2) Daftar nama tim delegasi desa yang akan mengikuti musrenbang kecamatan (3

orang atau 5 orang; bila 3 orang, minimal 1 orang perempuan; bila 5 orang

minimal 2 orang perempuan);

3) Berita acara musrenbang desa.

Page 40: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

25

d. Prinsip-Prinsip Musrenbang Desa

Prinsip-prinsip musrenbang desa, berlaku bagi semua pihak yang terlibat dalam

pelaksanaan musrenbang, baik untuk pemandu, peserta, maupun narasumber. Prinsip-

prinsip ini tidak boleh dilanggar agar musrenbang desa benar-benar menjadi forum

musyawarah pengambilan keputusan bersama dalam rangka menyusun program kegiatan

pembangunan desa

1) Prinsip kesetaraan. Peserta musyawarah adalah warga desa, baik laki-laki,

perempuan, kaya, miskin, tua maupun muda, dengan hak yang setara untuk

menyampaikan pendapat, berbicara, dan dihargai meskipun terjadi perbedaan

pendapat Sebaliknya, juga memiliki kewajiban yang setara untuk mendengarkan

pandangan orang lain, menghargai perbedaan pendapat, dan menjunjung tinggi

(menghormati) hasil keputusan forum meskipun tidak sependapat.

2) Prinsip musyawarah. Peserta musrenbang desa memiliki keberagaman tingkat

pendidikan, latar belakang, kelompok usia, jenis kelamin, dan status sosial-

ekonomi. Perbedaan dan berbagai sudut pandang tersebut diharapkan

menghasilkan keputusan terbaik bagi kepentingan masyarakat banyak dan desa di

atas kepentingan individu atau golongan.

3) Prinsip anti-dominasi. Dalam musyawarah, tidak boleh ada individu/kelompok

yang mendominasi sehingga keputusan-keputusan yang dibuat tidak lagi melalui

proses musyawarah semua komponen masyarakat secara seimbang.

4) Prinsip keberpihakan. Dalam proses musyawarah, dilakukan upaya untuk

mendorong individu dan kelompok yang paling diam untuk menyampaikan

aspirasi dan pendapatnya, terutama kelompok miskin, perempuan, dan generasi

muda.

Page 41: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

26

5) Prinsip anti-diskriminasi. Semua warga desa memiliki hak dan kewajiban yang

sama dalam menjadi peserta musrenbang Kelompok marjinal dan perempuan,

juga punya hak untuk menyatakan pendapat dan pikirannya dan tidak boleh

dibedakan.

6) Prinsip pembangunan desa secara holistik. Musrenbang desa dimaksudkan untuk

menyusun rencana pembangunan desa, bukan rencana kegiatan kelompok atau

sektor tertentu saja. Musrenbang desa dilakukan sebagai upaya mendorong

kemajuan dan meningkatkan kesejahteraan desa secara utuh dan menyeluruh

sehingga tidak boleh muncul ego sektor dan ego wilayah dalam menentukan

prioritas kegiatan pembangunan desa.

e. Peserta Musrenbang Desa

Pelaksanaan musrenbangdes sebaiknya diumumkan secara terbuka minimal 7 hari

sebelum hari H sehingga warga masyarakat siapapun dapat saja menghadirinya sebab

forum ini adalah milik warga masyarakat desa. Peserta musrenbangdes idealnya diikuti

oleh berbagai komponen masyarakat (individu atau kelompok) yang terdiri atas:

1) Keterwakilan wilayah (Dusun/Kampung/RW/RT)

2) Keterwakilan berbagai sektor (ekonomi, pertanian, kesehatan, pendidikan,

lingkungan)

3) Keterwakilan kelompok usia (generasi muda,generasi tua)

4) Keterwakilan kelompok sosial dan jenis kelamin (tokoh masyarakat, tokoh adat,

tokoh agama, bapak-bapak, ibu-ibu, kelompok marjinal)

5) Keterwakilan 3 unsur tata pemerintahan (pemerintah desa/kelurahan, kalangan

swasta/bisnis, masyarakat umum)

6) Serta keterwakilan berbagai organisasi yang menjadi pemangku kepentingan

dalam upaya pembangunan desa/urusan kelurahan

Page 42: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

27

Meskipun semua warga desa berhak berpartisipasi dalam musrenbangdes, tetapi

terdapat kriteria atau persyaratan yang sebaiknya disampaikan kepada warga yang ingin

menjadi peserta,yaitu:

1) Peserta menjunjung tinggi prinsip-prinsip musyawarah yaitu kesetaraan,

menghargai perbedaan pendapat, anti dominasi, anti diskriminasi, mengutamakan

kepentingan umum(desa), dan keberpihakan terhadap kalangan marjinal.

2) Peserta bersedia mempersiapkan diri dengan cara ikut serta mengumpulkan dan

mempelajari berbagai informasi, dokumen, dan materi yang relevan untuk

pelaksanaan musrenbangdes. Untuk memperoleh informasi, peserta dapat

menghubungi sumber informasi yaitu tim pemandu maupun tim penyelenggara

musrenbangdes.

3) Peserta berminat menbangun kapasitasnya kebijakan, aturan, arah program

pemerintah, berbagai isu pembangunan, dan sebagainya, sehingga bisa berperan

serta sebagai peserta musrenbang yang aktif. Untuk penguatan kapasitas, tim

pemandu maupun tim penyelenggara musrenbangdes dapat menyelenggarakan

simulasi musrenbangdes.

f. Proses Umum Tahapan Musrenbang Desa

Sesuai dengan tata waktu dan mekanisme proses, musrenbangdes dibagi menjadi:

1) Tahap Pra-Musrenbang Desa

a) Pengorganisasian Musrenbang, terdiri atas kegiatan-kegiatan dimana kepala

desa menunjuk ketua LKM/LPM untuk menjadi ketua tim penyelenggara musrenbang

desa. Kegiatan-kegiatannya sebagai berikut:

Pembentukan Tim Penyelenggara Musrenbang (TPM);

Pembentukan Tim Pemandu Musrenbang desa oleh TPM (2-3 orang);

Persiapan teknis pelaksanaan Musrenbang desa yaitu:

Page 43: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

28

o Penyusunan jadwal dan agenda Musrenbang desa;

o Pengumuman kegiatan Musrenbang desa dan penyebaran undangan kepada

peserta dan narasumber (minimal 7 hari sebelum Hari-H);

o Mengkoordinir persiapan logistik (tempat, konsumsi,alat, dan bahan).

b) Pengkajian desa secara partisipatif, terdiri atas kegiatan-kegiatan:

Kajian kondisi, permasalahan, dan potensi desa (per dusun/RW dan/atau per

sektor/isu pembangunan) bersama warga masyarakat;

Penyusunan data/informasi desa dari hasil kajian oleh tim pemandu.

Penyusunan draf Rancangan Awal RKP Desa, terdiri atas kegiatan-kegiatan:

o Kaji ulang dokumen RPJM Desa dan hasil-hasil kajian desa oleh TPM

dan Tim Pemandu;

o Kajian dokumen/data/informasi kebijakan program dan anggaran daerah

oleh TPM dan Tim Pemandu;

o Penyusunan draf Rancangan Awal RKP Desa dengan mengacu pada

kajian tadi oleh TPM dan Tim Pemandu.

2) Tahap Pelaksanaan Musrenbang Desa

Dalam pelaksanaannya Kepala Desa menunjuk ketua LKM/LPM untuk menjadi

ketua tim penyelenggara musrenbang desa. Dengan rician acara sebagai berikut:

a) Pembukaan Acara dipandu oleh pembawa acara dengan kegiatan sebagai

berikut:

Kata pembuka dan penyampaian agenda Musrenbang desa;

Laporan dari ketua panitia Musrenbang (Ketua TPM);

Sambutan dari kepala desa sekaligus pembukaan secara resmi;

Doa bersama.

Page 44: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

29

b) Pemaparan dan diskusi dengan narasumber (diskusi panel) sebagai masukan

untuk musyawarah:

Pemaparan oleh wakil masyarakat mengenai gambaran persoalan desa

menurut hasil kajian, yang dibagi sesuai dengan urusan/bidangpembangunan

desa;

Pemaparan kepala desa mengenai: (1) hasil evaluasi RKP Desa yang sudah

berjalan; (2) kerangka prioritas program menurut RPJM Desa; (3) Informasi

perkiraan ADD dan sumber anggaran lain untuk tahun yang sedang

direncanakan;

Pemaparan pihak kecamatan, UPTD/SKPD kecamatan mengenai kebijakan

dan prioritas program daerah di wilayah kecamatan;

Tanggapan/diskusi bersama warga masyarakat.

c) Pemaparan draf Rancangan Awal RKP Desa oleh TPM (biasanya Sekdes) dan

tanggapan atau pengecekan (verifikasi) oleh peserta.

d) Kesepakatan kegiatan prioritas dan anggarannya per bidang/isu.

e) Musyawarah penentuan Tim Delegasi Desa.

f) Penutupan yaitu penandatanganan berita acara Musrenbang dan penyampaian

kata penutup oleh Ketua TPM/pemandu.

3) Tahap Pasca-Musrenbang Desa

a) Rapat kerja tim perumus hasil Musrenbang desa yang terdiri dari:

Dua-tiga (2-3) orang dari TPM dan perangkat desa

Tiga (3) orang anggota tim delegasi desa.

b) Rapat kerja finalisasi dokumen:

RKP-Desa dan penyusunan APBDesa untuk desa

Page 45: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

30

Renja OPD desa dan penyusunan daftar prioritas kegiatan pembangunan

swadaya desa dan daftar prioritas kegiatan permasalahan pembangunan

desa.

G. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif.

