PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ......

135
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK TINGKAT KABUPATEN/KOTA DI ERA OTONOMI DAERAH. Disusun Oleh : ANDI TYAS SURYA NUGRAHA D 0305014 SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Sosiologi JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2010

Transcript of PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ......

Page 1: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN

KEBIJAKAN PUBLIK TINGKAT KABUPATEN/KOTA DI ERA

OTONOMI DAERAH.

Disusun Oleh :

ANDI TYAS SURYA NUGRAHA

D 0305014

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Sosiologi

JURUSAN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2010

Page 2: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

UCAPAN TERIMA KASIH

Bagiku tak ada yang lebih mahal daripada ucapan terima kasih di dunia ini. Dalam penelitian ini telah banyak pihak yang membantu terselesaikannya penulisan penelitian ini dari awal hingga akhir. Sekedar ucapan terima kasih penulis kepada :

· Keluarga dirumah yang selalu memberikan dorongan agar terselesaikannya penelitian ini. · Bapak H. Supriyadi SN, SU, yang telah menjadi pembimbing yang sangat baik dengan

arahan-arahannya. · Bapak Y. Slamet, MSc dan Ibu LV. Ratna Devi, Msi, yang memberi telah menjadi

penerang tentang penelitian dan penulisan laporan yang baik dan benar. · Dosen – Dosen Sosiologi FISIP UNS (Bu Trisni, Bapak Drajat, Bapak Argyo, Bu Hilmi,

Bu Lilik, Alm. Ibu Gerrada, Alm. Bapak Supriyadi, Ibu Suyatmi, Pak Ramdhon, Pak Mahendra dan banyak lainnya) yang telah banyak memberikan pelajaran bagi penulis selama menempuh perkuliahan selama ini.

· Kawan – kawanku seperjuangan sejak SMU, Irfan Fitriadi & Ahadian Tegar semoga kita terus berkawan sampai sudah tak ada lagi sisa oksigen di tubuh kita.

· Saudara – saudaraku Sosiologi Fisip UNS Angkatan 2005 ( Arief G, Herli K, Adrianus, Rizkie, Shoiem, Rohmad, Doni, Bram, Supri, Komeng, Sugeng, Isnaini, Angga, Ferdi, Galih, Aik, Fatwa, Fajar, Zunita, Miko, Betty, Lenny, Astri, Aming, Una, Marisa, Niken, Okta, Grina, dan banyak lagi ) yang selalu mendukung dan memotivasi setiap gerak saudara lain yang belum menyelesaikan studinya. Mari saudaraku buktikan pada Iwan Fals lagunya yang “Sarjana Muda” itu bukan untuk kita!!!.

· Teman-teman Sos 06 (Julian, Agus, Joko, Indah, Lida, Dila, Putri, Rafita, Ipho), kalian membuat saya merasa harus segera menyelesaikan penelitian ini dan terima kasih pinjaman bukunya.

· Sohib-Sohib Kontrakan ( Ujo, Kipli, Kuntho, Tholib, Othong, dan Ulin) terima kasih sudah diberi tempat ternyaman untuk singgah melepas penat. Juga terima kasih kepada Pircak dan Duana (SOS 04), yang telah banyak berbagi semoga cepat menjadi sarjana kawan.

· HIMASOS, dimana telah memberi banyak pelajaran bagi penulis sehingga serasa memiliki jiwa baru. Panggio, Dodik, Dian, Ganyong, Made, dan kawan-kawan lain (Tolong jaga Himasos ini baik-baik, buatlah lebih maju).

· Forabi beserta seluruh isinya (Mas Sinam, Pak Eko, Mas Suji, Pak Bawor, Mbak Sasanti, Alm. Pak Totok, dan kawan-kawan lain) terima kasih sudah diberi tempat untuk belajar lebih banyak tentang Boyolali, maaf kalau selama ini ngrepoti.

· Mbak Fitri dan Heni Catis yang sudah bersedia membantu penulisan laporan penelitian ini (transkrip wawancara dan bikin tabel).

· Mas Aryo, Tam-tam dan Mas Beni, yang sempat “direpoti” penulis dalam menyelesaikan penulisan ini.

· Serta pihak-pihak yang tidak bisa namanya disebutkan satu persatu, tetap penulis Ucapkan Terima kasih.

Page 3: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGESAHAN

Skripsi Ini Diterima dan Disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Pada Hari : Tanggal :

Panitia Penguji

1. DrsY. Slamet M.Sc NIP. 19480316 197612 1 001 (_____________________) Ketua

2. Dra. LV. Ratna Devi ,M.Si NIP. 19600414 198601 2 002 (_____________________) Sekretaris

3. Drs. H. Supriyadi SN., SU

NIP. 19530128 198103 1 001 (_____________________) Penguji

Disahkan Oleh:

Fakultas Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dekan

Drs. Supriyadi, SN. SU NIP. 19530128 198103 1 001

Page 4: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan kenikmatan dan karuniaNya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PARTISIPASI FORABI

(FORUM RAKYAT BOYOLALI) DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN

PUBLIK KABUPATEN BOYOLALI DI ERA OTONOMI DAERAH. Skripsi ini disusun

dan diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Jurusan Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak yang membantu penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini:

1. Drs. H. Supriyadi SN, SU selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta, sekaligus pembimbing yang penuh

kesabaran membimbing dan mengarahkan penulis untuk menyelesaikan skripsi

ini.

2. Dra. Hj. Trisni Utami, M.Si selaku Ketua Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Eko Bambang S selaku Koordinator Forum Rakyat Boyolali dan juga kawan-

kawan di Forabi.

4. Semua informan, baik itu anggota Forum; masyarakat ; dan Pemerintah

Kabupaten Boyolali (Mas Sinam, Mbak Deni, Bp. Sukandi, Bp. Drs. Seno

Samodro dan Bp.Suwardi).

5. Teman-teman Sosiologi FISIP UNS

Page 5: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang telah

memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangannya. Untuk

itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi

kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan

menambah khasanah keilmuan bagi penulis sendiri dan bagi pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr Wb.

Surakarta, Oktober 2010

Andi Tyas Surya Nugraha

Page 6: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERSEMBAHAN

Jalan Hidup Merupakan Suatu Pilihan, Perlu Kekuatan Hati Memilih Langkah Mencari Suatu Yang Terbaik. Tak Akan Pernah Lelah Mengucap Syukurku Pada-Mu yaa Allah SWT, Yang Telah Memeberikan Nikmat Yang Begitu Banyak Ini. Serta Tak Akan Pernah Salah Jika Karya Kecil ini Dipersembahkan Pada :

Bp. Sugiarto dan Ibu. Sudarti

(Orang Tuaku)

Untuk semua doa yang tak lelah terucap juga

arahan yang terbaik untuk jalan hidupku

serta keikhlasan dukungan Spirituil dan materiil yang sulit bisa terbalas

Deby dan Ibu. Surati

(Adik dan Nenekku)

Akan kutunjukkan suatu hari nanti menempuh kuliah lama bukanlah penghambat kesuksesanku.

Kawan-Kawanku

Sekian lama bersama bukanlah kenangan semata tapi merupakan pelajaran berhaga

Boyolali

Kabupaten yang telah banyak memberi inspirasi,

dan suatu hari manusia ini akan jadi bagian dari kemajuanmu.

Page 7: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul :

PARTISIPASI FORABI (FORUM RAKYAT BOYOLALI) DALAM PROSES

PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK KABUPATEN BOYOLALI

DI ERA OTONOMI DAERAH.

Telah Disetujui Untuk Dipertahankan Di Hadapan Panitia Penguji Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Dosen Pembimbing

Drs. Supriyadi, SN. SU

NIP. 19530128 198103 1 001

Page 8: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

Ñ Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS. AL-ISRAA’ : 36)

Ñ Ajaklah hati nurani untuk berpikir agar bijak pilihan itu. (Penulis)

Page 9: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................ i

Halaman Persetujuan ....................................................................................... ii

Halaman Pengesahan ....................................................................................... iii

Halaman Persembahan .................................................................................... iv

Abstract ......................................................................................................... v

Abstrak .......................................................................................................... vi

Motto .............................................................................................................. vii

Kata Pengantar ................................................................................................ viii

Ucapan Terima Kasih ...................................................................................... x

Daftar Isi ......................................................................................................... xi

Dartar Tabel dan Matriks .............................................................................. .. xv

Daftar Bagan ................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................

A. LATAR BELAKANG .............................................................................. 1

B. PERUMUSAN MASALAH ..................................................................... 7

C. TUJUAN PENELITIAN .......................................................................... 7

Page 10: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

D. MANFAAT PENELITIAN ...................................................................... 8

E. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 9

E.1. Batasan Konsep .................................................................................. 9

E.2. Penelitian Terdahulu ........................................................................... 23

E.3. Landasan Teori ................................................................................... 26

F. KERANGKA BERPIKIR ....................................................................... 30

G. METODE PENELITIAN .......................................................................... 33

1. Jenis Penelitian ..................................................................................... 33

2. Lokasi penelitian .................................................................................. 34

3. Sumber Data ......................................................................................... 34

4. Teknik Pengambilan Sampel ................................................................ 35

5. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 39

6. Validitas Data ...................................................................................... 42

7. Teknik Analisis Data ............................................................................ 43

BAB II DESKRIPSI WILAYAH ................................................................. 46

A. Kondisi Wilayah Kabupaten Boyolali ........................................................ 46

1. Kondisi Geografis .......................................................................... 46

2. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kabupaten Boyolali ............. 49

B. Lembaga-Lembaga Yang Terkait Dengan Penelitian ................................. 53

1. FORABI (Forum Rakyat Boyolali) ................................................ 54

2. DPRD Kab. Boyolali ...................................................................... 62

3. PEMDA Kab. Boyolali ................................................................... 66

Page 11: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

BAB III HASIL PENELITIAN .................................................................... 71

A. Proses Pengolahan Data ............................................................................. 71

Profil Informan .......................................................................................... 72

B. Alur Pembuatan Kebijakan di Kabupaten Boyolali ................................... 74

C. Partisipasi Masyarakat Dalam Pengambilan Kebijakan -

Tingkat Kabupaten Di Boyolali ................................................................. 78

C.1. Partisipasi Forabi Melalui Jalur Formal ............................................. 80

C.2. Partisipasi Forabi Melalui Jalur Non-Formal ..................................... 96

D. Partisipasi Forabi Dalam Pembangunan .................................................... 104

E. Matrik Temuan ........................................................................................... 118

BAB IV PARTISIPASI FORABI DALAM PENGAMBILAN -

KEBIJAKAN TINGKAT KABUPATEN BOYOLALI ............. 120

A. Proses Pembuatan Kebijakan ...................................................................... 114

B. Partisipasi FORABI Dalam Pengambilan Kebijakan

Tingkat Kabupaten ...................................................................................... 122

C. Pengaruh FORABI Sebagai Civil Society Dalam Pembangunan-

Pembangunan Kabupaten Boyolali di Era Otonomi.................................... 130

D. Matrik Temuan ............................................................................................ 134

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 138

A. Kesimpulan ................................................................................................. 138

B. Implikasi ..................................................................................................... 141

Page 12: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

B.1. Implikasi Teoritis ................................................................................. 141

B.2 Implikasi Metodologis .......................................................................... 145

B.3 Implikasi Empirik ................................................................................. 146

C. Saran ............................................................................................................ 148

Daftar Pustaka ................................................................................................... 149

Lampiran ............................................................................................................

Lampiran I Interview Guide ............................................................................. 153

Lampiran II Hasil Wawancara .......................................................................... 156

Lampiran III Peta Kabupaten Boyolali ............................................................ 176

Lampiran IV Artikel Koran .............................................................................. 177

Lampiran V Aturan Main FORABI ................................................................. 181

Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ............................................. 185

Lampiran VII International Journal .................................................................... 201

Lampiran VIII Foto-Foto di Lapangan .............................................................. 228

Lampiran VIX Surat-surat Perijinan .................................................................. 230

Page 13: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Page 14: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

Andi Tyas Surya Nugraha, D0305014. 2010, FORABI (BOYOLALI PEOPLE'S FORUM) PARTICIPATION IN THE PROCESS OF MAKING BOYOLALI PUBLIC POLICY IN THE ERA OF REGIONAL AUTONOMY. THESIS: UNIVERSITY DEGREE PROGRAM SEBELAS MARET UNIVERSITY.

This study aimed to describe about public participation in policy-making level of the Regency / Municipality in Boyolali. The sample used was the People's Forum Boyolali. The research is qualitative research, as well as the main method of case studies, by taking the location in the city of Boyolali. The data in this study are primary and secondary data, primary data obtained directly from the results of in-depth interview to the informant, ie Forabi Working Committee, Member of the Forum, Boyolali Legislative, Executive Boyolali, and Society Boyolali ever come Forabi participation activities.

Sampling was done by purposive sampling in the field. Data collection techniques are not participating observation and interviews in depth. Analysis of data using an interactive model. The validity of the data was performed using data triangulation (source).

After the analysis found that there are two paths to be taken to express Forabi Participating in the district level, namely through the formal channels provided by the Government Boyolali and non-formal education path that is initiated Forabi own. For Weber that determines social action is the individual's relationship with the behavior of others with "a meaningful subjective", whereas in the theory of action developed by Parson, "action" implies an activity, creativity and process appreciation of the individual. Forabi social action in the form of participation for community voices to be heard Boyolali Government, so that in making a more pro-people policy. Initiative to pull through participation in "influencing" public policy is the result of netting Boyolali community votes, with the intention that an appropriate policy goal, especially in public. Forabi participation efforts into results, and there are also not accepted the Government. However, Forabi aspirations through the participation of a number are the subject of public development policy-making considerations.

Keyword: Participation, Forabi, Government, Public Policy

Page 15: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Andi Tyas Surya Nugraha, D0305014. 2010, PARTISIPASI FORABI (FORUM RAKYAT BOYOLALI) DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK KABUPATEN BOYOLALI DI ERA OTONOMI DAERAH. Skripsi : Program Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam pengambilan Kebijakan tingkat Kabupaten/Kota di Boyolali. Sampel yang digunakan adalah Forum Rakyat Boyolali.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, serta metode utamanya studi kasus, dengan mengambil lokasi di Kabupaten Boyolali. Data pada penelitian ini merupakan data primer dan sekunder, data primer diperoleh langsung dari hasil wawancara mendalam kepada para informan, yaitu Badan Pekerja Forabi, Anggota Forum, Legislatif Kabupaten Boyolali, Eksekutif Kabupaten Boyolali, dan Masyarakat Boyolali yang pernah ikut kegiatan partisipasi Forabi. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Pengumpulan data dilakukka dengan teknik observasi tidak berpartisipasi dan wawancara secara mendalam. Analisa data menggunakan model interaktif. Validitas data dilakukan dengan teknik trianggulasi data (sumber).

Setelah dilakukan analisis ditemukan bahwa ada dua jalur yang ditempuh Forabi untuk mengekspresikan Partisipasinya di taraf Kabupaten, yaitu melalui jalur formal yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Boyolali dan jalur non-formal yang diinisiasi Forabi sendiri. Bagi Weber yang menentukan tindakan sosial adalah hubungan individu dengan tingkah laku orang lain dengan “penuh arti subyektif”, sedangkan dalam teori aksi yang dikembangkan Parson, “action” menyatakan secara tidak langsung merupakan aktivitas, kreativitas dan proses penghayatan dari individu. Forabi melakukan tindakan sosial yang berupa partisipasi untuk menyuarakan aspirasi masyarakat agar didengarkan Pemerintah Boyolali, sehingga dalam pembuatan suatu kebijakan lebih pro pada rakyat. Inisiatif untuk melalukan partisipasi dalam “mempengaruhi” kebijakan publik merupakan hasil dari penjaringan suara masyarakat Boyolali, dengan maksud agar suatu kebijakan tepat sasaran terutama pada masyarakat. Upaya partisipasi Forabi ada yang menjadi hasil dan juga tidak di terima Pemerintah. Namun, aspirasi melalui partisipasi dari Forabi tidak sedikit yang menjadi bahan pertimbangan pembuatan kebijkan publik.

Keyword :Partisipasi, Forabi, Pemerintah, Kebijakan publik

Page 16: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Demokrasi dan demokratisasi di Indonesia telah sejak lama dibicarakan

oleh banyak pihak terutama di kalangan akademisi, praktisi politik, mahasiswa,

praktisi, lembaga Swadaya Masyarakat, Instansi pemerintahan, bahkan

dikalangan masyarakat akar rumput. Istilah tersebut menguat ketika muncul

wacana reformasi era pasca jatuhnya Pemerintahan Orde Baru. Salah satu

perwujudan demokrasi dan demokratiassi adalah tentang keterlibatan masyarakat

dalam proses pengambilan keputusan kebijakan publik.

Tuntutan politik rakyat Indonesia yang sudah bulat membutuhkan

pencerahan pada masa itu. Mahasiswa dan rakyat bersatu menuntut hak mereka

untuk berdemokrasi, bukan sekedar demokrasi ‘buatan’ untuk melanggengkan

kepentingan politik tertentu. Demokrasi akan berjalan sesuai cita-cita dan

semangatnya apabila dilandasi kepekaan dan partisipasi masyarakat sebagai

pengontrol pemerintah.

Penciptaan ruang publik perlu didukung, warga masyarakat diharapkan

ikut menentukan keputusan-keputusan yang menyangkut kepentingan bersama

dan cara tentang mengendalikan serta memperoleh sumber daya bersama yang

Page 17: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

tadinya dikuasai oleh negara. Indonesia merupakan negara yang pluralistik,

beraneka ragam budaya, etnis, agama, ras, Sumber Daya Alam dan Sumber Daya

Manusia yang berbeda-beda. Negara memiliki peran untuk menjaga ketertiban

dan nilai-nilai yang berada dalam kekuasaan negara tersebut.

Semangat otonomi daerah dan desentralisasi memang berhembus begitu

kuat di dalam masyarakat dan juga di lingkungan Pemerintahan, khususnya

kabupaten yeng menjadi basis dari pelaksanaan otonomi daerah. Otonomi daerah

merupakan sebuah pemikiran yang berasalkan dari konsep governance. Dimana

dahulu proses Pemerintahan masih sentralistik, sekarang sudah diubah menuju

desentralistik dengan artian dahulu proses pemerintahan selalu dipegang dan

dikontrol oleh Pemerintahan Pusat, namun sekarang Pusat telah dapat mengontrol

dan mengawasi daerah melalui pemerintah – pemerintah daerah yang berwenang.

Konsep governance sendiri berarti bentuk interaksi antara Negara dan masyarakat

sipil (Leftwich,1994; Rhodes, 1997, dalam Ari Dwipayana, 2003). Persepektif

baru tentang pemerintah, yaitu perubahan peran pemerintah dalam masyarakat dan

kemampuannya mewujudkan kepentingan bersama di bawah batasan internal

maupun eksternal merupakan jantung governance. Intinya adalah melibatkan

masyarakat dalam penyelenggaraan Negara.

Jika persepektif lama memandang Negara adalah segala – galanya, maka

persepektif governance mempunyai ortodoksi baru dalam mengelola Negara yang

bersandar pada enam prinsip utama (Ari Dwipayana, 2003) :

Page 18: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

1. Negara tetap menjadi pemain kunci bukan dalam pengertian dominasi dan

hegemoni, tetapi Negara adalah aktor setara (primus inter pares) yang

mempunyai kapasitas memadai untuk memobilisasi aktor –aktor masyarakat

dan pasar untuk mencapai tujuan besar.

2. Negara bukan lagi sentrum “ kekuasaan formal” tetapi sebagai sentrum

“kapasitas politik”. Kekuasaan Negara harus ditransformasikan dari

“kekuasaan atas” (power over) menuju “kekuasaan untuk” (power to).

3. Negara harus berbagi kekuasaan dan peran pada tiga level : “keatas” pada

organisasi internasional; “kesamping” pada NGO dan swasta; serta “kebawah”

pada daerah dan masyarakat lokal.

4. Negara harus melonggarkan kontrol politik dan kesatuan organisasinya agar

mendorong segmen – segmen di luar Negara mampu mengembangkan

pertukaran dan kemitraan secara kokoh, otonom dan dinamis.

5. Negara harus melibatkan unsur-unsur masyarakat dan swasta dalam agenda

pembuatan keputusan dan pemberian layanan publik.

6. Penyelenggaraan Negara harus mempunyai kemampuan responsif, adaptasi

dan akuntanbilitas publik.

Keenam prinsip itu sebenarnya identik dengan “ membawa Negara lebih dekat

dengan masyarakat” yang pernah di promosikan oleh Badan Dunia ( world

development, 1997; dalam buku Ari Dwipayana, 2003).

Dalam konteks otonomi daerah, salah satu bentuk reformasi politik

dibidang pemerintahan adalah ditetapkannya kebijakan desentralisasi dan otonomi

daerah dalam paket UU No. 22/1999 tentang pemerintahan daerah (kemudian

Page 19: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

direvisi dengan UU No. 35/2004) dan UU No 25/1999 tentang pertimbangan

keuangan pusat dan daerah. Dewasa ini UU No. 35/2004 telah mengalami

penambahan tentang tugas perseorangan khususnya wakil kepala daerah dan

beberapa hal lain sebagainya yang diperbaharui dalam UU No 12/2008. Kebijakan

ini diharapkan dapat meningkatkan kehidupan demokrasi dan keadilan bagi rakyat

Indonesia, khususnya di daerah.

Prinsip semangat otonomi daerah sebenarnya menghendaki implementasi

asas demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan dengan

mempertimbangkan potensi keanekaragaman serta kearifan lokal. Hal ini

menuntut daerah dapat meningkatkan kemandirian dan kretivitasnya sendiri.

Untuk meningkatkan kualitas demokrasi dalam penyelenggaraan otonomi

daerah di wilayah kabupaten atau kota, setidaknya ada dua macam cara (Ichwan

Prasetyo, 24:2007). Pertama, membuka untuk ruang partisipasi publik seluas-

luasnya, khususnya pada ranah kebijakan daerah. Ruang untuk publik itu harus

ada manakala kebijakan itu diusulkan, dibahas, diserahkan, disahkan,

dilaksanakan, sampai kebijakan itu di evaluasi.

Kedua, mendorong terwujudnya akuntanbilitas publik. Setiap kebijakan

yang telah dibuat memiliki pertanggungjawaban terhadap publik. Artinya dampak

kebijakan yang diambil harus mampu memberikan rasa keadilan dan

kesejahteraan bagi masyarakat secara konkret. Untuk mewujudkan cita-cita

otonomi daerah tersebut diperlukan keterilabatan governance secara keseluruhan

(Pemkab/Pemkot, DPRD, dan stakeholder masyarakat).

Page 20: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Upaya penciptaan ruang publik tersebut salah satunya telah mendorong

terbentuknya Forum Warga, yaitu tempat untuk berembug, berkomunikasi,

mengambil keputusan, merumuskan dan menyelesaikan persoalan bersama secara

mandiri maupun untuk disampaikan kepada Pemerintah.

Hal ini berlaku juga untuk Kabupaten Boyolali dalam rangka men

sukseskan adanya otonomi daerah, dengan mewujudkan daerah yang demokratis

dengan masyarakat yang partisipatif. Secara administratif wilayah Boyolali terdiri

dari 19 Kecamatan yaitu: Kecamatan Boyolali, Musuk, Mojosongo, Teras, Ampel,

Selo, Cepogo, Banyudono, Sawit, Sambi, Ngemplak, Simo, Nogosari, Andong,

Klego, Wonosegoro, Karanggede, Kemusu, dan Juwangi. Sedangkan jumlah Desa

di semua wilayah tersebut sebanyak 267, jumlah dusun 890. Boyolali memiliki

Luas wilayah 1.015,101 km², dengan kepadatan penduduknya 927 jiwa/km².

Dalam mewujudkannya, diperlukan strategi-strategi untuk melaksanakan

hal itu. Namun untuk menghasilkan kebijakan yang berpihak pada rakyat, juga

diperlukan partisipasi masyarakat untuk ikut merancang besama-sama pemerintah.

Diperlukan partisipasi aktif dari masyarakat dan kepedulian lembaga-lembaga non

pemerintah sebagai media advokasi, pemberdaya, fasilitator dan “wacth dog”

pemerintah kabupaten dalam merancang maupun dalam pelaksanaan kebijakan.

Di Boyolali ada sebuah Forum non Pemerintah yang bisa digolongkan

sebagai NGOs yang diberi nama FORABI (FORUM RAKYAT BOYOLALI).