Penelitian ini digunakan untuk menggambarkan temuan yang diamati. Penelitian deskriptif

adalah penelitian yang bersifat menggambarkan suatu fenomena, peristiwa dan gejala

(Sugiyono,2013:1-2). Dalam Tesis ini peneliti ingin menggambarkan fenomena, peristiwa

dan gejala partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan musrenbangdes di Desa

Maguwoharjo Kecamatan Depok Kabupaten Sleman dan kendala- kendala yang dihadapi

oleh masyarakat dalam berpartisipasi. Metode penelitian kualitatif sering disebut metode

penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah, disebut

juga sebagai metode etnografi. Penelitian kualitatif dilakukan pada objek alamiah yang

berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak

begitu mempengaruhi dinamika pada objek tersebut. Penelitian kualitatif instrumennya

adalah peneliti sendiri.

2. Objek Penelitian

Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah partisipasi masyarakat

dalam pelaksanaan musrenbangdes di Desa Maguwoharjo Kecamatan Depok Kabupaten

Sleman dan kendala- kendala yang dihadapi oleh masyarakat dalam berpartisipasi.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Maguwoharjo Kecamatan Depok Kabupaten

Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.

Page 46: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

31

4. Teknik Pemilihan Subyek Penelitian

Untuk menentukan informan pada penelitian ini dipakai teknik purposive yaitu

teknik pengambilan informan berdasarkan tujuan penelitian. Pertimbangannya, misalnya

orang tersebut peneliti anggap paling tahu tentang apa yang peneliti tanyakan sehingga

akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti

(Sugiyono,2015:53-54).

Subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah semua unsur yang terlibat dalam

proses musyawarah perencanaan pembangunan di Desa Maguwoharjo Kecamatan Depok

Kabupaten Sleman. Informan yang dipilih ada 16 orang, dengan identitas sebagai berikut:

Identitas Informan

No Nama L/P Usia Pendidikan Keterangan

1 R.Budi Pramono, S.H. L 52 S1 Sekretaris Camat

2 H. Imindi Kasmiyanta, S.Pd L 65 S1 Kepala Desa

3 Heri Santoso L 42 SLTA Sekretaris Desa

4 Muhammad Fauzi L 54 S1 Kaur Perencanaan

5 Heru Ismayadi L 58 SLTA Ketua BPD

6 Nurkholis L 51 SLTA Anggota BPD

7 Febry Supriyanto L 38 D3 Dukuh Sambilegi

Kidul

8 Hoho L 33 SLTA Dukuh Sanggrahan

9 Wiji Samsudi L 46 S1 Dukuh Denokan

10 Wahadi Basuki L 56 SLTA Dukuh Nayan

11 Danang L 32 SLTA Karang Taruna

12 Trisni Astuti P 25 D3 Karang Taruna

13 Purwanti P 42 S1 PKK

14 Siti umiyatun P 52 S1 PKK

15 Tugiro L 67 SLTA LPMD

16 Suraji L 56 S1 LPMD

Sumber: Olahan Sendiri dari Data Primer, 2018.

Page 47: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

32

Alasan pemilihan informan-informan tersebut adalah bahwa ke-16 informan tersebut

merupakan semua unsur yang terlibat dalam proses musyawarah perencanaan

pembangunan di Desa Maguwoharjo Kecamatan Depok Kabupaten Sleman, yaitu:

informan No. 1 wakil dari Kecamatan, No. 2-4 wakil dari Pemerintah Desa, No. 5 dan 6

dari BPD, No. 7 sampai 10 dari Padukuhan, No. 11 dan 12 dari Karang Taruna, No 13 dan

14 dari PKK, No 15 dan 16 dari LPMD.

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono,

2010:62). Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengumpulan data

merupakan teknik yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data yang diperlukan

dari informan dengan menggunakan banyak waktu. Pengumpulan data yang dilakukan

oleh peneliti sangat diperlukan dalam suatu penelitian ilmiah. Teknik pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Teknik Observasi

Menurut Nawawi dan Martini dalam Sugiyono (2015:63), “Observsi adalah

pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam

suatu gejala atau gejala-gejala pada obyek penelitian”. Berdasarkan pemaparan tersebut

peneliti melakukan kegiatan pengamatan dan pencatatan tentang partisipasi masyarakat

dalam pelaksanaan musrenbangdes di Desa Maguwoharjo Kecamatan Depok Kabupaten

Sleman dan kendala- kendala yang dihadapi oleh masyarakat dalam berpartisipasi.

b. Teknik Wawancara

Menurut Sugiyono (2010:194), teknik wawancara ini digunakan oleh peneliti untuk

mengetahui hal-hal dari informan yang lebih mendalam dan jumlah informannya 16

Page 48: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

33

informan.Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan karena peneliti menggunakan pedoman wawancara yang disusun

secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan data yang dicari. Teknik wawancara

ini peneliti gunakan untuk mencari informasi yang lebih mendalam tentang partisipasi

masyarakat dalam pelaksanaan musrenbangdes di Desa Maguwoharjo Kecamatan Depok

Kabupaten Sleman dan kendala- kendala yang dihadapi oleh masyarakat dalam

berpartisipasi.

c. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2013:240) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari

seorang atau kelompok. Pengambilan dokumentasi merupakan cara untuk membantu

mempermudah dalam penelitian dalam melengkapi data yang diperoleh saat melakukan

wawancara dan observasi. Peneliti menggunakan dokumen-dokumen yang dibuat oleh

Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa, BPD, dan foto-foto dokumentasi.

7. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data

kualitatif. Teknik ini menyajikan 4 komponen analisis yaitu: pengumpulan data, reduksi

data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Menurut Moleong (2004:280-281),

langkah-langkah analisis data, dengan mengutip pendapat Miles dan Huberman, adalah

sebagai berikut:

a. Pengumpulan data, yaitu mengumpulkan data di lokasi penelitian dengan

melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan menentukan strategi

pengumpulan data yang dipandang tepat dan untuk menentukan fokus serta

pendalaman data pada proses pengumpulan data berikutnya.

Page 49: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

34

b. Reduksi data, yaitu sebagai proses seleksi, pemfokusan, pengabstrakan,

transformasi data kasar yang ada di lapangan langsung, dan diteruskan pada

waktu pengumpulan data, dengan demikian reduksi data dimulai sejak peneliti

memfokuskan wilayah penelitian.

c. Penyajian data, yaitu rangkaian organisasi informasi sehingga penelitian ini

dapat selesai dilakukan. Penyajian data diperoleh dari berbagai jenis, jaringan

kerja, keterkaitan kegiatan atau tabel.

d. Penarikan kesimpulan, yaitu dalam pengumpulan data, peneliti mengerti dan

tanggap terhadap sesuatu yang diteliti langsung di lapangan dengan menyusun

pola-pola pengarahan dan sebab akibat.

Page 50: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

35

BAB II

GAMBARAN DESA MAGUWOHARJO

Bab II akan mendeskripsikan dua hal yaitu A. Geografi dan Demografi Desa dan B.

Pemerintahan Desa. Deskripsi ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman tentang

situasi dan kondisi masyarakat dan pemerintahan Desa dimana Musrenbangdes

Maguwoharjo dilaksanakan.

A. Geografi dan Demografi Desa

1. Geografi

Desa Maguwoharjo berada sekitar 5 km arah timur Kecamatan Depok dan 15 km

arah selatan ibukota Sleman. Desa ini memiliki aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan

terhubung dengan daerah-daerah lain di sekitarnya oleh jalur transportasi jalan raya.

Dilihat dari topografi, wilayah Maguwoharjo berada pada ketinggian 250 m dari

permukaan air laut dengan curah hujan rata-rata 2500-3000 mm/tahun, serta suhu rata-rata

per tahun: 35° C.

Secara administratif, Desa Maguwoharjo terletak di Kecamatan Depok, Kabupaten

Sleman dengan batas-batas sebagai berikut:

Utara : Desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman.

Selatan :Desa Tegaltirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman.

Barat : Desa Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.

Timur : Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman.

2. Demografi

Jumlah Penduduk Desa Maguwoharjo Tahun 2017, tercatat secara administratif,

34.832 jiwa, dengan rincian sebagai berikut: jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki

sebanyak17.667jiwa, sedangkan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 17.165 jiwa.

Page 51: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

36

Jumlah Kepala Keluarga adalah 11.412, dengan demikian rata-rata tiap Kepala Keluarga

terdiri dari 3,05 jiwa.

Uraian tentang Jumlah Penduduk Desa Maguwoharjo menurut Jenis Kelamin

tersebut akan terlihat dengan lebih jelas dalam tabel II.1 berikut:

Tabel II. 1. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

No Padukuhan Laki-

Laki

Perem

puan

Jumlah

Penduduk

Banyak

KK

Rata-Rata

Angt. KK

1 Denokan 413 407 820 264 3,11

2 Krodan 1.371 1.231 2.602 995 2,62

3 Jenengan 365 368 733 234 3,13

4 Pugeran 1.108 1.114 2.222 685 3,24

5 Sanggrahan 937 897 1.834 608 3,02

6 Nanggulan 1.124 1.104 2.264 762 2,97

7 Demangan 655 654 1.309 403 3,25

8 Corongan 613 630 1.243 388 3,20

9 Nayan 708 695 1.403 444 3,16

10 Kalongan 907 915 1.822 614 2,97

11 Tajem 1.026 1.015 2.041 628 3,25

12 Banjeng 1.039 977 2.016 624 3,23

13 Sembego 1.484 1.458 2.942 939 3,13

14 Stan 567 595 1.162 371 3,13

15 Meguwo 1.101 973 2.074 746 2,78

16 Ringin sari 1.074 1.048 2.122 676 3,14

17 Sambilegi lor 986 949 1.935 600 3,23

18 Sambilegi kidul 916 838 1.754 614 2,86

19 Karang ploso 528 551 1.079 357 3,02

20 Kembang 745 710 1.455 460 3,16

JUMLAH 17.667 17.165 34.832 11.412 3,05

Sumber: Profil Desa Maguwoharjo, Tahun 2017

Page 52: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

37

Dari tabel II.1 terlihat bahwa jumlah penduduk paling sedikit terdapat di Padukuhan

Jenengan dengan jumlah penduduk 733 jiwa, sedangkan jumlah penduduk paling besar

terdapat di Padukuhan Sembego yaitu sebesar 2.942 jiwa. Hal ini disebabkan karena

padukuhan Sembego merupakan padukuhan dengan luas wilayah paling besar. Namun

apabila dilihat dari kepadatan penduduk padukuhan Sembego justru rendah sedangkan

kepadatan penduduk terbesar terdapat di padukuhan Kembang. Hal ini disebabkan karena

banyaknya penduduk yang bermukim, yaitu sebanyak 1.455 jiwa dan sempitnya luas

padukuhan.