FORABI atau Forum Rakyat Boyolali adalah organisasi masyarakat sipil yang

elemenya plural. Lebih dari 20 elemen tergabung didalamnya, seperti NGO

(Lekat, LBKUB), HTM (Himpunan Tani Makmur), FKGB (Forum Komunikasi

Page 21: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Guru Boyolali), P3TK (Paguyuban Petani Penggarap Tanah Karanggeneng),

MAPAN (Masyarakat Pengguna Mata Air Umbul Nyamplung), Paguyuban Sopir

Angkot, BAM (Boyolali Art Mission), KIPP (Komite Independent Pemantau

Pemilu), Mahasiswa Boyolali, Buruh (misal SPSI, SBSI, SPTSK, SBP), Pedagang

Pasar, Rohaniawan, Aktifis Pers, Asosiasi Pengrajin Genteng, FL-BPD, Parade

dan Asosiasi Perangkat Desa. Tiga komunitas terakhir membentuk organisasi sub

payung dibawah forabi dengan nama Forum Inovasi untuk Demokrasi (FIDE)

Ada tujuh kaukus yang tergabung dalam Forabi yakni kaukus pendidikan,

kaukus petani, kaukus buruh, kaukus seni budaya kaukus lingkungan hidup,

kaukus perempuan serta kaukus perangkat desa. Kaukus tersebut berdasarkan

pada tipical participant caucus maupun kepedulian partisipan terhadap issue

kaukus. Jumlah anggota Forabi diperkirakan lebih dari 8000 orang.

Forum Rakyat Boyolali adalah sebuah media atau wahana tempat

berkumpulnya individu-individu dan kelompok masyarakat dalam rangka

mendefinisikan pendapat, merumuskan kesepakatan dan memperjuangkan aspirasi

bersama secara demokratis dan menjunjung tinggi hak asasi manusia (HAM).

Melalui Forum Rakyat Boyolali, pemerintah daerah dan DPRD akan

diawasi/dimonitor kinerjanya oleh masyarakat, agar pemerintah daerah dan DPRD

benar-benar bekerja demi kepentingan rakyat. Melalui Forum Rakyat Boyolali

masyarakat memberikan gagasannya mengenai kepentingan masyarakat agar

pemerintah daerah dan DPRD berdaya melaksanakan amanah memperjuangkan

kepentingan dan prakarsa masyarakat berdasarkan aspirasi masyarakat. Melalui

Forum Rakyat Boyolali, Dialog multipihak (Eksekutif, Legislatif, Warga dan

Page 22: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Swasta) akan diselenggarakan guna menggali, merumuskan, memformulasikan

kebijakan daerah yang lebih mementingkan pada hajat hidup orang banyak

sehingga tercipta keadilan dalam kebijakan dan anggaran di Boyolali.

Melalui lembaga independen seperti ini diharapkan masyarakat dapat

tanggap dan memiliki partisipasi aktif terhadap proses pembangunan dan

pengelolaan daerah. Dalam hal ini masyarakat sebagai warga daerah memiliki

media advokasi untuk mengakomodir aspirasi maupun keluhan kepada

pemerintah daerah dengan melalui FORABI ini. Hal ini berkaitan dengan, tulisan

yang akan diangkat oleh penulis sebagai karya skripsi dengan judul ; “Partisipasi

FORABI (Forum Rakyat Boyolali) Dalam Proses Pengambilan Kebijakan

Pemerintah Kabupaten Boyolali di Era Otonomi Daerah”

B. PERUMUSAN MASALAH

· Bagaimanakah partisipasi FORABI ( Forum Rakyat Boyolali) dalam

proses Pengambilan Kebijakan di tingkat Kota Boyolali?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan obyektif:

· Untuk mengetahui partisipasi FORABI ( Forum Rakyat Boyolali) dalam

proses Pengambilan Kebijakan di tingkat Kota Boyolali?

Tujuan subyektif:

· Secara Subyektif, penulisan penelitian ini merupakan awalan untuk

menginventarisasi persoalan-persoalan yang terkait dengan kebijakan

Page 23: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

publik Pemerintah Boyolali yang dilihat dari perspektif masyarakatnya

sendiri melalui Forum Rakyat Boyolali.

· Selanjutnya dari penelitian ini bisa menjadi input untuk lembaga yang

terkait, yang berguna untuk evaluasi demi kemajuan yang lebih baik.

· Melakukan kajian tentang FORABI (Forum Rakyat Boyolali) dalam

partisipasinya terhadap kebijakan publik yang dikeluarkan oleh

Pemerintah.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

· Bagi institusi pendidikan, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan tambahan keilmuan dalam bidang sosial.

· Penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan serta kepustakaan

untuk penelitian sejenis.

2. Manfaat praktis

· Diharapkan mampu menambah wawasan berfikir dalam memahami

kehidupan sosial politik di daerah masing-masing, dalam hal ini tentang

Partisipasi FORABI (Forum Rakyat Boyolali) dalam proses pengambilan

Kebijakan Publik Kabupaten Boyolali di Era Otonomi Daerah

· Untuk memberikan masukan atau input guna mempelajari dan

memecahkan masalah-masalah yang ada jika suatu saat akan mendapati

masalah pada hal yang sama.

Page 24: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

E. TINJAUAN PUSTAKA

E.1 Batasan Konsep

a. Partisipasi

Perkataan partisipasi berasal dari perkataan Inggris “to

partyicipate” yang mengandung pengertian “to make part” yang dalam

bahasa Indonesia berarti mengambil bagian. Sedang participation

berarti “the act participating”. Seseorang dikatakan berpartisipasi

terhadap sesuatu usaha atau organisasi apabila secara sadar ia ikut

aktif mengambil bagian di dalam kegiatan-kegiatan dari usaha tersebut.

Menurut Sudharto P. Hadi (1995) partisipasi merupakan

proses dimana masyarakat turut serta mengambil bagian dalam

pengambilan keputusan. Keikutsertaan publik membawa pengaruh

positif, mereka akan bisa memahami atau mengerti berbagai

permasalahan yang muncul serta memahami keputusan akhir yang

akan diambil. Pada hakikatnya pelibatan masyarakat merupakan

bagian dari proses perencanaan yang dimaksudkan untuk

mengakomodasi kebutuhan, aspirasi, dan concern mereka. Tujuannya

adalah untuk mengeliminir kemungkinan terjadi dampak negatif.

Partisipasi masyarakat bukan hanya sebagai cara untuk meredam dan

menghindari berbagai protes dikemudian hari, namun juga sebagai

perencana untuk memperoleh input dari masyarakat tentang segala

sesuatu yang menyangkut nasib mereka. (Sudharto P. Hadi, 1995:93)

Page 25: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Keikutsertaan itu meliputi keterlibatan warga dalam segala

tahapan kebijakan, mulai dari pembuatan keputusan hingga penilaian

keputusan, dan termasuk juga ikut serta dalam pelaksanaan keputusan.

Konsep partisipasi politik ini menjadi sangat penting dalam arus

pemikiran deliberative democracy atau demokrasi musyawarah.

Namun disaat ini penggunaan kata partisipasi (politik), sering

mengacu pada dukungan warga untuk pelaksanaan kebijakan yang

sudah ditentukan oleh pemerintah. Disini tidak terlihat partisipasi

masyarakat sebagai aktor utama dalam pembuatan keputusan. Konsep

semacam ini di era pasca runtuhnya orde baru sangat tidak relevan

dengan konsep reformasi yang menjunjung demokrasi. Menurut

Miriam Budiarjo (1998:1) partisipasi politik adalah kegiatan seseorang

atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan

politik, yaitu dengan jalan memilih pimpinan negara dan secara

langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijakan pemerintah

(public policy). Kegiatan ini mencakup tindakan seperti memberikan

suara dalam pemilihan umum, menghadiri rapat umum, menjadi

anggota suatu partai atau kelompok kepentingan, mengadakan

hubungan (contacting) dengan pejabat pemerintah atau anggota

parlemen dan sebagainya.

Menurut Herbert McClosky (dalam Miriam Budiarjo, 1998:2),

partisipasi politik adalah,

Page 26: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

“The term “political participation” will refer to those voluntary activities by which members of a society share in the selection of rules and, directly or indirectly, in the formation of public policy”.

“Kegiatan-kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui mana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa, dan secara langsung dan tidak langsung, dalam proses pembentukan kebijakan umum.”

Bagi negara yang menegakkan demokrasi dalam menjalankan tata

pemerintahan, unsur penting yang tidak bisa dilepaskan adalah tentang

partisipasi. Pemerintahan yang baik adalah, jika aktifitas partisipasi

dari masyarakatnya meningkat di segala sektor kehidupan. Gaventa

dan Valderama dalam buku Ichwan Prasetyo (2007), merupakan tokoh

lain yang juga memberi definisi terhadap partisipasi, setidaknya ada

tiga macam partisipasi dalam pembangunan masyarakat demokratis

yaitu; partisipasi politik, partisipasi sosial,dan partisipasi warga.

Pertama, Partisipasi politik yang merepresentasikan demokrasi

keterwakilan. Partisipasi politik, lebih dikaitkan dengan proses-proses

politik formal, yaitu pertisipasi rakyat dalam Pemilihan Umum baik

tingkat daerah maupun nasional dan juga pada kegiatan lembaga-

lembaga negara. Partisipasi politik berorientasi pada “mempengaruhi”

dan “mendudukkan wakil rakyat” dalam Pemerintahan daripada

“partisipasi aktif” dan “langsung” dalam proses Pemerintahan itu

sendiri.

Kedua, partisipasi sosial sebagai keterlibatan Beneficiary dalam

proyek pembangunan. Oleh Stiefel dan Wolfe dalam buku Ichwan

Prasetyo (2007) mendefinisikan sebagai “…..upaya terorganisir untuk

Page 27: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

meningkatkan pengawasan terhadap sumber daya dan lembaga

pengatur dalam keadaan sosial tertentu oleh pelbagai kelompok dan

gerakan yang sampai sekarang dikesampingkan. Kelompok partisipasi

ini berada di luar lembaga formal atau pemerintah...”. Partisipasi sosial

ditempatkan sebagai keterlibatan masyarakat terutama yang dipandang

sebagai ‘benefeciary’ pembangunan dalam konsultasi atau

pengambilan keputusan dalam semua tahapan siklus proyek

pembangunan dari penilaian kebutuhan, perencanaan, pelaksanaan,

sampai pemantauan dan evaluasi program.

Ketiga, partisipasi warga sebagai pengambil keputusan langsung

dalam kebijakan publik. Berbeda dengan kedua jenis partisipasi

sebelumnya, oleh Gaventa dan Valderama ‘partisipasi warga’

mendapat perhatian lebih, dimana lebih menekankan pada ‘partisipasi

warga’ dalam pengambilan keputusan atau kebijakan pada lembaga

dan proses pemerintahan. Partisipasi aktif warga berubah, dari hanya

menjadi ‘penerima kebijakan’ menuju sebuah kepedulian warga itu

sendiri dengan keikutsertaannya dalam pengambilan keputusan atau

kebijakan di berbagai bidang kehidupan mereka.

Perlunya masyarakat terlibat langsung dalam kebijakan publik

ditunjukan selain sebagai warga masyarakat atau rakyat yang memiliki

hak sebagai masyarakat sosial dan politik untuk menjaga ruang

publiknya, mengagregasikan persoalan dan kepentingan di ruang

publik, merancang agenda publik, dan terus menerus mengawasi agar

Page 28: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

kinerja wakil rakyat dan pemerintah supaya bekerja sesuai dengan

mandatnya. Apalagi jika berkaitan dengan kebijakan yang berimplikasi

terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat harus melibatkan

anggota masyarakat dan formulasi dan pengambilan keputusan. Oleh

Anthony Giddens (1999), dipandang sebagai satu perwujudan

demokrasi deliberatif atau sebagai langkah mendemokrasikan

demokrasi (Democratizing democracy).

Dalam penelitian ini konsep Gaventa dan Valderama tentang

partisipasi dapat digunakan sebagai indikator partisipasi Forabi.

Berikut ini indikator untuk melihat partisipasi Forabi,

1. Partisipasi politik yang merepresentasikan demokrasi keterwakilan.

2. Partisipasi sosial sebagai keterlibatan Beneficiary dalam proyek

pembangunan.

3. Partisipasi warga sebagai pengambil keputusan langsung dalam

kebijakan publik.

b. Kebijakan Publik

Kebijakan dalam bahasa Inggris disebut dengan public policy.

Wikipedia (dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_publik)

mengartikan kebijakan publik merupakan keputusan-keputusan yang

mengikat bagi orang banyak pada tataran strategis atau bersiafat garis

besar yang dibuat oleh pemegang otoritas publik.

Page 29: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Harold Laswell dan Abraham Kaplan (dalam buku HAR. Tilaar &

Riant Nugroho, 2008: 183) mendefinisikan sebagai suatu program

yang diproyeksikan dengan tujuan-tujuan tertentu, praktik-praktik

tertentu (a projected program of goals, values, and practices).

“Kebijakan publik adalah keputusan yang dibuat oleh Negara, Khususnya Pemerintah, sebagai strategi untuk merealisasikan tujuan dari negara yang bersangkutan. Kebijakan publik adalah strategi untuk mengawal masyarakat pada masa awal, memasuki masyarakat pada masa transisi, untuk menuju kepada masyarakat yang dicita-citakan”(HAR. Tilaar & Riant Nugroho, 2008: 182) Kebijakan Publik (Inggris:Public Policy) adalah keputusan-

keputusan yang mengikat bagi orang banyak pada tataran strategis atau

bersifat garis besar yang dibuat oleh pemegang otoritas publik. Sebagai

keputusan yang mengikat publik maka kebijakan publik haruslah

dibuat oleh otoritas politik, yakni mereka yang menerima mandat dari

publik atau orang banyak, umumnya melalui suatu proses pemilihan

untuk bertindak atas nama rakyat banyak. Selanjutnya, kebijakan

publik akan dilaksanakan oleh administrasi negara yang di jalankan

oleh birokrasi pemerintah serta mencapai amanat konstitusi.

Kebijakan publik menunjuk pada serangkaian peralatan

pelaksanaan yang lebih luas dari peraturan perundang-undangan,

mencakup juga aspek anggaran dan struktur pelaksana. Siklus

kebijakan publik sendiri bisa dikaitkan dengan pembuatan kebijakan,

pelaksanaan kebijakan, dan evaluasi kebijakan. Bagaimana

keterlibatan publik dalam setiap tahapan kebijakan bisa menjadi

ukuran tentang tingkat kepatuhan negara kepada amanat rakyat yang

Page 30: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

berdaulat atasnya. Dapatkah publik mengetahui apa yang menjadi

agenda kebijakan, yakni serangkaian persoalan yang ingin diselesaikan

dan prioritasnya, dapatkah publik memberi masukan yang berpengaruh

terhadap isi kebijakan publik yang akan dilahirkan. Begitu juga pada

tahap pelaksanaan, dapatkah publik mengawasi penyimpangan

pelaksanaan, juga apakah tersedia mekanisme kontrol publik, yakni

proses yang memungkinkan keberatan publik atas suatu kebijakan

dibicarakan dan berpengaruh secara signifikan.

Kebijakan publik menunjuk pada keinginan penguasa atau

pemerintah yang idealnya dalam masyarakat demokratis merupakan

cerminan pendapat umum (opini publik). Untuk mewujudkan

keinginan tersebut dan menjadikan kebijakan tersebut efektif, maka

diperlukan sejumlah hal: pertama, adanya perangkat hukum berupa

peraturan perundang-undangan sehingga dapat diketahui publik apa

yang telah diputuskan; kedua, kebijakan ini juga harus jelas struktur

pelaksana dan pembiayaannya; ketiga, diperlukan adanya kontrol

publik, yakni mekanisme yang memungkinkan publik mengetahui

apakah kebijakan ini dalam pelaksanaannya mengalami penyimpangan

atau tidak.

Dalam masyarakat otoriter kebijakan publik adalah keinginan

penguasa semata, sehingga penjabaran di atas tidak berjalan. Tetapi

dalam masyarakat demokratis, yang kerap menjadi persoalan adalah

bagaimana menyerap opini publik dan membangun suatu kebijakan

Page 31: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

yang mendapat dukungan publik. Kemampuan para pemimpin politik

untuk berkomunikasi dengan masyarakat untuk menampung keinginan

mereka adalah satu hal, tetapi sama pentingnya adalah kemampuan

para pemimpin untuk menjelaskan pada masyarakat kenapa suatu

keinginan tidak bisa dipenuhi. Adalah naif untuk mengharapkan bahwa

ada pemerintahan yang bisa memuaskan seluruh masyarakat setiap

saat, tetapi adalah otoriter suatu pemerintahan yang tidak

memperhatikan dengan sungguh-sungguh aspirasi dan berusaha

mengkomunikasikan kebijakan yang berjalan maupun yang akan

dijalankannya. dalam pendekatan yang lain kebijakan publik dapat

dipahami dengan cara memilah dua konsepsi besarnya yakni kebijakan

dan publik. terminologi kebijakan dapat diartikan sebagai pilihan

tindakan diantara sejumlah alternatif yang tersedia. artinya kebijakan

merupakan hasil menimbang untuk selanjutnya memilih yang terbaik

dari pilihan-pilihan yang ada. dalam konteks makro hal ini kemudian

diangkat dalam porsi pengambilan keputusan.

Dalam pelaksanaannya, kebijakan publik ini harus diturunkan

dalam serangkaian petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang

berlaku internal dalam birokrasi. Sedangkan dari sisi masyarakat, yang

penting adalah adanya suatu standar pelayanan publik, yang

menjabarkan pada masyarakat apa pelayanan yang menjadi haknya,

siapa yang bisa mendapatkannya, apa persyaratannnya, juga

bagaimana bentuk layanan itu. Hal ini akan mengikat pemerintah

Page 32: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

(negara) sebagai pemberi layanan dan masyarakat sebagai penerima

layanan. Fokus politik pada kebijakan publik mendekatkan kajian

politik pada administrasi negara, karena satuan analisisnya adalah

proses pengambilan keputusan sampai dengan evaluasi dan

pengawasan termasuk pelaksanaannya. Dengan mengambil fokus ini

tidak menutup kemungkinan untuk menjadikan kekuatan politik atau

budaya politik sebagai variabel bebas dalam upaya menjelaskan

kebijakan publik tertentu sebagai variabel terikat.

c. Civil Society

Konsep tentang Civil Society di Indonesia telah marak terdengar

dari awal tahun 90-an. Di negara Barat konsep Civil Society

sebenarnya berakar, namun setelah sekian lama telah terlupakan dalam

wacana perdebatan ilmu sosial dan kemudian mengalami revitalisasi

terutama setelah reformasi di Eropa Timur di pertengahan tahun 80-an

hingga 90-an.

Istilah Civil Society sendiri di Indonesia banyak memiliki

perpadanan arti. Civil Society di Indonesia diartikan antara lain

menjadi masyarakat sipil, masyarakat warga, masyarakat madani,

masyarakat beradab, masyarakat berbudaya, atau masyarakat

kewarganegaraan.

Banyak tokoh yang mepersepsikan arti dari istilah Civil Society

sama maupun saling berbeda bahkan bertentangan. Tokoh klasik

seperti John Locke atau Henningsen, yang berpendapat bahwa ruang

Page 33: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

dari political society (dalam artian bisa dimaknai sebagai negara atau

state) disamakan dengan civil society itu sendiri. Sedangkan pemikir

lainnya seperti Hegel, Marx, Gellner, Cohe, dan Arato,

mempersepsikan kedua hal tersebut tidak sama dan bertentangan satu

sama lain. Hal ini dilihat dari representasi dari entitas yang berdiri

sendiri atau dua domain sosial politik yang berbeda. (Adi Suryadi

Culla: 1999)

Terjadi banyak kontroversi tentang pemaknaan dari civil society

dari para pemikir. Tokoh Indonesia yang memaknai civil society

sebagai masyarakat madani adalah Nurcholis Ma’jid. Nurcholis dalam

buku Andi Malarangeng merujuk pada kata Madani yang berasal dari

kata “Madinah”, sebuah kota di Arab dan pada jaman Nabi

Muhammad SAW menjadi kota dengan peradaban yang tinggi dengan

menjunjung keberadaban warga di kota tersebut. “Madinah” sendiri

berasal dari kata “Madaniyah” yaitu peradaban. Sehingga Nurcholis

Ma’jid memaknainya sebagai masyarakat madani dan berasosiasi

menjadi “masyarakat beradab”.(Andi Malarangeng.Dkk, 2001)

Masyarakat madani mungkin sementara ini bisa saja menjadi

padanan sitilah bagi civil society. Masyarakat madani menggambarkan

pola hidup dan tingkah laku masyarakat yang beradab, partisipatif, dan

demokratis. Di Barat ada beberapa tokoh yang mengkonsepkan tentang

masyarakat madani. Konsep ini pertama kali dimunculkan dan

dipopulerkan oleh seorang pemikir Skotlandia, Adam Ferguson (1723-

Page 34: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

1816), dalam karya klasiknya An Essay History Of Civil Society

(1767), hingga perkembangan konsep masyarakat madani lebih lanjut

olehkalangan pemikir modern seperti Locke, Rousseau,, Hegel,

Marx,dan Tocqueville.

Tokoh lain yang memberikan penjelasan tentang konsep civil

society (masyarakat madani) adalah Gellner. Gellner (dalam Adi

Suryadi Cula, 1999) mengemukakan , bahwa kondisi sosial yang

didefinisikan sebagai masyarakat madani, sesungguhnya bermuatan

politis. Definisi paling sederhana dari konsep ini, menurut Gellner,

merujuk pada masyarakat yang terdiri atas berbagai institusi non

pemerintah yang otonom dan cukup kuat untuk dapat mengimbangi

negara. Mengimbangi, artinya bahwa kelompok ini memiliki

kemampuan untuk menghalangi dan membendung negara dalam

mendominasi kehidupan masyarakat. Meskipun demikian, tidak berarti

bahwa konsep ini mengingkari kegiatan negara dalam menjalankan

peranan sebagai penjaga perdamaian, dan peran negara sebagai

pengadil dalam berbagai konflik kepentingan besar yang dapat

menghancurkan tatanan sosial dan politik keseluruhan.

Dalam pengertian luas menurut Gellner, masyarakat madani

disamping merupakan sekelompok institusi atau lembaga dan asosiasi

yang cukup kuat mencegah tirani politik baik oleh negara maupun

komunal atau komunitas, juga cirinya yang menonjol adalah kebebasan

individu di dalamnya. Pada dasarnya konsep pemikiran Gellner adalah

Page 35: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

penolakan dari segala domisasi atas dirinya, dan juga sebagai institusi

yang bersifat non-state. Pemikiran Gellner merupakan gaya dan

produk Barat, hal ini ditunjukkan dengan individu yang sebagai aktor

sosial yang bebas (masyarakat moduler) dan menurutnya inilah

prasayarat membentuk masyarakat madani.

d. Forum

Penulis mencoba mendefinisikan tentang pengertian forum itu,

Forum adalah ruang intelektual yang terdiri dari seorang atau lebih,

satu lembaga atau lebih, yang dimaksudkan untuk menampung suatu

keseragaman visi dan misi para anggota forum. Di dalam Forum tidak

ada suatu ikatan yuridis yang membuat seseorang atau kelompok

menjadi terbebani dengan suatu tanggung jawab. Forum sifatnya

adalah terbuka, intinya selama seseorang atau kelompok memiliki visi

atau pandangan yang sama dengan forum yang ada bisa saja masuk

menjadi anggota forum.

Pengertian lain forum adalah suatu lembaga, badan, atau wadah

yang merupakan tempat untuk membicarakan keputusan bersama

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 243 : 1989). Sumber lain

menyebutkan forum adalah ruang untuk melaksanakan atau membahas

suatu serta bertukar pikiran secara bebas (JS. Badudu, 231 :1994).

Dalam Garis Besar Haluan Forum FORABI sendiri, telah

didefinisikan Forum Rakyat Boyolali adalah sebuah media atau

wahana tempat berkumpulnya individu-individu dan kelompok

Page 36: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

masyarakat dalam rangka mendefinisikan pendapat, merumuskan

kesepakatan dan memperjuangkan aspirasi bersama secara demokratis

dan menjunjung tinggi hak asasi manusia (HAM). Melalui Forum

Rakyat Boyolali pemerintah daerah dan DPRD akan diawasi/dimonitor

kinerjanya oleh masyarakat, agar pemerintah daerah dan DPRD benar-

benar bekerja demi kepentingan rakyat.

Melalui Forum Rakyat Boyolali masyarakat memberikan

gagasannya mengenai kepentingan masyarakat agar pemerintah daerah

dan DPRD berdaya melaksanakan amanah memperjuangkan

kepentingan dan prakarsa masyarakat berdasarkan aspirasi masyarakat.

e. Otonomi Daerah

Otonomi daerah dalam Pasal 1 ayat 5 Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 (telah direvisi dalam UU No 12

Tahun 2008) tentang Pemerintahan Daerah adalah kewenangan daerah

otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat

setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat

sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pengertian "otonom" secara bahasa adalah "berdiri sendiri" atau

"dengan pemerintahan sendiri", Sedangkan "daerah" adalah suatu

"wilayah" atau "lingkungan pemerintah" (KBBI Daring). Dengan

demikian pengertian secara istilah "otonomi daerah" adalah

"wewenang/kekuasaan pada suatu wilayah/daerah yang mengatur dan

mengelola untuk kepentingan wilayah/daerah masyarakat itu sendiri."