Dalam kunjungan ke lapangan, peneliti memperoleh informasi tambahan bahwa:

Jumlah migrasi penduduk di Desa Maguwoharjo adalah sebanyak 1.176 orang dengan

rincian sebagai berikut: jumlah penduduk datang laki-laki 365 orang, perempuan 361

orang dan jumlah penduduk pindah/keluar laki-laki 214 orang, perempuan 236 orang.

Dengan sebaran penduduk semacam itu, dapat dikatakan bahwa Desa Maguwoharjo

memiliki sumber daya manusia yang merata di seluruh Desa. Tidak ada wilayah

padukuhan yang kosong, atau sepi warga. Bahkan jumlah laki-laki dan perempuan hampir

sama. Ini berarti kesetaraan laki-laki dan perempuan lebih mudah diciptakan guna

mengatasi kesenjangan antara laki-laki dan perempuan, atau dominasi laki-laki terhadap

perempuan. Dengan keadaan demografi seperti ini, pemerintah dapat menjaring aspirasi

dari seluruh wilayah Desa. Pemerintah Desa dapat menciptakan suatu gerakan bersama

masyarakat secara merata dalam membangun Desa.

Tabel II. 2.Data Penduduk Menurut Umur

No Padukuhan Umur Umur Umur Umur Umur Jumlah

0-14 15-29 30-44 45-59 >60

1 Denokan 175 170 204 168 103 820

2 Krodan 496 506 847 496 257 2.602

3 Jenengan 150 158 185 155 85 733

Page 53: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

38

4 Pugeran 458 519 556 478 211 2.222

5 Sanggrahan 392 408 472 352 210 1.834

6 Nanggulan 403 507 566 479 309 2.264

7 Demangan 297 257 348 267 140 1.309

8 Corongan 266 285 286 283 123 1.243

9 Nayan 329 289 357 275 153 1.403

10 Kalongan 356 381 472 385 228 1.822

11 Tajem 476 445 495 406 219 2.041

12 Banjeng 494 384 569 365 204 2.016

13 Sembego 667 609 732 611 323 2.942

14 Stan 247 225 296 238 156 1.162

15 Maguwo 329 448 500 486 311 2.074

16 Ringinsari 451 468 538 438 227 2.122

17 Sambilegi

Lor

436 408 460 420 211 1.935

18 Sambilegi

Kidul

311 354 458 354 277 1.754

19 Karangploso 228 204 260 242 145 1.079

20 Kembang 298 321 343 285 206 1.453

JUMLAH 7.259 7.346 8.944 7.183 4.098 34.830

Sumber: Profil Desa Maguwoharjo, Tahun 2017

Data dalam Tabel II. 2 menunjukkan bahwa jumlah terbesar penduduk Desa

Maguwoharjo berumur antara 30-44 tahun, yaitu sebesar 8.944 jiwa, urutan kedua

penduduk berumur antara 15-29 tahun, yaitu sebesar 7.346 jiwa dan urutan ketiga

penduduk berumur antara 0-14 tahun, yaitu sebesar 7.259 jiwa yang tidak terpaut jauh

dengan penduduk yang berumur 45-59 tahun, yaitu sebesar 7.183 jiwa.

Ini berarti mayoritas penduduk Desa Maguwoharjo berada pada usia produktif. Ini

merupakan modal sosial yang besar bagi Desa, karena pada usia produktif partisipasi

seluruh masyarakat menjadi sangat kuat dan dinamis. Partisipasi mereka dapat

meningkatkan kualitas Musrenbangdes dan pembangunan Desa.

Page 54: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

39

Jika dilihat dari pekerjaannya penduduk Desa Maguwoharjo dapat digambarkan

pada tabel II.3 sebagai berikut:

Tabel II. 3. Data Penduduk Menurut Pekerjaan

No Pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah

1. Mengurus rumah tangga 11 5.473 5.484

2. Pelajar atau mahasiswa 3.644 3.184 6.828

3. Pensiunan 748 181 929

4. Pegawai Negeri Sipil 654 452 1106

5. Tentara Nasional Indonesia 211 11 222

6. Kepolisian RI 183 17 200

7. Perdagangan 137 166 303

8. Petani atau Perkebunan 264 143 407

9. Industri 18 8 26

10. Konstruksi 31 3 34

11. Transportasi 18 5 23

12. Karyawan Swasta 3.910 1.918 5.828

13. Karyawan BUMN 163 60 223

14. Karyawan BUMD 16 4 20

15. Karyawan Honorer 50 37 87

16. Buruh Harian Lepas 1.191 295 1.486

17. Buruh Tani atau Perkebunan 229 153 382

18. Pembantu rumah tangga 2 24 26

19. Tukang Batu 80 0 80

20. Tukang Jahit 7 38 45

21. Mekanik 28 - 28

22. Dosen 115 70 185

23. Guru 98 221 319

24. Dokter 36 51 87

25. Perawat 2 19 21

26. Sopir 88 - 88

27. Pedagang 67 144 211

28. Perangkat Desa 32 3 35

Page 55: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

40

29. Biarawati - 23 23

30. Wiraswasta 1.972 1.047 3.019

31. Lainnya 353 183 536

32. Belum atau tidak bekerja 3.289 3.232 6.521

JUMLAH 17.667 17.165 34.832

Sumber: SIAK Desa Maguwoharjo, Tahun 2017

Tabel II. 3 menunjukkan bahwa jumlah tersebar penduduk Desa Maguwoharjo

masih berstatus pelajar/mahasiswa, yaitu sebesar 6.828 orang yang terdiri atas 3.644 laki-

laki dan 3.184 perempuan. Urutan kedua adalah penduduk yang berprofesi sebagai

karyawan swasta yaitu sebesar: 5.828, yang terdiri dari 3.910 laki-laki dan 1.918

perempuan. Urutan ketiga adalah penduduk yang bekerja mengurus rumah tangga, yaitu

sebesar 5.484 yang terdiri dari 11 orang laki-laki dan 5.473 perempuan.

Dengan komposisi profesi penduduk semacam itu, partisipasi masyarakat Desa

merupakan kekuatan pembangunan besar bagi Desa karena mayoritas terdiri dari dari

kaum terpelajar, berpengalaman kerja, dan pendidik kehidupan keluarga dalam rumah

tangga. Mereka mampu mengartikulasikan kebutuhan konkret keluarga dan masyarakat

serta mengupayakannya secara bersama-sama.

Meski demikian, mereka juga memiliki tanggungjawab moral dan sosial terhadap

penduduk yang belum atau tidak bekerja, yang jumlahnya mencapai 6.521 orang, terdiri

dari 3.289 laki-laki dan 3.232 perempuan.

Jika penduduk Desa Maguwoharjo dilihat menurut agamanya, maka akan diperoleh

gambaran sebagai berikut:

Tabel II. 4. Data Penduduk Menurut Agama

No Agama Jumlah

1 Islam 31.574 orang

2 Kristen 1.134 orang

3 Katolik 2.056 orang

Page 56: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

41

4 Hindu 64 orang

5 Budha 4orang

JUMLAH 34.832

Sumber: Profil Desa Maguwoharjo, Tahun 2017

Data tersebut memperlihatkan bahwa jumlah pemeluk agama Islam menempati

urutan pertama, yaitu sebanyak 31.574 orang, dan diurutan terakhir pemeluk agama

Budha, sebanyak 4 orang.

Dari kenyataan ini, pemerintah Desa dalam menggerakkan masyarakat untuk

berpartisipasi dalam pembangunan perlu melibatkan para tokoh agama, karena kedekatan

mereka dengan masyarakat beragama umumnya lebih dekat dan pengaruhnya besar.

Selain itu, perlu menggugah motivasi religius dalam menggerakkan masyarakat

untuk berpartisipasi dalam pembangunan Desa, melalui Musrenbangdes karena

masyarakat umumnya merupakan masyarakat religius.

Terakhir, dengan bekerjasama dengan institusi agama, pemerintah Desa dapat

memperoleh bantuan sarana peribadatan sebagai ruang sosialisasi, partisipasi dan

aktualisasi masyarakat Desa, karena jumlah sarana peribadatan di Desa Maguwoharjo

cukup banyak yaitu, 116 buah, sebagaimana terlihat dalam tabel berikut:

Tabel II. 5. Data Sarana Peribadatan

No Agama Jumlah

1 Masjid 53 buah

2 Mushola/Langgar 56 buah

3 Gereja 5 buah

4 Kapel 2 buah

JUMLAH 116 buah

Sumber: Profil Desa Maguwoharjo, Tahun 2017

Page 57: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

42

Dalam Musrenbangdes, pemerintah Desa bertindak sebagai motivator, fasilitator,

dan dinamisator. Karena pentingnya peran pemerintah Desa ini maka dalam bagian

berikut akan dideskripsikan pemerintahan Desa Maguwoharjo.

B. Pemerintahan Desa Maguwoharjo

Pada bagian ini akan dipaparkan Visi-Misi Pemerintah Desa, Susunan Organisasi

dan Tata Kerja Pemerintah Desa Maguwoharjo, pembagian wilayah, kondisi sosial-

budaya, pendidikan, kondisi ekonomi, Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD), dan

rencana serta pelaksanaan Program Kerja Desa.