Page 37: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Pengertian yang lebih luas lagi adalah wewenang/kekuasaan pada

suatu wilayah/daerah yang mengatur dan mengelola untuk kepentingan

wilayah/daerah masyarakat itu sendiri mulai dari ekonomi, politik, dan

pengaturan perimbangan keuangan termasuk pengaturan sosial,

budaya, dan ideologi yang sesuai dengan tradisi adat istiadat daerah

lingkungannya.

Pelaksanaan otonomi daerah dipengaruhi oleh faktor-faktor yang

meliputi kemampuan si pelaksana, kemampuan dalam keuangan,

ketersediaan alat dan bahan, dan kemampuan dalam berorganisasi.

Otonomi daerah tidak mencakup bidang-bidang tertentu, seperti

politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter, fiskal,

dan agama. Bidang-bidang tersebut tetap menjadi urusan pemerintah

pusat .Pelaksanaan otonomi daerah berdasar pada prinsip demokrasi,

keadilan, pemerataan, dan keanekaragaman.

Dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 yang telah direvisi

dengan Undang-Undang No. 12 Tahun 2004 merupakan landasan

yuridis untuk pengembangan Otonomi daerah, desentralisasi

merupakan titik tekan yang diamanatkan dalam Undang-Undang

tersebut. Ada dua misi utama di dalamnya, pertama Desentralisasi

Pemerintahan lebih menekankan pada terciptanya kehidupan

masyarakat yang demokratis di tingkat lokal, kedua Desentralisasi

Fiskal tujuan utama adalah untuk menciptakan pemerataan

pembangunan di seluruh daerah dengan mengoptimalkan kemampuan,

Page 38: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

prakarsa, kreasi, dan partisipasi masyarakat, serta kemampuan untuk

mengurangi dominasi pemerintah dalam pembangunan serta

pemerintahan.

E.2. Penelitian Terdahulu

Renee A Irvin dan John Stansbury dalam Journal of Public

Administration Review; pada Jan/Feb tahun 2004 terbitan

ABI/INFORM Global halaman 55 memberikan pandangan terkait

partisipasi publik melalui tulisannya yang bertajuk “Citizen

Participation in Decision Making: Is It Wort the Effort?”. Dalam

tulisannya tentang pengelolaan Sumber Daya Alam yaitu air dengan

melibatkan masyarakat dalam pembuatan setiap keputusan dari

Pemerintah dan dalam manajemennya pula. Berikut adalah kutipan

dari tulisan Irvin dan Stanbury,

“Is widely argued that increased community participation in goverment decision making produces many important benefits. Dissent is rare: it is difficult to envision anything but positive outcome from citizens joining the policy process, collaborating with others and reaching consensus to bring about positive social and enviromental change. This article, motivated by contextual problems encountred in a participatory watershed management initiative, reviews the citizen participation literature and analizes key considerations in determining wheter community participation is an effective policy-making tool. We list conditions under which community participation may be costly and ineffective and when it can thrive and produce the greatest gains in effective citizen governance. From the detritus of an un usuccesful citizen-participation effort, we arrive at a more informed approach to guide policy makers in choosing a decision-making process that is appropriate for a community's particular needs.”.

Page 39: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

“Secara umum dibantah bahwa meningkatkan keikut sertaan komunitas dalam pembuatan keputusan Pemerintah menghasilkan banyak manfaat penting. Jarang ada perdebatan : ini sulit untuk memimpikan apapun, kecuali hasil psitif dari warga menggabungkan proses kebijakan, bekerjasamalah dengan lain-lain dan menjangkau konsensus untuk menyempurnakan kemasyarakatan positif dan perubahan lingkungan. Artikel ini, dimotivasi oleh masalah yang dihadapi berdasarkan konteks inisiatif partisipasi dalam manajemen air, telaah daftar pustaka keikut sertaan warga dan analisis merupakan kunci bahan pertimbangan pada keikut sertaan komunitas sebagai satu alat pembuat kebijakan yang efektif. Telah didafrtar kondisi keikutsertaan komunitas mungkin mahal dan tidak efektif apabila menghasilkan keuntungan bag pemerintahan sipil. Dari ketidak suksesan upaya keikut sertaan warga, kita mencari informasi lebih pada pendekatan untuk memandu pembuat kebijaksanaan di dalam memilih satu proses pembuatan keputusan yang sesuai dengan kebutuhan komunitas.”

Sedangkan dalam penelitian lain, oleh Imran Buccus dan

kawan-kawan yang meneliti tentang partisipasi publik dan kaitannya

dengan Pemerintah Lokal di Afrika Selatan. Penelitian itu, disponsori

oleh The Centre for Public Participation (CPP). Afrika Selatan

merupakan satu negara berkembang yang memiliki kondisi hampir

sama dengan Indonesia. Setelah lepas dari problematika aphaerteid.

Afrika selatan mencoba untuk mengembangkan sistem demokrasi

hingga desentralisasi. Afrika Selatan sedang memberi perhatian lebih

pada partisipasi publik dalam rangka mensukseskan demokrasinya

apalagi di tingkat Pemerintahan daerah. Afrika telah membuat suatu

landasan keikutsertaan publik dalam pemerintahan daerah dengan

melahirkan perundang-undangan seperti, Municipal Systems Act of

2000, Draft National Framework for Public Participation of 2005,

dan Draft KZN Community Participation Framework of 2007. Melalui

Page 40: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

bingkai ini masyarakat lebih mudah mengarahkan aspirasinya kepada

Pemerintah, daripada hanya sekedar suatu program pemberdayaan.

Berikut adalah kutipan dari hasil penelitian Imran Bucuss, dkk:

“Public participation is receiving increasing attention in South Africa, especially at local government level. Notably, public participation is on the agenda globally and in Africa, as well as in South Africa. This is because public participation can help to (i) enhance development and service delivery, (ii) make governance more effective, and (iii) deepen democracy. In South Africa, the basis for public participation in local government is outlined in key legislation like the Municipal Systems Act of 2000, and key policies like the Draft National Framework for Public Participation of 2005 and Draft KZN Community Participation Framework of 2007. These frame public participation mostly as consultation rather than formal empowerment. Further, there is a significant policy development lag, with no final national or provincial policy some seven years after the enabling legislation. We investigated the implementation of public policy in this context, exploring both views ‘from above’ of officials and councillors, and ‘from below’ of members of civil society and the community. Respondents were drawn from the district municipalities of eThekwini, Ilembe, Mgungundlovu and Sisonke, and also some of the local municipalities within them. Our main finding was that while all parties seem committed to the idea of public participation, they lack the necessary resources to make it work. Hence, the impact of public participation on local governance ‘ends at the imbizo.”

“Partisipasi masyarakat adalah menerima perhatian yang meningkat di Afrika Selatan, khususnya di tingkat pemerintah daerah. Terutama, partisipasi publik dalam agenda global dan di Afrika, serta di Afrika Selatan. Hal ini karena partisipasi masyarakat dapat membantu untuk (i) meningkatkan pengiriman pembangunan dan pelayanan, (ii) membuat pemerintahan lebih efektif, dan (iii) memperdalam demokrasi. Di Afrika Selatan, dasar bagi partisipasi masyarakat dalam pemerintahan daerah diuraikan dalam undang-undang utama seperti Undang-Undang Sistem Kota Tahun 2000, dan kebijakan penting seperti Draft Kerangka Nasional untuk Partisipasi Publik tahun 2005 dan Draft Kerangka KZN Partisipasi Masyarakat tahun 2007. Ini partisipasi masyarakat kebanyakan sebagai bingkai konsultasi daripada pemberdayaan formal. Selanjutnya, ada lag kebijakan pengembangan yang signifikan, tanpa kebijakan nasional atau provinsi akhir sekitar

Page 41: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

tujuh tahun setelah undang-undang memungkinkan. Kami meneliti implementasi kebijakan publik dalam konteks ini, menjelajahi kedua pandangan 'dari atas' pejabat dan anggota dewan, dan 'dari bawah' dari anggota masyarakat sipil dan masyarakat. Responden ditarik dari kota Kabupaten eThekwini, Ilembe, Mgungundlovu dan Sisonke, dan juga beberapa dari kota setempat dalam diri mereka. Temuan utama kami adalah bahwa ketika semua pihak tampaknya berkomitmen untuk gagasan partisipasi masyarakat, mereka kekurangan sumber daya yang diperlukan untuk membuatnya bekerja. Oleh karena itu, dampak dari partisipasi masyarakat dalam pemerintahan lokal (end at the imbizo). "

E.3 Landasan Teori

Sosiologi sebagai salah satu ilmu sosial telah mencoba

memahami fenomena sosial yang terjadi di dalam masyarakat itu

sendiri. Pemahaman yang dilakukan mencakup pemahaman terhadap

perilaku baik secara individu ataupun secara kolektifitas. Fenomena

yang muncul menjadi begitu menarik ketika memerlukan penjelasan

dari ilmu ini. Politik sebagai salah satu disiplin ilmu memang tidak

bisa terlepas dari keberadaan ilmu lainnya yang berkembang.

Keberadaan cabang-cabang ilmu tersebut saling mendukung dan

saling bersinggungan. Singgungan antara politik dengan sosiologi

kemudian melahirkan apa yang dikenal dengan sosiologi politik yang

berusaha melakukan penelaahan terhadap masalah-masalah politik dan

masyarakat, antara struktur sosial dan struktur politik, antara tingkah

laku sosial dengan tingkah laku politik, (Rush dan Althroff, 1993:5).

Bidang subjek sosiologi politik dalam kerangka konseptual

yang besar sebagai disiplin yang mempelajari mata rantai antara

Page 42: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

politik dan masyarakat, berfungsi sebagai jembatan teoritis maupun

metodologis antara sosiologi dan ilmu pengetahuan politik.

Hubungan-hubungan kausal yang terjadi dalam masyarakat,

dalam paradigma sosiologi masuk dalam kajian Weber. Weber

sebagai pengemuka dari paradigma Definisi Sosial mengartikan obyek

sosiologi adalah studi tentang tindakan sosial antar hubungan sosial.

Kedua hal itulah yang menjadi persoalan dalam sosiologi. Inti tesisnya

adalah “tindakan yang penuh arti” dari individu. (Ritzer, 2002: 38).

Dalam definisi ini terkandung dua konsep dasarnya, yaitu konsep

tindakan sosial serta konsep tentang penafsiran dan pemahaman.

Salah satu tujuan utamanya adalah untuk menganlisa hubungan yang

penting diantara pola-pola instrumental yang besar didalam

masyarakat. (Jhonson, 1986:207).

Jadi yang termasuk kategori tindakan sosial oleh Weber

bukanlah tindakan terhadap obyek-obyek bukan manusia, seperti

bertukang kayu; atau tindakan batiniah, seperti meditasi. Juga tidak

setiap bentuk kontak dengan orang lain merupakan tindakan sosial.

Tubrukan dua pengendara motor misalnya tidak dimasukkan sebagai

tindakan sosial, demikian pula tindakan yang dilakukan manusia

secara bersama-sama seperti membuka payung. Kelakuan dalam

massa dimana individu-individu dipengaruhi lainnya secara pasif,

tidaklah pula termasuk tindakan sosial bagi Weber. Bagi Weber yang

Page 43: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

menentukan adalah hubungan individu dengan tingkah laku orang lain

dengan “penuh arti subyektif” .(Lacyndecker, 1983:316)

Talcot Parson merupakan pengikut Weber yang utama.

Teori Aksi yang dikembangnkannya mendapat sambutan yang luas.

Parson seperti pengikut Teori Aksi yang lainnya menginginkan

pemisahan antara Teori Aksi dengan dengan aliran behaviouralisme.

Dipilihnya istilah “action” bukan “behaviour” karena menurutnya

mempuyai konotasi yang berbeda. “Behaviour” secara tidak langsung

menyatakan kesesuaian secara mekanik antara perilaku (respon)

dengan rangsangan dari luar (stimulus). Sedangkan istilah “action”

menyatakan secara tidak langsung merupakan aktivitas, kreativitas

dan proses penghayatan dari individu. Parson dengan hati-hati sekali

membedakan antara Teori aksi/tindakan dengan Teori Behaviour atau

perilaku. Menurutnya suatu teori yang menghilangkan sifat-sifat

kemanusiaan dan mengabaikan aspek subjektif tindakan manusia tidak

termasuk dalam Teori Aksi.

Parson meyusun skema unit-unit dasar tindakan sosial

dengan karakteristik sebagai berikut.

1. Adanya individu sebagai aktor.

2. Aktor dipandang sebagai pemburu tujuan-tujuan tertentu.

3. Aktor mempunyai alternatif cara, alat serta teknik untuk mencapai

tujuan.

Page 44: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

4. Aktor berhadapan dengan sejumlah kondisi situasional yang dapat

membatasi tindakannya dalam mencapai tujuan. Kendala tersebut

berupa situasi dan kondisi, sebagian ada yang tidak dapat

dikendalika oleh individu.

5. Aktor berada di bawah kendala dari nilai-nilai, norma-norma dan

berbagai nilai abstrak yang mempengaruhinya dalam memilih dan

menentukan tujuan serta tindakan alternatif untuk mencapai tujuan.

Aktor mengejar tujuan dalam situasi dimana norma-norma

mengarahkannya dalam memilih alternatif cara dan alat untuk

mencapai tujuan. Norma-norma itu tidak menetapkan pilihannya

terhadap cara atau alat, tetapi ditentukan oleh kemampuan aktor untuk

memilih . (George Ritzer. 1985: 56-57).

Dalam hal ini FORABI memposisikan diri sebagai aktor,

walaupun berbentuk forum. Namun FORABI terdiri dari berbagai

unsur masyarakat di Boyolali. Mereka membentuk Forum ini karena

mereka merasa ada hak dan aspirasi yang perlu disampaikan dan di

tindaklanjuti oleh Pemerintahan dan para legislator pembuat

kebijakan. Keterlibatan Forabi dalam suatu pengambilan kebijakan

merupakan suatu tindakan, yang didalamnya memiliki maksud-

maksud tertentu yang tentunya telah mengalami berbagai proses

pemikiran dan dirasakan secara matang.

Pada penelitian tentang partisipasi masyarakat dalam

pengambilan kebjakan, Etzioni (dalam Fadhilah Putra, 2003:74)

Page 45: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

membuat suatu model perumusan Kebijakan berbasis pada

keterlibatan masyarakat (active society model). Merujuk pada

pemikiran Etzioni, partisipasi masyarakat menjadi sangat penting guna

membuat suatu keputusan publik agar tidak ada permasalahan disuatu

hari. Model Kebijakan yang ditawarkan Etzioni adalah keputusan

politik (publik) yang dibuat tidaklah dalam pengertian keputusan yang

bersandar pada kepentingan politik tertentu, melainkan keputusan

politik sebagai hasil dari kontrak daya tawar atas segala kekuatan yang

ada dalam masyarakat, peran dari masyarakat dalam hal ini, ia dapat

memasuki dan mewarnai setiap fase yang ada dalam proses tersebut,

baik dalam fase yang sangat umum (pandangan intelektual), fase

tengahan (pandangan ahli), maupun fase sempit (keputusan politik).

F. KERANGKA BERPIKIR

Di Boyolali permasalahan yang dihadapi hampir sama dengan

kota/kabupaten lain dalam mengaplikasi kebijakan Pusat tentang Otonomi dan

desentralisasi daerah tersebut. Partisipasi masyarakat adalah yang menjadi

permasalahan, kepasifan masyarakat dalam Pembangunan inilah yang sedikit

banyak mempengaruhi Pembangunan Daerah. Kebanyakan masyarakat merasa

perannya adalah hanya mengikuti peraturan Pemerintah dan menerima

kebijakan yang dikeluarkan. Tak banyak yang tahu ada peran lain meraka,

yaitu menentukan arah pembangunan atau menjadi kontrol bagi kebijakan

Pemerintah.

Page 46: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Cita-cita otonomi salah satunya adalah menumbuhkan partisipasi

masyarakat daerah untuk menunjang kemajuan bangsa. Sebagian besar

masyarakat Boyolali menganggap partisipasi yang dimaksud hanyalah sekedar

keikutsertaan dalam Pemilihan Kepala Daerah, sebagai penerima manfaat dari

pembangunan, atau sebagai penerima dan pelaksana Perda (Peraturan Daerah)

yang dikeluarkan oleh pihak Kabupaten. Adapun forum-forum formal yang

dibentuk oleh Pemerintah Boyolali seperti MUSRENBANGDES

(Musyawarah Perencanaan Pembangunan tingkat Desa) hingga

MUSRENBANGKAB (Musyawarah Perencanaan Pembangunan Tingkat

Kabupaten). Pada acara itu memang dihadiri tokoh-tokoh masyarakat, dan

juga aparat pemerintah tingkat Desa hingga Kabupaten di Boyolali untuk

memusyawaratkan perencanaan pembangunan Kabupaten Boyolali. Disini kita

bisa melihat usaha dari Pemerintah untuk mencoba menyerap dan

mengakomodasi aspirasi masyarakatnya. Namun tidak semua aspek bisa

sekaligus terakomodasi pada forum-forum tersebut, karena biasanya dalam

forum tersebut merupakan ruang untuk sosialisasi program dari Pemerintah

untuk masyarakat dan aparat-aparat Pemerintahan untuk menjalankan rencana

program pembangunan.

Dalam perundang – undangan telah dibutkan tentang hal-hal yang

mengatur keterlibatan masyarakat dalam segala hal terkait dengan

pembangunan. Namun dalam hal ini, tentang partisipasinya dalam pembuatan

kebijkakan telah diatur dalam:

Page 47: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

§ Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah

- Pasal 1 ayat 5 & 6

“adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri

berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan

perundang-undangan. “

- Pasal 139 ayat 1,

“Masyarakat berhak memberikan masukan secara lisan atau tertulis

dalam rangka penyiapan atau pembahasan rancangan undang-

undang dan rancangan peraturan daerah.”

Cita-Cita Otonomi Daerah

“ Mewujudkan Pembangunan Daerah yang mandiri dan berdasarkan aspirasi

masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan”

Bagan 1.1. Pola Pemikiran Otonomi Daerah Berbasis Keterlibatan

Masyarakat.

Partisipasi Masyarakat

- Keberdayaan mayarakat

- Pengusulan gagasan, Kekuatan tawar-

menawar.

Kebijakan publik

- Keterlibatan masyarakat

- Keputusan berdasar opini publik atau tidak?

Pembangunan Daerah

Page 48: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

G. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan studi deskriptif kualitatif. Penelitian ini bermaksud

memberikan uraian mengenai suatu gejala sosial yang diteliti. Peneliti

mendekripsikan suatu gejala berdasarkan pada indikator-indikator

yang dia jadikan ada atau tidaknya suatu gejala yang ia teliti

(Y.Slamet, 2006:7). Berkaitan dengan hal ini FORABI (Forum Rakyat

Boyolali) merupakan sebuah ruang intelektual yang terdiri dari

beberapa kaukus kehidupan berasal dari daerah yang sama dan

memiliki perasaan atau visi yang sama terhadap perkembangan daerah

mereka.

Sebagaimana telah disebutkan dalam perumusan masalah dan

tujuan penelitian, penelitian ini untuk menggali sumber-sumber data

dan informasi yang berkaitan dengan permasalahan penelitian, yaitu

untuk mengetahui Partisipasi FORABI (Forum Rakyat Boyolali)

dalam proses pengambilan Kebijakan Publik Kabupaten Boyolali di

Era Otonomi Daerah. Berikut ini indikator untuk melihat partisipasi

Forabi,

1. Partisipasi politik yang merepresentasikan demokrasi keterwakilan.

2. Partisipasi sosial sebagai keterlibatan Beneficiary dalam proyek

pembangunan.

Page 49: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

3. Partisipasi warga sebagai pengambil keputusan langsung dalam

kebijakan publik.

2. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan pada FORABI (Forum Rakyat Boyolali),

yang bertempat di Kota Boyolali, sekretariatnya beralamat di Jalan

Jalan Polo No 14, Kabupaten Boyolali. Alasan yang mendorong

dipilihnya lokasi ini adalah:

- Forabi merupakan satu lembaga yang merupakan Lembaga non

pemerintah yang terbentuk dari banyak bidang dan latar belakang, dan

sering menjadi pengawas kinerja PEMKAB Boyolali dalam

pembuatan kebijakan publik dan pembangunan.

- Dilihat dari lokasi, FORABI terletak di tengah kota Boyolali.

Mempunyai akses strategis untuk mengawasi aktifitas Kepemerintahan

di Boyolali.

3. Sumber Data

· Data Primer:

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

narasumbernya. Data primer ini diperoleh melalui wawancara

dengan objek wawancara yaitu informasi dari yaitu FORABI, dan

masyarakat maupun instansi pemerintahan yang terkait untuk

digunakan dalam proses triangulasi data.

· Data Sekunder:

Page 50: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Data sekunder adalah data yang diperoleh tidak langsung dari

sumber-sumber di lapangan. Dalam penelitian ini sumber data

sekunder adalah data tertulis, misalnya seperti dokumen yaitu

berupa data-data yang dimiliki FORABI, DPRD Kabupaten

Boyolali, Pemerintah Kabupaten Boyolali, kepustakaan yaitu

mempelajari buku-buku, majalah, koran, Web atau blog, dan juga

hasil penelitian yang telah ada yang berkenaan dengan masalah

yang sedang diteliti. Data bisa diperoleh dari notulensi pertemuan,

catatan-catatan, atau peundang-undangan.

Populasi

Populasi merupakan keseluruhan dari subjek penelitian atau unit

analisis yang cirinya akan diduga dari seluruh penelitian yang

dilakukan. Dalam penelitian ini yang akan menjadi populasi adalah

FORABI.

4. Teknik Pengambilan Sampel

a. Sampel

Dalam penelitian kualitatif, sampel bukan mewakili populasi

sebagaimana dalam penelitian kuantitatif. Tetapi sampel berfungsi

untuk menggali beragam informasi serta menemukan sejauh mungkin

berbagai informasi penting. Dalam pengambilan sampel dilakukan

peneliti sesuai dengan fokus penelitian. Sampel dalam penelitian

kualitatif sering juga dinyatakan sebagai internal sampling yang

berlawanan dengan sifat sampel yang ada pada penelitian kuantitatif,

Page 51: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

yang dinyatakan sebagai external sampling (Bogdan & Biken, 1982

dalam HB. Sutopo, 2002). Dalam sampel yang bersifat internal,

sampel diambil untuk mewakili informasinya, dengan kelengkapan

dan kedalaman yang tidak sangat perlu ditentukan oleh jumlah sumber

datanya, karena jumlah informan yang kecil bisa saja menjelaskan

informasi yang selengkapnya, detail, dan benar daripada jumlah

informan yang begitu banyak, yang mungkin saja tidak begitu

memahami informasi yang sebenarnya. Sampel dalam penelitian ini

adalah Pengurus harian dan anggota dari Forum Rakyat Boyolali

(FORABI).

b. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik Purposive

Sampling (sampel bertujuan) yaitu penulis cenderung memilih

informan yang dipercaya dan dianggap mengetahui permasalahan yang

sedang diteliti dengan jelas, serta di mana pengambilan sampel tidak

ditekankan pada jumlah dan ukuran melainkan lebih ditekankan pada

kelengkapan dan kedalaman informasi terhadap masalah yang diteliti.

Jumlah sampel akan berkembang sampai informasi yang dibutuhkan

mencukupi (H.B. Sutopo,2002:36).

Pada penelitian ini digunakan beberapa jenis informan sebagai

sampel dalam pengambilan data yang diperlukan, yaitu : Pengurus

harian FORABI; Anggota FORABI; sedangkan Eksekutif, legislatif,

dan masyarakat adalah sumber data untuk triangulasinya.

Page 52: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Deskripsi Informan

a) Informan I, Eko Bambang S. Merupakan Ketua Badan Pekerja Forabi

periode 2008-2010. Dalam proses penggalian data informan ini

sangat kooperatif untuk membantu memberikan data kepada peneliti.

Alasan Eko ditunjuk sebagai informan, karena perannya sebagai

ketua Badan Pekerja Forabi diharapkan bisa memberikan data dengan

kualitas terbaik sesuai dengan kebutuhan penelitian.

b) Informan II, Sinam. Informan ini memang untuk saat ini berada

diluar koridor Badan Pekerja Forabi (semacam pengurus harian di

Forabi). Sinam dipilih untuk menjadi informan karena informasi-

informasi dari dalam Forabi yang merekomendasikannya untuk

membantu dalam penggalian data penelitian ini. Sinam termasuk

orang lama yang telah lama memiliki hubungan dekat dengan Forabi,

selain itu sebagai salah satu anggota sebuah LSM yang memiliki

peranan untuk membentuk Forabi dia mengetahui seluk beluk

internal Forabi sedari awal. Sebenarnya peran Informan I dan

Informan II dalam penelitian ini hampir sama, yaitu memberikan

informasi tentang internal Forabi dan kegiatan partisipasinya untuk

memberikan masukan pada Pemerintah Kabupaten Boyolali.

c) Informan III, Deni. Merupakan warga masyarakat Boyolali yang

pernah ikut bersama Forabi untuk mengadvokasi aspirasi ke

Legislatif. Informasi yang diberikan terkait dengan kinerja Forabi

dalam mengadvokasi aspirasi masyarakat pada Legislatif Boyolali,

Page 53: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

kesan terhadap Forabi oleh Masyarakat, juga tentang partisipasi

masyarakat Boyolali dalam kegiatan pemerintahan (pembangunan,

pembuatan kebijakan, aplikasi kebijakan).

d) Informan IV, Sukandi. Merupakan warga masyarakat Boyolali yang

pernah ikut bersama Forabi untuk mengadvokasi aspirasi ke

Eksekutif. Informasi yang diberikan memiliki kesamaan dengan

informan III yaitu terkait dengan kinerja Forabi dalam mengadvokasi

aspirasi masyarakat namun bedanya pada tataran eksekutif Boyolali,

kesan terhadap Forabi oleh Masyarakat, juga tentang partisipasi

masyarakat Boyolali dalam kegiatan pemerintahan (pembangunan,

pembuatan kebijakan, aplikasi kebijakan).

e) Informan V, Suwardi. Anggota DPRD Boyolali Komisi II Bidang

Anggaran ini ditunjuk sebagai informan, karena seperti fungsinya

sebagai DPRD untuk membuat legislasli terkait dengan kebijakan di

Kabupaten Boyolali. Selain itu juga untuk mengetahui peran dan

partisipasi masyarakat pada umumnya dan Forabi dalam pembuatan

kebijakan di Boyolali.

f) Informan VI, Seno Samudro. Kapasitasnya sebagai Wakil Bupati

Boyolali Periode 2005-2010 diharapkan bisa memberikan data

terhadap penelitian ini mengenai partisipasi masyarakat dalam

pengambilan kebijakan Kabupaten juga tentang pembuatan kebijakan

di Boyolali.

Page 54: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian, teknik pengumpulan data yang digunakan

sangat berkaitan dengan strategi penelitian yang dipakai. Dalam hal ini

penelitian lebih menekankan pada proses yang ada sehingga bersifat

fleksibel, dalam artian peneliti sedapat mungkin bisa masuk di

dalamnya agar dapat merasakan sekaligus melihat secara langsung dari

apa yang sedang diteliti.

a. In-depth Interview (Wawancara Mendalam)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan ini dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai

(interviewce) yang memberikan atas pertanyaan ini. ( Moloeng,

2001:135). Dalam penelitian in yang diwawancarai adalah Pengurus

harian FORABI, Anggota FORABI, Eksekutif, legislatif, dan

masyarakat Boyolali. Sedangkan pertanyaan yang diajukan terkait

dengan perumusan masalah yaitu tentang partisipasi Forabi dalam

pengambilan kebijakan di Kabupaten Boyolali. Selain itu di dalam

pertanyaan juga diarahkan pada indikator-indikator partisipasi yang

telah dikerucutkan dalam konsep yang digunakan.

Maksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh Lincoln

dan Guba (dalam Moleong; 1989 : 135 ) antara lain : menkonsrtuksi

mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi,

tuntutan, kepedulian dan lain-lain kebulatan; merekonstuksi kebulatan-

Page 55: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu; memproyeksikan

kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang telah diharapkan untuk

dialami pada masa yang akan datang; memverifikasi, mengubah dan

memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia

maupun bukan manusia dan memverifikasi, mengubah dan

memperluas konstruksi yang dikembagkan oleh peneliti sebagai

pengecekan anggota.

Untuk memperdalam informasi digunakan juga metode depth

interview. Dept interview dapat diartikan sebagai suatu wawancara

mendalam. Dengan menggunakan dept interview diharapkan peneliti

dapat melihat realitas yang ada dibalik tingkah laku lahiriah subyek

dan bisa mempelajari motivasi, respon, subyektif tingkah laku yang

merupakan hasil proses reflektif terhadap proses atau situasi sosial

tertentu.

Wawancara mendalam merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan secara intensif dan berulang-ulang untuk mendapatkan

informasi yang diharapkan, sehingga dalam wawancara mendalam

lebih bersifat terbuka.

Dalam melakukan wawancara dengan informan diusahakan pada

waktu dan konteks yang dianggap tepat guna dan mendapatkan data

yang mempunyai kedalaman dan wawancara ini dilakukan beberapa

kali sampai mendapatkan informasi yang diperlukan. Wawancara ini

tidak menggunakan struktur secara ketat tetapi dengan strategi untuk

Page 56: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

menggiring pertanyaan yang memusat pada permasalahan, sehingga

hasil wawancara akan optimal serta infomasi yang dikumpulkan akan

memadai. Selain itu peneliti juga menggunakan pedoman wawancara

atau interview guide yang berupa daftar pertanyaan yang sudah disusun

oleh peneliti sesuai dengan fokus penelitian.

b. Observasi

Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan secara

sistematis dan sengaja melalui pengamatan dan pencatatan terhadap

gejala yang diamati. Observasi yang dilakukan disini adalah untuk

mengetahui kesesuaian antara informasi yang telah diperoleh dari

informan dengan peristiwa yang terjadi secara nyata. Data yang

dikumpulkan dalam pengamatan ini untuk mengetahui Dalam

pengamatan ini peneliti secara langsung terjun ke lapangan dan

membuat catatan (field note). Pada teknik pengamatan ini peneliti juga

memberitahukan maksud kepada kelompok yang diteliti (Ritzer,

1992:74). Pengamatan dilakukan pada FORABI (Forum Rakyat

Boyolali), yaitu tentang kegiatan-kegiatan yang ada didalamnya. Data

dari pengamatan ini berguna untuk mengetahui Partisipasi FORABI

dalam proses pengambilan kebijakan kabupaten Boyolali di era

Otonomi daerah.

c. Dokumentasi

Dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan alat bantu

yang berupa kamera dan perekam suara. Kedua alat bantu yang ada

Page 57: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

digunakan untuk mengambil gambar dan merekam suara yang ada di

lapangan. Proses pengumpulan data juga bersumber pada dokumen-

dokumen, arsip-arsip, catatan-catatan, kegiatan-kegiatan, peristiwa-

peristiwa yang diselidiki. Data ini diperoleh dari dokumen FORABI ,

Pemerintah dan Legislatif Boyolali, dan sumber-sumber dokumen lain

yang mendukung penelitian ini. Tujuannya adalah untuk memperoleh

bukti dan data yang riil, yang dapat membantu dalam penelitian.

6. Validitas Data

Data yang berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat, ddalam

kegiatan penelitian harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya.

Oleh karena itu setiap peneliti harus bisa memilih dan menentukan

cara-cara yang paling tepat untuk mengembangkan validitas data

penelitiannya (HB. Sutopo, 2002:78). Triangulasi merupakan cara

yang paling umum dalam peningkatan validitas dalam penelitian

kualitatif. Cara-cara yang ditempuh peneliti antara lain pengamatan

yang tekun dan cermat, melakukan pemeriksaan sejawat, analisis kasus

negatif dan melengkapi referensi seluas mungkin. Trianggulasi sendiri

merupakan upaya memeriksa kesahihan data dengan memanfaatkan

hal lain di luar data, untuk melakukan pengecekan dan perbandingan.

Dalam penelitian ini, trianggulasi yang digunakan adalah

trianggulasi sumber atau data. Patton menyebutkan, data yang sama

atau sejenis akan lebih mantap kebenarannya apabila digali beberapa

sumber data yang berbeda (dalam HB. Sutopo, 2002:79). Caranya,

Page 58: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

data yang diperoleh di suatu waktu dicek dan diperiksa kembali pada

kesempatan yang lain. Dengan mengulang pertanyaan yang sama.

Selain itu, peneliti akan membandingkan hasil wawancara dengan hasil

pengamatan. Membandingkan hasil wawancara dengan dokumen

terkait. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum

dengan apa yang dikatakannya secara pribadi. Membandingkan apa

yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang

dikatakannya sepanjang waktu. Serta membandingkan keadaan dan

perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang

seperti penduduk biasa, orang-orang yang berpendidikan menengah

atau tinggi, orang berada, pemerintah (Moleong, 1998 : 178).

Bagan 1.2 Trianggulasi Data

Sumber : “Patton (1984) divisualisasi H.B Sutopo, 2002 : 80”

7. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

model analisis interaktif (interactive of analysis). Dalam model ini ada

tiga komponen, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan. Aktifitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif dengan

proses pengumpulan data sebagai suatu proses siklus. Adapun

pengertian dari tiga komponen analisa tersebut adalah :

Data Wawancara

Informan 1

Informan 1

Informan 1

Page 59: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

a. Data Reduction / Reduksi Data

Merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi

data yang ada dalam catatan harian. Proses ini berlangsung terus

menerus sepanjang pelaksanaan penelitian, yang dimulai sebelum

pengumpulan data dilakukan. Data reduksi dimulai sejak pengambilan

keputusan dalam memilih kasus, pertanyaan yang akan diajukan dan

tentang cara pengumpulan data yang dipakai.

b. Data Display / penyajian Data

Data Display adalah suatu rakitan organisasi informasi yang

memungkinkan kesimpulan peneliti dapat dilakukan. Dengan melihat

suatu penyajian data, peneliti akan mengerti apa yang terjadi dan

memungkinkan untuk mengerjakan sesuatu pada analisa ataupun

tindakan lain berdasarkan pengertian tersebut. Susunan penyajian data

yang baik dan jelas sistematikanya akan banyak menolong peneliti

sendiri. Penyajian data disajikan dalam bentuk tabel dan teks naratif

yang berupa catatan lapangan yang memungkinkan kesimpulan

penelitian dapat dilakukan.

c. Conclusion Drawing / Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan setelah proses pengumpulan data

benar-benar selesai dan hasil kesimpulan tersebut perlu diverifikasi

agar cukup mantap dan benar-benar dapat dipertanggung jawabkan.

Verifikasi dapat dilakukan dengan cara melakukan pengulangan-

pengulangan dengan cepat dengan tujuan untuk pemantapan dan

Page 60: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

penelusuran data kembali. Pada dasarnya data tersebut harus diuji

validitasnya supaya kesimpulan penelitian menjadi lebih kokoh dan

lebih bisa dipercaya.

Pada awal pengumpulan data, peneliti sudah harus mulai mengerti

dari hal-hal yang ia temui dengan melakukan pencatatan peraturan-

peraturan, pola-pola, pertanyaan-pertanyaan, konfigurasi-konfigurasi

yang mungkin, arahan sebab-akibat, dan proposisi-proposisi.

Maka untuk lebih jelasnya langkah-langkah yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengumpulan data

Dalam pengumpulan data, penulis selalu membuat singkatan dan

menyeleksi data yang diperoleh di lapangan.

2. Penyusunan Sajian data yang berupa cerita sistematis.

3. Melakukan analisis awal.

4. Melakukan pendalaman data bila ternyata di dalam menganalisa

data, datanya kurang lengkap.

5. Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan berdasarkan semua hal yang terdapat

dalam reduksi data dan sajian data. Jika kesimpulan dirasa

kurang mantap, maka penulis akan menggali dan mencari hingga

diperoleh data yang diinginkan, hingga menjadi kesimpulan

untuk keseluruhan populasi.

Page 61: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Page 62: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

BAB II

DESKRIPSI WILAYAH

A. Kondisi Wilayah Kabupaten Boyolali

1. Kondisi Geografis

Kabupaten Boyolali merupakan satu dari 35 kabupaten atau kota di

provinsi Jawa Tengah. Wilayah Boyolali berposisi di antara 110 22’- 110 50’

Bujur Timur dan 7 36’- 7 71’ Lintang Selatan dengan ketinggian antara 75 meter-

1.500 metr diatas permukaan laut.

Wilayah Kabupaten Boyolali dibatasi oleh sebelah Utara: Kabupaten

Grobogan dan Kabupaten Semarang, sebelah Timur: Kabupaten Karanganyar,

Kabupaten Sragen dan Kabupaten sukoharjo, sebelah Selatan: Kabupaten Klaten

dan DIY dan sebelah Barat: Kabupaten Magelang dan Kabupaten

Semarang.Adapun jarak bentang, Barat- Timur 48 km dan Utara- Selatan 54 km.

Secara administratif Kabupaten Boyolali terdiri dari 19 Kecamatan yang

terbagi menjadi 262 desa dan 5 kelurahan. Dari seluruh desa dan kelurahan yang

ada, 224 desa/kelurahan merupakan desa yang berada di dataran rendah atau

sekitar 83 persen dari seluruh desa/kelurahan dan selebihnya merupakan desa di

dataran tinggi.

Page 63: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Kabupaten Boyolali memiliki luas wilayah sebesar 101.510,1 hektar yang

terdiri dari 22.119 ha (21,79%) lahan sawah dan 79.371,1 ha (78,21%) bukan

lahan sawah. Ditinjau dari sisi penggunaan lahan, luas lahan sawah terbesar

berpengairan teknis (23,98%), lainnya berpengairan setengah teknis, sederhana,

tadah hujan dan lain-lain. Sedangkan lahan kering yang digunakan untuk

bangunan/pekarangan sebesar 25.023,2 ha (31,52%), tegal/kebun/lading/huma

sebesar 30.608,9 ha (38,55%), hutan Negara seluas 14.454,7 ha (18,21%) dan

selebihnaya dipergunakan untuk padang gembala, tambak/kolam dan lainnya yang

mencapai 11,72% dari total bukan lahan sawah.

Jenis tanah keadaan alam wilayah Kabupaten Boyolali terdiri dari tanah

asoiasi lisotol dan grumosol di wilayah Kecamatan Kemusu, Klego, Andong,

Karanggede, Wonosegoro dan Juwangi.Tanah lisotol cokelat terdapat di wilayah

Kecamatan Cepogo, Ampel dan Selo. Tanah regosol kelabu terdapat di wilayah

Kecamatan Cepogo, Ampel, Boyolali, Mojosongo, Banyudono, Sawit dan Teras.

Jenis tanah lisotol dan regosol kelabu terdapat di wilayah Kecamatan

Cepogo, Musuk dan Selo. Jenis tanah regosol cokelat terdapat di wilayah

Kecamatan Cepogo, Musuk, Mojosongo, Teras, Sawit dan Banyudono.Jenis tanah

andosol cokelat terdapat di wilayah Kecamatan Cepogo, Ampel dan Selo. Jenis

tanah kompleks regosol kelabu dan grumosol terdapat di wilayah Kecamatan

Kemusu, wonosegoro dan Juwangi.

Jenis tanah grumasol tua terdapat di wilayah Kecamatan Andong, Klego

dan Juwangi. Tanah kompleks andosol kelabu tua terdapat di wilayah Kecamatan

Page 64: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Cepogo, Ampel dan Selo.Tanah asosiasi grumosol kelabu tua dan litosol terdapat

di wilayah Kecamatan Simo, Sambi, Nogosari dan Ngemplak.Tanah mediteran

coklat tua terdapat di wilayah Kecamatan Kemusu, Klego, Andong, Karanggede,

Wonosegoro, Simo, Nogosari, Ngemplak, Mojosongo, Sambi, Teras dan

Banyudono.

Boyolali adalah termasuk dalam Sub Daerah Tujuan Wisata (Sub ODTW)

di Jawa Tengah yaitu terletak di kaki sebelah timur gunung Merapi dan Merbabu

sehingga berhawa sejuk, pemandangan alam yang indah dan mempesona serta

memiliki Bandara Internasional Adi Sumarmo.

Kota Boyolali berjarak sekitar 25 km dari kota Budaya Surakarta (Solo)

dan merupakan bagian kawasan wisata SSB (Solo - Selo - Borobudur). Termasuk

juga kawasan wisata Subosukawonosraten (Surakarta - Boyolali - Sukoharjo -

Karanganyar - Wonogiri - Sragen - Klaten) dengan slogan SOLO THE SPIRIT

OF JAVA.

Boyolali di kenal sebagai kota susu dan mempunyai Motto Pembangunan

"BOYOLALI TERSENYUM" (Tertib, Elok, Rapi, Sehat, Nyaman untuk

Masyarakat).Untuk itu Pemerintah Kabupaten Boyolali menempatkan sektor

pariwisata sebagai salah satu prioritas pembangunan penggerak ekonomi

masyarakat diharapkan melalui Industri pariwisata yang bebasis pada

pemberdayaan masyarakat sekitar, maka akan berdampak pada sektor-sektor yang

lain yang pada akhirnya akan terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Page 65: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

2. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kabupaten Boyolali

Boyolali adalah sebuah kabupaten yang sebagian besar penduduknya

bergerak dibidang pertanian yaitu 42,15% (dihitung dari data tenaga kerja

produktif di kota Boyolali).

Tabel 2.1 Penduduk Kabupaten Boyolali Usia 10 Tahun Ke Atas

Menurut Pekerjaan Utama 2008

Kecamatan Pertanian Tanaman Pangan

Perkebunan

Perikanan Peternakan Pertanian Lainnya

( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) ( 5 ) ( 6 ) 01. Selo 5.792 - - 537 9.007 02. Ampel 15.136 212 - 2.496 571 03. Cepogo 19.337 1.964 - 9.772 - 04. Musuk 5.987 5.581 - 16.373 - 05. Boyolali 3.744 - 14 259 117 06. Mojosongo 6.804 286 - 1.933 2.592 07. Teras 10.060 76 104 1.008 956 08. Sawit 6.563 917 133 3.005 - 09. Banyudono 3.822 518 49 821 4.253 10. Sambi 13.227 - 10 307 267 11. Ngemplak 4.913 22 153 610 946 12. Nogosari 15.307 - 4 140 257 13. Simo 23.173 - 72 466 - 14. Karanggede 9.396 3.308 118 8.666 5.332 15. Klego 20.687 74 44 161 186 16. Andong 23.691 - - 291 227 17. Kemusu 20.755 190 500 325 150 18. Wonosegoro 23.131 3.585 - 3.954 265 19. Juwangi 11.739 - 61 48 -

Jumlah 243.264 16.733 1.262 51.172 25.126 2007 241.398 16.511 1.327 49.878 24.908 2006 234.847 16.088 1.241 47.014 25.235 2005 233.582 15.565 1.049 45.672 25.285 2004 222.402 16.396 1.219 46.160 25.685 2003 167.696 12.102 945 36.277 20.842

Page 66: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Lanjutan

Jumlah 43.455 51.366 54.015 7.128 307.284 800.805 2007 42.591 52.055 53.381 7.090 313.897 798.623 2006 41.917 54.956 60.033 7.191 308.840 795.489 2005 40.942 54.314 60.043 6.976 294.323 777.752 2004 42.134 54.365 62.405 6.408 273.730 776.048 2003 31.638 34.940 49.768 4.349 158.939 517.546

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Boyolali

Sektor - sektor andalan dari Boyolali sebagai penunjang perekonomian,

dituangkan dalam visi-misi Kabupaten di bawah ini :

Visi Kabupaten Boyolali sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategi Daerah

Kabupaten Boyolali ditetapkan sebagai berikut:

Kecamatan Industri pengolahan

Perdagangan

Jasa Angkutan Lainnya Jumlah

( 1 ) ( 7 ) ( 8 ) ( 9 ) ( 10 ) ( 11 ) ( 12 ) 01. Selo - 292 2.844 148 4.030 22.650 02. Ampel 495 1.015 4.107 77 33.676 57.785 03. Cepogo 2.495 2.349 594 452 7.309 44.272 04. Musuk 405 2.051 1.887 448 18.114 50.846 05. Boyolali 2.872 3.578 6.602 593 32.175 49.954 06. Mojosong

o 1.400 5.020 2.618 480 22.022 43.155

07. Teras 5.680 4.365 4.401 293 11.309 38.252 08. Sawit 346 4.480 872 258 11.292 27.866 09. Banyudon

o 3.781 4.023 6.112 843 13.968 38.190

10. Sambi 3.682 1.489 1.389 165 20.382 40.918 11. Ngemplak 8.982 5.876 9.740 618 27.593 59.453 12. Nogosari 5.708 3.995 4.429 328 21.064 51.232 13. Simo 609 1.229 949 188 10.031 36.717 14. Karangged

e 957 1.125 1.080 85 4.296 34.363

15. Klego 365 2.386 2.445 275 12.042 38.665 16. Andong 1.674 2.656 1.098 415 21.991 52.043 17. Kemusu 2.609 1.341 462 391 12.267 38.990 18. Wonosego

ro 1.224 3.004 1.104 744 8.920 45.931

19. Juwangi 171 1.092 1.282 327 14.803 29.523

Page 67: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

“Terwujudnya Masyarakat Boyolali Yang Sejahtera Lahir Batin,

Mandiri, Dan Berdaya Saing Berbasis Pada Pertanian, Industri Dan

Pariwisata”

Untuk mewujudkan visi Kabupaten Boyolali ke depan dan dalam rangka

merealisasikan otonomi daerah, dirumuskan MISI sebagai berikut:

1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia agar lebih menguasai ilmu

pengetahuan dan teknologi, mampu berkompetisi dan profesional.

2. Pemberdayaan masyarakat dalam rangka membentuk manusia yang

berbudi luhur, disiplin, mandiri, kreatif, produktif dan demokratis

3. Pengembangan industri kecil dan menengah yang berbahan baku local,

berpotensi menyerap tenaga kerja, dan memberi nilai tambah serta

didukung dengan pengembangan teknologi tepat guna.

4. Pengembangan sektor pertanian melalui diversifikasi dan intensifikasi

untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

5. Pengembangan pariwisata dan pemberdayaan masyarakat sebagai pelaku

utama bisnis pariwisata.

6. Meningkatkan kerjasama pariwisata wilayah Solo, Selo dan Borobudur.

7. Membangun system pemerintahan yang bersih dan baik serta berorientasi

pada pelayanan publik.

Page 68: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

8. Membangun sarana dan prasarana publik yang mendukung kelancaran

perekonomian, pemerataan pembangunan dan memperlancar pelayanan

publik.

9. Memperluas jaringan kerjasama dalam pembangunan dengan prinsip

saling menguntungkan, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

10. Mengembangkan system ketentraman dan ketertiban yang semakin

memperkuat prakarsa, peran serta dan tangunggjawab masyarakat.

Ada beberapa poin diatas menunjukkan aspek-aspek untuk menunjang

perekonomian Kabupaten Boyolali, pada tahun 2008 BPS (Badan Pusat Statistik)

Boyolali merilis hasil pengumpulan data Keuangan kabupaten Boyolali sesuai

dengan sektor-sektor yang dimaksudkan dalam visi-misi Kabupaten Boyolali.

a) Pertanian dan Peternakan Tabel 2.2 Hasil Pertanian dan Peternakan

Kabupaten Boyolali

No Jenis Pertanian Hasil Produksi (Ton) 2005 2006 2007 2008

1 Padi sawah dan ladang 227.127 258.879 243.957 248.189 2 Jagung 131.525 128.186 126.866 145.035 3 Ubi Kayu 148.019 136.978 129.928 110.005 4 Ubi Jalar 967 746 874 564 5 Kacang Tanah 9.939 8.224 9.443 6.876 6 Kedelai 4.928 4.742 3.347 3.346 7 Sayur-sayuran 64.729,2 63.879,7 60.912,2 65.876,9 8 Buah-buahan 49.175 82.375,3 62.731,4 50.554,3 9 Tembakau - - 1989,96 1808,38 10 Gula - - - 1870,38

No Jenis Ternak Jumlah (ekor) 2005 2006 2007 2008

1 Sapi Potong 89.412 85.867 86.537

Page 69: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

2 Sapi Perah 59.687 59.687 61.749 3 Kerbau 3.352 2..175 2.248 4 Kuda 534 588 601 5 Kambing 112.343 106.388 109.890 6 Domba 51.154 47.513 48.409

Sumber : Kabupaten Boyolali dalam angka tahun 2008, BPS

b) Perindustrian Tabel 2.3 Hasil Perindustrian Kabupaten Boyolali

No Jenis Industri Pendapatan (juta)

2005 2006 2007 2008 1 Industri Kecil - - - 855.954,64 2 Industri Menengah - - - 434.678 3 Inndustri Besar - - - 314.360

c) Pariwisata Tabel 2.4 Potensi Kabupaten Boyolali

No Obyek Wisata Pendapatan (ribu)

2005 2006 2007 2008 1 Umbul Pengging 137.127 113.727, 75 100,571,1 156.627,3 2 Umbul Tlatar 203154,5 190,170,6 196.739,6 202.829,1 3 Waduk Cenglkik 2.850,5 6.207,1 7.296,8 8.855,6 4 Gunung tugel 2.001,2 2.108 2.002,4 2.009,6 5 Arga Merapi Merbabu 18.410,6 6.905,4 13.310,6 5.011,6 6 Pantaran 1.304 764 1.010,4 2.004 7 R.Ng. Yosodipuro 11.338,4 11.604 16.873 16.415

Sumber : Kabupaten Boyolali dalam angka tahun 2008, BPS

B. Lembaga-Lembaga Yang Terkait Dengan Penelitian

Menghadapi tantangan otonomi daerah membutuhkan kemandirian

dari masing-masing daerah, yang artinya akan melibatkan Birokrasi

(Eksekutif), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Legislatif), dan elemen

masyarakat. Ketiga-tiganya memiliki peranan masing-masing dalam rangka

menghadapi tantangan desentralisasi tersebut.