1. Visi dan Misi

Visi Desa Maguwoharjo adalah “terwujudnya masyarakat Desa Maguwoharjo

yang agamis, sejahtera dan mandiri“

Dari visi tersebut, pemerintah Desa merumuskan misinya sebagai berikut:

a. Meningkatkan penyelenggaraan dibidang Pemerintahan, Pembangunan, dan

Kemasyarakatan.

b. Meningkatkan derajat kesehatan, pendidikan, sumber daya manusia baik

formal, non-formal, dan informasi.

c. Meningkatkan pembangunan sarana prasarana dan ekonomi.

d. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan

pembangunan.

e. Optimalisasi potensi Desa dalam rangka “terwujudnya masyarakat desa

maguwoharjo yang agamis, sejahtera dan mandiri”.

Dari visi dan misinya terlihat bahwa pemerintah Desa menyadari, untuk

mewujudkan visinya: “Masyarakat Desa Maguwoharjo yang Agamis, Sejahtera dan

Mandiri”, perlu mengoptimalkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan

pelaksanaan pembangunan.

Page 58: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

43

Disadari betul bahwa peningkatan partisipasi masyarakat itu penting. Oleh karena itu

pemerintah Desa perlu antara lain mengoptimalkan potensi Desa, dan meningkatkan

penyelenggaraan dibidang Pemerintahan, Pembangunan, dan Kemasyarakatan.

2. Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa

Organisasi Pemerintah Desa Maguwoharjo ditetapkan dengan Peraturan Desa

Nomor 04 Tahun 2007 terdiri dari 1 (satu) orang Kepala Desa, 1 (satu) orang Sekretaris

Desa, 3 (tiga) orang Kepala Seksi, 3(tiga) orang Kepala urusan, yang masing-masing

dibantu oleh Staf, dan 20 (duapuluh) orang Dukuh.

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa Maguwoharjo dapat dilihat

dengan jelas dalam gambar berikut:

Gambar:Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa

: Dukuh 1s/d 20

Sumber: Profil Desa Maguwoharjo, Tahun 2018

Kepala Desa

Sekretaris

Seksi

Pemerintah

Seksi

Kesejahter

Seksi

Pelayanan

Ur.TU &

UmumUr.Keu Ur.

Perenc

a

Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf

Page 59: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

44

Dari gambar tersebut terlihat bahwa, organisasi pemerintah Desa Maguwoharjo telah

tersusun dengan baik dan dalam susunan itu terlihat jelas alur tata kerjanya. Susunan dan

tata kerja yang jelas akan memperlancar kinerja pemerintah Desa.

3. Pembagian Wilayah

Wilayah Desa Maguwoharjo terdiri dari 20 padukuhan yang dapat dikelompokkan

ke dalam 4 wilayah distrik, yaitu distrik I, II, III, dan distrik IV. Istilah distrik digunakan

untuk pembagian kelompok-kelompok padukuhan yang dulu tergabung dalam satu

kelurahan lama yaitu kelurahan lama Paingan, Nayan, Tajem dan Kembang. Pembagian

wilayah tersebut akan terlihat jelas dalam tabel berikut ini:

Tabel II. 6. Pembagian Distrik, Padukuhan, RW dan RT

No Distrik Padukuhan RW RT

1 Distrik I Denokan 3 6

2 Krodan 5 16

3 Jenengan 2 4

4 Pugeran 4 11

5 Sanggrahan 5 16

6 Distrik II Nanggulan 5 15

7 Demangan 2 7

8 Corongan 2 7

9 Nayan 3 7

10 Kalongan 3 10

11 Distrik III Tajem 4 11

12 Banjeng 5 14

13 Sembego 5 23

14 Stan 2 6

15 Maguwo 4 8

16 Distrik IV Ringinsari 6 12

17 Sambilegi Lor 3 7

18 Sambilegi Kidul 4 9

Page 60: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

45

No Distrik

Distrik IV

Padukuhan RW RT

19 Karangploso 2 5

20 Kembang 2 6

Total 4 20 71 200

Sumber: RPJMDesa Maguwoharjo, Tahun 2015-2020

Dari data geografi tersebut terlihat bahwa Desa Maguwoharjo telah terletak di

“kota”, dan tidak lagi dapat disebut “desa”, karena letaknya “nempel” Kota. Ia juga

terletak di area terbuka, berbatasan dengan desa-desa yang cukup maju. Dengan posisi

seperti itu, masyarakat Desa tergolong masyarakat yang “terbuka”, bukan “terpencil”.

Dengan demikian masyarakat Desa Maguwoharjo merupakan masyarakat berbudaya

modern dan terdidik, dalam relasi dan komunikasi dengan masyarakat luas. Informasi dan

pengetahuan mudah mereka dapatkan melalu media komunikasi. Masyarakat seperti ini

membutuhkan ruang aktualisasi diri melalui partisipasi nyata dalam masyarakatnya; dan

pemerintah perlu memenuhi kedua kebutuhan masyarakat tersebut dalam menata dan

mengelola pemerintahannya, sehingga Desa dapat maju dalam pembangunan.

Desa Maguwoharjo yang terbagi dalam empat distrik, 20 padukuhan, 71 RW dan

200 RT menunjukkan bahwa Desa ini telah terbagi secara sistematis dan baik, sehingga

memudahkan pemerintah untuk mengelola partisipasi masyarakat dan memberikan ruang

aktualisasi yang sesuai dengan karakteristik masyarakatnya, yang telah terbagi ke dalam

kelompok-kelompok kecil. Pembinaan dan pemberdayaan masyarakat pun akan lebih

terarah. Di sisi lain ruang-ruang yang telah tersusun (pada tingkat RT-RW)

memungkinkan masyarakat untuk mengaktualisasikan diri dalam ruang kehidupan yang

lebih konkret.

4. Sosial-Budaya

Masyarakat Desa Maguwoharjo masih sangat kental dengan budaya Jawa. Hal ini

dapat dimengerti karena hampir semua desa di Kabupaten Sleman masih kuat terpengaruh

Page 61: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

46

dengan adanya pusat kebudayaan Jawa yang tercermin dari keberadaan Keraton

Kasultanan maupun Pakualaman yang ada di Yogyakarta. Aspek budaya dan sosial

berpengaruh dalam kehidupan masyarakat. Di dalam hubungannya dengan agama yang

dianut misalnya, Islam sebagai agama mayoritas dianut masyarakat, dalam

menjalankannya sangat kental dengan tradisi budaya Jawa seperti kenduri/kondangan yang

sering dilaksanakan untuk memperingati hari-hari besar Islam maupun peringatan-

peringatan lainnya.

Dengan fakta ini maka bentuk, isi dan cara partisipasi warga perlu

mempertimbangkan faktor sosial-budaya ini karena nyatanya faktor budaya sangat

mempengaruhi pola hidup dan pikir masyarakat Desa Maguwoharjo. Budaya jawa seperti

sepi ing pamrih rame ing gawe, kiranya dapat digunakan, medianya bisa menggunakan

pagelaran wayang kulit, atau kesenian lain, dan bentuknya bisa seperti: gotong royong.

Demikian pula ajakan pemerintah kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam

pembangunan serta pemberdayaan masyarakat Desa perlu menggunakan unsur-unsur

budaya Jawa.

Kesejahteraan sosial diupayakan melalui pemberdayaan kelembagaan yang ada di

Desa Maguwoharjo, seperti LPMD (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa) dan PKK

(Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga). Adapun jumlah pengurus LPMD Desa

Maguwoharjo yang tercatat adalah sebanyak 47 orang, Tim Penggerak PKK sebanyak 42

orang, serta Kader PKK sebanyak 100 orang.

Dari data yang diperoleh oleh peneiliti dapat dikatakan bahwa masyarakat Desa

Maguwoharjo tidak ada yang hidup dibawah garis kemiskinan. Jumlah terbesar adalah

kelompok keluarga sejahtera III, yaitu sebanyak 5.019, dan jumlah paling sedikit adalah

kelompok keluarga sejahtera, yaitu sebanyak 902. Yang mencolok adalah jumlah keluarga

sejahtera plus sebanyak 1.345. Ini berarti kontribusi masyarakat untuk pembangunan dan

Page 62: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

47

pemberdayaan masyarakat sesungguhnya cukup kuat. Pemerintah Desa dapat

mengarahkan potensi masyarakat, dengan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam

pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.

Berikut data tingkat kesejahteraan sosial yang ada di wilayah Desa Maguwoharjo:

Tabel II.7. Data Tingkat Kesejahteraan Sosial

No Tingkat Jumlah

1 Keluarga Prasejahtera -

2 Keluarga Sejahtera 902

3 Keluarga Sejahtera II 3447

4 Keluarga Sejahtera III 5019

5 Keluarga Sejahtera Plus 134

Sumber: Profil Desa Maguwoharjo, Tahun 2017

5. Pendidikan

Peran pendidikan dalam pembangunan sangat penting dalam rangka upaya

penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas, mampu berkompetisi dalam tatanan

kehidupan global serta menghadapi persaingan dimasa depan. Dalam bidang pendidikan

ini, Desa Maguwoharjo masih dihadapkan pada berbagai persoalan yang menyangkut

kualitas yang masih memprihatinkan. Banyak faktor yang mempengaruhi kondisi tersebut,

antar lain mutu guru, sarana dan prasarana yang ada, managemen pendidikan dan peran-

serta masayarakat. Program-program pelayanan pendidikan yang dikembangkan antara

pemerintah dan masyarakat adalah meningkatkan pelayanan kegiatan belajar mengajar.

Dari data fasilitas pendidikan tampak bahwa masyarakat Desa Maguwoharjo

dilingkupi sarana pendidikan yang sangat memadai, dari tingkat kelompok bermain

sampai perguruan tinggi. Tentu saja tidak semua murid di sekolah-sekolah atau Perguruan

Tinggi tersebut berasal dari Desa Maguwoharjo. Meski mereka berasal dari luar desa,

namun keberadaan mereka sangat positif bagi kemajuan desa. Sarana pendidikan yang

dekat seperti itu sangat menguntungkan warga. Tidak saja mendorong para orang tua

Page 63: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

48

untuk menyekolahkan anak-anaknya, tetapi juga terbuka kesempatan bagi warga untuk

membuka usaha yang dapat meningkatkan ekonomi rumah tangga.