Page 70: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Keterlibatan masyarakat dalam pengambilan kebijakan di tingkat

Kota/Kabupaten akan memperlihatkan bagaimana keseimbangan antara

birokrasi dan masyarakatnya, apalagi sistem yang selama ini dianut negara ini

yaitu demokrasi. Demokrasi membuka ruang-ruang antara pemerintah dan

rakyat yang dulu tersekat-sekat sekarang sudah bisa terbuka, dan seharusnya

ruang bagi publikpun terbuka lebar dalam mengusulkan suatu aspirasi maupun

kepentingan dari rakyat.

Untuk lebih jelasnya dibawah ini ada pemaparan tentang lembaga-

lembaga tersebut :

1. FORABI

Dalam penelitian ini memang tidak semua masyarakat yang ada di

Boyolali menjadi sample-nya. Namun sebagai samplenya yang relevan

untuk mewakili, FORABI (Forum Masyarakat Boyolali) adalah yang

paling tepat. FORABI merupakan sebuah media atau wahana tempat

berkumpulnya individu-individu dan kelompok masyarakat dalam rangka

mendefinisikan pendapat, merumuskan kesepakatan dan memperjuangkan

aspirasi bersama secara demokratis dan menjunjung tinggi Hak Asasi

Manusia (HAM). FORAbI beralamat di Jalan Madumulyo RT 7/RW 1,

Pulisen, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Melalui FORABI Pemerintah daerah dan DPRD akan

diawasi/dimonitor kinerjanya oleh masyarakat, agar pemerintah daerah

dan DPRD benar-benar bekerja demi kepentingan rakyat. Melalui

Page 71: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

FORABI, masyarakat memberikan gagasannya mengenai kepentingan

masyarakat agar Pemerintah Daerah dan DPRD berdaya melaksanakan

amanah memperjuangkan kepentingan dan prakarsa masyarakat berdasar

aspirasi masyarakat.

Melalui Forum Rakyat Boyolali, Dialog multipihak (eksekutif,

Legislatif, Warga dan swasta) akan diselenggarakan guna menggali,

merumuskan, memformulasikan kebijakan daerah yang lebih

mementingkan pada hajat hidup orang yang banyak sehingga tercipta

keadilan dalam kebijakan dan anggaran di Boyolali.

Definisi Forum Rakyat Boyolali

· Merupakan wadah partisipasi politik warga daerah dalam mengkaji,

mengambil kesimpulan dan kesepakatan sikap terhadap masalah-

masalah pembangunan dan pengelolaan daerah yang dihadapi

masyarakat, dan mengupayakan pemecahannya secara bersama-sama.

· Forum Rakyat Boyolali, sebuah organisasi yang bersifat sebagai

instutionalized Round Table Dialog/pelembagaan forum diskusi

· Masalah-masalah yang diangkat Forum adalah masalah-masalah

pembangunan dan pengelolaan daerah dari semua aspek; Ekonomi,

Sosial, hukum, politik, budaya, pertahanan keamanan dan Lingkungan

Hidup.

Page 72: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Latar Belakang

Forum Rakyat Boyolali lahir terinisiasi oleh:

· Semangat desentralisasi yakni bergulirnya wacana otonomi daerah

yang sangat kuat dalam masyarakat, dengan munculnya UU. No 22

tahun 1999.

· Munculnya pemikiran bahwa dalam tatanan pemerintahan yang

demokratis mutlak diperlukan keterlibatan masyarakat sebagai asas

keseimbangan (counter balancing of state) maupun kontrol sosial

(social control) bagi jalannya sebuah pemerintahan.

Forum Rakyat Boyolali di deklarasikan pada tanggal 17 Juni 2001

difasilitasi oleh KOMPIP LeKAT, KIPPDA Boyolali dan para stake

holder yang peduli pada Boyolali.

Forum Rakyat Boyolali, lahir sebagai wahana, tempat

berkumpulnya individu maupun kelompok masyarakat di Boyolali dalam

mengekspresikan artikulasi pendapat dan memperjuangkan dalam sebuah

tatanan pemerintahan yang demokratis serta mempengaruhi kebijakan

pemerintah yang berpihak pada masyarakat.

Page 73: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Visi Forum

Terwujudnya Partisipasi Masyarakat untuk Keadilan Kebijakan

melalui Penyelenggaraan Pemerintahan di Boyolali yang partisipasif,

Transparan dan dapat dipertanggungjawabkan (Accountable).

Misi Forum

1. Membuka ruang publik untuk berpartisipasi

2. Mendorong partisipasi masyarakat dalam menentukan kebijakan

daerah

3. Membuat perangkat legal dalam hal partisipasi politik

4. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kinerja dan pelayanan

Institusi Publik

5. Menguatkan peran komunitas dalam kebijakan sektoral.

Struktur penyelenggaraan

· Struktur Forum bersifat fungsional

· Forum Rakyat Boyolali terdiri dari Rembug Rakyat, Forum Rembug

Tahunan, Forum Pleno dan Forum Kaukus

· Rembug Rakyat Boyolali diadakan dua tahun sekali sebagai media

evaluasi, pertanggungjawaban, reorganisasi yang difasilitasi oleh

badan pekerja.

Page 74: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

· Forum Rembug Tahunan adalah forum yang diadakan satu tahun

sekali sebagai media evaluasi pelaksanaan dan perencanaan Program

yang diselenggarakan oleh Badan Pekerja

· Forum pleno yang diselenggarakan oleh badan pekerja sebagai media

evaluasi dan pelaksanaan kerja kaukus yang diselenggarakan satu

bulan sekali.

· Forum kaukus adalah yang difasilitasi oleh Badan Pekerja sebagai

media evaluasi dan pelaksanaan kerja kaukus yang diselenggarakan

minimal tiga bulan sekali.

· Kaukus adalah wadah komunitas yang memiliki kesamaan isu dan

kepentingan terhadap kebijakan daerah. Adapun Kaukus yang ada

didalam Forum Rakyat Boyolali adalah :

1. Kaukus Desa

2. Kaukus Usaha Kecil dan Menengah

3. Kaukus Buruh

4. Kaukus Tani

5. Kaukus Perempuan

6. Kaukus Pendidikan

7. Kaukus konservasi dan Lingkungan

Page 75: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

8. Kaukus Seni dan Budaya

· Kaukus-kaukus ini dipimpin oleh seorang koordinator yang merupakan

anggota Badan Pekerja bertanggung jawab pada forum pleno, Forum

Rembug Tahunan dan Forum Rembug Rakyat.

· Badan Pekerja adalah kelompok kerja yang terdiri dari utusan kaukus hasil

dari RRB (Rembug Rakyat Boyolali) yang akan melaksanakan mandat

RRB dan kegiatan dalam jangka waktu tertentu.

· Badan pekerja ini dipimpin oleh koordinator dengan anggota seluruh

koordinator Kaukus yang masa kepengurusannya 2 (dua) tahun dan belum

menjabat selama 2 (dua) periode berturut turut.

· Koordinator Kaukus merupakan orang yang ditunjuk oleh Kaukus yang

bersangkutan.

· Dalam menyelenggarakan kegiatanya BP dapat bekerjasama dengan pihak

lain dengan melibatkan tim ahli

· Tim ahli terdiri dari elemen individu, LSM dan Akademisi yang tidak

tergabung dalam kaukus.

· Forum Konsultasi merupakan forum yang didalamnya terdiri dari LSM,

Ormas, Tokoh agama, Tokoh Masyarakat yang berfungsi sebagai wahana

konsultasi penyelenggaraan Forum.

Page 76: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Selama perjalannya Forabi telah banyak mengalami pergantian

Badan Pekerja yang mewakili tiap-tiap kaukus yang ada. Berikut adalah

daftar Badan Pekerja yang disusun sesuai periode kepengurusan:

Periode 2001 – 2005

1. Munawar Syamsudin (Koordinator)

2. Suyatno (Sekretaris Jenderal)

3. Roni Budi Sulistiyo

4. AW Samosir

5. Sinam M Sutarno

6. Syaifudin Zuhri

Periode 2005 – 2006

1. Syaifudin Zuhri (Koordinator)

2. Nursetyanto (Sekretaris Jenderal)

3. Titin Sulistowati

4. Sunaryanto

5. Widodo

6. Purwanto

7. Djimu Dwijo Wiyanto

Periode 2006 – 2008

1. Nursetyanto (Koordinator)

2. Titin Sulistyowati (Sekretaris Jenderal)

3. Dwi Prasetyowati

Page 77: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

4. Suwarso

5. EB Setiyawan

6. Sunaryanto

7. Sukandi

8. Aryoko

Periode 2008 – 2010

1. Eko Bambang Setiawan (Koordinator) dan (Kaukus seni budaya)

2. Sasanti Rahayuningtyas (Sekretaris Jenderal)dan (Kaukus bakul dan

UKM)

3. Dwi Prasetyowati (Perempuan)

4. Sunardi (Pembaruan Desa)

5. Suwardi (Tani)

6. Titin Sulistyowati (Pendidikan)

7. Warsono (Lingkungan)

8. Tugiman (Buruh)

Sedangkan jika digambarkan melalui bagan tentang bagaimanakah alur

dari penyampaian informasi dari bawah hingga pada Forabi.

Personal

Kelompok

Komunitas

KAUKUS

FORABI

Page 78: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Bagan 2.1. Alur Penyampaian informasi FORABI

Forabi mencoba menggali informasi dari lapisan masyarakat paling

bawah, selanjutnya informasi dari bawah tersebut di bahas dalam forum

kaukus-kaukus sesuai dengan masalah yang diangkat. Kaukus merupakan

forum diskusi awal dan mungkin bisa mengakhiri, yang artinya memberikan

solusi sesuai permasalahanya. Namun jika tidak terselesaikan dalam kaukus

atau membutuhkan banyak dukungan agar bisa menjadi issue daerah maka

diangkat dalam Forum Rakyat Boyolali.

2. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ( DPRD)

Dewan Perwakilan Daerah atau DPRD Kabupaten Boyolali

terletak di jalan Merbabu Boyolali, letaknya berdekatan dengan Kantor

Bupati Boyolali. Peletakan kantor DPRD yang berdekatan dengan Kantor

Bupati memiliki makna agar setiap kegiatan Eksekutif mudah terpantau

oleh Dewan.

DPRD merupakan Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah yang

berkedudukan sebagai Lembaga Pemerintahan Daerah. DPRD sebagai

unsur Lembaga Pemerintahan Daerah memiliki tanggungjawab yang sama

dengan Pemerintah Daerah dalam membentuk Peraturan Daerah untuk

kesejahteraan rakyat. Lembaga ini sering disebut sebagai lembaga

Page 79: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Legislatif yang memiliki fungsi untuk merumuskan dan memutuskan suatu

peratuan daerah.

Berikut ini secara singkat penjelasan dari fungsi-fungsi DPRD

tingkat Kota/Kabupaten yang termaktup dalam UU RI No.22 pasal 77

tahun 2003:

1. Legislasi, diwujudkan dalam mem-bentuk Peraturan Daerah

bersama Kepala Daerah.

2. Anggaran, diwujudkan dalam menyusun dan menetapkan APBD

bersama Pemerintah Daerah.

3. Pengawasan, diwujudkan dalam bentuk pengawasan ter-hadap

pelaksanaan Undang-undang, Peraturan Daerah, Keputusan Kepala

Daerah dan kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah.

Sedangkan dalam UU RI No.22 pasal 78 tahun 2003 tentang tugas dan

wewenang DPRD telah merinci :

1. Membentuk Peraturan Daerah yang dibahas dengan Kepala daerah

untuk mencapai tujuan bersama.

2. Menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah bersama

dengan Kepala Daerah.

3. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah

dan peraturan perundang-undangan lainnya, Keputusan Kepala

Daerah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, kebijakan

Page 80: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Pemerintah Daerah dalam melaksanakan Program Pembangunan

Daerah, dan Kerjasama Internasional di daerah.

4. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala

Daerah/Wakil Kepala Daerah kepada Menteri Dalam Negeri

Republik Indonesia melalui Gubernur.

5. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada Pemerintah

Daerah terhadap rencana perjanjian internasional yang menyangkut

kepentingan daerah..

6. Meminta laporan pertanggungjawaban Kepala Daerah dalam

pelaksanaan tugas desentralisasi.

7. Tugas-tugas lain yang diberikan oleh undang-undang.

Selama periode 2004-2009 DPRD Kabupaten Boyolali telah

menghasilkan beberapa kebijakan yang telah dirumuskan dan ditetapkan

bersama-sama dengan Pemerintah Kabupaten Boyolali. Berikut ini adalah

produk – produk yang telah dihasilkan oleh DPRD Kab. Boyolali selama

periode 2004-2006.

Tabel 2.5 Produk yang dihasilkan oleh DPRD Kab. Boyolali

Jenis Produk 2006 2007 2008

(1) (2) (3) (4)

Keputusan Pimpinan DPRD 20 18 19

Keputusan DPRD 29 17 25

Page 81: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Sumber :DPRD Kab. Boyolali.

Kebijakan-kebijakan tersebut diolah, dirumuskan , dan disepakati dalam

suatu mekanisme rapat-rapat yang ada pada DPRD Boyolali. Terhitung

ada beberapa kali rapat selama tahun 2006 hingga 2008 yang terbagi

sebagai berikut;

Tabel 2.6 Rapat/Sidang yang dilakukan

DPRD Kab. Boyolali

Jenis Sidang/Rapat 2006 2007 2008

(1) (2) (3) (4) 1. Rapat Komisi

Komisi I Pemerintahan Komisi II Anggaran Komisi III Pembangunan Komisi IV Pendidikan

132 28 40 42 22

123 37 32 15 38

122 28 41 13 40

2. Rapat Fraksi F. PDIP F. P. Golkar F. PAN F.PKB F. PKS F. Demokrat

24 4 4 4 4 4 4

30 5 5 5 5 5 5

34 8 7 9 3 5 2

3. Rapat Lainnya Rapat Paripurna Rapat Gabungan Rapat Pan-Mus Rapat Koordinasi Rapat Pansus Rapat Anggaran

135 24 23 21 1 39 27

146 28 10 18 14 48 37

88 18 7 13 3 27 20

JUMLAH 291 297 244

PERDA 11 14 8

Jumlah 60 49 52

Page 82: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

3. Lembaga Eksekutif ( PEMKAB BOYOLALI)

Lembaga eksekutif sering disebut adalah Pemerintah daerah.

Dalam UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah daerah menyebutkan

bahwa Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati, atau walikota dan

perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Dalam

hal ini lembaga eksekutif yang diangkat adalah di tingkat Kabupaten yang

dipimpin oleh Bupati. Bupati adalah kepala daerah, sedangkan dalam UU No.

32 Tahun 2004 memiliki tugas dan wewenang, yaitu :

a. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan kebijakan

yang ditetapkan bersama DPRD;

b. Mengajukan rancangan Perda;

c. Menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD

d. Menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang APBD kepada

DPRD untuk dibahas dan ditetapkan bersama;

e. Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah;

f. Mewakili daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat menunjuk

kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan

perundangundangan; dan

g. Melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

Pada periode 2005-2010 Kepala daerah Boyolali dipimpin oleh

Drs. Sri Mulyanto dan Wakilnya adalah Drs. Seno Samodro. Bupati dan

Page 83: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Wakil Bupati tidak akan bisa berjalan sendiri mengatur Pemerintahan daerah.

Mereka dibantu oleh,

a. Sekretaris Daerah beserta Asisten-asistennya

b. Staff ahli Pemerintahan Kabupaten Boyolali:

· Staff ahli Bidang Pemerintahan

· Staff ahli Bidang Pembangunan

· Staff ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM

· Staff ahli Bidang Ekonomi dan keuangan

· Staff ahli bidang Hukum dan Politik

c. Badan-Badan

· BAPPEDA

· BKD

· BAPERMASKIN

· RSU PANDANARANG

· BLH

· BKBPP

· KESBANGPOLINMAS

d. DINAS-DINAS

· DPPKAD

· DISDIKPORA

· DISNAKERTRANSOS

· DPUPPK

· DIPARBUD

Page 84: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

· DISNAKAN

· DISPERINDAGSAR

· DIPKOPUKM

· DIPERTANBUNHUT

Dalam usaha penggalian potensi ekonomi daerah, Pemerintah

Kabupaten memiliki BUMD( Badan Usaha Milik Daerah) yang dikelola.

Adapaun BUMD-BUMD yang ada di Boyolali adalah :

a. PDAM

b. PD. Aneka Karya

c. PD Bank Pasar Boyolali

d. PD BPR BKK Boyolali

Berdasarkan data yang dirilis situs boyolalikab.go.id. pada 6

Januari 2010 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Boyolali jika dilihat dari

indikator Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dapat disampaikan

bahwa, PDRB secara agregat ADHB (Atas Dasar Harga Berlaku) pada tahun

2008 dibandingkan tahun 2007 terjadi kenaikan sebesar 13,02%. Sedangkan

PDRB ADHK (Atas Dasar Harga Konstan) tahun 2008 dibandingkan tahun

2007 terjadi kenaikan sebesar 5,10% atas dasar harga konstan (angka

sementara). Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi tersebut di atas yaitu

untuk sektor pertanian, dan pertambangan/penggalian, serta jasa-jasa baik

harga berlaku/konstan mengalami kenaikan cukup signifikan. Sedangkan

sektor yang lain juga tumbuh, tetapi tidak setinggi sektor tersebut.

Page 85: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Ada pula prestasi-prestasi yang ditorehkan Kabupaten Boyolali

di tingkat nasional seperti:

· Juara I

Lomba kelompok BKB Tk. Nasional "BKB Agung Lestari" Th. 2004

· Juara II

Lomba Pengelola BKB TK. Nasional Th. 2004

· Piala Citra Pelayanan Prima

RSUD Pandan Arang Boyolali sebagai unit pelayanan publik berkinerja

sangat Baik tahun 2008.

· Penghargaan

Produksi Beras diatas 2 % Tk. Nasional tahun 2009 oleh Presiden RI

· Penghargaan

"Manggala Karya Kencana" 2009 dalam mendukung keberhasilan program

KB Tk. Nasional untuk mewujudkan KKBS

· Penghargaan

Tingkat Pertama dalam percepatan Pemberantasan Buta Aksara 2009

Page 86: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

· Penghargaan

Ketahanan Pangan 2009 dalam mendorong dan mewujudkan Pemantapan

ketahanan pangan Regional / Daerah.

Page 87: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Proses Pengolahan Data

Seperti yang diungkapkan pada awal penulisan penelitian ini, yaitu

pada Bab I tentang teknik pengambilan sampel dan teknik pengumpulan data.

Dalam penelitian sperti yang sudah dikatakan dari awal sampelnya adalah

Forabi (Forum Rakyat Boyolali) dengan informan utama adalah pengurus

harian Forabi yang disebut Badan Pekerja FORABI. Namun karena penelitian

ini menggunakan teknik purposive sampling mengarahkan peneliti untuk

mencari sumber data yang dianggap sangat mengetahui seluk beluk masalah,

terutama terkait dengan judul yang diangkat. Akhirnya pemilihan sampel

terpilih merupakan informan utama diluar Badan Pekerja Forabi, namun

merupakan lembaga yang bekerjasama dengan Forabi hingga saat ini yaitu

KOMPIP Boyolali. Sedangkan sebagai triangulasinya, dalam penelitian ini

mengumpulkan data dari iniforman diluar FORABI. Informan itu berasal dari

kalangan masyarakat yang pernah bersama Forabi mengadvokasi suatu

aspirasi atau tuntutan kepada Pemerintah, Legislatif daerah Boyolali, dan

Pimpinan Daerah Kabupaten Boyolali.

Page 88: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Data-data yang dikumpulkan adalah berupa wawancara mendalam

dengan informan dan dokumentasi-dokumentasi pribadi maupun dokumen

dari lembaga terkait. Perihal wawancara, data yang diambil adalah data yang

memiliki kaitan kuat dengan penelitian. Maka dari itu selama penelitian,

peneliti menggunakan interview guide melakukan wawancara walaupun tidak

menutup kemungkinan adanya dialog yang terbuka dan intens dengan

informan guna mendapatkan data yang diharapkan. Pengamatan terhadap

sampel, lingkungan, dan partisipasi yang merupakan pokok permasalahan juga

tak kalah pentingnya. Dengan melakukan pengamatan kita bisa mengetahui

perkembangan permasalahan yang dibahas terkait dengan Partisipasi

Masyarakat dalam pengambilan kebijakan Pemerintah Boyolali.

Profil Informan

Informan merupakan sumber data penting untuk penelitian ini,

perlu dilakukan pendakatan-pendekatan supaya mendapatkan data yang

benar-benar dibutuhkan. Untuk mendapatkan data tersebut, diperlukan

wawancara mendalam dengan informan-informan yang sudah ditentukan

ini. Di bawah ini merupakan daftar informan sesuai dengan klasifikasi

sesuai dengan kebutuhan penulisan penelitian ini.

Page 89: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Tabel. 3.1. Daftar Informan Sesuai dengan Jenis Kelamin, Umur,

dan Alamat Tempat Tinggal

Nomor Informan

Nama Informan

Jenis Kelamin

L/P

Umur Alamat Tempat Tinggal

1 Eko Bambang S

L 37 Jatireso,Kopen, Teras Boyolali

2 Sinam L 37 Sambi, Boyolali 3 Deni P 27 Cepogo,Boyolali 4 Sukandi L 57 Selo, Boyolali 5 Suwardi L 51 Andong,

Boyolali 6 Seno

Samudro L 55 Jl. Manggis No.

8 Boyolali

Tabel. 3.2 Daftar Informan Sesuai dengan Jabatan,

Tanggal Wawancara dan Tempat Wawancara

Nomor Informan

Status Informan Tanggal Wawancara

Tempat Wawancara

1 Ketua Badan Pekerja FORABI

9 Maret 2010 Kantor Sekretariat Forabi

2 Partner Kerja Forabi (Anggota Kompip

Boyolali)

8 Maret 2010 Kantor Sekretariat Forabi

3 Masyarakat yang pernah ikut/diajak

Forabi untuk mengikuti advokasi bersama Legislatif

15 Maret 2010 Kantor Sekretariat Forabi

4 Masyarakat yang pernah ikut/diajak

Forabi untuk mengikuti advokasi bersama Eksekutif

16 Maret 2010 Kantor Sekretariat Forabi

Page 90: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

5 Anggota Komisi III DPRD Boyolali

2 April 2010 Kantor DPRD Kab. Boyolali

6 Wakil Bupati Boyolali

27 Juli 2010 Kantor Wakil Bupati Kab. Boyolali

B. Alur Pembuatan Kebijakan di Kabupaten Boyolali

Proses demokrasi bukanlah suatu paham yang mengagungkan

kebebasan saja dalam pelaksanaannya. Demokrasi tanpa regulasi nantinya

mengakibatkan anarkisme, maka dalam suatu kegiatan penyelenggaraan

Pemerintahan akan disusun dengan matang tentang regulasi atau kebijakan

untuk mengatur hukum, sosial, budaya, dan politik. Kebijakan bukan hanya

mengatur Pemerintah saja, namun yang lebih penting adalah bagaimana

membentuk masyarakat yang teratur untuk bisa dikondisikan oleh Negara.

Sehingga Kebijakan dalam hal ini lebih dikerucutkan pada kebijakan publik

yang artinya memiliki kaitan dengan publik atau masyarakat.

Ada beberapa definisi mengenai kebijakan ini seperti yang

dikemukakan oleh HAR. Tilaar & Riant Nugroho (2008:182) Kebijakan

publik adalah keputusan yang dibuat oleh Negara, Khususnya Pemerintah,

sebagai strategi untuk merealisasikan tujuan dari negara yang bersangkutan.

Kebijakan publik adalah strategi untuk mengawal masyarakat pada masa

awal, memasuki masyarakat pada masa transisi, untuk menuju kepada

masyarakat yang dicita-citakan. Selain itu Wikipedia (dalam

http://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_publik) mengartikan kebijakan publik

merupakan keputusan-keputusan yang mengikat bagi orang banyak pada

Page 91: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

tataran strategis atau bersiafat garis besar yang dibuat oleh pemegang otoritas

publik.

Melihat kedua definisi diatas bisa dikatakan bahwa objek dari

Kebijakan adalah masyarakat. Sebagai penerima manfaat dari suatu kebijakan

yang dikeluarkan oleh Pemerintah, masyarakat memiliki peran untuk

berpartisipasi dalam hal menentukan kebijakan itu. Keterlibatan masyarakat

dalam pengambilan kebijakan seharusnya juga diaplikasikan hingga ke

pelosok daerah seperti apa yang dicita-citakan otonomi daerah.