Untuk mengetahui lebih lanjut keadaan bidang pendidikan, di bawah ini terdapat

tabel yang menunjukkan kondisi pendidikan secara umum di Desa Maguwoharjo:

Tabel II.8. Jumlah Jenis Fasilitas Pendidikan

N

o Jenis

Pendidikan

NEGERI SWASTA

Gedung Guru Murid Gedung Guru Murid

Buah Orang Orang Buah Orang Orang

1

3

4

5

6

7

8

9

Kelompok

bermain

TK

Sekolah Dasar

SLTP

SLTA

Akademi

Institut

PT/Universitas

-

-

12

2

2

-

-

1

-

-

148

66

75

-

-

-

-

-

2180

720

840

-

-

-

1

13

3

3

4

1

1

2

5

72

26

99

122

-

-

-

30

801

500

870

-

-

-

-

Jumlah 17 289 3740 28 324 2201

Sumber: Profil Desa Maguwoharjo, Tahun 2017

Dengan memiliki masyarakat terdidik, pemerintah Desa Maguwoharjo perlu

menciptakan ruang-ruang partisipasi dan aktualisasi bagi warganya agar potensi

intelektual mereka dapat tersalur secara berdaya guna bagi kemajuan Desa. Masyarakat

Desa yang terdidik umumnya cukup kritis. Kekritisan mereka tidak perlu dilihat sebagai

hambatan atau penghalang bagi pemerintah Desa. Sebaliknya kekritisan warga dapat

menjadi kekuatan kontrol bagi jalannya tata-kelola pemerintahan Desa.

6. Ekonomi

Potensi wilayah Desa Maguwoharjo dengan lahan seluas 9.928.300 Ha terbagi

dalam beberapa peruntukan seperti bangunan umum, jalan, sawah dan ladang,

Page 64: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

49

permukiman, pekuburan, dan lain-lain (lapangan olah raga). Luas lahan yang

diperuntukkan bangunan umum adalah seluas 3.650.000 Ha, jalan sepanjang 32.0300 km,

sawah dan ladang seluas 525.7780 Ha, permukiman seluas 419.2617 Ha, pekuburan seluas

2.3819 Ha, dan peruntukkan lain-lain termasuk lapangan olahraga seluas 4.2566 Ha.

Penggunaan lahan terbesar adalah sektor pertanian sehingga sebagian penduduk

bekerja sebagai petani atau buruh tani. Sementara itu, penggunaan lahan untuk aktifitas

ekonomi, terdiri dari: lahan untuk pertokoan/perdagangan/pasar 13.985 m2, lahan untuk

perkantoran 22.680 m2; tanah wakaf 11.6400 m2 ; tanah sawah 418.2335 ha ; dan lahan

untuk pekarangan 456.8135 ha. Semua ini akan terlihat lebih jelas dalam tabel berikut ini:

Tabel II.9 Tabel Penggunaan Lahan Desa Maguwoharjo.

No. Sektor Luas lahan/Potensi

1. Pertokoan/perdagangan/pasar 13.985 m2

2. Perkantoran 22.680 m2

3. Tanah wakaf 11.6400 m2

4. Tanah sawah 418.2335 ha

5. Pekarangan 456.8135 ha

Sumber: Profil Desa Maguwoharjo, Tahun 2017

Wilayah Desa Maguwoharjo secara umum mempunyai ciri fisik penggunaan lahan

berupa lahan pertanian, terutama padi. Luas lahan yang digunakan untuk pertanian padi

adalah seluas 11.6400 ha. Namun, pada musim kemarau para petani biasanya

memanfaatkan lahannya untuk ditanami tanaman palawija karena tanaman palawija tidak

terlalu banyak membutuhkan air. Hal tersebut juga dikarenakan kurangnya saluran irigasi

yang memadai sehingga untuk pertanian padi biasanya hanya mengandalkan air irigasi

(selokan mataram).

Struktur perekonomian Desa Maguwoharjo terbagi menjadi beberapa sektor. Sektor

utama adalah sektor pertanian termasuk di dalamnya perikanan dan peternakan.

Page 65: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

50

Untuk sektor perikanan sebagian besar berada di Padukuhan Banjeng dan Nayan,

usaha perikanan di padukuhan Banjeng berawal sekitar tahun 2000. Padukuhan ini

dijadikan tempat studi banding oleh kelompok perikanan dari desa atau kota lain. Dari

hasil pelatihan ini ternyata memberikan peluang usaha yang menguntungkan dan

berkembang dengan baik sampai sekarang. Kemudian dari petani-petani ikan yang ada

mendirikan kelompok tani dengan nama “Mina Mulia”. Pada tahun 2006 kelompok tani

ini mendapat juara I tingkat Propinsi.

Kegiatan perekonomian yang terdapat di Desa Maguwoharjo adalah: kelompok

simpan pinjam kurang lebih 21 kelompok dengan keanggotaan mencapai ratusan orang.

Selain itu, terdapat berbagai macam usaha kelontong yang sebagian besar berlokasi di

sekitar pasar Sambilegi dan pasar Stan. Sentra industri makanan juga banyak terdapat di

desa ini seperti sentra pembuatan kerupuk kulit (rambak) yang banyak berlokasi di

Padukuhan Pugeran. Sedangkan Lembaga Keuangan yang ada di Desa Maguwoharjo

adalah: BPR, Bank Syariah, BRI,BPD, BNI.

Prasarana dan sarana ekonomi yang terdapat di Desa Maguwoharjo yaitu 1 buah

Pasar Desa (Pasar Stan), 1 buah Pasar Regional (Pasar Sambilegi), 5 buah

supermarket/swalayan. Sarana-sarana ekonomi tersebut sangat bermanfaat bagi penduduk

di Desa Maguwoharjo sehingga keberadaannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat

Maguwoharjo. Selain pasar dan supermarket, di wilayah Desa Maguwoharjo juga terdapat

beberapa lembaga simpan pinjam seperti koperasi simpan pinjam sebanyak 25 buah,

badan usaha kredit sebanyak 4 buah dan usaha-usaha ekonomi sebanyak 6 buah.

Sarana dan prasarana ekonomi didukung juga oleh sektor pariwisata yang ada di

Desa Maguwoharjo, yang berupa penginapan atau hotel sebanyak 5 buah dan restoran

sebanyak 5 buah. Semua sarana dan prasarana tersebut,merupakan motor penggerak

perekonomian desa dan membantu pemenuhan kebutuhan masyarakat.

Page 66: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

51

7. Lembaga Kemasyarakatan Desa

Lembaga Kemasyarakatan Desa, menurut Perda Kabupaten Sleman No 15 Tahun

2016, adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan

merupakan mitra pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat. Lembaga

Kemasyarakatan Desa yang ada di Desa Maguwoharjo adalah Lembaga Pemberdayaan

Masyarakat Desa (LPMD), Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Rukun Warga

(RW), Rukun Tetangga (RT), Karang Taruna, dan Satgas Linmas.

Lembaga KemasyarakatanDesa Maguwoharjo sudah terbentuk tetapi belum

ditetapkan dengan Peraturan Desa. Lembaga KemasyarakatandiDesa Maguwoharjo secara

rinci sebagai berikut:

a. RT/RW

Seperti telah dipaparkan dalam Tabel II.6, Desa Maguwoharjo terbagi dalam 4

(empat) distrik, 20 (duapuluh) padukuhan, 71 (tujuh puluh satu) RW dan 200 (dua ratus)

RT. RT terbanyak berada di Distrik III, padukuhan Sembego, yaitu sebanyak 23 RT dan 5

RW. Sedangkan Jumlah RT paling sedikit berada di distrik I, padukuhan jenengan, yaitu

sebanyak 4 RT dan 2 RW.

Rukun Tetangga adalah lembaga kemasyarakatan terkecil dalam suatu wilayah. Pada

lingkup RT, jumlah warga tidak terlalu banyak sehingga warga mudah dikenali. Peristiwa-

peristiwa yang terjadi dalam masyarakat pun lebih cepat dikenali pada tingkat RT. Oleh

karena itu pemerintah Desa dapat mengoptimalkan peran RT sebagai ujung tombaknya.

Pemerintah Desa dapat meningkatkan partisipasi warga mulai dari masyarakat akar

rumput ini. Ketika pemerintah Desa ingin melakukan musyawarah Desa, maka ia harus

mulai pada tingkat RT ini. Penjaringan aspirasi pun mulai dari tingkat RT. Maka upaya

mengoptimalkan peran warga dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa

melalui RT dan atau RW sangat perlu.

Page 67: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

52

b. PKK

Susunan pengurus PKK di Desa Maguwoharjo terlihat dalam tabel berikut:

Tabel II.10 Daftar Pengurus PKK Desa Maguwoharjo

No Nama Jabatan Pendidikan

1 Hj. Sunaryati Ketua SLTA

2 Lina Setyaningsih Wakil ketua SLTA

3 Purwanti Sekretaris S1

4 Isti Mulyani Sekretaris 2 SLTA

5 Endah Sri Sujatmi Bendahara S1

6 Bina Widayati, Amd Bendahara 2 D3

7 Hj.Siti Umiyatun,SE Ketua Pokja 1 S1

8 Mugiasih, SH Ketua Pokja 2 S1

9 Siti Solikhah Ketua Pokja 3 SLTA

10 Eni Kusumawati, Amd Ketua Pokja 4 D3

Sumber: Profil Desa Maguwoharjo,Tahun 2018

Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) mempunyai tugas-tugas sebagai

berikut:

1) Membina dan memberdayakan masyarakat menuju keluarga sejahtera;

2) Melaksanakan 10 (sepuluh) program pokok PKK;

3) Membina dan menggerakkan kelompok PKK RW, RT, dan Dasa Wisma;

4) Menggali, menggerakkan, dan mengembangkan potensi masyarakat untuk

meningkatkan kesejahteraan keluarga; dan

5) Berpartisipasi dalam pelaksanaan program pemerintah yang berkaitan dengan

kesejahteraan keluarga di Desa.