Beberapa undang-undang maupun regulasi telah dibuat agar

otonomi daerah agar bisa berjalan lancar, melalui UU No. 32 Th. 2003 yang

akhirnya direvisi menjadi UU No. 12 Th. 2008 tentang Pemerintahan Daerah.

Perundang-undangan ini mengatur tentang pelaksanaan penyelenggaraan

Pemerintahan di Daerah, mulai dari tugas dan wewenang Kepala Daerah,

pembagian tugas dan kewenangan daerah dan pusat, juga tentang keterlibatan

masyarakat.

Kabupaten Boyolali juga mengadopsi sistem otonomi yang telah

diatur dalam perundang-undangan. Sehingga perlu bagi Kabupaten Boyolali

lebih bisa mandiri untuk mengatur kebijakan Pemerintahannya sendiri. Dalam

pengambilan Kebijakan publik, Kabupaten Boyolali menggunakan beberapa

referensi yang telah diberikan pusat untuk membuat suatu kebijakan. Berikut

beberapa referensi bagi Kabupaten Boyolali untuk membuat kebijakan:

1. UU No 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan peraturan perundangan.

2. PP No 1 Tahun 2001 tentang Pedoman penyusunan Tata tertib DPR dan

DPRD.

Page 92: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

3. Peraturan Mendagri No 16 Tahun 2006 Prosedur penyusunan produk

hukum daerah.

4. Pearaturan DPRD Kabupaten Boyolali No 2 Tahun 2009 tentang Tata

tertib DPRD.

Dari berbagai referensi tersebut telah menjadi dasar bagi Kabupaten Boyolali

untuk membuat suatu kebijakan. Dibawah ini merupakan bagan yang telah di

ilustrasikan oleh Ichwan Prasetyo (2007) mengenai alur pembuatan Kebijakan

publik di Boyolali,

Lanjutan:

Bagan. 3.1. Alur Pembuatan Kebijakan Publik Boyolali

Page 93: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Dari bagan. 3.1 diatas dapat dilihat tentang alur formal pembuatan

suatu kebijakan publik, dimana pada dasarnya ada tiga aspek yang dilibatkan

dalam hal ini yaitu Legislatif, Eksekutif, dan Masyarakat. Ada dua cara dalam

proses distribusi pemikiran awal suatu kebijakan pada alur diatas yaitu, proses

pengusulan melalui Eksekutif dan legislatif. Kedua proses tersebut pada

pelaksanakan membutuhkan koordinasi dengan masyarakat dan stakeholder

terkait. Secara formal masyarakat dilibatkan melalui agenda public hearing

selama dua kali yaitu ketika pengajuan usulan suatu kebijakan menjadi

rancangan dan pada saat rancangan itu sudah disetujui untuk berlanjut pada

proses penetapan kebijakan. Disitulah diharapkan masyarakat punya andil

besar untuk ikut berpartisipasi dalam pembuatan kebijakan itu.

Selain itu ada pula mengenai pembuaan kebijakan pembangunan,

dalam hal ini Boyolali menyebutnya dengan MUSRENBANG. Pembuatan

kebijakan melalui MUSRENBANG ini melalui banyak tahap penyerapan

aspirasi pembangunan dari masyarakat. Musrenbang memang memiliki cita-

cita agar aspirasi masyarakat hingga lapis bawah bisa tertampung mengenai

Pembangunan baik di daerah maupun Nasional. Penyerapan awal dimulai dari

penggalian kebutuhan pembangunan di tiap-tiap desa setelah itu hasil dari

keputusan di desa masing-masing akan dibawa pada pembahasan tingkat

kecamatan, lalu setelah itu dari tiap desa itu diambil secara skala prioritas

mana desa yang akan diberikan fasilitas pembangunan untuk diusulkan pada

musyawarah ditingkat Kota/Kabupaten. Tahap akhir agar pembangunan juga

bisa didanai oleh APBD-Prov/APBN maka diusulkan pada musyawarah

Page 94: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

tingkat provinsi hingga nasional, disana akan diseleksi lagi mana Kabupaten

yang layak untuk diberi fasilitas Pembangunan. Untuk memudahkan untuk

mendeskrisikan alur kedudukan MUSRENBANG, berikut adalah gambar

yang diperoleh dari dokumen BAPPEDA Kabupaten Boyolali.

Bagan 3.2 Kedudukan Musrenbang

C. Partisipasi Masyarakat Dalam Pengambilan Kebijakan Tingkat

Kabupaten Di Boyolali.

Gaventa dan Valderama (1999) dalam buku Ichwan Prasetyo

memberi definisi terhadap partisipasi, setidaknya ada tiga macam partisipasi

dalam pembangunan masyarakat demokratis yaitu; partisipasi politik;

partisipasi sosial;dan partisipasi warga.

Page 95: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Pertama, Partisipasi politik yang merepresentasikan demokrasi

keterwakilan. Partisipasi politik, lebih dikaitkan dengan proses-proses politik

formal, yaitu pertisipasi rakyat dalam Pemilihan Umum baik tingkat daerah

maupun nasional dan juga pada kegiatan lembaga-lembaga negara. Partisipasi

politik berorientasi pada “mempengaruhi” dan “mendudukkan wakil rakyat”

dalam Pemerinthan daripada “partisipasi aktif” dan “langsung” dalam proses

Pemerintahan itu sendiri.

Kedua, partisipasi sosial sebagai keterlibatan Beneficiary dalam

proyek pembangunan. Oleh Stiefel dan Wolfe (1994) dalam bukunya Ichwan

Prasetyo mendefinisikan sebagai “…..upaya terorganisir untuk meningkatkan

pengawasan terhadap sumber daya dan lembaga pengatur dalam keadaan

sosial tertentu oleh pelbagai kelompok dan gerakan yang sampai sekarang

dikesampingkan.kelompok partisipasi ini berada di luar lembaga formal atau

pemerintah. Partisipasi sosial ditempatkan sebagai keterlibatan masyarakat

terutama yang dipandang sebagai ‘benefeciary’ pembangunan dalam

konsultasi atau pengambilan keputusan dalam semua tahapan siklus proyek

pembangunan dari penilaian kebutuhan, perencanaan, pelaksanaan, sampai

pemantauan dan evaluasi program.

Ketiga, partisipasi warga sebagai pengambil keputusan langsung

dalam kebijakan publik. Berbeda dengan kedua jenis partisipasi sebelumnya,

oleh Gaventa dan Valderama ‘partisipasi warga’ mendapat perhatian lebih,

dimana lebih menekankan pada ‘partsipasi warga’ dalam pengambilan

keputusan atau kebijakan pada lembaga dan proses pemerintahan. Partisipasi

Page 96: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

aktif warga berubah, dari hanya menjadi ‘penerima kebijakan’ menuju sebuah

kepedulian warga itu sendiri dengan keikutsertaannya dalam pengambilan

keputusan atau kebijakan di berbagai bidang kehidupan mereka.

Perlunya masyarakat terlibat langsung dalam kebijakan publik

ditujukan selain sebagai warga masyarakat atau rakyat yang memiliki hak

sebagai masyarakat sosial dan politik untuk menjaga ruang publiknya,

mengagregasikan persoalan dan kepentingan di ruang publik, merancang

agenda publik, dan terus menerus mengawasi agar kinerja wakil rakyat dan

pemerintah supaya bekerja sesuai dengan mandatnya. Apalagi jika berkaitan

dengan kebijakan yang berimplikasi terhadap kehidupan sosial dan ekonomi

masyarakat harus melibatkan anggota masyarakat dan formulasi dan

pengambilan keputusan.

Ketiga definisi partisipasi Gaventa dan Valderama merupakan

gambaran yang paling mendekati dengan fenomena partisipasi masyarakat

sekarang ini. Diferensiasi antara partisipasi politik, sosial, dan warga yang

dipaparkan oleh mereka cukup jelas antara satu dan lainnya.

C.1. Partisipasi Forabi Melalui Jalur Formal.

Jalur formal yang dimaksud disini adalah jalur partisipasi

melalui ruang-ruang publik yang disediakan oleh Pemerintah Daerah.

Dalam pembahasan ini, digunakan definisi partisipasi warga dari

Gaventa dan Valderama untuk mempermudah arahan dari pembahasan

ini. Partisipasi warga memfokuskan tentang partisipasi aktif warga

dalam keikutsertaannya menentukan suatu keputusan pemerintah. Dalam

Page 97: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

hal ini keikutsertaan Forabi dalam pengambilan kebijakan di tingkat

Kabupaten.

Kebijakan yang partisipatif sebetulnya masih terbuka

peluangnya. Namun jika tanpa penyediaan data dan informasi yang

cukup, masyarakat masih bisa dimanipulasi. Dari alur tersebut dapat

dinilai sudah partisipatif atau belum sehingga masyarakat harus

mengoptimalkan perannya. Sebuah kebijakan hendaknya muncul dari

apa yang menjadi kebutuhan masyarakat dan tidak memberatkan.

Kebijakan yang diusulkan masyarakat akan masuk melalui legislatif

sebagai pengambil kebijakan dan eksekutif. Dibawah ini merupakan

gambaran alur bagaimana seharusnya kebijakan itu melibatkan

masyarakat,

Bagan. 3.3. Pembahasan kebijakan yang melibatkan masyarakat

(diilustrasikan dalam buku Ichwan Prasetyo)

Sama halnya Forabi yang merupakan forum rakyat dan juga bagian dari

bentuk NGO’s memiliki peran-peran seperti yang di deskripsikan diatas.

Page 98: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Sebagai Forum Rakyat, Forabi memiliki hubungan dengan Pemerintah

seperti eksekutif maupun legislatif.

Ada usaha Eksekutif maupun Legislatif Kabupaten

Boyolali dalam mengupayakan pelibatan masyarakat dalam

pengambilan kebijakan melalui pembicaraan-pembicaraan formal.

Terkait dengan hal ini adalah keterlibatan Forabi sebagai bagian dari

masyarakat Boyolali. Forabi selama ini telah banyak menerima

undangan dari Pemerintah Daerah Boyolali dalam rangka transformasi

partisipasi masyarakat kepada Pemerintah.

Tabel 3.3 Keikutsertaan Forabi dalam Pengambilan Kebijakan

No Informan Keikutsertaan Forabi dalam Pengambilan

Kebijakan

1 Informan I Kita sering dilibatkan dalam acara hearing,

sebelum disahkannya suatu Perda biasanya

Dewan mengajak untuk sharing dengan Forabi.

Forabi dimintai masukan-masukan dalam acara

tersebut, selain diskusi-diskusi semacam itu

kami juga di harapkan untuk bisa memberikan

rekomendasi pada masalah-masalah yang sedang

diangkat sebelum kebijakan itu disahkan. Dari

eksekutif, mengharapkan kami membuat

rencana-rencana program kerja berjangka yang

berbasis pada kepentingan masyarakat

2 Informan II Untuk pembahasan kebijakan kita sering

diundang seperti pembahasan ranperda, atau

membahas APBD. Namun itu jika ukurannya

Page 99: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

undangan, tapi untuk didengar atau tidaknya

perlu dikaji.

...Masyarakat disana bisa aktif berbicara dan

bisa masuk ke ruang-ruang komisi. Sekali lagi

pasti didengarkan , namun apakah masukan

yang kami berikan itu menjadi referensi atau

tidak, perlu kroscek kepada mereka lebih lanjut.

3 Informan III Pernah sekali dulu, sekali. Ke DPRD, dulu

tentang anggaran responsive gender

4 Informan IV Pernah, di Pemerintahan. Dulu issu yang

diangkat adalah pertanian, karena saya sempat

tergabung dalam kaukus pertanian Forabi.

5 Informan V Kalau untuk periode yang sekarang, setau saya

belum, tapi untuk periode-periode yang

sebelumnya sudah dan saya dulu pernah waktu

periode 1999/2004, 2004/2009 tidak, terus

sekarang masuk lagi.”

6 Informan VI Jadi pimpinan daerah seperti saya ini dalam

pembuatan ranperda atau Rancangan Peraturan

Daerah itu selalu diadakan public hearing,

dalam public hearing itu sebetulnya masyarakat

luas yang diundang namun terkadang mereka

juga tidak siap. Maka biasanya yang lebih sering

datang itu adalah LSM salah satunya Forabi itu.

LSM itu lebih antusias dan bisa memberikan

masukan kepada Pemerintahan. Karena itu

amanah undang-undang, ya kita perlu

melaksanakan itu.

Page 100: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Sumber: wawancara

Tabel 3.3 secara umum menjelaskan bahwa Pemerintah

Kabupaten Boyolali telah mengadakan usaha untuk membuka ruang

partisipasi bagi masyarakat Boyolali. Pemerintah melalui Informan V

dan VI menegaskan ada usaha untuk membuka partisipasi bagi warga.

Cukup menarik adalah pernyataan dari informan I dan Informan II,

dalam kedua pernyataan diatas menggambarkan bahwa Pemerintah

sudah berupaya untuk melibatkan masyarakat dalam pengambilan suatu

kebijakan. Namun pernyataan dari Sinam menarik untuk dikaji, dia

mengakui memang Pemerintah sudah bersifat kooperatif terhadap

masyarakat dalam menentukan kebijakan. Ada semacam nada pesimis

ditunjukkan, bahwa tidak semuanya dari masukan bisa dijadikan

rekomendasi oleh Pemerintah.

Dari tabel diatas ditemukan hal-hal seperti yang ada dibawah

ini:

1. Forabi sering dimintai masukan oleh Pemerintah dan diharapkan

membuat suatu rencana program untuk Kabupaten Boyolali.

2. Forabi bisa aktif berbicara dalam public hearing, bahkan bisa masuk

ke komisi-komisi.

3. Masyarakat bersama Forabi ikut serta berperan dalam pengambilan

keputusan Pemerintah Kabupaten Boyolali.

Page 101: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

4. Ada usaha dari Pemerintah untuk membuka ruang partisipasi bagi

masyarakat melalui public hearing sebelum ditetapkannya suatu

kebijakan

Tabel.3.4 Banyaknya Undangan dari Legislatif dan Eksekutif ke FORABI

Selama kurun Feb 2008- Juni 2009

NO

Tanggal

Penyelenggaraan

Penyelenggara Bahasan

1 12 September 2008 DISDIKPORA

Lokakarya hasil perhitungan BOSP (Biaya

Operasional Satuan Pendidikan)

2 10 September 2008 SEKDA Audiensi Dengan Bupati

3 15 Agustus 2008 DPRD Rapat Paripurna

4 28 Februari 2008 SEKDA Rakor: Kesepakatan bersama dengan LGSP

5 28 Agustus 2008 DPRD

FGD dalam rangka penyusunan naskah

akademis tentang pendirian tower.

6 28-30 Agustus ‘08 SEKDA

Forum bersama Ketahanan Pangan Kab.

Boyolali.

7 2 Juli 2008 SEKDA

Diskusi Multipihak : “Berbagai pengalaman

Melibatkan Warga Masyarakat dalam proses

legislasli di Boyolali”

8 15 Oktober 2008 SEKDA

FGD tentang praktek Good Governance

dengan Executive Director Of The Capital

Region Council of Governance base of

Hartfort US.

9 14 Oktober 2008 DPRD

Masukan untuk :

· Ranperda Perubahan APBD th.

2008.

· Ranperda tentang Kewenangan.

10 21 Oktober 2008 DPRD

FGD dalam rangka penyusunan naskah

akademis Ranperda tentang pelayanan

Kesehatan.

11 5 November 2008 DPRD Public Hearing dalam penyusunan Ranperda

Page 102: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Sumber : Dokumentasi Forabi

Dalam tabel 3.4 menyebutkan bahwa, Forabi telah menerima

undangan untuk audiensi dengan Pemerintah Kabupaten Boyolali

(Legislatif dan Eksekutif). Dokumen ini didapat dari sekretariat Forabi,

dan tidaklah semua dokumen mengenai undangan ini lengkap

terdokumentasi dengan baik.

“Kami memang lemah dalam mendokumentasi data-data. Karena awalnya memang kita tidak tercetak untuk menjadi suatu lembaga yang setiap langkahnya harus ada catatan. Namun ini bisa menjadi suatu kritik, agar kami memperhatikan data-data dan mendokumentasikannya dengan baik. Kalau sejauh undangan kami mengumpulkan beberapa dan notulensi setiap kegiatan diskusi kami. (Warsono menambahkan, Karena memang kita adalah sebuah forum yang artinya kita berbeda dengan LSM yang mungkin punya data tentang masyarakat dampingannya. Yang kami miliki adalah yang disebut Sinam diatas, untuk data/Issue

Kesehatan.

12 22 Desember 2008 SEKDA

Lokakarya orientasi penyusunan Rencana

Kontingen Erupsi Gunung Merapi di Kab.

Boyolali.

13 19 Desember 2008 DISDIKPORA

Lokakarya hasil Seminasi DBEI (

Decentralized Basic Education I) Kab.

Boyolali Th. 2008.

14 22 Mei 2009 SEKDA

Diskusi interaktif atas pelaksanaan kerjasama

dengan LGSP ( Local Government Support

Program)

15 13 Mei 2009 BKKBN Pembahasan Program Kerja

16 21 Mei 2009 DPRD

Pembahasan Ranperda tentang Prakarsa

PBMD dan TPA tahun 2009.

17 20 Mei 2009 DPRD Pembahasan LKPJ Bupati Boyolali.

18 18 Mei 2009 BKKBN

Merencanakan Program kerja pusat

pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan

dan anak (PTP2A) Kab. Boyolali.

19 9 – 29 Juni 2009 DPRD Pembahasan Ranperda

Page 103: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

yang akan diangkat secara detail kurang ada perawatan dari kami.”(wawancara Sinam, 9 Maret 2010)

Mungkin ada lebih dari sekedar yang terungkap diatas,

jumlah dari undangan yang masuk kepada Forabi. Seperti diakui Sinam

bahwa mereka memiliki kelemahan dalam dokumentasi. Dari tabel

diatas bisa kita dapatkan jumlah dari undangan yang masuk dari

Legislatif maupun Eksekutif selama kurun Feb 2008- Juni 2009 ;

- Undangan dari Legislatif ke Forabi sebanyak 8 buah undangan.

- Undangan dari Eksekutif ke Forabi sebanyak 11 buah undangan.

Dari hal ini bisa diartikan bahwa Eksekutif lebih banyak melakukan

pertemuan dengan Forabi atau masyarakat lainnya dibanding legislatif.

Ini dikarenakan Eksekutif lebih banyak memiliki bagian-bagian (Dinas

dan SKPD) yang langsung bersentuhan dengan masyarakat dibanding

DPRD yang bertugas utama membuat suatu legislasi.

Sebelum terlalu jauh membicarakan alur (Partisipasi) keluar

FORABI, ada mekanisme sendiri di dalam Forabi dalam penyaluran

aspirasi. Sesuai dengan konsep Forum, artinya Forabi lebih menggali

informasi ataupun aspirasi dan keinginan masyarakat itu dari diskusi-

diskusi. Sinam menekankan,

“....Kekuatan Forabi terletak pada Forum diskusi saja tidak lebih dari itu. Forabi adalah ruang untuk “obrolan rakyat” jika sudah tidak ada obrolan berarti Forabi sudah tidak ada. Forabi mencoba mengawal partisipasi melalui kaukus-kaukus yang ada...”

Page 104: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Jadi disini Forabi bukanlah bertindak seakan-akan sebagai konsultan,

namun lebih disebut ruang untuk membahas bersama-sama suatu

kepentingan masyarakat. Sedangkan alur penyampaian informasi atau

kepentingan masyarakat untuk diadvokasikan kepada Pemerintah dapat

digambarkan sebagai berikut;

Bagan. 3.4. Mekanisme penyaluran aspirasi dalam FORABI

Sumber : wawancara

Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa Forabi dalam mengadvokasi

suatu aspirasi rakyat menggunakan cara. Pertama, Forabi menampung

aspirasi dari masyarakat Boyolali dan selanjutnya di diskusikan dalam

Forum. Kedua, Forabi menggali issue-issue yang berkembang di kota

Boyolali, apa yang menjadi kepentingan publik Boyolali di dicarakan

dalam Forum. Selanjutnya dari kedua cara itu menghasilkan semacam

rekomendasi kepada Pemerintah untuk diadvokasikan dan

diperjuangkan. Gambaran diatas dijelaskan oleh Eko Bambang dalam

wawancara,

“Forabi mencoba untuk melihat issue – issue yang berkembang di Boyolali, lalu di diskusikan bersama dalam wadah Forum Rakyat Boyolali. Yang kedua, masyarakat menyalurkan aspirasinya

Aspirasi/kebutuhan masyarakat

Advokasi

Issue yang sedang berkembang di masyarakat

Didiskusikan di Forabi

Page 105: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

melalui Forabi dan selanjutnya dirembug bersama nah itu juga bisa dimunculkan atau diperjuangkan. Jadi bisa diambil dari berbagai sisi, bukan hanya dari Forabi sendiri tapi bisa melalui kaukus-kaukus yang ada di dalam Forabi sehingga semua sektor yang ada dimasyarakat itu bisa masuk.”(sumber: wawancara,10 Maret 2010)

Upaya mengumpulkan berbagai issue yang berkembang di

masyarakat terkait untuk selanjutnya dijadikan sebagai bahan untuk

diangkat ke Eksekutif maupun Legislatif di Boyolali. Isue-issue tersebut

disaring Forabi dari tingkatan dasar masyarakat, diungkapkan oleh

Sukandi (Informan IV):

“Yang jelas begini, ada inisiatif dari Forabi untuk membawa suara rakyat Boyolali, ada uneg-uneg/keluhan masyarakat ditampung di Forabi lalu didiskusikan disini. Setelah itu baru di angkat ke Pemerintah.

Setahu saya kinerja Forabi berarti terkait dengan Badan Pekerjanya, BP Forabi biasanya mencari melalui kelompok-kelompok yang tergabung dalam kaukus Forabi.”(wawancara, 16 Maret 2010)

Badan Pekerja Forabi sebagai motor penggerak forum memiliki peranan

untuk menampung “uneg-uneg” yang ada di masyarakat dan juga

mencari melalui kelompok-kelompok yang tergabung dalam forum.

Semua informasi tersebut bisa saja disebut sebagai “bahan bakar” untuk

menggerakan Forum agar memiliki kekuatan suara di Pemerintahan

Boyolali.

Posisi Forabi di Kabupaten Boyolali adalah sebagai

penyeimbang antara peran masyarakat dengan Pemerintah dan juga

menjadi wacth dog bagi Pemerintah Kabupaten Boyolali dalam kegiatan

pemerintahan. Memang tidak ada “legimitasi” posisi Forabi di Boyolali,

Page 106: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

namun setidaknya sebagai salah satu bentuk dari civil society di Boyolali

memiliki pengaruh dalam membantu Pemerintah menentukan arah

kebijakan daerah. Memberikan kesempatan bagi Forabi dalam Forum

formal yang diadakan Eksekutif sebagai bentuk perwujudan partisipasi

masyarakat diakui oleh Seno Samudro (Informan VI),

“Didalam public hearing itu ada usulan ada jawaban yang dialognya itu kontruktif kedepan itu bagaimana tentang kebijakan masalah ini, lalu terjadi dialog yang sinergis. Setelah sinergis baru dibawa ke dewan apakah bisa digedog atau tidak. Tapi semuanya harus melalui proses public hearing.” (wawancara,27 Juli 2010)

Dalam kutipan wawancara diatas menyebutkan, adanya mekanisme

public hearing sebagai langkah untuk pemutusan suatu kebijakan dengan

melibatkan masyarakat. Tentunya letak dari Forabi sendiri disini ada di

pihak masyarakat. Demikian juga yang diungkapkan oleh Suwardi

(Informan V), legislatif juga akan melibatkan masyarakat terkait dengan

pembuatan suatu kebijakan.

“Diundang, kawan-kawan NGO biasanya yang sering diundang, kalau masyarakat itu kan luas, kalau tiap Ketua RT diundang itu ya belum. Jadi kalau sifatnya terbuka itu lengkap semua pihak dilibatkan. Untuk hak bersuara itu tergantung jenis Forumnya, kalau rapat paripurna itu hanya DPRD yang bersuara itu sudah ada aturannya, kecuali public hearing memang masyarakat di beri hak sepenuhnya untuk berbicara. Jadi kita bekerja juga sesuai mekanisme yang berlaku.” (wawancara, 2 April 2010)

Dari pernyataan dari Suwardi mengindikasikan memang telah ada

mekanisme pelibatan masyarakat dan itu sudah ada aturannya. Namun,

tidak semua Forum yang diadakan Legislatif itu masyarakat memiliki

hak sepenuhnya berbicara. Diungkapkan diatas Forum rapat Paripurna

Page 107: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

hanya Anggota DPRD saja yang punya hak suara namun masyarakat

bisa hadir. Sedangkan public hearing merupakan forum yang disediakan

DPRD untuk masyarakat agar menyampaikan aspirasinya terhadap

Kabupaten Boyolali. Forabi merupakan salah satu bagian masyarakat

yang sering ikut dalam forum-forum yang diadakan oleh Eksekutif

maupun Legislatif.