Dari data Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan paparan tugasnya

terlihat bahwa lembaga kemasyarakatan ini digerakkan oleh kaum perempuan dan sudah

Page 68: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

53

lama exis. Kontribusinya bagi masyarakat sudah cukup lama dirasakan seperti posyandu,

arisan, maupun pelatihan-pelatihan. Oleh karena itu pemerintah Desa perlu

memperhitungkan keberadaannya bagi pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa.

Keunggulan dari PKK ini adalah pemahamannya pada dunia perempuan, dengan

pendekatan khas perempuan. Mereka perlu dilibatkan sebagai agent dalam memotivasi

dan menggerakkan kaum perempuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan dan

pemberdayaan masyarakat.

c. LPMD

Susunan pengurus LPMD di Desa Maguwoharjo sebagai berikut:

Tabel. II.11 Pengurus LPMD Desa Maguwoharjo

No Nama Jabatan Pendidikan

1 H. Barmadi, Bsc Ketua Sarjana Muda

2 Drs. H. Jambari Wakil Ketua S1

3 H. Suraji, SPd Sekretaris S1

4 Hj. Umiyatun, SE Sekretaris II S1

5 H. Sudiyono Bendahara SLTA

6 Isti Mulyani Bendahara II S1

Sumber: Profil Desa Maguwoharjo,Tahun 2017

Tugas Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) adalah:

1) Menyusun rencana pembangunan Desa/Kelurahan secara partisipatif,

melaksanakan dan mengendalikan pembangunan; dan

2) Menggerakkan swadaya gotong royong masyarakat.

Dalam musrenbangdes, lembaga ini berperan penting, karena lembaga ini memiliki

tugas menyusun rencana pembangunan Desa secara partisipatif, melaksanakan dan

mengendalikan pembangunan; dan menggerakkan swadaya gotong royong masyarakat.

Page 69: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

54

Dari data Tabel II. 11 terlihat bahwa Lembaga kemasyarakatan ini secara struktural

telah lengkap, yang terdiri atas Ketua dan wakil ketua, sekretaris dan bendahara.

Pendidikan mereka pun telah mencukupi (empat orang berpendidikan S1 dan satu orang

SLTA). Ini berarti mereka mampu menjalankan tugas-tugas yang telah digariskan. Mereka

memegang peran penting dalam menggelorakan partisipasi masyarakat.

d. BPD

Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang

melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk desa

berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis (Bdk. Perda

Kabupaten Sleman Nomor 15 Tahun 2016 tentang Badan Permusyawaratan Desa, Pasal

1)

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Maguwoharjo yang ditetapkan dengan

Keputusan Bupati Sleman Nomor 239/Kep. KDH/2013, tanggal 25 Juli 2013, sekarang

beranggotakan 8 orang dengan susunan sebagai berikut:

Tabel II.12. Anggota BPD Desa Maguwoharjo

Periode Tahun 2018-2023

No Nama Jabatan Padukuhan Pendidikan

1. H. Saliman, S.Ag Ketua Sembego S1

2. Agus Sujarwo, Sos Wakil Ketua Nanggulan S1

3. Nurkholis Sekretaris Banjeng SLTA

4. Ir.Hardiyanto, M.Si Ketua Pokja Kalongan S2

5 Sutriyono Ketua Pokja Pugeran SLTA

6. H. Sudarno Ketua Pokja Kembang SLTA

7. H. Ponijo Anggota Ringinsari S1

8. Tukiran, Amd Anggota Sambilegi Lor D3

Sumber: Profil Desa Maguwoharjo, Tahun 2018

BPD melaksanakan fungsi pemerintahan desa, yang meliputi: 1) membahas dan

menyepakati rancangan peraturan desa bersama Kepala Desa; 2) menampung dan

Page 70: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

55

menyalurkan aspirasi masyarakat desa; dan c. melakukan pengawasan kinerja kepala desa

(Bdk. Perda Kabupaten Sleman Nomor 15 Tahun 2016 tentang Badan Permusyawaratan

Desa, Pasal 27 dan 28).

Wewenang BPD adalah: 1) membahas rancangan peraturan desa bersama Kepala

Desa; 2) melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan desa dan peraturan

Kepala Desa; 3) mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa; 4)

membentuk panitia pemilihan Kepala Desa; 5) membentuk panitia pemilihan kepala desa

antar waktu; 6) melaksanakan musyawarah kepala desa antar waktu; 7) menggali,

menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi masyarakat; dan

8)menyusun tata tertib BPD (Bdk. Perda Kabupaten Sleman Nomor 15 Tahun 2016

tentang Badan Permusyawaratan Desa, Pasal 29).

Dalam Pasal 30 dinyatakan bahwa BPD memiliki hak: 1) mengawasi dan meminta

keterangan tentang penyelenggaraan pemerintahan desa kepada Pemerintah Desa; 2)

menyatakan pendapat atas penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan

desa, pembinaan kemasyarakatan desa, pemberdayaan masyarakat desa; dan 3)

mendapatkan biaya operasional pelaksanaan tugas dan fungsinya dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Desa (Bdk. Perda Kabupaten Sleman Nomor 15 Tahun 2016

tentang Badan Permusyawaratan Desa, Pasal 30).

Kewajiban BPD disebutkan dalam Pasal 31 sebagai berikut: 1) memegang teguh dan

mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945, serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan

Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika; 2) melaksanakan kehidupan demokrasi

yang berkeadilan gender dalam penyelenggaraan pemerintahan desa; 3) menyerap,

menampung, menghimpun, dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat desa; 4)

mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan/atau

Page 71: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

56

golongan; 5) menghormati nilai sosial budaya dan adat istiadat masyarakat desa; dan 6)

menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga kemasyarakatan desa

(Bdk. Perda Kabupaten Sleman Nomor 15 Tahun 2016 tentang Badan Permusyawaratan

Desa, Pasal 31).

Data dari Tabel II. 12, menunjukkan bahwa BPD telah memiliki struktur yang

lengkap dan berpendidikan mencukupi (S1). Dengan demikian BPD memiliki potensi

untuk mampu melaksanakan tugas-tugasnya yaitu: merumuskan peraturan desa bersama

Kepala Desa; dan meminta pertanggungjawaban Kepala Desa atas penyelenggaraan

pemerintahan Desa. Kemampuan BPD ini penting untuk diperhatikan supaya mereka

dapat mewakili kepentingan masyarakat dan dapat mengimbangi kekuatan Kepala Desa.

Ini penting agar BPD tidak hanya sebagai “stempel”, atau alat yang digunakan oleh

Kepala Desa untuk mengesahkan peraturan Desa.

e. Karang Taruna

Pengurus Karang Taruna di Desa Maguwoharjo tersusun sebagai berikut:

Tabel II.13 Pengurus Karang Taruna

No Nama Jabatan Pendidikan

1 Danang W.N Ketua S1

2 Arif Sekretaris D3

3 Sigit Sekretaris II S1

4 Lina Bendahara S1

5 Heriyana Bendahara II D3

Sumber: Profil Desa Maguwoharjo, Tahun 2017

Tugas Karang Taruna adalah bersama-sama dengan Pemerintah Desa dan

masyarakat menyelenggarakan pembinaan generasi muda dan kesejahteraan sosial.

Data Tabel II.13 memperlihatkan bahwa Karang Taruna memiliki struktur tetap

yang cukup kuat, yang terdiri atas Ketua, Sekretaris dan Bendahara. Pendidikan mereka

Page 72: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

57

D3 (dua orang) dan S1 (tiga orang). Dari data tersebut, pengurus Karang Taruna

semestinya mampu melaksanakan tugasnya yaitu: bersama-sama dengan Pemerintah

Desa/Kelurahan dan masyarakat menyelenggarakan pembinaan generasi muda dan

kesejahteraan sosial. Karang Taruna yang bergerak di kalangan kaum muda memiliki

posisi strategis sebagai agent dalam meningkatkan partisipasi warga, khususnya kaum

muda, dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.

8. Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) Tahun 2018

Hasil Musrenbangdes Tahun 2017 dituangkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah

Desa (RKPDes) Tahun 2018, yang memuat dua kegiatan pembangunan yaitu: a.