“Sering. Misalnya jika Pemerintah ingin menggulirkan suatu Perda, pasti Forabi sering diajak dan diikutsertakan untuk hearing.” (Wawancara Eko, 10/3/2010)

Adanya undangan untuk hadir dalam Forum hearing itu,

memberi celah bagi Forabi maupun masyarakat umum untuk

berpartisipasi dalam pengambilan suatu kebijakan Boyolali. Celah-celah

dalam Forum itu dimanfaatkan Forabi dengan memberikan masukan

pada Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali. Eko BS menjelaskan

mengenai hal ini,

“Kita sering dilibatkan dalam acara hearing, sebelum disahkannya suatu Perda biasanya Dewan mengajak untuk sharing dengan Forabi. Forabi dimintai masukan-masukan dalam acara tersebut, selain diskusi-diskusi semacam itu kami juga di harapkan untuk bisa memberikan rekomendasi pada masalah-masalah yang sedang diangkat sebelum kebijakan itu disahkan. Dari eksekutif, mengharapkan kami membuat rencana-rencana program kerja berjangka yang berbasis pada kepentingan masyarakat.” (Wawancara,10/3/2010)

Dari pernyataan diatas, diakui Forabi bahwa Legislatif sebelum

membuat suatu Perda ada semacam diskusi agar Forabi bisa memberi

masukan-masukan. Selain itu Forabi juga dimintai rekomendasi

terhadap masalah-masalah yang diangkat sebelum suatu kebijakan itu

Page 108: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

disahkan. Sedangkan Eksekutif menuntut Forabi agar bisa membuat

rencana-rencana program yang berbasis pada kepentingan masyarakat.

Melalui pernyataan Eko tersebut bisa dilihat ada kerjasama yang terjalin

antara Pemerintah dengan masyarakat dalam hal ini Pemerintah daerah

dengan Forabi. Forabi memiliki kesempatan luas untuk berpartisipasi

dalam kegiatan pembuatan Kebijakan, diamana masukan-masukan

Forabi bisa disampaikan dalam forum-forum tersebut.

Pada dasarnya partisipasi masyarakat untuk membantu

Pemerintah dalam membuat suatu kebijakan telah termaktup dalam UU

Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundangan

Pasal 53 dan Juga ada dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah pasal 139 ayat 1,

“Masyarakat berhak memberikan masukan secara lisan atau tertulis dalam rangka penyiapan atau pembahasan rancangan undang-undang dan rancangan peraturan daerah.”

Dasar perundang-undangan diatas dengan kuat menyatakan adanya hak

bagi masyarakat untuk memberikan masukan dalam penyiapan dan

pembahasan rancangan Undang-undang dan rancangan Peraturan

daerah. Forabi dalam hal ini berusaha untuk selalu terlibat dalam

kegiatan pembuatan kebijakan,seperti dijelaskan oleh Eko berikut ini,

Kita terlibat mulai dari proses perencanaan, pembahasan, pelaksanaan, monitoring, hingga evaluasi. Artinya kami aktif dalam setiap kegiatan kebijakan mulai dari awal.(Wawancara,10/3/2010).

Page 109: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Diakui oleh Eko bahwa Forabi telah terlibat mulai dari proses

pembahasan hingga evaluasi berjalannya suatu kebijakan. Masuknya

Forabi dalam proses pembuatan kebijakan ini bisa diharapkan untuk bisa

menjadi satu masukan untuk dipustuskannya suatu kebijakan.

Selain itu terkait dengan pengambilan kebijakan,

keterlibatan Forabi harus dilihat dari pengaruhnya dalam hal tersebut.

Pengambilan kebijakan suatu daerah memiliki alur proses yang cukup

panjang, penuh pertimbangan dan dialektika. Kebijakan daerah yang

biasanya dituangkan menjadi Perda diatur dalam UU No.4 Tahun 1999

tentang Susunan dan Kedudukan MPR ;DPR;dan DPRD, selain itu juga

diatur dala Peraturan Pemerintah No 1/2001 tentang Pedoman

Penyusunan Tata Tertib DPR dan DPRD. Dalam perundang-undangan

itu dijelaskan ada dua inisiatif untuk pembentukan PERDA, yaitu

melalui inisiatif DPRD dan inisiatif Eksekutif. Pada penetapan Ranperda

inisiatif DPRD, masyarakat dihadirkan dalam forum rapat kerja bersama

Pansus Gabungan pengusul ranperda. Sedangkan jika itu merupakan

inisiatif Eksekutif, masyarakat dapat terlibat dalam diskusi dengan staff

ahli dan Tim asistensi Pemda. Dalam pembentukan Ranperda

masyarakat bisa aktif dan bisa melakukan loby-loby diluar format dalam

undang-undang tersebut, hal ini dijelaskan Sinam dalam wawancara di

bawah ini,

“Masyarakat disana bisa aktif berbicara dan bisa masuk ke ruang-ruang komisi. Sekali lagi pasti didengarkan , namun apakah

Page 110: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

masukan yang kami berikan itu menjadi referensi atau tidak perlu kroscek kepada mereka juga”.(Wawancara,9/3/2010)

Menurut Sinam diatas, masyarakat bisa masuk dalam-komisi-komisi

untuk membicarakan usulan-usulan. Namun, untuk masalah dijadikan

referensi itu masih perlu ditanyakan pada pihak terkait. Sedangkan

Suwardi sebagai anggota DPRD Boyolali mengungkapkan dalam

kesempatan lain,

“...Kalau usulan dari forabi itu sebagai bahan pertimbangan/penyeimbang. Tapi kalau dijadikan dasar maaf sekali, kita kalau bekerja sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dasarnya itu kan sesuai UU yang berlaku...”(Wawancara,2/4/2010)

Dari pernyataan diatas bisa didapatkan kesimpulan bahwa aspirasi atau

usulan jelas didengarkan dan bisa dijadikan bahan untuk pertimbangan

atau penyeimbang. Tapi, untuk menjadi dasar secara utuh itu tidak bisa

karena ada undang-undang yang berlaku mengenai hal ini.

Dalam ruang-ruang itu dimanfaatkan Forabi sebagai tempat

untuk berpartisipasi dalam proses pembentukan kebijakan. Masukan-

masukan dan usulan baik dari dalam badan Forabi sendiri maupun dari

masyarakat Boyolali disampaikan disana.

“Forabi memiliki pengaruh dalam hal membantu Pemerintah menentukan kebijakan, Forabi juga memiliki bargainning power yang kuat dalam hal mempertahankan pendapat di Pemerintahan

...hampir 70% dari beberapa gagasan ada yang menjadi referensi bagi pembuatan kebijakan di Boyolali bahkan ada beberapa yang mencapai 100% keberhasilan. Kita sama-sama memperjuangkan untuk meng-goal-kan itu....”(Wawancara,10/3/2010)

Page 111: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Pernyataan Eko diatas mengungkapkan kekuatan Forabi dalam proses

pembuatan regulasi, dimana pendapat-pendapat Forabi harus

dipertahankan. Eko mengklaim bahwa hampir 70% dari beberapa

gagasan Forabi menjadi referensi dalam pembuatan suatu kebijakan.

Adapun kebenaran klaim tersebut perlu dilakukan kroscek terhadap

Pemerintah, Seno memberikan penjelasan mengenai hal ini sebagai

berikut;

“ Saya tidak bisa ingat pasti statistik resmi usulannya ya, tapi sering. Namanya usulan tidak perlu di forum resmi, forum-forum jagongan seperti inipun juga bisa memunculkan usulan. Ide apapun kita akomodasi, ya lumayan banyak ide yang mereka masukkan. Saya harapkan tidak hanya Forabi, LSM lannya atau masyarakat umum bisa lebih pro aktif dalam berpartisipasi dalam Pemerintahan. Kita terbuka, kita transparan. Ada yang menjadi kebijakan, tapi saya tidak hafal item per itemnya. Selama 5 tahun ini saya juga sudah sering mendengar, banyak masukan-masukan yang diberikan walaupun tidak utuh. Mungkin jika mereka itu mengajukan konsepnya itu 100% misalnya yang diterima mungkin 40% atau 80%nya. Tidak pernah diterima 100% seperti itu tapi kontribusuinya juga sudah banyak. Kita merasa enak juga terbantu dengan adanya LSM-LSM seperti itu.”(wawancara,27/Juli/2010)

Penjelasan Seno diatas memberikan makna bahwa Forabi sedikit banyak

memiliki pengaruh terhadap Pemerintahan, terutama dalam hal

partisipasinya. Hal ini ditunjukkan dengan diterimanya masukan Forabi,

walaupun tidak 100% konsep dari Forabi diterima. Memang dokumen

mengenai jumlah masukan ataupun usulan dari Forabi tidak bisa

terdeteksi secara utuh. Namun Pemerintah Boyolali mengakui cukup

terbantu dengan adanya Forabi.

C.2 Partisipasi Forabi Melalui Jalur non-formal

Page 112: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

Jalur informal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah,

upaya penyaluran aspirasi Forabi dengan tidak melalui tuntunan

Undang-undang dan peraturan yang sistematis. Jalur informal dilakukan

secara independen Forabi sendiri. Jalur informal dikreasi oleh Forabi

karena dirasakan masih belum cukup ruang partisipasi publik yang

disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Boyolali.

Inisiasi Forabi membuat jalur aspirasi informal memiliki

tujuan agar masyarakat bisa ikut berpartisipasi dalam penyelenggaraan

Pemerintahan terkait dengan pengambilan kebijakan publik. Selain itu

ruang partisipasi yang dibuat oleh Pemerintah, masyarakat tidak bisa

sembarangan bisa masuk dalam forum. Dalam forum itu hanya

masyarakat yang dihadirkan hanya bagian-bagian dari masyarakat saja.

Sedangkan forum yang diadakan Forabi setiap masyarakat bisa ikut

berpartisipasi dan memiliki hak sama dalam forum. Hal ini merupakan

sifat forum yang ada dalam Garis Besar Haluan Forum Forabi:

“Forum Rakyat Boyolali bersifat terbuka, independen (tidak berafiliasi kepada pemerintah dan atau partai politik tertentu), egaliter atau berkedudukan setara dalam keanggotaannya dan demokratis. Forum hanya berpihak pada prinsip-prinsip keadilan, demokrasi, partisipasi, transparansi dan kemanusiaan dalam proses pambangunan yang berkelanjutan dengan memperhatikan karakter masyarakat lokal.”

Dalam perkembangannya ruang-ruang partisipasi yang

disediakan oleh Forabi tidak akan bermuara pada tujuannya yaitu

menyalurkan aspirasi masyarakat melalui jalur informal tanpa adanya

Page 113: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

dukungan dari masyarakat. Sinam menyatakan dalam petikan

wawancara berikut:

“Forabi adalah sebuah ruang berdiskusi ya, jadi ikut berdiskusi sudah merupakan dukungan. Sebenarnya Forabi merupakan sebuah ruang untuk dukung mendukung atau belajar. Menggambarkan Forabi itu memang cukup sulit, kami bukan ormas ataupun partai, melihat value atau nilai dukungan masyarakatpun sulit. Karena kami hanyalah ruang diantara masyarakat Boyolali untuk berdiskusi membicarakan dengan agenda kesejahteraan rakyat, pemaknaan kembali Geographis democracy, maupun masalah kota Boyolali.” (Wawancara, 9/3/2010)

Dari pernyataan diatas menguatkan bahwa bagi Forabi setiap

masyarakat yang bersedia ikut dalam diskusi dalam hal ini tentang

permasalahan yang ada di Kabupaten Boyolali sudah merupakan bentuk

dukungan bagi Forabi. Karena melalui diskusi akan muncul inspirasi

dan aspirasi yang itu merupakan kebutuhan masyarakat. Selanjutnya

adalah tentang mengakomodasikan aspirasi-aspirasi tersebut. Setidaknya

Forabi telah berusaha mengakomodir aspirasi masyarakat untuk

diwacanakan sebagai issu public atau menjadi gagasan dibuatnya suatu

kebijakan, hal ini diungkapkan oleh Sukandi warga masyarakat yang

pernah ikut dalam kegiatan Forabi:

“Kalau keseluruhannya belum, tapi sudah diusahakan sedikit demi sedikit. Sebab kemampuan Forabi sendiri belum bisa maksimal untuk bisa merespon suara masyarakat.” (Wawancara,16/3/2010)

Pernyataan diatas mengindikasikan Forabi telah mengusahakan agar

aspirasi masyarakat bisa terakomodasi hingga ke Pemerintah Kabupaten

Boyolali walaupun tidak seluruhnya maksimal. Sedangkan Deni yang

juga merupakan warga Boyolali yang pernah ikut kegiatan Forabi

optimis dengan kinerja Forabi:

Page 114: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

“Sudah Setahu saya, bagi yang mengetahui Forabi, bagi yang mengenal Forabi. Forabi terdiri dari berbagai unsur dan elemen masyarakat di Boyolali, kadang mereka juga mewakili aspirasi-aspirasi kelompok masing-masing juga.”(Wawancara,15/3/2010)

Usaha-usaha yang dilakukan Forabi tersebut telah coba

direalisasikan oleh Forabi melalui jalur-jalur partisipasi diluar yang telah

disediakan Pemerintah. Menurut Sinam, Forabi membuat ruang

partisipasi itu agar masyarakat bisa seluas-luasnya mengekspresikan

aspirasinya terhadap Kabupaten Boyolali, berikut adalah kutipan

wawancaranya;

“Bagi Forabi proses demokrasi formal itu penting namun bukan satu-satunya. Perlu ruang-ruang non formal untuk membangkitkan gairah partisipasi rakyat. Adanya Musrenbang, public hearing, ataupun Pemilu itu benar sebagai bentuk partisipasi. Namun diperlukan ruang-ruang lain seperti yang telah kami lakukan dengan mengadakan Obrolan, Diskusi, lokakarya, maupun seminar yang melibatkan lintas pihak itu adalah ruang-ruang yang tidak di create oleh udang-undang. Karena memang tidak semua masyarakat bisa tertampung di ruang-ruang formil itu, namun diruang non formil masyarakat bisa mengekspresikan diri disana. Ada dua output dari ruang-ruang tersebut yaitu, apakah Pemerintah Daerah dan Dewan itu merasa terbantu dengan diskusi-diskusi di atas atau malah terganggu, dalam artian mungkin ada niatan jahat tersembunyi dari oknum-oknum yang terganggu aktivitasnya.”(Wawancara,9/3/2010)

Menurutnya, proses formal itu memang benar namun dengan adanya

ruang-ruang partisipasi non formal tersebut diharapkan gairah partisipasi

masyarakat dalam mengarahkan kebijakan-kebijakan agar lebih

berpihak bagi rakyat. Usaha-usaha yang dilakukan Forabi

diimplementasikan menjadi:

1. Obrolan

Page 115: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

2. Diskusi Multipihak

3. Lokakarya

4. Seminar

Tabel. 3.5 Usaha Forabi Memfasilitasi Partisipasi

Masyarakat Kepada Pemerintah

No

Tanggal Kegiatan

Nama Kegiatan Elemen/ Masyarakat yang ada

Pemerintah yang Hadir

DPRD EKSEKUTIF

1 21/1/2009 Menggagas pola

kerjasama

masyarakat dan

DPRD dalam

mewujudkan

kebijakan yang pro

rakyat

1. FORABI 2. KOMPIP 3. LKTS 4. Perseorangan

· P Jimu, Kandi, Sri Rahayu, Sri Yatiningsih, Warsono, Suparno, P Baskoro, Muji, Wardi, P Toha, Ulfa, Yeni, Widodo, Dwi P, Titin, Istamar, Tugiman, Sutar

5. KPU

1. Lilik Haryanto

2 6/6/2009 RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI MENGENAI PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN BOYOLALI

1. Sinam M Sutarno

2. Eko B 3. Subcan

1. Saptoto

Page 116: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Sumber : Dokumen Forabi

TAHUN ANGGARAN 2008

3 16

/11/2009 MENCARI FORMAT PERLINDUNGAN HAK ATAS KESEHATAN REPRODUKSI PEREMPUAN

1. Dwi P 2. Sri Supadmi 3. Sinam 4. Purwanto 5. Suyamti dari Mekar

Sari 6. Ning 7. Ati BK 8. Erna IPKBK 9. Ulfa PATTIRO 10. Totok

1. Dr. Yulianto Prabowo 2. ibu Adiningsih 3. Siti

4 23/12/2009 Membangun kolaborasi peran

lintas pihak untuk penanggulangan

kemiskinan

1. Kompip Indonesia 2. Mulyanto 3. Suwardi 4. Purwanto 5. Jimu 6. Ning ampel 7. Sunaryanto 8. Sinam M S 9. Siju 10. Kandi 11. Basuki 12. Eko 13. Nardi

Bp. Sutomo

Bp. Mulyanto

5 28/1/2010 Curah Pendapat :Menjawab Dilema

Ekonomi dan Ekologi

1. MAPAN 2. Himpunan Tani

Makmur 3. FORPAS 4. Masyarakat

Umum

1. Agung Sapardi

2.

1. BAPPEDA

2. Perhutani

3. PDAM 4. D. Tata

Kota 6 10/2/2010 Lokakarya : Jaminan

Kesehatan Bagi Warga Miskin

1. FORABI 2. Masyarakat Peduli

Kesehatan 3. Masyarakat

Umum

1. Kabag Kesra

2. Bappeda

3. Dinas Kesehatan

4. Dinsosnakertrans

7 27/3/2010 Kenduri Boyolali: “Rembug Bersama Calon Pemimpin

Boyolali”

1. Forabi 2. Masyarakat

Umum

1. Ketua DPRD Boyolali

Perwakilan Pemerintah, Plt. Sekda Boyolali

Page 117: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

Data dalam tabel tersebut didapatkan dari dokumentasi Forabi sendiri.

Memang yang terdokumen diatas tidak banyak, namun cukup menjadi

gambaran bahwa Forabi telah melakukan satu langkah partisipasi diluar

yang dibuat oleh Pemerintah Boyolali. Semua kegiatan itu melibatkan

berbagai pihak (Legislatif, Eksekuti, masyarakat, swasta, dan stake

holder lainnya). Seperti halnya dengan pernyataan sebelumnya, Eko

Badan Pekerja Forabi menambahkan:

“Masyarakat selama ini melihat Forabi sebagai wahana ataupun media untuk menyalurkan berbagai asprirasi atau tuntutan yang ada di tengah masyarakat. Dari hal itu Forabi mengajak untuk duduk bersama memecahkan masalah yang ada, atau dengan cara memfasilitasi agar masyarakat bisa bertemu dengan Eksekutif maupun legislatif.” (wawancara,10/3/2010)

Namun tidak hanya melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat

dialog multipihak saja yang digunakan Forabi untuk berupaya

memperjuangkan aspirasi atau hanya sekedar mengkritisi wacana

kebijakan. Upaya lain yang dilakukan adalah membuat tulisan di media

massa atau membiarkan media massa yang meliput mereka. Forabi

menggunakan perkembangan teknologi dan informasi modern. Dengan

meluncurkan blog yang bernama http//www.forabi.wordpress.com yang

isinya adalah tanggapan-tanggapan Forabi terhadap permasalahan di

Boyolali atau wacana-wacana di Boyolali yang dimunculkan oleh Forabi

agar di perhatikan Pemerintah juga masyarakat.

Page 118: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

Sebelum ada kegiatan-kegiatan seperti yang dikatakan

Sinam sebelumnya, dilakukan penjaringan issu-issu sebelum

diwacanakan di publik (lihat tabel 3.3). Penjaringan tersebut biasanya

ditemukan dalam rapat-rapat rutin Badan Pekerja Forabi. Seperti yang

dijelaskan secara implisit oleh Sukandi berikut ini;

“Yang jelas begini, ada inisiatif dari Forabi untuk membawa suara rakyat Boyolali, ada uneg-uneg/keluhan masyarakat ditampung di Forabi lalu didiskusikan disini. Setelah itu baru di angkat ke Pemerintah.”(Wawancara,16/3/2010)

Tabel.3.6 Rapat Koordinasi Dan Diskusi Internal Forabi

NO Tanggal Kegiatan Peserta Tema Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7

4 Maret 2009 4 September 2008 5 November 2008 6 Desember 2008 10 Januari 2009 15 November 2008 22 November 2008

Semua Bp dan Kompip Boyolali SC dan OC Badan pekerja dan Komunitas Badan pekerja dan Komunitas Badan pengurus, Kompip Boyolali dan Komunitas Badan pekerja dan Komunitas

Pembahasan Mekanisme Pencairan Tabungan Komunitas Rencana persiapan RRB 4 Perencanaan detail Program kegiatan Forabi Pembahasan dan Mengkritisi RAPBD Boyolali Persiapan Workshop Rencana pengawalan Tabungan pada kelompok dan aktifitas setiap Badan pekerja Forabi

Page 119: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

Sumber : Dokumen Forabi

8 9 10 11 12 14

23 Maret 2009 25 April 2009 26 Desember 2008 27 Januari 2009 16 Mei 2009 8 Juni 2009

Badan pekerja dan Komunitas Semua BP dan Kompip Boyolali Badan Pekerja dan Komunitas 12 orang Badan pengurus, Kompip Boyolali dan Komunitas Karyawan PT Central Java Drinking Water (CJDW) BP , Kompip Boyolali, Komunitas

Pembahasan tentang kelangkaan pupuk Kontrak politik Pendokumentasian program Forabi

1. - Kelangkaan pupuk

2. Galian C 3. Exploitasi air 4. Alokasi Dana

desa 5. Pembangunan

Pasar boyolali 6. Pelayanan

Puskesmas 7. Perburuan /

terjadi buuruh kontrak

8. Anggaran belanja / APBD yang tidak propoor budget

9. Pendidikan yang masih mahal

Evaluasi workshop

Advokasi Karyawan Pabrik OXY dengan

FORABI Mengkritisi hasil public hearing

Page 120: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Dari tabel 3.6 diatas, menggambarkan diskusi yang ada

dalam internal Badan Pekerja Forabi. Kebanyakan tema diskusi yang

diangkat adalah mengenai permasalahan yang ada dimasyarakat.

Sehingga setelah terserap berbagai masukan-masukanitu, baru

dimuncalkan wacana ke public melalui kegiatan-kegiatan itu dengan

mengajak Eksekutif atau Legislatif. Hal ini bertujuan agar gagasan dari

masyarakat bisa didengar atau bisa menjadi acuan Pemerintah Daerah

utnuk membuat kebijakan. Usaha-usaha ini juga diakui oleh Suwardi

dalam pernyataannya berikut ini:

“…Pernah forabi itu mengadakan sutu diskusi. Sepanjang yang saya ketahu, dari pemerintah kan juga diundang, lha disana di forum itu sebagian dari mereka ya usul-usul, memberi masukan…”(wawancara, 2/4/2010)

Sedangkan Deni juga menyatakan bahwa dalam kegiatan-kegiatan itu

Pemerintah dan Forabi akan mencatat setiap hasilnya. Sehingga bisa

diartikan bahwa Pemerintah akan mendengar yang menjadi gagasan

masyarakat, berikut kutipan wawancaranya;

“…Biasanya dalam dialog-dialog semacam itu sudah ada usulan-usulan yang dicatat baik Pemerintah maupun Forabi Sendiri. Meskipun akan ada skala prioritas, kedepannya mana yang lebih dipentingkan.”(wawancara, 15/3/2010).

D. Partisipasi FORABI Dalam Pembangunan di Kabupaten Boyolali

Cita-cita otonomi adalah pemerataan pembangunan, sedangkan

pembangunan harusnya melibatkan masyarakat guna merujuk pada

Page 121: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

pembangunan yang terarah dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.

mengambil bagian di dalam kegiatan-kegiatan dari usaha tersebut. Partisipasi

merupakan proses dimana masyarakat turut serta mengambil bagian dalam

pengambilan keputusan. Keikutsertaan publik membawa pengaruh positif,

mereka akan bisa memahami atau mengerti berbagai permasalahan yang

muncul serta memahami keputusan akhir yang akan diambil. Pada hakikatnya

pelibatan masyarakat merupakan bagian dari proses perencanaan yang

dimaksudkan untuk mengakomodasi kebutuhan, aspirasi, dan concern

mereka. Tujuannya adalah untuk mengeliminir kemungkinan terjadi dampak

negatif. Partisipasi masyarakat bukan hanya sebagai cara untuk meredam dan

menghindari berbagai protes dikemudian hari, namun juga sebagai perencana

untuk memperoleh input dari masyarakat tentang segala sesuatu yang

menyangkut nasib mereka (Sudharto P. Hadi, 1995:93).