Pembangunan Fisik dan b. Pembangunan Non-Fisik.

a. Kegiatan Pembangunan Fisik

Biaya kegiatan pembangunan fisik bersumber dari APBDes dan Swadaya

masyarakat. APBDes berasal dari: Dana Desa, Bantuan Keuangan Khusus, dari bagi hasil

pajak Daerah, ADD dan PAD (tanah yang disewa oleh Jogja-Bay, retribusi pasar, Sewa

TKD). Rencana Kerja Pemerintah Desa Tahun 2018 terlihat dalam Tabel berikut:

Tabel II.14 Rencana Kerja Pemerintah Desa Tahun 2018

Kegiatan Pembangunan Fisik

No Padukuhan/Lokasi

Kegiatan Volume SasaranManfaat

Waktu JumlahBiaya

1 DENOKANRT 04 RW 01 Konblokisasi 500 m2 Peningkatan

kualitas jalan2 bulan 50.000.000

Tersebar di wilpadukuhan

SPAH 5 unit Peresapan airhujan

RT 03 RW 63 Drainase 125 m Memperlancarsaluran buang

2 bulan 30.000.000

2 KRODANTaman Cemara SPAH 20 unit Peresapan air

hujan2 bulan 30.000.000

RW 06 Drainase 100 m Memperlancarsaluranpembuangan

2 bulan 75.000.000

Timbulrejo Gorong-gorong

4 m Peningkatansaluran

1 bulan 12.000.000

Page 73: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

58

pembuanganPaingan RW 06 Drainase 250 m Memperlancar

saluranpembuangan

2 bulan 25.000.000

3 JENENGANRT02 RW 07 Drainase 260 m Memperlancar

saluranpembuangan

2 bulan 60.650.000

Tersebar diwilayahpadukuhan

SPAH 10 unit Peresapan airhujan

2 bulan 15.000.000

RW 07 PerkerasanJalan

250 m2 Peningkatankualitas jalan

1 bulan 19.750.000

4 PUGERANRT 09 Drainase 75 m2 Memperlancar

saluranpembuangan

2 bulan 58.450.000

RT 02 Konblokisasi 50 m2 Peningkatankualitas jalan

1 bulan 9.255.000

RT 10 Konblokisasi 300 m2 Peningkatankualitas jalan

1 bulan 5.805.000

RT 05 Konblokisasi 750 m2 Peningkatankualitas jalan

2 bulan 39.180.000

RT 11 Konblokisasi 1 unit Peningkatankualitas jalan

2 bulan 99.255.000

RT 03 BedahRumah

8 unit Renovasirumah tidaklayak huni

2 bulan 6.000.000

RT 08 RT 11 SPAH 75 m2 Peresapan airhujan

1 bulan 12.000.000

5 SANGGRAHANJalan Nangka RW12

Konblokisasi 750 m2 Peningkatankualitas jalan

1 bulan 99.255.000

RW 67 Drainase 150 m Memperlancarsaluranpembuangan

2 bulan 23.550.000

RW 13 Talud Jalan 300 m Memperkuatbadan jalan

2 bulan 35.250.000

tersebar di wil.padukuhan

SPAH 10 unit Peresapan airhujan

1 bulan 15.000.000

6 NANGGULANRW 018 Konblokisasi 400 m Peningkatan

kualitas jalan1 bulan 21.000.000

RW 017 drainase 400 m Memperlancarsaluran air

2 bulan 30.000.000

SPAH 10 unit 1 bulan 15.000.000

7 DEMANGANTersebar di wilpadukuhan

SPAH 20 unit Peresapan airhujan

2 bulan 30.000.000

RT 01 RW 20 Drainase 250 m Memperlancarsaluran buang

2 bulan 58.450.000

RT 04 RW 21 Gorong-gorong

100 m Peningkatansaluran buang

1 bulan 70.750.000

Page 74: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

59

RW 20 Talud Jalan 500 m Memperkuatbadan jalan

2 bulan 76.450.000

RT 06 RW 21 PerkerasanJalan

350 m Peningkatankualitas jalan

1 bulan 85.470.000

8 CORONGANRW 22 Prasarana

lingkungan1 paket Peningkatan

prasaranalingkungan 2 bulan 15.000.000

RW 22 Drainase 200 m Memperlancarsaluran buang 1 bulan 30.000.000

SPAH 5 unitRW 23 Talud 492 m Memperkuat

badan jalan 2 bulan 75.000.0009 NAYAN

RW 024 Drainase 200 m Memperlancarsaluran buang

1 bulan 65.000.000

RT 05 RW 26 Talud 100 m Memperkuatbadan jalan

2 bulan 15.750.000

Tersebar di wilpadukuhan

SPAH 18 unit Peresapan airhujan

2 bulan 27.000.000

Utara MTSN RT06 RW 26

Drainase 150 m Memperlancarsaluran buang

2 bulan 35.250.000

10 KALONGANRW 27, 28, 29 SPAH 18 unit Peresapan air

hujan2 bulan 27.000.000

RW 27, 28, 29 GerobakSampah

3 unit Pendukungsaranakebersihan

1 bulan 7.500.000

RW 28 BRONJONG 250 m Memperlancarsaluran buang

2 bulan 64.000.000

RW 27, 28, 29 Konblokisasi 250 m2 Peningkatankualitas jalan

1 bulan 32.500.000

11 TAJEMRT 05, RT 07RW 32

Talud 400 m Memperkuatbadan jalan

2 bulan 50.000.000

RT 04 RW 31 Konblokisasi 600 m2 Peningkatankualitas jalan

1 bulan 50.000.000

RT 09, RT 10RW

Konblokisasi 800 m2 Peningkatankualitas jalan

2 bulan 60.000.000

Tersebar diwilayahpadukuhan

SPAH 20 unit Peresapan airhujan

2 bulan 30.000.000

12 BANJENGTersebar di wilpadukuhan

SPAH 16 unit Peresapan airhujan

2 bulan 24.000.000

RW 34 Drainase 100 m Memperlancarsaluran buang

2 bulan 23.550.000

RW 36 Konblokisasi 500 m2 Peningkatankualitas jalan

1 bulan 65.880.000

13 SEMBEGOTersebar di wilpadukuhan

SPAH 20 unit Peresapan airhujan

2 bulan 30.000.000

RW 42 Drainase Memperlancar

Page 75: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

60

saluran buangRW 39 Konblokisasi 600 m2 Peningkatan

kualitas jalan14 STAN

RT 06 RW 44 Konblokisasi 400 m2 Peningkatankualitas jalan

1 bulan 30.000.000

RT 04 RW 44 Talud 50 m Memperkuatbadan jalan

1 bulan 8.050.000

RT 01 RW 43 Drainase 100 m Memperlancarsaluran buang

1 bulan 14.560.000

Tersebar di wilpadukuhan

SPAH 8 unit Peresapan airhujan

2 bulan 5.400.000

15 MEGUWORT 02 RW 45 Drainase 200 m2 Peningkatan

saluran buang2 bulan 142.000.000

RT 04 RW 46 Konblokisasi 840 m2 Peningkatankualitas jalan

2 bulan 83.000.000

RT 05 RW 47 Talud 572 m Memperkuatbadan jalan

2 bulan 106.000.000

Talud 230 m Memperkuatbadan jalan

2 bulan 56.000.000

16 RINGINSARIUtara TK PKKSisi Timur

Drainase 300 m Memperlancarsaluran buang

2 bulan 69.915.000

Jalan Ngawen-Bedreg

PerkerasanJalan

200 m Peningkatankualitas jalan

1 bulan 49.150.000

Tersebar diwilpadukuhan

SPAH 15 unit Peresapan airhujan

2 bulan 22.500.000

17 SAMBILEGILORTersebar di wilpadukuhan

SPAH 20 unit Peresapan airhujan

1 bulan 15.000.000

RW 55 Konblokisasi 225 m2 Peningkatankualitas jalan

2 bulan 20.000.000

RT 08 RW 55 Konblokisasi 212 m2 Peningkatankualitas jalan

2 bulan 16.000.000

RT 07 RW 55 Konblokisasi 255 m2 Peningkatankualitas jalan

2 bulan 20.000.000

18 SAMBILEGIKIDULRT 05 RW 57 Pengaspalan

jalan300 m Peningkatan

kualitas jalan1 bulan 92.930.000

RT 03 RW 56 Konblokisasi 400 m2 Peningkatankualitas jalan

2 bulan 39.200.000

Tersebar diwilayahpadukuhan

SPAH 10 unit Peresapan airhujan

19 KARANGPLO-SOTersebar diwilayahpadukuhan

SPAH 15 unit Peresapan airhujan

2 bulan 22.500.000

RT 04 RW 060 Konblokisasi 400 m Memperlancar 2 bulan 24.000.000

Page 76: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

61

saluranpembuangan

Jalan Anggrek Drainase 60 m Memperlancarsaluranpembuangan

1 bulan 24.000.000

20 KEMBANGTersebar diwilayahpadukuhan

SPAH 15 unit Peresapan airhujan

2 bulan 22.500.000

RT 001 RW 61 Konblokisasi 1200m2

Peningkatankualitas jalan

2 bulan 159.330.000

Total = 2.781.325.000Sumber: RKP Desa Maguwoharjo, Tahun 2018

Dari tabel II.14 tentang kegiatan pembangunan fisik terlihat bahwa tidak semua

hasil musrenbangdes tahun 2017 dapat dimasukkan dalam RKPDes Tahun 2018. Mungkin

kegiatan yang tidak dapat direncanakan dalam RKPDes Tahun 2018, masih dapat

dimasukkan dalam RKPDes perubahan atau RKPDes tahun berikutnya. Kegiatan-kegiatan

pembangunan fisik yang tidak dapat dimasukkan dalam RKPDes Tahun 2018 ini adalah:

1) Kegiatan pembuatan 5 unit SPAH di Pedukuhan Denokan, tersebar di wilayah

padukuhan; 2) Kegiatan pembuatan 5 unit SPAH di Pedukuhan Corongan; 3) Kegiatan

pembuatan Drainase di Pedukuhan Sembego, RW 42 dan kegiatan konblokisasi sepanjang

600 m2 di RW 39; dan 4) Kegiatan pembuatan 10 unit SPAH di Pedukuhan Sambilegi

Kidul.

b. Kegiatan Pembangunan Non-Fisik

Sama dengan kegiatan pembangunan fisik, biaya kegiatan pembangunan non-fisik

pun bersumber dari APBDes dan swadaya masyarakat. APBDes berasal dari: Dana Desa,

bantuan keuangan khusus, dari bagi hasil pajak Daerah, ADD dan PAD (tanah yang

disewa oleh Jogja-Bay, retribusi pasar, Sewa TKD). Rencana Kerja Pemerintah Desa

Tahun 2018 untuk kegiatan pembangunan non-fisik terlihat dalam Tabel berikut:

Page 77: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

62

Tabel II.15. Rencana Kerja Pemerintah Desa Tahun 2018

Kegiatan Pembangunan Non-Fisik

No Padukuhan/Lokasi

Kegiatan Volume Sasaranmanfaat

Waktu JumlahBiaya

1 DENOKANRT 06 RW 02 PAUD 1 paket Peningkatan

kualitaspendidikananak

12 bulan 2.000.000

Padukuhan Pertemuanrutin PKK

25 or Peningkatankesejahteraankeluarga

12 bulan 3.000.000

Padukuhan KesenianBadui

1 Klp Pelestariankegiatanbudaya

1 bulan 5.000.000

Padukuhan Rodad Sari 1 Klp Pelestariankegiatanbudaya

1 bulan 2.000.000

Rw 02, RW 01,RW 63

Rebana 1 Klp Pelestariankegiatanbudaya

1 bulan 2.000.000

2 KRODANPadukuhan

Karawitan

1 Klp Pelestariankegiatanbudaya

10 bulan 4.500.000

PadukuhanPelatihanHadroh

1 Klp Pelestariankegiatanbudaya

6 bulan 2.700.000

PadukuhanPertemuanrutin PKK

25 or Peningkatankesejahteraankeluarga

12 bulan 3.000.000

3 JENENGANPadukuhan POSYANDU 50 anak Peningkatan

gizi dankesehatan anak

12 bulan 3.000.000

Padukuhan Pertemuanrutin PKK

25 or Peningkatankesejahteraankeluarga

12 bulan 3.000.000

4 PUGERANPadukuhan POSYANDU 50 anak Peningkatan

gizi dankesehatan anak

12 bulan 3.000.000

Padukuhan PAUD 1 paket Peningkatankualitaspendidikananak

12 bulan 2.000.000

Padukuhan Pelatihanbatikjumputan

2 Prt Peningkatanketrampilan

2 hari 4.325.000

Padukuhan Pelatihandaur ulang

1 Prt Peningkatanketrampilan

1 hari 1.037.500

Page 78: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

63

limbahplastik

Padukuhan Pertemuanrutin PKK

25 or Peningkatankesejahteraankeluarga

12 bulan 3.000.000

5 SANGGRAHANPadukuhan Pertemuan

rutin PKK25 or Peningkatan

kesejahteraankeluarga

12 bulan 3.000.000

6 NANGGULANPadukuhan Pertemuan

rutin PKK25 0r Peningkatan

kesejahteraankeluarga

12 bulan 3.000.000

7 DEMANGANPadukuhan POSYANDU 50 anak Peningkatan

gizi dankesehatan anak

12 bulan 3.000.000

Padukuhan PAUD 1 pkt Peningkatankualitaspendidikananak

12 bulan 2.000.000

Masjid Pengajian 200 or Peningkatankeimanan danketaqwaan

1 hari 2.000.000

Padukuhan Hadroh 1 Klp Pelestariankegiatanbudaya

12 bulan 2.000.000

Padukuhan PelatihanMasak

1 Klp Peningkatanketrampilan

1 hari 350.000

Padukuhan Pengolahansampah

1 Prt Peningkatanketrampilan

1 hari 350.000

8 CORONGANPadukuhan POSYANDU 50 anak Peningkatan

gizi dankesehatan anak

12 bulan 3.000.000

Padukuhan Pertemuanrutin PKK

25 or Peningkatankesejahteraankeluarga

12 bulan 3.000.000

9 NAYANPadukuhan Pelatihan

Sesorah1 Prt Peningkatan

ketrampilanBahasa Jawa

1 hari 1.037.500

Padukuhan POSYANDU 50 anak Peningkatangizi dankesehatan anak

12 bulan 3.000.000

Padukuhan Pertemuanrutin PKK

25 or Peningkatankesejahteraankeluarga

12 bulan 3.000.000

10 KALONGANPadukuhan POSYANDU 50 anak Peningkatan

gizi dankesehatan anak

12 bulan 3.000.000

Padukuhan Pertemuan 25 or Peningkatan 12 bulan 3.000.000

Page 79: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

64

rutin PKK kesejahteraankeluarga

RW 27 POSBINDU 6 Prt Peningkatankesehatan

12 bulan 5.625.000

Padukuhan PelatihanSesorah

1 Prt PeningkatanketrampilanBahasa Jawa

1 hari 1.037.500

Padukuhan PelatihanRiasKecantikan

2 Prt Peningkatanketrampilantata rias

2 hari 2.075.000

11 TAJEMPadukuhan Pertemuan

rutin PKK25 or Peningkatan

kesejahteraankeluarga

12 bulan 3.000.000

Padukuhan PelatihanFotografer/Juru Shooting

3 Prt Peningkatanketrampilan

3 hari 3.112.500

Padukuhan PelatihanMemasakRempeyek

1 Prt Peningkatanketrampilan

1 hari 950.000

Padukuhan PelatihanMemasakBakpia

1 Prt Peningkatanketrampilan

1 hari 1.075.000

RW 030 RW 031 KesenianBadui ( alat )

1 Klp Pelestariankegiatanbudaya

1 bulan 28.000.000

Zahrotunnabi Pelatihanhadroh

6 Prt Pelestariankegiatanbudaya

12 bulan 2.700.000

12 BANJENGPadukuhan POSYANDU 50 anak Peningkatan

gizi dankesehatan anak

12 bulan 3.000.000

Padukuhan Pertemuanrutin PKK

25 or Peningkatankesejahteraankeluarga

12 bulan 3.000.000

Padukuhan Pelatihanpembuatanbakpia

1 Prt Peningkatanketrampilan

1 hari 1.037.500

Padukuhan Pelatihanwasit volley

1 Prt Pelatihankompetensiwasit volley

1 hari 1.037.500

13 SEMBEGOPadukuhan POSYANDU 50 anak Peningkatan

gizi dankesehatan anak

12 bulan 3.000.000

Padukuhan Pertemuanrutin PKK

25 or Peningkatankesejahteraankeluarga

12 bulan 3.000.000

Padukuhan Kesenianhadroh

1 Pkt Pelestariankegiatanbudaya

12 bulan 2.000.000

Padukuhan Kudo Paseso 1 Pkt Pelestarian 12 bulan 5.000.000

Page 80: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

65

kegiatanbudaya

Padukuhan Karawitan 10 Prt Pelestariankegiatanbudaya

10 bulan 4.500.000

14 STANPadukuhan POSYANDU 50 anak Peningkatan

gizi dankesehatan anak

12 bulan 3.000.000

Padukuhan Pertemuanrutin PKK

25 or Peningkatankesejahteraankeluarga

12 bulan 3.000.000

Padukuhan POSBINDU 5 Prt Peningkatankesehatan

10 bulan 4.687.500

Padukuhan Pelatihanpembuatanpelet ikan

2 Prt Peningkatanketrampilan

2 hari 2.575.000

15 MEGUWORt 05 Rw 47 Pelatihan

Pranoto adicoro

1 Prt Pelestariankegiatanbudaya

1 hari 1.037.500

Padukuhan Pertemuanrutin PKK

25 or Peningkatankesejahteraankeluarga

12 bulan 3.000.000

Rt 05 Rw 47 Hadroh ( alat)

1 Klp Pelestariankegiatanbudaya

1 bulan 10.000.000

Rt 06 Rw 47 KesenianBadui ( alat )

1 Klp Pelestariankegiatanbudaya

1 bulan 28.000.000

16 RINGINSARIPadukuhan POSYANDU 50 anak Peningkatan

gizi dankesehatan anak

12 bulan 3.000.000

Padukuhan Pertemuanrutin PKK

25 or Peningkatankesejahteraankeluarga

12 bulan 3.000.000

Padukuhan Alat PeragaPAUD

1 Pkt Peningkatankualitaspendidikananak

12 bulan 2.000.000

Padukuhan Pelatihanmengolahmakanan

1 Prt Peningkatanketrampilan

1 hari 1.437.500

17 SAMBILEGILORPadukuhan Pertemuan

rutin PKK25 or Peningkatan

kesejahteraankeluarga

12 bulan 3.000.000

18 SAMBILEGIKIDULPadukuhan Pertemuan

rutin PKK25 or Peningkatan

kesejahteraan12 bulan 3.000.000

Page 81: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

66

keluarga19 KARANGPLO-

SO

Padukuhan

POSYANDU 50 anak Peningkatangizi dankesehatan anak

12 bulan 3.000.000

Padukuhan

Pertemuanrutin PKK

25 or Peningkatankesejahteraankeluarga

12 bulan 3.000.000

Padukuhan

Alat PeragaPAUD

1 Pkt Peningkatankualitaspendidikananak

12 bulan 2.000.000

PadukuhanPelatihanBisnis Online

1 Prt Peningkatanketrampilan

1 hari 1.037.500

20 KEMBANGPadukuhan Pertemuan

rutin PKK25 or Peningkatan

kesejahteraankeluarga

12 bulan 3.000.000

Padukuhan PelatihanPerbengkelan

4 Prt Peningkatanketrampilan

4 hari 1.650.000

Padukuhan PelatihanMenjahit

7 Prt Peningkatanketrampilan

7 hari 4.950.000

Padukuhan PelatihanPengolahanSampah

1 Prt Peningkatanketrampilan

1 hari 1.037.500

TOTAL = 266.162.500Sumber:RKPDesa Maguwoharjo, Tahun 2018

Dari tabel II.15 tentang kegiatan pembangunan non-fisik terlihat bahwa semua hasil

musrenbangdes tahun 2017 dapat dimasukkan dalam RKPDes Tahun 2018. Ternyata,

seluruh usulan yang kemudian dirumuskan oleh Tim perumus dapat dimasukkan dalam

RKPDes Tahun 2018. Dari sisi partisipasi masyarakat, hal ini menunjukkan bahwa

partisipasi masyarakat mengenai kegiatan non-fisik terakomodir dengan baik.

Page 82: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH …repo.apmd.ac.id/615/1/repo thesis rema marina.pdf · MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Penelitian di Desa Maguwoharjo

67

Proses musyawarah di Desa Maguwoharjo dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar II.2 Proses Musrenbangdes di Desa Maguwoharjo

nnnn

Sumber : Olahan Sendiri, 2018

MUSRENBANG KABUPATEN

MUSRENBANG KECAMATAN

MUSRENBANGDES

MUSRENBANG TINGKAT RW

MUSRENBANG TINGKAT RT

MUSRENBANGDUK