Ada usaha dari Pemerintah untuk membuat ruang partispasi

masyarakat dalam pembangunan daerah, namun permasalahannya pada

kurangnya kesadaran dan partisipasi dalam hal ini masyarakat Boyolali secara

umum. Disisi lain Suwardi, anggota komisi III DPRD Kabupaten Boyolali

menyebutkan tentang alur penyerapan aspirasi melalui Musrenbang,

“Yang saya sampaikan yang formal ya, artinya dalam penyusunannya. Jadi artinya pelaksanaan pemerintah dalam kurun waktu 1 tahun dalam bentuk APBD. Lha dalam rangka menyusun APBD itu dimulai adanya musyawarah tingkat dusun, kemudian musyawarah pembangunan tingkat desa, kemudian musrengbang tingkat kecamatan dan musrengbang tingkat kabupaten. Hasil dari itu nanti dikaji, dianalisis, kemudian kita juga melakukan suatu diskusi yang cukup bagus,mengundang dari bagian masyarakat. Artinya lembaga-lembaga yang ada dalam rangka untuk menyusun

Page 122: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

KUAPPS menjadi pedoman APBD. Jadi dilibatkan dari tingkat RT, Desa, Kecamatan, maupun tingkat Kabupaten. Itu formal, jelas itu ada PERDA nya.” (wawancara, 2April 2010)

Namun ada pula pernyataan ketidakpuasan terhadap proses

Musrenbang seperti diungkapakan informan I, Eko BS mengenai partisipasi

masyarakat Boyolali dalam pembangunan daerah ini,

“Jika dilihat dari Musrenbang itu saya kira masih belum representatif, karena Musrenbang itu diawali dari tingkat RT, tapi kenyataanya itu tidak diawalai dari tingkat RT atau masyarakat-masyarakat misalnya petani, pedagang, dan sektor-sektor lain tidak diundang tahu-tahu itu sudah dilaksanakan di Desa lalu ke Kecamatan tanpa partisipasi aktif dari masyarakat atau keterlibatan aktif dari semua stake holder yang ada di masyarakat”. (wawancara,9 Maret 2010)

Jika melihat dari petikan wawancara diatas, representasi dari

kegiatan Musrenbang menurut Eko belumlah representatif. Menurutnya

tidak semua bagian dari masyarakat itu bisa mengikuti Musrenbang,

karena praktek di lapangan musrenbang tiba-tiba langsung muncul di

tingkat Desa lalu ke Kecamatan dengan tidak banyak masyarakat yang

tahu. Ini menunjukkan bahwa kebutuhan untuk berpartisipasi dari

masyarakat itu belum terpenuhi. Masyarakat yang ingin menyalurkan

aspirasi politik dalam membantu Pemerintah membuat suatu kebijakan

belum bisa diadvokasikan.

Di sisi lain Pemkab Boyolali tidak menyangkal kurang

maksimalnya program Musrenbang, melalui Informan VI Seno Samudro

mengatakan,

“Jadi gini, kalau Musrenbang itu dijaring dari bawah, disini juga kecenderungan partisipasi masyarakat juga masih rendah biasanya

Page 123: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

yang tampil itu adalah tokoh – tokoh dan diluar mereka juga diundang LSM-LSM yang cukup kritis. Sebetulnya proses-prosesnya sudah bagus, permasalahannya terkadang jika mereka mengusulkan anggaran itu, mohon maaf, tidak realistis mungkin juga karena tidak tahu ya. Kadang satu desa itu ada yang mengusulkan nilai pembangunan itu sampai diatas Rp 10 milyar, padahal anggaran hanya berapa puluh juta. Maka kedepan saya akan mengundang tokoh-tokoh masyarakat dan LSM untuk diberi penjelasan untuk diberi penserahan usul yang baik itu seperti apa, yaitu yang murwat (logis).red. Usulnya apa, berapa lalu dilihat berapa anggarannya yang Pemerintah mampu jangan sampai impiannya itu yang banyak tapi anggarannya tidak mencukupi. Bukannya menolak usulan, namun memang duitnya yang tidak ada. Idenya itu bagus, tapi kalau uangnya tidak ada bagaimana lagi. Lha maka dari itu diperlukan komunikasi dua arah bahwa sebaiknya tidak begitu . Nah nanti, Insya Allah akan saya perbaiki. Sering orang itu berlomba-lomba untuk mengajukan anggaran pembangunan, bahkan sampai empat atau lima kali tapi yang diajukan tentang itu-itu saja dan itu tidak akan disetujui, ini hanya faktor ketidak tahuan. Seperti itulah yang menurut saya itu sering muluk-muluk pengajuannya. Pertanyaan saya simpel, sebenarnya berapa anggaran untuk satu desa itu, taruhlah anggarannya Rp 300 juta maka buatlah program yang anggaranya sesuai dengan budget itu. Sementara yang mengusulkan itu puluhan milyar, ya sudah tidak ketemu. Bukan kita itu angel tapi memang duitnya yang ngga ada.” (wawancara, 27 Juli 2010)

Menurut Seno proses Musrenbang sudah sesuai aturan, yaitu penjaringan

mulai dari tingkat bawah. Jika dikoonfrontir antara pernyataan Eko (Informan

I) dengan Seno Samudro (Informan VI) terdapat perbedaan yaitu, Eko

menyatakan bahwa Musrenbanglah yang tidak representatif karena dianggap

tidak menyerap aspirasi dari bawah. Namun, menurut Seno partisipasi

masyarakatlah yang rendah sehingga yang diundang adalah LSM dan tokoh

saja. Seno juga menyayangkan sikap masyarakat mengenai pengajuan

anggaran untuk Pembangunan, menurutnya tidak ada kreatifitas dan

cenderung mengajukan dana yang tidak logis. Sehingga gagasan-gagasan dari

masyarakat tidak terpenuhi, dengan alasan kemampuan keuangan daerah.

Page 124: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

Sebagai bagian dari masyarakat yang memiliki keberpihakan pada

masyarakat, Forabi memiliki peran penting untuk menjadi alternatif pada saat

masyarakat Boyolali secara umum tidak peka terhadap problematika yang di

hadapi di daerah mereka. Namun, tidaklah Forabi merupakan satu lembaga

yang seakan-akan adalah “satria”, menjadi bagian terdepan untuk

menyelesaikan semua masalah di Boyolali. Lebih dijelaskan lagi oleh Eko

tentang Forabi yang merupakan sebuah Forum yang terbuka bagi seluruh

elemen masyarakat untuk bisa berembug dan berdiskusi mencari jalan keluar

untuk permasalahan di Boyolali.

“Forabi, bukanlah suatu lembaga atau yayasan. Forabi adalah Forum, yang artinya terbuka bagi Organisasi,NGO’s, perseorangan, Tokoh masyarakat, atau Tokoh agama semua bisa masuk. Jadi Forabi merupakan sebuah Forum untuk membicarakan, mendiskusikan, dan memecahkan suatu masalah secara bersama-sama yang akhirnya bermuara pada kepentingan Boyolali. Satu lagi bedanya, di dalam Forabi terdapat komunitas-komunitas atau kaukus. Masing –masing kaukus mendelegasikan seseorang untuk menjadi Badan Pekerja di Forabi.” (wawancara, 10 Maret 2010).

Lebih ditekankan lagi oleh Sinam yang menyatakan letak Forabi di

masyarakat Boyolali seperti dikutip dalam wawancara berikut,

“Forabi hanya merepresentasikan secara kondisi. Untuk representasi sesungguhnya terletak pada DPRD yang dipilih rakyat melalui Pemilu untuk mewakili suaranya di Pemerintahan. Forabi bukan Forum representasi, namun ruang diskusi lintas pihak, iya. Kekuatan Forabi terletak pada Forum diskusi saja tidak lebih dari itu. Forabi adalah ruang untuk “obrolan rakyat” jika sudah tidak ada obrolan berarti Forabi sudah tidak ada. Forabi mencoba mengawal partisipasi melalui kaukus-kaukus yang ada, namun jika dikatakan merepresentasikan seluruh rakyat Boyolali itu belum, karena untuk mengukur keterwakilan rakyat itu harus ada perbandingan perwakilan, misalnya satu banding berapa orang. Pendekatan kami lebih pada issue base bukan community base,

Page 125: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

karena memang kami tidak punya ukuran terhadap prinsip keterwakilan itu.”(wawancara, 9 Maret 2010)

Dari kedua pernyataan “orang dalam” Forabi diatas, dapat

dipahami bahwa letak Forabi bukanlah sebagai perwakilan masyarakat

untuk mengekspresikan partisipasinya. Namun lebih tepatnya, Forabi

merupakan sebuah ruang untuk masyarakat bersama-sama agar dapat

berpatisipasi dalam kegiatan pembangunan daerah, sehingga nantinya bisa

bersama Pemerintah menghasilkan produksi kebijakan yang partisipatif

dan menitik beratkan pada kesejahteraan masyarakat.

Dalam hal ini Forabi mencoba menggambarkan konsep dari civil

society. Seperti yang diungkapkan Gellner yang mendifinisikan civil

society sebagai masyarakat yang terdiri atas berbagai institusi non

pemerintah yang otonom dan cukup kuat untuk dapat mengimbangi

negara. Mengimbangi, artinya bahwa kelompok ini memiliki kemampuan

untuk menghalangi dan membendung negara dalam mendominasi

kehidupan masyarakat (Gellner dalam buku Adi Suryadi Culla, 2002).

Forabi bukan kemudian menjelma menjadi sosok antagonis bagi

Pemerintah yang senantiasa akan bisa menjatuhkannya, jelas tidak seperti

itu juga. Seperti dijelaskan oleh Eko dan Sinam bahwa Forabi merupakan

ruang untuk berdialog, berdiskusi,dan menyatukan unsur-unsur

masyarakat agar memiliki kekuatan untuk membantu Pemerintah dalam

menentukan suatu kebijakan atau arah Pembangunan dan juga untuk

mengawasi kinerja Pemerintah beserta pelaksanaan kebijakan yang

diambil.

Page 126: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

Dari Forabi telah muncul banyak ide-ide untuk kemajuan Boyolali

menghadapi tantangan otonomi daerah. Memunculkan ide tentang

Alokasi Dana Desa adalah salah satu usaha Forabi untuk membantu

Pemerintah dalam permasalahan pemerataan pembangunan. Dengan ADD

(Alokasi Dana Desa) pada tahun 2002 memungkinkan setiap desa di

Boyolali memiliki peluang untuk mengembangkan daerahnya masing-

masing.

“...Dulu kita pernah ada inisiatif untuk ada masukan ke pemerintah tentang dana alokasi desa. Pelopor pertama adalah forabi sampai menjadi kebijakan menteri dalam negeri itu digagas bersama elemen- elemen yang ada di Forabi. Lalu ada forum ketahanan pangan itu juga hasil dari pemikiran forabi, sehingga terbentuk forum ketahanan pangan dan masih banyak keberhasilan dari forabi yang di golkan di Pemerintahan Boyolali.” (wawancara Eko, 10 Maret 2010)

Ditambahkan oleh Sinam mengenai hal ini,

“...Ada satu konsep Forabi yang menjadi issue nasional yaitu tentang DAD (Dana Alokasi Desa), Dimulai pada tahun 2003 yang dulu tidak ada dana untuk Desa namun setelah itu ada dana anggaran sebesaar 63 milyar rupiah. Kami menyebut ini sebagai suatu kemeneangan-kemenangan kecil, usaha itu memang kami rasa ada pengaruhnya artinya ada partisipasi yang ditampung dan diakomodir...” (Wawancara,9/3/2010)

Awal pengusulan DAD (Dana Anggaran Daerah) yang sekarang

diubah menjadi ADD (Alokasi Dana Desa) diinisiasi oleh Asosiasi

Perangkat Desa se-Boyolali dengan menggalang petisi ke setiap

Kecamatan untuk meng-goal-kan Kebijakan tentang DAD. Asosiasi

Perangkat Desa yang sudah tergabung dalam Forabi mencoba memperkuat

jaringan agar usulan mereka berhasil menjadi kebijakan adalah membawa

Page 127: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

kedalam ruang Forum. Disana dibahas mengenai awal mula hingga

tentang proses kedepannya Kebijakan mengenai DAD tersebut.

Dalam kesempatan lain, Suwardi Anggota DPRD Boyolali juga

membenarkan adanya usaha dari Forabi ini. Disebutkan bahwa pernah ada

usulan dari Forabi yang dilegalkan menjadi undang-undang. Namun

pelaksanaannya tidak semua permintaan atau usulan Forabi mengenai

ADD itu dapat dipenuhi secara maksimal, menurutnya kemampuan

keuangan daerah masih belum mampu memaksimalkan itu.

“Gini, kalau itu saya terlibat. ADD itu mulai muncul tahun 2000an, sekitar 2001, 2002, 2003 itu. Itu memang saya menjadi salah satu pembicara dan saya ikut langsung Public Hearing. Jadi memang dari teman-teman forabi termasuk dulu itu yang motori saya. Memang sekarang menjadi, boleh saya katakan tradisi yang memang dilegalitas dengan adanya UU. Jadi kita mengacu pada dana penimbangan, cuma besaran yang diinginkan teman-teman forabi belum terpenuhi oleh kemampuan keuangan daerah. Sehingga ADD ini flutuaktif, pasang surut, seperti tahun ini surut dibandingkan tahun kemarin. Ya, jadi bentuk partisipasi dari forabi yang paling menonjol adalah ADD itu, dana alokasi desa.”

Dalam dokumen Forabi mengenai DAD yang juga menjadi bahan

pembicaraan dalam Jambore Forum Warga yang diadakan di Makasar,

pada tanggal 14-18 April 2008 (selengkapnya lihat lampiran)

menyebutkan tentang awal mula pengusulan kebijakan DAD (sekarang

ADD) hingga perkembangannya sekarang.

Usaha dalam mensukseskan kebijakan ini diawali dengan tuntutan

Kaukus Desa pada Pemkab Boyolali sebagai berikut:

Page 128: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

n Bagikan dan Jadikan Sisa Dana Tahun anggaran 2001 sejumlah: Rp.

14.733.449.450,92 merata keseluruh desa yang ada di Boyolali (263

desa) sebagai Dana Alokasi Desa. Yang dikelola dan diatur langsung

oleh Pemerintahan Desa dan masyarakat desa dengan APB Desanya.

n Ciptakan dan adakan di Boyolali Dana Alokasi Desa yang tercantum

dan merupakan bagian dari struktur Anggaran di APBD Kabupaten

sesuai tahun anggarannya dengan alokasi setiap 1 Tahun Anggaran.

n Segera selesaikan persoalan asset-aset/ kekayaan desa yang dikuasai

pemkab, pemerintah dan pihak diluar desa. Dan adanya pembagian

secara proporsional dan adil antara Pemerintahan Desa dan Pemerintah

Kabupaten atau pihak lain.

(Disampaikan dalam dialog dengan pemkab boyolali 15 Mei 2002)

Pergerakan semacam ini memiliki maksud dan tujuan sebagai berikut:

n Desa sebagai pemilik otonomi asli berhak mendapatkan alokasi

anggaran yang adil untuk menjalankan otonominya.

n Desa sebagai basis pelayanan publik yang paling dasar sudah saatnya

mendapatkan hak atas anggaran untuk membangun kemajuan rakyat

desa.

n Anggaran yang terpusat pada kabupaten akan semakin mengecilkan

desa.

Page 129: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

Selain itu Forabi juga menginisiasi langkah bersama dengan komponen

Pemerintahan seperti Eksekutif maupun Legislatif seperti,

n Melakukan kajian tentang otonomi desa

n Mulai tahun 2001 menginisiasi terbentuknya Forum Badan Perwakilan

Desa se kabupaten Boyolali sehingga terbentuk FL BPD.

n Menggalang kekuatan dengan beberapa elemen desa yakni

n FLBPD (Forum Lintas Badan Perwakilan Des).

n Parade (Paguyuban Kepala Desa).

n PPD (Paguyuban Perangkat Desa) sekarang PAPERDES.

n Kajian strategis antar elemen desa dan beberapa LSM tentang urgensi

DAD (Dana Alokasi Desa) bagi pembangunan desa.

n Pengembangan dialog dengan pihak eksekutif dan legislatif .

n Membangun kontrak politik dengan 441 Calon DPRD Boyolali pada

pemilu tahun 2004.

n Membangun kontrak politik dengan Calon Bupati dan Wakil Bupati

pada Pilkada tahun 2005.

Dalam dokumen tersebut juga dikemukakan perkembangan DAD

(sekarang ADD) mulai dari awal inisiasi hingga setelah diiplementasikan

oleh Pemerintah,

Page 130: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

n Masa Inisiasi (Tahun 2002)

DAD pada masa ini banyak dipengaruhi oleh inisiatif lokal yang direspon

oleh bupati dan DPRD

n Masa Setelah SEB Mendagri 140/640/SJ (Tahun 2003)

Surat Edaran Mendagri ini sedikit mendorong kesadaran politisi daerah

untuk mengalokasikan DAD namun dalam prosestanse yang masih kecil

n Masa Setelah PP 72 Tahun 2005

Masa ini sudah mulai geliat dari pemkab dan DPRD namun masih sangat

kecil dgn menggunakan standar minimal 10 % dari DAU non Gaji PNS.

Melalui ini kita bisa melihat kekuatan pergerakan civil society di

Boyolali untuk menyeimbangkan antara peran Pemerintah maupun

masyarakat sehingga tidak ada dominasi dari salah satu pihak. Partisipasi

Forabi yang merupakan bagian masyarakat dapat membantu Pemerintah

dalam menentukan kebijakan yang lebih pro rakyat. Terbitnya Peraturan

Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Alokasi Dana

Desa sehingga keluar implementasi Perda dengan adanya Peraturan

Bupati Boyolali Nomor 3 Tahun 2009 tentang Petunjuk pelaksanaan

Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali, yang diatur dalam Peraturan Bupati

tersebut adalah:

a. Penetapan, komponen dan perhitungan ADD

Page 131: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

- Besarnya ADD setiap Tahun Anggaran ditetapkan minimal 15%

dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah.

- Perhitungan ADD untuk masing-masing desa dilakukan dengan

menggunakan asas Keadilan dan Pemerataan (sesuai rumus yang

telah ditetapkan).

- Komponen ADD yang diterimakan desa setiap tahun terdiri atas

ADD Minimal (ADDM) sebesar 60% dari ADD dan ADD

Proporsional (ADDP) sebesar 40% dari ADD.

b. Penggunaan ADD

- 30% dari ADD untuk operasional pemerintahan desa dan BPD.

- 70% untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat dan pelaksanaan

pembangunan digunakan antara lain sebagai berikut :

ü Pemugaran perumahan keluarga miskin;

ü Pemeliharaan/peningkatan prasarana irigasi, air bersih, jalan

dan jembatan;

ü Pehabilitasi balai desa /kantor desa;

ü Peningkatan tertib administrasi desa;

ü Peningkatan kegiatan kelembagaan kemasyarakatan;

ü Peningkatan kualitas SDM aparatur pemerintah desa;

ü Mendukung kegiatan musrenbangdes/musdes;

ü Dalam hal bidang pembangunan infrastruktur diaolkasikan

paling banyak 3% dari jumlah dana kegiatan yang

Page 132: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

dilaksanakan, untuk administrasi, honor, monitoring dan

evaluasi.

c. Institusi pengelola dan mekanisme pengelolaan ADD,

Institusi pengelola ADD terdiri :

ü Tim fasilitasi pengelolaan ADD Tingkat Kabupaten;

ü Tim Fasilitasi pengelolaan ADD Tingkat Kecamatan;

ü Tim pengelola ADD Tingkat Desa.

Mekanisme penyaluran ADD diatur sebagai berikut :

1. Desa mengajukan permohonan penyaluran ADD kepada Camat

dengan dilampiri :

- Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (LPPD) tahun

sebelumnya;

- Peraturan Desa tentang APBDesa yang sudah disahkan pada

tahun berkenaan;

- Daftar Rencana Kegiatan (DRK) penggunaan dana;

- Fotocopy nomor rekening Pemerintah Desa;

- Kuitansi penerimaan ADD yang ditanda tangani Kepala Desa

rangkap 5;

- Surat Pertanggungjawaban (SPJ) penggunaan ADD tahun

sebelumnya untuk pengajuan ADD Tahap Pertama atau Surat

Pertanggungjawaban (SPJ) penggunaan ADD Tahap Pertama

untuk pengajuan ADD Tahap Kedua.

Page 133: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

2. Permohonan penyaluran ADD diverifikasi kebenarannya secara

administratif dan teknis oleh Tim Fasilitasi Pengelolaan ADD

Tingkat Kecamatan.

3. Camat mengajukan permohonan penyaluran ADD secara kolektif

kepada Bupati melalui Kepala Bagian Pemerintahan Desa dan

Kelurahan Setda Kabupaten Boyolali dengan melampirkan semua

persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.

4. Kepala Bagian Pemerintahan Desa dan Kelurahan Setda atas dasar

pengajuan dari Camat mengajukan SPP kepada Kepala Dinas

Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)

dan selanjutnya menyalurkan ke rekening ADD desa masing-

masing desa secara bertahap.

d. Pertanggungjawaban, Pengendalian dan pengawasan ADD.

e. Besaran Alokasi Dana Desa

ADD Kab. Boyolali Tahun 2007 sebesar Rp. 17.301.885.789,-

ADD Kab. Boyolali Tahun 2008 sebesar Rp. 14.074.000.000,-

ADD Kab. Boyolali Tahun 2009 sebesar Rp. 10.144.647.450,-

Munculnya ide ataupun gagasan masyarakat yang terdelegasikan

melalui Forabi, menunjukkan bahwa adanya usaha partisipasi masyarakat

untuk memberikan masukan pada Pemerintah tentang kebijakan apa yang

akan diambil. Diperlukan ruang-ruang publik agar ada sinergitas antara

Page 134: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

keinginan masyarakat dengan kebijakan yang akan diambil Pemerintah.

Kebijakan tentang Alokasi Dana Desa merupakan salah satu usulan dari

sekian banyak gagasan yang mungkin mereka berikan pada Pemerintah

Kabupaten Boyolali. Namun bukan hanya itu saja peran yang harus

mereka jalani, sebagai bagian dari masyarakat Boyolali tentunya mereka

harus memonitor dan memberi evaluasi dalam perjalanan setiap kebijakan

yang diambil oleh Pemerintah

E. Matriks Temuan

Untuk memudahkan memahami pembahasan pada Bab ini, telah

dibuat semacam matriks temuan. Matriks ini berisi data dan fakta yang ada di

lapangan selama penelitian, berikut matriks tersebut:

Matriks .3.1. Temuan di Lapangan Selama Penelitian

NO TEMUAN DI LAPANGAN

1

Pengaruh Forabi Sebagai Civil Society dalam Pembangunan Kabupaten Boyolali di Era Otonomi.

Forabi memberikan masukan tentang pemerataan pembangunan dengan mengusulkan program Alokasi Dana Desa pada tahun 2003 (dulu Dana Anggaran Desa) kepada Pemerintah Daerah Boyolali. Namun hingga saat ini sudah diundang-undangkan secara nasional, dan sudah diaplikasikan di berbagai Daerah di Indonesia.

2 Keikutsertaan Forabi dalam Pengambilan Kebijakan

1. Forabi sering dimintai masukan oleh Pemerintah dan diharapkan membuat suatu rencana program untuk Kabupaten Boyolali.

2. Forabi bisa aktif berbicara dalam public hearing, bahkan bisa masuk ke komisi-komisi.

Page 135: PARTISIPASI FORABI DALAM PROSES PENGAMBILAN … · Lampiran VI Presentasi FORABI tentang DAD ... Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang partisipasi masyarakat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

3. Masyarakat bersama Forabi ikut serta berperan dalam pengambilan keputusan Pemerintah Kabupaten Boyolali.

4. Ada usaha dari Pemerintah untuk membuka ruang partisipasi bagi masyarakat melalui public hearing sebelum ditetapkannya suatu kebijakan.

3 Mekanisme penyaluran aspirasi Forabi.

Pertama, Forabi menampung aspirasi dari masyarakat Boyolali dan selanjutnya di diskusikan dalam Forum. Kedua, Forabi menggali issue-issue yang berkembang di kota Boyolali, apa yang menjadi kepentingan publik Boyolali di dicarakan dalam Forum. Selanjutnya dari kedua cara itu menghasilkan semacam rekomendasi kepada Pemerintah untuk diadvokasikan dan diperjuangkan.

4 Usaha Forabi membuka ruang partisipasi

1. Forabi membuat ruang partisipasi non-formal, dikarenakan terbatasnya ruang partisipasi yang disediakan Pemerintah Daerah. Ruang partisipasi tersebut diwujudkan menjadi : 5. Obrolan 6. Diskusi Multipihak 7. Lokakarya 8. Seminar

2. Selain itu untuk membuka ruang partisipasi non-formal itu dilakukan juga melalui dunia internet, Forabi merilis setiap permasalahan dan aspirasi melalui situs wordpressnya di forabi.wordpress.com.

4 Hasil dari Partisipasi Usulan,aspirasi, dan gagasan Forabi maupun masyarakat sendiri melalui partisipasi dalam pengambilan kebijakan Daerah didengarkan oleh Pemerintah Daerah, namun untuk dijadikan dasar suatu kebijakan itu masih belum. Partisipasi Forabi biasanya dijadikan pertimbangan atau bahan pembanding sebelum kebijakan itu di sahkan/ditetapkan.